20
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN 1 PENAPISAN FITOKIMIA OLEH: NAMA : VICHA NUR FATANAH STAMBUK : F1C1 13 039 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN PEMBIMBING : EKA SAFUTRA. S.Si

Documenti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Page 1: Documenti

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN 1

PENAPISAN FITOKIMIA

OLEH:

NAMA : VICHA NUR FATANAH

STAMBUK : F1C1 13 039

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN PEMBIMBING : EKA SAFUTRA. S.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

Page 2: Documenti

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skrining fitokimia merupakan suatu tahap awal untuk mengidentifikasi

kandungan suatu senyawa dalam simplisia atau tanaman yang akan diuji.

Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang

dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya,

biosintesisnya, penyebarannya secara ilmiah  serta fungsi biologinya.

Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan

sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya serta

sangat banyak jenis tumbuh- tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal

sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan

tumbuh-tumbuhan berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi

sebagai obat.

Senyawa-senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder

pada tumbuhan sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa

golongan senyawa bahan alam yaitu saponin, steroid, tanin, flavonoid dan

alkaloid.

Beragam upaya dilakukan dalam pencarian tumbuhan berkhasiat, dimulai

dari mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung didalamnya serta bentuk

morfologi dari tumbuhan tersebut yang memberikan ciri khas. Berdasarkan latar

belakang diatas maka perlu dilakukannya percobaan penapisan fitokimia agar

Page 3: Documenti

dapat melakukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dan mampu

melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan maslah pada percobaan ini yaitu :

1. Bagaimana cara melakukan penapisan fitokimia terhadap rumput silet

Cyperus Roduntus L. ?

2. Bagaimana cara melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia terhadap

Cyperus Roduntus L.?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah :

1. Mampu melakukan penapisan fitokimia terhadap Cyperus Rotundus L.

2. Mampu melakukan teknik-teknik penapisan fitokimia terhadap Cyperus

Rotundus L.

Page 4: Documenti

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Rumput Teki

Cyperus rotundus L. termasuk family Cyperaceae. Teki-tekian berimpang,

tegak, berumbi, berbatang banyak, membentuk rangkaian, tiap umbi mempunyai

beberapa mata tunas, dan termasuk guma tahunan. Daunnya berbentuk garis dan

mengelompok dekat pangkal batang. Pembungaan bulir tunggal dan majemuk,

mengelompok atau membuka, berwarna coklat. Berkembang biak dengan umbi

dan biji(Uluputty, 2013).

Gambar 1. Rumput teki (Cyperus Rotundus L.)

B. Taksonomi Rumput Teki

Rumput teki yang dikenal sebagai tanaman gulma golongan teki, di dalam

taksonomi tumbuhan menempati sistematik sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Page 5: Documenti

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus L. (Kurnia dkk, 2014).

C. Manfaat Rumput Teki

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat

tradisional adalah Rumput Teki. Namun belum banyak masyarakat yang

memanfaatkannya dikarenakan informasi ilmiah dan bukti manfaat yang

menunjang masih kurang. Rumput Teki diduga mengandung flavonoid. Flavonoid

bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase yang dapat menurunkan

sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh

darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area radang akan

menurun(Pandey dkk,2013).

D. Kandungan Kimia Rumput Teki

Kandungan umbi rumput teki studi fitokimia sebelumnya pada umbi

rumput teki mengandung adanya alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida dan

furochromones, saponin dan seskuiterpenoid (Lawal, 2009). Seperti pada tanaman

lain umbi rumput teki memiliki banyak kandungan kimia yang dapat

menunjukkan aktivitas farmakologi, namun komponen aktif utama tampaknya

Page 6: Documenti

menjadi seskuiterpen. Ini adalah aromatik, molekul. Di antara seskuiterpen utama

yang diidentifikasi dalam rimpang umbi rumput teki sejauh ini adalah: α-

cyperone, β-selinene, cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol,

kobusone dan isokobusone. Umbi rumput teki juga mengandung terpene lainnya,

seperti pinene komponen tanaman sering terjadi (monoterpene), dan beberapa

turunan sesquiterpenes, seperti cyperol, isocyperol, dan cyperone (Subhuti, 2005).

Komposisi kimia dari minyak volatile umbi rumput teki telah banyak

dipelajari dan empat jenis kimia (H-, K-, M-O-jenis), dari minyak esensial di

berbagai bagian Asia telah dilaporkan. H-jenis dari Jepang yang ditemukan

mengandung α-cyperone (36,6%), β-selinene (18,5%), cyperol (7,4%) dan

caryophyllene (6,2%). M-jenis dari Cina, Hong Kong, Jepang, Taiwan dan

Vietnam telah α-cyperone (30,7%), cyperotundone (19,4%), β-selinene (17,8%),

cyperene (7,2%) dan cyperol (5,6%). Jenis-O dari Jepang, Taiwan, Thailand,

Hawaii dan Filipina ditandai oleh cyperene (30,8%), cyperotundone (13,1%) dan

β-elemene (5,2%). Selain itu, O Hawaii-jenis telah cyperotundone (25,0%) dan

cyperene (20,7%) sebagai senyawa utama. Akhirnya, K-jenis, juga dari Hawaii,

didominasi oleh cyperene (28,7%), cyperotundone (8,8%), asetat patchoulenyl

(8,0%) dan asetat sugeonyl (6,9%) (Lawal, 2009)

Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di

alam  terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini merupakan produk

metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan terakumulasi dari tubuh tumbuhan

sebagai zat racun. Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon dalam

inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6 - C3 – C6. Susunan tersebut dapat

Page 7: Documenti

menghasilkan tiga struktur yaitu: 1,3-diarilpropana (flavonoid), 1,2-diarilpropana

(isoflavonoid), 2,2-diarilpropana (neoflavonoid) (Robinson, 1991).

Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal

karena aktivitas fisiologinya. Alkaloid mengandung karbon, nitrogen dan

hidrogen, pada umumnya mengandung oksigen. Dalam banyak hal alkaloid mirip

alkali. Dalam alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun

dari tumbu-tumbuhan (Anwar, 1994).

Beberapa kandungan kimia tumbuhan teki rawa dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Kimia

Spesies Kandungan Kimia Bioaktivitas Referensi

Cyperus Rotundus L.

α-cyperone

Lawal, 2009 dan Subhuti,

2005.

β-selineneCypereneCyperotundonePatchoulenoneSugeonolKobusoneIsokobusone

Struktur Kandungan Rumput Teki

Gambar 2. Struktur Kandungan Rumput Teki (Cyperus Rotundus L.)

Page 8: Documenti

E. Penapisan Fitokimia

Fitokimia atau kimia tumbuhan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari

aneka ragam senyawa organik pada tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimia,

biosintesis, metabolisme, penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologisnya.

Pendekatan secara penapisan fitokimia meliputi analisis kulitatif kandungan

dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji)

terutama kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioaktif seperti

alkoloid, vlavonoid, glikosida, terpenoid, saponin, tanin dan polifenol (Heyne,

1987).

Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian

fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa

yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia

dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu

pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia

adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi. Pemilihan pelarut dan metode

ekstraksi akan mempengaruhi hasil kandungan senyawa metabolit sekunder yang

dapat terekstraksi. Pemilihan pelarut ekstraksi umumnya mengunakan prinsip like

dissolves like, dimana senyawa yang nonpolar akan larut dalam pelarut nonpolar

sedangkan senyawa yang polar akan larut pada pelarut polar (Dewi dkk, 2009).

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis

zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran

dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi

yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa

Page 9: Documenti

yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal

tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

peran aktif bagi pencegahan penyakit (Herbert, 1995).

Adapun pereaksi-pereaksi yang digunakan untuk penapisan fitokimia

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Reagen/pereaksi dalam penapisan fitokimia

No. Identifikasi Reagen/pereaksi Keterangan1. Alkaloid - Ekstraksi: petroleum eter,

etanol- Pereaksi Dragendrof- Pereaksi Mayer- Pereaksi Wagner

Endapan coklatEndapan putihEndapan coklat

2. Tanin Ekstraksi: akuades panasNaCl, FeCl3, gelatin.

Terbentuk larutan berwarna biru

3. Saponin Akuades Terbentuk buih4. Flavonoid Heksana, etanol, HCl, Mg Terbentuk larutan warna

merah atau jingga5. Triterpenoid Asam asetat anhidrida, asam

sulfat, kloroformTerbentuk cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarut

Page 10: Documenti

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015, pukul 13.00 –

15.25 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu blender, corong, rotary vacum

evaporator, pipet tetes, gelas kimia, cawan petri, penangas air, batang pengaduk,

dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sampel rumput

teki, petroleum eter,etanol, akuades, NaCl, larutan amonia, HCl, pereaksi

(dragendrof, mayer, wagner), asam sulfat, asam asetat anhidrida, kloroform,

heksana, etanol, padatan Mg, gelatin dan FeCl3.

C. Prosedur Kerja

1. Persiapan sampel

- dipotong kecil-kecil- dihaluskan menggunakan blender.

Sampel

Rumput teki

(Cyperus Roduntus L. )

Page 11: Documenti

2. Ekstraksi

- dimaserasi - disaring

Ekstrak sampel

3. Tes Identifikasi

a. Alkaloid

- dimasukkan dalam cawan petri- ditambahkan HCl dan NaCl- diaduk dan disaring- dipisahkan menjadi 4 bagian - diteteskan masing-masing pereaksi

reajen wayner dan degandrof- diamati endapan yang terbentuk

Hasil pengamatan

b. Flavonoid

- Diuapkan dan dicuci dengan heksana- Residu dilarutkan dengan etanol- dimasukkan dalam tabung reaksi- ditambahkan padatan magnesium- ditambahkan HCl - dikocok- diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan

Sampel

residufiltrat

Ekstrak sampel

Ekstrak sampel

- Dipekatkan

Page 12: Documenti

c. Saponin

- dimasukan dalam tabung reaksi- ditambahkan akuades - dikocok keras-keras- diamati perubahan yang terjadi

d. Steroid / triterpenoid

- Diuapkan- Residunya dilarutkan dalam kloroform- diteteskan asam asetat anhidrat- diteteskan asam sulfat- diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan

e. Tanin / polifenol

- dimasukkan dalam tabung reaksi- ditambahkan akuades- ditambahkan FeCl3

- ditambahkan gelatin- dikocok- diamati perubahan yang terjadi

Hasil pengamatanSumber: Marliana dkk, 2005 dan Dewi dkk, 2009.

Ekstrak sampel

Ekstrak sampel

Ekstrak sampel

Hasil Pengamatan

Page 13: Documenti

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan pembhasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Cara melakukan penapisan fitokimia pada tumbuhan tinggi yaitu dengan

melakukan uji alkaloid, uji saponin, uji tannin, uji steroid dan uji flavonoid

pada beberapa tumbuhan tinggi seperti daun jeruk(citrus aurantifolia), lumut

kerak (lichene), dan belimbing wuluh.

2. Senyawa organik yang terkandung dalam sampel daun jeruk (citrus

aurantifolia) sangat besar mengandung alkaloid, flafonoid dan sedikit

mengandung saponin dan steroid. Daun jeruk (citrus aurantifolia) tidak

mengandung tannin. Begitu pula untuk sampel lumut kerak (lichen) dan

belimbing wuluh.

Page 14: Documenti

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kualitatif Organik. EGC. Jakarta

Dewi, I.D.A.D.Y. Astuti, K.W., Warditiani, N.K., 2009, Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 95% Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 7(2).

Herbert, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, Universitas Indonesia : Jakarta

Kurnia, R. P., Zaman, B., Hadiwidodo, M. 2014. Pengaruh Jumlah Koloni Rumput Teki (Cyperus Rotundus L.) pada Media Pasir terhadap Penurunan Konsentrasi Bod dan Cod. Jurnal teknik Lingkungan. Vol. 3(2).

Lawal , O. A. dan Adebola, O. 2009. Chemical Composition Of The Essential Oils Of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009, 14, hal 2909-2917.

Pandey, P. V., Bodhi, W., Yudistira, A. 2013. Uji Efek Analgetik Ekstrak RumputTeki (Cyperus Rotundus L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (RattusNovergicus). Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 2(2).

Robinson, T., 1991. The Organic Constituen of HigherPlants. 6th Edition. Department of Biochemistry. University of Massachusetts.

Subhuti, D. 2005. CYPERUS Primary Qi Regulating Herb Of Chinese Medicine.Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon.

Uluputty, M. R. 2014. Gulma Utama Pada Tanaman Terung di Desa WanakartaKecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal Ilmu Budaya Tanaman.Vol.3(1)