2
Ibnu Hazm adalah salah satu ulama tersohor di abad pertengahan. Ayahnya dikenal sebagai salah seorang menteri pada zaman Khalifah al-Manshur. Ibnu Hazm, adalah seorang ulama besar beliau merupakan seorang pakar hukum Islam dan seorang ahli sastra. Karya beliau yang terkenal adalah Tauqul Hamamah (Di Bawah Naungan Cinta). Ibnu Hazm berhasil menjadikan dirinya sasterawan yang cukup disegani. Bukunya ini menjadi buku terlaris sepanjang abad pertengahan. Buku itu tidak hanya menarik bagi umat Islam, tetapi juga bagi kaum Nasrani di Eropa. Ibnu Hazm, memulai mekar cinta pertamanya ketika ia berusia 18 tahun. Sementara gadis pujaannya yang berambut pirang berumur 16 tahun. Gadis itu dikaguminya sampai habis. Ia mengatakan bahwa pujaannya itu seorang yang cantik, bertabiat baik, dan bertubuh sintal. Si gadis pun pandai bernyanyi dan memetik kecapi, yang menjadi kebiasaan kala itu. Ibnu Hazm tergila-gila. Setiap hari selalu menanti gadis itu lewat di depan pintu rumahnya. Begitu gadis itu muncul, Ibnu Hazm langsung menguntitnya. Seperti kisah remaja pada umumnya, kisah cinta Ibnu Hazm penuh dengan romantika. Jika dikejar, si gadis berlalu dengan malu-malu dan rona wajahnya memerah. Tentang perilakunya yang terbuai itu Ibnu Hazm menulis, “Saya ingat benar bagaimana ketika saya selalu pergi ke ruangan tempat ia tinggal. Rasanya saya selalu ingin menuju pintu itu agar bisa dekat dengannya. Begitu ia melihat saya di dekat pintu, dengan gerakan lemah gemulai ia pergi ke tempat lain. Saya pun menguntitnya sampai ke pintu ruangan tempat ia berada.” Beliau menulis pengalaman peribadinya antara lain: “Seandainya bukan karena keyakinan bahwa dunia ini adalah tempat ujian dan negeri kekeruhan, sedangkan syurga adalah tempat peroleh ganjaran, kita akan berkata bahawa hubungan

Ibnu Hazm

  • Upload
    fikri17

  • View
    217

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PAI

Citation preview

Ibnu Hazmadalah salah satu ulama tersohor di abad pertengahan. Ayahnya dikenal sebagai salah seorang menteri pada zaman Khalifah al-Manshur. Ibnu Hazm, adalah seorang ulama besarbeliau merupakan seorang pakar hukum Islam dan seorang ahli sastra.Karya beliau yang terkenal adalahTauqul Hamamah(Di Bawah Naungan Cinta).Ibnu Hazmberhasil menjadikan dirinya sasterawan yang cukup disegani. Bukunya ini menjadi buku terlaris sepanjang abad pertengahan. Buku itu tidak hanya menarik bagi umat Islam, tetapi juga bagi kaum Nasrani di Eropa.Ibnu Hazm, memulaimekar cinta pertamanyaketika ia berusia 18 tahun. Sementara gadis pujaannya yang berambut pirang berumur 16 tahun. Gadis itu dikaguminya sampai habis. Ia mengatakan bahwa pujaannya itu seorang yang cantik, bertabiat baik, dan bertubuh sintal. Si gadis pun pandai bernyanyi dan memetik kecapi, yang menjadi kebiasaan kala itu.Ibnu Hazm tergila-gila. Setiap hari selalu menanti gadis itu lewat di depan pintu rumahnya. Begitu gadis itu muncul, Ibnu Hazm langsung menguntitnya. Seperti kisah remaja pada umumnya, kisah cinta Ibnu Hazm penuh dengan romantika. Jika dikejar, si gadis berlalu dengan malu-malu dan rona wajahnya memerah. Tentang perilakunya yang terbuai itu Ibnu Hazm menulis,Saya ingat benar bagaimana ketika saya selalu pergi ke ruangan tempat ia tinggal. Rasanya saya selalu ingin menuju pintu itu agar bisa dekat dengannya. Begitu ia melihat saya di dekat pintu, dengan gerakan lemah gemulai ia pergi ke tempat lain. Saya pun menguntitnya sampai ke pintu ruangan tempat ia berada.

Beliau menulis pengalaman peribadinya antara lain: Seandainya bukan karena keyakinan bahwa dunia ini adalah tempat ujian dan negeri kekeruhan, sedangkan syurga adalah tempat peroleh ganjaran, kita akan berkata bahawahubungan harmonis antara kekasih merupakan kebahagiaan tanpa kekeruhan, kegembiraan tanpa kesedihan, kesempurnaan cinta dan puncak harapan.Cintanya yang pertama ia tumpahkan kepada jariat (pembantunya) lalu menikahinya ketika Ibnu Hazm berusia di bawah 20 tahun.Ketika isterinya yang lebih muda darinya itu meninggal dunia, ia larut dalam kesedihan dan menangis berbulan-bulan, walaupun seperti pengakuannya ia adalah orang yang sulit mencucurkan air mata.Ia jatuh sakit sekian lama, bahkan kehilangan sebahagian ingatannya, walaupun kemudian sembuh.Demi Allah, hingga kini aku tidak pernah lagi merasa bahagia. Kehidupan setelah kepergiannya tidak nyaman lagi. Aku terus mengenangnya dan tidak lagi menemukan kesenangan dari selainnya.