Upload
early-ridho-kismawadi
View
3.395
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M. Ia lahir dan wafat di saat bulan suci Ramadan. Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang mampu memberikan pengaruh besar bagi cendekiawan-cendekiawan Barat dan Timur, baik Muslim maupun non-Muslim. Dalam perjalanan hidupnya, Ibnu Khaldun dipenuhi dengan berbagai peristiwa, pengembaraan, dan perubahan dengan sejumlah tugas besar serta jabatan politis, ilmiah dan peradilan. Perlawatannya antara Maghrib dan Andalusia, kemudian antara Maghrib dan negara-negara Timur memberikan hikmah yang cukup besar. Ia adalah keturunan dari sahabat Rasulullah saw. bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah.. Ayahnya sendiri, Muhammad, yang memberikan pengajaran pertama kepada Ibnu Khaldun. Selanjutnya, ia menimba ilmu dari banyak cendekiawan yang ada di Tunis. Apalagi saat itu, Tunis seakan menjadi pusat cendekiawan Muslim dari Andalusia. Menurut Ensiklopedi Islam, pada 751 H, yaitu saat Ibnu Khaldun berusia 21 tahun, ia diangkat menjadi sekretaris Sultan Dinasti Hafs, al Fadl yang berkedudukan di Tunisia. Namun tak lama kemudian, ia berhenti karena penguasa yang didukungnya kalah dalam pertempuran pada 753 H. Ibnu Khaldun kemudian menuju Baskara, Maghrib Tengah, Aljazair. Di sana ia berupaya untuk mendapatkan pekerjaan dari Sultan Abu Anan yang menjadi penguasa Bani Marin. Dan pada 755 H, ia berhasil mendapat kedudukan sebagai anggota Majelis Ilmu Pengetahuan. Setahun kemudian ia diangkat menjadi sekretaris Sultan. Dan jabatan itu ia jabat hingga 763 H. Pada 764 H, ia berangkat ke Granada karena mendapatkan tugas dari Sultan Bani Ahmar sebagai duta di Castilla. Ia menjalankan tugasnya dengan gemilang.
Citation preview
Ibnu Khaldun
Biografi Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.
Ia lahir dan wafat di saat bulan suci Ramadan. Nama lengkapnya adalah Waliuddin
Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-
Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun
Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang mampu memberikan pengaruh besar
bagi cendekiawan-cendekiawan Barat dan Timur, baik Muslim maupun non-Muslim.
Dalam perjalanan hidupnya, Ibnu Khaldun dipenuhi dengan berbagai peristiwa,
pengembaraan, dan perubahan dengan sejumlah tugas besar serta jabatan politis,
ilmiah dan peradilan. Perlawatannya antara Maghrib dan Andalusia, kemudian antara
Maghrib dan negara-negara Timur memberikan hikmah yang cukup besar. Ia adalah
keturunan dari sahabat Rasulullah saw. bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah..
Ayahnya sendiri, Muhammad, yang memberikan pengajaran pertama kepada
Ibnu Khaldun. Selanjutnya, ia menimba ilmu dari banyak cendekiawan yang ada di
Tunis. Apalagi saat itu, Tunis seakan menjadi pusat cendekiawan Muslim dari
Andalusia. Menurut Ensiklopedi Islam, pada 751 H, yaitu saat Ibnu Khaldun berusia
21 tahun, ia diangkat menjadi sekretaris Sultan Dinasti Hafs, al Fadl yang
berkedudukan di Tunisia. Namun tak lama kemudian, ia berhenti karena penguasa
yang didukungnya kalah dalam pertempuran pada 753 H.
Ibnu Khaldun kemudian menuju Baskara, Maghrib Tengah, Aljazair. Di sana
ia berupaya untuk mendapatkan pekerjaan dari Sultan Abu Anan yang menjadi
penguasa Bani Marin. Dan pada 755 H, ia berhasil mendapat kedudukan sebagai
anggota Majelis Ilmu Pengetahuan. Setahun kemudian ia diangkat menjadi sekretaris
Sultan. Dan jabatan itu ia jabat hingga 763 H. Pada 764 H, ia berangkat ke Granada
karena mendapatkan tugas dari Sultan Bani Ahmar sebagai duta di Castilla. Ia
menjalankan tugasnya dengan gemilang.
Serangkian peristiwa di dunia politik ia alami. Hingga ia memutuskan untuk
menjauhi politik. Ia memutuskan untuk tinggal di Qal’at, Aljazair. Di sanalah ia
menulis kitab monumentalnya Kitab al-I’bar wa Diwan al Mubtada wa al-Khabar fi
Ayyam al A’rab wa al Barbar atau al I’bar. Kitab yang berisi tujuh jilid ini, berisi
kajian sejarah yang didahului Muqaddimah, jilid satu yang membahas tentang
masalah-masalah sosial manusia. Muqaddimah ini membuka jalan pembahasan
mengenai ilmu-ilmu sosial.
Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa politik tak dapat dipisahkan dari
kebudayaan. Ia pun membagi masyarakat menjadi masyarakat kota dan desa. Tak
heran, bila kemudian Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial
dan politik Islam. Pada 780 H, Ibnu Khaldun, kembali ke Tunisia. Ia menelaah
sejumlah kitab yang dibutuhkan untuk merevisi kitab al-I’bar. Empat tahun kemudian
ia pergi ke Iskandaria, Mesir untuk menghindari kekacaun politik yang terjadi di
tempat kelahirannya. Dari sana ia lalu ke Kairo.
Di Kairo, Ibnu Khaldun mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para
ulama di sana. Ia bahkan membentuk sebuah halaqah di Al Azhar. Selain Kitab al-
I’bar, Ibnu Khaldun juga menulis sejumlah kitab lainnya yang berkualitas tinggi.
Kitab itu adalah at-Ta’rif bi Ibn Khaldun, sebuah otobiografi, yang merupakan
catatan kitab sejarahnya. Ia pun menulis kitab mengenai teologi, Lubab al-Muhassal
di Usul ad-Din. Ini merupakan ringkasan dari kirab Muhassal Afkar al-Mutaqaddimin
wa al Muta’akhirin, karya Imam Fakjruddin ar- Razi. Kitab ini memuat pandangan-
pandangan teologi dari Ibnu Khaldun
Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya, at-
Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya);
Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan
filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan
dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal
Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
Karya Ibn Khaldun (w. 1406 M) Mukaddimah karya Ibn Khaldun memuat
banyak sekali observasi atas “masyarakat manusia” yang, masih terus layak dibaca
dan dikaji hingga sekarang. Buku ini adalah salah satu hasil “jenius” dalam sejarah
Islam yang sangat mengagumkan.
Muqaddimah, yang diselesaikan pada November 1377 adalah buah karya dari
cita-cita besarnya tersebut. Muqaddimah secara harfiah bararti ‘pembukaan’ atau
‘introduksi’ dan merupakan jilid pembuka dari tujuh jilid tulisan sejarah, yang secara
bebas diterjemahkan ke dalam buku “The Book of Lessons and the Record of Cause
and Effect in the History of Arabs, Persians and Berbers and Their Powerful
Contemporaries.” Muqaddimah mencoba untuk menjelaskan prinsip-prinsip yang
menentukan kebangkitan dan keruntuhan dinasti yang berkuasa (daulah) dan
peradaban (‘umran). Tetapi bukan hanya itu saja yang dibahas, Muqaddimah juga
berisi diskusi ekonomi, sosiologi dan ilmu politik, yang merupakan kontribusi orisinil
Ibnu Khaldun untuk cabang-cabang ilmu tersebut.
Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang
sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Alquran
yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan
giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia
menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran. Sebagaimana dikatakan olehnya,
“Ketahuilah bahwa pendidikan Alquran termasuk syiar agama yang diterima oleh
umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh kerena itu pendidikan Alquran dapat
meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Alquran pun patut
diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain.”
Bapak Ekonomi
Di antara sekian banyak pemikir masa lampau yang mengkaji ekonomi Islam,
Ibnu Khaldun merupakan salah satu ilmuwan yang paling menonjol. Ibnu Khaldun
sering disebut sebagai raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja
Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya
yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia lebih dari tiga abad
mendahului para pemikir Barat modern tersebut. Muhammad Hilmi Murad secara
khusus telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul Iqtishad : Ibnu Khaldun.
Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun.(1962) Dalam tulisan tersebut Ibnu Khaldun
dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara
empiris.
Makroekonomi dan Pajak
Dalam makroekonomi, Ibn Khaldun meletakkan dasar dari apa yang disebut
Keynes dengan aggregate effective demand , multiplier effect dan equality of income
and expenditure. Ketika ada lebih banyak total permintaan karena ada peningkatan
populasi, maka akan ada lebih banyak produksi, laba, dan pajak. ibn Khaldun menjadi
kontributor yang pertama dan utama untuk mengenakan teori pajak dalam sejarah. Ia
menjadi filsuf yang menentukan pikiran beberapa penguasa sepanjang sejarah. Lebih
baru-baru ini dampaknya terlihat jelas pada J.F. Kennedy dan kemudian Ronald
Reagan.Menurut Ibn Khaldun, hasil pajak meningkat karena kemakmuran bisnis
dengan pajak yang tidak berlebihan. Ia kemudian yang menjadi yang pertama dalam
sejarah untuk meletakkan pondasi bagi suatu teori untuk jumlah maksimum tingkat
perpajakan, suatu teori yang telah mempengaruhi advokat terkemuka jaman ini
seperti Arthur Laffer dan yang lainnya. Kurva Laffer yang terkenal tak lain hanya
suatu presentasi grafis yang menyangkut teori perpajakan yang dikembangkan oleh
Ibn Khaldun di pada abad ke-14.
Perdagangan Internasional
Ibn Khaldun juga mendukung bidang ekonomi internasional. Melalui
pengamatannya dan pikiran analitisnya, ia niscaya menerangkan keuntungan
perdagangan antar negara-negara. Melalui perdagangan luar negeri, menurut Ibn
Khaldun, kepuasan masyarakat, laba pedagang, dan kekayaan negara semuanya
menungkat. Pertimbangan untuk mengadakan foreign trade adalah: (1) lebih murah
dibanding memproduksi secara internal, (2) mutu yang lebih baik, atau (3) a totally
new product. Ibn Khaldun dalam analisa dan pengamatan perdagangan luar negerinya
pengenalan layak mendapat penghargaan dalam bidang ekonomi internasional. Pokok
keuntungan dari perdagangan telah dikembangkan dan yang diperluas,
khususnya,sejak penerbitan Political Discourses oleh David Hume pada tahun 1752.
Tetapi yang pertama menanamkan pokok pikiran tersebut adalah Ibn Khaldun
empat.abad sebelumnya.Kendati kontribusi keseluruhan Ibn Khaldun kepada bidang
ekonomi sangat penting, Adam Smith lah yang diberi gelar ” bapak ekonomi.”, Ibn
Khaldun jauh lebih orisinil dibanding Adam Smith, meskipun fakta bahwa yang
terdahulu juga telah mempengaruhi pemikiran dan teori-teorinya, seperti spesialisasi
Plato, Analisa uang Aristotle, dan Tahir Ibn al-Husayn’s tentang peran pemerintah.
Meski demikian, Ibn Khaldun lah yang menemukan gagasan asli dalam banyak segi
dalam pemikiran ekonomi.
Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara
empiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah
Ash-Shiddiqy, menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang
ekonomi.
S.Colosia berkata dalam bukunya, Constribution A L’Etude D’Ibnu Khaldaun
Revue Do Monde Musulman, sebagaimana dikutip Ibrahim Ath-Thahawi,
mengatakan, ”Apabila pendapat-pendapat Ibnu Khaldun tentang kehidupan sosial
menjadikannya sebagai pionir ilmu filsafat sejarah, maka pemahamannya terhadap
peranan kerja, kepemilikan dan upah, menjadikannya sebagai pionir ilmuwan
ekonomi modern
Penutup
Paparan di atas menunjukkan bahwa tak disangsikan lagi Ibnu Khaldun adalah Bapak
ekonomi yang sesungguhnya. Dia bukan hanya Bapak ekonomi Islam, tapi Bapak
ekonomi dunia. Dengan demikian, sesungguhnya beliaulah yang lebih layak disebut
Bapak ekonomi dibanding Adam Smith yang diklaim Barat sebagai Bapak ekonomi
melalui buku The Wealth of Nation.. Karena itu sejarah ekonomi perlu diluruskan
kembali agar ummat Islam tidak sesat dalam memahami sejarah intelektual ummat
Islam. Tulisan ini tidak bisa menguraikan pemikiran Ibnu Khaldun secarfa detail,
karena ruang yang terbatas dan lagi pula pemikirannya terlalu ilmiah dan teknis jika
dipaparkan di sini. Teori ekonomi Ibnu Khaldun secara detail lebih cocok jika dimuat
dalam jurnal atau buku.