Upload
rosdiana-dewi
View
218
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IIKEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA
A. UMUM
1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, LaporanRealisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkanLaporan Operasional (LO) menyebut dengan beban. LRA disusun dandisajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan LOdisajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapipelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrualaccounting cycle).
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalamperiode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupapengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagaipengurang nilai kekayaan bersih.
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara UmumNegara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo AnggaranLebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akandiperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Ada beberapa perbedaan antara Beban dan Belanja, yaitu:
No
a.
Beban
Diukur dan diakui dengan basisakuntansi akrual
b Merupakan unsur pembentukLaporan Operasional (LO)
c. Menggunakan Kode Akun 9
Belanja
Diukur dan diakui dengan basisakuntansi kas
Merupakan unsur pembentukLaporan Realisasi Anggaran (LRA)
Menggunakan Kode Akun 5
Modul 2- Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 9
2. Klasifikasi
Beban dan belanja diklasifikasi menurut:
a. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari bebanpegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah,beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi,beban transfer, dan beban tak terduga.
b. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yangdidasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.Klasifikasi ekonomi meliputi belanja pegawai, belanja barang,belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanjalain-lain. Klasifikasi ekonomi pada pemerintah daerah meliputibelanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi,hibah, bantuan sosial dan belanja tak terduga.
c. Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalahklasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran. Untukpemerintah daerah, belanja sekretariat DPRD, belanja sekretariatdaerah provinsi/kota/kabupaten, belanja dinas pemerintah tingkatprovinsi/kota/kabupatenprovinsi/kota/kabupaten.
Sedangkan, berdasarkan PSAP Nomor 12 tentang Laporan
dan lembaga teknis daerah tingkat
Operasional (LO), beban hanya diklasifikasikan menurut klasifikasiekonomi, yang pada prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenisbeban. Berikut adalah klasifikasi beban dalam LO menurut PSAPNomor 12 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dankewenangan atas beban tersebut:
BEBANBeban Operasi – LO
Beban PegawaiBeban Barang dan JasaBeban BungaBeban SubsidiBeban Hibah
SKPDSKPDPPKDPPKD
PPKD&SKPD
KEWENANGAN
Modul 2- Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 10
Beban Bantuan SosialBeban Penyusutan dan AmortisasiBeban Penyisihan PiutangBeban Lain-Lain
Beban TransferBeban Transfer Bagi Hasil Pajak DaerahBeban Transfer Bagi Hasil Pendapatan LainnyaBeban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah DaerahLainnyaBeban Transfer Bantuan Keuangan ke DesaBeban Transfer Bantuan Keuangan LainnyaBeban Transfer Dana Otonomi Khusus
Defisit Non OperasionalBeban Luar Biasa
PPKDSKPDSKPDSKPD
PPKDPPKDPPKD
PPKDPPKDPPKDPPKDPPKD
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurutPermendagri Nomor 13 Tahun 2006:
BelanjaBelanja Tidak LangsungBelanja pegawaiBelanja bungaBelanja subsidiBelanja hibahBelanja bantuan socialBelanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kotadan Pemerintahan DesaBelanja Bantuan Keuangan KepadaProvinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan DesaBelanja Tidak TerdugaBelanja LangsungBelanja pegawaiBelanja barang dan jasaBelanja modal
SKPDSKPDSKPD
PPKD
PPKD
SKPDPPKDPPKDPPKDPPKDPPKD
Kewenangan
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atasbelanja tersebut:
Modul 2- Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 11
BelanjaBelanja Operasi
Belanja PegawaiBelanja BarangBungaSubsidiHibah (Uang, barang dan Jasa)*)Bantuan Sosial (uang dan barang)*)
Belanja ModalBelanja TanahBelanja Peralatan dan MesinBelanja Gedung dan BangunanBelanja Jalan, Irigasi, dan JaringanBelanja Aset tetap lainnyaBelanja Aset Lainnya
Belanja Tak TerdugaBelanja Tak Terduga
Kewenangan
SKPDSKPDPPKDPPKD
PPKD/SKPDPPKD/SKPD
SKPDSKPDSKPDSKPDSKPDSKPD
PPKD
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenanganPPKD, sedangkan hibah barang dan jasa serta bantuan sosial berupabarang merupakan kewenangan SKPD.
B. PENGAKUAN
Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam PeraturanPemerintah Nomor 71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:
1. Timbulnya kewajibanSaat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak daripihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umumdaerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrikseperti yang tertulis di atas.
2. Terjadinya konsumsi asetTerjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihaklain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsiaset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.
3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Modul 2- Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 12