Upload
doandien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN
EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SISWA
SD N WONOSARI 1 TURI SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
MARTINI
NIM 13604227039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
v
MOTTO
• Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok
• Mengenal memahami, menerima dari diri sendiri adalah kunci mencapai sebagian
hidup.
• Kemauan dan usaha yang melahirkan sebuah harapan.
• Apa yang engkau lakukan terhadap orang lain, dapat juga dilakukan orang lain
terhadap dirimu.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis bersyukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Amin.
Karya dipersembahkan penulis kepada :
• Ibuku tercinta (Ponco Drono) yang telah mendoakan untuk mencapai
keberhasilan.
• Suamiku tercinta (Supriharja, BA) yang telah mendampingiku, memberi
dukungan dan mendoakan untuk mencapai keberhasilan.
• Anakku tersayang (Arian Nur Kusuma dan Arifina Dwi Kusumaningrum),
yang telah mendukung dan membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
vii
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SISWA
SD N WONOSARI 1 TURI SLEMAN
Oleh Martini
NIM 13604227039
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 yang sudah berjalan akan tetapi belum lancar, peserta tidak rutin mengikuti kegiatan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Wonosari 1 yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dengan jumlah 30 siswa, yaitu 14 putra dan 16 putri. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam pengkategorian faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Faktor kompetisi berkategori tinggi dengan prosentase 40,00%; 2) Faktor perhatian dan pendukung berkategori cukup dengan prosentase 46,67%; 3) Faktor lingkungan berkategori cukup dengan prosentase 46,67%; 4) Faktor alat dan fasilitas/sarana dan prasarana berkategori cukup dengan prosentase 73,33%; 5) Faktor kurikulum berkategori cukup dengan prosentase 53,33%; 6) Faktor pelatih berkategori rendah dengan prosentase 36,37%. Berdasarkan hasil penelitian, maka faktor penghambat yang paling tinggi adalah faktor kompetesi. Kata kunci : faktor penghambat, ekstrakurikuler, bulutangkis
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “Identifikasi Faktor-Faktor Pengahambat
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa SD N Wonosari 1 Turi Sleman” dapat
diselesaikan. Adapun dasar dilakukannya penulisan Tugas Akhir Skrispi ini adalah
dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan
program Sarjana.
Disadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak Tugas Akhir Skripsi ini tidak
dapat terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A, Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Rumpis Agus S, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Drs. Amat Komari, M Si, Ketua Jurusan POR.
4. Bapak Sriawan, M.Kes, Kaprodi PGSD Penjas Program Kelanjutan Studi dan
expert judgement yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan angket
penelitian.
5. Bapak Ermawan Susanto, S.Pd., M.Pd., pembimbing akademik yang telah
membimbing selama menjadi mahasiswa FIK UNY.
ix
6. Bapak Drs. R. Sunardianta, M.Kes, pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, serta saran-saran selama penulisan Tugas Akhir Skripsi
ini dari awal sampai akhir.
7. Bapak Ahmad Rithaudin, M.Or, expert judgement yang telah memberikan
bimbingan dalam pembuatan angket penelitian.Seluruh Dosen FIK UNY yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
8. Suami, anak, saudara dan teman-teman yang senantiasa mendoakan serta memberi
dukungan moral, spiritual dan material selama ini.
9. Siswa kelas IV dan V SD Negeri Wonosari 1 yang telah bersedia menjadi
responden dan guru karyawan SD Negeri Wonosari 1 yang telah mendukung
jalannya penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam Tugas Akhir Skripi ini.
Sangat disadari bahwa penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman,
dan untuk dunia pendidikan.
Yogyakarta, Mei 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv MOTTO ................................................................................................... v PERSEMBAHAN .................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 3 D. Rumusan Masalah ................................................................. 3 E. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 F. Manfaat Penelitan ................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ...................................................................... 6 1. Identifikasi ........................................................................ 6 2. Pengertian Hambatan ....................................................... 7 3. Faktor-faktor Penyebab Hambatan Siswa ........................ 8 4. Hakikat Ekstrakurikuler ................................................... 12
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ........................................... 18 C. Kerangka Berfikir ................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................. 22 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................. 22 C. Subyek Penelitian .................................................................. 23 D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................ 23 E. Teknik Analisis Data .............................................................. 30
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ...................................................... 32 B. Hasil Penelitian ..................................................................... 32 C. Pembahasan ........................................................................... 44
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 49 B. Implikasi ............................................................................... 49 C. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 50 D. Saran ..................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 53 LAMPIRAN ............................................................................................. 55
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Ujicoba Penelitian ................................................. 25 Tabel 2. Pemberian Bobot Skor Jawaban ......................................................... 26 Tabel 3. Hasil Analisis Data Validitas .............................................................. 29 Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen (Angket Penelitian) ............................................. 30 Tabel 5. Kriteria Skor Pengkategorian ............................................................. 32 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Secara Keseluruhan .... 34 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Kurikulum ........................................................................................... 36 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Pelatih ................................................................................................. 37 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Alat dan Fasilitas ................................................................................ 39 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Lingkungan ....................................................................................... 41 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Perhatian dan Pendukung .................................................................. 42 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Kompetisi .......................................................................................... 44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman ................................................................. 35 Gambar 2. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Kurikulum .............. 37 Gambar 3. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Pelatih .................... 38 Gambar 4. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Alat dan Fasilitas .... 40 Gambar 5. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Lingkungan ............ 42 Gambar 6. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Perhatian dan Pendukung ...................................................................................... 44 Gambar 7. Histogram Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Kompetisi ............... 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pembimbing Proposal TAS ......................................................... 57 Lampiran 2. Kartu Bimbingan ......................................................................... 58 Lampiran 3. Permohonan Expert Judgement 1 ................................................ 59 Lampiran 4. Permohonan Expert Judgement 2 ................................................ 60 Lampiran 5. Surat Keterangan Expert Judgement 1 ........................................ 61 Lampiran 6. Surat Keterangan Expert Judgement 2 ........................................ 62 Lampiran 7. Permohonan Ijin Uji Coba Penelitian .......................................... 63 Lampiran 8. Angket Uji Coba Penelitian ......................................................... 65 Lampiran 9. Data Hasil Uji Coba Penelitian ................................................... 68 Lampiran 10. Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 69 Lampiran 11. Angket Penelitian ....................................................................... 71 Lampiran 12. Data Hasil Penelitian .................................................................. 74
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan gerak dan peningkatan
kesegaran jasmani siswa di sekolah adalah penambahan waktu di luar jam
pelajaran, baik bimbingan langsung oleh guru pendidikan jasmani, pelatih, ataupun
kreativitas dari siswa sendiri. Kegiatan di luar jam pelajaran tersebut adalah
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler berorientasi pada mata pelajaran
yang diprogramkan dan usaha pemantapan, serta pembentukan kepribadian siswa.
Pengertian ekstrakurikuler olahraga adalah suatu kegiatan yang diadakan
oleh sekolah dan diselenggarakan di luar jam pelajaran bagi siswa yang ingin
mengembangkan bakat dan kegemarannya dalam cabang olahraga. Dasar
dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SD telah ditegaskan dalam
GBPP mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dengan demikian
kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran, memberikan tambahan pelajaran dan sebagai pengisi waktu luang untuk
meningkatkan kemampuan siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga berjalan dengan baik dan
siswa terlibat secara aktif perlu memperhatikan faktor minat, bakat, motivasi siswa
terhadap kegiatan yang diikutinya. Menurut Engkos, (1993:4) “Kegiatan
ekstrakurikuler olahraga merupakan pembinaan olahraga yang diarahkan untuk
memupuk minat dan bakat siswa agar dapat dicapai prestasi maksimal”
Di sekolah Dasar banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diarahkan untuk
membina serta meningkatkan bakat, minat dan ketrampilan. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler di SD N Wonosari 1 adalah olahraga bulutangkis. Bulutangkis
2
merupakan salah satu cabang olahraga permainan dan sebagai kegiatan yang
diajarkan di sekolah dasar.
Dengan melihat tujuan ekstrakurikuler, khususnya bulutangkis yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan, mengembangkan minat dan bakat, serta pembinaan
pribadi siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Maka kegiatan ekstrakurikuler
Bulutangkis perlu mendapat perhatian dan pemikiran guru pendidikan jasmani,
selaku pembina ekstrakurikuler, kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan,
orang tua murid agar para siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
minat dan bakat olahraga serta meningkatkan kesegaran jasmaninya melalui
ekstrakurikuler olahraga bulutangkis.
Prestasi olahraga bulutangkis di SD Negri Wonosari 1 masih rendah.
Harapannya cabang olaharaga bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 dapat
meningkat, oleh karena itu sekolah berupaya mengadakan kegiatan ektrakurikuler
bulutangkis. Namun pada kenyataannya apabila kita melihat ekstrakurikuler bulu
tangkis di SD N Wonosari 1 masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu
diperhatikan oleh pembina, terutama guru pendidikan jasmani mengenai sarana dan
prasarana, cara mengajar atau melatih siswa, dukungan orang tua, dan lain-lain.
Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
menunjukkan bahwa pada awal tahun ajaran jumlah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bulu tangkis sangat banyak, khususnya di SD N Wonosari 1
Kecamatan Turi, namun setelah berjalan beberapa bulan ternyata beberapa siswa
malas untuk mengikuti ekstrakurikuler bulu tangkis. Dari latar belakang di atas,
ingin diungkap sebenarnya faktor-faktor apakah yang menghambat pelaksanaan
ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman.
3
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah, sebagaimana diuraikan di atas
dapat diidentifikasi masalah yang dapat diteliti antara lain sebagai berikut :
1. Prestasi olahraga cabang bulutangkis di SD N Wonosari 1 Turi masih kurang
2. Pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis di SD N Wonosari 1 Turi masih
kurang
3. Dukungan dari wali murid/orang tua murid masih rendah
4. Sarana dan prasarana olahraga bulutangkis masih kurang
5. Kompetisi antar sekolah masih jarang di selenggarakan
6. Dukungan dari lingkungan/ masyarakat masih rendah
7. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler SD N Wonosari 1 Turi
Sleman belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang ada di atas tidak semuanya dijadikan
masalah dalam penelitian ini, karena keterbatasan dan supaya fokus pada “Faktor-
faktor Penghambat Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD N Wonosari 1
Turi Sleman”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: “Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat pelaksanaan
ekstrakurikuler bulutangkis siswa SD N Wonosari 1 Turi Sleman?”.
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengindetifikasi faktor hambatan pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis di
SD N Wonosari 1 Turi Sleman.
2. Mengetahui faktor apa yang paling dominan sebagai penghambat pelaksanaan
ektrakurikuler bulutangkis di SD N Wonosari 1 Turi Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah
dalam upaya mengembangkan pengetahuan tentang konsep-konsep dari teori
pembelajaran Penjasorkes umumnya dan khususnya dalam meningkatkan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar serta sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
penting bagi guru penjasorkes salah satu figure pendidik sekaligus sebagai
pelatih olahraga di sekolahnya dalam mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler.
a. Guru
1) Salah satu pembelajaran/ latihan untuk membangkitkan minat dan
motifasi siswa.
2) Guru dapat membuat variasi-variasi pembelajaran dalam latihan.
5
b. Siswa
1) Siswa akan menjadi lebih semangat dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah.
2) Siswa akan selalu mempunyai keinginan untuk selalu mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah.
3) Menumbuhkan motivasi untuk aktif dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolahan.
4) Dengan model-model latihan yang diberikan, siswa dapat lebih
senang, lebih banyak melakukan gerakan-gerakan yang benar,
sehingga akan menghasilkan prestasi sesuai dengan harapan.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Identifikasi
Identifikasi berasal dari bahasa latin yaitu identitas yang berarti
pencarian atau penelitian ciri-ciri bersamaan. Menurut Lorens Bagus
(1996:303) “Identifikasi adalah mengakui atau menentukan keadaan sesuatu
atau bahwa sesuatu itu apa adanya”. Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda
pada golongan barang-barang atau sesuatu agar dapat membedakan komponen
yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan.
Identifikasi merupakan proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena
secara tidak sadar membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya,
lalu dia meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu.
Mengidentifikasikan seseorang berarti meyakini bahwa kepribadian dan
karakternya memiliki ketertarikan tertentu dengan diri seseorang sehingga
orang bisa memahami situasi, perilaku, motif, ketertarikan dan berbagai hal
lainnya dari diri mereka. Identifikasi bisa bersifat sementara atau bertahan
lama, dan bisa muncul begitu saja ketika seseorang berada dalam situasi yang
sangat mirip dengan situasi yang pernah dialami. Manurut Graham Richards
(2010), mengidentifikasikan seseorang atau sesuatu berarti memperlakukannya
sebagai perluasan dari self (diri) seseorang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
identifikasi adalah penetapan atau penentuan identitas seseorang atau benda
pada suatu saat tertentu. Sedangkan yang dimaksud identifikasi dalam
7
penelitian ini adalah menentukan atau menetapkan faktor-faktor penghambat
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD N Wonosari
1 Turi Sleman.
2. Pengertian Hambatan
Hambatan menurut Depdikbud (2005) hambatan adalah halangan atau
rintangan. Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan
terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut.
Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan
terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Setiap manusia selalu mempunyai
hambatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri
ataupun dari luar manusia.
Hambatan cenderung bersifat negatif, yaitu memperlambat laju suatu
hal yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam melakukan kegiatan seringkali ada
beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya tujuan, baik itu hambatan
dalam pelaksanaan program maupun dalam hal pengembangannya. Hal itu
merupakan rangkaian hambatan yang dialami seseorang dalam belajar. Menurut
Rochman Natawijaya (1980), hambatan belajar adalah suatu hal atau peristiwa
yang ikut menyebabkan suatu keadaan yang menghambat dalam
mengaplikasikannya pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Mochamad Sajoto (1988:3) ada beberapa faktor penentu
pencapaian prestasi maksimal dalam cabang olahraga. Faktor penentu tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek, yaitu : 1) Aspek biologis terdiri
8
atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh,
struktur tubuh dan gizi, 2) Aspek psikologis terdiri atas intelektual atau
kecerdasan, motivasi, kepribadian, kordinasi kerja otot dan saraf, 3) Aspek
lingkungan, 4) Aspek penunjang.
3. Faktor-faktor Penyebab Hambatan Siswa
a. Kurikulum
Menurut Sukmadinata (1988:3), sekolah termasuk pendidikan formal,
karena (1) memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis yang
telah tersusun secara sistematis, jelas dan terperinci, (2) dilaksanakan
secara formal dan terjadwal, ada yang mengawasi dan menilai, (3)
diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan khusus di bidang pendidikan dan (4) interaksi pendidikan
berlangsung dalam lingkungan tertentu, alat dan fasilitas tertentu, serta
memiliki aturan permainan tertentu.
Subandiyah dan Sidiq (1980:3), menyatakan bahwa :
1) Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri-ciri
yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
2) Kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
3) Kurikulum dapat diartikan sebagai tujuan-tujuan pengajaran,
pengalaman-pengalaman, alat-alat dan cara-cara penilaian yang
digunakan dalam pendidikan.
9
Subandiyah dan Sidiq (1980:6), menyatakan bahwa kurikulum
mempunyai fungsi, yaitu :
1). Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Bertitik
tolak pada pengertian kurikulum dipandang sebagai program
pendidikan yang direncanakan, dibuat untuk mencapai sejumlah tujuan
tertentu.
2). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
Sebagai alat yang berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan,
kurikulum berisi tentang uraian program-program yang
diselenggarakan, pelaksanaan penyelenggaraannya,
pertanggungjawabannya, perlengkapannya, sehingga sekolah dapat
merencanakan dengan lebih tepat yang nantinya pelaksanaan kegiatan
tersebut dapat berjalan lancar.
b. Pelatih
Pengertian pelatih atau pemimpin yaitu kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Seorang pelatih
seharusnya mempunyai prinsip atau asas dalam latihan agar siswa tidak
merasa jenuh, menurut Sukadiyanto (1997:6), prinsip atau asas latihan
tersebut adalah individual, adaptasi, perubahan latihan, progresif, spesifik
dan variasi.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pelatih adalah menjaga
jangan sampai terjadi over training dalam latihan, yang mempunyai
dampak terhadap psikis (kenaikan tegangan otot, penurunan reaksi,
10
kenaikan detak jantung), fungsi (gangguan pencernaan). Menurut
Kamtomo (1986:67), untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak
harus memiliki beberapa kemampuan atau kriteria antara lain: kemampuan
sosial, tanggung jawab dan pengabdian demi prestasi. Mendukung
pernyataan tersebut Sukadiyanto (1997:33), menyatakan bahwa kriteria
pelatih yang baik antara lain: memiliki pengetahuan dan keterampilan
cabang olahraga profesinya, bersikap kepribadian yang baik, sehat jasmani
dan rohani, serta mampu berperan sebagai seorang pendidik atau guru yang
baik.
c. Sarana dan Prasarana/Alat dan Fasilitas
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan (Depdikbud, 1990:78). Menurut Suharno
(1981:3), fasilitas, alat dan perlengkapan latihan diusahakan dapat
memadai kebutuhan latihan, agar dapat membantu tercapainya sasaran
latihan, Imam Suyudi (1998:34), sarana dan prasarana belajar merupakan
pendukung keberhasilan pembinaan olahraga, yang harus tersedia bagi
setiap upaya peningkatan prestasi sebagai tujuan utama pembinaan
olahraga. Pentingnya alat dan fasilitas olahraga dalam kegiatan
ekstrakurikuler akan meningkatkan kemampuan olahraga di sekolah. Tanpa
adanya fasilitas olahraga, pelaksanaan pembinaan olahraga akan
mengalami gangguan atau bahkan tidak berkembang.
11
d. Lingkungan
Di samping penyediaan alat dan fasilitas, dalam proses latihan juga
dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah maupun lingkungan sekitar/masyarakat. Keluarga merupakan
kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang
berhubungan dan dijiwai oleh suasana afeksi, rasa tanggung jawab dan
berfungsi untuk memelihara, merawat dan melindungi anak agar mampu
mengendalikan diri. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang
paling besar, khususnya orang tua, motivasi yang kuat dari orang tua
sangatlah berpengaruh terhadap proses sosialisasi pembentukan anak.
e. Perhatian dan Pendukung
Perhatian merupakan minat; hal (perbuatan dsb) memperhatikan
(W.J.S. Poerwodarminta, 1996:350). Pendukung adalah orang yang
mendukung, pembantu, penyokong (W.J.S. Poerwodarminta, 1996:261).
Faktor perhatian dan pendukung di dalam kegiatan olahraga sangat penting,
khususnya kegiatan olahraga di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemegang
kebijaksanaan harus bersikap aktif dan terbuka. Siswa akan merasa senang
apabila diperhatikan dan di dukung oleh sesuatu yang memadai.
f. Kompetisi
Setiap atlet atau siswa mempunyai keinginan untuk mencapai prestasi
yang terbaik. Prestasi ini bisa dicapai apabila atlet berusaha dengan
sungguh-sungguh, yaitu dengan berlatih yang kontinyu. Untuk mengetahui
12
prestasi yang dicapai, atlet harus mengikuti pertandingan yang salah
satunya adalah kompetisi. Dengan hasil yang dicapai dalam kompetisi
dapat diketahui seberapa tingkat prestasi yang telah dicapai selama
menjalani latihan.
4. Hakikat Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa
yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan
minat siswa. Menurut Depdikbud (1995) bahwa kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,
dilaksanakan untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan
peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan olahraga.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan
manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam
waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1998:6).
Menurut Yudha M. Saputra (1998:6), menjelaskan bahwa kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama.
Seringkali kegiatan kokurikuler disebut juga sebagai kegiatan
ekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan
ekstrakurikuler.
13
Menurut Yudha M. Saputra (1998:7), kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau
“merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yang wajib”.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat memberikan peluan pada
anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain
untuk mempertunjukkan pada orang tua dan teman-teman apa yang mereka
sedang pelajari.
Berdasarkan pengertian tentang ekstrakurikuler di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya
untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berbeda diluar jam pelajaran
yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal
pembentukan kepribadian para siswa.
b. Prinsip-prinsip Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan
Ekstrakurikuler
Menurut Yudha M. Saputra (1998:10), beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler sebagai berikut :
1) Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.
2) Harus ada kesesuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat.
3) Harus sesuai dengan karakteristik anak. 4) Harus selalu mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
14
Menurut Yudha M. Saputra (1998:10), pengembangan kokurikuler
dan ekstrakurikuler merupakan bagian dari proses pendidikan. Sasaran yang
ingin dicapai tidak semata-mata terampil dalam berbagai kegiatan, namun
lebih menitik beratkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pengembangan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan proses
yang menyangkut banyak faktor di samping keempat hal tersebut di atas,
masih banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya: siapa yang
terlibat dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
(guru, pembina dan pelatih); bagaimana proses pelaksanaannya (di luar jam
pelajaran instrakurikuler); apa tujuannya (pengayaan dan perbaikan); dan
kepada siapa program ini ditujukan (anak didik).
Hal yang paling penting untuk mempertimbangkan dalam
pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah isi dari
pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998:11-13),
menjelaskan tiga isi pengembangan sebagai berikut :
1) Rancangan Kegiatan Program kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah
serangkaian kegiatan dalam berbagai unit kegiatan untuk satu catur wulan. Titik pusat kegiatan bukan hanya memuat tentang pentingnya program itu sendiri, namun merupakan perpaduan dari pengalaman belajar. Rencana belajar menunjuk pada strategi dan prosedur membina bagi kemudahan anak belajar.
2) Tujuan Sekolah Sebagai pengembang kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler seyogianya harus memberikan harapan mengenai hakikat sekolah, khusunya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang bersangkutan. Meskipun program kokurikuler dan ekstrakurikuler secara garis besar sudah dituangkan dalam kurikulum sekolah dasar, namun tidak menutup kemungkinan bagi para pengelola untuk mengembangkannya sesuai dengan keinginan sekolah. Dalam hal ini sekolah lebih tahu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, baik anak maupun sumber-sumber daya lainnya sebagai pendukung kegiatan.
15
Sebagai gambaran bagaimana tujuan sekolah itu dapat disesuaikan dengan prosedur dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Sebuah sekolah menyajikan kegiatan perlombaan dan pertandingan olahraga setiap tahun, mereka memiliki tujuan yang lebih luas yaitu mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan sekolah. Sebab itu tujuan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan banyaknya peserta yang terlibat, bahkan dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut juga mempertimbangkan pastisipasi orang tua anak.
3) Fungsi Kegiatan Kegunaan fungsional dalam mengembangkan program
kokurikuler dan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan anak menjadi orang yang bertanggung
jawab. b) Menemukan dan mengembangkan minat dan bakat
pribadinya. c) Menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi,
misalnya: atlet, ekonomi, agamawan, seniman, dan sebagainya.
Ketiga tujuan tersebut di atas harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, sehingga produk sekolah memiliki kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
pengembangan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya
memperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung keberlangsungan
kegiatan ekstrakurikuler. Materi yang diberikan berisi materi yang sesuai
dan mampu memberi pangayaan. Selain itu dapat memberi kesempatan
menyalurkan bakat dan minat dan bersifat positif tanpa mengganggu
ataupun merusak potensi alam dan lingkungan.
c. Tujuan Ekstrakurikuler
Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993:22)
mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kagiatan yang dilakukan
di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di
16
luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari
berbagai bidang studi.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan
kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan. Tujuan dari ekstrakurikuler
yaitu: 1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun
afektif 2) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju manusia seutuhnya 3) mengetahui serta membedakan
hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya (Moh. Uzer Usman &
Lilis, 1993:22).
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Entin (2011), memiliki beberapa
tujuan di antaranya:
1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.
2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.
4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.
6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.
Berdasar uraian di atas, tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan:
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan
17
mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu
kegiatan ekstrakurikuler mampu menggali potensi dan mengasah
keterampilan siswa dalam upaya pembinaan pribadi.
d. Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Depdikbud (1992), ekstrakurikuler ialah kegiatan di
luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik
di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam
pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar berbagai pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya.
Berdasarkan Depdikbud (1993), ekstrakurikuler ialah kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
berupa kegiatan penyangga dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan
program kurikuler. Adapun ekstrakurikuler di SD N Wonosari 1 Turi,
Sleman terdiri dari :
1) Pramuka
Kegiatan pramuka di SD N Wonosari 1 diikuti kelas III, IV, V, VI
dilaksanakan pada hari kamis, yang dibina guru yang sudah memiliki
kemampuan minimal mahir dasar.
2) Seni Tari
Kegiatan Seni tari di SD N Wonosari 1 diikuti kelas II dan kelas III,
dilaksananakan setiap hari sabtu, dilatih guru bidang seni.
18
3) Sempoa
Kegiatan sempoa di SD N Wonosari 1 diikuti siswa kelas 1,
dilaksanakan setiap hari sabtu setelah jam pelajaran.
4) TIK (Komputer)
Kegiatan TIK di SD N Wonosari 1 diikuti siswa kelas I-VI,
dilaksanakanhari senin dan selasa setelah jam pelajaran selesai.
5) Bulutangkis
Kegiatan Bulutangkis, di SD N Wonosari 1 diikuti siswa-siswi kelas IV
dan V dilaksanakan hari jumat pukul 14.00-16.00. salah satu kegiatan
ekstrakurikuler di SD N wonosari 1 Turi karena ada hambatan dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis di SD N Wonosari 1, maka
tahun ajaran 2014/2015 akan diadakan penelitian.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Andung Dwi Haryanto (2013), yang berjudul “Identifikasi faktor Penghambat
Ekstrakurikuler Bolavoli Mini di SD Negeri 2 Tribuana Kecamatan Punggelan
Kabupaten Banjarnegara”. Penelitian ini dilatar belakangi kegiatan
ekstrakurikuler bolavoli mini di SD Negeri 2 Tribuana yang sudah berjalan
akan tetapi belum lancar, peserta tidak rutin mengikuti kegiatan ini. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler
19
bolavoli mini di SD Negeri 2 Tribuana kecamatan Punggelan kabupaten
Banjarnegara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode
survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa SD Negeri 2 Tribuana yang mengikuti
ekstrakurikuler bolavoli mini dengan jumlah 31 responden. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase
faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini di SD Negeri 2
Tribuana.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa faktor
pengahambat kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini di SD Negeri 2 Tribuana
Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan faktor internal dari
indikator jasmani dengan presentase sebesar 50,20% masuk kategori tinggi,
psikologis presentase sebesar 48,71% masuk kategori cukup, dan kelelahan
persentase sebesar 61,77% masuk kategori tinggi. Sedangkan dari faktor
eksternal dari indikator keluarga dengan persentase sebesar 54,84% masuk
tinggi, sekolah persentase sebesar 48,12% masuk kategori cukup, dan
masyarakat persentase sebesar 48,92% masuk kategori cukup.
2. Ahmad Kurnianto (2013), penelitian yang berjudul “Identifikasi Faktor-Faktor
Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di
SD N Gendengan Seyegan Tahun Ajaran 2012/2013”. Latar belakang masalah
dari penelitian ini adalah siswa yang sudah lama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sepakbola di SD N Gendengan Seyegan ketrampilan bermain
sepakbolanya belum meningkat maksimal, bahkan ada beberapa siswa mulai
20
enggan untuk berlatih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sepakbola di SD N Gendengan Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode
survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Subjek dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sepakbola di SD N Gendengan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29
responden. Uji Reliabilitas Instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach
dan memperoleh koefisien reliabilitas untuk faktor internal sebesar 0,954 dan
untuk faktor eksternal diperoleh nilai Alpha sebesar 0,941 sehingga instrumen
yang berisi butir-butir pernyataan tersebut adalah reliabel. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase
faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sepakbola di SD N Gendengan Tahun Ajaran 2012/2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SD
N Gendengan Tahun Ajaran 2012/2013 berkategori cukup mengahmbat,
terdapat 0 siswa (0,00%) dalam kategori sangat tinggi, 10 siswa (34,48%)
dalam kategori tinggi, 11 siswa (37,93%) dalam kategori cukup, 5 siswa
(17,24%) dalam kategori rendah, 3 siswa (10,34%) dalam kategori sangat
rendah.
21
C. Kerangka Berfikir
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan olahraga yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para siswa untuk
mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki dalam bidang olahraga.
Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga pilihan dalam ekstrakurikuler.
Pada awalnya banyak siswa-siswi SD N Wonosari 1 yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bulu tangkis, namun setelah berjalan beberapa bulan, para
siswa-siswi mulai enggan berlatih ekstrakurikuler di sekolah, sehingga semakin
lama tidak ada siswa yang datang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis. Faktor-
faktor apa saja yang menyebabkan para siswa enggan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis belum diketahui, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Identifikasi Faktor-Faktor Pengahambat Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa SD N Wonosari 1 Turi Sleman”.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain ini adalah deskriptif. Menurut Suharsimi (1998:245) penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian deskriptif bermaksud
untuk meneliti dan menentukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu
fenomena tertentu dan berusaha memberi gambaran secermat mungkin mengenai
suatu keadaan yang dialami oleh siswa-siswi SD N Wonosari 1 Kecamatan Turi
dalam mengikuti ekstrakurikuler Bulu tangkis.
Penelitian ini tidak menguji hipotesis, hasil dari penelitian ini berupa
kumpulan data yang nantinya dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian tentang
faktor apa saja yang menjadi penghambat siswa SD N Wonosari 1 Kecamatan Turi
dalam mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi (1998 : 91), variabel adalah obyek penelitian atau apa
saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah “Identifikasi Faktor-faktor
Penghambat Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa SD N Wonosari 1
Turi Sleman”. Identifikasi penyebab Hambatan Pelaksanaan siswa yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah menetapkan atau menentukan sesuatu yang dapat
menyebabkan hambatan siswa, sehingga mempunyai rasa enggan untuk berlatih
ekstrakurikuler di sekolah, yang diukur dengan angket.
23
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah siswa-siswi SD N Wonosari 1
Kecamatan Turi yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis dengan jumlah peserta
30 siswa, yaitu 14 putra dan 16 putri.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Teknik pengumpulan data adalah cara-
cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian
ini menggunakan angket dengan bentuk pernyataan yang mengacu pada
Identifikasi Faktor-Faktor Pengahambat Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Bulutangkis Siswa SD N Wonosari 1 Turi Sleman. Menurut Sutrisno Hadi
(1991:7), ada tiga langkah pokok pembuatan angket sebagai instrumen yaitu :
a. Mendefinisikan Konstrak
Konstrak dalam penelitian ini adalah variabel yang diukur, dalam
penelitian ini adalah Identifikasi Faktor-Faktor Pengahambat Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa SD N Wonosari 1 Turi Sleman.
b. Menyelidiki Faktor
Menyelidiki faktor adalah tahap yang bertujuan untuk menandai
faktor-faktor yang akan diteliti. Adapun faktor tersebut: Kurikulum,
Pelatih, Alat dan Fasilitas/Sarana dan Prasarana, Lingkungan, Perhatian
dan Pendukung, dan Kompetisi.
24
c. Menyusun Butir Pertanyaan atau Pernyataan
Butir instrumen merupakan penjabaran dari isi faktor. Tiap butir
pernyataan harus spesifik untuk faktornya sendiri. Lembar observasi
digunakan untuk mengambil data yang digunakan oleh peneliti sendiri
dengan dijabarkan menjadi kisi-kisi angket.
Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Ujicoba Penelitian Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah
Hambatan Pelaksanaan ekstrakurikuler
1. Kurikulum
a. Jumlah jam yang tersedia untuk pelaksanaan ekstrakurikuler bulu tangkis
b. Jumlah materi bulu tangkis yang diberikan
c. Kegiatan intrakurikuler
1,2* 3*,4*,5 6,7*
7
2. Pelatih a. Pengetahuan dan ketrampilan pelatih terhadap bulu tangkis
b. Kedisiplinan c. Pemberian motivasi
siswa
8,9,10,11* 12*,13* 14
7
3. Alat dan Fasilitas/ Sarana dan Prasarana
a. Kelengkapan alat dan fasilitas
b. Kondisi alat dan fasilitas
c. Jarak tempat tinggal dengan tempat latihan
15,16*,17, 18 19*,20,21 22*
8
4. Lingkungan a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah c. Pengaruh cuaca saat
pelaksanaan
23*,24,25, 26 27* 28*
6
5. Perhatian dan Pendukung
a. Perhatian pihak sekolah
b. Dana
29,30*,31, 32* 33,34
6
6. Kompetisi a. Keajegan kompetisi
b. Kualitas kompetisi
35,36*,37*,38 39*,40
6
Total Butir Pernyataan 40
25
Keterangan : Butir pernyataan yang mempunyai (*) adalah Negatif
Angket dalam penelitian ini tersusun menjadi 40 butir pernyataan yang
terdiri dari; 7 pernyataan mengenai Kurikulum, 7 pernyataan mengenai Pelatih,
8 pernyataan mengenai Alat dan Fasilitas/Sarana dan Prasarana, 6 pernyataan
mengenai Lingkungan, 6 pernyataan mengenai Perhatian dan Pendukung, dan 6
pernyataan mengenai Kompetisi. Terbagi menjadi 22 butir pernyataan positif
dan 18 butir pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif digunakan
sebagai pembandingan konsistensi jawaban.
Menurut Sugiyono, (2011:139-140) skala yang digunakan dalam angket
ini menggunakan skala Guttman dengan interval 0 s/d 1, dengan alternatif
jawaban yaitu: “Ya”, “Tidak”. Pemberian bobot skor jawaban amgket, dapat
dilihat tabel 2.
Tabel 2. Pemberian Bobot Skor Jawaban Alternatif Jawaban Skor Positif Skor Negatif
Ya 1 0 Tidak 0 1
Sumber: Sugiyono (2011: 139-140)
Setelah butir-butir pernyataan tersusun kemudian dikonstruksikan
dengan ahli atau pakar. Ahli atau pakar dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi dan dosen ahli yang mempunyai kecakapan dalam bidang
ilmu yang sesuai variabel dalam penelitian.
2. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disetujui oleh para ahli, kemudian di uji coba.
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
telah dibuat merupakan instrumen yang baik. Uji coba instrumen diambil
26
dari responden diluar responden yang sebenarnya. Lokasi uji coba
instrumen adalah SD Ngablak yang dianggap memiliki persamaan
karakteristik dengan sekolah yang menjadi tempat penelitian sesungguhnya.
Uji coba dilakukan kepada 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
bulutangkis. Uji coba instrumen dilakukan di SD Ngablak pada tanggal 5
Maret 2015 dengan membagikan angket kepada siswa. Uji coba penelitian
ini dapat dilakukan karena sudah mendapatlan ijin dari kepala sekolah SD
Ngablak.
a. Perhitungan (Uji Validitas) Kesahihan Butir Pernyataan
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ke validasi atau
kesahihan suatu instrumen. Semua butir pernyataan dikatakan valid apabila
mempunyai nilai poin biserial lebih besar dari r tabel.
Suatu angket dapat dikatakan valid apabila pernyataan pada suatu
angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket
tersebut. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari
ahli (judgement experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya
dikonsultasikan dengan para ahli. Untuk mengukur validitas angket sebagai
instrumen menggunakan rumus pearson product moment (Sugiyono,
2007:228), dengan rumus sebagai berikut :
( ){ } ( ){ }[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222
))((
YXYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = Korelasi moment tangkar N = Jumlah subjek
27
∑ X = Jumlah x
∑Y = Jumlah y
∑ XY = Jumlah takar (perkalian x dan y)
Dalam angket uji coba penelitian yang berjumlah 40 butir
pernyataan dengan kriteria jawaban Ya dan Tidak, dengan dua pernyataan
positif (+) dan negatif (-), selanjutnya dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan komputer
program SPSS. Selanjutnya harga rxy dikonsultasikan dengan tabel r tabel.
Jika harga rxy yang diperoleh dari perhitungan lebih tinggi dari r tabel taraf
signifikansi 5% maka butir pada item yang dimaksud adalah valid.
Hasil validitas ditemukan r hitung lebih besar/diatas 0,4821 jadi
kriteria uji validitas ialah apabila harga r hitung lebih besar atau sama dari
0,4821 maka butir tersebut valid/sahih dan dapat digunakan sebagai alat
pengambilan data, sedangkan apabila r hitung lebih kecil dari 0,4821 maka
butir tersebut tidak valid/gugur.
Tabel 3. Hasil Analisis Data Validitas
No Variabel Jumlah Item
No. Item Gugur
Jumlah Item
Sahih/Valid 1 Faktor-Faktor Penghambat
Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa
SD N Wonosari 1 Turi Sleman
40 1, 2, 5, 19, 20, 22, 24,
33, 37
31
Hasil analisis data uji coba tersebut terdapat 31 butir pernyataan
dinyatakan sahih dari 40 pernyataan, sedangkan 9 butir dinyatakan gugur,
butir positif yang gugur 5 item, dan butir negatif yang gugur 4 item, yaitu
butir 1, 2, 5, 19, 20, 22, 24, 33, dan 37. Pada uji coba instrumen, karena
28
hasil r hitung kurang dari r tabel sehingga untuk penelitian berikutnya tidak
dipakai. Untuk itu pengambilan data sebenarnya menggunakan 31 item
pernyataan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang relevan
akurat dan reliabel yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data
dimaksudkan untuk memperoleh keterangan dan informasi yang benar dan
dapat dipercaya untuk dijadikan data.
Menurut Sugiyono (2011: 199-203), bahwa teknik pengumpulan data
yang tepat sesuai dengan penelitian adalah dilihat dari segi caranya yang
dilakukan dengan Kuesioner (Angket). Oleh sebab itu metode pengumpulan
data harus dilakukan dengan secermat mungkin, yang berpedoman pada tujuan.
Metode kuesioner (angket), metode ini digunakan untuk memperoleh
data dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
responden, yaitu mengenai Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD N Wonosari 1 Turi Sleman, yaitu dengan
cara :
a. Membuat surat ijin penelitian kepada Universitas Negeri Yogyakarta.
b. Mengedarkan surat ijin penelitian kepada pihak yang bersangkutan.
c. Menyebarkan angket kepada para responden di SD N Wonosari 1.
29
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen (Angket Penelitian) Variabel Faktor Indikator Butir Jumlah
Penghambatan Pelaksanaan ekstrakurikuler
1. Kurikulum
a. Jumlah materi bulu tangkis yang diberikan
b. Kegiatan intrakurikuler
1*,2* 3,4*
4
2. Pelatih a. Pengetahuan dan ketrampilan pelatih terhadap bulu tangkis
b. Kedisiplinan c. Pemberian motivasi
siswa
5,6,7,8* 9*,10* 11
7
3. Alat dan Fasilitas/ Sarana dan Prasarana
a. Kelengkapan alat dan fasilitas
b. Kondisi alat dan fasilitas
12,13*,14, 15 16
5
4. Lingkungan a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Pengaruh cuaca saat
pelaksanaan
17*, 18, 19 20* 21* 5
5. Perhatian dan Pendukung
a. Perhatian pihak sekolah
b. Dana
22,23*,24, 25* 26
5
6. Kompetisi a. Keajegan kompetisi b. Kualitas kompetisi
27,28*,29 30*,31 5
Total Butir Pernyataan 31
Keterangan : Butir pernyataan yang mempunyai (*) adalah Negatif
Angket dalam penelitian ini tersusun menjadi 31 butir pernyataan yang
terdiri dari; 4 pernyataan mengenai Kurikulum, 7 pernyataan mengenai Pelatih,
5 pernyataan mengenai Alat dan Fasilitas/Sarana dan Prasarana, 5 pernyataan
mengenai Lingkungan, 5 pernyataan mengenai Perhatian dan Pendukung, dan 5
pernyataan mengenai Kompetisi. Terbagi menjadi 17 butir pernyataan positif
dan 14 butir pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif digunakan
sebagai pembandingan konsistensi jawaban.
30
E. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif sedangkan perhitungannya menggunakan presentase. Menurut Sugiyono
(2011: 207-208), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau memberikan gambaran
tentang objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Sugiyono (2011:208) sedangkan perhitungan statistik deskriptif menggunakan statistik deskriptif presentase, karena yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan mean, modus, median (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data perhitungan rata-rata, standar deviasi dan presentase.
Menurut Anas Sudijono (2004) untuk menghitung frekuensi relatif
(presentase) menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Keterangan : P = Presentase F = Jumlah frekuensi jawaban N = Jumlah subyek (responden)
Untuk pemaknaan pada skor yang telah ada, selanjutnya hasil dari analisis
data dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu : sangat tinggi, tinggi, cukup,
rendah, sangat rendah. Kriteria skor yang digunakan untuk pengkategorian
menggunakan rumus Saifuddin Azwar (2010:108) yaitu :
31
Tabel 5. Kriteria Skor Pengkategorian Norma Kategori
X > M + 1,5 SD Sangat Tinggi M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Tinggi M – 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Cukup M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD Rendah
X ≤ M – 1,5 SD Sangat Rendah
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Data hasil penelitian tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuer bulutangkis di SD
Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015 diperoleh angket
penelitian yang berjumlah 31 item pernyataan, yang telah diuji validitasnya dan
semua dinyatakan valid, sehingga perlu dideskripsikan hasil secara keseluruhan
dan hasil dari masing-masing faktor. Pendeskripsian data dilakukan secara
keseluruhan dan berdasarkan faktor yang mendasarinya. Setelah dihitung
kemudian dikategorikan sesuai dengan skor baku dengan penilaian 5 kategori
yang digunakan untuk mendeskripsikan data faktor-faktor apa saja yang menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD
Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Tahun Pelajaran 2014/2015 dari Saifuddin Azwar
(2010:108).
B. Hasil Penelitian
1. Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bulutangkis Siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Secara Keseluruhan
Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 20 dan nilai
minimum 9. Mean diperoleh sebesar 14,23 dan standar deviasi sebesar 2,909.
Modus diperleh sebesar 15 dan median sebesar 15. Berdasarkan rumus kategori
yang telah ditentukan, analisis data memperoleh hasil faktor-faktor yang
menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
33
bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai berikut
:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Secara Keseluruhan
Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase X > 18,59 Sangat Tinggi 3 10,00%
15,68 < X ≤ 18,59 Tinggi 5 16,67% 12,77 < X ≤ 15,68 Cukup 13 43,33% 9,86 < X ≤ 12,77 Rendah 7 23,33%
X ≤ 9,86 Sangat Rendah 2 6,67% JUMLAH 30 100,00%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan faktor-
fakktor yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman terdapat 3
siswa (10,00%) dalam kategori sangat tinggi, 5 siswa (16,67%) dalam kategori
tinggi, 13 siswa (43,33%) dalam kategori cukup, 7 siswa (23,33%) dalam
kategori rendah, 2 siswa (6,67%) dalam kategori sangat rendah. Frekuensi
terbanyak pada kategori cukup, sehingga dapat disimpulkan faktor yang
menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berkategori cukup
menghambat.
Dari keterangan di atas faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1
Turi Sleman dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Gamba
penelit
kegiata
berdas
a. Fak
mi
0,8
rum
fak
bul
kur
Ta
Frekue
nsi
ar 1. HistogMengiWonos
Untuk mel
tian faktor-
an ekstrakur
sarkan masin
ktor Kurikul
Hasil p
nimum sebe
805. Modus
mus kategor
ktor-faktor p
lutangkis di
rikulum seba
abel 7. DistrSiswSD Fakt
0
2
4
6
8
10
12
14
gram Faktor-ikuti Kegiatsari 1 Turi S
lihat hasil p
faktor yang
rikuler bulu
ng-masing fa
lum
penelitian m
esar 1. Mean
diperoleh
ri yang tel
penghambat
i SD Neger
agai berikut
ribusi Frekuwa Dalam M
Negeri Wontor Kurikulum
Ka
K
34
-faktor Yangtan Ekstraku
Sleman
penelitian se
g menjadi p
utangkis di S
aktor yang m
memperoleh
n diperoleh s
sebesar 2 d
ah ditentuk
siswa dalam
ri Wonosari
:
uensi FaktoMengikuti Ke
nosari 1 Tam
ategori
Keseluru
g Menjadi Purikuler Bu
cara lebih m
penghambat
SD Negeri W
mendasarinya
nilai maksim
ebesar 2,2 d
dan median
kan, analisis
m mengikuti
i 1 Turi Sl
or-faktor Yagiatan Ekstr
ahun Ajaran
uhan
Penghambat ulutangkis d
mendalam, d
siswa dala
Wonosari 1
a adalah seba
mum sebesa
dan standar d
n sebesar 2.
s data mem
i kegiatan e
eman berda
ang Menjadirakurikuler Bn 2014/2015
San
Tin
Cu
Ren
San
Siswa Daladi SD Nege
deskripsi has
am mengiku
Turi Slema
agai berikut:
ar 4 dan nil
deviasi sebes
. Berdasarka
mperoleh ha
ekstrakurikul
asarkan fakt
i PenghambBulutangkis 5 Berdasarka
ngat Tinggi
nggi
kup
ndah
ngat Rendah
am eri
sil
uti
an
:
lai
sar
an
sil
ler
tor
bat di an
35
Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase X > 3,4 Sangat Tinggi 2 6,66%
2,6 < X ≤ 3,4 Tinggi 7 23,34% 1,8 < X ≤ 2,6 Cukup 16 53,33% 0,9 < X ≤ 1,8 Rendah 5 16,67%
X ≤ 0,9 Sangat Rendah 0 0,00% JUMLAH 30 100,00%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan faktor-
faktor yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman
berdasarkan faktor kurikulum terdapat 2 siswa (6,66%) dalam kategori
sangat tinggi, 7 siswa (23,34%) dalam kategori tinggi, 16 siswa (53,33%)
dalam kategori cukup, 5 siswa (16,67%) dalam kategori rendah, 0 siswa
(0,00%) dalam kategori sangat rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori
cukup, sehingga dapat disimpulkan faktor-faktor yang menjadi penghambat
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri
Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor kurikulum berkategori cukup
menghambat.
Dari keterangan di atas, faktor-faktor yang menjadi penghambat
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri
Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor kurikulum dapat disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Ga
b. Fak
mi
Mo
kat
pen
SD
ber
Ta
ambar 2. HDNK
ktor Pelatih
Hasil p
nimum 0. M
odus dipero
tegori yang t
nghambat si
D Negeri W
rikut :
abel 8. DistrSiswSD Fakt
Kelas IX > 4
2,99 < X1,66 < X
0,347 < XX ≤ 0
0
5
10
15
20
Frekue
nsi
Histogram Falam Mengi
Negeri WonKurikulum
penelitian m
Mean diperole
oleh sebesar
telah ditentu
iswa dalam m
Wonosari 1 T
ribusi Frekuwa Dalam M
Negeri Wontor Pelatih nterval 4,313
X ≤ 4,313 X ≤ 2,99 X ≤ 1,66 0,347
JUMLA
36
aktor-faktor ikuti Kegiatanosari 1 T
memperoleh
eh sebesar 2
r 2 dan me
ukan, analisi
mengikuti ke
Turi Sleman
uensi FaktoMengikuti Ke
nosari 1 Ta
KateSangat
TinCuRen
Sangat AH
Kategori
Kuriku
Yang Menan EkstrakurTuri Slema
nilai maksim
2,33 dan stan
edian sebesa
is data memp
egiatan ekstr
n berdasarka
or-faktor Yagiatan Ekstr
ahun Ajaran
egori t Tinggi nggi ukup ndah Rendah
ulum
njadi Penghrikuler Buluan Berdasa
mum sebesa
ndar deviasi
ar 2. Berda
peroleh hasi
rakurikuler b
an faktor pe
ang Menjadirakurikuler Bn 2014/2015
Frekuensi 2 9 7
11 1
30
San
Ting
Cuk
Ren
San
hambat Siswutangkis di Sarkan Fakt
ar 6 dan nil
sebesar 1,32
asarkan rum
l faktor-fakt
bulutangkis
elatih sebag
i PenghambBulutangkis 5 Berdasarka
Persenta6,66%
30,00%23,34%36,37%3,34%
100,00%
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
wa SD tor
lai
22.
mus
tor
di
gai
bat di an
se
% % %
%
yan
bul
pel
(30
sis
san
dis
me
Tu
sis
Wo
ben
Ga
Dari ta
ng menjadi
lutangkis di
latih terdapa
0,00%) dalam
wa (36,37%
ngat rendah.
simpulkan
engikuti keg
uri Sleman be
Dari k
wa dalam m
onosari 1 Tu
ntuk histogra
ambar 3. HDN
0
2
4
6
8
10
12
Frekue
nsi
abel di atas d
penghambat
i SD Neger
at 2 siswa
m kategori ti
%) dalam ka
. Frekuensi
faktor-fakto
giatan ekstra
erdasarkan f
eterangan d
mengikuti ke
uri Sleman b
am sebagai b
Histogram Falam Mengi
Negeri Wono
37
dapat dijelas
t siswa dalam
ri Wonosari
(6,66%) da
inggi, 7 sisw
ategori rend
terbanyak p
or yang m
akurikuler bu
faktor pelatih
di atas, fakt
egiatan ekstr
berdasarkan
berikut :
aktor-faktor ikuti Kegiatasari 1 Turi S
Kategori
Pela
skan bahwa
m mengikut
i 1 Turi Sl
alam kategor
wa (23,34%)
dah, 1 siswa
pada kategor
menjadi pen
ulutangkis d
h berkategor
tor-faktor ya
rakurikuler b
n faktor pela
Yang Menan Ekstrakur
Sleman Berd
tih
keseluruhan
ti kegiatan e
eman berda
ri sangat tin
dalam kateg
a (3,34%) d
ri rendah, se
nghambat
di SD Neger
ri rendah.
ang menjad
bulutangkis
atih dapat di
njadi Penghrikuler Bulu
dasarkan Fak
San
Ting
Cuk
Ren
San
n faktor-fakt
ekstrakurikul
asarkan fakt
nggi, 9 sisw
gori cukup,
alam katego
ehingga dap
siswa dala
ri Wonosari
i penghamb
di SD Nege
isajikan dala
hambat Siswutangkis di Sktor Pelatih
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
tor
ler
tor
wa
11
ori
pat
am
1
bat
eri
am
wa SD
38
c. Faktor Alat dan Fasilitas
Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 5 dan nilai
minimum 1. Mean diperoleh sebesar 2,67 dan standar deviasi sebesar 1,155.
Modus diperoleh sebesar 2 dan median sebesar 2. Berdasarkan rumus
kategori yang telah ditentukan, analisis data memperoleh hasil faktor-faktor
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di
SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor alat dan fasilitas
sebagai berikut :
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Alat dan Fasilitas
Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase X > 4,4 Sangat Tinggi 5 16,66%
3,2 < X ≤ 4,4 Tinggi 1 3,34% 2,1 < X ≤ 3,2 Cukup 22 73,33% 0,94 < X ≤ 2,1 Rendah 3 10,00%
X ≤ 0,94 Sangat Rendah 0 0,00% JUMLAH 30 100,00%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan faktor-faktor
yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor alat
dan fasilitas terdapat 5 siswa (16,66%) dalam kategori sangat tinggi, 1
siswa (3,34%) dalam kategori tinggi, 22 siswa (73,33%) dalam kategori
cukup, 3 siswa (10,00%) dalam kategori rendah, 0 siswa (0,00%) dalam
kategori sangat rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori cukup, sehingga
dapat disimpulkan faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1
Tu
me
sis
Wo
dis
Ga
d. Fak
mi
Mo
kat
pen
SD
ber
uri Sleman
enghambat.
Dari k
wa dalam m
onosari 1 T
sajikan dalam
ambar 4. HDNFa
ktor Lingkun
Hasil p
nimum 1. M
odus dipero
tegori yang t
nghambat si
D Negeri Wo
rikut :
0
5
10
15
20
25
Frekue
nsi
berdasarkan
eterangan d
mengikuti ke
Turi Slema
m bentuk his
Histogram Falam Mengi
Negeri Wonoasilitas
ngan
penelitian m
Mean diperole
oleh sebesar
telah ditentu
iswa dalam m
onosari 1 Tu
A
39
n faktor ala
di atas, fakt
egiatan ekstr
an berdasark
stogram seba
aktor-faktor ikuti Kegiata
osari 1 Turi
memperoleh
eh sebesar 2
r 2 dan me
ukan, analisi
mengikuti ke
uri Sleman b
Kategori
lat dan F
at dan fasil
tor-faktor ya
rakurikuler b
kan faktor
agai berikut
Yang Menan EkstrakurSleman Ber
nilai maksim
2,43 dan stan
edian sebesa
is data memp
egiatan ekstr
berdasarkan f
Fasilitas
litas berkate
ang menjad
bulutangkis
alat dan f
:
njadi Penghrikuler Bulurdasarkan Fa
mum sebesa
ndar deviasi
ar 2. Berda
peroleh hasi
rakurikuler b
faktor lingku
San
Ting
Cuk
Ren
San
egori cuku
i penghamb
di SD Nege
fasilitas dap
hambat Siswutangkis di Saktor Alat d
ar 5 dan nil
sebesar 0,97
asarkan rum
l faktor-fakt
bulutangkis
ungan sebag
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
up
bat
eri
pat
wa SD an
lai
71.
mus
tor
di
gai
40
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Lingkungan
Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase X > 3,88 Sangat Tinggi 4 13,33%
2,91 < X ≤ 3,88 Tinggi 8 26,67% 1,94 < X ≤ 2,91 Cukup 14 46,67% 0,97 < X ≤ 1,94 Rendah 4 13,33%
X ≤ 0,97 Sangat Rendah 0 0,00% JUMLAH 30 100,00%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan faktor-faktor
yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
lingkungan terdapat 4 siswa (13,33%) dalam kategori sangat tinggi, 8 siswa
(26,67%) dalam kategori tinggi, 14 siswa (46,67%) dalam kategori cukup, 4
siswa (13,33%) dalam kategori rendah, 0 siswa (0,00%) dalam kategori
sangat rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori cukup, sehingga dapat
disimpulkan faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1
Turi Sleman berdasarkan faktor lingkungan berkategori cukup
menghambat.
Dari keterangan di atas, faktor-faktor yang menjadi penghambat
siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri
Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor lingkungan dapat disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Ga
e. Fak
mi
Mo
kat
pen
SD
pen
Ta
ambar 5. HDNLi
ktor Perhatia
Hasil p
nimum 1. M
odus dipero
tegori yang t
nghambat si
D Negeri W
ndukung seb
abel 11. DisSiswdi SFak
Kelas IX > 3
2,81 < X1,92 < X1,04 < X
X ≤
0
5
10
15
Frekue
nsi
Histogram Falam Mengi
Negeri Woningkungan
an dan Pend
penelitian m
Mean diperole
oleh sebesar
telah ditentu
iswa dalam m
Wonosari 1
bagai berikut
stribusi Frekwa Dalam MSD Negeri Wktor Perhatiannterval 3,705
X ≤ 3,705 X ≤ 2,81 X ≤ 1,92 1,04
JUMLA
41
aktor-faktor ikuti Kegiatanosari 1 T
dukung
memperoleh
eh sebesar 2
r 2 dan me
ukan, analisi
mengikuti ke
Turi Slema
t :
kuensi FaktoMengikuti K
Wonosari 1 Tn dan Pendu
KateSangat
TinCuRen
Sangat AH
Kategori
Lingku
Yang Menan EkstrakurTuri Slema
nilai maksim
2,43 dan stan
edian sebesa
is data memp
egiatan ekstr
an berdasark
or-faktor YaKegiatan EkTahun Ajaraukung egori t Tinggi nggi ukup ndah Rendah
ngan
njadi Penghrikuler Buluan Berdasa
mum sebesa
ndar deviasi
ar 2. Berda
peroleh hasi
rakurikuler b
kan faktor p
ang Menjadkstrakurikulean 2014/2015
Frekuensi 2
10 14 0 4
30
San
Ting
Cuk
Ren
San
hambat Siswutangkis di Sarkan Fakt
ar 5 dan nil
sebesar 0,97
asarkan rum
l faktor-fakt
bulutangkis
perhatian da
i Penghamber Bulutangk5 Berdasarka
Persenta6,67%
33,33%46,67%0,00%
13,33%100,00%
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
wa SD tor
lai
71.
mus
tor
di
an
bat kis an
se
% %
% %
yan
bul
per
tin
kat
dal
seh
dal
Wo
ber
sis
Wo
dis
Ga
Dari ta
ng menjadi
lutangkis di
rhatian dan
nggi, 10 sisw
tegori cukup
lam kategor
hingga dapa
lam mengik
onosari 1 T
rkategori cu
Dari k
wa dalam m
onosari 1 Tu
sajikan dalam
ambar 6. HD
0
5
10
15
Frekue
nsi
abel di atas d
penghambat
i SD Neger
pendukung
wa (33,33%)
p, 0 siswa (0
ri sangat ren
t disimpulka
kuti kegiata
Turi Sleman
ukup mengha
eterangan d
mengikuti ke
uri Sleman b
m bentuk his
Histogram Falam Mengi
Perhat
42
dapat dijelas
t siswa dalam
ri Wonosari
terdapat 2 s
dalam kateg
0,00%) dala
ndah. Freku
an faktor-fak
an ekstraku
n berdasarka
ambat.
di atas, fakt
egiatan ekstr
berdasarkan
stogram seba
aktor-faktor ikuti Kegiata
Kategori
tian dan
skan bahwa
m mengikut
i 1 Turi Sl
siswa (6,67%
gori tinggi,
m kategori r
uensi terbany
ktor yang m
urikuler bul
an faktor p
tor-faktor ya
rakurikuler b
faktor perha
agai berikut
Yang Menan Ekstrakur
n Penduk
keseluruhan
ti kegiatan e
eman berda
%) dalam k
14 siswa (4
rendah, 4 si
yak pada ka
menjadi peng
lutangkis di
perhatian da
ang menjad
bulutangkis
atian dan pen
:
njadi Penghrikuler Bulu
kung
San
Ting
Cuk
Ren
San
n faktor-fakt
ekstrakurikul
asarkan fakt
ategori sang
6,67%) dala
iswa (13,33%
ategori cuku
ghambat sisw
i SD Nege
an pendukun
i penghamb
di SD Nege
ndukung dap
hambat Siswutangkis di S
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
tor
ler
tor
gat
am
%)
up,
wa
eri
ng
bat
eri
pat
wa SD
43
Negeri Wonosari 1 Turi Sleman Berdasarkan Faktor Perhatian dan Pendukung
f. Faktor Kompetisi
Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 5 dan nilai
minimum 1. Mean diperoleh sebesar 2,43 dan standar deviasi sebesar 0,971.
Modus diperoleh sebesar 2 dan median sebesar 2. Berdasarkan rumus
kategori yang telah ditentukan, analisis data memperoleh hasil faktor-faktor
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di
SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor kompetisi sebagai
berikut :
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Faktor Kompetisi
Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase X > 3,52 Sangat Tinggi 1 3,33%
2,66 < X ≤ 3,52 Tinggi 12 40,00% 1,8 < X ≤ 2,66 Cukup 10 33,33% 0,94 < X ≤ 1,8 Rendah 7 23,34%
X ≤ 0,94 Sangat Rendah 0 0,00% JUMLAH 30 100,00%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan faktor-faktor
yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
kompetisi terdapat 1 siswa (3,33%) dalam kategori sangat tinggi, 12 siswa
(40,00%) dalam kategori tinggi, 10 siswa (33,33%) dalam kategori cukup, 7
siswa (23,34%) dalam kategori rendah, 0 siswa (0,00%) dalam kategori
sangat rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori tinggi, sehingga dapat
disimpulkan faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa dalam
C
me
Tu
sis
Wo
dal
Ga
C. Pembaha
Pe
menjadi
Wonosari
dari masi
1. Fakt
bulut
engikuti keg
uri Sleman be
Dari k
wa dalam m
onosari 1 T
lam bentuk h
ambar 7. HDN
asan
enelitian ini
penghambta
i 1 Turi Slem
ing-masing f
or Kurikulum
Faktor-fa
tangkis sisw
0
2
4
6
8
10
12
Frekue
nsi
giatan ekstra
erdasarkan f
eterangan d
mengikuti ke
Turi Sleman
histogram se
Histogram Falam Mengi
Negeri Wono
berusaha m
a pelaksanaa
man. Berdas
faktor, yaitu
m
aktor yang m
wa SD Nege
44
akurikuler bu
faktor kompe
di atas, fakt
egiatan ekstr
n berdasarka
ebagai beriku
aktor-faktor ikuti Kegiatasari 1 Turi S
mengidentifik
an ekstrakur
arkan analis
sebagai beri
menjadi pen
eri Wonosar
Kategori
Komp
ulutangkis d
etisi berkate
tor-faktor ya
rakurikuler b
an faktor k
ut :
Yang Menan Ekstrakur
Sleman Berd
kasi seberapa
rikuler bulut
sa data penel
ikut :
nghambat pe
ri 1 Turi Sl
petisi
di SD Neger
gori tinggi.
ang menjad
bulutangkis
kompetisi da
njadi Penghrikuler Bulu
dasarkan Fak
a besar fakto
tangkis sisw
litian dapat d
elaksanaan e
leman berda
San
Ting
Cuk
Ren
San
ri Wonosari
i penghamb
di SD Nege
apat disajik
hambat Siswutangkis di Sktor Kompeti
or-faktor dap
wa SD Nege
diketahui ha
ekstrakurikul
asarkan fakt
ngat Tinggi
ggi
kup
ndah
ngat Rendah
1
bat
eri
an
wa SD isi
pat
eri
sil
ler
tor
45
kurikulum berkategori cukup menghambat. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain :
a. Materi yang diberikan
Materi yang diberikan pada saat latihan cukup bagus, tapi masih terlalu
sederhana, sehingga siswa merasa kurang menarik.
2. Faktor Pelatih
Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
pelatih berkategori rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain :
a. Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pelatih sudah cukup.
Keterampilan dan pengetahuan yang luas adalah modal utama yang harus
dimiliki oleh seorang pelatih. Sebagai contoh bagaimana membetulkan
teknik yang benar apabila siswa tidak mengerti bagaimana teknik yang
benar.
b. Kedisiplinan pelatih akan mempengaruhi siswa dalam berlatih. Siswa
cenderung akan semaunya sendiri apabila pelatih yang diikutinya kurang
disiplin. Pelatih merupakan sosok yang menjadi panutan.
c. Keterbukaan
Seorang pelatih seharusnya mau menerima, baik keluhan, saran atau kritik
dari siapapun. Pelatih tidak akan tersinggung apabila ada orang yang
mengkritiknya. Di sisi lain, seorang pelatih harus dapat memberikan
motivasi kepada siswa atau anak didiknya.
46
3. Faktor Alat dan Fasilitas / Sarana dan Prasarana
Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor alat
dan fasilitas/sarana dan prasarana berkategori cukup menghambat. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a. Peralatan yang tidak lengkap
Peralatan yang tidak lengkap menyebabkan siswa kurang bersemangat
dalam berlatih. Sebagai contoh, siswa belum memiliki sepatu untuk
bermain bulutangkis. Idealnya adalah mempunyai raket, sepatu, suttle
cock yang cukup.
b. Kondisi alat dan fasilitas yang kurang mendukung
Kondisi alat dan fasilitas sangatlah berpengaruh pada proses latihan.
Siswa akan merasa senang dalam berlatih bila alat dan fasilitas yang
mereka gunakan memadahi. Lain halnya bila alat dan fasilitas yang
digunakan kurang mendukung, sebagai contoh net yang robek, secara
tidak langsung akan mempengaruhi siswa dalam mengikuti latihan.
4. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
lingkungan berkategori cukup menghambat. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain :
47
a. Pengaruh keluarga/orang tua
Keluarga atau orang tua yang tidak senang olahraga, cenderung akan
menganjurkan anaknya untuk mengikuti pelajaran akademik di sekolah,
meskipun anak menyukai bulutangkis. Hal inilah yang dapat
menyebabkan anak malas untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
b. Lingkungan masyarakat sekitar
Pengaruh lingkungan sekitar anak sangat berarti. Sebagai contoh, anak
yang tinggal di masyarakat yang gemar akan sepak bola, maka secara
otomatis akan gemar juga pada sepak bola.
c. Cuaca di lapangan
Ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 dilaksanakan di
luar gedung. Pada saat hujan turun, para siswa tidak dapat bermain
bulutangkis karena lapangan yang digunakan becek. Kondisi ini akan
menyebabkan siswa malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis.
5. Faktor Perhatian dan Pendukung
Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
perhatian dan pendukung berkategori cukup menghambat. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
48
a. Kurangnya fasilitas
Kurang lengkapnya fasilitas dan perlengkapan yang digunakan dapat
mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
bulutangkis.
6. Faktor Kompetisi
Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman berdasarkan faktor
kompetisi berkategori tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :
a. Minimnya kompetisi
Kompetisi merupakan kegiatan yang sangat didambakan oleh para siswa.
Kompetisi dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil yang
didapat setelah mengikuti latihan. Partisipasi sekolah dalam mengikuti
suatu kejuaraan akan mempengaruhi siswa untuk mengikuti latihan.
Sebagai contoh pihak sekolah mempermudah untuk mengikuti suatu
kompetisi dan juga perijinan yang mudah bagi siswa lain yang ingin
menonton temannya dalam pertandingan.
Apabila dilihat secara keseluruhan tiap-tiap faktor, faktor kompetisi
mempunyai kategori yang paling tinggi dalam penghambat pelaksanaan
ekstrakurikuler bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman.
49
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Hasil analisa data faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat
pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman
sebagai berikut :
1. Faktor kompetisi berkategori tinggi.
2. Faktor perhatian dan pendukung berkategori cukup.
3. Faktor lingkungan berkategori cukup.
4. Faktor alat dan fasilitas/sarana dan prasarana berkategori cukup.
5. Faktor kurikulum berkategori cukup.
6. Faktor pelatih berkategori rendah.
Dari keenam faktor dapat diketahui bahwa faktor kompetisi mempunyai
kategori yang paling tinggi dalam penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
bulutangkis siswa SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini mempunyai beberapa
implikasi sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini merupakan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang terkait, yaitu bagi sekolah untuk bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah
supaya dalam menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler lebih optimal dengan
50
memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis, serta menciptakan suasana yang nyaman untuk
kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis.
C. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian. Namun demikian masih dirasakan adanya
keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat dihindari antara lain :
1. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian angket
sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang obyektif dalam proses pengisian
seperti adanya saling bersamaan dalam pengisisan angket. Selain itu dalam
pengisian angket diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran dan
ketakutan dalam menjawab responden tersebut dengan sebenarnya. Siswa juga
dalam memberikan jawaban tidak berfikir jernih (hanya asal selesai dan cepat)
karena faktor waktu.
2. Faktor yang digunakan untuk mengungkap faktor-faktor yang menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD
Negeri Wonosari 1 sangat terbatas dan kurang, sehingga perlu dilakukan
penelitian lain yang lebih luas untuk mengungkap faktor-faktor yang menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD
Negeri Wonosari 1 Turi Sleman.
3. Faktor yang digunakan untuk mengungkap faktor-faktor penghambat siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1
sangat kurang, seperti halnya tentang kurikulum. Ternyata para siswa belum
51
memahami tentang kurikulum, sehingga perlu dilakukan penelitian lain yang
lebih luas untuk mengangkat faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1
Turi Sleman.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan keterbatasan penelitian
mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1 Turi Sleman, maka penulis
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa SD Negeri Wonosari 1
Untuk lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam mengikuti
ekstrakurikuler bulutangkis di SD Negeri Wonosari 1.
2. Bagi Sekolah
Untuk lebih memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis.
3. Bagi Pelatih
Untuk lebih meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam
menyampaikan materi permainan bulutangkis serta harus benar-benar
menguasai dalam bidang kepelatihan.
4. Bagi Orangtua
Diharapkan untuk memberikan keleluasaan siswa dan selalu mengarahkannya
untuk selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis. Orangtua juga
harus memperhatikan lingkungan bermain siswa agar siswa selalu bisa hadir
52
dalam kegiatan ekstrakurikuler buutangkis daripada bermain dengan teman-
temannya.
53
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Kurnianto. (2013). Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SD N Gendengan Seyegan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. UNY
Anas Sudijono. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Jakarta Andung Dwi Haryanto. (2013). Identifikasi faktor Penghambat Ekstrakurikuler
Bolavoli Mini di SD Negeri 2 Tribuana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. UNY
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. (1992). Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) tentang Ekstrakurikuler Nomor : 226/C/Kep/0/1992. Jakarta : Depdikbud
Depdikbud. (1993). Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993. Jakarta : Depdikbud
Depdikbud. (1995). Informasi tentang Kegiatan Ekstrakurikuler sebagai Salah
Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Depdikbud RI Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan pertama edisi
ketiga. Jakarta : Balai Pustaka Entin. (2011). Ekstrakurikuler. Diakses dari http://12entinfujirahayu.wordpress.
Com/2011/05/04/ekstrakurikuler/ pada tanggal 14 Januari 2015. Graham Richards. (2010). Serial Konsep-konsep Kunci : Psikologi. Yogyakarta :
Pustaka Baca. Imam Suyudi. (1998). Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini.
Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Lorens Bagus. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta:
P2LPTK. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
54
Rochman Natawijaya. (1980). Penelitian bagi Guru Pendidikan Luar Biasa.
Jakarta: Depdikbud. Nana Syaodih Sukmadinata.(1988). Prinsip dan Landasan pengembangan
Kurikulum. Jakarta: Depdikbud. Ndong Kamtomo. (1986). Psikologi Olahraga. Jakarta: Depdikbud Oemar Hamalik. (1992). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Saifuddin Azwar. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman A.M. (2005). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press Singgih Gunarsa. (1989). Psikologi Olah Raga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Sudibyo Setyobroto. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Anem Kosong Anem. Subandiyah dan Djuhar Sidiq. (1980). Pengertian dan Fungsi Kurikulum.
Yogyakarta: Tima Pembina Kurikulum Proyek P3T IKIP. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta Suharno. (1981). Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukadiyanto. (1997) Pembinaan Kondisi Fisik Petenis. Jakarta: PB. Pelti. Sukmadinanta. (1988). Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
P2LPTK. Sutrisno Hadi. (1991). Analisa Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset. W. J. S. Poerwodarminta. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan Kegiatan Ko- dan Ekstrakurikuler.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN
Pengambilan Data