36
IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR IKHWAN IBNU ARBI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI

KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH

KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

IKHWAN IBNU ARBI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 3: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Jenis

Hijauan Makanan Ternak di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah

Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Ikhwan Ibnu Arbi

NIM D24100083

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

ABSTRAK

IKHWAN IBNU ARBI. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan

Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Cibungbulang dan

Pamijahan Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan M

AGUS SETIANA.

Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) merupakan kawasan peternakan sapi

perah yang berdiri pada tahun 1995 dan terletak di Kecamatan Cibungbulang dan

Pamijahan Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

jenis hijauan pakan yang tersebar di kawasan KUNAK menggunakan aplikasi

sistem informasi geografis dan gps, mengukur keragaman, serta mengukur

kandungan serat kasar dan protein kasarnya. Penelitian ini menggunakan aplikasi

ArcGIS, analisis proksimat, analisis komposisi botani, dan analisis vegetasi. Hasil

komposisi botani pada daerah KUNAK 1 adalah rumput Ottochloa nodosa

(Kunth) 11.83 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 10.34 % dan Pennisetum

purpureum Schum. 8.88 %. Pada KUNAK 2 yaitu Pennisetum purpureum Schum.

14.24 %, Ottochloa nodosa (Kunth) 13.37 % dan urutan ketiga yaitu Eleusine

indica L. Gaertn 7.40%, sementara itu hasil analisis vegetasi terkait keragaman

hijauan untuk KUNAK 1 dan 2 bernilai sedang. Kualitas protein kasar (PK) dan

serat kasar (SK) pada Ottochloa nodosa (Kunth) masing-masing 9.1 % dan

28.4 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 7.4 % and 25.4 %, serta Pennisetum

purpureum Schum. 8.6% dan 30.7%.

Kata kunci: hijauan pakan, komposisi botani, KUNAK, sapi perah

ABSTRACT

IKHWAN IBNU ARBI. Identification of Forage in The Dairy Cattle Farm

(KUNAK) Cibungbulang and Pamijahan District of Bogor Regency. Supervised

by ASEP TATA PERMANA and M AGUS SETIANA.

KUNAK is a dairy farm area which located at Cibungbulang and Pamijahan

district, Bogor regency, it was built on 1995. The aim of this research was to

identify types of forage of areas in KUNAK diversity analysis, and identification

of its crude fiber and crude protein. This research used ArcGis application,

descriptive analysis, proximate analysis, botanical composition analysis, and

vegetation analysis. The result of botanical composition in KUNAK 1 is

Ottochloa nodosa (Kunth) 11.83 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 10.34 % and

Pennisetum purpureum Schum. 8.88 %, while in KUNAK 2 Pennisetum

purpureum Schum. 14.24 %, Ottochloa nodosa (Kunth) 13.37 % and Eleusine

indica L. Gaertn 7.40 %. Based on vegetation analysis, vegetation diversity in

KUNAK 1 and 2 were clasified as medium. The result of proximate analysis,

crude protein (CP) and crude fiber (CF) Ottochloa nodosa (Kunth) were 9.1 %

and 28.4 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 7.4 % and 25.4 % and Pennisetum

purpureum Schum. 8.6 % and 30.7 %.

Keywords: botanical composition, dairy cattle, forage, KUNAK

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI

KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH

KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

IKHWAN IBNU ARBI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 7: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

Judul Skripsi : Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan Usaha

Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Cibungbulang dan

Pamijahan Kabupaten Bogor

Nama : Ikhwan Ibnu Arbi

NIM : D24100083

Disetujui oleh

Ir Asep Tata Permana, MSc

Pembimbing I

Ir M Agus Setiana, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ( )

Page 8: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 9: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah

identifikasi, dengan judul Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan

Usaha Peternakan (KUNAK) Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan

Kabupaten Bogor.

Identifikasi hijauan pakan di kawasan KUNAK menjadi bahasan utama

pada penelitian ini karena hijauan merupakan pakan utama bagi ternak sapi perah

yang memproduksi susu. Keragaman hijauan yang tersebar di KUNAK dapat

dijadikan sebagai pakan potensial sehingga mampu meningkatkan produktivitas

hasil ternak di KUNAK.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tentu masih membutuhkan

banyak hal agar dirasa cukup sebagai karya ilmiah yang layak. Oleh karena itu,

kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang. Penulis sangat

mengharapkan adanya manfaat yang bisa ditemukan dari skripsi ini baik bagi

masyarakat dan peternak KUNAK terkhusus penulis secara pribadi.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Ikhwan Ibnu Arbi

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 11: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 2

Alat dan Bahan 2

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Prosedur 2

Pengumpulan data 2

Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2

Pembuatan Peta Tematik 2

Analisis Komposisi Botani 3

Analisis Vegetasi 3

Kualitas Hijauan Pakan 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum KUNAK 4

Kondisi Peternakan KUNAK 5

Sejarah 5

Populasi Ternak 6

Produksi Susu 6

Karakteristik Peternak 7

Komposisi Botani Lokasi KUNAK 1 dan 2 9

Komposisi Botani KUNAK 1 9

Komposisi Botani KUNAK 2 12

Keragaman Jenis Hijauan Pakan KUNAK 1 dan 2 12

Kualitas Hijauan Pakan Lokasi KUNAK 15

SIMPULAN DAN SARAN 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 24

UCAPAN TERIMA KASIH 24

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

DAFTAR TABEL

1 Perhitungan analisis vegetasi 4 2 Populasi ternak lokasi KUNAK 1 dan 2 6 3 Satuan ternak lokasi KUNAK 1 dan 2 6 4 Produksi susu KUNAK 1 dan 2 7 5 Karakteristik peternak KUNAK 1 dan 2 berdasarkan status kepemilikan 7

6 Karakteristik peternak KUNAK 1 dan 2 8

7 Komposisi botani KUNAK 1 9

8 Komposisi botani KUNAK 2 12

9 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 1 13

10 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 2 14

11 Analisis keragaman hijauan pakan KUNAK 1 dan 2 14

12 Kualitas nutrisi hijauan pakan di KUNAK 15

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram pembuatan peta 3

2 Peta lokasi KUNAK 1 dan 2 5

3 Peta komposisi botani KUNAK 1 10

4 Peta komposisi botani KUNAK 2 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perhitungan komposisi botani KUNAK 1 18

2 Perhitungan komposisi botani KUNAK 2 18

3 Perhitungan jumlah satuan ternak (ST) lokasi KUNAK 20

4 Populasi ternak Sapi potong, ayam broiler, kambing, dan kuda (ekor) 20

5 Tetapan koefisien komposisi botani 20

6 Waypoints komposisi botani 21

7 Hijauan di lokasi penelitian 23

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

1

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang terdapat berbagai jenis hijauan

yang sangat melimpah dan beranekaragam. Pengelolaan sumberdaya yang

tepat menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan (Seda 2006).

Tingkat keragaman hijauan yang tinggi ini memiliki potensi besar dalam

mengembangkan peternakan khususnya ternak ruminansia yang

membutuhkan hijauan sebagai pakan utamanya. Menurut Soedrajat (2000),

komponen utama dalam pengembangan peternakan adalah ketersediaan

lahan, pakan, dan ternak. Kabupaten Bogor memiliki tingkat curah hujan

pertahun cukup tinggi yang mencapai 2 400 mm tahun-1

(KPS-UPB 2012),

sehingga menjadi daerah yang ditumbuhi banyak hijauan khususnya hijauan

pakan ternak. Kebutuhan hijauan sebagai pakan ternak menjadi kunci yang

sangat penting karena dibutuhkan secara terus-menerus untuk mencukupi

kebutuhan pakan ternak dan menjaga kestabilan dalam usaha peternakan.

Syarief dan Sumoprastowo (1985) menyatakan kebutuhan rata-rata hijauan

makanan ternak untuk ternak sapi perah yaitu 30 kg ekor-1

hari-1

. Sementara

Soetanto (1994) menyatakan jumlah minimum pemberian hijauan makanan

ternak pada sapi laktasi sebanyak 36 kg hari-1

dengan konsentrat 12.7 kg

hari-1

. Di Kabupaten Bogor terdapat suatu kawasan yang merupakan salah

satu sentra sapi perah yang menyuplai susu untuk pemenuhan kebutuhan

susu di Indonesia. Kawasan tersebut bernama KUNAK (Kawasan Usaha

Peternakan) Sapi Perah yang terletak di Kecamatan Cibungbulang dan

Pamijahan. Daerah KUNAK terbagi menjadi KUNAK 1 dan KUNAK 2.

KUNAK 1 terletak di Kecamatan Cibungbulang dan KUNAK 2 di

Kecamatan Pamijahan (KPS-UPB 2012).

Produksi hasil ternak melibatkan banyak aspek kompleks dan salah

satu faktor yang menentukan baik buruknya pertumbuhan ternak ruminansia

adalah pakan (McDowell 1972). Kondisi KUNAK yang merupakan daerah

peternakan sapi perah memiliki berbagai problem seperti kurangnya

ketersediaan dan rendahnya kualitas hijauan pakan yang diberikan ke ternak

sapi perah, sehingga produktivitasnya tidak stabil. Sejauh ini, para

peternak KUNAK memberikan pakan berupa rumput atau legum baik yang

ditanam di lahan sendiri atau dari lahan lainnya, jerami, konsentrat dan

limbah pertanian yang ketersediaannya tidak pasti. Dalam penelitian

sebelumnya, Dziyauddin (2012) menyimpulkan dari penggunaan Sistem

Informasi Geografis (SIG) bahwa KUNAK memerlukan lahan tambahan

seluas 101.5 ha yang digunakan untuk menanam hijauan pakan sehingga

bisa memenuhi kecukupan hijauan yang dibutuhkan ternak yang ada.

Identifikasi jenis dan kualitas hijauan yang ada di KUNAK dapat

memberikan solusi dalam penentuan pakan hijauan yang berpotensi

diberikan ke ternak agar mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas

susu yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi

keragaman dan penyebaran hijauan pakan di KUNAK.

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

2

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah

kuadran berukuran 0.5 m x 0.5 m, gunting, cutter, kantong sampel, plastik,

alat tulis, kertas HVS A4, GPS merk Garmin Oregon seri 550, aplikasi

ArcGIS® 10.1, kamera dengan 16.1 megapixel, koran, kardus, alkohol 70%,

label, log book, tali rafia, timbangan, dan kuisioner. Bahan yang digunakan

yaitu kuisioner yang diberikan kepada peternak dengan metode wawancara

dan bahan herbarium diambil dari pengamatan hijauan di seluruh titik

sampel.

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Kawasan Usaha

Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kabupaten Bogor seluas 94.41 ha.

KUNAK 1 di Kecamatan Cibungbulang dan KUNAK 2 di Kecamatan

Pamijahan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September hingga

Desember 2013.

Prosedur

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu berupa data sekunder dan data primer. Data

sekunder yang diambil yaitu data kepemilikan kavling dan ternak, produksi

HMT, populasi ternak, produksi susu. Sementara data primer berupa data

yang diambil dari observasi lapang dan wawancara dengan menggunakan

kuisioner.

Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan

Identifikasi rumput menggunakan herbarium hijauan dengan

mengacu pada metode Stone (1983) yaitu eksplorasi koleksi herbarium.

Pembuatan herbarium basah yaitu dengan cara mengambil bagian utama

setiap jenis hijauan lalu disemprotkan alkohol 70% pada seluruh bagian

tanaman, kemudian diletakkan pada kertas HVS A4 atau koran dengan

direkatkan selotip dan ditutup secara rapat dengan kardus. Data yang dicatat

berupa nama identifikasi sendiri dan nama latin tiap jenis yang dicocokkan

dengan literatur yang ada.

Pembuatan Peta Tematik

Dasar pembuatan peta dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)

menggunakan peta tematik yang berisi data spasial antara lain denah lokasi

seluruh kavling, jalan, fasilitas, dan batas administrasi wilayah. Data spasial

tersebut dipadukan dengan data vektor yang diperoleh dari atribut GPS agar

data tersebut bisa diolah menjadi peta dalam format shp. Data vektor

tersebut terdiri dari hasil GPS KUNAK 1 dengan atribut berisi 82 waypoints

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

3

dan 52 tracks, sementara KUNAK 2 dengan atribut berisi 78 waypoints dan

36 tracks.

Software SIG (ESRI 1998) digunakan untuk mengolah data vektor,

membuat atribut dan layer tambahan serta penerapan peta spasial sehingga

bisa dibaca sebagai bentuk dan ukuran peta yang sebenarnya pada

permukaan bumi. SIG digunakan untuk kalkulasi perjalanan dengan GPS

dan untuk identifikasi serta merekam setiap perjalanan yang dilakukan

(ESRI 1998). Data-data layer tersebut diolah menurut atribut-atribut dan

diinterpolasikan dengan peta dasar. Diagram alur pembuatan peta

dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Diagram pembuatan peta

Analisis Komposisi Botani

Analisis komposisi botani yang dilakukan dengan menggunakan

metode “Dry Weight Rank” menurut Mannetje dan Haydock (1963).

Metode ini digunakan untuk menaksir komposisi botani suatu kawasan.

Dalam analisis ini digunakan bingkai kuadran 0.5 m x 0.5 m disebar secara

acak sebanyak 75 kali untuk masing-masing KUNAK, kemudian dicatat

spesies yang ada dan dihitung berdasarkan tetapan koefisien yang tercantum

pada Lampiran 4 dan penetapan titik waypoints dengan menggunakan GPS

yang dapat dilihat pada lampiran 5.

Analisis Vegetasi

Metode analisis vegetasi tumbuhan bawah tanah dengan dibuat petak

pengamatan berukuran 20 m x 20 m, dengan 5 plot berukuran 2 m x 2 m

didalam petak pengamatan lalu didapatkan frekuensi tanaman disetiap plot

tersebut. Soerianegara dan Indrawan (2008) menyatakan beberapa rumus

perhitungan dalam analisis vegetasi adalah INP (Indeks Nilai penting), H’

(Indeks Keragaman), R1 (Indeks Kekayaan), E (Indeks Kemerataan), ID

(Indeks Dominasi), dan IS (Indeks Kesamaan) sebagai berikut :

Peta.shp Input data

Polygone Polyline Point

Add shapefile

Arc Katalog

File.gps

GPSGarmin

Oregon 550

Layer vektor

Global

mapper 12

Peta dasar

Peta hasil

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

4

Tabel 1 Perhitungan analisis vegetasi Nilai Rumus Keterangan

INP KR + FR INP : Indeks nilai penting

K

( ) K

KR

:

:

Kerapatan

Kerapatan relatif

KR

F

FR

:

:

Frekuensi

Frekuensi relatif

F

FR

H’ ∑

H’

ni

N

:

:

:

Indeks keragaman jenis

INP jenis i

total INP

R1 ( - )

( ( ))

R1

S

N

:

:

:

Indeks kekayaan

Jumlah jenis yang ditemukan

Jumlah total individu

E

( )

E

H’

S

:

:

:

Indeks kemerataan jenis

Indeks keragaman jenis

Jumlah jenis

ID ∑ (

)

ID

ni

N

:

:

:

Indeks dominasi

INP jenis i

total INP

IS

IS

w

a

b

:

:

:

:

Indeks kesamaan komunitas

jumlah jenis yang sama antara

komunitas a dan b jumlah jenis

yang terdapat pada komunitas a

jumlah jenis yang terdapat pada

komunitas b

Sumber : Soerianegara dan Indrawan (2008)

Kualitas Hijauan Pakan

Sampel hijauan yang telah diambil tiap daerah KUNAK 1 dan

KUNAK 2 tertentu dianalisis berupa berat kering (BK), protein kasar (PK),

dan serat kasar (SK). Analisa proksimat ini dilakukan di laboratorium

sumberdaya hayati dan bioteknologi, Gedung Penelitian Antar Universitas

(PAU), Institut Pertanian Bogor. Jenis hijauan yang dianalisis adalah jenis

yang menduduki peringkat terbanyak pertama, kedua, dan ketiga dalam

komposisi botani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum KUNAK

Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah terletak di Jawa

Barat, Kabupaten Bogor, berada dalam dua wilayah yaitu KUNAK 1

terletak di Gunung Sarangseng, Kecamatan Cibungbulang dengan luas

52.43 ha dan KUNAK 2 terletak di Gunung Geulis, Kecamatan Pamijahan

dengan luas 41.98 ha. Lokasi ini berada diantara 06°37’046”LS -

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

5

06°38’180”LS dan 106°38’545”BT - 106°39’544”BT dengan ketinggian

350.7 – 451.3 mdpl dan suhu udara diantara 20-28°C serta curah hujan rata-

rata 2 400 mm tahun-1

(KPS-UPB 2012). Wilayah KUNAK 1 terdiri dari

tiga kelompok peternak, yaitu kelompok Tertib, kelompok Segar, dan

kelompok Bersih. Sementara wilayah KUNAK 2 terdiri dari tiga kelompok

peternak yaitu kelompok Indah, kelompok Aman, dan kelompok Mandiri.

Gambar 2 Peta lokasi KUNAK 1 dan 2

Kondisi Peternakan KUNAK

Sejarah

Sejarah awal mula berdirinya Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK)

didasarkan atas suatu tujuan untuk mengumpulkan para peternak-peternak

sapi perah yang tersebar di lingkup Kabupaten dan Kota Bogor. Para

peternak-peternak tersebut berkumpul untuk mengajukan bantuan

pengembangan KUNAK, akhirnya pada tahun 1995 KUNAK mendapatkan

bantuan Presiden Soeharto dan dilakukan pembangunan selama dua tahun

sampai awal tahun 1997. Pada tanggal 7 Januari 1997, Presiden Soeharto

meresmikan KUNAK sebagai kawasan usaha peternakan sapi perah (KPS-

UPB 2012).

Daerah yang dipilih sebagai kawasan peternakan ini berada di

Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan, karena pada tahun

tersebut sudah banyak komunitas peternak sapi perah yang tinggal disana,

selain itu daerah KUNAK juga tidak terlalu dekat dengan permukiman

masyarakat sehingga tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar.

KUNAK 1

KUNAK 2

Kota

Bogor

Page 18: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

6

Populasi Ternak

Populasi ternak yang tercatat di KPS Bogor untuk wilayah KUNAK

1 dan KUNAK 2 selain sapi perah terdapat berbagai macam ternak lainnya

yaitu sapi potong, ayam broiler, kambing, dan kuda yang dapat dilihat pada

Lampiran 4. Populasi sapi perah yang ada di KUNAK yaitu terdiri dari

induk laktasi, induk kering, jantan dewasa, dara bunting, dara kosong, pedet

betina, dan pedet jantan. Lokasi KUNAK 1 jumlah ternak sapi perah

dewasa sebanyak 484 ekor (481.40 ST), sapi muda 149 ekor (89.64 ST), dan

ternak pedet sebanyak 197 ekor (49.8 ST). Sementara lokasi KUNAK 2

jumlah ternak dewasa sebanyak 737 ekor (736.27 ST), sapi muda sebanyak

69 ekor (43.55 ST), dan ternak pedet sebanyak 231 ekor (57.04 ST). Data

populasi ternak di KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2 Populasi ternak lokasi KUNAK 1 dan 2

No Kelompok Lokasi

Dewasa (ekor) Muda (ekor) Anak (ekor)

Induk

laktasi Induk

Kering Jan

tan Bun

ting Kosong Betina Jan

tan

1 Tertib KUNAK 1 158 15 1 9 27 33 17

2 Segar KUNAK 1 150 4 5 4 79 47 54

3 Bersih KUNAK 1 132 18 1 14 16 25 21

4 Indah KUNAK 2 135 21 9 4 24 30 62

5 Aman KUNAK 2 196 86 17 5 15 51 23

6 Mandiri KUNAK 2 194 46 30 0 21 32 33

Sumber: KPS Bogor (2014)

Tabel 3 Satuan ternak lokasi KUNAK 1 dan 2

Lokasi Jumlah ternak (ekor)* Jumlah ternak (ST)**

Dewasa Muda Anak Dewasa Muda Anak

KUNAK 1 484 149 197 481.40 89.64 49.80

KUNAK 2 737 69 231 736.27 43.55 57.04 *Sumber: Data KPS Bogor (2014); **Hasil perhitungan menurut satuan ternak

Produksi Susu

KUNAK 1 dan KUNAK 2 adalah kawasan dimana peternaknya

merupakan anggota KPS Bogor yang ditugaskan untuk memproduksi susu

dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Sejauh ini, KUNAK 1 mampu

menghasilkan rata-rata 5 406 ± 60.11 liter hari-1

dan KUNAK 2 mampu

menghasilkan rata-rata 4 125 ± 71.16 liter hari-1

. Angka tersebut masih

terbilang sangat kecil jika melihat populasi induk laktasi yang mencapai 965

ekor atau setara dengan 51.77% dari total populasi yang ada. Kondisi ini

terjadi karena tidak semua peternak yang menyetorkan susunya ke KPS

KUNAK, beberapa peternak lebih memilih menjual keluar KUNAK karena

harga jual yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan data produksi susu riil

KUNAK 1 dan 2 lebih tinggi dibandingkan dengan data produksi susu yang

terekam di KPS Bogor yang hanya mencapai 6 907 ± 431.53.

Page 19: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

7

Tabel 4 Produksi susu KUNAK 1 dan 2

Lokasi Produksi riil (liter hari-1

)

Data KPS Bogor (liter hari-1

)

KUNAK 1 5 406 ± 60.11 6 907 ± 431.53

KUNAK 2 4 125 ± 71.16

Sumber: Pengolahan data primer dan sekunder (2014)

Tabel 4 menunjukkan data produksi susu yang dihasilkan peternak

KUNAK 1 dan 2 dengan data produksi susu yang terekam di KPS Bogor,

kenyataannya jumlah produksi susu yang terekam di KUNAK lebih sedikit

dibandingkan dengan data yang didapatkan secara langsung ke peternak.

Jumlah yang tidak tercantum oleh KPS Bogor mencapai 2 624 liter hari-1

,

hal ini dikarenakan banyak peternak yang menjual susu ke luar KPS

KUNAK untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi.

Karakteristik Peternak

Karakteristik peternak KUNAK terbagi berdasarkan umur peternak,

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan utama, dan lama beternak. Karakteristik

peternak KUNAK 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik peternak di KUNAK 1 dan 2 berdasarkan status

kepemilikan

KUNAK 1 KUNAK 2

Parameter Pemilik

sendiri Gaduhan

Pemilik

sendiri Gaduhan

Peternak (orang) 3 40 4 28 Jumlah ternak

(ST) orang-1

16.52 ± 8.87 16.77 ± 6.47 19.30 ± 3.78 17.08 ± 8.02

Pendidikan

formal (tahun)*

12.67 ± 4.71 6.00 ± 1.18 12.50 ± 4.09 6.86 ± 1.77

Pengalaman

(tahun)

14.00 ± 7.12 8.92 ± 4.11 12.00 ± 5.79 9.75 ± 4.41

Umur (tahun) 35.67 ± 1.89 36.05 ± 7.03 40.50 ± 3.84 40.93 ± 12.77

* Lulus SD: 6 tahun, SMP: 9 tahun, SMA: 12 tahun, S1: 16 tahun.

Karakteristik peternak di KUNAK dibedakan berdasarkan

kepemilikan pribadi dan gaduhan yang disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan

hasil sidik ragam, karakteristik peternak di KUNAK berdasarkan status

kepemilikannya menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Berdasarkan

rataan tingkat pendidikan, pengalaman, dan umur karakteristik peternak dari

kepemilikan sendiri relatif lebih tinggi dibandingkan kepemilikan gaduhan,

namun rataan tingkat kepemilikan ternak gaduhan lebih tinggi dibandingkan

dengan kepemilikan sendiri. Hal ini dimungkinkan semakin banyak pemilik

ternak yang enggan memelihara sendiri ternaknya sehingga membutuhkan

bantuan dari peternak gaduhan. Pengalaman beternak pemilik sendiri jauh

lebih lama dibandingkan dengan dengan peternak gaduhan, hal ini

dimungkinkan karena peternak sendiri lebih menyukai pekerjaan sebagai

peternak sejak muda, sementara peternak gaduhan memilih beternak sebagai

suatu pekerjaan untuk memperoleh penghasilan. Pengalaman beternak

Page 20: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

8

merupakan indikator keberhasilan dalam beternak sehingga dapat

meningkatkan produksi pada masa yang akan datang (Hoda 2002).

Tabel 6 Karakteristik peternak KUNAK 1 dan 2

Parameter

KUNAK 1 KUNAK 2

Responden

(peternak)

Persentase

(%)

Responden

(peternak)

Persentase

(%)

Umur (tahun)

21- 30 8 18.6 5 15.6

31- 40 23 53.5 11 34.4

41- 50 11 25.6 12 37.5

>50 1 2.3 4 12.5

Pendidikan*

SD 38 88.4 23 71.9

SMP 2 4.7 4 12.5

SMA 1 2.3 3 9.3

D3 dan S1 2 4.7 2 6.2

Pekerjaan

Utama

Peternak 42 97.7 31 96.9

Lainnya 1 2.3 1 3.1

Lama beternak

(tahun)

1 – 5 10 23.3 6 18.8

6 – 10 17 39.5 12 37.5

11 – 20 16 37.2 14 43.75 Sumber: Pengolahan data primer (2014); *Lulus SD: 6 tahun, SMP: 9 tahun, SMA: 12

tahun, S1: 16 tahun.

Berdasarkan umur peternak, kategori terbanyak adalah peternak

yang berusia dalam rentang 31-40 tahun baik KUNAK 1 maupun KUNAK

2 yaitu sebanyak 53.5% dan 34.4%. Rentang umur 31-40 dalam beternak

merupakan umur yang masih tergolong produktif, karena peternak masih

mampu untuk melakukan pekerjaannya sebagai peternak seperti mengarit

rumput untuk memenuhi konsumsi ternak setiap harinya. Sementara

berdasarkan tingkat pendidikannya, di lokasi KUNAK 1 terdapat 88.4%

peternak adalah lulusan SD, lulusan SMP 4.7%, lulusan SMA 2.3%, serta

D3 dan S1 sebanyak 4.7%, sementara di KUNAK 2 terdapat 71.29%

peternak lulusan SD, 12.5% lulusan SMP, 9.3% lulusan SMA, dan 6.2%

lulusan D3 dan S1. Mubyarto (1986) menyatakan bahwa tingkat pendidikan

peternak akan memengaruhi pola berpikir, kemampuan belajar, dan taraf

intelektual. Dengan pendidikan formal maupun informal maka peternak

akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga lebih mudah

merespon suatu inovasi yang menguntungkan bagi usahanya.

Berdasarkan pekerjaan, 97.7% peternak KUNAK 1 dan 96.9%

peternak KUNAK 2 menempatkan pekerjaan beternak sebagai pekerjaan

utamanya, sementara hanya 2.3% peternak KUNAK 1 dan 3.1% peternak

KUNAK 2 yang memiliki pekerjaan lain dan beternak sebagai pekerjaan

Page 21: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

9

sampingan. Tingginya presentase beternak sebagai pekerjaan utama

dimungkinkan karena sistem pemeliharaan sapi perah yang dilakukan secara

intensif sehingga sulit untuk meluangkan waktu mencari pekerjaan lain.

Menurut Sudono (1999) bahwa salah satu keuntungan dalam usaha ternak

sapi perah adalah memberikan jaminan pendapatan. Sementara berdasarkan

lama beternak, 39.5% peternak di KUNAK 1 menyatakan telah beternak

selama 6-10 tahun dan 37.2% lainnya menyebutkan telah beternak selama

11-20 tahun. Hal ini dimungkinkan karena alasan kesukaan peternak dalam

beternak sehingga lebih memilih untuk memelihara sapi perah dalam jangka

waktu yang lama.

Komposisi Botani Wilayah KUNAK 1 dan 2

Komposisi Botani KUNAK 1

Identifikasi hijauan makanan ternak yang ada di daerah KUNAK 1

dan 2 menggunakan metode “Dry Weight Rank” menurut Mannetje dan

Haydock (1963), komposisi botani dengan menentukan presentase hijauan

yang tersebar di beberapa titik. Hasil komposisi botani KUNAK 1 dan 2

dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8 berikut.

Tabel 7 Komposisi botani KUNAK 1

No Jenis Nama latin Nama lokal % Jenis

1 Rumput Ottochloa nodosa (Kunth) - 11.83

2 Rumput Brachiaria ruziziensis Mez. - 10.34

3 Rumput Pennisetum purpureum Schum. Rumput gajah 8.88

4 Rumput Panicum maximum var.

Gatton

- 8.53

5 Rumput Axonopus affinis Chase. - 7.19

6 Rumput Cenchrus ciliaris L. - 7.01

7 Rumput Brachiaria mutica (Forsk.)

Stapf

- 6.19

8 Rumbah Wedelia montana var pilosa

H.

Jotang liar 5.05

9 Rumput Eleusine indica (L.) Gaertn Ki pait 5.03

10 Rumbah Eupathorium odoratum L.f. Jotang munding 2.95

Sumber: Pengolahan data primer (2014)

Page 22: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 23: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 24: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

12

Komposisi Botani KUNAK 2

Tabel 9 Komposisi botani KUNAK 2

No Jenis Nama latin Nama lokal % Jenis

1 Rumput Pennisetum purpureum Schum. Rumput

gajah

14.24

2 Rumput Ottochloa nodosa (Kunth) - 13.37

3 Rumput Eleusine indica L. Gaertn Ki pait 7.40

4 Legum Mimosa pudica L. Putri malu 6.92

5 Rumput Brachiaria ruziziensis Mez. Lamata 5.60

6 Rumput Axonopus affinis Chase. - 4.54

7 Rumput Panicum repens L. Jajahean 4.54

8 Rumput Axonopus compressus (Sw.) P.

Beauv

Lelempeng 3.49

9 Rumput Imperata cylindrica Beauv. Alang-alang 3.49

10 Rumput Brachiaria mutica (Forsk.)

Stapf

- 3.20

Sumber: Pengolahan data primer (2014)

Komposisi botani KUNAK 1 didominasi oleh Ottochloa nodosa

(Kunth) sebesar 11.83 %, Brachiaria ruziziensis Mez. sebesar 10.34 %, dan

Pennisetum purpureum Schum. sebesar 8.88%. Sementara lokasi KUNAK 2

yaitu didominasi Pennisetum purpureum Schum. sebesar 14.24 %,

Ottochloa nodosa (Kunth) sebesar 13.37 % dan urutan ketiga yaitu

Eleusine indica (L.) Gaertn sebesar 7.40 %. Menurut Suryaningtyas dan

Terry (1993), Ottochloa nodosa (Kunth) adalah rumput yang tumbuh

dengan panjang diantana 30-120 cm. Penyebaran rumput ini utamanya di

kawasan Asia Tenggara, rumput ini tumbuh di perkebunan dan pinggiran

lahan atau ladang yang luas. Perbedaan komposisi botani antara KUNAK 1

dan KUNAK 2 di mungkinkan karena lokasi pengambilan titik sampel yang

berbeda sehingga mempengaruhi jenis hijauan yang ditemukan.

Pemanfaatan lahan kosong di KUNAK 2 banyak ditanami Pennisetum

purpureum Schum. dan di jadikan kebun rumput yang ditanami jenis rumput

tersebut, sehingga Pennisetum purpureum Schum. mendominasi komposisi

botani, sementara pada daerah KUNAK 1 Ottochloa nodosa (Kunth) lebih

dominan karena lokasi KUNAK 1 yang berbukit dan terdapat beberapa

bangunan pemukiman warga yang bukan berprofesi sebagai peternak.

Keragaman Jenis Hijauan Pakan KUNAK 1 dan KUNAK 2

Keragaman jenis hijauan pakan dapat diketahui melalui analisis

vegetasi. Soerianegara dan Indrawan (1998) menyatakan bahwa analisis

vegetasi adalah suatu metode untuk mempelajari susunan dari bentuk

vegetasi tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dinilai dari Indeks Nilai

Penting (INP) yang didapatkan dari penjumlahan Kerapatan Relatif (KR)

dengan Frekuensi Relatif (FR). Menurut Indriyanto (2006) kerapatan

adalah jumlah individu organisme per satuan ruang. Sedangkan frekuensi

dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi

suatu spesies terhadap jumlah total sampel, sehingga spesies yang paling

Page 25: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

13

dominan tentu memiliki nilai INP yang paling besar. Nilai INP dapat dilihat

pada Tabel 10 dan 11.

Tabel 10 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 1

No Nama latin Nama

lokal

Jumlah

individu

KR

(%)

FR

(%)

INP*

(%)

1 Ottochloa nodosa

(Kunth)

- 100 21.01 12 33.01

2 Eupathorium odoratum

L.f.

Jotang

munding

54 11.34 12 23.34

3 Cenchrus ciliaris L. - 52 10.92 12 22.92

4 Pennisetum purpureum

Schum

Rumput

gajah

61 12.82 4 16.82

5 Brachiaria mutica Lamata 39 8.19 8 16.19

6 Brachiaria ruziziensis

Mez.

- 21 4.41 8 12.41

7 Eleusine indica (L.)

Gaertn

Ki pait 40 8.40 4 12.40

8 Brachiaria decumbens

(Stapf)

- 17 3.57 8 11.57

9 Mimosa pudica L. Putri

malu

11 2.31 8 10.31

10 Amaranthus gracilis

Desf.

- 29 6.09 4 10.09

Sumber: Pengolahan data primer (2014); *Berdasarkan perhitungan INP (Kusmana 1997),

KR: kerapatan relatif, FR: frekuensi relatif, INP: indeks nilai penting

Tabel 11 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 2

No Nama latin Nama lokal Jumlah

individu

KR

(%)

FR

(%)

INP*

(%)

1 Mimosa pudica L. Putri malu 65 11.86 13.64 25.50

2 Pennisetum purpureum

Schum.

Rumput

gajah

55 10.04 13.64 23.67

3 Brachiaria mutica

(Forssk.) Stapf

Lamata 56 10.22 9.09 19.30

4 Imperata cylindrica

Beauv.

Alang-

alang

77 14.05 4.55 18.60

5 Panicum repens L. Jajahean 57 10.40 4.55 14.95

6 Cenchrus ciliaris L. - 26 4.75 9.09 13.84

7 Axonopus affinis

Chase.

- 48 8.76 4.55 13.30

8 Axonopus compressus

(Sw.) P. Beauv

Lelempeng 36 6.57 4.55 11.12

9 Eleusine indica (L.)

Gaertn

Ki pait 30 5.47 4.55 10.02

10 Ottochloa nodosa

(Kunth)

- 25 4.56 4.55 9.11

Sumber: Pengolahan data primer (2014); *Berdasarkan perhitungan INP (Kusmana 1997),

KR: kerapatan relatif, FR: frekuensi relatif, INP: indeks nilai penting

Page 26: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

14

Lokasi KUNAK 1 memiliki keragaman dengan total jenis hijauan

sebanyak 15 jenis, Tabel 10 menunjukkan 10 jenis hijauan yang

mendominasi keragaman yang didaerah masing-masing. Pada lokasi ini,

nilai INP tertinggi yaitu pada Ottochloa nodosa (Kunth) sebesar 33.01 %,

kemudian Eupatorium odoratum 23.34 % dan Cenchrus ciliaris L. 22.92 %,

sementara di daerah KUNAK 2 dengan total 16 jenis hijauan. Nilai INP

tertinggi di lokasi ini yaitu legum Mimosa pudica L. sebesar 25.50 %,

Pennisetum purpureum Schum. sebesar 23.67 % dan Brachiaria mutica

(Forssk.) Stapf sebesar 19.30 %.

Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan KUNAK 1 dan 2

Tabel 12 Analisis keragaman hijauan pakan KUNAK 1 dan 2

Lokasi H’ R1 E ID IS (%)

KUNAK 1 2.56 2.27 0.94 0.09 83.87

KUNAK 2 2.66 2.38 0.96 0.08 Sumber: Pengolahan data primer (2014); H’ (Indeks keragaman), R1 (Indeks kekayaan), E

(Indeks kemerataan), ID (Indeks dominasi), dan IS (Indeks kesamaan).

Keanekaragaman hijauan pakan dapat dianalisis berdasarkan Indeks

Keragaman Jenis (H’) yang menggambarkan ciri tingkatan komunitas di

suatu lokasi, Indeks Kekayaan Jenis (R1), Indeks Kemerataan Jenis (E)

menunjukkan bagaimana kelimpahan jenis terdistribusi secara merata pada

banyaknya individu yang ada, Indeks Dominasi Jenis (ID) yang merupakan

parameter untuk menunjukkan spesies hijauan yang dominan di dalam suatu

komunitas, dan Indeks Kesamaan (IS) yang digunakan untuk mengetahui

tingkat kesamaan antara beberapa tegakan, unit sampling, atau komunitas.

Menurut Magurran (1988) nilai keanekaragaman jenis rendah jika

H’< 2.0, sedang 2.0 < H’< 3.0; dan tinggi H’> 3.0. Dilihat dari Tabel 12,

pada analisis keragaman jenis (H’), nilai H’ antara KUNAK 1 dan KUNAK

2 tidak begitu berbeda jauh yaitu 2.56 dan 2.66. Nilai tersebut menandakan

bahwa daerah KUNAK 1 dan KUNAK 2 memiliki tingkat keanekaragaman

hijauan yang sedang.

Nilai Indeks Kekayaan Jenis (R1) menurut Indriyanto (2005) bahwa

jika R>1 maka nilai kekayaan jenis tinggi dan pada daerah tersebut memiliki

jenis yang banyak, sedangkan jika R<1 maka nilai kekayaan jenisnya rendah

untuk KUNAK 1 dan KUNAK 2 berturut-turut yaitu 2.27 dan 2.38, artinya

nilai tersebut tergolong tinggi.

Magurran menyatakan bahwa nilai kemerataan jenis tergolong

rendah jika E < 3.0, sedang jika 3.0 < E < 6.0, dan tinggi jika E > 6.0.

Indeks kemerataan jenis tinggi menunjukkan bahwa tidak ada dominasi

suatu hijauan yang tumbuh pada suatu ekosistem, sementara jika indeks

kemerataan rendah artinya ada suatu hijauan yang mendominasi pada suatu

ekosistem. Nilai Indeks Kemerataan (E) KUNAK 1 dan KUNAK 2 yaitu

0.94 dan 0.96 yang berarti bahwa kemerataan jenis hijauan yang ada di dua

lokasi tersebut tergolong rendah dengan E < 3.0, sehingga di lokasi

KUNAK 1 dan 2 ada dominasi suatu jenis hijauan yang tumbuh didaerah

tersebut.

Page 27: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

15

Nilai indeks dominasi jenis menurut Krebs (1978), yang mendekati

angka nol, artinya beberapa jenis hijauan pakan mendominasi bersama-sama

suatu ekosistem yang ada dan dominasi jenis per-individunya rendah.

Indeks Dominasi Jenis pada KUNAK 1 dan KUNAK 2 didapat dengan nilai

0.09 dan 0.08. Pada KUNAK 1 dan KUNAK 2 menunjukkan bahwa

terdapat dominasi vegetasi oleh beberapa jenis hijauan.

Indeks Kesamaan (IS) merupakan cara untutk mengetahui tingkatan

kesamaan vegetasi yang ada dari dua area. Menurut Istomo dan Kusmana`

(1997) nilai IS menunjukkan perbedaan vegetasi didua tempat berbeda jika

IS<75%. Soerianegara dan Indrawan (1998) mengatakan nilai IS yang

mendekati 100 % menunjukkan tingkat kesamaan vegetasi yang tinggi di

antara dua komunitas. IS antara KUNAK 1 dan KUNAK 2 bernilai 83.87 %.

Sehingga nilai tersebut menunjukkan tingkat kesamaan vegetasi yang tinggi

pada lokasi tersebut.

Kualitas Hijauan Pakan KUNAK

Tabel 13 Kualitas nutrisi hijauan pakan di KUNAK 1 dan 2

Nama Latin PK (%)* SK (%)**

Ottochloa nodosa (Kunth)1)

9.1 28.4

Brachiaria ruziziensis Mez.1)

7.4 25.4

Pennisetum purpureum Schum.1)

8.6 30.7

Eleusine indica (L.) Gaertn1)

8.1 26.5 1)

Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi,

Institut Pertanian Bogor (2014); *PK (protein kasar), **SK (serat kasar).

Kualitas hijauan pakan yang dominan tersebar di KUNAK yaitu

Ottochloa nodosa (Kunth) dengan PK 9.1%, Brachiaria ruziziensis Mez.

7.4%, Pennisetum purpureum Schum. 8.6%, dan Eleusine indica (L.) Gaertn

8.1%. Nilai PK tertinggi adalah Ottochloa nodosa (Kunth) sebesar 9.1%,

sedangkan nilai PK Pennisetum purpureum Schum. 8.6%, namun peternak

lebih memilih menggunakan Pennisetum purpureum Schum. karena

kuantitas produksinya yang lebih banyak dibandingkan lainnya. Jenis

Pennisetum purpureum Schum. yang banyak ditanami oleh peternak dan

dijadikan pakan hijauan utama di KUNAK memiliki nilai yang cukup baik

yaitu 8.6%. Menurut Lowry B.J et all (1992) pada Australian Centre for

International Agricultural Research (ACIAR) menyatakan bahwa

kandungan PK Pennisetum purpureum yaitu 7% pada masa panen empat

minggu dan 10% pada masa panen 6 minggu. Sementara itu, kandungan

serat kasar (SK) yang terkandung pada Ottochloa nodosa (Kunth) 28.4%,

Brachiaria ruziziensis Mez. 25.4%, Pennisetum purpureum Schum. 30.7%,

dan Eleusine indica (L.) Gaertn 26.5%.

Page 28: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Identifikasi hijauan pakan KUNAK 1 dengan dominasi terbanyak

berasal dari rumput Ottochloa k nodosa (Kunth), Brachiaria ruziziensis Mez.

dan Pennisetum purpureum Schum., sementara KUNAK 2 ditemukan

Pennisetum purpureum Schum., Ottochloa nodosa (Kunth) dan Eleusine

indica (L.) Gaertn. Keragaman hijauan di lokasi KUNAK 1 dan 2 bernilai

sedang.

Saran

Menindaklanjuti penelitian ini, diharapkan adanya penelitian dalam

menentukan kualitas hijauan pakan yang diambil secara komposit

sebagaimana pakan yang dikonsumsi ternak setiap harinya.

DAFTAR PUSTAKA

Dziyauddin M. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Melihat

Penyediaan Hijauan Pakan dan Pemanfaatan Lahan di Kawasan Usaha

Peternakan Sapi Perah Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

[ESRI] Environmental Systems Research Institute. 1998. Understanding

GIS-The Arc/Info Method. New York (US): John Wiley and Sons inc.

Hoda A. 2002. Potensi pengembangan sapi potong pola usaha tani terpadu

di wilayah Maluku Utara. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Istomo, Kusmana C. 1997. Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusmana C. 1997. Metode Survei Vegetasi. Bogor (ID): IPB Pr.

Lowry JB, Petheram RJ, Tangendjaja B. 1992. Plants Fed to Village

Ruminants in Indonesia. Canberra (AU): ACIAR.

Krebs CJ. 1978. Ecology The Experimental Analysis of Distribution and

Abudance. New York (US): Harper and Row Publisher.

[KPS-UPB] Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Bogor. 2012.

Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KPS-Bogor Tahun Buku 2012.

Bogor (ID): KPS Bogor.

[KPS-UPB] Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Bogor. 2013.

Laporan Sementara Pengurus KPS-Bogor tahun 2013. Bogor (ID):

KPS Bogor.

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton

NJ (US): Princeton University Pr.

Mannetje L , Haydock KP. 1963. The dry weight rank method for the

botanical analysis of pasture. J Brit Grassl Soc. 18 (4): 268-275.

Page 29: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

17

Mc Dowell RE. 1972. Improvement of Livestock Production in Warm

Climates. San Francisco (US): Freeman.

Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): LP3ES.

Soedrajat S. 2000. Potensi dan Prospek Bahan Pakan Lokal dalam

Menggembangkan Industri Peternakan di Indonesia. Bogor (ID).

Buletin Peternakan. Edisi Tambahan: 11-15.

Soerianegara I dan Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Soetanto, H. 1994. Upaya Efisiensi Penggunaan Konsentrat dalam Ransum

Sapi Perah Laktasi. Prosiding Pertemuan Ilmiah Pengolahan dan

Komunikasi Hasil Penelitian Sapi Perah. 26 Maret 1994. Pasuruan

(ID): Sub Balai Penelitian Ternak Grati. Vol. 46 439-456.

Stone BC. 1983. A Guide to Collecting Pandanaceae (Pandanus,

Freycinetia, Sararanga). Ann Missouri Bot Gard. 70: 137-14.

Sudono A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Sapi Perah. Bogor (ID). Institut

Pertanian Bogor.

Suryaningtyas H, Terry PJ. 1993. Critical Period of Weed Competition in

Rubber Seedlings. Proceedings of an International Conference. 22-25

November 1993. Brighton (UK): Farnham. Vol. 3 1177-1181.

Syarief MZ, Sumoprastowo RM. 1985. Ternak Perah. Jakarta (ID):

Yasaguna.

Page 30: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

18

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan komposisi botani KUNAK 1

No Nama latin Ranking Konversi

Jumlahd

%

jenise 1

a 2

b 3

c 1 2 3

1 Ottochloa nodosa

(Kunth.)

7 10 1 56.28 24.1 1 81.28 11.83

2 Brachiaria

ruziziensis Mez.

8 2 2 64.32 4.82 2 71.14 10.34

3 Pennisetum

purpureum

Schum.

7 2 2 56.28 4.82 0 61.1 8.88

4 Pannicum

maximum var.

Gatton

5 3 2 56.28 2.41 0 58.69 8.53

5 Axonopus affinis

Chase.

6 0 0 40.20 7.23 2 49.43 7.19

6 Cenchrus ciliaris

L.

5 1 0 48.24 0.00 0 48.24 7.01

7 Brachiaria mutica

(Forsk.) Stapf.

3 4 1 40.20 2.41 0 42.61 6.19

8 Wedelia montana

var. pilosa H.

3 4 1 24.12 9.64 1 34.76 5.05

9 Eleusine indica

(L.) Gaertn

4 1 0 32.16 2.41 0 34.57 5.03

10 Amaranthus

gracilis Desf.

0 8 1 0.00 19.2

8

1 20.28 2.95

11 Melastoma

malabathricum L.

2 1 1 16.08 2.41 1 19.49 2.83

12 Panicum repens

L.

2 1 0 16.08 2.41 0 18.49 2.69

13 Leucaena

leucocephala

Lamk.

2 0 0 16.08 0.00 0 16.08 2.34

14 Paspalum

dilatatum Poir.

2 0 0 16.08 0.00 0 16.08 2.34

15 Cromolaena

odorata (L.) R.M.

King

1 2 1 8.04 4.82 1 13.86 2.01

16 Lantana camara

L.

1 0 0 8.04 0.00 0 8.04 1.17

17 Brachiaria

decumbens

(Stapf)

1 0 0 8.04 0.00 0 8.04 1.17

Total 602.28 100

a: konversi ranking 1 = rangking 1 x 8.04, b: konversi ranking 2 = rangking 2 x

2.41, c: konversi ranking 3 = rangking 3 x 1, d: jumlah = konversi R1 + konversi

R2 + konversi R3, e: % Jenis = (jumlah jenis hijauan/total jumlah jenis hijauan) x

100%

Page 31: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

19

Lampiran 2 Perhitungan komposisi botani KUNAK 2

No Nama latin Ranking Konversi

Jumlahd

%

jenise 1

a 2

b 3

c 1 2 3

1 Pennisetum

purpureum

Schum.

11 7 3 88.44 16.87 3 108.31 14.24

2 Ottachloa nodosa

(Kunth.)

10 8 2 80.40 19.28 2 101.68 13.37

3 Eleusine indica

(L.) Gaertn

7 0 0 56.28 0.00 0 56.28 7.40

4 Mimmosa pudica

L.

4 6 6 32.16 14.46 6 52.62 6.92

5 Brachiaria

ruziziensis Mez.

5 1 0 40.20 2.41 0 42.61 5.60

6 Axonopus affinis

Chase.

4 1 0 32.16 2.41 0 34.57 4.54

7 Panicum repens

L.

4 1 0 32.16 2.41 0 34.57 4.54

8 Axonopus

compressus

(Swartz.) Beauv

3 1 0 24.12 2.41 0 26.53 3.49

9 Imperata

cylindrica Beauv.

3 1 0 24.12 2.41 0 26.53 3.49

10 Brachiaria

mutica (Forsk.)

Stapf

2 3 1 16.08 7.23 1 24.31 3.20

11 Ageratum

conyzoides L.

2 1 1 16.08 2.41 1 19.49 2.56

12 Chloris gayana

Kunth.

2 1 0 16.08 2.41 0 18.49 2.43

13 Wedelia montana

var. Pilosa H.

1 4 0 8.04 9.64 0 17.68 2.32

14 Cenchrus ciliaris

L.

2 0 0 16.08 0.00 0 16.08 2.11

15 Paspalum

dilatatum Poir.

2 0 0 16.08 0.00 0 16.08 2.11

16 Gliricidia

maculata

(H.B.K) Steud.

2 0 0 16.08 0.00 0 16.08 2.11

Total 611.91 100

a: konversi ranking 1 = rangking 1 x 8.04, b: konversi ranking 2 = rangking 2 x

2.41, c: konversi ranking 3 = rangking 3 x 1, d: jumlah = konversi R1 + konversi

R2 + konversi R3, e: % Jenis = (jumlah jenis hijauan/total jumlah jenis hijauan) x

100%

Page 32: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

20

Lampiran 3 Perhitungan jumlah ternak (ST) lokasi KUNAK

Lokasi Jenis

ternak

Jumlah

(ekor)

Konversi Jumlah

ternak (ST)* D1)

M2)

A3)

KUNAK 1 Sapi perah 830 481.40 89.64 49.80 420.24

KUNAK 2 Sapi perah 1 037 736.27 43.55 57.04 836.86

1)D: dewasa;

2)M: muda;

3)A: anak; *jumlah ternak (ST) =

( )

100 x

jumlah ternak (ekor) x b

Lampiran 4 Populasi ternak sapi potong, ayam broiler, kambing, dan kuda

(ekor)

Lokasi Sapi potong Ayam broiler Kambing Kuda

KUNAK 1 27 10 000 25 0

KUNAK 2 37 0 164 3

Lampiran 5 Tetapan koefisien komposisi botani

Ranking Tetapan koefisien

1 8.04

2 2.41

3 1

Konversi Lokasi Ternak D M A

a Persentase (%) KUNAK 1 Sapi perah 58 18 24

KUNAK 2 Sapi perah 71 7 22

b Konversi satuan

ternak (ST)

KUNAK 1

dan KUNAK 2

Sapi perah 1 0.6

0.25

Page 33: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

21

Lampiran 6 Waypoints komposisi botani

KUNAK 1 KUNAK 2

Titik

ke - Lokasi

Titik

ke- Lokasi

1 S6o37’.041 E106

o39’.123 1 S6

o37’.312 E106

o38’.311

2 S6o37’.053 E106

o39’.124 2 S6

o37’.315 E106

o38’.312

3 S6o37’.068 E106

o39’.128 3 S6

o37’.326 E106

o38’.315

4 S6o37’.076 E106

o39’.132 4 S6

o37’.328 E106

o38’.317

5 S6o37’.088 E106

o39’.136 5 S6

o37’.332 E106

o38’.318

6 S6o37’.094 E106

o39’.141 6 S6

o37’.335 E106

o38’.321

7 S6o37’.096 E106

o39’.148 7 S6

o37’.339 E106

o38’.324

8 S6o37’.117 E106

o39’.152 8 S6

o37’.346 E106

o38’.326

9 S6o37’.119 E106

o39’.155 9 S6

o37’.349 E106

o38’.327

10 S6o37’.122 E106

o39’.159 10 S6

o37’.366 E106

o38’.329

11 S6o37’.124 E106

o39.’163 11 S6

o37.’375 E106

o38’.331

12 S6o37’.125 E106

o39’.166 12 S6

o37’.384 E106

o38’.333

13 S6o37’.138 E106

o39’.169 13 S6

o37’.412 E106

o38’.336

14 S6o37’.130 E106

o39’.172 14 S6

o37’.417 E106

o38’.336

15 S6o37’.132 E106

o39’.174 15 S6

o37’.421 E106

o38’.337

16 S6o37’.137 E106

o39’.181 16 S6

o37’.425 E106

o38’.338

17 S6o37’.147 E106

o39’.189 17 S6

o37’.447 E106

o38’.339

18 S6o37’.149 E106

o39’.192 18 S6

o37’.449 E106

o38’.343

19 S6o37’.143 E106

o39’.197 19 S6

o37’.456 E106

o38’.340

20 S6o37’.145 E106

o39’.217 20 S6

o37’.483 E106

o38’.340

21 S6o37’.154 E106

o39’.236 21 S6

o37’.501 E106

o38’.341

22 S6o37’.159 E106

o39’.247 22 S6

o37’.503 E106

o38’.341

23 S6o37’.164 E106

o39’.253 23 S6

o37’.505 E106

o38’.342

24 S6o37’.167 E106

o39’.263 24 S6

o37’.506 E106

o38’.342

25 S6o37’.161 E106

o39’.279 25 S6

o37’.507 E106

o38’.345

26 S6o37’.261 E106

o39’.033 26 S6

o37’.641 E106

o38’.411

27 S6o37’.261 E106

o39’.038 27 S6

o37’.646 E106

o38’.414

28 S6o37’.261 E106

o39’.039 28 S6

o37’.658 E106

o38’.415

29 S6o37’.261 E106

o39’.043 29 S6

o37’.659 E106

o38’.421

30 S6o37’.261 E106

o39’.049 30 S6

o37’.661 E106

o38’.427

31 S6o37.’261 E106

o39’.051 31 S6

o37’.667 E106

o38’.432

32 S6o37’.271 E106

o39’.055 32 S6

o37’.672 E106

o38’.437

33 S6o37.’273 E106

o39’.059 33 S6

o37’.677 E106

o38’.439

34 S6o37’.275 E106

o39’.063 34 S6

o37’.682 E106

o38’.452

35 S6o37.’276 E106

o39.’066 35 S6

o37’.687 E106

o38’.454

36 S6o37’.278 E106

o39’.068 36 S6

o37’.696 E106

o38’.463

37 S6o37’.279 E106

o39’.072 37 S6

o37’.738 E106

o38’.467

38 S6o37’.281 E106

o39’.073 38 S6

o37’.743 E106

o38’.468

39 S6o37’.283 E106

o39’.077 39 S6

o37’.751 E106

o38’.471

40 S6o37’.284 E106

o39’.078 40 S6

o37’.763 E106

o38’.482

41 S6o37’.285 E106

o39’.083 41 S6

o37’.761 E106

o38’.485

42 S6o37’.287 E106

o39’.084 42 S6

o37’.772 E106

o38’.494

Page 34: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

22

Lampiran 6 Waypoints komposisi botani (lanjutan)

KUNAK 1 KUNAK 2

Titik

ke - Lokasi

Titik

ke- Lokasi

44 S6o37’.291 E106

o39’.087 44 S6

o37’.823 E106

o38’.501

45 S6o37’.295 E106

o39’.093 45 S6

o37’.831 E106

o38’.503

46 S6o37’.298 E106

o39’.098 46 S6

o37’.824 E106

o38’.505

47 S6o37’.301 E106

o39’.103 47 S6

o37’.827 E106

o38’.311

48 S6o37’.302 E106

o39’.106 48 S6

o37’.823 E106

o38’.313

49 S6o37’.302 E106

o39’.109 49 S6

o37’.834 E106

o38’.314

50 S6o37’.304 E106

o39’.113 50 S6

o37’.845 E106

o38’.317

51 S6o37’.341 E106

o39’.065 51 S6

o37’.847 E106

o38’.321

52 S6o37’.341 E106

o39’.063 52 S6

o37’.853 E106

o38’.324

53 S6o37’.345 E106

o39’.073 53 S6

o37’.856 E106

o38’.326

54 S6o37’.346 E106

o39’.075 54 S6

o37’.857 E106

o38’.327

55 S6o37’.347 E106

o39’.079 55 S6

o37’.862 E106

o38’.331

56 S6o37’.347 E106

o39’.082 56 S6

o37’.866 E106

o38’.332

57 S6o37’.348 E106

o39’.083 57 S6

o37’.868 E106

o38’.332

58 S6o37’.348 E106

o39’.085 58 S6

o37’.873 E106

o38’.333

59 S6o37’.348 E106

o39’.091 59 S6

o37’.876 E106

o38’.335

60 S6o37’.349 E106

o39’.093 60 S6

o37’.881 E106

o38’.336

61 S6o37’.349 E106

o39’.097 61 S6

o37’.884 E106

o38’.340

62 S6o37’.351 E106

o39’.131 62 S6

o37’.892 E106

o38’.341

63 S6o37’.351 E106

o39’.133 63 S6

o37’.895 E106

o38’.342

64 S6o37’.352 E106

o39’.143 64 S6

o37’.927 E106

o38’.342

65 S6o37’.353 E106

o39’.147 65 S6

o37’.944 E106

o38’.343

66 S6o37’.353 E106

o39’.153 66 S6

o37’.957 E106

o38’.345

67 S6o37’.356 E106

o39’.158 67 S6

o37’.969 E106

o38’.345

68 S6o37’.358 E106

o39’.163 68 S6

o37’.972 E106

o38’.347

69 S6o37’.361 E106

o39’.166 69 S6

o37’.985 E106

o38’.351

70 S6o37’.362 E106

o39’.169 70 S6

o37’.946 E106

o38’.351

71 S6o37’.362 E106

o39’.173 71 S6

o38’.004 E106

o38’.352

72 S6o37’.364 E106

o39’.174 72 S6

o38’.008 E106

o38’.354

73 S6o37’.365 E106

o39’.181 73 S6

o38’.014 E106

o38’.354

74 S6o37’.367 E106

o39’.184 74 S6

o38’.019 E106

o38’.356

75 S6o37’.368 E106

o39’.187 75 S6

o38’.021 E106

o38’.358

Page 35: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
Page 36: IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan

24

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Balikpapan pada tanggal

3 November 1991. Penulis adalah anak keempat dari

empat bersaudara dari pasangan Saleh (alm.) dan

Sulastri. Awal pendidikan dasar ditempuh penulis di

SD 027 Balikpapan Selatan pada tahun 1998.

Pendidikan menengah pertama pada tahun 2004 di

SMP Muhammadiyah 3 Al-Mujahidin Balikpapan

dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA

Muhammadiyah 2 Al-Mujahidin Balikpapan pada

tahun 2007. Penulis masuk di Fakultas Peternakan

jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan melalui

jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari Kementrian Agama RI. Selama

menempuh jenjang sarjana, penulis aktif diberbagai organisasi

kemahasiswaan yaitu sebagai staff komisi 1 DPM-KM (2010/2011),

anggota BP Hubla MPM-KM (2010/2011), anggota Departemen Polkastrat

BEM D’Oreamnos (2011/2012), dan Wakil ketua Himpro HIMASITER

(2012/2013). Penulis juga aktif di organisasi ekstra kampus yaitu sebagai

Ketua Departemen PSDM CSS MoRA IPB (2011/2012), Pendiri sekaligus

Ketua Departemen PSDM Omda “KPMKT” Kalimantan Timur

(2011/2013). Penulis mendapat prestasi akademik dengan memperoleh

dana hibah DIKTI pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang

Pengabdian Masyarakat tahun 2011 dan bidang Penelitian tahun 2012.

Selain itu, penulis juga menjadi salah satu delegasi Internship Program dari

South East Asia Animal Science Student Networking (SEAASS-Net) di

UiTM Perlis-Malaysia tahun 2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas segala

karunia yang telah diberikan sampai saat ini. Terima kasih penulis

sampaikan kepada Ir Asep Tata Permana MSc dan Ir M Agus Setiana MS

selaku dosen pembimbing skripsi, Dr Iwan Prihantoro S.Pt M.Si selaku

dosen panitia seminar, panitia sidang, penguji seminar, sekaligus penguji

sidang, Baihaqi S.Pt M.Sc selaku penguji sidang skripsi atas bimbingan,

motivasi, masukan, pelajaran, nasihat, dan segala hal lainnya dalam

penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Kementerian Agama RI atas bantuan dana pendidikan dan penelitian selama

penulis menempuh studi. Penulis mengucapkan terima kasih dengan penuh

rasa hormat dan cinta yang tak terhingga kepada Papa Saleh (alm.), Mama

Sulastri, Mba Risya Zahrah (almh.), Mba Dina Silmiyah, dan Mba Annisa

Khairati atas semua doa, dukungan moral dan materi, serta kasih sayangnya

yang senantiasa diberikan, kepada Ichsan GP yang membantu penulis dalam

melakukan penelitian, Sahabat WUI, Wahyu Hadi dan Fahruddin, Kelas

D.Net, Kontrakan Arjuna, dan CSS MoRA 47 atas semua perhatian dan

dukungannya selama ini. Thanks!.

[email protected]