73
IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA PADA SAPI POTONG DI INDONESIA SKRIPSI SRI RAHAYU DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

i

IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA

PADA SAPI POTONG DI INDONESIA

SKRIPSI

SRI RAHAYU

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

ii

RINGKASAN

SRI RAHAYU. D14080212. 2012. Identifikasi Keragaman D-loop DNA

Mitokondria pada Sapi Potong Di Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi

dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr. Jakaria, S.Pt., M.Si.

Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA.

Sapi Bali merupakan salah satu sumber daya genetik asli Indonesia, sumber

daya genetik lain yang dimiliki oleh Indonesia pada ternak sapi yaitu hasil silangan

sapi asli dan sapi luar yang masuk ke Indonesia yang telah menjadi sapi lokal seperti

sapi Madura, Pesisir, Aceh, dan PO. Persilangan/perkembangan jenis sapi tersebut

menyebabkan muncul keragaman genetik dan keterkaitan/hubungan kekerabatan

(filogenetik) pada sapi asli dan sapi lokal Indonesia, termasuk keragaman di DNA

mitokondria (mtDNA) di daerah D-loop. Keragaman pada mtDNA penting untuk

diketahui, yaitu sebagai informasi dasar tentang mtDNA khususnya di daerah D-loop

(data base) pada sapi-sapi Indonesia, mengingat sapi-sapi tersebut sudah diakui oleh

dunia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sekuen mtDNA daerah D-loop

pada sapi dan mengetahui keragaman daerah D-loop mtDNA pada sapi Bali, Madura,

Pesisir, Aceh dan PO di Indonesia. Tujuan lain yaitu untuk mengetahui hubungan

genetik (filogenetik) antara sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO.

Sampel darah sapi yang digunakan sebanyak 18 sampel yaitu dua sampel dari

sapi Bali yang berasal dari BIB dan empat sampel dari BPTU sapi Bali pulau Bali,

masing-masing dua sampel sapi Madura yang berasal dari Sapudi dan Kabupaten

Sampang, dua sampel sapi Pesisir dari Kabupaten Pesisir Selatan, dua sampel sapi

Aceh dari Kabupaten Aceh Besar, dan masing-masing dua sampel sapi PO yang

berasal dari Kab. Kebumen dan kandang A Fakultas Peternakan IPB. Sampel darah

tersebut diamplifikasi dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) dan dilanjutkan

dengan sekuen. Data sekuen D-loop disejajarkan berganda dengan sekuen acuan Bos

indicus dari GenBank (kode akses AY126697) menggunakan program Clustal W

yang terdapat dalam program MEGA 5.0. Hitungan jarak genetik antara sapi

penelitian menggunakan perhitungan pairwise distance dan analisis filogeni dengan

menggunakan metode bootstrapped Neighboor-Joining (NJ) dengan 1000 kali

pengulangan.

Hasil PCR pada suhu 60 oC menghasilkan produk amplifikasi sebesar 1145

bp, namun yang dapat dianalisis sepanjang 584 bp. Hasil amplifikasi tersebut

didapatkan sekuen basa nukleotida sebesar 22 bp (GTACATAATATTAATGTAATAA)

sebagai motif ulangan dan ditemukan pada sapi Bali, Madura, dan PO. Motif

ulangan lain sepanjang 22 bp yaitu GTACATAATATTAATGTAATAA juga

ditemukan pada sapi Pesisir, Aceh, Bali 1, dan Bali 2. Hasil analisis D-loop mtDNA

dengan sekuen acuan Bos indicus, menunjukkan bahwa sapi Aceh satu klaster

dengan sapi Pesisir, mempunyai jarak genetik yang lebih dekat dengan sapi Bos

indicus, sedangkan sapi Bali, Madura, dan PO membentuk klaster sendiri yang

memiliki jarak genetik lebih dekat dengan sapi Bali.

Kata-kata kunci : bangsa sapi Indonesia, mtDNA, D-loop, filogenetik

Page 3: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

iii

ABSTRACT

Identification of Genetic Variation D-loop of mtDNA in Indonesian Beef Cattles

Rahayu, S., Jakaria, Muladno

Indonesia have indigenouse genetic resources especially in Bali cattle, in addition

there is others local cattle genetic resource which is the cross breeding from

indigenouse cattle and foreign cattle like Madura, Aceh, and Pesisir cattle. The

impact from cross breedingare necessary to know the genealogy and their

relationships (phylogenetic) of the cattle. The aims of this study were to determine

the diversity from the D-loop of mtDNA sequences and phylogenetic relationship

from Bali, Madura, Pesisir, and Aceh cattle through GenBank. A total of 18

sampels from the 6 Bali cattles (Bali island), 4 Madura cattles (Madura island), 2

Pesisir cattles (south Pesisir), 2 Aceh cattles (Aceh Besar), and from 4 PO cattles as

out group were analyzed by Polimerase Chain Reaction (PCR) amplification and

subsequently sequenced. The data were aligned refer to Bos indicus sequences from

GenBank using Cluscal W programme and analyzed by MEGA5 programme. The

result of PCR product of D-loop sequences by 60 oC annealing temperature were

1145 bp length which could be analyzed 584 bp. On the other hand, amplification

nukeotide sequence was 22 bp length as repeat tandem which found in Bali, Madura,

Pesisir, Aceh, and PO cattle. From the D-loop mtDNA analysis indicated that Aceh

cattle had the same cluster as Pesisir cattle which have closer genetic distance to Bos

indicus, on the other hand Bali, Madura and PO cattle had the same cluster in

different group which have closer genetic distance to Bali cattle.

Keywords: Indonesian cattle, DNA, Mitochondrial, D-loop

Page 4: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

iv

IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA

PADA SAPI POTONG DI INDONESIA

SRI RAHAYU

D14080212

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 5: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

v

Judul : Identifikasi Keragaman D-Loop DNA Mitokondria pada Sapi

Potong di Indonesia

Nama : Sri Rahayu

NIM : D14080212

Menyetujui,

Pembimbing Utama,

(Dr. Jakaria, S.Pt., M. Si.)

NIP : 19660105 199303 1 001

Pembimbing Anggota,

(Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA)

NIP : 19610824 198603 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen,

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.)

NIP: 19591212 198603 1 004

Tanggal Ujian : 21 Nopember 2012 Tanggal Lulus:

Page 6: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Juli 1990 di Banjarnegara. Penulis

merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H.

Mohammad Sodiq dan Ibu Hj. Sutariyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2002 di SDN 6 Batur.

Pendidikan lanjutan tingkat pertama diselesaikan pada tahun 2005 di MTs.

Muhammadiyah Batur, Banjarnegara dan pendidikan menengah atas diselesaikan

pada tahun 2008 di SMA Negeri 1 Bawang, Banjarnegara.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB USMI pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswa Mayor

Teknologi Peternakan di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Selama mengikuti

pendidikan, Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak Himaproter

periode 2010-2011 dan Majalah Peduli Pangan dan Gizi EMULSI periode 2010-

2011, Institut Pertanian Bogor. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten mata

kuliah Genetika Ternak pada tahun 2011-2012. Penulis berkesempatan mengikuti

magang di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor pada tahun 2009 dan Balai

Embrio Ternak (BET) Bogor pada tahun 2010. Penulis pernah lolos dalam PKM

penelitian yang didanai oleh DIKTI pada tahun 2011.

Page 7: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin,

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia, rizki dan nikmat iman dan Islam yang telah diberikan

sehingga Penulis memperoleh kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul ”Identifikasi Keragaman D-loop DNA Mitokondria

pada Sapi Potong di Indonesia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor. Shalawat dan salam semoga selalu kita curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW.

Sapi Bali merupakan salah satu sumber daya genetik asli Indonesia yang

sudah didomestikasi dan termasuk aset dunia yang sangat bernilai. Indonesia juga

memiliki bangsa-bangsa sapi lokal yang sudah diakui dunia seperti sapi Madura,

Pesisir, Aceh, dan PO. Hingga saat ini informasi genetik sapi asli atau sapi lokal di

Indonesia secara umum masih bersifat parsial terbatas pada salah satu jenis sapi.

Informasi genetik sangat menunjang untuk program pemuliaan sapi Indonesia

terutama dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan secara

berkelanjutan. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian di bidang

ini yaitu dengan melakukan studi keragaman D-loop mtDNA pada sapi asli dan sapi

lokal Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pedoman dasar

untuk penelitian serupa pada masa yang akan datang. Amin.

Bogor, Desember 2012

Penulis

Page 8: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................................. ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Tujuan .................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

Klasifikasi Sapi .................................................................................... 4 Bangsa Sapi di Indonesia ..................................................................... 4

Sapi Bali ................................................................................... 5

Sapi Madura ............................................................................. 6

Sapi Pesisir ............................................................................... 6

Sapi Aceh ................................................................................. 7

Keragaman Genetik ............................................................................. 8

DNA Mitokondria ................................................................................ 9

Kekerabatan Sapi di Indonesia ............................................................ 12

MATERI DAN METODE ............................................................................... 15

Lokasi dan Waktu ................................................................................ 15

Materi ................................................................................................... 15

Sampel Darah ........................................................................... 15

Alat dan Bahan ......................................................................... 15

Primer DNA Mitokondria Daerah D-loop ............................... 16

Prosedur ............................................................................................... 16

Pengambilan Sampel Darah ..................................................... 16

Isolasi DNA ............................................................................. 16

Amplifikasi DNA Mitokondria Daerah D-loop ....................... 17

Elektroforesis ........................................................................... 18

Perunutan Produk PCR (Sekuensing) ...................................... 18

Page 9: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

ix

Rancangan dan Analisis Data .............................................................. 18

Jarak Genetik dan Pohon Filogeni ........................................... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 20

Amplifikasi Daerah D-loop ................................................................. 20

Keragaman D-loop ............................................................................... 22

Komposisi Basa Nukleotida ..................................................... 22

Sekuen Minisatelit ................................................................... 25

Jarak Genetik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia .................. 27

Analisis Filogenetik ................................................................. 31

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 35

Kesimpulan .......................................................................................... 35

Saran .................................................................................................... 35

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

LAMPIRAN ..................................................................................................... 42

Page 10: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia...................................... 15

2. Rataan Komposisi Nukleotida Daerah D-loop Parsial Sapi Bali,

Madura, Aceh, Pesisir, PO Setelah Disejajarkan dengan B. indicus

Dari Genbank (Ukuran 584 bp) ......................................................... 23

3. Lokasi Sekuen Berulang pada Setiap Individu Sapi Bali, Madura,

PO, Pesisir, dan Aceh ......................................................................... 26

4. Jumlah Motif Ulangan Basa Nukleotida yang Ditemukan pada

Bangsa Sapi Bali, Madura, PO, Pesisir, dan Aceh ............................. 26

5. Jarak Genetik Berdasarkan Metode Pairwise Distance Daerah D-

loop yang Dilakukan Pengelompokan pada Sapi Bali, Sapi Madura

dan Sapi PO dengan Sapi B. indicus dan B.taurus dari Genbank ...... 28

6. Jarak Genetik Berdasarkan Metode Pairwise Distance Daerah D-

loop Setiap Individu pada Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi PO

dengan Sapi B. indicus dan B.taurus dari Genbank ........................... 30

Page 11: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Sapi Bali ........................................................................................... 5

2. Sapi Madura ..................................................................................... 6

3. Sapi Pesisir ....................................................................................... 7

4. Sapi Aceh ......................................................................................... 8

5. Genom Mitokondria pada B. indicus ............................................... 10

6. Skema DNA Mitokondria Daerah D-loop ....................................... 11

7. Komposisi Genetik Populasi Sapi di Beberapa Wilayah di

Indonesia .......................................................................................... 13

8. Konstruksi Pohon Filogenik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia

Berdasarkan DNA Daerah CO I ....................................................... 13

9. Konstruksi Pohon Filogenik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia ... 14

10. Situs Penempelan Primer Sekuen D-Loop DNA Mitokondria Sapi 17

11. Hasil Ektroforesis Produk PCR Daerah D-loop mtDNA ................. 20

12. Sketsa Letak Penempelan Primer Forward dan Reverse untuk

Mengamplifikasi pada Daerah D-loop Sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO ................................................................................... 22

13. Frekuensi A+T dan G+C Daerah D-loop mtDNA Parsial

Berukuran 584 bp pada Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO . 24

14. Konstruksi Pohon Filogeni Antar Individu Sapi Berdasarkan

Metode Neighbor-Joining ................................................................ 33

15. Konstruksi Pohon Filogeni Kelompok Sapi Berdasarkan Metode

Neighbor-Joining ............................................................................. 34

Page 12: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Modifikasi Metode Isolasi DNA Menggunakan Genomic DNA

Mini Kit (Geneaid) ....................................................................... 43

2. Elektroforesis Produk PCR sebelum Dilakukan Sekuensing ....... 44

3. Lokasi Penempelan Primer Forward dan Reverse pada Sekuen

Basa Nukleotida Gen D-loop parsial Sapi Asli dan Sapi Lokal

Indonesia ........................................................................................ 45

4. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Bali ....................................... 46

5. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Madura .................................. 47

6. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Pesisir ................................... 48

7. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Aceh ..................................... 49

8. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi PO ......................................... 50

9. Situs-situs Delesi dan Insersi Basa-basa Nukleotida D-loop

parsial 584 bp ................................................................................. 51

10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan

Sapi Pembanding dari GenBank .................................................... 59

11. Motif Ulangan pada sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO..... 60

12. Nomor Akses Sekuen Daerah D-loop Utuh B. indicus dan B.

taurus dari Genbank pada Situs NBCI yang Digunakan untuk

Membentuk Pohon Filogeni .......................................................... 61

Page 13: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sapi Bali merupakan salah satu sumber daya genetik ternak asli Indonesia

yang sudah didomestikasi (MacHugh, 1996) dan termasuk salah satu aset dunia yang

sangat berharga (Noor et al., 2000). Sementara, bangsa sapi lokal Indonesia yaitu

Madura, Aceh, dan Pesisir. Sapi Sumba-Ongole (SO) dan Java-Ongole (PO) juga

dianggap sebagai sapi lokal Indonesia (Martojo, 2003). Noor (2010) menyatakan

bahwa ternak asli maupun lokal memiliki keunggulan yaitu mampu beradaptasi

dengan lingkungan lokal seperti kualitas pakan berkualitas rendah, ketersediaan air

yang kurang, iklim tropis, manajemen yang kurang baik, dan ketahanan terhadap

penyakit. Dengan demikian, ternak-ternak inilah yang paling cocok untuk dipelihara

dan dikembangkan di Indonesia khususnya bagi peternak kecil (small holder farmer),

walaupun produksinya relatif lebih rendah dari ternak impor.

Sapi Bali merupakan sapi yang berasal dari domestikasi banteng (Bos

javanicus) yang pada awalnya termasuk banteng liar asli dari Pulau Bali (Hayashi et

al., 1980). Proses domestikasi tersebut mengakibatkan terdapat beberapa perbedaan

dan kesamaan antara ternak domestikasi dan ternak liar sebagai nenek moyang

(Vaisanen dan Jensen, 2003). Sementara sapi lokal (Madura, Pesisir, dan Aceh)

merupakan persilangan banteng dan sapi luar yang masuk ke Indonesia. Namun,

telah cukup lama berada di Indonesia sehingga berkembang biak sesuai dengan

lingkungan lokal (Abdullah et al., 2008), hal tersebut menyebabkan kemungkinan

adanya keragaman genetik seperti keragaman di DNA mitokondria (mtDNA) di

daerah D-loop antara sapi-sapi lokal Indonesia dan sapi Bali. Adanya dugaan

keterkaitan/hubungan kekerabatan (filogenetik) antar bangsa sapi yang ada di

Indonesia menjadi hal penting untuk diketahui.

Keterkaitan hubungan antar sapi asli dan sapi lokal Indonesia telah dilakukan

berdasarkan ukuran tubuh (Otsuka et al., 1980; Abdullah, 2008), ukuran tengkorak

(Hayashi et al., 1980), protein darah (Namikawa et al., 1980), DNA mikrosatelit

(Mohamad et al., 2009) dan DNA mitokondria daerah CO I (Febriana, 2011).

Beberapa hasil penelitian tersebut masih bersifat parsial dan terbatas pada salah satu

bangsa sapi lokal. Di sisi lain, Indonesia memiliki beberapa bangsa sapi lokal

Indonesia yang merupakan sapi-sapi yang sudah diakui oleh dunia (sapi Bali,

Page 14: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

2

Madura, Pesisir, Aceh, dan PO). Semakin berkembangnya kajian ilmu genetika

molekuler saat ini, maka penelitian terhadap bangsa sapi lokal Indonesia pada tingkat

molekuler khususnya pada DNA mitokondria sangat diperlukan, terutama DNA

mitokondria di daerah D-loop karena DNA mitokondria mempunyai jumlah turunan

yang lebih tinggi (high copy number), yaitu mempunyai jumlah salinan sebesar 103-

104

molekul DNA mitokondria/sel somatik (Randi, 2000). Keunggulan lain dari

mtDNA yaitu ukuran mtDNA kecil sehingga dapat dipelajari secara utuh. Genom

DNA mitokondria mempunyai laju evolusi 5-10 kali lebih cepat dari DNA inti

(Clayton, 1992).

Nijman et al. (2003) menyatakan bahwa penentuan daerah D-loop mtDNA

pada sapi dapat digunakan untuk menunjukkan proses hibridisasi pada bangsa sapi

Indonesia termasuk sapi asli Indonesia (sapi Bali). Penanda atau marker DNA

mitokondria adalah penanda genetik berdasarkan garis maternal yang hanya

diwariskan melalui induk tanpa mengalami rekombinasi. Penciri yang berbasis pada

DNA mitokondria dapat digunakan untuk merekonstruksi pohon kekerabatan

(filogenetik) pada berbagai bangsa/spesies yang saling berdekatan (Duryadi, 1994).

Penelitian di daerah D-loop sudah sangat spesifik dan sudah digunakan

sangat luas, penelitian mtDNA daerah D-loop pernah dilakukan untuk mengetahui

variasi DNA mitokondria dan evolusi sapi Hitam Jepang (Bos taurus) (Mannen et

al., 1998), memposisikan sapi Zebu Amerika berasal dari Bos indicus (Meirelles et

al., 1999), menentukan perbedaan genetik dan variasi sekuen daerah D-loop mtDNA

sapi asli Cina (Lai, 2005), mengetahui hibridisasi banteng (Bos javanicus) dan zebu

(Bos indicus) (Nijman et al., 2003), menetukan keragaman genetik dan pohon

filogenetik kerbau sungai di Mesir (Hassan et al., 2009). Hal ini menjadikan

penelitian identifikasi keragaman D-loop mtDNA penting untuk dilakukan,

mengingat sapi-sapi tersebut merupakan sumber daya genetik yang dimiliki

Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar tentang

DNA mitokondria di daerah D-loop (data base) pada sapi-sapi Indonesia. Selain itu

hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam

menentukan kebijakan program pemuliaan sapi Indonesia terutama dalam upaya

pelestarian, pengembangan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.

Page 15: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

3

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat sekuen daerah D-loop mtDNA dan

mengetahui keragaman daerah D-loop mtDNA pada sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh

dan PO di Indonesia. Tujuan lain yaitu untuk mengetahui hubungan genetik

(filogenetik) antara sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO.

Page 16: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

4

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Sapi

Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik

tersebut, mereka dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies

yang sama. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke generasi

berikutnya. Menurut Blakely dan Bade (1992) bangsa sapi mempunyai klasifikasi

taksonomi sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Sub class : Theria

Infra class : Eutheria

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminantia

Infra ordo : Pecora

Famili : Bovidae

Genus : Bos (cattle)

Spesies : Bos taurus (sapi Eropa)

Bos indicus (sapi India/sapi zebu)

Bos javanicus (banteng/sapi Bali)

Bangsa Sapi di Indonesia

Berdasarkan taksonomi sapi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Bos

indicus, Bos taurus, dan Bos javanicus (Payne dan Hodges, 1997). Sapi Bali,

Madura, Padang, Aceh, Peranakan Ongole, dan Grati dikenal sebagai sapi-sapi yang

terdapat di Indonesia. Sapi-sapi tersebut memiliki karakteristik warna kulit maupun

ukuran tubuh yang berbeda. Kondisi seperti ini, dimungkinkan sebagai refleksi

introgresi sapi Bos indicus dari India dan Bos taurus dari Eropa (Otsuka et al., 1980).

Berdasarkan uji jarak genetik, sapi Madura mempunyai hubungan terdekat

dengan sapi Bali. Sapi Madura, Jawa dan Peranakan Ongole diklasifikasikan sebagai

Bos indicus, sedangkan sapi Bali sangat nyata terpisah dari dua kelompok sapi India

Page 17: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

5

maupun Eropa (Namikawa et al., 1980; Mohamad et al., 2009; Febriana, 2011).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa sapi Bali merupakan sebagian besar tetua sapi-sapi

yang terdapat di Indonesia (Payne dan Hodges, 1997).

Sapi Bali

Sapi Bali merupakan sapi yang berasal dari domestikasi banteng (Bos

banteng javanicus) (Nijman et al., 2003) yang termasuk banteng liar asli yang

berasal dari Pulau Bali (Hayashi et al., 1980). Sapi-sapi tersebut berasal dari

pegunungan yang terdapat di Bali dan kemudian pergi ke daratan pada tahun 1856.

Sapi Bali tersebut kemudian menyebar ke pulau Sulawesi, Lombok, dan Timor dan

sebagian kecil pulau di Indonesia (Payne dan Rollinson, 1973).

Gambar 1. Sapi Bali Sumber : Hartaningsih (2008)

Sapi Bali termasuk sapi kecil dengan ukuran bobot yaitu 150-300 kg pada

jantan bobot badan dewasa (Talib et al., 2002). Sapi Bali memiliki karakteristik

yang seragam. Ternak ini berukuran sedang, berdada dalam, kaki yang bagus.

Warna bulu sapi Bali yaitu merah, keemasan, dan coklat tua dikenal juga walaupun

tidak umum. Sapi Bali memiliki Bibir, kaki, dan ekor hitam dan kaki berwarna putih

dari lutut ke bawah, dan terdapat warna putih di bawah paha dan bagian oval yang

putih yang jelas pada bagian pantat. Pada bagian punggung selalu terdapat garis

hitam yang jelas, dari bahu dan berakhir di atas ekor. Warna pada ternak jantan lebih

gelap daripada betina, warna bulu menjadi coklat tua sampai hitam pada saat

Page 18: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

6

mencapai dewasa. Sapi Bali memiliki bulu pendek, halus, dan licin, kulit berpigmen

dan halus, dan kepala lebar dan pendek (Williamson dan Payne, 1993). Gambar sapi

Bali dapat dilihat pada Gambar 1.

Sapi Madura

Sapi Madura yaitu sapi yang banyak ditemukan di Pulau Madura. Sapi jantan

mempunyai ciri-ciri ukuran gumba sedang, namun lebih kecil daripada gumba sapi

Aceh jantan. Sapi Madura betina hanya ditemukan jejak-jejak gumba. Secara umum

sapi Madura yang terdapat di pulau Madura memiliki warna coklat, tetapi beberapa

penelitian menemukan warna sapi Madura mirip dengan sapi Bali yaitu memiliki

kaki berwarna putih, pantat berwarna putih atau hitam, dan memiliki garis hitam di

bagian punggung (Otsuka et al., 1980).

Gambar 2. Sapi Madura Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, (2012a)

Sapi Pesisir

Sapi pesisir merupakan salah satu sapi lokal Indonesia yang terdapat di

Sumatera Barat yang berbeda dari sapi lokal lain yang terdapat di Indonesia yaitu

memiliki bentuk dan ukuran yang kecil (Jakaria, 2008). Sapi ini yang berasal dari

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan sapi terkecil kedua di dunia setelah sapi dwarf

west Afrika Shorthorn yang berasal dari Wilayah pantai Afrika Barat (Sarbaini,

2004). Hal tersebut termasuk salah satu keunikan dari sapi ini yang merupakan salah

Page 19: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

7

satu keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh bangsa sapi lain (Jakaria, 2008).

Keunggulan lain yang dimiliki sapi pesisir yaitu variasi bulu yang beragam, sehingga

menjadikan identitas suatu bangsa, yaitu putih, kuning muda, kuning tua, merah bata,

cokelat, dan hitam (Sarbaini, 2004).

Sapi Pesisir memiliki rataan tinggi pundak 114 cm dan betina 109 cm pada

umur 4 tahun (Saladin, 1983). Sementara Sarbaini (2004) mendapatkan rataan tinggi

pundak pada sapi jantan dewasa pada setiap sub populasi sapi pesisir, yaitu di daerah

Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kabupaten Agam masing-masing 99,9

cm; 108, 7 cm; dan 101,8 cm; sedangkan pada betina masing-masing 99,2 cm;

108,2 cm; dan 101,7 cm.

Gambar 3. Sapi Pesisir Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2012b)

Sapi Aceh

Sapi Aceh merupakan bangsa sapi tipe kecil yang ditemukan khusus di

daerah Aceh (Abdullah et al., 2008). Hasil penelitian Abdullah (2008) menunjukkan

bobot badan dan ukuran tubuh sapi Aceh mengalami penurunan dibandingkan

dengan bobot badan dan ukuran tubuh yang dilaporkan pada tahun 1926. Ukuran-

ukuran tubuh sapi Aceh mempunyai ukuran-ukuran tubuh yang lebih kecil pada

tingkat umur yang sama, apabila dibandingkan sapi Bali, Madura dan PO. Namun

masih berada di atas rataan ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan sapi Pesisir di

Page 20: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

8

Sumatera Barat. Rata-rata bobot hidup sapi Aceh dewasa betina 161,19 kg dan

jantan 191,78 kg (Abdullah, 2008).

Abdullah et al. (2008) menemukan hampir seluruh populasi sapi Aceh

mempunyai garis muka yang cekung dan sebagian (4,5%) memiliki garis muka yang

lurus. Secara umum sapi Aceh mempunyai garis punggung yang cekung (89,25%),

sebagian mempunyai garis punggung cembung (6,25%) dan sebagian kecil

mempunyai garis punggung lurus (4,5%). Secara kualitatif, sapi Aceh mempunyai

warna dominan merah bata dan cokelat muda serta pola warna beragam mulai warna

gelap sampai terang. Bentuk pertumbuhan tanduk sapi betina mengarah ke samping

melengkung ke atas kemudian ke depan dan pada jantan mengarah ke samping

melengkung ke atas.

Gambar 4. Sapi Aceh Sumber : Nangroe Aceh Darusalam. Litbang (2012)

Keragaman Genetik

Keragaman genetik yaitu perbedaan genotip diantara ternak-ternak yang tidak

memiliki hubungan keluarga (Noor, 2010). Keragaman genetik timbul akibat proses

pembelahan meiosis saat pembentukan gamet, yang disebabkan salah satunya karena

terdapat peluang terjadinya rekombinasi kromosom yang berasal dari kedua tetua.

Sumber keragaman lain yaitu mutasi gen yang terjadi secara alami, di mana frekuensi

kejadiaanya relatif rendah. Namun dalam skala masa evolusi perkembangan berbagai

jenis ternak evolusi merupakan keragaman yang cukup penting, karena mutasi

Page 21: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

9

tersebut dapat diwariskan. Hal tersebut dikarenakan hanya terjadi pada sel germinal

yang terdapat pada ovarium dan testis (Martojo, 1992; Jusuf, 2001; King, 2002b).

Keanekaragaman pada berbagai populasi ternak yang ada pada saat ini

merupakan akumulasi dari mutasi-mutasi yang terjadi selama evolusi pada masa

lampau (Martojo, 1992). Keragaman genetik dapat dilihat dengan menggunakan

penanda morfologi dan penanda molekuler (King, 2002a).

Penanda morfologi merupakan penanda yang telah banyak digunakan dalam

program genetika dasar maupun dalam program praktis pemuliaan, karena penanda

ini paling mudah untuk diamati dan dibedakan. Namun, penanda ini memiliki

beberapa kelemahan dalam aplikasi lapang yaitu ketelitian dan ketepatan penentuan

mutu genetik hewan penanda morfologi sangat rendah. Dengan demikian untuk

kegiatan pemuliaan tidak cukup hanya berdasarkan pada informasi karakteristik

morfologi saja, tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini, maka dapat

digunakan alternatif penanda lain yaitu penanda molekuler yang telah relatif lebih

mudah untuk dikerjakan (Muladno, 2006). Keragaman nukleotida merupakan

parameter yang akurat untuk menggambarkan keragaman genetik. Unsur positif

dengan menggunakan keragaman nukleotida tidak tergantung besar sampel dan

panjang DNA (Hartl dan Clark, 1989).

Sekarang telah ada beberapa penanda DNA untuk menganalisis latar

belakang genetik hibrida pada sapi (Nijman et al., 2003) yaitu penanda mtDNA.

Penanda mtDNA menunjukkan introgresi melalui silsilah maternal (Randi, 2000),

yang pada sapi menunjukkan sejarah kekerabatannya (Nijman et al., 2003).

Penelitian Lai et al. (2005) berdasarkan pengujian keragaman sekuen pada daerah

kontrol DNA mitokondria yaitu daerah D-loop menunjukkan bahwa sapi asli Cina

merupakan keturunan dari maternal sapi Asia Timur.

DNA Mitokondria

Material DNA yang secara umum digunakan dalam analisa genetik yaitu

DNA yang berasal dari inti, tetapi untuk organisme eukariot sumber DNA dapat pula

diperoleh dari organel-organel sitoplasmik. Salah satu organel yang dapat menjadi

sumber bahan genetik adalah mitokondria (Duryadi, 1994; King, 2002a).

Mitokondria adalah organel yang bertanggung jawab di dalam metabolisme aerobik

pada sel-sel eukariot. Mitokondria mempunyai molekul DNA tersendiri dengan

Page 22: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

10

ukuran kecil dan sederhana yang memiliki susunan yang berbeda dengan DNA inti

(Randi, 2000). Ukuran dari DNA mitokondria pada sapi yaitu sebesar 16.338 pasang

basa (Duryadi, 1994).

Sekitar 1% dari material genetik organisme eukariot terdapat dalam

mitokondria yang dibentuk dari untai-ganda sirkular yang mengandung 2-10 salinan

molekul DNA. DNA mitokondria memiliki fungsi penting antara lain sebagai

penyandi 2 RNA ribosom (RNA ribosom besar 16S dan kecil 12S), 22 molekul RNA

tranfer, dan 13 protein (tujuh sub unit NADH dehidrogenase (kompleks I), sitokrom

b kompleks III, tiga sub unit sitokrom oksidase (kompleks IV), dan dua sub unit ATP

sintase) yang berperan penting dalam rantai respiratorik (Randi, 2009). Adapun

genom mitokonria Bos indicus dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Genom Mitokondria pada B. indicus Sumber : Anderson et al. (1982)

Kelebihan menggunakan DNA mitokondria sebagai penanda genetik dalam

studi variabilitas genetik intraspesifik (inter populasi) dapat memberikan informasi

secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal tersebut dikarenakan laju mutasi DNA

mitokondria lebih tinggi dibandingkan DNA nukleus yaitu 5-10 kali lebih sering

(Randi, 2000). Kelebihan tersebut menyebabkan mtDNA berevolusi sangat cepat,

sehingga dapat digunakan untuk melacak kejadian yang relatif baru seperti pada studi

hibridisasi alami antara dua sub spesies seperti hibridisasi pada Bos javanicus dan

Bos indicus (Nijman et al., 2003).

Page 23: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

11

DNA mitokondria memiliki sifat khusus yaitu diturunkan melalui induk tanpa

mengalami rekombinasi. Sifat tersebut sehingga dapat digunakan untuk suatu

rekonstitusi historik dari genealogi matrilinier suatu spesies maupun antar populasi.

Studi keragaman genetik interspesifik berdasarkan perbedaan dan persamaan

mtDNA dapat menghasilkan rekonstruksi filogenik dari beberapa spesies yang satu

terhadap yang lain (Duryadi, 1994).

Kajian keragaman genetik yang berdasarkan DNA mitokondria saat ini sangat

berkembang karena DNA mitokondria mempunyai jumlah turunan yang tinggi (high

copy number), mempunyai jumlah salinan sebesar 103-10

4 molekul DNA

mitokondria/sel somatik, tergantung jaringan dan status fisiologis. Ukuran DNA

mitokondria kecil sehingga dapat dipelajari secara utuh. Daerah DNA mitokondria

paling bervariasi yaitu daerah D-loop (Randi, 2000). D-loop DNA mitokondria

adalah control region, yaitu tempat yang mengatur replikasi dan transkripsi mtDNA

yaitu awal dari replikasi rantai berat (Ho). Dinamakan D-loop karena pada fragmen

tersebut terdapat fragmen DNA dengan sruktur 3-rantai (membentuk hairpin),

terbentuk akibat terciptanya rantai berat (H-strand) yang menggantikan rantai induk

dan membentuk struktur tripleks D-loop (3-strand) (Clayton, 1992).

Gambar 6. Skema DNA Mitokondria Daerah D-loop Sumber : Selwood et al. (2000)

Page 24: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

12

Daerah yang memb)entuk hairpin/D-loop berdekatan dengan gen tRNAphe

dan terdapat promotor (Heavy Strand Promotor/HSP dan Light Strand Promotor/

LSP) yang berfungsi sebagai transkripsi genom mitokondria juga terdapat daerah OH

(Origin of Replication) untuk rantai berat yang berfungsi awal replikasi (Clayton,

1992). Daerah D-loop yang hipervariabel (mempunyai variasi basa yang cukup

tinggi) terletak di luar segmen yang mempunyai fungsi transkripsi dan replikasi

tersebut (Wood dan Phua, 1996), sehingga dapat digunakan untuk mengetahui

silsilah dari suatu ternak dan hubungan kekerabatan (filogenetik) (Mannen et al.,

1998). Daerah D-loop mtDNA disajikan pada Gambar 6.

Kekerabatan Sapi di Indonesia

Berdasarkan ukuran tubuh sapi-sapi asli Indonesia yaitu sapi Bali, Madura,

Aceh dan Padang memiliki kesamaan ukuran tubuh. Variasi dari sapi tersebut yaitu

mempunyai warna bulu yang berbeda, karena sapi Padang memiliki variasi bulu

yang beragam. Sementara pada sapi Madura betina memiliki ukuran tubuh yang

lebih besar dari pada sapi Aceh dan sapi Padang, namun lebih kecil daripada sapi

Bali. Apabila dibandingkan dengan sapi asli yang terdapat di Asia Tenggara seperti

Thailand dan Malaysia Barat, sapi-sapi Indonesia yang terdapat di Sumatra (sapi

Aceh dan sapi Padang) memiliki hubungan yang dekat. Sementara sapi Madura

sangat dekat dengan sapi asli Thailand, sedangkan ukuran tubuh sapi asli Filipina dan

Taiwan memiliki kesamaan dengan sapi Bali pada beberapa bagian (Otsuka et al.,

1980).

Berdasarkan penelitian Hayashi et al. (1980) ukuran tengkorak sapi Aceh

mempunyai lebar dan tinggi tengkorak yang lebih pendek dibanding panjang

tengkorak sapi tersebut, dan bagian cerebral tengkorak lebih besar dibanding bagian

wajah, tingkat keseragaman sapi Aceh juga lebih rendah dari pada sapi Bali.

Sementara sapi Madura mempunyai lebar dan tinggi tengkorak yang memiliki

ukuran diantara sapi Aceh dan sapi Bali, sapi Madura juga memiliki tingkat

keseragaman yang rendah seperti pada sapi Aceh. Berbeda dengan sapi Bali yang

lebih menyerupai banteng dari pada sapi Aceh dan sapi Madura. Namun tidak

ditemukan tonjolan intercornual di tengkorak sapi Bali. Karakteristik ini tidak

ditemukan pada sapi asli lain maupun banteng. Sebaran komposisi genetik populasi

sapi di beberapa wilayah Indonesia disajikan pada Gambar 7.

Page 25: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

13

Gambar 7. Komposisi Genetik Populasi Sapi di Beberapa Wilayah di Indonesia Sumber : Mohamad et al. (2009)

Analisis hubungan kekerabatan pada sapi lokal Indonesia berdasarkan sekuen

DNA Mitokondria Gen Cytochrome Oxidase I (Gen COI) menunjukkan bahwa sapi

Bali terpisah dari pengelompokan keempat bangsa sapi Indonesia lainnya. Sapi

Aceh, Pesisir, PO, dan Madura terletak dalam kelompok yang sama dengan Bos

indicus. Dari kedua pengelompokan tersebut menunjukkan bahwa sapi Bali

mempunyai asal-usul tersendiri sedangkan keempat sapi lain berasal dari kelompok

sapi Zebu (Gambar 8) (Febriana, 2011). Hal tersebut juga didukung oleh pendapat

Mohamad et al. (2009) melalui analisis DNA mitokondria, Y-kromosom, dan

mikrosatelit (Gambar 9).

Gambar 8. Konstruksi Pohon Filogenik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia

Berdasarkan DNA Daerah CO I Sumber : Febriana (2011)

Page 26: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

14

Gambar 9. Konstruksi Pohon Filogenik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia Sumber : Mohamad et al. (2009)

Page 27: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

15

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian

Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2012

Materi

Sampel Darah

Sampel darah sapi yang digunakan yaitu sapi asli dan sapi lokal sebanyak 18

sampel dari lima bangsa sapi yang yaitu sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO.

Jumlah masing-masing sampel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia

Ternak n Asal

Sapi Bali 2

4

BIB Sapi Bali, Bali

BPTU Sapi Bali, Bali

Sapi Madura 2

2

Sapudi

Kab. Sampang

Sapi Aceh 2 Kab. Aceh Besar

Sapi Pesisir 2 Kab. Pesisir Selatan

Sapi PO 2

2

Kab. Kebumen

Kandang A Fakultas Peternakan IPB

Total 18

Keterangan : n = jumlah individu sampel

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada pengambilan sampel darah adalah alkohol 70%,

es, dan kapas. Alat yang digunakan antara lain jarum venojact, tabung vacutainer 10

ml, dan termos. Sampel darah yang digunakan merupakan koleksi dari laboratorium

Pemuliaan dan Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak,

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

Page 28: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

16

Amplifikasi daerah D-loop dilakukan melalui Polymerase Chain Reaction

(PCR). Bahan-bahan yang digunakan pada proses amplifikasi DNA adalah adalah

DW, sampel DNA, 10 × buffer, MgCl2, primer forward dan reverse, enzim taq,dan

dNTPs. Alat yang digunakan adalah satu set pipet mikro, alat sentrifugasi, tabung

PCR, mesin PCR, vortex, dan freezer.

Bahan yang digunakan untuk elektroforesis terdiri atas gel elektroforesis,

loading dye, dan marker 100 pb. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gel

elektroforesis yaitu agarose, 0,5 × TBE, Ethidium Bromide. Bahan-bahan yang

digunakan untuk membuat larutan loading dye yaitu bromothymol blue, xylene

cyanol, gliserol. Sementara, alat yang digunakan antara lain microwave, stearer,

magnet stearer, gelas ukur, tabung erlenmeyer, gel tray, pencetak untuk sumur

(comb), power supply 100 volt, gelas ukur, pipet makro dan mikro, serta UV-

Transiluminator. Buffer elektroda yang digunakan terdiri dari Tris, Glycine dan

aquadestilata.

Primer DNA Mitokondria Daerah D-loop

Primer merupakan molekul oligonukleotida yang berukuran pendek (sekitar

18-24 pasang basa) yang akan menempel pada DNA cetakan di tempat spesifik.

Pasangan primer yang digunakan untuk mengamplifikasi mtDNA daerah D-loop sapi

dengan runutan primer forward5′-TAGTGCTAATACCAACGGCC-3′ dan primer

reverse5′-AGGCATTTTCAGTGCCTTGC-3′ (Hassan et al., 2009).

Prosedur

Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah sapi sebanyak sekitar 3 ml melalui vena jugularis

dengan menggunakan venojact lalu segera dimasukkan ke dalam tabung vaccutainer

yang dimasukkan kedalam termos es dan disimpan dalam suhu 4 ºC.

Isolasi DNA

Isolasi DNA dilakukan dari sampel darah dengan menggunakan Genomic

DNA mini kit Geneaid (Lampiran 2) yang dimodifikasi untuk penggunaan sampel

yang disimpan dalam alkohol.

Page 29: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

17

Amplifikasi DNA Mitokondria Daerah D-loop

Amplifikasi lengkap fragmen D-loop DNA mitokondria menggunakan primer

seperti yang digunakan Hassan et al. (2009), yaitu primer Forward 5′-

TAGTGCTAATACCAACGGCC-3′ dan primer Reverse 5′-

AGGCATTTTCAGTGCCTTGC-3′ dengan panjang produk PCR 1145 bp (Gambar

10). Sekuen D-loop mtDNA diperoleh dari NBCI (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/).

Nomor akses standardnya adalah Bos indicus dengan kode akses AY126697.

Keterangan :

: Primer forward

: Primer reverse

Warna hijau menunjukkan basa nukleotida yang berbeda

Volume setiap reaksi PCR sebanyak 25 µl yang terdiri atas 2 µl sampel

DNA; 0,3 µl primer forward dan reverse; 0,2 µl dNTPs; 1 µl MgCl2; 2,5 µl 10 ×

buffer0,1 µl enzim Taq Polymerase; dan 18,9 µl destilation water (DW) yang

dilakukan dengan menggunakan mesin PCR model Applied Biosystems. Kondisi

PCR yang digunakan adalah: predenaturasi pada suhu 95 °C selama lima menit,

dilanjutkan dengan siklus utama yaitu tahap denaturasi pada suhu 95 °C selama 30

detik, tahap penempelan primer (annealing) pada suhu 60 °C selama 45 detik, dan

tahap polimerasi (extension) pada suhu 72 °C selama satu menit diulang sebanyak 35

siklus. Reaksi PCR diakhiri dengan polimerasi (final exstension) pada suhu 72 °C

selama lima menit.

5’−TAGTACTAATACCAACAGCCGGCACAGTTGAAAACAAATTACTAAAATGAAGACAGGTCTTTGTAGTACATCTAA

TATACTGGTCTTGTAAACCAGAGAAGGAGAACAACTAACCTCCCTAAGACTCAAGGAAGAAACTGTAGTCTCACCGTC

AACCCCCAAAGCTGAAGTTCTATTTAAACTATTCCCTGAACACTATTAATATAGTTCCATAAATGCAAAGAGCCTTAT

CAGTATTAAATTTATCAAAAATCCCAATAACTCAACACAGAATTTGCACCCTAACCAAATATTACAAACACCACTAGC

TAACATAACACGCCCATACACAGACCACAGAATGAATTACCCAGGCAAGAGGTAATGTACATAACATTAATGTAATAA

AGACATGATATGTATATAGTACATTAAATTATATACCCCATGCATATAAGCAAGTACATGATCTCTATAATAGTACAT

AATACATACAATTATTAATTGTACATAGTACATTATATCAAATCCATCCTCAACAACATATCTACTATATACCCCTTC

CACTAGATCACGAGCTTAATTACCATGCCGCGTGAAACCAGCAACCCGCTAAGCAGAGGATCCCTCTTCTCGCTCCGG

GCCCATAGACCGTGGGGGTCGCTATTTAATGAATTTTACCAGGCATCTGGTTCTTTCTTCAGGGCCATCTCATCTAAA

GTGGTCCATTCTTTCCTCTTAAATAAGACATCTCGATGGACTAATGACTAATCAGCCCATGCTCACACATAACTGTGC

TGTCATACATTTGGTATTTTTTTATTTTGGGGGATGCTTGGACTCAGCTATGGCCGTCAAAGGCCCCGACCCGGAGCA

TCTATTGTAGCTGGACTTAACTGCATCTTGAGCACCAGCATAATGATAGGCATGGGCATTACAGTCAATGGTCACAGG

ACATAAATACATTATATATCCCCCCCTTCATAAAAACCTCCCCCTTAAATATTCACCACCACTTTTAACAGACTTTTC

CCTAGATACTTATTTAAATTTTCCACACTTTCAATACTCAATTTAGCACTCCAAACAAAGTCAATATATAAACGCAGG

CCCCCCCCCCCCCCGTTGATGTAGCTTAACCCAAAGCAAGGCACTGAAAATGCCT-3’

Gambar 10. Situs Penempelan Primer Sekuen D-Loop DNA Mitokondria Sapi

Page 30: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

18

Elektroforesis

Elektroforesis menggunakan agarose 1,5% dilakukan dengan cara 0,45 g

agarose dilarutkan dalam larutan 0,5 x TBE sebanyak 30 ml lalu dipanaskan dalam

microwave selama sekitar lima menit kemudian dilakukan stirer dan ditambahkan

2,5 µl EtBr. Larutan dituang ke dalam cetakan gel, diberi sisiran pada tepi gel dan

gel dibiarkan mengeras. Sisir dicabut setelah gel mengeras sehingga terbentuk

sumur-sumur.

Produk PCR sebanyak lima µl dicampurkan dengan loading dye sebanyak

satu µl dengan menggunakan mikropipet lalu dimasukkan dalam sumur-sumur gel

dan satu sumur gel dimasukkan marker sebanyak 2 µl yang digunakan sebagai

penanda. Kemudian gel ditempatkan ke dalam gel tray elektroforesis yang sudah

berisi larutan buffer dan dialiri listrik 100 volt selama 30 menit, molekul DNA yang

bermuatan negatif pada pH netral akan bergerak (bermigrasi) ke arah positif. Gel

agarose yang telah selesai dilakukan elektoforesis kemudian diambil untuk melihat

panjang pita DNA dengan menggunakan sinar ultraviolet dalam trans illuminator.

Panjang pita DNA dapat diketahui dengan cara menarik garis lurus masing-masing

pita sampel DNA dengan posisi pita DNA marker.

Perunutan Produk PCR (Sekuensing)

Pebacaan sekuen menjadi alat penting dan utama dalam biologi molekular

karena dapat mengetahui komposisi nukleotida dan asam amino suatu gen, juga

digunakan untuk menganalisis kekerabatan dan jalur evolusi (Albert et al., 1994).

Produk PCR daerah D-loop dari penelitian ini berupa pita tunggal yang berukuran

1145 pb. Analisis perunutan dilakukan di Macrogen, Korea Selatan.

Rancangan dan Analisis Data

Jarak Genetik dan Pohon Filogeni

Sekuen DNA dilakukan manual editing dengan menggunakan BioEdit.

Runutan nukleotida yang telah diedit disejajarkan dengan runutan baku nukleotida B.

indicus dari Genbank (kode akses AY126697; Mirreti et al., 2002). Proses

pensejajaran (alignment) dilakukan dengan menggunakan program Clustal W yang

terdapat pada program MEGA 5.0 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis 5.0;

Page 31: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

19

Tamura et a., 2007). Perhitungan komposisi basa nukleotida, jarak genetik dan

konstruksi pohon filogeni dilakukan dengan menggunakan program MEGA 5.0.

Jarak genetik digunakan untuk melihat kedekatan hubungan genetik antara sampel

yang dianalisis. Nilai jarak genetik diperoleh dengan membagi jumlah nukleotida

yang berbeda degan jumlah total nukleotida. Perhitungan pairwise distance

digunakan untuk melihat jarak rata-rata p-distance dari basa nukleotida daerah D-

loop. Pohon filogeni direkrontruksi dengan menggunakan metode bootsraped

Neighboor-Joining (NJ) dengan 1000 kali pengulangan (Nei dan Kumar, 2000).

Page 32: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Amplifikasi Daerah D-loop

Amplifikasi daerah D-loop DNA mitokondria (mtDNA) pada sampel DNA

sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO dilakukan dengan menggunakan mesin

PCR Applied Biosystem. Hasil optimal fragmen D-loop mtDNA berhasil dilakukan

amplifikasi pada kondisi annealing dengan suhu 60 °C selama 45 detik, dan

diperoleh produk PCR dengan panjang 1145 bp (Gambar 11).

M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2

(+)

Keterangan :

M (marker) = ladder 100 bp

B = Bali

M = Madura

P = PO

Gambar 11. Hasil Ektroforesis Produk PCR Daerah D-loop mtDNA

Keberhasilan amplifikasi daerah D-loop sangat ditentukan dengan kondisi

penempelan primer pada DNA genom, selain faktor-faktor bahan pereaksi PCR dan

mesin PCR yang digunakan. Weissensteiner (2004) menyatakan bahwa suhu

penempelan (annealing) primer yang sesuai merupakan hal yang paling penting

untuk keberhasilan PCR disamping kosentrasi MgCl2. Berdasarkan hasil amplifikasi

yang dilakukan oleh Hassan et al. (2009) penempelan (annealing) primer daerah D-

loop mtDNA pada kerbau sungai dengan primer yang sama, yaitu pada suhu 59 °C

selama 45 detik akan menghasilkan produk PCR yang baik. Berbeda pada suhu

annealing yang optimal pada penelitian ini, yaitu lebih tinggi dibandingkan dengan

1000 bp

bp

(-)

Page 33: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

21

suhu annealing yang digunakan oleh Hassan et al. (2009) yaitu 60 °C selama 45

detik. Hal tersebut dikarenakan melting temperature (Tm) akan turun sebesar 5 °C

setiap terdapat 1% ketidakcocokan pada basa dalam untai ganda (Carter, 2000a).

Amplifikasi daerah D-loop mtDNA ini dilakukan dengan menggunakan

pasangan primer forward 5′-TAGTGCTAATACCAACGGCC-3′ dan primer reverse

5′-AGGCATTTTCAGTGCCTTGC-3′ sesuai dengan desain yang digunakan oleh

Hassan et al. (2009), yaitu primer yang digunakan untuk amplifikasi daerah D-loop

kerbau sungai. Hasil analisis menunjukkan bahwa primer tersebut dapat digunakan

untuk mengamplifikasi D-loop mtDNA pada sapi, yang menunjukkan bahwa primer

yang didesain memiliki high similarity. Hal tersebut diduga karena sapi dan kerbau

masih berkerabat dekat terdapat dalam satu rumpun yaitu Bovini (Lenstra dan

Bradley, 2006), yang menyebabkan keduanya masih berkerabat secara taksonomi,

sehingga memiliki kemiripan basa nukleotida yang tinggi. Namun, pada primer

forward terdapat dua nukleotida yang berbeda antara sapi dan kerbau. Perbedaan

nukleotida tersebut terdapat pada nukleotida ke-5 dan ke-17, pada kedua urutan

tersebut sapi memiliki nukleotida A dan pada kerbau sungai memiliki nukleotida G.

Hal tersebut diduga karena sapi dan kerbau terdapat pada genus yang berbeda, yaitu

Bos (sapi) dan Bubalus (kerbau) (Lenstra dan Bradley, 2006). Dawkin (2000)

menyatakan bahwa secara taksonomi hubungan kekerabatan (filogenetik) akan

memisah ketika terjadi perbedaan atau perubahan dalam basa nukleotida, semakin

banyak perbedaan tersebut maka hubungan kekerabatan akan semakin jauh.

Berdasarkan runutan genom utuh DNA mitokondria Bos indicus (sapi

Nellore) dengan kode akses (AY126697) dari GenBank. Produk PCR hasil

amplifikasi pasangan primer forward 5′-TAGTGCTAATACCAACGGCC-3′ dan

primer reverse 5′-AGGCATTTTCAGTGCCTTGC-3′ menghasilkan pita tunggal

yang jelas berukuran 1145 pb (Gambar 11). Munculnya satu pita ini menunjukkan

bahwa pasangan primer yang digunakan bersifat spesifik hanya menempel pada

posisi yang diharapkan (pada kondisi annealing yang digunakan) (Ratnayani et al,

2007). Hasil amplifikasi tersebut terdiri atas 53 bp fragmen gen CYT B pada posisi

ke-1087 sampai dengan 1140 (15604-15656), 69 bp tRNAThr

pada posisi ke-1 sampai

dengan 69 (15661-15729), 66 bp tRNAPro

pada posisi ke-1 sampai dengan 66

(15729-15794), 913 bp fragmen utuh daerah D-loop pada posisi 1 sampai dengan

Page 34: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

22

913 (15795-16341, 1-366), dan 41 bp fragmen tRNAPhe

pada posisi basa ke-1 sampai

dengan 41 (367-407) (Lampiran 3). Ilustrasi letak penempelan pasangan primer

tersebut pada daerah D-loop sapi penelitian disajikan pada Gambar 12.

Hasil amplifikasi pada produk PCR primer forward menempel pada posisi

basake-88 sampai dengan 108 (15604-15623) pada bagian CYT B dan primer

reverse menempel pada tRNAPhe

posisi ke-22 sampai dengan 41 (367-407)

(Lampiran 3). Ilustrasi letak penempelan pasangan primer forward dan primer

reverse pada daerah D-loop sapi terdapat dalam Gambar 12.

Gambar 12. Sketsa Letak Penempelan Primer Forward dan Reverse untuk

Mengamplifikasi pada Daerah D-loop Sapi Bali, Madura, Pesisir,

Aceh, dan PO

Keragaman D-loop

Komposisi Basa Nukleotida

Setelah dilakukan sekuensing pada produk PCR dari dua arah yaitu primer

forward dan primer reverse didapatkan hasil sekuen sepanjang 1145 bp dengan

sekuen standardnya adalah sekuen Bos indicus dari GenBank (kode akses

AY126697; Mirreti et al., 2002). Sekuen tersebut terdiri dari sekuen D-loop

sepanjang 913 bp.

Analisis keragaman runutan nukleotida dilakukan setelah runutan DNA sapi

Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO disejajarkan dengan Cluscal W dengan acuan

utama pada runutan nuleotida sapi B. indicus (Nellore) dari GenBank (kode akses

AY126697; Mirreti et al., 2002). Hasil pensejajaran sekuen tersebut diperoleh

bahwa jumlah basa nukleotida pada setiap individu sapi yang diteliti tidak sama

(Gambar 11). Hal tersebut dikarenakan terdapat mutasi yang menghilangkan (delesi)

Primer F

20 bpPrimer R

20 bp tRNA Thr

tRNA Pro

69 bp 66 bp

Teramplifikasi 1145 bp

( CYT B 53 bp, 69 bp tRNAThr

,66 bp tRNAPro

, D-loop utuh, 41 bptRNAPhe

)

CYT B

53 bp

tRNAPhe

41 bp

D-loop (GenBank) 913 bp

Page 35: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

23

dan menyisipkan (insersi) beberapa nukleotida pada sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir,

dan PO yang setiap individu jumlahnya tidak sama (Lampiran 4).

Hasil pensejajaran runutan nukleotida sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan

PO sepanjang 584 bp yang dapat dianalisis dengan acuan runutan B. indicus

(Nellore) dari GenBank, maka setiap bangsa sapi yang diteliti memiliki rataan

komposisi basa nukleotida yang berbeda (Tabel 2). Perbedaan jumlah basa

nukleotida daerah D-loop parsial untuk masing-masing sapi dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Tabel 2. Rataan Komposisi Nukleotida Daerah D-loop Parsial Sapi Bali, Madura,

Aceh, Pesisir, PO Setelah Disejajarkan dengan B. indicus Dari Genbank

(Ukuran 584 bp)

Bangsa Sapi %

n T(U) C A G A+T C+G

B. indicus 3 27,3 24,2 35,7 12,8 63,0 37,0

B. taurus 4 28,2 23,5 34,9 13,4 63,1 36,9

Bali 6 26,9 25,3 34,8 13,0 61,7 38,3

Madura 4 26,9 25,1 34,9 13,1 61,8 38,2

Aceh 2 27,3 24,2 35,7 12,8 63,0 37,0

Pesisir 2 26,7 24,4 35,6 13,3 62,3 37,7

PO 4 27,0 25,4 34,8 12,9 61,8 38,3

Keterangan : n = jumlah individu sampel

Rataan nukleotida T daerah D-loop tertinggi sampai terendah berturut-turut

dimiliki oleh sapi Aceh 27,3%; PO 27,0%; Bali dan Madura masing-masing 26,9%;

serta Pesisir 26,7%. Rataan nukleotida C daerah D-loop tertinggi sampai terendah

berturut-turut dimiliki oleh sapi PO 25,4%; Bali 25,3%; Madura 25,1%; Pesisir

24,4%; dan Aceh 24,2%. Rataan nukleotida A daerah D-loop tertinggi sampai

terendah berturut-turut dimiliki oleh sapi Aceh 35,7%; Pesisir 35,6%; Madura

34,9%; serta Bali dan PO masing-masing 34,8%. Rataan nukleotida G daerah D-loop

tertinggi sampai terendah berturut-turut dimiliki oleh sapi Pesisir 13,3%; Madura

13,1%; Bali 13,0%; PO 12,9%; dan Aceh 12,8% (Tabel 2). Perbedaan komposisi

Page 36: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

24

nukleotida A, T, G, dan C menunjukan perbedaan komposisi asam amino yang

dikandungnya (Ridley, 1991).

Gambar 13. Frekuensi A+T dan G+C Daerah D-loop mtDNA Parsial Berukuran 584

bp pada Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO

Nukleotida A+T pada semua sapi yang diteliti yaitu sapi Bali, Madura,

Pesisir, Aceh, dan PO memiliki rataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rataan

nukleotida G+C. Rataan nukleotida A+T dari paling tinggi hingga paling rendah

berturut-turut yaitu Aceh 63,0%; Pesisir 62,3%; Madura dan PO masing-masing

61,8%; serta Bali 61,7%. Rataan nukleotida G+C dari paling tinggi hingga paling

rendah berturut-turut yaitu Bali dan PO masing-massing 38,3%; Madura 38,2%,

Pesisir 37,7%; dan Aceh 37,0%. Keragaman frekuensi basa nukleotida pada sapi

Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO tersebut dikarenakan mtDNA memiliki laju

mutasi lima sampai sepuluh kali lebih cepat dari pada DNA inti (Wilson et al., 1985)

dan pada daerah kontrol memiliki kecepatan evolusi 10-20 kali lebih cepat

dibandingkan dengan daerah mtDNA lainnya (Randi, 2000). Komposisi basa

nukleotida A+T memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibadingkan dengan komposisi

G+C pada hasil penelitian ini, karena pada daerah tersebut merupakan daerah

noncoding. Hal tersebut diduga penyebabkan daerah noncoding memiliki laju

evolusi lebih tinggi.

Komposisi G+C dari mulai tertinggi hingga terendah ditunjukkan berturut-

turut dimiliki oleh sapi Bali 38,3%; PO 38,3%; Madura 38,2%; Pesisir 37,7%; dan

0

10

20

30

40

50

60

70

Bali Madura Aceh Pesisir PO

Fre

kuen

si

Bangsa Sapi

A+T

C+G

Page 37: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

25

Aceh 37,0%. Pada bakteri yang mampu hidup pada suhu termofilik memiliki

komposisi G+C yang tinggi (Yuwono, 2009). Hal tersebut karena ikatan antara G+C

lebih stabil dari pada ikatan pada A+T. Oleh karena itu, sapi-sapi Indonesia

terutama pada sapi Bali memiliki kemampuan ketahanan yang lebih baik pada

lingkungan tropis dibanding sapi-sapi Bos indicus maupun Bos taurus.

Sekuen Minisatelit

Minisatelit DNA merupakan urutan sekuen berulang yang berurutan

(Nakamura et al., 1987). Minisatelit ini terjadi karena pada DNA tersebut terdapat

pasangan basa nukleotida dalam satu untaian DNA yang sama (intra-strand pairing)

(Yuwono, 2009). Subtipe ini terdiri atas DNA yang berukuran kecil hingga sedang

dari unit yang berulang. Secara umum terdiri atas panjang sekuen berulang yang

polimorfik. Pengulangan tersebut dapat terjadi 1%-60% per genom, dengan salinan

setiap sekuen individu berkisar antara 1-106 per genom. Sekuen berulang yang

memiliki frekuensi tinggi biasanya ditemukan pada DNA noncoding (Carter, 2000b).

Berdasarkan hasil analisis sekuen dari seluruh sapi yang diteliti telah

disejajarkan dengan menggunakan metode Cluscal W, maka ditemukan sekuen

berulang atau minisatelit yang memiliki panjang 22 bp. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Carter (2000b) yang menyatakan bahwa panjang sekuen ulangan berurutan

antara 9 bp sampai 250 bp.

Motif ulangan yang ditemukan pada penelitian ini terdapat antara basa

nukleotida ke-324 sampai dengan 608. Sekuen berulang pada sapi Bali terletak pada

urutan basa nukleotida ke-329 sampai dengan 546, sapi Madura urutan basa

nukleotida ke-345 sampai dengan 608, sapi PO urutan basa nukleotida ke-346

sampai dengan 523, sapi Pesisir urutan basa nukleotida ke-324 sampai dengan 356,

dan sapi Aceh urutan basa nukleotida ke-331 sampai dengan 356 (Tabel 3). Alves et

al. (2009) juga menemukan sekuen berulang pada daerah D-loop. Sekuen tersebut

terdapat pada urutan basa nukleotida ke-380 sampai dengan 500, dari bagian yang

dilakukan amplifikasi mulai dari basa nukleotida ke-230 sampai dengan 520.

Page 38: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

26

Tabel 3. Lokasi Sekuen Berulang pada Setiap Individu Sapi Bali, Madura, PO,

Pesisir, dan Aceh

Individu Sapi Urutan Basa Nukleotida

Bali 1 366-409

Bali 2 348-545

Bali 3 329-526

Bali 4 349-546

Bali 5 347-433

Bali 6 352-417

Madura 1 345-584

Madura 2 350-545

Madura 3 355-418

Madura 4 347-608

PO 1 346-409

PO 2 350-523

PO 3 352-415

Pesisir 1 324-345

Pesisir 2 325-356

Aceh 1 331-352

Aceh 2 335-356

Tabel 4. Jumlah Motif Ulangan Basa Nukleotida yang Ditemukan pada Bangsa Sapi

Bali, Madura, PO, Pesisir, dan Aceh

Bangsa sapi n Motif Ulangan Jumlah Ulangan

Bali 6

2

GTACATAATATTAATGTAATAA

GTACATAACATTAATGTAATAA

2, 8, 9, 9, 4, 3

1, 1

Madura 4 GTACATAATATTAATGTAATAA 11, 9, 3, 12

PO 4 GTACATAATATTAATGTAATAA 8, 8, 3,8

Pesisir 2 GTACATAACATTAATGTAATAA 1,1

Aceh 2 GTACATAACATTAATGTAATAA 1,1

Keterangan : n = jumlah individu sampel

Warna merah menunjukkan basa nukleotida yang berbeda

Page 39: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

27

Semua sapi yang diteliti yaitu sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO

ditemukan motif ulangan. Motif ulangan yang ditemukan pada penelitian ini yang

terdapat di daerah D-loop DNA mitokondria yaitu sekuen dengan basa nukleotida

GTACATAATATTAATGTAATAA dan GTACATAACATTAATGTAATAA yang

masing-masing memiliki panjang 22 bp (Tabel 4).

Motif ulangan dengan sekuen GTACATAATATTAATGTAATAA

ditemukan pada sapi Bali, Madura, dan PO (Tabel 4). Setiap Bangsa sapi memiliki

jumlah motif ulangan yang berbeda-beda. Motif ulangan pada sapi Bali berkisar

antara 2-9 ulangan, pada sapi Madura berkisar antara 3-12, dan pada sapi PO

berkisar antara 3-8. Alves et al. (2009) menemukan jumlah ulangan daerah D-loop

mtDNA pada babi yang memiliki jumlah ulangan antara 18-30 ulangan. Jumlah

motif ulangan pada sapi Bali, Madura, Pesisir, dan Aceh disajikan pada Tabel 4.

Motif ulangan lain yang ditemukan pada penelitian ini juga memiliki panjang

22 bp yaitu GTACATAACATTAATGTAATAA ditemukan pada sapi Pesisir, Aceh,

Bali 1, dan Bali 2 (Tabel 3). Motif ulangan ini memiliki perbedaan dengan motif

ulangan sebelumnya yaitu terdapat satu basa nukleotida yang mengalami subtitusi

transisi yaitu pada basa nukleotida ke-9 minisatelit atau pada basa nukleotida yang

ke-438 D-loop mtDNA setelah disejajarkan. Transisi tersebut dari basa nukleotida T

menjadi C. Motif ulangan ini pada sapi Pesisir, Aceh, dan Bali ditemukan sebanyak

satu ulangan.

Hasil motif ulangan tersebut dapat digunakan untuk membedakan bangsa sapi

yang berasal dari kelompok sapi Bali dengan kelompok yang lain yaitu B. indicus

dan B. taurus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Carter (2000b) dan King (2002c)

bahwa motif ulangan dapat digunakan untuk fingerprinting. Carter (2000b) juga

menyatakan bahwa motif ulangan dapat digunakan untuk mengestimasi

heterozigositas 90%-99% marker genetik yang sangat bervariabel.

Jarak Genetik Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia

Kedekatan hubungan genetik antara lima bangsa sapi yaitu Bali, Madura,

Pesisir, Aceh, dan PO dengan sapi B. indicus dilihat dengan mengukur jarak genetik.

Jarak genetik diukur dengan menggunakan analisis Pairwise Distance Calculation

yang ditunjukkan dengan matriks perbedaan genetik antara lima bangsa sapi (Bali,

Madura, Pesisir, Aceh, dan PO) dan sapi B. indicus yang diambil dari GenBank.

Page 40: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

28

Jarak genetik model ini digunakan untuk melihat tingkat subtitusi transisi dan

tranversi melalui banyaknya perbedaan nukleotida per pasangan (Abdullah, 2008).

Sapi-sapi yang memiliki nilai jarak genetik semakin rendah, maka ternak tersebut

memiliki hubungan kekerabatan semakin dekat. Sebaliknya ternak yang memiliki

jarak genetik tinggi, maka hubungan kekerabatannya semakin jauh.

Hasil perhitungan nilai jarak genetik antara individu pada lima bangsa sapi

berkisar antara 0,000 sampai 0,146. Jarak genetik tertinggi dari sapi yang diteliti

yaitu pada sapi Madura 1 dan Pesisir 1 maupun sapi Pesisir 2 yaitu dengan nilai

0,146. Sementara jarak genetik terendah yaitu dengan nilai 0,000 ditemukan pada

sapi Aceh 1 maupun sapi Aceh 2 dan B. indicus, antara sapi Pesisir 1 dan sapi Pesisir

2, antara sapi Bali 2 dan sapi Bali 3 maupun sapi Bali 4, antara sapi Madura 2 dan

sapi Bali 2, 3 , dan 4, antara sapi Madura 3 dan sapi Bali 5, antara sapi PO 1 dan sapi

Bali 5, antara sapi PO 3 dan sapi Bali 5, antara PO 3 dan Madura 5, dan antara PO 1

dan PO 3 (Tabel 6).

Tabel 5. Jarak Genetik Berdasarkan Metode Pairwise Distance Daerah D-loop yang

Dilakukan Pengelompokan pada Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi PO

dengan Sapi B. indicus dan B.taurus dari Genbank

No. Bangsa 1 2 3 4 5 6 7

1 B. indicus -

2 B. taurus 0,056 -

3 Aceh 0,005 0,055 -

4 Pesisir 0,012 0,061 0,007 -

5 Bali 0,129 0,151 0,128 0,136 -

6 Madura 0,134 0,155 0,133 0,140 0,009 -

7 PO 0,132 0,153 0,131 0,138 0,007 0,009 -

Hal yang sama juga terlihat pada perhitungan jarak genetik yang dilakukan

pengelompokan. Jarak genetik tertinggi ditemukan pada sapi Madura dan sapi

Pesisir, sedangkan nilai jarak genetik terendah dimiliki oleh sapi Aceh dan B.

indicus. Jarak antar individu antara sapi Bali dengan sapi Bali yang lain berkisar

0,000-0,012; jarak individu antara sapi Madura dengan sapi Madura yang lain

berkisar 0,003-0,022; jarak antara individu sapi Pesisir dengan sapi Pesisir yang lain

Page 41: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

29

yaitu 0,000; dan jarak antara individu sapi Aceh dengan sapi Aceh yang lain yaitu

0,000.

Nilai pada jarak genetik yang dilakukan pengelompokan berkisar antara 0,005

sampai 0,140. Berdasarkan nilai jarak genetik sapi Aceh memiliki jarak genetik

yang lebih tinggi dengan B. taurus yaitu 0,055 bila dibandingkan dengan B. indicus

yaitu 0,005, dan nilai jarak genetik sangat tinggi bila dibandingkan dengan sapi Bali

yaitu 0, 128. Sementara pada sapi Pesisir juga menyatakan hal yang sama yaitu

memiliki jarak genetik yang lebih dekat dengan B. indicus, namun nilai jarak genetik

tersebut berbeda. Nilai jarak genetik dengan B. indicus yaitu 0,012; B. taurus yaitu

0,061; dan sapi Bali yaitu 0, 136. Berbeda dengan sapi Madura yang memiliki nilai

jarak genetik yang lebih rendah terhadap sapi Bali (0,009), dibandingkan dengan B.

indicus (0,134) dan B. taurus (0,155). Hal serupa juga ditunjukkan pada sapi PO,

yaitu dengan nilai jarak genetik terhadap sapi Bali memiliki nilai yang lebih rendah

yaitu 0,007 bila dibandingkan dengan B. indicus (0,132) dan B. taurus (0,153).

Nilai-nilai jarak genetik tersebut disajikan pada Tabel 5.

Jarak genetik pada sapi Aceh memiliki nilai yang lebih rendah dengan sapi

Pesisir, yang menunjukkan bahwa sapi Aceh dan Pesisir memiliki hubungan yang

dekat. Sementara sapi Bali nilai jarak genetik yang rendah dengan sapi Madura dan

PO, yang menunjukkan hubungan sapi-sapi tersebut memiliki kedekatan. Kedekatan

hubungan beberapa sapi lokal tersebut diduga karena adanya perkawinan tidak acak

dan aliran gen yang terjadi akibat letak geografis yang berdekatan antara sapi-sapi

tersebut, sehingga akan mengurangi perbedaan antar populasi yang telah

terakumulasi akibat seleksi alam maupun genetic drift.

Page 42: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

30

Tabel 6. Jarak Genetik Berdasarkan Metode Pairwise Distance Daerah D-loop Setiap Individu pada Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi PO dengan Sapi

B. indicus dan B.taurus dari Genbank

No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Nellore_(GB) -

2 Aceh_1 0,000 -

3 Aceh_2 0,000 0,000 -

4 Pesisir_1 0,007 0,007 0,007 -

5 Pesisir_2 0,007 0,007 0,007 0,000 -

6 Bali_1 0,137 0,137 0,137 0,145 0,145 -

7 Bali_2 0,123 0,123 0,123 0,131 0,131 0,012 -

8 Bali_3 0,121 0,121 0,121 0,128 0,128 0,011 0,000 -

9 Bali_4 0,126 0,126 0,126 0,133 0,133 0,012 0,000 0,000 -

10 Bali_5 0,131 0,131 0,131 0,139 0,139 0,007 0,008 0,005 0,008 -

11 Bali_6 0,131 0,131 0,131 0,139 0,139 0,009 0,010 0,007 0,010 0,002 -

12 Madura_1 0,139 0,139 0,139 0,146 0,146 0,021 0,019 0,016 0,022 0,013 0,015 -

13 Madura_2 0,126 0,126 0,126 0,133 0,133 0,012 0,000 0,000 0,000 0,008 0,010 0,022 -

14 Madura_3 0,131 0,131 0,131 0,139 0,139 0,007 0,008 0,005 0,008 0,000 0,002 0,013 0,008 -

15 Madura_4 0,135 0,135 0,135 0,142 0,142 0,010 0,012 0,009 0,012 0,003 0,005 0,017 0,012 0,003 -

16 PO_1 0,134 0,134 0,134 0,141 0,141 0,007 0,009 0,006 0,009 0,000 0,002 0,014 0,009 0,000 0,003 -

17 PO_2 0,135 0,135 0,135 0,142 0,142 0,012 0,013 0,011 0,013 0,005 0,007 0,018 0,013 0,005 0,008 0,005 -

18 PO_3 0,131 0,131 0,131 0,139 0,139 0,007 0,008 0,005 0,008 0,000 0,002 0,013 0,008 0,000 0,003 0,000 0,005 -

19 PO_4 0,124 0,124 0,124 0,131 0,131 0,016 0,003 0,004 0,003 0,012 0,013 0,022 0,003 0,012 0,015 0,012 0,017 0,012 -

Page 43: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

31

Analisis Filogenetik

Pohon filogenetik atau pohon evolusi adalah pohon yang menunjukkan

hubungan evolusi antara berbagai spesies yang diyakini memiliki nenek moyang

yang sama diantara beberapa spesies. Pohon filogenetik dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi urutan nukleotida yang homolog pada mtDNA (Dawkin, 2000).

Rekonstruksi pohon filogenetik sapi asli dan sapi lokal dilakukan berdasarkan

urutan nukleotida daerah kontrol dari genom DNA mitokondria yang dianalisis

secara parsial. Panjang sekuen D-loop yang dapat dianalisis hanya sepanjang 584 bp.

Hal tersebut dikarenakan pada beberapa sapi yang diteliti terdapat variasi ulangan

minisatelit dan adanya delesi pada sekuen basa nukleotida pada beberapa sapi.

Selain itu juga dikarenakan mtDNA memiliki laju mutasi lima sampai sepuluh kali

lebih cepat dari pada DNA inti (Wilson et al., 1985) dan pada daerah kontrol

memiliki kecepatan evolusi 10-20 kali lebih cepat dibandingkan dengan daerah

mtDNA lainnya (Randi, 2000), sehingga segmen ini lebih banyak situs polimorfik

yang berguna dalam rekonstruksi pohon filogeni intraspesifik. Pohon filogenetik ini

dibentuk dengan menggunakan metoda Neighbor-joining yang termasuk dalam

metoda jarak dengan prinsip pengelompokkan taksa berdasarkan nilai jarak

evolusioner pasangan-pasangan operational taxonomyunit dimana setiap

percabangan yang terdapat dalam pohon filogeni berevolusi pada kecepatan yang

tidak sama (Hartl, 2000).

Konstruksi pohon filogeni bangsa-bangsa sapi asli dan sapi lokal Indonesia

berdasarkan jarak genetik p-distance dari susunan dan komposisi basa-basa

nukleotida daerah D-loop menunjukkan adanya perbedaan materi-materi genetik

diantara kelompok maupun individu sapi-sapi tersebut. Berdasarkan analisis

perbedaan genetik antar individu untuk membentuk pohon filogeni berdasarkan

metode 2 parameter Kimura dalam uji bootsrap 1000 kali pengulangan, diperoleh

dua klaster sapi lokal Indonesia, yaitu klaster pertama klaster A yang terdiri dari sapi

Bali, Madura, serta PO dan klaster yang kedua yaitu klaster B yang terdiri dari sapi

Aceh dan Pesisir (Gambar 14).

Klaster A yaitu sapi Aceh dan Pesisir termasuk dalam kelompok B. indicus

dari GenBank dengan nilai uji bootstrap 98%. Pengklasteran sapi Aceh dan Pesisir

terpisah terhadap sapi Bali (B. javanicus). Nilai uji bootstrap 100% yang

Page 44: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

32

menunjukkan sapi Madura dan PO termasuk dalam klaster A yaitu klaster sapi Bali.

Pembobotan rendah antar individu dijumpai pada sapi Bali, Madura, dan PO yaitu

berkisar 18%-57% serta sapi Aceh yaitu berkisar 25%-28%. Walaupun demikian

posisi sapi Bali, Madura, serta PO dan sapi Aceh, Pesisir, serta B. indicus dari

GenBank akan tetap sama posisinya. Namun posisi antar individu dalam kelompok

sapi Bali, Madura, PO, dan Aceh diduga masih dapat berubah-ubah karena nilai

bootstrapnya rendah.

Berdasarkan hasil analisis filogenetik sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan

PO yang dilakukan dengan pengelompokan yang disajikan pada Gambar 15, maka

terdapat dua subklaster sapi lokal Indonesia golongan sapi B. indicus dan sapi Bali.

Sapi yang terdapat pada kelompok B. indicus yaitu sapi Aceh dan pesisir, sementara

pada golongan sapi Bali yaitu sapi Madura dan PO. Sapi Madura dan PO merupakan

golongan B. javanicus yaitu sapi Bali yang sangat terpisah dari B. indicus dan B.

taurus GenBank. Perbedaan genetik tersebut merupakan akibat adanya proses

kehidupan sapi dari pengaruh mutasi dan lingkungan yang berbeda-beda, yang

muncul melalui pewarisan dengan modifikasi dari spesies nenek moyangnya untuk

menyesuaikan terhadap lingkungan yang bekerja secara terus menerus selama

periode waktu yang sangat panjang (Dawkin, 2000).

Pengelompokan sapi Aceh dan Pesisir ke dalam klaster B. indicus

menunjukkan bahwa sapi Aceh dan Pesisir memiliki kekerabatan yang dekat dengan

B. indicus dan terpisah dengan B. taurus maupun kelompok sapi Bali. Menurut

Abdullah (2008) dan Jakaria (2008) karena nenek moyang (ancestor) sapi Aceh dan

Pesisir berasal dari hibridisasi dengan sapi zebu. Hal tersebut menunjukkan bahwa

sapi Aceh dan Pesisir berasal dari maternal zebu. Perbedaan bangsa pada dua

kelompok sapi tersebut dikarenakan adanya dugaan bahwa hal tersebut timbul dari

bentuk nenek moyangnya melalui akumulasi adaptasi secara bertahap terhadap

lingkungan hidup yang berbeda (Dawkin, 2000).

Pengelompokkan sapi Madura dalam klaster sapi Bali (B. javanicus)

menunjukkan bahwa sapi Madura berasal dari maternal banteng (B. javanicus) bukan

berasal dari maternal zebu (B. indicus). Sementara sapi Bali merupakan hasil

domestikasi langsung dari banteng (Otsuka et al., 1980; Nijman et al., 2003;

Mohammad et al., 2009). Hal tersebut dilihat berdasarkan DNA mitokondria,

Page 45: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

33

kromosom Y dan mikrosatelit (Mohammad et al., 2009) dan ukuran tengkorak pada

sapi Bali juga menyerupai banteng (Hayashi et al., 1980).

Keterangan :

GB (GenBank) : Sekuen D-loop mtDNA sampel yang diperoleh dari GenBank

Gambar 14. Konstruksi Pohon Filogeni Antar Individu Sapi Berdasarkan Metode

Neighbor-Joining

A

B

C

Page 46: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

34

Gambar 15. Konstruksi Pohon Filogeni Kelompok Sapi Berdasarkan Metode

Neighbor-Joining

Sapi PO terdapat pada kelompok sapi Bali dan Madura, menunjukkan bahwa

sapi PO yang diteliti diduga berasal dari maternal banteng. Hal tersebut tidak sesuai

dengan pendapat Otsuka et al. (1980) menyatakan bahwa sapi PO (Filial Ongole)

merupakan keturunan langsung dari sapi Ongole dari B. indicus. Pengelompokan

sapi PO pada klaster sapi Bali dan Madura, diduga karena sapi PO yang diteliti

bukan merupakan sapi PO murni, sesuai dengan pendapat Otsuka et al. (1980) yang

menyatakan bahwa PO merupakan turunan langsung dari sapi Ongole. Sapi tersebut

diduga telah mengalami percampuran dengan sapi Bali. Uggla (2008) juga

menemukan beberapa maternal sapi PO yang diteliti berasal dari banteng. Hal

tersebut diduga karena ada aliran gen akibat letak geografis yang berdekatan yaitu

antara Jawa dan Bali.

Page 47: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

35

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Nukleotida A+T daerah D-loop memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan

nukleotida G+C pada semua sapi yang diteliti yaitu sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh,

dan PO. Sekuen minisatelit sebagai motif ulangan yang ditemukan pada penelitian

ini yaitu GTACATAATATTAATGTAATAA yang memiliki panjang 22 bp dan

ditemukan pada sapi Bali, Madura, dan PO. Sekuen minisatelit lain sebagai motif

ulangan yang memiliki panjang 22 bp yaitu GTACATAACATTAATGTAATAA

juga ditemukan pada sapi Pesisir, Aceh, Bali 1, dan Bali 2. Penelitian DNA daerah

D-loop mtDNA dapat digunakan sebagai penanda untuk membedakan dan

pengelompokan sapi asli maupun sapi lokal Indonesia. Berdasarkan runutan daerah

D-loop mtDNA parsial, sapi Pesisir dan Aceh berada satu kelompok berkerabat dekat

dengan bangsa-bangsa sapi Bos indicus, sedangkan sapi Bali, Madura, dan PO

membentuk kelompok sendiri yang terpisah dari Bos indicus dan Bos taurus.

Saran

Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak.

Selain itu juga saat sekuensing perlu dilakukan denggan menggunakan primer

Forward dan Reverse untuk mendapatkan hasil sekuensing yang lebih akurat.

Page 48: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

36

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Alhamdulillahirrabbilalamin, Penulis sampaikan kehadirat Allah

SWT yang selalu melimpahkan nikmat-Nya yang tak terhingga sehingga Penulis

dapat menyelesaikan skripsi dan studi ini. Salawat dan salam semoga selalu kita

curahkan untuk suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Terimakasih penulis

sampaikan kepada Dr. Jakaria, S.Pt., M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA atas

segala perhatian, bimbingan, motivasi, dan arahan yang diberikan kepada Penulis

selama melakukan penelitian dan menyusun skripsi. Penulis menyampaikan

terimakasih kepada Ir. Rini H. Mulyono, M.Si. dan Iwan Prihantoro, S.Pt. sebagai

dosen penguji pada ujian sidang. Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Sri

Darwati, M.Si. Sebagai dosen penguji seminar dan Yuni C. Endrawati, S.Pt., M.Si.

selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan motivasi kepada

Penulis.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada ibunda tercinta Bunda Sutariyah,

ayahanda Bapak M. Sodiq, kakak Nurochman, M. Yusro, Mif tahul Huda dan

seluruh keluarga tersayang atas segala bantuan materiil, doa, motivasi, dan senyuman

untuk kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kak Eryk yang memberikan

bimbingan dan masukan selama penelitian dan penulisan skripsi. Terima kasih juga

Penulis sampaikan kepada tim di Laboratorium Genetika Molekuler, teman-teman

IPTP 45, Wisma Seroja, teman asrama, dan teman-teman Laboratorium Pemuliaan

dan Genetika ternak atas dukungan, doa, dan bantuan selama ini. Semua kebaikan

yang telah diberikan hanya Allah yang pantas membalas. Penulis juga ucapkan

terima kasih kepada civitas akademika Fakultas Peternakan atas kerjasama,

keceriaan, dan kekeluargaannya selama ini serta kepada semua pihak yang telah

membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan dan

peternakan. Amin.

Bogor, Desember 2012

Penulis

Page 49: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

37

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. A. N. 2008. Karakterisasi genetik sapi Aceh menggunakan analisis

keragaman fenotipik, daerah D-loop DNA mitokondria dan DNA

mikrosatelit. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Abdullah, M. A. N., R. R. Noor, & E. Handiwirawan. 2008. Identifikasi penanda

genetik daerah D-loop pada sapi aceh. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 33 : 1.

Albert, J., J. Wahlberg, T. Leitner, D. Escamilla, & M. Uhlen. 1994. Analysis of

rape case by direct sequencing of the human immunodeficiency virus type 1

pol and gag genes. J. Virol 68: 5018-5024.

Alves, E., A. I. Ferna´ ndez-, A. Ferna´ ndez-Rodrı´guez, D. Pe´ rez-Montarelo, R.

Benitez, C. O´ vilo, C. Rodrı´guez, & L. Silio´. 2009. Identification of

mitochondrial markers for genetic traceability of European wild boars and

Iberian and Duroc pigs. J. Anim. : 1-8.

Anderson, S., M. H. de Bruijn, A. R. Coulson, I. C. Eperon, F. Sanger, & I. G.

Young. 1982. Complete sequence of bovine mitochondrial DNA. Conserved

features of the mammalian mitochondrial genome. J. Biol. 156: 683–717.

Blakely, J. & D. H. Blade. 1992. The Science of Animal Husbandry. Prentice-Hall

Inc, New Jersey.

Carter, R. E. 2000a. General Molecular Biology. In : Bakker, A. J. (Ed.).

Molecular Methods in Ecology. Black Well Science, Oxford.

Carter, R. E. 2000b. DNA Fingerprinting using Minisatellite Probes. In : Bakker,

A. J. (Ed.). Molecular Methods in Ecology. Black Well Science, Oxford.

Clayton, D. A. 1992. Transcription and replication of animal mitochondrial DNAs.

Int. Rev. Cytol. 141: 217-222.

Dawkin, R. 2000. Mekanisme Evolusi. In: Camphell, N.A., J.B. Reece, & L.G.

Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Terjemahan: Lestari, R., E.I.M. Adil, N. Anita,

Andri, W.F. Wibowo, & W. Manalu. Erlangga, Jakarta.

Departemen Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Nangroe Aceh Darussalam.

2011. Sapi Aceh. http://nad.litbang.go.id. [8 Mei 2012]

Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. 2011a. Sapi Pesisir.

http://ditjennak.deptan.go.id. [8 Mei 2012]

Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. 2011b. Sapi Madura.

Departemen Pertanian. http://ditjennak.deptan.go.id. [8 Mei 2012]

Duryadi D. 1994. Peran DNA mitokondria (mtDNA) dalam studi keragaman genetik

dan biologi populasi pada hewan. J. Hayati 1 (1) : 1-4.

Febriana, A. 2011. Filogeni berdasarkan sekuen DNA mitokondria gen cytochrome

oxidase (gen COI) pada beberapa bangsa sapi lokal Indonesia. Skripsi.

Page 50: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

38

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Hartaningsih, N. 2008. Bali cattle. http://balicattle.com/aboutus.html. [8 Mei 2012]

Hartl, D. 2000. A Primer of Population Genetics. 3rd

(Ed). Sinauer Associates, Inc.,

Sunderland.

Hartl, D. L. & A. G. Clark. 1989. Principles of Population Genetics. 2nd

Edit.

Sinauer Associates, Inc. Sunderland, Massachusetts.

Hassan, A. A., S. M. El Nahas, S. Kumar, P. S. Godithala, & K. Roushdy. 2009.

Mitochondrial D-loop nucleotide sequences of Egyptian river buffalo:

variation and phylogeny studies. Livestock Sci. 125 : 37–42.

Hayashi, Y., T. Nishida, J. Otsuka, & I.K. Abdulgani. 1980. Measurement of the

skull of native cattle and banteng in Indonesia. The Origin and Phylogeny of

Indonesia Native Livestock. 404315 : 19-27.

Jakaria. 2008. Keragaman genetik gen hormon pertumbuhan pada sapi pesisir

Sumatera Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Jusuf, M. 2001. Genetika I Struktur dan Ekspresi Gen. Institut Pertanian Bogor

(IPB)-Press, Bogor.

King, M. C. 2002a. Organisasi dan Pengontrolan Genom Eukariotik. Dalam:

Camphell, N. A., J. B. Reece, & L. G. Mitchell. Biologi. Edisi ke-5.

Terjemahan: Lestari, R., E. I. M. Adil, N. Anita, Andri, W. F. Wibowo, & W.

Manalu. Erlangga, Jakarta.

King, M. C. 2002b. Meiosis dan Siklus Hidup Seksual. Dalam: Camphell, N. A., J.

B. Reece, & L. G. Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Terjemahan: Lestari, R., E.

I. M. Adil, N. Anita, Andri, W.F. Wibowo, & W. Manalu. Erlangga, Jakarta.

King, M. C. 2002c. Pengklonan DNA. Dalam: Camphell, N. A., J. B. Reece, & L.

G. Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Terjemahan: Lestari, R., E.I.M. Adil, N.

Anita, Andri, W.F. Wibowo, & W. Manalu. Erlangga, Jakarta.

Lai, S. J., Y. P. Liu, Y. X. Liu, X. W. Li, & Y. G.Yao. 2005. Genetic diversity and

origin of Chinese cattle revealed by mtDNA D-loop sequence variation.

Molecular Phylogenetics and Evolution 38 : 146–154.

Lenstra, J. A. & D. G. Bradley. 2006. Systematics and Phylogeny of Cattle. In :

Fries, R. & A. Ruvinsky (Eds.). The Genetics of Cattle. CABI Publishing,

New York.

MacHugh, D. E. 1996. Molecular biogeography and genetic strukture of

domesticated cattle. Doctor Degree. Departemen of Genetics, Trinity

College, University of Dublin.

Page 51: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

39

Mannen, H., S. Tsuji, R. T. Loftus, & D. G. Bradley. 1998. Mitochondrial DNA

variation and evolution of Japanese black cattle (Bos taurus). J. Genetics

150: 1169–1175.

Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departeman Pendidikan dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas

Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Martojo, H. 2003. Indigenous Bali Cattle: The Best Suited Cattle Breed for

Sustainable Small Farms in Indonesia. Laboratory of Animal Breeding and

Genetics, Fac. Anim. Sci., Bogor Agric. Univ., Indonesia.

Meirelles, F. V., A. J. M. Rosa, R.B. Lôbo, J. M. Garcia, L.C. Smith, & F. A. M.

Duarte. 1999. Is the American zebu really Bos indicus. Genet. Mol.

Biol. 22: 4.

Miretti M. M., H. A. Pereira jr., M. A. Poli, E. P. B. Contel, & J. A. Ferro. 2002.

African-derived mitochondria in South American native cattle breeds (Bos

taurus): evidence of a new taurine mitochondrial lineage. Heredity. 93 (5):

323-30.

Mohamad, K, M. Olsson, H. T. A. Van Tol, S. Mikko, B. H. Vlaming, G.

Andersson, H. Rodrı´guez-Martı´nez, B. Purwantara, R. W. Paling, B.

Colenbrander, & J. A. Lenstra. 2009. On the Origin of Indonesian Cattle.

Plosone. 4 : 5.

Muladno. 2006. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha Muda,

Bogor.

Nakamura, Y., M. Leppert, F. Bardakci, D. O. Skibinski , G. R. Carvalho, & G. C.

Mair. (1987). Variable number tandem repeat (VNTR) marker for human

gene mapping. Science 235 : 1616-1622.

Namikawa, T., Y. Matsuda, K. Kondo, B. Pangestu, & H. Martojo. 1980. Blood

group and blood protein polymorphisms types of the cattle in Indonesia. The

Origin and Phylogeny of Indonesia Native Livestock. 404315 : 35-45.

Nei, M. & S. Kumar. 2000. Molecular Evolution and Phylogenetics. Oxford

University Press, New York.

Nijman, I. J., M. Otsen, E. L. C. Verkaar, C. de Ruijter, E. Hanekamp, J. W.

Ochieng, S. Shamshad, J. E. O. Rege, O. Hanotte, M. W. Barwegen, T.

Sulawati, & J. A. Lenstra. 2003. Hybridization of banteng (Bos javanicus)

and zebu (Bos indicus) revealed by mitochondrial DNA, satellite DNA, AFLP

and microsatellites. Nature. 90 : 10-16.

Noor, R. R. 2010. Genetika Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta.

Noor, R. R., Muladno, B. Benyamin, Z. Hedah, & Herliantin. 2000. Uji kemurnian

sapi Bali melalui protein, DNA mikrosatelit, struktur bulu dan kromosom.

Laporan penelitian. Kerjasama penelitian Fapet IPB dengan Balai Inseminasi

Buatan Singosari-Malang.

Page 52: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

40

Otsuka, J., K. Kondo, S. Simamora, S.S. Manjoer, & H. Martojo. 1980. Body

measurements of the Indonesian native cattle. The Origin and Phylogeny of

Indonesia Native Livestock. 404315 : 35-45.

Payne, W. J. A. & J. Hodges. 1997. Tropical Cattle : Origin, Breeds and Breeding

Policies. Black Well Science, Oxford.

Payne, W. J. A. & Rollinson D. H. L. 1973. Bali cattle. World Anim. Rev.7:13-21.

Randi, E. 2000. Mithocondrial DNA. In : Bakker, A. J. (Ed.). Molecular Methods in

Ecology. Black Well Science, Oxford.

Ratnayani, K., I. N. Wirajana, & A. A. I. A. M. Laksmiwati. 2007. Analisis variasi

nukleotida daerah D-loop DNA mitokondria pada satu individu suku bali

normal. Jurnal Kimia 1(1) : 7-14.

Ridley, M. 1991. Masalah-Masalah Evolusi. Terjemahan: Saifuddin, A. F.

Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Saladin, R. 1983. Penampilan sifat-sifat produksi dan reproduksi sapi lokal Pesisir

Selatan di Propinsi Sumatera Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Sarbaini. 2004. Kajian keragaman karakteristik eksternal dan DNA mikrosatelit sapi

Pesisir Sumatera Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Selwood, S. P., Z. M. A. Chrzanowska-Lightowlers, & R. N. Lightowlers. 2000.

Does the mitochondrial transcription-termination complex play an essential

role in controlling differential transcription of mitochondrial DNA?.

Biochemical Society Transactions 28 (2) : 154-159.

Talib, C., A. Entwistle, S. Siregar, Budiarti, Turner, & D. Lindsay. 2002. Survey of

population and production dynamics of Bali cattle and existing breeding

programs in Indonesia. In: K. Entwistle and D.R. Lindsay (Eds.).

Strategiesto Improve Bali Cattle in Eastren Indonesia, Canberra.

Tamura, K., J. Dudley, M. Nei, & S. Kumar. 2007. MEGA 4: Molecular

evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Mol. Biol Evol

24 : 1596-1599.

Uggla, C. M. 2008. Investigating genetic variability within specific indigenous

Indonesian cattle breeds. Institutionen för husdjursgenetik, sweden.

Vaisanen, J. & P. Jensen. 2003. Social versus exploration and foraging motivation in

young red jungle fowl (Gallus gallus) and white leghorn layers. Appl. Anim.

Behaviour Sci. 84: 139-158.

Weissensteiner, T. 2004. Optimizing PCR with the Aid of Experimental Design. In:

Weissensteiner, T., H. G. Griffin, & A. Griffin (Eds.). PCR Technology

Current Inovations. Second edition. CRC Press, London.

Page 53: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

41

Williamson, G. & W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wilson, A.C., R.L. Cann, & S.M. Carr. 1985. Mitochondrial DNA and two

prespectives on evolutionary genetics. Biological Journalof the Linnean

Society 26: 375-400.

Wood, N. J. & S. H. Phua. 1996. Variation in the control region sequence of the

sheep mitochondrisl genome. Anim. Genet. 27: 25-33.

Yuwono, T. 2009. Biologi Molekular. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Page 54: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

42

LAMPIRAN

Page 55: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

43

Lampiran 1. Modifikasi Metode Isolasi DNA Menggunakan Genomic DNA Mini Kit

(Geneaid)

Sampel darah

Sentifugasi 3500 rpm, 10 menit

DW ± 1000 µl

Sentrifugasi 5000 rpm, 10 menit

Buang cairan

+ DW sampai 5000 µl, kocok perlahan, diamkan 10 menit

Sentrifugasi 7000 rpm, 10 menit

Supernatan dibuang

+ 1× STE sampai 350 µl

+ 5 mg/ml proteinase

Inkubasi 56oC, 1 jam

+10 % SDS 40 µl

+ Buffer GB 250 µl

Inkubasi 70 oC, 10 menit

+ Ethanol 250 µl

Pindahkan ke GD column

Sentrifugasi 10000 rpm, 3 menit

Cairan ditabung penampung dibuang

+ Buffer W1 400 µl

Sentrifugasi 10000 rpm, 1 menit

Cairan ditabung penampung dibuang

+ Buffer pencuci 600 µl

Sentrifugasi 10000 rpm, 1 menit

Cairan ditabung penampung dibuang

Dipindahkan GD column ke tabung 1,5 ml

+ Buffer pengelusi 100 µl

Sentrifugasi 1000 rpm, 1 menit

Didapatkan cairan berisis DNA dalam tabung 1,5 ml

Page 56: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

44

Lampiran 2. Elektroforesis Produk PCR sebelum Sekuensing

M B1 B2 B3 M1 M2 M3 P1 P2 P3

M (marker) = ladder 250, 500, 750, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000 3500,

4000, 5000,6000, 8000, 10000

B = Bali

M = Madura

P = PO

1000 bp bp

Page 57: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

45

Lampiran 3. Lokasi Penempelan Primer Forward dan Reverse pada Sekuen Basa

Nukleotida Gen D-loop parsial Sapi Asli dan Sapi Lokal Indonesia

Sekuen CYT B (15604-15656) .…

Sekuen tRNA Thr (15661-15729) .…

Sekuen tRNA Pro (15729-15794) .…

Sekuen D-loop (15795..16341,1..366) .…

Pasangan primer Forward dan Reverse(15604-15623, 388-407) ..... ….

Sekuen tRNA Phe (367-407) .…

TAGTACTAATACCAACAGCCGGCACAGTTGAAAACAAATTACTAAAATGAAGACAGGTCTTTGTAGTA

CATCTAATATACTGGTCTTGTAAACCAGAGAAGGAGAACAACTAACCTCCCTAAGACTCAAGGAAGAA

ACTGTAGTCTCACCGTCAACCCCCAAAGCTGAAGTTCTATTTAAACTATTCCCTGAACACTATTAATA

TAGTTCCATAAATGCAAAGAGCCTTATCAGTATTAAATTTATCAAAAATCCCAATAACTCAACACAGA

ATTTGCACCCTAACCAAATATTACAAACACCACTAGCTAACATAACACGCCCATACACAGACCACAGA

ATGAATTACCCAGGCAAGAGGTAATGTACATAACATTAATGTAATAAAGACATGATATGTATATAGTA

CATTAAATTATATACCCCATGCATATAAGCAAGTACATGATCTCTATAATAGTACATAATACATACAA

TTATTAATTGTACATAGTACATTATATCAAATCCATCCTCAACAACATATCTACTATATACCCCTTCC

ACTAGATCACGAGCTTAATTACCATGCCGCGTGAAACCAGCAACCCGCTAAGCAGAGGATCCCTCTTC

TCGCTCCGGGCCCATAGACCGTGGGGGTCGCTATTTAATGAATTTTACCAGGCATCTGGTTCTTTCTT

CAGGGCCATCTCATCTAAAGTGGTCCATTCTTTCCTCTTAAATAAGACATCTCGATGGACTAATGACT

AATCAGCCCATGCTCACACATAACTGTGCTGTCATACATTTGGTATTTTTTTATTTTGGGGGATGCTT

GGACTCAGCTATGGCCGTCAAAGGCCCCGACCCGGAGCATCTATTGTAGCTGGACTTAACTGCATCTT

GAGCACCAGCATAATGATAGGCATGGGCATTACAGTCAATGGTCACAGGACATAAATTACATTATATA

TCCCCCCCTTCATAAAAACCTCCCCCTTAAATATTCACCACCACTTTTAACAGACTTTTCCCTAGATA

CTTATTTAAATTTTCCACACTTTCAATACTCAATTTAGCACTCCAAACAAAGTCAATATATAAACGCA

GGCCCCCCCCCCCCCCGTTGATGTAGCTTAACCCAAAGCAAGGCACTGAAAATGCC

Page 58: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

46

Lampiran 4. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Bali

Page 59: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

47

Lampiran 5. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Madura

Page 60: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

48

Lampiran 6. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Pesisir

Page 61: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

49

Lampiran 7. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi Aceh

Page 62: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

50

Lampiran 8. Contoh Hasil Sekuensing pada Sapi PO

Page 63: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

51

Lampiran 9. Situs-situs Delesi dan Insersi Basa-basa Nukleotida D-loop parsial 584 bp

#MEGA

!Title ;

!Format

DataType=Nucleotide CodeTable=Standard

NSeqs=19 NSites=613

Identical=. Missing=? Indel=-;

!Domain=Data property=Coding CodonStart=1;

[ 111 111 111 122 222 222 223 333 333 333 444 444 444 455 555 555 556 666 666 666 777 777 777 ]

[ 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 ]

#Nellore_(GB) A-- --- --- --- --- --- ACA CTA TTA ATA TAG TTC CAT AAA TGC AAA GAG CCT TAT CAG TAT TAA ATT TAT CAA AAA

#Aceh_1 .-- --- --- --- --- --- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Aceh_2 .-- --- --- --- --- --- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_1 .-- --- --- --- --- --- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_2 .-- --- --- --- --- --- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Bali_1 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Bali_2 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Bali_3 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Bali_4 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Bali_5 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Bali_6 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Madura_1 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Madura_2 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Madura_3 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#Madura_4 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#PO_1 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#PO_2 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#PO_3 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

#PO_4 .TT TGA ACT ATT TCC TAA G.. ... ... ... ... ... ... ... C.. ... ... ... .GC ... ... ... ... ..C ... ...

Page 64: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

52

Lanjutan

[ 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 ]

[ 788 888 888 889 999 999 999 000 000 000 011 111 111 112 222 222 222 333 333 333 344 444 444 445 555 555 ]

[ 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 ]

#Nellore_(GB) TCC CAA TAA CTC AAC ACA GAA TTT GCA CCC TAA CCA AAT ATT ACA AAC ACC ACT AGC TAA CAT AAC ACG CCC --- ---

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... --- ---

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... --- ---

#Pesisir_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... --- ---

#Pesisir_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... --- ---

#Bali_1 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Bali_2 .TT ... ..G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Bali_3 .TT ... ..G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Bali_4 .TT ... ..G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Bali_5 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Bali_6 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Madura_1 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Madura_2 .TT ... ..G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Madura_3 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#Madura_4 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CC- ACT

#PO_1 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#PO_2 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... .T. CCC ACT

#PO_3 .TT ... C.G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

#PO_4 .TT ... ..G ... ... ... ... ... .T. ... ... ... ... ..C ... ... ... ... ... ... T.A C.. ... ... CCC ACT

Page 65: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

53

Lanjutan

[ 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 111 122 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 ]

[ 555 666 666 666 677 777 777 778 888 888 888 999 999 999 900 000 000 001 111 111 111 222 222 222 233 333 ]

[ 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 ]

#Nellore_(GB) --- --A TAC ACA GAC CA- -CA GAA TGA AT- --- --T ACC CAG GCA AGA GGT AAT GTA CAT AAC ATT AAT GTA ATA AAG

#Aceh_1 --- --. ... ... ... ..- -.. ... ... ..- --- --. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Aceh_2 --- --. ... ... ... ..- -.. ... ... ..- --- --. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_1 --- --. ... ... ... ..- -.. ... ... ..- --- --. ... ... ... ... ..G ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_2 --- --. ... ... ... ..- -.. ... ... ..- --- --. ... ... ... ... ..G ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Bali_1 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AAC .TT A.T .T. .T. A.. .-- --- --- --- --- --- --- --- -..

#Bali_2 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Bali_3 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Bali_4 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Bali_5 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Bali_6 ACA GA. .G. ..C CT. ..A ATG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Madura_1 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Madura_2 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Madura_3 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#Madura_4 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#PO_1 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. .-- --- --- --- --- --- --- --- --.

#PO_2 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#PO_3 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

#PO_4 ACA GA. .G. ..C CT. ..A GTG .G. .A. G.A CAT AA. .TT A.T .T. .T. A.. ..A ... ... ..T ... ... ... ... ...

Page 66: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

54

Lanjutan

[ 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 223 333 333 333 333 ]

[ 333 334 444 444 444 555 555 555 566 666 666 667 777 777 777 888 888 888 899 999 999 990 000 000 000 111 ]

[ 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 ]

#Nellore_(GB) ACA TGA TAT GTA TAT AGT ACA TTA AAT TAT ATA CCC CAT GCA TAT AAG CAA GTA CAT GAT CTC TAT A-A TAG TAC ATA

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-. ... ... ...

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-. ... ... ...

#Pesisir_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-. ... ... ...

#Pesisir_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-. ... ... ...

#Bali_1 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Bali_2 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Bali_3 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Bali_4 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Bali_5 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Bali_6 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Madura_1 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Madura_2 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Madura_3 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#Madura_4 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#PO_1 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#PO_2 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .A. C.. ... ...

#PO_3 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

#PO_4 ... .A. ... ... ... ... ... ... C.. ..C ... ... ... ... ... ... ... ... .T. ..A ... C.. .G. C.. ... ...

Page 67: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

55

Lanjutan

[ 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 ]

[ 111 111 122 222 222 223 333 333 333 444 444 444 455 555 555 556 666 666 666 777 777 777 788 888 888 889 ]

[ 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 ]

#Nellore_(GB) ATA CAT ACA ATT ATT AAT TGT ACA TAG TAC ATT ATA TCA AAT CCA TCC TCA ACA ACA TAT CTA CTA TAT ACC CCT T-C

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-.

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-.

#Pesisir_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-.

#Pesisir_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .-.

#Bali_1 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Bali_2 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... C.. ... ... ... ... .T. ... .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Bali_3 G.. ... TA- --- --- --- --- --- --- --- --- -.. ... ... .T. ... .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Bali_4 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... C.. ... ... ... ... .T. ... .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Bali_5 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Bali_6 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Madura_1 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Madura_2 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... C.. ... ... ... ... .T. ... .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Madura_3 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#Madura_4 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#PO_1 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#PO_2 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#PO_3 G.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... ... ... .C. ... ... .T. C.. .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

#PO_4 T.. ... TA. TCC .C. ... C.. ... ... C.. ... ... ... ... .T. ... .TG ... ... .GC --- --- -.. .T. ... .-.

Page 68: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

56

Lanjutan

[ 333 333 333 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 ]

[ 999 999 999 000 000 000 011 111 111 112 222 222 222 333 333 333 344 444 444 445 555 555 555 666 666 666 ]

[ 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 ]

#Nellore_(GB) CAC TAG ATC ACG AGC TTA ATT ACC ATG CCG CGT GAA ACC AGC AAC CCG CTA AGC AGA GGA TCC CTC TTC TCG CTC CGG

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

#Bali_1 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Bali_2 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Bali_3 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Bali_4 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Bali_5 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Bali_6 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Madura_1 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... -.. ... ... ... ... ... ... ... C.T .C. ... ... ... ...

#Madura_2 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Madura_3 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#Madura_4 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... .A. ... ... ... ... ... TA. ... C.. .C. ... ... ... ...

#PO_1 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#PO_2 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... .A. ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#PO_3 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .A. ... C.. .C. ... ... ... ...

#PO_4 ... ... ... ... ..A ... .CC ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... C.. .C. ... ... ... ...

Page 69: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

57

Lanjutan

[ 444 444 444 444 444 444 444 444 444 444 455 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 ]

[ 677 777 777 778 888 888 888 999 999 999 900 000 000 001 111 111 111 222 222 222 233 333 333 334 444 444 ]

[ 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 ]

#Nellore_(GB) GCC CAT AGA CCG TGG GGG TCG CTA TTT AAT GAA TTT TAC CAG GCA TCT GGT TCT TT- CTT CAG GGC CAT CTC ATC TAA

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ... ... ... ... ...

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ... ... ... ... ...

#Pesisir_1 ... ... ... ... ... ... ... ... .G. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ... .-. ... ... ...

#Pesisir_2 ... ... ... ... ... ... ... ... .G. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ... .-. ... ... ...

#Bali_1 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..T ... ... ... ... .C. ... .T.

#Bali_2 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Bali_3 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Bali_4 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Bali_5 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Bali_6 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Madura_1 ... ... GA. TT. C.. ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ..A ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Madura_2 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Madura_3 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#Madura_4 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#PO_1 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#PO_2 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#PO_3 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

#PO_4 ... ... GA. TT. ... ... ... ... ... ... ... ... ..T ... A.. ... ... ... ..- ... ... ... ... .C. ... ...

Page 70: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

58

Lanjutan

[ 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 556 666 666 666 666 6] [ 444 555 555 555 566 666 666 667 777 777 777 888 888 888 899 999 999 990 000 000 000 111 1]

[ 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 345 678 901 234 567 890 123 456 789 012 3]

#Nellore_(GB) AGT GGT CCA TTC TTT CCT CT- TAA ATA AG- ACA TC- TCG ATG GAC TAA TGA CTA ATC AGC CCA TGC T

#Aceh_1 ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

#Aceh_2 ... ... ... ... ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

#Pesisir_1 ... ..C ... ... ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ... ... ... ... .G. ... ... ... .

#Pesisir_2 ... ..C ... ... ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ... ... ... ... .G. ... ... ... .

#Bali_1 .A. T.. ... C.. ... ... ..T ... ... ..G ... ..- ... ... ..T ... ... ... ... ... ... ..T C

#Bali_2 .-. -.. ... C.. ... ... .-- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T -.. ... ... -.. ... ... ... C

#Bali_3 .-. T.. .-. C.. ..C .TC T-- -.. ... ..- ... ..C ... ... ..T ..- ... ... -.. ... .-. ... C

#Bali_4 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ... ... ... ... ... ... ... C

#Bali_5 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#Bali_6 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#Madura_1 .-. T.. .T. C.. ... ... .G- ... ... G.- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... C.. ... ... ... -

#Madura_2 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ... ... ... ... ... ... ... C

#Madura_3 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#Madura_4 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#PO_1 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#PO_2 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#PO_3 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ..G ... ... ... ... ... ... C

#PO_4 .A. T.. ... C.. ... ... ..- ... ... ..- ... ..- ... ... ..T ... ... ... ... ... ... ... C

Page 71: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

59

Lampiran 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi

Pembanding dari GenBank

Sampel Jumlah nukleotida yang

teramplifikasi

Jumlah nukleotida yang

dapat diamati

Nellore (GB) 913 571

Ongole (GB) 910 571

Sahiwal (GB) 917 571

Angus (GB) 911 571

Red Angus (GB) 911 571

Charolais (GB) 910 571

Simental (GB) 911 571

Aceh 1 950 571

Aceh 2 950 571

Pesisir 1 950 570

Pesisir 2 950 570

Bali 1 950 580

Bali 2 950 596

Bali 3 950 569

Bali 4 1140 601

Bali 5 1330 601

Bali 6 1180 601

Madura 1 950 598

Madura 2 1230 601

Madura 3 1160 601

Madura 4 1200 600

PO 1 950 576

PO 2 1200 601

PO 3 1170 601

PO 4 1340 601

Rata-rata 1035,32 584

Keterangan : GB (GenBank) = Data yang diperoleh dari GenBank

Page 72: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

60

Lampiran 11. Motif Ulangan pada sapi Bali, Madura, Pesisir, Aceh, dan PO

a) CCA--CAGAATGAAT------TACCCAGGCAAGAGGTA-----------------ATGTACATAACATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATGAT

b) CCA--CAGAATGAAT------TACCCAGGCAAGAGGTA-----------------ATGTACATAACATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATGAT

c) CCA--CAGAATGAAT------TACCCAGGCAAGAGGGA-----------------ATGTACATAACATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATGAT

d) CCA--TGGAATGAAT------TACCCAGGCAGGAGGGA-----------------ATGTACATAACATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATGAT

e) CCACGTGGGATAAGTACATAACATTAATGTAATAAGCACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

f) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAACATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------AGACATAAT

g) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------AGACATAAT

h) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------AGACATAAT

i) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

j) CCAAATGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

k) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA----------------------AGACATAAT

l) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------AGACATAAT

m) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

n) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAAGACATAAT

o) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA----------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

p) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA----------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

q) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

r) CCAAGTGGGATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAAGTACATAATATTAATGTAATAA----------------------------------------------------------------------------------------AGACATAAT

Keterangan : a) Sapi Aceh 1 k) Sapi Madura 1

b) Sapi Aceh 2 l) Sapi Madura 2

c) Sapi Pesisir 1 m) Sapi Madura 3

d) Sapi Pesisir 2 n) Sapi Madura 4

e) Sapi Bali 1 o) Sapi PO 1

f) Sapi Bali 2 p) Sapi PO 2

g) Sapi Bali 3 q) Sapi PO 3

h) Sapi Bali 4

i) Sapi Bali 5

j) Sapi Bali 6

Lampiran 11. Motif Ulangan pada sapi Bali, Madura, Pesisir, aceh, dan PO

Keterangan : : satu motif ulangan

Warna yang berbeda menunjukkan motif ulangan yang berbeda

a) Sapi Aceh 1 k) Sapi Madura 1

b) Sapi Aceh 2 l) Sapi Madura 2

c) Sapi Pesisir 1 m) Sapi Madura 3

d) Sapi Pesisir 2 n) Sapi Madura 4

e) Sapi Bali 1 o) Sapi PO 1

f) Sapi Bali 2 p) Sapi PO 2

g) Sapi Bali 3 q) Sapi PO 3

h) Sapi Bali 4 r) Sapi PO 4

i) Sapi Bali 5

j) Sapi Bali 6

GTACATAATATTAATGTAATAA

Page 73: IDENTIFIKASI KERAGAMAN D-LOOP DNA MITOKONDRIA … · 10. Jumlah Nukleotida Sapi Bali, Madura, Aceh, Pesisir, dan PO dan Sapi Pembanding dari GenBank ..... 59 11. Motif Ulangan pada

61

Lampiran 12. Nomor Akses Sekuen Daerah D-loop Utuh B. indicus dan B. taurus

Dari Genbank pada Situs NBCI yang Digunakan untuk Membentuk

Pohon Filogeni

No Spesies Kode akses mtDNA

1 Nellore (Bos indicus) AY126697 D-loop

2

3

4

Ongole (Bos indicus)

Sahiwal (Bos indicus)

Angus (Bos taurus)

AY378135

L27732

AY676858

D-loop

D-loop

D-loop

5 Red Angus (Bos taurus) DQ520591 D-loop

6 Simmental (Bos taurus) AY521055 D-loop