22
Materi Pak Syaf Jumat, 05 Oktober 2012 MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS Syafrudin, SKM, MKes Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum dan dapat memberikan dampak kerugian bagi kesehatan ibu dan bayi sehingga dapat mengakibatkan kematian. Masalah kebidanan komunitas terdiri dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada di komunitas dan identifikasi pertolongan persalinan non kesehatan, PMS, serta perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas. Pada hand out ini juga menjelaskan indentifikasi masalah kebidanan komunitas yang ada di masyarakat dengan baik dan benar. Hal ini sangat penting bagi bidan dalam memberikan pelayanan yang komprehensip dan menyeluruh dari semua area lapisan masyarakat sehingga kita dapat mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan yang dilakukan komunitif oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh positif dan mengurangi adanya intervensi yang tidak perlu.

Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

identifikasi

Citation preview

Page 1: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

Materi Pak Syaf

Jumat, 05 Oktober 2012

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Syafrudin, SKM, MKes

        Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum dan

dapat memberikan dampak kerugian bagi kesehatan ibu dan bayi sehingga dapat

mengakibatkan kematian. Masalah kebidanan komunitas terdiri dari identifikasi kematian ibu

dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang

yang ada di komunitas dan identifikasi pertolongan persalinan non kesehatan, PMS, serta

perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.

        Pada hand out ini juga menjelaskan indentifikasi masalah kebidanan komunitas yang ada

di masyarakat dengan baik dan benar. Hal ini sangat penting bagi bidan dalam memberikan

pelayanan yang komprehensip dan menyeluruh dari semua area lapisan masyarakat sehingga

kita dapat mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan yang dilakukan komunitif

oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh positif dan mengurangi adanya intervensi

yang tidak perlu.

A.    Identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat

kesuburan, ANC yang kurang yang ada di komunitas.

        Menurut McCharty dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan bahwa

peran determinan sebagai landasan yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung

dan tidak langsung dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe

abortion, BBLR dan tingkat kesuburan yang ada di komunitas. Faktor determinan tersebut 

adalah :

        1.     Determinan proksi / dekat / outcome

                a.   Kejadian kehamilan

                b.   Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, infeksi, eklamsi, partus macet, rupture

uteri).

                c.   Kematian, kecacatan

Page 2: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

        2.     Determinan antara / intermediate determinants

                a.   Status kesehatan (gizi, infeksi penyakit kronik, riwayat komplikasi).

                b.   Status reproduksi (umur paritas, status perkawinan)

                c.   akses terhadap pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan kesehatan KB, ANC, pelayanan

obstetric, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan, akses informasi pelayanan kesehatan).

                d.   Perilaku sehat (penggunaan KB, pemeriksaan ANC dan penolong persalinan).

                e.   Faktor-faktor yang tidak diketahui/tidak terduga.

        3.     Determinan kontekstual / jauh / distant determinan

                a.   Status wanita dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan, penghasilan,

keberdayaan).

                b.   Status keluarga dan masyarakat (penghasilan, kepemilikan, pendidikan, dan pekerjaan

anggota rumah tangga).

                c.   Status masyarakat (kesejahteraan, sumber daya spt dokter, klinik).

Kematian Maternal dan Perinatal

        Sejak permulaan kehamilan pertama manusia, mereka yang menjuruskan diri pada

ketrampilan untuk menolong persalinan telah mulai dirintis. Di Indonesia dikenal dengan

istilah paraji atau dukun beranak. Salah satu bentuk kepedulian dunia melalui WHO dan

UNICEF 1978 melaksanakan pertemuan yang berkaitan dengan tingginya angka kematian

ibu di seluruh dunia mencanangkan “primary health care dan helath for all by the years

2000”. Diperkirakan terjadi kematian sekitar 560.000-585.000 orang setiap tahunnya dengan

tekanan terbesar di Negara berkembang. Di samping itu dapat pula diaudit bahwa sebagian

besar kematian maternal masih dapat dihindari bila pertolongan pertama dapat dilakukan

dengan memuaskan, dan juga dikemukakan bahwa kematian maternal merupakan masalah

yang kompleks karena berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab tidak langsung.

        Obstetri social menetapkan arahnya pada upaya promotif dan preventif dalam bidang

obstetric sehingga lebih mengkhususkan pada upaya meniadakan sebanyak mungkin

penyebab kematian antara dan penyebab kematian langsung.

Penyebab kematian natara yaitu :

1.     Kesanggupan dalam memberikan pelayanan gawat darurat

2.     Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status social ekonomi.

Page 3: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

3.     Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada pelayanan tradisional.

4.     Penerimaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dapat menurunkan AKI

AKP.

5.     Masalah perilaku seksual terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga mencari jalan

pintas terminasi unadekat.

Penyebab kematian tidak langsung yaitu :

1.     Rendahnya status perempuan Indonesia secara umum.

2.     Pekerjaan yang berat sekalipun sedang hamil tua karena harus ikut serta menunjang

kebutuhan social ekonomi keluarga.

3.     Budaya komunal sehingga saat yang kritis masih memerlukan persetujuan kepala keluarga,

kepala desa, mereka yang disegani, sehingga terlambat untuk mengambil keputusan.

Perhatian dan kemauan politik penguasa dalam menentukan skala prioritas pelayanan

kesehatan. Penyebab kematian perinatal sebagian besar berkaitan dengan penyebab kematian

maternal diantaranya trias kematian perinatal yaitu trauma persalinan, infeksi dan perdarahan,

asfiksia saat persalinan, persalinan prematuritas. Tingginya angka kematian perinatal

dianggap tolok ukur kemampuan melakukan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

menyeluruh.

Upaya untuk dapat menurunkan AKI dan AKP adalah :

1.     Mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat dengan menempatkan bidan di desa.

2.     Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang serta diikuti komplikasi

yang makin menurun.

3.     Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya.

4.     Menyebarkan keberadaan ahli obgin yang berorientasi pada aspek sosialnya.

5.     Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan kesehatan dalam keadaan

maih optimal.

Kehamilan Remaja

Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin

dapat menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya

meningkatnya kehamilan yang belum dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.

Dampak kehamilan remaja :

a.     Faktor psikologis belum matang

Page 4: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

        1)     Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan

berbagai bentuk komplikasi.

        2)     Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah sementara atau

seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya.

        3)     Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan

masyarakat.

        4)     Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.

        5)     Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman keras.

b.     Faktor Fisik

        1.     Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya.

        2.     Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan pemeriksaan

ekstra yang lebih lengkap.

        3.     Tumbuh kembang janin dalam rahim belum matang dapat menimbulkan aboruts, persealinan

premature dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.

        4.     Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.

        5.     Outcome, janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah.

        6.     Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan

usia reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.

Fungsi seksual yaitu untuk prokreasi (mendapatkan keturunan), rekreasi (untuk dinikmati

keberadaannya), untuk relasi (hubungan kekeluargaan) dan bersifat institusi (kewajiban

suami untuk istrinya).

Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu kedokteran yaitu

ilmu andrologi, seksologi, penyakit kelamin dan kulit, kebidanan dan kandungan.

Mungkin terjadi pelacuran terselubung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi remaja

yang disebabkan oleh makin menariknya berbagai bentuk produksi kosmetika, pakaian dan

lainnya.

Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja dalah sebagai berikut :

1.     Sebelum terjadi kehamilan

        a.     Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang bersih dan

aman.

        b.     Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)

Page 5: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

        c.     Mempergunakan KB remaja, diantaranya kondom, pil, dan suntikan sehingga terhindar dari

kehamilan yang tidak diinginkan.

        d.     Memberikan pendidikan seksual sejak dini.

        e.     Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran agama masing-masing.

        f.      Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi haid atau

misoprostol dan lainny.

2.     Setelah terjadi kehamilan

        Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena secara fisik hasil

konsepsi dan nidasi mempunyai beberapa ketetapan sebagai berikut :

a.       Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapatkan perlindungan.

b.      Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zygote yang mempunyai potensi untuk hidup.

c.       Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung.

d.      Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat, karena potensinya untuk

tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan setiap keluarga.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka langkah yang dapat diambil antara lain :

1.     Membiarkan tumbuh kembang sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang jelas dan selanjutnya

menjadi tanggung jawab Negara. Berdasarkan hak Negara biaya dapat dialihkan haknya

kepada orang lain. Mereka dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang

sah.

2.     Di lingkungan Negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan

memeliharanya sebagai anak secara lazim.

3.     Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga keselamatan remaja

dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan normal sebagaimana mestinya. Undang-

undang kesehatan yang mengatur gugur kandung secara legal yaitu No. 23 Tahun 1992.

Persoalan selanjutnya adalah menghindari kehamilan yang berulang dengan meningkatkan

budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat, bila hal tersebut tidak mungkin dilakukan

maka gunakan KB remaja dengan risiko yang paling ringan.

Tingkat Kesuburan

        Perubahan perilaku seksual remaja menuju liberalisasi tanpa batas akan makin

meningkatkan kejadian penyakit hubungan seks. Penyakit hubungan seks tanpa pengobatan

Page 6: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

yang memuaskan dapat menimbulkan infeksi radang panggul dan mengenai genetalia bagian

atas. Penyakit infeksi radang panggul tanpa pengobatan adekuat dapat berlangsung akut dan

besar kemungkinan memerlukan tindakan radikal untuk mengangkat sumber infeksinya.

Sebagian berlangsung secara menahun dengan menimbulkan kerusakan fungsi utamanya

yaitu prokreasi. Setiap kejadian (infeksi) pertama penyakit radang panggul telah dapat

menimbulkan perlekatan yang berat, sehingga dapat terjadi gangguan fungsi tuba fallopii

yaitu sebagai transportasi ovum spermatozoa dan hasil konsepsi serta khususnya ampula tuba

fallopii merupakan tempat terjadinya konsepsi.

        Tertutupnya sebagaian tuba fallopii sehingga hasil konsepsi tersangkut dalam perjalanan

dapat menimbulkan kehamilan ektopik. Terbatasnya kemampuan tuba fallopii untuk

berkembang dan menampung hasil konsepsi, melibatkan terjadinya kehamilan ektopik.

Kehamilan ekatopik yang bernidasi pada kornu uteri dengan kemampuan agak besar untuk

berkembang dan membentuk pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan hebat intra

abdominal sampai dengan kematian. Pada gangguan yang sangat berat sehingga tuba sama

sekali tertutup maka habislah harapan perempuan untuk hamil.

Perkembangan untuk dapat mengupayakan kehamilan :

1.          Pada kasus fimosis fibriaetuba fallopii, masih ada kemungkinan dilakukan tuboplasi

sehingga terbuka dan kemungkinan masih bisa hamil.

2.          Dapat pula dilakukan replantasi tuba dengan bedah tuboplasi yang rumit dan hasilnya sulit

diharapkan.

Assisted Reproductive Technologi maka dengan laparoskop dapat dilakukan :

GIFT/gamete intrafallopian transverse

EIFT/embryo intrafallopian transverse

4.          Dilakukan ICSI/intra celuler sperm injection sehingga diperlukan beberapa ovum dan

spermatozoa untuk pebuahan.

Menggunakan jasa surrowgate mother.

Upaya yang dapat dilakukan adalah mencari penyebab utama pasangan infertilitas sehingga

diperlukan pemeriksaan yang panjang yang dimulai dari suami dengan jumlah spermatozoa

yang cukup kemudian pemeriksaan terhadap istri. Sebagian besar kerusakan terjadi akibat

penyakit radang panggul dengan kerusakan tuba fallopii sebagai penyebab utama dengan

upaya tuboplasti kia tidak berhasil bisa dengan Assisted Reporductive Technologi. Oleh

karena itu infeksi alat reproduksi bagian bawah harus mendapatkan pengobatan yang adekuat

Page 7: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kesembuhannya. Sebagian besar infeksi ini

berkaitan dengan penyakit hubngan seksual, karena perilaku yang  bebas tanpa batas atau

melakukan gugur secara illegal kurang aman dan bersih dan tanpa pengobatan adekuat.

        Upaya promotif dan preventif kesehatan alat reproduksi khususnya para remaja menjadi

sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan infertilitas. Pengobatan post abortus, post

partum dan penyakit hubungan seksual merupakan kunci utama sehingga pasangan infertilitas

dapat ditekan sekecil mungkin. Perlunya diingatkan bahwa pemakaian IUCD pada mereka

yang belum mempunyai anak atau baru menikah sebaiknya dihindari karena besar

kemungkinan terjadi infeksi asenden menahan yang berakhir dengan kerusakan alat genetalia

interna khususnya tuba fallopii.

Unsafe Abortion

        Di Indonesia diperkirakan sekitar 2-2,5 juta kasus gugur kandung terjadi setiap

tahunnya. Sebagian besar masih dilakukan secara sembunyi sehingga menimbulkan berbagai

bentuk komplikasi ringan sampai meninggal dunia. Sekalipun UU kesehatan No. 23 tahun

1992 telah ada tetapi masih sulit untuk dapat memenuhi syaratnya. Pelaksanaan gugur

kandung yang lebih liberal akan dapat meningkatkan sumber daya manusia karena setiap

keluarga dapat merencanakan kehamilan pada saat yang optimal. Akibat beratnya syarat yang

harus dipenuhi dari UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, masyarakat yang memerlukan

terminasi kehamilan akhirnya mencari jalan pintas dengan minta bantuan dukun dengan

risiko tidak bersih dan tidak aman. Pertolongan terminasi kehamilan yang dilakukan secara

illegal/sembunyi dengan fasilitas terbatas, dan komplikasinya sangat besar (yaitu perdarahan-

infeksi-trauma) dan menimbulkan mortalitas yang tinggi. Terminasi kehamilan yang tidak

dikehendaki merupakan fakta yang tidak dapat dihindari sebagai akibat perubahan perilaku

seksual khususnya remaja, sehingga memerlukan jalan pemecahan yang rasional dan dapat

diterima masyarakat.

        Untuk memenuhi kebutuhan remaja dapat dilakukan upaya promotif dan preventif

dengan memberikan pendidikan seksual yang sehat, termasuk menghindari kehamilan,

menyediakan metode KB khusus untuk remaja, memberikan penjelasan tentang KB darurat

dan menyediakan sarana terminasi kehamilan. Menyediakan sarana terminasi kehamilan

dianggap menjunjung hak asasi manusia karena menentukan nasib kandungan merupakan hak

asasi perempuan. Tempat yang memenuhi syarat terminasi kehamilan sesuai dengan UU

Kesehatan No. 23 Tahun 1992 hanya rumah sakit pemerintah sehingga pelaksanaan terminasi

Page 8: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

kehamilan berjalan bersih dan aman dengan tujuan fungsi dan kesehatan reproduksi remaja

dipertahankan.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

1.     Pengertian

        Istilah premature telah diganti menjadi Berat Badan Lahir Rendah oleh WHO sejak 1960, hal

ini dikarenakan tidak semua bayi dengan berat  kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

adalah bayi yang premature (Budjang RF, 1999).

        Pada Kongres “European Perinatal Medicine” ke II di London (1970) maka dibuat

keseragaman defenisi yaitu :

Bayi kurang bulan       :   Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.

Bayi cukup bulan        :   Bayi depan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 hari – 293 hari).

Bayi lebih bulan          :   Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih). (Hasan dan

Alatas, 1985).

                Menurut Saifuddin (2001) Bayi Berat Lahir Rendah ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).

                Menurut Depkes RI (1996) Bayi Berat Lahir Rendah ialah bayi yang lahir dengan berat

lahir 2500 gram atau kurang, tanpa memperhatikan lamanya kehamilan ibunya.

2.     Klasifikasi

        Dari pengertian tersebut bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

        a.     Prematuritas Murni

                Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk

masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-

SMK).

        b.     Dismaturitas

                Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.

Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil

untuk masa kehamilannya. (Alatas dan Hasan, 1985).

3.     Diagnosis dan Gejala Klinik

        Menurut Rustam, (1998) diagnosis dan gejala klinik dibagi dua yaitu :

Page 9: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

        a.     Sebelum bayi lahir : Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus dan lahir mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan,

pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat

lambat tidak menurut seharusnya, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion,

hiperemesis gravidarum dan perdarahan anterpartum.

        b.     Setelah bayi lahir :

                1)   Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin.

                      Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak

kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks caseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kerang,

berlipat-lipat, mudah diangkat.

                2)   Bayi prematur

                      Vernik caseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, menangis lemah, tonus otot hipotoni,

kulit tipis, kulit merah dan transparan.

        Menurut Prawirohardjo (1999), karakteristik dari BBLR dibagi dua :

        a.     Bayi Prematur

                Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama

dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkungan kepala kurang dari 33 cm, umur

kehamilan kurang dari 37 minggu. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis,

transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic usus, tangisnya

lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering terjadi apnea.

        b.     Bayi dismatur

                Terdapat perubahan ukuran panjang, berat dan lingkar kepala dan organ-organ di dalam

badan juga terjadi perubahan.

4.     Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah

        a.     Mempertahankan suhu dengan ketat

                Bayi Berat Lahir Rendah mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat.

        b.     Mencegah infeksi dengan ketat

Page 10: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

                Dalam penanganan Bayi Berat Lahir Rendah harus memperhatikan prinsip-prinsip

pencegahan infeksi karena sangat rentan. Salah satu cara pencegahan infeksi yaitu dengan

mencuci tangan sebelum memegang bayi.

        c.     Pengawasan nutrisi/ASI

                Refleks menelan dari bayi dengan berat lahir rendah belum sempurna oleh karena itu

pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

        d.     Penimbangan ketat

                Penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat karena peningkatan berat badan

merupakan salah satu kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat dengan daya tahan tubuh. (Saifuddin,

2001).

KESIMPULAN

Faktor determinan menurut McCharty dan Maine (1992) adalah :

a.     Determinan proksi / dekat/ outcome

b.     Determinan antara / intermediate determinants

c.     Determinan kontekstual / jauh / distant determinan

AKI dan AKP yang tinggi

1.     Faktor biologis penduduk

        Usia terlalu muda/tua untuk hamil, grandemultipara, jarak kehamilan pendek, abortus illegal,

system rujukan lemah.

2.     Faktor Fisik Kependudukan

        Distribusi penduduk tidak rata, fasilitas belum sempurna dan memadai, masyarakat miskin,

penyebab antara dan tidak langsung masih dominant.

3.     Upaya penanggulangan

Page 11: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

        KIE dan KIEM gerakan KB, meningkatkan social ekonomi masyarakat, meningkatkan

peranan / status perempuan.

4.     Gerakan saying ibu

        Tidak ingin hamil tetapi tanpa KB tinggi, penempatan bidan di desa, pelatihan dukun.

5.     Komitmen Politik Pemerintah

        Meningkatkan upaya promotif dan preventif obginsos, meningkatkan fasilitas kuratif rumah

sakit, legalisasi abortus di fasilitas pemerintah.

6.     Meningkatkan kesejahteraan keluarga

        Punya anak sesuai dengan kemampuan poleksosbudhankam keluarga, mencapai well born

baby dan well health mother.

7.     Audit Maternal Perinatal

8.     Penyebab kematian langsung.

        Trias kematian maternal yaitu perdarahan, infeksi-trauma, pre eklamsi. Trias kematian

perinatal yaitu perdarahan-trauma-infeksi, asfiksia, prematuritas.

9.     Penyebab kematian tidak langsung

        Status perempuan, budaya komunal, kemiskinan / kebodohan, perhatian penguasa

berdasarkan poleksosbudhankamnas, system rujukan, system asuransi kesehatan.

10.   Penyebab kematian antara

        Penerimaan, KB, status gizi, perilaku seksual, kesiapan dalam pelayanan gawat darurat,

system rujukan.

Kehamilan Remaja

1.     Faktor Fisik :

        a.     Alat reproduksi belum matang.

        b.     Komplikasi hamil, persalinan, dan nifas

        c.     Kelainan congenital.

        d.     Mortalitas dan morbiditas tinggi

2.     Faktor Psikologis

        a.     Tekanan dari keluarga dan teman

        b.     Tersisih dari pergaulan

3.     Upaya pemecahan masalah

        a.     Sebelum hamil

                Seksual sehat, KB remaja, pendidikan seks, KB darurat, hindari multipaper

        b.     Setelah hamil

Page 12: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

                Hamil tanpa ayah, dinikahkan, diserahkan kepada Negara, terminasi kehamilan.

        c.     Upaya lanjutan

                Menghindari terjadinya hamil ulang, KB remaja, pendidikan budi pekerti.

Tingkat Kesuburan

Pada pasangan infertilitas dan perubahan perilaku seksual dapat mengakibatkan fungsi tuba

fallopii berkurang maka dapat dilakukan :

1.     Jika terjadi fibrosis fimbriae maka dengan tuboplasi kemungkinan berhasil 10%.

2.     Jika Assisted Reproductive Technologi dilakukan dengan :

        a.     Pada tuba yang baik dapat dilakukan GIFT atau ZIFT

        b.     Pada tuba yang tidak berfungsi dapat dilakukan : konsepsi di luar diikuti dengan nidasi,

surrowgate mother, atau dengan nidasi dalam akuarium.

Unsafe Abortion

Adanya evolusi dan revolusi hubungan seksual yaitu naluri seksual yang terkunkung karena

menunda usia kawin, kekurangan biaya atau tata nilai masyarakat dan audit kematian, serta

informasi menguasai dunia dan mengubah pandangan terhadap fungsi alat reproduksi

menjurus kearah kreasi. Hal tersebut di atas mengakibatkan hubungan seksual pranikah

makin bebas karena hubungan seksual bukan tabu. Menghinari hamil dengan cara siap alat

kontrasepsi dan KB darurat sedangkan kehamilan yang tidak diinginkan mempunyai

hambatan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Jika terminasi kehamilan dilakukan secara

illegal maka akan mengakibatkan perdarahan – trauma-infeksi dengan mortalitasnya I/3 AKI

serta adanya kerusakan fungsi alat reproduksi. Dampak jangka panjang dari terminasi

kehamilan yang illegal adalah PID / penyakit radang panggul yang menahun, infertilitas dan

kehamilanektopik terganggu / KET yang mengingat. Perawatan selanjutnya paska APM

adalah radikal lege artis profilaksis dan KB radikal histerktomi.

Pertolongan persalinan oleh dukun :

1.     Tidak mengetahui mekanisme persalinan

2.     Tidak mengenal hamil dengan risiko tinggi.

3.     Secara psikologis merupakan turun menurun dan pertolongan yang tidak bersih dan aman.

4.     Faktor fisik dukun di Indonesia masih 65-70% di jawa adalah perempuan sedangkan di Bali

adalah laki-laki.

Page 13: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

5.     Teknik pertolongan oleh dukun adalah menunggu tanda mengenal mekanisme yang benar

dan kurang mengenal bahaya risiko ibu dan janin.

6.     Komplikasi pertolongan dukun adalah persalinan lama dan terlantar yang dapat

mengakibatkan pendarahan dengan berbagai sebab, rupture uteri immien atau rupture uteri,

robekan jalan lahir dan infeksi karena persalinan kurang bersih dan aman.

Rujukan terlambat sehingga meninggal di jalan, diterima dalam keadaan terminal, dan

sebagian kecil tertolong

DAFTAR PUSTAKA

1.     Syahlan. Kebidanan Komunitas. Yayasan Sumber Daya Masyarakat. Jakarta.1996

2.     Depkes RI. Indonesia Sehat 2010. Depkes .Jakarta.1999.hal I-5

3.     Depkes RI. Profil Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia. Depkes.Jakarta.1999.hal 20-25

4.     Manuaba, IBG. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. EGC.Jakarta.2002

Diposkan oleh Syafrudin SKM,M.Kes. di 15.02 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

►   2013 (6)

▼   2012 (112) o ►   Desember (3) o ►   November (11) o ▼   Oktober (18)

KAPITA SELECTA II ISBD KAPITA SELEKTA I ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR KONSEP SOCIAL BUDAYA KAPITA SELECTA II IKM KAPITA SELEKTA I IKM KAPITA SELECTA KK I KAPITA SELECTA I KEBIDANAN KOMUNITAS PIJAT PERINEUM

Page 14: Identifikasi Masalah Kebidanan.doc

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PERAWATAN NIFAS DI RUMAH PERTOLONGAN PERSALINAN DIRUMAH SAFE MOTHERHOOD ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DI

KOMUNITAS PERAN FUNGSI BIDAN STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS INFERTILITAS MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS

o ►   September (2) o ►   Agustus (18) o ►   Juli (22) o ►   Juni (16) o ►   April (22)

►   2011 (5)

Mengenai Saya

Syafrudin SKM,M.Kes. Bekasi, Jawa Barat, IndonesiaAdalah dosen di Poltekes Kemenkes Jakarta III Jurusan Kebidanan, Semoga Materi yang tak seberapa ini menjadi amalan untuk bekal hidup kelak Blog sederhana ini hanya berisikan ikhtisar /rangkuman artikel, materi kuliah, resensi buku, kisah sukses yang berasal dari suntingan penulis pada sumber lain dan tulisan pribadi yang dijadikan koleksi tulisan yang melengkapi literatur materi kuliah. Jika ada artikel yang diambil dari web/blog/buku yang hilap tidak dicantumkan sumber URL-nya, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika tidak berkenan mohon diinformasikan kami akan menghapusnya dan semua suntingan tidak dikomersilkan, hanya sebagai dokumen pribadi dan bisa dimiliki oleh siapapun pemerhati ilmu kesehatan dan manajemen manajemen. Mudah-mudahan bisa diterima juga oleh khalayak pemerhati kajian ilmu kesehatan, manajemen, walau masih terlihat mentah tulisannnya tapi setidaknya bisa berbagi ilmu dan saya persilahkan untuk bebas mengutip tanpa mencantumkan nama atau situs ini. Untuk perbaikan blog ini masukan dari pembaca sangat saya harapkan.

Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.