195
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan matematika pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada intinya adalah agar siswa mampu menggunakan atau menerapkan matematika yang dipelajari di kelas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam belajar pengetahuan lain. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi dunia nyata (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika (Depdiknas, 2006:93). Pembelajaran yang lebih menekankan pentingnya menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka 1

IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan matematika pada kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) pada intinya adalah agar siswa mampu menggunakan atau menerapkan

matematika yang dipelajari di kelas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

belajar pengetahuan lain. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran matematika

hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi dunia

nyata (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa

secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika (Depdiknas,

2006:93).

Pembelajaran yang lebih menekankan pentingnya menghadirkan dunia

nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

selanjutnya disebut pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning). Terciptanya lingkungan alamiah dalam proses belajar, diharapkan

suasana kelas menjadi lebih ’hidup’ dan lebih ’bermakna’ karena siswa

mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

Sehubungan dengan tujuan pendidikan matematika tersebut, maka usaha

yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran matematika adalah memilih

pendekatan, model dan strategi pembelajaran yang dapat memberi perhatian yang

1

Page 2: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

cukup terhadap pemahaman siswa pada konsep matematika. Pemahaman konsep

dapat dibangun oleh siswa melalui berbagai permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari. Guru harus menyajikan situasi dunia nyata di dalam pembelajaran

dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan kehidupan mereka.

Mengacu pada pemahaman yang diharapkan, maka peneliti mengadakan

dialog dan diskusi intensif dengan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu

sebagai upaya untuk menggali secara mendalam tentang strategi pembelajaran

yang digunakan pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Hasil diskusi

tersebut diperoleh beberapa gambaran sebagai berikut:

1. Guru matematika SD Inpres I Besusu dalam menjelaskan konsep operasi

hitung bilangan bulat kepada siswa belum mengaitkan dengan situasi dan

kehidupan sehari-hari. Setelah memberikan contoh-contoh soal, guru

langsung memberi latihan soal-soal.

2. Perhatian dan motivasi siswa ketika belajar matematika agak kurang. Bahkan

beberapa siswa lebih senang bermain dibanding belajar.

3. Ada kalanya dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru

memberikan contoh penerapan suatu konsep dalam kehidupan nyata. Namun,

dalam mengajarkan operasi hitung bilangan bulat guru tidak menghadirkan

situasi dunia nyata ke dalam kelas. Karena keterbatasan waktu dan tidak

adanya alat-alat peraga yang dapat digunakan.

2

Page 3: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

4. Guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu belum mengetahui

pembelajaran secara CTL.

5. Teknik penilaian yang digunakan oleh guru yaitu penilaian produk yang

dilaksanakan setiap akhir pokok bahasan dan akhir semester.

6. Tingkat pencapaian hasil belajar siswa terhadap operasi hitung bilangan bulat

menurut guru matematika kurang dari 40%. Hal ini didukung dari hasil tes

awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juli 2007, dari 24 orang

siswa yang dites, diperoleh informasi bahwa:

5 orang siswa tidak dapat menuliskan bilangan -25 dengan baik.

13 orang siswa tidak dapat menyelesaikan soal penjumlahan antara

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan

garis bilangan.

Contoh kesalahan jawaban siswa:

-2 + 4 = 6

Tidak ada seorangpun siswa yang dapat menyelesaikan soal pengurangan

antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan

menggunakan garis bilangan.

3

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

-2 4

6

Page 4: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Contoh kesalahan jawaban siswa:

(-3) – 4 = 1

7. Guru belum pernah menerapkan pembelajaran secara berkelompok dengan

alasan keterbatasan waktu, sedangkan siswa memiliki minat yang besar untuk

belajar secara berkelompok.

Dari uraian diatas, terlihat bahwa rendahnya pemahaman siswa pada

operasi hitung bilangan bulat diduga sebagai akibat dari kurang optimalnya

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan operasi

hitung bilangan bulat.

Memperhatikan kondisi tersebut diperlukan suatu tindakan perbaikan

pembelajaran yang dapat menghadirkan situasi dunia nyata (contextual) yang ada

dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam pembelajaran di kelas. Untuk itu

peneliti dan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu sepakat untuk

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual

dalam meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung bilangan bulat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian sebagai berikut: ”strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

4

5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5

-3 -4

Page 5: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pendekatan kontekstual yang bagaimana dapat meningkatkan pemahaman siswa

kelas V SD Inpres I Besusu pada operasi hitung bilangan bulat?”

C. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas

V SD Inpres I Besusu pada operasi hitung bilangan bulat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat

membantu siswa dalam memahami operasi hitung bilangan bulat.

2. Memberi pengalaman dan alternatif lain bagi guru matematika yang

terlibat dalam penelitian ini baik dari segi teoritis maupun dari

pelaksanaan pembelajaran kontekstual.

3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan dan

peningkatan mutu pengajaran matematika di kelas.

4. Bagi pihak lain, dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian

yang lebih lanjut.

5

Page 6: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemahaman

Hiebert dan Carpenter (Usman H.B., 2001:18) berpendapat bahwa

pemahaman merupakan aspek yang fundamental dalam belajar dan setiap

pembelajaran matematika seharusnya fokus utamanya adalah bagaimana

menanamkan konsep matematika berdasarkan pemahaman.

Pemahaman merupakan suatu proses pengetahuan atau informasi yang

baru diterima oleh seseorang dan dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki atau ada pada diri orang tersebut. Lebih lanjut Perkin dan Blythe

(Usman H.B., 2004:3), menjelaskan pemahaman sebagai ”....Kemampuan

melakukan berbagai hal yang ada dalam pikiran terhadap sebuah topik tertentu-

seperti penjelasan, menemukan bukti dan contoh-contoh, generalisasi, penerapan,

analogi. Dan penyajian topik dengan cara baru”. Pertanyaan-pertanyaan guru

sangat menentukan sebagai awal dari proses pembelajaran.

Agar dapat menunjukkan pemahaman yang baik dalam pembelajaran

konsep bilangan bulat dan operasinya, guru harus dapat mengaitkan antara

informasi baru yang akan diterima oleh siswa dengan pengetahuan yang telah ada

didalam diri siswa melalui berbagai pertanyaan. Pemahaman yang baik juga

dapat dilihat melalui kemampuan siswa menghubungkan antara pengetahuan

konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.

6

Page 7: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

B. Pembelajaran Kontekstual

Suatu pembelajaran hendaknya dapat mendorong siswa untuk membuat

hubungan dari apa yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan dunia

nyata yang ada di lingkungannya. Pendekatan kontekstual merupakan suatu

strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih

produktif dan bermakna. Nurhadi & Senduk (2003:13) menyatakan bahwa:

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit- demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran kontekstual mengasumsikan bahwa siswa belajar tidak

dalam proses seketika. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh sedikit

demi sedikit, berangkat dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Sehingga

melalui pengajaran ini memungkinkan siswa untuk memperluas dan menerapkan

pengetahuan yang dimiliki dalam berbagai macam tatanan dalam-sekolah dan

luar-sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata (Nurhadi &

Senduk, 2003:13).

Nur (Depdiknas, 2004:11) menyatakan bahwa pembelajaran yang

kontekstual menekankan pada konteks sebagai awal pembelajaran, sebagai ganti

dari pengenalan konsep secara abstrak. Dalam pembelajaran matematika yang

7

Page 8: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

kontekstual proses pengembangan konsep-konsep dan gagasan-gagasan

matematika bermula dari dunia nyata.

Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki dua peranan dalam pendidikan

yaitu sebagai filosofi pendidikan dan sebagai rangkaian kesatuan dari strategi

pendidikan. Sebagai filosofi pendidikan, CTL mengasumsikan bahwa peranan

pendidik adalah membantu peserta didik menemukan makna dalam pendidikan

dengan cara membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dan

cara-cara menerapkan pengetahuan tersebut di dunia nyata. Hal ini dimaksudkan

untuk membantu peserta didik memahami mengapa yang mereka pelajari itu

penting. Sedang sebagai strategi, strategi pengajaran dengan CTL memadukan

teknik-teknik yang membantu peserta didik menjadi lebih aktif sebagai pebelajar

dan reflektif terhadap pengalamannya (Depdiknas, 2005:17).

Menurut Nurhadi & Senduk (2003:55), beberapa pengajaran yang

berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual antara lain: pengajaran berbasis

masalah, pengajaran kooperatif, pengajaran berbasis inkuiri, pengajaran berbasis

proyek/tugas, pengajaran berbasis kerja, dan pengajaran berbasis jasa layanan.

Dalam penelitian ini, pengajaran yang akan digunakan adalah pengajaran

kooperatif. Pengajaran ini dipilih berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang

menyatakan bahwa siswa memiliki minat yang besar jika belajar dalam

kelompok.

8

Page 9: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

C. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual

Menurut Nurhadi & Senduk (2003:13), ada tujuh komponen utama

pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas.

Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic

asessment). Berikut ini uraian masing-masing komponen secara singkat.

1) Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)

pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Dengan dasar itu,

pembelajaran harus dikemas menjadi proses ’mengkonstruksi’ bukan

’menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa membangun

sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses

belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.

2) Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis

kontekstual. Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif

oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan.

Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan

untuk merangsang siswa berpikir, berdiskusi, dan berspekulasi. Guru

9

Page 10: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

dapat menggunakan teknik bertanya dengan cara memodelkan

keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

3) Menemukan (Inquiry)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan

bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk

pada kegiatan menemukan. Kegiatan inkuiri sebenarnya sebuah siklus.

Siklus inkuiri adalah : observasi, bertanya, mengajukan dugaan,

pengumpulan data dan penyimpulan.

4) Masyarakat belajar (Learning Community)

Dalam kelas dengan pendekatan kontekstual, kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok belajar. Masyarakat

belajar bisa tercipta apabila ada proses komunikasi dua arah. Dalam

masyarakat belajar, anggota kelompok yang terlibat dalam komunikasi

pembelajaran dapat saling belajar.

5) Pemodelan (Modeling)

Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang

dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana para guru menginginkan para

siswa untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-

siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian

contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.

10

Page 11: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan

yang baru diterima. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya

sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau

revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap

kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.

7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Authentic assessment adalah prosedur penilaian pada

pembelajaran kontekstual. Prinsip utama asesmen dalam pembelajaran

kontekstual tidak hanya menilai apa yang diketahui siswa, tetapi juga

menilai apa yang dapat dilakukan siswa. Penilaian itu mengutamakan

penilaian kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang secara

sistematis mengembangkan interaksi antar sesama siswa dan memaksimalkan

belajar siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut Johnson &

Johnson (Usman H.B., 2004:134), pembelajaran kooperatif tidak semata-mata

meminta siswa bekerja secara kelompok dengan cara mereka sendiri. Siswa yang

bekerja dalam kelompok mungkin akan menunjukkan hasil belajar yang rendah

karena hanya beberapa siswa saja yang bekerja keras dalam menyelesaikan materi

tugas sedangkan siswa lainnya bersikap pasif. Agar tidak terjadi hal demikian,

Abdurrahman & Bintoro (Nurhadi & Senduk, 2003:60) menyatakan bahwa

11

Page 12: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

terdapat elemen dalam pembelajaran kooperatif yang harus diperhatikan oleh

seorang pengajar yaitu adanya saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,

akuntabilitas individual dan keterampilan menjalin hubungan antar individu.

Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif

yaitu metode STAD (Student Teams Achievement Divisions), metode Jigsaw,

metode GI (Group Investigation) dan metode struktural. Dalam penelitian ini,

metode yang digunakan adalah metode STAD. Menurut Slavin (Zainuddin,

2002:9) bahwa: ”model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

yang bersifat umum, sehingga dapat digunakan untuk bidang studi dan semua

tingkatan, serta merupakan model yang paling sederhana dan mudah

dilaksanakan”.

Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-

masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok memiliki anggota

yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (tinggi,

sedang, rendah). Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja siswa, dan

kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota kelompok.

Menurut Slavin (Usman H.B., 2004:141) bahwa pembelajaran kooperatif

tipe STAD terdiri 5 komponen utama, yaitu (1) penyajian kelas, (2) belajar

kelompok, (3) tes, (4) skor peningkatan individu, dan (5) penghargaan kelompok.

Berikut uraian setiap komponen pembelajaran kooperatif tipe STAD (Usman

H.B., 2004: 141-149):

12

Page 13: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

(1) Penyajian Kelas

Penyajian kelas maksudnya pemberian informasi pengetahuan dan

keterampilan dasar yang diperlukan siswa dalam mengembangkan konsep

materi yang dipelajari pada kegiatan aktivitas kelompok.

Beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian materi

pembelajaran adalah sebagai berikut.

Materi pelajaran dikembangkan sesuai dengan apa yang dipelajari

siswa dalam kelompok.

Pemahaman siswa sesering mungkin dikontrol dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

Memberitahukan kepada siswa bahwa pembelajaran kooperatif

menekankan belajar adalah memahami makna bukan hafalan.

(2) Belajar Kelompok

Agar implementasi pembelajaran model kooperatif berlangsung

efektif, maka tim atau kelompok harus dibentuk lebih awal. Anggota tim

terdiri atas empat atau lima orang yang memiliki kemampuan yang

heterogen dan etnis yang beragam. Ukuran kelompok yang ideal adalah

empat orang, karena sangat memudahkan ketika akan menerapkan strategi

berpasangan dan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas kelompok akan

menjadi lebih ringan dan terpusat. Ketika siswa bekerja dalam kelompok

mereka masing-masing guru harus selalu memonitor kerja siswa untuk

13

Page 14: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

memastikan bahwa kegiatan mereka berjalan lancar. Salah satu tujuan

belajar kooperatif adalah mengajari siswa untuk bekerja sama.

(3) Tes

Tes dilaksanakan setelah siswa bekerja dan berlatih dalam kelompok.

Tes yang diberikan adalah tes/kuis perorangan. Masing-masing siswa

berusaha dan bertanggung jawab secara individual untuk melakukan yang

terbaik sebagai hasil kerja kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha

dan keberhasilan mereka nantinya akan memberi sumbangan yang sangat

berharga bagi kesuksesan kelompok dan juga menjadi indikator

perkembangan individu.

(4) Skor Peningkatan Individu

Ide poin peningkatan individu adalah memberi kesempatan bagi setiap

siswa untuk meraih prestasi maksimal dan melakukan yang terbaik untuk

diri dan kelompoknya. Setiap siswa diberikan poin perkembangan yang

ditentukan berdasarkan selisih perolehan skor kuis terdahulu (skor dasar)

dengan skor kuis terakhir. Dengan cara ini setiap siswa memiliki

kesempatan yang sama untuk menyumbangkan skor maksimal bagi

kelompoknya. Kriteria poin perkembangan sebagai berikut.

14

Page 15: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Poin

Skor Siswa Poin Perkembangan

Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar 510 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10Skor dasar sampai 10 poin diatasnya 20Leboh 10 poin di atas skor dasar 30Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

(5) Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin perkembangan

kelompok yang diperoleh. Untuk menentukan poin pencapaian kelompok

digunakan rumus sebagai berikut.

Nk =

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkat-

tingkat penghargaan yang diberikan untuk penghargaan kelompok yaitu:

Kelompok dengan poin rata-rata 15, sebagai kelompok baik,

Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20, sebagai kelompok hebat,

Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok super.

Menurut Kagan (dalam Zainuddin, 2002:29) ada tiga keuntungan

penggunaan STAD yaitu: (1) semua siswa memiliki kesempatan untuk menerima

reward setelah menyelesaikan suatu materi pelajaran, (2) semua siswa

mempunyai kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, dan (3)

15

Page 16: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

reward yang diberikan kepada kelompok dapat digunakan untuk memberikan

motivasi berprestasi kepada semua siswa.

E. Teori-Teori yang Berkaitan dengan Pembelajaran Kontekstual

a. Teori Perkembangan Intelektual Piaget

Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu

perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak

berurutan melalui empat periode. Periode berpikir yang dikemukakan Piaget

adalah sebagai berikut:

Periode sensori motor (0-2 tahun)

Periode pra-operasional (2-7 tahun)

Periode operasi konkrit (7-11 tahun)

Periode operasi formal (11 tahun keatas)

Siswa kelas V SD pada umumnya berusia antara 10 – 11 tahun,

sehingga menurut teori Piaget berada pada tahap operasi konkrit. Hal ini

sesuai dengan situasi pembelajaran kontekstual yang menghadirkan situasi

dunia nyata dalam hal ini dapat berupa benda-benda konkrit maupun situasi

konkrit yang ada di dunia siswa. Sehingga siswa dapat belajar dan berpikir

berdasarkan kemampuan intelektualnya.

Menurut Piaget (Hudojo, 1988:47), struktur kognitif yang dimiliki

seseorang itu karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses

mendapatkan informasi dan pengalaman yang langsung menyatu dengan

struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah

16

Page 17: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

proses menstrukturkan kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan

pengalaman baru tadi. Jadi belajar itu tidak hanya menerima informasi dan

pengalaman baru saja, tetapi juga terjadi penstrukturan kembali.

b. Teori Bruner

Jerome Bruner (Hudojo, 1988:56) berpendapat bahwa belajar

matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur

matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari

hubungan-hubungan. Lebih lanjut Bruner menjelaskan bahwa pemahaman

terhadap konsep dan struktur sesuatu materi menjadikan materi itu dipahami

secara lebih komprehensif. Lebih dari itu, peserta didik lebih mudah

mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan/mempunyai pola yang

berstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah

terjadinya transfer.

Menurut Bruner (Depdiknas, 2005:8), jika seseorang mempelajari

sesuatu pengetahuan, pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap

tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur

kognitif) orang tersebut. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan

dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan

benda-benda kongkrit atau menggunakan situasi yang nyata.

Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu

direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual, gambar,

17

Page 18: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

atau diagram yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi nyata

yang terdapat pada tahap enaktif.

Tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu

direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, yaitu simbol-

simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam

bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal, lambang-lambang

matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain.

Dalam pembelajaran kontekstual, ketika siswa diperhadapkan pada

masalah yang berkaitan dengan dunia nyata di awal pembelajaran, berarti

siswa melalui tahap pembelajaran enaktif. Selanjutnya, siswa diminta untuk

menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan simbol-simbol

matematika. Pada tahap ini siswa berada pada tahap ikonik dan simbolik.

c. Teori Bermakna Ausubel

D.P. Ausubel (Hudojo, 1988:61) mengemukakan bahwa belajar

dikatakan menjadi bermakna (meaningful) bila informasi yang akan dipelajari

peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta

didik itu sehingga peserta didik itu dapat mengaitkan informasi barunya

dengan struktur kognitif.

Menurut Ausubel, belajar bermakna timbul jika siswa mencoba

menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Jika pengetahuan baru tidak berhubungan dengan pengetahuan yang ada,

maka pengetahuan baru itu akan dipelajari siswa melalui belajar hafalan. Hal

18

Page 19: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ini disebabkan pengetahuan yang baru tidak diasosiasikan dengan

pengetahuan yang ada (Depdiknas, 2005:22).

Pada pembelajaran kontekstual, guru perlu mengembangkan

pengetahuan pra syarat siswa guna membentuk pemahaman awal siswa pada

operasi hitung bilangan bulat. Kemudian pemahaman awal tersebut

diintegrasikan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa, sehingga

dapat menghasilkan pengetahuan baru.

F. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

Materi bilangan bulat merupakan salah satu materi yang esensial dalam

pembelajaran matematika. Karena dalam pembelajaran di tingkat yang lebih

tinggi, tidak terlepas dari penggunaan dan perhitungan bilangan bulat.

Bilangan bulat terdiri dari (Muhsetyo, 2007:1.8):

Bilangan-bilangan yang bertanda negatif (-1, -2, -3, -4, ...) yang

selanjutnya disebut bilangan bulat negatif.

Bilangan 0 (nol), dan

Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3, 4, ..) yang

selanjutnya disebut bilangan bulat positif.

Lebih lanjut Khafid & Sayuti (2007:27) menyatakan bahwa himpunan

bilangan bulat dinyatakan dengan B = {...,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ...}. Jika

digambarkan pada garis bilangan adalah sebagai berikut:

19

0 -1 1 -2 -3 -4 2 3 4

Page 20: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Pada garis bilangan, tampak bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol

dan bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol.

Salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk mempermudah

pemahaman siswa terhadap operasi hitung bilangan bulat yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan model siswa pada garis bilangan.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan model siswa

pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut

(Muhsetyo, 2007:1.18-1.24):

Posisi awal setiap peragaan selalu dimulai dari skala 0 (nol).

Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian muka model

menghadap ke bilangan positif dan kemudian melangkah ke skala yang

sesuai dengan besarnya bilangan pertama.

Jika bilangan pertama bertanda negatif, maka bagian muka model

menghadap ke bilangan negatif dan kemudian melangkah ke skala yang

sesuai dengan besarnya bilangan pertama.

Jika model melangkah maju, dalam prinsip operasi hitung, istilah maju

diartikan sebagai ”tambah (+)”.

Jika model melangkah mundur, dalam prinsip operasi hitung mundur

diartikan sebagai ”kurang (-)”.

Gerakan maju dan mundurnya model tergantung dari bilangan penambah

atau pengurangnya.

20

Page 21: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Gerakan maju: jika bilangan penambahnya merupakan bilangan positif,

maka model bergerak maju ke arah bilangan positif, dan sebaliknya jika

bilangan penambahnya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak

maju ke arah bilangan negatif.

Gerakan mundur: jika bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif,

maka model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangan

positif, dan sebaliknya jika bilangan pengurangnya merupakan bilangan

negatif, maka model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke

bilangan negatif.

Perkalian bilangan bulat a x b diartikan sebagai penjumlahan berulang b +

b + b + ... sebanyak a kali. Berarti, mencari hasil dari a x b sama halnya dengan

cara menunjukkan penjumlahan b + b + b + ... sebanyak a kali. Sehingga

perkalian didefinisikan sebagai berikut (Negoro & Harahap, 2001:263): Jika a

dan b bilangan-bilangan cacah, maka a x b adalah penjumlahan berulang yang

mempunyai a suku, dan tiap suku sama dengan b.

Pembagian adalah operasi kebalikan perkalian. Operasi hitung yang

mencari suatu faktor jika hasil kali dan faktor-faktor lain diketahui, disebut

pembagian. Jika hasil kalinya c faktor yang diketahui a, maka c : a = n a x n =

c dinamakan pembagian, karena n merupakan faktor yang dicari. Pembagian juga

didefinisikan sebagai pengurangan berulang (Nugroho & Harahap, 2001:251).

BAB III

21

Page 22: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan pada penelitian ini meliputi tiga hal, yaitu: (1) Desain

penelitian, (2) Setting dan subyek penelitian, (3) Rencana tindakan. Untuk lebih

jelasnya diuraikan dibawah ini.

1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart

(Wibawa, 2003: 18) yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian

2. Setting dan Subyek Penelitian

22

Keterangan:

0 = Refleksi awal1 = Rencana tindakan siklus I2 = Tindakan pada siklus I3 = Observasi pada siklus I4 = Refleksi pada siklus I5 = Rencana tindakan siklus II6 = Tindakan pada siklus II7 = Observasi pada siklus II8 = Refleksi pada siklus IIa = Siklus Ib = Siklus II

1

2

3

4

7 8

a

b 5

66

0

Page 23: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Inpres I Besusu Jln.

Panglima Polem Kecamatan Palu Timur pada hari Kamis tanggal 26 Juli

2007. Banyaknya subyek penelitian terdiri atas 28 siswa, terdiri dari 16 siswa

perempuan dan 20 siswa laki-laki. Sedangkan sebagai informan sebanyak 4

siswa yang dipilih berdasarkan banyaknya kesalahan dalam menyelesaikan

soal pada tes awal atau berkemampuan rendah. Keseluruhan subyek belajar

dalam kelompok bersifat heterogen. Keheterogenan subyek dilihat dari hasil

tes awal atau kemampuan siswa, suku dan latar belakang pekerjaan orang tua

siswa. Keempat informan ditempatkan pada kelompok belajar yang berbeda-

beda.

3. Rencana Tindakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas. Sehingga, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah tindakan pembelajaran yang berlangsung sebanyak dua kali dalam dua

siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari satu tindakan. Setiap tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan pendekatan kontekstual. Kegiatan pembelajaran pada tiap siklus

berlangsung selama 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit. Adapun skenario

tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skema Tindakan Pembelajaran

23

Page 24: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Fase Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Komponen Pembelajaran Kontekstual

Kegiatan Awal1. Menyampaikan

tujuan pembelajaran.2. Meng

ajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan pra syarat siswa

Memperhatikan penjelasan guru

Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

● Konstruktivisme Refleksi● Bertanya

1. Penyajian kelas

Kegiatan Inti1. Menyajikan materi

pelajaran dan memberikan contoh penerapan prinsip kerja model siswa untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat.

2. Memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam kelompok belajarnya.

3. Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Mendengarkan penjelasan guru

Menjawab pertanyaan atau bertanya

Konstruktivisme

Pemodelan

Bertanya

2. Transisi ke Tim

4. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar

5. Membagi LKS kepada setiap

Mencatat nama-nama kelompok dan bergabung dengan kelompoknya masing-masing

Menerima LKS

Masyarakat belajar

24

Page 25: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

kelompok3. Tim Studi dan Monitoring

6. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam kelompoknya untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS dan guru berjalan mengelilingi siswa untuk memonitor pekerjaan siswa dan jika terdapat masalah, guru memberikan bantuan seperlunya yang sifatnya mengarahkan.

Berdiskusi dengan teman kelompok dan meminta bantuan kepada guru jika mengalami kesulitan

● Masyarakat belajar

● Bertanya● Penilaian

autentik

Inquiry

4. Pengujian 7. Memberikan tes individu kepada siswa

Mengerjakan tes yang diberikan

Penilaian autentik

Kegiatan PenutupMemberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

Indikator keberhasilan tindakan pembelajaran pada setiap siklus yang

dilaksanakan pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas

siswa dan poin peningkatan individu minimal siswa yaitu 20.

Adapun untuk menentukan poin peningkatan individu didasarkan pada selisih

antara skor pada tes akhir dengan skor dasar pada tes awal. Slavin (Usman

H.B., 2004:146) memberikan kriteria pemberian skor sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Poin

25

Page 26: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Skor Siswa Poin Perkembangan

Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar 510 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10Skor dasar sampai 10 poin diatasnya 20Leboh 10 poin di atas skor dasar 30Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

B. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif berupa hasil observasi, hasil wawancara, catatan lapangan, dan data

kuantitatif seperti hasil tes yang diperoleh siswa. Namun data-data yang

berupa angka-angka akan diberi makna dalam bentuk paparan naratif.

2. Cara Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut:

a. Tes

Tes awal tindakan dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran sedangkan tes akhir tindakan dilaksanakan setiap selesai

kegiatan pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa pada operasi hitung bilangan bulat. Selain itu, hasil tes

juga dijadikan sebagai pedoman untuk mewawancarai informan. Bentuk

tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

b. Wawancara

26

Page 27: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Wawancara dilaksanakan setelah pelaksanaan tes akhir. Hal ini

dimaksudkan untuk lebih menggali informasi dari siswa tentang proses

berpikir siswa tersebut. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara

tidak terstruktur, artinya disesuaikan dengan kesalahan-kesalahan yang

muncul pada saat siswa diuji/dites. Pada saat wawancara, informan

diarahkan untuk menyadari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

dilakukan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tersebut.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama peneliti melakukan aktivitas pembelajaran

di kelas. Bertindak sebagai observer adalah teman sejawat dan guru

matematika kelas V SD Inpres I Besusu. Kegiatan observasi ini dilakukan

untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Data diambil dengan menggunakan lembar

observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai data pelengkap untuk mencatat hal-

hal yang tidak terekam melalui lembar observasi dan wawancara.

Misalnya tentang respon dan partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

e. Penilaian Minat dan Sikap

Penilaian minat dan sikap ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

minat dan sikap siswa dalam mempelajari operasi hitung bilangan bulat

27

Page 28: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Penilaian ini digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memperbaiki kinerjanya

dalam mengajar.

f. Penilaian Diri (Student Self-Assessment)

Penilaian diri ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang diri siswa

dan cara menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan proses pelaksanaan

pembelajaran dan kemampuan siswa pada operasi hitung bilangan bulat.

Hasil penilaian diri siswa ini selanjutnya dibandingkan dengan hasil

penilaian guru.

C. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data

yang dikemukakan Moleong (1990:104) yang mengatakan bahwa “proses analisis

data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber

data yaitu dari hasil tes, wawancara, hasil observasi, hasil catatan lapangan,

dokumen dan lain-lain”. Sedangkan data penelitian yang telah dikumpulkan

dianalisis dengan menggunakan model Alir Miler dan Huberman (Usman H.B.,

2001:54) yaitu: (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) verifikasi data.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa analisis data dilakukan dalam suatu proses yang

dimulai sejak awal sampai akhir penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Mereduksi data

Mereduksi data diartikan sebagai proses kegiatan menyeleksi,

memfokuskan, dan menyederhanakan data sejak awal pengumpulan data

28

Page 29: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

sampai pengumpulan laporan. Menurut Sugiyono (Rini, 2006:21)

mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari data

lain yang bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian

data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi

yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan

kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data atau penarikan kesimpulan merupakan langkah ketiga dalam

analisis data. Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan

kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan

merupakan akhir dari hasil tindakan.

4. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam pengecekan ini adalah kriteria derajat

kepercayaan (Moleong, 2000:173). Pada penelitian ini, derajat kepercayaan

dilakukan dengan tiga teknik dari 7 teknik yang disarankan oleh Moleong,

29

Page 30: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi data, dan (3) pemeriksaan

sejawat.

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan

pengamatan secara teliti, rinci, dan terus menerus selama proses belajar

mengajar, pengamatan kejadian-kejadian selama pembelajaran dan hasil

belajar siswa dengan mengidentifikasi kendala-kendala selama

pembelajaran dan tercatat secara sistematis.

b. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan

hasil wawancara, membandingkan hasil pengamatan teman sejawat

dengan peneliti. Triangulasi dilakukan dalam penelitian ini adalah (1)

membandingkan hasil tes dengan hasil wawancara, (2) membandingkan

hasil tes dengan observasi, (3) membandingkan data yang diperoleh

dengan hasil konfirmasi dengan guru matematika kelas V SD Inpres I

Besusu sebagai sumber lain, tentang kemampuan akademik yang

dimiliki oleh informan penelitian pada pokok bahasan lainnya.

c.Pemeriksaan/Pengecekan Sejawat

Pengecekan sejawat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan teman sejawat. Hal

30

Page 31: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan masukan baik dari

segi teori maupun metodologi guna membantu menganalisis dan

menyusun rencana tindakan selanjutnya.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pra tindakan

Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan tes awal. Materi yang

disajikan pada tes awal ini adalah operasi hitung bilangan bulat, karena materi

tersebut telah dipelajari sebelumnya di kelas IV. Selanjutnya, peneliti

memeriksa hasil tes awal siswa dan mendiskusikannya dengan teman sejawat

dan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu. Hasil tes awal ini akan

dijadikan nilai awal (skor dasar) yang diperlukan dalam pengelolaan nilai

peningkatan. Selain itu, hasil tes awal juga ditentukan sebagai acuan

pembentukan kelompok belajar siswa.

Pembentukan kelompok belajar siswa didasarkan pada kemampuan

siswa. Dari 28 orang siswa yang ada di kelas V SD Inpres I Besusu,

ditetapkan tujuh kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 4 orang

dengan kualifikasi 1 orang berkemampuan tinggi, 2 orang berkemampuan

sedang dan 1 orang berkemampuan rendah.

Selain itu, hasil tes awal juga digunakan sebagai dasar penentuan

informan penelitian. Informan penelitian akan dipilih berdasarkan banyaknya

31

Page 32: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

kesalahan dan keunikan jawaban siswa pada saat mengerjakan tes awal dan

hasil konsultasi dengan guru matematika dikelas itu.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan melalui dua siklus

kegiatan. Setiap siklus terdiri dari (1) perencanaan, (2) tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi.

Berikut rincian pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

Siklus I

Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai

berikut:

Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran dengan materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meliputi rencana

pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan bahan ajar.

Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian meliputi (1) lembar

observasi untuk kegiatan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

dan kegiatan siswa dalam pembelajaran, (2) lembar penilaian minat dan

sikap, (3) lembar penilaian diri (Student Self Asessment) dan (4) tes akhir

tindakan.

Pelaksanaan Tindakan

32

Page 33: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

26 Juli 2007 di kelas V SD Inpres I Besusu dengan materi pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Waktu yang disediakan untuk

pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran.

Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan mengikuti fase-fase pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan pendekatan kontekstual. Secara keseluruhan rangkaian

kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada desain pembelajaran siklus I.

Observasi/Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan

dan dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas V SD Inpres I

Besusu. Pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung, kendala-kendala siswa dalam pembelajaran dan

mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain

itu, peneliti juga mengobservasi dan menilai hasil kerja siswa baik pekerjaan

kelompok maupun individu.

Refleksi

Pada tahap ini, peneliti, teman sejawat dan guru matematika kelas V

SD Inpres I Besusu mendiskusikan hasil observasi, tes akhir tindakan,

pelaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan untuk mengetahui kelebihan

dan kekurangan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung guna

33

Page 34: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

merencanakan tindakan yang lebih efektif pada tindakan selanjutnya. Untuk

lebih jelasnya hasil refleksi ini dapat dilihat pada hasil penelitian.

Siklus II

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran,

Lembar Kerja Siswa dan bahan ajar.

Menyiapkan instrumen penelitian meliputi tes akhir tindakan, lembar

observasi kegiatan guru dan siswa, angket tentang minat dan sikap dan

lembar penilaian diri.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Agustus

2007 di kelas V SD Inpres I Besusu dengan materi perkalian dan pembagian

bilangan bulat. Waktu yang disediakan untuk tindakan siklus II ini adalah 3 x

35 menit atau 3 jam pelajaran. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran

adalah peneliti sendiri. Secara keseluruhan rangkaian kegiatan pembelajaran

pada siklus II ini dapat dilihat pada desain pembelajaran siklus II.

Observasi/Pengamatan

34

Page 35: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan

dan dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas V SD Inpres I

Besusu dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

Refleksi

Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk melihat secara keseluruhan

proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

kontekstual berlangsung dan kemampuan siswa yang meningkat. Kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini sama dengan kegiatan refleksi pada siklus I.

BAB IV

35

Page 36: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pra Tindakan

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan studi

pendahuluan pada hari Rabu tanggal 17 Juli 2007. Kegiatan yang dilakukan

pada studi pendahuluan ini adalah mengadakan pertemuan dengan Kepala SD

Inpres I Besusu. Dalam pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan maksud

dan tujuan peneliti untuk melakukan penelitian di kelas V SD Inpres I Besusu.

Selanjutnya, Kepala Sekolah memberikan wewenang kepada guru matematika

kelas V yang sekaligus sebagai wali kelas V untuk membantu dan bekerja

sama dengan peneliti selama melaksanakan penelitian.

Selanjutnya peneliti dan guru matematika mendiskusikan hal-hal

yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan tindakan penelitian.

Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk

mengetahui kemampuan siswa pada operasi hitung bilangan bulat. Tes awal

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Juli 2007. Dari 28 siswa yang duduk

di kelas V, sebanyak 24 siswa yang mengikuti tes awal, sedangkan 4 siswa

berhalangan hadir dikarenakan sakit.

Setelah pelaksanaan tes awal, peneliti memeriksa hasil pekerjaan

siswa untuk melihat kemampuan siswa sebagai acuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa. Dari hasil analisis tes awal siswa, secara keseluruhan

36

Page 37: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

hanya 9 siswa yang masuk kategori tuntas belajar dengan persentase 37,5%.

Sedangkan 15 siswa tidak termasuk kategori tuntas belajar dengan persentase

62,5%.

Selanjutnya dari hasil tes awal siswa, peneliti bersama guru

matematika kelas V Sd Inpres I Besusu membentuk kelompok-kelompok

belajar siswa yang heterogen. Setiap kelompoknya beranggotakan 4 orang

dengan kualifikasi 1 orang berkemampuan tinggi, 2 orang berkemampuan

sedang dan 1 orang berkemampuan rendah. Selain itu, peneliti bersama guru

matematika kelas V menentukan informan penelitian sebanyak 4 orang yang

didasarkan pada banyaknya kesalahan dalam pengerjaan tes awal. Adapun

keempat siswa tersebut adalah WI, AP, IS dan NA.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan pelaksanaan tindakan pada

setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi. Berikut uraian hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus.

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyiapkan

seluruh perangkat pembelajaran meliputi rencana pelaksanaan

pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan bahan ajar serta instrumen

penelitian yang meliputi tes akhir tindakan dan lembar observasi

kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

37

Page 38: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pembelajaran dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Juli

2007, yang berlangsung dari pukul 07.15 – 09.00. Pembelajaran pada

tindakan ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tiep STAD

dengan pendekatan kontekstual. Model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terdiri dari 4 fase, yaitu (1) penyajian kelas, (2) transisi tim, (3)

tim studi dan monitoring dan (4) pengujian. Pada fase-fase

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diterapkan tujuh komponen

utama pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, bertanya,

inquiry, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian

autentik. Berikut ini uraian kegiatan yang dilaksanakan pada setiap

fase pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Fase 1: Penyajian Kelas

Sebelum masuk fase ini, guru terlebih dahulu membuka

pelajaran dengan memberi salam, menyiapkan dan memotivasi siswa,

menyampaikan indikator keberhasilan belajar siswa dan menggali

pengetahuan pra syarat siswa. Pada saat menggali pengetahuan pra

syarat siswa, peneliti menerapkan komponen konstruktivisme. Berikut

ini petikan penyampaian peneliti kepada seluruh siswa di awal

pembelajaran.

“Anak-anak sekalian, sekarang waktunya untuk belajar matematika. Jadi Ibu harap kalian menyimpan buku ataupun hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan matematika. Tujuan dari pembelajaran kita

38

Page 39: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pada hari ini adalah kalian diharapkan mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Di kelas 4, kalian telah mempelajari bilangan bulat. Siapa yang bisa menyebutkan contoh bilangan bulat?”

Pada saat peneliti menggali pengetahuan pra syarat siswa

tentang bilangan bulat, peneliti telah menerapkan komponen

konstruktivisme, bertanya dan refleksi. Karena siswa membangun dan

mengingat kembali pengetahuan yang telah diperoleh siswa pada masa

lalu tentang bilangan bulat melalui pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti. Waktu yang digunakan pada kegiatan awal ini

adalah 15 menit.

Kegiatan pada fase 1 ini dimulai dengan penyajian masalah

dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penggunaan bilangan

bulat dan operasinya. Berikut permasalahan yang diajukan oleh

peneliti kepada siswa di awal pembelajaran.

Ryan sedang bermain monopoli.Karena bangkrut, Ryan meminjam uang sebesar $8 kepada Bank. Beberapa saat kemudian Ryan mendapatkan bonus dari dana umum sebesar 13$. Uang dari bonus tersebut digunakan Ryan untuk membayar hutangnya kepada Bank. Berapa sisa uang yang dimiliki Ryan saat ini?

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, peneliti menyajikan teknik

dengan menggunakan alat peraga berupa model siswa yang berjalan

pada garis bilangan yang digambarkan di depan kelas. Peneliti

meminta seorang siswa untuk menggambarkan garis bilangan dan

39

Page 40: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

seorang siswa lagi untuk menjadi model. Kemudian, peneliti

memberikan sebuah soal dan memberikan petunjuk kepada model

siswa tersebut untuk melakukan peragaan. Pada kegiatan ini, peneliti

menerapkan komponen pembelajaran kontekstual yaitu pemodelan,

dimana yang menjadi model adalah guru dan siswa.

Kegiatan peragaan dengan model siswa tersebut, kemudian

menjadi ilustrasi untuk selanjutnya digambarkan pada garis bilangan

dengan prinsip yang sama pada peragaan model siswa. Berikut

petikan penjelasan peneliti kepada seluruh siswa.

Guru : Anak-anak, apakah kalian sudah paham dengan prinsip penggunaan model siswa ini?

Siswa : Sudah bu..Guru : Perhatikan! Prinsip gerakan pada model siswa ini dapat

dilakukan pada garis bilangan untuk menentukan nilai dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Contoh, kita akan menentukan nilai dari( -2) + 5 = ....... (menuliskan di papan tulis).Langkah-langkah menentukan hasil dari penjumlahan itu:Langkah 1. Dari skala 0, anak panah melangkah ke arah bilangan negatif dan berhenti pada skala -2.Langkah 2. Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan positif, maka ujung anak panah menghadap ke bilangan positif.Langkah 3. Karena ditambahkan dengan 5 maka maju sebanyak 5 langkah.Langkah 4. Posisi akhir ujung panah berada pada skala 3, dan ini menunjukkan hasil dari (-2) + 5 = 3

Selanjutnya, peneliti memberikan beberapa contoh tambahan

dan meminta beberapa orang siswa untuk menyelesaikan soal tersebut.

40

Page 41: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Waktu yang digunakan pada fase ini adalah 30 menit sesuai

perencanaan.

Fase 2: Transisi Tim

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru

membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompok dan

meminta kepada setiap siswa untuk duduk berdekatan berdasarkan

kelompoknya. Guru juga menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan

siswa dalam kelompok belajarnya dan memberikan motivasi kepada

siswa untuk bekerja dengan baik karena pada akhir pembelajaran, guru

akan memberikan pengahrgaan kepada kelompok terbaik. Berikut

petikan uraian penjelasan guru kepada siswa.

Guru : Di tangan kalian sudah ada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus kalian kerjakan secara berkelompok. Setiap siswa harus bertanggungjawab terhadap kelompoknya masing-masing. Jadi, semua anggota kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik. Kelompok yang memiliki kerja sama paling baik akan memperoleh penghargaan sebagai kelompok paling kompak sedangkan untuk kelompok terbaik akan ditentukan berdasarkan perolehan nilai setiap anggota kelompok pada tes akhir nanti.

Siswa 1 : Berarti, nanti ada ujiannya Bu?Guru : Iya...di akhir pembelajaran akan ada tes . Oleh karena itu,

setiap anggota kelompok harus bisa menguasai materi pada LKS, agar nanti pada tes memperoleh nilai yang bagus dan kelompoknya dapat menjadi kelompok terbaik. Apa sudah dimengerti?

Siswa : Mengerti Bu......

Kemudian seluruh siswa bekerja secara kelompok untuk mengerjakan

soal-soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada fase ini,

41

Page 42: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

peneliti menerapkan komponen pembelajaran kontekstual yaitu

masyarakat belajar. Waktu yang digunakan untuk transisi tim ini

adalah 10 menit.

Fase 3: Tim Studi dan Monitoring

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru

memonitor kerja siswa untuk memastikan bahwa kegiatan mereka

berjalan lancar. Pada kegiatan ini, guru dibantu oleh teman sejawat

dan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu. Jika suatu

kelompok mengalami kesulitan, maka guru memberikan bantuan

kepada siswa berupa arahan-arahan untuk memperoleh jawaban yang

benar. Berikut contoh arahan yang diberikan guru ketika suatu

kelompok mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan

soal yang diberikan.

Siswa : Bu, kita bingung dengan no.1 ini, apa maksudnya?Guru : Coba bacakan soal no.1 ? (meminta seorang siswa

membaca soal).Siswa 1 : Berikan contoh hal-hal yang ada disekitarmu yang

berkaitan dengan penjumlahan maupun pengurangan bilangan bulat!

Guru : Dari soal sudah jelas, kalian diminta menuliskan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Siswa 1 : Maksudnya yang bagaimana Bu?Guru : Di awal pembelajaran Ibu sudah memberikan contoh.

Siapa yang ingat contoh apa yang Ibu berikan?Siswa 2 : Ibu berikan contoh soal kue. Jika Ibu memberikan kue

kepada Rifky 3 buah pada pagi hari tapi Rifky belum memakannya dan sorenya Ibu memberikan 5 buah kue lagi. Jadi berapa banyak kue yang Rifky punya?

42

Page 43: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Guru : Iya, betul sekali…..jadi sekarang kalian yang memberikan contoh sendiri. Sudah paham?

Siswa 1 : Paham Bu..Dari hasil analisis siswa, kelompok 2, 3, 4 dan 5 bekerja

sama dengan baik. Sedangkan kelompok 1 dan 6 belum dapat bekerja

sama dengan baik. Pada fase ini, peneliti menerapkan komponen

masyarakat belajar, inquiry dan bertanya. Karena pada fase ini, selain

siswa bekerja secara kelompok siswa juga menemukan dan mencari

jawaban dari masalah yang diberikan sendiri dengan bantuan arahan

dari anggota kelompoknya. Waktu yang digunakan pada fase ini

adalah 30 menit.

Fase 4: Pengujian

Setelah siswa selesai mengerjakan Lembar Kerja Siswa

secara berkelompok, selanjutnya guru memberikan tes individu kepada

siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes secara jujur dan

tidak bekerja sama dengan teman. Berikut uraian penjelasan guru

kepada siswa sebelum melaksanakan tes.

”Anak-anak, setelah kalian bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKS sekarang kalian akan dites apakah kalian benar-benar paham dan mengerti dengan pembelajaran kita pada hari ini. Oleh karena itu, Ibu minta kalian untuk tidak bekerja sama dengan orang lain. Jika ada soal yang kurang dimengerti, tanyakan pada Ibu”.

Pada fase ini, peneliti menerapkan komponen penilaian autentik.

Selain melalui tes akhir individu, penilaian juga diberikan melalui

43

Page 44: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pengamatan terhadap aktivitas siswa khususnya informan penelitian

yang dilakukan oleh teman sejawat dan penilaian terhadap minat,

sikap dan diri siswa melalui angket yang akan diberikan kepada siswa

sebagai penilaian terhadap ranah afektif siswa. Waktu yang digunakan

pada fase ini adalah 20 menit. Selanjutnya, pembelajaran ditutup

dengan mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada

kelompok yang paling kompak yaitu kelompok 3.

3) Data Hasil Wawancara Siklus I

Dalam melakukan wawancara, peneliti tidak menggunakan

pertanyaan secara terstruktur. Wawancara terfokus untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apa yang menyebabkan

siswa mengalami kesalahan prinsip penggunaan garis bilangan yang

diterapkan siswa dalam mengerjakan tes, (2) Kesulitan apa yang

dirasakan oleh siswa dalam proses pembelajaran, (3) Apakah siswa

senang belajar secara berkelompok, dan (4) Kesulitan apa yang

dialami oleh siswa ketika mengerjakan soal penerapan penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan diajukan kepada informan penelitian berdasarkan fokus

pertanyaan-pertanyan tersebut.

Banyaknya informan penelitian adalah 4 orang yang berada

pada kelompok-kelompok yang berbeda yaitu kelompok I, II, III dan

44

Page 45: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

IV. Wawancara dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 28 &

30 Juli 2007 di ruang kantor SD Inpres I Besusu.

Dari hasil wawancara diperoleh gambaran sebagai berikut:

Informan belum menguasai dengan baik prinsip penggunaan

garis bilangan dalam menentukan hasil dari penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

Informan belum terbiasa dengan bekerja dalam kelompok.

Sehingga beberapa soal dalam pengerjaannya masih didominasi

oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan kurang melibatkan

siswa yang berkemampuan rendah.

Informan senang belajar dalam kelompok karena dapat bekerja

sama dengan anggota kelompok yang lain dalam menyelesaikan

suatu masalah.

Informan NA dan AP mengalami kesulitan dalam menuliskan

masalah yang ada dalam soal.

4) Data Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Observasi dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika

kelas V SD Inpres I Besusu dengan menggunakan lembar observasi

untuk mengetahui kegiatan dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung, kendala-kendala siswa dalam pembelajaran

dan mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran

45

Page 46: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

kooperatif tipe STAD. Selain itu, peneliti juga mengobservasi dan

menilai hasil kerja siswa baik pekerjaan kelompok maupun individu.

a. Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat,

secara keseluruhan subyek penelitian memiliki antusias yang baik

dalam proses pembelajaran. Informan WI, IS, dan NA bekerja

dengan baik dalam kelompoknya. Sedangkan informan AP kurang

dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya. Informan

AP lebih sering diam dan tidak memperhatikan penjelasan guru

dengan baik pula.

Secara keseluruhan, aktifitas siswa dalam pembelajaran

cukup baik. Ketika guru mengajukan pertanyaan untuk menggali

pengetahuan pra syarat siswa, dua orang siswa dapat menjawab

dengan baik. Demikian pula, pada saat guru meminta seorang

siswa untuk menggambar garis bilangan di depan kelas maupun

menjadi model secara berebutan siswa meminta giliran kepada

guru. Hal ini mengindikasikan minat yang besar dalam diri siswa

untuk belajar matematika dengan teknik yang berbeda dari yang

biasa mereka terima.

Dari 6 kelompok belajar yang terbentuk, setiap

kelompoknya dapat bekerja dengan baik. Meskipun kelompok I

dan VI dalam melaksanakan diskusi masih didominasi oleh siswa

46

Page 47: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

yang berkemampuan tinggi, namun secara keseluruhan semua

siswa bekerja dengan aktif dan baik dalam kelompoknya masing-

masing.

b. Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan oleh teman

sejawat dan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu dengan

menggunakan lembar observasi guru. Dari hasil observasi, secara

keseluruhan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

baik. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada

saat pembelajaran berlangsung adalah: (1) Menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa, (2) Mengajukan pertanyaan

untuk mengetahui pengetahuan pra syarat siswa dengan materi

yang akan dipelajari, (3) Menyajikan materi pelajaran dengan

mengajukan masalah sehari-hari yang terkait dengan penggunaan

bilangan bulat, (4) Mendemonstrasikan cara menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat dengan menggunakan peragaan model siswa, (5)

Memberikan petunjuk kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan

dalam kelompok, (6) Mengontrol pemahman siswa dengan

mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, (7) Membagi dan mengorganisir siswa ke dalam

kelompok belajar, (8) Membagi Lembar Kerja Siswa kepada setiap

47

Page 48: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

kelompok, (9) Meminta siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama

dengan rekan sekelompoknya, (10) Membimbing siswa dalam

menyelesaikan LKS yang telah diberikan, (11) Memberikan tes

akhir individu kepada siswa, (12) Memberikan pengahrgaan

kepada kelompok yang bekerja dengan baik dan (13) Menutup

pelajaran dengan memberikan salam.

5) Refleksi Hasil Tindakan Siklus I

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang terjadi selama tindakan siklus I berlangsung guna

merencanakan tindakan yang lebih efektif pada tindakan siklus II.

Pembelajaran pada siklus I difokuskan agar siswa dapat memberikan

contoh kejadian sehari-hari yang terkait dengan operasi hitung

bilangan bulat dan menentukan hasil dari penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

Berdasarkan pengamatan dari 2 orang pengamat yaitu teman

sejawat dan guru matemtika kelas V SD Inpres I Besusu terhadap

peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa

berjalan dengan baik. Kegiatan siswa dalam menyelesaikan Lembar

Kerja Siswa secara berkelompok berlangsung dengan baik. Meskipun

banyak waktu yang terbuang dalam pembagian kelompok yang

disebabkan oleh kegaduhan yang ditimbulkan siswa pada saat

48

Page 49: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

berpindah tempat duduk, namun secara keseluruhan siswa dapat

bekerja dengan baik di dalam kelompok belajarnya masing-masing.

Siswa yang kurang mampu mulai terlihat aktif dalam pembelajaran,

meskipun kurang maksimal dalam memberikan kontribusi yang positif

terhadap kelompok belajarnya.

Dari analisis hasil tes akhir siswa pada siklus I, diperoleh

informasi bahwa indikator keberhasilan tindakan pembelajaran sudah

tercapai karena semua siswa sudah mengalami peningkatan individu

dari skor dasar mereka dengan poin perkembangan minimal 20.

Persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 adalah 65,4%.

Dari kegiatan refleksi tersebut diputuskan untuk melanjutkan

penelitian tindakan selanjutnya dengan memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang terjadi pada siklus I.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini telah dijelaskan

pada prosedur penelitian. Materi pelajaran yang diajarkan pada siklus

II ini adalah perkalian dan pembagian bilangan bulat. Untuk materi

perkalian dan pembagian bilangan bulat ini, SD Inpres I Besusu

memberikan indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai oleh

siswa kelas V adalah mengalikan dengan cara bersusun pendek dan

membagi dengan cara bersusun pendek dengan materi bilangan bulat

49

Page 50: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

yang disajikan adalah bilangan bulat positif. Sehingga untuk

perkalian dan pembagian bilangan bulat yang melibatkan bilangan

bulat negatif tidak diberikan oleh peneliti kepada siswa. Karena

peneliti harus menyesuaikan dengan kurikulum yang ada di SD Inpres

I Besusu.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pembelajaran dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Agustus

2007. Pembelajaran yang digunakan pada tindakan ini adalah

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual.

Sehingga setiap fase pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

diterapkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yaitu

konstruktivisme, bertanya, inquiry, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi dan penilaian autentik.

Sebelum masuk fase pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru

terlebih dahulu membuka pelajaran dengan memberi salam,

memotivasi siswa, menyampaikan indikator keberhasilan belajar siswa

dan menggali pengetahuan pra syarat siswa yaitu penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Karena perkalian merupakan

penjumlahan berulang dan pembagian merupakan pengurangan

berulang. Berikut petikan penyampaian guru kepada seluruh siswa:

”Anak-anak sekalian, hari ini kita akan belajar matematika dan materi yang akan kita pelajari adalah perkalian dan pembagian bilangan bulat. Jadi setelah pembelajaran selesai Ibu harap kalian

50

Page 51: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

dapat melakukan perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan cara bersusun pendek. Oleh karena itu, kalian harus berusaha untuk mencapai tujuan belajar kita pada hari ini. Ingat, yang ada diatas meja kalian hanya ada buku matematika dan alat tulis menulis.”

Selanjutnya guru menyajikan materi pra syarat yaitu

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk membangkitkan

pengetahuan pra syarat siswa, guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan lisan. Pada tahap ini, guru telah menerapkan komponen

konstruktivisme. Karena siswa diajak untuk membangun kembali

pengetahuan yang telah diperoleh siswa. Selain itu, guru juga

menerapkan komponen bertanya dan refleksi. Waktu yang digunakan

pada tahap pendahuluan ini dalah 10 menit.

Fase 1: Penyajian Kelas

Pada fase ini guru memberikan contoh masalah dalam

kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perkalian dan pembagian

bilangan bulat. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, guru

menyajikan model berupa gula-gula dan siswa. Beriktu petikan

penjelasan guru kepada seluruh siswa:

”Anak-anak, tolong perhatikan gula-gula yang ada di meja Ibu. Ibu ingin membagi gula-gula ini sama banyak kepada anggota kelompok I. Jadi Ibu minta kelompok I untuk maju ke depan kelas dan mengambil gula-gula yang ada di atas meja Ibu. Sekarang kita akan menghitung dan melihat bersama-sama berapa banyak gula-gula yang diambil oleh kelaompok I.”

Setelah guru dan siswa menghitung bersama-sama banyaknya

gula-gula yang diambil kelompok I, kemudian siswa menyelidiki

51

Page 52: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

bahwa perkalian merupakan penjumlahan berulang. Pada tahap ini

siswa telah mengkonstruksi sendiri pemahamannya terhadap makna

perkalian. Selanjutnya untuk menyelesaikan soal perkalian, guru

memberikan contoh penyelesaian dengan menggunakan cara bersusun

pendek.

Untuk pembagian bilangan bulat, guru juga kembali

mengahdirkan suatu contoh masalah yang terkait dengan kehidupan

sehari-hari siswa dengan menghadirkan model berupa gula-gula dan

meminta siswa untuk membagi secara merata gula-gula tersebut

kepada rekan sekelompoknya. Kemudian siswa diminta untuk

menyelidiki bahwa pembagian merupakan bentuk pengurangan

berulang. Selanjutnya, untuk menyelesaikan soal yang berkaitan

dengan pembagian sampai pada ribuan maka digunakan pembagian

dengan cara bersusun pendek.

Pada fase ini terdapat beberapa penerapan dari komponen

pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, bertanya, inquiry dan

pemodelan. Waktu yang digunakan pada fase ini adalah 35 menit.

Fase 2: Transisi Tim

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru

menjelaskan kepada siswa apa yang akan dikerjakan oleh siswa dalam

kelompok belajarnya dan membagikan Lembar Kerja Siswa. Untuk

lebih mengefisienkan waktu, sehari sebelum pelaksanaan tindakan

52

Page 53: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pembelajaran, guru sudah menginformasikan kepada siswa untuk

duduk berdekatan berdasarkan kelompoknya masing-masing.

Sehingga siswa tidak perlu menimbulkan kegaduhan dan hal-hal yang

dapat membuang waktu (memindahkan meja maupun kursi untuk

duduk dengan kelompoknya masing-maing) seperti yang terjadi pada

siklus I. Waktu yang digunakan pada fase ini adalah 5 menit.

Fase 3: Tim Studi dan Monitoring

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru memonitor

aktivitas siswa dalam kelompokny agar berjalan lancar dan sesuai

dengan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

komponen masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual.

Sehingga kerja kelompok tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa

yang berkemampuan tinggi dan setiap anggota kelompok bertanggung

jawab terhadap kelompoknya. Guru berperan sebagai pembimbing,

jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan maka guru

memberikan bantuan yang sifatnya mengarahkan siswa untuk

memperoleh jawaban. Berikut petikan penjelasan guru kepada

kelompok IV dalam membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan

yang dialami dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa:

Siswa 1 : Ibu saya mau bertanya?Guru : Silahkan...bagian mana yang akan ditanyakan?

53

Page 54: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Siswa 1 : Apa maksud dari soal no.1 ini Bu? Tuliskan bentuk perkalian berikut sebagai suatu bentuk penjumlahan berulang dan tentukan hasil dari penjumlahan tersebut.a. 5 x 23 = ....................b. 7 x 52 = ....................

Guru : Baik, sekarang kita lihat untuk soal no.1 bagian a yaitu 5 x 23. Masih ingat tidak penjelasan Ibu di awal pembelajarn ketika setiap anggota kelompok I mengambil gula-gula dengan jumlah yang sama. Bagaimana kita menghitung berapa banyak gula-gula yang diambil oleh kelompok I?

Siswa 2 : Karena kelompok I ada 5 orang dan setiap orang mengambil 3 gula-gula jadi jumlah gula-gula yang diambil kelompok I yaitu 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =...ehm...15. Ya kan Bu?

Guru : Ya, bagus sekali. Terus penjumlahan berulang seperti itu kita tuliskan dengan bentuk perkalian seperti apa?

Siswa 2 : 3 + 3 + 3 + 3 + 3 itu sama dengan 5 x 3, iya kan Bu?Guru : Iya bagus sekali...jadi bentuk soal no. 1 kita tuliskan

bentuk perkalian itu sebagai bentuk penjumlahan berulang.

Siswa 3 : Jadi Bu, untuk bagian a. 5 x 23 = 23 + 23 + 23 + 23 + 23. ya kan Bu....Trus kita jumlahkan untuk mendapatkan hasilnya?

Guru : Ya, bagus sekali.........

Dalam kegiatan diskusi kelompok ini, umumnya seluruh siswa

lebih antusias daripada siklus I. Karena siswa sudah paham dan

mengerti apa yang akan dijelaskan dan bagaimana mereka bersikap

dalam kelompoknya. Beberapa siswa yang berkemampuan rendah

nampak aktif dalam kegiatan kelompok.

Pada fase ini, peneliti menerapkan komponen bertanya, inquiry

dan masyarakat belajar. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya

mengarahkan, peneliti juga menerapkan komponen konstruktivisme

dimana siswa diajak untuk mengkonstruksikan sendiri pemahamannya

54

Page 55: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

terhadap perkalian dan pembagian bilangan bulat. Waktu yang

digunakan pada fase ini adalah 40 menit.

Fase 4: Pengujian

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini aadalah guru

memberikan tes akhir kepada siswa. Guru juga meminta kepada siswa

untuk menyelesaikan soal dengan jujur dan tidak bekerja sama dengan

teman yang lain. Waktu yang digunakan pada fase ini adalah 10

menit.

Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, kemudian guru

mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memiliki kerja sama yang paling baik dan kelompok yang memperoleh

nilai terbaik pada siklus I. Dan pada akhirnya guru mengakhiri

pelajaran dengan memberikan salam.

3) Data Hasil Wawancara Siklus II

Wawancara dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Agustus

2007. Banyaknya siswa yang diwawancarai ada 4 orang. Wawancara

berlangsung di ruang dewan guru SD Inpres I Besusu. Hasil

wawancara ini dapat dilihat pada lampiran 20.

Kegiatan wawancara ini dilaksanakan untuk menemukan

jawaban terhadap penyebab kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh

siswa dalam menyelesaikan tes akhir. Pertanyaan-pertanyaan pada

wawancara ini terfokus pada: (1) Apakah siswa senang menyelesaikan

55

Page 56: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

tugas secara kelompok, (2) Mengapa informan masih salah dalam

menentukan hasil perkalian antara dua buah bilangan, (3) Kesulitan

yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal penerapan yang terkait

dengan perkalian dan pembagian bilangan bulat, (4) Bagaimana

tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.

Berdasarkan fokus pertanyaan tersebut, diperoleh gambaran

informasi sebagai berikut:

1. Siswa senang menyelesaikan tugas secara kelompok karena

mereka dapat bekerja sama dan saling membantu antar anggota

kelompok untuk memahami materi pelajaran.

2. Untuk perkalian bilangan diatas 5 informan NA dan AP kurang

dapat menentukan hasilnya. Karena menurut informan sulit

menghafal perkalian tersebut dan jika dikerjakan dengan

menjumlahkan bilangan yang sama akan memakan waktu yang

lama.

3. Untuk soal penerapan, siswa mengalami kesulitan untuk memulai

pengerjaan soal mereka. Karena mereka bingung dengan apa yang

harus mereka kerjakan.

4. Siswa merasa senang dengan proses pembelajaran yang telah

diterapkan oleh peneliti, karena berbeda dengan situasi

pembelajaran yang selama ini mereka terima.

4) Data Hasil Observasi Siklus II

56

Page 57: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Secara keseluruhan hasil observasi yang dikemukakan oleh

teman sejawat dan guru matematika kelas V SD Inpres I Besusu

menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II lebih baik dari

pada pembelajaran siklus I. Hal ini terlihat dari meningkatnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut uraian hasil

observasi tersebut:

a. Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, semua siswa

terlihat aktif dan sangat antusias untuk bekerja sama dan belajar

bersama rekan sekelompoknya. Bila terdapat siswa yang belum

memahami materi pelajaran, siswa yang lain membantu

memberikan arahan. Sehingga pembelajaran tidak hanya di

dominasi oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Untuk

informan NA dan AP yang pada siklus I masih terlihat pasif dan

kurang aktif, pada siklus II ini sudah menunjukkan keaktifan

dalam proses pembelajaran. Hasil observasi pengamat terhadap

aktivitas siswa ini dapat dilihat pada lampiran 19.

b. Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas guru

Selama kegiatan pembelajaran pada siklus II ini

berlangsung, berdasarkan hasil obervasi dari dua pengamat

menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan prosedur

57

Page 58: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun (lampiran 18).

5) Data Penilaian Sikap

Sikap siswa terhadap pelajaran matematika menyangkut

perbuatan, perasaan, pikiran siswa yang didasarkan pada pendapat atau

keyakinan pribadi (Depdiknas, 2004: 22).

Penilaian sikap dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Agustus

2007. Penilaian ini berpa angket dengan 10 pernyataan yang diisi

oleh seluruh subyek penelitian. Skala yang digunakan adalah skala

likert dengan skor tertinggi setiap butir adalah 5 dan yang terendah

adalah 1. Kategori hasil pengukuran penilaian sikap adalah tinggi,

sedang dan rendah. Kategori hasil pengukuran sikap dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Kategori Hasil Pengukuran Penilaian Sikap

No. Skor Siswa Kategori Sikap123

39 – 5027 – 3810 – 26

TinggiSedangRendah

Sumber: Depdiknas, 2004.

Berdasarkan hasil analisis penilaian sikap, dari 28 subyek

penelitian hanya 25 siswa yang mengikuti penilaian sikap. Yang

dikategorikan mempunyai sikap yang tinggi ada 18 siswa (72%), yang

dikategorikan mempunyai sikap sedang ada 7 siswa (28%) dan tidak

58

Page 59: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ada (0%) yang dikategorikan mempunyai sikap yang rendah. Siswa

yang dikategorikan mempunyai sikap yang tinggi pada umumnya

memperoleh hasil yang baik pada sat tes akhir sedangkan siswa yang

dikategorikan mempunyai sikap yang sedang umumnya tidak

memperoleh hasil yang baik pada saat tes akhir. Hal ini berarti bahwa

siswa yang mempunyai sikap yang tinggi terhadap materi pelajaran

maka siswa tersebut memperoleh nilai yang baik pada pelajaran

tersebut.

6) Data Penilaian Minat

Minat siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan

dengan keingintahuan, kecenderungan (hati) siswa yang tinggi, gairah

atau keinginan terhadap pelajaran matematika. Siswa yang memiliki

minat terhadap pelajaran matematika bisa diharapkan prestasi belajar

matematikanya akan meningkat dan bagi yang tidak berminat biasanya

sulit untuk meningkatkan prestasi belajar matemtikanya (Depdiknas,

2004:22).

Penilaian minat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8

Agustus 2007. Penilaian ini berupa angket dengan 10 pernyataan yang

diisi oleh seluruh siswa. Skala yang digunakan adalah skala likert

dengan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

59

Page 60: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Tabel 4.1. Kategori Hasil Pengukuran Penilaian Minat

No. Skor Siswa Kategori Minat123

39 – 5027 – 3810 – 26

TinggiSedangRendah

Sumber: Depdiknas, 2004.

Dari 28 subyek penelitian, hanya 25 siswa yang mengikuti

penilaian minat. Yang dikategorikan mempunyai minat yang tinggi

sebanyak 12 siswa (48%), yang dikategorikan mempunyai minat yang

sedang ada 13 siswa (25%) dan tidak ada (0%) yang dikategorikan

mempunyai minat yang rendah.

Jika dikaitkan dengan hasil tes akhir siswa, diperoleh

hubungan bahwa siswa yang memiliki minat yang besar terhadap

materi pelajaran memperoleh hasil pembelajaran yang lebih optimal

dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat yang sedang. Hal ini

dikarenakan siswa yang memiliki minat yang tinggi akan merasa

senang terhadap materi pelajaran sehingga diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

7) Data Penilaian Diri Siswa

Penilaian diri siswa terhadap pelajaran matematika

berhubungan dengan pandangan terhadap kemampuan diri dalam

belajar matemtika (Depdiknas, 2004:22).

60

Page 61: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Penilaian diri dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Agustus

2007. Penilaian ini berupa angket dengan 10 pernyatan yang harus

ditanggapi oleh seluruh subyek penelitian. Dari 28 siswa, hanya 26

siswa yang mengikuti tes penilaian diri karena terdapat 2 siswa yang

tidak hadir karena sakit.

Dari hasil penilaian diri terlihat bahwa siswa yang menilai

dirinya memiliki kemampuan di dalam pelajaran matematika ternyata

memperoleh nilai yang lebih optimal dibanding siswa yang menilai

dirinya memiliki kemampuan yang rendah. Ini mengindikasikan

bahwa siswa sudah mampu memberikan penilaian terhadap dirinya

sendiri secara obyektif.

8) Refleksi Hasil Tindakan Siklus II

Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini selesai,

guru bersama pengamat mendiskusikan hasil pembelajaran.

Dari hasil observasi diperoleh informasi bahwa dalam

pelaksanaan siklus II ini guru dan siswa terlihat sangat aktif dan

antusias. Guru telah melaksanakan rencana pembelajaran

sebagaimana yang diharapkan. Kegiatan kelompok belajar siswa juga

berlangsung sangat baik.

Pembelajaran pada siklus II diarahkan agar siswa dapat

melakukan perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan baik. Dari

hasil tes akhir tindakan dan Lembar Kerja Siswa, diperoleh informasi

61

Page 62: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

bahwa indikator keberhasilan tindakan pembelajaran telah tercapai

yaitu minimal poin perkembangan siswa adalah 20. Hal yang

mendukung keberhasilan ini selain keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran juga pemberian materi perkalian dan pembagian

bilangan bulat di Sekolah Dasar telah dilakukan secara kontinu dari

siswa duduk di kelas I. Sehingga, setiap tahunnya siswa mempelajari

perkalian dan pembagian bilangan bulat positif dengan nilai dari

bilangan pembagi maupun bilangan yang dibagi semakin besar.

Berdasarkan hasil tes akhir, hasil wawancara, hasil observasi

dan mengacu pada indikator keberhasilan tindakan maka pembelajaran

pada siklus II ini dari segit ”hasil” dan ”proses” telah berhasil dan

kemampuan seluruh siswa pada penelitian ini telah meningkat.

B. Pembahasan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka pembahasan pada penelitian meliputi pelaksanaan 4 fase

pembelajaran kooperatif tiep STAD dan penerapan 7 komponen utama

pembelajaran kontekstual pada setiap fase pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Namun sebelumnya akan dibahas beberapa hal yang terkait dengan pelaksanaan

proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini teridir dari kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Fase-fase pada pembelajaran kooperatif tipe

62

Page 63: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

STAD termuat pada kegiatan inti. Seangkan komponen-komponen pembelajaran

kontekstual telah terlihat sejak kegiatan awal.

Sebelum melaksanakan fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD,

kegiatan yang dilakukan oleha guru adalah (1) menyampaikan tujaun

pembelajaran dan memotivasi siswa, dan (2) menggali pengetahuan pra syarat

siswa.

Tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa adalah melakukan operasi

hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Selain itu, guru juga

menyampaikan indikator keberhasilan pembelajaran kepada seluruh siswa.

Melalui penyampaian tujuan pembelajaran dan indikator keberhasilan

pembelajaran diharapkan siswa dapat termotivasi dan terfokus pada tujuan yang

harus dicapai.

Materi pelajaran yang akan diterima oleh siswa pada prinsipnya

merupakan materi yang telah dipelajari siswa di kelas sebelumnya. Karena materi

yang ada di Sekolah Dasar pada setiap jenjang kelasnya hampir sebagian besar

sama, hanya mengalami perluasan materi. Oleh karena itu, untuk mencapai

indikator keberhasilan tindakan maka diperlukan materi pra syarat. Materi pra

syarat yang diajukan merupakan materi sama yang telah dipelajari oleh siswa di

kelas sebelumnya. Dengan membangkitkan pengetahuan pra syarat siswa, akan

membentuk pemahaman aal siswa tentang operasi hitung bilangan bulat.

63

Page 64: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

a. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti mencoba menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dimana pembelajaran ini merupakan

suatu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran

dan semua tingkatan umur. Berikut uraian pelaksanaan setiap fase

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1. Penyajian Kelas

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran dengan dimulai

pengajuan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya memberikan alternatif cara penyelesaian masalah tersebut

dengan teknik pembelajaran yang telah direncanakan yaitu peragaan

model siswa. Pada peragan ini selain guru menjadi model, siswa juga

dilibatkan untuk menjadi model. Setelah siswa mengerti prinsip

penggunaan model siswa ini, guru memberikan gambaran bahwa kegiatan

tersebut menjadi ilustrasi yang digunakan pada operasi abstrak. Hal ini

sesuai dengan aplikasi dari teori belajar Bruner yang dimulai dari tahap

kongkrit, semi kongkrit dan abstrak. Pada siklus I, materi yang diajarkan

adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penggunaan alat

peraga model siswa ini sangat membantu siswa dalam menentukan hasil

dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sehingga pada tes

64

Page 65: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

akhir tindakan pada umumnya siswa memperoleh nilai yang baik

dibandingkan tes awal.

Pada siklus II, materi yang diajarkan adalah perkalian dan

pembagian bilangan bulat positif. Untuk materi ini, selain menggunakan

model siswa guru juga menggnakan alat peraga lain (gula-gula). Pada

fase ini juga, guru sering mengontrol pemahaman siswa dengan

mengajukan pertanyan-pertanyaan. Setelah seluruh siswa dapat

memahami pokok materi maka selanjutnya kegiatan pembelajaran masuk

pada fase 2.

2. Transisi Tim

Pada fase ini, guru mengorganisir seluruh siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar. Guru juga membagikan Lembar Kerja

Siswa dan memberikan petunjuk hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa

di dalam kelompok belajarnya. Guru juga menyampaikan bahwa

keberhasilan dan kegagalan anggota kelompok akan sangat mempengaruhi

kesuksesan kelompok. Sehingga setiap anggota kelompok harus

bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Karena siswa

belum terbiasa dengan belajar kelompok, maka pada siklus I fase ini

menggunakan waktu yang lama dan kurang efektif. Hal ini dipengaruhi

proses berpindah tempat duduk siswa dan penentuan tempat belajar

kelompok. Sehingga pada siklus II, guru telah mengkoordinir tempat

65

Page 66: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

yang akan digunakan kelompok belajar siswa sehari sebelum pelaksanaan

tindakan.

3. Tim Studi dan Monitoring

Setelah siswa berada dalam kelompok belajarnya masing-masing,

selanjutnya guru memonitoring aktifitas siswa. Dalam memonitor

aktifitas siswa ini, guru dibantu oleh dua pengamat agar semua kelompok

dapat bekerja dengan baik. Dalam memonitor kerja siswa, selain

memberikan arahan terhadap kesulitan yang dihadapi siswa dalam

menyelesaikan Lembar Kerja Siswa, guru juga mengawasi dan

mengarahkan kerja sama antar anggota kelompok. Dengan tujuan, di

dalam kerja kelompok tidak didominasi oleh seorang siswa atau terdapat

siswa yang tidak berpartisipasi dalam kelompok. Setelah seluruh

kelompok telah menyelesaikan tugasnya, maka kegiatan pembelajaran

masuk pada fase 4.

4. Pengujian

Pada fase ini guru memberikan tes akhir tindakan. Masing-masing

siswa berusaha dan bertanggung jawab secara individual untuk melakukan

yang terbaik sebagai hasil kerja kelompok. Dalam hal ini siswa tidak

dibenarkan sama sekali untuk bekerja sama dengan anggota kelompok

yang lain. Guru memberikan pengertian kepada siswa untuk menyadari

bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberi sumbangan

66

Page 67: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok dan juga menjadi

indikator perkembangan individu.

b. Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran yang dilaksnakan pada penelitian ini menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual.

Penedekatan kontekstual ini memuat komponen-komponen utama yaitu

konstruktivisme, bertanya, inquiry, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi

dan penilaian autentik. Berikut uraian penjelasan masing-masing komponen.

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)

pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa

dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan sesuai

pengalamannya. Konstruktivisme sudah muncul sejak awal pembelajaran

pada saat guru menggali pengetahuan pra syarat siswa. Karena gru

mengajak siswa untuk menggali pengetahuan yang telah dimiliki dan

membangunnya.

Konstruktivisme juga muncul pada saat guru menyajikan materi

(pada fase 1). Selain itu, konstruktivisme juga muncul pada saat siswa

bekerja dalam kelompok belajarnya masing-masing. Dengan demikian

jelas bahwa pada kegiatan pembelajaran komponen konstruktivisme telah

diterapkan.

67

Page 68: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

2. Bertanya

Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal

dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan dan aspek penting dari

pembelajaran. Komponen bertanya ini diterapkan oleh peneliti mulai dari

awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Selain itu, bertanya

merupakan awal dari kegiatan inquiry. Dalam sebuah pembelajaran,

kegiatan bertanya berguna untuk: menggali informasi, mengecek

pemahaman siswa, memecahkan persoalan yang dihadapi,

membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana

keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa,

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru,

membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3. Inquiry

Kegiatan inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-

fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Pada sat pembelajaran, peneliti menerapkan komponen inquiry

mulai pada saat menyajikan materi pelajaran (fase 1) dan pada saat siswa

bekerja dalam kelompok belajarnya masing-masing.

68

Page 69: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

4. Masyarakat Belajar

Dalam masyarakat belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari

kerja sama dengan orang lain. Pada penelitian ini jelas bahwa peneliti

menerapkan komponen masyarakat belajar ini karena model pembelajaran

yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa dibagi

dalam kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari

yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat

menangkap mendorong temannya yang lambat, dan seterusnya.

Masyarakat belajar ini bisa terjadi apabila ada proses komunikasi

dua arah. Oleh karena itu, guru harus selalu mengawasi dan

memonitoring kerja siswa dalam kelompok agar tidak terdapat dominasi

beberapa orang siswa.

5. Pemodelan

Komponen pembelajaran kontekstual selanjutnya adalah

pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan dapat

berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas

belajar. Pada sat pembelajaran berlangsung, peneliti menyediakan model

berupa guru sendiri, siswa dan benda-benda yang telah disiapkan oleh

guru yaitu gula-gula. Kegiatan pemodelan ini terjadi pada saat fase 1

penyajian kelas. Penggunaan model dari benda-benda kongkrit ini sejalan

dengan teori belajar Bruner yang menjelaskan bahwa pelaksanaan

69

Page 70: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

pembelajaran dimulai pada tahap enaktif dimana pengetahuan diperoleh

secara aktif melalui benda-benda kongkrit.

6. Refleksi

Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari

atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa

yang lalu. Kegiatan refleksi ini telah diterapkan oleh peneliti pada awal

pembelajaran yaitu pada saat guru menggali pengetahuan pra syarat siswa

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Sehingga diharapkan siswa dapat

memperoleh hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

dengan pengetahuan yang baru.

7. Penilaian Autentik

Kegiatan penilaian merupakan pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Kegiatan

penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga

bukan hanya hasil belajar yang dinilai tapi juga prosesnya. Instrumen

penilaian yang digunakan berupa tes, observasi, wawancara, lembar

penilaian minat dan sikap serta lembar penilaian diri. Melalui instrumen

penilaian yang bervariasi tersebut, bentuk penilaian tidak hanya terfokus

pada penilaian ranah kognitif tapi juga penilaian ranah afektif dan

psikomotor.

70

Page 71: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

c. Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Hitung Bilangan Bulat

Berdasarkan hasil paparan data penelitian di temukan bahwa

penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung

bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata perolehan nilai siswa pada

setiap siklusnya dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran pada siklus I difokuskan kepada penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Dilihat dari hasil tes awal, pada penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat siswa mengalami banyak kesalahan dalam

penggunaan prinsip garis bilangan dalam menentukan hasil dari penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat. Khususnya prinsip pengurangan. Sehingga

untuk soal pengurangan pada tes awal, tidak seorangpun siswa yang memiliki

jawaban yang benar. Namun, setelah diberikan tindakan pada siklus I hampir

sebagian besar siswa sudah memberikan jawaban yang benar pada soal

pengurangan.

Pembelajaran pada siklus II difokuskan agar siswa dapat menentukan

perkalian dan pembagian bilangan bulat positif dengan menggunakan

perkalian dan pembagian cara bersusun pendek. Untuk materi perkalian dan

pembagian bilangan bulat merupakan perluasan dari materi yang sama pada

kelas IV. Karena materi operasi hitung bilangan bulat sudah dipelajari oleh

subyek mulai dari kelas I Sekolah Dasar dengan angka atau nominal yang

semakin besar untuk setiap jenjang kelasnya. Sehingga peneliti hanya

71

Page 72: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

memperbaiki kekurangan yang dimiliki siswa pada saat menyelesaikan tes

awal bentuk perkalian dan pembagian. Dan berdasarkan jawaban siswa pada

tes akhir tindakan menunjukkan peningkatan pemahaman.

72

Page 73: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual

yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung bilangan

bulat didalamnya termuat 4 fase pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu (1)

penyajian kelas, (2) transisi tim, (3) tim studi dan monitoring dan (4)

pengujian, dengan setiap fase pembelajarannya diterapkan 7 komponen

pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, bertanya, inquiry,

masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian autentik.

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

kontekstual juga dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa dalam

belajar.

B. Saran

1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual

layak dipertimbangkan sebagai suatu strategi pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam mengajarkan operasi hitung bilangan bulat dan pokok

bahasan lainnya.

73

Page 74: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu memperhatikan efisiensi

waktu dan perencanaan yang matang agar pembelajaran lebih efektif.

74

Page 75: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pembelajaran Matematika Yang Kontekstual, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Operasi Bilangan Bulat. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Pendekatan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Khafid, M. & Suyati. 2007. Pelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar Kelas V Semester 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kurniawaty, Rini Eka. 2007. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VIID SMP Negeri 2 Palu Pada Konsep Persegi, Persegi Panjang dan Belah Ketupat Melalui Model Pembelajaran Integratif. Skripsi tidak diterbitkan. Palu: FKIP Universitas Tadulako.

Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Maleong, L.J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurhadi & Senduk. A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang.

Negoro & Harahap. 2001. Ensiklopedi Matematika, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Usman H.B. 2001. Aplikasi Belajar Kooperatif Untuk Memahami Konsep Limit Fungsi Satu Variabel. Tesis tidak diterbitkan. Malang Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

75

Page 76: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Usman H.B. 2004. Strategi Pembelajaran Kontemporer Suatu Pendekatan Model, Cisarua: Depdiknas.

Usman H.B. dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: FKIP UNTAD.

Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas.

Zainuddin. 2002. Studi Tentang Penerapan Belajar Kooperatif Tipe STAD dengan Konsentrasi Gaya Kognitif F1 dan FD Siswa pada Pembelajaran Fungsi di Kelas II Madrasah Aliyah Negeri I Palu. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang.

76

Page 77: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDMata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : V / 1Pokok Bahasan : Bilangan BulatSub Pokok Bahasan : Operasi Hitung Bilangan BulatAlokasi Waktu : 3 x 35 menit

1. Standar KompetensiMelakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

2. Kompetensi DasarMelakukan operasi hitung campuran bilangan bulat.

3. Hasil Belajara. Siswa dapat menunjukkan kemampuan mengenal bilangan bulat.b. Siswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

4. IndikatorSetelah selesai pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:1. Memberikan contoh penggunaan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari.2. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dengan baik sebagai bentuk

pengenalan terhadap bilangan bulat.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

5. Kegiatan Belajar MengajarModel Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe STADMetode : Diskusi, tanya jawab dan pemberian tugasPendekatan : Kontekstual

77

Page 78: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Fase Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Komponen Pembelajaran Kontekstual

Waktu

Kegiatan AwalMenyampaikan tujuan pembelajaran.Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan pra syarat siswa

● Memperhatikan penjelasan guru

● Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

● Konstruktivisme● Refleksi● Bertanya

15’

1. Penyajian kelas

Kegiatan Inti1. Menyajikan materi

pelajaran dengan mengajukan masalah sehari-hari yang terkait dengan penggunaan bilangan bulat yang tertuang dalam bahan ajar Siklus I (hal. 80) dan mengenalkan bentuk bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.

2. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan model siswa

3. Memberikan petunjuk kepada siswa kegiatan yang akan dipelajari dalam kelompok

4. Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

● Memperhatikan, memahami dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan seksama

● Memperhatikan penjelasan guru

dan mengajukan pertanyaan jika ada yang danggap belum dimengerti.

● Menjawab pertanyaan atau bertanya

● Konstruktivisme● Pemodelan

● Bertanya

30’

2. Transisi ke Tim

5. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar

● Mencatat nama-nama kelompok

● Masyarakat belajar

10’

78

Page 79: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

6. Membagi LKS Siklus I kepada setiap kelompok

dan bergabung dengan kelompoknya masing-masing

● Menerima LKS

3. Tim Studi dan Monitoring

7. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam kelompoknya untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS dan guru berjalan mengelilingi siswa untuk memonitor pekerjaan siswa dan jika terdapat masalah, guru memberikan bantuan seperlunya yang sifatnya mengarahkan.

● Berdiskusi dengan teman kelompok dan meminta bantuan lepada guru jika mengalami kesulitan

● Masyarakat belajar

● Konstruktivisme● Bertanya● Penilaian autentik● Inquiry

30’

4. Pengujian 8. Memberikan tes individu kepada siswa

● Mengerjakan tes individu

● Penilaian autentik 20’

Kegiatan PenutupMemberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik

79

Page 80: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

BAHAN AJAR SIKLUS I

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

Ketika duduk di kelas IV kalian telah belajar tentang bilangan bulat dan

operasinya. Masih ingatkah kalian pada bilangan bulat. Mari kita lihat kembali

pengertian bilangan bulat berikut.

Bilangan bulat terdiri dari:

Bilangan-bilangan yang bertanda negatif (-1, -2, -3, -4, ...) yang

selanjutnya disebut bilangan bulat negatif.

Bilangan 0 (nol), dan

Bilangan-bilangan yang bertanda positif (1, 2, 3, 4, ..) yang

selanjutnya disebut bilangan bulat positif.

Jika digambarkan pada garis bilangan adalah sebagai berikut:

Pada garis bilangan, tampak bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol dan

bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol.

Berikut contoh masalah yang disajikan berkaitan dengan penjumlahan dua

buah bilangan bulat:

Ryan sedang bermain monopoli.Karena bangkrut, Ryan meminjam uang

sebesar $8 kepada Bank. Beberapa saat kemudian Ryan mendapatkan bonus

dari dana umum sebesar 13$. Uang dari bonus tersebut digunakan Ryan

untuk membayar hutangnya kepada Bank. Berapa sisa uang yang dimiliki

Ryan saat ini?

Untuk menentukan hasil dari (-8) + 13 digunakan garis bilangan yang digambarkan di

lantai depan kelas dan meminta siswa untuk berjalan pada garis bilangan tersebut.

Dalam kegiatan ini, guru menekankan kepada siswa untuk menggunakan prinsip

penggunaan garis bilangan dengan baik dan benar.

80

0 -1 1 -2 -3 -4 2 3 4

Page 81: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR TES AWAL

Nama : Pekerjaan orang tua :

Kelas : Suku :

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1. Diberikan bilangan-bilangan sebagai berikut: -3, 4, 0, -2, 3, 1, -1, 2, -4.

Gambarlah bilangan-bilangan tersebut ke dalam garis bilangan!

2. Tulislah bilangan negatif dua puluh lima.

3. Tentukan hasil dari penjumlahan berikut: (-10) + 5 = ......

4. Tentukan hasil dari pengurangan berikut: (-3) – 4 = ......

5. Tentukan hasil dari perkalian berikut : 2634 x 16 = ......

6. Tentukan hasil dari pembagian berikut: 2094 : 6 = .......

81

Page 82: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Pembagian Kelompok Belajar Siswa

Kelompok Nama Siswa Tingkat Kemampuan Keterangan

I

II

III

IV

V

VI

Moh. NofrianAlfandiMoh. AlfayedNur AzizahFitriani

Fahmi L.Maulid AdityaSuci Diah FajrinIwan Saputra

NursafitriMoh. FikriMoh. Ryan AdityaAdi Putra

Rifky DirgantaraDea AmeliaWahyudi IndrawanDian Anggraini

Debi NursarifaAlfath DirgantaraFikriawanRika Israyanti

FarhanAlif Wahyu AgungArdiRiski DamayantiWulandari

TinggiSedangSedangRendahRendah

TinggiSedangSedangRendah

TinggiSedangSedangRendah

TinggiSedangSedangRendah

TinggiSedangSedangRendah

TinggiSedangSedangRendahRendah

I

I

I

I

Keterangan:

I = Informan

82

Page 83: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ANALISIS SKOR TES INDIVIDU SIKLUS I

No. Nama Siswa 1 2 3 Skor Perolehan

Skor Ideal

Nilai Ketuntasan10 10 15 Ya Tdk

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.2021.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung PArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Ryan AdityaMoh. NofrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

1010101010810-

101010510101010101010-91010101010108

5810510210-

101082222251010-2101055552

10512510510-

12155285710101012-515108101095

25233220301530-

323523920171922253032-

1635302325252415

35353535353535-

3535353535353535353535-

3535353535353535

7165.791.45785

42.885-

91.410065.72557

48.554

62.87185

91.4-

4510085

65.7717168

42.8

-

-

Jumlah skor yang dicapai 248 152 218 618 910Jumlah skor maksimum 260 260 390 910 910 910Persentase ketuntasan (%) 95.4 58.5 55.8 67.9 100 65.4 65.4 34.6

83

Page 84: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ANALISIS SKOR PENINGKATAN INDIVIDU SIKLUS I

No. Nama Siswa Skor Dasar (SD)

Skor Tes Akhir (SA)

SA - SD Poin Perkembanga

n1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.2021.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung P.ArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Ryan AdityaMoh. NofrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

50505025752575-

757525-

252525505075--

257575--

252525

7165.791.45785

42.885-

91.410065.72557

48.554

62.87185

91.4-

4510085

65.7717168

42.8

2115.741.43210

17.810-

16.425

40.72532

23.529

12.82110

91.4-

202510

65.7714638

17.8

30303030203020-

3030303030303030302030-

3030203030303030

84

Page 85: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ANALISIS SKOR TES INDIVIDU SIKLUS II

No. Nama Siswa 1 2 3 Skor Perolehan

Skor Ideal

Nilai Ketuntasan15 15 20 Ya Tdk

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.2021.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung P.ArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Ryan AdityaMoh. NofrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

1515151515151515151515515151515151515151515151515151514

1515151515101510151515515105101515151551515151515155

105204185162202077510101061220410201578556

40355034483046275050371735353035364250343050453738353525

50505050505050505050505050505050505050505050505050505050

8070100689660925410010074347070607072841006860100907476707050

Jumlah skor yang dicapai 399 360 278 1042 1400 2084Jumlah skor maksimum 420 420 560 1400 1400 2800Persentase ketuntasan (%) 95 85 48.8 74.07 82.1 17.8

85

Page 86: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

ANALISIS SKOR PENINGKATAN INDIVIDU SIKLUS II

No. Nama Siswa Skor Dasar (SD)

Skor Tes Akhir (SA)

SA - SD Poin Perkembanga

n1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.2021.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung P.ArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Ryan AdityaMoh. NofrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

7165.791.45785

42.885-

91.410065.72557

48.554

62.87185

91.4-

4510085

65.7717168

42.8

8070100689660925410010074347070607072841006860100907476707050

94.38.61111

17.27548.60

8.3913

21.56

7.211

8.6681505

8.3517

7.2

20202030303020302020202030302020202020303020202020202020

86

Page 87: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Analisis Penilaian Sikap

No. Nama SS S N TS STS Total Keterangan5 4 3 2 1 Tinggi Sedang Rendah

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung P.ArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Rian AdityaMoh. NovrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

76246-1064645610541085107104--1046

-4754--4645-4-55-25-2-2---44

--11------13----------3---1-

3----------1----------1---1-

-----------1---1----1-------

4146414346-5046444643374650454150484550435039--504146

-

--

87

Page 88: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Analisis Penilaian Minat

No. Nama SS S N TS STS Total Keterangan5 4 3 2 1 Tinggi Sedang Rendah

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.

AlfandiAlfath DirgantaraAlif Wahyu Agung P.ArdiDea AmeliaDian AnggrainiDebi NursarifaDewi Lafri SadaniFahmi LangkadjaFarhanFikriawanFitrianiIwan SaputraMaulid AdityaMaulana Adi PutraMoh. Rian AdityaMoh. NovrianMoh. FikriMoh. AlfayetMoh. Fadil MubarakNur AzizahPuput NursafitriRifky DirgantaraRiski DamayantiRischa IsrayantiSuci Diah FajrinWahyudi IndrawanWulandari

76246-1064645610541085107104--1046

-4754--4645-4-55-25-2-2---44

--11------13----------3---1-

3----------1----------1---1-

-----------1---1----1-------

4146414346-5046444643374650454150484550435039--504146

-

--

88

Page 89: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Transkrip Wawancara Siklus I

1. Dengan NA

P : Assalammua’laikum NA.

NA : Waa’laikumussalam Bu.

P : NA, Ibu boleh bertanya tentang pembelajaran yang telah kita lakukan

kemarin?

NA : Boleh Bu.

P : Bagaimana menurutmu belajar matematika kemarin?

NA : Enak Bu. Asyik.....soalnya beda dari biasanya.

P : Trus, bagaimana dengan soal tesnya?

NA : Agak sulit Bu....dan saya kekurangan waktu buat kerja tesnya.

P : Baik, sekarang kita lihat jawaban tes kamu (sambil memperlihatkan hasil

tes subyek NA). Yang no.1 sudah benar, hanya kenapa penulisan anak

panah yang pertama di pakai simbol melangkah?

NA : Oh Bu, waktu Ibu mengajar kan Ibu bilang langkah pertama itu maju

sebanyak 4 langkah dari skala 0. Makanya saya gambarkan seperti itu Bu.

P : Bagus, tapi kemudian kita harus gambarkan anak panahnya tidak setelah

melangkah sebanyak 4 langkah?

NA : Ehmmmmm....iya Bu. Jadi saya punya salah Bu? Karena tidak

digambarkan anak panah dari titik 0 ke 4.

P : Iya betul sekali....jadi setelah kita menggambar langkah maka kita

gambarkan anak panahnya. Trus, sekarang yang no. 2

NA : Anak panah untuk langkah pertama juga saya tidak gambarkan Bu.

P : Iya betul sekali. Selain itu, ada lagi tidak kesalahan kamu?

NA : Apa ya Bu?

P : Perhatikan langkah selanjutnya! Bentuk operasinya apa?

NA : Pengurangan Bu.

P : Jadi, kalau pengurangan prinsipnya seperti apa? Maju atau mundur?

NA : Mundur Bu.

89

Page 90: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Sekarang kita perhatikan jawaban kamu. Setelah ujung anak panah ada di

titik negatif 4, ini melangkah maju atau mundur?

NA : Oh ya, saya punya salah Bu. Soalnya itu melangkah maju.

P : Sebelum melangkah mundur, apa yang harus diperhatikan?

NA : Bilangan pengurangnya Bu. Kalau bilangan pengurangnya bilangan

positif, maka ujung anak panah menghadap ke bilangan positif, sedangkan

kalau bilangan pengurangnya bilangan negatif maka ujung anak panahnya

menghadap ke bilangan negatif.

P : Bagus sekali....sekarang perhatikan soalnya. Bilangan pengurangnya

bilangan positif atau bilangan negatif?

NA : Bilangan negatif Bu. Jadi, seharusnya ujung anak panahnya menghadap

ke bilangan negatif ya Bu.

P : Iya, jadi sudah tahu kesalahannya dimana kan? Sekarang untuk soal

ceritanya, kenapa belum selesai?

NA : Bu, saya agak bingung dengan soal ceritanya....mau diapakan. Maknya

saya lambat kerjanya Bu. Trus, waktunya juga cuma sedikit.

P : Jadi, kalau sekarang dilanjutkan pekerjaanya bisa tidak? Ini sudah benar,

jadi awalnya kita hitung berapa semua cicilan yang sudah dibayar oleh

Pak Dedi. Caranya ya...dijumlahkan.

NA : Oh Bu, berarti kita jumlahkan Rp. 125.000,00 sebanyak lima kali. Trus

kalau sudah begitu bagaimana Bu?

P : Berapa utangnya Pak Dedi kita kurangi dengan cicilan yang sudah

dibayar. Mengerti?

NA : Oh...kalau begitu saya tahu Bu untuk mengerjakannya.

P : Tadi, waktu belajar ada kesulitan tidak?

NA : Saya masih bingung-bingung dengan prinsip penggunaan garis bilangan

itu Bu.

P : Senang tidak belajar kelompoknya?

90

Page 91: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

NA : Senang Bu...Cuma tadi agak rame sekali jadi belajarnya tidak terlalu

serius.

2. Dengan IS

P : Bagaimana belajar matemtika kemarin IS?

IS : Bagus Bu, saya suka sekali.....

P : Senang belajar kelompoknya?

IS : Iya Bu. Soalnya kita bisa belajar bersama-sama teman-teman dan teman-

teman yang pintar juga mengajar teman yang tidak bisa.

P : Soal-soalnya bagaimana?

IS : Ada yang susah Bu...

P : Baik, sekarang kita lihat jawaban tes kamu (sambl memperlihatkan hasil

tes kepada subyek). Yang no. 1 sudah benar, sekarang perhatikan yang

no. 2. Bentuk operasinya apa?

IS : Pengurangan Bu.

P : Masih ingat prinsipnya? Kalau penjumlahan seharusnya bagaimana dan

kalau pengurangan seharusnya bagaimana?

IS : Iya Bu....kalau penjumlahan itu maju dan kalau pengurangan itu mundur.

P : Bagus sekali...sekarang perhatikan jawaban kamu. Dari skala 0 maju

sebanyak 4 langkah ke bilangan negatif dan berhenti di skala -4. Sebelum

melangkah maju atau mundur, apa yang harus diperhatikan?

IS : Bilangan sesudahnya?

P : Biasa juga disebut apa?

IS : Ehmmmmm.....apa ya Bu?

P : Bilangan pengurang. Perhatikan soal, bilangan pengurangnya bilangan

negatif atau bilangan positif?

IS : Bilangan pengurangnya bilangan negatif.

P : Jadi kesimpulannya bagaimana kalau bilangan pengurangnya bilangan

negatif?

IS : Ujung anak panah menghadap ke bilangan negatif.

91

Page 92: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Iya, terus langkah selanjutnya apa?

IS : Berarti mundur Bu.

P : Bagus sekali, sekarang coba gambarkan yang namanya melangkah

mundur itu seperti apa?

IS : (menggambar di kertas yang telah disediakan peneliti dan ternyata

jawabannya salah, sehingga peneliti memberikan jawaban yang benar

kepada subyek IS).

P : Ingat ya! Maju itu berarti bergerak dari pangkal anak panah ke ujung anak

panah, sedangkan mundur berarti bergerak dari ujung anak panah ke

pangkal panah.

IS : Iya Bu, sekarang saya sudah mengerti.

P : Sekarang soal no.3. kok tidak selesai dijawab?

IS : Saya bingung bagian terakhir itu Bu. Bagaimana mencari sisa utang Pak

Dedi?

P : Sekarang perhatikan, utang Pak Dedi Rp. 750.000,00 terus berapa cicilan

yang sudah dibayar Pak Dedi selama 5 bulan?

IS : Jawaban say Bu Rp 625.000,00

P : Mana yang lebih besar, utang Pak Dedi atau cicilan yang yang sudah

dibayar Pak Dedi?

IS : Utang Pak Dedi Bu.

P : Berarti masih ada cicilan lagi yang harus dibayar Pak dedi kan? (subyek

mengangguk). Untuk menentukan sisa cicilan yang harus dibayar Pak

Dedi bagaimana?

(subyek terdiam)

P : Berarti kita kurangi antara Rp. 750.000,00 dengan Rp. 625.000,00 Kalau

sudah seperti itu bisa tidak?

IS : Bisa Bu.

3. Dengan WI

P : Bagaimana belajar matemtika kemarin? Senang tidak?

92

Page 93: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

WI : Saya senag Bu, soalnya belajarnya bersama-sama jadi saya tidak takut

bertanya sama teman. Kebetulan teman satu kelompok saya orangnya

baik-baik jadi saya senang belajar.

P : Ada kesultan tidak?

WI : Tidak ada Bu. Cuma soal tes kemarin kayaknya banyak salahnya Bu.

Soalnya saya agak bingung.

P : Baik sekarang kita perhatikan hasil tes kamu. (sambil memperlihatkan

hasil tes subyek kepada subyek). Yang no. 1 sudah benar, sekarang

perhatikan yang no. 2. Ingat tidak bagaimana bedanya melangkah maju

dan mundur pada anak panah?

WI : Lupa Bu.

P : Baik, sekarang Ibu ingatkan! Melangkah maju itu berarti bergerak dari

pangkal anak panah ke ujung naka panah, sedangkan melangkah mundur

itu berarti bergerak dari ujung anak panah ke pangkal anak panah (sambil

menggambarkan contohnya di scarik kertas). Tahu yang mana namanya

ujung dan pangkal anak panah?

WI : Iya Bu. Yang ini namanya pangkal anak panah dan yang ini namanya

ujung anak panah (sambil menunjukkan pada gambar yang telah dibuat

peneliti tadi).

P : Iya bagus sekali.

WI : Jadi, saya punya salah ya Bu, solanya yang saya kerja berarti bukan

mundur tapi maju.

P : Iya, terus yang no. 3 kok tidak selesai kasih jawabannya?

WI : Saya tahu Bu, Cuma saya kehabisan waktu Bu.

P : Jadi kalau diselesaikan sekarang bisa kan?

WI : Berarti tinggal di cari sisa utang Pak Dedi kan Bu?

P : Iya, caranya bagaimana?

93

Page 94: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

WI : Ehmm...karena utang yang sudah dibayar itu Rp. 625.000,00 dan utangnya

Pak Dedi itu Rp. 750.000,00 jadi tinggal dikurangkan saja Bu, Rp.

750.000,00 – Rp. 625.000,00

P : Iya, bagus sekali.

4. Dengan AP

P : Ibu ingin tanya beberapa hal tentang belajar matemtika kemarin. Gimana

belajar matematika kemarin, senang tidak?

AP : Senang Bu.

P : Ada kesulitan tidak?

AP : Teman-teman satu kelompok saya ribut sekali Bu, terus kadang mereka

tidak bisa ajar saya dengan baik.

P : Maksudnya bagaimana? Teman-temanmu tidak mengajarimu?

AP : Diajar Bu, tapi kadang saya tidak paham dengan apa yang mereka bilang

dan pas saya minta diulang, mereka sudah tidak mau kasih tahu saya Bu.

P : Berarti kelompokmu belum bisa bekerja sama dengan baik. Terus,

bagaimana tesnya? Bisa jawab kan?

AP : Susah soalnya Bu.

P : Baik, sekarang kita perhatikan jawaban kamu. Untuk soal no. 1 sudah

benar, cuma gambar garis bilangannya tolong diperbaiki ya supaya Ibu

mengerti. Sekarang perhatikan no. 2. Bentuk operasinya apa?

AP : Pengurangan Bu.

P : Kalau pengurangan, kita harus melangkah maju atau mundur?

AP : Ehm...lupa Bu.

P : Sekarang tolng perhatikan ya, kalau pengurangan kita melangkah mundur,

begitu juga sebaliknya kalau penjumlahan kita melangkah mundur. Yang

dimaksud melangkah maju atau mundur itu seperti apa?

AP : Kalu maju, berarti dari belakang maju ke depan dan kalau mundur berarti

dari depan mundur ke belakang.

94

Page 95: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Baik bagus sekali. Sekarang kalau dalam gambar anak panah, yang maju

itu bagaimana yang mundur itu bagaimana?

AP : Tidak tahu Bu.

P : Sekarang Ibu gambarkan anak panah (sambil menggambarkan sebuah

anak panah di secarik kertas). Yang mana ujung anak panah dan yang

mana pangkal anak panah?

(Subyek AP menunjukkan pada gambar ujung anak panah dan pangkal anak

panah).

P : Ya, bagus sekali. Sekarang kalau kita sebut depan sebagai ujung anak

panah dan belakang sebagai pangkal anak panah. Jadi bagaimana yang

disebut melangkah maju atau mundur itu?

AP : Maju berarti dari ujung anak panah k pangkal anak panah sedangkan

mundur berarti dari pangkal anak panah ke ujung anak panah.

P : Ya bagus sekali. Sekarang kalau kita akan melangkah mundur atau maju

berdasarkan bentuk operasi pada soal, apa yang harus diperhatikan

terlebih dahulu?

AP : Tidak tahu Bu.

P : Yang harus diperhatikan adalah bilangan pengurangnya. Kalau bilangan

pengurangnya bilangan positif maka ujung anak panah ke bilangan positif

sedangkan kalau bilangan pengurangnya bilangan negatif maka ujung

anak panahnya menghadap ke bilangan negatif. Sekarang perhatikan,

bilangan pengurangnya bilangan positif atau bilangan negatif?

AP : Bilangan negatif Bu. Jadi ujung anak panahnya menghadap bilangan

negatif dong Bu.

P : Ya betul sekali. Jadi langkah selanjutnya adalah mundur sebanyak berapa

langkah?

AP : Tujuh langkah Bu.

P : Ujung anak menghadap kemana?

AP : Ke bilangan negatif Bu.

95

Page 96: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Jadi sekarang sudah tahu dimana kesalahan jawabanmu dan sudah bisa

diperbaiki kan?

AP : Iya Bu.

P : Untuk soal ceritanya bagaimana?

AP : Saya bingung Bu mau diapakan?

P : Bagaimana menghitung cicilan utang Pak Dedi selama 5 bulan?

AP : Tidak tahu Bu.

P : Tiap bulannya Pak Dedi harus membayar berapa?

AP : Rp. 125.000,00 jadi kalau lima bulan dikali lima dong Bu.

P : Iya boleh, sekarang bisa dikerja tidak?

(subyek mencoba mengalikan Rp. 125.000,00 x 5 di scarik kertas)

AP : Hasilnya Rp. 625.000,00

P : Terus masih ada tidak utangnya Pak Dedi?

AP : Masih Bu.

P : Berapa?

AP : Tidak tahu Bu.

P : Karena utang Pak Dedi Rp. 750.000,00 sedangkan cicilan yang sudah

dibayar itu Rp. 625.000,00 jadi mencari sisanya itu?

AP : Dikurangi Bu.

P : Ya betul sekali. Hasilnya sudah bisa ditentukan kan?

(subyek mencoba mengerjakan di secarik kertas)

AP : Hasilnya Rp. 125.000,00

P : Ya, bagus sekali. Sekarang kamu sudah mengerti. Oh ya, jangan lupa

dengan prinsip-prinsip pengerjaan penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat yang tadi Ibu sudah ajarkan ya!

AP : Iya Bu.

96

Page 97: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Siklus I

Indikator pencapaian hasil belajar:

a. Siswa dapat membaca dan menulis lambang bilangan bulat

b. Siswa dapat melakukan penjumlahan dua buah bilangan bulat

c. Siswa dapat melakukan pengurangan dua buah bilangan bulat

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

1. Berikut diberikan pernyataan, tulislah bilangan bulat yang dimaksud dalam setiap

pernyataan berikut!

No. Pernyataan Bilangan Bulat1.2.3.4.5.

Suhu tubuhnya naik 5oCMundur tujuh puluh dua langkahUntungnya dua puluh lima ribu rupiahBerhasil naik seribu enam ratus dua belas tanggaMeluncur ke bawah tujuh ratus sembilan tangga

2. Tuliskan contoh hal-hal yang ada di sekitarmu yang berkenaan dengan

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Dengan memperhatikan langkah-langkah prinsip penggunaan garis bilangan dalam

menentukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, tentukan hasil dari

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat berikut dengan menggunakan garis

bilangan.

a) (-3) + 7 = ........

b) (-3) + (-7) = ........

c) 2 – 8 = .......

97

Page 98: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

d) (-2) – 8 = .......

e) (-2) – (-8) = ........

3. Citra sedang bermain monopoli. Citra berhasil mengumpulkan modal sebesar Rp.

45.000,00. Citra membeliu perumahan seharga Rp. 37.000,00 tetapi ia juga

terkena pajak dan asuransi sebesar Rp. 1.500,00. Berapa sisa modal citra

sekarang?

98

Page 99: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR TES AKHIR SIKLUS I

Nama :

Kelas :

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1. Selesaikan penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan.

4 + (-10) = ................

2. Selesaikan pengurangan berikut dengan menggunakan garis bilangan.

-4 – (-7) = .................

3. Pak Dedi meminjam uang dari Pak Isak sebesar Rp. 750.000,00. Setiap bulannya

Pak Dedi meminjam cicilan sebesar Rp. 125.000,00. Bulan ini Pak Dedi telah

membayar cicilan yang kelima. Berapa sisa utang Pak Dedi?

99

Page 100: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDMata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : V / 1Pokok Bahasan : Bilangan BulatSub Pokok Bahasan : Operasi Hitung Bilangan BulatAlokasi Waktu : 3 x 35 menit

1. Standar KompetensiMelakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

2. Kompetensi DasarMelakukan operasi hitung campuran bilangan bulat.

3. Hasil Belajara. Siswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan perkalian dan

pembagian bilangan bulat dengan cara bersusun pendek.b. Siswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya.

4. IndikatorSetelah selesai pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:1. Mengalikan dengan cara bersusun pendek.2. Membagi dengan cara bersusun pendek.3. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian

bilangan bulat.4. Menyelesaikan soal terkait masalah sehari-hari yang melibatkan operasi

hitung campuran bilangan bulat.

5. Kegiatan Belajar MengajarModel Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe STADMetode : Diskusi, tanya jawab dan pemberian tugasPendekatan : Kontekstual

100

Page 101: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Fase Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Komponen Pembelajaran Kontekstual

Waktu

Kegiatan Awal● Menyampaikan tujuan

pembelajaran.● Mengajukan pertanyaan

untuk mengetahui pengetahuan pra syarat siswa

● Memperhatikan penjelasan guru

● Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

● Konstruktivisme● Refleksi● Bertanya

15’

2. Penyajian kelas

Kegiatan Inti1. Menyajikan materi

pelajaran dengan mengajukan masalah sehari-hari yang terkait dengan perkalian dan pembagian bilangan bulat yang tertuang dalam bahan ajar Siklus II (lampiran )

2. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan soal perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan cara bersusun pendek

3. Memberikan petunjuk kepada siswa kegiatan yang akan dipelajari dalam kelompok

4. Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

● Memperhatikan, memahami dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan seksama

● Memperhatikan penjelasan guru

dan mengajukan pertanyaan jika ada yang danggap belum dimengerti.

● Menjawab pertanyaan atau bertanya

● Konstruktivisme● Pemodelan

● Bertanya

30’

2. Transisi ke Tim

5. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar

● Mencatat nama-nama kelompok dan bergabung dengan kelompoknya masing-masing

● Masyarakat belajar

10’

101

Page 102: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

6. Membagi LKS Siklus I kepada setiap kelompok

● Menerima LKS

3. Tim Studi dan Monitoring

7. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam kelompoknya untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS dan guru berjalan mengelilingi siswa untuk memonitor pekerjaan siswa dan jika terdapat masalah, guru memberikan bantuan seperlunya yang sifatnya mengarahkan.

● Berdiskusi dengan teman kelompok dan meminta bantuan lepada guru jika mengalami kesulitan

● Masyarakat belajar

● Konstruktivisme● Bertanya● Penilaian autentik● Inquiry

30’

4. Pengujian 8. Memberikan tes individu kepada siswa

● Mengerjakan tes individu

● Penilaian autentik 20’

Kegiatan PenutupMemberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik

102

Page 103: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

SIKLUS II

Indikator pencapaian hasil belajar:

a. Siswa mampu mengalikan dengan cara bersusun pendek

b. Siswa mampu membagi dengan cara bersusun pendek

c. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan

pembagian bilangan bulat.

d. Menyelesaikan soal terkait masalah sehari-hari yang melibatkan operasi hitung

campuran bilangan bulat.

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

1. Jabarkan perkalian berikut ini dalam bentuk penjumlahan berulang kemudian

tentukan hasilnya.

a. 5 x 23 = ........ + ....... + ....... + ....... + ........

b. 7 x 52 = .........

c. 16 x 15 = .........

2. Tentukan hasil dari perkalian berikut dengan cara bersusun pendek.

a. 5730 x 35 = ...........

b. 14730 x 43 = ...........

3. Seorang pedagang menjual satu kilogram mangganya dengan harga Rp. 6.500,00.

Jika banyaknya mengga yang akan di jual adalah 65 kg. Berapa jumlah

penghasilan yang diperoleh pedagang tersebut?

103

Page 104: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

4. Paman mempunyai 5 kandang, masing-masing berisi 35 ekor ayam. Kemarin 12

ekor ayam Paman mati. Hari ini Paman membeli lagi 27 ekor ayam, berapa

jumlah ayam Paman sekarang?

5. Tentukan hasil dari pembagian berikut dengan cara bersusun pendek.

a. 27296 : 8 = ..........

b. 55360 : 16 = ........

6. Sebuah rumah makan memiliki 7 ruangan. Tiap ruangan memiliki 5 meja. Hari

ini jumlah pengunjung 315 orang, berapa banyak orang yang menempati tiap

meja?

104

Page 105: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR TES AKHIR SIKLUS II

Nama :

Kelas :

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1. Selesaikan perkalian berikut dengan cara bersusun pendek.

46382 x 31 = .......

2. Selesaikan pembagian berikut dengan cara bersusun pendek.

6804 : 12 = .......

3. Bu Teja memiliki usaha cenderamata. Dalam satu minggu Bu Teja berhasil

menjual 136 buah cenderamata. Jika harga satu cenderamata Rp. 6.300,00

berapa pendapatan Bu Teja selama satu minggu?

105

Page 106: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Transkrip Wawancara Siklus II

1. Dengan NA

P : Assalammua’laikum NA.

NA : Waa’laikumussalam Bu.

P : Ibu mau tanya soal pelajaran matematika kita kemarin. NA senang tidak

belajar secara kelompok?

NA : Senang Bu.

P : Kenapa?

NA : Soalnya kita bisa bertanya dengan teman satu kelompok dan belajar sama-

sama dengan teman yang lain.

P : Sekarang kita bahas soal tesnya. Sekarang tolong perhatikan jawaban

kamu (sambil memperlihatkan hasil tes siswa kepada subyek). Untuk

nomor 1 jawaban kamu sudah benar. Sekarang untuk nomor 2, kenapa

setelah kamu kalikan antara 12 dengan 5 hasilnya kamu tulis di bawah

angka 04?

NA : Saya kira memang begitu Bu.

P : Sekarang tolong perhatikan. Untuk memperoleh nilai 5 kamu membagi

berapa 12?

NA : Dengan 68 Bu. Dua angka pertama.

P : Iya bagus sekali. Jadi setelah kita kalikan antara 12 dengan 5 hasilnya

juga kita letakkan di bawah angka 68. Sekarang coba kamu selesaikan

soal ini.

(Subyek menyelesaikan soal tersebut dengan arahan peneliti)

P : Jadi sekarang Ibu harap kamu sudah bisa menentukan pembagian dengan

cara bersusun pendek yang benar.

NA : Iya Bu.

P : Sekarang perhatikan soal nomor 3, kenapa jawaban kamu tidak selesai?

NA : Saya bingung Bu, bagaimana langkah selanjutnya?

106

Page 107: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Langkah awal yang kamu kerjakan ini sudah benar, jadi kamu tinggal

melanjutkannya saja.

NA : Jadi Bu, caranya kita kalikan 6300 dengan 136?

P : Iya, sekarang coba kamu tentukan hasilnya!

(Subyek menyelesaikan soal tersebut dengan arahan dari peneliti)

NA : Bu, waktu kerjakan soal itu saya banyak makan waktu jadi saya kehabisan

waktu dan tidak selesai mengerjakannya.

P : Baik, sekarang kamu bisa selesaikan. Ibu juga ingin tanya apa kamu

mengalami kesulitan pada saat kita belajar secara berkelompok?

NA : Tidak Bu. Saya senang bisa belajar kelompok apalagi kalau Ibu juga

mengawasi jadi kita tidak bermain waktu belajar.

P : Baik NA, terima kasih buat waktunya.

2. Dengan IS

P : Ibu mau tanya pendapat kamu tentang belajar matemtika kita kemarin.

Apa IS senang belajar secara berkelompok?

IS : Iya Bu. Soalnya kita bisa kerja sama dengan teman yang lain.

P : Sekarang Ibu mau tanya tesnya? Perhatikan jawaban kamu (sambil

memperlihatkan hasil tes subyek). Untuk soal nomor 1 dan 2 sudah benar

dan lengkap jawaban kamu. Perhatikan jawaban nomor 3. Tidak selesai

ya?

IS : Iya Bu. Soalnya saya bingung mau diapakan lagi.

P : Perhatikan soalnya. Dalam satu minggu Bu Teja berhasil menjual 136

buah cenderamata. Jadi yang dimaksud berhasil menjual 136 buah

cenderamata itu dalam satu minggu atau dalam satu hari?

IS : Ehm....satu minggu Bu.

P : Jadi, apa perlu kita mengubah satu minggu itu ke dalam hari?

IS : Kayaknya tidak Bu.

P : Iya bagus sekali. Jadi tidak perlu kamu mengalikan 7 hari dengan 136

buah cenderamata, karena 136 buah cenderamata itu yang berhasil di jual

107

Page 108: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Bu Teja dalam satu minggu bukan satu hari. Terus, untuk mencari

pendapatan Bu Teja jika harga satu buah cenderamata itu Rp. 6.300,00

bagaimana?

IS : Tidak tahu Bu. Saya bingung.

P : Perhatikan satu cenderamata harganya Rp. 6.300,00 sedangkan

cenderamata yang terjual dalam satu minggu itu 136 buah. Jadi

menentukan banyaknya pendapatan yang diperoleh Bu nTeja adalah

dengan mengalikan.

IS : Jadi, 6300 dikali dengan 136 BU?

P : Iya betul sekali. Bisa menyelesaikannya?

IS : Bisa Bu. (sambil menyelesaikan soal tersebut di secarik kertas yang

disediakan oleh peneliti). Jawabannya 856.800

P : Iya, jadi lain kali kalau menjawab soal penerapan seperti ini baca berulang

kali pertanyaanya supaya paham apa yang dimaksud dalam soal.

IS : Iya Bu.

3. Dengan WI

P : Ibu mau tanya apa WI senang belajar secara berkelompok seperti yang

telah kita lakukan?

WI : Iya Bu, saya senang sekali.

P : Kenapa?

WI : Soalnya saya bisa belajar bersama-sama teman yang lain dan saya bisa

bertanya dengan teman yang tahu Bu.

P : Sekarang kita periksa hasil tes kamu. Untuk soal nomor 1 dan 2 sudah

benar dan baik sekali kamu mengerjakannya. Tapi untuk soal nomor 3

kenapa tidak selesai?

WI : Saya bingung Bu.

P : Bingungnya dimana?

WI : Saya tidak tahu cara menjawabnya, dimulai dari mana?

108

Page 109: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Baik sekarang tolong perhatikan soalnya. Bu Teja memiliki usaha

cenderamata. Dalam satu minggu Bu Teja berhasil menjual 136 buah

cenderamata. Jika harga satu cenderamata Rp. 6.300,00 berapa

pendapatan Bu Teja selama satu minggu? Perhatikan dalam jangka waktu

berapa lama Bu Teja berhasil menjual 136 buah cenderamata?

WI : Satu minggu Bu. Berarti tujuh hari.

P : Betul sekali. Tapi sekarang pertanyaannya berapa pendapatan Bu Teja

selama satu minggu atau satu hari?

WI : satu minggu Bu.

P : Jadi, apa perlu kita mengubah satu minggu itu ke dalam hari untuk

menyelesaikan soal ini WI?

WI : Ehmmmmm.....tidak Bu.

P : Iya betul sekali. Perhatikan dalam satu minggu terjual 136 buah

cenderamata dan satu buah cenderamata itu harganya Rp. 6.300,00 jadi

berapa pendapatan Bu Teja dari menjual cenderamata selama satu

minggu?

WI : Berarti dikalikan Bu.

P : Iya betul. Jadi, Rp. 6.300,00 dikali dengan 136. Sekarang coba kamu

selesaikan soal ini, bisa kan?

WI : Bisa Bu (sambil menyelesaikan soal tersebut) hasilnya Rp. 856.800,00

P : Iya bagus sekali. Sekarang Ibu mau tanya selama kita belajar dengan

berkelompok ada kesulitan yang dihadapi WI?

WI : Tidak Bu. Saya senang belajar kelompok seperti ini. Karena ada Ibu

yang mengawasi, jadinya teman-teman kurang bermain.

P : Baik WI, terima kasih buat waktunya.

4. Dengan AP

P : Baik AP, sekarang Ibu mau bertanya tentang belajar matematika kita

kemarin. Apa kamu senang belajar secara berkelompok?

109

Page 110: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

AP : Saya senang Bu. Asalkan ada Ibu yang selalu mengawasi supaya teman-

teman tidak bermain. Dengan belajar kelompok kita bisa bekerja sama

dengan teman yang lain buat jawab latihan soal.

P : Sekarang Ibu mau tanya hasil tes kamu (sambil memperlihatkan hasil tes

subyek). Untuk soal no.1 kamu sudah mengerjakannya dengan baik dan

benar. Sekarang perhatikan no. 2, di hasil pembagiannya dari mana kamu

mendapatkan nilai 5?

AP : Kan di ambil dua angka jadi 68 dibagi 12 itu dapat 5 Bu.

P : Iya betul sekali. Sekarang langkah selanjutnya setelah kita dapat hasil dari

pembagian 68 dengan 12, apa AP?

AP : Terus kita kalikan 5 dengan 12 Bu.

P : Iya, hasilnya berapa?

AP : 60 Bu.

P : Bagus sekali. Terus dimana kita meletakkan angka 60 itu?

AP : Paling ujung Bu. Ini saya punya saya taruh diujung Bu.

P : Betul paling ujung, tapi ujung yang kamu maksud itu belum tepat. Iangat,

tadi untuk mendapatkan nilai 5 di hasil pembagian kita membagi angka

berapa dengan 12?

AP : 68 Bu.

P : jadi, hasil perkalian antara 12 dengan 5 juga harus diletakkan di bawah

angka yang kita ambil tadi.

AP : Jadi, saya punya salah dong Bu, berarti seharusnya angka 60 ditaruh di

bawah angka 68 Bu baru dikurangi.

P : Iya betul sekali, sekarang coba kamu perbaiki. (Subyek memperbaiki

jawabannya)

P : Jadi sudah tahu dimana letak kesalahannya?

AP : Iya Bu.

110

Page 111: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

P : Sekarang perhatikan no. 3. Cara kerjanya sudah betul, hanya saja kenapa

tidak selesai jawabannya dan kenapa 6 x6 hasilnya 32? (sambil

menunjukkan letak kesalahan subyek pada kertas jawabannya).

AP : Saya kehabisan waktu Bu, dan saya juga agak bingung kalau perkaliannya

sudah tiga susun seperti itu Bu. Terus 6 x6 bukan 32 ya Bu?

P : Sekarang coba kamu hitung dengan cara penjumlahan berulang untuk

menentukan hasil dari 6 x 6.

(Subyek melakukan penjumlahan angka 6 sebanyak 6 kali dan menghitung

hasilnya)

AP : Hasilnya 36 Bu. Jadi salah saya punya ya Bu.

P : Iya. Kalau kamu kurang yakin dengan hasil dari perkalian dua buah

bilangan gunakan saja definisi perkalian itu sendiri yaitu penjumlahan

berulang.

AP : Malas Bu, lama sekali terus hafalan perkalian saya kalau sudah di atas 5

agak lupa-lupa Bu.

P : Hilangkan sifat malas kamu. Dan untuk perkalian antara 4 angka dengan

3 angka yang kamu kerjakan itu sudah benar caranya. Jadi untuk langkah

yang ketiga, setiap angka dari 6300 dikalikan dengan angka 1 dan

letaknya maju satu langkah dari angka diatasnya, sama seperti langkah 1

dan 2. Sekarang tolong kamu selesaikan jawaban kamu ini!

(Subyek mengerjakan soal tersebut dengan baik).

P : Baik AP, terima kasih buat waktunya.

111

Page 112: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Daiyatushalihah

No. Stb : A 231 03 012

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan benar bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, November 2007

Yang Membuat Pernyataan

Daiyatushalihah

112

Page 113: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

RIWAYAT HIDUP

Daiyatushalihah, dilahirkan di Palu pada tanggal 24 Oktober 1985, anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Mukhlis Kosasih, S.Ag. dengan Endang

Darinih, B.A. Dikarenakan kepindahan tempat tugas orang tua maka pendidikan

sekolah dasar di tempuh di dua sekolah yaitu dari kelas 1 sampai kelas di MIN Sausu

dan kelas 6 di SD Negeri 1 Kali Kabupaten Buol dan tamat pada tahun 1997.

Sekolah lanjutan pertama diselesaikan di MTs Al-Istiqamah Desa Ngata Baru

Kecamatan Sigi Biromaru dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun yang sama,

melanjutkan studi di MAN 2 Model Palu dan tamat pada tahun 2003.

Karena dorongan yang besar untuk menjadi seorang pendidik ilmu

Matematika, maka penulis melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Mulanya diterima melalui Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan

(PMDK) di Program Studi Pendidikan Kimia, namun karena tidak sesuai dengan

keinginan penulis maka penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB) dan diterima di Program Studi pendidikan Matemtika sesuai harapan

penulis.

113

Page 114: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

LEMBAR OBSERVASIPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL

Nama Sekolah : SD Inpres I BesusuMata pelajaran: MatematikaSub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulatNama Peneliti : DaiyatushalihahHari/Tanggal : Kamis, 26 Juli 2007

Petunjuk.Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan belajar berdasarkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan membubuhkan tanda cek () pada kolom yang tersedia.

No Aspek Yang Diamati Penilaian1 2 3 4

I KEGIATAN AWAL

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan

prasyarat siswa dengan materi yang akan dipelajari

II KEGIATAN INTI

Penyajian Kelas

a. Menyajikan materi pelajaran dengan mengajukan masalah

sehari-hari yang terkait dengan penggunaan bilangan bulat.

b. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat dengan menggunakan peragaan model siswa.

c. Memberikan petunjuk kepada siswa kegiatan yang akan

dilakukan dalam kelompok

d. Mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan

pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

114

Page 115: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

bertanya.

Transisi ke Tim

a. Membagi dan mengorganisir siswa ke dalam kelompok

belajar.

b. Membagi Lembar Kerja Siswa kepada setiap kelompok.

Tim Studi dan Monitoring

a. Meminta siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan

rekan sekelompoknya.

b. Membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS yang telah

diberikan

Pengujian

Meminta siswa untuk melakukan peragaan dalam menentukan

hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

KEGIATAN AKHIR

Memberikan pengahargaan kepada kelompok yang bekerja

dengan baik

PENGELOLAAN WAKTU

PENGAMATAN SUASANA KELAS

Siswa antusias

Guru antusias

Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik

115

Pengamat

Page 116: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

LEMBAR OBSERVASIAKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Nama Sekolah : SD Inpres I BesusuMata pelajaran: MatematikaSub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulatNama Peneliti : DaiyatushalihahHari/Tanggal : Kamis, 26 Juli 2007Informan :

Petunjuk.Berilah tanda cek () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.No Aspek Yang diamati Penilaian

1 2 3 4I Kegiatan Awal

1. Memperhatikan penjelasan guru2. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

II Kegiatan Inti1. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru

dengan baik dan seksama.2. Berdiskusi dengan kelompok3. Meminta bantuan pada teman kelompok atau guru4. Menjawab pertanyaan guru5. Melakukan peragaan model siswa dalam

menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

III Kegiatan akhirMemperhatiakn penjelasan guru

IV Suasana kelas (antusias siswa)Keterangan:1 = Tidak baik2 = Kurang baik3 = Cukup baik4 = Baik

116

Pengamat

Page 117: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok :Anggota : 1.

2. 3. 4.

1. Tuliskan contoh hal-hal yang ada disekitarmu yang berkenaan dengan

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Perhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan setiap

peragaan untuk menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

berikut.

Langkah 1. Posisi awal model harus berada pada skala nol.

Langkah 2. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka model harus

menghadap ke bilangan positif. Sebaliknya, jika bilangan pertama bertanda

negatif, maka model harus menghadap ke bilangan negatif.

Langkah 3. Model melangkah satu demi satu langkah ke skala yang sesuai

dengan bilangan pertama.

117

Page 118: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Langkah 4. Perhatikan bilangan penjumlah atau pengurangnya. Jika bilangan

penjumlah atau pengurang merupakan bilangan positif, maka model harus

menghadap ke bilangan positif. Sebaliknya, jika bilangan penjumlah atau

pengurang merupakan bilangan negatif, maka model harus menghadap ke

bilangan negatif.

Langkah 5. Jika operasi hitungnya adalah penjumlahan, maka model melangkah

maju sesuai dengan skala bilangan penjumlahnya. Sebaliknya jika operasi

hitungnya adalah pengurangan, maka model melangkah mundur sesuai dengan

skala bilangan pengurangnya.

Langkah 6. Posisi terakhir dari model menunjukkan hasil dari penjumlahan atau

pengurangan.

Lakukan peragaan untuk tiap soal penjumlahan berikut dan tentukan hasil

penjumlahannya.

Ingat: Setiap anggota kelompok harus melakukan peragaan, jika ada anggota

kelompok yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada anggota kelompok

yang lain atau kepada guru.

a. 3 + 5 = ................

b. (-3) + 5 = ................

c. (-3) + (-5) = ..............

d. 3 + (-5) = .................

e. 2 - 5 = .................

f. (-2) - 5 = ..................

g. 2 - (-5) = ..................

h. (-2) - (-5) =................

118

Page 119: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

119

Page 120: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Lembar Penilaian Diri (Student Self-Assesment)

Nama : Hari/Tgl :

Petunjuk :Untuk setiap pertanyaan dibawah ini jawab ya, tidak atau tidak yakin. Jawablah sejujur mungkin. Tambahkan komentar jika Anda menginginkan.

1. Saya sulit mengikuti pelajaran matematika

2. Saya memerlukan waktu yang lama untuk memahami pelajaran matematika

3. Saya mengalami kesulitan pada pokok bahasan Sstem Persamaan Linear Dua

Variabel

4. Kadang-kadang saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan ketika saya memulai

sebuah soal

5. Semakin sulit sebuah soal, semakin suka saya mengerjakannya

6. Saya biasanya menyerah apabila sebuah soal benar-benar sulit.

7. Rasanya saya lebih suka bekerja sendiri dari pada dengan kelompok.

8. Saya paling suka menghafal bagian dari matematika.

120

Page 121: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

9. Saya rasa matematika sesungguhnya tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-

hari.

10. Ada yang lebih dari matematika daripada hanya mendapat jawaban yang benar

Bubuhi X pada skala ini sesuai dengan posisi Anda.

Saya tidak pintar matematika

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saya pintar matematika

121

Page 122: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Lembar Penilaian Minat

Nama : Hari/Tgl :

Petunjuk :

Bubuhi cek () pada pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda, dengan SS=Sangat Setuju, S=Setuju, N=Netral/tidak berpendapat, TS=Tidak Setuju dan STS=Sangat Tidak Setuju. Jawablah sejujur mungkin.

No Pernyataan SS S N TS STS1 Saya berusaha hadir pada pelajaran matematika2 Saya selalu mengerjakan tugas matematika sebaik-

baiknya3 Saya berusaha memiliki buku matematika4 Saya tidak pernah menyontek saat mengerjakan

tugas matematika5 Jika saya ke toko buku yang pertama kali menarik

perhatian saya adalah buku matematika6 Waktu luang saya gunakan untuk membaca dan

mempelajari buku matematika 7 Jika saya berhalangan hadir pada pelajaran

matematika, saya selalu meminjam catatan teman 8 Saya senang membaca buku matematika 9 Saya lebih senang mengerjakan tugas matematika

dibandingkan membaca komik10 Saya senang mengerjakan tugas matematika

122

Page 123: IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN · Web viewSiswa dapat menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat dan operasi campurannya

Lembar Penilaian SikapNama : Hari/Tgl :

Petunjuk :

Bubuhi cek () pada pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda, dengan SS=Sangat Setuju, S=Setuju, N=Netral/tidak berpendapat, TS=Tidak Setuju dan STS=Sangat Tidak Setuju. Jawablah sejujur mungkin.

No Pernyataan SS S N TS STS1 Pelajaran matematika bermanfaat2 Saya berusaha memahami pelajaran matematika3 Saya selalu menjawab pertanyaan guru tentang

pelajaran matematika4 Pada saat pelajaran matematika berlangsung,

rasanya saya mudah berkonsentrasi untuk menyimak.

5 Saya senang menyelesaikan soal matematika karena memudahkan saya dalam mempelajari matematika

6 Saya selalu menanyakan materi yang kurang saya pahami

7 Guru matematika saya selalu menyajikan materi dengan jelas sehingga mudah dipahami

8 Saya senang jika ditunjuk guru untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis

9 Catatan matematika saya lengkap dan rapi10 Saya berusaha dapat memperoleh nilai bagus pada

setiap tes matematika

Bubuhi X pada skala ini sesuai dengan posisi anda.

Saya tidak senang belajar matematika

Saya senang belajar matematika

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

123