160
i IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMKN 1 PRAYA TENGAH Oleh Baiq. Ristin Karno Putri NIM:15.1.13.4.113 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2017

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

i

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SMKN 1 PRAYA TENGAH

Oleh

Baiq. Ristin Karno Putri NIM:15.1.13.4.113

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2017

Page 2: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

ii

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SMKN 1 PRAYA TENGAH

Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Baiq. Ristin Karno Putri NIM:15.1.13.4.113

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2017

Page 3: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Baiq. Ristin Karno Putri, NIM. 15.1.13.4.113 yang berjudul”Identifikasi

Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Matematika di SMKN 1 Praya Tengah” telah

memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji .

Disetujui pada tanggal :2017

Di bawah bimbingan

Pembimbing I

Nurhilaliati,M.Ag. NIP.197302082000032001

Pembimbing II

Kiki Riska Ayu Kurniawati, M.Pd. NIP.198906272015032007

Page 4: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

iv

Mataram,2017

Hal : UjianSkripsi

YangTerhormat

Rektor UIN Mataram

DiMataram

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

NamaMahasiswa : Baiq. RistinKarnoPutri

NIM : 151134113

Jurusan/Prodi :TadrisMatematika

Judul : IdentifikasiMiskonsepsiSiswaPadaPembelajaranMatematika

di SMKN 1 Praya Tengah

TelahmemenuhisyaratuntukdiajukandalamsidangmunaqasahskripsiFakultasIlmuTarbi

yahdanKeguruan UIN Mataram.Olehkarenaitu, kami berharap agar

skripsiinidapatsegeradimunaqasyahkan.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Pembimbing I

Nurhilaliati,M.Ag. NIP. 197302082000032001

Pembimbing II

Kiki RiskaAyuKurniawati,M.Pd. NIP.198906272015032007

Page 5: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

v

Page 6: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

vi

PENGESAHAN

Skripsioleh:Baiq. RistinKarnoPutri, NIM.151.13.4.113,dengan judul ”IdentifikasiMiskonsepsiSiswapadaPembelajaranMatematika di SMKN 1 Praya Tengah”, telah dipertahankan di depan pengujiProgram Studi Tadris Matematika, FakultasTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram pada hari jum’at tanggal 29 desember2017

Dewan Penguji

Nurhilaliati,M.Ag. (KetuaSidang/Pemb. 1)

( )

Kiki Riska Ayu Kurniawati, M.Pd (SekretarisSidang/Pemb. II)

( )

ErpinEvendi, M.Pd. (Penguji I)

( )

.YandikaNugraha, S.Si.M.Pd. (Penguji II)

( )

Mengetahui;

Dekan FakultasTarbiyah dan Keguruan,

Dr. Hj. Lubna, M.Pd. NIP.196812311993032008

Page 7: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

vii

MOTTO

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”.(Ath-Thalaq [65]:2-3)1.

1Departemen Pendidikan Agama Republik Indonesia ,Al-Qur’an dan Terjemahan Juz 1-30, (Surabaya:Tri Mekar,2004), hlm.558.

Page 8: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk ibuku Baiq. Agustina dan Ayahku Drs. Lalu Darma Karno, Adikku Lalu. Chairil Akbar dan keluargaku serta semua guruku, juga sahabat-sahabatku dan rekan-rekanku .”

Page 9: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan S.1 pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah, Nabi

Muhammad SAW sang pembawa kebenaran, perombak kebodohan menuju alam

yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa mengeluarkan ide dan

pikiran untuk menyusun karya ilmiah ini dengan cahaya pendidikan islami.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurhilaliati, M.Ag, selaku pembimbing I beserta Ibu Kiki Riska Ayu

Kurniawati, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan saran,

bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini, sehingga bisa

terselesaikan.

2. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Matematika atas bimbingan dan

ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.

3. Bapak Dr. Alkusairi , M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika

dan Bapak Erpin Evendi, M.Si. selaku sekretaris Program Studi Tadris

Matematika FakultasTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Mataram.

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Mataram.

Page 10: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

x

5. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Mataram

6. Ayahanda dan Ibunda tersayang, terimakasih atas do’a dan dukungan, kasih

dan cinta serta pengorbanan dalam mendidikku selama ini. Untuk kakakku

dan adik-adikku tersayang serta seluruh keluarga besarku, terimakasih untuk

semuanya.

Layaknya seorang pemula, penulis dengan sepenuh hati menyadari bahwa

dalam menyusun skripsi penelitian ini masih sangat banyak kekurangan dan

keterbatasan yang termuat di dalamnya, namun diharapkan bermanfaat bagi para

pembaca.

Page 11: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i

HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ..............................................................vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii

DAFTAR TABEL..............................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv

ABSTRAK .........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................5

C. Tujuandan Manfaat Penelitian ..........................................................6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..............................................7

E. Telaah Pustaka ..................................................................................8

F. Kerangka Teori..................................................................................11

1. Pembelajaran Matematika ...........................................................11

Page 12: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xii

a) Pembelajaran .......................................................................11

b) Matematika ..........................................................................12

c) Pembelajaran Matematika ...................................................13

2. Konsep .........................................................................................13

a) Konsep .................................................................................13

b) Belajar Konsep ....................................................................14

c) Macam-Macam Konsep .......................................................14

3. Miskonsepsi .................................................................................15

a) Konsepsi .................................................................................15

b) Prakonsepsi .............................................................................15

c) Miskonsepsi ............................................................................16

4. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Matematika ...........................17

5. Perbandingan Trigono metri pada Segitiga Siku-Siku ................18

a) Trigonometri ...........................................................................18

b) Materi Perbandingan Trigonometri ........................................18

c) Segitiga Siku-siku ...................................................................20

6. Miskonsepsi Siswa pada Materi Trigonometri ............................21

7. Penyebab Terjadi Miskonsepsi ....................................................22

G. Metode Penelitian..............................................................................23

1. Pendekatan Penelitian .................................................................23

2. Kehadiran Peneliti .......................................................................24

3. Sumber dan Jenis Data Penelitian ...............................................25

Page 13: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xiii

4. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................25

a) Tahap Persiapan ...................................................................26

b) Tahap Pengumpulan Data ....................................................26

1) Teknik Observasi (Pengamatan) .....................................27

2) Metode Tes ......................................................................27

3) Teknik Wawancara..........................................................28

5. Teknik Analisis Data ...................................................................29

a. Data Reduction (Reduksi Data) ............................................30

b. Data Display (Penyajian Data) .............................................31

c. Verification (Verifikasi) ........................................................31

6. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................32

a. Triangulasi.............................................................................32

b. Menggunakan Bahan Referensi ............................................32

H. Sistematika Pembahasan ...................................................................32

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .........................35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................35

1. Profil SMKN 1 Praya Tengah .....................................................35

2. Letak Geografis SMKN 1 Praya Tengah .....................................37

3. Sarana dan Prasarana SMKN 1 Praya Tengah ............................37

4. Keadaan Guru SMKN 1 Praya Tengah .......................................38

5. Keadaan Siswa SMKN 1 Praya Tengah .....................................40

6. Waktu Penelitian .........................................................................41

Page 14: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xiv

a) Tahap persiapan ......................................................................41

b) Tahap pelaksanaan ..................................................................41

c) Tahap pengumpulan data dan penyusunan laporan ................42

B. Data Hasil Tes ...................................................................................42

C. Identifikasi Data Hasil Penelitian......................................................43

D. Identifikasi Hasil Wawancara ...........................................................44

E. Hasil Validasi Data ...........................................................................63

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................66

A. Jenis Miskonsepsi yang dialami Siswa ............................................66

1. Miskonsepsi Klarifikasional ........................................................66

2. Miskonsepsi Kolerasional ...........................................................66

3. Miskonsepsi Teoritikal ................................................................66

B. Penyebab Miskonsepsi Siswa...........................................................67

C. Solusi Miskonsepsi yang Dialami Siswa .........................................66

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................69

A. Kesimpulan .......................................................................................69

B. Saran ..................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel distribusi frekuensi hasil ulangan harian siswa kelas X Akuntansi 1, 3.

Tabel1.2 Penyebab Miskonsepsi Siswa, 21.

Tabel1.3 Jadwal Kegiatan Penelitian, 33.

Tabel 2.1 Profil SMKN 1 Praya Tengah, 34.

Tabel 2.2 Prasarana di SMKN 1 Praya Tengah, 37.

Tabel 2.3 Daftar Jumlah Guru diSMKN 1 Praya Tengah,37.

Tabel 2.4 Daftar Jumlah SiswaSMKN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2016/2017,40.

Tabel 2.6 Deskripsi Dugaan Miskonsepsi Siswa,42.

Tabel 2.7 Hasil Validasi Data,62.

Page 16: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku, 17.

Gambar1.2 Segitiga Siku-Siku, 17

Gambar1.3 Ilustrasi Kesebangunan Pada Segitiga, 19

Gambar 1.4 Segitiga Siku-Siku, 20

Gambar 2.1 Kutipan Jawaban Siswa S1 nomor 1, 44

Gambar 2.2 Kutipan Jawaban Siswa S1 nomor 1a dan 1b, 45

Gambar 2.3 Kutipan Jawaban Siswa S1 nomor 2, 46

Gambar 2.4 Kutipan Jawaban Siswa S1 nomor 3, 48

Gambar 2.5 Kutipan Jawaban Siswa S2 nomor 1, 49

Gambar 2.6 Kutipan Jawaban Siswa S2 nomor 2, 51

Gambar 2.7 Kutipan Jawaban Siswa S2 nomor 3, 52

Gambar 2.8 Kutipan Jawaban Siswa S3 nomor 1, 53

Gambar 2.9 Kutipan Jawaban Siswa S4 nomor 1, 55

Gambar 2.10 Kutipan Jawaban Siswa S4 nomor 2, 57

Gambar 2.11 Kutipan Jawaban Siswa S4 nomor 3, 58

Gambar 2.12 Kutipan Jawaban Siswa S5 nomor 1, 58

Gambar 2.13 Kutipan Jawaban Siswa S5 nomor 3, 61

Page 17: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Ulangan HarianSiswa

Lampiran 2 Instrumen Soal Tes

Lampiran 3 Kunci Jawaban dan Skor

Lampiran 4 Instrumen Wawancara

Lampiran 5 Daftar Nilai Tes Siswa Kelas X Akuntansi I SMKN 1 Praya Tengah

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 Foto Siswa yang Mengikuti Tes

Lampiran 8 Foto Wawancara Siswa

Lampiran 9 Hasil Tes Siswa

Page 18: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xviii

Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran Matematika di SMKN 1 Praya Tengah

Baiq.Ristin Karno Putri

NIM: 15.1.13.4.113

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi danpenyebab miskonsepsi, serta solusi dari miskonsepsi siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN 1 Praya Tengah pada pembelajaran matematika materi pokok perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) Metode tes, 2) metode wawancara. Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat tiga jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN 1 Praya Tengah, yaitu miskonsepsi klasifikasional, meliputi kesalahan dalam mendedukasikan soal dalam bentuk gambar. Miskonsepsi korelasional, meliputi kesalahan dalam menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi teoritikal meliputi kesalahan siswa dalam menjelaskn fakta-fakta yang ada. 2) Penyebab siswa mengalami miskonsepsi adalah berasal dari siswa, yaitu kesalahan intrepretasi gambar, belum memahami konsep, rendahnya prakonsep yang dimiliki siswa, ketidakmampuan dalam mengkaitkan konsep, dan aspek praktis. 3) Solusi miskonsepsi siswa yaitu konsep lebih ditekankan lagi, prakonsep yang dimiliki siswa lebih ditingkatkan lagi, dan hubungan antar konsep lebih ditekankan lagi.

Kata kunci: Miskonsepsi, Matematika, Perbandingan Trigonometri.

Page 19: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

xix

Identification of Student’s Misconception at the Mathematics Learning at SMKN 1 Central Praya

Baiq.Ristin Karno Putri

NIM: 15.1.13.4.113

ABSTRACT

The purpose of this research was for describe the misconception and possible causes of misconception, as well as the solution of student’s misconception of class X Accounting 1 SMKN 1 Central Prayaat the mathematics learning in the subject matter of trigonometric comparison on right triangle.

The qualitative research was used as form of this research, with the type of case study research. The data collection technique which was used were 1) Test methods, 2) interview method. The techniqueof data validation uses triangulation of methode, by comparing test result data and interview.

The results of this research can be showed as 1) there were three types of misconceptions experienced by students of class X Accounting 1 SMKN 1 Central Praya, that was classificational misconceptions, including errors in interpreting to the picture. Correlational misconception, including errors in determining the exact formula for answering the questions. Teoritical misconception include students' errors in explaining the facts. 2) Causes of students experiencing misconceptions were derived from the students, error interpretation of the image, not understanding the concept, the low preconceived possessions of students, unable to associate concepts, and practical aspects. 3) Student’s misconception solution was that the concept was more emphasized, the preconceptions of the students were further enhanced, and the relationship between the concepts was more emphasized.

Keywords: Misconception, Mathematics, Comparison of Trigonometry.

Page 20: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Matematika diperlukan oleh semua disiplin keilmuan untuk meningkatkan daya prediksi dan kontrol dari ilmu tersebut. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah matematika yang mencakup masalah tertutup, dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.2

Matematika dianggap sebagai pengetahuan yang pasti, terurut dan

prosedural. Jarang sekali siswa diajak menganalisis serta menggunakan

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit guru masih banyak

bergantung pada buku ajar termasuk dalam pemilihan materi tes untuk

evaluasi. Dalam KTSP dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika,

yaitu: memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan

masalah.3

Belajar konsep adalah belajar tentang apakah sesuatu itu. Konsep dapat dipandang sebagai abstraksi pengalaman-pengalaman yang melibatkan contoh-contoh tentang

2Billy Suandito, Darmawijoyo, dan Purwoko, Pengembangan Soal Matematika non Rutin

di SMA XA Verius 4 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3. No. 2, Desember 2009,

hlm.1-2.

3Ibid. hlm, 1.

1

Page 21: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

2

konsep itu. Menurut Ausubel, menemukan kenyataan bagaimana seseorang memahami konsep yang terkait konsep yang lain, disebut asimilasi konsep (concept assimilation).4

Setelah mempelajari konsep, kemungkinan yang terjadi bagi siswa adalah tidak

memahami, samar-samar, segera lupa atau lupa sebagian atau sungguh memahami.5

Para peneliti menemukan bahwa salah satu kemampuan rendah siswa di bidang Ilmu pengetahuan adalah karena terjadinya kesalahan atau kesalahpahaman konsep di antara siswa. Masalah kesalahpahaman telah menjadi masalah umum dan terjadi pada siswa di semua tingkat sekolah. Menurut Kadim Masykur di Simarmata (2008), kesalahan konsep di bidang Ilmu Pengetahuan telah terjadi dimana-mana dan terjadi pada tingkat pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi.6

Kesalahan konsep bukan merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan. Banyak

sekali masalah dalam pembelajaran yang terkait dengan kesalahan konsep yang dialami

oleh siswa, terutama dalam mata pelajaran matematika. Kekeliruan atau kesalahan konsep

ini disebut juga dengan miskonsepsi.

Kesalahan konsep ini disebabkan oleh beberapa penyebab, dimana salah satunya disebabkan oleh siswa sendiri, seperti prakonsepsi siswa sebelum memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal, teman, pengalaman hidup terlebih pengalaman menangkap pengertian, dan juga minat siswa. Jelas juga bahwa kemampuan siswa berpengaruh dalam miskonsepsi itu. Terlebih bila kita soroti dari kacamata filsafat kontruktivisme, dimana pengetahuan itu adalah hasil konstruksi siswa.7

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai

dengan pengertian yang diterima dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa

4 Rahmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif

Proses Remidinya, ( Jogjakarta : Diknas, 2008) hlm.13.

5Ibid hlm, 14.

6Basman Tompo, Arifin Ahmad, and Muris Muris, The Development of Discovery- Inquiry Learning Model to Reduce the Science Misconceptions of Junior High School Students,Internasional Journal Of Environmental dan Science Education, Vol. 11, No. 12, Juni 2016, hlm. 5677.

7Paul Suparno,Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika,. hlm, 54.

Page 22: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

3

kesalahan pada konsep awal, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, dan

gagasan yang salah.

Fowler (1987), memandang Miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, Klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.8

Hal ini terkait dengan yang dialami oleh siswa Jurusan Akuntansi I SMKN 1 Praya

Tengah bahwa materi trigonometri adalah salah satu materi yang tergolong sulit untuk

siswa pahami, itulah sebabnya beberapa siswa di kelas tersebut masih mengalami

kesalahan konsep (pemahaman).

Hasil observasi awal yang dilakukan di SMKN 1 Praya Tengah kelas X Akuntansi I

terhadap siswa dalam proses pembelajaran matematika, diketahui bahwa pembelajaran

matematika dalam pokok bahasan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, ada

beberapa siswa masih terlihat malas-malasan saat guru menjelaskan materi dan tidak ada

timbal balik antara guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.9 Hal ini dapat

terlihat dari hasil ulangan harian siswa kelas X yang disajikan dalam Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Tabel distribusi frekuensi hasil ulangan harian siswa kelas X Akuntansi 1

Nilai Turus (Tanda Hitung) Frekuensi

20 – 32 IIIII I 6 33 – 45 IIIII IIIII II 12 46 – 58 - 0 59 – 71 IIIII 5 72 – 84 I 1 85 -97 II 2

8 Ibid. hlm. 5.

9 Siswa SMKN 1 Praya Tengah, Observasi, senin, 13 februari 2017: SMKN 1 Praya Tengah,

pukul 12.45 WITA

Page 23: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

4

Hasil dokumentasi nilai ulangan harian siswa kelas X Akuntansi I, dari 26 siswa

yang mengikuti ulangan harian, diketahui bahwa nilai minimum 20 dan maksimum 95

dengan interval nilai dari 20 – 32 terdapat 6 siswa, dari 33 – 45 terdapat 12 siswa, dari 46

– 58 terdapat 0 (tidak ada), dari 59 – 71 terdapat 5 siswa, dari 72 - 84 terdapat 1 siswa,

dan dari 85 – 97 terdapat 2 siswa, sehingga hanya terdapat4 siswa yang memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 70. Oleh karena itu, pemahaman siswa

terhadap materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku masih kurang,

sehingga dalam menyelesaikan soal, siswa masih mengalami kesalahan, sehingga dapat

dikatakan bahwa siswa mengalami miskonsepsi.10

Memberikan solusi terhadap kesalahpahaman siswa pada materi tersebut adalah hal yang penting dilakukan oleh peneliti. Akan tetapi, untuk memberikan solusi terbaik dari permasalahan tersebut, diperoleh beberapa langkah untuk menyelesaikannya. Adapun berbagai langkah tersebut adalah11:

1. Mengidentifikasi miskonsepsi seperti apa yang dialami siswa, 2. mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa, 3. mencoba menemukan penyebab miskonsepsitersebut, 4. mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.

Setelah faktor penyebab ditemukan, maka menentukan solusi adalah

langkah terakhir yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Untuk bisa memperoleh hal tersebut, melaksanakan penelitian ini

adalah cara yang terbaik untuk mengungkap miskonsepsi siswa pada

pembelajaran matematika.

Selain itu, ditemukan pula pada hasil wawancara dengan Bapak Syahrizan selaku

guru matematika di SMKN 1 Praya Tengah kelas X Akuntansi I yang menyatakan bahwa

10

Nilai ulangan harian siswa, Dokumentasi, Selasa, 25 April 2017: SMKN 1 Praya Tengah,

pukul 13.42 WITA

11

Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, hlm. 55.

Page 24: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

5

Siswa masih merasa kesulitan dalam memahami materi trigonometri, dan siswa kurang paham jika diberikan soal yang sedikit berbeda dari contoh yang dijelaskan.12

Kesulitan dalam memahami dan menerapkan perinsip sering terjadi karena tidak memahami konsep dasar yang melandasi atau termuat dalam prinsiptersebut, dengan demikian siswa dapat mengalami kesalahan konsep atau yang disebut dengan miskonsepsi13

Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab

miskonsepsi pada siswa. Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari siswa, guru, buku teks,

konteks, dan metode belajar.14

Adapun langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah

mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukakan siswa, mencoba

menemukan perlakuan yang sesuai untuk mengatasi, dan mencari pengakuan yang sesuai

untuk mengatasi.15

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian

mengenai kesalahan konsep siswa pada pembelajaran metematika dengan pokok

bahasanperbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku pada materi trigonometri.

Untuk itu, peneliti mengambil judul tentang “Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada

Pembelajaran Matematika di SMKN 1 Praya Tengah ”.

B. Rumusan Masalah

12

Muhammad Syahrizan, wawancara, senin, 13 februari 2017: SMKN 1 Praya Tengah,

pukul 13. 25 WITA

13

Rahmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif

Proses Remidinya, , ( Jogjakarta : Diknas, 2008), hlm, 15.

14

Paul Suparno, Miskonsepsi & Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: PT

Grasindo, 2013), hlm, 29.

15

Ibid, hlm, 55.

Page 25: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

6

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apa saja miskonsepsi siswa kelas X Akuntansi di SMKN 1 Praya Tengah

pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku?

2. Apa penyebab siswa kelas X Akuntansi di SMKN 1 Praya Tengah

mengalami miskonsepsi pada materi perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku?

3. Apa solusi miskonsepsi terhadap siswakelas X Akuntansi di SMKN 1

Praya Tengah pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-

siku?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui miskonsepsi apa saja yang dialami siswa kelas X

Akuntansi di SMKN 1 Praya Tengah, pada materi perbandingan

trigonometri pada segitiga siku-siku.

b. Untuk mengetahui penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa

kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Praya Tengah, pada materi

perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.

c. Untuk mengetahui solusi miskonsepsi terhadap siswa kelas X

Akuntansi di SMKN 1 Praya Tengah, pada materi perbandingan

trigonometri pada segitiga siku-siku.

Page 26: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

7

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,

yaitumanfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu

diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru tentang

miskonsepsi siswa dan penyebabnya pada materi perbandingan

trigonometri pada segitiga siku-siku sebagai bahan masukan untuk

mewaspadai adanya miskonsepsi tersebut, dan melakukan upaya

perbaikan.

b. Manfaat secara praktis penelitian ini sebagai berikut:

1) Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada pihak

Sekolah, terutama SMKN 1 Praya Tengah mengenai

pengidentifikasian miskonsepsi siswa pada pembelajaran

matematika.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi

untuk perencanaan dalam pembelajaran.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Ruang lingkup dan setting penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Ruang lingkup

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah apa saja miskonsepsi

siswa, penyebab miskonsepsi siswa, dan solusi miskonsepsi siswa pada

Page 27: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

8

materi trigonometri yang difokuskan dalam materi perbandingan

trigonometri pada sudut segitiga segitiga siku-siku.

2. Setting penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMKN 1 Praya Tengah, yang

beralamatkan di Praya Tengah, Lombok Tengah. Adapun alasan peneliti

memilih lokasi ini adalah:

a. Kondisi lapangan sesuai dengan masalah yang akan peneliti lakukan.

b. Lokasi sekolah sangat mudah peneliti jangkau, sehingga apabila

peneliti membutuhkan tambahan data, akan lebih mudah untuk

mendapatkannya.

c. Belum pernah ada penelitian serupa di sekolah tersebut.

E. TelaahPustaka

Telaah pustaka adalah penulusuran terhadap studi-studi terdahulu yang

pernah dikaji sebelumnya dan yang memiliki kemiripan dengan permasalahan

peneliti teliti. Tujuan penelaahan ini untuk menghindari adanya duplikasi serta

menjaga keabsahan hasil penelitian yang sedang dilakukan. Ada beberapa

penelitian yang dilakukan yang pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini diantaranya ialah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Kiswanto (2013) yang berjudul

"Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dalam Materi Geometri Pada Pembelajaran

Page 28: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

9

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punggelan” dengan hasil

penelitiannya yaitu siswa mengalami miskonsepsi dalam mendefinisikan

lingkaran, garis singgung dan unsur-unsur yang terdapat pada lingkaran,

siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan suatu konsep

dengan konsep yang lainnya, hubungan antara rumus dengan proses

penyelesaiannya, dan siswa mengalami miskonsepsi dalam menjelaskan

fakta-fakta terkait materi lingkaran. Kemudian, faktor penyebab miskonsepsi

antara lain minat siswa untuk mempelajari konsep sangat rendah, siswa

terbiasa memahami suatu konsep berdasarkan gambar yang ada dalam buku,

dan pelajaran matematika di sekolah lebih menekankan pada soal yang

berkaitan dengan hitung menghitung. Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengidentifikasi miskonsepsi, akan tetapi yang membedakannya,

yaitu subjek dari penelitian tersebut, dimana penelitian tersebut subjeknya

siswa SMP dengan materi geometri, sedangkan subjek peneliti dalam

penelitian ini adalah siswa SMK pada materi perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Syahrir, Kusnadin, dan Nurhayati (2010) yang

berjudul “Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep dan prinsip Matematika

Pokok Dimensi Tiga Siswa Kelas XI SMK Keperawatan Yahya Bima”,

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 33 siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan persoalan dimensi tiga. Hal tersebut

disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memberikan contoh konsep tertentu,

kesulitan siswa dalam memberikan nama bangun ruang, kesulitan dalam

Page 29: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

10

klasifikasi, ketidakterampilan siswa dalam keterampilan dasar, kesalahan

kalkulasi, kesalahan prosedur, siswa tidak menguasai algoritm, dan siswa

tidak menguasai konsep dasar. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

siswa yang sangat berpengaruh terhadap cukup tingginya tingkat kesulitan

belajar yang dialami siswa kelas XI SMK Keperawatan Yahya Bima pada

materi pokok dimensi tiga adalah minat, motivasi, bakat dan integrasi, siswa

yang secara rata-rata tergolong kurang dan metode yang diterapkan guru

termasuk penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang kurang

bahkan sangat rendah. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa namun yang

membedakannya, yaitu penelitian tersebut menganalisis kesulitan pemahaman

konsep siswa sedangkan peneliti mengidentifikasi kesalahan konsep

(miskonsepsi) siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Urip Tisngati dan Edi Irawan (2012) yang

berjudul “Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Pada Mata

Kuliah Teori Bilangan Ditinjau Dari Gaya Belajar”, yang menyimpulkan

tentang proporsi gaya belajar subjek penelitian, yaitu proporsi gaya belajar

subyek penelitian adalah 75% mahasiswa mempunyai gaya belajar visual,

19% dengan gaya belajar kinestetik, dan 6% auditorial. Proporsi miskonsepsi

didominasi sub pokok bahasan kekongruenan (88%), selanjutnya ciri-ciri

habis dibagi (47%), pengkongruenan linier (44%), dan persamaan linier

diophantus sebesar 40%. Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial lebih

banyak mengalami miskonsepsi pada materi kekongruenan (80%), demikian

Page 30: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

11

juga pada gaya belajar visual (90%), dan kinestetik (82%), sedangkan pada

materi ciri-ciri habis dibagi, pengkongruenan linier, dan persamaan linier

diophantus, berturut-turut untuk gaya belajar auditorial (60%, 60%, 40%),

gaya belajar visual (54%, 45%, 43%), dan gaya belajar kinestetik (18%, 35%,

29%). Miskonsepsi pada mahasiswa dengan semua gaya belajarlebih banyak

disebabkan reasoning yang tidak lengkap atau salah dan simplifikasi.

Kemampuan pada mahasiswa juga penyebab miskonsepsi pada gaya belajar

visual dan kinestetik, sedangkan intuisi yang salah menjadi salah satu

penyebab miskonsepsi pada gaya belajar auditorial dan kinestetik.

Penelitian ini memang sudah diteliti sebelumnya, sehingga penelitian ini

merujuk pada beberapa penelitian yang relevan. Adapun persamaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama sama mencari

miskonsepsi yang dialami oleh subjek, sedangkan perbedaan penelitian ini

dilihat dari objek penelitian dan tempat penelitian.

F. Kerangka Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pembelajaran

Belajar merupakan proses belajar aktif, pelajar mengkontruksi arti yang berupa teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar dimaknai sebagai kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman.Belajar bukan lagi merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi oleh guru ke dalam kepala seorang siswa.Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan aktivitas siswa sendiri, artinya belajar baru bermakna jika ada pembelajaran terhadap dan oleh siswa.Menurut Cahyo, belajar menurut paham konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya,

Page 31: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

12

sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan. Paham konstruktivisme memandang bahwa siswa mempunyai potensi dan karakternya masing-masing yang mesti dibentuk sendiri dan dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah yang mandiri.Aunurrahman mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses mengkonstruksi pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental siswa secara aktif.16 Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli tersebut, belajar pada

penelitian ini adalah proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah

dimiliki seseorang untuk mengembangkan pengetahuan secara

menyeluruh.

Pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami dengan

proses belajar mengajar dimana didalamnya terjadi interaksi guru dan

siswa untuk mencapai suatu tujuan.17

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.18

Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi pembelajaran tersebut,

bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh pendidik sedemikian sehingga siswa dapat melakukan

kegiatan belajar secara optimal.

b. Matematika

16ANISA ASTRA JINGGA, “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Identitas Trigonometri pada Siswa Kelas X Semester 2 SMAN 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016”, (Skripsi, FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2016), hlm. 7.

17Aunurrahman, belajar dan pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2016),hlm.34.

18

Oemar hamalik, kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 57.

Page 32: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa,

”Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara

bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan.”.

Matematika merupakan salah satu bagian yang penting dalam bidang ilmu pengetahuan. Apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan, pelajaran matematika termasuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu eksakta, yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada hafalan. Untuk dapat memahami suatu pokok bahasan dalam matematika, siswa harus mampu menguasai konsep-konsep matematika dan keterkaitannya serta mampu menerapkan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.19 Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi matematika tersebut,

bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan

dan termasuk kelompok ilmu eksak yang membahas tentang prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah.

c. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan oleh pendidik sehingga siswa dapat melakukan kegiatan

belajar ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan dan ilmu eksak

yang membahas tentang prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah.

19Khoirun Nisa’, Analisis Kesulitan Matematika Pada Siswa Kelas VIII Pokok Bahasan

Panjang Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran MTs Negeri Bonang Tahun Pelajaran

2010/2011, Skripsi ( Semarang: Program Starta 1 Institut Islam Nederi Semarang, 2011), hlm, 11.

Page 33: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

14

2. Konsep

a. Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah ide atau

pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yang konkrit, gambaran

mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang

digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dapat

dikatakan bahwa konsep adalah suatu hal yang menjadi dasar ide-ide

yang abstrak yang berasal dari hasil pemikiran sendiri yang bisa

digunakan sebagai acuan.

b. Belajar Konsep

Gagne menyatakan bahwa belajar konsep adalah kemampuan

untuk mengidentifikasi stimulus sebagai anggota suatu golongan yang

memiliki persamaan karakterisitik. Konsep ini disebut konkret kalau

memiliki sifat objek seperti warna, bentuk, struktur dan sebagainya.20

c. Macam-Macam Konsep

Menurut Moh. Amien konsep dapat dibedakan berdasarkan bentuknya menjadi tiga yaitu: 1) Konsep Klasifikasional

Bentuk konsep ini didasarkan pada klasifikasi fakta-fakta ke dalam bagian-bagian. Dengan kata lain, fakta tertentu diorganisirkan untuk menerangkan suatu objek atau gejala. Contoh : garis miring segitiga siku-siku (r) adalah garis diagonal yang ditarik diantara ujung garis vertikal (y) dan ujung garis horizontal (x).

2) Konsep Korelasional Konsep ini dibentuk dari kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan atau observasi yang terdiri dari dugaan. Konsep ini

20

Eka Wahyu Nurlaili, Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas VIII SMPN 16 Surakarta Tahun

Ajaran 2011/2012 pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Segitiga, Skripsi (Surakarta:

Program Starta 1 Universitas Sebelas Maret, 2012), hlm.11.

Page 34: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

15

terdiri dari suatu dimensi yang menyatakan adanya hubungan antara dua varibel yang dirumuskan dengan “jika…,maka…” . Contoh: Jika suatu bangun datar mempunyai besar sudut maka terdapat nilai panjang garis.

3) Konsep Teoritik Bentuk konsep ini mempermudah penjelasan terhadap fakta-fakta atau kejadian kejadian dalam sistem yang terorganisir. Konsep ini menyangkut proses pengembangan mulai dari yang diketahui sampai yang belum diketahui. Contoh: Konsep Sinus didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di depan dengan

sisi miring segitiga, ditulis sin = .21

3. Miskonsepsi

a) Konsepsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,konsepsi didefinisikan

sebagai pendapat, paham, pandangan, pengertian, cita-cita yang

terlintas (ada) dalam pikiran.

Konsepsi adalah pengertian atau tafsiran seseorang terhadap suatu

konsep tertentu dalam kerangka yang sudah ada dalam pikirannya dan

setiap konsep baru didapatkan dan diproses dengan konsep-konsep yang

telah dimiliki.22

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian konsepsi

tersebut adalah bahwa konsepsi merupakan pemahaman sebuah konsep

baru dalam pikiran seseorang yang berasal dari sebuah konsep dasar,

yang kemudian dengan menggunakan pengetahuan konseptualnya,

21

Ibid, hlm.12.

22

Urip Tisngati, Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN Pada Matakuliah

Teori Bilangan Ditinjau Dari Gaya Belajar, Skripsi, (Pacitan : Program Starta 1 STKIP PGRI Pacitan,

2012), hlm, 17.

Page 35: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

16

diintegrasikan dengan konsep-konsep lain, sehingga antar konsep

tersebut menjadi terhubung dan menjadi sebuah konsep baru.

b) Prakonsepsi

Menurut Berg, prakonsepsi adalah konsepsi yang dimiliki siswa

sebelum pelajaran walaupun mereka sudah pernah mendapatkan

pelajaran formal. Lebih lanjut, Berg menyatakan bahwapengetahuandan

pengalaman di dalam otak, tetapi belum tentu benar dan sesuai untuk

menerima konsep baru.23

c) Miskonsepsi

Terbentuk dari kata "Mis" dan "Konsepsi" dimana kata "Mis" itu

sendiri biasanya diartikan sebagai sebuah kesalahan, sehingga apabila

miskonsepsi diartikan secara ringkas bisa berarti sebagai sebuah

kesalahan dalam memahami suatu konsep.24 Dalam pembelajaran

konsep (pemahaman) siswa diharapkan dapat:

1) Mendefinisikan konsep yang bersangkutan.

2) Menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan

konsep-konsep yang lain.

3) Menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep yang lain

23

Eka Wahyu Nurlaili, Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas VIII SMPN 16 Surakarta Tahun

Ajaran 2011/2012 pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Segitiga, Skripsi (Surakarta:

Program Starta 1 Universitas Sebelas Maret, 2012), hlm.14.

24

Ibid., hlm. 18.

Page 36: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

17

4) Menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari dan

menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. 25

Menurut Piaget, ada tiga generalisasi dibuat karena hubungannya dengan deskripsi operasi formal terkait dengan miskonsepsi. Ketiga generalisasi ini adalah: 1) Banyak miskonsepsi terkait dengan konsep yang menghasilkan

objek dan simbol matematika. Misalnya: sinus adalah konsep dan simbol fungsi trigonometri.

2) Banyak miskonsepsi terkait dengan proses. Kemampuan untuk menggunakan operasi. Misalnya: mewakili hasil perhitungan sin30 dan nilai sin30.

3) Banyak miskonsepsi terkait dengan ajaran yaitu kemampuan untuk memikirkan operasi dan objek matematika. Procept mencakup konsep dan proses. Sebagai contoh: sinx adalah fungsi dan nilai.26

4. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Matematika

Miskonsepsi dalam pembelajaran matematika dapat dilihat dari:

a. Miskonsepsi klasifikasional yang meliputi: 1) Ketidakmampuan memberikan nama singkat atau nama

teknis. Misalnya,apa yang dimaksud garis berat. Jika lupa diingatkan sulit juga, mungkin dapat diasosiasikan nama itu dengan arti harafiahnya.

2) Ketidakmampuan menyatakan arti istilah yang menandai konsep. Istilah yang digunakan untuk menandai konsep dapat merupakan kata tunggal atau tidak tunggal, kata asli bahasa

Indonesia ataupun serapan. Misalnya, sin = menjadi

sindemi 3) Kesalahan klasifikasi, antara lain keterbalikan contoh

dianggap non contoh, yang non contoh dianggap contoh

25

Ibid., hlm. 19.

26

Hulya Gur. Trigonometri Learning. Jurnal New Horizon in Educations, Volume 57.No.

1.May, 2009, hlm. 68.

Page 37: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

18

suatu konsep. Misalnya, sudut pusat dianggap sudut keliling, dan sebaliknya.

b. Miskonsepsi korelasional meliputi: 1) Ketidakmampuan mendedukasikan informasi berguna dari

suatu konsep. Misalnya, dalam menyelesaikan soal yang meminta untuk menggambar dari informasiyang ada disoal.

c. Miskonsepsi teoritikal meliputi: 1) Ketidakmampuan untuk mengingat. Misalnya, kurangnya

pemahaman bahwa jika segitiga adalah sama kaki, sebagai akibat atau dengan sendirinya dua sudutnya sama.

2) Ketidakmampuan memberikan contoh konsep tertentu. Misalnya, dalam memahami persamaan garis 2x + 3y = 8, siswa berpikir salah, masih menganggap nilai gradien garis tersebut adalah 2, karena hanya melihat koefisien dari x saja, dan tidak melihat koefisien y.27

5. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku.

a. Trigonometri

Trigonometri berasal dari kata Yunani, trigonon artinya tiga sudut, dan metro artinya mengukur. Ilmuan Yunani pada masa Helenistik, Hipparchus (190 B.C – 120 B.C) diyakini adalah orang yang pertama kali menemukan tentang teori tentang trigonometri dari keingintahuannya akan dunia. Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang dapat didefinisikan pada koordinat Cartesius atau pada segitiga siku-siku. Pada segitiga ABC siku-siku berlaku hubungan:

27

Rahmadi Widdiharto, Dignosis Kesulitan Belajar Matetika SMP dan Alternatif Proses

Remidinya, (Jogjakarta: Diknas, 2008) , h.14-15.

Page 38: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

19

Gambar 1.1. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku

b. Materi Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku Istilah perbandingan trigonometri dapat diartikan sebagai perbandingan panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku. Pada bahasan ini, kita akan lebih banyak membicarakan tentang segitiga siku-siku, terutama unsur-unsur yang terdapat pada segitiga yang berkaitan langsung dengan perbandingan trigonometri. Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat melakukan perbandingan antara sisi-sisi pada segitiga siku-siku. A a b B c β C

Gambar 1.2 Segitiga Siku-Siku Perbandingan-perbandingan trigonometri pada sebuah sudut, misalnya sudut C ( ) adalah: , , , , , dan . Perbandingan-perbandingan tersebut dinamakan

perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Selanjutnya, masing-masing perbandingan trigonometri tersebut diberi nama: dinamakan sinus disingkat sin. dinamakan cosines disingkat cos. dinamakan tangent disingkat tan.

Page 39: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

20

dinamakan secan disingkat sec. dinamakan cosecan disingkat csc/cosec. dinamakan cotangen disingkat cot.

Perbandingan trigonometri pada suatu sudut dalam sebuah segitiga siku-siku, misalnya sudut C (β), dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Sinus didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di depan

dengan sisi miring segitiga, ditulis sin = 2) Cosinus didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di

samping sudut dengan sisi miring segitiga, cos = 3) Tangen didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di

depan sudut dengan sisi di samping sudut, ditulis tan = 4) Cosecan didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring

segitiga dengan sisi di depan sudut, ditulis csc = atau =

5) Secan didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring segitiga dengan sisi di samping sudut, ditulis sec = atau

6) Cotangen didefinisinkan sebagai perbandingan sisi di samping

sudut dengan sisi depan sudut, di tulis cot =

atau .

Jika diperhatikan aturan perbandingan tersebut, prinsip matematika lain yang perlu diingat kembali adalah teorema pythagoras.

c. Segitiga Siku-Siku Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu besar sudutnya adalah 90º, dimana sisi di depan sudut siku-sikunya (sudut yang besarnya 90º) merupakan sisi miring atau hypotenusa. Untuk lebih memahami mengenai segitiga siku-siku perhatikan penjelasan beberapa sifat dari segitiga siku-siku dibawah ini. Sifat dari segitiga siku-siku ini adalah :

Page 40: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

21

1) Memiliki dua sisi yang saling tegak lurus. 2) Mempunyai satu sisi miring/hypotenusa. 3) Salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku. 4) Segitiga siku-siku sama kaki memiliki satu simetri lipat. 5) Tidak mempunyai simetri putar. Berikut ini akan diberi gambaran tentang contoh permasalahan konsep kesebangunan pada segitiga. Contoh 1: Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II sekolah dasar. Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya pada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, ayahnya menjawab 8 m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda di tanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 3 m dan 15 m, tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri, karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika anda sebagai Dani, dapatkah anda mengukur bayangan anda sendiri? mari kita gambarkan segitiga sesuai cerita tersebut.

Penyelesaian: A D F

B E G C

Gambar 1.3. Ilustrasi Kesebangunan pada Segitiga

Keterangan: AB: tinggi tiang bendera (8 m) BC: panjang bayangan tiang (15 m) DE: tinggi pak Yahya (1,6 m) EC: panjang bayangan pak Yahya (3 m) FG: tinggi Dani (1,2 m) GC: Panjang bayangan Dani.

Contoh 2:

Page 41: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

22

Tentukan nilai dari keenam perbandingan trigonometri sudut KLM, jika k = 10 cm, l = 6 cm, dan m = 8 cm! M l k K m L Gambar 1.4 Penyelesaian: Kita dapat secara langsung mencari nilai dari keenam perbandingan trigonometri sudut KLM karena nilai-nilai k, l, dam m telah diketahui.28

Sin KLM = = Cos KLM = = Tan KLM = = Cot KLM = = Sec KLM = = Cosec KLM = =

6. Miskonsepsi Siswa pada Materi Trigonometri.

Secara khusus, miskonsepsi siswa pada materi Trigonometri dalam

pokok bahasan Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-Siku

adalah sebagai berikut:

a) Ketidakmampuan memberikan contoh konsep sinus, cosinus dan

tangen yang termasuk dalam konsep teoritikal.

Secara operasionalnya, siswa tidak mampu menggunakan

konsep matematika dalam pemodelan matematika, contohnya pada

saat siswa diberi soal tes seperti pada lampiran 1, rata-rata siswa

menjawab cos = dimana pernyataan yang benar adalah cos =

.

28

Rahayu Kariadinata, Trigonometri Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). hlm. 37-39.

Page 42: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

23

b) Ketidakmampuan mendeduksi informasi berguna dari suatu konsep

trigonometri yang termasuk dalam konsep klasifikasional.

Secara operasionalnya, siswa masih mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang menentukan atau membuat gambar, siswa

sulit dalam mengkaitkan konsep dengan pemodelan bentuk

matematika, seperti soal pada lampiran 2.

7. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi

Miskonsepsi merupakan sebuah permasalahan yang pasti memiliki

penyebabnya. Penyebab siswa mengalami miskonsepsi pun bermacam-

macam, baik itu dari faktor internal maupun eksternal. Beberapa penyebab

miskonsepsi, seperti yang disajikan pada tabel 1.2. berikut:29

Tabel 1.2. Penyebab Miskonsepsi Siswa No Sebab Utama Sebab Khusus

1 Siswa Prakonsepsi Pemikiran asosiatif Pemikiran humanistik Reasoning yang tidak lengkap/salah Intuisi yang salah Tahap perkembangan kognitif siswa Kemampuan siswa Minat belajar siswa. 2 Guru/pengajar Tidak menguasai bahan, tidak kompeten Bukan lulusan dari bidang ilmu mata

pelajaran yang bersangkutan Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ ide Relasi guru dan siswa yang tidak baik

29

Paul Suparno, Miskonsepsi & Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika, h, 53.

Page 43: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

24

3 Buku Teks Penjelasan keliru Salah tulis, terutama dalam rumus Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa Siswa tidak tahu membaca buku teks Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang demi menarik pembaca Kartun sering memuat miskonsepsi

4 Konteks Pengalaman siswa Bahasa sehari-hari berbeda Teman diskusi yang salah Keyakinan dan agama Penjelasan orangtua/orang lain yang keliru Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang keliru) Perasaan senang/tidak senang; bebas atau tertekan

5 Cara Mengajar Hanya berisi ceramah dan menulis langsung ke dalam bentuk matematika Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa Tidak mengoreksi PR yang salah Model analogi Model praktikum Model diskusi Model demonstrasi yang sempit

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Melalui sebuah aktivitas penelitian, maka suatu masalah dapat terungkapkebenarannya, sehingga tidak lantas hanya memunculkan asumsi praduga semata. Begitu pentingnya penelitian dilakukan, maka perlu suatu pendekatan khusus sesuai dengan masalah yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengambil latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena latar alamiah

Page 44: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

25

menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.30

Penelitian ini berkaitan dengan miskonsepsi pembelajaran matematika yang

dialami kelas X Akuntansi SMKN 1 Praya Tengah. Ini berarti penelitian yang

akan dilakukan hendak mengungkapkan dan mendeskripsikan miskonsepsi apa

saja yang dialami siswa X Akuntansi SMK 1 Praya Tengah.Datayang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.31Jadi, penelitian

ini lebih cenderung dan lebih cocok menggunakan pendekatan kualitatif jenis

studi kasus dalam menjawab masalah yang hendak diteliti. Penelitian ini akan

mengungkapkan miskonsepsi siswa dan penyebab terjadinya miskonsepsi yang di

alami kelas X Akuntansi SMKN 1 Praya Tengah.

2. Kehadiran Peneliti

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti mutlak diperlukan sebab selain untuk menetapkan fokus dan lain sebagainya, peneliti juga adalah instrumen kunci dalam penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.32

Sumber data yang diperoleh berupa data-data yang bersifat deskriptif, artinya

hanya dapat dijelaskan dengan kalimat, dan tidak dapat dikuantifikasikan,

sehingga peneliti mesti terlibat langsung ke lapangan atau dalam lokasi penelitian

tersebut. Keterlibatan peneliti dengan informan aktif akan mempermudah peneliti

30

Zuldafrial, Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2012), hlm. 3.

31

Ibid., hlm. 5.

32

Sugiyono, MetodePenelitian, hlm.222.

Page 45: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

26

menemukan data, yang kemudian diolah untuk memperoleh hasil penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Data merupakan sesuatu yang diperoleh atau yang dicari oleh peneliti

dalam penelitian.Sementara sumber data adalah data yang diperoleh dari

subjek penelitian atau informan atau darimana data diperoleh. Dalam

penelitian ini, yang menjadi sumber datanya adalah siswa kelas X

akuntansi I, SMKN 1 Praya Tengah.

Alasan peneliti menggunakan sumber data ini adalah karena peneliti

memandang subjek atau informan tersebut merupakan subjek yang terlibat

langsung sebagai objek peneliti. Kriteria memilih subjek tersebut yaitu:

a) Siswa sudah mempelajari trigonometri.

b) Siswa bisa menjawab soal.

c) Siswa mampu menjelaskan jawabannya.

d) Siswa memahami materi trigonometri.

Selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk memilih lima

subjek.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

Page 46: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

27

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.33

Oleh karena itu, peneliti harus melakukan persiapan berikut:

a. Tahap Persiapan

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti harus

mempersiapkan diri terlebih dahulu. Persiapan meliputi segala sesuatu

yang terkait dengan pengumpulan data penelitian, meliputi:

1) Kesiapan rancangan dan penetapan fokus penelitian.

2) Kesiapan mental dan keterampilan peneliti.

3) Kesiapan alat pemandu/protocol penelitian.

4) Kesiapan logistic.

5) Kesiapan lapangan dalam menerima kehadiran peneliti.

6) Menciptakan hubungan akrab.

7) Memilih informasi kunci atau subjek penelitian.

8) Etika dan izin penelitian.

b. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber,dan berbagai cara. Jika dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),

quesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya.34

Penggunaan teknik pengumpulan data memungkinkan

diperolehnya data yang objektif atau dengan kata lain merupakan

33

Sugiyono, MetodePenelitian, hlm.224.

34

Ibid., hlm.224.

Page 47: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

28

faktor utama keberhasilan suatu penelitian. Adapun tehnik

pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Teknik Observasi (Pengamatan)

Observasi ini digunakan untuk mengetahui kondisi objektif

saat kegiatan belajar mengajar matematika, serta faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi proses belajar matematika. Data yang dapat

diperoleh adalah gambaran suasana belajar matematika pada pokok

bahasan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Dalam

penelitian ini, observasi yang dilakukan peneliti adalah jenis

observasi langsung pasif, karena karena tidak terlibat secara

langsung dalam proses pembelajaran.

2) Metode Tes

Metode tes yang digunakan peneliti disini yaitu tes diagnostik. Tes diagnostik yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengetahui latar belakang kesulitan atau hambatan serta kelemahan-kelemahan siswa, sehingga berdasarkan hasil evaluasi itu dapat dilakukan pemberian bimbingan dan perlakuan yang tepat. Tujuan evaluasi diagnostik adalah untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh siswa kemudian kita membantu kesulitannya. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memecahkan masalah.35 Peneliti menetapkan tes ini sebagai teknik pengumpulan data

primer. Hasil tes akan dijadikan sumber data primer yang akan

peneliti identifikasi untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami

35

Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan mutu Pendidikan, (Yogyakarta:

TERAS, 2009), hlm. 91.

Page 48: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

29

siswa. Pada penelitian ini, disusun sebuah tes diagnostik yang

terdiri dari tiga buah soal uraian. Soal ini diteskan dan diikuti oleh

26 siswa di kelas X Akuntansi I SMKN Praya Tengah.

3) Teknik wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan

untuk dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

partisipan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan setelah hasil

tes didapat. Tujuan diadakannya wawancara ini adalah untuk

memastikan miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi pokok

perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Wawancara

tidak dilakukan pada semua siswa yang mengikuti tes tertulis,

melainkan hanya beberapa subjek yang dianggap dapat

memberikan lebih banyak informasi yang dibutuhkan peneliti. Pada

penelitian ini dipilih lima subjek wawancara.

Hasil wawancara akan dibandingkan denagan hasil tes tulis

yang telah dilakukan, karena sesuatu yang seseorang tulis diatas

kertas dan dibaca oleh pembaca belum tentu akan memiliki

pemahaman yang sama antara penulis dan pembaca. Alasan yang

lainnya adalah tidak semua orang dapat mempresentasikan apa

yang ada dalam pikirannya secara rinci, sehingga akan

menimbulkan pemahaman yang berbeda antara pembaca dan

penulis, atau secara sederhananya, dengan wawancara akan

memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui teknik

Page 49: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

30

observasi dan teknik diagnostik. Dalam penelitian ini, peneliti

menempatkan teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan data

sekunder yang akan melengkapi data yang diperoleh dari teknik

diagnostik sebagai sumber data primer. Peneliti akan menggunakan

wawancara tidak terstruktur, artinya tidak berpedoman pada

sistematika pedoman yang ada.

5. Teknik Analisis Data

Pada prinsipnya, analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang

dilakukan oleh peneliti saat proses pengumpulan data atau informasi

berlangsung, sampai pada penarikan kesimpulan berupa konsep atau

hubungan antar konsep.36

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.37

Miles dan Hiberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data adalah data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.38

a. Data Reduction (Reduksi Data)

36

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 97.

37

Sugiyono, MetodePenelitian, hlm.244.

38

Ibid., hlm.246.

Page 50: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

31

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Sebagaimana kita ketahui reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan sebelum data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti (sering tanpa kesadaran penuh) yang mana kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan data untuk dipilih. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, pengkodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo), dan reduksi data/pentransformasian proses terus-menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan akhir lengkap.39

Dalam penelitian ini, data akan mulai dikaji setelah menemukan

miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa-siswi

SMKN 1 Praya Tengah. Data-data tersebut diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, dan hasil tes diagnostik sebagaimana yang telah

dijelaskan pada teknik pengumpulan data. Adapun beberapa langkah

penting yang akan dilakukan dalam reduksi data adalah sebagai berikut.

1) Proses reduksi data dilakukan bila memiliki relevansi dengan

masalah yang sedang diteliti.

2) Penyusunan data dilakukan dengan pengelompokkan atau

kategorisasi faktor yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3) Data yang direduksi telah mendapatkan kode tertentu untuk

memastikan bahwa data tersebut layak untuk diidentifikasi.

b. Data Display (Penyajian data)

39

Emzir, Metode Penelitian Kaulitatif Analisis Data, (Jakarta:Rajawali Pers,

2012),hlm.129-130

Page 51: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

32

Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Data display atau menampilkan data adalah menyajikan data dalam bentuk bagan, flowchart dan sejenisnya.Tujuannya adalah untuk melihat hubungan yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.40

Penyajian data dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh di lapangan dengan menyajikan data tersebut secara jelas dan sistematis, sehingga akan mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini adalah penyajian data hasil tes, hasil observasi, hasil wawancara dan hasil triangulasi data.

c. Verification (verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hiberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 41

Setelah melakukan langkah pertama dan kedua, maka pada

langkah ketiga yaitu upaya yang dilakukan untuk memperoleh

kesimpulan atau solusi dari masalah yang sedang diteliti.Pada

penelitian ini, kesimpulan yang diperoleh diharapkan benar-benar

mampu menjawab dari rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya. Penarikan kesimpulan didasarkan atas sajian data dengan

tujuan untuk memperoleh kesimpulan tentang miskonsepsi, penyebab

miskonsepsi dan solusi miskonsepsi siswa pada materi pokok

perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.

40

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitati, (Bandung: ALFABETA, 2016), cet 12, hlm.1

41

Ibid.,hlm.99.

Page 52: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

33

6. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan uji kredibilitas data (validitas internal). Sugiyono menyatakan bahwa dalam upaya uji validitas data, dilakukan dengan pengamatan panjang, peningkatan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, member check.42

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik pemeriksaan uji validitas data

yaitu:

a. Triangulasi

Validasi data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi

metode, yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan wawancara.

b. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah bahan pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan. Referensi tersebut dapat berupa buku, foto,

gambar, dan lain-lain.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika membahas tentang alur pembahasan secara rinci dalam bab

perbab. Bab I berisi pendahuluan yang menerangkan latar belakang masalah

dan menggambarkan secara umum untuk memberi wawasan tentang rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,

telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistematika dalam

penelitian.

42

Ibid., hlm. 270.

Page 53: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

34

Bab II mencakup paparan data dan temuan penelitian yang membahas

semua data-data dan temuan penelitian. Gambaran umum lokasi penelitian,

miskonsepsi siswa, penyebab miskonsepsi siswa, dan solusi miskonsepsi

siswa pada materi trigonometri difokuskan dalam perbandingan trigonometri

pada sudut segitiga siku-siku.

Bab III terdapat pembahasan yang mengungkapkan proses analisis

antara temuan penelitian yang terdapat dalam bab II dengan kerangka teoritik

yang diungkapkan di bagian pendahuluan.

Bab IV terdapat kesimpulan dan saran yang menjelaskan tentang

kesimpulan dari hasil penelitian dan menyumbangkan beberapa saran,

sehingga tercapailah tujuan penelitian dan dapat bermanfaat baik bagi sekolah

tempat penelitian maupun bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

permasalahan yang sama. Rincian tentang waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan rangkaian proses penelitian sampai dengan penyusunan

laporan penelitian ini dirangkum dalam tabel 1.4 berikut.

Tabel 1.4. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Penyusunan proposal √ √ √ √

2 Konsultasi dengan pembimbing √ √ √ √ √

3 Seminar Proposal √

Page 54: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

35

4 Penelitian √ √ √ √ √ √

5 Penyusunan Laporan √ √ √

Page 55: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

36

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil SMKN 1 Praya Tengah.

Profil lengkap SMKN 1 Praya Tengah disajikan dalam tabel 2.1

berikut.

Tabel .2.1 Profil SMKN 1 Praya Tengah43 Profil Sekolah

1 2 3 4

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMKN 1 Praya Tengah

2 NPSN : 50201372

3 Jenjang Pendidikan : SMK

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : Pejanggik No.7 Praya Tengah

RT / RW : 0 / 0

Kode Pos : 83513

Kelurahan : Jontlak

Kecamatan : Praya Tengah

Kabupaten/Kota : Lombok Tengah

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Negara : Indonesia

43

Hasil dokumentasi di SMKN 1 Praya Tengah, Rabu, 5 April 2017, pukul 12.45 WITA.

Page 56: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

37

6

Posisi Geografis

:

-8,715623

116,289268

Lintang

Bujur

2. Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah : 0190/O/1979

8 Tanggal SK Pendirian : 1979-04-01

9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

10 SK Izin Operasional : 0190/O/1979

11 Tgl SK Izin Operasional : 1979-04-01

12 Kebutuhan Khusus Dilayani :

13 Nomor Rekening : 019101000636301

14 Nama Bank : BANK BRI

1 2 3 4

15 Cabang KCP Unit : KCP PRAY

16 Rekening Atas Nama : SMK NEGERI 1 PRAYA TENGAH

17 MBS : Ya

18 Luas Tanah Milik/ : 10510

19 Luas Tanah Bukan Milik : 0

20 Nama Wajib Pajak :

21 NPWP : 000093724915000

22 Nomor Telepon : 0370654212

23 Nomor Fax : 0370654212

24 Email : [email protected]

25 Website : http://smkn1prayatengah.sch.id

4. Data Periodik

35

Page 57: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

38

26 Waktu Penyelenggaraan : Pagi

27 Bersedia Menerima Bos? : Ya

28 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

29 Sumber Listrik : PLN

30 Daya Listrik (watt) : 46000

31 Akses Internet : Tidak Ada

32 Akses Internet Alternatif : Telkom Speedy

5. Sanitasi

33 Kecukupan Air : Cukup

34

Sekolah Memproses Air

Sendiri

:

Ya

35 Air Minum Untuk Siswa : Disediakan Sekolah

36

Mayoritas Siswa Membawa

Air Minum

:

Tidak

37 Jumlah Toilet Berkebutuhan :

0

Khusus

38 Sumber Air Sanitasi : Ledeng/PAM

39

Ketersediaan Air di

Lingkungan Sekolah

:

Ada Sumber Air

40 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)

41

Jumlah Tempat Cuci

Tangan

:

58

42

Apakah Sabun dan Air

Mengalir pada Tempat Cuci

Tangan

: Ya

Page 58: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

39

43

Jumlah Jamban Dapat

Digunakan

:

Laki-laki Perempuan Bersama

8 10 6

2. Letak Geografis SMKN 1 Praya Tengah

Berdasarkan letak geografis,SMKN 1 Praya Tengah ini terletak di

Kabupaten Lombok Tengah, tepatnya di desa Tamparampar, Jalan

Pejanggik, No. 7 Praya Tengah, kecamatan Praya Tengah. Letak SMKN 1

Praya Tengah dapat diperjelas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Perumahan Warga

Sebelah Selatan : SMKN 1 Praya

Sebelah Barat : MAN 1 Lombok Tengah

Sebelah Timur : SMKN 2 Praya Tengah44

3. Sarana dan Prasarana SMKN 1 Praya Tengah

Dalam menggapai tercapainya pelaksanaan pendidikan yang

diharapkan, penyediaan sarana dan prasarana pendukung proses belajar

mengajar sangat diperlukan, karena hal ini merupakan wadah untuk

menunjang kelancaran proses belajar mengajar,untuk itu SMKN 1 Praya

Tengah telah menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana dan

Prasarana yang ada di SMKN 1 Praya Tengah secara rinci dipaparkan pada

tabel 2.2 berikut.

44

Hasil dokumentasi di SMKN 1 Praya Tengah, Rabu, 5 April 2017, pukul 12.45 WITA.

Page 59: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

40

Tabel 2.2. Prasarana di SMKN 1 Praya Tengah45

No Jenis ruangan Jumlah Luas Kondisi Baik Ruasak

1 2 3 4 5 6 1. Ruang Kelas 37 11 × 9 2. Ruang Kantor 3 7 × 9 3. Ruang Guru 3 3 × 6 4. Ruang Ibadah 1 17 ×15 5 Ruang Kantin 3 5 × 4 6. Kamar Kecil 6 2 × 1 7. Ruang Jaga 1 8. Meja dan Bangku Siswa 1306 Tel 9 Lab Komputer 4 11 × 9 10 Lab IPA 1 10 × 7 11 Bangkel Adm. Perkantoran 1 9 × 10 12 Bangkel Akuntansi 1 11 × 12 13 Bisnis Center 1 10 × 12 14 Dapur 1 5 × 4 15 Perpustakaan 1 11 × 17 16 RPS Multimedia 1 12 × 10 17 Ruang BP/BK 1 11 × 11 18 Ruang Kepala Sekolah 1 11 × 3 18 Ruang TU 1 11 × 9 20 Lab Bahasa 1 11 × 12 21 UKS 1 5 × 3

4. Keadaan Guru SMKN 1 Praya Tengah

Adapun data jumlah guru yang dimiliki SMKN 1 Praya Tengah

berjumlah 74 orang dengan perincian seperti pada tabel 2.3 berikut

45

Hasil dokumentasi di SMKN 1 Praya Tengah, Rabu, 5 April 2017, pukul 12.45 WITA

Page 60: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

41

Tabel 2.3. Daftar Jumlah Guru diSMKN 1 Praya Tengah46

No Nama Guru Mata Pelajaran Status

Kepegawaian

1 2 3 4

1 Ahmad Sardan Matematika PNS

2 Akhmad Rizani Multi Media PNS

3 Asliadi Bahasa inggris PNS

4 Awaludin Bahasa Inggris GTY/PTY

1 2 3 4

5 Azwar Anas Multi Media Guru Honor Sekolah

6 Baiq Erna Husnaini Bahasa Indonesia PNS

7 Baiq Farida Ariyati Kewirausahaan GTY/PTY

8 Baiq Fiya Hidayani Azhar Multi Media PNS

9 Baiq Masniwarti Bahasa Indonesia Guru Honor Sekolah

10 Baiq Mujenah Siti Aminah Akuntansi PNS

11 Bq. Hartini Andayani Tata Usaha PNS

12 Budi Martono Bimbingan Konseling PNS

13 Budi Satyawan Multi Media PNS

14 Chandranita Akuntansi PNS

15 Dwi Laksmi Suprapti Bahasa Inggris PNS

16 Eli Nurma Setiawati Akuntansi (Pemasaran) GTY/PTY

17 Fakhrur Razy Matematika Guru Honor Sekolah

18 Farah Dina Administrasi Perkantoran Guru Honor Sekolah

19 H. Hairul Ahmad Kepala Sekolah PNS

46

Hasil dokumentasi di SMKN 1 Praya Tengah, Rabu, 5 April 2017, pukul 12.45 WITA.

Page 61: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

42

20 H. Lalu Muhammad Satriadi Bahasa Inggris PNS

21 Heni Kusuma Wardani Fisika Guru Honor Sekolah

22 Hj. Halimah IPS PNS

23 Hj. Hauliah KWN PNS

24 Hj. ST. Sarah Bimbingan Konseling PNS

25 Imam Agus Saputra Seni Budaya PNS

26 Imtihan Hakiki Waka Kesiswaan Honor Daerah

27 Ishaq Perpajakan PNS

28 Januar Hamdani PENJASKES PNS

29 Jumaidi Agama PNS

30 Jumalip Bimbingan Konseling PNS

31 Lalu Ahmad Yani Administrasi Perkantoran Honor Daerah

32 Lalu Isromiharjo Tata Usaha PNS

33 Lalu Jueni PENJASKES PNS

34 Lalu Mahrup Penjaga Sekolah PNS

35 Lalu Mulyono TU (Persuratan) PNS

36 M. Syafari Akuntansi PNS

37 Mahudin Bimbingan Konseling PNS

38 Marini NN Kewirausahaan PNS

39 Masjuliadi Bahasa Inggris Guru Honor Sekolah

40 Masni TU (Bendahara) PNS

41 Masturyadi PENJASKES Guru Honor Sekolah

42 Maya Yustiningsih Matematika Guru Honor Sekolah

43 Melia Yuni Hamidasari Bahasa Inggris Guru Honor Sekolah

44 Miarsi Administrasi Perkantoran PNS

Page 62: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

43

1 2 3 4

45 Mohammad Yamin Multi Media PNS

46 Muh. Sabri Tata Usaha PNS

47 Muhamad Mahdi Putrajaya Matematika PNS

48 Muhamad Saleh Tata Usaha PNS

49 Muhamad Saprial Syahroni Ekonomi PNS

50 Muhammad Sahrizan Matematika Guru Honor Sekolah

51 Muharis PENJASKES PNS

52 Muksin Tata Usaha PNS

53 Mustakim Agama Guru Honor Sekolah

54 Ni Kadek Ayu Sulistiyarini Akuntansi PNS

55 Nilawarman Matematika PNS

56 Novita Peratiwi IPA Biologi Guru Honor Sekolah

57 Ovi Sofiah IPA PNS

58 Rosita Administrasi Perkantoran Guru Honor Sekolah

59 Sahudi Agama Guru Honor Sekolah

60 Salahudin KWN PNS

61 Sri Nurhaida Matematika Guru Honor Sekolah

62 Suhaili Multi Media Guru Honor Sekolah

63 Suhaimi Matematika PNS

64 Sukri Aripin Bahasa Inggris Guru Honor Sekolah

65 Sumartini Pegawai Perpustakaan PNS

66 Suriade KWN PNS

67 Suyud Kewira Usahaan PNS

68 Tamrin Madia Pemasaran PNS

Page 63: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

44

69 Tri Wahyuni Bahasa Indonesia PNS

70 Tuti Herawati Administrasi Perkantoran Guru Honor Sekolah

71 Zulnika Administrasi Perkantoran Guru Honor Sekolah

5. Keadaan Siswa SMKN 1 Praya Tengah

Siswa memiliki peranan yang penting dalam proses belajar mengajar karena

merupakan komponen pendidikan yang menjadi tolak ukur bermutu tidaknya

pendidikan. Sehubungan dengan jumlah siswa yang menjadi perhatian dan dasar

pijakan pelaksanaan pendidikan hendaknya dikelola dengan baik guna dapat

dibentuk sesuai arah dan tujuan pelaksanaan pendidikan.

Adapun data jumlah siswa SMKN 1 Praya Tengah tahun pelajaran

2016/2017 berjumlah 1230 siswa dengan perincian seperti pada tabel 2.4.berikut:

Tabel 2.4.Daftar Jumlah siswaSMKN 1 Praya Tengah47

Tahun Ajaran 2016/2017

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

Jmlh Siswa

Jmlh

Rombel

Jmlh

Siswa

Jmlh

Rombel

Jmlh

Siswa

Jmlh

Rombel Siswa Rombel

420 15 412 15 398 15 1230 45

6. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan waktu

penelitian dijelaskan sebagai berikut.

47 Hasil dokomentasi di SMKN 1 Praya Tengah, rabu, 5 April 2017, pukul 12.45 WITA.

Page 64: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

45

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan berupa

survey, pengajuan proposal penelitian, pembuatan permohonan ijin

penelitian dan persiapan perlengkapan penelitian. Tahap ini dilakukan

mulai pertengahan Januari samapai pertengahan Maret 2017.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengambilan

data.Tahap ini dilakukan pada awal bulan April sampai Mei 2017

dengan rincian sebagai berikut.

1) Observasi kelas : 2 April 2017-25 April 2017

2) Pelaksanaan tes : 22 Mei 2017

3) Wawancara : 24 Mei 2017

c. Tahap pengumpulan data dan penyusunan laporan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan analisis dan hasil

penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan penelitian,

serta konsultasi dengan pembimbing. Tahap ini dilakukan selama

bulan bulan November sampai Desember 2017.

B. Data Hasil Tes

Tes dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Mei 2017 di kelas X AK I

SMKN 1 Praya Tengah. Jumlah siswa di kelas tersebut ada 26 siswa,

banyaknya siswa yang mengikuti tes ada 26 siswa. Dari 26 siswa yang

Page 65: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

46

mengikuti tes, tidak ada siswa dinyatakan tuntas dengan nilai . Semua

siswa dinyatakan tidak tuntas karena memperoleh nilai (lampiran 5).

Data hasil tes tersebut, dipilih 5 siswa untuk dijadikan subjek penelitian.

Dalam hal ini peneliti mengambil 5 siswa sebagai responden berdasarkan hasil

tes yang diberikan oleh peneliti, guna mengidentifikasi miskonsepsi siswa

pada pembelajaran matematika dalam pokok pembahasan perbandingan

trigonometri pada segitiga siku-siku.

Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih

secara acak, tetapi pemilihan sampel bertujuan (purposipe sample). Pemilihan

subjek bertujuan memfokuskan pada informan-informan terpilih yang bersifat

mendalam. Tujuan dari pemilihan sampel bertujuan adalah untuk memperoleh

kontek secara mendalam. Selain itu, juga untuk menggali informasi yang

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Pemilihan subjek

dilakukan secara manual berdasarkan variasi miskonsepsi siswa. Dipilih lima

subjek penelitian yaitu:

1. Inisial NF sebagai sebagai subjek 1 dengan katagori S1.

2. Inisial BUU sebagai sebagai subjek 2 dengan katagori S2.

3. Inisial SS sebagai sebagai subjek 3 dengan katagori S3.

4. Inisial NS sebagai sebagai subjek 4 dengan katagori S4.

5. Inisial NIK sebagai sebagai subjek 5 dengan katagori S5.

Selanjutnya, untuk memperoleh data tentang identifikasi miskonsepsi

siswa dilakukan wawancara terhadap langkah-langkah siswa dalam

menyelesaikan tes dari butir soal nomor 1, 2, dan 3 yang telah mereka

Page 66: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

47

kerjakan tersebut. Setelah data hasil wawancara diperoleh, dilakukan

identifikasi data.

C. Identifikasi Data Hasil Penelitian

Tes diagnostik mengenai materi pokok perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku oleh 26 siswa kelas X Akuntansi I SMKN 1 Praya Tengah.

Data yang dipakai penelitian ini adalah jawaban siswa yang mengandung

miskonsepsi yang dilakukan siswa pada jawaban tes konsepsi perbandingan

trigonometri pada segitiga siku-siku. Berikut akan disajikan deskripsi tentang

dugaan miskonsepsi siswa pada tiap nomor soal pada tabel 2.6.

Tabel 2.6. Deskripsi Dugaan Miskonsepsi Siswa pada Tiap Nomor No. Soal

Jenis Miskonsepsi Nomor Subjek

1 2 3 1 a. Siswa mengalami miskonsepsi

klasifikasional, yaitu siswa menjawab bahwa gambar segitiga siku-siku yang dimaksud pada soal nomor 1, dengan sisi BC berada pada garis vertikal. Siswa salah dalam pembuatan gambar segitiga siku-siku.

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13,14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, dan 26

b. Siswa mengalami miskonsepsi teoritikal, yaitu siswa menjawab soal pada bagian a

dan b bahwa konsep cosinus = . Semua subjek (1-26)

2 a. Siswa mengalami miskonsepsi klasifikasional, yaitu siswa menjawab bahwa gambar segitiga siku-sikuyang dimaksud pada soal nomor 2, dengan sisi PR berada pada garis vertikal.

5, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, dan 26

b. Siswa mengalami miskonsepsi korelasional, yaitu pada bagian menentukan nilai panjangQR siswa keliru dalam penggunaan rumus phytagoras.

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 25, dan 26

c. Siswa mengalami miskonsepsi teoritikal, Semua subjek

Page 67: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

48

yaitu siswa menjawab soal pada bagian a

bahwa konsep cosinus = . (1-26)

3 a. Siswa mengalami miskonsepsi korelasional, yaitu siswa menjawab konsep dengan benar, tetapi dengan hasil yang kurang tepat atau siswa keliru dalam penentuan nilai dari konsep yang diminta oleh soal. Pada konsep sinus misalnya, pada soal nomor 3 bagian d siswa beranggapan nilai sisi depan adalah 8, hanya karena angka 8 tersebut tepat berada di depan β, dimana sebenarnya nilai 8 tersebut nilai dari sisi samping .

Dari subjek nomor 2 sampai subjek nomor 26.

b. Siswa mengalami miskonsepsi teoritikal, yaitu siswa menjawab konsep cosinus= .

Semua subjek (1-26).

D. Identifikasi Hasil Wawancara

Melalui metode wawancara ini dapa diketahui apakah siswa yang diduga

dalam tes mengalami miskonsepsi, benar-benar mengalami miskonsepsi atau

tidak. Berikut ini disajikan petikan wawancara dengan kelima subjek

penelitian dan hasil identifikasinya. Adapun S untuk subjek dan P untuk

peneliti.

1. Subjek 1

a) Soal nomor 1

Petikan 1

Gambar 2.1.Kutipan JawabanSiswa S1 nomor 1

Page 68: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

49

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada

jawaban ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S1 : ”ya dengan sesuai soal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S1 : ”ya kak”

P : “ok,, kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C

nya gimana dek?”

S1 : “ya tulis aja, yang penting kan B nya di tengah kak”

P : “mmm,,tidak ada aturannya jadinya dek?”

S1 : “ ya kak, kan soalnya cuman menjelaskan sudut B aja”

Dari petikan 1, diketahui bahwa siswa salah dalam memahami

konsep segitiga. Siswa beranggapan dalam penulisan nama sudut

dalam segitiga tidak ada aturannya.

Petikan 2

Gambar 2.2 Kutipan JawabanSiswa S1 nomor 1a dan 1b

P : “ apa bedanya yang cos c dengan yang tan c (menunjuk jawaban

siswa nomor 1) kok sama jawabannya dek?”

Page 69: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

50

S1 : “ kan…mmm..dak tau kak, he”

P : “hehe,,ini jawabannya kan?”

S1 : “ya sih kak, tapii…(garuk garuk kepala)”

P : “apakah adek inget rumus mencari tan?”

S1 : “lupa kak”

P : “adek lupa atau adek tidak tahu?”

S1 : “lupa kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ , apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S1: “kan sin sama dengan depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S1 : “cos, bawah permiring kak”

P : “tan apa dek?”

S1 : “tan apa ya, lupa kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S1 : “kan ini per ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

S1 : “iya kak”

Dari petikan 2, siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep

cosinus. Siswa beranggapan sisi samping pada sudut itu adalah sisi

bawah sudut.

Page 70: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

51

b) Soal nomor 2

Petikan 3

Gambar 2.3 Kutipan JawabanSiswa S1 nomor 2

P : “ bagaimana cara adek membuat segitiga di nomor 2?”

S1 : “ ya dari soalnya kak, kan ada diterangkan di soal kalau siku-

sikunya dititik Q”

P : “ terus P dan R nya?”

S1 : “ ya sama seperti nomor satu tadi kak. Taruh dititik selanjutnya”

P : “ mmm, yang nomor 2 sekarang dek √ = itu

bener atau salah?”

S1 : “bener kak“

P : “yakin? Cobak adek teliti lagi”

S1 : “oh ya, seharusnya ada akarnya ya kak ya, lupa”

P : “yakin hanya itu aja?”

S1 : “ya kak”

P : “mmm berarti akar PR kuadrat ditambah PQ kuadrat itu sama

dengan 3 kuadrat dikurangi 1 kuadrat ya dek?”

Page 71: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

52

S1 : “hehe, beda tanda juga ya kak”

Dari petikan 3, diketahui bahwa siswa salah dalam memahami

konsep segitiga. Siswa beranggapan dalam penulisan nama sudut

dalam segitiga tidak ada aturannya dan mengalami kekeliruan dalam

rumus phytagoras.

c) Soal nomor 3

Petikan 4

Gambar 2.4 Kutipan JawabanSiswa S1 nomor 3

P : “sekarang yang nomor 3, dibagian d itu adek jawab sin β sama

dengan berapa?”

S1 : “ ⁄ kak”

P : “kenapa?”

S1 : “kan sindemi kak”

Page 72: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

53

P : “sekarang seandainya saya geser angka 8 ini ke sini (menunjuk

gambar nomor 3) apa dia akan tetap menjadi sindemi?”

S1 : “ aah.. ya dak sih kak, 6 sih jadinya yang sisi depannya”

P : “oh gituu, jadi kalau gambarnya seperti ini, jadinya sisi

depannya 8 gitu?”

S1 : “ya kak”

P : “nah cos β itu kenapa 6 per 10 dek? ,”

S1 : “kan bawah per miring kak“

Dari petikan 4, siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep

cosinus dan mengalami simplikasi pada gambar. Siswa

beranggapan sisi samping pada sudut itu adalah sisi bawah sudut

dan sisi depannya adalah angka yang ada didepan sudut.

2. Subjek 2

a) Soal nomor 1

Petikan 5

Gambar 2.5 Kutipan JawabanSiswa S2 nomor 1

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

Page 73: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

54

S2 : ”sesuai apa yang dibilang disoal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S2 : ”mm, ya kak”

P : “kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C nya

gimana dek?”

S2 : “ B nya di tengah kak terus untuk A dan nya tulis di sudut

selanjutnya

P : “tidak ada aturannya jadinya dek?”

S2 : “ dak tau kak, ada mungkin”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S2 : “tidak yakin kak ”

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S2 : “saya jawab setengah kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S2 : “dibagian b, saya hanya bisa jawaban satu kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ , apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S2: “kan rumus sin depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S2 : “cos, bawah permiring kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S2 : “kan sisi yang ini per yang ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

Page 74: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

55

S2 : “iya kak”

Dari petikan 5, diketahui bahwa siswa salah dalam memahami konsep

segitiga. Siswa beranggapan dalam penulisan nama sudut dalam segitiga

tidak ada aturannya dan siswa mengalami miskonsepsi pada konsep

cosinus.

b) Soal nomor 2

Petikan 6

Gambar 2.6 Kutipan JawabanSiswa S2 nomor 2

P : “ bagaimana cara adek membuat segitiga di nomor 2?”

S2 : “ sesuai soal yang bilang siku-sikunya dititik Q”

P : “ terus P dan R nya?”

S2 : “ tulis di sisi selanjutnya”

P : “ mmm, yang nomor 2 sekarang dek √ = √ itu bener atau salah?”

S2 : “bener kak“

P : “yakin? Cobak adek teliti lagi”

S2 : “astaga, beda tanda ya kak”

Page 75: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

56

Dari petikan 6, diketahui bahwa siswa mengalami kesalahan

dalam memahami konsep segitiga dan mengalami kesalahan dalam

rumus phytagoras.

c) Soal nomor 3

Petikan 7

Gambar 2.7 Kutipan JawabanSiswa S2 nomor 3

P : “sekarang yang nomor 3, dibagian d itu adek jawab sin β

samadengan berapa?”

S2 : “ ⁄ kak”

P : “kenapa?”

S2 : “kan memang itu rumusnya kak”

P : “sekarang seandainya saya geser angka 8 ini ke sini (menunjuk

gambar nomor 3) apa dia akan tetap menjadi sindemi?”

Page 76: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

57

S2 : “ dak 8 akan jadi sampingnya kak”

P : “oh gituu, jadi kalau gambarnya seperti ini, jadinya sisi

depannya 8 gitu?”

S2 : “ya kali kak”

P : “nah cos β itu kenapa 6 per 10 dek? ,”

S2 : “kan bawah per miring kak“

Dari petikan 7, siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep

cosinus dan mengalami simplikasi pada gambar.Siswa beranggapan

sisi samping pada sudut itu adalah sisi bawah sudut dan sisi

depannya adalah angka yang ada didepan sudut.

3. Subjek 3

a) Soal nomor 1

Petikan 8

Gambar 2.8 Kutipan JawabanSiswa S3 nomor 1

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada

jawaban ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S3 : ”dak tau kak”

Page 77: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

58

P : ”mengapa adek menjawab sedikit sekali, ya bisa di bilang

cuman sebagian dari satu nomor saja?”

S3 : ”hanya itu yang bisa saya jawab kak”

P : “apakah adek mengalami kesulitan?”

S3 : “iya kak”

P : “dibagian mana adek mengalami kesulitan?”

S3 : “ semuanya kak, cuman nomor satu bagian a aja saya bisa,”

P : “mengapa seperti itu?”

S3 : “hanya itu aja saya mengerti”

P : “kan nomor selanjutnya itu tidak ada bedanya dengan soal

nomor satu itu dek, bisa adek jelaskan dimana aja tempat

adek merasa sulit?”

S3 : “dinomor dua itu saya tidak mengerti bagaimana caranya

untuk jawab cos p berapa kalau sin p nya aja yang diketahui”

P : “kalau nomor tiga kenapa dek?”

S3 : “hehe,, males aja, lasingan kebanyak rupanya yang mau

digawek itu kak”

P : “hehe, gawek ya dek,,ok saya tanyak sekarang, sin a itu sama

dengan berapa dek?”

S3: “itu kan kak ⁄ ,”

P : “kenapa ⁄ ?”

S3: “kan rumusnya depan per miring kak”

P : “manasih sisi depan dari sin a dan mana sisi miringnya?”

Page 78: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

59

S3 : “sisi depannya yang 7 dan sisi miringnya yang 25

P : “kalau cos? “

S3 : “cos, ⁄ ”

P : “kenapa cos ⁄ ?”

S3 : “kan bawah per miring kak”

P : “jadinya yang 24 itu namanya sisi bawah dek?”

S3 : “iya kak”

Dari petikan 8, diketahui bahwa siswa mengalami miskonsepsi

pada konsep kosinus. Untuk nomor selanjutnya, peneliti tidak dapat

mengidentifikasikannya disebabkan oleh siswa tidak bisa

menjawab soal selanjutnya.

4. Subjek 4

a) Soal nomor 1

Kutipan 9

Gambar 2.9 Kutipan JawabanSiswa S4 nomor 1

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada

jawaban ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S4 : ”ya gambar kak”

Page 79: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

60

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S4 : ”mm, mungkin kak”

P : “kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C

nya gimana dek?”

S4 : “ B ditengah kak, A dan nya tulis dah terus disudut-

sudut berikutnya”

P : “tidak ada aturannya jadinya dek?”

S4 : “ dak tau kak,”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S4 : “tidak yakin kak ”

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S4 : “saya jawab bagian a aja kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S4 : “dibagian b, kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama

dengan ⁄ , apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S4: “kan rumus sin depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S4 : “cos, sisi bawah per sisi miring kak”

P : “kenapa cos sisi bawah per sisi miring, dari mana adek tau

rumus itu?”

S4: “kan 24 ini kan kak per yang ini sisi miringnya (menunjuk

jawaban nomor 1)”

Page 80: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

61

P : “jadinya yang ini namanya sisi bawah dek?”

S4 : “iya kak”

Dari petikan 9, diketahui bahwa siswa salah dalam memahami

konsep segitiga. Siswa tidak mengetahui dalam penulisan nama

sudut dalam segitiga ada atau tidak ada aturannya, siswa juga

mengalami miskonsepsi pada konsep kosinus.

b) Soal nomor 2

Kutipan 10

Gambar 2.10 Kutipan JawabanSiswa S4 nomor 2

P : “ kenapa adek tidak menggambar segitiga yang diperintahkan

disoal nomor 2?”

S4 : “ dak saya tau kak”

P : “ terus darimana adek dapat jawaban soal nomor 2 ini

(menunjuk jawaban siswa)?”

S4 : “asal tulis aja kak ”

Dari kutipan 10, diketahui siswa tidak menjawab sehingga

peneliti tidak dapat mengidentifikasi siswa.

Page 81: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

62

c) Soal nomor 3

Kutipan 11

Gambar 2.11 Kutipan JawabanSiswa S4 nomor 3

P: “kenapa adek menjawab sampai di rumus phytagorasnya saja

dinomor 3 ini dek?”

S4: “cuman itu yang saya tau kak”

Dari kutipan 11, peneliti belum bisa mengidentifikasi akan

tetapi, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab konsep dari

perbandingan trigonometri.

5. Subjek 5

a) Soal nomor 1

Kutipan 12

Gambar 2.12 Kutipan JawabanSiswa S5 nomor 1

Page 82: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

63

P : “ok , coba perhatikan jawaban yang telah dikerjakan, bisa jelasin

ndak bagaimana menyelesaikan soal ini?”

S5 : “ya dengan cara yang telah dijelaskan oleh bapak guru”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada

jawaban ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S5 : ”ya dengan sesuai soal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S5 : ”ya kak”

P : “ok,, kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan

C nya gimana dek?”

S5 : “ya tulis aja, kak”

P : “mmm,,tidak ada aturannya jadinya dek?”

S5 : “ ya kayaknya kak”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S5 : “tidak yakin kak ”

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S5 : “kurang bisa aja jawabnya kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S5 : “semuanya kak”

P : “dibagian a adek bilang 7 per 20, dari mana adek dapet 20?”

S5 : “ aneh 25 maksudnya itu kak, saya salah tulis”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama

dengan ⁄ , apa alasan adek menjawab seperti itu?”

Page 83: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

64

S5: “kan sin sama dengan depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S5 : “cos, bawah permiring kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S5 : “kan ini per ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

S5 :“iya kak”

Dari kutipan 12, diketahui bahwa siswa mengalami kesalahan

dalam klasifikasional yakni tidak dapat mendedukasikan soal dalam

bentuk gambar, kesalahan dalam konsep segitiga dan mengalami

miskonsepsi dalam konsep cosinus.

b) Soal nomor 2

Siswa tidak menjawab, sehingga tidak dapat diidentifikasi oleh

peneliti.

Page 84: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

65

c) Soal nomor 3

Kutipan 13

Gambar 2.13 Kutipan JawabanSiswa S5 nomor 3

P : “sekarang yang nomor 3, mengapa sampai rumus phytagoras

saja?”

S5 : “sampai sana saya bisa kak”

P : “kenapa?”

S5 : “dak bisa dah kak, saya tidak ngerti”

P : “dibagian mana adek tidak mengerti?”

S5 : “ saya inget rumusnya aja kak,, saya kurang ngerti diwaktu cari

mana yang dijadikan sisi depan dan sisi bawah”

P : “oh gituu,”

S5 : “ya kak”

Dari kutipan 13, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan konsep

Page 85: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

66

perbandingan trigonometri, diduga siswa mengalami miskonsepsi di

konsep perbandingan trigonometri.

E. Hasil Validasi Data

Setelah dilakukan triangulasi, hasil validasi data dapat disajikan dalam

Tabel 2.9.berikut.

Tabel 2.9. Hasil Validasi Data No Subjek Hasil Validasi Data 1 S1 Subjek 1 mengalami 3 jenis miskonsepsi

yaitu,miskonsepsi klasifikasional,korelasional, dan

teoritikal, S1 mengalami kesalahan dalam

mendedukasikan soal dalam bentuk gambar, kekeliruan

dalam penggunaan rumus phytagoras, dan kesalahan S1

pada penggunaan rumus cosinus. Penyebab S1

mengalami miskonsepsitersebut adalah kurangnya

penekanan terhadap prakonsep yang dimiliki S1,

interpretasi siswa terhadap gambar yang kurang tepat,

dan kurang tepatnya konsep yang digunakan. Adapun

solusi dari permasalahan tersebut adalah konsep awal

yang dimiliki siswa lebih di tekankan lagi, hubungan

antar konsep lebih ditekankan lagi, dan penggunaan alat

peraga yang sesuai.

2 S2 Subjek 2 mengalami 3 jenis miskonsepsi, yaitu

miskonsepsi klasifikasional,miskonsepsi korelasional,

Page 86: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

67

dan miskonsepsi teoritikal, yaitu kesalahan dalam

mendedukasikan soal dalam bentuk gambar, kekeliruan

dalam penggunaan rumus phytagoras, dan kesalahan S2

pada penggunaan rumus cosinus. Penyebab S2

mengalami miskonsepsi tersebut adalah kurangnya

penekanan terhadap prakonsep yang dimiliki S2,

interpretasi siswa terhadap gambar yang kurang tepat,

dan kurang tepatnya konsep yang digunakan, serta

ketidakstabilan dalam menghubungkan antar konsep.

Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah konsep

awal yang dimiliki siswa lebih di tekankan lagi,

hubungan antar konsep lebih ditekankan lagi, dan

penggunaan alat peraga yang sesuai..

3 S4 Subjek 4 mengalami 3 jenis miskonsepsi yaitu,

miskonsepsi klasifikasional, korelasional, dan teoritikal,

yaitu S4 salah dalam pembuatan segitiga siku-siku yang

diminta oleh soal, kurang tepatnya rumus yang digunakan

dengan permasalahan yang ada, dan kesalahan dalam

mengartikan konsep cosinus. Penyebab S4 mengalami

miskonsepsi tersebut adalah kurangnya prakonsep yang

dimiliki S4, salah dalam menghubungkan suatu konsep

dengan konsep yang lainnya, dan kesalahan dalam

interpretasi S4 terhadap gambar. Adapun solusi dari

Page 87: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

68

permasalahan tersebut adalah konsep awal yang dimiliki

oleh siswa lebih dikankan lagi, penjelasan tentang

hubungan antar konsep lebih ditekankan lagi, dan

penggunaan alat peraga yang sesuai..

4 S5 Subjek 5 mengalami 2 jenis miskonsepsi yaitu,

miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi teoritikal,

yaitu S5 salah dalam pembuatan segitiga siku-siku yang

diminta oleh soal dan kesalahan dalam rumus cosinus.

Penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut adalah

kurangnya prakonsep yang dimiliki subjek 5, kesalahan

interpretasi terhadap gambar, dan pemikiran awal yang

masih salah. Adapun solusi dari permasalahan tersebut

adalah konsep awal yang dimiliki oleh siswa lebih

dikankan lagi, dan penjelasan tentang hubungan antar

konsep lebih ditekankan lagi.

5 S3 Subjek 3 hanya mengalami miskonsepsi teoritikal, yaitu

kesalahan S3 pada penggunaan rumus cosinus. Penyebab

S3 mengalami miskonsepsi tersebut adalah kurangnya

penekanan terhadap prakonsep yang dimiliki S3, dan

kurang tepatnya konsep yang digunakan. Adapu Solusi

dari permasalahan tersebut adalah hubungan antar konsep

lebih ditekankan lagi.

Page 88: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

69

BAB III

PEMBAHASAN

A. Jenis Miskonsepsi yang dialami Siswa

Hasil tes diagnostik yang dikerjakan berupa jawaban essay dari siswa

yang terdiri dari 26 siswa yang diduga mengalami miskonsepsi. Dari 26 siswa

tersebut, dipilih 5 siswa yang akan dianalisis lebih lanjut mengenai jenis

miskonsepsi yang dialami dengan menggunakan triangulasi sumber. Adapun

5 siswa yaitu disebutkan dalam lampiran 7.Setelah dilakukan wawancara

terhadap 5 siswa tersebut, kemudian dengan menggunakan triangulasi

sumber, diketahui bahwa terdapat 3 jenis miskonsepsi yang dialami oleh

siswa, yaitu:

1. miskonsepsi klasifikasional, secara operasionalnya siswa salah dalam

pembuatan gambar segitiga siku-siku, siswa masih mengalami kesulitan

saat menggambar dengan memanfaatkan informasi yang ada di soal,

karena siswa salah dalam memahami konsep segitiga.

2. miskonsepsi korelasional, secara oprasionalnya siswa salah dalam

menulis rumus yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan dalam

soal, dan siswa salah dalam menjelaskan hubungan antara rumus yang

digunakan dengan permasalahan yang terdapat dalam soal, hal tersebut

bisa terjadi karena kurangnya prakonsep yang dimiliki oleh siswa.

3. miskonsepsi teoritikal,secara oprasionalnya siswa salah dalam

memberikan contoh konsep sinus, cosinus dan tangent, karena konsep

66

Page 89: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

70

trigonometri yang dimiliki oleh siswa masih kurang, sehingga siswa

masih mengalami kesalahan dalam mengartikan rumus cosinus.

Penelitian yang terkait dengan penelitian tersebut yaitu yang dilakuakan

oleh Eka Wahyu Nurlali, mahasiswi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

universitas sebelas maret, dengan judul skripsi Analisis Miskonsepsi Siswa

Kelas VII SMPN 16 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada Pembelajaran

Matematika Materi Pokok Segitiga dengan hasil penelitianyaitu siswa

mengalami 3 jenis miskonsepsi yaitu miskonsepsi klasifikasional, korelasional

dan teoritikal mengenai segitiga dan daerah segitiga.

B. Penyebab Miskonsepsi Siswa

Berdasarkan data yang dihasilkan dari analisis data hasil tes diagnosis

siswa dan hasil wawancara dengan beberapa siswa, diperoleh data yang

menunjukkan beberapa kemungkinan penyebab siswa mengalami

miskonsepsi.

Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep cosinus dan pendedukasian

soal dalam bentuk gambar. Penyebab siswa mengalami miskonsepsi yaitu

prakonsep yang dimiliki siswa yang sulit untuk ditinggalkan yang mungkin

disebabkan dari proses belajar terlebih dahulu, kurang tepatnya aplikasi

konsep-konsep yang telah dipelajari, ketidakstabilan dalam menghubungkan

suatu konsep dengan konsep yang lainnya, dan kesalahan interpretasi siswa

terhadap gambar.

Page 90: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

71

C. Solusi untuk Mengatasi Miskonsepsi

Berdasarkan hasil tes diagnosis dan hasil wawancara, solusi untuk

mengatasi miskonsepsi tersebut adalah:

a. Prakonsepsi siswa lebih ditekankan lagi

b. Aplikasi konsep-konsep yang dipelajari dibenarkan kembali.

c. Hubungan antar konsep lebih ditekankan lagi

.

Page 91: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

72

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Jenis miskonsepsi siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN 1 Praya Tengah

yakni a) miskonsepsi klasifikasional, miskonsepsi klasifikasional yang

terjadi meliputi kesalahan dalam menentukan unsur-unsur yang terdapat

pada perbandingan trigonometri, terutama pada konsep cosinus. b)

miskonsepsi korelasional yang terjadi meliputi kesalahan dalam

menentukan rumus yang tepat dalam menjawab suatu pertanyataan,

kesalahan dalam menentukan hubungan antara konsep, c) miskonsepsi

teoritikal yang terjadi meliputi kesalahan siswa dalam menjelaskan fakta-

fakta dalam memahami beberapa rumus/formula.

2. Penyebab miskonsepsi siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN 1 Praya Tengah

pada materi pokok perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku

yakni a) prakonsep yang dimiliki siswa yang sulit untuk ditinggalkan yang

mungkin disebabkan dari proses belajar terlebih dahulu, kurang tepatnya

aplikasi konsep-konsep yang telah di pelajari, ketidak stabilan dalam

menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lainnya, dan kesalahan

interpretasi siswa terhadap gambar. b) guru menjadi penyebab miskonsepsi

karena penggunaan alat peraga yang tidak mewakili secara tepat konsep-

konsep yang digambarkan, guru kurang memberikan penekanan pada

69

Page 92: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

73

setiap konsep yang ada, guru tidak pernah mengaitkan satu konsep dengan

konsep yang lain, dan guru kurang memperhatikan prakonsepsi siswa.

3. Solusi miskonsepsi siswa kelas X Akuntansi 1 SMKN 1 Praya Tengah

yakni a) prakonsepsi siswa lebih ditekankan lagi.b)aplikasi konsep-konsep

yang dipelajari dibenarkan kembali. c) hubungan antar konsep lebih

ditekankan lagi. d) penggunaan alat peraga diperbaiki dengan

menggunakan alat peraga yang sesuai.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran yang berkaitan dengan

pembentukan konsep pada siswa, alangkah baiknya guru membantu siswa

dengan menggunakan model benda yang lebih nyata agar siswa lebih

mudah dalam memahami suatu konsep baru tersebut. Guru seharusnya

lebih sering memberikan pembelajaran konsep kepada siswa dan

diimbangi dengan latihan-latihan soal yang lebih variatif dan realistis,

serta guru seharusnya lebih bisa mengetahui letak miskonsepsi yang

dialami siswa dan mencari tahu penyebabnya untuk menentukan langkah

atau solusi selanjutnya.

Page 93: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

74

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa tidak terlepas dari

miskonsepsi. Oleh sebab itu, penelitian tentang miskonsepsi penting untuk

dikembangkan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran konsep yang

dilakukan. Peneliti lain mungkin dapat melakukannya pada tingkat dan

materi yang berbeda dengan suatu sudut peninjauan. Hasil penelitian ini

juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian pengembangan

berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini.

Page 94: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

75

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. “Belajar dan Pembelajaran”, Bandung: Alfabeta, 2016.

Dimyati dan Mudjiono. “Belajar dan Pembelajaran”, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015.

Emzir. “Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data”, Jakarta: Rajawali Pers,

2012. Gur, Hulya. “Trigonometri Learning”, Jurnal, New Horizon in Educations,

Vol 57, No.1, May 2009. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Hamidi. “Metode Penelitian Kualitatif”. Malang: UMM Press, 2010

Jingga, Anisa Astra. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Identitas Trigonometri pada Siswa Kelas X Semester 2 SMAN 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016”, Skripsi, FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2016.

Kariadinata, Rahayu. “Trigonometri Dasar”, Bandung: Pustaka Setia, 2013. Moleong, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004. Nisa’, Khoirun. “Analisis Kesulitan Matematika Pada Peserta Didik Kelas

VIII Pokok Bahasan Panjang Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran MTs Negeri Bonang Tahun Pelajaran 2010/2011”, Skripsi, Semarang, Institut Islam Negeri Semarang, 2011.

Nurlaili, Eka Wahyu. “Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas VIII SMPN 16

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Segitiga”, Skripsi, Surakarta: Program Strata 1 Universitas Sebelas Maret, 2012.

Satori, Djama’an dan Aan Komatiah. “Metodologi Penelitian Kualitatif”.

Bandung: Alfabeta, 2012. Suandito, Billy, dkk. “Pengembangan Soal Matematika non Rutin di SMA

Xaverius 4 Palembang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3. No. 2, Palembang: Desember, 2009.

Page 95: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

76

Sudarwan dan Khairil. “Psikologi pendidikan (Dalam persfektif baru)”, Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif”, Bandung:Alfabeta,

2008. Sulistyorini. “Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”,

Yogyakarta: Teras, 2009. Suparno, Paul. “Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

Fisika”, Jakarta: Grasindo, 2013. Syahrizan, Muhammad. Wawancara, senin, 13 Februari 2017: SMKN 1 Praya

Tengah, pukul 12.45. Tisngati, Urip. “Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan

pada Mata Kuliah Teori Bilangan Ditinjau dari Gaya Belajar”, Skripsi, STKIP PGRI, Pacitan, 2012.

Tompo, Basman, et. al. “The Development of Discovery- Inquiry Learning

Model to Reduce the Science Misconceptions of Junior High School Students, Internasional Journal Of Environmental dan Science Education, Vol. 11, No. 12, Juni 2016.

Widdiharto, Rahmadi. “Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan

Alternatif Proses Remidinya”, Jogjakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan matematika, 2008.

Zuldafrial. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka, 2012.

.

Page 96: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

77

24 SUFFAH SIRLIANTINI 95 25 YULIA NINGSIH 40 26 YULIANIN ANDANI 30

Page 97: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

78

Page 98: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

79

Lampiran 2

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku

Kelas/Semester : X/1

Hari/Tanggal : Senin/22 Mei 2017

Alokasi Waktu : 60 menit

Petunjuk Umum

Jawablah Soal berikut dengan Benar. Dilarang Mengunakan Kalkulator. Kerjakan Secara Individu. Kerjakan Sesuai dengan Alokasi Waktu. Kerjakan Sesuai dengan Soal.

Instrumen Soal Tes

1. Pada suatu segitiga siku-siku ABC, dengan B = 90 , AB = 24 cm, dan BC= 7 cm, hitung: a. Sin A dan cos A b. Sin C, cos C, dan tan C

2. Diketahui segitigaPQRsiku-siku di titikQ jika sin P = , tentukan nilai

a. Cos P b. Tan P

Page 99: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

80

3. Perhatikan gambar berikut.

B

β

8 cm

α A

C 6 cm

Segitiga ACB siku-siku di C. Tentukan;

a. Sin α b. Cos α c. Tan α d. Sin β e. Cos β f. Tan β

Selamat Mengerjakan !

Page 100: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

81

Lampiran 3

Kunci Jawaban dan Skor

NO JAWABAN SKOR JUMLAH

SKOR

1

Diketahui : <B = 90 , AB = 24 cm, dan

BC= 7 cm

2 34

Ditanya : Sin A dan cos A

Sin C, cos C, dan tan C

2

Jawab :

a) Sin A = =

= 0.28

6

a) Cos A = =

= 0.96 6

b) Sin C = =

= 0.96

6

Cos C = =

= 0.28

c)

6

Tan C = =

= 3.43 6

2 Diketahui: sin P = 2 22

Ditanya : Cos PTan P 2

Jawaban : Nilai sinus diperoleh dari perbandingan antar sisi depan sudut dengan sisi miring sudut. Sisi depan sudut P adalah sisi QR dan sisi miring sudut P adalah sisi PR. Jika panjang QR = 1 satuan maka panjang PR = 3 satuan. Panjang PQ diperoleh dengan teorema Pythagoras: P 3 Q 1 R

PQ = √ = √ = √ = √ = √ satuan

6

a) Cos P 6

Page 101: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

82

Cos P = =

= √

b) Tan P = =

= √ = √

6

3 Diketahui : AC = 6 cm, BC = 8 cm 2 44

Ditanya : Sin α, Cos α, Tan α, Sin β,

dan Cos β, Tan β

2

Jawab : Pada segitiga ABC, sisi

panjang AB belum diketahui.

Panjang AB ditentukandengan

teorema Pythagoras.

PQ = √ = √ = √ = √ =

4

a) Sin Sisi depan sudut adalah BC dan

sisi miringnya adalah AB

sehingga

Sin

6

b) Cos Sisi samping sudut adalah AC

dan sisi miringnya adalah AB

sehingga

Cos

6

c) Tan Sisi depan sudut adalah BC dan

sisi samping adalah AC sehingga

Tan

6

d) Sin

Sin 6

e) Cos

Cos 6

Page 102: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

83

f) Tan

Tan 6

Total Skor 100 100

Page 103: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

84

Lampiran 4

Instrumen Wawancara

1. Bagaimana menyelesaikan soal ini?

2. Bagaimana anda membuat segitiga pada jawaban?

3. Apakah ada aturannya?

4. Apakah anda yakin jawaban anda benar ?

5. Mengapa anda yakin/tidak yakin?

6. Dibagian mana anda merasa kurang bisa?

7. Menurut anda, dimana anda mengalami kesalahan?

8. Apakah anda sudah tahu kesalahan anda?

9. Apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika anda mengalami kesalahan

?

Page 104: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

85

Lampiran 5

Tabel 2.6 Daftar Nilai Tes Siswa Kelas X Akuntansi I SMKN 1 Praya Tengah

NO NAMA INISIAL NILAI KETERANGAN

1 BAIQ JULIATI BJ 55 TT

2 BANI PUTRA PRATAMA BPP 35 TT

3 BUNGA ULFIATUL ULYA BUU* 23 TT

4 DADIK HIDAYAT DH 35 TT

5 DINA AYU RAHMAWATI DAR 50 TT

6 EMI SAPITRI ES 55 TT

7 ERA OKTAVIANA EO 41 TT

8 INDRAWAN PUTRA IP 40 TT

9 INDRIANA IN 55 TT

10 KHAIRIN NISA KN 50 TT

11 LALU NIKO JULPAKAR LNJ 30 TT

12 NIA AYU LISMA NAL 45 TT

13 NININ FAZRIA NF* 30 TT

14 NORA INTAN KASWARI NIK* 5 TT

15 NUR ARIFIN NA 55 TT

16 NURDIANA SARI NS* 7 TT

17 NUR OPI APRIANTI NOA 55 TT

18 OVINA ORACHI OA 50 TT

19 PURNOMO EKO WAHYUDIN PEW 30 TT

20 RATNAWATI RT 55 TT

21 RAUDATUL IRFANI RI 51 TT

22 SAMSUDIN SS* 13 TT

Page 105: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

86

23 SAMSUL HIDAYAT SH 30 TT

24 SUFFAH SIRLIANTINI SST 49 TT

25 YULIA NINGSIH YN 35 TT

26 YULIANIN ANDANI YA 40 TT

Keterangan :

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

*Yang menjadi subjek penelitian

Page 106: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

87

Lampiran 6

Hasil Wawancara

Untuk mengetahui tentang miskonsepsi siswa pada pembelajaran

matematika perlu dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan pada siswa kelas

X SMKN 1 Praya Tengah yang menurut peneliti mengalami miskonsepsi dilihat

dari hasil tes yang diberikan oleh peneliti. Wawancara dilakukan dalam waktu

yang berbeda antara lain sebagai berikut:

Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Mei 2017

Subjek 1 kategori S1 : Ninin Fazria (NF)

Wawancara dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Mei 2017

Subjek 2 kategori S2 : Nora Intan Kaswari (NIK)

Wawancara dilaksanakan pada hari Jum’at, 26 Mei 2017

Subjek 3 kategori S3 : Bunga Ulfatul Ulya (BUU)

Wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Mei 2017

Subjek 4 kategori S4 : Nurdiana Sari (NS)

Wawancara dilaksanakan pada hari Senin, 29 Mei 2017

Subjek 5 kategori S5 : Samsudin (SS)

A. Subjek 1 kategori S1

P : “assalamu’alaikum wr.wb”

S1 : “wa’alaikumsalam ”

P : “bagaimana kabarnya hari ini ?”

Page 107: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

88

S1 : “Alhamdulillah,sehat kak”

P : “maaf sebelumnya kalok mengganggu kegiatannya”

S1 : “iya kak”

P : “jadi tujuannya disini untuk mewawancara terkait dengan soal tes

matematika kemarin”

S1 : “ oo iya kak”

P : “ok , coba perhatikan jawaban yang telah di kerjakan, bisa jelasinkan

ndak bagaimana menyelesaikan soal ini?”

S1 : “ya dengan cara yang telah di jelaskan oleh bapak guru”

P : “terus apalagi ?”

S1 : “sesuai dengan buku catatan kak”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S1 : ”ya dengan sesuai soal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S1 : ”ya kak”

P : “ok,, kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C nya

gimana dek?”

S1 : “ya tulis aja, yang penting kan B nya di tengah kak”

P : “mmm,,tidak ada aturannya jadinya dek?”

S1 : “ ya kak, kan soalnya cuman menjelaskan sudut B aja”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S1 : “tidak yakin kak ”

Page 108: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

89

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S1 : “kurang bisa aja jawabnya kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S1 : “dibagian b itu kak”

P : “ apa bedanya yang cos c dengan yang tan c (menunjuk jawaban siswa

nomor 1) kok sama jawabannya dek?”

S1 : “ kan…mmm..dak tau kak, he”

P : “hehe,,ini jawabannya kan?”

S1 : “ya sih kak, tapii…(garuk garuk kepala)”

P : “apakah adek inget rumus mencari tan?”

S1 : “lupa kak”

P : “adek lupa atau adek tidak tahu?”

S1 : “lupa kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ ,

apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S1: “kan sin sama dengan depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S1 : “cos, bawah permiring kak”

P : “tan apa dek?”

S1 : “tan apa ya, lupa kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S1 : “kan ini per ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

Page 109: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

90

S1 : “iya kak”

P : “apa dibuku paketnya juga bilang seperti itu?”

S1 : “dak tau kak, jarang buka buku paket soalnya kak“

P : “ bagaimana cara adek membuat segitiga di nomor 2?”

S1 : “ ya dari soalnya kak, ka nada diterangkan di soal kalau siku-sikunya

dititik Q”

P : “ terus P dan R nya?”

S1 : “ ya sama seperti nomor satu tadi kak. Taruh dititik selanjutnya”

P : “ mmm, yang nomor 2 sekarang dek √ = itu bener

atau salah?”

S1 : “bener kak“

P : “yakin? Cobak adek teliti lagi”

S1 : “oh ya, seharusnya ada akarnya ya kak ya, lupa”

P : “yakin hanya itu aja?”

S1 : “ya kak”

P : “mmm berarti akar PR kuadrat ditambah PQ kuadrat itu sama dengan 3

kuadrat dikurangi 1 kuadra ya dek?”

S1 : “hehe, beda tanda juga ya kak”

P : “sekarang yang nomor 3, dibagian d itu adek jawab sin β sama dengan

berapa?”

S1 : “ ⁄ kak”

P : “kenapa?”

S1 : “kan sindemi kak”

Page 110: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

91

P : “sekarang seandainya saya geser angka 8 ini ke sini (menunjuk gambar

nomor 3) apa dia akan tetap menjadi sindemi?”

S1 : “ aah.. ya dak sih kak, 6 sih jadinya yang sisi depannya”

P : “oh gituu, jadi kalau gambarnya seperti ini, jadinya sisi depannya 8

gitu?”

S1 : “ya kak”

P : “nah cos β itu kenapa 6 per 10 dek? ,”

S1 : “kan bawah per miring kak“

P : “ok,apakah adek yakin jawaban adek benar?”

S1 : “dak tau kak?”

P : “sekarang coba adek buka buku paketnya, terus lihat rumus cos apa dan

tan apa, “

S1 : “ ooh gitu kak “

P : “menurut adek dimana adek mengalami kesalahan?”

S1 : “ya, kekeliruan dirumus, kurang teliti dan salah cara menggambar

bangun datar kak”

P : “ok, terus apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika adek mengalami

kesalahan ?”

S1 : “yaaa di suruh ulang ato dak remidi dan di jelasin ulang lagi “

P : “okey adek, terimakasih untuk waktunya..”

S1 : “iya kak, sama-sama”

Page 111: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

92

B. Subjek 2 kategori S2

P : “assalamu’alaikum wr.wb”

S2 : “wa’alaikumsalam ”

P : “bagaimana kabarnya hari ini ?”

S2 : “baik kak”

P : “maaf sebelumnya kalok mengganggu kegiatannya”

S2 : “iya kak”

P : “jadi tujuannya saya disini untuk mewawancara terkait dengan soal tes

matematika kemarin”

S2 : “ oo iya kak”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S2 : ”sesuai apa yang dibilang disoal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S2 : ”mm, ya kak”

P : “kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C nya gimana

dek?”

S2 : “ B nya di tengah kak terus untuk A dan nya tulis di sudut

selanjutnya

P : “tidak ada aturannya jadinya dek?”

S2 : “ dak tau kak, ada mungkin”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S2 : “tidak yakin kak ”

Page 112: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

93

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S2 : “saya jawab setengah kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S2 : “dibagian b, saya hanya bisa jawaban satu kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ ,

apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S2: “kan rumus sin depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S2 : “cos, bawah permiring kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S2 : “kan sisi yang ini per yang ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

S2 : “iya kak”

P : “apa dibuku paketnya juga bilang seperti itu?”

S2 : “saya tidak punya buku paket kak, cumin catatan aja“

P : “ bagaimana cara adek membuat segitiga di nomor 2?”

S2 : “ sesuai soal yang bilang siku-sikunya dititik Q”

P : “ terus P dan R nya?”

S2 : “ tulis di sisi selanjutnya”

P : “ mmm, yang nomor 2 sekarang dek √ = √ itu

bener atau salah?”

S2 : “bener kak“

P : “yakin? Cobak adek teliti lagi”

Page 113: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

94

S2 : “astaga, beda tanda ya kak”

P : “sekarang yang nomor 3, dibagian d itu adek jawab sin β samadengan

berapa?”

S2 : “ ⁄ kak”

P : “kenapa?”

S2 : “kan memang itu rumusnya kak”

P : “sekarang seandainya saya geser angka 8 ini ke sini (menunjuk gambar

nomor 3) apa dia akan tetap menjadi sindemi?”

S2 : “ dak 8 akan jadi sampingnya kak”

P : “oh gituu, jadi kalau gambarnya seperti ini, jadinya sisi depannya 8

gitu?”

S2 : “ya kali kak”

P : “nah cos β itu kenapa 6 per 10 dek? ,”

S2 : “kan bawah per miring kak“

P : “ok,apakah adek yakin jawaban adek benar?”

S2 : “dak tau kak”

P : “sekarang coba adek buka buku paketnya, (memberikan buku paket) terus

lihat rumus cos apa dan tan apa, “

S2 : “ ooh gitu “

P : “menurut adek dimana adek mengalami kesalahan?”

S2 : “ banyak kak di rumus terutama”

P : “ok, terus apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika adek mengalami

kesalahan ?”

Page 114: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

95

S2 : “yaaa di suruh ulang ato dak remidi dan di jelasin ulang lagi “

P : “okey adek, terimakasih untuk waktunya..”

S2 : “iya kak, sama-sama”

C. Subjek 3 kategori S3.

P : “assalamu’alaikum wr.wb”

S3 : “wa’alaikumussalam ”

P : “bagaimana kabarnya ?”

S3 : “baik kak”

P : “maaf sebelumnya kalok mengganggu kegiatannya”

S3 : “iya kak”

P : “jadi tujuannya saya disini untuk mewawancara terkait dengan soal tes

matematika kemarin”

S3 : “iya kak”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S3 : ”dak tau kak”

P : ”mengapa adek menjawab sedikit sekali, ya bisa di bilang cuman

sebagian dari satu nomor saja?”

S3 : ”hanya itu yang bisa saya jawab kak”

P : “apakah adek mengalami kesulitan?”

S3 : “iya kak”

P : “dibagian mana adek mengalami kesulitan?”

Page 115: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

96

S3 : “ semuanya kak, cuman nomor satu bagian a aja saya bisa,”

P : “mengapa seperti itu?”

S3 : “hanya itu aja saya mengerti”

P : “kan nomor selanjutnya itu tidak ada bedanya dengan soal nomor satu itu

dek, bisa adek jelaskan dimana aja tempat adek merasa sulit?”

S3 : “dinomor dua itu saya tidak mengerti bagaimana caranya untuk jawab

cos p berapa kalau sin p nya aja yang diketahui”

P : “kalau nomor tiga kenapa dek?”

S3 : “hehe,, males aja, lasingan kebanyak rupanya yang mau digawek itu kak”

P : “hehe, gawek ya dek,,ok saya tanyak sekarang, sin a itu sama dengan

berapa dek?”

S3: “itu kan kak ⁄ ,”

P : “kenapa ⁄ ?”

S3: “kan rumusnya depan per miring kak”

P : “manasih sisi depan dari sin a dan mana sisi mirinnya?”

S3 : “sisi depannya yang 7 dan sisi miringnya yang 25

P : “kalau cos? “

S3 : “cos, ⁄ ”

P : “kenapa cos ⁄ ?”

S3 : “kan bawah per miring kak”

P : “jadinya yang 24 itu namanya sisi bawah dek?”

S3 : “iya kak”

P : “apa dibuku paketnya juga bilang seperti itu?”

Page 116: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

97

S3 : “sepertinya kak“

P : “ok,apakah adek yakin jawaban adek benar?”

S3 : “dak tau kak”

P : “sekarang coba adek buka buku paketnya, (memberikan buku paket) terus

lihat rumus cos apa “

S3 : “aaah, disini samping per miring dia bilang kak “

P : “menurut adek dimana adek mengalami kesalahan?”

S3 : “ rumus cos kak”

P : “terus apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika adek mengalami

kesalahan ?”

S3 : “di jelasin ulang kak “

P : “oke dek, terimakasih untuk waktunya..”

S3 : “sama-sama kak”

D. Subjek 4 kategori S4

P : “assalamu’alaikum wr.wb”

S4 : “wa’alaikumsalam ”

P : “bagaimana kabarnya hari ini ?”

S4 : “baik kak”

P : “maaf sebelumnya kalok mengganggu kegiatannya”

S4 : “iya kak”

P : “jadi tujuannya saya disini untuk mewawancara terkait dengan soal tes

matematika kemarin”

Page 117: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

98

S4 : “ mmmm”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S4 : ”ya gambar kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

S4 : ”mm, mungkin kak”

P : “kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C nya gimana

dek?”

S4 : “ B ditengah kak, A dan nya tulis dah terus disudut-sudut

berikutnya”

P : “tidak ada aturannya jadinya dek?”

S4 : “ dak tau kak,”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S4 : “tidak yakin kak ”

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S4 : “saya jawab bagian a aja kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S4 : “dibagian b, kak”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ ,

apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S4: “kan rumus sin depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S4 : “cos, sisi bawah per sisi miring kak”

Page 118: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

99

P : “kenapa cos sisi bawah per sisi miring, dari mana adek tau rumus itu?”

S4: “kan 24 ini kan kak per yang ini sisi miringnya (menunjuk jawaban

nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya sisi bawah dek?”

S4 : “iya kak”

P : “apa dibuku paketnya juga bilang seperti itu?”

S4 : “jarang keperpus kak, dak ada buku paket sih jadinya“

P : “ kenapa adek tidak menggambar segitiga yang diperintahkan disoal

nomor 2?”

S4 : “ dak saya tau kak”

P : “ terus darimana adek dapat jawaban soal nomor 2 ini (menunjuk

jawaban siswa)?”

S4 : “asal tulis aja kak ”

P : “kenapa adek menjawab sampai di rumus phytagorasnya saja dinomor 3

ini dek?”

S4 : “cuman itu yang saya tau kak”

P : “ok,apakah adek yakin jawaban adek benar?”

S4 : “dak tau kak”

P : “sekarang coba adek buka buku paketnya, (memberikan buku paket) terus

lihat rumus cos apa “

S4 : “ mmmm “

P : “menurut adek dimana adek mengalami kesalahan?”

S4 : “ semuanya kak”

Page 119: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

100

P : “yep, terus apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika adek mengalami

kesalahan ?”

S4 : “yaaa remidi dan minta di jelasin ulang kak “

P : “oke dek, terimakasih untuk waktunya..”

S4 : “iya kak”

E. Subjek 5 kategori S5

P : “assalamu’alaikum wr.wb”

S5 : “wa’alaikuusssalam ”

P : “bagaimana kabarnya hari ini ?”

S5 : “Alhamdulillah,sehat kak”

P : “maaf sebelumnya kalok mengganggu kegiatannya”

S5 : “iya kak”

P : “jadi tujuannya disini untuk mewawancara terkait dengan soal tes

matematika kemarin”

S5 : “ oo iya kak”

P : “ok , coba perhatikan jawaban yang telah di kerjakan, bisa jelasinkan

ndak bagaimana menyelesaikan soal ini?”

S5 : “ya dengan cara yang telah di jelaskan oleh bapak guru”

P : “bisa adek jelaskan bagaimana cara adek membuat segitiga pada jawaban

ini? (menunjuk jawaban nomor 1)”

S5 : ”ya dengan sesuai soal kak”

P : ”menurut adek ini berarti sesuai soal”

Page 120: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

101

S5 : ”ya kak”

P : “ok,, kan soalnya bilang kalo B = 90 nah untuk sudut A dan C nya

gimana dek?”

S5 : “ya tulis aja, kak”

P : “mmm,,tidak ada aturannya jadinya dek?”

S5 : “ ya kayaknya kak”

P : “apakah adek yakin jawaban nomor satu benar ?”

S5 : “tidak yakin kak ”

P : “kenapa adek tidak yakin?”

S5 : “kurang bisa aja jawabnya kak”

P : “dibagian mana adek merasa kurang bisa?”

S5 : “semuanya kak”

P : “dibagian a adek bilang 7 per 20, dari mana adek dapet 20?”

S5 : “ aneh 25 maksudnya itu kak, saya salah tulis”

P : “nah saya tanya sekarang, adek kan jawab di sin a ini sama dengan ⁄ ,

apa alasan adek menjawab seperti itu?”

S5: “kan sin sama dengan depan per miring kak,”

P : “kalau cos? “

S5 : “cos, bawah permiring kak”

P : “kenapa cos bawah permiring, dari mana adek tau rumus itu?”

S5 : “kan ini per ini kak (menunjuk jawaban nomor 1)”

P : “jadinya yang ini namanya bawah dek?”

S5 : “iya kak”

Page 121: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

102

P : “apa dibuku paketnya juga bilang seperti itu?”

S5 : “dak tau kak,“

P : “ kenapa adek tidak jawab soal nomor 2?”

S5 : “ dak bisa kak”

P : “sekarang yang nomor 3, mengapa sampai rumus phytagoras saja?”

S5 : “sampai sana saya bisa kak”

P : “kenapa?”

S5 : “dak bisa dah kak, saya tidak ngerti”

P : “dibagian mana adek tidak mengerti?”

S5 : “ saya inget rumusnya aja kak,, saya kurang ngerti diwaktu cari mana

yang dijadikan sisi depan dan sisi bawah”

P : “oh gituu,”

S5 : “ya kak”

P : “sekarang coba adek buka buku paketnya, terus lihat rumus cos apa“

S5 : “ ooh gitu kak “

P : “menurut adek dimana adek mengalami kesalahan?”

S5 : “semuanya mungkin kak”

P : “ok, terus apa yang dilakukan oleh ibu/bapak guruketika adek mengalami

kesalahan ?”

S5 : “yaaa dijelasin ulang “

P : “okey adek, terimakasih untuk waktunya..”

S5 : “iya kak, sama-sama”

Page 122: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

103

Lampiran 7

Tabel 2.6 Daftar Siswa Kelas X Akuntansi I SMKN 1 Praya Tengah

No Inisial NILAI KETERANGAN

1 HA 55 TT

2 IN 55 TT

3 NOA 55 TT

4 BJ 55 TT

5 RT 55 TT

6 ES 55 TT

7 RI 51 TT

8 DAR 50 TT

9 OO 50 TT

10 KN 50 TT

11 SS 49 TT

12 NAL 45 TT

13 EO 41 TT

14 IP 40 TT

15 YA 40 TT

16 BPP 35 TT

17 DQ 35 TT

18 PEW 35 TT

19 LN 30 TT

20 SH 30 TT

21 NA 30 TT

22 NF* 30 TT

23 BUU* 23 TT

24 SS* 13 TT

25 NS* 7 TT

Page 123: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

104

26 NIK* 5 TT

Keterangan :

T = TUNTAS

TT = TIDAK TUNTAS

*Yang menjadi subjek penelitian

Page 124: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

105

Lampiran 8

Foto Siswa yang Mengikuti Tes

Page 125: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

106

Page 126: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

107

Page 127: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

108

Lampiran 9

Foto Wawancara Siswa

Page 128: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

109

Page 129: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

110

Page 130: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

111

Hasil Tes Siswa

Page 131: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

112

Page 132: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

113

Page 133: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

114

Page 134: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

115

Page 135: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

116

Page 136: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

117

Page 137: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

118

Page 138: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

119

Page 139: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

120

Page 140: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

121

Page 141: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

122

Page 142: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

123

Page 143: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

124

Page 144: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

125

Page 145: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

126

Page 146: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

127

Page 147: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

128

Page 148: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

129

Page 149: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

130

Page 150: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

131

Page 151: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

132

Page 152: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

133

Page 153: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

134

Page 154: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

135

Page 155: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

136

Page 156: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

137

Page 157: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

138

Page 158: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

139

Page 159: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

140

Page 160: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN ...etheses.uinmataram.ac.id/957/1/Baiq Ristin Karno Putri151134113.pdf · menentukan rumus yang tepat dalam menjawab soal. Miskonsepsi

141