Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS JAJANAN YANG
BEREDAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN UNGARAN BARAT MENGGUNAKAN
METODE RAPID TES KIT DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
ARTIKEL
Disusun oleh :
B. ERLINA HARDIYANTARI
050217A021
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan “Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar
Di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan
Kromatografi Lapis Tipis” yang disusun oleh :
Nama : B. ERLINA HARDIYANTARI
Nim : 050217A021
Program Studi : S1 Farmasi
Fakultas : IlmuKesehatan
Telah di setujui dan disahkan oleh pembimbing utama skripsi program studi S1
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
Ungaran, Februari 2020
Pembimbing Utama
Fania Putri L., S.Farm., M.Si., Apt
NIDN.0627049102
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
1
IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS JAJANAN YANG
BEREDAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN UNGARAN BARAT
MENGGUNAKAN METODE RAPID TES KIT
DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
B. Erlina Hardiyantari(1)
, Fania Putri(2)
, Niken Dyahariesti(3),
Prodi S1 Farmasi Universitas Ngudi Waluyo,
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
LatarBelakang: Penyalahgunaan Rhodamin B pada makanan banyak dijumpai terutama dalam
makanan yang berwarna merah terang, yang biasanya banyak ditemukan pada jajanan yang dijual di
Sekolah Dasar. Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan pusing, mual, diare, dan dalam jangka
waktu yang lama dapat merangsang terjadinya kanker hati karena zat warna tersebut dapat
berakumulasi dalam hati. Untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar rhodamin B pada saos
jajanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang menggunakan
rapid test kit dan kromatografi lapis tipis.
Metode : Identifikasi zat warna pada saos dilakukan secara kualitatif, sampel yang digunakan dalam
penelitian ini 10 saos jajanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat. Pengambilan
sampel secara random sampling. Pertama, metode rapid tes kit berdasarkan reaksi warna dengan rapid
tes kit Rhodamin B ( jika positif menunjukkan warna ungu). Kedua, metode Kromatografi Lapis
Tipis. Fase gerak yang digunakan Etil Asetat:Metanol:Amonia (4:1:1). Jika positif mengandung
Rhodamin B menunjukkan nilai Rf ±0,9.
Hasil : Hasil identifikasi menggunakan Kit Tester semua sampel berubah warna menjadi kuning, jika
positif mengandung zat pewarna Rhodamin B akan berubah warna menjadi Violet. Identifikasi
dengan KLT semua sampel memiliki nilai Rf yang berbeda dengan baku Rhodamin B.
Simpulan: 10 sampel saos makanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran
Barat tidak ada yang mengandung zat pewarna Rhodamin B. Penelitian perlu dilanjutkan
penegasan dengan metode HPLC.
Kata Kunci : Rhodamin B, Kit Tester, KLT, Saos
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
2
IDENTIFICATION OF RHODAMIN B COLORING MATERIALS IN SNACK
SAUCES AT ELEMENTARY SCHOOLS OF WEST UNGARAN DISTRICT USING
THE RAPID TEST KITS AND THIN LAYER CHROMATOGRAPHY
ABSTRACT
Background: The misuse of Rhodamin B in food is found mainly in bright red foods, which
are usually found in snacks sold in Elementary Schools. The use of Rhodamin B can cause
dizziness, nausea, diarrhea, and for a long period of time can stimulate liver cancer because
these dyes can accumulate in the liver. To identify rhodamine B in snack foods sold in the
Elementary Schools in West ungaran District, Semarang Regency using rapid test kits and
thin layer chromatography.
Method: The Identification of dyes in sauces is done qualitatively, The sample used in this
study is 10 samples of snacks that are circulating in Elementary Schools of West Ardanan
Subdistrict. Random sampling. First, the rapid test kit method is based on the color reaction
with the Rhodamin B test kit (if positive indicates purple). Second, Thin Layer
Chromatography methods. Mobile phase used Ethyl Acetat:Methanol:Ammonia (4:1:1). If
positive contain indicates a different Rf value with the standard Rhodamin B.
Results:I`dentification results using a Tester Kit all samples turn yellow, if positive
containing Rhodamin B will change color to violet. Identification of TCL all samples have
different Rf values with the standard Rhodamin B standard.
Conclusion: 10 samples of food sauces circulating in Elementary Schools in west ungaran
District none contained Rhodamin B coloring agents. The serearch needs to be continued
with the HPLC method.
Keywords : Rhodamin B, Tester Kit, TLC, Sauces
Latar Belakang
Rhodamin B merupakan pewarna sintetik penghasil warna merah, berbentuk kristal
dengan warna ungu kemerah-merahan, cokelat atau hijau, sangat larut dalam air yang akan
menghasilkan merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat
yang larut dalam air, alkohol, HCl, dan NaOH (La, 2016).
Penyalahgunaan Rhodamin B pada makanan banyak dijumpai terutama dalam
makanan yang berwarna merah terang. Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan pusing,
mual, diare, dan dalam jangka waktu yang lama dapat merangsang terjadinya kanker hati
karena zat warna tersebut dapat berakumulasi dalam hati. Penumpukan Rhodamin B yang
jumlahnya terus menerus bertambah di dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan pada
organ sehingga mengakibatkan kematian (Mamoto dan Citraningtyas, 2013).
Saos adalah bahan pelengkap makanan yang terbuat dari tomat. Saos merupakan salah
satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Saos yang berwarna merah biasanya
menggunakan zat pewarna sintetis Rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk pewarna
tekstil (Giovani et al, 2017).
Peraturan mengenai penggunaan bahan pewarna yang diizinkan dan yang dilarang
untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
mengenai bahan tambahan makanan, tetapi sering terjadi penyalahgunaan pemakaian bahan
pewarna berbahaya untuk bahan pangan, misalnya bahan pewarna untuk tekstil dipakai untuk
mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu
bahan pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan bahan pewarna disebabkan karena
ketidaktahuan masyarakat mengenai pewarna untuk pangan, dan juga karena harga bahan
pewarna untuk industri relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan pewarna untuk
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
3
pangan. Disamping itu warna dari bahan pewarna tekstil biasanya lebih menarik (Yuliarti,
2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Longdong et al (2017), membuktikan bahwa 6
sampel saos bakso tusuk positif menggunakan Rhodamin B, dengan nilai masing-masing P1
(2,735 µg/mL), P2 (2,552 µg/mL), P3 (4,797 µg/mL), P4 (4,250 µg/mL), P5 (5,180 µg/mL)
dan P6 (5,618 µg/mL) dan penelitian Muzdhalifah et al (2019), terdapat 5 sampel yang
positif mengandung zat pewarna Rhodamin B dengan nilai masing-masing A1 sebesar
0,080 μg/mL , B1 sebesar 0,150 μg/mL, B2 sebesar 0,170 μg/mL, C1 sebesar 0,130 μg/mL,
dan C2 sebesar 0,140 μg/mL.
Pada penelitian ini, sampel saos jajanan yang akan dianalisis diambil dari Sekolah
Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Metode yang akan digunakan untuk
analisis Rhodamin B menggunakan Kit Tester yang merupakan regen khusus yang
digunakan untuk mengidentifikasi adanya zat pewarna Rhodamin B yang terkandung dalam
suatu makanan serta mengunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang merupakan metode
isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta
kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti eluen (Waston,
2005).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneiti tertarik untuk melakukan analisis
kadar zat warna Rhodamin B pada saos yang dijual di beberapa Sekolah yang ada di
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
METODE PENELITIAN
A. Desain
Penelitian ini merupakan metode eksperimental, yaitu dengan melakukan observasi
pada sampel saos jajanan yang dicurigai mengandung zat warna berbahaya Rhodamin B
yang dilarang digunakan dan dilanjutkan dengan metode analisis sampel di
Laboratorium. Sampel saos jajanan yang berwarna merah sebanyak sepuluh sampel yang
dijual di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan tiga
replikasi (ulangan).
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah Gelas ukur (Pyrex), beker gelas (Pyrex), spatula,
timbangan analitik (Ohhaus), chamber, pipet tetes, tabung reaksi (Pyrex), pipa
kapiler, silica gel GF.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah etil asetat p.a (E.Merk), amoniak p.a (E.Merk),
reagen rhodamine B (RapitTes), aquades, benang wool bebas lemak (Big Merino),
kertas saring whatman 1, methanol p.a (E.Merk), Na-Sulfat Anhidrat (E.Merk), HCl
0,1 N (E.Merk) dan saos jajanan berwarna merah yang diperoleh dari Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat.
C. Prosedur Penelitian
1. Analisis menggunakan Rapid Test Kit
Masukkan 25 g sampel yang akan diuji dalam volume 50 ml aquadest, lalu
cacah dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut seluruhnya (prosedur ini tidak
berlaku untuk sampel minuman yang sudah cair). Siapkan tabung reaksi, masukkan 1-
3 ml sampel serta tambahkan 1 tetes reagent Rhodamin-1 lalu diaduk kemudian
ditambahkan 3 tetes reagent Rhodamin-2, sampel akan berubah menjadi warna ungu
yang menunjukkan Rhodamin B positif.
2. Analisis menggunakan kromatografi lapis tipis
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
4
Disiapkan plat KLT dengan ukuran 20x20cm. Zat warna yang sudah didapat
kemudian ditotolkan pada plat dengan menggunakan pipa kapiler dengan jarak 2 cm
dari bagian bawah plat. Zat pewarna pembanding ditotolkan pada plat sejajar dengan
tempat penotolan zat pewarna sampel dengan jarak 1 cm. Kemudian dibiarkan
beberapa saat hingga mengering. Plat KLT yang mengandung cuplikan dimasukkan
kedalam chamber yang terlebih dahulu dijenuhkan dengan fase gerak berupa etil
asetat: metanol: amonia (4:1:1) (Balqis et al,2019).
Dibiarkan fase gerak naik sampai hampir mendekati batas atas plat. Kemudian
plat KLT diangkat dan dibiarkan kering di udara. Setelah proses elusi selesai,
pengamatan dilakukan dibawah sinar UV 254nm dan 366 nm, noda merah
berfluoresensi kuning menunjukkan adanya Rhodamin B, kemudian dihitung harga Rf
yang dihasilkan (Balqis et al,2019).
D. Hasil Penelitian
1. Organoleptis
Tabel 1 Uji Organoleptis Tempat
pengambilan
sampling
Sampel Warna Bentuk/
Tekstur
Bau Rasa
Sekolah 1 1A Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
1B Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
Sekolah 2 2A Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
2B Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
Sekolah 3 3A Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
3B Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
Sekolah 4 4A Merah
orange
Kental - Asam tomat
4B Merah
terang
Kental Khas tomat Asam tomat
Sekolah 5 5A Merah
terang
Kental Khas tomat
dan
bawang
putih
Asam tomat
dan bawang
putih
5B Merah
terang
Kental Khas tomat Sedikit pedas
Rhodamin B Serbuk
hijau
Serbuk - -
2. Hasil Identifikasi Rhodamin Menggunakan Rapid Test Kit
Tabel 2 Hasil Identifikasi Rhodamin Menggunakan Rapid Test Kit Tempat
pengambilan
sampel
Sampel Warna Rhodamin-1 Rhodamin-2 Keterangan
Sekolah 1 1A Merah Orange
kemerahan
Orange
kemerahan
Negatif Jika positif
sampel akan
berubah warna
menjadi ungu
(Dahlia &
Hardiono, 2013).
1B Merah Orange
kemerahan
Kuning Negatif
Sekolah 2 2A Merah Orange
kemerahan
Orange
kecoklatan
Negatif
2B Merah Orange
kemerahan
Kecoklatan Negatif
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
5
Sekolah 3 3A Merah Orange
kemerahan
Orange
kemerahan
Negatif
3B Merah Orange
kemerahan
Orange
kemerahan
Negatif
Sekolah 4 4A Merah
Orange
Orange
kemerahan
Orange
kemerahan
Negatif
4B Merah Orange
kemerahan
Kecoklatan Negatif
Sekolah 5 5A Merah Orange
kemerahan
Orange
kemerahan
Negatif
5B Merah
orange
Orange
kemerahan
Kecoklatan Negatif
Rhodam
in B
Ungu Merah Ungu Positif
3. Hasil Identifikasi Rhodamin B pada Saos jajanan Menggunakan Metode
Kromatografi Lapis Tipis.
Tabel 3 Hasil Identifikasi Rhodamin B pada Saos jajanan Menggunakan Metode
Kromatografi Lapis Tipis. Tempat Pengambilan
Sampling
Parameter
Hasil KLT
UV 366 Nilai
Rf
Keterangan Referensi
Sekolah 1 1A Kuning Tidak
berflourosensi
0,21 Negatif Jika positif nilai
Rf memiliki
nilai yang sama
dengan nilai Rf
baku standar.
parameter warna
sinar UV
memperlihatkan
warna orange.
secara visual
memperlihatkan
warna merah
muda, Balqis
Muzdalifah et
all (2019).
1B Kuning Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
Sekolah 2 2A Kuning Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
2B Kuning Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
Sekolah 3 3A Kuning Tidak
berflourosensi
0,2 Negatif
3B Kuning Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
Sekolah 4 4A Orange Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
4B - Tidak
berflourosensi
0,21 Negatif
Sekolah 5 5A Kuning Tidak
berflourosensi
0,13 Negatif
5B Kuning Tidak
berflourosensi
0,19 Negatif
Rhodamin B Merah berflourosensi 0,91 Positif
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kadar zat warna
Rhodamin B yang ada pada saos jajanan yang diperdagangkan di Sekolah Dasar Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Sampel saos jajanan diberi kode masing – masing 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B,
5A, 5B. Setelah itu diuji secara kualitatif menggunakan metode Kit Tester dan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Penelitian diawali dengan melakukan tahap pendahuluan yaitu pengumpulan sampel
secara acak dari berbagai pedagang di Sekolah Dasar, pada sampel saos ini dapat dilihat dari
segi warna yaitu merah terang terdapat pada sembilan sampel dan satu sampelnya berwarna
merah orange. Organoleptis dilihat dari bentuk/tekstur sampel kental dan diduga saos tersebut
mengandung zat warna berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian uji organoleptis dari 10
sampel saos didapatkan hasil 9 sampel yang berwarna merah dan 1 sampel berwarna orange
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
6
kemerahan. Sampel bertekstur kental dengan bau khas tomat dan memiliki rasa yang sedikit
pedas.
Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Rapid Test Kit Rhodamin B terhadap
10 sampel saos jajanan yang diperdagangkan di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat
dinyatakan negatif mengandung zat pewarna Rhodamin B.
Analisis menggunakan metode Rapid Test Kit Rhodamin B terdiri dari dua larutan
pereaksi atau reagen yaitu reagen 1 berisi larutan pereaksi SbCl5 (Antimon pentaklorida)
dalam HCL 5 N dan reagen 2 yang berisi larutan pereaksi toluene (metal benzena) (Dahlia &
Hardiono, 2013). Suatu bahan makanan yang positif mengandung Rhodamin B ditandai
dengan tidak menghilangnya warna merah pada larutan saat penambahan reagen No.1 yang
dilakukan dengan pengocokan kuat. Warna merah yang semakin menguat hingga menjadi
warna ungu kemerahan saat penambahan reagen No.2 (Dahlia & Hardiono, 2013).
Perubahan warna merah teerjadi karena adanya pembentukan senyawa kompleks
berwarna merah bata dari Rhodamin B dengan garam antimon yang larut dalam pelarut
organik. Sedangkan hasil sampel negatif karena tidak adanya reaksi yang terjadi antara
reagen Rhodamin B dengan sampel. Pembentukan warna merah bata dari hasil reaksi
rhodamin B dengan garam antimon yang ada pada reagen.
Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl), dimana senyawa klorin ini
merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Selain terdapat ikatan
Rhodamin B dengan Klorin, terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin
B inilah yang menyebabkan Rhodamin B berwarna merah. Penelitian terkait bahaya yang
sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang
ada pada Rhodamin B adalah penyebab terjadinya toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia.
Atom Cl termasuk golongan hologen, dimana hologen didalam senyawa organik bersifat
toksik dan karsinogenik (Masthura, 2019)
Hasil penelitian Rhodamin B yang telah dilakukan pada 10 sampel saos jajanan yang
di perdagangkan di Sekolah dasar Kecamatan Ungaran Barat menggunakan uji Kromatografi
Lapis Tipis dinyatakan negatif menggunakan Rhodamin B karena warna pada bercak
berflourosensi kuning pada lempeng KLT.
Keterangan :
STD : Standar Rhodamin B
1A-5B : Nomor sampel saos
Gambar 4.1 Hasil Pola Kromatogram Sampel dibawah Lampu UV 366 nm
Kromatografi lapis tipis menggunakan pelat kaca tipis yang dilapisi dengan
aluminium oksida atau silika gel sebagai fase diam. Fase gerak adalah pelarut yang dipilih
sesuai dengan sifat-sifat komponen dalam campuran. Prinsip dari kromatografi lapis tipis
adalah distribusi senyawa antara fase diam yang diterapkan pada gelas atau pelat plastik dan
fase gerak, yang bergerak di atas fase diam (Kumar, Jyotirmayee dan Sarangi, 2013).
Penambahan HCl berfungsi untuk mendekstruksikan senyawa-senyawa yang ada
dalam sampel, menstabilkan Rhodamin B agar tidak mudah berubah dari bentuk ionisasi
menjadi netral, karena sampel biasanya masih terdapat pewarna atau pengawet yang lainnya.
Dan penambahan metanol agar pada saat pemanasan dapat menguap dengan baik. Sampel
1a std 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b std 5a 5b
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
2
dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Hasil yang baik filtrat dari hasil pemanasan
disaring dengan menggunakan kertas saring yang berisis natrium sulfat anhidrat bertujuan
untuk menyerap air dari hasil pemanasan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat
warna dari senyawa-senyawa pengotor yang ada pada sampel saos sehingga penoltolan dapat
memberikan hasil yang baik (Utami dan Suhedi, 2009).
Pemisahan senyawa dilakukan dengan menggunakan plat silika GF254 sebagai fase
diam, plat akan menampakkan noda atau bercak pada saat disinari dengan sinar UV 366 nm.
Silika GF 254 artinya silika gel yang terdapat pada plat KLT yaitu gypsum dengan
fluoresensi pada panjang gelombang 254 nm karena adanya gugus kromofor (Hikmawati).
Plat KLT diamati dibawah sinar UV pada panjang 366 nm. Penampakan warna pada
panjang gelombang tersebut disebabkan adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus
kromosfor yang terikat oleh auksokrom pada noda tersebut. Fluorosensi cahaya yang tampak
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron tereksitasi
dari tingkat energi dasar yang lebih tinggi dan kemudian kembali sambil melepas energi. Saat
penyinaran lampu UV, diperoleh beberapa noda dengan beberapa nilai Rf yang berbeda.
Secara teoritis, komponen suatu senyawa akan terdistribusi dalam 2 fase yang berbeda dalam
kesetimbangan dinamis. Komponen senyawa masing-masing akan terpisah. Hal ini
dikarenakan setiap senyawa memiliki kemampuan yang berbeda terhadap fase diam dan fase
geraknya, sehingga menyebabkan komponen senyawa tersebut terpisah. Rhodamin B akan
memberikan fluorosensi kuning/orange jika dilihat dibawah sinar UV 254 nm dan berwarna
merah muda jika dilihat secara visual (Ditjen,2001).
Pemeriksaan Rhodamin B pada 10 sampel saos menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis diperoleh hasil bahwa nilai Rf sampel tidak ada yang mendekati nilai Rf kontrol
positifnya yaitu Rhodamin B.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saos jajanan yang di perdagangkan di
Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat negatif dari pewarna sintesis yaitu Rhodamin B,
dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian terhadap satu zat pewarna saja yaitu
zat pewarna Rhodamin B, jadi berdasarkan Hasil Uji Laboratorium Universitas Ngudi
Waluyo, bahwa saus yang tersebut di atas bebas dari zat pewarna Rhodamin B, tetapi
walaupun saos tersebut bebas dari zat pewarna Rhodamin B kemungkinan besar masih ada
zat pewarna buatan yang lainnya terkandung dalam saus tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Setyorini, Subiantoro, & Selviawati, 2010)
pada penelitian zat pewarna pada saos tomat yang dianalisis secara kualitatif bahan pewarna
didapatkan hasil bahwa pada saos tomat menggunakan campuran dari berbagai jenis bahan
pewarna. Bahan pewarna tersebut adalah Karmoisin, Tartrazin, Ponceau, Kuning FCF, dan
Eritrosin. Jenis pewarna tersebut merupakan jenis pewarna sintetis yang diijinkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 (Setyorini,
Subiantoro, & Selviawati, 2010). Penelitian ini menyatakan bahwa tidak semua pewrana
merah dapat dihasilkan dari zat pewarna sintetis yang tidak diijinkan. Pada sampel saos yang
digunakan pada penelitian ini kemungkinan mengandung zat pewrna merah lainnya,
sehingga perlu dilakukan pengujian selanjutnya.
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Sumarlin, 2010), menyebutkan bahwa, pewarna
yang ditemukan pada jajanan merupakan golongan zat pewarna dyes, yaitu zat pewarna yang
bersifat larut dalam air. Zat pewarna ini stabil untuk berbagai macam penggunaan dalam
makanan. Dyes digunakan untuk mewarnai roti dan kue, produk-produk susu, kulit sosis,
kembang gula, minuman ringan dan lain-lain. Dyes merupakan pewarna yang diizinkan
penggunaannya untuk makanan menurut Permenkes RI No 722/Menkes/Per/IX/88 namun
prinsip penggunaanya tidak melebihi 300 ppm (Sumarlin, 2010).
KESIMPULAN
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
3
Berdasarkan hasil penelitian yang meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 10 sampel saos yang beredar di Sekolah
Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tidak ada yang positif mengandung
zat warna Rhodamin B.
SARAN
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan tidak hanya pada
pewarna Rhodamin B saja, melainkan pewarna sintetis berbahaya lainnya.
2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan menggunakan
metode uji HPLC atau Spektrofotometri UV-Vis.
DAFTAR PUSTAKA
Balqis, M., Sri, S., dan Gayatri, C. (2019). Analisis Pewarna Rhodamin B Pada Saos Bakso
Tususk Yang Beredar Dibeberapa Sekolah Dasar Di Kota Manado . Jurnal Ilmiah
Farmasi-UNSRAT, Vol.8, No. 02.
Dahlia, A., & Hardiono, A. (2013). Analisis Zat Pewarna Rhodamin b pada Gula Kapas
Merah yang Dijual di Kota Mataram Tahun 2013. Jurusan Ilmu Farmasi, Universitas
Nahdhalatul Wathan Mataram , 1.
Ditjen POM RI. (2001). Metode Analisis PPOMN. Jakarta: Ditjen POM Jakarta
Gandjar, I., dan Rohman , A. (2007). Kimia Farmasi Analis. Daerah Istimewa Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Giovani M.B, L., Jemmy, A., dan Novel S, K. (2017). Analisis Zat Pewarna Rhodamin B
Pada Saos Bakso Tusuk yang Beredar Di Sekitar Kampus Sam Ratulangi Manado.
Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol. 6, No. 4.
Kumar, S., Jyotirmayee, K. and Sarangi, M. (2013) „Thin Layer Chromatography : A Tool of
Biotechnology for Isolation of Bioactive‟, International Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research, 18(1), pp. 126–132.
La, I. A. (2016). Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Rhodamin B Pada Sambal Botol
Yang Diperdagangkan Di Pasar Modern Kota Kedari. Universitas Halu Oleo, 14, 03.
Mamoto, dan Citraningtyas. (2015). Analisis Rhodamin B Pada Lipstik Yang Beredar Di
Pasar Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 2, 02.
Masthura. (2019). Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam negeri Ar-
Raniry. Identifikasi Rhodamin B dan Methanyl Yellow Pada Manisan Buah Yang
Beredar Di Kota Banda Aceh Secara Kualitatif, 1(1).
Setyorini, D., Subiantoro, S., & Selviawati. (2010). Identifikasi Bahan Pewarna dan
Pengawet Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Kota Jember. Laboratorium Patologi
dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi universitas Jember , Vol. 7 No. 1.
Sumarlin, L. O. (2010) „Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di
Jakarta dan Ciputat‟, pp. 274–283.
Utami, W., dan Suhendi, A. (2009). Analisis Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan
Metode Kromatografi lapis Tipis . Fakultas Farmasi Universitas Muhammadyah
Surakarta, 10, 148-155.
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis
4
Watson, D. (2005). Analisis Farmasi Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktek
Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Watson, D. (2005). Analisis Farmasi Buku
Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktek Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Yamlean, P. V. Y. (2011) „Identifikasi Dan Penetapan Kadar Rhodamin B Pada Jajanan Kue
Berwarna Merah Muda Yang Beredar Di Kota Manado‟, Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia, 11(2).
Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Jakarta: Andi Offset.