11
IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS JAJANAN YANG BEREDAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN UNGARAN BARAT MENGGUNAKAN METODE RAPID TES KIT DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS ARTIKEL Disusun oleh : B. ERLINA HARDIYANTARI 050217A021 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2020

IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS JAJANAN YANG

BEREDAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN UNGARAN BARAT MENGGUNAKAN

METODE RAPID TES KIT DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

ARTIKEL

Disusun oleh :

B. ERLINA HARDIYANTARI

050217A021

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020

Page 2: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Artikel dengan “Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar

Di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan

Kromatografi Lapis Tipis” yang disusun oleh :

Nama : B. ERLINA HARDIYANTARI

Nim : 050217A021

Program Studi : S1 Farmasi

Fakultas : IlmuKesehatan

Telah di setujui dan disahkan oleh pembimbing utama skripsi program studi S1

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.

Ungaran, Februari 2020

Pembimbing Utama

Fania Putri L., S.Farm., M.Si., Apt

NIDN.0627049102

Page 3: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

1

IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS JAJANAN YANG

BEREDAR DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN UNGARAN BARAT

MENGGUNAKAN METODE RAPID TES KIT

DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

B. Erlina Hardiyantari(1)

, Fania Putri(2)

, Niken Dyahariesti(3),

Prodi S1 Farmasi Universitas Ngudi Waluyo,

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

LatarBelakang: Penyalahgunaan Rhodamin B pada makanan banyak dijumpai terutama dalam

makanan yang berwarna merah terang, yang biasanya banyak ditemukan pada jajanan yang dijual di

Sekolah Dasar. Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan pusing, mual, diare, dan dalam jangka

waktu yang lama dapat merangsang terjadinya kanker hati karena zat warna tersebut dapat

berakumulasi dalam hati. Untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar rhodamin B pada saos

jajanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang menggunakan

rapid test kit dan kromatografi lapis tipis.

Metode : Identifikasi zat warna pada saos dilakukan secara kualitatif, sampel yang digunakan dalam

penelitian ini 10 saos jajanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat. Pengambilan

sampel secara random sampling. Pertama, metode rapid tes kit berdasarkan reaksi warna dengan rapid

tes kit Rhodamin B ( jika positif menunjukkan warna ungu). Kedua, metode Kromatografi Lapis

Tipis. Fase gerak yang digunakan Etil Asetat:Metanol:Amonia (4:1:1). Jika positif mengandung

Rhodamin B menunjukkan nilai Rf ±0,9.

Hasil : Hasil identifikasi menggunakan Kit Tester semua sampel berubah warna menjadi kuning, jika

positif mengandung zat pewarna Rhodamin B akan berubah warna menjadi Violet. Identifikasi

dengan KLT semua sampel memiliki nilai Rf yang berbeda dengan baku Rhodamin B.

Simpulan: 10 sampel saos makanan yang beredar di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran

Barat tidak ada yang mengandung zat pewarna Rhodamin B. Penelitian perlu dilanjutkan

penegasan dengan metode HPLC.

Kata Kunci : Rhodamin B, Kit Tester, KLT, Saos

Page 4: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

2

IDENTIFICATION OF RHODAMIN B COLORING MATERIALS IN SNACK

SAUCES AT ELEMENTARY SCHOOLS OF WEST UNGARAN DISTRICT USING

THE RAPID TEST KITS AND THIN LAYER CHROMATOGRAPHY

ABSTRACT

Background: The misuse of Rhodamin B in food is found mainly in bright red foods, which

are usually found in snacks sold in Elementary Schools. The use of Rhodamin B can cause

dizziness, nausea, diarrhea, and for a long period of time can stimulate liver cancer because

these dyes can accumulate in the liver. To identify rhodamine B in snack foods sold in the

Elementary Schools in West ungaran District, Semarang Regency using rapid test kits and

thin layer chromatography.

Method: The Identification of dyes in sauces is done qualitatively, The sample used in this

study is 10 samples of snacks that are circulating in Elementary Schools of West Ardanan

Subdistrict. Random sampling. First, the rapid test kit method is based on the color reaction

with the Rhodamin B test kit (if positive indicates purple). Second, Thin Layer

Chromatography methods. Mobile phase used Ethyl Acetat:Methanol:Ammonia (4:1:1). If

positive contain indicates a different Rf value with the standard Rhodamin B.

Results:I`dentification results using a Tester Kit all samples turn yellow, if positive

containing Rhodamin B will change color to violet. Identification of TCL all samples have

different Rf values with the standard Rhodamin B standard.

Conclusion: 10 samples of food sauces circulating in Elementary Schools in west ungaran

District none contained Rhodamin B coloring agents. The serearch needs to be continued

with the HPLC method.

Keywords : Rhodamin B, Tester Kit, TLC, Sauces

Latar Belakang

Rhodamin B merupakan pewarna sintetik penghasil warna merah, berbentuk kristal

dengan warna ungu kemerah-merahan, cokelat atau hijau, sangat larut dalam air yang akan

menghasilkan merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat

yang larut dalam air, alkohol, HCl, dan NaOH (La, 2016).

Penyalahgunaan Rhodamin B pada makanan banyak dijumpai terutama dalam

makanan yang berwarna merah terang. Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan pusing,

mual, diare, dan dalam jangka waktu yang lama dapat merangsang terjadinya kanker hati

karena zat warna tersebut dapat berakumulasi dalam hati. Penumpukan Rhodamin B yang

jumlahnya terus menerus bertambah di dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan pada

organ sehingga mengakibatkan kematian (Mamoto dan Citraningtyas, 2013).

Saos adalah bahan pelengkap makanan yang terbuat dari tomat. Saos merupakan salah

satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Saos yang berwarna merah biasanya

menggunakan zat pewarna sintetis Rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk pewarna

tekstil (Giovani et al, 2017).

Peraturan mengenai penggunaan bahan pewarna yang diizinkan dan yang dilarang

untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88

mengenai bahan tambahan makanan, tetapi sering terjadi penyalahgunaan pemakaian bahan

pewarna berbahaya untuk bahan pangan, misalnya bahan pewarna untuk tekstil dipakai untuk

mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu

bahan pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan bahan pewarna disebabkan karena

ketidaktahuan masyarakat mengenai pewarna untuk pangan, dan juga karena harga bahan

pewarna untuk industri relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan pewarna untuk

Page 5: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

3

pangan. Disamping itu warna dari bahan pewarna tekstil biasanya lebih menarik (Yuliarti,

2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Longdong et al (2017), membuktikan bahwa 6

sampel saos bakso tusuk positif menggunakan Rhodamin B, dengan nilai masing-masing P1

(2,735 µg/mL), P2 (2,552 µg/mL), P3 (4,797 µg/mL), P4 (4,250 µg/mL), P5 (5,180 µg/mL)

dan P6 (5,618 µg/mL) dan penelitian Muzdhalifah et al (2019), terdapat 5 sampel yang

positif mengandung zat pewarna Rhodamin B dengan nilai masing-masing A1 sebesar

0,080 μg/mL , B1 sebesar 0,150 μg/mL, B2 sebesar 0,170 μg/mL, C1 sebesar 0,130 μg/mL,

dan C2 sebesar 0,140 μg/mL.

Pada penelitian ini, sampel saos jajanan yang akan dianalisis diambil dari Sekolah

Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Metode yang akan digunakan untuk

analisis Rhodamin B menggunakan Kit Tester yang merupakan regen khusus yang

digunakan untuk mengidentifikasi adanya zat pewarna Rhodamin B yang terkandung dalam

suatu makanan serta mengunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang merupakan metode

isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta

kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti eluen (Waston,

2005).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneiti tertarik untuk melakukan analisis

kadar zat warna Rhodamin B pada saos yang dijual di beberapa Sekolah yang ada di

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

METODE PENELITIAN

A. Desain

Penelitian ini merupakan metode eksperimental, yaitu dengan melakukan observasi

pada sampel saos jajanan yang dicurigai mengandung zat warna berbahaya Rhodamin B

yang dilarang digunakan dan dilanjutkan dengan metode analisis sampel di

Laboratorium. Sampel saos jajanan yang berwarna merah sebanyak sepuluh sampel yang

dijual di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan tiga

replikasi (ulangan).

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan adalah Gelas ukur (Pyrex), beker gelas (Pyrex), spatula,

timbangan analitik (Ohhaus), chamber, pipet tetes, tabung reaksi (Pyrex), pipa

kapiler, silica gel GF.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah etil asetat p.a (E.Merk), amoniak p.a (E.Merk),

reagen rhodamine B (RapitTes), aquades, benang wool bebas lemak (Big Merino),

kertas saring whatman 1, methanol p.a (E.Merk), Na-Sulfat Anhidrat (E.Merk), HCl

0,1 N (E.Merk) dan saos jajanan berwarna merah yang diperoleh dari Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat.

C. Prosedur Penelitian

1. Analisis menggunakan Rapid Test Kit

Masukkan 25 g sampel yang akan diuji dalam volume 50 ml aquadest, lalu

cacah dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut seluruhnya (prosedur ini tidak

berlaku untuk sampel minuman yang sudah cair). Siapkan tabung reaksi, masukkan 1-

3 ml sampel serta tambahkan 1 tetes reagent Rhodamin-1 lalu diaduk kemudian

ditambahkan 3 tetes reagent Rhodamin-2, sampel akan berubah menjadi warna ungu

yang menunjukkan Rhodamin B positif.

2. Analisis menggunakan kromatografi lapis tipis

Page 6: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

4

Disiapkan plat KLT dengan ukuran 20x20cm. Zat warna yang sudah didapat

kemudian ditotolkan pada plat dengan menggunakan pipa kapiler dengan jarak 2 cm

dari bagian bawah plat. Zat pewarna pembanding ditotolkan pada plat sejajar dengan

tempat penotolan zat pewarna sampel dengan jarak 1 cm. Kemudian dibiarkan

beberapa saat hingga mengering. Plat KLT yang mengandung cuplikan dimasukkan

kedalam chamber yang terlebih dahulu dijenuhkan dengan fase gerak berupa etil

asetat: metanol: amonia (4:1:1) (Balqis et al,2019).

Dibiarkan fase gerak naik sampai hampir mendekati batas atas plat. Kemudian

plat KLT diangkat dan dibiarkan kering di udara. Setelah proses elusi selesai,

pengamatan dilakukan dibawah sinar UV 254nm dan 366 nm, noda merah

berfluoresensi kuning menunjukkan adanya Rhodamin B, kemudian dihitung harga Rf

yang dihasilkan (Balqis et al,2019).

D. Hasil Penelitian

1. Organoleptis

Tabel 1 Uji Organoleptis Tempat

pengambilan

sampling

Sampel Warna Bentuk/

Tekstur

Bau Rasa

Sekolah 1 1A Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

1B Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

Sekolah 2 2A Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

2B Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

Sekolah 3 3A Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

3B Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

Sekolah 4 4A Merah

orange

Kental - Asam tomat

4B Merah

terang

Kental Khas tomat Asam tomat

Sekolah 5 5A Merah

terang

Kental Khas tomat

dan

bawang

putih

Asam tomat

dan bawang

putih

5B Merah

terang

Kental Khas tomat Sedikit pedas

Rhodamin B Serbuk

hijau

Serbuk - -

2. Hasil Identifikasi Rhodamin Menggunakan Rapid Test Kit

Tabel 2 Hasil Identifikasi Rhodamin Menggunakan Rapid Test Kit Tempat

pengambilan

sampel

Sampel Warna Rhodamin-1 Rhodamin-2 Keterangan

Sekolah 1 1A Merah Orange

kemerahan

Orange

kemerahan

Negatif Jika positif

sampel akan

berubah warna

menjadi ungu

(Dahlia &

Hardiono, 2013).

1B Merah Orange

kemerahan

Kuning Negatif

Sekolah 2 2A Merah Orange

kemerahan

Orange

kecoklatan

Negatif

2B Merah Orange

kemerahan

Kecoklatan Negatif

Page 7: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

5

Sekolah 3 3A Merah Orange

kemerahan

Orange

kemerahan

Negatif

3B Merah Orange

kemerahan

Orange

kemerahan

Negatif

Sekolah 4 4A Merah

Orange

Orange

kemerahan

Orange

kemerahan

Negatif

4B Merah Orange

kemerahan

Kecoklatan Negatif

Sekolah 5 5A Merah Orange

kemerahan

Orange

kemerahan

Negatif

5B Merah

orange

Orange

kemerahan

Kecoklatan Negatif

Rhodam

in B

Ungu Merah Ungu Positif

3. Hasil Identifikasi Rhodamin B pada Saos jajanan Menggunakan Metode

Kromatografi Lapis Tipis.

Tabel 3 Hasil Identifikasi Rhodamin B pada Saos jajanan Menggunakan Metode

Kromatografi Lapis Tipis. Tempat Pengambilan

Sampling

Parameter

Hasil KLT

UV 366 Nilai

Rf

Keterangan Referensi

Sekolah 1 1A Kuning Tidak

berflourosensi

0,21 Negatif Jika positif nilai

Rf memiliki

nilai yang sama

dengan nilai Rf

baku standar.

parameter warna

sinar UV

memperlihatkan

warna orange.

secara visual

memperlihatkan

warna merah

muda, Balqis

Muzdalifah et

all (2019).

1B Kuning Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

Sekolah 2 2A Kuning Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

2B Kuning Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

Sekolah 3 3A Kuning Tidak

berflourosensi

0,2 Negatif

3B Kuning Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

Sekolah 4 4A Orange Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

4B - Tidak

berflourosensi

0,21 Negatif

Sekolah 5 5A Kuning Tidak

berflourosensi

0,13 Negatif

5B Kuning Tidak

berflourosensi

0,19 Negatif

Rhodamin B Merah berflourosensi 0,91 Positif

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kadar zat warna

Rhodamin B yang ada pada saos jajanan yang diperdagangkan di Sekolah Dasar Kecamatan

Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Sampel saos jajanan diberi kode masing – masing 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B,

5A, 5B. Setelah itu diuji secara kualitatif menggunakan metode Kit Tester dan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Penelitian diawali dengan melakukan tahap pendahuluan yaitu pengumpulan sampel

secara acak dari berbagai pedagang di Sekolah Dasar, pada sampel saos ini dapat dilihat dari

segi warna yaitu merah terang terdapat pada sembilan sampel dan satu sampelnya berwarna

merah orange. Organoleptis dilihat dari bentuk/tekstur sampel kental dan diduga saos tersebut

mengandung zat warna berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian uji organoleptis dari 10

sampel saos didapatkan hasil 9 sampel yang berwarna merah dan 1 sampel berwarna orange

Page 8: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

6

kemerahan. Sampel bertekstur kental dengan bau khas tomat dan memiliki rasa yang sedikit

pedas.

Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Rapid Test Kit Rhodamin B terhadap

10 sampel saos jajanan yang diperdagangkan di Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat

dinyatakan negatif mengandung zat pewarna Rhodamin B.

Analisis menggunakan metode Rapid Test Kit Rhodamin B terdiri dari dua larutan

pereaksi atau reagen yaitu reagen 1 berisi larutan pereaksi SbCl5 (Antimon pentaklorida)

dalam HCL 5 N dan reagen 2 yang berisi larutan pereaksi toluene (metal benzena) (Dahlia &

Hardiono, 2013). Suatu bahan makanan yang positif mengandung Rhodamin B ditandai

dengan tidak menghilangnya warna merah pada larutan saat penambahan reagen No.1 yang

dilakukan dengan pengocokan kuat. Warna merah yang semakin menguat hingga menjadi

warna ungu kemerahan saat penambahan reagen No.2 (Dahlia & Hardiono, 2013).

Perubahan warna merah teerjadi karena adanya pembentukan senyawa kompleks

berwarna merah bata dari Rhodamin B dengan garam antimon yang larut dalam pelarut

organik. Sedangkan hasil sampel negatif karena tidak adanya reaksi yang terjadi antara

reagen Rhodamin B dengan sampel. Pembentukan warna merah bata dari hasil reaksi

rhodamin B dengan garam antimon yang ada pada reagen.

Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl), dimana senyawa klorin ini

merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Selain terdapat ikatan

Rhodamin B dengan Klorin, terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin

B inilah yang menyebabkan Rhodamin B berwarna merah. Penelitian terkait bahaya yang

sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang

ada pada Rhodamin B adalah penyebab terjadinya toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia.

Atom Cl termasuk golongan hologen, dimana hologen didalam senyawa organik bersifat

toksik dan karsinogenik (Masthura, 2019)

Hasil penelitian Rhodamin B yang telah dilakukan pada 10 sampel saos jajanan yang

di perdagangkan di Sekolah dasar Kecamatan Ungaran Barat menggunakan uji Kromatografi

Lapis Tipis dinyatakan negatif menggunakan Rhodamin B karena warna pada bercak

berflourosensi kuning pada lempeng KLT.

Keterangan :

STD : Standar Rhodamin B

1A-5B : Nomor sampel saos

Gambar 4.1 Hasil Pola Kromatogram Sampel dibawah Lampu UV 366 nm

Kromatografi lapis tipis menggunakan pelat kaca tipis yang dilapisi dengan

aluminium oksida atau silika gel sebagai fase diam. Fase gerak adalah pelarut yang dipilih

sesuai dengan sifat-sifat komponen dalam campuran. Prinsip dari kromatografi lapis tipis

adalah distribusi senyawa antara fase diam yang diterapkan pada gelas atau pelat plastik dan

fase gerak, yang bergerak di atas fase diam (Kumar, Jyotirmayee dan Sarangi, 2013).

Penambahan HCl berfungsi untuk mendekstruksikan senyawa-senyawa yang ada

dalam sampel, menstabilkan Rhodamin B agar tidak mudah berubah dari bentuk ionisasi

menjadi netral, karena sampel biasanya masih terdapat pewarna atau pengawet yang lainnya.

Dan penambahan metanol agar pada saat pemanasan dapat menguap dengan baik. Sampel

1a std 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b std 5a 5b

Page 9: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

2

dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Hasil yang baik filtrat dari hasil pemanasan

disaring dengan menggunakan kertas saring yang berisis natrium sulfat anhidrat bertujuan

untuk menyerap air dari hasil pemanasan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat

warna dari senyawa-senyawa pengotor yang ada pada sampel saos sehingga penoltolan dapat

memberikan hasil yang baik (Utami dan Suhedi, 2009).

Pemisahan senyawa dilakukan dengan menggunakan plat silika GF254 sebagai fase

diam, plat akan menampakkan noda atau bercak pada saat disinari dengan sinar UV 366 nm.

Silika GF 254 artinya silika gel yang terdapat pada plat KLT yaitu gypsum dengan

fluoresensi pada panjang gelombang 254 nm karena adanya gugus kromofor (Hikmawati).

Plat KLT diamati dibawah sinar UV pada panjang 366 nm. Penampakan warna pada

panjang gelombang tersebut disebabkan adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus

kromosfor yang terikat oleh auksokrom pada noda tersebut. Fluorosensi cahaya yang tampak

merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron tereksitasi

dari tingkat energi dasar yang lebih tinggi dan kemudian kembali sambil melepas energi. Saat

penyinaran lampu UV, diperoleh beberapa noda dengan beberapa nilai Rf yang berbeda.

Secara teoritis, komponen suatu senyawa akan terdistribusi dalam 2 fase yang berbeda dalam

kesetimbangan dinamis. Komponen senyawa masing-masing akan terpisah. Hal ini

dikarenakan setiap senyawa memiliki kemampuan yang berbeda terhadap fase diam dan fase

geraknya, sehingga menyebabkan komponen senyawa tersebut terpisah. Rhodamin B akan

memberikan fluorosensi kuning/orange jika dilihat dibawah sinar UV 254 nm dan berwarna

merah muda jika dilihat secara visual (Ditjen,2001).

Pemeriksaan Rhodamin B pada 10 sampel saos menggunakan Kromatografi Lapis

Tipis diperoleh hasil bahwa nilai Rf sampel tidak ada yang mendekati nilai Rf kontrol

positifnya yaitu Rhodamin B.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saos jajanan yang di perdagangkan di

Sekolah Dasar Kecamatan Ungaran Barat negatif dari pewarna sintesis yaitu Rhodamin B,

dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian terhadap satu zat pewarna saja yaitu

zat pewarna Rhodamin B, jadi berdasarkan Hasil Uji Laboratorium Universitas Ngudi

Waluyo, bahwa saus yang tersebut di atas bebas dari zat pewarna Rhodamin B, tetapi

walaupun saos tersebut bebas dari zat pewarna Rhodamin B kemungkinan besar masih ada

zat pewarna buatan yang lainnya terkandung dalam saus tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Setyorini, Subiantoro, & Selviawati, 2010)

pada penelitian zat pewarna pada saos tomat yang dianalisis secara kualitatif bahan pewarna

didapatkan hasil bahwa pada saos tomat menggunakan campuran dari berbagai jenis bahan

pewarna. Bahan pewarna tersebut adalah Karmoisin, Tartrazin, Ponceau, Kuning FCF, dan

Eritrosin. Jenis pewarna tersebut merupakan jenis pewarna sintetis yang diijinkan

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 (Setyorini,

Subiantoro, & Selviawati, 2010). Penelitian ini menyatakan bahwa tidak semua pewrana

merah dapat dihasilkan dari zat pewarna sintetis yang tidak diijinkan. Pada sampel saos yang

digunakan pada penelitian ini kemungkinan mengandung zat pewrna merah lainnya,

sehingga perlu dilakukan pengujian selanjutnya.

Penelitian lain juga dilakukan oleh (Sumarlin, 2010), menyebutkan bahwa, pewarna

yang ditemukan pada jajanan merupakan golongan zat pewarna dyes, yaitu zat pewarna yang

bersifat larut dalam air. Zat pewarna ini stabil untuk berbagai macam penggunaan dalam

makanan. Dyes digunakan untuk mewarnai roti dan kue, produk-produk susu, kulit sosis,

kembang gula, minuman ringan dan lain-lain. Dyes merupakan pewarna yang diizinkan

penggunaannya untuk makanan menurut Permenkes RI No 722/Menkes/Per/IX/88 namun

prinsip penggunaanya tidak melebihi 300 ppm (Sumarlin, 2010).

KESIMPULAN

Page 10: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

3

Berdasarkan hasil penelitian yang meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif

yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 10 sampel saos yang beredar di Sekolah

Dasar Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tidak ada yang positif mengandung

zat warna Rhodamin B.

SARAN

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan tidak hanya pada

pewarna Rhodamin B saja, melainkan pewarna sintetis berbahaya lainnya.

2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan menggunakan

metode uji HPLC atau Spektrofotometri UV-Vis.

DAFTAR PUSTAKA

Balqis, M., Sri, S., dan Gayatri, C. (2019). Analisis Pewarna Rhodamin B Pada Saos Bakso

Tususk Yang Beredar Dibeberapa Sekolah Dasar Di Kota Manado . Jurnal Ilmiah

Farmasi-UNSRAT, Vol.8, No. 02.

Dahlia, A., & Hardiono, A. (2013). Analisis Zat Pewarna Rhodamin b pada Gula Kapas

Merah yang Dijual di Kota Mataram Tahun 2013. Jurusan Ilmu Farmasi, Universitas

Nahdhalatul Wathan Mataram , 1.

Ditjen POM RI. (2001). Metode Analisis PPOMN. Jakarta: Ditjen POM Jakarta

Gandjar, I., dan Rohman , A. (2007). Kimia Farmasi Analis. Daerah Istimewa Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Giovani M.B, L., Jemmy, A., dan Novel S, K. (2017). Analisis Zat Pewarna Rhodamin B

Pada Saos Bakso Tusuk yang Beredar Di Sekitar Kampus Sam Ratulangi Manado.

Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol. 6, No. 4.

Kumar, S., Jyotirmayee, K. and Sarangi, M. (2013) „Thin Layer Chromatography : A Tool of

Biotechnology for Isolation of Bioactive‟, International Journal of Pharmaceutical

Sciences Review and Research, 18(1), pp. 126–132.

La, I. A. (2016). Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Rhodamin B Pada Sambal Botol

Yang Diperdagangkan Di Pasar Modern Kota Kedari. Universitas Halu Oleo, 14, 03.

Mamoto, dan Citraningtyas. (2015). Analisis Rhodamin B Pada Lipstik Yang Beredar Di

Pasar Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 2, 02.

Masthura. (2019). Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam negeri Ar-

Raniry. Identifikasi Rhodamin B dan Methanyl Yellow Pada Manisan Buah Yang

Beredar Di Kota Banda Aceh Secara Kualitatif, 1(1).

Setyorini, D., Subiantoro, S., & Selviawati. (2010). Identifikasi Bahan Pewarna dan

Pengawet Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Kota Jember. Laboratorium Patologi

dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi universitas Jember , Vol. 7 No. 1.

Sumarlin, L. O. (2010) „Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di

Jakarta dan Ciputat‟, pp. 274–283.

Utami, W., dan Suhendi, A. (2009). Analisis Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan

Metode Kromatografi lapis Tipis . Fakultas Farmasi Universitas Muhammadyah

Surakarta, 10, 148-155.

Page 11: IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAOS …

Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Saos Jajanan yang Beredar Di Sekolah Dasar

Kecamatan Ungaran Barat Menggunakan Metode Rapid Tes Kit dan Kromatografi Lapis Tipis

4

Watson, D. (2005). Analisis Farmasi Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktek

Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Watson, D. (2005). Analisis Farmasi Buku

Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktek Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

Yamlean, P. V. Y. (2011) „Identifikasi Dan Penetapan Kadar Rhodamin B Pada Jajanan Kue

Berwarna Merah Muda Yang Beredar Di Kota Manado‟, Jurnal Teknologi dan

Industri Pertanian Indonesia, 11(2).

Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Jakarta: Andi Offset.