35
PENGANTAR ILMU POLITIK ‘‘PENGERTIAN IDIOLOGI POLITIK’’ Kelompok: Yosa Setiawan Bayu Teguh Pambudi Deddy Husein S. Hanjaya Dwi Prayoga Moh. Abdulloh Jinani SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ideologi politik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ideologi politik

Citation preview

PENGANTAR ILMU POLITIK

‘‘PENGERTIAN IDIOLOGI POLITIK’’

Kelompok:

Yosa Setiawan

Bayu Teguh Pambudi

Deddy Husein S.

Hanjaya Dwi Prayoga

Moh. Abdulloh Jinani

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda beda. Kesatuan tersebut diciptakan dalam sebuah wadah yaitu Negara. Dalam pelaksanaanya, sebagian besar Negara memiliki dasar, keyakinan, cita-cita ataupun tujuan untuk mendirikan sebuah Negara yang maju serta terpandang.

Masyarakat mengartikan tujuan tersebut sebagai sebuah ideologi bagi Negara. Tetapi dengan berkembangnya pola pemikiran tokoh-tokoh besar dalam suatu Negara, ataupun dengan kemajuan suatu Negara itu sendiri, Ideologi menjadi terbagi atas beberapa macam, diantaranya ialah ideologi Kapitalisme, Sosialisme Komunisme, dan librarisme.

Politik tidak asing lagi bagi masyarakat, politik identik dengan kepentingan, menguasai, mengatur, memonopoli dan membuat kebijakan. Dalam segi apaun manusia atau kelompok- kelompok pasti membutuhkan politik. Jadi dalam berpolitik memerlukan sebuah tuntunan sebagai arah gerak yaitu idiologi politik, karena dalam hal berpolitik individu atau kelompok memiliki paham pemikiran masing-masing dengan mengusung paham idiologi.

Setiap Ideologi politik memiliki cara tujuan, cara tersendiri, sehingga dapat menjalankan Negaranya. Namun dari beberapa ideologi, masih terdapat berbagai pendapat yang pro ataupun kontra terhadap adanya ideologi tersebut.

Oleh karena itu makalah ini disusun dengan judul ‘‘PENGERTIAN IDIOLOGI POLITIK’’

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan ideologi?

2. Apakah yang dimaksud dengan idiologi Liberalisme, Komunisme, Marxisme, Sosialisme, Kapitalisme, Demokrasi, dan Pancasila?

3.    Apa saja unsur-unsur idiologi, peran idiologi, fungsi idiologi ?

4. Apa saja ciri-ciri dan dimensi idiologi ?

5. apa yang dimaksud politik ?

6. apa yang dimaksud Idiologi Politik ?

1.3  Tujuan

Adapun beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam  penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian ideologi.

2. Untuk mengetahui serta memahami pengertian ideologi Liberalisme, Komunisme, Marxisme, Sosialisme, Kapitalisme, Demokrasi, dan Pancasila.

3. Untuk mengetahui serta memahami unsur-unsur idiologi, peran idiologi, fungsi idiologi.

4. Untuk mengetahui serta memahami ciri-ciri dan dimensi idiologi.

5. Untuk mengetahui serta memahami pengertian politik.

6. Untuk mengetahui serta memahami Idiologi Politik.

BAB II

IDIOLOGI POLITIK

1). Pengertian ideologi atau definisi ideologi merupakan kegiatan yang secara serius dilakukan dalam studi-studi politik. Sebab itu, ideologi adalah sebuah konsep penting untuk dikaji dalam Ilmu Politik.

Secara etimologis, Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, Secara etimologis, ideologi berasal dari kata “ideo” dan “logos”. Ideo berarti gagasan-gagasan, sementara logos adalah ilmu. Jadi, secara etimologis (asal-usul bahasa) ideologi berarti ilmu tentang gagasan-gagasan atau ilmu yang mempelajari asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi sebagai seperangkat gagasan dasar tentang kehidupan dan masyarakat, misalnya pendapat yang bersifat agama ataupun politik.1 Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori , serta sekumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.

Secara umum, ideologi dipandang sebagai seperangkat keyakinan yang berorientasi pada tingkah laku (an action-oriented set of belief). Sistem pemikiran yang didasarkan atas ideologi, akan menghasilkan perbuatan. Hal ini memunculkan sebuah logika yaitu, bahwa dengan mengamati perbuatan seseorang, maka dapat diketahui apa ideologinya. Dengan kata lain, bilamana keyakinan-keyakinan tersebut tidak mampu memaksakan perbuatan, maka itu bukan ideologi.2

2). Pendapat mengenai pengertian ideologi dari berbagai ahli, diantaranya:

Pengertian ideologi amat bervariasi. Berbagai penulis dari aneka disiplin telah menuliskan pengertian mereka mengenai ideologi. Tentu saja, mereka memiliki tingkat kebenaran sendiri sesuai dengan cakupan disiplin keilmuwannya.

Destut De Traacy (menurut Suseno (1992))

Kata ideologi, pada awalnya berarti ilmu tentang ide (science of ideas), yaitu studi tentang asal mula, serta evolusi dan sifat dasar dari ide. Dari kata ini,

1 Seta Bisri (2009), Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengertian%20Ideologi%20dan%20Jenis-jenis%20Ideologi%20Politik%20di%20Dunia%20%20%20Seta%20Basri%20Menulis%20Terus.htm. Download pada tanggal 3 Oktober 2014.

2 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 7.

diturunkan sebuah kata yaitu ideologues, yang berarti orang-orang yang berjuang untuk melahirkan ide-ide, dalam hal ini gagasan-gagasan progresif seperti hak asasi manusia atau negara konstitusional.3

a. Karl Marx

Ideologi adalah semua sistem besar yang memberikan orientasi kepada manusia. Ideologi merupakan ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sehingga orang menganggapnya sah. Ideologi merupakan ilusi atau kesadaran palsu yang tidak menggambarkan situasi nyata manusia sebagaimana adanya. Ideologi menggambarkan realitas secara terbalik. Bukan berarti bahwa ideologi keliru dalam menggambarkan realitas, melainkan ideologi menggambarkaan realitas serta penafsiran yang dibalik. Apa yang tidak baik dan tidak wajar dinyatakan sedemikian rupa sehingga tampak baik dan wajar. Ideologi melayani kepentingan kelas yang berkuasa karena memberi legitimasi kepada suatu keadaan yang sebenarnya tak memiliki legitimasi. Dengan kritik ideologi, Marx mempertanyakan fungsi ideologi, kenyataan tersembunyi apa yang berada di belakang ideologi.4

b. Lane Ideologi dicirikan oleh; pertama, ideologi politik berkaitan dengan

pertanyaan siapa yang akan menjadi pemimpin? Bagaimana mereka dipilih, dan dengan prinsip-prinsip apa mereka memimpin? Hal ini akan berkaitan dengan seperti apa pemimpin yang layak untuk memimpin masyarakat banyak, apakah yang dipertimbangkan masalah religiusitasnya, jiwa sosialnya, kekayaanya, kemampuan akademiknya, fisik atau penampilnya, suku atau etnisnya, laki-laki atau perempuan, selain itu bagaimana untuk medapatkan pemimpin dengan kriteria tersebut? Apakah berdasarkan keturunan (stratifikasi tertutup) ataukah tidak mempersoalkan keturunan asalkan ada beberapa kriteria seperti yang telah dijelaskan diatas. Kedua, ideologi mengandung banyak sekali argumen untuk persuasi atau melawan (counter) ide-ide berlawanan. Ketiga, ideologi sangat mempengaruhi banyak sekali aspek kehidupan manusia, mulai aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya. Dalam gagasan yang ada dalam ideologi tersebut tentunya akan berawal dari ide/gagasan tentang masyarakat seperti apa yang ingin diwujudkan. Dari sudut ekonomi, hal akan berkaitan dengan persoalan kekayaan, kemudian bagaimana distribusi kekayaan yang ada, apakah masyarakat diberikan ruang sebebas-bebasnya dalam mengejar kekayaan. Keempat, ideologi sangat terkait dengan hal-hal penting dalam kehidupan sosial, baik mengajukan program ataupun menentangnya.Dalam

3 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 7.

4 Franz Magnis Suseno (1999), Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: Gramedia, hal. 122-123.

ideologi tersebut terdapat ide-ide ataupun gagasan bagaimana masyarakat hidup dan diatur oleh norma-norma yang diyakini maka hal ini dijadikan landasan dalam menyusun rencana berupa kebijakan ataupun program yang tepat dan sesuai kepentingan untuk masyarakat tersebut. Dilain pihak dengan ide-ide tersebut dapat juga dijadikan dasar untuk merespon dan bahkan menentang tatkala muncul kebijakan-kebijakan yang dirasa membahayakan atau merugikan dari tatanan masyarakat yang dicita-citakan. Kelima, ideologi mencoba merasionalisasikan kepentingan kelompok sehingga kepentingan tersebut sangat beralasan dan layak diperjuangkan. Hal ini berkaitan dengan ciri yang keempat, dengan adanya ide/gagasan atau cita-cita tatanan masyarakat yang diinginkan yang didalam menyangkut masalah ekonomi atau kesejahteraan masyakat banyak maka hal tersebut dijadikan landasan yang mantap untuk melindungi atau mempertahankan masyarakat yang memang manjadi basis. Keenam, ideologi berisikan hal-hal yang bersifat normatif, etis, dan moral.5

c. Ali Syariati

Ideologi merupakan kata yang angker untuk didengar dan dipelajari saat pemerintahan orde baru, karena saat itu tidak diperolehkan ada ideologi selain pancasila. Tentunya hal tersebut membuat kita semakin penasaran tentang apa itu ideologi. Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaki ideo artinya pemikiran; logis artinya logika, ilmu, pengetahuan. Dapat bahwa didefiniskan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita.6

d. Steger

Mendefiniskan ideologi sebagai suatu sistem sebaran ide, kepercayaanyang membentuk sistem nilai dan norma serta peraturan ideal yang diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh kelompok tertentu.7

3). Ciri-ciri Ideologi

Ciri-ciri ideologi adalah mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. 8

5 Firmansyah (2011), Mengelola partai politik, Komunikasi dan positioning idelogi politik di era demokrasi. Jakarta, Yayasan pustaka obor Indonesia, hal. 97

6 Firdaus Syam (2007), Pemikiran Politik Barat, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 238.

7 Firmansyah (2011). Ibid, hal. 96.

8 http://jaliwir.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-unsur-dan-fungsi-ideologi.html, download tanggal 5 Oktober 2014, pukul 08.30 WIB.

Untuk mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

4). Unsur Ideologi

Unsur idiologi sebagai berikut:9

a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis

b. Pedoman tentang cara hidup

c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok

d. Dipegang teguh oleh kelompok yang menyakiniya

jadi unsur- unsur di atas sangat besar peranannya dalam menentukan terbentuknya idiologi, sebagai pandangan hidup untuk mencapai suatu tujuan.

5). Fungsi Ideologi

Menurut Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus fungsi idiologi sebagai berikut:10

Secara umum, Reo M. Christension dalam kata pengantar buku Ideologies and Modern Politic (1972) berpendapat bahwa ideologi politik berfungsi sebagai:

1. Sebagai sistem keyakinan politis, ideologi yang memberikan suatu struktur kognitif

2. Memberikan suatu formula yang bersifat menentukan—suatu arahan bagi individu dan tindakan serta pertimbangan kolektif.

3. Sebagai alat untuk mengatasi dan mengintegrasikan konflik.

4. Mengetahui identifikasi diri (self-identification) seseorang.

5. Untuk mengetahui kekuatan dinamis dalam kehidupan individu dan kolektif, memberikan suatu pengertian mengenai misi dan tujuan, serta suatu komitmen hingga tindakan yang dihasilkan.

9 http://jaliwir.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-unsur-dan-fungsi-ideologi.html, download tanggal 5 Oktober 2014, pukul 08.30 WIB.

10 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 8.

Pendapat lain tentang fungsi ideologi politik dikemukakan oleh Roy C. Macridis dalam bukunya Contemporary Political Ideologies, Movement and Regime (1989) yaitu:

1. Ideologi politik sebagai alat legitimasi

2. Ideologi politik sebagai alat solidaritas dan mobilisasi

3. Ideologi politik sebagai alat ekspresi

4. Ideologi politik sebagai alat kritik dan utopia

5. Ideologi politik sebagai ideologi dan tindakan politik

Jadi dapat disimpulkan bahwa idiologi berfungsi sebagai brikut:

a. Struktur kognitif adalah keseluruhan pengetahuan yang merupakan landasan untuk memahami dan meafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitar

b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia

c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak

d. Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya

e. Sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan

f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta menolakkan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

g. Sebagai landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitarnya

h.Sebagai pandangan hidup dan petunjuk dalam melakukan sesuatu.

6).DIMENSI IDEOLOGI

Sebuah ideologi yang telah menjdai keyakinan dalam kehidupan masyarakat dapat menjadi luntur atau pudar seiring perkembangan zaman. Hal tersebut tergantung pada daya tahan Ideologi. Ideologi akan mampu bertahan menghadapi perubahan zaman,apabila mempunyai tiga dimensi,yaitu:11

11 http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html _ . Diakses pada 5 oktober 2014, pukul 12.14 WIB.

A. Dimensi Realita

Dimensi ini menunjuk pada kemampuan ideologi untuk mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat, di mana ia muncul untuk pertama kalinya, paling kurang realita pada saat-saat awal kelahirannya

B. Dimensi Idealisme

Dimensi Idealisme adalah kadar/kualitas idealisme yang terkandung di dalam iseologi atau nila-nilai dasarnya. Kualitas itu menentukan kemampuan ideologi dalam memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan yang ada dalam masyarakat untuk mempunyai dan membina kehidupan bersama secara lebih baik dan membangun suatu masa depan secara lebih cerah.

C. Dimensi Fleksibilitas

Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi dalam memengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat. Memengaruhi berarti ikut mewarnai proses pengembangan, sedangkan menyesuaikan diri berarti bahwa masyarakat berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap nilai-nilai daasar dari ideologi sesuai dengan realita-realita baru yang muncul dan yang harus mereka hadapi.

7).Macam-macam idiologi

1). Liberalisme

Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:12

1. inti pemikiran : kebebasan individu

2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara

3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.

4. system pemerintahan (harus): demokrasi

Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak

12(http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Diakses pada 5 oktober 2014, pukul 13.24 WIB.

semata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan bahwa Liberalisme adalah “… perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan bangsa.” 13

Librarisme adalah konsep tata kelola bermasyarakat dan bernegara tanpa harus ada peraturan yang ketat dan memaksa, karena pada hakikatnya manusia memiliki budi pekerti dan baik. Kemerdekaan individu sangat di junjung tinggi dalam librarisme.

2). Komunisme

Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin.14

1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.

2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.

3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator

Dalam komunisme bertujuan menghapus segala sistem sosial, ekonomi, dan politik lama seperti menghapuskan organisasi keluarga, waris, kelas pemilik modal, penyitaan hak milik pribadi, dan sejenisnya. Muara dari ini adalah, terciptanya classless society. Juga, menurut para ideolognya, terjadi whittering away of the state (berangsur menghilangnya negara).15

3). Marxisme

13 Seta Bisri (2009), Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengertian%20Ideologi%20dan%20Jenis-jenis%20Ideologi%20Politik%20di%20Dunia%20%20%20Seta%20Basri%20Menulis%20Terus.htm. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 14.54 WIB.

14 http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 14.34 WIB.

15 Seta Bisri (2009), Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengertian%20Ideologi%20dan%20Jenis-jenis%20Ideologi%20Politik%20di%20Dunia%20%20%20Seta%20Basri%20Menulis%20Terus.htm. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 15.20 WIB.

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.16

Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.17

Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah:18

1. filsafat dialectical and historical materialism

2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain

16 http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 14.34 WIB.

17 Neni Fitri (2013), Ideologi Yang Berkembang Di Belahan Dunia, Riau: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Riau, hal.9. file:///E:/politik/NEFI%20FITRIANA%20%20MAKALAH%20IDEOLOGI%20YANG%20BERKEMBANG%20DI%20BELAHAN%20DUNIA.htm. Didownload tanggal 6 oktober 2014, pukul 13.15 WIB.

18 http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 15.14 WIB.

dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.

4). Sosialisme

Sosialisme tumbuh sebagai kritik atas Kapitalisme, khusnya Kapitalisme Produksi. Menurut Michael Newmann, Sosialisme adalah ideologi yang minimal ditandai oleh : (1) komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama); (2) Seperangkat kepercayaan bahwa orang bisa membangun sistem egalitarian alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama; (3) pandangan yang optimistik yang memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan lainnya, dan (4) keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar.19 

Sosialisme, sama seperti Kapitalisme, memiliki “pecahan.” Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari ideologi-ideologi yang muncul kemudian, di mana satu sama lain kerap bertolak belakang dalam kegiatannya. Ideologi-ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia, Marxisme, Komunisme, Anarkisme, Sosial Demokrasi, dan sejenisnya. 

Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme adalah:20

1. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)

2. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan

bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha,dll)

3. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara

4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

5). Kapitalisme

Kapitalisme adalah bentuk system perokonomian

19 Seta Bisri (2009), Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengertian%20Ideologi%20dan%20Jenis-jenis%20Ideologi%20Politik%20di%20Dunia%20%20%20Seta%20Basri%20Menulis%20Terus.htm. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 16.24 WIB.

20 http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Download pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 16.17 WIB.

1. inti pemikiran : perkonomian individu

2. fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan

3. landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh masyarakat

4. system pemerintahan : demokrasi.

6). Demokrasi

Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan/berkuasa, demokrasi berarti rakyat berkuasa. Sesudah perang dunia II, terlihat gejala bahwa secara formal demokrasi merupakan dasar dari kebanyakan system Negara di dunia.21

Demokrasi terlahir dari perjuangan rakyat yang jenuh dengan pemerintahan yang otoriter. Negara atau pemerintahan yang otoriter kerap mengenyampingkan kebebasan dan partisipasi warga negaranya, sehingga mengakibatkan perlawanan dari rakyatnya.22

Jadi dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Serta demokrasi adalah suatu konsep tata kelola bernegara dan bermasyarakat dengan menghormati dan menjamin hak-hak social, politik dan ekonomi serta hokum sebagai pengawal tata kelola bernegara dan bermasyarakat.

7). Pancasila

Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta, panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.23

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:24

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

21 Rudi Salman Sinaga (2013), Pengantar Ilmu Politik (Kerangka Berfikir dalam Dimensi Arts, Praxis & Policy),Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 31.

22 Ibid

23 http://revolusi-politik.blogspot.com/2013/03/macam-macam-ideologi-beserta-negara.html. Diakses pada 06 oktober 2014, pukul 17.20 WIB.

24 UUD 1945 (2012), Surabaya: Anugrah, hal. 38.

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, terutama bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pedoman bangsa dan telah di akui kebenaranya dan kesaktiannya. Pertama, sebagai pandangan hidup, yakni sebagai pedoman tingkah laku bagi setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada bangsa Indonesia merupakan sari dan puncak dari sosial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. Sumber nilai tersebut antara lain, adalah keyakinan adanya Tuhan YME, asas kekeluargaan, asas musyawarah mufakat, asas gotong royong, serta asas tenggang rasa dan tepo seliro. Dari nilai-nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang mengutamakan persatuan, kerukunan, dan kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Pandangan hidup bagi suatu bangsa seperti Pancasila sangat penting artinya karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidak terombang-ambing oleh keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi. Kedua, Pancasila sebagai dasar negara, yang tercantum di dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi negara. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum/ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut.25

8).Peranan Ideologi

Peran ideologi tentunya memiliki signifikansi dengan ideolog yang mencipta ideologi itu. Dalam kaitan ini paling tidak ideolog sebagai orang berjasa dalam menyalurkan gagasan untuk masyarakat, bangsa dan negara tertentu. Ideologi adalah orang yang mampu untuk melihat keadaan kemarin, sekarang dan masa depan dengan jangkauan pemikirannya. Sebagaimana dikatakan David E. Apter bahwa ideolog “merupakan orang yang membuat intelektual dan moral melompat ke depan, melalui pengetahuannya yang superior, pandangannya harus berlaku”.26

25 Neni Fitri (2013), Ideologi Yang Berkembang Di Belahan Dunia, Riau: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Riau, hal.9. file:///E:/politik/NEFI%20FITRIANA%20%20MAKALAH%20IDEOLOGI%20YANG%20BERKEMBANG%20DI%20BELAHAN%20DUNIA.htm. Didownload tanggal 6 oktober 2014, pukul 13.15 WIB.

26 Potter, J., & Wetherrel, M. (1987), Discourse and Social Psychology Beyond Attitude and Behavior, London: Sage Publication, hal.327-328.

Ideologi mempunyai peranan untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya.

Peran idiologi sebagai pemersatu bangsa dan pemecah masalah, sebagai visi yang hendak dicapai oleh bangsa, dan nilai fundamental yang dapat mengatur dan mengarahkan masyarakat dalam mencapai tujuan ideal bangsa. Serta mampu menjadikan perekat yang memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat bangsa.

9). IDEOLOGI POLITIK

Pengertian politik menurut beberapa ahli,antara lain sebagai berikut:

1. Ramlan subakti, politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.27

2. Paul janet, politik adalah ilmu yang mengatur perkembangan negara begitu juga prinsip-prinsip pemerintahan.28

3. Robson, politik adalah usaha untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuiai dengan kehendak yang mempengaruhi.29

27 Surbakti Ramlan (1999), Memahami ilmu politik, Jakarta: Gramedia Widia sarana Indonesia. Hal. 39.

28 Neni Fitri (2013), Ideologi Yang Berkembang Di Belahan Dunia, Riau: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Riau, hal. 15. file:///E:/politik/NEFI%20FITRIANA%20%20MAKALAH%20IDEOLOGI%20YANG%20BERKEMBANG%20DI%20BELAHAN%20DUNIA.htm. Didownload tanggal 6 oktober 2014, pukul 13.56 WIB.

4. Miriam Budiardjo, Politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat di terima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat kearah kehidupan bersama yang harmonis. Pada saat ini politik tidak lagi di pengertian yang normatif lagi, karena politik yang saat ini kebanyakan di definisikan adalah politik yang menekankan pada upaya untuk mencapai masyarakat yang lebih baik, seperti kekuasaan, pembuatan keputusaan,kebijakan kebijakan, alokasi nilai,dan sebagainya.30

5. Rod Hague et al, politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaiman kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara anggota-anggotanya.31

6. Andrew Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.32

Politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok untuk mengatur, menguasai, pengambilan keputusan, dan kepentingan untuk menuju kearah yang lebih baik dari yang sebelumnya yaitu harmonis dan madani.

Idiologi politik merupakan himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan, keputusan, kekuasaan dan mengatur untuk menuju kearah yang lebih baik (madani dan harmonis). Ideologi menjadi dasar sikap terhadap kejadian dan permasalahan politik yang dihadapi serta penentu tingkah laku politik. Dasar ideologi politik adalah keyakinan akan keberadaan pola tata tertib sosial politik yang ideal. Ideologi tidak dapat disamakan dengan filsafat yang hanya merenung, namun memiliki tujuan bergerak dalam kegiatan dan aksi nyata. Pada perkembangannya, ideologi terpengaruh oleh kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa dalam masyarakat tempatnya berada.

29 Uwes Fatoni, M.Ag (2006), Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengantar%20Ilmu%20Politik.htm, didownload tanggal 7 oktober 2014, pukul 07.30 WIB

30 Miriam Budiardjo (2008), Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hal. 8.

31 Rudi Salam Sinaga (2013), Pengantar Ilmu Politik (Kerangka Berfikir dalam Dimensi Arts, Prexis & Policy), Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 8.

32 Rudi Salam Sinaga (2013), Pengantar Ilmu Politik (Kerangka Berfikir dalam Dimensi Arts, Prexis & Policy), Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 9.

ideologi politik berfungsi untuk “memolakan, mengkonsolidasi, menciptakan tertib dalam arus tindakan manusia”. Hal ini memiliki hubungan yang erat dengan ideologi sebagai pembentuk identitas sosial (social identity) dan tipe kepribadian.33

Secara sosial, fungsi dari ideologi politik mendapat berbagai tafsiran. Fungsi dari ideologi politik sendiri telah menjadi salah satu tema kajian utama dalam psikologi politik. McGuire (1993), seperti yang dikutip oleh Maritza Montero (1997, dalam Fox dan Prileltensky, 1997) menyatakan bahwa, di Amerika Serikat, ideologi lebih diartikan sebagai sistem keyakinan. Di bagian dunia lain (Amerika Latin dan Eropa), ideologi dipahami sebagai hegemoni atau dominansi dari gagasan-gagasan tertentu terhadap gagasan lain. Sedang dalam wilayah yang telah dipengaruhi oleh pemikiran Marx, ideologi dipahami sebagai kesadaran palsu (false consciousness).34

Secara umum, Reo M. Christension dalam kata pengantar bukunya Ideologies and Modern Politic (1972) berpendapat bahwa ideologi politik berfungsi sebagai:35

1. Sebagai sistem keyakinan politis, ideologi yang memberikan suatu struktur kognitif

2. Memberikan suatu formula yang bersifat menentukan—suatu arahan bagi individu dan tindakan serta pertimbangan kolektif.

3. Sebagai alat untuk mengatasi dan mengintegrasikan konflik.

4. Mengetahui identifikasi diri (self-identification) seseorang.

5. Untuk mengetahui kekuatan dinamis dalam kehidupan individu dan kolektif, memberikan suatu pengertian mengenai misi dan tujuan, serta suatu komitmen hingga tindakan yang dihasilkan.

Pendapat lain tentang fungsi ideologi politik dikemukakan oleh Roy C. Macridis dalam bukunya Contemporary Political Ideologies, Movement and Regime (1989) yaitu:36

33 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 8.

34 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010, ibid, hal. 8.

35 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), ibid, hal. 8.

1. Ideologi politik sebagai alat legitimasi

2. Ideologi politik sebagai alat solidaritas dan mobilisasi

3. Ideologi politik sebagai alat ekspresi

4. Ideologi politik sebagai alat kritik dan utopia

5. Ideologi politik sebagai ideologi dan tindakan politik

Dari sudut pandang psikologi, sebagaimana pendapat Erich Fromm, bahwa ideologi lahir karena manusia didorong untuk mencari superioritas, kekuasaan, status, dan kemenangan dalam arena politik, terutama melalui ideologi dan gerakan otoritarian. Dorongan tersebut muncul sebagai akibat dari perasaan rendah diri, tidak aman, tidak mumpuni, kesendirian, penghinaan dan pengkerdilan.37

36 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 8.

37 Akhmad Faizie dan Hawaim Machrus (2010), Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya), Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hal. 9.

BAB III

KESIMPULAN

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan.Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) keyakinan untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, akan semakin tinggi komitmennya untuk melaksanakannya..

Ideologi berintikan serangkaian nilai (norma) yang menentukan hidup manuusia ,kesepakatan bersama yang menentukan nilai dasar maasyarakat atau negara,kesadaran akan bangkit dari keterpurukan yang mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai pandangan hidup mereka. Melalui system tersebut seseorang akan lebih udah mengetahui bagaiman cara yang tepat dalam menyelesaikan masalah,bagaimana bertintak,dan melaksanakanya.Mempertahankan dan membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.mencangkup segaa aspek kehidupan.

Politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat di terima,untuk membawa masyarakat kearah kehidupan yang harmonis dan madani. Pada saat ini politik tidak lagi di pengertian yang normatif lagi ,karena politik yang saat ini kebanyakan didefinisikan adalah politik yang menekankan pada upaya untuk mencapai masyarakat yang lebih baik,seperti kekuasaan,pembuatan keputusaan,kebijakan kebijakan ,alokasi nilai,dan sebagainya.

Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan

politik dan budaya yang sama. Fungsi Ideologi politik ialah membentuk identitas politik atau ciri politik kelompok atau bangsa.idiologi politik sebagai panduan dalam menentukan arah kemana harus di jalankan sebuah tujuan untuk menuju ke harmonisan dan masyarakat dan pemerintahan yang madani. menyangkut sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang cita-citakan oleh individu, kelompok, golongan atau masyarakat luas untuk menjadi landasan dalam bertindak bertindak..

Daftar Pustaka

Budiardjo,Miriam. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budiardjo, Miriam (2008) (edisi revisi). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Magnis-Suseno, Franz. 1999. Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

Surbakti Ramlan.1999.Memahami ilmu politik. , Jakarta :Gramedia Widia sarana Indonesia

Rodee Clymer, Carlton dkk. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Pers

Firmansyah. 2011, Mengelola partai politik, Komunikasi dan positioning idelogi politik di era demokrasi. Jakarta, Yayasan pustaka obor Indonesia.

Syam, Firdaus, 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara

Faizie,Akhmad dan Hawaim Machrus.2010. Kepribadian otoritarian dan ideologi politik (studi kualitatif terhadap fungsionaris dan simpatisan empat partai politik di surabaya). Surabaya. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Feith, H., & Castle, L. (ed). (1988). Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965. Jakarta: LP3ES.

Sinaga, Rudi Salam . 2013. Pengantar Ilmu Politik (Kerangka Berfikir dalam Dimensi Arts, Prexis & Policy), Yogyakarta: Graha Ilmu.

UUD 1945 (2012), Surabaya: Anugrah

Website:

1. Bisri, Seta . 2009, Pengantar Ilmu Politik, file:///E:/politik/Pengertian%20Ideologi%20dan%20Jenis-jenis%20Ideologi%20Politik%20di%20Dunia%20%20%20Seta%20Basri%20Menulis%20Terus.htm. Download pada tanggal 3 Oktober 2014.2. http://jaliwir.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-unsur-dan-fungsi-ideologi.html, download tanggal 5 Oktober 2014, pukul 08.30 WIB.3. http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html _ . Diakses pada 5 oktober 2014, pukul 12.14 WIB.4. http://po-box2000.blogspot.com/2013/09/macam-macamjeniscontoh-ideologi-di-dunia.html. Diakses pada 5 oktober 2014, pukul 13.24 WIB.5. Fitri, Neni. 2013. Ideologi Yang Berkembang Di Belahan Dunia. Riau: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau. file:///E:/politik/NEFI%20FITRIANA%20%20MAKALAH%20IDEOLOGI%20YANG%20BERKEMBANG%20DI%20BELAHAN%20DUNIA.htm. Didownload tanggal 6 oktober 2014, pukul 13.15 WIB.6. http://revolusi-politik.blogspot.com/2013/03/macam-macam-ideologi-beserta-negara.html. Diakses pada 06 oktober 2014, pukul 17.20 WIB.7. Fatoni, Uwes. 2006. Pengantar Ilmu Politik. file:///E:/politik/Pengantar%20Ilmu%20Politik.htm, didownload tanggal 7 oktober 2014, pukul 07.30 WIB

Pertanyaan:a. Arti idiologi politik itu apa?b. Pengaruh idiologi pancasila sebagai idiologi pilitik kita?dan penerapanya

di pemerintahan?c. Bagaimana penerapan idiologi politik di idonesia?d. Mengapa idiologi lain di Indonesia tidak berhasil di jalankan di Indonesia?

Jawaban:1).Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan dan membentuk identitas politik atau ciri politik kelompok atau bangsa.idiolgi politik merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya. 2).a).Berpengaruh sanggat besar karena idiologi kita adalah idiolgi pancasila yang merupakan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,terutama bangsa Indonesia.Pancasila sebagai pedoman bangsa dan telah di akui kebenaranya dan kesaktiannya. Sebagai pandangan hidup, yakni sebagai pedoman tingkah laku bagi setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada bangsa Indonesia merupakan sari dan puncak dari sosial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. Pancasila sangat penting artinya karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidak terombang-ambing oleh keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi.

Pancasila termasuk dalam idiologi terbuka yang merupakan kekayaan moral,rohani,dan budaya masyarakat.Isinya tidak langsung operasional melainkan individu baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah dalam situasi kekinian

mereka,dalam arti bersifat fleksibel sesuai tuntutan zaman.Menghargai pluralitas ,dapat diterima dimana saja ,atas latar belakang apa,suku ,ras ,agama,budaya.dsb.

b).Penerapan idiologi pilitik pancasila jika di pemerintahan adalah musyawarah mufakat ,voting dalam siding pembuatan kebijakan pemerintah,sesuai sila ke-4.

3).penerapan idiologi politik di Indonesia ini sudah lumayan bagus,karena dalam aspek-aspek pemerintahan, penerapan pancasila terpenuhi misal sila ke 4 terpenuhi karena di parlememen dan pemerintahan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat,dan di parlemen kita punya wakil rakyat.4).karena idiologi lain tersebut tidak sesuai dengan moral ,budaya ,norma, dan rohani bangsa Indonesia yang merupakan ceermin dari bangsa Indonesia sendir.

Kelompok 1 “pengertian idiologi”

Nama:Bayu Teguh PambudiNIM:145120100111018No.HP:087756391555Email:[email protected]

Nama:Yosa SetiawanNIM:145120100111027No.HP:081336108211Email:[email protected]

Nama:Hanjaya Dwi PratamaNIM:145120100111023No.HP:082233876376Email:[email protected]

Nama: Moh Abdulloh JinaniNIM: 145120100111026No.HP:082332080009Email:[email protected]

Nama: Deddy Husein S.NIM: 145120100111025No.HP:089610194412Email: [email protected]