Idiopathic Trombocytopenic Purpura

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Kuliah ITPBlok 11FK UMYCHAMIM FAIZIN

Citation preview

Idiopathic Trombocytopenic Purpuradr. Soemadiono, Sp. ASenin, 7 April 201412.30-13.30 WIBEditor : CF7GE : IntanLayouter : Qura

A. PENGANTARB. ETIOLOGIITP

C. EPIDEMIOLOGID. SYMPTOLOGIE. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSAF. PENATALAKSANAANG. PROGNOSIS

Okey bray, ketemu lagi dengan materi ini, mungkin yang sudah baca di textbook, journal, article, dll. Inilah materi yang dibawakan Bapak kita, Pak Diono (yang selalu cariin Kosema kita, Mr. James). Semoga dengan materi yang singkat dan sedikit ini bermanfaat buat bray2 semua, dan keluar di MCQ.

A. PENGANTARPenyakit yang diberi nama ITP (Idiophatic Thrombocytopenic Purpura) alias Autoimune Thrombocytopenic Purpura alias Primary Essential Thrombocytopenic Purpura (PETP) alias Purpura Hemmorrhagica alias Werlhofs Diseases adalah penyakit purpura disertai dengan penurunan jumlah trombosit. ITP dilahirkan pertama kali pada orang dewasa tahun 1735 oleh Werlhof, dia menemukan seorang pasien yang mengalami pendarahan mendadak yang spontan seperti petekiae, ekimosis dan pendarahan membran mukosa. Pasien ini mengalami remisi spontan dan lengkap, sedangkan penyakit purpura yang terjadi pada saat itu seperti typhoid fever dan plague tidak mengalami remisi spontan. Trombositopeni adalah penurunan jumlah trombosit yang disebabkan oleh : artifactual thrombocytopenia, penurunan produksi trombosit, peningkatan destruksi trombosit, dan distribusi abnormal dari trombosit/pooling. Trombositopeni yang terjadi dalam ITP disebabkan oleh peningkatan destruksi trombosit karena reaksi autoimun. Sistem imun mengenali trombosit sebagai benda asing dan dihancurkan di limpa serta di hepar. Penghancuran trombosit akan menyebabkan trombositopeni karena pembentukan antibodi IgG anti,trombosit.

B. ETIOLOGIPada kasus ITP terjadi trombositopeni yang diakibatkan oleh meningkatnya destruksi trombosit karena reaksi imun. Antibodi yang berperan adalah IgG. Penyebab ITP ini tidak diketahui, seseorang yang menderita ITP dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.Meskipun penyebab pasti ITP (Idiopatik Trombositopenia Purpura) masih belum diketahui namun predisposisi terjadinya ITP dapat disebabkan oleh adanya: Reaksi autoimunReaksi autoimun yang menyerang trombosit dalam hal ini trombosit dihancurkan secara berlebihan sehingga terjadi trombositopenia. InfeksiMisalnya infeksi pada mata yang menyebabkan perdarahan pada konjungtiva. Obat obatanObat-obatan yang dapat menyebabkan trombositopenia diantaranya:-Chemotherapeutic agents-Sulfonamid-Heparin-Digoxin-Aspirin, dll Penyakit hati Pembesaran pada limfa C. EPIDEMIOLOGI DAN INSIDENSITahun 1951 Harrington menemukan bahwa transfusi plasma maupun whole blood dari pasien ITP dapat menginduksi trombositopeni pada orang normal. ITP dapat menyerang anak-anak dan dewasa. ITP pada anak biasanya adalah bentuk akut yang dapat sembuh spontan dalam beberapa bulan, bentuk kronis didapatkan pada dewasa dan memiliki onset yang lebih lambat. Pada dewasa ITP didapatkan lebih sering pada wanita daripada pria dan sering rekuren. Bentuk ITP yang sekunder disebabkan oleh adanya penyakit hematologik primer seperti leukemia atau kelainan nonhematologik sistemik yang lain.Insidensi ITP adalah :1. Simptomatik : 3-8/ 100.000 anak per tahun.nya.2. Dengan riwayat : infeksi bakteri/virus, imunisasi 1-6 pada minggu sebelumnya3. ITP akut (80-90% : pada anak usia 2-6 tahun), membaik setelah beberapa hari.4. Insidennya musiman, lebih sering terjadi dalam musim dingin dan musim semi.5. 50-85% anak yang terkena memiliki penyakit virus sebelumnya.6. 10-25% anak-anak yang terkena menderita gangguan yang kronik.Angka kejadian ITP adalah 1 per 1000-10.000 perempuan hamil dan terdapat 3% dari seluruh kejadian trombositopenia pada kehamilan. Antibody anti trombosit yang terbentuk dapat menembus plasenta dan menyebabkan fetal trombositopenia yang menghasilkan komplikasi perdarahan pada neonates dengan gejala yang ringan sampai berat. Kira-kira 80% pasien dihubungkan dengan antitrombosit antibody, tetapi pemeriksaan antitrombosit tidak rutin dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

D. PATOFISIOLOGIIdiopatik trombositopenia purpura adalah salah satu gangguan perdarahan yang paling umum terjadi. Merupakan sindrom yang didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersikulasi dalam keadaan sum-sum normal. Trombosit dalam darah berperan dalam pembekuan darah serta mempertahankan integritas pembuluh darah, khususnya kapiler. ITP terjadi karena mekanisme imun dimana auto-antibody (Ig G) melekat pada trombosit dan menyerang platelet dalam darah Mengakibatkan jumlah trombosit berkurang, terjadi peristiwa agregasi pada trombosit/platelet, trombosit yang telah ditempeli oleh zat anti, dihancurkan oleh makrofag dalam jaringan retikuloendotelial yang membawa reseptor membrane untuk Ig G dalam limpa dan hati, sehingga menimbulkan penghancuran dan pembuangan trombosit yang berlebih dan timbullah perdarahan.Penghancuran trombosit juga bisa dilakukan oleh pembentukan antibodi oleh obat, dimana antibodi tersebut melawan jaringannya sendiri. Gangguan-gangguan autoimun yang bergantung pada antibody manusia paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Semakin kuat bukti yang mengaitkan penyakit ITP yang memiliki molekul-molekul Ig G reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibody ini menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosis dalam sirkulasi bebas. Namun trombosit yang mengandung molekul-molekul Ig G lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk Ig G.Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia sementara yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh Ig G, karena masuknya antibody melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada anak-anak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu. ITP yang menetap biasanya dapat ditekan dengan kortikosteroid, obat ini dianggap dapat mengurangi pembungan trombosit oleh limpa dan hati.Namun jika penyakit sudah berlangsung selama 6 bulan atau lebih, prospek pengobatan steroid dosis tinggi yang berlangsung lama dengan efek samping yang dimilikinya umumnya akan memerlukan splenektomi. Hitung trombosit biasanya meningkat dan dapat menjadi normal setelah splenektomi, walaupun trombosit masih tetap dihancurkan oleh hati pada sebagian besar dosis steroid yang dibutuhkan menjadi lebih rendah.Reaksi autoimun yang menyerang platelet dalam hal ini platelet dihancurkan secara berlebihan sehingga terjadi trombositopenia. Penghancuran platelet juga bisa dilakukan oleh pembentukan antibody oleh obat, dimana antibody tersebut melawan jaringannya sendiri. Normalnya jumlah platelet dapat bertahan 8-10 hari dalam sirkulasi darah namum pada ITP platelet hanya mampu bertahan 1-3 hari atau bahkan kurang. Pada remaja indikasi dari tindakan tergantung dari tingkat perdarahan dan tingkat trombositosis.Penderita dengan trombositopenia kebanyakan mengalami perdarahan, perdarahan ini terjadi karena peristiwa agregasi pada trombosit dan dapat menyumbat kapiler-kapiler yang kecil, pada proses ini kapiler-kapiler dirusak dan mengakibatkan perdarahan dalam jaringanE. PATOGENESISPada mulanya glikoprotein IIb/IIIa yang terdapat pada membran trombosit yang dianggap sebagai antigen oleh autoantibodi (IgG) akan diopsonisasi, namun pada tahap ini belum ada antibodi yang mengenali glikoprotein lainnya seperti Ib/IX. Trombosit yang telah dilingkupi oleh autoantibodi ini akan berikatan dengan sel penyaji antigen (APC) misalnya makrofag atau sel dendritik pada reseptor Fc dan mengalami internalisasi dan degradasi. Selain merusak glikoprotein IIb/IIIb, APC juga akan memproduksi epitop kriptik dari glikoprotein trombosit lainnya. APC yang teraktivasi akan mengekspresikan peptida baru pada permukaan selnya dengan bantuan konstimulasi (interaksi antara CD 154 dan CD 40) dan sitokin yang fungsinya memfasilitasi proliferasi inisiasi CD4+ T Cell clone (T-Cell clone-1) dan spesifitas tambahan (T-Cell clone-2). Sel B sebagai reseptor sel immunoglobulin, selain meningkatkan produksi antiglikoprotein IIb/IIIa antibodi (oleh B-Cell clone-1) juga akan menginduksi proliferasi dan sintesis antiglikoprotein Ib/IX antibody (oleh B-Cell clone-2).

F. SYMPTOLOGIITP banyak terjadi pada masa anak, tersering presipitasi oleh infeksi virus dan biasanya dapat sembuh sendiri. Sebaliknya, orang dewasa biasanya menjadi kronik dan ajrang mengikuti suatu infeksi virus. Gejala perdarahan yang hebat sangat jarang walaupun jumlah trombosit 50.000/mL, biasanya asimtomatik.2. AT 30.000-50.000/mL, biasanya terdapat luka memar/hematom.3. AT 10.000-30.000/mL, terdapat perdarahan spontan, menoragia, dan perdarahan memanjang apabila ada luka.4. AT < 10.000/mL, terjadi perdarahan mukosa seperti epistaksis, perdarahan gastrointestinal, dan genitourinariaPasien biasanya keadaan umum tampak baik dan tidak demam. Keluhan yang sering ditemukan adalah :1. Perdarahan mukosa dan kulit2. Bruising (ekimosis) : bercak perdarahan yang kecil, lebih lebar dari petekie, pada kulit atau selaput lendir, membentuk bercak biru atau ungu yang rat, bulat atau irregular.3. Epistaksis (perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik). red. Mimisan4. Perdarahan rongga mulut (jarang)5. Menoraghia (jumlah perdarahan haid yang berlebihan yaitu lebih dari 80 ml )6. Purpura (perdarahan kecil yang ada di dalamkulit, membrane mukosa atau permukaan serosa from dorland)7. Petechie/petekie (lesi perdarahan keunguan, mendatar kurang dari 3 mm, bulat, tidak memucat, berdarah, dan dapat bergabung menjadi lesi yang lebih besar yang dinamakanpurpura.)8. Hematuria (kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin). (jarang)9. Melena (keluarnya feses gelap dan pekat diwarnai oleh pigmen darah atau darah yang berubah). (jarang)

G. JENIS ITP1. ITP AKUTITP akut ini biasanya sembuh sendiri (ringan), bila berat maka perlu diterapi dengan prednisolone 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu. Jangan berikan antibiotic kloramfenikol karena efek sampingnya dapat menurunkan produksi eritrosit (ntar malah jadi anemia)Jangan diberikan sulfonamide (kotrimoksazole) karena efek sampingnya dapat merusak trombosit. Kadang pada apusan darah tepi ditemukan sedikit sekali trombosit, ada juga yang cuma ditemukan 4-5 per lapang pandang. Manifestasinya: Perdarahan : petechie, epistaksis Laboratorium : anemia, ditemukan antibody anti trombosit, pada apusan darah tepi ditemukan megakariosit.ITP akut (, trombositopenib. Trombositopeni, PTT >, aPTT >, BT Nc. Trombositosis, PTT normal, aPTT normal, BT >d. Trombositosis, PTT normal, aPTT normal, BT >e. Trombositopeni, PTT >, aPTT normal, BT >

7. Penatalaksanaan pada pasien ITP yaitu dengan a. Splenektomi, intravena immunoglobulinb. Prednison, immunoglobulinc. Splenektomi, prednisolone, transfuse leukositd. Prednisone, tubektomi, tranfusi trombosite. Splenektomi, intakutan immunoglobulin, prednisone

8. Pemeriksaan rumple leed test biasanya digunakan untuk mendiagnosa penyakita. Thrombocytopenia dan hemophiliab. Trompocytosis dan ITPc. ITP dan hepatitis Bd. Vaskulophaty dan Trombocytopeniae. Hemofilia dan Hepatitis B