81
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni dan budaya merupakan salah satu aspek yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Manusia berbicara, bertingkah laku dan berekspresi, semua tidak terlepas dari nilai seni dan budaya, sehingga seni dan budaya penting untuk diarahkan di sekolah-sekolah. Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada umumnya mata pelajaran disenangi oleh siswa-siswi karena melalui pelajaran ini siswa dapat terhibur dan berekspresi sesuai dengan minat, bakat dan keinginannya. Namun demikian hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang memiliki kemampuan dasar dalam membuat karya seni rupa, khususnya dalam melukis cat air. Untuk mencapai prestasi sesuai yang diharapkan perlu didukung oleh bakat, minat, dan pembinaan secara formal di sekolah-

eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9343/1/BAB I.docx · Web viewPenulis menduga bahwa rendahnya kreativitas dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran seni budaya, khususnya di SMP

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni dan budaya merupakan salah satu aspek yang tidak akan pernah lepas

dari kehidupan manusia. Manusia berbicara, bertingkah laku dan berekspresi,

semua tidak terlepas dari nilai seni dan budaya, sehingga seni dan budaya penting

untuk diarahkan di sekolah-sekolah. Seni budaya merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada umumnya

mata pelajaran disenangi oleh siswa-siswi karena melalui pelajaran ini siswa dapat

terhibur dan berekspresi sesuai dengan minat, bakat dan keinginannya. Namun

demikian hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang

memiliki kemampuan dasar dalam membuat karya seni rupa, khususnya dalam

melukis cat air. Untuk mencapai prestasi sesuai yang diharapkan perlu didukung

oleh bakat, minat, dan pembinaan secara formal di sekolah-sekolah maupun

melalui pembinaan nonformal di luar sekolah seperti di rumah atau pada sanggar-

sangar kesenian.

Untuk mewujudkan hasil kerja seni lukis bukanlah persoalan yang mudah,

sebab di dalam melukis dituntut adanya pengetahuan dan penguasaan tentang seni

lukis, kreativitas, keterampilan dan adanya kesabaran, ketekunan, dan minat rasa

ingin tahu. Faktor-faktor yang sering menjadi problem di dalam melukis biasanya

berkisar pada alat, bahan, dan teknik melukis yang berbeda sehingga ketiga unsur

itu mempunyai efek yang berlainan pada hasil karya yang akan dicapai.

1

2

Di dalam pembelajaran ada factor pertama yang perlu mendapatkan

perhatian dalam penyusunan strategi pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan inilah

yang akan menjadi sasaran dari strategi yang akan disusun. Strategi pembelajaran

yang disusun hendaknya berorientasi pada pembentukan manusia sebagaimana

yang disebutkan di atas. Kesadaran guru ada kaitanya dengan strategi

pembelajaran yang disusunnya.

Penulis menduga bahwa rendahnya kreativitas dan perhatian siswa

terhadap mata pelajaran seni budaya, khususnya di SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng disebabkan oleh kurangnya latihan-latihan melukis dengan

menggunakan media cat air, karena selama ini lebih banyak diberikan

pembelajaran teori seni rupa. Namun dugaan tersebut belum bisa dibuktikan

karena belum ada penelitian yang secara khusus mengenai hal ini. Inilah salah

satu alasan sehingga penelitian ini perlu dilakukan, khususnya terhadap siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, diasumsikan bahwa jika

latihan-latihan keterampilan diperbanyak, harapannya agar dapat mendorong

siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik, mengembangan kreativitas

siswa dapat meningkat lagi, khususnya dalam belajar keterampilan melukis

dengan media cat air. Namun tidak berarti bahwa pembinaan kreativitas siswa

adalah satu-satunya faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan di sekolah,

tetapi masih banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh dan menentukan

keberhasilan pendidikan di sekolah.

3

Pendidikan seni rupa bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsi pada

jiwa anak, melalui fantasi, kreativitas, ekspresi, sensitivitas, dan estetika,

sedangkan seni rupa murni adalah mencetak seniman. Seni rupa menjadi wadah

atau tempat pendidikan seni rupa dalam lingkup pembelajaran pada siswa yang

diperentukan untuk mengembangkan fungsi-fungsi pada jiwa anak, yaitu: dimulai

dari TK, SD, SMP, SMA atau SMK dan Perguruan Tinggi, Sebab seni rupa

merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang berupaya mengembangkan

kepribadian seseorang dalam rangka mempersiapkan karya untuk menjadi siswa

yang mandiri dan bertanggung jawab melalui pembelajaran seni budaya.

Pendidikan seni rupa yang terlaksana dalam bentuk kegiatan pembelajaran

pada dasarnya meliputi pembelajaran teori, apresiasi, dan keterampilan seni rupa,

khususnya, pembelajaran yang menyangkut dengan seni lukis.

Bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Melukis dengan

menggunakan cat air secepat mungkin dapat diarahkan untuk mengetahui

bagaimana cara memadukan warna, agar lukisanya dapat menampilkan

keharmonisan dan bernilai estetis. Oleh karena itu, siswa yang memiliki

kemampuan melukis dengan menggunakan cat air dituntun untuk terus mau

berlatih dengan menggunakan berbagai warna hingga dapat membuat suatu karya

lukisan cat air.

Dalam kegiatan melukis diperlukan kepekaan siswa terhadap nilai

keindahan. Bahan dari luar diekspresikan melalui dalam dirinya ke dalam bentuk

yang diciptakan, kemudian diturunkan dalam wujud karya seni lukis. Dalam

penggunaan alat dan bahan mempunyai peranan penting untuk mencapai hasil

4

yang diinginkan. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melukis berupa

pastel, cat air, cat minyak, dan cat poster. Dari sekian bahan dan alat melukis ini

penelitian akan memusatkan perhatian pada salah satu bahan, yaitu cat air.

Cat air sering dipandang sebagai media yang menghasilkan karya seni

kurang bernilai dibandingkan dengan karya seni lukis media cat minyak. Padahal

cat air tidak kalah menariknya, bila dalam mengerjakannya dilakukan teknik yang

baik, seperti ketepatan dan kepekaan adanya muatan nilai estetika serta

keterampilan yang baik. Maka akan menghasilkan karya-karya seni lukis cat air

yang berkualitas.

Dalam latihan melukis menggunakan cat air perlu pula diperhatikan

tentang cara-cara penyelesaiannya. Tuntunan-tuntunan estetik dalam penilain

siswa dituangkan ke dalam bentuk lukisan yang rapi dan mengatasi kekurangan-

kekurangan yang selalu ada setiap latihan hingga sampai pada pencapaian sebuah

lukisan.

Dalam pelaksanaan mata pelajaran seni lukis terbagi atas beberapa

macam tuntunan yang menjadi penyebab sehingga siswa mengalami kesulitan

atau hambatan-hambatan dalam mempelajari mata pelajaran seni lukis, sebagai

alasan penulis mengambil judul penelitian ini perlu diadakan pelatihan untuk

mengetahui secara jelas`faktor-faktor yang mempengaruhi adanya kesulitan

belajar di dalam melukis dengan menggunakan bahan cat air.

Dalam penelitian ini dibatasi pada salah satu faktor saja, yaitu faktor-

faktor pembinaan keterampilan siswa melalui pembelajaran melukis melalui

media cat air. Pembatasan masalah ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

5

pembinaan keterampilan melukis melalui latihan/praktik adalah salah satu cara

untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran media cat air pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng?

2. Apa kendala yang dialami siswa dalam melukis dengan menggunakan

media cat air pada kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten

Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam melukis media cat air pada

siswa kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam melukis media cat air pada

siswa kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

3. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam melukis media cat air pada

siswa kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

6

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi guru diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam

rangka upaya memperbaiki metode pembelajaran pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Banteng, dalam melukis

dengan menggunakan media cat air.

2. Bagi siswa diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi

khususnya tentang pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng, dalam melukis

dengan menggunakan media cat air.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan terutama di sekolah dan guru kesenian (Seni Rupa) di SMP

Negeri 1 Tompobulu Kabupatan Bantaeng.

7

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang akan diuraikan dapat menjadi acuan untuk

mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan ini, ada beberapa

teori yang akan dikemukakan di bawah ini yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan pengajaran melukis melalui media cat air.

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran

“ Pelaksanaan adalah proses, cara atau pembuatan melaksanakan sesuatu”

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1984: 627). Sedangkan “Pembelajaran adalah

proses atau cara perbuatan mempelajari”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:

17), maksudnya adalah tahap-tahap kegiatan yang ditempuh dalam melaksanakan

suatu pekerjaan atau pembelajaran yang dilakukan pada saat melakukan sesuatau

yang berguna untuk siswa maupun masyarakat.

Setiap mengawali pembelajaran, guru selalu melakukan kegiatan

membuka materi yang akan diajarkan. Tujuan ini adalah untuk mempersiapkan

mental siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Salah satu upaya yang

penting adalah membangkitkan motivasi siswa di dalam belajar. Dalam suatu

proses membuka materi yang akan diajarkan, biasanya motivasi itu akan terkait

dengan upaya untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang akan

dilakukan. Dengan terpusatnya perhatian siswa, maka terbukalah peluang bagi

7

8

guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa untuk pelajaran seni rupa

khususnya dalam pembelajaran melukis.

Di dalam pembelajaran sangat beraneka ragam pelaksanaannya.

Keragaman ini disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, faktor bahan pelajaran seni

rupa. Ada tiga kelompok bahan pelajaran seni rupa, yaitu: (1) pengetahuan seni

rupa, (2) berkarya seni rupa, dan (3) apresiasi seni rupa. Masing-masing faktor

tersebut memiliki wataknya sendiri-sendiri yang khas sehingga strategi yang dapat

dipergunakan untuk menyajikannya berbeda-beda pula. Kedua, faktor tujuan

pengajaran. Tujuan mengajar dapat bermacam-macam bentuknya sesuai dengan

tujuan instruksional yang ditentukan oleh GBPP (Garis Besar Program

Pengajaran). Pada prinsipnya tujuan ini ialah ingin meraih hasil ganda, hasil

pengajaran dan hasil pengiringnya. Setiap tujuan akan menentukan jenis strategi

yang tepat. Ketiga, faktor minat serta kemampuan siswa. Setiap siswa mempunyai

minat serta kemampuannya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, pemilihan strategi

mengajar perlu mempertimbangkan hal tersebut.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, strategi tersebut berupa metode

pengajaran, yang antara lain berupa metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Di

samping itu, metode ini harus dilengkapi dengan alat-alat peraga untuk

meningkatkan daya guna masing-masing dan juga untuk lebih mengakrabkan

siswa dengan bentuk-bentuk kesenirupaan bila alat-alat peraga yang dipakai

berupa alat visual seperti gambar, metode, demonstrasi, pemberian tugas.

Setiap kegiatan belajar-mengajar bertujuan agar hasil yang diharapkan

dapat dicapai. Untuk itu, guru berusaha menciptakan sistem lingkungan belajar

9

yang membelajarkan siswa. Usaha ini antara lain berupaya dalam pembimbingan

yang dirancang berdasarkan strategi tertentu. Strategi mengajar untuk pelajaran

praktik yang mengiginkan tercapainya hasil tingkat kreasi, atau kecenderungannya

dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) pemberian pola, (2) ekspresi bebas,

dan (3) ekspresi terarah.

2. Pengertian Melukis

Di dalam melukis senantiasa didorong daya kreasi untuk menciptakan

karya yang bebas dan jujur. Dorongan kreatif yang murni tersebut lahir dari

pengalaman pribadi yang dirasakannya, baik itu berupa perasaan yang

menyenangkan atau sebaiknya, kemudian diwujudkannya dalam bentuk lukisan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa melukis berasal

dari kata dasar lukis, yakni mengambar indah dan elok. ( Tim Balai Pustaka,

1990:535). Menerangkan bahwa gambar adalah tiruan, barang (Orang, binatang,

dan pemandangan) yang dilihat dengan coretan pada kertas, sedangkan

menggambar adalah membuat gambar atau melukis.

Pada dasarnya menggambar dan melukis memiliki proses yang sama,

yakni pemberian goresan yang diwarnai pada bidang datar. Bila menggambar

didominasi goresan pensil, dan pena, maka melukis ditandai dengan pengecetan

olesan blok berbagai warna yang menggunakan alat kuas, palet mess dan alat

penyemprot.

Perlu dijelaskan di sini bahwa antara melukis dan menggambar sekilas

hampir tidak ada perbedaannya, lukisan dan gambar tampaknya sama (menyatu),

apabila ditinjau dari segi estetika (keindahan) melukis itu adalah mengekspresikan

10

ide keindahan melalui keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk

penggambaran objek realis dan non realis.

3. Media dalam melukis cat air

Adapun yang menjadi media adalah alat atau bahan yang digunakan dalam

melukis cat air dapat dibagi ke dalam kategori alat dan bahan yang secara rinci

dapat diuraikan, sebagai berikut:

a. Alat melukis

1. Kuas

Umumnya kuas digunakan untuk mencat tembok, besi, dan kayu dengan

ukuran mulai dari 1 sampai 12, namun dalam hal melukis menggunakan kuas

khusus yang bentuknya tidak sama dengan kuas pada umumnya. Bentuk alat ini

sederhana dan juga mempunyai berbagai ukuran yang mulai nomor 1 sampai 20.

Alat ini digunakan untuk sapuan dan memindahkan cat ke dalam kanvas dan

menghasilkan gambar yang lebih halus.

2. Piring cat

Alat ini juga sangat menunjang dalam melukis karena merupakan tempat

untuk mencampur cat. Bentuk umumnya seperti piring dan mempunyai lubang

yang cekung untuk tinta atau cat di atasnya.

3. Alas atau meja

Alas atau meja adalah dasar yang dipakai dalam menggambar dan melukis

dan dijadikan wadah untuk meletakan diatas meja seperti dalam melukis.

11

4. Gunting atau pemotong kerta

Gunting adalah alat yang digunakan untuk memotong kertas, plastik, dan

lain sebagainya.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam melukis, khususnya dengan cat air

yaitu:

1. Cat Air

Dalam pengertian yang paling tegas, lukisan cat air berhubungan dengan

bahan warna yang mengandung lem sebagai bahan pengikat yang menggunakan

air untuk melarutkannya. Dari batasan tersebut menunjukkan bahwa suatu lukisan

yang bahan warnanya digunakan secara transparan tanpa menggunakan bahan

warna putih atau campuran warna. Tapi, warna yang pudar diporoleh dangan jalan

menambahkan air.

2. Kertas gambar

Kertas gambar yaitu sejenis kertas putih yang pada umumnya mempunyai

ketebalan tertentu, jenis kertas ini digunakan khusus untuk menggambar atau

melukis. Tepatnya membuat karya seni lukis atau gambar menggunakan pensil

warna, cat air, atau pastel.

4. Unsur-unsur dalam melukis

1. Garis

Garis dalam seni rupa merupakan alur yang paling lembut yang

dihasilkan dengan ujung alat seperti pena, pensil, kapur, pastel atau kuas. Di

dalam ilmu ukur garis adalah urutan titik-titik yang berhubungan. Dalam

12

pengertian ini, yang menarik perhatian, yaitu garis sebagai dinamika, garis

menyatakan suatu gerak, sedangkan gerak diperlukan untuk berkreasi.

Pada permulaannya, huruf adalah gambar benda-benda yang dinyatakan

dengan garis. Dalam perkembangannya, gambar-gambar itu menjadi makin

abstrak sehingga menyerupai simbo-simbol benda, kemudian menjadi simbol

suara atau bunyi. Bangsa Cina dan Jepang masih mempertahankan huruf sebagai

simbol benda. Dalam hubungannya dengan arti yaitu simbol pada garis menurut

posisinya garis mempunyai tiga arti, yaitu: 1) garis tegak sebagai simbol hidup,

(arti tersebut disesuaikan dengan keadaan manusia dan tumbuh-tumbuhan).

Kedua-duanya berdiri tegak dan hidup, maka diri dinyatakan garis tegak. 2) garis

mendatar sebagai simbol ketenangan. (asosiasinya adalah cakrawala yaitu berupa

garis lurus mendatar sebagai batas lepas pandang di tepi laut yang tidak tampak

tidak bergerak). Walupun air laut itu selalu bergerak dan tidak punya tepi. 3)

adapun gerak disimbolkan dengan garis miring, garis bergolombang atau

gabungan antara garis tegak dan garis mendatar. Sesungguhnya garis adalah

elemen pokok dalam seni rupa. Dengan garis dapat dinyatakan segala kondisi

batin. Garis-garis lembut menunjukkan sikap batin yang lembut pula. Blake

menyatakan, apabila di dalam seni rupa, garis-garis batas makin nyata dan makin

tajam dan makin kuat, maka makin sempurnalah hasil seninya, (Bastomi, 1992-

51)

13

2. Bentuk

Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang berbeda-beda maksudnya,

yaitu istilah mass, shape, dan form. Mass diartikan sebagai hal-hal yang

berhubungan dengan volume atau kesabaran, sedangkan shape adalah daerah

sekeliling kesabaran yang berarti ruang. Dan ruanglah yang memberikan kesan

bentuk pada sebuah hasil seni rupa. Oleh kaena itu shape, sering diartikan sebagai

bentuk untuk menyatukan benda-benda mati.

Baik massa, shape maupun form merupakan elemen visual pada seni

rupa. Untuk kepentingan seni rupa, ketiga istilah itu tidak dibedakan artinya.

Maka dari itu, berbicara tentang bentuk tidak terlepas kaitannya dengan elemen

garis. Bidang adalah suatu bentuk daratan yang dibatasi garis. Dengan kata lain,

bentuk disebut bidang bertepi. Karya seni rupa yang digubah dengan unsur-unsur

bidang bertepi akan menghasilkan bentuk geometris. Karena pada seni lukis,

seniman lebih bebas mencipta berbagai bentuk. Seni lukis corak abstrak tidak

tentu dibatasi oleh bentuk-bentuk geometris sebab seni lukis terbatas pada dimensi

dua. (Bustomi, 1992-54).

3. Bidang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat terbitan PT.

Gramedia Pustaka Utama (2008:188) bidang adalah permukaan yang rata dan

tentu batasnya. Bidang dapat terjadi jika garis-garis tertentu berpautan menjadi

satu kesatuan, dapat juga terjadi bila beberapa warna terletak berdampingan.

Keindahan gambar atau lukisan di antaranya ditentukan oleh susunan bidang-

bidang yang diatur.

14

4. Gelap terang

Mata adalah organ yang paling peka terhadap pengaruh cahaya. Tanpa

cahaya akan terjadi gelap. Tanpa cahaya mata tidak dapat melihat benda-benda

yang ada hadapannya Jika ada benda yang terlihat berarti ada cahaya yang

mengenai benda itu, kemudian benda itu memantulkan cahaya kepada mata, mata

meneruskan bayangan benda ke otak, akhirnya timbul image tentang benda itu.

Di dalam pekerjaan seni rupa bagian benda yang terkena cahaya

dinyatakan terang, sedangkan bagian yang tidak terkena cahaya dinyatakan gelap.

Bagian yang terang disebutkan bagian yang positif, bagian yang gelap disebut

bagian yang negatif. Jadi, usaha untuk memperoleh gelap-terang pada lukisan

berwarna dapat dicapai dengan menempatkan bermacam-macam tingkatan

kekuatan warna. Di dalam bentuk seni rupa dua dimensi diciptakan oleh seniman

melalui permainan antara gelap terang, baik dengan media hitam putih atau

dengan warna, sehingga menimbulkan ilusi bentuk seperti pada gambar dan

lukisan pada umumnya. (Bastomi, 1992-58).

5. Warna

Warna adalah elemen visual yang paling menyenangkan. Setiap orang

tentu akan suka melihat warna. Tuhan menciptakan alam semesta ini penuh

dengan berbagai bentuk dan warna. Manusia dapat menunjuk dan memilih serta

menyusun warna apapun menurut kesukaannya.

Dalam seni rupa, warna menambah kegairahan kerja para seniman dan

kepuasan para pengamat sebab warna selamanya menyenangkan. Di samping itu,

warna di dalam seni rupa memberikan nilai estetika dan menjelaskan makna dari

15

isi. Warna, kecuali mempunyai nilai fisis, juga mempunyai nilai psikologis,

(Bastomi, 1992-62).

6. Komposisi

Komposisi dapat diartikan sebagai kesusaian antara penggambaran unsur-

unsur dalam gambar atau lukisan serta keserasian dengan bidang yang dilukisnya.

Umumnya orang yang menggambar dengan wajar dan spontan komposisinya pada

lukisan akan terlihat indah jika iramanya jelas dan bervariasi serta mempunyai

pusat perhatian (fokus) dan memiliki keseimbangan yang dinamis sehingga karya

tersebut tidak membosankan. Dan juga memiliki susunan seperti garis, bidang,

bentuk, warna, tekstur, dan sebagainya, pada sebuah karya seni rupa.

5. Prinsip-prinsip dalam melukis

a. Dominasi

Dominasi adalah faktor atau unsur seni yang paling kuat. Dominasi

dimaksudkan untuk menonjolkan inti seni atau puncak seni. Oleh karena itu,

dominasi seni disebut pula klimaks seni. Dominasi sangat diperlukan pada suatu

karya seni karena dominasi menjadikan karya tersebut menarik dan menjadi pusat

perhatian.

b. Kesatuan (unity)

Kesatuan yaitu penyatuan dari bagian-bagian karya seni. Unity

merupakan hubungan dari bagian-bagian secara menyeluruh sehingga karya seni

itu terkait satu dengan yang lain berarti tidak ada bagian-bagian yang terlepas dari

satu kesatuan.

16

c. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan dalam melukis adalah keserasian bobot dari unsur-

unsurnya. Menurut wujud dan jumlahnya mungkin tidak sama atau malah

bertentangan, namun nilainya dapat seimbang.

d. Irama (ritme)

Irama terdapat pada seluruh aspek kehidupan, garis-garis bergelombang

pada daun, ruas-ruas pada kayu, gelombang laut, orang berjalan, adalah contoh-

contoh adanya irama dalam kehidupan. Irama merupakan unsur penting yang

perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan melukis. Irama yang baik, teratur,

berirama akan mempengaruhi keberhasilan pada lukisan.

e. Proporsi

Masalah-masalah yang dibicarakan dalam proporsi adalah yang

berhubungan dengan ukuran atau dimensi antara bagian yang satu dengan bagian

yang lain dalam suatu hasil karya seni. Hubungan proporsional ini dapat mengenai

warna daerah cahaya dan gelap.

Di samping penggunaan proporsi untuk tujuan emosional, secara lebih

penting lagi proporsi di pakai orang untuk mendapatkan validitas (sifat benar

menurut bahan bukti yang ada) bentuk dalam karya-karya. Walaupun pengunaan

proporsi ini menyangkut dan mempengaruhi masalah-masalah balance, unity dan

ritme. Kalau kita memperhatikan kelakuan dan ungkapan perasaan anak-anak

maka alangkah banyak ragamnya. Ada di antara anak itu bertabiat riang gembira,

tetapi ada juga yang tampak bersungguh-sungguh dan penuh pertimbangan.

Dengan adanya bermacam-macam corak atau tabiat tersebut, maka anak dapat

17

digolong-golongkan berdasarkan atas pribadinya. Penggologan yang didasarkan

atas corak tabiat anak ini disebut tipologi anak.

6. Aspek-aspek penting dalam melukis

Kegiatan pembelajaran seni rupa di sekolah difokuskan pada praktik

pengalaman studio yang merupakan sumber informasi sejauh mana siswa telah

belajar, informasi mengenai karya siswa yang perlu dikumpulkan oleh guru,

tergantung pada jenis karya siswa, misalnya untuk menggambar ekspresi atau

melukis, informasi yang perlu dikumpulkan guru atara lain keunikan, kekayaan

isi, komposisi, dan teknik penggunaan media (Salam, 2001-128). Adapun

penilaian terhadap karya siswa sesuai aspek dalam melukis teknik media cat air

yaitu kreativitas, komposisi, dan melalui media cat air dengan teknik transparan

adalah dengan perbandingan cat 1: air 6. Ini adalah perbandingan takaran air

dengan cat sehingga menghasilkan teknik transparan dalam melukis media cat air.

18

B. Kerangka pikir

Kerangka pikir dalam penelitian melukis dalam melukis cat air

kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Adapun kerangka pikir dapat dilihat pada skema, berikut ini:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Siswa Guru

Berkarya Mengajar

Baha Teknik Alat Metode

Kendala

DemonstrasiDiskusi Ceramah

Kendala

Alat peraga

Hasil karya siswa

Mata Pelajaran Melukis Media Cat Air

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, yakni berusaha

memberikan gambaran yang objektif sesuai dengan kenyataan yang

sesungguhnya. Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran Melukis Media Cat Air pada

kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini tidak

membicarakan korelasi antara variabelnya, melainkan mendiskripsikan keadaan

variabelnya saja.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten

Bantaeng lokasi ini terletak di Jalan Pendidikan Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini dapat ditempuh

dengan kendaraan umum. Lokasi berada di tengah-tengah perkampungan

penduduk dan merupakan jalan poros yang menghubungkan dua kabupaten, yaitu

Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Bulukumba.

19

20

Untuk lebih jelasnya lokasi tersebut dapat dilihat pada gambaran peta Kota

Makassar Provinsi Sulawesi Selatan berikut:

Lokasi penelitian

Keterangan: lokasi detail penelitian kecematan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

Kesimpulan penelitian

Pengumpulan data

Pengolaan dan Analisis Data

Pelaksanaan pembelajaran melukis melalui media cat air

21

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yakni “Pelaksanaan Pembelajaran Melukis

Media Cat Air pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten

Bantaeng”. Maka dalam penelitian ini variabelnya adalah tingkat kreativitas anak-

anak dalam melukis dan bagaimana cara pelaksanaan pengajarannya.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, yaitu

mendeskripsikan melukis media cat air yang terdapat di sekolah SMP Negeri 1

Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Penerapan desain ini dilakukan melalui tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan tahap analisis data untuk menarik

kesimpulan.

Adapun skema desain penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Penelitian

22

C. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari salah satu penafsiran dalam penelitian ini, sesuai

dengan judul maka dapat dikemukakan operasional variabel sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam melukis melalui media cat air.

2. Guru adalah yang melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini,

yang akan dicermati kualifikasi pendidikan, disiplin ilmu, dan kesiapan

mengajar.

3. Materi, ialah bahan yang diajarkan oleh guru dan relevansinya dengan

kurikulum.

4. Fasilitas, ialah sarana dan prasarana yang digunakan dalam melukis cat

air.

5. Jam pengajaran, ialah waktu yang digunakan dalam pelaksanaan

pengajaran dalam melukis melalui media cat air.

6. Media, ialah alat/bahan/sumber belajar.

7. Evaluasi, ialah penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran dalam melukis

melalui media cat air.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan dari objek yang diteliti.

Dengan demikian, yang menjadi populasi dari penelitian ini berjumlah 25 orang

siswa yang diteliti dari siswa kelas VIII.5 SMP 1 Negeri 1 Tompobulu Kabupaten

Bantaeng dalam melukis dengan menggunakan media cat air.

Sampel penelitian keseluruhan siswa kelas VIII.5. Melihat jumlah dari

populasi yang akan diteliti hanya satu kelas sehingga penelitian menggunakan

23

sampel total, yaitu jumlah populasinya sama dengan jumlah sampel yang ingin

diteliti sebanyak 25 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan sejumlah informasi yang memberikan gambaran tentang

sesuatu yang berbentuk kategori seperti baik, buruk, tinggi, pendek dan

sebagainya, maupun yang berupa angka. Untuk membuat keputusan memerlukan

data yang benar. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Teknik atau metode observasi ini, digunakan dalam pengumpulan data

dengan jalan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti guna

memperoleh data yang akurat.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan

Guru dan Siswa-siswa dalam pelaksanaan pengajaran melukis melalui media cat

air serta hal-hal yang berhubungan dengan objek yang dibutuhkan dalam

penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan dengan cara memanfaatkan bahan tertulis dan

gambar, seperti pengambilan gambar guna mendapatkan dokumentasi tentang

pelaksanaan pengajaran melukis media cat air. Dokumentasi yang telah

didapatkan, selanjutnya disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.

24

4. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pendekatan

teknik deskriptif kualitatif dengan menyesuaikan dan menggambarkan keadaan

yang sebenarnya atau apa adanya. Melalui metode ini diharapkan dapat diperoleh

keterangan bagaimana pelaksanaan pembelajaran melukis media cat air pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa tujuan

penelitian ini mendiskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran melukis media

cat air pada kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Penyajian hasil lukisan yang dilakukan dengan terbagi menjadi dua

kelompok analisa, yaitu:

1. Analisis hasil lukisan cat air kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan penyusunan unsur-unsur dan

prinsip-prinsip seni lukis cat air, antara lain : Garis, bidang, warna,

komposisi, irama, keseimbangan, dan kesan lukisan keseluruhannya.

2. Analisis hasil lukisan cat air kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu

Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan penguasaan cat air sebagai media

transparan dalam penggunaanya yang disajikan dalam aspek penting

tentang melukis, yaitu: ekspresi, dan penggunaan teknik cat air yang

kreatif.

Analisis hasil lukisan cat air siswa kelas VIII SMP Negeri I Tompobulu

Kabupaten Bantaeng dilakukan dengan mengapresiasikan hasil lukisan dari

sampel yang diteliti dan informasi-informasi lapangan yang didapatkan dari 25

orang siswa dari unit sampel tidak dapat diapresiasikan karyanya karena karya-

karyanya banyak yang tidak terselasaikan, mengingat waktu jam belajar yang

25

26

ditempuh sangat terbatas sehingga hasil belajar praktik melukis teknik cat air

belum sesuai yang diharapkan.

1. Penyusunan unsur-unsur seni lukis cat air hasil lukisan siswa kelas VIII SMP

Negeri I Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

a. Garis

Kita dapat membedakan lukisan dengan membandingkan pewarna dan

garis, dibawah ini:

Gambar 1:Lukisan cat air Padly Al- Fadlan kelas VIII.5 SMP

Negeri1Tompobulu Bantaeng.

Gambar 1:

Lukisan cat air karya Padly Al-Furqan Kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng

27

Gambar 2:

Lukisan cat air karya Syatidul Kelas VIII.5 SMP Negeri I TompobuluKabupaten Bantaeng.

Lukisan di atas dibentuk dari garis yang lemah, sedemikian lemahnya

sehingga bentuk yang dihasilkan berkesan samar-samar. Tidak ada garis yang

dapat menunjukkan kekuatannya sehingga perhatian siswa juga terasa lemah

melihat gambarnya atau lukisannya. Siswa tidak menemukan perpaduan kontras

garis yang kuat dengan garis yang lemah dalam lukisan di atas. Selanjutnya, siswa

dapat membedakan dengan lukisan, di bawah ini

28

Gambar 3:Lukisan cat air yang dibuat oleh Muh Ashar siswa kelas VIII.5 SMP Negeri I

Tompobulu Kabupaten Bantaeng

Siswa dapat merasakan bahwa lukisan di atas lebih memiliki kekuatan

ketegasan dalam menarik garis dari pada lukisan gambar 1 di atas garis-garisnya

dibuat dengan tegas. Kekuatan garisnya memperlihatkan bahwa ketegasan dalam

menarik garis kelihatan tidak terkontrol dalam unsur-unsur atau prinsip-prinsip

dalam seni rupa.

b. Bentuk

Mengamati tentang bentuk tidak terlepas kaitannya dengan elemen garis.

Bidang adalah suatu bentuk dataran yang dibatasi garis. Dengan kata lain, bentuk

disebut bidang atau bentuk. Lukisan di bawah ini memiliki bentuk yang kurang

jelas karena pemilihan objeknya tidak memiliki elemen dalam melukis.

29

Gambar 4: lukisan cat air Saenal kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

Siswa dapat merasakan bahwa lukisan di atas belum memiliki bentuk atau

elemen yang didapatkan dalam lukisannya, karena dalam pengambilan gambarnya

kurang jelas. Kekuatan bentuknya tidak memiliki bentuk dalam unsur-unsur

ketegasan dalam seni rupa.

c. Bidang

Penempatan bidang dalam seni lukis sangat penting, terutama dalam

penempatan objek-objek yang di lukis dalam kertas gambar yang berukuran lebar

belum menjamin pemanfaatan bidang dengan baik, sebab pemanfaaan bidang

dengan baik lebih erat kaitannya dengan pengaturan objek-objek dalam lukisan

sehingga kertas atau kanvas yang berukuran kecil tetap didesain dengan

30

memanfaatkan seluruh bidang dengan baik, maka tidak mustahil lukisan yang

berukuran lebih kecil akan terasa lebih memuaskan dari pada lukisan yang

berukuran besar tetapi, tidak didesain dengan memanfaatkan seluruh bidang yang

ada.

Gambar 5: Lukisan cat air Muh. Ashar siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

31

Gambar 6: Lukisan cat air Musfira siswa kelas VIII.5 SMP Negeri I Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

Kedua lukisan di atas belum memanfaatkan bidang dengan baik. Di atas

batas cakrawala nampak langit terbentang seperti membentangkan kain putih

padahal langit memiliki kesan bergolombang dan bergumpal. Langit yang

bergumpal adalah kesan pemanfaatan bidang dengan baik karena lebih terasa

sebagai langit. Demikian juga dengan lukisan orang dan terjun payung lebih

dihiasi dengan desain yang tidak menunjukkan kehidupan sebenarnya, masih

dalam tahapan pengambaran kartun.

Penggunaan batas cakrawala yang terlalu ke atas akan terasa sesak jika

tidak diimbangi dengan permainan objek dibawah garis cakrawala. Peletakan

objek-objek dalam bidang lukisan dengan perhatian penonton kesebuah titik

puncak perhatian adalah salah satu pertimbangan penting dalam pemanfaatan

bidang lukisan.

32

d. Gelap terang

Di dalam menggambar bagian benda yang kena cahaya dinyatakan

terang, sedangakan bagian yang tidak kena cahaya dinyatakan gelap. Bagian yang

terang disebut bagian yang positif, bagian yang gelap disebut bagian yang

negatif. Gambar-gambar yang dihasilkan dengan garis-garis tampak kontraks

sekali sebab gambar itu terjadi karena garis gelap dengan terang atau sebaliknya

gelap terang dengan dasar gelap. Dalam usaha untuk memporoleh gelap-terang

pada lukisan berwarna mencapi bermacam-macam pewarna boleh dikatakan lebih

terang dari pada warna-warna dalam lukisan di bawah ini.

Gambar 7: Lukisan cat air Nurul Fatri siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

33

Gambar 8:

Gambar 8:Lukisan cat air Amir siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

Pada lukisan di atas kedua-duanya tidak mempunyai daya serap cahaya

dan daya refleksi cahaya yang berbeda-beda sehingga pengaruhnya mata berbeda.

Pemilihan latar gambarnya tidak memiliki gelap terang yang masih kaku dalam

penempatan warna dasar latar sehingga tidak memiliki nuansa gelap terang yang

diharapkan dalam melukis cat air. Ketebalan dalam menuangkan cat dalam kertas

sehingga pewarnaan gelap terang dalam gambar yang di atas kedua-duanya tidak

memiliki kesan yang istimewa dalam permainan gelap terang.

e. Warna

Susunan warna dapat mewujutkan suasana tertentu. Para pelukis lebih

mengutamakan keharmonisan warna yang dipakai, jadi keharmonisan warna

merupakan pertimbangan pokok dalam menggunakan warna.

34

Pengalaman mencampur warna merupakan modal penting dalam kegiatan

melukis. Banyak warna baru dapat diporoleh dari campuran warna merah, kuning,

dan biru.

Lukisan cat air yang dibuat oleh siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1

Tompobulu yang menjadi sampel penelitian kali ini pada umumnya menggunakan

warna-warna yang sesuai dengan apa yang diliat di alam nyata tanpa berusaha

mencari warna-warna yang sesuai dengan perasaannya. Sayangnya warna yang

belum ditemukan dengan baik hal ini disebabkan karena pengalamannya masih

kurang dalam pembelajaran melukis cat air.

Gambar 9: Lukisan cat air Winda siswa kelas VIII.v SMP I Negeri I Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

35

Penggunaan warna kuning sebagai warna latarnya dan warna daunnya

hijau tua dalam penerapan bunganya dia mengambil warna orange penggunaan

gelap terang dalam pemberian warna belum dapat dimanfaatkan dengan baik.

Lukisan di bawah ini terasa lemah karena pengaruh latarnya yang tidak memberi

kesan pewarnaan dalam lukisan, sehingga lukisan itu tidak jelas dan tidak

memiliki kesan yang sangat bagus dalam objek karna tidak ada permainan warna

dalam latar suatu gambar.

Gambar 10:Lukisan cat air Irsal Hidayat siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu

Kabupaen Bantaeng.

36

Gambar 11:Lukisan cat air Sutrisno siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

Warna digunakan sebagai pemisah objek-objek atau bidang-bidang

yang dilukis. Ada beberapa lukisan yang dibuat dengan menggunakan warna-

warna yang sudah tercampur terolah dengan baik. Walaupun demikian untuk

beberapa prinsip seni lukis belum dapat diterapkan dengan baik pada tahap

pembelajaran melukis media cat air.

37

Gambar 12:Lukisan cat air Salim siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

f. Komposisi

Komposisi sebagai kesusaian antara penyebaran unsur-unsur dalam

gambar atau lukisan, serta keserasian dengan bidang yang dilukisnya. Komposisi

diartikan juga sebagai mempersatukan hal-hal yang penting guna mewujutkan

lukisan yang bagus.

Pada penelitian seni lukis cat air terhadap siswa SMP Negeri 1

Tompobulu Kabupaten Bantaeng menunjukan dengan gambar bebas lebih banyak

yang memilih gambar kartun sebagai objeknya yang tidak melihat komposisi

dalam suatu bidang kiri dan kanan pada gambar atau lukisan yang dibuat. Di

dalam suatu gambar meletakkannya bukan di tengah-tengah kertas gambar

38

sehingga menghasilkan komposisi yang kaku tanpa melihat rata kiri kanan dalam

peletakan objek diatas kertas yang akan dilukis.

Gambar 13: Lukisan cat air Multasan siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

Gambar 14: Lukisan cat air Munlis siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

39

Gambar 15 Lukisan cat air Ahmad Wahdini siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

g. Irama

Irama dalam seni lukis terbentuk oleh unsur-unsur yang kita lihat dan

amati akan bergerak secara berirama. Terbentuknya irama tidak terlepas dari

unsur-unsur lain dalam seni lukis.

Salah satu yang mempengaruhi irama adalah gelap terang yang

membedakan jauh dan dekat letak suatu objek irama erat juga kaitannya dengan

komposisi dalam bidang gambar.

Lukisan yang dibuat oleh siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng. Pada penelitian kali ini memperlihatkan pembentukan irama

yang dapat dilihat dari goresan yang cukup ekspesif serta komposisi yang cukup

menarik yaitu lukisan yang dibuat oleh Sandra siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1

Tompobulu. Warna-warna yang digunakan sudah cukup terolah dengan baik,

sayangnya pengetahuan tentang perspektif dan bayang-bayang benda belum dapat

40

diterapkan dengan baik. Bayang-bayang benda untuk membentuk irama terlihat

pada lukisan bunga, batang, daun dan pengambilan warna dalam pot bunganya

sangat cerah dan berani mencampurkan warna yang satu dengan yang lain pada

suatu lukisan bunga, juga memberi kesan pada alas potnya sehingga menghasilkan

bayang-bayang agar lukisan tidak terlihat melayang karna memberi kesan gelap

terang dan mengkombinasikan dengan warna latarnya dengan warna kuning agar

lukisan bunga itu tambah menonjolkan objek yang dilukis.

Gambar 16:Lukisan cat air Sandra kelas VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

41

h. Keseimbangan

Dalam seni rupa keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur letak

unsur-unsur sehingga seakan-akan bagian kiri mempunyai keseimbangan dengan

bagian kanan atau disebut keseimbangan simetris. Namun keseimbangan simetris

bukanlah satu-satunya catatan untuk mencapai keseimbangan dengan cara simetris

sehingga keseimbangan itu dapat tercapai, bahkan dengan cara ini dapat

menimbulkan irama dalam sebuah karya seni rupa.

Beberapa lukisan yang dibuat oleh sampel penelitian menunjukkan

penggunaan keseimbangan simetris. Bahkan secara umum dalam lukisan yang

dibuat oleh Siswa Kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu, pada penelitian kali ini

menunjukkan adanya usaha membuat lukisan yang berat sebelah artinya antara

bidang kiri dan kanan nampak tidak seimbang dalam meletakkan objek gambar

sehingga terjadilah bidang dan komposisinya tidak teratur hasil karyanya.

Gambar 17: Lukisan cat air Dini siswa kelas VIII.5 Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

42

Gambar 18:Lukisan cat air Fitri siswa kelas VIII.5 Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

Usaha untuk membuat lukisan menjadi seimbamg antara komposisi

dengan bidang dibuat harus meletakkan objek pada tengah-tengah kertas yang

akan dilukis sehingga objeknya hampir sama bentuknya antara bidang kanan dan

kiri. Yang menjadi contoh dalam pengambilan objek adalah pengunungan, yang

peletakan objek gunung itu digambar dan diposisikan di tengah-tengah yang

berbentuk segetiga merupakan kecenderungan yang sering terlihat tidak

menonjolkan nuansa yang lain dalam melukis pengunungan, tidak ada

peningkatan teknik dalam mengambil objek pegunungan yang lain sehingga

gambar itu terlihat keindahanya dalam hasil karya lukisan yang dibuat.

43

i. Kesan keseluruhan

Kesan keseluruhan merupakan hasil rangkuman dari semua unsur di

atas. Kesan keseluruhan sangat erat kaitanya dengan penyelesaian suatu karya seni

lukis. Kesan keseluruhan yang baik terjadi karena unsur-unsur dan prinsip-prinsip

seni rupa mendukung misalnya garis, bidang, komposisi, irama, keseimbangan,

dan lain-lain. Lukisan di bawah ini menunjukkan kesan keseluruhan yang kurang

baik, dibandingkan dengan gambar berikutnya.

Gambar 19: Lukisan cat air Salim (kanan) dan lukisan cat air Sutrusno (kiri) siswa kelas

VIII.5 Negeri 1Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

44

Gambar 20:Lukisan cat air Sytidul (kanan) dan lukisan cat air Padly Al-Furqan siswa kelas

VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

2. Teknik penguasaan cat air sebagai media melukis oleh siswa VIII.5 Negeri 1

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Cat air berlainan dengan cat minyak. Kalau cat air siswa menggunakan

warna putih tidak sama sekali. Warna putih yang siswa kehendaki dalam gambar

atau lukisan didapat dari putihnya kertas saja., itulah sebabnya dikatakan bahwa

cat air adalah bahan transparan dalam pemakaianya dalam seni lukis.

Untuk lebih mengatahui kemampuan guru dalam melukis cat air sebagai

media tranparan yang berbeda dengan penggunaan media jenis lain, maka siswa

akan mengklasifikasikan lukisan sampel penelitian berdasarkan:

a. Ekspresi

b. Perpektif

45

a. Ekspresi

Garis dan warna dari lukisan di samping menunjukkan ekspresi

pelukisnya. Garis dan warna yang dibuat spontan dan cukup berani walaupun

bentuk yang akan di gambar belum dikuasai dengan benar. Itulah sebabnya

lukisan yang dihasilkan kelihatan tidak terkontrol. Penggunaan garis dan warna

terasa tidak terpikirkan. Berbeda dengan lukisan lainnya yang berusaha melukis

dengan menggunakan warna-warna alam, namun hal itu belum dapat dicapai

dengan baik.

Pada bab penyajian penelitian ini kata akan melibatkan beberapa hasil

lukisan cat air sebagai bahan transparan dalam pemakain mengambar cat air.

Gambar 21:lukisan cat air Winda siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1Tompobulu

Kabupaten Bantaeng

46

Gambar 22: lukisan cat air Fitri siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

Goresan ekspresi yang nampak lebih baik adalah lukisan yang dibuat

Munsil siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu. Spontanitasnya goresan

nampak lebih terkontrol, sapuan kuas yang pendek terpadu dari goresan horizontal

dan vertikal dibuat tekanan-tekanan sehingga menyurupai yang cukup ekspresif,

namum tetap menggunakan cat air sebagai bahan transparan.

47

Gambar 23: lukisan cat air Munlis siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

b. Perspektif

Pengatahuan akan pespektif adalah hal yang sangat penting untuk

membuat sebuah lukisan. Penerapan bayang-bayang yang jatuh pada benda itu

adalah bayangan benda yang jatuh ke tanah pengetahuan perspektif yang layak

diketahui bagi seorang siswa. Demikian pula perspektif warna, untuk

membedakan kesan yang jauh dan dekat, bisa diterapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran melukis media cat air pada sekolah terutama dalam pembelajran

seni dan budaya.

48

Pada umumnya lukisan yang dibuat oleh siswa yang menjadi sampel

penelitian kali ini menunjukkan perspektif anak-anak artinya ia melukis seperti

anak-anak. Pengatahuan mereka tentang perspektif bentuk maupun perspektif

warna masih terbatas. Perbandingan bentuk dari objek yang di lukis seakan-akan

tidak menjadi masalah yang penting adalah kehadiran objek yang diinginkan

berada dalam lukisan. Hal ini yang membuat anak-anak siswa TK dan SD melukis

dengan segala kepolosannya. Akan tetapi hal seperti ini tidak dapat menjadi dasar

pertimbangan bagi siswa SMP dan SMA yang sudah mampu membandingkan

benda-benda di alam ini. Apa lagi bagi mereka yang ingin belajar melukis.

Ada beberapa pemilihan tema dalam penelitian ini dari bermacam tema

yaitu bunga, kartun dan pemandangan. Dalam pemilihan tema adalah lukisan

bunga yang mencapai karya lukis yang teknik cat air ampir mencapi titik karena

segala unsur dan prinsip menghampiri aspek yang diteliti sebagai penelitian ini.

Dari 25 orang yang menjadi sampel hanya satu orang yang mencapai keberhasilan

dalam sampel penelitian. Bunga yang dilukis oleh Sandra siswa kelas VIII.5 SMP

Negeri1Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

49

Contoh lukisan yang menghampiri unsur dan prinsip sampel yang diteliti

dibawah ini.

Gambar 24: lukisan cat air Sandra dengan tema bunga siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

50

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pandangan penelitian terhadap keterbatasan kemampuan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran siswa melukis cat air pada penelitian kali ini

merupakan gambaran yang terjadi pada proses belajar-mengajar siswa SMP

khususnya bidang studi kesenian seni rupa atau seni budaya. Keterbatasan

pelaksanaan pembelajaran siswa pada tahap berapresiasi dalam keterampilan

menghasilkan karya untuk pembelajaran seni budaya.

Pada penelitian ini menunjukkan beberapa siswa yang cukup berani

dalam menggunakan cat air meskipun teknik dan unsur dalam melukis cat air

belum dikuasai dari sapuan-sapuan kuasnya menunjukkan kuasnya sangat

ekspresif. Jika semangat ekspresi dan kreativitas dilakukan dengan penuh

kesabaran, bukan dengan asal-asalan akan menghasilkan suatu karya yang banyak

diminati masyarakat, karena keberadaan pendidikan seni rupa SMP bukan

diutamakan bagi siswa-siswi untuk menggali semangat kreatif dan ketulusan serta

kepuasan berekspresi tetapi ilmu dan kreativitas siswa akan terlahir yang akan

datang. Di sisi lain bagi siswa sendiri merupakan pengetahuan bahwa seni rupa

bukan semata-mata terpadu pada aspek keterampilan teknik, akan tetapi juga

kepada ekspresi dan menjadikan pribadi yang kreatif dan terampil di dalam bidang

seni rupa atau seni budaya di sekolah dan dimasyarakat.

Pada umumnya lukisan yang dibuat menunjukkan tema yang berbeda

dan ber bagai macam, dan sungguh-sungguh menggunakan warna cat air yang

disesuikan dengan warna apa yang nampak oleh kesan mata namun keindahan

itu belum tercapai dengan sempurna sebab siswa kelas VIII.5 masih dalam tahap

51

pembelajaran melukis cat air, maka dari itu peneliti itu memilih sasaran atau

lokasi yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran media cat air pada kelas VIII

SMP Negeri I Tompobulu.

Lukisan yang mengacu pada penekanan aspek keterampilan tidak bisa

diabaikan begitu saja oleh karena itu, untuk sampai kepada tahap ekspresi terlebih

dahulu seorang siswa belajar dari lukisan yang mengacu pada aspek keterampilan

teknik dengan dasar prinsip-prinsip lukis pada umumnya. Hal ini searah dengan

hasil penelitian ini, di mana lukisan-lukisan tersebut siswa kelas VIII.5 SMP

Negeri 1 Tompobulu sebagian bertema gambar kartun yang mengarah pada

pembahasan dalam penelitian ini bebas memilih tema dan tekniknya agar siswa

dapat bersperimen dalam alat dan bahan yang digunakan agar menghasilkan karya

yang diinginkan. Walaupun lukisan yang dibuat belum dapat menerapkan prinsip-

prinsip dan unsur-unsur seni dalam melukis cat air dengan baik.

Penggunaan warna sebagai pembatasan antara objek-objek yang dilukis

dan tidak dimasuki cahaya yang membuat gelap terang adalah hal yang sangat

menonjol pada lukisan siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Menurut

keterangan yang diperoleh dari lapangan mengatakan bahwa siswa tidak tahu

mengenai adanya unsur-unsur gelap terang yang terjadi karena unsur cahaya

kesuatu benda kedalam lukisan. Hal ini berarti perlu adanya pengetahuan tentang

prinsip-prinsip dan unsur-unsur seni terutama dalam seni rupa. Dengan harapan

siswa dapat mengembangkan bakatnya dalam berkarya agar dapat memupuk jiwa

kreativitas, terampil dan keluasaan berekspresi.

52

Lukisan kartun dan bunga dengan objek yang bermacam-macam

membagi pewarnaan cat air sehingga menghasilkan suatu lukisan dari cat air yang

menjadi pengatahuan tambahan dalam melukis, agar siswa dapat melaksanakan

pembelajaran melukis media cat air dengan semangat dan menjadi bahan

pembelajaranya diluar sekolah atau dalam lingkup masyarakat, juga sebagai bahan

reperensi dalam pembelajaran seni rupa dan seni budaya di sekolah.

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dari pembahasan penulis menyimpulkan mengenai

pelaksanaan pembelajaran melukis media cat air pada kelas VIII SMP Negeri I

Tompobulu Kabupaten Bantaeng, yaitu:

1. Pelaksanaan pembelajaran adalah salah satu cara atau proses untuk

mengembangkan fungsi-fungsi jiwa anak dalam fantasi, kreativitas,

ekspresi, sensitivitas, estetika, dalam melaksanakan pembelajaran

media cat air.

2. Kendala yang dihadapi siswa yaitu kurangnya pengatahuan siswa

mengenai unsur-unsur, prinsip-prinsip, dan teknik dalam melukis

media cat air dan penggunaan cat air transparan dalam menerapkan

pada lukisan cat air.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran-saran yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran melukis media cat air. saran-saran tersebut

dikemukakan berikut ini.

1. Hasil penelitian ini berupaya agar pelaksanaan pembelajaran melukis

media cat air agar dapat dikembangkan kreativitas siswa dalam melukis

hingga kelak dapat menambah pengetahuan dalam melukis media cat

air selanjutnya.

53

54

2. Disarankan kepada siswa di SMP Negeri I Tompobulu Kabupaten

Bantaeng terutama kelas VIII agar dapat mengembangkan cara dan

tekniknya dalam melukis media cat air.

3. Penelitian pelaksanaan pembelajaran melukis media cat air. Untuk itu,

dapat disarankan kepada mahasiswa lain untuk dapat melaksanakan

pembelajaran dengan baik pada siswa-siswi.

4. Disarankan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan sarana dan

prasarana kepada siswa. Misalnya ruangan praktik yang dapat

ditempati melukis. Tempat menyimpan karya-karya siswa dengan aman

serta bahan dan alat yang digunakan dalam melukis dan setiap selesai

berkarya hasilnya dipamerkan dalam lingkup sekolah.

5. Disarankan dalam kegiatan belajar melukis sebaiknya diadakan

sewaktu waktu dilingkungan luar sekolah guna untuk mengembangkan

pengatahuan dan keterampilan siswa dan melukis media cat air.

6. Disarankan kepada pihak guru-guru untuk meningkatkan

profesionalisme ada di setiap SMP sehingga pelaksanaan pembelajaran

melukis khususnya seni budaya/seni rupa dapat dikembangkan lewat

hasil melukis siswa teknik cat air.

55

DAFTAR PUSTAKA

Bastomi, Suwaji, 1992. “Wawasan Seni”, Semarang : IKIP Semarang Pres.

Fardi, 2011. “Kemampuan siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Marioriwawo kabupaten Soppeng Dalam Melukis Dengan Teknik Cat Air”. Skripsi Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Anggota IKAPI, 1984. “Belajar Melukis”, Jakarta pusat : penerbit P.T.BPK GunungMulia.

Khaeril Fahmi Khadam, 2011. “Persepsi Mahasiswa Terhadap Lukisan Cat Air Benny Subiantoro Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa”. Skripsi Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar.

Tim Balai Pustaka, 1990. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta :

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Balai Pustaka, 2007. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta : Depertemen pendidikan dan kebudayaan.

Tim Penyusun, 1989. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta : Balai Pustaka.Salam sofyan. 2001.”Pendidikan Seni Rupa Di Sekolah Dasar”. Makassar: Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Arsan Nyoman, 1983. “Dasar-dasar Seni Lukis”, Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Rosmawati, 2007. “Pelaksanaan Pembelajaran Kerajianan Anyam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Bantaeng”, skripsi Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

Soeharjo A.J, 1990. “Pendidikan Seni Rupa Buku Guru”, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

55

56

Lukman, 1995. “Studi Deskriptif tentang Kemampuan Melukis Teknik Cat Air

Guru Sekolah Dasar (SD) Sekecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng”,

Skripsi Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.