8
‘Go Public’ Untuk Kembangkan Layanan [Lot. 6] Link Net Kerja sama Penggunaan Lisensi Indeks SRI-KEHATI sebagai Indeks Acuan ETF [Lot. 7] Meningkatnya Kepercayaan Pasca Pilpres [Lot. 6] INDEKS AGUSTUS 2014 Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan target 509 emiten sampai dengan akhir 2014. Target ini tampaknya tidak sulit dicapai. Untuk meyakinkan para calon emiten, BEI menggunakan sejumlah strategi pendekatan berbeda, tidak sekedar menawarkan kesempatan mengakses dana publik. inat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia dalam beberapa ta- hun terakhir meningkat signifi- kan. Sejalan dengan itu, partisipasi pemodal lokal pun mengalami peningkatan positif. Otoritas bursa, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun BEI, berupaya merespons tren positif ini dengan mendorong keha- diran lebih banyak emiten baru. Komitmen mendorong kehadiran emiten baru ini juga sebagai respons untuk mening- katkan daya saing pasar modal Indonesia menyongsong era persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. Jumlah emiten di BEI yang sampai minggu ke-2 Juli 2014 adalah 501 emiten memang masih lebih kecil dibanding jumlah emiten di bursa saham Malaysia maupun Singapura. Ketua Dewan Komisioner OJK Mulia- man D. Hadad meminta Self-Regulatory Organization (SRO) untuk lebih giat men- dorong kehadiran emiten baru. “ Kita punya perusahaan sangat banyak, dorong mereka untuk masuk ke pasar modal,” imbau Mulia- man. Direktur Utama BEI Ito Warsito menga- takan, BEI berkomitmen untuk terus men- dorong peningkatan jumlah emiten tercatat dengan kehadiran makin banyak emiten baru. Dengan demikian, bisa menampung aliran modal investor asing. “Itu cara kami menye- rap capital inflow investor asing,” terang Ito Warsito. Sambil mendorong peningkatan jumlah emiten baru, menurut Ito, pihaknya juga memperhitungkan sisi kualitas. M IDX Newsletter Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) saat ini menghitung pergerakan 307 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham mana saja yang memenuhi prinsip syariah? [Lot.2] urgensi bagi perusahaan untuk mengakses dana murah melalui pasar modal.“Karena itu pendekatan bukan dengan alasan perlu uang untuk IPO, karena mereka juga bingung uang hasil IPO mau diapakan,” ujar Ito Warsito. BEI kini lebih menekankan kesadaran ten- tang pentingnya pengelolaan perusahaan dengan prinsip good corporate governance (GCG). Sebab, pemilik perusahaan umum- nya ingin mewariskan perusahaan yang se- hat kepada anak cucu. Salah satu cara yang ideal adalah dengan go public. “Ketika menjadi perusahaan pu- blik, ada tuntutan pengelolaan secara profe- sional dan transparan sesuai standar GCG. Perusahaan berpeluang bertahan dalam jangka panjang karena diawasi otoritas, para investor, dan juga publik,” tutur Ito Warsito. Peluang untuk mewariskan perusahaan dalam jangka panjang mendapat penekan- an, karena hal itu juga menjadi cita-cita para pendiri perusahaan. Dengan menjadi perusahaan yang bertahan dalam rentang usia akan bisa terealisasi jika menjadi peru- sahaan tercatat dan dikelola dengan standar GCG. OJK pun mendukung penuh upaya BEI dengan ikut terlibat dalam berbagai ke- sempatan dialog dengan berbagai asosiasi perusahaan seperti Kadin, Hipmi, Perba- nas, Asbanda, dan sejumlah asosiasi lainnya. Anggota Dewan Komisioner OJK Merang- kap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Nurhaida mengatakan, salah satu keuntungan menjadi perusahaan publik adalah peluang melakukan ekspansi usaha dengan menambah modal. Setelah men- jadi perusahaan terbuka, kredibilitas peru- sahaan akan semakin meningkat, sehingga peluang meningkatkan skala usaha makin terbuka. Tata kelola perusahaan akan sema- kin baik, sehingga bisa setara dengan peru- sahaan publik dari negara-negara tetangga,” ujar Nurhaida.e (Tim BEI) ISSI, Cerminkan Pergerakan Saham Syariah STRATEGI BEI MENINGKATKAN JUMLAH EMITEN HEADLINE Pada 2013, BEI berhasil mencatatkan 31 emiten baru dari target 30 emiten. Tahun ini, dipatok target 30 emiten baru. Sampai dengan pertengahan Juli 2014, telah list- ing 18 emiten baru. Secara bertahap, sam- pai dengan tahun 2017, BEI menargetkan setidaknya bisa menghadirkan 35 emiten baru setiap tahunnya. Sedangkan tahun 2015 nanti, BEI menargetkan emiten yang resmi tercatat di BEI akan mencapai 544 emiten. Untuk mengoptimalkan pencapaian target menambah emiten baru, model pen- dekatan yang digunakan mulai diubah. Ito Warsito mengatakan, individual approach pada para founders atau pemilik perusa- haan kini jadi prioritas karena dianggap le- bih efektif. Mobilisasi calon emiten dengan pendekatan untuk mengakses dana murah kerap kurang efektif. “Banyak perusahaan potensial yang sesungguhnya punya banyak uang. Karena sudah punya banyak uang, ak- ses permodalan ke bank pun bukan masalah bagi kelompok-kelompok usaha seperti ini,” ujar Ito Warsito. Alasan yang sama sekaligus mematahkan “BEI BERKOMITMEN UNTUK TERUS MENDORONG PENINGKATAN JUMLAH EMITEN TERCATAT DENGAN KEHADIRAN MAKIN BANYAK EMITEN BARU. DENGAN DEMIKIAN, BISA MENAMPUNG ALIRAN MODAL INVESTOR ASING.” Lima figur berpengalaman terpilih menjadi Komisaris BEI periode 2014 - 2017. Sesuai latar belakang masing-masing, anggota Dewan Komisaris terpilih sesungguhnya sudah memberi banyak sumbangan bagi pasar modal Indonesia. [Lot.3] Wajah Para Komisaris Baru BEI Mengenal Instrumen Investasi Baru: Saving Bonds Ritel [Lot.5] Mekanisme Baru Perpindahan Papan Pencatatan Emiten Merujuk Ketentuan VI Peraturan Nomor I-A, Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berwenang melakukan perpindahan papan emiten setiap bulan Mei. [Lot.4]

IDX Newsletter Agustus 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vvKategori:Scribd Store:If you w

Citation preview

  • Go Public Untuk Kembangkan Layanan

    [Lot. 6]

    Link Net

    Kerja sama Penggunaan Lisensi Indeks SRI-KEHATI sebagai

    Indeks Acuan ETF[Lot. 7]

    Meningkatnya Kepercayaan Pasca Pilpres

    [Lot. 6]

    INDEKS

    AguStuS 2014

    Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan target 509 emiten sampai dengan akhir 2014. Target ini tampaknya tidak sulit dicapai. Untuk meyakinkan para calon emiten, BEI menggunakan sejumlah strategi pendekatan berbeda, tidak sekedar menawarkan kesempatan mengakses dana publik.

    inat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meningkat signifi

    kan. Sejalan dengan itu, partisipasi pemodal lokal pun mengalami peningkatan positif. Otoritas bursa, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun BEI, berupaya merespons tren positif ini dengan mendorong kehadiran lebih banyak emiten baru.

    Komitmen mendorong kehadiran emiten baru ini juga sebagai respons untuk meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia menyongsong era persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. Jumlah emiten di BEI yang sampai minggu ke2 Juli 2014 adalah 501 emiten memang masih lebih kecil dibanding jumlah emiten di bursa saham Malaysia maupun Singapura.

    Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad meminta SelfRegulatory Organization (SRO) untuk lebih giat mendorong kehadiran emiten baru. Kita punya perusahaan sangat banyak, dorong mereka untuk masuk ke pasar modal, imbau Muliaman.

    Direktur Utama BEI Ito Warsito me ngatakan, BEI berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan jumlah emiten ter catat dengan kehadiran makin banyak emiten baru. Dengan demikian, bisa menampung aliran modal investor asing. Itu cara kami menyerap capital inflow investor asing, terang Ito Warsito. Sambil mendorong peningkatan jumlah emiten baru, menurut Ito, pihaknya juga memperhitungkan sisi kualitas.

    M

    IDXNewsletterIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) saat

    ini menghitung pergerakan 307 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham mana saja yang memenuhi

    prinsip syariah? [Lot.2]

    urgensi bagi perusahaan untuk meng akses dana murah melalui pasar modal. Karena itu pendekatan bukan de ngan alasan perlu uang untuk IPO, karena mereka juga bingung uang hasil IPO mau diapakan, ujar Ito Warsito. BEI kini lebih menekankan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan perusahaan dengan prinsip good corporate governance (GCG). Sebab, pemilik perusahaan umumnya ingin mewariskan perusahaan yang sehat kepada anak cucu.

    Salah satu cara yang ideal adalah de ngan go public. Ketika menjadi perusahaan publik, ada tuntutan pengelolaan secara profesional dan transparan sesuai standar GCG. Perusahaan berpeluang bertahan dalam jangka panjang karena diawasi otoritas, para investor, dan juga publik, tutur Ito Warsito.

    Peluang untuk mewariskan perusahaan dalam jangka panjang mendapat penekanan, karena hal itu juga menjadi citacita para pendiri perusahaan. Dengan menjadi perusahaan yang bertahan dalam rentang usia akan bisa terealisasi jika menjadi perusahaan tercatat dan dikelola dengan standar GCG.

    OJK pun mendukung penuh upaya BEI dengan ikut terlibat dalam berbagai kesempatan dialog dengan berbagai asosiasi perusahaan seperti Kadin, Hipmi, Perbanas, Asbanda, dan sejumlah asosiasi lainnya. Anggota Dewan Komisioner OJK Merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Nurhaida mengatakan, salah satu keuntungan menjadi perusahaan publik adalah peluang melakukan ekspansi usaha dengan menambah modal. Setelah menjadi perusahaan terbuka, kredibilitas perusahaan akan semakin meningkat, sehingga peluang meningkatkan skala usaha makin terbuka. Tata kelola perusahaan akan semakin baik, sehingga bisa setara dengan perusahaan publik dari negaranegara tetangga, ujar Nurhaida.e

    (Tim BEI)

    ISSI, Cerminkan Pergerakan Saham Syariah STRATEGI BEI MEnInGKATKAn

    JUMLAH EMITEn

    hEADlINE

    Pada 2013, BEI berhasil mencatatkan 31 emiten baru dari target 30 emiten. Tahun ini, dipatok target 30 emiten baru. Sampai dengan pertengahan Juli 2014, telah list-ing 18 emiten baru. Secara bertahap, sampai dengan tahun 2017, BEI menargetkan setidaknya bisa menghadirkan 35 emiten baru setiap tahunnya. Sedangkan tahun 2015 nanti, BEI menargetkan emiten yang resmi tercatat di BEI akan mencapai 544 emiten.

    Untuk mengoptimalkan pencapai an target menambah emiten baru, model pendekatan yang digunakan mulai diubah. Ito Warsito mengatakan, individual approach pada para founders atau pemilik perusahaan kini jadi prioritas karena dianggap lebih efektif. Mobilisasi calon emiten dengan pendekatan untuk mengakses dana murah kerap kurang efektif. Banyak perusahaan potensial yang sesungguhnya punya banyak uang. Karena sudah punya banyak uang, akses permodalan ke bank pun bukan masalah bagi kelompokkelompok usaha seperti ini, ujar Ito Warsito.

    Alasan yang sama sekaligus mematah kan

    BEI BERKOMITMEN UNTUK TERUS MENDORONG

    PENINGKATAN JUMlAH EMITEN TERCATAT DENGAN

    KEHADIRAN MAKIN BANyAK EMITEN BARU.

    DENGAN DEMIKIAN, BISA MENAMPUNG AlIRAN

    MODAl INvESTOR ASING.

    Lima figur berpengalaman terpilih menjadi Komisaris BEI periode 2014 - 2017. Sesuai latar belakang masing-masing, anggota Dewan Komisaris terpilih sesungguhnya sudah memberi banyak sumbangan bagi

    pasar modal Indonesia.[Lot.3]

    Wajah Para Komisaris Baru BEI

    Mengenal Instrumen Investasi Baru: Saving Bonds Ritel

    [Lot.5]

    Mekanisme Baru Perpindahan Papan Pencatatan Emiten

    Merujuk Ketentuan VI Peraturan Nomor I-A, Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berwenang

    melakukan perpindahan papan emiten setiap bulan Mei. [Lot.4]

  • 00000000010000010001111000

    0001011

    101010001000100010010

    100001010101010

    - PoJoK REdAKSI:

    AguStuS 2014

    2IDXNewsletter

    IDX Newsletter PeneRbit:

    PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Penanggung jawab: Ito Warsito

    KooRdinatoR: Irmawati Amran

    tim editoR: Hani Ahadiyani,

    Ibnu Anshary, Awan Wahyu K.

    alamat RedaKsi & siRKulasi:Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I Lt.6, Jl Jend. Sudirman

    Kav. 52-53, Jakarta 12190. Telp. 5150515, Fax. 5150330.

    e-mail: [email protected]

    Tahun ini pasar modal Indonesia mencatat sejumlah kemajuan penting. Walau saat ini tengah berlangsung fluktuatif, setidaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia menunjukkan tren positif. Bertepatan dengan momen Pemilihan Pre siden diharapkan membawa angin baru di dunia pa sar modal Indonesia. Selain itu Dewan Komisaris BEI yang baru telah terpilih pada RUPS tanggal 25 Juni 2014 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta.

    Sudah tentu pencapaian itu tidak datang tibatiba. Ada sejumlah langkah perbaikan dan pembenahan yang terencana sehingga bursa Indonesia bisa terus melangkah maju. Sejumlah langkah pembenahan strategis seperti strategi BEI dalam menambah emiten baru, mekanisme baru perpindahan papan pencatatan emiten, sampai upaya mendorong likuiditas transaksi dengan kehadiran lebih banyak produk di pasar.

    Strategi BEI dalam menambah emiten baru menjadi tema utama dalam laporan IDX Newsletter edisi ini. Anda juga berkesempatan mendapatkan sejumlah informasi penting pada rubrik IDX Update, maupun rubrik Edukasi tentang kerja sama penggunaan lisensi Indeks SRIKEHATI sebagai Indeks Acuan ETF.

    Selamat membacaRedaksi

    INvEStor corNEr

    ntuk mendukung perkembangan pasar modal syariah, sejak tiga tahun lalu, persisnya 12 Mei 2011, BEI menerbitkan Indeks

    Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang menghitung pergerakan sahamsaham yang masuk kategori saham syariah. Konsti tuen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November), dan dipu blika sikan pada awal bulan berikutnya. Per 3 Juni 2014 ada 307 saham yang masuk dalam perhitungan ISSI dengan kapitali sasi pasar senilai Rp2,91 triliun. Sahamsaham dalam ISSI menguasai 58,26% dari seluruh nilai kapitalisasi pasar saham yang tercatat di BEI.

    Apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES, maka ISSI akan menyesuaikan konstituen indeks ini. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan ratarata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007.

    DES yang menjadi underlying perhitungan ISSI dievaluasi secara berkala oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) de ngan pertimbangan dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI). DES terbaru diumumkan pada 23 Mei 2014 lalu oleh OJK. Ada 322 saham syariah dari 501 saham yang tecatat di BEI per 11 Juli 2014. Menurut Sarjito, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Mo dal I OJK, saham yang masuk dalam DES terbaru ini beragam dari sektor perda gang an dan jasa, properti, serta industri dasar dan kimia. Sektor perdagangan dan jasa sebesar 25,73%, sedangkan sektor pro perti, real estate, dan konstruksi bangunan sebesar 15,22%, kemudian diikuti dengan industri dasar dan kimia sebesar 14,29%.

    Dibandingkan periode enam bulan sebelumnya, ada 28 saham baru yang masuk DES, di antaranya Wika Beton, Cipaganti, Eka Sari lorena Transport, Indika Energi, MNC land, dan Nippon Indosari Corpindo. Sementara saham yang keluar dari DES ada 34 saham, di antaranya PT Bakrieland Development Tbk, PT Metro Realty Tbk, PT Tri Banyan Tirta Tbk, dan PT Zebra Nusantara Tbk.

    Penentuan saham yang keluar dari kriteria DES berdasarkan beberapa ca tatan, seperti adanya aktivitas yang mengandung unsur perjudian, perdagangan yang dilarang, jasa keuangan ribawi, jual beli risiko yang mengandung judi, transaksi suap, dan produksi barang haram yang mengandung babi. Selain itu ada ber bagai pertimbangan seperti utang berbasis bu nga berdasarkan total aset mencapai lebih dari 45%. Sedangkan pendapatan nonhalal dibanding total pendapatan harus kurang dari 10%.

    Dibanding tahun sebelumnya, jumlah saham yang masuk DES I 2014 menurun. Pada DES II 2013 ada 328 saham yang dikategorikan sebagai efek syariah. Sedangkan pada DES I 2014 ada 322 saham syariah.

    Penetapan DES Periodik I 2014 ditetapkan dalam Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: Kep24/D.04/2014 tentang Daftar Efek Syariah (DES) pada Selasa, 20 Mei 2014. Penerbitan keputusan tersebut didasarkan pada review berkala yang dilakukan OJK atas Daftar Efek Syariah yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Sarjito memaparkan, sumber data yang digunakan sebagai bahan pene la ahan dalam penyusunan DES berasal dari laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan telah diterima oleh OJK, serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari emiten atau perusahaan publik. Secara periodik OJK akan mereview DES berdasarkan laporan Keuangan Tengah Tahunan dan laporan Keuangan Tahunan dari emiten atau perusahaan publik. Setiap enam bulan sekali OJK akan mengeluarkan DES, yaitu pada bulan Mei dan November.

    Review atas DES juga dilakukan apabila terdapat emiten atau perusahaan publik yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif dan memenuhi kriteria efek syariah atau, apabila terdapat aksi korporasi, informasi, fakta dari emiten atau perusahaan publik yang dapat menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria efek syariah.

    DES menjadi panduan investasi bagi penggunanya seperti manajer investasi pengelola reksa dana syariah, asuransi syariah, dan investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio efek syariah, serta panduan bagi penyedia indeks syariah, seperti BEI yang menerbitkan Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).e

    (Tim BEI)

    U

    ISSI, Cerminkan Pergerakan Saham SyariahIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) saat ini menghitung pergerakan 307 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sahamsaham mana saja yang memenuhi prinsip syariah?

    DES yang DitErbitkan OJk Dapat DikatEgOrikan MEnJaDi 2 JEniS yaitU:

    [1] DES periodikDES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada akhir Mei dan Novem-ber setiap tahunnya. DES Periodik pertama kali diterbitkan Bapepam-LK pada tahun 2007.

    [2] DES insidentil DES Insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain disebabkan adanya: l Penetapan saham yang memenuhi kriteria

    efek syariah bersamaan dengan efektif-nya Pernyataan Pendaftaran emiten yang melakukan penawaran umum perdana atau Pernyataan Pendaftaran perusahaan publik.

    l Penetapan saham emiten dan atau perusa-haan publik yang memenuhi kriteria efek sya-riah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada OJK setelah Surat Keputusan DES secara periodik ditetapkan.

    EfEk yang Dapat DiMUat DalaM Daftar EfEk Syariah yang DitEtapkan OlEh OJk MElipUti: 1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh

    Negara Republik Indonesia;

    2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usa-hanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;

    3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah diterbitkan oleh emiten sebelum ditetapkannya Peraturan Ba-pepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah;

    4. Saham reksa dana syariah;

    5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksa dana syariah;

    6. Efek beragun aset syariah;

    7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak menya-takan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasar-kan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut:

    a. Tidak melakukan kegiatan usaha se-bagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13;

    b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

    i. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus);

    ii. Total pendapatan bunga dan penda-patan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapat an usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);

    8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan

    9. Efek syariah lainnya.

  • IDX upDAtE

    AguStuS 2014

    3 IDXNewsletter

    ara pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

    (RUPST) pada 25 Juni lalu. Satu dari tiga agenda RUPST yang digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta itu adalah pengangkatan Anggota Dewan Komisaris BEI masa bakti 2014 2017.

    Seiring dengan pengangkatan komisaris baru, berakhir pula pengabdian Dewan Komisaris masa bakti 2011 2014. Adapun anggota Dewan Komisaris yang telah mengakhiri pengabdian tahun ini adalah I Nyoman Tjager (Komisaris Utama), Chaeruddin Berlian, Felix Oentoeng Soebagjo, Johnny Darmawan, dan Suwantara Gotama. Dewan Komisaris yang baru terpilih adalah:

    Komisaris Utama : robinson Simbolon

    Komisaris : hendra h. kustarjo

    Komisaris : Dwi Soetjipto

    Komisaris : lydia trivelly azhar

    Komisaris : hari purwantono

    Anggota Dewan Komisaris terpilih mewakili berbagai unsur terkait di pasar modal, baik otoritas pasar modal, perusahaan efek, akuntan, maupun emiten. Posisi Komisaris Utama dipercayakan kepada Robinson Simbolon, yang baru saja pensiun awal tahun ini dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelum pensiun, Robinson Simbolon menjabat sebagai Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK. Jebolan Fakultas Hukum Universitas Jayabaya ini lama berkarier di lingkungan Kementerian Keuangan, terutama Badan Pengawas Pasar Modal. Jabatan terakhirnya di Bapepam adalah Kepala Biro PerundangUndangan dan Bantuan Hukum antara tahun 1999 sampai 2012. Sebelum di Biro Hukum, ayah dua anak ini sempat menjabat sebagai Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam. Selain di

    P

    lima figur berpengalaman terpilih menjadi Komisaris BEI periode 2014 2017. Sesuai latar belakang masingmasing, anggota Dewan Komisaris terpilih sesungguhnya sudah memberi

    banyak sumbangan bagi pasar modal Indonesia.

    Wajah Para Komisaris Baru BEI

    lingkungan Kementerian Keuangan dan OJK, Robinson pun pernah menduduki jabatan komisaris di beberapa perusahaan. Salah satunya menjadi anggota Dewan Komisaris PT Permodalan Nasional Madani.

    Dari kalangan perusahaan efek Anggota Bursa (AB) yang juga pemegang saham, terpilih Hendra Hasan Kustarjo dan lydia Trivelly Azhar. Selain wakil AB, Hendra juga bisa dikatakan wakil emiten, karena saat ini ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Panca Global Securities Tbk. Sebelum dipercaya menjadi Komisaris BEI, sarjana akuntansi lulusan Universitas Trisakti ini menjadi anggota Komite Disiplin Anggota BEI yang dijabat sejak Mei 2014.

    Hendra Kustarjo juga aktif di lingkungan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dan pernah menjabat beberapa posisi kepengurusan. Sejak 2013 sampai sekarang, mantan akuntan senior pada KAP Hadi Sutanto ini tercatat se bagai Anggota Departemen Penjaminan Emisi Efek APEI. Pada tahun 2003 2004, Hendra Kustarjo pernah tercatat sebagai anggota Komite Pengembangan Usaha BEI.

    Sementara itu, lydia Trivelly Azhar yang juga terpilih sebagai anggota Komisaris BEI, saat ini merupakan Direktur PT Buana Capital, yang dijabat sejak 1991. Jebolan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini juga tercatat aktif pada ber bagai bidang strategis di lingkungan pasar mo dal. lydia Trivelly sejauh ini aktif menyumbangkan tenaga dengan menjadi anggota sejumlah komite di lingkungan BEI, seperti Komite Anggaran, Komite Disiplin Anggota, serta Komite Perdagangan.

    lydia Trivelly juga tercatat aktif di berbagai organisasi di lingkungan pasar modal. Ia pernah tercatat sebagai salah satu ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) antara 2006 2014. Sejak 2009 sampai saat ini, lydia tercatat sebagai penasihat Asosiasi Wakil Perantara Pedagang Efek serta wakil dari APEI untuk Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal.

    lIMA WAJAH BARU DI JAJARAN KOMISARIS

    BARU BEI TENTU SAJA BUKAN ORANG BARU

    DI lINGKUNGAN PASAR MO DAl. MEREKA TElAH MElEWATI WAKTU yANG

    SANGAT PANJANG UNTUK MEMBERI KONTRIBUSI

    BAGI KEMAJUAN PASAR MO DAl DAN BURSA

    EFEK, DENGAN CARA BERBEDA.

    Sementara di lingkungan Asosiasi Profesi Pasar Modal, lydia tercatat sebagai penasihat.

    Presiden Direktur PT Semen Indonesia Tbk Dwi Soetjipto, ikut terpilih menjadi anggota komisaris BEI. Beliau adalah jebolan Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Program Doktor di Universitas Indonesia. Sebagai CEO perusahaan publik, Dwi Soetjip to dikenal punya nama harum, dan dianugerahi sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Satya lencana Pemba ngunan dari Pemerintah RI.

    Selain sibuk sebagai profesional, mantan Direktur Utama PT Semen Padang ini juga aktif di berbagai organisasi dan rajin menulis artikel dan buku. Sejak 2007 sampai sekarang, Dwi tercatat sebagai Ketua Bidang untuk KONI Jawa Timur. Pria yang suka bermain gitar di sela kesibukannya ini juga dikenal sebagai pesilat tangguh. Ia juga mengabdikan diri sebagai Ketua Keluarga Silat Indonesia Perisai Diri, Pengda Jatim.

    Nama akuntan senior, Hari Purwantono tercatat dalam jajaran Komisaris BEI untuk masa bakti 2014 2017. Pria kelahiran 30 September 1958 di Kediri, Jawa Timur ini punya pengalaman sangat panjang di bidang audit sejak lulus dari Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya pada 1983. Waktu 31 tahun telah dihabiskan untuk ikut aktif dalam

    kegiatan audit untuk perusahaan swasta maupun BUMN, pada berbagai sektor usaha. Termasuk kegiatan audit untuk mengantar perusahaanperusahaan tersebut dalam proses go public.

    Mengawali karier sebagai staf pada KAP Drs. Utomo, Mulia & Co, kariernya melesat cepat. Pada Juli 1994, Hari Purwantono resmi tercatat sebagai Partner pada KAP Drs. Prasetio, Utomo & Co. Pada akhir 2002, Hari menjadi Partner untuk KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja. Selanjutnya pada Juli 2009, ia resmi menjadi Managing Partner KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. Sejak Juli 2012 sampai saat ini, ia diangkat menjadi Country Managing Partner Ernst & young, Indonesia.

    lima wajah baru di jajaran komisaris baru BEI tentu saja bukan orang baru di lingkungan pasar mo dal. Mereka telah melewati waktu yang sangat panjang untuk memberi kontribusi bagi kemajuan pasar mo dal dan bursa efek, dengan cara berbeda. Sumbangan tenaga, waktu, dan pikiran mereka dibutuhkan BEI untuk kemajuan pasar modal Indonesia ke depan. Selamat bertugas, Dewan Komisaris baru BEI masa bakti 2014 2017.e

    (Tim BEI)

  • Q&A

    Sekolah PaSar Modal di kantor PerwakilanSekolahPasarModalLevel1GelombangIV, 19-20Agustus2014diBandungSekolahPasarModalLevel1GelombangV, 23-24September2014diBandungSekolahPasarModalLevel1GelombangV, 8-9Agustus2014diBatamSekolahPasarModalLevel1GelombangVI, 12-13September2014diBatamSekolahPasarModalLevel2Gelombang1, 27Juni2014diBatam

    Sekolah PaSar Modal di Bei JakartaSekolahPasarModalLevel1,13Agustus2014SekolahPasarModalLevel1,20Agustus2014SekolahPasarModalLevel1,27Agustus2014SekolahPasarModalLevel1,3September2014SekolahPasarModalLevel1,10September2014SekolahPasarModalLevel1,17September2014SekolahPasarModalLevel1,24September2014SekolahPasarModalLevel2,14Agustus2014SekolahPasarModalLevel2,21Agustus2014SekolahPasarModalLevel2,28Agustus2014SekolahPasarModalLevel2,4September2014SekolahPasarModalLevel2,11September2014SekolahPasarModalLevel2,18September2014SekolahPasarModalLevel2,25September2014

    Sekolah PaSar Modal Syariah di Bei JakartaSekolahPasarModalSyariahLevel1dan2, 30Agustus2014SekolahPasarModalSyariahLevel1dan2, 13September2014

    lain lainLiterasiJasaKeuangankepadamasyarakatumum, 24-25September2014,diBanjarmasinInvestorSummitandCapitalMarketExpo2014, 20-21Agustus2014,diSurabayaInvestorSummitandCapitalMarketExpo2014, 17-18September2014,diJakarta

    AguStuS 2014

    4IDXNewsletter

    Dapatkan souvenir menarik dari BEI bagi pembaca yang berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan dan dimuat dalam rubrik Q&A. Kirimkan pertanyaan ke e-mail: [email protected] dengan subjek IDX Newsletter

    ebagaimana diketahui, penca tatan saham emiten di BEI dikelompokan pada dua kelompok, yaitu ke

    lompok saham Papan Utama dan lainnya kelompok Papan Pengembang an. Tentu saja ada perbedaan antara dua kelompok saham tersebut. Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar, khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) yang sekurangkurangnya Rp100 miliar.

    Sementara Papan Pengembangan ditujukan untuk mencatatkan perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum membukukan keuntungan. Selain faktor size, ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi emiten untuk masuk ke Papan Utama. Di antaranya memiliki jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders) sekurangkurangnya 100 juta saham atau 35% dari Modal Disetor (mana yang lebih kecil).

    Kemudian, telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama paling kurang selama 36 bulan terakhir. lalu laporan keuangan auditan memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian (WTP) selama dua tahun buku terakhir. Tidak kalah penting harus memiliki jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 pemegang saham yang memiliki rekening efek di Anggota Bursa. Tapi kembali lagi, meski belum memenuhi syarat tersebut, bukan berarti emiten yang tercatat di Papan Pengembangan berkinerja buruk dan tidak berprospek, tentu saja mereka memiliki keunggulan ma sing

    masing dan suatu saat bisa memenuhi kriteria tadi.

    Kemudian yang menjadi pertanyaan, kapan dan bagaimana seleksi emitenemiten Papan Pengembangan untuk bisa masuk ke Papan Utama? Ini menarik karena terkait dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep00001/BEI/012014 mengenai Perubahan Peraturan IA tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat Ekuitas selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang terbit pada 20 Januari 2014 lalu.

    Sebelum diterbitkannya Surat Kepu tusan tersebut, emiten pada Papan Pengembangan yang hendak masuk ke papan utama harus mengajukan diri ke BEI. lalu proses perpindahan papan dilakukan pada bulan Mei dan Oktober setiap tahun. Dengan keluarnya aturan baru, BEI memiliki kewenangan untuk melakukan seleksi Perusahaan Tercatat Papan Pengembangan untuk pindah ke Papan Utama, dan kemudian mencatatkannya di Papan Utama apabila memenuhi syarat tercatat di Papan Utama. Proses perpindahan dilakukan hanya pada bulan Mei setiap tahun.

    Saat ini BEI yang berhak menetapkan emiten itu layak pindah papan atau tidak. Karena banyak juga emiten yang tidak mau pindah. Maunya di bawah saja (Papan Pengembangan), tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen. Bursa berharap perubahan aturan main itu akan memotivasi emiten untuk meningkatkan jumlah saham beredar di pasar, sehingga pada akhirnya membuat likuiditas perdagangan meningkat.

    Proses seleksi perdana sesuai ketentuan terbaru tersebut telah dilaksanakan

    S

    Sebanyak 19 emiten lolos seleksi pindah papan pencatatan dari Papan Pengembangan ke Papan Utama bursa per Juni 2014. Merujuk Ketentuan vI Peraturan Nomor IA, Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berwenang melakukan perpindahan papan emiten setiap bulan Mei.

    IDX corNEr

    dengan baik oleh BEI. Pada tanggal 28 Mei lalu, BEI mengumumkan sebanyak 19 saham dinyatakan naik kelas dari Papan Pengembangan ke Papan Utama yang berlaku per Juni 2014. Adapun namanama emiten yang naik kelas itu adalahPT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Sentul City Tbk (BKSl), PT Bank victoria International Tbk (BvIC), PT Duta Anggada Realty Tbk (DART).

    Selanjutnya PT Intiland Development Tbk (DIDl), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBlI), PT PP london Sumatra Indonesia Tbk (lSIP), PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), PT Martina Berto Tbk (MBTO), PT Modernland Realty Tbk (MDlN), PT Multipolar Tbk (MlPl), PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICy), PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA).

    Kemudian selain emiten yang pindah papan, terdapat empat emiten baru yang masuk ke Papan Utama. Mereka merupakan emitenemiten yang baru list-ing sepanjang tahun 2014. ya, selain dari emiten eksisting di Papan Pengembangan, para emiten baru listing juga dimungkinkan tercatat di Papan Utama bursa, apabila memang memenuhi semua ketentuan untuk tercatat di Papan Utama.

    Keempat emiten tersebut adalah PT link Net Tbk (lINK), PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK), PT Inter media Capital Tbk (MDIA), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Berdasarkan data hingga tanggal 11 Juli 2014, penghuni Papan Utama pencatatan BEI tercatat sebanyak 257 emiten, sementara sebanyak 244 emiten lainnya masuk dalam kelompok emiten Papan Pengembangan.e

    (Tim BEI)

    Mekanisme Baru Perpindahan Papan Pencatatan Emiten

    WhAtSCoMInG

    Apa yang dimaksud dengan Dividen?

    Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham (emiten) atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal harus memegang saham tersebut hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Umumnya Dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain.

    Selamat

    Idul Fitri 1435 H

  • CoMPAnyVISIt

    AguStuS 2014

    5 IDXNewsletterINvEStor corNEr

    da banyak cara memperkenalkan produkproduk investasi kepada masyarakat, sekaligus mengubah kebiasaan saving

    minded menjadi investment minded. Salah satunya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerbitkan produk surat utang yang khusus dibuat untuk investor individu atau investor ritel. Sebelum pemerintah menerbitkan ORI, yang bisa membeli obligasi pemerintah hanya pemodal institusi atau pemodal besar karena nilai nominal dan pembelian minimumnya besar.

    Dengan menerbitkan ORI, pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk bisa berinvestasi pada produk yang relatif aman. Sesuai karakteristiknya, surat utang yang diterbitkan pemerintah dikategorikan sebagai zero risk atau bebas risiko, karena negara menjadi penjaminnya.

    Setelah sukses menerbitkan bebera pa seri ORI, Pemerintah Republik Indo nesia tengah menerbitkan surat utang baru yang dikenal de ngan nama Saving Bonds Ritel (SBR). Meski samasama berjenis surat utang negara, SBR punya karakteristik yang berbeda dengan ORI. ORI termasuk seri surat utang negara yang bisa diperdagangkan sehingga selain memperoleh keuntungan dari kupon bunga, investor juga memiliki potensi capital gain. Nilai minimum investasi ORI sebesar Rp5 juta, sedangkan nilai maksimal Rp3 miliar. Kupon ORI bersifat tetap.

    Sedangkan SBR tidak dapat diperdagangkan sehingga tidak ada potensi capital gain. Kupon SBR bersifat mengambang, de ngan nilai pembelian minimal Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar. Ting kat kupon SBR pertama yang diterbitkan pemerintah untuk tiga bulan pertama, antara tanggal 30 Mei 2014 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2014, sebesar 8,75% per tahun. Angka itu berasal dari Tingkat Bunga Penjaminan lPS pada saat penerbitan sebesar 7,50% ditambah 1,25%. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada Tanggal Penyesuaian Kupon sampai dengan Jatuh Tempo.

    Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada Tingkat Bunga Penjaminan lPS ditambah 1,25%. Tingkat Bunga Penjaminan lPS mengacu pada Tingkat Bunga Penjaminan Simpanan untuk Bank Umum yang berlaku pada Tanggal Penyesuaian Kupon. Sedangkan Tingkat Kupon Minimal (floor) sebesar 8,75% per tahun. Berinvestasi pada instrumen ini relatif aman, meski tidak lepas dari risiko. Alasannya, kupon dan pokok SBR dijamin oleh UndangUndang. Kupon SBR juga lebih tinggi dari tingkat bunga penjaminan lPS dan ratarata tingkat bunga deposito

    bank BUMN. Risiko ORI dan SBR dari sisi risiko gagal bayar samasama dianggap zero karena diterbitkan pemerintah. Sementara dari sisi risiko pasar, SBR tidak terpengaruh risiko pasar, namun tingkat kupon mengikuti tingkat bunga pasar. Namun, karena tidak diperdagangkan di pasar sekunder seperti halnya ORI, maka SBR tidak likuid karena tidak dapat diperdagangkan. Bagi masyarakat umum yang ingin berinvestasi pada produk baru ini, bisa mendatangi agen penjual resmi yang

    Mengenal Instrumen Investasi Baru: Saving Bonds Ritel

    Setelah berhasil mengembangkan Obligasi Negara Ritel (ORI), pemerintah menawarkan produk baru untuk investor ritel yaitu Saving Bonds Ritel (SBR). Perbedaannya adalah ORI dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, sedangkan SBR harus ditahan sampai masa jatuh tempo.

    A ditunjuk pemerintah, mengi si formulir pemesanan, dan menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP). Nama pada rekening surat berharga dan rekening dana harus sama dengan nama pembeli. Investor yang membeli SBR akan mendapatkan bukti atau tan da terima pembelian.

    Dengan karakteristik seperti itu, nilai pokok investasi SBR tidak pernah berkurang dan imbal hasil akan selalu positif. Jika suku bunga naik maka imbal hasil saving bond akan ikut naik, dan jika suku bunga turun, imbal hasilnya minimum akan sama dengan kupon pertama. Sampai de ngan 20 Agustus 2014, instrumen ini masih bisa dibeli

    melalui 21 agen penjual SBR yang telah diberi mandat oleh pemerintah. Para agen itu meliputi 18 bank yaitu; Citibank, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Bank ANZ Indonesia, Bank Bukopin, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bank Internasional Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank UOB Indonesia, Bank Standard Chartered, dan Bank HSBC.e (Tim BEI)

    Gambar ilustrasi dalam proses

    StAtIStIK

    indonesia Stock Exchange activity, tahun 2000 - Juni 2014yearMonth

    uS$Rate*

    totaltrading AverageDailytrading tradingDays

    CompositeIndex

    MarketCapitalization(Rp)

    ListedCompanies

    #ListedSharesVolume Value(Rp) Freq. Volume Value(Rp) Freq.

    2000 9,380 134,531,333,895 122,774,764,247,160 4,592,813 562,892,610 513,701,942,457 19,217 239 416.321 259,620,957,668,275 287 1,186,306,672,213 2001 10,345 148,381,308,444 97,522,823,598,837 3,621,576 603,176,051 396,434,242,272 14,722 246 392.036 239,258,731,152,000 316 885,240,510,319 2002 8,905 171,207,351,815 120,762,778,011,333 3,092,206 698,805,518 492,909,298,005 12,621 245 424.945 268,422,776,631,205 331 939,544,513,105 2003 8,447 234,030,810,474 125,437,613,790,430 2,953,195 967,069,465 518,337,247,068 12,203 242 691.895 460,365,963,209,545 333 829,359,787,591 2004 9,355 411,768,340,217 247,006,931,714,305 3,723,950 1,708,582,325 1,024,925,027,860 15,452 241 1,000.233 679,949,067,275,890 331 656,447,198,554 2005 9,840 401,868,034,588 406,006,258,740,277 4,011,916 1,653,777,920 1,670,807,649,137 16,510 243 1,162.635 801,252,702,092,420 336 712,985,123,204 2006 9,025 436,935,587,208 445,708,122,935,828 4,810,901 1,805,518,955 1,841,769,103,041 19,880 242 1,805.523 1,249,074,451,469,050 344 924,488,804,314 2007 9,419 1,039,542,483,055 1,050,154,301,200,650 11,861,058 4,225,782,451 4,268,919,923,580 48,216 246 2,745.826 1,988,326,205,492,630 383 1,128,173,554,108 2008 10,950 787,845,846,423 1,064,527,514,727,510 13,417,139 3,282,691,027 4,435,531,311,365 55,905 240 1,355.408 1,076,490,532,456,370 396 1,374,411,626,346 2009 9,433 1,467,659,184,708 975,134,759,218,231 20,976,596 6,089,872,136 4,046,202,320,408 87,040 241 2,534.356 2,019,375,130,081,120 398 1,465,654,987,417 2010 8,978 1,330,865,192,681 1,176,237,419,584,780 25,918,560 5,432,102,827 4,800,969,059,530 105,790 245 3,703.512 3,247,096,779,976,710 420 1,894,828,442,341 2011 9,068 1,203,549,994,441 1,223,440,506,946,820 28,023,050 4,872,672,042 4,953,200,432,983 113,454 247 3,821.992 3,537,294,213,564,290 440 2,198,133,269,765 2012 9,670 1,053,762,087,909 1,116,113,252,327,560 29,941,043 4,283,585,723 4,537,045,741,169 121,712 246 4,316.687 4,126,994,933,800,630 459 2,438,408,332,470 2013 12,270 1,342,657,273,695 1,522,122,357,663,490 37,499,462 5,502,693,745 6,238,206,383,867 153,686 244 4,274.177 4,219,020,240,968,150 483 2,827,794,866,851

    Jan 9,698 97,906,551,197 104,780,278,852,537 3,046,097 4,662,216,724 4,989,537,088,216 145,052 21 4,453.703 4,272,791,601,008,490 463 2,462,655,676,329 Feb 9,667 136,953,728,423 119,773,902,708,605 3,358,256 6,847,686,421 5,988,695,135,430 167,913 20 4,795.789 4,638,860,739,420,890 464 2,487,702,309,778 Mar 9,719 141,112,461,155 151,499,473,897,944 3,314,572 7,426,971,640 7,973,656,520,944 174,451 19 4,940.986 4,812,789,606,043,510 464 2,491,781,187,188 Apr 9,722 128,263,395,468 138,295,353,809,615 3,249,839 5,830,154,339 6,286,152,445,892 147,720 22 5,034.071 4,896,823,401,633,090 464 2,512,839,774,523 May 9,802 135,960,487,206 181,777,733,429,885 3,798,850 6,180,022,146 8,262,624,246,813 172,675 22 5,068.628 4,950,472,993,963,100 465 2,521,847,779,169 Jun 9,929 119,400,054,038 162,281,375,851,783 3,641,908 6,284,213,370 8,541,125,044,831 191,679 19 4,818.895 4,739,604,940,889,050 472 2,581,984,922,831 Jul 10,278 95,011,444,108 119,096,466,513,717 3,096,918 4,130,932,353 5,178,107,239,727 134,649 23 4,610.377 4,582,269,496,490,890 479 2,683,358,921,427

    Aug 10,924 91,423,341,852 105,605,505,020,059 2,746,351 5,377,843,638 6,212,088,530,592 161,550 17 4,195.089 4,130,122,375,622,440 479 2,776,170,816,344 Sep 11,613 113,009,146,783 137,774,457,356,900 3,650,850 5,381,387,942 6,560,688,445,567 173,850 21 4,316.176 4,251,368,070,568,820 479 2,794,577,700,328 oct 11,234 100,551,980,640 111,164,758,863,757 2,917,672 4,788,189,554 5,293,559,945,893 138,937 21 4,510.631 4,435,075,349,086,510 479 2,792,510,526,503 nov 11,977 89,003,411,798 97,941,654,412,688 2,564,428 4,450,170,590 4,897,082,720,634 128,221 20 4,256.436 4,199,722,637,160,590 480 2,812,172,096,424 dec 12,270 94,061,271,027 92,131,396,946,001 2,113,721 4,950,593,212 4,849,020,891,895 111,248 19 4,274.177 4,219,020,240,968,150 483 2,827,794,866,851

    2014 11,969 578,970,931,344 712,881,621,885,905 24,894,036 4,865,301,944 5,990,601,864,587 209,194 119 4,878.582 4,840,505,727,284,400 496 2,925,455,442,845 Jan 12,226 78,077,572,433 96,885,586,320,570 3,702,057 3,903,878,622 4,844,279,316,029 185,103 20 4,418.757 4,382,396,368,798,560 488 2,857,352,421,455 Feb 11,634 89,697,253,588 112,516,921,128,874 4,300,779 4,484,862,679 5,625,846,056,444 215,039 20 4,620.216 4,576,075,508,429,570 488 2,864,749,408,988 Mar 11,438 115,970,883,003 147,669,023,333,121 4,788,591 5,798,544,150 7,383,451,166,656 239,430 20 4,768.277 4,717,501,942,271,960 489 2,865,729,194,680 Apr 11,532 108,672,570,049 137,940,156,653,111 4,682,013 5,433,628,502 6,897,007,832,656 234,101 20 4,840.146 4,798,563,681,281,700 493 2,884,175,967,470 May 11,611 90,306,277,604 112,281,190,441,015 3,665,171 5,017,015,422 6,237,843,913,390 203,621 18 4,893.908 4,855,601,106,473,760 494 2,918,849,510,933 Jun 11,969 96,246,374,667 105,588,744,009,214 3,755,425 4,583,160,698 5,028,035,429,010 178,830 21 4,878.582 4,840,505,727,284,400 496 2,925,455,442,845

  • AguStuS 2014

    6IDXNewsletter

    Meningkatnya Kepercayaan Pasca Pilpresda yang berbeda jika mencermati data perdagangan BEI selama periode satu bulan, antara 18 Juni

    18 Juli 2014. Perbedaan mencolok terlihat antara likuiditas perdagangan sebelum pemilihan presiden dengan setelah pilpres. Data transaksi BEI antara 18 Juni sampai 4 Juli 2014 pasar bergerak datar cenderung naik, memperlihatkan pasar menunggu. Harihari perdagangan didominasi transaksi net selling oleh investor asing, walaupun pada beberapa hari tertentu ada posisi net buying untuk investor asing.

    Aktivitas pasar yang cenderung stagnan ini tergambar cukup jelas pada frekuen si, volume, dan nilai transakasi harian BEI. Antara tanggal 18 Juni sampai 8 Juli, perdagangan BEI ratarata digerakkan tidak lebih dari 200.000 kali transaksi. Sementara itu, ratarata volume transaksi harian tidak pernah melampaui 5 juta lembar saham, dengan ratarata nilai transaksi bergerak labil pada kisaran Rp4,5 triliun sampai Rp5,6 triliun. Akibatnya, dalam kurun waktu tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak labil pada kisaran 4.850 sampai 5.024.

    Optimisme pelaku pasar yang muncul menjelang dan setelah pemilihan presiden terbukti cukup kuat menggerakkan pasar. Frekuensi transaksi cenderung bertahan di atas kisaran 200.000 kali transaksi, dengan volume transaksi berkisar 5 juta sampai 9 juta lembar saham. Nilai transaksi harian bergerak pada rentang yang cukup lebar antara Rp5 triliun hingga Rp15 triliun,

    A Setelah pemilihan presiden, pasar saham kembali bergairah, yang diiringi dengan peningkatan nilai transaksi pemodal asing. Meningkatnya kepercayaan investor diharapkan terus menyokong peningkatan likuiditas transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Sedang kan porsi transaksi pemodal a sing mencapai Rp55,92 triliun, atau setara 40,96%.

    Seiring dengan peningkatan likuiditas transaksi, IHSG pun kembali menembus level 5.000 sejak 8 Juli 2014, dan mencapai level tertinggi dalam rentang sebulan yakni 5.113,93 pada 16 Juli 2014. Jika dibandingkan dengan level IHSG terendah dalam kurun waktu sebulan, yakni 4.838,98 yang dibukukan pada 25 Juni 2014 maka kenaik an IHSG mencapai 274,95 poin.

    Meningkatnya transaksi investor a sing yang cukup menonjol pasca pilpres disinyalir karena investor global masih melihat prospek berinvestasi di Indonesia. Terlepas dari hasil pemilu, para pemodal tampaknya lebih peduli pada penyelenggaraan pesta demokrasi yang berjalan kondusif. Momentum positif ini memang masih diuji dengan berbagai isu global, seperti kebijakan tapering off oleh Bank Sentral Amerika. Meski demikian, investor sudah mengantisipasi isu ini, karena sudah diketahui kebijakan ini pasti diambil Amerika.

    Dari sisi fundamental ekonomi, isu defisit masih akan mengiringi aktivitas pasar saham, sebab imbasnya akan terasa pada pergerakan kurs nilai tukar rupiah. Meski IHSG masih berpotensi melemah tipis sebagai respons atas berbagai isu yang berkembang, ada optimisme pasar saham akan tetap bergairah.e (Tim BEI)

    *) Data per 18 Juli 2014

    seperti terjadi pada 10 Juli, atau satu hari setelah pilpres.

    Pelaku pasar tampaknya menantikan momentum pilpres untuk mengambil keputusan investasi. Termasuk di kalangan investor asing, yang tidak lagi berada pada posisi net selling, sejak 7 Juli sampai 18 Juli 2014. Nilai beli harian investor asing bahkan cenderung meningkat dalam rentang waktu tersebut, dengan posisi beli bersih

    investor asing terbesar terjadi pada 10 Juli 2014 yang mencapai Rp4,19 triliun. Dengan demikian, dalam rentang satu bulan, investor asing membukukan transaksi beli bersih atau net buying sebesar Rp14,03 triliun.

    Alhasil, total nilai transaksi selama periode satu bulan mencapai Rp136,55 triliun. Porsi transaksi investor lokal tercatat Rp80,62 triliun atau setara 59,04%.

    MARKEtUPDAtE

    PT lINK NET TBK CoMPAnyVISIt

    Go Public Untuk Kembangkan Layanan

    atu lagi perusahaan pendatang baru yang meramaikan lantai bursa, perusahaan dengan produk utama jasa layanan internet broad-

    band bernama PT link Net Tbk berhasil mencatatkan sebagian sahamnya di lantai perdagangan BEI pada tanggal 2 Juni 2014 lalu. Saham perseroan dengan kode perdagangan lINK ini merupakan perusahaan ke12 yang mencatatkan sahamnya di bursa semenjak awal tahun 2014. Kehadiran lINK, sekaligus menambah jumlah total emiten yang tercatat di BEI menjadi 495 perusahaan.

    Selain memberi layanan internet broadband, melalui kerja sama dengan PT First Media Television (FMTv), perseroan juga menawarkan layanan Tv kabel berlangganan dan komunikasi data.

    Pada acara peresmian pencatatan saham perseroan tersebut, Direktur PT link Net Tbk Dicky Setiadi Moechtar mengatakan, dengan menjadi perusahaan terbuka, perseroan akan selalu mengedepankan kepentingan para investor yang sudah memercayai perseroan dan akan siap melaksanakan komitmen untuk memberikan layanan Tv kabel berlangganan, jasa internet broadband, dan komunikasi data yang terbaik di Indonesia.

    S

    Setelah resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), link Net berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan demi memberikan nilai dan manfaat kepada para pemegang saham.

    book building IPO itu dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 hingga tanggal 23 Mei 2014, kemudian listing pada tanggal 2 Juni 2014. Saham perdana lINK tersebut dijual seharga Rp1.600 per saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

    Semenjak digagasnya rencana IPO itu, manajemen lINK optimistis bahwa perseroan berpotensi memperoleh tambahan pendapatan dengan dilakukannya ekspansi usaha. Dengan asumsi masih tingginya demand internet. Manajemen menargetkan perolehan pendapatan sekitar Rp2 triliun hingga akhir tahun 2014. Demikian juga dengan perolehan laba, seiring dengan peningkatan pendapatan tersebut, link Net memprediksikan laba dapat tumbuh cukup signifikan dibandingkan laba hingga akhir tahun 2013.

    Seiring untuk pencapaian target pertambahan jumlah pelanggan jasa internet dan televisi berbayarnya, link Net berencana menambah jaringan internet ke rumahrumah yang tersebar di Jabotabek dan juga penambahan set top box atau de-coder. Selain itu pada tahun 2014 ini link Net akan memulai ekspansi ke Bandung dan Surabaya.

    Guna mencapai target pendapatan dan laba tersebut, manajemen perseroan juga telah menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp1 triliun. Adapun dana belanja modal tersebut akan diperoleh sebagian besar dari dana kas internal perseroan. e (Tim BEI)

    Sementara itu, manajemen bursa berharap kehadiran lINK akan semakin menyemarakkan perdagangan di bursa. Kami berharap lINK menjadi koleksi para investor bursa serta menambah kapitalisasi di pasar, ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen, dalam sambu tan nya pada acara peresmian pencatatan saham lINK di Gedung BEI Jakarta.

    Berdasarkan data perseroan, sebelum IPO pada Desember 2013 lalu, saham PT link Net tercatat dimiliki oleh PT First Media Tbk sebanyak 66,06%, sementara sisanya sebesar 33,94% merupakan milik

    Asia link Dewa Pte ltd. Kemudian dengan dilakukannya IPO tersebut, perseroan melepas sebanyak 304.265.000 atau setara 10% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh milik induk usa hanya, PT First Media Tbk (KBlv). Dengan kata lain, saham yang dilepas ke publik merupakan milik KBlv, sehingga setelah IPO saham KBlv pun terdilusi menjadi 56,06%.

    Dalam proses IPO tersebut, perseroan dibantu oleh PT Ciptadana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (under-writer) sekaligus standby buyer. Proses

  • EDucAtIoN

    AguStuS 2014

    7 IDXNewsletter

    T Indo Premier Investment Management (IPIM) dan ya yas an Keanekaragaman Hayati (KEHATI) telah menandata ngani

    perjanjian penggunaan lisensi Indeks SRIKEHATI pada tanggal 16 Juni 2014. BEI pada waktu yang bersamaan juga telah menandatangani dan menyerahkan surat persetujuan penggunaan lisensi Indeks SRIKEHATI kepada IPIM sebagai pengguna indeks. Indeks SRIKEHATI rencananya akan digunakan sebagai indeks acuan (benchmark) untuk produk Premier ETF SRIKEHATI, yang rencananya juga akan dicatatkan pada tahun ini. Kerja sama ini merupakan kerja sama penggunaan lisensi indeks kedua pada tahun 2014 untuk produk ETF. Sebelumnya, pada tanggal 29 Januari 2014, BEI telah melakukan kerja sama serupa dengan IPIM dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk penggunaan Indeks SMinfra18.

    Kerja sama ini melibatkan BEI, pemilik indeks, dan pengguna indeks. Sama seperti Indeks SMinfra18, Indeks SRIKEHATI bukan milik BEI, melainkan milik KEHATI. Dalam kerja sama ini, BEI memberikan surat persetujuan penggunaan indeks (SRIKEHATI) kepada pengguna indeks (IPIM). Sedangkan IPIM dan KEHATI selaku pemilik indeks menandatangani perjanjian lisensi penggunaan indeks SRIKEHATI. Adapun kedua bentuk kerja sama ini didasari oleh adanya Perjanjian Kerja Sama antara BEI dengan KEHATI yang telah berlaku sejak tahun 2009 dan telah diadendum pada tahun 2014.

    SRIKEHATI merupakan indeks BEI yang diluncurkan pada 8 Juni 2009 dan terdiri dari 25 saham yang konstituennya dipilih dari sektorsektor yang termasuk dalam kategori Sustainable and Responsible Investment (SRI). Pembentukan Indeks SRIKEHATI ini salah satunya bertujuan untuk mendorong usaha berkelanjutan bagi para emiten di Bursa Efek Indonesia.

    Mekanisme pemilihan emiten untuk masuk Indeks SRIKEHATI dilakukan melalui dua tahap.Tahap pertama adalah penapisan awal seleksi negatif dan aspek keuangan, kemudian pada tahap kedua adalah dengan aspek fundamental. Pada

    1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.

    2 AdHI Adhi Karya (Persero) Tbk.

    3 AnTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

    4 ASII Astra International Tbk.

    5 BBCA Bank Central Asia Tbk.

    6 BBnI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

    8 BdMn Bank Danamon Indonesia Tbk.

    9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

    10 EXCL XL Axiata Tbk.

    11 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

    12 GJTL Gajah Tunggal Tbk.

    13 IndF Indofood Sukses Makmur Tbk.

    14 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

    15 KLBF Kalbe Farma Tbk.

    16 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

    17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

    18 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

    19 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

    20 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.

    21 TInS Timah (Persero) Tbk.

    22 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

    23 UnTR United Tractors Tbk.

    24 UnVR Unilever Indonesia Tbk.

    25 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

    tahap pertama, penapisan awal dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan yang dinilai memenuhi prasyarat penilaian, sebagai berikut:

    1. Seleksi NegatifTahapan awal seleksi dilakukan kepada perusahaan yang tidak melakukan aktivitasnya dalam hal pestisida, tenaga nuklir, senjata, tembakau, alkohol, pornografi, perjudian, dan genetically modified organism (GMO).

    2. Aspek Keuangan Perusahaan memiliki Kapitalisasi

    Pasar (market capitalization) di atas Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan teraudit tahun terakhir.

    Perusahaan memiliki aset di atasRp1 triliun berdasarkan laporan keuangan teraudit tahun terakhir.

    Perusahaan memiliki free float ra-tio di atas 10% berdasarkan saham aktif di bursa dengan kepemilikan publik.

    Perusahaanmemiliki price earning ratio (PER) yang positif dalam 6 (enam) bulan terakhir.

    komposisi Emiten indeks Sri-kEhati periode Mei-Oktober 2014

    Kerja sama Penggunaan Lisensi Indeks SRI-KEHATI sebagai Indeks Acuan ETF

    perkembangan ihSg dan indeks Sri-kEhati

    p

    Pada tahap kedua setelah perusahaan lolos penapisan awal, maka akan dinilai kinerjanya pada aspek fundamental yang meliputi beberapa bidang, di antaranya:

    1. Tata Kelola Perusahaan2. lingkungan3. Keterlibatan Masyarakat4. Perilaku Bisnis5. Sumber Daya Manusia6. Hak Asasi Manusia

    Sejak diluncurkan pada Juni 2009, Indeks SRIKEHATI telah menghasilkan return sebesar 141,22%, hampir menyamai kinerja IHSG pada periode yang sama sebesar 141,46%. Namun, jika dihitung sejak Januari 2014, Indeks SRIKEHATI menghasilkan return sebesar 11,3%, melampaui kinerja IHSG sebesar 10,75%. Ini menunjukkan bahwa SRIKEHATI memiliki peluang yang besar sebagai sarana investasi.

    ETF merupakan reksa dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. Para investor berkesempatan memperoleh keuntungan dari selisih harga ETF yang diperdagangkan. Produk ini dirancang untuk menarik minat investor

    ritel karena dengan dana yang terjangkau, investor sudah dapat melakukan diversifikasi investasi. Hingga saat ini berarti sudah terdapat 6 ETF yang tercatat di BEI, yaitu Premier ETF lQ45 (RlQ45X), ABF Indonesia Bond Index Fund (RABFII), Premier ETF IDX30 (XIIT), Premier ETF Syariah JII (XIJI), Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC), dan Premier ETF SMinfra18 (XISI). Dengan instrumen ETF yang menggunakan Indeks SRIKEHATI, diharapkan investor dapat menghasilkan return maksimal dari investasi yang berkelanjutan (sustainable) dan bertanggungjawab (responsible).e

    (Tim BEI)

    -15.00%Jul 09 Sep 09 Nov 09 Jan 10 Mar 10 May 10 Jul 10 Sep 10 Nov 10 Jan 11 Mar 11 May 11 Jul 11 Sep 11 Nov 11 Jan 12 Mar 12 May 12 Jul 12 Sep 12 Nov 12 Jan 13 Mar 13 May 13 Jul 13 Sep 13 Nov 13 Jan 14 Mar 14 May 14

    -10.00%

    -5.00%

    0.00%

    5.00%

    10.00%

    15.00%

    20.00%

    IHSGSRI-KEHATI

  • KIlAS

    pEncatatan pErDana SahaM pt link nEt tbk (link). Pada tanggal 2 Juni 2014, saham PT Link Net Tbk dicatatkan pada Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-12 di tahun 2014 dengan kode LINK.

    pEnanDatanganan pErJanJian liSEnSi UntUk pEnggUnaan inDEkS Sri kEhati. Pada tanggal 16 Juni 2014 telah dilaksanakan penandatanganan perjanjian lisensi untuk penggunaan Indeks SRI KEHATI antara PT Indo Premier Investment Management dengan Yayasan KEHATI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

    talkShOw Dan DiSkUSi intEraktif, tapping thE DiaSpOra: pOtEntial invEStMEnt inflOw fOr inDOnESiaS capital MarkEt. Pada tanggal 20 Juni 2014, Bursa Efek Indonesia bersama Indonesian Diaspora Business Council melaksanakan Talkshow dan Diskusi Interaktif dengan judul Tapping the Diaspora: Potential Investment Inflow for Indonesias Capital Market di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

    pErESMian galEri invEStaSi bEi - UnivErSitaS airlangga. Pada 21 Mei 2014, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Re-Launching Galeri Investasi BEI di Universitas Airlangga Surabaya yang merupakan kerja sama antara Universitas Airlangga, PT Bursa Efek Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.

    talkShOw: pEran paSar MODal SEbagai SUMbEr pEMbiayaan inOvaSi Dan pErEMaJaan biSniS. Pada 22 Mei 2014, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Surabaya mengadakan acara Talk Show Peran Pasar Modal Sebagai Sumber Pembiayaan Inovasi dan Peremajaan Bisnis di Universitas Surabaya.

    pErESMian galEri invEStaSi bEi - UnivErSitaS ahMaD Dahlan. Pada 13 Juni 2014, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Galeri Investasi BEI di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang merupakan kerja sama antara Universitas Ahmad Dahlan, PT Bursa Efek Indonesia, dan PT Sucorinvest Central Gani.

    pEncatatan pErDana SahaM pt batavia prOSpErinDO intErnaSiOnal tbk (bpii). Pada tanggal 8 Juli 2014, saham PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) dicatatkan pada Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-15 di tahun 2014 dengan kode BPII.

    pEncatatan pErDana SahaM pt Mitrabara aDipErDana tbk (Mbap). Pada tanggal 10 Juli 2014, saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) dicatatkan pada Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-16 di tahun 2014 dengan kode MBAP.

    pEncatatan pErDana SahaM pt Magna financE tbk (Mgna). Pada tanggal 7 Juli 2014, saham PT Magna Finance Tbk (MGNA) dicatatkan pada Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-14 di tahun 2014 dengan kode MGNA.

    rUpSt bEi MEnyEtUJUi SUSUnan DEwan kOMiSariS MaSa bakti 2014-2017 BEI menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2014 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Salah satu agenda RUPST yaitu Pengangkatan dan Penetapan Honorarium bagi Anggota Dewan Komisaris Perseroan Masa Bakti 2014-2017 serta Pemberian Uang Jasa Pengabdian bagi Anggota Dewan Komisaris Perseroan yang Berakhir Masa Baktinya dipimpin oleh Direktur Utama BEI Ito Warsito.

    pEncatatan pErDana SahaM pt chitOSE intErnaSiOnal tbk (cint). Pada tanggal 27 Juni 2014, saham PT Chitose Internasional Tbk (CINT) dicatatkan pada Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-13 di tahun 2014 dengan kode CINT.

    AguStuS 2014

    8

    KIlAS

    IDXNewsletter

    pEncatatan pErDana SahaM pt Sitara prOpErtinDO tbk (tara) Dan pt bank Dinar inDOnESia tbk. Pada tanggal 11 Juli 2014, saham PT Sitara Propertindo Tbk (TARA) dan PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) dicatatkan pada Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-17 dan ke-18 di tahun 2014 dengan kode TARA dan DNAR.