Upload
halim-papa-cf
View
37
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah
Citation preview
1
INSTRUMEN EKONOMI
DALAM PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN SDA DAN LH
Oleh:
Asisten Deputi Ekonomi Lingkungan,
Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup
Disampaikan pada Bimbingan Teknis PDRB Hijau 2013
2
LINGKUP BAHASAN
I. PENDAHULUAN
II. UU PPLH NO. 32/2009 DAN INSTRUMEN EKONOMI
III. PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN EKONOMI
IV. PENUTUP
3
I. PENDAHULUANKondisi danKecenderungan Global dan Indonesia
PEMIKIRAN EKONOMI
(ECONOMIC THOUGHT)
The “Key” to
Economy is
Money?
Sumber : Prof. Dr. Ahmad Fauzi, MSc
KECENDERUNGAN GLOBAL
PERUBAHAN IKLIM
Ch
an
ge
in t
em
per
atu
re (
C)
1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
–0.2
2020 2040
1.6
1.4
1.2
370 ppm
300 ppm
Konsentrasi
CO2
2011 = 400 ppm
Source : FAO food price index and Brent crude oil
price, January 2004 to December 2010
Perkiraan Harga Minyak
Sumber: IEA,
World Energy Outlook
2010
2030 > US $ 150/barrel
Source : Rachel Yoka & Ko Sakamoto, East Asia Low Carbon Growth Policy Forum
7-8 July 2011, Busan, Republic of Korea
PERTUMBUHAN KENDARAAN
Source: Leather, 2009
PROYEKSI KECENDERUNGAN TINGKAT
PERTUMBUHAN TAHUNAN GDP DUNIA
Source: UNEP Green Economy Report (2011)
10
General condition
Pertumbuhan ekonomi nasional selama ini masihdidominasi eksploitasi SDA, terutama pemakaian “fossil fuel” (minyak bumi dan batubara)
24.8% dari GDP berasal dari pengelolaan sumber dayaalam, seperti: pertanian, kehutanan, pertambangan danenergi serta perikanan
Sebagian besar tenaga kerja (hampir 40%) masihbergfantung pada sektor pengelolaan SDA dan LH
Pembangunan yang tidak berkelanjutan telahmengurangi daya dukung dan daya tampung, sertaketersediaan sumber daya alam: e.g: tingkat degradasidan deforestrasi masih sekitar 1 juta ha/tahun
Penduduk > 230 juta dg tingkat pertumbuhan + 1.2%
PEMBANGUNAN INDONESIA
11
Pencemaran
Kerusakan
Mengurangi
Jasa Lingkungan
PEMBANGUNAN
Menurunkan
Kesejahteraan Masyarakat
Mengurangi Cadangan
SDA
Undesirable
products/Limbah
Desirable
Products/Produk
Meningkatkan
Perekonomian
Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Interaksi antara Sistem Manusia
dan Sistem Alam
Manusia tidak mungkin dapat bertahan tanpa lingkungan
yang mampu memenuhi kebutuhan manusia
Sebagai
Bahan baku
limbah
Supply/
Produksi
Demand/
konsumsi
Sistem Alam
Ekonomi Lingkungan: Harmonisasi Hubungan Sistem Ekonomi dan Ekosistem
ALAM: Sistem “Stock”Ekonomi: Konsep “Flow”
14
Dutch Desease adalah sintesisyang sangat populer untukmenggambarkan paradoks
purtumbuhan yang lamban di Negara-Negara yang kaya
sumber daya alam (the Economist, 1977).
Thesis Resource Cursemenjelaskan fenomena
mengapa negara yang kaya sumber daya alam yang melimpah tidak mampu
memanfaatkan kekayaantersebut untuk meningkatkan
kemakmuran ekonominya, lebihrendah dari negara-negara yang
memiliki sumber daya alamsedikit
(Richard Auty,1993, Sustaining Development in Mineral Economies: The
Resource Curse Thesis)
Apakah Indonesia terjebak dalam dutch desease
(penyakit belanda) dan
resource curse (kutukan sumber
daya)??
15
Resource Curse dan Duch Desease adalahpendekatan black box yang sering merancukanantara comparative adventage dengan resource abundance. Sumber daya alam bukanlah satu halyang “dipersalahkan” terjadinya kelambanan dalampertumbuhan ekonomi (Gavin Wright dan JeseCzelusta, Stanford University).
Yang menentukan justru bagaimana pengambilkebijakan dan pengelola sumber daya alam dalammenentukan langkah kebijakan yang tepat yaknibukan saja kebijakan ekonomi terhadap sumber dayaalam yang berkelanjutan namun juga bersikap bijakterhadap dampak lingkungan yang diakibatkannnya.
16
Solar energy
LINGKUNGAN
Produsen
Konsumen
material, energy
3R
limbah
3R
Labour, capital
Upah, sewa, profit
Barang & Jasa
SISTEM EKONOMI-LINGKUNGAN
Sumber: John Asafu-Adjaye, 2000
17
eksploitasi berlebihan
acuh tak acuh
acuh tak acuh, eksploitasi berlebihan
Milik Umum
Ekster-nalitas
Priceless
KONSEKUENSISIFAT
• Meningkatkan efektifitas instrumen PPLH
• Perlunya suatu pengaturan/penerapan instrumen PPLH
• Perlunya internalisasi dari eksternalitas
• Penerapan prinsip pencemar harus membayar
SIFAT LINGKUNGAN DAN KONSEKUENSINYA
18
Environmental
Policy
Instruments
“Command-Control” Instruments/
Regulation Instruments/
Control and Standard Instruments
Economic Incentives/
Economic Instruments/
Market-Based Instruments
Information-Recognition Incentives/
Voluntary Instruments/
Voluntary Approaches
1
2
3
INSTRUMEN KEBIJAKAN LINGKUNGAN
19
II. UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Instrumen Ekonomi
20
PerencanaanPemanfa-
atanPengendalian
Pemeliha-
raanPengawasan
- Inventarisasi SDA
- Ekoregion- RPPLH- Daya Dukung - Daya Tampung
- Keberlanjutan
Proses
- Keberlanjutan
Produktifitas
- Keselamatan
Kesejahteraan
Masyarakat
PencegahanPenanggulangan
Pemulihan
Konservasi SDA -Pengawasan-Pemantauan
KLHS
Tata Ruang
Baku Mutu LH
Kriteria Kerusakan LH
AMDAL, UKL-UPL
Perizinan
Instrumen EkonomiPUU Berbasis LH
Anggaran Berbasis LH
Analisa Risiko LH
Audit LH
Penegakan
Hukum
- Sanksi Administrasi
- Sanksi Perdata- Sanksi Pidana
Ruang LingkupUU 32/2009
21
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN
Seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap orang kearah pelestarian,fungsi lingkungan hidup
Dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup, Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengembangkan dan menerapkan instrumen ekonomi lingkungan hidup
UU 32/2009
Pasal 1(33)
UU 32/2009
Pasal 42
22
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN
Instrumen yang mempengaruhi estimasi biaya dan manfaat dari alternatif penanggulangan pencemaran yang terbuka bagi para pelaku ekonomi
Instrumen yang digunakan untuk mendorong perubahan perilaku perusahaan yang mencemari lingkungan untuk mengurangi limbah yang dibuang ke lingkungan melalui mekanisme penetapan biaya
Memberikan kebebasan kepada para pelaku ekonomi untuk memberi tanggapan terhadap stimulus tertentu sesuai dengan manfaat yang diperkirakan
23
Prinsip
Dasar
IE
Memberikan kebebasan kepada para pelaku ekonomi untuk memberi tanggapan terhadap stimulus tertentu sesuai dengan manfaat yang diperkirakan
Sifat
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN
1. Instrumen kebijakan untuk mempersempit gap antara biaya privat dan biaya sosial (kerusakan lingkungan)
2. Instrumen yang diarahkan untuk alokasi sumber daya yang efisien secara ekonomis, dengan cara mengubah perilaku pelaku sehingga mereka menyadari (menginternalisasikan) eksteralitas yang ditimbulkannya
3. Instrumen yang dirancang untuk menyertakan biaya penuh (full cost pricing) yakni biaya produksi, biaya deplesi dan biaya kerusakan
4. Kebijakan atau tindakan yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku agen dengan cara mengubah insentif finansial untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan
24
• Pajak • Retribusi• Biaya Masuk• Pembayaran Jasa
Lingkungan
TIPOLOGI IE
Revenue
Generating
• Penghapusan/pegurangan Pajak
• Hibah Penelitian• Pendanaan
Lingkungan
Revenue
Providing
• Deposit-refund• Ecolabeling• Liability insurance• Jaminan reklamasi• Kompetisi
Non-
Revenue
25
INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN (UU 32/2009)
1. Perencanaan Pembangunan dan kegiatan ekonomi: 1) neraca SDA dan LH; 2) penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik regional bruto yang mencakup penyusutan SDA; 3) mekanisme kompensasi /imbal jasa LH antar daerah; 4) internalisasi biaya lingkungan.
2. Pendanaan Lingkungan Hidup: 1) dana jaminan pemulihan LH; 2) dana penanggulangan pencemaran dan/ atau kerusakan serta pemulihan LH; 3) dana amanah / bantuan untuk konservasi.
3. Insentif dan / disinsentif: 1) pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan; 2) penerapan pajak, retribusi dan subsidi LH; 3) pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan; 4) pengembangan sistem perdagangan ijin pembuagan limbah dan/ atau emisi; 5) pengembangan sistem pembayaran jasa LH; 6)pengembangan asuransi LH; 7) pengembangan sistem label ramah lingkungan; 8) sistem penghargaan kinerja di bidang PPLH.
32
III. PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN EKONOMI
33
INSTRUMEN EKONOMI DALAM PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
(Pasal 42 UU 32/2009)
Perencanaan Pendanaan
Neraca SDA & LH
Internalisasi Bi.
Lingk (AMDAL,
KLHS)
Imbal jasa antar
daerah
PDB/ PDRB
Dana penanggulang-
an pencemaran &/
kerusakan dan
pemulihan
Dana Jaminan
pemulihan: untuk
sektor
pertambangan
Insentif/ Disinsentif
Lembaga Keuangan &
Pasar Modal
Penerapan pajak,
retribusi, & subsidi
LH: pinjaman lunak,
hibah, PDRD
Pembayaran Jasa
Lingkungan
Perdagangan Izin Pem-
buangan Limbah/emisi
Penghargaaan Kinerja
Pe
nera
pan
Pe
ng
em
ban
ga
n
Pengadaan barang &
jasa
Imbal jasa antar
daerah
Label Ramah
Lingkungan
Dana amanah/
bantuan untuk
konservasi
Asuransi LH
34
PAJAK
(1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:
a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor; dan
b. bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
(2) Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar serta kendaraan di air, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor.
(3) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dinyatakan dalam koefisien yang nilainya 1 atau lebih besar dari 1, dengan pengertian sebagai berikut:
a.koefisien sama dengan 1 berarti kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan oleh penggunaan kendaraan bermotor tersebut dianggap masih dalam batas toleransi; dan
b.koefisien lebih besar dari 1 berarti penggunaan kendaraan bermotor tersebut dianggap melewati batas toleransi.
PAJAK
KENDARAAN
BERMOTOR
UU28/2009:
PDRD
PASAL 5
35
PAJAK (2)
(1) Dasar pengenaan Pajak Air Permukaan adalah nilai perolehan air permukaan.
(2) Nilai perolehan air permukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut: a. jenis sumber air;
b. lokasi sumber air;
c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
d. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
e. kualitas air;
f. luas areal tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air; dan
g. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
PAJAK AIR
PERMUKAAN
UU28/2009:
PDRD
PASAL 23
36
RETRIBUSI
(1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) huruf b adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi:
a. pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke
lokasi pembuangan sementara;
b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi
pembuangan sementara ke lokasi buangan/pembuangan
akhir sampah; dan
c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.
(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.
RETRIBUSI
SAMPAH
UU28/2009:
PDRD
PASAL 112
Pajak Lingkungan Negara Keterangan
Energi dan CO2 Norwegia (CO2 tax), Jerman (Energy Tax)
Mengurangi 2% emisi CO2 dan meningkatkan hargaminyak
Kemasan Plastik Ireland: Plastic bag levy,Denmark: Waste tax
Pengurangan 90% sampah(carrier bags waste)
Air Netherlands: Wastewater Denmark: Tax on tap water
Pengurangan pencemaran air sebesar 90%, danPengurangan konsumsi air sebesar 26%
Transportasi London, UK: Congestion chargeSwitzerland: Road-user charges
Mengurangi kemacetan danmeningkatkan kunjungan(dari negara lain)
PAJAK LINGKUNGAN
Ket: Disarikan dari berbagai sumber
38
PENGEMBANGAN PDB/PDRB HIJAU
38
PDRB coklat
Deplesi
PDRB Semi Hijau
9 sektor perekonomian:
pengeluaran untuk
perbaikan kerusakan
dianggap pendapatan
Dihitung di tiap sektor
Yang dihitung Sumber
Daya Alam tak
terbaharui { eg: Mineral }
Perhitungan : unit rent
-
39
PENGEMBANGAN PDB/PDRB HIJAU (2)
39
Degradasi
PDRB Hijau
-/+ Dihitung secara
kumulatif menghindari double
counting
Tidak dihitung per
sektor
PDRB Semi Hijau
40
PAPUA
KALTIM
KALBAR
RIAU
KALTENG
NAD
SUMSEL
JAMBI
JATIM
JABARJATENG
SUMUT
SULSEL
SULTENG
KALSEL
SUMBAR
NTB NTT
SULTRA
LAMPUNG
MALUT
MALUKU
SULUT
BENGKULU
BABEL
BALI
BANTEN
DIY
GORONTALO
0 340 680170 Kilometers
Legend
Green GDP% GDP reg
57 - 73
74 - 80
81 - 85
86 - 89
90 - 92
PETA PDRB HIJAU INDONESIA
sumber: KLH, ESP2 DANIDA, 2009
Ukuran Pertumbuhan Ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk
PDB/PDRB,perlu dikoreksi dengan biaya deplesi SDA dan kerusakan dan
pencemaran LH.
41
PEMBAYARAN JASA LINGKUNGANSungai Cidanau, Banten
FKDC
Kelompok PJL LP3ES &
Rekonvasi Bhumi
PEMILIK LAHANPengguna Jasa Lingkungan Non
Pemerintah
(PT. Krakatau Tirta Industri)
Pengawas
• Reforestation
•Forest Management
•Forest Protection
Ja
sa L
ing
ku
ng
an
Tra
nsa
ksi P
emb
ay
ara
n
Pen
ga
wasa
n d
an
Mo
nev
Tech
nica
l Asista
nce
Tec
hn
ica
l Asi
sta
nce
Tra
nsa
sksi
Pem
ba
ya
ran
42
PemerintahKota Cirebon
PemerintahKabupaten Kuningan
MOUPertama Kali Tahun 2004
Pelaksanaan TeknisPeyediaan Air Bersih
PDAM Kota Cirebon Dinas Terkait dengan
Kegiatan Konservasi Di Kabupaten Kuningan
Mata Air Paniis
PemeliharaanDaerah Tangkapan
Air
Dispenda KabupatenKuningan
Makanis
me
Pem
baya
ran
Pelanggan PDAM (Masyarakat Kota
Cirebon)
Mekanisme Pendanaan
Jasa Penyediaan Air
User Fee
PDAM KabupatenKuningan sebagaiPengontrol jumlah
pemakaian air
Air Bersih
PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN (2)
PENGELOLAAN SD AIR KAB. KUNINGAN- KOTA CIREBON
44 44
IV. PENUTUP
1. Pembangunan adalah proses peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun demikian, pembangunan juga dapat berdampak sebaliknya bagi sebagian masyarakat yang menerima dampak negatif pembangunan.
2. Instrumen ekonomi didesain untuk mempengaruhi kebijakan produksi melalui mekanisme harga atau melalui penggantian tampilan ekonomi (changing the economic attractiveness) pada suatu kegiatan.
3. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang PPLH secara eksplisit menyatakan kewajiban pemerintah dan masyarakat mengembangkan dan menerapakn instrumen ekonomi.
4. Instrumen ekonomi merupakan pelengkap bagi instrumen comman and control dalam pengelolaan lingkungan hidup.
5. Berdasarkan tipologinya, IE dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori: revenue generating, revenue providing serta non-revenue.
6. Pengembangan dan penerapan instrumen ekonomi adalah salah satu cara untuk menginternalisasikan eksternalitas pembangunan.
7. Guna tercapainya tujuan pengelolaan SDA dan LH yang berkelanjutan, maka internalisasi dampak lingkungan dalam setiap kegiatan pembangunan sangat diperlukan.
45
45
TERIMA KASIH