24
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini adalah tanaman berkeping satu yang masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, subdivisio Angiospermae dengan divisio Spermatophyta. Nama Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti Afrika. Jacq berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine. Tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan suhu 22-32°C (Hartley 1997). Kelapa sawit berasal dari Afrika Barat dan di Indonesia tanaman ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor oleh orang Belanda pada tahun 1848 (Sambanthamurthi et al. 2000). Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-33 o C (Basiron 2005). Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan. Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat ketika berumur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah berumur 15-25 tahun. Setiap pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 30-40 kg per tandan tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat satu brondolan berkisar 10-20 g (Pahan 2007). Secara botani, buah kelapa sawit terdiri dari pericarp, mesocarp, kernel (inti sawit), dan endocarp (tempurung). Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buahnya, kelapa sawit terbagi menjadi empat varietas yaitu pisifera, dura, tenera, dan macrocarya. Pisifera memiliki tebal tempurung kurang dari 2 mm, tenera memiliki ketebalan tempurung 2-3 mm, dura memiliki tebal tempurung 3-5 mm, dan macrocarya memiliki tebal tempurung lebih dari 5 mm (Pahan 2007). Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Saat ini varietas dura merupakan varietas yang paling banyak digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

  • Upload
    lynhan

  • View
    311

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan

tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini adalah

tanaman berkeping satu yang masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas

divisio Monocotyledonae, subdivisio Angiospermae dengan divisio

Spermatophyta. Nama Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dalam

bahasa Yunani, guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti Afrika. Jacq

berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine.

Tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan

suhu 22-32°C (Hartley 1997). Kelapa sawit berasal dari Afrika Barat dan di

Indonesia tanaman ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor oleh orang

Belanda pada tahun 1848 (Sambanthamurthi et al. 2000).

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis

dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-33oC (Basiron 2005).

Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan.

Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch

(FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat ketika berumur 3-14 tahun

dan akan menurun kembali setelah berumur 15-25 tahun. Setiap pohon kelapa

sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 30-40 kg per tandan

tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan

dengan berat satu brondolan berkisar 10-20 g (Pahan 2007). Secara botani, buah

kelapa sawit terdiri dari pericarp, mesocarp, kernel (inti sawit), dan endocarp

(tempurung). Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buahnya, kelapa sawit

terbagi menjadi empat varietas yaitu pisifera, dura, tenera, dan macrocarya.

Pisifera memiliki tebal tempurung kurang dari 2 mm, tenera memiliki ketebalan

tempurung 2-3 mm, dura memiliki tebal tempurung 3-5 mm, dan macrocarya

memiliki tebal tempurung lebih dari 5 mm (Pahan 2007). Buah sawit mempunyai

warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.

Saat ini varietas dura merupakan varietas yang paling banyak digunakan dalam

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

8

kegiatan pemuliaan kelapa sawit. Penampang melintang dari buah kelapa sawit

dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

http://hasilperkebunan.blogspot.com/

Gambar 1 Penampang melintang buah kelapa sawit

Produksi minyak sawit mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO) Indonesia

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, produksi CPO

Indonesia 19,2 juta ton dengan luas areal perkebunan sawit mencapai 7,1 juta

hektar. Pada tahun 2009 produksi CPO Indonesia meningkat menjadi 20,5 juta

ton. Pada tahun 2010 produksi CPO menjadi 21,2 juta ton, meningkat 14,23% dari

tahun sebelumnya. Tahun 2012 diprediksi Indonesia memproduksi lebih dari 23

juta ton (Ditjenbun 2011). Produksi minyak sawit di Indonesia sebagian besar

didukung oleh perkebunan kelapa sawit rakyat. Sekitar 37% dari seluruh areal

kelapa sawit di Indonesia adalah perkebunan rakyat, sedangkan sisanya

diusahakan oleh pemerintah dan swasta (Ditjenbun 2011).

2.2 Minyak Sawit Mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO)

Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses ekstraksi

daging buah kelapa sawit (mesokarp) tanaman Elais guineensis Jacq. Kelapa sawit

menghasilkan dua jenis minyak yang berlainan sifatnya, yaitu crude palm oil atau

CPO dan palm kernel oil atau PKO. CPO adalah minyak yang berasal dari serabut

(mesokarp) kelapa sawit, sedangkan PKO adalah minyak yang berasal dari inti

(kernel) kelapa sawit. Perbedaan kedua jenis minyak ini terletak pada kandungan

asam lemaknya. Minyak inti sawit mengandung asam kaproat dan asam kaprilat

yang tidak terdapat dalam minyak sawit mentah dan perbedaan lainnya adalah

Kernel (inti sawit)

Tempurung (endokarp)

Mesokarp

Perikarp

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

9

adanya pigmen karotenoid yang berwarna kuning merah pada minyak sawit yang

tidak terdapat pada minyak inti sawit (Naibaho 1998).

2.2.1 Proses Pengolahan

Proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah

(MSMn) melalui beberapa tahapan sebagai berikut (Naibaho 1998):

a. Penerimaan buah

Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diolah lebih

lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak

bebasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam

setelah panen, TBS harus segera diolah. Untuk mendapat MSMn dengan kualitas

yang baik maka harus dilakukan sortasi tandan buah segar dengan memperhatikan

tingkat kerusakan buah yang minimal dan tingkat kematangan yang optimal.

b. Sterilisasi dan Perontokan

Tandan buah yang telah disortir kemudian direbus dalam suatu tempat

perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada suhu 143°C dengan tekanan 3

kg/cm2 selama 60 menit. Akhir perebusan ditandai dengan beberapa gejala, antara

lain bau buah yang gurih, empuk, dan buah mudah rontok. Buah yang sudah

direbus kemudian dimasukkan ke dalam alat perontok.

Proses sterilisasi mempunyai tujuan antara lain:

(a) Menghentikan aktivitas enzim lipase. Terhentinya proses enzim lipase akan

mengurangi kerusakan bahan, antara lain akibat penguraian minyak menjadi

asam lemak bebas.

(b) Menggumpalkan protein dalam buah sawit, penggumpulan protein bertujuan

agar protein tidak ikut terekstrak pada waktu pengepresan minyak (ektraksi).

(c) Memudahkan pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang.

(d) Memperlunak daging buah sehingga mempermudah proses ekstraksi.

c. Pelumatan

Tahap pelumatan ini bertujuan untuk melumatkan biji sawit sehingga

daging buah mudah terlepas dari biji serta memudahkan pengeluaran minyak pada

tahap pengepresan. Kondisi optimum pada tahap ini yaitu pada suhu 95-100ºC

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

10

selama 20 menit. Tahapan pelumatan ini dilakukan pada silinder vertikal yang

dilengkapi dengan empat pisau pengaduk dan satu set pisau pelempar yang

berputar berlawanan arah.

d. Ekstraksi

Ekstraksi minyak dilakukan menggunakan screw press yang terintegrasi

langsung dengan alat pelumat (digester). Pada tahap ini dihasilkan dua produk

yaitu: (1) campuran antara minyak, air, dan benda padat lainnya; (2) Padatan

berupa serat mesokarp buah sawit dan biji sawit hasil pemisahan dari buah.

e. Pemurnian minyak

Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan

menghasilkan MSMn dengan kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar

kotoran yang sesuai dengan standar. Minyak mentah yang berasal dari hasil

ekstraksi memiliki komposisi rata-rata 66% minyak, 24% air, dan 10% padatan

bukan minyak (nonoily solids). Karena tingginya proporsi padatan yang masih

terdapat pada minyak maka harus dilakukan penambahan air panas agar padatan

tersebut larut dengan air. Kemudian minyak disaring untuk memisahkan padatan

tersebut. Selanjutnya minyak mentah dimasukkan ke dalam tangki yang berfungsi

sebagai tempat penampungan minyak sawit mentah sementara sebelum

mengalami proses pemurnian yang lebih lanjut.

Minyak berada pada lapisan atas dipompakan menuju continuous settling

tank (CST) sedangkan kotoran yang masih mengandung sekitar 10% minyak

dialirkan ke parit untuk dikumpulkan kembali ke dalam main settling tank. Di

dalam CST minyak dipisahkan dari kotoran dengan cara pengendapan. Fraksi

berat akan bergerak ke bawah tank sedangkan fraksi ringan akan bergerak menuju

ke atas. Suhu berpengaruh terhadap viskositas minyak. Semakin tinggi suhu

minyak semakin kecil viskositasnya. Untuk mempermudah pemisahan minyak

dari kotoran dan air maka viskositas minyak diperkecil, salah satu caranya dengan

pemanasan. Berdasarkan viskositas maka suhu yang paling tepat digunakan suhu

lebih besar dari 90°C.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

11

f. Pengering vakum

Pada pengering vakum, air dikeluarkan dengan sistem pengkabutan

minyak di dalam ruang vakum sampai air tersisa 0.1%. Suhu minyak yang masuk

antara 90 – 95°C dengan tekanan vakum 30 bar. Minyak terhisap ke dalam tabung

vakum melalui nozzle sampai seperti kabut. Uap air terhisap oleh ejector dan

masuk ke dalam kondensor secara bertahap dan akhirnya ditampung.

g. Penyimpanan minyak sawit mentah (MSMn)

Minyak hasil produksi yang akan dipasarkan ditampung dalam tangki

timbun. Bagian dalam tangki timbun umumnya dilapisi dengan bahan yang

terbuat dari epoksi untuk mencegah kontaminasi logam besi yang berasal dari

bahan tangki timbun. Suhu tangki timbun dikontrol pada suhu antara 32-40°C.

Suhu ini cukup untuk meminimalkan kerusakan akibat pemanasan dan mampu

mencegah minyak memadat.

2.2.2 Karakter Fisiko-Kimia

MSMn tersusun atas 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak

jenuh. Keseimbangan antara asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh

menyebabkan MSMn lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak nabati

lainnya dan MSMn berwujud semisolid pada suhu ruang (Basiron 2005). Menurut

Rohani et al. (2006), komponen utama dalam MSMn adalah triacylglicerol

(TAG) yaitu sebesar 95%. TAG merupakan kombinasi dari gliserol dan tiga asam

lemak. Komposisi asam lemak dan TAG penyusun minyak sawit dapat dilihat

pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut:

Tabel 1 Asam lemak penyusun minyak sawit.

Sumber : Basiron (2005)

Jenis asam lemak Komposisi (%) Asam kaprat (C10:0) 1-3 Asam laurat (C12:0) 0.1-1 Asam miristat (C14:0) 0.9-1.5 Asam palmitat (C16:0) 41.8-46.8 Asam palmitoleat (C16:1) 0.1-0.3 Asam stearat (C18:0) 4.2-5.1 Asam oleat (C18:1) 37.3-40.8 Asam linoleat (C18:2) 9.1-11.0 Asam linolenat (C18:3) 0-0.6 Asam arakhidonat (C20:0) 0.2-0.7

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

12

MSMn memiliki dua komponen asam lemak terbesar yaitu asam palmitat

dan asam oleat. Kandungan asam palmitat pada minyak sawit sebesar 39-45%,

sedangkan asam oleat sebesar 37-44% (Basiron 2005). Asam palmitat adalah

asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair (melting point) yang

tinggi, yaitu 64ºC (Belitz dan Grosch 2004). Kandungan asam palmitat yang

tinggi membuat minyak sawit tahan terhadap oksidasi. Asam oleat adalah asam

lemak tidak jenuh dengan rantai panjang C18 dan memiliki satu ikatan rangkap.

Titik cair oleat adalah 14ºC (Ketaren 2008). TAG dominan penyusun minyak

sawit adalah POP dengan titik leleh 38ºC (Smith 2001). Setiap TAG memiliki titik

leleh tertentu yang bergantung pada derajat kejenuhan dan panjang rantai asam

lemak penyusunnya.

Tabel 2 Trigliserida penyusun minyak sawit

Jenuh 1 ikatan ganda 2 ikatan ganda 3 ikatan ganda

4 ikatan ganda

[%b/b] [%b/b] [%b/b] [%b/b] [%b/b] MPP 0.29 MOP 0.83 MLP 0.26 MLO 0.14 PLL 1.08 PMP 0.22 MPO 0.15 MOO 0.43 PLO 6.59 OLO 1.71 PPP 6.91 POP 20.0 PLP 6.36 POL 3.39 OOL 1.76 PPS 1.21 POS 3.5 PLS 1.11 SLO 0.60 OLL 0.56 PSP 0.12 PMO 0.22 PPL 1.17 SOL 0.30 LOL 0.14

PPO 7.16 SPL 0.10 OSL 0.11 PSO 0.68 POO 20.54 OOO 5.38 SOS 0.15 SOO 1.81 OPL 0.61 SPO 0.63 SPO 1.86 OSO 0.81

Lainnya 0.16 0.34 0.19 0.15 0.22 Total 9.15 33.68 34.01 34.01 5.47

M : asam lemak miristat, P: asam lemak palmitat, S: asam lemak stearat , O: asam lemak oleat L : asam lemak linolenat Sumber : Gee (2007)

Sifat fisiko-kimia minyak sawit mentah (MSMn) meliputi warna, bau dan

flavour, kelarutan, polimorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan, slip

melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point), titik asap,

titik nyala dan titik api (Ketaren 2008). Sifat fisiko-kimia tersebut sangat penting

untuk menentukan kualitas MSMn selain dapat juga digunakan untuk informasi

dalam pengolahan lebih lanjut.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

13

Komponen utama dari MSMn adalah triasilgliserol (95%), sedangkan

sisanya berupa asam lemak bebas (5-10%), dan komponen minor (1%) yang

terdiri dari karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid dan glikolipid,

squalen, gugus hidrokarbon alifatik, dan elemen sisa lainnya. Beberapa komponen

minor terutama karotenoid dan vitamin E (tokoferol dan tocotrienol) adalah

merupakan gizi penting (Sundram 2003). Tabel 3 menunjukkan nilai sifat fisiko-

kimia dari MSMn.

Tabel 3 Nilai sifat fisiko-kimia MSMn

Sifat Fisiko Kimia Nilai

Trigliserida 95%

Asam lemak bebas 5-10%

Warna (5¼ lovibond cell) Merah orange

Kelembaban dan impurities 0.15%-3.0%

Bilangan peroksida 1-5.0 (meq/kg)

Bilangan anisidin 2-6 (meq/kg)

Kadar β-karoten 500-700 ppm

Kadar fosfor 10-20 ppm

Kadar besi 4-10 ppm

Kadar tokoferol 600-1000 ppm

Digliserida 2-6%

Bilangan asam 6.9 mg KOH/g minyak

Bilangan penyabunan 224-249 mg KOH/g minyak

Bilangan iod (wijs) 44-54

Titik leleh 21-24 °C

Indeks refraksi 36.0-37.5

Sumber: Ketaren (2008)

Tabel 4 menunjukkan jenis dan konsentrasi komponen minor dalam

minyak sawit mentah. Beberapa komponen minor dalam minyak sawit mentah

adalah karotenoid, tokoferol, tocotrienol, sterol, ubiquinone, fosfatida, alkohol

triterpenic dan alifatik. Meskipun jumlahnya kurang 1% dari bagian minyak,

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

14

komponen tersebut mempunyai peranan penting dalam menjaga stabilitas dan

kualitas minyak tersebut.

Tabel 4 Kandungan komponen minor MSNn

Komponen minor Kandungan (ppm)

Karoten 500-700

Tokoferol dan tokotrienol 600-1000

Sterol 326-527

Ubiquinone 10-80

Squalene 200-500

Phospolipid 5-130

Triterpene alcohol 40-80

Metil sterol 40-80

Alipatik alcohol 100-200

Sumber: Lin (2002)

Salah satu upaya mempertahankan kandungan karotenoid pada MSMn

adalah dengan proses pembuatan Minyak Sawit Merah (MSM) atau Red Palm Oil

(RPO). MSM merupakan minyak sawit yang diperoleh dari proses pengolahan

MSMn tanpa mengalami pemucatan (bleaching) sehingga kandungan tokoferol,

tokotrienol, dan karotenoidnya dapat di pertahankan (Canfield dan Kaminsky

2001)

Perbedaan lain antara minyak sawit dengan minyak nabati lainnya adalah

adanya kandungan tokoferol dan tokotrienol dalam jumlah yang tinggi. Menurut

Goh et al. (1985), tokoferol dan tokotrienol (vitamin E) ditemukan dalam produk

minyak sawit berkisar dari 600-1000 ppm dengan komposisi 83% tokotrienol dari

total vitamin E. Menurut Basiron (2005) kandungan tokoferol dan tokotrienol

pada minyak sawit yang telah dimurnikan akan berkurang sebesar 50%.

Keunggulan minyak sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnya

yaitu memiliki komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh yang berimbang,

terutama asam palmitat (40-46%) dan asam oleat (39-45%) (Ooi et al. 1996).

Asam lemak palmitat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki

titik cair (melting point) yang tinggi yaitu 64oC, sehingga pada suhu ruang minyak

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

15

sawit berbentuk semi padat (Belitz dan Grosh 2004). Kandungan asam palmitat

yang tinggi ini membuat minyak sawit lebih tahan terhadap oksidasi (ketengikan)

dibanding jenis minyak lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh

rantai panjang dengan rantai C18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair

asam oleat lebih rendah dibanding dengan asam palmitat yaitu 14oC (Ketaren

2008).

Dalam bidang kesehatan asam oleat sangat bermanfaat untuk menjaga

kesehatan kulit. Asam oleat memiliki fungsi struktural pada membran sel yaitu

sebagai sinyal transduksi dan fungsi pengatur, yaitu mempertahankan kelembaban

membran sehingga mempertahankan fungsi reseptor LDL yang ada pada

membran sel . Hal ini dapat mempercepat siklus pengambilan kolesterol, sehingga

berpotensi menurunkan kolesterol (Innis 2000).

2.3 Manfaat Minyak Sawit Mentah (MSMn) Bagi Kesehatan

Komponen minor mempunyai peranan penting dalam menjaga stabilitas

dan kualitas minyak, selain itu komponen minor mempunyai manfaat bagi

kesehatan. Manfaat bagi kesehatan komponen minor dalam MSMn dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5 Manfaat Komponen Minor MSMn bagi kesehatan

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan α-Karoten

• Antioksidan paling kuat diantara bentuk

karoten yang lain • Mengurangi resiko kanker hati, paru-paru,

pankreas, lambung (Murakoshi, 1992) • Mengurangi atherosklerosis dalam arteri

(Bonni dan Choo, 2000) • Asupan yang direkomendasikan 1,5 mg/hari

(Food and Nutrition Board 2000)

β-Karoten • Mengurangi atherosklerosis dalam arteri (Bonni dan Choo, 2000)

• Mengurangi resiko penyakit jantung (Food and Nutrition Board 2000)

• Berpotensi menjaga kesehatan mata • Asupan yang direkomendasikan 2,5-5,9

mg/hari (Food and Nutrition Board 2000)

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

16

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan Vitamin E

• Memiliki bentuk α-tokoferol, α-, γ-, δ-tokotrienols • Mengurangi resiko kanker • Secara langsung berfungsi sebagai antioksidan alami

dalam melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif

• Mengurangi resiko penyakit jantung • Berpotensi untuk mengurangi resiko diabetes • Berpotensi meningkatkan sistem imun • Berpotensi mengurangi resiko penyakit Alzheimer

dan Down Syndrome • Asupan yang direkomendasikan 15 mg/hari (Food

and Nutrition Board 2000)

Likopen • Konsentrasi pada MSMn 8,74 ppm • Mengurangi resiko kanker paru-paru, lambung,

prostat • Berpotensi mengurangi resiko terkena PJK

(Penyakit jantung koroner) • Berpotensi mencegah osteoporosis • Berpotensi mengingkatkan kesuburan pada pria • Berpotensi mengurangi resiko penyakit syaraf

seperti Parkinson. • Asupan yang direkomendasikan 3,7-16,15 mg/hari

(Rao et al. 2002)

Lutein • Mengurangi resiko AMD (Age-related Macular Diseases) dan katarak (Mozaffarieh et al. 2003)

• Mengurangi resiko kanker epithelial (Yang et al. 1996)

• Asupan harian yang disarankan 1,3-3 mg/hari (Nebeling et al. 1997)

Sterol • Dalam MSMn ada dalam bentuk β-sitosterol 370 ppm, kampesterol 151 ppm dan stigmasterol 66 ppm.

• β-sitosterol berpotensi hipokolesterolemik (Bonni dan Choo 2000)

Asam lemak tidak jenuh

• Asam oleat C18:1 Cis (ω-9) 40,8% • Asam linoleat C18:2 (ω-6) 11,9% • Asam linolenat C18:3 (ω-3) 0,4% • Efektif mengurangi kolesterol darah. • Asam lemak jenuh (asam palmitat 36,6% dan asam

stearat 3,7%) tidak meningkatkan kolesterol darah (Bonni dan Choo 2000)

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

17

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan Ubiquinone-10 (UQ-10)

• MSMn mengandung 18-25 ppm

ubiquinone-10 • Berpotensi meningkatkan sistem

imun • Berpotensi mencegah penyakit

jantung dan hipertensi • Berpotensi mencegah kerusakan

pada sel darah merah karena oksidasi (Bonni dan Choo 2000)

Polyphenolics • MSMN mengandung polyphenolics sekitar 40-70 ppm

• Berpotensi menurunkan kolesterol • Berpotensi sebagai anti kanker

(Loganathan 2011)

Squalen • MSMn mengandung squalen sekitar 250-540 ppm

• Menghambat sintesis kolesterol • Anti kanker (Loganathan 2011)

Phospolipid • MSMn mengandung 20-100 ppm

• Perkembangan otak • Memudahkan pencernaan dan

penyerapan zat gizi (Loganathan 2011)

Sumber: TAMSI-DMSI 2010 2.3.1 Karotenoid Minyak Sawit

Minyak sawit merah dianggap sebagai sumber karotenoid alami terkaya

(sekitar 15 kali lebih dari pada wortel). Tubuh manusia menggunakan karotenoid

sebagai vitamin A. Karotenoid juga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan

berbagai mekanisme, dan dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular.

Karotenoid juga memainkan penting potensial sebagai antioksidan, melindungi

sel dan jaringan dari efek radikal bebas (Sutapa 2009).

Di beberapa negara berkembang telah digunakan minyak sawit merah

yang kaya ß-karoten dalam studi intervensi dalam pencegahan kekurangan

vitamin A di antara populasi berisiko. Di India, anak usia 5-10 tahun yang dirawat

dengan keratomalacia diberikan emulsi minyak sawit merah dua kali sehari. Dosis

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

18

masing-masing berisi 0.6 ml minyak sawit merah dan terapi adalah berlangsung

selama 15 hari. Berdasarkan hasil yang diperoleh, direkomendasikan bahwa

negara berkembang harus tidak ragu dalam menciptakan strategi untuk

meningkatkan penggunaan minyak sawit merah dalam memerangi kekurangan

vitamin A. Pentingnya minyak sawit merah pada pengobatan defisiensi vitamin A

adalah mudah untuk memproduksi, tersedia sepanjang tahun, sumber murah dan

dapat diakses oleh sebagian dari negara berkembang (Sundram 2003).

Liga Konferensi Perserikatan Bangsa Antar Pemerintah tentang Hygiene

Pedesaan di akhir 1930-an merekomendasikan penggunaan minyak sawit merah

sebagai sumber pro-vitamin A pada populasi kurang gizi. Pertemuan XVII

Internasional Vitamin A Konsultatif Group di Guatemala, direkomendasikan

penggunaan minyak sawit merah karena kandungan karotenoid yang sangat

bioavailable. Tan dan Chu (1991) telah melaporkan bahwa karotenoid sawit

menunjukkan efek penghambatan pada proliferasi dari sejumlah sel-sel kanker

manusia. Murakoshi et al. (1992) mengisolasi alpha-karoten minyak sawit,

menunjukkan kemampuannya untuk menghambat tumor hati, paru dan kulit pada

tikus. Beta karoten yang berasal dari sumber tanaman bersifat aman dan tidak

akan memberikan efek toksik sampai 100.000 IU per hari (Muchtadi 2009).

2.3.2 Vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) Minyak Sawit

Tidak ada minyak nabati lain yang memiliki banyak kandungan vitamin E

dibandingkan dengan minyak kelapa sawit (Chow 1992). Vitamin E alami

terdapat dalam delapan bentuk berbeda atau isomer, empat tokoferol dan empat

tokotrienol. Minyak kelapa sawit mengandung alfa, beta, gamma, dan delta

tokoferols dan alpha, beta, gamma, dan delta tokotrienols. Tokotrienol telah

dibuktikan memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan anti-kanker.

Tokotrienol menurunkan kadar kolesterol total tanpa pengurangan kolesterol baik

(High Density Lipoprotein atau HDL). Sifat antioksidan membawa banyak

manfaat bagi tubuh manusia, seperti mencegah penuaan dini, mencegah oksidasi

lemak, menurunkan tekanan darah (Ebong et al. 1999).

Studi pada manusia telah menunjukkan bahwa tokotrienol minyak kelapa

sawit memiliki kemampuan untuk mencegah penyumbatan arteri karotis dan

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

19

agregasi trombosit, sehingga mengurangi risiko stroke, arteriosklerosis, dan

penyakit jantung iskemik. Tokotrienol telah terbukti menjadi pelindung dan

mencegah oksidasi protein dan lipid. Kemampuan antioksidan gamma-

tokotrienol dapat mencegah peningkatan tekanan darah dengan mengurangi

peroksida lipid dan meningkatkan status total antioksidan, termasuk aktifitas

superoksida dismutase. Gamma-dan delta-tokotrienol berasal dari minyak kelapa

sawit menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap promosi tumor dengan

menghambat virus Epstein-Barr. Delta dan gamma faksi tokotrienol dapat

menghambat beberapa jenis kanker. Penghambatan pertumbuhan sel kanker

payudara dengan tokotrienol (Ebong et al. 1999).

2.3.3 Potensi MSMn Untuk Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Selama ini proses pengolahan MSMn menjadi minyak goreng meliputi

penghancuran provitamin A untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau

berwarna agak kuning. Jika produksi MSMn di Indonesia mencapai minimal 16

juta ton per tahun, sementara kandungan karotenoid provitamin A sebesar 550

ppm (= mg/kg), maka jumlah provitamin A yang dihancurkan per tahun menjadi

sekitar 7.700 ton vitamin A, suatu pemborosan yang luar biasa. Vitamin A

sejumlah itu dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 30 milyar orang per tahun,

dengan perhitungan rata-rata kebutuhan per orang sebesar 700 mikrogram retinol

ekivalen per hari. Di Indonesia (WHO 2009) sekitar 19,6 % anak pra-sekolah

KVA subklinis (serum retinol > 20 µg/dL = > 0,7 µL/L) dan 0,6% anak

prasekolah buta senja (night blindness).

Jika 10 juta anak Indonesia yang dilaporkan kekurangan vitamin A akan

diberi suplemen vitamin A sebesar 400 µg perhari sesuai RDA, maka jumlah yang

dibutuhkan sebesar 365 x 10 juta x 400 mikrogram = 1.460 kg vitamin A per

tahun, angka ini hanya 1 per 5000 dari 7.700 ton produksi vitamin A dari minyak

sawit di Indonesia.  MSMn juga dapat menjadi bahan baku produk turunan

misalnya: minyak makan, minyak tumis, minyak sachet untuk mie instan, salad

dressing, minuman emulsi seperti “scott emulsion” dengan aroma buah, coklat,

mocca, serta dapat dibuat produk mikroenkapsulasi (TAMSI-DMSI 2010).

Jika berdasarkan kebutuhan anak-anak dan orang dewasa sebesar 400 mcg,

(orang dewasa dapat mengkonsumsi pangan sumber vitamin A yang lain), maka

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

20

jumlah MSMn yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin A seluruh

penduduk Indonesia setiap tahunnya berjumlah 365 juta ml atau 365.000 kg saja,

yang berarti hanya 365/19.000.000 x 100%= 0.002% dari produksi tahunan total.

Penanggulangan kekurangan vitamin A dengan melalui makanan yang

dicampur minyak sawit merah merupakan cara yang ideal, mengingat makanan

merupakan kebutuhan rutin setiap hari (Van Stuijvenberg et al. 2001, Zeba et al.

2006), daripada suplementasi dengan vitamin A murni atau retinol dari barang

impor yang menyedot devisa negara. Minyak sawit MSMn secara alamiah

menawarkan peluang untuk fortifikasi atau campuran berbagai jenis dan bentuk

makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. MSMn murah meriah untuk

campuran makanan, di samping kaya provitamin A 400 - 1000 ppm (Cobb 2001,

Van Stuijvenberg et al. 2001, Butt et al. 2006).

Jika dihitung nilai ekonomi vitamin A dalam minyak sawit dibandingkan

dengan produk lain maka nilai vitamin A dalam minyak sawit merupakan yang

termurah dibandingkan dengan komoditi lain termasuk vitamin A sintetik atau

retinol (Van Stuijvenberg et al. 2001, Wardi 2008).

2.4 Profil Lipid

2.4.1 Kolesterol Salah satu turunan lemak yang saat ini banyak diteliti karena

keterkaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif yaitu kolesterol. Kolesterol

merupakan sterol yang paling dikenal oleh masyarakat. Sterol adalah kelompok

senyawa yang mempunyai karakteristik struktur cincin kompleks steroid dengan

bebagai variasi. Kolesterol di dalam tubuh mempunyai dua sisi berlawanan, yaitu

di satu sisi diperlukan dan di sisi lain dapat membahayakan bergantung berapa

banyak terdapat dalam tubuh dan di bagian mana. Kolesterol dalam darah berasal

dari dua sumber yaitu dari diet (kolesterol eksogen) dan dari hasil sintesis dalam

tubuh (kolesterol endogen). Apabila seseorang tidak mengkonsumsi kolesterol

maka hati akan mensintesisnya dari asam lemak dengan kecepatan 0.5-1.0 g/hari

(Almatsier 2003).

Biosintesis kolesterol secara endogen di mulai dengan perpindahanasetil-

KoA dari mitokondria ke sitosol, khususnya di peroksisom. Terdapat lima tahapan

utama dalam biosintesis kolesterol yaitu (1) konversi asetil -KoA menjadi 3-

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

21

hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG KoA), (2) konversi HMG KoA menjadi

mevalonat, (3) konversi mevalonat menjadi suatu molekul isopren yaitu isopentil

pirofosfat (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO2, (4) konversi IPP menjadi

squalene dan (5) konversi squalene menjadi kolesterol (Cheung et al. 1993).

Dalam biosintesis kolesterol dilibatkan sebanyak sebelas macam enzim yaitu

asetoasetil-KoA thiolase, HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat

kinase, fosfomevalonat kinase, mevalonat pirofosfat dekarboksilase, isopentenil-

pirofosfat isomerase (IPP isomerase), farnesil-pirofosfat transferase (FPP

transferase), squalene sintase, squalene monooksigenase dan squalene epoksidase.

Biosintesis kolesterol terjadi 25 persen di organ hati dan 10 persen di usus

(Cheung et al 1993).

Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk kepentingan: sintesis asam empedu

yang diperlukan untuk pencernaan lemak, sintesis hormon steroid, sintesis vitamin

D, dan sebagai komponen membran sel . Bersama darah, lemak dibawa dalam

bentuk lipoprotein. Lipoprotein adalah gabungan dari trigliserida dan lipid besar

lainnya seperti kolesterol dan fossolipid dengan protein-protein khusus (Almatsier

2003). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001) kadar

kolesterol total dalam darah diklasifikasikan menjadi: rendah (< 200 mg/dL),

sedang (200-239 mg/dL), dan tinggi (≥ 240 mg/dL).

2.4.2 Trigliserida

Lemak dalam bahan makanan sebagian besar (kurang lebih 90%)

merupakan lemak yang terdapat dalam bentuk trigliserida, sedang 10 persen

sisanya terdapat dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid (Piliang dan Al Haj 2006).

Menurut National Cholesterol Education Program (2001), kadar trigliserida

normal di dalam tubuh manusia yaitu kurang dari 150 mg/dL, agak tinggi (150-

250 mg/dL), tinggi (250-500 mg/dL), dan sangat tinggi (>500 mg/dL).

Peningkatan kadar trigliserida darah umumnya tidak ditemukan pada seseorang

yang usianya dibawah 30 tahun (Patel 1994). Trigliserida merupakan lemak darah

yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan,

diet tinggi gula, atau lemak serta gaya hidup tidak sehat lainnya (Maulana 2007).

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

22

2.4.3 Lipoprotein

Lipoprotein merupakan suatu bentuk kompleks kombinasi antara lemak

dan protein (Muchtadi et al. 1993), yang digabungkan dengan ikatan non-kovalen

yaitu interaksi hidrofob antara gugus non-polar lipid dengan molekul protein

(Wirahadikusumah 1985).

Terdapat empat jenis lipoprotein dengan karakteristik berbeda-beda, antara

lain sebagai berikut (Krisnatuti & Yenrina 1999):

a. Kilomikron

Merupakan jenis lipoprotein yang kandungan lemaknya tinggi, densitas

rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron

adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid

berasal makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. (Almatsier 2003).

b. Pre-beta lipoprotein-very low density lipoprotein (VLDL)

Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kurang lebih

sebanyak 20% kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL

meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah

trigliserida. Kemudian, VLDL akan mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein

lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan

trigliserida dan mejadi LDL (Almatsier 2003).

c. Beta lipoprotein-low density lipoprotein (LDL)

Jenis lipoprotein ini membawa lemak dan mengandung kolesterol yang

sangat tinggi, dibuat dari lemak endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut

sebagai kolesterol jahat. Hal tersebut dikarenakan LDL yang teroksidasi di

pembuluh darah oleh sel-sel perusak (scavenger pathway) sehingga tidak dapat

kembali ke dalam aliran darah (Almatsier 2003). Hal tersebut akan mengakibatkan

penumpukan dalam pembuluh darah dan apabila terjadi selama bertahun-tahun,

kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak.

Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel -sel otot dan

kalsium sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis (Almatsier 2003). National

Cholesterol Education Program (2001) menyatakan bahwa kadar LDL yang baik

dalam tubuh yaitu dibawah 100 mg/dL.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

23

d. Beta lipoprotein-high density lipoprotein (HDL)

Jika sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan

kolesterol dan fosfolipid akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan

usus halus kemudian akan memproduksi HDL yang masuk ke aliran darah. HDL

akan mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam aliran darah dan

menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diang kut kembali ke hati guna

diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier 2003). Jenis lipoprotein

ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak

endogenous di hati. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan

fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol

baik. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan risiko

terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan cara berhenti

merokok, mengurangi berat badan dan menambah aktifitas (exercise) (Djohan

2004). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001), kadar HDL

darah yang baik yaitu > 40 mg/dL. Komposisi lipoprotein dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Lipoprotein.

Kelas Lipoprotein

Density (g/mL)

Diameter (nm)

Protein (%)

Kolesterol (%)

Fosfolipid (%)

Trigliserida (%)

HDL 1,063 – 1,210 5 - 15 33 30 29 8

LDL 1,019 – 1,063 18 - 28 25 50 21 4

IDL 1,006 – 1,019 25 - 50 18 29 22 31

VLDL 0,95 – 1,006 30 - 80 10 22 18 50

Kilomikron < 0,95 100 - 1000 < 2 8 7 84

Sumber: Christe Marbbn (2009)

2.5 C-Reactive Protein

CRP (C-reactive protein) adalah suatu jenis protein yang dihasilkan oleh

hati ketika terjadi cedera akut, peradangan atau infeksi. Fungsi biologis dari C-RP

adalah mengaktivasi jalur komplemen klasik, mengaktivasi makropag limpa,

limposit B, limposit T dan natural killer, mengaktivasi membran netrofil. C-RP

juga berperan dalam opsonisasi, fagositosis dan sitotoksitas yang diperantarai sel

(Volankis JE 2001, Black et al. 2004).

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

24

hsCRP (high sensitivity C-reactive protein) merupakan pemeriksaan untuk

mengukur konsentrasi CRP yang sangat sedikit sehingga bersifat lebih sensitif.

Pemeriksaan CRP yang sangat sensitif ini diperlukan untuk memperkirakan risiko

PJK. C-reactive protein merupakan protein fase akut yang paling sensitive

sehingga disebut golden marker untuk inflamasi. Setelah infark 6-12 jam CRP

meningkat hingga 2.000 kali nilai normal. Inflamasi ringan dan infeksi virus

meningkatkan konsentrasi CRP sampai 10-50 mg/L, inflamasi aktif dan infeksi

bakteri sampai 50-200 mg/L, dan pada infeksi berat dan trauma sampai lebih dari

200 mg/L. C-Reactive Protein berperan dalam pertahanan non spesifik, sebagai

respon terhadap injury dan infeksi, CRP disintesa di sel hepatosit yang

aktivitasnya distimulasi oleh sitokin terutama IL-6, IL-1β, dan Tumor Necrosis

Factor (TNF)-α (Ridker et al. 2001, Ledue dan Rifai 2003, Pramudianti 2010).

Nilai rujukan hsCRP untuk menilai risiko terjadinya penyakit jantung

koroner (PJK) adalah < 10 mg/L. Apabila nilai hsCRP > 10 mg/L maka nilai

tersebut lebih menunjukkan terjadinya peradangan yang bersifat akut dan tidak

menggambarkan risiko terjadinya PJK. Berikut ini nilai rujukan hsCRP menurut

American Heart Association dan US Centers for Disease Control and Prevention:

Jika konsentrasi hsCRP < 1,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rendah , jika

konsentrasi hsCRP 1,0- 3,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rata-rata , dan jika

konsentrasi hsCRP > 3,0 mg/L (tetapi < 10 mg/L), maka risiko terkena PJK tinggi.

Pengukuran hs-CRP dengan metode sangat sensitif dapat mendeteksi

kadar CRP sampai 0,1-0,4 mg/L dengan dasar metode ELISA atau

chemiluminescent yang merupakan pengukuran reaksi imunologi antigen antibodi.

Metode ini menggunakan butiran plastik yang dilapisi antibodi CRP. Reagen yang

digunakan adalah antibodi monoklonal murin dan alkalin phosphatase (ALP) dari

usus anak sapi yang dikonjugasikan dengan anti-CRP antibodi poliklonal kelinci

pada buffer yang telah diberi pengawet (Sies dan Packer 2005, Pramudianti 2010).

Faktor-faktor yang meningkatkan kadar hs-CRP antara lain peningkatan

tekanan darah, peningkatan Body Mass Indexs (BMI) atau Indeks Massa Tubuh

(IMT), merokok, sindroma metabolik, DM, penurunan high density lipoprotein

(HDL) atau peningkatan trigliserida, penggunaan hormon estrogen atau

progesteron, inflamasi kronik dan atau infeksi yang ditandai dengan peningkatan

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

25

jumlah lekosit total > 11.103 uL. Penurunan kadar hs-CRP antara lain disebabkan

konsumsi alkohol, peningkatan aktivitas, penurunan berat badan (BB), dan

pengobatan (statin, fibrates, niacin) (David 2006, Pramudianti 2010).

Peran CRP pada disfungsi endotel dengan menurunkan stabilitas mRNA

NOS, meningkatkan produksi vasokonstriksi endotelin-1, dan mengaktifasi

apoptosis sel endotel, selain itu CRP mengaktivasi endotel melalui peningkatan

NF κB, IL-6, dan IL-8. Tahap awal pembentukan plak aterosklerosis distimulasi

CRP melalui peningkatan ekspresi adhesin molekul sel endotel, produksi

kemoatraktan kemokin dan uptake LDL oleh makrofag, serta berpengaruh juga

pada rupturnya plak aterosklerosis melalui peningkatan PAI-1 dan penurunan NO

(gambar 2). (David 2006, Pramudianti 2010).

Sumber: Subodh (2005)

Gambar 2 Pengaruh CRP pada endotel

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

26

2.6 Program SawitA

2.6.1 Tujuan dan Urgensi Program

Minyak goreng komersil yang beredar di pasaran merupakan minyak sawit

mentah yang telah mengalami pemucatan (bleaching) sehingga berwarna kuning

keemasan sampai bening yang dengan sengaja menghilagkan karoten sumber

vitamin A sebesar 80-100%. Isu sekarang yang beredar untuk mengatasi masalah

kekurangan vitamin A di Indonesia adalah mulai Januari 2011 pemerintah

mewajibkan kepada produsen minyak goreng untuk memfortifikasi vitamin A

sintesis secara besar-besaran ke dalam produk minyak goreng. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya impor vitamin A sintetik secara besar-besaran karena

vitamin A sintetik hanya di produksi oleh Negara Jerman sehingga harus

membayar seharga Rp. 100,00/liter minyak goreng. Padahal didalam minyak

sawit mentah mengandung karoten yang merupakan provitamin A alami yang

sangat tinggi.

Program sawitA merupakan suatu program yang dilakukan oleh Fakultas

Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan PT Smatr Tbk.

Program ini melibatkan 37 mahasiswa Institut Pertania Bogor dan 79 orang kader

posyandu sebagai fasilitator dan dilakukan di 10 desa yang ada di wilayah

kecamatan Dramaga. Melalui program SawitA, produk minyak sawit di distribusi

ke masyarakat dengan dilengkapi informasi manfaat dan cara penggunaannya

melalui praktek langsung sehingga dapat segera digunakan untuk kehidupan

sehari-hari.

Program SawitA ini memprioritaskan masyarakat prasejahtera karena

masyarakat prasejahtera tidak mempunyai kemapuan untuk membeli alternatif

vitamin A alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Kegiatan program ini

dilaksanakan secara bertahap dan bergilir di masyarakat bekerja sama dengan

Pemda Dinas Kesehatan dan lembaga desa terkait khususnya Posyandu. Pada

tahap pertama program ini dilaksnakan di Kabupaten Bogor yang nantinya dapat

diharapkan menjadi model untuk penerapan pada kabupaten-kabupaten lain.

Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin

A di Indonesia melalui pemberian produk minyak sawit merah. Program ini

bersifat terapan yang menghasilkan produk baru berbasis minyak sawit merah

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

27

yang secara alamiah mengandung provitamin A dan Vitamen E yang sangat tinggi

dengan harga yang sangat terjangkau (Zakaria et al. 2011).

Program SawitA juga mengembangkan aneka produk berbasis minyak

sawit sumber provitamin A dan vitamin E alamiah yang sangat tinggi

konsentrasinya dengan harga murah antara lain sebagai: minyak makan untuk

menumis, meneteskan dan mencampur pada makanan, bentuk kapsul dan minyak

manis yang dapat diminum langsung. Program ini dimonitoring dan dievaluasi

penyelenggaraannya untuk perbaikan Program SawitA berikutnya di kabupaten

lain.

Kegiatan ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, karena merupakan

kegiatan yang akan menyelamatkan dan memanfaatkan karotenoid provitamin A

alami yang terdapat dalam minyak sawit merah dalam jumlah yang sangat tinggi.

Dua ml saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin A harian dengan

harga hanya Rp 20,- per orang per hari atau Rp 10,- per anak, dengan demikian

dapat mengatasi kekurangan vitamin A pada masyarakat Indonesia dari keluarga

miskin termasuk baduta, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan manula.

2.6.2 Karakteristik Minyak Sawit yang Digunakan untuk Program SawitA

Istilah CPO dalam program ini diterjemahkan sebagai “minyak sawit

mentah” (MSMn), sedangkan MSMn yang telah mengalami pengolahan tetapi

masih mengandung karotenoid tinggi dan berwarna merah disebut “minyak sawit

merah” (MSM), yang merupakan penjabaran dari red palm oil (RPO).

Penggunaan istilah ini untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat umum jika

memakai kata crude pada CPO dan diterjemahkan menjadi “minyak sawit kasar”,

dikhawatirkan akan memberikan kesan yang tidak menguntungkan bagi minyak

sawit.

Kandungan Beta Karoten Minyak Sawit Mentah (MSMn) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 664,17 ppm (Anggraeni 2012). MSMn yang

digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung peroksida (Zakaria et al. 2011).

Kandungan asam lemak bebas, bilangan asam dan bilangan iod MSMn dapat

dilihat pada Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

28

Tabel 7 Karakteristik MSMn berdasarkan hasil analisis kimia

No. Asal kemasan

MSMn Tanggal penerimaan

Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak)

Rata-rata asam lemak bebas (%)

Rata-rata bilangan iod

1 Jerry Can hitam 26 Oktober 2011 0,014 9,66 -

2 Jerry Can putih 06 April 2011 0,019 12,90 -

3 Jerry Can putih 20 Juni 2011 0,008 5,425 49,79

Sumber: Zakaria et al. 2011

Tabel 8 Karakteristik MSMn yang hanya mengalami proses netralisasi

Analisis Angka

Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak) 0,007

Rata-rata asam lemak bebas (%) 4,42

Rata-rata bilangan iod 50,86

Bilangan peroksida (meq peroksida/kg) 0

Sumber: Zakaria et al. 2011

Tabel 9 Karakteristik MSM yang mengalami netralisasi dan deodorisasi yang diproduksi di Technopark

Analisis Angka

Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak) 0,006

Rata-rata asam lemak bebas (%) 4,055

Rata-rata bilangan iod 48,62

Bilangan peroksida (meq peroksida/kg) 0

Sumber: Zakaria et al. 2011

Selanjutnya, hasil analisis logam berat terhadap MSA dan MSM disajikan

dalam Tabel 10. Analisis dilakukan di laboratorium analisis Departemen

Teknologi Industri Pertanian (TIN). Hasil analisis menunjukkan kadar logam

berat yang terdapat pada MSMn, MSMn yang mengalamai netralisasi dan MSM

tidak berbeda dan secara keseluruhan berada jauh dibawah standar logam berat

SNI 19-7030-2004 untuk minyak makan.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

29

Tabel 10 Hasil analisis logam berat MSMn dan MSM yang diproduksi di Technopark

No. Parameter SatuanHasil Pemeriksaan

Metode MSMn Netralisasi MSM

1 Timbal (Pb) mg/kg <0.030 <0.030 <0.030 APHA*) ed. 21th 3111 B, 2005

2 Air Raksa (Hg) mg/kg <0.001 <0.001 <0.001 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

3 Cadmium (Cd) mg/kg <0.005 <0.005 <0.005 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

4 Crom Heksavalent (Cr6+)

mg/kg <0.011 <0.011 <0.011 APHA ed. 21th 3500 Cr B, 2005

5 Crom Total (Cr) mg/kg <0.011 <0.011 <0.011 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

6 Arsen (As) mg/kg <0.002 <0.002 <0.002 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

7 Tembaga (Cu) mg/kg <0.015 <0.015 <0.015 APHA ed. 21th 3111 B, 2005

8 Kadar Air % b.b 1.85 0.96 1.03 SNI 19-7030-2004

Sumber: Zakaria et al. 2011 *)American Public Health Association (APHA)

Berdasarkan hasil karakterisasi diatas, minyak sawit yang digunakan

dalam penelitian ini telah memenuhi standar mutu CPO/MSMn berdasarkan SNI

01-2901-2006.

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - repository.ipb.ac.id · 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ... perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada

30