22
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Adapun klasifikasi botani tanaman kacang hijau menurut Tjitrosoepomo (1988) sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales Famili : Leguminoseae (Fabaceae) Genus : Vigna Spesies : Vigna radiata L. Menurut Rukmana (1997), tanaman kacang hijau memiliki kacang atau biji yang kecil, hanya sekitar 0,5-0,8 mg. Kulit bijinya hijau dan putih pada bagian dalam bijinya, bijinya sering dibuat kecambah atau taoge. Biji merupakan alat untuk melanjutkan hidup spesies suatu tumbuhan yaitu dengan cara mempertahankan dan memperpanjang kehidupan embryonic axis. Di dalam biji terdapat embrio dan cadangan makanan yang menunjang embrio muda untuk berkecambah sampai berfotosintesis. Penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satu fungsi utama biji. Penyimpanan cadangan berhubungan erat dengan proses pemasakan dan pengisian biji. Didalam proses pemasakan dan pengisian biji terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimumnya proses tersebut, faktor internal dipengaruhi oleh jenis tanaman dan keberagaman gen antar varietas dalam spesies, faktor ekternal yang berorientasi pada

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

  • Upload
    vunhu

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Adapun klasifikasi

botani tanaman kacang hijau menurut Tjitrosoepomo (1988) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminoseae (Fabaceae)

Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata L.

Menurut Rukmana (1997), tanaman kacang hijau memiliki kacang atau biji

yang kecil, hanya sekitar 0,5-0,8 mg. Kulit bijinya hijau dan putih pada bagian

dalam bijinya, bijinya sering dibuat kecambah atau taoge.

Biji merupakan alat untuk melanjutkan hidup spesies suatu tumbuhan yaitu

dengan cara mempertahankan dan memperpanjang kehidupan embryonic axis. Di

dalam biji terdapat embrio dan cadangan makanan yang menunjang embrio muda

untuk berkecambah sampai berfotosintesis. Penyimpanan cadangan makanan

merupakan salah satu fungsi utama biji. Penyimpanan cadangan berhubungan erat

dengan proses pemasakan dan pengisian biji. Didalam proses pemasakan dan

pengisian biji terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimumnya

proses tersebut, faktor internal dipengaruhi oleh jenis tanaman dan keberagaman

gen antar varietas dalam spesies, faktor ekternal yang berorientasi pada

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

8

lingkungan dipengaruhi oleh kondisi iklim, dan kondisi lahan, serta teknik

budidaya (Ma’rufah, 2008).

Varietas kacang hijau yang berdaya hasil tinggi belum tentu memberikan

keuntungan yang tinggi kepada petani. Selera konsumen atau permintaan pasar

terhadap kualitas tertentu, seperti ukuran dan warna biji, turut menentukan harga

jual. Kriteria mutu biji kacang hijau yang baik adalah biji berukuran besar (65–70

g/1000 biji), tidak mengandung biji keras, kandungan protein tinggi (> 30%),

bentuk biji bundar, dan warna biji hijau kusam. Varietas unggul yang sudah

dilepas mempunyai kandungan protein berkisar antara 18−26% (Suhartina 2005).

Sifat lain yang turut menentukan mutu biji kacang hijau adalah ukuran dan

warna biji. Ukuran biji berhubungan erat dengan kandungan biji keras. Varietas

kacang hijau yang berbiji kecil mengandung biji keras lebih tinggi daripada

varietas berbiji besar, makin besar ukuran biji maka kandungan biji keras makin

rendah. Oleh karena itu, kacang hijau yang berbiji besar dan biji berwarna hijau

kusam lebih disenangi petani karena rasanya lebih enak (pulen) serta harga

jualnya lebih tinggi daripada yang berbiji kecil. Karakterisasi terhadap kacang

hijau berbiji besar 70−73 g/1.000 biji (Hakim, 2008).

Warna biji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu biji

kacang hijau. Kacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih

baik karena rasanya lebih enak (pulen) dan bila dibuat bubur lebih tahan basi

daripada yang berwarna hijau mengkilat (Hakim, 2008).

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

9

B. Mutu Benih

Menurut UU RI No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,

Bab 1 Pasal 1 ayat 4 benih tanaman adalah tanaman atau bagiannya yang

digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.

Menurut Sadjad (2015), benih ialah bahan tanam yang yang dihasilkan secara

generatif melalui proses pembuahan atau fertilisasi.

Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang

berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi

memiliki daya tumbuh lebih dari 80% (Kartasapoetra, 2003). Benih unggul yaitu

benih yang bermutu tinggi, baik segi kemurnian, kebersihan, daya tumbuh,

maupun kesehatan benih. Mutu benih kacang hijau mempengaruhi dalam

meningkatkan produksi tanaman.

Mutu benih mencakup tiga aspek yang sesuai dengan standar mutu pada

kelasnya, yaitu: (a) mutu genetis (berkaitan dengan kemurnian dan keseragaman

benih) yaitu, aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik

yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang

dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan oleh tampilan

benih, tetapi juga fenotipe tanaman, (b) mutu fisiologis, yaitu aspek mutu benih

yang ditunjukan oleh viabilitas benih (meliputi pertumbuhan atau daya

berkecambah, perkembangan, dan produksi), dan (c) mutu fisik, yaitu aspek mutu

benih yang ditunjukkan oleh tingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran

maupun bobot, kontaminasi dari benih tanaman lain, dan kadar air benih (Saenong

dkk,2006).

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

10

Mutu benih merupakan perpaduan dari karakter genetik dan pengaruh

lingkungan. Menurut Wirawan dan Wahyuni (2002),faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap mutu benih antara lain :

a. Faktor genetik, genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan

komposisi genetik benih. Setiap jenis atau varietas memiliki identitas genetika

yang berbeda.

b. Faktor lingkungan, yaitu berpengaruh terhadap mutu benih berkaitan dengan

kondisi dan perlakuan selama prapanen, pascapanen, maupun saat pemasaran

benih. Faktor lingkungan tersebut antara lain yaitu, lokasi produksi, waktu

tanam, teknik budidaya, waktu dan cara panen, pengolahan, dan penyimpanan

benih.

Benih kacang hijau merupakan benih ortodoks yang pada umumnya

memiliki periode simpan cukup panjang jika disimpan pada keadaan optimum.

Penyimpanan pada keadaan optimum (apabila benih itu disimpan dalam

keadaan ruang simpan yang suhu dan kelembaban relatifnya terkontrol).

Rasyid dan Sutopo (2005), menyatakan bahwa benih yang bermutu

ditandai oleh, 1) tigkat kemurnian dan kebenaran varietas, 2) daya tumbuh

lebih dari 80%, 3) biji bagus dan dipanen dari tanaman yang sehat dan setelah

matang, 4) bersih dan tidak tercampur dengan biji yang rusak, tanaman lain

atau rerumputan.

Seleksi biji dapat dilakukan bersamaan dengan saat melakukan sortasi. Biji

yang berbeda bentuk dan warnanya dibuang. Bentuk biji dibedakan menjadi;

biji bulat (glubos), bulat telur atau oval (ovaid), dan bentuk drum (drum

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

11

shaffed) dan lainnya. Sedangkan warna biji dibedakan menjadi hijau kuning

mengkilat, hijau buram, hijau kekuningan, coklat dan lainya (Rasyid dan

Sutopo, 2005).

Setelah diperoleh biji yang bersih, biji tersebut kemudian dijemur lagi

selama 2-3 hari hingga kadar airnya tinggal 10-12%. Proses pengeringan ini

berhubugan dengan viabilitas (kemampuan hidup) benih yang dikeringkan

(Sutopo, 2004).

c. Faktor kondisi fisik dan fisiologis benih, yaitu yang berkaitan dengan tingkat

kemasakan, tingkat kerusakan mekanis, tingkat keusangan (hubungan antara

vigor awal dan lama disimpan), tingkat kesehatan ukuran dan berat jenis,

komposisi kimia, struktur, tingkat kadar air dan dormansi benih.

Mutu benih berangsur-angsur menurun karena proses kemunduran benih.

Proses kemunduran alami maupun kemunduran karena faktor-faktor lingkungan

yang merusak disebut deteriorasi. Kemunduran benih merupakan proses

penurunan mutu secara berangsur-angsur dan kumulatif serta tidak dapat balik

(irreversible) akibat perubahan fisiologis dan biokimia yang berakibat

menurunnya viabilitas benih.

Viabilitas benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah dan

menghasilkan kecambah normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

ketentuan dalam sertifikasi benih. Tinggi rendahnya viabilitas benih pada saat

pematangan fisik benih akan mudah terpengaruh oleh faktor-faktor penyimpanan.

Oleh karena itu diperlukan cara- cara dan perlakuan yang tepat pada penyimpanan

agar kemunduran benih dapat dikurangi kecepatannya, karena tanpa dilakukan

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

12

cara-cara dan perlakuan yang tepat pada penyimpanan maka benih akan cepat

mengalami pemunduran atau kemerosotan (Kartasapoetra, 1987). Kelas- kelas

benih yang dapat menjamin mutu benih ada empat kelas benih, yaitu Benih

Penjenis (Breeder Seed), Benih Dasar (Foundation Seed), Benih Pokok (Stock

Seed), dan Benih Sebar (Extention Seed).

C. Penyimpanan Benih

Penyimpanan benih merupakan salah satu cara yang dapat menunjang

keberhasilan penyediaan benih. Tujuan dari penyimpanan benih yaitu menjaga

agar benih selama waktu tertentu masih tetap baik kemampuan tumbuhnya

(Hasanah, 2002). Maksud utama penyimpanan benih adalah untuk

mempertahankan mutu fisiologi benih guna keperluan tanam pada musim

berikutnya.

Penyimpanan benih untuk menunggu musim tanam berikutnya tentu

menyebabkan turunnya viabilitas dan vigor. Untuk menjaga kontinyuitas dan

mutu benih ini haruslah diketahui cara penyimpanan yang baik. Dalam

penyimpanan benih salah satu hal yang harus diperhatikan adalah tempat

penyimpanannya, karena tempat penyimpanan akan mempengaruhi mutu benih

selama penyimpanan. Tempat penyimpanan yang baik dapat menekan proses

respirasi benih serta dapat melindungi benih dari serangan hama dan penyakit,

sehingga mutu benih dapat dipertahankan (Rinaldi, 2010).

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

13

Selama penyimpanan benih akan mengalami kemunduran yang

kecepatannya akan dipegaruhi oleh faktor genetik dan mutu awal benih (daya

berkecambah, indeks kecepatan berkecambah, kadar air benih, dan suhu ruang

simpan) (Sukarman dan Hasanah, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan

dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

adalah sebagai berikut :

1. Sifat genetis benih

Sifat genetis benih ditentukan oleh variasi antar spesies dan variasi antar

varietas. Variasi antar spesies yaitu, sifat genetis dari setiap spesies berbeda dan

sifat ini antara lain akan mempengaruhi kekerasan kulit benih dan permeabilitas

yang rendah (misal: leguminosae) dapat disimpan lebih lama. Sedangkan variasi

antar varietas yaitu, kultivar dari spesies yang sama dapat mempunyai sifat

ketahanan yang berbeda. Secara umum tidak semua benih dari satu kelompok

benih yang sama mempunyai daya simpan yang sama. Dalam satu kelompok

benih, benih tidak akan mati bersama-sama, karena sifat ketahanan benih lebih

bersifat individual meskipun diproduksi dan diperoses dalam waktu yang sama

(Kuswanto, 2007).

2. Jenis benih

Penyimpanan benih memerlukan informasi mengenai identitas benih,

apakah benih termasuk kedalam benih ortodoks, rekalsitran, maupun intermediate,

dikarenakan informasi tersebut berguna untuk perlakuan penyimpanan benih itu

sendiri.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

14

3. Struktur dan komposisi benih

Morfologi benih dapat mempengaruhi kerusakan yang terjadi pada saat

benih dipanen dan diproses. Umumnya benih yang berukuran kecil akan

mengalami kerusakan lebih sedikit daripada benih yang berukuran besar.

Disamping itu, kedudukan embrio juga merupakan faktor penyebab kerusakan

benih.

4. Kondisi kulit benih

Benih yang mempunyai kulit benih keras (hard seed) dan impermeabel

terhadap air lebih tahan disimpan jika tempat penyimpanannya memadai. Hal ini

disebabkan selama dalam penyimpanan tidak terjadi perubahan kandungan air

benih yang dapat mempengaruhi laju respirasi dan akan menghambat laju

kemunduran.

5. Vigor awal benih

Vigor benih pada saat mulai disimpan sangat mempengaruhi daya simpan

benih. Semakin tinggi persentase vigor benih pada saat dipanen, maka daya

simpannya akan semakin lama. Penyimpanan sangat erat hubungannya dengan

viabilitas dan vigor benih, terutama pada benih dengan laju kemunduran yang

tinggi.

Vigor benih dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah sifat

genetis dari varietas atau spesies, kondisi benih pada saat disimpan, kondisi ruang

penyimpanan benih, keseragaman seed lot, dan serangan cendawan yang dikaitkan

dengan kondisi pH ruang penyimpanan benih (Kuswanto, 2007).

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

15

Faktor eksternal yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan

menurut Sutopo (2002) adalah:

1. Suhu ruang penyimpanan

Berdasarkan hukum Harrington, suhu ruang penyimpanan benih sangat

berpengaruh terhadap laju kemunduran benih. Semakin rendah suhu ruang

penyimpanan, semakin lambat laju kemunduran sehingga benih dapat lebih lama

disimpan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu ruang penyimpanan, semakin cepat

laju kemunduran sehingga lama penyimpanan benih lebih pendek (dimana benih

tersebut dapat tersimpan lama). Hal ini sesuai dengan kaidah Harington yang

pertama (Harrington dalamSutopo, 2002) bahwa setiap kenaikan kadar air benih

1% maka umur benih akan menjadi setengahnya.

2. Lingkungan simpan benih

Lingkungan simpan benih yaitu biotik (mikroorganisme, seranga, dan

hewan pengerat) dan abiotik (suhu dan RH). Kegiatan mikroorganisme yang

tergolong dalam hama dan penyakit gudang dapat mempengaruhi viabilitas benih

yang disimpan Aspergillus dan Penicillium tergolong kedalam hama gudang yang

seluruh siklus hidupnya berada didalam gudang, karena cendawan tersebut dapat

tumbuh pada RH yang cukup rendah, beberapa diantarannya bahkan bersifat

osmofilik (menyerang benih dengan kadar air cukup rendah) menyerang pada

suhu 4-45 0C dan RH 65-100%. Species Aspergillus menyerang benih pada kadar

air benih 13-15%, sementara Penicillium menyerang benih pada kadar air lebih

dari 16% dan suhu yang relatifrendah.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

16

Suhu udara yang terlalu tinggi saat penyimpanan dapat membahayakan

dan mengakibatkan kerusakan pada benih. Hal tersebut dapat menyebabkan

terjadinya penguapan zat cair dalam benih, sehingga benih akan kehilangan daya

imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah. Protoplasma dari embrio akan mati

akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. Semakin rendah suhu kemunduran

viabilitas benih dapat dikurangi, sedangkan semakin tinggi temperatur, semakin

meningkat laju kemunduran viabilitas benih. Jadi untuk penyimpanan yang lebih

efektif itu adalah suhu yang rendah. Yang mampu menjaga kelembapan untuk

memperkecil laju respirasi benih.

RH atau kelembaban lingkungan selama penyimpanan juga sangat

mempengaruhi viabilitas benih. Sifat biji yang higroskopis menyebabkan selalu

mengadakan kesetimbangan dengan udara di sekitarnya. Kandungan air yang

tinggi dalam benih dengan kelembaban udara yang rendah dapat menyebabkan

penguapan air dari dalam benih dan mempertinggi kelembaban udara disekitar

benih. Sebaliknya bila kandungan air dalam benih rendah sedangkan kelembaban

udara disekitar benih tinggi akan mengakibatkan terjadinya penyerapan air oleh

benih dan penurunan kelembaban udara disekitar benih sampai tercapai tekanan

yang seimbang. Bagi kebanyakan benih kelembaban nisbi antara 50-60%

temperatur antara 32-50oF (0-10

oC) adalah cukup baik untuk mempertahankan

viabilitas benih paling tidak untuk jangka waktupenyimpanan selama setahun.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

17

3. Wadah simpan benih

Menurut Robi’in (2007), prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk

mempertahankan viabilitas dan vigor benih. Bahan kemasan (wadah) benih yang

baik adalah bahan yang memiliki kekuatan dari tekanan, tahan terhadap

kerusakan, dan tidak mudah robek. Bahan untuk kemasan banyak macamnya dan

masing-masing memiliki sifat yang berbeda. Bahan kemasan (wadah) benih

didaerah tropis basah umumnya memiliki sifat impermeabilitas terhadap uap air.

Sifat lain yang penting adalah mempunyai daya rekat (sealibility).

Ferguson dkk, 1999 dalam Sumadi dkk, 2015, menyatakan bahwa faktor

paling utama dan penting dalam pengemasan benih adalah sistem pengemasan

benih untuk menjaga kelembaban seperti kaleng dan timah, plastik atau

aluminium foil. Untuk memilih pegemasan benih perlu diperhatikan dari jumlah

benih tersebut, pengemasan penyimpanan untuk jangka panjang atau jangka

pendek. Untuk penyimpanan benih dalam jumlah kecil dapat dilakukan dengan

menggunakan kaleng dari aluminium atau fiberboard dengan aluminnium foil dan

kantong polietilen.

Benih kacang hijau seperti halnya benih-benih lain dalam kelompok benih

ortodoks tidak tahan disimpan lama dan mudah rusak ataupun menurun mutunya

apabila disimpan pada kadar air tinggi atau disimpan pada ruang dengan

kelembaban tinggi dengan suhu ruang simpan tinggi. Kerusakan tersebut

mengakibatkan penurunan mutu baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang

berupa susut berat karena rusak, memar, cacat, penurunan daya berkecambah, dan

lain-lain.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

18

Untuk melindungi benih kacang hijau dari pengaruh kondisi lingkungan

simpan yang tidak baik yaitu kelembaban relatif dan suhu tinggi dapat dilakukan

dengan cara mengeringkan benih sampai kadar air tertentu yang aman untuk

penyimpanan dan menyimpan benih dalam wadah yang tepat.

Selama dalam penyimpanan benih mengalami proses kemunduran yang

tidak dapat dihindari. Kualitas benih awal dalam penyimpanan sangat

berpengaruh terhadap daya simpan benih. Ada dua faktor yang mempengaruhi

mutu benih dalam penyimpanan yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor

abiotik merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi mutu benih

dalam penyimpanan yang meliputi kelembaban, temperatur, dan komposisi gas

diruang simpan. Sedangkan faktor biotik adalah faktor yang disebabkan oleh jasad

hidup yang terdapat pada ruang simpan benih di dalam gudang maupun di dalam

kemasan yang dapat merusak mutu benih selama penyimpanan, seperti adanya

cendawan, bakteri, dan hama gudang.

Callosbruchus chinensis merupakan jenis hama atau serangga yang

menyerang benih selama proses penyimpanan. Penyebabnya karena kontaminasi

mekanis atau menempel dan migrasi atau terbang. Pada suhu kurang dari 10 0C

dan RH kurang dari 40% serangga pada umumnya tidak bisa hidup atau stagnasi.

Menurut Marzuki dan Sutopo (2001), C.chinensis biasanya menyerang

benih kacang hijau yang berkadar air tinggi dan hama kurang mampu berkembang

pada benih yang disimpan pada kadar air rendah. Imago akan mati pada pada

kelembaban relatif yang rendah.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

19

Justice and Bass (2002) menyatakan bahwa, umur simpan benih dapat

diperpanjang dengan mengeringkan benih hingga kadar air 5% atau lebih rendah,

lalu mengemasnya dalam wadah kedap uap air dan disimpan pada kondisi alami

yang bersuhu sampai dengan 32 0C.

D. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Hama adalah organisme yang kegiatannya dapat menurunkan atau

merusak kualitas dan atau kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat

penyerangannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu hama lapang dan hama gudang.

Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di

lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di

gudang atau pada saat masa penyimpanan.

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang

rentan terhadap infestasi hama gudang. Hama gudang yang sering menyerang biji

kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis (Kartasaputra 1987 dalamSupeno,

2005).

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

20

Menurut Kalshoven (1987), Callosobruchus chinensisL. diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Bruchidae

Genus : Callosobruchus

Species : Callosobruchus chinensis L.

Gambar 1. Hama kacang hijau (Callosobruchus chinensis) (1a. kumbang jantan

1b. kumbang betina)

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

21

Hama kacang hijau (Callosobruchus chinensis) mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

a) Telur

Telur diletakkan pada permukaan biji, biasanya pada satu biji hanya

diletakkan satu telur. Telur berwarna keputih-putihan. Jumlah telur yang

diletakkan seekor kumbang betina berkisar antara 50-150 butir (Sudarmo, 1991).

Telur berbentuk jorong dengan panjang rata-rata 0,57 mm, berbentuk cembung

pada bagian dorsal serta rata pada bagian yang melekat dengan biji. Telur menetas

antara 4-8 hari (Sudarmo, 1991). Telur dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Telur Hama kacang hijau (Callosobruchus chinensis)

b) Larva

Larva yang baru menetas akan terus menggerek dengan cara memakan

kulit telur yang menempel pada biji dan kulit biji dan masuk ke dalam kotiledon.

Larva hidup dengan cara memakan dan menggerek kulit biji (Bato dan Sanches,

1998). Larva berkembang sepenuhnya di dalam satu butir biji, membentuk satu

lubang keluar persis di bawah kulit biji, berupa semacam jendela bulat yang

terlihat dari luar, tetap tinggal di dalam biji sampai menjadi imago. Stadia larva

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

22

berlangsung selama 10-13 hari. Larva dapat dilihat pada Gambar 2 (Bato dan

Sanches, 1998dalam Widodo, 1987).

Gambar 3. Larva hama kacang hijau(Callosobruchus chinensis)

c) Pupa

Larva instar keempat telah memakan isi biji dekat di bawah kulit biji,

maka akhirnya larva menjadi pupa dan tetap berada pada tempat tersebut sampai

menjadi dewasa (Mangoendihardjo, 1997). Pupa berwarna putih kekuningan.

Stadia pupa berkisar antara 4-6 hari. Pupa dapat dilihat pada Gambar 3

(Mangoendihardjo, 1997).

Gambar 4. Pupa hama kacang hijau(Callosobruchus chinensis)

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

23

d) Imago

C. chinensis yang baru dewasa, beberapa hari tetap berada dalam biji

kacang hijau, 2-3 hari keluar dari biji dengan cara mendorong kulit biji yang

digores dengan mandibelnya sehingga terlepas dan terbentuklah lubang. Imago

berukuran 5 mm panjangnya dan berbentuk bulat telur, cembung pada bagian

dorsal. Panjang tubuh kumbang jantan antara 2,40-3 mm, sedangkan betina 2,76-

3,48 mm. Antena kumbang jantan bertipe sisir (pectinate) dan betina bertipe

gergaji (serrate). Stadia imago antara 25-34 hari. Imago dapat dilihat pada Gambar

4 (Greaves dkk., dalam Putri dkk., 1998).

Gambar 5. Imago Hama Kacang Hijau(Callosobruchus chinensis)

Gambar 6. Kerusakan benih akibat hama kacang hijau(Callosobruchus chinensis)

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

24

Kerugian yang ditimbulkan hama ini mencapai 96%. Hama ini memakan

kacang-kacangan khususnya kacang hijau mulai dari merusak biji, memakannya

hingga tinggal bubuknya saja, akibatnya kacang hijau tidak dapat lagi digunakan

untuk benih maupun untuk dikonsumsi (Kartasaputra, 1991). Gejala kerusakan

hama dapat dilihat pada Gambar 6.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk menekan populasi hama ini

adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan tanpa

meninggalkan residu pada produk bahan pertanian.

E. Kandungan Zat Kimia Biji Saga

Saga pohon (Adenanthera pavonina) merupakan tanaman dari sukupolong-

polongan yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinyakecil berwarna

merah dan memiliki daun menyirip ganda seperti tanaman anggotasuku polong-

polongan lainnya. Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1988) klasifikasi saga pohon

(Adenanthera pavonina) yaitu :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polypetales

Familia : Papilionaceae

Genus : Adenanthera

Spesies : Adenanthera pavonina

Buah saga pohon berupa buah polong berwarna hijau, panjangnya mencapai

15-20 cm , polong yang tua berwarna coklat kehitaman dan akan kering kemudian

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

25

pecah dengan sendirinya. Setiap polong saga pohon berisi 10-12 butir biji dengan biji

yang mempunyai garis tengah 5-6 mm, berbentuk segitiga tumpul, keras dan

berwarna merah mengkilap buah saga pohon berbentuk polong memanjang dan

membengkok dengan panjang antara 15-22 cm, berwarna coklat gelap, dan berisi 8-

12 biji. Biji berkulit keras dengan diameter 7,5-9 mm, berbentuk seperti lensa,

berwarna merah, dan melekat pada polong (Anggraini, 2007).

Menurut Widayanti (2000), di dalam biji saga pohon terkandung sejumlah

protein, yaitu (2,44 g/100g),lemak (17,99 g/100 g), dan mineral. Mengandung

gula yang rendah (8,2g/100 g), tajin (41,95 g/100 g), dan zat penyusun lainnya

adalah karbohidrat.

Kandungan anti nutrisi yaitu methionine dan cystine, yang merupakan

jenisasam amino yang terdapat dalam tingkat yang rendah. Sedangkan total asam

yangmengandung lemak, yaitu asam linoceic dan oleic mengandung 70,7 %.

Jumlahasam lemak bebas yang terkandung pada saga pohon relative tinggi

terutamaperoksida dan saponification yang terkandung senilai 29,6 mEqkg dan

164,1mgKOHg, hal ini menunjukkan suatu kemiripan kandungan minyak

padamakanan. Dapat disimpulkan bahwa biji saga pohon menghadirkan suatu

sumberpotensi minyak dan protein yang bisa mengurangi kekurangan sumber

proteinnabati.

Biji saga tersusun oleh adanya kulit, kotiledon, dan hipokotil. Kulit

merupakan bagian yang lebih besar yaitu sebesar 52,13%, sedangkan kotiledon

dan hipokotil sebesar 47,87%. Biji saga mengandung saponin pada kulit bijinya

yang berwarna merah. Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

26

dalam tumbuhan. Sumber utama saponin adalah biji-bijian selain pada biji saga

juga terdapat pada kedelai.

Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan

dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.

Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa

pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin

merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada

darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan diantaranya

digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa

disebut Sapotoksin (Muehtrrdiu dkk, 2002).

Kandungan ekstraktif dalam kulit lebih tinggi daripada dalam kayu.

Keanekaragaman senyawa yang dapat diekstraksi biasanya membutuhkan

serangkaian ekstraksi yang biasanya memberikan ciri awal komposisinya. Variasi

komposisi ini dapat sangat besar bahkan di dalam kayu satu genus (Fengel dan

Wegener, 1995).

Tanda-tanda tua biji saga adalah adanya polong pecah dan terbelah dan

tangkupan kulit polong membentuk susunan spiral, biji sangat keras, kulit biji

berwarna merah cemerlang, serta keping biji berwarna kuning kecoklatan

(Theresia, 1986).

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

27

F. Kandungan Zat Kimia Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri

dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses

penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa

atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat

digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak

dan energi atau bahan bakar.

Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur

kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.Komposisi kimia sekam padi menurut

Suharno (1979) yaitu:

• Kadar air : 9,02%

• Protein kasar : 3,03%

• Lemak : 1,18%

• Serat kasar : 35,68%

• Abu : 17,17%

• Karbohidrat dasar : 33,71

Komposisi kimia sekam padi menurut DTC – IPB :

• Karbon (zat arang) : 1,33%

• Hidrogen : 1,54%

• Oksigen : 33,64%

• Silika : 16,98%

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kacang Hijaueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1073/2/BAB II.pdfKacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih baik karena rasanya lebih

28

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 125 kg/m3, dengan nilai

kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houston (1972) sekam

memiliki bulk density 0,100 g/ml, nilai kalori antara 3300-3600 k.kalori/kg sekam

dengan konduktivitas panas 0,271 BTU.

G. Hipotesis

Pada penelitian yang akan dilakukan diduga penggunaan serbuk biji saga

dan serbuk sekam padi yang terbaik :

1. Jenis bahan pestisida nabati serbuk biji saga lebih baik daripada serbuk sekam

padi dalam menghambat perkembangan hama Callosobruchus chinensis.

2. Dosis serbuk biji saga dari 10 g/100 g benih kacang hijau merupakan takaran

yang terbaik dalam mengendalikan populasi hama Callosobruchus chinensis.

3. Kombinasi perlakuan yang terbaik menggunakan pestisida nabati serbuk biji

saga pada dosis 10 g/100 g benih kacang hijau merupakan takaran yang paling

efektif dalam menekan populasi hama Callosobruchus chinensis.