15
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Arwana Super Red Scleropages formosus Ikan arwana adalah ikan hias air tawar yang berasal dari daerah tropis. Daerah penyebaran ikan arwana meliputi Amerika Selatan, Afrika Tengah dan Barat, Asia Tenggara, Papua New Guinea serta Australia bagian utara (Machmud dan Perkasa, 2008). Peta penyebaran berbagai ikan arwana di seluruh dunia dapat dilihat pada Gambar 1. 1 2 3 4 5,6,7 Keterangan: (1) Scleropages formosus, (2) S. jardini, (3) S. leichardi (4) Heterotis niloticus, (5) Arapaima gigas (6) Osteoglossum bicirrhosum, (7) O. ferreirai. Gambar 1. Peta penyebaran berbagai ikan arwana di seluruh dunia. Ikan arwana termasuk famili Osteoglossidae dan ordo Osteoglossiformes (Machmud dan Perkasa, 2008). Ikan ini terdiri dari beberapa spesies yaitu Arapaima gigas, Osteoglossum bicirrhosum, O. ferrerai, Clupisudis niloticus atau Heterotis niloticus, Scleropages guntheri, S. jardini, S. leichardi dan S. formosus (Susanto, 2007). Ikan arwana super red S. formosus menyebar di perairan Sumatera (Jambi, Riau dan Lampung) serta Kalimantan Barat (Sungai Kapuas Hulu, Pontianak). Lingkungan alami ikan ini adalah sungai berarus sedang dengan dasar tidak berbatu (Machmud dan Hartono, 2005). Ikan arwana super red merupakan salah satu spesies arwana asli Indonesia yang hampir mengalami kepunahan. Ikan ini sudah masuk Red Data Book volume IV, dalam kategori Depleted Species (spesies rawan) sejak 1969. Pada 1945 3

II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

  • Upload
    ngohanh

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Arwana Super Red Scleropages formosus

Ikan arwana adalah ikan hias air tawar yang berasal dari daerah tropis.

Daerah penyebaran ikan arwana meliputi Amerika Selatan, Afrika Tengah dan

Barat, Asia Tenggara, Papua New Guinea serta Australia bagian utara (Machmud

dan Perkasa, 2008). Peta penyebaran berbagai ikan arwana di seluruh dunia dapat

dilihat pada Gambar 1.

1

2

3

4

5,6,7

Keterangan: (1) Scleropages formosus, (2) S. jardini, (3) S. leichardi (4) Heterotis niloticus,

(5) Arapaima gigas (6) Osteoglossum bicirrhosum, (7) O. ferreirai.

Gambar 1. Peta penyebaran berbagai ikan arwana di seluruh dunia.

Ikan arwana termasuk famili Osteoglossidae dan ordo Osteoglossiformes

(Machmud dan Perkasa, 2008). Ikan ini terdiri dari beberapa spesies yaitu

Arapaima gigas, Osteoglossum bicirrhosum, O. ferrerai, Clupisudis niloticus atau

Heterotis niloticus, Scleropages guntheri, S. jardini, S. leichardi dan S. formosus

(Susanto, 2007).

Ikan arwana super red S. formosus menyebar di perairan Sumatera (Jambi,

Riau dan Lampung) serta Kalimantan Barat (Sungai Kapuas Hulu, Pontianak).

Lingkungan alami ikan ini adalah sungai berarus sedang dengan dasar tidak

berbatu (Machmud dan Hartono, 2005).

Ikan arwana super red merupakan salah satu spesies arwana asli Indonesia

yang hampir mengalami kepunahan. Ikan ini sudah masuk Red Data Book volume

IV, dalam kategori Depleted Species (spesies rawan) sejak 1969. Pada 1945

3

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

Muller & Schlegel memperkenalkan ikan ini dengan nama ilmiah Osteoglossum

formosum. Pada 1913 Weber dan De Beaufort memasukannya ke dalam genus S.

formosus (Susanto, 2007). Berikut ini adalah klasifikasi ikan arwana super red

menurut Saanin (1984):

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Pisces

Kelas : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Famili : Osteoglossidae

Genus : Scleropages

Spesies : Scleropages formosus

Ikan arwana super red baru matang gonad setelah berumur 7 tahun. Rata-

rata jumlah telur yang dihasilkan seekor induk arwana adalah 20-55 butir per

tahun dengan persentase telur yang menetas dan hidup menjadi ikan arwana

remaja tidak lebih dari 50%. Telur-telur yang dierami oleh induk jantan akan

menetas setelah 41 hari sejak proses pembuahan (Machmud dan Hartono, 2005).

Ikan arwana super red Scleropages formosus dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Ikan arwana super red Scleropages formosus (www.photomedia.com).

Pada habitat asalnya ikan ini sangat menyukai pakan hidup (Machmud dan

Hartono, 2005). Susanto (2007) menambahkan bahwa ikan ini tergolong

karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini

berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan menyambarnya

seperti yang dilakukan ikan sumpit Toxetes jaculator.

4

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

Ikan arwana super red memiliki harga paling mahal di bandingkan tiga

spesies Scleropages yang lain karena kelangkaannya. Ikan arwana super red yang

memiliki panjang tubuh 20 cm laku dijual dengan harga Rp 5-7 juta per ekor,

sementara yang memiliki bentuk istimewa seperti ikan arwana punggung unta dan

tiew lung (garis lurus) harganya bisa mencapai Rp 15 juta per ekor (Susanto,

2007). Ikan arwana punggung unta memiliki bentuk punggung yang meninggi.

Ikan ini unik dan hanya ditemukan sebanyak 5 ekor diantara 50 anak ikan arwana.

Ikan arwana tiew lung mempunyai ciri pada sisik kelima dan keenam dari

kepalanya tidak terpecah. Pada ikan arwana biasa sisik kelima atau keenam dari

kepalanya terdapat dua sisik sehingga barisan sisik tampak terbagi dua atau pecah.

Ikan arwana punggung unta dan tiew lung (ikan ke-4 dari atas) dapat dilihat pada

Gambar 3.

A B

4

Gambar 3. Ikan arwana punggung unta (A) dan ikan arwana TiewLung (B).

Ikan arwana super red merupakan organisme poikilotermik (suhu tubuh

berfluktuasi sesuai suhu lingkungan) yang proses fisiologisnya sangat dipengaruhi

oleh kondisi lingkungannya. Setiap perubahan lingkungan yang ekstrim seperti

suhu dan pH bisa menyebabkan ikan ini stres, keadaan ini berpengaruh pada

turunnya status kesehatannya. Ikan ini hidup dalam sistem akuatik yang terdiri

dari komponen biotik dan abiotik yang berinteraksi satu sama lain. Komponen

abiotik terdiri dari faktor fisik dan kimia, sedangkan komponen biotik patogen

berperan dalam menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan pada ikan

arwana super red. Timbulnya penyakit infeksi pada ikan disebabkan terjadinya

ketidakseimbangan hubungan inang, patogen dan lingkungannya. Penyakit non

infeksi disebabkan oleh kondisi kesehatan ikan yang menurun atau lingkungan

yang kurang mendukung, sehingga ikan mengalami stres. Hal ini menyebabkan

menurunnya kemampuan ikan untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit

5

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

dan akhirnya ikan menjadi sakit (Kordi, 2004). Interaksi antara penyakit (D),

patogen (P), inang atau ikan (I) dan lingkungan (L) dapat dilihat pada Gambar 4.

I

L P

D

Gambar 4. Interaksi antara penyakit (D), patogen (P), inang atau ikan (I) dan lingkungan (L) (Kordi, 2004).

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup, pertumbuhan dan status kesehatan ikan arwana super red.

Berikut ini adalah kisaran kualitas air ikan arwana super red di akuarium.

Tabel 1. Kisaran kualitas air untuk ikan arwana super red, Scleropages formosus

di akuarium (Machmud dan Hartono, 2005 ; Nirmala, 2004).

Keterangan: NTU: Netelsons Turbidity unit.

Fisika-Kimia air Kisaran optimum Sumber pustaka Suhu 26-29 0C Machmud dan Hartono (2005) pH 6,5-7,5 Machmud dan Hartono (2005) DO > 5 ppm Machmud dan Hartono (2005) Kekeruhan < 20 NTU Nirmala (2004) Ammonia < 1 ppm Nirmala (2004)

Suhu sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan.

Pengaruh suhu terhadap kehidupan organisme perairan yaitu: meningkatkan atau

menurunkan laju metabolik (pertumbuhan), menstimulasi pertumbuhan,

mempengaruhi pemijahan, penetasan telur dan aktivitas kehidupan (Effendi,

2004). Pada dasarnya ikan arwana hidup di daerah tropis dengan temperatur udara

sekitar 26-29 0C. Temperatur yang terlalu tinggi menyebabkan meningkatnya

toksisitas kontaminan-kontaminan terlarut serta mendukung perkembangan dan

tingkat serangan patogen ikan. Meningkatnya temperatur tubuh dan laju metabolik

ikan menyebabkan respon kekebalan tubuh kian meningkat, sedangkan temperatur

6

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

tubuh ikan yang rendah dapat menekan respon kekebalan, menurunkan nafsu

makan, aktivitas dan pertumbuhan ikan (Nirmala, 2004). Ikan arwana akan stres

jika temperatur airnya terlalu rendah karena nafsu makan hilang dan biasanya ikan

akan berdiam diri di sudut akuarium (Perkasa dan Machmud, 2003).

Adanya penyakit ikan berhubungan dengan naik turunnya nilai pH.

Biasanya bakteri akan tumbuh baik pada pH basa (6,5-7,5) sedangkan cendawan

tumbuh baik pada pH asam (3,8-5,6) (Lesmana, 2003). Kemasaman dapat

mengganggu kesehatan ikan yaitu: mempengaruhi transpor ion pada insang,

kegagalan osmoregulasi, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksius

dan kematian (Nirmala, 2004).

Pada ikan oksigen digunakan untuk respirasi dan reaksi-reaksi biokimia

bahan organik (feses dan sisa pakan). Pengaruh kandungan O2 air yang rendah

terhadap ikan menyebabkan gangguan pada kesehatan ikan. Beberapa

pengaruhnya yaitu: anorexia (gejala sakit berupa hilangnya nafsu makan), stres

respirasi, hypoxia jaringan, pingsan dan kematian (Nirmala, 2004).

Kekeruhan yang tinggi mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi,

proses pernapasan, daya lihat organisme akuatik serta menghambat penetrasi

cahaya ke dalam air. Selain itu, kekeruhan yang disebabkan oleh lumpur akan

memperlambat pertumbuhan ikan (Effendi, 2004). Kekeruhan lebih dari 20 NTU

dapat mengakibatkan ikan sulit menghindari pemangsaan, mendapatkan makanan,

menghambat perkembangan telur selama inkubasi, mengotori insang, stres dan

penurunan resistensi terhadap penyakit.

Ammonia berasal dari metabolisme ikan dan perombakan bahan organik

nitrogenik (sisa pakan dan feses ikan). Ammonia dalam darah lebih berbahaya

dari ammonia dalam lingkungan. Pengaruh ammonia lebih dari 0,02 ppm adalah

hypertrophy insang, hyperplasia, separasi lamellar, hemoragi dan lesi necrotic di

thymus, serta meningkatkan kerentanan ikan terhadap infeksi (Nirmala, 2004).

2.2 Bakteri

Bakteri merupakan organisme uniseluler, berukuran 0,5–1,5x11,0-3,0

mikrometer, tergolong protista prokariot yang dicirikan dengan tidak adanya

7

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

membran yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Secara umum bakteri

berbentuk bulat, batang dan spiral dengan sifat Gram positif dan Gram negatif.

Bakteri ada yang berperan sebagai bakteri probiotik, flora normal dan

patogen. Probiotik adalah mikroba pengendali biologis yang berperan dalam

membatasi atau membunuh hama dan penyakit, memperbaiki kualitas air dan

meningkatkan respon imun (Irianto, 2003). Flora normal adalah populasi mikroba

yang normal dan sehat yang berasosiasi dengan beberapa sistem organ yang

bekerja normal (Vaughn, 1993). Patogen adalah organisme yang mampu

menyebabkan penyakit (Irianto, 2005).

Bakteri patogen ikan tergolong mesofilik (bakteri yang tumbuh dengan baik

pada suhu 10-30 0C). Umumnya bersifat Gram negatif dan berbentuk batang.

Namun beberapa patogen berbentuk batang atau bulat dan beberapa diantaranya

berbentuk batang tahan asam dengan sifat Gram positif (Alifuddin, 2001).

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat terlihat pada bagian luar

(eksternal) berupa erosi pada kulit. Kolumnaris adalah suatu contoh penyakit

infeksi atau peradangan oleh bakteri eksternal, yang dapat disebabkan penanganan

yang kasar dan kurang baik (Lesmana, 2003). Selain itu dapat pula ditandai

dengan borok dan haemoragik sepanjang dinding badan, di sekitar mata dan

mulut. Selain itu juga dapat menyebabkan mata menonjol dan perut membesar

yang berisi cairan (Lesmana, 2003). Menurut Richard dan Robert dalam Afrianto

dan Liviawati (1992) bakteri yang mampu menyebabkan penyakit pada ikan

(patogen) hampir selalu terdapat pada bagian tubuh baik eksternal maupun

internal. Semua ikan rentan terhadap infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan

berjangkitnya penyakit dan tingkat kematian yang tinggi, baik itu pada spesies liar

maupun budidaya (Frerichs dan Millar, 1993). Beberapa bakteri yang biasa

menyerang ikan adalah Staphylococcus sp., Bacillus sp. dan Aeromonas sp.

(Austin dan Austin, 1993).

Staphylococcus sp. memiliki sebaran yang luas pada kulit manusia dan

vertebrata lain serta bersifat patogen oportunis (dapat menyerang inang pada

kondisi yang cocok). Staphylococcus yang bersifat patogen adalah Staphylococcus

auereus (Greenwood et al. 1995), sedangkan Staphylococcus yang bersifat

saprofit adalah Staphylococcus citreus (Jordan dan Burrows, 1945). Menurut

8

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

Hadioetomo et al. (1988) adanya luka pada tubuh menjadi gerbang masuk bagi

Staphylococcus sp. dan menyebabkan infeksi setempat seperti timbulnya bisul

pada permukaan tubuh. Pramono et al. (1982) menambahkan bahwa bakteri

Staphylococcus auereus ditemukan pada ikan yang mengalami bercak merah.

Staphylococcus aureus merupakan jenis bakteri yang mudah tumbuh dan

berkembang dalam perairan (Greenwood et al. 1995).

Bacillus spp. merupakan bakteri yang bersifat patogen pada ikan. Bakteri ini

menyerang berbagai ikan air tawar dan menyebabkan penyakit septisemia

(penyakit sistemik yang disebabkan penyerbuan dan perkembangbiakan bakteri

patogen di dalam aliran darah) (Irianto, 2007). Bacillus sp. yang bersifat patogen

memasuki tubuh inang melalui goresan atau luka pada kulit kemudian menyebar

ke seluruh permukaan tubuh melalui sistem peredaran darah (Hadioetomo et al.,

1988).

Bakteri Aeromonas sp. diketahui lebih mengganggu kesehatan ikan

dibandingkan bakteri lain. Ikan yang terinfeksi menunjukan gejala seperti warna

tubuh menjadi lebih gelap, timbul luka dan pendarahan pada kulit kemudian

menjadi borok, gerakan menjadi lebih lambat, lemah dan mudah ditangkap, bila

dibedah terjadi kerusakan hati, ginjal dan limfa, sering disertai dengan exothalmia

(kerusakan pada mata) serta insang menjadi putih. Bakteri Aeromonas sp.

umumnya hidup di perairan tawar yang mengandung bahan organik tinggi.

Penularan Aeromonas sp. dapat berlangsung melalui air, sentuhan langsung atau

dari peralatan yang tercemar. Bakteri ini merupakan bakteri patogen yang

menyebabkan penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS) atau ”Hemorrhage

Septicemia” (Kordi, 2004).

Listeria sp. merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan (Kwantes

dan Isaac, 1975). Salah satu spesies bakteri ini yaitu Listeria monocytogenes yang

menyebabkan penyakit Listeriosis. L. monocytogenes ditemukan pada ikan yang

hidup di lingkungan yang terkontaminasi oleh polusi dan limbah. Gejala

Listeriosis termasuk septisemia (infeksi pada aliran darah), meningitis (radang

selaput otak) atau meningoencephalitis (radang pada otak dan selaputnya) dan

encephalitis (radang otak). L. monocytogenes dapat menyerang epithelium

(permukaan dinding) dan saluran pencernaan. Jika bakteri ini memasuki sel darah

9

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

putih (tipe monocyte, macrophage atau polymorphonuclear) akan masuk ke aliran

darah (septisemia) dan dapat berkembang biak selain itu keberadaannya dalam sel

fagosit memungkinkannya memasuki otak (Gandhipekerjanegara’s.blog.htm).

Menurut Wilson dan Miles (1975) Corynebacterium sp. merupakan bakteri

yang terdapat terutama pada kulit dan membran mukus. Corynebacterium yang

patogen adalah Corynebacterium ovis dan Corynebacterium equi.

Corynebacterium spp. merupakan penyebab penyakit ginjal pada ikan (Nabib dan

Pasaribu, 1989).

Bakteri dari famili Enterobacteriaceae yang bersifat patogen pada ikan

yaitu: Edwarsiella ictaluri yang menyebabkan septisemia enterik, E. tarda yang

menyebabkan penyakit redpest, edwardsiellosi dan emphysematous putrefactive

disease pada catfish (Irianto, 2005). E. ictaluri merupakan bakteri yang

menyerang ikan arwana. Gejala yang ditimbulkan adalah luka kecil di kulit dan

daging ikan arwana yang disertai pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul

dan mengeluarkan nanah, serangan selanjutnya dapat meyebabkan luka pada hati

dan ginjal (Apin, 2004).

Kurthia sp. tidak bersifat patogen dan biasanya terdapat pada lingkungan

dan feses hewan (Holt et al., 1994). Selain itu Kurthia sp. pun merupakan flora

normal pada perairan ikan salmon Scomberomus sp. (Snow dan Bread, 1939).

Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit bakterial

pada ikan adalah fluktuasi suhu yang tinggi (terjadi perubahan lebih dari 5 0C dari

kisaran suhu optimum) yang menyebabkan ikan stres sehingga mudah terserang

penyakit, kandungan oksigen yang menurun (<3 ppm), pH dan pencemaran

(logam berat), sisa metabolisme ikan dan pakan yang tidak termakan (Lesmana,

2003).

Salah satu contoh penyakit yang menyerang ikan arwana adalah penyakit

kembang sisik. Penyakit kembang sisik disebabkan oleh berbagai kuman yang

menimbulkan pembengkakan dan peradangan kulit, kualitas air yang jelek (kadar

ammonia > 0,02 ppm), suhu > 24 0C karena pada kondisi ini dapat menyebabkan

ikan shock sehingga memicu bakteri cepat berkembang biak serta perubahan

kualitas air yang drastis (suhu, pH, salinitas dan lain-lain). Penyakit kembang sisik

dapat dilihat pada Gambar 5.

10

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

Gambar 5. Penyakit kembang sisik pada ikan arwana super red Scleropages.

2.3 Cendawan

Fungi atau cendawan adalah organisme eukariotik heterotrofik (konsumen

bahan organik), tidak berklorofil, bereproduksi dengan membentuk spora secara

seksual dan aseksual, biasanya berbentuk benang, berlubang dan bercabang,

dinding sel terbuat dari khitin, selulosa atau tanpa selulosa dan bahan organik

lainnya.

Cendawan air memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Cendawan

yang hidup dari benda organik yang terlarut disebut saprofit, sedangkan cendawan

yang mendapatkan kebutuhan esensialnya dari inang disebut parasit. Beberapa

cendawan meskipun saprofitik, dapat juga menyerang inang yang hidup lalu

tumbuh dengan subur sebagai parasit. Cendawan dapat menimbulkan penyakit

pada manusia, tumbuhan dan hewan. Kelompok cendawan air yang sering

ditemukan menyerang ikan budidaya adalah Saprolegnia, Achlya dan

Aphanomyces (Bruno dan Wood, 1999). Ada tiga bentuk garis pertahanan ikan

menghadapi serangan cendawan (Bruno dan Wood, 1999) yaitu:

1. Kulit merupakan tempat kontak pertama terjadinya infeksi. Sekresi lendir

akan meningkat mengikuti kontak dengan zoospora sekunder yang

bertujuan mengurangi keberadaan cendawan pada permukaan tubuh ikan.

2. Lendir bagian luar yang dapat mencegah miselia tumbuh dari spora.

3. Respon selular yang terdeteksi oleh lendir eksternal. Lapisan lendir

berperan utama sebagai penghalang fisik koloni cendawan ataupun agen

infeksi lain.

11

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

2.3.1 Saprolegnia sp.

Saprolegnia sp. termasuk dalam filum Phycomycetes, kelas Oomycetes,

ordo Saprolegniales, famili Saprolegniaceae dan genus Saprolegnia (Scott, 1961).

Ciri umum genus ini antara lain hidup di daerah tropis dengan suhu > 24 0C,

saprofit, mudah menyerang telur ikan, tidak hidup di air laut, hidup pada salinitas

rendah, sporangia dan zoospora diproduksi setelah 48 sampai 72 jam

(Willoughby, 1994). Saprolegnia juga ditemukan pada daerah subtropis dan

menyerang salmon atlantik, trout rainbow, trout coklat, coho salmon dan di

Jepang juga menyerang ikan ayu (Brown dan Bruno, 2002). Oleh sebab itu

Saprolegnia juga dikenal sebagai winter fungi. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh

genus Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron

lebih lebar dari hifanya. Saprolegnia patogen pada ikan yaitu Saprolegnia

parasitica (penyebab ulcerative dermal necrosis pada salmon Atlantik),

Saprolegnia diclina dan Saprolegnia ferax (Neish dan Hughes, 1980).

Saprolegniasis diteliti sebagai penyakit infeksi cendawan kronis, dengan

penampakan seperti tumpukan kapas pada kulit dan insang pada ikan dan telur

yang menyebar pada seluruh permukaan tubuh (Neish dan Hughes, 1980). Pada

infeksi awal lesi pada kulit berwarna abu-abu atau putih, berbentuk melingkar

atau sepeti sabit yang dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan

kerusakan pada epidermis. Ikan yang terinfeksi menjadi lesu, kehilangan

keseimbangan dan menyebabkan ikan lebih mudah untuk dimangsa (Willoughby,

1994).

2.3.2 Aphanomyces sp.

Aphanomyces sp. termasuk dalam filum Phycomycetes, kelas Oomycetes,

Ordo Saprolegniales, famili Saprolegniaceae dan genus Aphanomyces (Scott,

1961). Ciri-ciri biologis Aphanomyces yaitu memiliki miselium berdiameter 5-15

mikron. Hifanya bercabang, tidak bersepta dan berpigmen. Zoospora muncul pada

ujung sporangium dalam bentuk memanjang, kemudian menjadi kista di sekitar

ujung sporangium. Zoospora dibentuk dari hifa vegetatif dengan diameter sama

dan tidak digunakan untuk berkembang biak. Salah satu ciri Aphanomyces

parasitik adalah menghasilkan kantung spora lebih dari satu dan keluar dari bagian

12

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

tengah (samping) hifa sedangkan Aphanomyces saprofitik hanya menghasilkan

satu cluster spora dan keluar dari bagian terminal/ujung hifa (Alderman, 1982).

Aphanomyces sp. adalah salah satu cendawan yang dihubungkan sebagai

penyebab utama penyakit EUS (Ulcerative Epizootic Syndrome). Hal ini

dikarenakan pada 1984 Aphanomyces sp. ditemukan saat terjangkitnya EUS di

Kalimantan Timur (Rukyani, 1994). Pada penelitian tentang EUS di Filipina, tim

peneliti Fish Health Section of the Bureau Fisheries and Aquatic Resources

berhasil mengisolasi cendawan patogen yang diduga Aphanomyces sp. dari luka

ikan yang terserang penyakit (Catap dan Paclibare, 1994).

Aphanomyces sp. memiliki tingkat penyebaran yang luas dan jumlah spesies

ikan yang diserang pun banyak baik ikan air tawar maupun air payau (Noga,

2000). Aphanomyces sp. yang bersifat patogen dapat menembus organ utama

sehingga disebut dermatomycosis atau mycotic dermatomycosis. Penyebab

kematian sebenarnya dihubungkan dengan kegagalan osmoregulasi atau kesulitan

respirasi ketika infeksi terjadi pada insang (Bruno dan Stamps dalam Bruno dan

Wood, 1999). Lesi berawal pada daerah yang berhubungan dengan luka fisik,

bersamaan dengan infeksi patogen lain atau perbedaan jenis kelamin inang,

kemudian akan dihubungkan dengan perbedaan jumlah sel goblet pada kulit ikan

jantan dan betina (Neish dan Hughes, 1980).

2.3.3 Achlya sp.

Achlya sp. termasuk dalam filum Phycomycetes, kelas Oomycetes, Ordo

Saprolegniales, famili Saprolegniaceae dan genus Achlya (Scott, 1961). Menurut

Mulyani (2006) infeksi Achlya sp. menyebabkan luka kemerahan pada kulit

(organ yang pertama kali diserang). Serangan cendawan ini diawali oleh

perubahan lingkungan (perubahan suhu secara mendadak >5 0C dari kisaran suhu

optimum) yang menyebabkan ikan stres dan lebih mudah terinfeksi.

Menurut Sharma (1989) cendawan ini mirip dengan Saprolegnia sp. hanya

saja terdapat perbedaan berupa: sporangiumnya terbentuk di ujung hifa, memiliki

tiga tahap zoospora sehingga disebut polyplanetism, dimana zoospora primer yang

tidak memiliki flagel keluar secara bergerombol yang sebelumnya mengumpul di

mulut zoosporangia, selanjutnya terjadi pembentukan zoospora sekunder dan

tersier. Pembentukan siste primer terjadi di mulut sporangium, zoospora primer

13

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

masih bergerombol. Pembentukan sporangium kedua dengan cara membentuk

cabang di bawah sporangium pertama yang telah kosong. Zoospora sekunder

berbentuk reniform dan memiliki dua flagel, begitu pula zoospora tersier,

sedangkan zoospora primer berbentuk seperti pyriform dan tidak memiliki flagel.

Pada reproduksi seksual, setiap oogonia menghasilkan 1-10 oospora.

2.4 Parasit

Parasit adalah organisme yang memperoleh makanannya (kebutuhan-

kebutuhan metabolit esensial) dari inangnya (Hadioetomo, 1988). Parasit

memiliki ketergantungan berupa kebutuhan kondisi tubuh, lingkungan dan nutrien

yang terdapat dalam tubuh inang (Dogiel et al., 1970).

Olsen (1974) menjelaskan bahwa berdasarkan cara hidupnya parasit dibagi

menjadi dua, yaitu parasit obligat dan fakultatif. Parasit obligat adalah parasit

sejati (hanya dapat hidup pada inang) sedangkan parasit fakultatif adalah parasit

yang pada suatu waktu mampu hidup bebas dan di lain waktu dia hidup sebagai

parasit. Hubungan spesifik antara inang dengan parasit ditentukan oleh

keberhasilan parasit dalam menginfeksi, menempati dan berkembang biak pada

tubuh inangnya.

Keberhasilan parasit dalam menginfeksi inang ditentukan oleh keberhasilan

parasit dalam menyerang, hidup dan berkembang biak didalam maupun diluar

tubuh inang sedangkan keberhasilan parasit menyerang dan hidup pada tubuh

inang tergantung pada kemampuan parasit menembus tubuh inang, ketersediaan

kebutuhan parasit dalam tubuh inang dan kerentanan parasit.

Disribusi parasit bergantung pada: 1) umur spesies, semakin tua umur

parasit semakin lama waktu yang digunakan untuk berpencar, 2) kemungkinan

parasit untuk berpencar, 3) kesempatan parasit untuk berpencar. Faktor ini

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan parasit untuk hidup terpisah dari

inangnya. Infeksi parasit ke dalam individu inang pun dipengaruhi oleh spesies

lain. Interaksi antar spesies tersebut dapat bersifat sinergis ataupun antagonis

(Noble dan Noble, 1989).

Penyebaran parasit ditentukan oleh: musim, lokasi geografis, umur, ukuran

dan daya tahan inang,. Setiap parasit yang hidup dalam tubuh inang bisa

14

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

menimbulkan pengaruh yang berbahaya bagi inang. Pengaruh ini dapat

menyebabkan perubahan yang luas pada organ maupun jaringan, bahkan dapat

mengakibatkan perubahan karakter inang secara umum (Dogiel, 1970).

Fernando et al. (1972) mengemukakan bahwa setiap jenis parasit

mempunyai habitat tertentu pada organ inang sebagai tempat hidupnya. Parasit

dapat menginfeksi pada bagian luar. Parasit pada bagian kulit dan sirip adalah

protozoa, monogenea, copepoda, larva, digenea, glochida dan hirudenea dan pada

insang adalah jamur, protozoa, monogenea, copepoda dan glochida. Menurut

Sachlan (1978) beberapa parasit ikan yang sering ditemukan pada usaha budidaya

ikan hias di Indonesia antara lain: Trichodina sp., Gyrodactylus, Dactylogyrus dan

Lernea cyprinaeca L.

Trichodina sp. adalah jenis parasit yang digolongkan ke dalam filum

Protozoa, sub filum Ciliophora, ordo Mobilina, famili Urceolariidae dan genus

Trichodina (Hoffman, 1967). Trichodina memiliki bentuk bermacam-macam, dari

datar sampai berbentuk bel, tetapi permukaan aboralnya lebih cekung (Kabata,

1985). Trichodina terdapat di dalam atau pada ikan. Ujung posterior berupa

piringan datar yang dilengkapi dengan lingkaran-lingkaran dari elemen seklet

seperti gigi kutikuler. Organela lokomotor terdiri dari membranela posterior;

terdapat “cirri” dan “velum” yang berombak. Hampir semua spesies berupa

ektoparasit (Noble dan Noble, 1989). Penyakit gigit ekor yang disebabkan

Trichodina sp. dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Penyakit gigit ekor pada ikan arwana Scleropages formosus yang

disebabkan Trichodina sp.

Gyrodactylus digolongkan ke dalam famili Gyrodactylidae, sub famili

Gyrodactylinae dan genus Gyrodactylus (Hoffman, 1967). Gyrodactylus tidak

memiliki dua pasang bintik mata pada bagian anterior dan terlihat sepasang kait

15

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

yang besar dan 16 kait kecil ditepinya, memiliki opisthaptor yang terletak pada

posterior. Serangan dari parasit ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi sekunder

(Kabata, 1985).

Dactylogyrus digolongkan ke dalam famili Dactylogyridae, sub famili

Dactylogyrinae dan genus Dactylogyrus (Hoffman, 1967). Dactylogyrus

diidentifikasi berdasarkan dua pasang bintik mata yang terdapat pada bagian

anterior, haptor tidak memiliki struktur kutikular; memiliki 16 kait utama dan satu

pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus memiliki 4 tonjolan pada bagian

anterior dan terdapat 14 kait marginal (Kabata, 1985).

Learnea memiliki tubuh yang tidak bersegmen, silindris, memanjang dan

dilengkapi dengan jangkar yang besar untuk pelekatannya pada inang (Kabata,

1985). Learnea lebih banyak menyerang jenis-jenis ikan air tawar dan lebih sering

dijumpai pada musim kemarau karena pada saat itu Learnea melakukan

reproduksi. Tergantung spesiesnya, Learnea hidup pada insang, kulit dan mata

atau otot-otot ikan (Noga, 2000). Keberadaan parasit lernaeide ini sangat jarang

sekali (Untergasser, 1989).

Myxospora adalah jenis parasit yang digolongkan ke dalam filum Myxozoa,

yang merupakan endoparasit. Kunci identifikasi yang penting parasit ini adalah

sporanya, yang merupakan fase penyebaran resisten dan alat penyebaran populasi.

Spora Myxospora terdiri atas dua valve, yang dibatasi oleh sebuah suture (Kabata,

1965 dan Hoffman, 1967). Pada valve terdapat satu atau dua polar kapsul yang

penting untuk identifikasi. Ikan yang terserang parasit jenis ini akan terlihat

memiliki bintil pada tubuhnya yang berwarna kemerah-merahan. Bintil ini

sebenarnya berisi ribuan spora yang berukuran 0,01 mm-0,02 mm. Spora ini dapat

menyebabkan tutup insang selalu terbuka (Hariyadi, 2006).

Metasercaria merupakan salah satu fase kista Digenea. Pada stadia ini

Digenea menginfeksi ikan melalui mulut menuju saluran pencernaan dan

membentuk stadia pada organ inang (Hariyadi, 2006). Menurut Noble dan Noble

(1989) parasit ini ditandai dengan batil isap berbentuk mangkuk, biasanya tanpa

kait atau organ-organ lain untuk berpegang, dengan lubang-lubang genital yang

biasanya bermuara di bagian ventral antara batil-batil isap serta lubang ekskretoris

posteror. Digenea umumnya merupakan endoparasit. Bentuk tubuh pipih

16

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · karnivora, makanan aslinya adalah ikan kecil, kelabang dan katak. Ikan ini berburu dengan cara menyemprotkan air kearah mangsanya dan

dorsoventral, tidak bersegmen, biasanya berbentuk oval atau seperti wajik.

Digenea dapat juga berbentuk oval secara melintang (lebar lebih dominan).

Umumnya Digenea mempunyai dua penghisap: penghisap oral, yang terletak di

dekat anterior dan penghisap ventral, yang letaknya bervariasi. Identifikasi

Digenea dilakukan dengan mengamati organ dalam terutama organ reproduksi

(Kabata, 1985).

17