21
III. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Biofisik 1. Letak dan Luas Secara geografis Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Maria Donggomasa Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 118°45'50,87" BT - 119°20'12,22" BT dan 8°23'27,51" LS - 8°45'15,16" LS. KPHP Maria Donggomasa wilayah Donggomasa berdasarkan administrasi pemerintahannya berada di dua Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Yaitu : 1. Kota Bima, meliputi Kecamatan Rasanae Timur, dan Raba. 2. Kabupaten Bima, meliputi Kecamatan Palibelo, Wawo, Lambitu, Belo, Sape, Langgudu, dan Lambu. Berdasarkan pembagian kelompok hutan, wilayah kelola KPHP Maria Donggomasa meliputi Kelompok Hutan Nanganae Kapenta, Kelompok Hutan Tololai, Kelompok Hutan Tolowata, Kelompok Hutan Maria, Kelompok Hutan Pamali, Kelompok Hutan Kota Donggomasa, Kelompok Hutan Sangeang, dan Kelompok Hutan Gili Banta DSK. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.337/MENHUT-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang telah disesuaikan pada Peta Tata Batas Kelompok Hutan Kota Donggomasa (RTK.67), Peta Tata Batas Kelompok Hutan Pamali (RTK.52), dan Peta Tata Batas Kelompok Hutan Gili Banta DSK (RTK.87), luas KPHP Maria Donggomasa wilayah Donggomasa ± 43.765,64 hektar, dengan rincian Hutan Lindung (HL) seluas ± 24.221,40 hektar, Hutan Produksi Tetap (HP) ± 7.005,80 hektar, dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) ± 12.538,44 hektar.

III. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Biofisik 1. Letak dan Luasbpkh8.menlhk.go.id/pdf/keg_2016/inven_kph_mds_2016/sosbud_mds_bab3.pdf4 Waworada 110 2.351 10,07 233,47 Sumber : Kecamatan Sape,

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 10

    III. GAMBARAN UMUM LOKASI

    A. Biofisik

    1. Letak dan Luas

    Secara geografis Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

    Maria Donggomasa Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak

    antara 118°45'50,87" BT - 119°20'12,22" BT dan 8°23'27,51" LS -

    8°45'15,16" LS. KPHP Maria Donggomasa wilayah Donggomasa

    berdasarkan administrasi pemerintahannya berada di dua Wilayah Provinsi

    Nusa Tenggara Barat Yaitu :

    1. Kota Bima, meliputi Kecamatan Rasanae Timur, dan Raba.

    2. Kabupaten Bima, meliputi Kecamatan Palibelo, Wawo, Lambitu, Belo,

    Sape, Langgudu, dan Lambu.

    Berdasarkan pembagian kelompok hutan, wilayah kelola KPHP Maria

    Donggomasa meliputi Kelompok Hutan Nanganae Kapenta, Kelompok

    Hutan Tololai, Kelompok Hutan Tolowata, Kelompok Hutan Maria,

    Kelompok Hutan Pamali, Kelompok Hutan Kota Donggomasa, Kelompok

    Hutan Sangeang, dan Kelompok Hutan Gili Banta DSK.

    Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor

    SK.337/MENHUT-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan

    Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan

    Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang

    telah disesuaikan pada Peta Tata Batas Kelompok Hutan Kota Donggomasa

    (RTK.67), Peta Tata Batas Kelompok Hutan Pamali (RTK.52), dan Peta Tata

    Batas Kelompok Hutan Gili Banta DSK (RTK.87), luas KPHP Maria

    Donggomasa wilayah Donggomasa ± 43.765,64 hektar, dengan rincian

    Hutan Lindung (HL) seluas ± 24.221,40 hektar, Hutan Produksi Tetap (HP)

    ± 7.005,80 hektar, dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) ± 12.538,44 hektar.

  • 11

    Gambar 1. Kawasan Hutan di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    Pada tahun 2013 BPKH Wilayah VIII Denpasar telah melaksanakan

    kegiatan Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar Wilayah

    Kesatuan Pengelolaan Hutan Maria Kabupaten Bima, Provinsi Nusa

    Tenggara Barat, dengan lokasi pelaksanaan kegiatan berbatasan dengan

    Kelompok Hutan Tolowata (RTK.23), Kelompok Hutan Maria (RTK.25),

    Kelompok Hutan Tololai (RTK.52), Kelompok Hutan Nanganae Kapenta

    (RTK.68), dan Kelompok Hutan Pulau Sangiang (RTK.86). Sehingga lokasi

    pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Sosial Budaya di Wilayah Kesatuan

    Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Maria Donggomasa Kabupaten Bima,

    Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016 ini adalah di wilayah sekitar

    Kelompok Hutan Kota Donggomasa.

    Wilayah Kelompok Hutan Kota Donggomasa (RTK.67) pada KPHP

    Maria Donggomasa meliputi 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Wawo,

    Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambitu, Kecamatan Sape, dan

    Kecamatan Lambu. Adapun curah hujan dan hari hujan per bulan tahun

    2013 kelima kecamatan tersebut disajikan pada tabel berikut ini :

  • 12

    Tabel 1. Curah Hujan Per Bulan di Kecamatan Wawo, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambitu, Kecamatan Sape, dan Kecamatan Lambu (mm) Tahun 2013

    No. Kecamatan Bulan Rata-

    rata Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

    1 Wawo 58,0 0,0 1600,0 1819,0 220,0 49,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 239,0 332,1

    2 Langgudu 91,0 193,0 168,0 249,0 22,0 54,0 54,0 0,0 0,0 0,0 0,0 40,0 72,6

    3 Lambitu 181,0 298,0 20,0 107,0 86,0 16,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 72,0 65,2

    4 Sape 143,0 271,0 186,0 181,0 0,0 28,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 46,0 71,3

    5 Lambu 129,0 263,0 155,0 176,0 0,0 27,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 51,0 66,8

    Sumber : Bima Dalam Angka 2015

    Tabel 2. Hari Hujan Per Bulan di Kecamatan Wawo, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambitu, Kecamatan Sape, dan Kecamatan Lambu Tahun 2013

    No. Kecamatan Bulan Rata-

    rata Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

    1 Wawo 10,0 0,0 9,0 14,0 3,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,0 3,7

    2 Langgudu 7,0 21,0 11,0 13,0 2,0 5,0 7,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 5,7

    3 Lambitu 28,0 24,0 2,0 29,0 9,0 6,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,0 12,0 9,4

    4 Sape 13,0 19,0 15,0 19,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 5,8

    5 Lambu 13,0 19,0 13,0 19,0 0,0 7,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 6,1

    Sumber : Bima Dalam Angka 2015

    2. Topografi

    Berdasarkan peta topografi, KPHP Maria Donggomasa wilayah

    Donggomasa Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak pada ketinggian 0 mdpl

    sampai dengan 1.182 mdpl.

  • 13

    Gambar 2. Peta Kelas Topografi di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    Pada tingkat kemiringan memiliki rentang yang bervariasi mulai dari

    kelas kemiringan lereng antara 0-8 % sampai kelas kemiringan lereng lebih

    dari 45 %. Mayoritas KPHP Maria Donggomasa wilayah Donggomasa

    memiliki kemiringan 8%-45% (curam).

    Gambar 3. Peta Kelas Lereng di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

  • 14

    3. Geologi dan Tanah

    Berdasarkan peta geologi yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian

    dan Pengembangan Geologi Tahun 1975, formasi geologi di KPHP Maria

    Donggomasa Wilayah Donggomasa Kabupaten Bima didominasi batuan

    Andesit dan Basalt (± 80 %). Batuan Basalt, Andesit limestone, Coral, Fine-

    grained tephra, coarse grained tepra, dan Basalt.

    Gambar 4. Peta Formasi Geologi di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    Jenis tanah yang mendominasi berdasarkan Peta Tanah Tinjau

    Indonesia (1965) yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor

    adalah Komplek Litosol Mediteran Coklat, Grumusol klabu sampai klabu tua,

    dan Mediteran Coklat.

  • 15

    Gambar 5. Peta Jenis Tanah di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    4. Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Berdasarkan Peta Pembagian DAS yang dibuat oleh Balai

    Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Moyosari di KPHP

    Maria Donggomasa wilayah Donggomasa dibagi menjadi 22 (dua puluh

    dua) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu :

    1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Denga,

    2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Dorotoi,

    3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangka,

    4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Konca,

    5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mango,

    6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mbora,

    7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nae,

    8. Daerah Aliran Sungai (DAS) Naebaku,

    9. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nanganae,

    10. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nggarorato,

    11. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nggelu,

    12. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nggira,

  • 16

    13. Daerah Aliran Sungai (DAS) Waitia,

    14. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nisa Ndoko,

    15. Daerah Aliran Sungai (DAS) Pelaparado,

    16. Daerah Aliran Sungai (DAS) Rapu,

    17. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sari,

    18. Daerah Aliran Sungai (DAS) Solalo,

    19. Daerah Aliran Sungai (DAS) So Jali,

    20. Daerah Aliran Sungai (DAS) So Manggelangko,

    21. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sori Sepi, dan

    22. Daerah Aliran Sungai (DAS) Toro Doko.

    Gambar 6. Peta Pembagian DAS di KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    5. Iklim dan Curah Hujan

    Dilihat dari letak astronomis di KPHP Maria Donggomasa wilayah

    Donggomasa termasuk iklim tropis. Menurut hasil evaluasi agroklimat

    klasifikasi iklim menurut Schimdt-Ferguson, yaitu dengan membandingkan

    jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun (Syakur,

  • 17

    2009), iklim di KPHP Maria Donggomasa wilayah Donggomasa memiliki 2

    (dua) tipe iklim, yaitu :

    1. Tipe Iklim F (kering), jumlah perbandingan bulan kering dan basah

    167-300%.

    2. Tipe Iklim G (sangat kering), jumlah perbandingan bulan kering dan

    basah 300-700%.

    Gambar 7. Peta Pembagian Iklim Schmidt-Ferguson KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa

    6. Lokasi Kegiatan

    Lokasi kegiatan Inventarisasi Sosial Budaya masyarakat sekitar

    hutan ini dilakukan di sekitar Kelompok Hutan Kota Donggomasa (RTK.67)

    wilayah kerja KPHP Maria Donggomasa. Desa yang terpilih adalah Desa Jia

    Kecamatan Sape, Desa Nggelu dan Desa Mangge Kecamatan Lambu, dan

    Desa Waworada Kecamatan Langgudu. Kelompok Hutan Kota Donggomasa

    meliputi lima kecamatan, yaitu Kecamatan Wawo, Kecamatan Langgudu,

    Kecamatan Lambitu, Kecamatan Sape, dan Kecamatan Lambu. Namun

    hanya 3 (tiga) kecamatan saja yang dipilih untuk dilakukan kegiatan

    Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Hutan dengan pertimbangan

  • 18

    desa-desa terpilih pada kecamatan tersebut masyarakatnya mempunyai

    interaksi yang kuat dan berbatasan langsung dengan kawasan hutan yang

    ada di wilayah KPHP Maria Donggomasa Wilayah Donggomasa.

    Kondisi wilayah keempat desa yang menjadi lokasi kegiatan

    Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Hutan secara umum

    disajikan pada tabel-tabel berikut ini :

    Tabel 3. Batas-batas Wilayah Desa Terpilih

    No. Batas Desa

    *Desa Jia Kec. Sape

    **Desa Nggelu Kec. Lambu

    **Desa Mangge Kec. Lambu

    ***Desa

    Waworada Kec. Langgudu

    1 Utara Desa Parangina Kec. Sape

    Desa Lambu Desa Hidirasa Kec. Lambu

    Desa Kawuwu Kec. Langgudu

    2 Selatan Desa Hidirasa Kec. Lambu

    Samudera Hindia Desa Kangga dan Desa Dumu Kec.

    Langgudu

    Desa Rompo Kec. Langgudu

    3 Timur Desa Parangina

    Kec. Sape

    Selat Sape Desa Rato Kec.

    Lambu

    Desa Karumbu

    Kec. Langgudu

    4 Barat Desa Boke Kec. Sape

    Desa Sumi Desa Kalodu Kec. Langgudu

    Desa Doro, O’o Kec. Langgudu

    Sumber : *Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan Tahun 2014, **RKP-Desa Tahun 2016, ***RPJMDes Tahun 2014

    Tabel 4. Luas Wilayah dan Ketinggian Ibukota Desa Dari Permukaan Air Laut Desa Terpilih

    No. Uraian Desa

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    1 Ibukota Desa Jia Nggelu Mangge Waworada

    2 Luas (km²) 12,42 95,77 45,16 10,07

    3 Ketinggian Ibukota Desa (mdpl)

    72 28 94 17,0

    4 Jarak Ibukota Desa dari :

    Kecamatan (Km) 5,0 19,3 17,2 3,6

    Ibukota Kabupaten (Km)

    37,0 71,0 77,0 44,3

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    B. Demografi Desa

    1. Jumlah Penduduk

    Penduduk di dalam/sekitar kawasan hutan merupakan salah satu

    pemegang peranan penting terhadap besarnya tekanan terhadap kondisi

    kawasan hutan. Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka tahun 2015,

    dari keempat desa terpilih, Desa Waworada Kecamatan Langgudu menjadi

    desa dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 233,47 jml/km², dan

    yang paling rendah Desa Nggelu Kecamatan Lambu yaitu 18,65 jml/km².

  • 19

    Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata hampir berimbang antara jumlah

    penduduk laki-laki dengan penduduk perempuannya. Keadaan jumlah dan

    kepadatan penduduk beserta perbandingan jumlah penduduk berdasarkan

    jenis kelamin dikeempat desa terpilih tahun 2014 disajikan pada tabel

    berikut :

    Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Desa Sex Ratio Jumlah

    Penduduk

    (Orang)

    Luas Wilayah

    (km²)

    Kepadatan Penduduk

    (jml/km²)

    1 Jia 104 2.652 12,42 329,00

    2 Nggelu 97 1.786 95,77 18,65

    3 Mangge 96 1.427 45,16 31,60

    4 Waworada 110 2.351 10,07 233,47

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    Berdasarkan agama/keyakinan yang dipeluk, keempat desa terpilih

    masyarakatnya memeluk agama Islam seperti data pada tabel berikut ini :

    Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Terpilih Menurut Agama Tahun 2014

    No. Desa Islam

    (Orang)

    Kristen Katolik (Orang)

    Kristen Protestan(Orang)

    Hindu (Orang)

    Budha (Orang)

    Lainnya (Orang)

    1 Jia 2.652 - - - - -

    2 Nggelu 1.786 - - - - -

    3 Mangge 1.427 - - - - -

    4 Waworada 2.351 - - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    2. Suku (Kelompok Etnik) dan Bahasa

    Penduduk yang tinggal di Desa Jia terdiri dari berbagai suku yang

    mayoritas sukunya adalah suku Bima/Mbojo dan suku Jawa, dan minoritas

    dari pendatang seperti suku Jawa dan suku Sumba. Berbeda dengan

    penduduk yang tinggal di Desa Nggelu yang mayoritas sukunya lebih

    beranekaragam yaitu terdiri dari suku Nggelu, suku Buton, suku Bugis, suku

    Jawa, dan suku Rapung. Sedangkan penduduk yang tinggal di Desa

    Mangge mayoritas terdiri dari Suku Mangge dan minoritas pendatang dari

    pulau lain. Penduduk yang tinggal di Desa Waworada lebih beragam yang

    terdiri dari berbagai suku yaitu suku Kalimantan, suku Waworada, suku

  • 20

    Bugis, suku Jawa, suku Ende, serta sebagian pendatang dari pulau lain

    (Sumber : RKP-Desa Tahun 2016 masing-masing desa terpilih).

    Bahasa utama yang digunakan sehari-hari masyarakat desa terpilih

    adalah Bahasa Bima, dan bahasa Indonesia digunakan untuk hal yang

    bersifat formal. Sedangkan bahasa etnis tertentu hanya digunakan di

    lingkungan terbatas.

    3. Pendidikan

    Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan

    merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

    keterampilan manusia, dimana kualitas Sumber Daya Manusia sangat

    tergantung dari kualitas pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat juga

    dapat dijadikan indikator besarnya tingkat kesejahteraan dan kemajuan

    masyarakat yang secara tidak langsung juga bisa berpengaruh terhadap

    tingkat tekanan masyarakat terhadap keberadaan kawasan hutan.

    Di Kecamatan Sape, Kecamatan Lambu, dan Kecamatan Langgudu

    sudah terdapat sekolah-sekolah yang dapat menunjang pendidikan

    masyarakat desa. Adapun jumlah sekolah, murid, dan guru dirinci menurut

    tingkat/jenis sekolah tahun 2014 pada desa terpilih dapat dilihat pada tabel

    berikut :

  • 21

    Tabel 7. Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru Dirinci Menurut Tingkat/Jenis Sekolah Tahun 2014 Pada Desa Terpilih

    No. Tingkat/Jenis Sekolah Sekolah

    Murid Guru

    Laki-laki Perempuan Tetap Tidak Tetap

    Desa Jia

    1 Taman Kanak-kanak

    - Negeri - Swasta

    1 -

    20 -

    10 -

    4 -

    - -

    2 Sekolah Dasar - Negeri - Swasta

    2 -

    172

    -

    198

    -

    20 -

    6 -

    3 SMP - Negeri

    - Swasta

    1

    -

    102

    -

    100

    -

    21

    -

    -

    -

    4 SMA

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    5 MI - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    6 MTS - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    7 MA

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    8 SMK - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    9 Pondok Pesantren - - - - -

    Desa Nggelu

    1 Taman Kanak-kanak - Negeri - Swasta

    - 1

    -

    25

    -

    33

    - -

    - 4

    2 Sekolah Dasar - Negeri

    - Swasta

    1

    -

    114

    -

    116

    -

    6

    -

    8

    -

    3 SMP

    - Negeri - Swasta

    1 -

    39 -

    41 -

    2 -

    8 -

    4 SMA - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    5 MI - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    6 MTS

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    7 MA - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    8 SMK - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    9 - Pondok Pesantren - - - - -

  • 22

    No. Tingkat/Jenis Sekolah Sekolah

    Murid Guru

    Laki-laki Perempuan Tetap Tidak Tetap

    Desa Mangge

    1 Taman Kanak-kanak - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    2 Sekolah Dasar - Negeri

    - Swasta

    3

    -

    79

    -

    82

    -

    9

    -

    25

    -

    3 SMP

    - Negeri - Swasta

    1 -

    44 -

    46 -

    - -

    12 -

    4 SMA - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    5 MI - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    6 MTS

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    7 MA - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    8 SMK - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    9 Pondok Pesantren - - - - -

    Desa Waworada

    1 Taman Kanak-kanak - Negeri - Swasta

    - 3

    -

    79

    -

    78

    - 1

    - 9

    2 Sekolah Dasar

    - Negeri - Swasta

    2 -

    242 -

    242 -

    21 -

    14 -

    3 SMP - Negeri - Swasta

    1 -

    88 -

    95 -

    7 -

    28 -

    4 SMA - Negeri

    - Swasta

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    5 MI

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    6 MTS - Negeri - Swasta

    - 1

    -

    44

    -

    46

    - -

    -

    15

    7 MA - Negeri

    - Swasta

    -

    1

    -

    33

    -

    36

    -

    -

    -

    8

    8 SMK

    - Negeri - Swasta

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    9 Pondok Pesantren - - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    4. Mata Pencaharian

    Mata pencaharian penduduk Desa Jia, Desa Nggelu, Desa Mangge,

    dan Desa Waworada mayoritas adalah sebagai petani. Dikeempat desa

    terpilih jumlah petani pemilik lebih banyak dari petani penggarap, hal

    tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar petani di desa memiliki

  • 23

    lahan sendiri untuk dikelola. Kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh

    masyarakat menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak mempunyai

    banyak pilihan bidang pekerjaan.

    Tabel 8. Keadaan Penduduk Desa Terpilih Menurut Mata Pencahariannya Tahun 2014

    No. Mata Pencaharian

    Desa (Orang)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    Sektor Pertanian

    1 Petani :

    Pemilik 406 595 588 139

    Penggarap 200 200 176 36

    Buruh Tani 250 422 215 34

    2 Peternak 32 280 394 148

    Sektor Non Pertanian

    1 Konstruksi 0 70 59 15

    2 Perdagangan 42 70 59 28

    3 Transportasi 18 364 131 36

    4 Industri 2 90 63 2

    5 Penggalian 5 90 63 0

    Sektor Pemerintahan

    1 PNS 32 75 49 2

    2 ABRI/TNI/POLRI 0 1 10 4

    3 Guru 12 61 14 24

    4 Pensiun 11 41 8 0

    5 Bank/Pegadaian 0 1 4 1

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    C. SARANA DAN PRASARANA

    1. Perekonomian

    Sarana dan prasarana ekonomi merupakan piranti bagi tumbuh dan

    berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, baik untuk kegiatan

    dasar/primer, pengolahan/sekunder, maupun jasa atau tersier. Dengan

    adanya sarana dan prasarana ekonomi yang memadai secara langsung

    akan turut meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat. Jenis dan

    jumlah sarana prasarana ekonomi yang ada di desa terpilih tempat

  • 24

    dilaksanakannya kegiatan inventarisasi sosial dan budaya tersaji pada tabel

    berikut :

    Tabel 9. Jumlah Sarana Perekonomian Desa Terpilih Menurut Jenisnya Tahun 2014

    No. Sarana Ekonomi

    Jumlah (Unit)

    Desa Jia Desa Nggelu Desa

    Mangge Desa

    Waworada

    1 Pasar Umum - - - -

    2 Pasar Ikan - - - -

    3 Bank - - - -

    4 Toko 1 - - 1

    5 Kios/Warung

    Kelontong 15 19 16 12

    6 Warung

    Nasi/Restoran - - - -

    7 Pedagang Bakso - - - 2

    8 KUD - - - -

    9 BUUD - - - 1

    10 Koperasi 1 - - -

    11 Bengkel 1 - - 4

    12 Bensin Eceran 5 6 11 10

    13 Counter HP/Penjual

    Pulsa 4 2 - 5

    14 Pegadaian - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    2. Perhubungan dan Komunikasi

    Sarana perhubungan dan komunikasi mempunyai fungsi yang

    sangat penting bagi masyarakat. Sarana perhubungan diantaranya adalah

    sarana jalan dan sarana transportasi. Sarana jalan berguna untuk

    memindahkan orang maupun barang dan merupakan urat nadi untuk

    mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Sarana

    jalan di empat desa terpilih sudah beraspal, sebagian masih jalan tanah dan

    jalan diperkeras. Panjang jalan menurut jenisnya di desa terpilih dapat

    dilihat pada tabel berikut :

  • 25

    Tabel 10. Panjang Jalan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Jalan

    Panjang (Km)

    Desa Jia Desa Nggelu Desa

    Mangge Desa

    Waworada

    1 Tanah - 6 5 1

    2 Diperkeras 3 3 - 1,5

    3 Aspal 10 22 18 8

    Jumlah 13 31 23 10,5

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    Untuk sarana perhubungan, hanya di Desa Jia yang terdapat deker

    (jembatan kecil) dan jembatan karena banyak terdapat sungai yang

    melintas di dalam dan antar wilayah desa. Sarana perhubungan di desa

    terpilih disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel 11. Jumlah Sarana Perhubungan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Sarana

    Perhubungan

    Desa (Buah)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    1 Deker 7 - - -

    2 Jembatan 3 - - 3

    3 Lapangan Udara - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    Sementara untuk sarana transportasi di desa terpilih sudah cukup

    banyak, didominasi oleh Sepeda Motor. Moda transportasi ini menjadi

    pilihan yang banyak digunakan masyarakat mengingat kemudahan

    menggunakan dan harganya yang masih terjangkau. Secara lengkap

    sarana transportasi di empat desa terpilih dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 26

    Tabel 12. Sarana Transportasi di Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Sarana Transportasi

    Jumlah Sarana (Unit)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    Kendaraan Bermotor :

    1 Truck 7 - 1 2

    2 Pick Up 6 2 - 5

    3 Mobil Keluarga 2 - - 1

    4 Sepeda Motor 60 56 53 137

    Kendaraan Tak Bermotor :

    1 Sepeda 26 9 - 30

    2 Cikar/Benhur - - - 10

    3 Lainnya/Gerobak - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    Selain sarana perhubungan, sarana komunikasi juga mempunyai

    fungsi yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan adanya sarana

    komunikasi umum masyarakat akan lebih mudah dalam berkomunikasi

    dengan masyarakat lain yang ada di luar daerah maupun untuk mengetahui

    informasi yang selalu berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi saat

    ini, hampir seluruh lapisan masyarakat juga sudah menggunakan telepon

    genggam pribadi untuk berkomunikasi, baik itu komunikasi suara maupun

    untuk menjelajah dunia maya, sehingga masyarakat tidak lagi bergantung

    pada sarana komunikasi umum yang ada. Sinyal telepon genggam di Desa

    Jia, Desa Nggelu, Desa Mangge, dan Desa Waworada sudah tersedia dan

    mudah didapat/diakses masyarakat. Selain telepon genggam sarana

    komunikasi yang umum digunakan masyarakat desa terpilih adalah radio,

    televisi, dan penggunaan antena parabola. Adanya radio, televisi,

    penggunaan antena parabola, dan telepon seluler menjadikan masyarakat

    desa lebih cepat untuk berkembang mengikuti globalisasi. Dengan semakin

    maraknya telepon genggam saat ini menjadikan kantor pos sebagai sarana

    komunikasi lewat surat kurang diminati masyarakat karena membutuhkan

    waktu relatif lebih lama dalam penyampaian pesan.

  • 27

    3. Kesehatan

    Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan

    manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

    yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

    ekonomis. Tingkat kesehatan masyarakat juga dapat dijadikan indikator

    kesejahteraan masyarakat desa. Pengetahuan masyarakat terhadap cara-

    cara menjaga kesehatan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat.

    Masyarakat yang mengerti dan paham akan pentingnya menjaga

    kebersihan lingkungan dan perilaku hidup yang sehat dapat terhindar dari

    terjangkitnya wabah penyakit. Dalam upaya memelihara dan meningkatkan

    kesehatan masyarakat perlu didukung dengan sarana kesehatan yang

    memadai. Adapun sarana kesehatan masyarakat yang ada di desa terpilih

    dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 13. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2014

    No.

    Sarana Kesehatan

    Jumlah Sarana (Unit)

    Desa Jia Desa Nggelu Desa

    Mangge

    Desa

    Waworada

    1 Rumah Sakit - - - -

    2 Puskesmas - - - -

    3 Puskesmas Pembantu 1 - - 1

    4 Rumah Bersalin - - - -

    5 Poskesdes/Polindes 1 1 1 1

    6 Poliklinik - - - -

    7 Praktek Dokter - - - -

    8 Toko Obat/Apotek - - - -

    9 Posyandu 3 2 4 4

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa sarana kesehatan di empat desa

    terpilih sudah cukup tersedia walaupun baru sebatas Puskesmas Pembantu,

    Poskesdes/Polindes, dan Posyandu.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jiwahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Produktif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekonomis&action=edit&redlink=1

  • 28

    4. Pendidikan

    Tingkat pendidikan masyarakat suatu desa sangat bergantung dari

    tersedianya sarana dan prasarana pendidikan di wilayah tersebut. Dari

    keempat desa terpilih, hanya di Desa Waworada yang sudah tersedia

    sekolah sampai tingkat Sekolah Menengah Atas/sederajat. Di Desa Jia,

    Desa Nggelu, dan Desa Mangge sarana pendidikan yang tersedia hanya

    sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama. Prasarana pendidikan yang

    tersedia di keempat desa terpilih disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel 14. Jumlah dan Jenis Sekolah Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Jenis Sekolah Desa (Unit)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    1 TK

    Negeri 1 - - -

    Swasta - 1 - 3

    2 SD

    Negeri 2 1 3 2

    Swasta - - - -

    3 SMP

    Negeri 1 1 1 1

    Swasta - - - -

    4 SMA

    Negeri - - - -

    Swasta - - - -

    5 Perguruan Tinggi

    Negeri - - - -

    Swasta - - - -

    6 Madrasah Ibtidaiyah

    Negeri - - - -

    Swasta - - - -

    7 Madrasah Tsanawiyah

    Negeri - - - -

    Swasta - - - 1

    8 Madrasah Aliyah

    Negeri - - - -

    Swasta - - - 1

    9 SMK

    Negeri - - - -

    Swasta - - - -

    10 Pondok Pesantren - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    5. Perumahan

    Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia

    dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak

    serta kepribadian masyarakat. Oleh karena itu adanya perumahan sangat

  • 29

    penting demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan masyarakat.

    Perumahan dan pemukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan

    kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim

    manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan

    dirinya dan menampakkan jati dirinya.

    Kondisi perumahan penduduk di desa dapat dijadikan salah satu

    indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Kondisi dan keadaan rumah juga

    dapat digunakan untuk mengetahui status sosial masyarakat. Masyarakat

    dengan status sosial yang tinggi mempunyai rumah dengan bentuk

    permanen dan desain yang modern. Status sosial yang tinggi di masyarakat

    selain berasal dari keturunan, juga diperoleh dari kepemilikan harta yang

    banyak. Sementara masyarakat yang miskin mempunyai status sosial yang

    rendah mempunyai rumah tinggal seadanya dalam bentuk rumah

    sederhana dan semi permanen.

    Di keempat desa terpilih sebagian besar perumahan penduduknya

    berbahan dari kayu (bangunan semen semi permanen). Jumlah bangunan

    tempat tinggal menurut jenis bangunan di desa terpilih dapat di lihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 15. Jumlah Bangunan Tempat Tinggal Menurut Jenis Bangunan di Desa Terpilih Tahun 2014

    No. Jenis Bangunan Desa (Unit)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    1 Batu 124 102 16 61

    2 Kayu 704 201 426 410

    3 Bambu - 108 4 27

    Jumlah 828 411 446 498

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    6. Peribadatan

    Masyarakat Desa Jia, Desa Nggelu, Desa Mangge, dan Desa

    Waworada mayoritas memeluk agama Islam. Sarana peribadatan yang

    tersedia di keempat desa tersebut sebagian besar adalah rumah ibadah

    untuk umat Islam, berupa Masjid dan Musholla/Langgar. Sarana

    peribadatan di masing-masing desa terpilih tersebut terdapat pada tabel

    berikut :

  • 30

    Tabel 16. Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Terpilih

    No. Rumah Ibadah Desa (Unit)

    Jia Nggelu Mangge Waworada

    1 Masjid 1 1 4 4

    2 Musholla/Langgar - - 3 2

    3 Gereja - - - -

    4 Pura - - - -

    5 Vihara - - - -

    6 Lainnya - - - -

    Sumber : Kecamatan Sape, Lambu, dan Langgudu Dalam Angka Tahun 2015

    7. Kelembagaan Desa/Kelurahan

    Di keempat desa terpilih terdapat lembaga formal dan informal

    yang mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat desa setempat. Data

    kelembagaan desa terpilih disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel 17. Sarana Kelembagaan di Desa Terpilih

    No. Lembaga Jumlah Lembaga (Unit)

    *Jia **Nggelu **Mangge ***Waworada

    1 Pemerintahan :

    Pemerintah

    Desa/Kelurahan 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif

    Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

    1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif

    2 Kemasyarakatan :

    Lembaga Kemasyarakatan

    Desa/Kelurahan (LKD/LKK) - - -

    LKMD - - -

    LPMD/LPMK - - 1/Aktif

    PKK - - 1/Aktif

    RW 9/Aktif Aktif 6/Aktif 8/Aktif

    RT 18/Aktif Aktif 12/Aktif 12/Aktif

    Karang Taruna - - - 1/Aktif

    Kelompok Tani 8/Aktif - - -

    Lembaga Adat 1/Aktif - - 1/Aktif

    Badan Usaha Milik Desa - - - -

    Sumber : *Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2014, **RKP-Desa Tahun 2016, ***RPJMDes

    Tahun 2014