18
20 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi umum dari lokasi penelitian yaitu dimulai dari kondisi umum Kabupaten Wonosobo, Kecamatan Kejajar, Dataran Tinggi Dieng hingga profil desa penelitian yaitu Desa Igirmranak. Data dan informasi yang dipaparkan dalam bab ini bersumber pada dokumen Wonosobo Dalam Angka tahun 2009 dan Wonosobo Dalam Angka tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonosobo serta beberapa informasi yang didapat melalui wawancara dengan beberapa stakeholders kunci. 3.1. Kabupaten Wonosobo a. Letak dan Luas Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 7˚ 04’13‖ - 7˚ 04’.40‖ LS, dan 109˚ 43’19‖ dan 110˚ 04’ 40‖ BT dengan luas wilayah mencapai 98.468 hektar. Secara administratif Kabupaten Wonosobo terbagi menjadi 15 Kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosobo, Kertek, Selomerto, Leksono, Garung, Kejajar, Mojotengah, Watumalang, Sapuran, Kepil, Kalikajar, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang dan Kecamatan Sukoharjo. Kabupaten ini berbatasan dengan: Kabupaten Banjarnegara, Kendal dan Batang di sebelah utara. Kabupaten Temanggung dan Magelang di sebelah timur. Kabupaten Purworejo dan Kebumen di sebelah selatan. Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen di sebelah Barat. Secara lebih jelas, peta administrasi Kabupaten Wonosobo disajikan pada Gambar 2 berikut.

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

20

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi umum dari lokasi

penelitian yaitu dimulai dari kondisi umum Kabupaten Wonosobo, Kecamatan

Kejajar, Dataran Tinggi Dieng hingga profil desa penelitian yaitu Desa

Igirmranak. Data dan informasi yang dipaparkan dalam bab ini bersumber pada

dokumen Wonosobo Dalam Angka tahun 2009 dan Wonosobo Dalam Angka

tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Wonosobo serta beberapa informasi yang didapat melalui wawancara dengan

beberapa stakeholders kunci.

3.1. Kabupaten Wonosobo

a. Letak dan Luas

Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah yang

terletak pada 7˚ 04’13‖ - 7˚ 04’.40‖ LS, dan 109˚ 43’19‖ dan 110˚ 04’ 40‖ BT

dengan luas wilayah mencapai 98.468 hektar. Secara administratif Kabupaten

Wonosobo terbagi menjadi 15 Kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosobo, Kertek,

Selomerto, Leksono, Garung, Kejajar, Mojotengah, Watumalang, Sapuran, Kepil,

Kalikajar, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang dan Kecamatan Sukoharjo.

Kabupaten ini berbatasan dengan:

• Kabupaten Banjarnegara, Kendal dan Batang di sebelah utara.

• Kabupaten Temanggung dan Magelang di sebelah timur.

• Kabupaten Purworejo dan Kebumen di sebelah selatan.

• Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen di sebelah Barat.

Secara lebih jelas, peta administrasi Kabupaten Wonosobo disajikan pada Gambar

2 berikut.

Page 2: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

21

Sumber: Wonosobo Dalam Angka 2010

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Wonosobo

b. Penguasaan dan Pemanfaatan Lahan

Penggunaan lahan utama di wilayah Kabupaten Wonosobo adalah untuk

tegalan/kebun, yang mana luas lahan untuk tanah kering/tegalan/kebun adalah

55.140,90 ha atau 55,99% dari total wilayah kabupaten. Penggunaan lainnya

meliputi tanah sawah yang mencakup 18.696,68 ha (18,99%), hutan negara

18.909,72 ha (19,20%), perkebunan negara/swasta seluas 2.764,51 ha (2,80%) dan

lainnya seluas 2.968,07 ha (3,01%) (Gambar 3).

Page 3: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

22

Sumber: Wonosobo Dalam Angka 2010

Gambar 3. Distribusi Penggunaan Lahan di Kabupaten Wonosobo

Tanah kering merupakan bagian terluas dari wilayah Wonosobo. Pada

wilayah tersebut penguasaan ada pada masyarakat, selain sawah dan penggunaan

lainnya. Sementara itu, hutan dikuasai oleh negara (state forest) yang

pengelolaannya dilakukan oleh Perum Perhutani, dan perkebunan oleh swasta.

Tidak ditemukan data rinci mengenai penggunaan tanah kering tersebut.

Dapat dikemukakan bahwa kondisi tanah di Kabupaten Wonosobo

tergolong subur, karena terletak di sekitar gunung api muda. Wajar jika

dimanfaatkan untuk tanaman pertanian yang menjadi mata pencaharian utama

masyarakat Wonosobo. Komoditi utama pertanian yang dikembangkan antara lain

kentang, tembakau, kopi, pepaya carica, purwaceng, jamur, kol dan wortel. Kebun

dan hutan rakyat berkembang sangat pesat, khususnya di wilayah bagian tengah

dan selatan (Nugroho, 2009).

c. Kondisi Agro-ekosistem

Wonosobo beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 24˚-30˚C pada

siang hari, dan turun menjadi 20˚C pada malam hari. Pada bulan Juli sampai

Agustus suhu udara terasa lebih dingin, antara 15˚-20˚C pada siang hari, dan

mencapai 12˚C pada malam hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun, dengan

curah hujan rata-rata 4.495 mm. Mengacu pada catatan statistik, Juli merupakan

Page 4: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

23

bulan yang paling jarang hujan, dan paling banyak terjadi hujan pada bulan

Januari. Rata-rata hari hujan adalah 196 hari dengan curah hujan rata-rata 3.400

mm, tertinggi di Kecamatan Garung (4.802 mm) dan terendah di Kecamatan

Watumalang (1.554 mm). Peta curah hujan untuk kawasan Dieng dan sekitarnya

disajikan pada Gambar 4 berikut:

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng, 2011

Gambar 4. Peta Curah Hujan Kawasan Dieng dan sekitarnya

Menurut data BPS Kabupaten Wonosobo 2010, jenis tanah di Kabupaten

Wonosobo dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Andosol (25%), tersebar di Kecamatan Kejajar, sebagian Garung,

Mojotengah, Watumalang, Kertek dan Kalikajar,

- Regosol (40%), terdapat di Kecamatan Kertek, Sapuran, Kalikajar, Selomerto,

Watumalang dan Garung, dan

- Tanah Podsolik (35%) terdapat di Kecamatan Selomerto, Leksono dan

Sapuran.

Bentang alam Wonosobo berupa pegunungan dengan ketinggian berkisar

antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sulit

menemukan daerah datar di Wonosobo. Hanya 54,4 ha luas wilayah masuk dalam

Page 5: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

24

kategori datar. Sebagian besar wilayah mempunyai tingkat kemiringan lebih dari

30% (Tabel 3). Dan beberapa wilayah kabupaten Wonosobo merupakan daerah

yang labil sehingga rawan terjadi tanah longsor.

Tabel 3. Topografi Luas Kemiringan Lahan Kabupaten Wonosobo

URAIAN LUAS (Ha)

Datar ( 3 – 8 % ) 54,4 ha

Bergelombang ( 8 – 15 % ) 24.769,1 ha

Curam ( 15 – 40 % ) 42.173,6 ha

Sangat Curam ( > 40 % ) 31.829,9 ha

Sumber: Wonosobo Dalam Angka 2010

Daerah pegunungan Wonosobo di bagian utara menjadi sumber mata air

yang mengalir beberapa sungai, yaitu Sungai Serayu, Bogowonto, Kali Putih, Kali

Galuh, Kali Semagung, dan Luk Ulo. Sebagian besar sungai ini dimanfaatkan

untuk irigasi pertanian, keperluan rumah tangga, air minum komersial dan sumber

energi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terdapat satu bendungan besar

Mrica (Sudirman) di wilayah Kabupaten Banjarnegara yang berasal dari Sungai

Serayu yang digunakan untuk irigasi dan PLTA. Aliran sungai lainnya digunakan

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Mengacu pada pembagian wilayah pengelolaan sungai, Sub Satuan Wilayah

Sungai (SSWS) di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :

SSWS Serayu Hulu mempunyai luas daerah tangkapan 591,34 km2 dengan

panjang sungai 45 km

SSWS Bogowonto seluas 146,10 km2 dengan panjang sungai 26,70 km

SSWS Medono seluas 196,10 km2 dengan panjang sungai 10,25 km

SSWS Luk Ulo seluas 51,27 km2 dengan Sungai Luk Ulo dengan panjang

sungai 7,50 km.

Page 6: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

25

d. Kependudukan dan Perekonomian

Kependudukan

Hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2009, jumlah penduduk

Kabupaten Wonosobo adalah sebanyak 789.848 jiwa, yang terdiri dari laki-laki

398.933 jiwa dan perempuan 390.915 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,05.

Pertambahan penduduk dari tahun 2008 ke 2009 sebesar 5.622 jiwa berasal dari

mutasi penduduk lahir sebanyak 9.961 jiwa, meninggal sebanyak 3.733 jiwa,

datang 3.983, dan pergi 4.589. Tingkat kelahiran tertinggi sebesar 16,86% terjadi

di Kecamatan Kaliwiro dan tingkat kematian tertinggi sebesar 6,97% terjadi di

Kecamatan Kepil.

Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan

Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan Wonosobo sebesar 76.996

jiwa, sedangkan Kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah

Kecamatan Kalibawang yaitu sebesar 26.029 jiwa. Ditinjau dari pertumbuhan

penduduk selama lima tahun terakhir (2005-2009), Kecamatan Garung mengalami

pertumbuhan penduduk yang paling tinggi sebesar 0,93%, sedangkan

pertumbuhan penduduk terendah di Kecamatan Wonosobo sebesar 0,27%.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Wonosobo tahun 2009 sebesar 802

jiwa per Km2. Bila dilihat per kecamatan, angka kepadatan penduduk cukup

bervariasi. Angka kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di kecamatan

Wonosobo sebesar 2.378 jiwa per Km2 sedangkan yang paling rendah di

Kecamatan Wadaslintang sebesar 433 jiwa per Km2.

Perekonomian

Sektor pertanian memiliki perananan penting dalam perekonomian Kabupaten

Wonosobo. Merujuk pada angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2004-

2006, Sektor Pertanian menyumbang rata-rata per tahun sebesar 48,95%. Nilai

kontribusi bertambah besar jika memasukan sektor industri pengolahan berbasis

pertanian ikut diperhitungkan. Kontribusi masing-masing sektor dalam PDRB

disajikan pada Tabel 4.

Page 7: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

26

Tabel 4. Peranan masing-masing sektor dalam PDRB (%) Kabupatren Wonosobo

Atas Dasar harga Konstan Tahun 2004 - 2006

No Sektor Produk Domestik Regional Bruto (Tahun)

2004 2005 2006 1 Pertanian 48,93 49,04 49,08 2 Pertambangan dan

Penggalian 0,71 0,72 0,72

3 Industri Pengolahan 11,28 11,13 11,08 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,72 0,72 0,72 5 Bangunan 4,04 4,04 4,04 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 11,60 11,65 11,74

7 Angkutan dan Komunikasi 5,93 5,89 5,86 8 Bank, Persewaan & Jasa

Perusahaan 6,14 6,15 6,12

9 Jasa-jasa 10,66 10,66 10,65 PDRB 100 100 100

Sumber: Wonosobo Dalam Angka 2009

3.2. Kecamatan Kejajar

Kecamatan Kejajar merupakan wilayah Kabupaten Wonosobo yang

seluruhnya berada di Kawasan Dieng. Luas wilayah Kecamatan Kejajar adalah

5.762 hektare yang tebagi dalam 15 desa, yaitu: Buntu, Sigedang, Tambi, Kreo,

Serang, Igirmanak, Surengede, Tieng, Parikesit, Sembungan, Jojogan, Patak

Banteng, Dieng, Sikunang dan Campursari. Desa terbesar adalah Sigedang dengan

luasan 1.081,52 hektar dan desa terkecil adalah Igirmanak 109, 86 hektar.

3.2.1 Penggunaan Lahan

Kecamatan Kejajar berada pada ketinggian antara 1.360 – 2.302 meter dari

permukaan laut. Kecamatan Kejajar memiliki suhu udara yang sejuk dan

cenderung dingin yaitu 14 – 230C. Tanah di kecamatan Kejajar terdiri dari tanah

tegalan, hutan dan perkebunan. Luas tanah tegalan mencapai luasan 3.067,31

hektar, hutan negara terdapat pada semua desa dan mencapai luasan 2.307 hektar

(Tabel 5).

Page 8: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

27

Tabel 5 Penggunaan Lahan di Kecamatan Kejajar

No. Lahan Jumlah Prosentase

1 Pekarangan 157,21 2.7%

2 Tegalan 3.066,31 53.2%

3 Kolam 1,67 0.0%

4 Hutan Negara 2.307,20 40.0%

5 Rawa/Telaga 21,00 0.4%

6 Perkebunan 155,85 2.7%

7 Lainnya 52,67 0.9%

Jumlah 5.761,90 100.0%

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Komposisi lahan terbesar berupa tegalan yang dipakai sebagai lahan

budidaya tanaman semusim oleh masyarakat, yang mana bentuk pengusahaan

lahan ini diduga kuat sebagai merupakan salah satu sumber penyumbang erosi

terbesar di DAS Serayu.

3.2.2. Kepemilikan Lahan

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Gambar 5. Kepemilikan Lahan di Kecamatan Kejajar

Page 9: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

28

Dari Gambar 5 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata kepemilikan lahan

untuk setiap rumah tangga di Kecamatan Kejajar adalah di bawah 1 Ha.

Keterbatasan lahan ini menyebabkan pengolahan lahan di Kejajar menjadi sangat

intensif, bahkan menurut beberapa sumber yang diwawancara, kondisi seperti ini

yang pada masa lalu akhirnya mendorong masyarakat merambah kawasan hutan

untuk menanam tanaman semusim.

3.2.3. Mata Pencaharian

Mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kecamatan Kejajar adalah

sebagai petani dengan komoditi yang dibudidayakan meliputi kentang, sawi,

kacang merah, daun bawang, kobis dan jagung. Secara lebih jelas, sebaran

penduduk menurut mata pencahariannya disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7 serta

gambar 3.5 berikut:

Tabel 6. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kejajar

No. Mata pencaharian Jumlah Prosentase

1 Petani 9.539 48%

2 Buruh Tani 5.095 26%

3 Penambang 144 1%

4 Industri 688 3%

5 Bangunan 854 4%

6 Perdagangan 1.305 7%

7 Transportasi 399 2%

8 PNS/Polri 284 1%

9 Pensiunan 71 0%

10 Lainnya 1.492 8%

Jumlah 19.871 100%

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Tabel 7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran di Kecamatan Kejajar

No Tanaman Luas Panen

(ha)

Produksi

(Ton)

Prosentase

Luas

Prosentase

Produksi

1 Bawang Putih 8 3,7 0.1% 0.0%

2 Kentang 3.920 74.993,3 40.8% 86.7%

3 Sawi 574 1.485 6.0% 1.7%

4 Kacang Merah 811 256 8.4% 0.3%

Page 10: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

29

5 Daun Bawang 315 799 3.3% 0.9%

6 Kobis 3.970 8.999 41.4% 10.4%

Jumlah 9.598 86.536 100.0% 100.0%

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Gambar 6. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kejajar

Melihat dari komposisi mata pencaharian masyarakat di Kecamatan

Kejajar, sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan buruh tani yang

mengindikasikan bahwa adanya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap

keberadaan lahan pertanian. Kondisi ini menyebabkan upaya-upaya perbaikan

lingkungan yang sempat diinisiasi oleh pemerintah menjadi terhambat karena

program rehabilitasi tersebut cenderung bertentangan dengan metode pengolahan

lahan yang selama ini dianut oleh masyarakat. Perlu dicoba untuk

mengembangkan alternatif pekerjaan sampingan yang tidak berbasis lahan seperti

pembuatan kerajinan, pariwisata, pengolahan bahan mentah menjadi setengah jadi

dan sebagainya, sehingga fokus mata pencaharian masyarakat tidak hanya dari

pertanian semata.

Page 11: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

30

3.2.4 Tingkat Pendidikan

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Kejajar

Desa SD SLTP SMA AKD

/PT

tidak/belum

tamat SD

tidak

sekolah Jumlah

01. Buntu 1.189 124 122 23 183 48 1689

02. Sigedang 1.412 132 59 16 231 72 1922

03. Tambi 1.911 352 202 21 822 186 3494

04. Kreo 699 99 52 8 165 74 1097

05. Serang 1.764 502 236 27 286 152 2967

06. Kejajar 1.289 486 349 37 93 79 2333

07. Igirmranak 257 23 7 0 87 49 423

08. Surengede 1.835 211 56 6 86 147 2341

09. Tieng 1.553 492 253 84 503 164 3049

10. Parikesit 1.017 58 26 7 157 109 1374

11. Sembungan 584 31 14 3 68 56 756

12. Jojogan 588 107 51 7 205 54 1012

13. Patakbanteng 1.286 143 59 11 78 94 1671

14. Dieng 948 211 117 17 74 63 1430

15. Sikunang 832 219 57 7 255 91 1461

16. Campursari 828 37 22 3 631 126 1647

Jumlah 17.992 3227 1682 277 3924 1564 28666

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Berdasarkan komposisi tingkat pendidikan masyarakat Kejajar, terlihat

bahwa hal mendesak lain yang perlu segera ditangani adalah peningkatan

kapasitas masyarakat. Tabel 8 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa sekitar 62%

(17.992) tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Kejajar hanya pada taraf

Sekolah Dasar (SD) saja. Tingginya jumlah masyarakat dengan tingkat

pendidikan yang rendah cenderung akan mempersulit proses persuasi dalam

mengajak masyarakat agar mau terlibat dalam upaya penyelamatan Dieng,

karena mereka tidak memahami pentingnya upaya tersebut. Diperlukan suatu

upaya peningkatan kesadaran (raising awareness) dan peningkatan kapasitas

(capacity building) yang intensif agar masyarakat di Kecamatan Kejajar dapat

memahami mengenai pentingnya menerapkan usaha tani yang ramah

lingkungan dan tentunya semua sektor yang berkepentingan harus saling

mendukung untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 12: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

31

Sumber: Tim Kerja Pemulihan Dieng 2011

Gambar 7. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Kejajar

3.2.5. Karakteristik Masyarakat Kejajar

Masyarakat Kejajar merupakan masyarakat agraris, dimana hampir

seluruh penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hanya saja ternyata

belum semua petani memiliki pengetahuan yang cukup memadai di bidang

pertanian itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sejarah pertanian di Kejajar ketika

mulai booming tanaman kentang tahun 80-an, ternyata hingga saat ini belum ada

perkembangan yang berarti untuk pengelolaan pertanian. Masyarakat petani

sejauh ini hanya mengandalkan penyuluhan-penyuluhan dari agen-agen pabrik

pestisida yang sesungguhnya hanya mempromosikan produknya. Akibatnya

petani tidak mengetahui benar apa saja yang sesungguhnya dibutuhkan oleh

tanaman dan lahan pertaniannya. Mereka hanya berusaha untuk mempertinggi

hasil panen dengan menambah dosis obat atau mengganti obat dengan

kandungan yang lebih kuat. Akibatnya tanaman semakin resisten dan kandungan

bahan kimia dalam tanah semakin tinggi dan merusak struktur tanah (TKPD,

2011).

Beberapa tahun terakhir ini ketika harga kentang semakin turun

sementara harga pupuk dan obat-obatan melambung, keuntungan dari budidaya

tanaman kentang menipis. Hanya saja petani tidak mempunyai alternatif lain

untuk mengefisienkan biaya produksi maupun mengganti tanaman lain yang

punya nilai ekonomis setara dengan kentang.

Page 13: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

32

Perhatian utama masyarakat Kejajar selama ini hanya tertuju pada

bidang pertanian, terutama tanaman kentang yang secara ekonomis cukup

menguntungkan sehingga bidang-bidang lain kurang mendapat perhatian.

Pendidikan dan ketrampilan lain belum menjadi kebutuhan karena orientasi

mereka masih pada materi dan sudah terpenuhi dari hasil tanaman kentang.

Maka salah satu dampaknya adalah minimnya pengetahuan masyarakat di

bidang-bidang lain seperti pariwisata sehingga sumber daya manusia untuk

mendukung pengelolaan menuju desa wisata masih belum memadai (TKPD,

2011).

Hutan yang sudah terlanjur gundul di Desa Kejajar belum direhabilitasi

sampai sekarang sehingga erosi terjadi hampir di seluruh kawasan desa yang

topografinya berbukit-bukit sehingga mendorong terjadi pengendapan lumpur di

daerah hilir.

3.3. Kawasan Dieng

Kawasan Dieng dapat dikatakan merupakan tulang punggung sistem

penyangga kehidupan (life support system) Kabupaten Wonosobo. Hampir semua

aktivitas ekonomi bersumber pada kawasan Dieng. Demikian pula potensi

bencana yang ada. Dengan demikian, peran dan fungsi Kawasan Dieng berupa

produktivitas ekonomi maupun jasa lingkungan, dapat terwujud apabila dikelola

secara lestari (Nugroho, 2009).

Meski demikian, tidak semua Kawasan Dieng berada seluruhnya di

Kabupaten Wonosobo. Kawasan seluas 54.974,24 ha secara administratif berada

di wilayah 6 (enam) kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara, Temanggung,

Wonosobo, Kendal, Batang dan Pekalongan. Letak geografis Kawasan Dieng

adalah antara 7º 7’ 4‖ – 7 º 35’ 2‖ LS dan 109º 59’ 53‖ – 110º 04’ 34‖ BT. Secara

lebih rinci sebaran luasan dari tiap Kabupaten di Kawasan Dieng dapat dilihat

pada Tabel 9

Page 14: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

33

Tabel 9. Luas Kawasan Dieng Dirinci Menurut Wilayah Kabupaten dan

Kecamatan

KABUPATEN KECAMATAN LUAS (Ha)

Banjarnegara

Batur 5987.96

Kalibening 1381.66

Pejawaran 2005.41

Wanayasa 2420.32

Banjarnegara Total 11.795, 35

Batang

Bawang 2232.62

Blado 2516.99

Reban 836.72

Batang Total 5.586, 33

Kendal Plantungan 1018.09

Sukorejo 523.27

Kendal Total 1.541.36

Pekalongan

Doro 191.15

Kajen 855.02

Karanganyar 551.49

Lebak Barang 2505.05

Paninggaran 1489.26

Petung Kriono 12182.68

Talun 1011.42

Pekalongan Total 18. 786,07

Temanggung

Candiroto 302.69

Ngadirejo 1315.41

Parakan 1669.07

Tretep 2330.04

Temanggung Total 5.617,21

Wonosobo

Garung 784.49

Kejajar 8031.79

Kertek 1535.3

Mojo Tengah 368.43

Watu Malang 398.17

Watumalang 145.13

Page 15: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

34

KABUPATEN KECAMATAN LUAS (Ha)

Wonosobo 384.64

Wonosobo Total 11.647,95

Jumlah 54.974, 27

Sumber: Nugroho, 2009

Keistimewaan kawasan Dieng adalah merupakan hulu dari 8 DAS yang

mengalir ke wilayah selatan dan utara Pulau Jawa. Alirannya mengaliri ribuan ha

sawah dan mencukupi kebutuhan air bagi jutaan penduduk. Kedelapan sungai

tersebut adalah hulu DAS Serayu (seluas 22.921 ha), hulu DAS Progo (seluas

2.672,13 ha), hulu DAS Bodri Ds (seluas 3.646,62 ha), hulu DAS Lampir Ds

(seluas 5.967,56 ha), hulu DAS Sengkarang Ds (seluas 16.857,65 ha), hulu DAS

Comal (seluas 380,48 ha), dan hulu DAS Sragi (seluas 2.526,56 ha). Khusus

untuk Sungai Serayu, kawasan ini menjadi daerah tangkapan air (DTA) waduk

Sudirman yang merupakan investasi besar guna irigasi dan tenaga listrik

(Nugroho, 2009).

Dilihat dari fungsinya, hutan di dalam Kawasan Dieng diperuntukan

kawasan konservasi seluas 53,4 ha, Hutan Produksi Terbatas 26.170,08 ha, Hutan

Produksi 489,89 ha, Hutan Lindung 7.506,34 ha, dan Areal Penggunaan Lain

20.754,56 ha Seluruh hutan di Kawasan Dieng dikelola KPH Kedu Utara yang

berstatus hutan lindung. Luas hutan lindung di kawasan dataran tinggi Dieng yang

dikelola Perum Perhutani seluas 4.292,0 Ha berada di BKPH Wonosobo seluas

3.178,6 Ha dan BKPH Candiroto seluas 1.112,4 Ha, dengan rincian sebagaimana

ditunjukkan pada Tabel 10

Page 16: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

35

Tabel 10 Hutan Lindung Kawasan Dieng di Kabupaten Wonosobo

Sumber: Nugroho, 2009

Kawasan Dieng juga merupakan habitat beragam satwa dilindungi yang

sebagian diantaranya terancam punah. Beberapa spesies yang tercatat hidup di

dataran tinggi Dieng antara lain Harimau Tutul (Panthera pardus), mamalia

endemik Jawa seperti Babi Hutan (Sus verrcosus), Owa (Hylobates moloch),

Surili (Presbytis comata), dan Lutung (Trachypithecus auratus), serta 19 species

burung endemik Jawa termasuk diantaranya Elang Jawa (Spizaetus bartelsii). Juga

terdapat tumbuhan spesifik yang hanya hidup di pegunungan Dieng yaitu

Purwoceng (Pimplinea pruacen) yang dikenal sebagai tanaman obat.

Dataran tinggi ini dikenal karena memiliki lansekap alam pegunungan

yang indah dengan warisan budaya berupa tinggalan Siwaistik dari belasan abad

silam. Tinggalan tersebut adalah delapan buah candi, yaitu Candi Arjuna, Semar,

Srikandi, Puntadewa, Sembadra, Dwarawati, Bhima, dan Gatotkaca. Selain itu

masih dijumpai beberapa struktur bangunan yang diduga sebagai tempat tinggal

para biksu, petirtaan, serta saluran air dan jalan kuna.

Warisan budaya di Dataran Tinggi Dieng sudah lama dikelola, baik segi

pelestarian maupun pemanfaatan untuk pariwisata. Namun pengelolaan kawasan

KPH Luas

B.H

ha

1 2 3 4 5 6 7

Kedu Utara

1 Wonosobo Dieng Wonosobo 1 83,7 Hutan Lindung

2 70,9 Hutan Lindung

3 444,7 Hutan Lindung

4 384,7 Hutan Lindung

5 532,3 Hutan Lindung

6 36,9 Hutan Lindung

7 513,1 Hutan Lindung

8 89,9 Hutan Lindung

9 6,7 Hutan Lindung

10 20,7 Hutan Lindung

11 230,0 Hutan Lindung

12 113,2 Hutan Lindung

Sigedang 13 68,4 Hutan Lindung

14 453,9 Hutan Lindung

15 130,5 Hutan Lindung

3.179,6

2 Candiroto Kenjuran Kendal 1 631,9 Hutan Lindung

Temanggung 4 268,8 Hutan Lindung

7 211,7 Hutan Lindung

1.112,4

4.292,0

No RPH Kabupaten Petak Fungsi Hutan Ket.

Page 17: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

36

Dieng, baik sebagai situs bersejarah maupun objek wisata, berbenturan dengan

kepentingan lain, misalnya pertanian kentang, Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi (PLTPB), pabrik pengalengan jamur dan carica, serta pemukiman.

Kepadatan penduduk rata-rata Kawasan Dieng mencapai angka 100

jiwa/km² dengan pemilikan lahan yang rendah yaitu rata-rata sebesar 0,1 ha. Desa

yang paling padat jumlah penduduknya adalah desa Dieng, Kecamatan Kejajar

yang mencapai 190 jiwa/km². Kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan tingkat

kepemilikan lahan yang rendah ini menyebabkan terjadinya tekanan terhadap

kawasan lindung dengan adanya proses pengalihan fungsi lahan (kawasan lindung

menjadi lahan budidaya).

Konversi lahan ini menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang parah.

Lahan kritis yang sudah di atas ambang batas toleransi terjadi di mana-mana

akibat pemanfaatan lahan hutan di Pegunungan Dieng secara besar-besaran untuk

tanaman kentang. Saat ini Dieng yang masuk wilayah Banjarnegara, terdapat

4.758 hektare tanaman kentang, sedang di Wonosobo 3.000 hektare lebih. Jadi

sekitar 7.758 hektare lebih lahan di Dieng sudah menjadi tanah kritis. Lahan kritis

itu tetap bisa berproduksi, karena tanaman kentang dipacu dengan pupuk

(kandang/ kimia) dalam dosis besar. Tingkat erosi yang terjadi sudah mencapai

mencapai angka 10,7 mm/tahun atau rata-rata sebesar 161 ton/hektare/ tahun.

3.4. Profil Desa Igirmranak

Berikut akan disampaikan sekilas mengenai kondisi umum desa penelitian

yaitu Desa Igirmranak. Data-data yang disajikan disadur dari data Monografi Desa

Igirmranak tahun 2010 yang diperoleh dari kantor desa setempat.

Pada umumnya masyarakat di Desa Igirmranak tidak jauh berbeda dengan

masyarakat lainnya di Kecamatan Kejajar. Sektor pertanian masih merupakan

sumber utama untuk pendapatan mereka, disamping sektor-sektor lainnya. Luas

desa Igirmranak sekitar 109, 862 ha dengan batas wilayah sebelah Barat dengan

Desa Sureng Gede, sebelah Timur dengan Desa Wates (Kab.Temenggung),

sebelah Selatan dengan Kelurahan Kejajar serta sebelah Utara dengan kawasan

hutan. Desa Igirmranak berada pada ketinggian 1850 mdpl dengan tingkat curah

hujan yang cukup tinggi yaitu 2.246 mm/tahun. Topografi desa cukup beragam,

Page 18: III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbesar adalah di Kecamatan Kertek yaitu sebanyak 77.169 jiwa, disusul Kecamatan

37

yaitu dari 1.360 mdpl – 2.302 mdpl dan suhu udara sangat sejuk yang berkisar

antara 14o – 23

o C. Jumlah penduduk desa Igirmranak hingga akhir tahun 2011

adalah sebanyak 716 jiwa yang terdiri dari 370 orang laki-laki dan 346

perempuan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah sebanyak 213 KK.

Jarak desa dari ibukota kabupaten sekitar 21 km dan jarak dari pusat pemerintahan

kecamatan adalah sekitar 4 km. Mayoritas masyarakat di Desa Igirmranak adalah

penganut agama Islam. Infrastruktur yang tersedia di desa ini masih relatif

terbatas dimana hanya terdapat sebuah masjid dan dua buah Sekolah Dasar (SD)

saja. Akses jalan cukup baik, walaupun dibeberapa lokasi ditemukan bahu jalan

rusak akibat longsor yang terjadi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pertanian sayuran merupakan satu-

satunya usaha pertanian yang dijalankan oleh masyarakat di desa ini. Total luas

lahan yang digunakan untuk pertanian sayur-sayuran adalah 67, 3 ha dengan hasil

total sebanyak 632 ton per tahun. Kondisi perekonomian masyarakat dapat

dikatakan masih rendah mengingat masih banyaknya ditemukan rumah-rumah

yang bersifat semi permanen maupun non permanen. Begitu pun dengan tingkat

pendidikan masyarakat dimana hampir sebagian besar hanya lulusan SD.