Upload
trinhkhuong
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
28
III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku
pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan
peternak sapi perah, sedangkan subjek penelitian adalah peternak sapi perah yang
pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei.
Survei adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel
yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi
sejauh populasi dari mana sampel itu diambil (Paturochman, 2012).
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara dengan berpedoman pada kuesioner mengenai
instrumen masing-masing variabel. Penelitian disusun untuk menggali informasi
lebih lanjut dari setiap variabel. Kuesioner yang dibuat mengacu pada Peraturan
Menteri Pertanian (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan
Direktorat Kesehatan Hewan, 2011) dan Bimbingan Teknis investigasi penyakit
29
hewan (Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIP-
EID) Animal Health Program) yang berkaitan dengan jabatan fungsional medik
veteriner dan paramedik veteriner. Penggunaan kuesioner dimaksudkan agar
pernyataan dapat diarahkan dan mengefisiensikan waktu serta pendokumentasian
catatan atau laporan dari peternak dapat menjadi data penunjang. Selain itu data
juga didapatkan dari data sekunder yaitu dengan melakukan studi perpustakaan
melalui literatur, surat kabar, jurnal, serta situs internet yang dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan masalah penelitian.
3.2.2 Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (disengaja) di Kelurahan
Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Penentuan daerah penelitian
didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah
sentra peternakan sapi perah rakyat yang terdiri dari 3 kelompok. Daerah
penelitian merupakan bagian dari cakupan wilayah kerja CV Barokah, KUD
Sarwa Mukti Cisarua, dan Dinas Kesehatan Hewan Kota Cimahi yang masing-
masing menyediakan petugas kesehatan hewan diantaranya dokter hewan (medik
veteriner) dan mantri hewan (paramedik veteriner) dimana peternak memiliki
kebebasan untuk memilih untuk menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan
yang ada.
3.2.3 Penentuan Responden
Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara Proportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi
30
dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah
ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau
wilayah (Arikunto, 2006).
Responden yang dipilih dari penelitian ini yaitu peternak di Kelurahan
Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang pernah menggunakan
jasa petugas kesehatan hewan (mantri hewan dan dokter hewan). Jumlah
responden berjumlah 30 peternak dengan asumsi data tersebut telah mencapai
distribusi normal (Sugiyono, 2007). Terdapat tiga kelompok sapi perah yaitu
kelompok Mekar Mandiri memiliki jumlah anggota 23 orang, kelompok Mitra
Berkah memiliki jumlah anggota 20 orang dan kelompok Berkah Darunni’mah
memiliki jumlah anggota 16 orang. Total peternak seluruhnya berjumlah 59
orang. Pengambilan sampel sebanyak 30 orang yang mewakili tiga kelompok,
didapat dari hasil perhitungan dengan rumus:
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N : Jumlah seluruh populasi peternak yang pernah menggunakan jasa petugas
kesehatan hewan (mantri dan dokter hewan) di Kelurahan Cipageran.
X : Jumlah populasi pada setiap strata
N1 : Sampel
Penetuan sampel untuk masing-masing kelompok berdasarkan rumus
diatas adalah sebagai berikut :
𝑛 =𝑋
𝑁× 𝑁1
31
𝑛 = 2359 𝑥 30 = 12 orang sampel peternak kelompok Mekar Mandiri
𝑛 = 2059 𝑥 30 = 10 orang sampel peternak kelompok Mitra Berkah
𝑛 = 16
59 𝑥 30 = 8 orang sampel peternak kelompok Berkah Darunni’mah
Tabel 1. Penentuan Sampel
No Kelompok Populasi (Orang) Sampel (Orang)
1 Mekar Mandiri 23 12
2 Mitra Berkah 20 10
3 Berkah
Darunni’mah
16 8
Jumlah 59 30
3.3 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan penguraian variabel penelitian ke
dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Variabel
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu, variabel bebas (independent) mengenai kinerja petugas kesehatan hewan
dan variabel terikat (dependent) mengenai tingkat kepercayaan peternak sapi
perah. Variabel kinerja petugas kesehatan sebagai variabel (X) dan tingkat
kepercayaan peternak sapi perah sebagai variabel (Y).
32
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan
hewan yaitu hasil yang telah dicapai sesuai dengan dimensi yang ditentukan.
Operasional variabel diukur berdasarkan kinerja petugas kesehatan hewan. Sub
Variabel kinerja petugas kesehatan hewan, yaitu:
1. Kualitas adalah hasil kerja petugas kesehatan hewan selama memberikan
pelayanan dengan indikator yaitu:
Ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang
Ketelitian dalam memberikan diagnosa dan terapi
Sarana dan prasarana yang dimiliki petugas kesehatan memadai.
2. Kuantitas merupakan waktu yang digunakan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan selama satu bulan dengan indikator yaitu:
Respon terhadap laporan dari peternak
Frekuensi penggunaan jasa oleh peternak
3. Pelaksanaan tugas merupakan keterampilan petugas kesehatan dalam
melaksanakan aktivitasnya dengan indikator yaitu:
Jenis kasus yang ditangani
Pemahaman wewenang tugas tentang tupoksi masing-masing
Keahlian dalam menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi dan wewenang
4. Tanggung Jawab petugas kesehatan merupakan kesadaran akan kewajiban dari
petugas kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya, dengan indikator yaitu:
Melakukan visit / kunjungan selama masa pengobatan atau terapi
Memiliki rekam medis dari ternak yang akan ditangani
33
Tabel 2. Matriks Operasional Variabel Bebas (Kinerja Petugas Kesehatan)
Sub
Variabel Indikator Kriteria Skor
Kualitas
kerja
Ketepatan anamnase
dan pemeriksaan fisik
penunjang
a. Memenuhi > 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 50 - 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi < 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Ketelitian dalam
memberikan diagnosa dan
terapi
a. Memenuhi > 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 50 - 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi < 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Sarana dan prasarana yang
dimiliki petugas memadai
a. Memenuhi > 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 50 - 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi < 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Kuantitas
Kerja
Respon petugas terhadap
laporan peternak
a. Memenuhi > 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 30 - 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi < 30% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Frekuensi penggunaan jasa
oleh peternak dalam satu
bulan
a. Peternak selalu
menggunakan jasa petugas
kesehatan
3
34
b. Peternak menggunakan
jasa dari petugas kesehatan
> 3 kali dalam sebulan
2
c. Peternak menggunakan
jasa dari peugas kesehatan
< 2 kali dalam sebulan
1
Pelaksanaan
Tugas
Jenis kasus yang ditangani
a. Memenuhi > 50% dari
kriteria yang ditentukan 3
b. Memenuhi 30 – 50 % dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi < 30% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Pemahaman wewenang
a. Memenuhi semua kriteria
yang telah ditentukan 3
b. Memenuhi 2 dari kriteria
yang telah ditentukan 2
c. Memenuhi salah satu
kriteria yang telah
ditentukan atau tidak sama
sekali
1
Keahlian dalam
menjalankan tugas
a. Memenuhi > 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 30 – 50 % dari
kriteria yang telah
ditentukan salah satu
kriteria diatas
2
c. Memenuhi < 30% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
Tanggung
Jawab
Petugas kesehatan
melakukan kunjungan/visit
selama proses terapi
a. Memenuhi semua kriteria
yang telah ditentukan 3
b. Memenuhi salah satu dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Tidak memenuhi kriteria
sama sekali 1
Persediaan obat-obatan
a. Memenuhi > 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
35
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel
X atau variabel bebas (Kinerja petugas kesehatan hewan) dengan skala ordinal.
Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan
dengan indikator dalam variabel bebas diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masing-
masing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan
untuk variabel X terdiri dari 10 pertanyaan.
Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus
kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas
interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas
adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk
menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan
skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan
bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi
(batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan
dalam perhitungan dibawah ini:
Rentang = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 − 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
Batas atas kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 3) + 0,5
= (10 × 3) + 0,5
= 30,50
b. Memenuhi 30 – 50 % dari
kriteria yang telah
ditentukan salah satu
kriteria diatas
2
c. Memenuhi < 30% dari
kriteria yang telah
ditentukan
1
36
Batas bawah kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 1) − 0,5
= (10 × 1) − 0,5
= 9,5
Panjang interval =𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
=(30,5−9,5)
3
= 7,00
Dengan demikian, kelas untuk variabel X atau varibel bebas (kinerja
petugas kesehatan) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang
digunakan sebanyak 10 buah pertanyaan adalah :
a. 9,50 – 16,50 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran rendah.
b. 16,51 – 23,51 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran sedang.
c. 23,52 – 30,52 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran tinggi.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan
peternak. Tingkat kepercayaan merupakan komponen penting yang membantu
mengembangkan suatu lingkungan kerja yang kondusif. Variabel terikat diukur
melalui kuesioner atau angket menggunakan skala likert. terdapat tiga kedekatan
yang merupakan kunci kepercayaan, kedekatan tersebut dijadikan sebagai
indikator yang diukur oleh peneliti. Operasional variabel diukur berdasarkan sub
variabel dari tingkat kepercayaan, yaitu:
37
1. Kedekatan Fisik adalah komunikasi antara petugas kesehatan hewan dengan
para konsumennya dalam hal ini peternak. Komunikasi yang dimaksud yaitu
komunikasi 2 arah, dengan indikator yaitu:
Tindakan dari peternak
Cara petugas kesehatan membangun komunikasi
2. Kedekatan Intelektual adalah keinginan untuk saling mengerti. Kedekatan
intelektual bisa dikembangkan melalui pengalaman peternak selama
menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu:
Kepuasan dari peternak
Timbal balik dari peternak kepada petugas kesehatan hewan
3. Kedekatan Emosional adalah rasa yang muncul antara pelanggan (peternak)
yang loyal dengan petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu:
Rasa saling percaya
Ketulusan untuk saling menghargai
Tabel 3. Matriks Operasional Variabel Terikat (Tingkat Kepercayaan Peternak)
Sub
Variabel Indikator Kriteria Skor
Kedekatan
Fisik
Tindakan dari
peternak
a. Memenuhi > 70% dari
kriteria yang telah
ditentukan
b. Memenuhi 50 – 70 % dari
kriteria yang telah
ditentukan
c. Memenuhi < 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
2
1
Cara petugas kesehatan
membangun komunikasi
a. Memenuhi > 50% dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 30 – 50 % dari
kriteria yang telah
2
38
ditentukan
c. Memenuhi < 20% kriteria
yang telah ditentukan 1
Kedekatan
intelektual
Kepuasan dari
peternak
a. Memenuhi semua kriteria
yang ditentukan. 3
b. Memenuhi 2 kriteria yang
telah ditentukan 2
c. Memenuhi salah satu
kriteria atau tidak sama
sekali
1
Timbal balik dari
peternak kepada
petugas kesehatan
a. Memenuhi semua dari
kriteria yang telah
ditentukan
3
b. Memenuhi 2 kriteria dari
kriteria yang telah
ditentukan
2
c. Memenuhi salah satu dari
kriteria yang telah
ditentukan atau tidak sama
sekali
1
Kedekatan
emosional
Rasa saling percaya
a. Memenuhi semua kriteria
yang ditentukan 3
b. Memenuhi salah satu dari
kriteria yang ditentukan 2
c. Tidak memenuhi kriteria
sama sekali 1
Ketulusan untuk saling
menghargai
a. Memenuhi semua kriteria
yang ditentukan 3
b. Memenuhi salah satu dari
kriteria yang ditentukan 2
c. Tidak memenuhi kriteria
sama sekali 1
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel
Y atau variabel terikat (tingkat kepercayaa peternak) dengan skala ordinal. Setiap
39
jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan
indikator dalam variabel bebas diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masing-masing
menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk
variabel Y terdiri dari 6 pertanyaan.
Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus
kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas
interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas
adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk
menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan
skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan
bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi
(batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan
dalam perhitungan dibawah ini:
Rentang = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 − 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
Batas atas kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 3) + 0,5
= (6 × 3) + 0,5
= 18,50
Batas bawah kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 1) − 0,5
= (6 × 1) − 0,5
= 5,50
Panjang interval =𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
=(18,5−5,5)
3
= 4,33
40
Dengan demikian, kelas untuk variabel Y atau varibel terikat (tingkat
kepercayaan peternak) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang
digunakan sebanyak 6 buah pertanyaan adalah :
a. 5,50 – 9,83 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan
di Kelurahan Cipageran rendah.
b. 9,84 – 14,17 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan
di Kelurahan Cipageran sedang.
c. 14,18 – 18,51 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan
di Kelurahan Cipageran tinggi.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan
fenomena yang terjadi. Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan
dengan skala ordinal. Skala orndinal merupakan skala pengukuran yang
menunjukan persamaan serta menunjukan adanya urutan, ranking atau tingkatan.
Data yang terkumpul di skoring dan dikategorikan dengan kelas-kelas interval.
Pemberian skor pada jawaban responden untuk setiap item sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan yaitu menggunakan skala likert.
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode analisis statistik deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk
meringkas dan mendeskriptifkan data yang dikumpulkan lewat sampel yang
diobservasikan. Metode deskriptif analisis yaitu model penelitian yang menitik
41
beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.
Metode analisis deskriptif dilakukan dengan distribusi frekuensi, kategorisasi data
tentang hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat
kepercayaan peternak sapi perah pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi
Utara, Kota Cimahi perhitungannya menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0 for
windows.
3.4.2 Koefisien Korelasi Rank Spearman
Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala
ordinal. Data masing-masing variabel dijumlahkan skornya lalu dianalisis
menggunakan teknik analisis non parametrik korelasi Rank-Spearman untuk
mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas (kinerja petugas kesehatan)
dengan variabel terikat (tingkat kepercayaan peternak) (Sugiyono, 2014). Analisis
data menggunakan aplikasi SPSS, dengan langkah sebagai berikut:
1. Buka program SPSS, klik Variabel View, selanjutnya pada variabel name
tulis X dan Y. Pada Decimals ubah angka menjadi angka 0, pada bagian label
tuliskan Kinerja Petugas Kesehatan dan Tingkat Kepercayaan Peternak.
2. Setelah itu klik Data View, lalu masukan data Kinerja Petugas Kesehatan dan
Tingkat Kepercayaan Peternak.
3. Selanjutnya dari menu utama SPSS, klik Analyze, klik Corellate, klik
Bivariate.
4. Muncul kotak dialog dengan nama Bivariate Correlation, masukan variabel
Kinerja (X), dan Tingkat Kepercayaan (Y) pada kotak Variabels. Selanjutnya
pada kolom Corellation Coefficients pilih Spearman. Lalu untuk kolom Test
42
of Significance, pilih Two-Tailed, kemudian pilih Flag Significant
Correlations, lalu klik OK.
5. Setelah selesai, maka akan muncul output SPSS dan diinterprestasikan.
3.4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dan variabel
terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Untuk memperkuat validitas
analisis penelitian ini dilakukan pula uji signifikansi hipotesis tersebut dengan uji
t (Siegel,1997) .
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis
peneliti (H1). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui
interpolasi dengan 𝑑𝑘 = 𝑛 − 2 untuk harga 𝑡1𝑑𝑎𝑛 𝑡2 dengan mengambil taraf
kepercayan ∝1= 0,05 𝑑𝑎𝑛 ∝2= 0,01. Adapun kriteria pengujian hipotesisnya
yaitu:
Pv > ∝, maka H0 diterima dan tolak H1
Pv < ∝, maka H0 ditolak dan terima H1
Hipotesis yang diajukan yaitu:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan
tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan
Cimahi Utara, Kota Cimahi
H1 : Terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan
tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan
Cimahi Utara, Kota Cimahi .
43
Sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi, peneliti menggunakan satuan
angka-angka sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria Koefisien Korelasi Menurut Guilford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat