16
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak sapi perah, sedangkan subjek penelitian adalah peternak sapi perah yang pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Survei adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi sejauh populasi dari mana sampel itu diambil (Paturochman, 2012). 3.2.1 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan berpedoman pada kuesioner mengenai instrumen masing-masing variabel. Penelitian disusun untuk menggali informasi lebih lanjut dari setiap variabel. Kuesioner yang dibuat mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat Kesehatan Hewan, 2011) dan Bimbingan Teknis investigasi penyakit

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.2 ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130084_3_2878.pdf · instrumen masing-masing variabel. Penelitian disusun untuk

Embed Size (px)

Citation preview

28

III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan

peternak sapi perah, sedangkan subjek penelitian adalah peternak sapi perah yang

pernah menggunakan jasa petugas kesehatan hewan di Kelurahan Cipageran.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei.

Survei adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel

yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi

sejauh populasi dari mana sampel itu diambil (Paturochman, 2012).

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara dengan berpedoman pada kuesioner mengenai

instrumen masing-masing variabel. Penelitian disusun untuk menggali informasi

lebih lanjut dari setiap variabel. Kuesioner yang dibuat mengacu pada Peraturan

Menteri Pertanian (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan

Direktorat Kesehatan Hewan, 2011) dan Bimbingan Teknis investigasi penyakit

29

hewan (Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIP-

EID) Animal Health Program) yang berkaitan dengan jabatan fungsional medik

veteriner dan paramedik veteriner. Penggunaan kuesioner dimaksudkan agar

pernyataan dapat diarahkan dan mengefisiensikan waktu serta pendokumentasian

catatan atau laporan dari peternak dapat menjadi data penunjang. Selain itu data

juga didapatkan dari data sekunder yaitu dengan melakukan studi perpustakaan

melalui literatur, surat kabar, jurnal, serta situs internet yang dapat memberikan

informasi yang sesuai dengan masalah penelitian.

3.2.2 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (disengaja) di Kelurahan

Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Penentuan daerah penelitian

didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah

sentra peternakan sapi perah rakyat yang terdiri dari 3 kelompok. Daerah

penelitian merupakan bagian dari cakupan wilayah kerja CV Barokah, KUD

Sarwa Mukti Cisarua, dan Dinas Kesehatan Hewan Kota Cimahi yang masing-

masing menyediakan petugas kesehatan hewan diantaranya dokter hewan (medik

veteriner) dan mantri hewan (paramedik veteriner) dimana peternak memiliki

kebebasan untuk memilih untuk menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan

yang ada.

3.2.3 Penentuan Responden

Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara Proportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi

30

dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah

ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau

wilayah (Arikunto, 2006).

Responden yang dipilih dari penelitian ini yaitu peternak di Kelurahan

Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang pernah menggunakan

jasa petugas kesehatan hewan (mantri hewan dan dokter hewan). Jumlah

responden berjumlah 30 peternak dengan asumsi data tersebut telah mencapai

distribusi normal (Sugiyono, 2007). Terdapat tiga kelompok sapi perah yaitu

kelompok Mekar Mandiri memiliki jumlah anggota 23 orang, kelompok Mitra

Berkah memiliki jumlah anggota 20 orang dan kelompok Berkah Darunni’mah

memiliki jumlah anggota 16 orang. Total peternak seluruhnya berjumlah 59

orang. Pengambilan sampel sebanyak 30 orang yang mewakili tiga kelompok,

didapat dari hasil perhitungan dengan rumus:

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata

N : Jumlah seluruh populasi peternak yang pernah menggunakan jasa petugas

kesehatan hewan (mantri dan dokter hewan) di Kelurahan Cipageran.

X : Jumlah populasi pada setiap strata

N1 : Sampel

Penetuan sampel untuk masing-masing kelompok berdasarkan rumus

diatas adalah sebagai berikut :

𝑛 =𝑋

𝑁× 𝑁1

31

𝑛 = 2359 𝑥 30 = 12 orang sampel peternak kelompok Mekar Mandiri

𝑛 = 2059 𝑥 30 = 10 orang sampel peternak kelompok Mitra Berkah

𝑛 = 16

59 𝑥 30 = 8 orang sampel peternak kelompok Berkah Darunni’mah

Tabel 1. Penentuan Sampel

No Kelompok Populasi (Orang) Sampel (Orang)

1 Mekar Mandiri 23 12

2 Mitra Berkah 20 10

3 Berkah

Darunni’mah

16 8

Jumlah 59 30

3.3 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan penguraian variabel penelitian ke

dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Variabel

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu, variabel bebas (independent) mengenai kinerja petugas kesehatan hewan

dan variabel terikat (dependent) mengenai tingkat kepercayaan peternak sapi

perah. Variabel kinerja petugas kesehatan sebagai variabel (X) dan tingkat

kepercayaan peternak sapi perah sebagai variabel (Y).

32

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan

hewan yaitu hasil yang telah dicapai sesuai dengan dimensi yang ditentukan.

Operasional variabel diukur berdasarkan kinerja petugas kesehatan hewan. Sub

Variabel kinerja petugas kesehatan hewan, yaitu:

1. Kualitas adalah hasil kerja petugas kesehatan hewan selama memberikan

pelayanan dengan indikator yaitu:

Ketepatan anamnase dan pemeriksaan fisik penunjang

Ketelitian dalam memberikan diagnosa dan terapi

Sarana dan prasarana yang dimiliki petugas kesehatan memadai.

2. Kuantitas merupakan waktu yang digunakan petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan selama satu bulan dengan indikator yaitu:

Respon terhadap laporan dari peternak

Frekuensi penggunaan jasa oleh peternak

3. Pelaksanaan tugas merupakan keterampilan petugas kesehatan dalam

melaksanakan aktivitasnya dengan indikator yaitu:

Jenis kasus yang ditangani

Pemahaman wewenang tugas tentang tupoksi masing-masing

Keahlian dalam menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi dan wewenang

4. Tanggung Jawab petugas kesehatan merupakan kesadaran akan kewajiban dari

petugas kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya, dengan indikator yaitu:

Melakukan visit / kunjungan selama masa pengobatan atau terapi

Memiliki rekam medis dari ternak yang akan ditangani

33

Tabel 2. Matriks Operasional Variabel Bebas (Kinerja Petugas Kesehatan)

Sub

Variabel Indikator Kriteria Skor

Kualitas

kerja

Ketepatan anamnase

dan pemeriksaan fisik

penunjang

a. Memenuhi > 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 50 - 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi < 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Ketelitian dalam

memberikan diagnosa dan

terapi

a. Memenuhi > 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 50 - 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi < 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Sarana dan prasarana yang

dimiliki petugas memadai

a. Memenuhi > 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 50 - 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi < 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Kuantitas

Kerja

Respon petugas terhadap

laporan peternak

a. Memenuhi > 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 30 - 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi < 30% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Frekuensi penggunaan jasa

oleh peternak dalam satu

bulan

a. Peternak selalu

menggunakan jasa petugas

kesehatan

3

34

b. Peternak menggunakan

jasa dari petugas kesehatan

> 3 kali dalam sebulan

2

c. Peternak menggunakan

jasa dari peugas kesehatan

< 2 kali dalam sebulan

1

Pelaksanaan

Tugas

Jenis kasus yang ditangani

a. Memenuhi > 50% dari

kriteria yang ditentukan 3

b. Memenuhi 30 – 50 % dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi < 30% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Pemahaman wewenang

a. Memenuhi semua kriteria

yang telah ditentukan 3

b. Memenuhi 2 dari kriteria

yang telah ditentukan 2

c. Memenuhi salah satu

kriteria yang telah

ditentukan atau tidak sama

sekali

1

Keahlian dalam

menjalankan tugas

a. Memenuhi > 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 30 – 50 % dari

kriteria yang telah

ditentukan salah satu

kriteria diatas

2

c. Memenuhi < 30% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

Tanggung

Jawab

Petugas kesehatan

melakukan kunjungan/visit

selama proses terapi

a. Memenuhi semua kriteria

yang telah ditentukan 3

b. Memenuhi salah satu dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Tidak memenuhi kriteria

sama sekali 1

Persediaan obat-obatan

a. Memenuhi > 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

35

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen

pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel

X atau variabel bebas (Kinerja petugas kesehatan hewan) dengan skala ordinal.

Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan

dengan indikator dalam variabel bebas diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masing-

masing menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan

untuk variabel X terdiri dari 10 pertanyaan.

Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus

kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas

interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas

adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk

menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan

skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan

bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi

(batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan

dalam perhitungan dibawah ini:

Rentang = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 − 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ

Batas atas kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 3) + 0,5

= (10 × 3) + 0,5

= 30,50

b. Memenuhi 30 – 50 % dari

kriteria yang telah

ditentukan salah satu

kriteria diatas

2

c. Memenuhi < 30% dari

kriteria yang telah

ditentukan

1

36

Batas bawah kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 1) − 0,5

= (10 × 1) − 0,5

= 9,5

Panjang interval =𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

=(30,5−9,5)

3

= 7,00

Dengan demikian, kelas untuk variabel X atau varibel bebas (kinerja

petugas kesehatan) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang

digunakan sebanyak 10 buah pertanyaan adalah :

a. 9,50 – 16,50 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran rendah.

b. 16,51 – 23,51 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran sedang.

c. 23,52 – 30,52 = Kinerja petugas kesehatan pada Kelurahan Cipageran tinggi.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan

peternak. Tingkat kepercayaan merupakan komponen penting yang membantu

mengembangkan suatu lingkungan kerja yang kondusif. Variabel terikat diukur

melalui kuesioner atau angket menggunakan skala likert. terdapat tiga kedekatan

yang merupakan kunci kepercayaan, kedekatan tersebut dijadikan sebagai

indikator yang diukur oleh peneliti. Operasional variabel diukur berdasarkan sub

variabel dari tingkat kepercayaan, yaitu:

37

1. Kedekatan Fisik adalah komunikasi antara petugas kesehatan hewan dengan

para konsumennya dalam hal ini peternak. Komunikasi yang dimaksud yaitu

komunikasi 2 arah, dengan indikator yaitu:

Tindakan dari peternak

Cara petugas kesehatan membangun komunikasi

2. Kedekatan Intelektual adalah keinginan untuk saling mengerti. Kedekatan

intelektual bisa dikembangkan melalui pengalaman peternak selama

menggunakan jasa dari petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu:

Kepuasan dari peternak

Timbal balik dari peternak kepada petugas kesehatan hewan

3. Kedekatan Emosional adalah rasa yang muncul antara pelanggan (peternak)

yang loyal dengan petugas kesehatan hewan, dengan indikator yaitu:

Rasa saling percaya

Ketulusan untuk saling menghargai

Tabel 3. Matriks Operasional Variabel Terikat (Tingkat Kepercayaan Peternak)

Sub

Variabel Indikator Kriteria Skor

Kedekatan

Fisik

Tindakan dari

peternak

a. Memenuhi > 70% dari

kriteria yang telah

ditentukan

b. Memenuhi 50 – 70 % dari

kriteria yang telah

ditentukan

c. Memenuhi < 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

2

1

Cara petugas kesehatan

membangun komunikasi

a. Memenuhi > 50% dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 30 – 50 % dari

kriteria yang telah

2

38

ditentukan

c. Memenuhi < 20% kriteria

yang telah ditentukan 1

Kedekatan

intelektual

Kepuasan dari

peternak

a. Memenuhi semua kriteria

yang ditentukan. 3

b. Memenuhi 2 kriteria yang

telah ditentukan 2

c. Memenuhi salah satu

kriteria atau tidak sama

sekali

1

Timbal balik dari

peternak kepada

petugas kesehatan

a. Memenuhi semua dari

kriteria yang telah

ditentukan

3

b. Memenuhi 2 kriteria dari

kriteria yang telah

ditentukan

2

c. Memenuhi salah satu dari

kriteria yang telah

ditentukan atau tidak sama

sekali

1

Kedekatan

emosional

Rasa saling percaya

a. Memenuhi semua kriteria

yang ditentukan 3

b. Memenuhi salah satu dari

kriteria yang ditentukan 2

c. Tidak memenuhi kriteria

sama sekali 1

Ketulusan untuk saling

menghargai

a. Memenuhi semua kriteria

yang ditentukan 3

b. Memenuhi salah satu dari

kriteria yang ditentukan 2

c. Tidak memenuhi kriteria

sama sekali 1

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen

pengukur dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang diberikan terhadap variabel

Y atau variabel terikat (tingkat kepercayaa peternak) dengan skala ordinal. Setiap

39

jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden yang berkaitan dengan

indikator dalam variabel bebas diberi nilai 3, 2, dan 1, yang masing-masing

menunjukkan nilai kualitatif tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan untuk

variabel Y terdiri dari 6 pertanyaan.

Pembagian ketiga kelas kategori dilakukan dengan menggunakan rumus

kelas interval. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk membuat kelas

interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas dan batas bawah. Batas atas

adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah skor terendah, untuk

menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi ditambah 0,5 dan

skor terendah dikurangi 0,5 dimana 0,5 merupakan nilai koreksi. Nilai atas dan

bawah yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi

(batas atas) dan skor terendah (batas bawah), untuk lebih jelasnya dituangkan

dalam perhitungan dibawah ini:

Rentang = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 − 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ

Batas atas kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 3) + 0,5

= (6 × 3) + 0,5

= 18,50

Batas bawah kelas = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 × 1) − 0,5

= (6 × 1) − 0,5

= 5,50

Panjang interval =𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

=(18,5−5,5)

3

= 4,33

40

Dengan demikian, kelas untuk variabel Y atau varibel terikat (tingkat

kepercayaan peternak) di kelurahan cipageran dengan jumlah pertanyaan yang

digunakan sebanyak 6 buah pertanyaan adalah :

a. 5,50 – 9,83 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan

di Kelurahan Cipageran rendah.

b. 9,84 – 14,17 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan

di Kelurahan Cipageran sedang.

c. 14,18 – 18,51 = Tingkat kepercayaan peternak terhadap petugas kesehatan

di Kelurahan Cipageran tinggi.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan

fenomena yang terjadi. Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan

dengan skala ordinal. Skala orndinal merupakan skala pengukuran yang

menunjukan persamaan serta menunjukan adanya urutan, ranking atau tingkatan.

Data yang terkumpul di skoring dan dikategorikan dengan kelas-kelas interval.

Pemberian skor pada jawaban responden untuk setiap item sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan yaitu menggunakan skala likert.

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis statistik deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk

meringkas dan mendeskriptifkan data yang dikumpulkan lewat sampel yang

diobservasikan. Metode deskriptif analisis yaitu model penelitian yang menitik

41

beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.

Metode analisis deskriptif dilakukan dengan distribusi frekuensi, kategorisasi data

tentang hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan tingkat

kepercayaan peternak sapi perah pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi

Utara, Kota Cimahi perhitungannya menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0 for

windows.

3.4.2 Koefisien Korelasi Rank Spearman

Pengukuran masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala

ordinal. Data masing-masing variabel dijumlahkan skornya lalu dianalisis

menggunakan teknik analisis non parametrik korelasi Rank-Spearman untuk

mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas (kinerja petugas kesehatan)

dengan variabel terikat (tingkat kepercayaan peternak) (Sugiyono, 2014). Analisis

data menggunakan aplikasi SPSS, dengan langkah sebagai berikut:

1. Buka program SPSS, klik Variabel View, selanjutnya pada variabel name

tulis X dan Y. Pada Decimals ubah angka menjadi angka 0, pada bagian label

tuliskan Kinerja Petugas Kesehatan dan Tingkat Kepercayaan Peternak.

2. Setelah itu klik Data View, lalu masukan data Kinerja Petugas Kesehatan dan

Tingkat Kepercayaan Peternak.

3. Selanjutnya dari menu utama SPSS, klik Analyze, klik Corellate, klik

Bivariate.

4. Muncul kotak dialog dengan nama Bivariate Correlation, masukan variabel

Kinerja (X), dan Tingkat Kepercayaan (Y) pada kotak Variabels. Selanjutnya

pada kolom Corellation Coefficients pilih Spearman. Lalu untuk kolom Test

42

of Significance, pilih Two-Tailed, kemudian pilih Flag Significant

Correlations, lalu klik OK.

5. Setelah selesai, maka akan muncul output SPSS dan diinterprestasikan.

3.4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dan variabel

terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Untuk memperkuat validitas

analisis penelitian ini dilakukan pula uji signifikansi hipotesis tersebut dengan uji

t (Siegel,1997) .

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis

peneliti (H1). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui

interpolasi dengan 𝑑𝑘 = 𝑛 − 2 untuk harga 𝑡1𝑑𝑎𝑛 𝑡2 dengan mengambil taraf

kepercayan ∝1= 0,05 𝑑𝑎𝑛 ∝2= 0,01. Adapun kriteria pengujian hipotesisnya

yaitu:

Pv > ∝, maka H0 diterima dan tolak H1

Pv < ∝, maka H0 ditolak dan terima H1

Hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan

tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan

Cimahi Utara, Kota Cimahi

H1 : Terdapat hubungan antara kinerja petugas kesehatan hewan dengan

tingkat kepercayaan peternak pada Kelurahan Cipageran, Kecamatan

Cimahi Utara, Kota Cimahi .

43

Sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi, peneliti menggunakan satuan

angka-angka sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Koefisien Korelasi Menurut Guilford

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat