Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ijarah dan imbt dari buku fiqh muamalah

Citation preview

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    1/16

    A. Ijarah ( operasional lease )1.Pengertian Ijarah

    Secara etimologi al- ijarah berasal dari kata al ajru yang berarti al-iwadh /

    penggatntian, dari sebab itulah ats tsawabuy dalam konteks pahala dinamai al

    ajru / upah.

    Adapun secara terminology, para ulama fiqhberbeda pendapatnya, antara lain:

    1. Menurut sayyid sabiq, al ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksiuntuk mengambil manfaat denganjalan member penggatian.

    2. Menurut ulama syafiiyah, al-ijarahadalah suatu jenis akad atau transaksiterhadapa suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh

    dimanfaatkan , dengan cara memberi imbalan tertentu.3. Menurut amir syafiruddin, al-ijarah secara sederhana dapat diartikan

    dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan tertentu.

    Bila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu

    benda disebut ijarah alain., seperti sewa menyewa rumahuntuk ditempati.

    Bila yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seorang

    disebut ijarah ad-dzimah atau upah mengupah, seperti upah mengetik

    ksripsi. Sedangkan objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqh di

    sebut al- ijarah.

    Ijarah adalah transaksi sewamenyewa atas suatu barang dan atau upah-

    mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau

    imbalan jasa.

    Ijarah juga dapat diartikan dengan lease contract dan juga hire contract.

    Karena itu, ijarah dalam konteks perbankan syariah adalah lease contract. Lease

    contract adalah suatu lembaga keuangan menyewakan peralatan ( equitment ),

    baik dalam bentuk sebuah bangunan maupun barang-barang.

    2.Dasar hukum ijarahHukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara berdasarkan

    ayat al- quran, hadis-hadis nabi, dan ketetapan ijma ulama. Adapun dasar hukum

    ijarah sebagai berikut:

    Jika mereka telah menyusukan anakmu , maka berilah upah mereka. (QS.At- thalaq: 6)

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    2/16

    Salah seorang dari wanita itu berkata, wahai bapakku ambilah ia sebagai

    pekerja kita, kartena orang yang paling baik untuk dijadikan pekerja ialah orang

    yang kuat dan dapat dipercaya. ( QS. Al- qashas: 26 )

    Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjaan sebelum kering

    keringat mereka ( hadis riwayatibnu majah)

    3.Rukun dan syarat ijarah Rukun ijarah adalah :1. Pihak yang menyewakan2. Pihak yang menyewa3. Benda yang diijarahkan4. Akad Adapun syarat syarat al ijarah sebagaimana yang ditulis nasrun haroen

    sebagai berikut :

    1. Yang terkait dengan dua orangyang berakad. Menurut ulama syafiiyahdan hanabalah yang disyaratkan telah balig dan berakal. Oleh sebab itu,

    apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan

    orang gila ijarahnya tidak sah. Akan tetapi, ulama hanafiyah dan

    malikiyah berpendapat bahwa kedua yang berakad itu tidak harus

    mencapai usia balig. Oleh karenanya, anak yang baru mumayyiz pun

    boleh melakukan akad al- ijarah hanya pengesahannya perlu

    persetujuan walinya.2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaanya melakukanakad al- ijarah. Apabilah salah seorang diantaranya terpaksa melakukan

    akad ini, maka akad al ijarah nya tidak sah. Hal ini sesuai dengan

    firman allah Qs. An- nisa: 29, yang artinya : wahai orang-orang yang

    beriman, janganlah kamu saling memakan harta kamu dengan cara yang

    bathil kecuali melalui suatu perniagaan yang berlaku suka sama suka.

    3. Manfaat yang menjadi objek al- ijarah harus diketahui, sehingga tidakmuncul perselisihan dikemudian hari. Apabila manfaat yang menjadiobjek tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    3/16

    dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya dan penjelasan berapa

    lama manfaat itu di tangan penyewa.

    4. Objek al- ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsungdan tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, para ulama fiqh sepakat, bahwa

    tidak boleh menyewakan yang tidak boleh diserahkan dan dimanfaatkan

    oleh penyewa. Misalnya, seorang menyewa rumah, maka rumah itu dapat

    langsung diambil kuncinya dan dapat langsung boleh ia manfaatkan.

    5. Objek al- ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara. Oleh sebab itu,para ulama fiqh sepakat mengatakan tidak boleh menyewa seorang

    untuk menyantet orang lain, demikian juga tidak boleh menyewakan

    rumah untuk dijadikan tempat-tempat maksiat

    6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa, misalnyamenyewa orang untuk melaksanakan shalat untuk diri penyewa atau

    menyewa orang yang belum naik haji untuk menggantikan haji penyewa.

    Para ulama fiqh sepakat mengatakan bahwa akad sewa menyewa seperti

    ini tidak sah, karena shalat dan haji merupakan kewajiban penyewa

    sendiri.

    7. Objek al-ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan seperti,rumha, kendaraan, dan alat-alat perkantoran. Oleh sebab itu, tidak

    boleh dilakukan akad sewa menyewa terhadap sebatang pohon yangakan dimanfaatkan penyewa sebagai sarana penjemur pakaian, karena

    pada dasarnya akad untuk sebatang pohon bukan dimaksudkan seperti

    itu.

    8. Upah atau sewa dalam al- ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatuyang memiliki nilai ekonomi.

    4.Contoh IjarahSeorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,

    membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon

    kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu. Maka nasabah akan

    membayar sewa alat2 berat tersebut kepada Bank syariah.

    5.Fatwa DSN MUI tentang ijarah

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    4/16

    DEWAN SYARIAH NASIONAL

    Majelis ulama indonesia

    FATWA

    DEWAN SYARIAH NASIONAL

    Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000

    Tentang ijarah

    Pembiayaan ijarah

    Dewan syariah nasional, setelah:Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh

    manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui

    akad ijarah, yaitui akad pemindahan hak guna (manfaat) atas

    suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

    pembayaran sewa/ upah, tanpa diikuti dengan pemindahan

    kepemilikan barang itu sendiri.

    b. bahwa kebutuhan akan diijarahkini dapat dilayani oleh

    lembaga keuangan (LKS) melalui akad pembiayaaan ijarah.c. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran islam,

    DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad

    ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.

    Mengingat : 1. Firman allah QS. al-Zukhruf/43: 32:

    Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat

    Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupanmereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan

    sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,

    agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang

    lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

    kumpulkan.

    2. Firman allah QS. al-Baqarah ayat 233:Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

    lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaranmenurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    5/16

    ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamukerjakan.

    3. Firman allah QS. al-Qashash ayat 26:

    Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku!Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

    sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

    bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat

    dipercaya.

    4. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa

    Nabi bersabda:

    Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya

    kering.

    5. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairahdan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

    Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlahupahnya.

    6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn AbiWaqqash, ia berkata:

    Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran)

    hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan

    hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya

    dengan emas atau perak.

    7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

    perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    6/16

    mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

    menghalalkan yang haram.

    8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewamenyewa.

    9. Kaidah fiqh:

    Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

    kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

    Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus

    didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.

    Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada

    hari

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH

    Pertama : Rukun dan Syarat Ijarah:

    1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa

    pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad

    (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

    2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi

    sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

    3. Obyek akad ijarah adalah :

    a. manfaat barang dan sewa; atau

    b. manfaat jasa dan upah.

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    7/16

    Kedua : Ketentuan Obyek Ijarah:

    1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang

    dan/atau jasa.

    2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat

    dilaksanakan dalam kontrak.

    3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan

    (tidak diharamkan).

    4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

    dengan syariah.

    5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa

    untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan

    mengakibatkan sengketa.

    6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas,

    termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan

    spesifikasi atau identifikasi fisik.

    7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan

    dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat.

    Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat

    pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah. 8. Pembayaran

    sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari

    jenis yang sama dengan obyek kontrak.

    8. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah

    dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

    Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah

    1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau

    jasa:

    a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang

    diberikan

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    8/16

    b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.

    c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang

    disewakan.

    2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang

    atau jasa:

    a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk

    menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai

    kontrak.

    b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya

    ringan (tidak materiil).

    c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran

    dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena

    kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia

    tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

    Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau

    jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka

    penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah

    setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

    Ditetapkan di : Jakarta

    Tanggal : 08 Muharram 1421 H.

    13 April 2000 M

    DEWAN SYARIAH NASIONAL

    MAJELIS ULAMA INDONESIA

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    9/16

    Ketua, Sekretaris,

    Prof. KH. Ali Yafie Drs. H.A. Nazri Adlani

    B. IJARAH MUNTAHIYA BI AT-TAMLIK (IMBT)

    1.Pengertian IMBTIjarah muntahiya bi at-tamlik (IMBT) adalah sejenis perpaduan antara

    kontrak jual beli dan sewa, atau lebih gtepatnya akad sewa yang diakhiri

    dengan kepemilikan barang di tangan si pembeli. Menurut kamus ekonomisyariah, Ijarah muntahiyah bi at-tamilik adalah ijarah dengan janji (waad)

    yang mengikat pihak yang menyewakan untuk mejadikan kepemilikan kepada

    penyewa.

    2.DASAR HUKUM1. Al-Quran

    a) QS. al-Zukhruf [43] : 32

    Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan

    antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah

    meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

    seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu

    lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

    b) QS. al-Qashash [28]: 26:

    Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia sebagai

    orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang

    kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat

    dipercaya.

    2. Hadits

    a) Hadits Nabi riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-

    Khudri, Nabi s.a.w. bersabda :

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    10/16

    Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya

    b) Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasai dari Sa`d Ibn Abi

    Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:

    Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh

    pada parit dan tempat yang teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan

    hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas

    atau perak (uang).

    3. RUKUN DAN SYARAT IMBTSebagimana dijelaskan di atas bahwa transaksi IMBT merupakan

    pengembangan transaksi ijarah untuk mengakomodasi kebutuhan pasar.Oleh

    sebab itu, rukun dari IMBT adalah sama dengan rukun dari ijarah.Adapun rukun

    IMBT adalah sebagai berikut :

    1. Orang yang berakad : Penyewa (Mustajir) dan Pemberi Sewa (Mujir/Muajjir)

    2. Sewa/imbalan : Harga Sewa (Ujrah)

    3. Manfaat Obyek Sewa (Majur)

    4. Sighat (ijab dan kabul).

    SYARAT IMBT

    Agar pelaksanaan IMBT sempurna, berikut beberapa syarat dari sahnya akad

    IMBT :

    1. Syarat Pihak yang berakad : Cakap hukum ( Baligh & Berakal )

    2. Syarat Obyek yang disewakan :

    a) Manfaat barang dan atau jasa.

    b) Barang itu milik sah & sempurna dari mujir (milk al-tm) atau Barang itu

    tidak terkait dengan hak orang lain.

    c) Objek harus bisa dinilai dan dikenali secara spesifik (fisik). Artinya

    manfaat barang jelas.

    d) Manfaat barang dan atau jasa tidak termasuk yang diharamkan / dilarang

    Bermanfaat.

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    11/16

    e) Manfaat Barang/jasa bisa langsung diserahkan atau digunakan selama

    jangka waktu tertentu yang disepakati.

    3. Syarat Harga Sewa (Ujrah):

    a) Jelas disebutkan pada saat transaksi berupa uang, dirham, dinar dan lain

    sebagainya. Menurut Ulama Hanfiyah pembayaran upah tidak boleh dalam

    bentuk manfaat yang serupa. Seperti sewa rumah dengan ujroh penyewaan

    rumah. Namun dalam fatwa DSN no : 09/DSN-MUI/IV/2000 perihal Pembiayaan

    Ijrah bahwa Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain)

    dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

    b) Jelas disebutkan berapa jumlah Ujrah.

    4. Syarat Sighot :

    a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad.b) Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dengan keinginan

    untuk melakukan kontrak sewa; harga dan jangka waktu yang disepakati.c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan

    transaksi pada hal / kejadian yang akan datang yang tidak sesuai denganesensi dari ijrah. Misalnya, mujir menyewakan rumahnya kepada pihak

    lain dengan syarat ia menempati dulu selama 1 (satu) bulan baru kemudiania sewakan kepada B. Esensi dari ijrah adalah memberikan hak atasmanfaat barang pada salah satu pihak yang berakad.

    4.Contoh IMBT :Seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,

    membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon

    kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu.Akan tetapi, jika ternyata

    alat-alat tersebut akan terus dibutuhkan dan dia kemudian memutuskan untuk

    membelinya, dia bisa melakukannya dengan ijarah muntahia bit-tamlik, yaitu

    menyewa peralatan tersebut dan pada akhir masa sewa, nasabah membelinya.

    5.Fatwa DSN-MUI tentang ijarah muntahiya bi at-malik

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    12/16

    FATWA

    DEWAN SYARIAH NASIONAL

    Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002

    Tentang

    AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK

    Dewan Syariah Nasional setelah,

    Menimbang : a. bahwa dewasa ini dalam masyarakat telah umum

    dilakukan praktik sewa-beli, yaitu perjanjian sewa-

    menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik

    atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai

    masa sewa,

    b. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan

    masyarakat tersebut, Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

    memerlukan akad sewa-beli yang sesuai dengan syariah,

    c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional

    (DSN) memandang perlu menetapkan fatwa tentang

    sewa-beli yang sesuai dengan syariah, yaitu akad al-

    ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik ( ) atau al-ijarah wa al-iqtina ( )untuk dijadikan pedoman.

    Mengingat : 1. Firman Allah, QS. al-Zukhruf [43]: 32:

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    13/16

    .

    Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat

    Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan

    mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan

    sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,

    agar seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang

    lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

    kumpulkan.

    2. Hadits Nabi riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah

    dan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

    .Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah

    upahnya

    3. Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasai dari

    Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:

    .

    Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil

    tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air;

    maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan

    memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas

    atau perak (uang).

    4. Hadits Nabi riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf al-

    Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

    .

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    14/16

    Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin

    kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau

    menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat

    dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang

    mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

    haram.

    5. Hadits Nabi riwayat Ahmad dari Ibnu Masud:

    .

    Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligusdalam satu obyek.

    6. Kaidah fiqh:

    a. .ya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali ada

    dalil yang mengharamkannya.

    b. .Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum

    Allah.

    Memperhatikan : 1. Surat dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan

    No. 2293/DSAK/IAI/I/2002 tertanggal 17 Januari 2002

    perihal Permohonan Fatwa.

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    15/16

    2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah

    Nasional pada hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423 H. / 28

    Maret 2002.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : FATWA TENTANG AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH

    BI AL-TAMLIK

    Pertama : Ketentuan Umum:

    Akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik boleh

    dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah(Fatwa DSN nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000) berlakupula dalam akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik.

    2. Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus disepakati ketika akadIjarah ditandatangani.

    3. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalamakad.

    Kedua : Ketentuan tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-

    Tamlik

    1. Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-

    Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu.

    Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau

    pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah

    selesai.

    2. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal

    akad Ijarah adalah wad (), yang hukumnya tidakmengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus

  • 5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)

    16/16

    ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah

    masa Ijarah selesai.

    Ketiga : 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya

    atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak,maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi

    Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

    musyawarah.

    2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

    ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat

    kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana

    mestinya.

    Ditetapkan di : Jakarta

    Tanggal : 14 Muharram 1423 H.

    28 Maret 2002 M.

    DEWAN SYARIAH NASIONAL

    MAJELIS ULAMA INDONESIA

    Ketua, Sekretaris,

    K.H. M.A. Sahal Mahfudh Prof.Dr.H.M. Din Syamsuddin