Upload
septiani-ria
View
103
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ijarah dan imbt dari buku fiqh muamalah
Citation preview
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
1/16
A. Ijarah ( operasional lease )1.Pengertian Ijarah
Secara etimologi al- ijarah berasal dari kata al ajru yang berarti al-iwadh /
penggatntian, dari sebab itulah ats tsawabuy dalam konteks pahala dinamai al
ajru / upah.
Adapun secara terminology, para ulama fiqhberbeda pendapatnya, antara lain:
1. Menurut sayyid sabiq, al ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksiuntuk mengambil manfaat denganjalan member penggatian.
2. Menurut ulama syafiiyah, al-ijarahadalah suatu jenis akad atau transaksiterhadapa suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh
dimanfaatkan , dengan cara memberi imbalan tertentu.3. Menurut amir syafiruddin, al-ijarah secara sederhana dapat diartikan
dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan tertentu.
Bila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu
benda disebut ijarah alain., seperti sewa menyewa rumahuntuk ditempati.
Bila yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seorang
disebut ijarah ad-dzimah atau upah mengupah, seperti upah mengetik
ksripsi. Sedangkan objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqh di
sebut al- ijarah.
Ijarah adalah transaksi sewamenyewa atas suatu barang dan atau upah-
mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalan jasa.
Ijarah juga dapat diartikan dengan lease contract dan juga hire contract.
Karena itu, ijarah dalam konteks perbankan syariah adalah lease contract. Lease
contract adalah suatu lembaga keuangan menyewakan peralatan ( equitment ),
baik dalam bentuk sebuah bangunan maupun barang-barang.
2.Dasar hukum ijarahHukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara berdasarkan
ayat al- quran, hadis-hadis nabi, dan ketetapan ijma ulama. Adapun dasar hukum
ijarah sebagai berikut:
Jika mereka telah menyusukan anakmu , maka berilah upah mereka. (QS.At- thalaq: 6)
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
2/16
Salah seorang dari wanita itu berkata, wahai bapakku ambilah ia sebagai
pekerja kita, kartena orang yang paling baik untuk dijadikan pekerja ialah orang
yang kuat dan dapat dipercaya. ( QS. Al- qashas: 26 )
Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjaan sebelum kering
keringat mereka ( hadis riwayatibnu majah)
3.Rukun dan syarat ijarah Rukun ijarah adalah :1. Pihak yang menyewakan2. Pihak yang menyewa3. Benda yang diijarahkan4. Akad Adapun syarat syarat al ijarah sebagaimana yang ditulis nasrun haroen
sebagai berikut :
1. Yang terkait dengan dua orangyang berakad. Menurut ulama syafiiyahdan hanabalah yang disyaratkan telah balig dan berakal. Oleh sebab itu,
apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan
orang gila ijarahnya tidak sah. Akan tetapi, ulama hanafiyah dan
malikiyah berpendapat bahwa kedua yang berakad itu tidak harus
mencapai usia balig. Oleh karenanya, anak yang baru mumayyiz pun
boleh melakukan akad al- ijarah hanya pengesahannya perlu
persetujuan walinya.2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaanya melakukanakad al- ijarah. Apabilah salah seorang diantaranya terpaksa melakukan
akad ini, maka akad al ijarah nya tidak sah. Hal ini sesuai dengan
firman allah Qs. An- nisa: 29, yang artinya : wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta kamu dengan cara yang
bathil kecuali melalui suatu perniagaan yang berlaku suka sama suka.
3. Manfaat yang menjadi objek al- ijarah harus diketahui, sehingga tidakmuncul perselisihan dikemudian hari. Apabila manfaat yang menjadiobjek tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
3/16
dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya dan penjelasan berapa
lama manfaat itu di tangan penyewa.
4. Objek al- ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsungdan tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, para ulama fiqh sepakat, bahwa
tidak boleh menyewakan yang tidak boleh diserahkan dan dimanfaatkan
oleh penyewa. Misalnya, seorang menyewa rumah, maka rumah itu dapat
langsung diambil kuncinya dan dapat langsung boleh ia manfaatkan.
5. Objek al- ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara. Oleh sebab itu,para ulama fiqh sepakat mengatakan tidak boleh menyewa seorang
untuk menyantet orang lain, demikian juga tidak boleh menyewakan
rumah untuk dijadikan tempat-tempat maksiat
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa, misalnyamenyewa orang untuk melaksanakan shalat untuk diri penyewa atau
menyewa orang yang belum naik haji untuk menggantikan haji penyewa.
Para ulama fiqh sepakat mengatakan bahwa akad sewa menyewa seperti
ini tidak sah, karena shalat dan haji merupakan kewajiban penyewa
sendiri.
7. Objek al-ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan seperti,rumha, kendaraan, dan alat-alat perkantoran. Oleh sebab itu, tidak
boleh dilakukan akad sewa menyewa terhadap sebatang pohon yangakan dimanfaatkan penyewa sebagai sarana penjemur pakaian, karena
pada dasarnya akad untuk sebatang pohon bukan dimaksudkan seperti
itu.
8. Upah atau sewa dalam al- ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatuyang memiliki nilai ekonomi.
4.Contoh IjarahSeorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon
kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu. Maka nasabah akan
membayar sewa alat2 berat tersebut kepada Bank syariah.
5.Fatwa DSN MUI tentang ijarah
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
4/16
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Majelis ulama indonesia
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000
Tentang ijarah
Pembiayaan ijarah
Dewan syariah nasional, setelah:Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh
manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui
akad ijarah, yaitui akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/ upah, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.
b. bahwa kebutuhan akan diijarahkini dapat dilayani oleh
lembaga keuangan (LKS) melalui akad pembiayaaan ijarah.c. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran islam,
DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad
ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman allah QS. al-Zukhruf/43: 32:
Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupanmereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang
lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.
2. Firman allah QS. al-Baqarah ayat 233:Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaranmenurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
5/16
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamukerjakan.
3. Firman allah QS. al-Qashash ayat 26:
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku!Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya.
4. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa
Nabi bersabda:
Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering.
5. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairahdan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlahupahnya.
6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn AbiWaqqash, ia berkata:
Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran)
hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan
hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya
dengan emas atau perak.
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
6/16
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.
8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewamenyewa.
9. Kaidah fiqh:
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus
didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada
hari
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH
Pertama : Rukun dan Syarat Ijarah:
1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa
pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad
(berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.
2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi
sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.
3. Obyek akad ijarah adalah :
a. manfaat barang dan sewa; atau
b. manfaat jasa dan upah.
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
7/16
Kedua : Ketentuan Obyek Ijarah:
1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang
dan/atau jasa.
2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat
dilaksanakan dalam kontrak.
3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan
(tidak diharamkan).
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai
dengan syariah.
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa
untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan
mengakibatkan sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas,
termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan
spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan
dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat.
Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat
pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah. 8. Pembayaran
sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak.
8. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah
dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah
1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau
jasa:
a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang
diberikan
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
8/16
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang
disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang
atau jasa:
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk
menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai
kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya
ringan (tidak materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran
dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena
kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia
tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau
jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
9/16
Ketua, Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie Drs. H.A. Nazri Adlani
B. IJARAH MUNTAHIYA BI AT-TAMLIK (IMBT)
1.Pengertian IMBTIjarah muntahiya bi at-tamlik (IMBT) adalah sejenis perpaduan antara
kontrak jual beli dan sewa, atau lebih gtepatnya akad sewa yang diakhiri
dengan kepemilikan barang di tangan si pembeli. Menurut kamus ekonomisyariah, Ijarah muntahiyah bi at-tamilik adalah ijarah dengan janji (waad)
yang mengikat pihak yang menyewakan untuk mejadikan kepemilikan kepada
penyewa.
2.DASAR HUKUM1. Al-Quran
a) QS. al-Zukhruf [43] : 32
Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
b) QS. al-Qashash [28]: 26:
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya.
2. Hadits
a) Hadits Nabi riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda :
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
10/16
Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya
b) Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasai dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:
Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh
pada parit dan tempat yang teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan
hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas
atau perak (uang).
3. RUKUN DAN SYARAT IMBTSebagimana dijelaskan di atas bahwa transaksi IMBT merupakan
pengembangan transaksi ijarah untuk mengakomodasi kebutuhan pasar.Oleh
sebab itu, rukun dari IMBT adalah sama dengan rukun dari ijarah.Adapun rukun
IMBT adalah sebagai berikut :
1. Orang yang berakad : Penyewa (Mustajir) dan Pemberi Sewa (Mujir/Muajjir)
2. Sewa/imbalan : Harga Sewa (Ujrah)
3. Manfaat Obyek Sewa (Majur)
4. Sighat (ijab dan kabul).
SYARAT IMBT
Agar pelaksanaan IMBT sempurna, berikut beberapa syarat dari sahnya akad
IMBT :
1. Syarat Pihak yang berakad : Cakap hukum ( Baligh & Berakal )
2. Syarat Obyek yang disewakan :
a) Manfaat barang dan atau jasa.
b) Barang itu milik sah & sempurna dari mujir (milk al-tm) atau Barang itu
tidak terkait dengan hak orang lain.
c) Objek harus bisa dinilai dan dikenali secara spesifik (fisik). Artinya
manfaat barang jelas.
d) Manfaat barang dan atau jasa tidak termasuk yang diharamkan / dilarang
Bermanfaat.
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
11/16
e) Manfaat Barang/jasa bisa langsung diserahkan atau digunakan selama
jangka waktu tertentu yang disepakati.
3. Syarat Harga Sewa (Ujrah):
a) Jelas disebutkan pada saat transaksi berupa uang, dirham, dinar dan lain
sebagainya. Menurut Ulama Hanfiyah pembayaran upah tidak boleh dalam
bentuk manfaat yang serupa. Seperti sewa rumah dengan ujroh penyewaan
rumah. Namun dalam fatwa DSN no : 09/DSN-MUI/IV/2000 perihal Pembiayaan
Ijrah bahwa Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain)
dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.
b) Jelas disebutkan berapa jumlah Ujrah.
4. Syarat Sighot :
a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad.b) Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dengan keinginan
untuk melakukan kontrak sewa; harga dan jangka waktu yang disepakati.c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan
transaksi pada hal / kejadian yang akan datang yang tidak sesuai denganesensi dari ijrah. Misalnya, mujir menyewakan rumahnya kepada pihak
lain dengan syarat ia menempati dulu selama 1 (satu) bulan baru kemudiania sewakan kepada B. Esensi dari ijrah adalah memberikan hak atasmanfaat barang pada salah satu pihak yang berakad.
4.Contoh IMBT :Seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon
kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu.Akan tetapi, jika ternyata
alat-alat tersebut akan terus dibutuhkan dan dia kemudian memutuskan untuk
membelinya, dia bisa melakukannya dengan ijarah muntahia bit-tamlik, yaitu
menyewa peralatan tersebut dan pada akhir masa sewa, nasabah membelinya.
5.Fatwa DSN-MUI tentang ijarah muntahiya bi at-malik
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
12/16
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002
Tentang
AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK
Dewan Syariah Nasional setelah,
Menimbang : a. bahwa dewasa ini dalam masyarakat telah umum
dilakukan praktik sewa-beli, yaitu perjanjian sewa-
menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik
atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai
masa sewa,
b. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut, Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
memerlukan akad sewa-beli yang sesuai dengan syariah,
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional
(DSN) memandang perlu menetapkan fatwa tentang
sewa-beli yang sesuai dengan syariah, yaitu akad al-
ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik ( ) atau al-ijarah wa al-iqtina ( )untuk dijadikan pedoman.
Mengingat : 1. Firman Allah, QS. al-Zukhruf [43]: 32:
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
13/16
.
Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang
lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.
2. Hadits Nabi riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah
dan Abu Said al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
.Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah
upahnya
3. Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasai dari
Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:
.
Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil
tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air;
maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan
memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas
atau perak (uang).
4. Hadits Nabi riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf al-
Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
.
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
14/16
Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.
5. Hadits Nabi riwayat Ahmad dari Ibnu Masud:
.
Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligusdalam satu obyek.
6. Kaidah fiqh:
a. .ya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.
b. .Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum
Allah.
Memperhatikan : 1. Surat dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan
No. 2293/DSAK/IAI/I/2002 tertanggal 17 Januari 2002
perihal Permohonan Fatwa.
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
15/16
2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah
Nasional pada hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423 H. / 28
Maret 2002.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH
BI AL-TAMLIK
Pertama : Ketentuan Umum:
Akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik boleh
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah(Fatwa DSN nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000) berlakupula dalam akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik.
2. Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus disepakati ketika akadIjarah ditandatangani.
3. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalamakad.
Kedua : Ketentuan tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-
Tamlik
1. Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-
Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu.
Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau
pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah
selesai.
2. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal
akad Ijarah adalah wad (), yang hukumnya tidakmengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus
5/28/2018 Ijarah Dan Imbt (Fiqh Muamalah)
16/16
ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah
masa Ijarah selesai.
Ketiga : 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak,maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 14 Muharram 1423 H.
28 Maret 2002 M.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
K.H. M.A. Sahal Mahfudh Prof.Dr.H.M. Din Syamsuddin