73
INSTRUKSI KERJA INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : DCC/WI/K3/07 Tanggal Terbit : 01 January 2013 Revisi : 0 INSTRUKSI KERJA P3K INSTRUKSI KERJA P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) Halaman : 13 / 33 Disetujui : Manajemen PT.AWS A. P3K karena shock i. Identifikasi tanda-tanda umum, yaitu : 1. muka dan kulit si korban menjadi pucat, dingin. 2. denyutan nadi lemah.

IK7 KIK - P3K

Embed Size (px)

DESCRIPTION

standart k3

Citation preview

7

INSTRUKSI KERJANo. Dokumen : DCC/WI/K3/07

Tanggal Terbit : 01 January 2013

Revisi : 0

INSTRUKSI KERJA P3K

(PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)Halaman : 13 / 33

Disetujui : Manajemen PT.AWS

A. P3K karena shock

i. Identifikasi tanda-tanda umum, yaitu :

1. muka dan kulit si korban menjadi pucat, dingin.

2. denyutan nadi lemah.

3. pernafasan pendek, cepat.

4. si korban sering menguap dan mengacuhkan keadaan sekelilingnya.

5. si korban merasa haus.

6. kesadaran berkurang atau hilang.

ii. Tindakan untuk mencegah dan memperbaiki kadaan, yaitu :

1. Letakkan si korban terlentang dengan kepala lebih rendah dari kaki.

2. Badannya harus dipanaskan dengan selimut tebal.

3. Berikan minuman panas, kalau ia masih sadar, akan tetapi jangan sekali-kali yang mengandung alkohol.

4. Kalau ia pingsan rangsanglah kesadarannya melalui hidung dengan amonia, minyak wangi, dsb.

B. P3K karena shock terkena aliran listrik

i. Identifikasi tanda-tanda umum, yaitu :

1. kesadaran hilang.2. pernafasan berhenti, karena pusat pernafasan lumpuh.3. kadang-kadang luka terbakar yang hebat.4. pada tempat arus listrik masuk dan keluar sering terdapat pendarahan halus.

ii. Tindakan untuk mencegah dan memperbaiki keadaan, yaitu :

1. Haruslah secepat mungkin kontak antara si korban dengan pembawa aliran listrik dilepaskan.

2. Jangan melepaskan si korban dengan tangan atau memegang si korban maupun pakaiannya, apalagi kalau kulit atau pakaiannya basah (mungkin oleh keringat).

3. Sewaktu melepaskan kontak dengan si korban, berdirilah di atas pakaian, kertas koran atau papan yang kering.

4. Balut tangan dengan kertas atau pakaian tebal yang kering atau sarung tangan dari karet, tariklah pada pakaian si korban yang kering untuk menghela si korban dari aliran listrik.

5. Kadang-kadang dapat juga dilepaskan dengan memukul kawat listrik dengan kayu yang kering atau menarik si korban dengan tali kering yang dibelitkan pada kaki atau tangan si korban.

6. Jika si korban tidak bernafas, segera lakukan dengan pernapasan buatan. Kalau jantung tidak rusak, maka 75 % si korban dapat ditolong dan bila terlambat beberapa menit persentase dapat tertolong akan berkurang 50 %.

7. Pernapasan buatan harus dilakukan sampai si korban bernafas lagi atau dokter menyatakan sudah mati. Sesudah ia bernafas lagi, barulah lukanya dibalut.

C. P3K karena kecelakaan listrik

i. Bebaskanlah segera korban dari aliran listrik.

ii. Tempatkan si korban pada ruangan yang berudara segar.

iii. Apabila si korban masih bernafas dalam keadaan pingsan, bukalah segera pakaian yang mengikat, rangsanglah kesadaran si korban dengan minyak wangi, amonia atau cuka, dsb.

iv. Apabila si korban tampak tidak bernafas seolah-olah mati, lakukanlah pernafasan buatan sehingga ia mulai bernafas lagi atau sampai dokter telah menyatakan bahwa ia telah mati.

D. P3K jatuh dari tempat ketinggian

i. Baringkan si korban terlentang tanpa bantal.

ii. Lepaskan segala pakaian yang melekat, kalau perlu dengan gunting.

iii. Hentikan pendarahan bila ada.

iv. Rangsangan kesadarannya dengan minyak wangi, cuka dan sebagainya bila ia pingsan.

v. Lakukan pembidaian bila ada patah tulang.E. P3K luka dan pendarahan

i. Pendarahan di luar

1. Identifikasi bahwa darah mengalir dari semua bagian luka dan dapat nampak berbahaya, tetap pendarahan biasanya berhenti sendiri.2. Berikan tekanan pada tempat yang berdarah dengan penutup luka yang steril danbalut dengan sepotong kain jika perlu.

3. Angkat bagian yang berdarah dan sokong pada posisi itu, kecuali diduga ada tulang yang patah.

4. Sebelum memberi penutup luka, jika luka kotor, cuci dengan air mengalir dari tengah ke luar, jika mungkin. Lindungi dengan kain yang steril dan hati-hati bersihkan luka sekitarnya.

5. Keringkan kulit dengan potongan kapas, pakai setiap potong kapas itu sekali saja, membersihkan dari dalam ke luar.

ii. Luka-luka dengan banyak pendarahan

1. Perlu diketahui bahwa pendarahan ini dapat menyebabkan keadaan gawat yang dapat membahayakan jiwa.2. Berikan tekanan langsung dengan jari-jari pada tempat berdarah, atau dengan penutup luka jika ada yang dapat digunakan, selama 5-15 menit jika daerah luka lebar, tekan tepi-tepi luka dengan keras tetapi hati-hati secara bersamaan.3. Posisikan korban pada posisi yang cocok dan rendahkan kepala jika mungkin.4. Angkat bagian luka, sokonglah posisi ini, kecuali diduga ada patah tulang.

5. Hati-hati menyingkirkan benda-benda asing yang nampak dan yang dapat diambil dengan mudah, atau bungkus dengan sepotong kain.

6. Berika penutup luka yang steril dan keras pada luka, tutup dengan sepotong kain yang lunak dan pertahankan penutup luka dan potongan kain pada posisinya dengan pembalut yang kencang. Pastikan penutup luka dan potongan kain meluas menutupitepi-tepi luka.

7. Jika pendarahan terus-menerus, berikan penutup luka dan potongan kain lagi di atas penutup luka yang pertama dan balut lebih kencang.

8. Bagian yang luka dibuat tidak bergerak dengan cara yang sesuai, misalnya dengan perban ayunan untuk tubuh bagian atas, atau mengikat anggota tubuh bagian bawah yang tak luka dengan yang luka.

9. Bawa ke rumah sakit dengan segera.

iii. Benda asing pada luka

1. Jika tidak mungkin menyingkirkan suatu benda asing, atau jika ujung-ujung tulang yang patah menonjol melalui kulit.

2. Berilah tekanan sepanjang tepi luka, atau tekan tepi-tepi luka dengan kencang tetapi hati-hati secara bersamaan.

3. Berikan penutup luka.

4. Letakkan sepotong kapas atau bahan lain yang lunak pada sekeliling luka dengan cukup tinggi untuk mencegah penekanan pada benda asing. Sepotong kain berbentuk cincin dapat dipakai.

5. Eratkan penutup luka dan potongan kain dengan pembalut dipasang diagonal, sehingga menghindari bahaya penekanan pada benda asing.

iv. Pendarahan di dalam1. Perlu diketahui bahwa pendarahan di dalam dapat terjadi menyertai tulang yang patah atau diakibatkan dari pukulan atau tembakan, luka tusuk atau tubrukan.2. Letakkan korban istirahat total dengan kaki terangkat, peringatkan dia supaya jangan bergerak.

3. Kendorkan semua pakaian yang kencang di leher, dada dan pinggang.

4. Tenangkan dia, jelaskan kepentingan istirahat baik mental maupun fisiknya.

5. Periksa luka-luka lain, kata-kata korban pada kasus yang parah tak dapat dipertanggung jawabkan.

6. Lindungi dia dari dingin.

7. Kirimkan ke rumah sakit segera dengan hati-hati dan setenang mungkin.

8. Perhatikan pernapasan dan kecepatan denyut nadinya. Catat denyut nadi dan catat saat menghitungnya, untuk dokter. Jika pemindahan ke rumah sakit terlambat, catat kecepatan denyut nadi tiap 10-15 menit.

9. Catat apa saja yang dikeluarkan atau dimuntahkan. Jangan beri apapun lewat mulut.

F. Patah tulang

i. Patah tulang tengkorak

1. Perlu diketahui bahwa bahaya terbesar dari tulang kepala yang pecah ialah akibat-akibatnya terhadap otak. Patah tulang kepala dapat bersifat tertutup, yaitu tanpa disertai luka di kulit; dan dapat pula bersifat terbuka, yaitu disertai luka robek kulit kepala. Patah tulang terbuka mulai diketahui, karena tulang yang pecah dapat dilihat dari luar, bahkan kadang-kadang nampak juga jaringan otaknya.

Patah tulang tertutup lebih sulit dikenali, karena kulit tetap utuh. Tetapi dengan meraba-raba, biasanya terasa ada cekungan ke dalam pada bagian yang patah. Juga pendarahan lewat hidung dan telinga merupakan tanda adanya tulang kepala yang retak.

2. Penderita tidak boleh terlalu sering diangkat-angkat. Gerakan yang keras dapat memperparah keadaannya.

3. Pertama-tama bersihkan mulut, hidung, dan tenggorokannya dari darah, lendir atau muntahan yang dapat mengganggu jalan nafasnya.

4. Baringkan penderita dengan kedudukan miring atau kepala ditelengkupkan. Ini untuk memudahkan aliran muntah atau lendir yang dapat mengganggu jalan nafasnya.

5. Apabila tidak ada tanda-tanda patah tulang belakang, baringkan penderita dengan letak kepala lebih rendah dari tubuhnya.

6. Bersihkan luka-lukanya dari kotoran yang melekat dan setiap pendarahan yang besar harus dihentikan sedapat mungkin.

7. Pada patah tulang yang terbuka, jangan sekali-kali mencuci lukanya dengan cairan apapun. Bekuan darah atau benda-benda yang masuk ke dalam luka tidak boleh disingkirkan. Tutuplah lukanya dengan kasa steril dan balutlah dengan belutan yang tidak menekan.

8. Kirim penderita segera mungkin ke rumah sakit yang terdekat.

9. Penderita yang kesadarannya yang masih baik, tidak diperbolehkan membuang kotoran hidungnya dengan jalan menghembus/bersin.

ii. Patah tulang rahang

1. Tulang rahang yang patah biasanya mudah diketahui, yaitu bentuknya tidak lagi lurus, dan penderita akan kesakitan kalau berusaha menggerakkannya. Selanjutnya akan diikuti dengan pembengkakan.2. Untuk mengurangi rasa sakit dan menghambat pembengkakan, kompreslah rahangnya dengan es.

3. Balutlah rahangnya dengan pembalut segi tiga yang dilipat-lipat serta digunting sudut-sudutnya atau dengan pembalut biasa.

4. Untuk mengurangi rasa sakit, dapat diberikan obat pelawan rasa sakit.

5. Kirimkan penderita ke rumah sakit. Sementara itu ia tidak boleh menggerakkan atau membuka rahangnya kecuali untuk minum dengan sedotan.

iii. Patah tulang leher

1. Tulang leher adalah bagian rangkaian tulang belakang. Oleh karena itu apabila patah, kecelakaan ini digolongkan berat.2. Pendarahan di daerah leher, apabila ada, harus segera diatasi karena pembuluh-pembuluh darah di tempat ini besar-besar, sehingga korban akan cepat kehabisan darah dan terjadi shock. Caranya, tekanlah pembuluh darah tersebut pada pangkalnya.3. Perhatikan pula mungkin ada pendarahan di dalam tenggorokan. Ini harus segera dibersihkan, agar tidak menghalangi jalan napas.

4. Pernapasan buatan, apabila5. perlu, diberikan tanpa mengubah kedudukan leher seperti pada kecelakaan lain.

6. Caranya cukup dengan membuka mulut penderita setelah di bawah lehernya diberi bantal dan kemudian memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut.7. Setelah pendarahan di atas dan luka dibersihkan, leher diberi balutan untuk membatasi gerakannya.8. Angkatlah penderita ke atas usungan yang beralas kayu. Disamping itu, di bawah dan sekeliling leher diberi bantal.9. Kirimlah penderita ke rumah sakit dengan segera.iv. Patah tulang selangka

1. Tulang selangka adalah tulang yang menghubungkan pangkal tulang dada dengan tulang bahu.

2. Apabila tulang selangka patah, bahu di sisi itu akan condong ke arah dada. Selain itu daerah yang patah akan terasa nyeri. Dekat di bawah tulang selangka, terdapat pembuluh-pembuluhdarah utama yang cukup besar. Sehingga apabila tulang ini patah, harus difikirkan adanya bahaya pembuluh-pembuluh tersebut terlukai oleh patah tulang.

3. Kenakan balutan ransel kepada penderita.

Caranya: dari pundak kiri, pembalut disilangkan melalui punggung ke ketiak kanan. Selanjutnya dari bawah ketiak kanan ke depan dan ke atas pundak kanan. Dari pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri, lalu kepundak kanan. Demikian seterusnya dan akhirnya dengan sebuah peniti ujung pembalut diikatkan ke pembalut di bawahnya. Setelah itu lengan digantung ke leher.

4. Sebaiknya di bawah ketiak diberi alas kain, agar pembalut tidak melukai kulitnya.

5. Bawa ke rumah sakit.

v. Patah tulang lengan atas

1. Tulang lengan atas hanya satu, dan berbentuk tulang panjang.2. Tanda-tanda patah ialah nyeri tekan pada tempat yang patah, dan juga terdapat nyeri sumbu. Yang dimaksud dengan nyeri sumbu ialah rasa nyeri akan timbul apabila tulang itu ditekan dari ujung ke ujung.

3. Pasanglah bidai di sepanjang lengan atas.

4. Berikan balutan untuk mengikatnya.

5. Dengan siku terlipat dan lengan bawah merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher.

6. Apabila patah tulang terjadi di dekat sendi siku, biasanya tidak dapat dilihat. Dalam hal ini pasanglah bidai yang juga meliputi lengan bawah.

7. Biarkan lengan dalam keadaan lurus tanpa perlu digantungkan ke leher.

8. Bawa ke rumah sakit.

vi. Patah tulang lengan bawah

1. Lengan bawah memiliki dua batang tulang panjang, satu di sisi arah dengan ibu jari dan sebatang lainnya di sisi yang searah dengan kelingking.

2. Pasangkan sepasang bidai di sepanjang lengan bawah. Bidai ini dapat dibuat dari dua bilah papan, atau dapat pula hanya dengan setumpuk kertas Koran. Apabila papan-papan yang dipergunakan, maka sebilah dipasang di sisi luar lengan dan sebilah lagi di sisi dalamnya.

3. Ikat bidai-bidai itu dengan pembalut, lalu gantungkan lengan yang patah itu ke leher.

4. Bawa ke rumah sakit.vii. Patah tulang pergelangan dan tulang telapak tangan

1. Pertolongan pertamanya tidak bebrbeda dengan patah tulang lengan bawah, hanya saja bidai diperpanjang hingga telapak tangan.

2. Bawa ke rumah sakit.

viii. Patah tulang jari tangan

1. Dibidai dengan benda-benda yang mudah didapat di sekitar.

2. Apabila mungkin (tidak terasa sakit bila membengkokkan jari), sebaiknya jari dibidai dalam kedudukan setengan melengkung.

3. Bawa ke rumah sakit.

ix. Patah tulang iga

1. Tanda-tanda patah tulang iga adalah dada sakit untuk bernafas, batuk atau bersin. Selain itu juga terasa nyeri apabila bagian yang patah ditekan. Iga yang patah dapat berbahaya bagi paru-paru, karena paru-paru dapat tertusuk oleh bagian yang patah.

2. Dada dibersihkan dengan air atau alcohol, keringkan.

3. Iga yang patah ditopang agar tidak bergerak dengan menggunakan plester biasa (strapping). Tetapi karena sulit untuk memastikan iga-iga mana saja yang patah, maka strapping diberikan kepada seluruh iga.

Caranya: suruh penderita menarik nafas dalam dan kemudian dikeluarkan lagi sampai habis. Pada saat nafasnya terhenti sesudah dikeluarkan itulah plester dipasang. Plester dipasang sejajar iga mulai dari ruas tulang belakang hingga ke tulang dada. Strapping dimulai dari iga terbawah lurus terus ke atas. Plester yang kedua dipasang menindih yang pertama, dst.

4. Segera bawa ke rumah sakit.x. Patah tulang belakang

1. Tulang belakang yang patah dapat membahayakan sumsum tulang belakang yang terlindung di dalam cicinnya. Sumsum tulang belakang ialah bagian dari susunan darah pusat, yang berisi serabut-serabut saraf yang membawa berita dan perintah dari dan ke otak.

2. Biarkan penderita dalam keadaan berbaring.

3. Jangan diubah atau disuruh duduk.

4. Siapkan usungan yang beralas keras, misalnya menggunakan papan.

5. Dengan hati-hati angkat penderita ke usungan tsb.

6. Beri bantal di bawah pinggangnya, untuk mengurangi rasa sakit dan agar tidak bergerak ketika diusung.

7. Segera bawa ke rumah sakit.

xi. Patah tulang pinggul

1. Tanda-tandanya penderita merasa nyeri di daerah di atas kemaluan apabila ia mencoba duduk atau berdiri. Kadang-kadang menggerakkan kakinya pun ia tidak mampu. Apabila disertai dengan kerusakan kandung kencing, darah akan mengalir bersama air kencing.2. Jangan mencoba memastikan diagnosa dengan jalan menekan daerah yang sakit. Karena ini akan membahayakan jaringan yang ada di dalam rongga pinggul.3. Penderita harus dibawa dengan usungan, dengan kedua kaki dan lututnya diikat menjadi satu.

4. Di bawah lutut diberikan bantalan yang lunak, penderita akan merasa lebih enak apabila di bawah pinggulnya diberi bantalan yang juga meliputi samping kiri dan kanannya.

5. Dalam memasang bantal tersebut, jangan sampai harus memiringkan penderita ke samping.

6. Bawa ke rumah sakit.

xii. Patah tulang paha

1. Identifikasi sama dengan patah tulang lengan atas.

2. Pasanglah sepasang bidai yang memanjang dari pinggul hingga ke kaki. Bidai sudah harus dipasang sebelum penderita dipindahkan ke tempat lain.

3. Bawa ke rumah sakit.

xiii. Patah tulang tempurung

1. Tanda-tandanya penderita tidak dapat meluruskan kaki, kecuali lututnya terasa sakit. Kadang-kadang dengan merabanya akan terasa ada cekungan di tempat tempurung lutut.2. Berikan balutan penekan di atas lutut untuk menghambat pembengkakan.3. Kompres es kadang-kadang dapat mengurangi rasa sakit.

4. Dengan lutut sedikit terlipat, pasang bidai di bawahnya.5. Di bawah lutut dan pergelangan kaki diberi bantalan yang lunak.6. Sementara menunggu pengangkutan, letakkan lutut yang cedera lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.

7. Bawa ke rumah sakit.

xiv. Patah tulang betis

1. Dengan dua buah bidai, betis dibidai dari mata kaki sampai beberapa jari di atas lutut.

2. Papan bidai dibungkus dengan kain atau selimut untuk tempat menempatkan betis.

3. Di bawah lutut dan mata kaki diberi bantalan.

4. Selama menunggu pengangkutan, kaki diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk menghambat pembengkakan dan mengurangi rasa sakit.

5. Apabila tulang yang patah terdapat di atas pergelangan kaki, pembidaian berlapis bantal dipasangkan dari lutut hingga menutupi telapak kaki.

6. Bawa ke rumah sakit.

xv. Patah tulang telapak kaki

1. Tanda-tandanya kadang sulit dikenali, karena disertai pembengkakan. Tetapi nyeri sumbu tetap dapat dijadikan pegangan, yaitu dengan menekan tulang itu dari atas jari kaki dan tumit.

2. Berikan balutan yang menekan.

3. Pasang bidai di bawah telapak kaki.

4. Dalam perjalanan ke rumah sakit, letakkan bantalan kain di belakang tumitnya.G. Pernapasan buatan

i. Tengkurapkan si korban dengan kedua tangannya untuk bantal.

ii. Penolong berlutut di belakang kepala si korban dengan menghadap ke arah badan penderita.

iii. Letakkan kedua belah telapak tangan penolong pada punggung si korban di atas tulang belikat kanan dan kiri (gambar 1).

iv. Tekanlah punggung si korban dengan kedua tangan selama 2 detik atau dihitung sampai satu, dua, tiga (gambar 2).

v. Pada hitungan keempat tekanan dilepaskan dan tangan penolong digeser ke siku si korban (gambar 3).

vi. Tarik ke atas ke belakang sehingga rongga dada mengembang selama menghitung lima, enam, tujuh (gambar 4).

vii. Pada hitungan kedelapan kembali tangan bergerak ke belikat dan seterusnya.