6
GROUP PAPER REPORT MARKETING MANAGEMENT Case Study : IKEA INVADES AMERICA Tuto r: Dr. Ike Janita Dewi, MBA By: ADITYA NUGRAHA LITHA NATHANIA MMUGM REGULER 37 JAKARTA

Ikea review

  • Upload
    aditya

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Marketing

Citation preview

Page 1: Ikea review

GROUP PAPER REPORT

MARKETING MANAGEMENT

Case Study : IKEA INVADES AMERICA

Tutor:

Dr. Ike Janita Dewi, MBA

By:

ADITYA NUGRAHA

LITHA NATHANIA

MMUGM REGULER 37 JAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH

MADA

2015

Page 2: Ikea review

Sejarah IKEA

IKEA adalah sebuah perushaan ritel perabot untuk rumah dari Swedia. Pada musim

dingin 2004, terdapat 202 toko IKEA di 32 negara di berbagai belahan dunia dengan sekitar 20

lagi yang akan dibuka pada 2005. Katalog IKEA yang berisi info produk IKEA diperkirakan

adalah buku yang pendistribusiannya kedua terluas setelah Alkitab dan biasanya diperbaharui

tiap Agustus. Hingga saat ini IKEA tidak memiliki toko di Indonesia.

Perusahaan ini didirikan Ingvar Kamprad pada 1943 saat ia berusia 17 tahun yang

sekarang sudah menjadi salah satu orang terkaya di dunia. IKEA adalah singkatan dari namanya,

Ingvar Kamprad; tempat ia dilahirkan, Elmtaryd; dan desanya, Agunnaryd.ola. Awalnya, IKEA

menjual berbagai barang, dari pulpen, dompet, bingkai foto, hingga jam tangan. Perabotan mulai

masuk ke dalam daftar pada 1947 dan IKEA mulai merancang sendiri pada 1955.

Penjualan pada mulanya dilakukan melalui pos dan kemudian sebuah toko dibuka di

Älmhult yang kemudian menjadi model toko IKEA untuk selanjutnya. Pada 23 Maret 1963, toko

IKEA pertama di luar Swedia dibuka di Asker, dekat Oslo, Norwegia. Sejak tahun 1997, Ikea

telah meningkatkan jumlah toko menjadi 51. Perusahaan ini terdiri dari 165 toko pada bulan

Agustus 2003, dan ada rencana untuk membuka 16 toko baru di 2004 dan 2005. Namun,

meskipun perusahaan membuka 14 toko baru pada tahun 2003, pertumbuhan penjualan hanya

2,7%, terutama sebagai akibat dari kondisi ekonomi tertekan di seluruh Eropa, wilayah inti bisnis

perusahaan.

Dengan demikian, jelas bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pada tingkat yang

signifikan, hanya membuka toko baru saja tidak cukup. Sebaliknya, Ikea harus menilai

lingkungan eksternal dan kompetitif, dengan menentukan kesempatan dan ancaman kunci yang

IKEA hadapi, dan menyelaraskan kekuatan dan kelemahan terbaik untuk melawan pasar

konsumen lemah. Dengan pertumbuhan yang kuat IKEA menjadi merek yang kuat dan

kehadiran diterima di pasar terpilihnya (Johnson, Scholes dan Whittington, 2005).

Strategi

IKEA menjalankan strategi untuk memenuhi kebutuhan target marketnya, dengan menawarkan

berbagai macam furniture yang berkualitas dengan harga relatif murah (ekonomis). Target

Page 3: Ikea review

marketnya adalah mahasiwa dan pasangan muda yang memiliki pendapatan relatif rendah, yang

tentunya tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk membeli furniture. IKEA memahami

bahwa keluarga muda membutuhkan furniture untuk mengisi rumah baru mereka, namun mereka

tidak memiliki banyak uang untuk melakukannya.

Value Offering dan Value Position

IKEA memiliki value offering yakni menawarkan berbagai macam produk kebutuhan rumah

dengan desain menarik, kualitas baik, harga relatif rendah, serta memiliki nilai

ekonomis.Terkaitvalue position, IKEA bukan hanya sekedar toko yang menjual furniture, namun

telah menjadi suatu jaringan yang dikategorikan sebagai “start up furniture”. Konsumen dapat

langsung membawa pulang produk yang mereka inginkan serta merakitnya sendiri di rumah.

IKEA menerapkan sistem self-service, dimana konsumen diberikan kesempatan untuk

mendesain sendiri ruangan yang mereka inginkan, dengan panduan sales representatif yang

berpengalaman. Tata ruang IKEA diatur sedemikian rupa, penempatan produk diatur layaknya

konsep ruangan di rumah, sehingga konsumen memiliki gambaran imajinatif.

Transformasi Konsep Tradisional ke Experience

Perkembangan IKEA disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta gaya hidup konsumen.

IKEA dengan visinya yakni menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang dan

berharap agar semua orang mampu membeli furniture sebagai kelengkapan rumah, maka inovasi

dilakukan untuk menekan segala biaya produksi, distribusi dan retail. Para pengunjung

diberikan experiencedengan tata ruang yang dibuat layaknya interior rumah dengan berbagai

tema, mereka diajak berkeliling sesuai jalur yang telah ditentukan sesuai dengan zona masing-

masing. Konsumen juga diberikan experience untuk mendesain sendiri ruangan sesuai dengan

keinginan mereka, membeli produk sesuai dengan bentuk dan material yang dibutuhkan serta

merakit sendiri produk tersebut di rumah. Dengan tersedianya area  food

court dan playground yang memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, menjadikan IKEA

bukan hanya sekedar tempat berbelanja, namun sebagai sarana hiburan keluarga  Terdapat

aplikasi teknologi melalui mobile phone yang memudahkan konsumen dalam berbelanja,

yakni augmented reality, dengan aplikasi ini konsumen seakan-akan dapat melihat dan

Page 4: Ikea review

menempatkan produk pada foto ruangan di rumah, untuk mengetahui bagaimana produk tersebut

akan terlihat dan apakah produk tersebut cocok dengan kondisi ruangan yang telah ada.