43

IKHTISAR EKSEKUTIF - dinkes.bantulkab.go.id · Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan

Embed Size (px)

Citation preview

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 merupakan suatu

bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan

dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi

pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah

pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil

analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran

tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai

jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran

terhadap realisasi kinerja pada 5 (lima) indikator kinerja utama, rata-rata

realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 3 (tiga)

indikator sasaran atau sebanyak 60,00% dikategorikan sangat baik, yaitu

indikator Angka Kematian Bayi (AKB), Status gizi buruk Balita, dan

prevalensi HIV AIDS. Sebanyak 1 (satu) indikator sasaran atau 20,00%

dikategorikan Tinggi, yaitu indikator Angka Kematian Ibu (AKI), dan 1

(satu) indikator sasaran atau 20,00% memenuhi kategori realisasi kinerja

Sangat Rendah, yaitu indikator Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD.

Keberhasilan ini perlu ditingkatkan, terutama pada indikator sasaran yang

capaiannya belum memuaskan.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………i

Daftar Isi …………………ii

Ikhtisar Eksekutif …………………iii

BAB I PENDAHULUAN …………………1

1.1 Latar Belakang …………………1

1.2 Landasan Hukum …………………2

1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

1.4 Analisis Aspek Strategis

1.5 Sistematika Laporan

…………………3

..........................5

.........................11

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………………...12

2.1 Program dan Kegiatan Tahun 2016

2.2 Penetapan Kinerja

………………...13

………………...14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………………...28

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ………………...29

3.2 Pengukuran Kinerja ………………...33

3.3 Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 ………………...37

3.4 Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

3.5 Akuntabilitas Anggaran

………………...42

.........................44

BAB IV Penutup

LAMPIRAN

………………...46

.........................47

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

1

B A B I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)

merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan

mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem

pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun

1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN

menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam

penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan

tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran

kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis

terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan merupakan tolok ukur

keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan

kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja

adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien,

efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan

umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga

kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

2

1.2. Landasan Hukum

1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

3

11. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 Tentang RPJMD Kabupaten

Bantul Tahun 2016-2021;

1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

Kedudukan Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah

Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan

di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga

pemerintah daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul,

terdiri dari:

I. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub-Bagian Umum

2. Sub-Bagian Program

3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset

II. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak

2. Seksi Bina Gizi Masyarakat

3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance

2. Seksi Pengendalian Penyakit

3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra.

IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan;

2. Seksi Bina UKBM

3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan.

IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan

2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan

3. Seksi Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

4

V. UPTD

VI. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul

tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15

Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang

kesehatan.

b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.

SUB.BAG. UMUM &

KEPEGAWAIAN

BIDANG PELAYANAN K ESEHATAN

BIDANG PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT SEHAT

SEKSI

PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN

ANAK

SEKSI

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM

KESEHATAN

SEKRETARIAT

KEPALA DINAS KESEHATAN

BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN

SUB.BAG. PROGRAM

SUB.BAG. KEUANGAN

& ASET

BIDANG PENANGGULANGAN

MASALAH KESEHATAN

SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT

SEKSI PENGENDALIAN

PENYAKIT

SEKSI PENYELENGGARAAN

SURVEILANS

SEKSI PENYEHATAN

LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MATRA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKSI B INA

UKBM

UPTD PUSKESMAS&

UPT JAMKESDA

SEKSI PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN KES. DAN KEMITRAAN

PELAYANAN KES DASAR

DAN RUJUKAN

SEKSI

PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN

SEKSI

PENYELENGGARAAN REGULASI KESEHATAN

SEKSI PENYELENGGARAAN KEFARMASIAN DAN

SARANA KESEHATAN

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

5

c Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan

dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi

berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.

d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Bupati.

e Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

f Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang

kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup

tugasnya;

h Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas.

i Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya.

1.4. Analisis Aspek Strategis

Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan

sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan

visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:

1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta UPT 27 Puskesmas dan

Jamkesda pada Tahun 2016 sebanyak 1022 orang, yang terdiri dari tenaga

kesehatan dan non kesehatan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

6

Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan

pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2016

NO PENDIDIKAN 2014 2015 2016 1 2 4 5 6

I MEDIS 1. Dokter Umum 85 79 72

2. Dokter Gigi 42 40 33

II PASCA SARJANA

1. Magister Kesehatan Masyarakat 9 7 9

2. Magister Public Health 11 12 15 3. Magister Sains Ekonomi 2 2 2

4. Magister Ekonomi Pembangunan 1 1 2 5. Magister Manajemen 6 6 4 6. Magister Science 2 1 3

7. PHD 0 1 1

III PARAMEDIS

1. D4 Bidan 18 22 27 2. D3 Bidan 115 125 124 3. D1 Bidan 63 52 44

4. Keperawatan/Ners 11 14 15 5. D4 Keperawatan 8 10 12 6. D3 Keperawatan 139 150 148

7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 37 35 31

8. Sekolah Perawat (PKC/E) 2 1 - 9. D4 Perawat Gigi 4 4 4

10. D3 Perawat Gigi 34 39 38 11. Sekolah Pendidikan Perawat Gigi 28 25 25

IV PARAMEDIS NON PERAWAT 1. Kesehatan Masyarakat 31 32 33

2. S1 Gizi 2 3 5 3. D4 Gizi 5 8 8 4. D3 Gizi 38 36 34

5. SPAG 2 2 2 6. S1 Sanitarian 4 6 6 7. D4 Sanitarian 4 5 5

8. D3 Sanitarian 30 27 24

9. SPPH 4 4 5 10. D4 Analis Kesehatan 5 5 6

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

7

NO PENDIDIKAN 2014 2015 2016 11. D3 Analis Kesehatan 19 25 24

12. Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)

17 12 11

13. Apoteker 11 11 12

14. Sarjana Farmasi 4 4 2 15. Sekolah Menengah Farmasi

(SMF)/Asisten apoteker 23 22 22

16. D4 Epidemiologi 2 2 2 17. D3 Fisioterapi 16 16 16 18. D3 Pranata Rontgen 1 1 1

19. D4 Teknik Elektromedik 1 1 1 20. D3 Rekam Medis 13 14 13

V Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata Usaha

1. S1 Administrasi 15 15 15 2. D4 Non Kesehatan 0 5 5

3. D3 Non Kesehatan 9 9 8

4. Arsiparis 1 1 1 5. SLTA 86 85 85

6. SLTP 21 22 23 7. SD 6 8 7

Total 987 1007 1022 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul

Tahun 2014 - 2016

No

.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015 2016

1 Rumah Sakit Umum 10 10 10 2 Rumah Sakit Bersalin 1 1 0 3 Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru, KIA) 3 3 5 4 Klinik Utama 2 2 2 5 Klinik Pratama 24 30 -

Klinik Pratama Rawat Jalan - - 38 Klinik Pratama Rawat Inap - - 9

6 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik

Dasar

5 5 4 7 Apotek 104 107 123 8 Klinik kecantikan estetika 5 5 10 9 Laboratorium 4 4 4

10 Toko Obat 1 4 4

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

8

No

.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015 2016

11 Optik 12 11 12 12 Puskesmas Rawat Inap

16 16 16 13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11 14 Puskesmas Pembantu 67 67 65 15

Puskesmas Keliling 27 27 27 16 Posyandu 1132 1132 1132 17 Posyandu Lansia 901 901 901 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di

Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama

sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas,

Puskesmas Pembantu dan Posyandu.

1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan

Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan

Tahun 2013 - 2016

NO

JENIS SUMBER

BIAYA

JUMLAH ALOKASI

2013 2014 2015 2016

1 APBD BANTUL

41.768.413.863 82.794.905.415 100.102.076.200 135.281.734.593

a. DAU 23.208.342.829 28.242.017.074 30.356.046.706 29.629.498.678 b. DAK 5.619.240.000 7.174.211.000 4,114,570,000 38.301.712.000

c. Pajak

Rokok 0 0 12.505.000.000 8.000.000.000

d. DBH-CHT 917.805.150 917.805.150 917.805.150 0 e. Operasional

Pukesmas 12.940.831.034 47.378.677.341 53.126.459.494 59.350.523.915

2 APBD I 28.196.600 36.242.000 73,980,100 228.476.700 3 APBN 398.131.000 5.813.608.000 571,186,400 405.034.773 4 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000 3,110,488,000 - Jumlah 44.571.551.463 88.644.755.415 103.857.730.700 135.915.246.066

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas

Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif signifkan pada

APBD Kabupaten tahun 2013 dan 2014. Hal ini disebabkan adanya anggaran

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

9

kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS yang

digunakan untuk pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan.

1.4.4. Aspek Wilayah

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang

ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah

seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas

wilayah Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah

Propinsi DIY, yaitu antara 07o 44’04” – 08o 00’ 27” LS dan 110o 12’ 34” – 110o

31’ 08” BT. Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten

Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah

Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah

pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang

alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu

Pekarangan 36,16%, Sawah 33,19%, Tegalan 14,90% dan Hutan 3,35%.

Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan,

yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah

Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten,

wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten

Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup

menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan

mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari

kelurahan dalam satu Kecamatan ke Puskesmas hanya ± 3 Km.

Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis

Kabupaten Bantul Tahun 2016

NO KECAMATAN LUAS WIL.

JUMLAH DESA/ KEL

DUKUH PUSKESMAS Rata-rata WaktuTempuh dari Kab. ke Puskesmas

1 Srandakan 18,32 2 43 Srandakan 20 menit 2 Sanden 23,16 4 62 Sanden 20 menit 3 Kretek 26,77 5 52 Kretek 20 menit

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

10

NO KECAMATAN LUAS WIL.

JUMLAH DESA/ KEL

DUKUH PUSKESMAS Rata-rata WaktuTempuh dari Kab. ke Puskesmas

4 Pundong 23,68 3 49 Pundong 20 menit 5 Bambanglipuro 22,70 3 45 Bambanglipuro 20 menit 6 Pandak 24,30 4 49 Pandak I, II 15- 20

menit 7 Bantul 21,95 5 55 Bantul I, II 10 menit 8 Jetis 24,47 4 50 Jetis I, II 10-15

menit 9 Imogiri 54,49 8 64 Imogiri I, II 30-45

menit 10 Dlingo 55,87 6 72 Dlingo I, II 45 - 60

menit 11 Pleret 22,97 5 58 Pleret 30 menit 12 Piyungan 32,54 3 57 Piyungan 50 menit 13 Banguntapan 28,48 8 47 Banguntapan I,

II dan III 50 menit

14 Sewon 27,16 4 60 Sewon I, II 25 menit 15 Kasihan 32,25 4 63 Kasihan I, II 25 menit 16 Pajangan 32,25 3 53 Pajangan 20 menit 17 Sedayu 34,36 4 54 Sedayu I, II 40 - 50

menit Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan

Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2016

berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak

2. Penanggulangan penyakit menular

3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat

4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan

jaminan kesehatan menyeluruh

5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma

sehat).

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

11

1.5. Sistematika Laporan

Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan :

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

1.4 Analisis Aspek Strategis

1.5 Sistematika Penyusunan

BAB II Perencanaan Kinerja

2.1. Rencana Strategis

2.1.1 Visi dan Misi

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

2.1.3 Kebijakan dan Program

2.2. Rencana Kerja

2.2.1 Program Kegiatan

2.2.2 Perjanjian Kinerja

BAB. III Akuntabilitas Kinerja

3.1. Pengukuran Kinerja

3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja

3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015

3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan

3.2.2 Evaluasi Kinerja

3.2.3 Realisasi Anggaran

3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II

3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I

3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN

BAB. IV Penutup

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

12

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai

penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)

telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki

kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi

manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola

yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan

benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan

strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun

2015, sebagai berikut :

Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2016

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

URAIAN TARGET

1 2 3 4

1

Terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat

1 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

70/100.000 KH

2 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)

7,0/1.000 KH

3 Angka Gizi Buruk Balita 0.43%

2

Meningkatnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat

4 Angka Kesakitan DBD 150 / 100.000

Penduduk

5 Prevalensi HIV-AIDS pada Populasi

0.50%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2016

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu

guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2016 mengacu

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

13

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya

Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007. Sinkronisasi program kesehatan

tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2016 -2021 dan

merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program

kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kerja dan Keuangan

4) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

5) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

6) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

7) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

9) Program Pengawasan Obat dan Makanan

10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan

Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

16) Program pengembangan Lingkungan Sehat

17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

19) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

21

2. 2. Penetapan Kinerja

Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2016

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, dan kegawatdaruratan

Angka Kematian Ibu

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Persentase 95 1.779.050.000

Peningkatan SDM Masyarakat

Cakupan pelayanan Ibu Nifas

Persentase 95 1.731.620.000

Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Persentase 99 47.430.000

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Persentase 90 18.025.300.000

Pelayanan Jamkesda pada UPT Jamkesda

Terlaksananya jamkes bagi pasien kurang mampu

Peserta 121,666 18.025.300.000

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Jumlah Puskesmas melaksana-kan UKM dan UKP

Puskesmas 27 67.767.121.897

Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan

Jumlah Gadar Level 1

Puskesmas 27 394.252.982

Peningkatan kesehatan masyarakat

Strata Posyandu Balita Purnama dan Mandiri

Persentase 70 424.270.000

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana

Terlaksana-nya pelayanan kedaruratan / Tim Reaksi Cepat

Kecamatan 17 63.195.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

22

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan

Terlaksana-nya pengelolaan operasional Puskesmas

Puskesmas 27 300.895.000

Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan

Legalisasi Nakes

Tenaga Kesehatan

1704 141.985.000

legalisasi fasyankes

Fasyankes 220

Pelaksanaan BLUD di Puskesmas

Operasional Pelayanan UKP di Puskesmas

Puskesmas 27 59.350.523.915

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Jumlah Puskesmas terakreditasi

Puskesmas 15 744.221.000

Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan

Terlaksana-nya pendampingan akreditasi Puskesmas

Puskesmas 17 565.815.000

Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan

Terlaksana-nya pelayanan data dan informasi Puskesmas

Puskesmas 27 150.500.000

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan

Puskesmas 27 27.906.000

Program pengadaan, peningkatan & perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ pustu dan jaringannya

Sarana Prasarana puskesmas memenuhi standar Persentase 50 27.047.945.079

Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas

tersedianya sarpras IPAL Puskesmas 21 11.326.027.000

tersedianya sarpras Alkes Puskesmas

Paket 1 11.326.027.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

23

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Keliling

Tersedianya sarpras puskesmas ambulans dan puskesmas keliling

Unit 2 1.806.250.000

Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas

Terpenuhinya rehabilitasi bangunan dan perluasan ruangan Puskesmas

Unit 8 10.490.610.079

Penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita dampak asap rokok

Terpenuhinya rehabilitasi /perluasan bangunan dan Alkes Puskesmas

Paket 2 3.425.058.000

Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit tidak menular

Jumlah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

Desa 40 108.000.000

Perawatan, kontrol, dan evaluasi akibat dampak asap rokok

Penanganan kasus PTM

Persentase 100 108.000.000

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Penggunaan Obat Rasional (POR)

Persentase 95 7.159.252.117

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

Pengadaan Obat, dan Sarpras IFK

Paket 3 7.083.012.117

Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

Terjaminnya mutu obat di Puskesmas

Puskesmas 27 49.561.000

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan

Puskesmas 27 8.242.000

Angka Kematian Bayi

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

Cakupan kunjungan neonatal lengkap

Persentase 92 33.100.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

24

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

Pelatihan dan Pendidikan perawatan anak Balita

Cakupan kunjungan bayi

Persentase 90.2 33.100.000

Cakupan pelayanan Balita

Persentase 90

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Jumlah Institusi yang bermitra

Persentase 85 413.112.500

Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu

Jumlah penduduk miskin yang mempunyai jaminan kesehatan

Peserta 500,101 59.745.000

Pelayanan kesehatan di sekolah

Sekolah ber – PHBS Persentase 54.5 20.850.000

Pelayanan kesehatan di lingkungan kerja

Jumlah Pos UKK yang terbentuk

Pos UKK 65 20.167.500

Pendampingan jamkesda

Terlayaninya jamkes bagi peserta Jamkesda

Persentase 95 296.350.000

Kemitraan dengan institusi pendidikan

Terkoordina-sinya program kesehatan dengan institusi pendidikan

Institusi Pendidikan

35 16.000.000

Peningkatan imunisasi

Imunisasi bayi, WUS dan Bumil

Desa 75 44.400.000

Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Operasional Pelayanan UKM di Puskesmas

Puskesmas 27 7.087.000.000

Status Gizi Buruk Balita

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Balita Stunting

Persentase 11,9 709.339.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

25

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

Penyusunan peta informasi masy kurang gizi

Status gizi kurang Balita

Persentase 9.1 21.350.000

Pemberian tambahan makan dan vitamin

PMT Balita Kurus

Balita 240 579.915.000

PMT Bumil KEK

Bumil 205

Penangggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, KVA, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

Prevalensi Anemia Ibu Hamil

Persentase 19.50 45.274.000

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

Cakupan Keluarga Sadar Gizi

Persentase 94,0 62.800.000

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Penggunaan Obat Rasional (POR)

Persentase 95 2.000.000.000

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (obat penunjang/ suplemen Yankesdas)

Pengadaan obat penunjang

Paket 3 2.000.000.000

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Peserta PKP dapat sertifikat PIRT

Persentase 70 100.800.000

Peningkatan pemberdayaan konsumen/ masyarakat di bidang obat dan makanan

Jumlah peserta Penyuluhan Keamanan Pangan

Peserta 175 100.800.000

2.

Terciptanya budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Angka Kesakitan DBD

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Menurunnya angka kematian DBD

Persentase < 1 740.640.000

Penyemprotan/ fogging sarang nyamuk

fogging fokus fokus 400 321.860.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

26

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Jumlah Desa Stop BABS

Desa 65 306.345.000

Pengkajian pengembangan lingkungan sehat

Desa STBM Desa 3 68.947.500

Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat

Pelaksanaan panilaian Kabupaten Sehat

Kabupaten 1 135.000.000

Pengawasan kualitas air bersih dan air minum

Pemeriksaan kualitas air minum dan air bersih

Sampel 2300 102.397.500

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

Cakupan desa siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)

Persentase 71 3.043.390.000

Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

Cakupan PHBS Rumah Tangga

Desa 49,8 221.550.000

Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

Reward Dusun Dusun 450 1.320.240.000

Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan

Desa Siaga Sehat Jiwa Desa 8 40.600.000

Promosi kesehatan

Dusun Sehat Bebas Asap Rokok

Dusun 29 1.461.000.000

Prevalensi HIV AIDS

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Cakupan Penduduk 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif HIV AIDS

Persentase 30

Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah

imunisasi anak usia SD

Kecamatan 17 14.685.000

Pelayanan pencegahan dan penanggulangan

Penemuan TB Persentase 70 116.603.000

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

27

No Sasaran Indikator Program dan

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan

Satuan Kinerja Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

penyakit menular

Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

Angka kesembuhan TB

Persentase 85 15.000.000

Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah

Penanganan KLB <24 Jam

Persentase

100 104.812.000

Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit

Jumlah layanan HIV AIDS

Fasyankes 13 123.280.000

Program peningkatan pelayanan kesehatan Lansia

Puskesmas santun Usila Strata II

Puskesmas 2 18.595.000

Pelayanan pemeliharaan kesehatan

Persentase Posyandu Lansia Kategori Baik (Purnama & Mandiri)

Persentase 15 18.595.000

Total Anggaran Rp135.281.734.593,-

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

28

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-

tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja

adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan

program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan

perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip

good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan

pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang

bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan

pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam

memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah

tercapai.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja

pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara

sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran

berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan

jelas. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalam

capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan

untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas

program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi

pemerintah dan SKPD di lingkungannya. Kriteria yang dipergunakan dalam

penilaian kinerja organisasi pemerintah menggunakan skala nilai peringkat

kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,

yang juga dipakai dalam penyusunan laporan kinerja ini.

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

29

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Interval Nilai

Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1. ≥ 91 Sangat Baik

2. 75,1 – 90,0 Tinggi

3. 65,1 – 75,0 Sedang

4. 50,1 – 65,0 Rendah

5. ≤ 50,0 Sangat Rendah Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah

Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan

realisasi sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana

tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase capaian =

Realisasi

x 100 % Rencana

b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah

pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %

Rencana

Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran

dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja

outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan

dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi

kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016

Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance

ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk

memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola

orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

30

kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output,

outcomes dan benefit).

Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan

Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31

Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di

Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras

antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)

dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk

memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam

menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh

ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis

organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan

akuntabilitas kinerja.

a. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati

Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

No Indikator

Kinerja Utama

Capaian 2015

2016

Target Akhir RPJMD (2015)

Target Reali Sasi

% Realisasi terhadap

target kabupaten

Target Nasional

% Realisasi Terhadap

Target Nasional

Reali sasi DIY

Umur Harapan Hidup

71,40 th 71,26 71,44 100,25 72 99,22 74,5 71,4

Sumber : Dinas Kesehatan, 2016, data diolah

Sasaran ini merupakan dukungan misi 2 ”Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia yang sehat, cerdas, trampil dan berkepribadian

luhur”.

b. Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui

tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan

perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu;

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

31

1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis

lainnya yang relevan;

3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;

4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas

kinerja;

5. Kebutuhan data statistik pemerintah;

6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

32

Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2016

NO IKU SATU

AN RUMUS YANG DIGUNAKAN

CAPAI-AN

2014

CAPAI-AN

2015

TAHUN 2016 TARGET AKHR

RENSTRA (2021)

TAR-GET

PENGHITUNGAN CAPAIAN %

REALI-SASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Angka Kematian Ibu (AKI)

/100. 000 KH

Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas

di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100.000 104,70 87,50 87,5 12 x 100.000 = 97,66 88,39 85,00

Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

12.288

2 Angka Kematian Bayi (AKB)

/1.000 KH

Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah

pada kurun waktu tertentu x 1000

8,75 8,35 8,35 94 x 1.000 = 7,65 108,38 8,2

Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

12.288

3 Status Gizi buruk Balita %

Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan

kurun waktu tertentu x 100% 0,38 0,38 0,38 239 x 100 % = 0,40 94,74 0,35

Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama

59.720

5 Prevalensi HIV - AIDS

%

Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pd kurun waktu tertentu

x100% 0,05 0,05 <0,50 764

x 100% = 0,08 184,00 <0,50

Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

919.716

6 Angka Kesakitan DBD (Incidence Rate/IR)

% Jumlah penderita DBD di suatu

wilayah pd kurun waktu tertentu x100.000

0,67

0,16

150

2.451

x 100.000

= 266,

49

22,34 100

Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

919.716

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

33

3.2. Pengukuran Kinerja

Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Interval Realisasi Kinerja(%)

≤ 50 50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 ≥ 90

1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

1) Angka Kematian Ibu

2) Angka Kematian Bayi

3) Status Gizi Buruk Balita

Per 100.000 KH Per 1.000 KH Persentase

87,5

8,35

0,38

96,77

7,65

0,40

88,39

108,38

94,74

2 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

4) Prevalensi HIV-AIDS

5) Angka kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD

Persentase Per 100.000 penduduk

<0,5

1

0,08

0,93

22,34

184,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Keterangan : KH = Kelahiran Hidup

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

34

Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 5 indikator kinerja utama

pada Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi

kriteria

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

c. Cascade Down Indikator Kinerja

Cascade down indikator kinerja merupakan gambaran pohon kinerja

yang berurutan untuk mencapai tujuan dari IKU Bupati, maka diturunkan

pada IKU SKPD (Eselon II), selanjutnya IKU SKPD ditunjang oleh indikator

kinerja Eselon III dan indikator kegiatan yang ada pada eselon IV.

Gambar Pohon Kinerja Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kab. Bantul

6020

20

Sangat baik Tinggi Sangat rendah

Kriterian sangat baik yaitu

sebesar 60,00% (3 indikator),

criteria tinggi sebesar 20,00%

(1 indikator), kriteria sangat

rendah 20% (1 indikator).

Capaian realisasi kinerja dari

indikator kinerja utama Dinas

Kesehatan ini tampak pada

gambar disamping.

Gambar 3.1. Capaian Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016

Angka

Kematian

Ibu

Eselon II Eselon III Eselon IV

Cakupan K4 Bumil

Cakupan Linakes

RT ber PHBS

Cakupan Desa Siaga

Review kelas ibu &

ANC Terpadu

Evaluasi Prog. KIA

Puskesmas PONED

AMP & diseminasi

Pendampingan PHBS

Bimtek Promkes

Reward DB4MK

PMT Bumil

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

35

Angka

Kematian

Bayi

Angka Gizi Buruk

Balita

Eselon II Eselon III Eselon IV

Cakupan MP ASI

Cakupan Balita

Gizi Buruk dirawat

Cakupan ASI

Eksklusif

Pelayanan Bayi

Pelayanan Balita

Pelayanan neonatal

Kekerasan terhadap

Perempuan & anak

Manaj. komplikasi

neonatal

AMP & diseminasi

Kapasitas petugas

dalam SDIDTK

PMT Balita Gizi Buruk

MP ASI Baduta

Surveilens Gizi

Audit Gizi Buruk

Pendampingan

Perbup ASI Ekslusif

Kapasitas petugas

dalam ASI Eksklusif

Pendampingan Kadarzi Konsumsi garam

beryodium RT

Monev ASI Eksklusif

Sosialisasi PGS

Desa Universal Child Immunization

PemeliharaanColdchain

Distribusi Logistik

Bimtek UPS

Jamban Sehat Validasi data Kesling

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

36

Angka

Kesakitan

DBD

Penanggulangan

KLB <24 jam

Akses air minum

Angka kematian

DBD

Kekerasan thd

Perempuan

Fogging Focus

Refreshing kader DBD

Inspeksi sanitasi air

Pemeriksaan sampel

KLB

Audit KLB

Uji sampel air minum

Eselon II Eselon III Eselon IV

Prevalensi

HIV

Penemuan Kasus

HIV

Angka

Kesembuhan TB

Supervisi TB HIV

Refreshing Program

HIV & IMS

Koordinasi

Program HIV

Refreshing TB HIV

Active Selective

Case Finding TB

Temu kader TB

VCT populasi

berisiko

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

37

3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016

Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur

dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang

mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2016.

1) Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 12 kasus kematian atau AKI

sebesar 97,66 dan terjadi peningkatan kematian dibanding tahun 2015

sebesar 11 kasus atau AKI sebesar 87,5 per 100.000 kelahiran hidup, AKI ini

telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100 per 100.000 kelahiran hidup.

Pencapaian AKI ini dihitung nilai realisasi kinerja sebesar 88,39% dalam

kategori predikat Tinggi. Selanjutnya kecenderungan AKI pada enam tahun

terakhir disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.

Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan

Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2016

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami

fluktuasi dengan kecenderungan meningkat pada tahun 2016. Seluruh kasus

kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang

diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan

kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis

111,2

52,2

96,83104,7

87,5 97,66

124,89

89,2199,04

88,9

66,36

0

20

40

60

80

100

120

140

2011 2012 2013 2014 2015 2016

AKI Bantul AKI DIY

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

38

kasus sampai terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu

tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan

petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu

hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga

menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di

rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai.

Perencanaan program di tahun yang akan datang akan difokuskan

pada kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan pengenalan dan

kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda bahaya serta risiko. Kegiatan

lain yang dilakkan adalah evaluasi kohort KIA, peningkatan kapasitas bidan

desa, evaluasi ANC terpadu, evaluasi kelas ibu, evaluasi manual rujukan KIA

dan peningkatan deteksi dini risiko dan tanda bahaya kehamilan.

Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian

ibu pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko

ibu hamil resiko tinggi.

b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Audit Maternal Perinatal, Disiminasi

Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten, Review Deteksi Dini Ibu Hamil

Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan Normal, Rakor Koordinator KIA,

Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan

c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program

d. Pemantapan sistem rujukan

e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program

inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan

program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif, yaitu

penurunan kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk,

penanggulangan demam berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.

2) Angka Kematian Bayi (AKB)

Pencapaian AKB pada tahun 2016 sebesar 7,65/1000 KH dari target

8,35/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 108,38% termasuk

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

39

kategori Sangat baik, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan

capaian pada tahun 2015 sebesar 8,35/1000 KH. Kecenderungan Angka

Kematian Bayi pada enam tahun terakhir dari tahun 2011 - 2016 disajikan

dalam gambar berikut ini.

Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2016

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dan AKB Bantul juga berada

di bawah AKB Prov. DIY. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja dalam hal

penurunan AKB. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

peran serta masyarakat melalui program Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan

(DB4MK), meningkatkan keterpaduan lintas program yaitu program

pencegahan penyakit melalui imunisasi pada bayi dan program perbaikan

gizi masyarakat serta dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas

sumberdaya di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.

3) Status Gizi Buruk Balita

Status gizi buruk Balita sebesar 0,40% dengan target 0,38% termasuk

kategori Sangat Baik (nilai 94,74%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun

memiliki kecenderungan menurun.

9,8

8,5 8,6 9,388,75 8,35 7,657,9

9,34 8,9 9,98,9 8,65

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016AKB Bantul AKB DIY

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

40

Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan

dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2016

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita

yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program

perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu pelatihan Pemberian

Makan Bayi dan Anak (PMBA), implementasi dan dukungan capaian ASI

Eksklusif, pemberian PMT bagi Balita kurus, Bumil KEK, dan Baduta dari

keluarga miskin, surveilans gizi, konsultasi, pemeriksaan balita oleh dokter

ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta

pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu).

4) Prevalensi HIV-AIDS

Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,08% dengan target 0,5% dan nilai

realisasi kinerja 184% termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi

pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan

kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24

tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan

kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada

kelompok potensial. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2015 sebanyak 688 kasus

0,52

0,44 0,42 0,38 0,380,4

0,680,59

0,49 0,51

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bantul DIY

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

41

dan meningkat menjadi 832 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 527

orang, perempuan 301 orang dan tidak diketahui sejumlah 4 orang. Sejumlah

832 kasus ini, diketahui sebanyak 68 orang meninggal dunia.

Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan

Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment

(CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual

(IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan

Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di

Puskesmas Banguntapan II.

Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2016

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus

HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program

penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan

kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan

menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai

tahun 2016 sebesar 0,083% meningkat dibanding tahun 2015 sebesar

0,062%, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah (<0,5%).

54

312473

508

688

832

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

42

5) Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) Demam Berdarah Dengue

Angka kesakitan DBD pada tahun 2016 adalah 266,50 per 100.000

penduduk, yaitu sejumlah 2451 kasus, dengan kategori nilai capaian kinerja

Sangat rendah (22,34%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan

merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak

PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh

jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik

angka kesakitan dan angka kematian DBD terdapat pada tabel berikut:

Gambar 3.7. Angka Kesakitan (IR) dan Angka Kematian (CFR) DBD

Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2016

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

3.4. Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Kinerja bidang kesehatan ditandai dengan meningkatnya indikator

SPM. Sebanyak 18 indikator dalam SPM, melingkupi 14 indikator pelayanan

kesehatan dasar, 2 indikator pelayanan kesehatan rujukan, 1 indikator

penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB),

dan 1 indikator promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Hasil

capaian indikator SPM seperti terinci pada tabel berikut ini.

170,82

27 30

128,19

62

148,33

266,5

0,51 0,81 0 0,67 0,16 0,92 0,160

50

100

150

200

250

300

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016IR

CFR

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

43

Tabel 3.8. Pencapaian Indikator SPM Bidang Kesehatan

Di Kabupaten Bantul Tahun 2016

No Indikator Pembilang Penyebut Realisasi

(%)

Target

(%)

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 13.250 13.250 100,00 95,00

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

2.650 2.728 102,94 80,00

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

12.394 12.303 99,27 90,00

4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas 12.394 11.849 95,60 90,00

5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani.

1.843 1.754 95,17 80,00

6. Cakupan kunjungan bayi. 12.288 10.951 89,12 90,00

7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI).

75 75 100,00 100,00

8. Cakupan pelayanan anak balita. 57.862 46.498 80,36 90,00

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.

350 350 100,00 100,00

10. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan.

43 43 100,00 100,00

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.

13.743 13.743 100,00 70,00

12. Cakupan peserta KB Aktif. 152.060 114.135 75,06 70,00

13. Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

a. AFP rate per 100.000 pnddk < 15 th

5 6 120,00 100,00

b. Penemuan penderita pneumonia balita

839 726 86,53 100,00

c. Penemuan pasien baru TB BTA + 620 220 35,48 70,00

d. Penderita DB yg ditangani 2.451 2.451 100,00 100,00

e. Penemuan penderita diare 10.125 4.023 39,73 100,00

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

500.101 427.505 85,48 100,00

15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

500.101 44.334 8,87 15

16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.

9 9 100,00 100,00

17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.

26 26 100,00 100,00

18. Cakupan Desa Siaga Aktif. 75 75 100,00 100,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

44

3.5. Akuntabilitas Anggaran

Anggaran untuk program dan dan kegiatan diperoleh dari berbagai

sumber dana, yaitu APBD Kabupaten Bantul, APBD Provinsi DIY, dan APBN.

Rata-rata penyerapan anggaran dari ketiga sumber dana tersebut sebesar

87,13%. Lebih jelasnya tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 3.9. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2016

No Jenis Sumber Biaya Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 APBD Kab. Bantul 135.281.734.593 116.594.063.658 86,19

2 APBD Prop. DIY 228.476.700 225.376.700 98,64

3 APBN 405.034.773 399.434.748 98,62

Jumlah 103.857.730.700 93.119.646.817 89,66

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016

3.4.1 Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bantul

Anggaran pada tahun 2016 sebesar Rp. 135.281.734.593,- dengan

realisasi Rp. 116.594.063.658,- atau sebesar 86,19%. Anggaran dan realisasi

belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk membiayai

program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada

tabel berikut:

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

45

Tabel 3.10. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran (Rp)

Target Capaian %

Realisasi Target Capaian

% Realisasi

1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

1) Angka Kematian Ibu 87,5 97,66 88,38 115.538.890.093 99.245.172.773 85,90

2) Angka Kematian Bayi 8,35 7,65 108,39 7.169.500.000 6.121.723.517 85,39

3) Status Gizi Buruk Balita

0,38 0,40 94,74 2.810.139.000 2.790.250.097 99,29

2 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

4) Prevalensi HIV-AIDS 150 0.08 184 806.087.500

699.216.829 86,74

5) Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD

0.5 266,50 22,35 3.671.595.000 2.766.740.450 75,36

Jumlah 129.996.211.593 111.623.103.666

85,87

Belanja Langsung Pendukung 5.285.523.000

4.970.959.992

94,05

Total Belanja Langsung 135.281.734.593 116.594.063.658

86,19

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

46

BAB IV

PENUTUP

Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul secara umum

terlihat peningkatan yang signifikan atas sasaran strategis dan Indikator

Kinerja Utama (IKU). Sebanyak 2 (dua) sasaran strategis sebagaimana

tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun

2011 – 2015, dengan 5 (lima) IKU Dinas Kesehatan, yaitu Angka Kematian

Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka Gizi Buruk Balita, Prevalensi HIV AIDS, dan

Angka Kesakitan DBD.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran

tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai

jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan. Hasil pengukuran terhadap realisasi

kinerja pada 5 (lima) IKU Dinas Kesehatan, yaitu:

1. Angka Kematian Ibu sebesar 97,66 per 100.000 Kelahiran Hidup,

termasuk dalam kategori kinerja tinggi

2. Angka Kematian Bayi sebesar 7,65 per 1.000 Kelahiran Hidup, termasuk

dalam kategori kinerja sangat baik

3. Status gizi buruk Balita sebesar 0,40%, termasuk dalam kategori kinerja

sangat baik

4. Prevalensi HIV AIDS sebesar 0,08%, termasuk dalam kategori kinerja

sangat baik

5. Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) sebesar 266,5 per 100.000

Penduduk, termasuk dalam kategori kinerja sangat rendah

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016

47

LAMPIRAN

No Nama Prestasi Asal Penghargaan Tingkat

1. Duta STBM (Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat)

Kategori Natural Leader dari

masyarakat (Kader)

Kemenkes RI Nasional

2. Lomba Sekolah Sehat :

SMAN I Kasihan

Kemenkes RI Nasional

3. Nutrisionis teladan

a.n Rahmad Suryo Nugroho

dari Puskesmas Kasihan I

Kemenkes RI Nasional

4. Dusun ber PHBS D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi

D.I.Yogyakarta

5. Dokter Kecil

D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi

D.I.Yogyakarta

6. Lomba Sekolah Sehat :

1) TK Al Azhar

2) SMA N I Banguntapan

D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi

D.I.Yogyakarta