7
NAMA : ARINI NURMALA SARI NPM : 11210100 KELAS : 4EA21 TUGAS : ETIKA BISNIS #IKLAN DAN DIMENSI ETISNYA I. IKLAN DAN DIMENSI ETISNYA Salah satu topic lain lagi dari etika bisnis yang banyak mendapat perhatian sampai sekarang,yaitu mengenai iklan.sudah umum diketahui bahhwa abad kita ini adalah abad informasi.dalam abad informasi ini,iklan memainkan peran yang sangat penting untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada masyarakat.dengan demikikan,suka atau tidak suka,iklan mempunyai pengaruh ynag sangat besar terhaap kehidupan manusia baik secara positif maupun negative. Citra ini semakin mengental dalam sistem pasar bebas yang mengenal kompetisi yang ketat diantara banyak perusahaan dalam menjual barang dagangan sejenis. Lebih dari itu,dalam masyarakat moern iklan berperan besar dalam menciptakan budaya masyarakat modern.kebudayaan masyarakat modern kebudayaaan masyarakat modern adalah kebudayaan massa,kebudayaan serba instan,kebudayaaan serba tiruan,an akhirnya kebudayaan serba polesan kalau bukan palsu penuh tipuan sebagaimana iklan yang penuh dengan tipuan mata dan kata-kata.iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen dengan produsen.sasaran akhir seuruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Untuk malihat personal iklan dari segi etika bisnis,kami ingin menyoroti empat hal penting,yaitu fungsi iklan,beberapa personal etis sehubungan dengan iklan,arti etis dari iklan yang menipu,dan kebebasan konsumen. 1. Fungsi Iklan Yaitu sebagai pemberi informasi dan iklan sebagai pembentuk pendapat umum. a. Iklan Sebagai Pemberi Informasi Iklan merupakan media untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat tentang produk lain yang akan atau sedang ditawarkan dalam pasarYang ditekankan disini adalah bahwa iklan berfungsi untuk

Iklan dan dimensi etisnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Iklan dan dimensi etisnya

NAMA : ARINI NURMALA SARI

NPM : 11210100

KELAS : 4EA21

TUGAS : ETIKA BISNIS #IKLAN DAN DIMENSI ETISNYA

I. IKLAN DAN DIMENSI ETISNYA

Salah satu topic lain lagi dari etika bisnis yang banyak mendapat perhatian sampai

sekarang,yaitu mengenai iklan.sudah umum diketahui bahhwa abad kita ini adalah abad

informasi.dalam abad informasi ini,iklan memainkan peran yang sangat penting untuk

menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada masyarakat.dengan demikikan,suka

atau tidak suka,iklan mempunyai pengaruh ynag sangat besar terhaap kehidupan manusia

baik secara positif maupun negative. Citra ini semakin mengental dalam sistem pasar bebas

yang mengenal kompetisi yang ketat diantara banyak perusahaan dalam menjual barang

dagangan sejenis.

Lebih dari itu,dalam masyarakat moern iklan berperan besar dalam menciptakan budaya

masyarakat modern.kebudayaan masyarakat modern kebudayaaan masyarakat modern adalah

kebudayaan massa,kebudayaan serba instan,kebudayaaan serba tiruan,an akhirnya

kebudayaan serba polesan kalau bukan palsu penuh tipuan sebagaimana iklan yang penuh

dengan tipuan mata dan kata-kata.iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu

strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada

konsumen dengan produsen.sasaran akhir seuruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang

telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen.

Untuk malihat personal iklan dari segi etika bisnis,kami ingin menyoroti empat hal

penting,yaitu fungsi iklan,beberapa personal etis sehubungan dengan iklan,arti etis dari iklan

yang menipu,dan kebebasan konsumen.

1. Fungsi Iklan

Yaitu sebagai pemberi informasi dan iklan sebagai pembentuk pendapat umum.

a. Iklan Sebagai Pemberi Informasi

Iklan merupakan media untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya

kepada masyarakat tentang produk lain yang akan atau sedang ditawarkan

dalam pasarYang ditekankan disini adalah bahwa iklan berfungsi untuk

Page 2: Iklan dan dimensi etisnya

membeberkan dan menggambarkan seluruh kenyataan yang serinci mungkin

tentang suatu produk.sasaran iklan adalah agar konsumen dapat mengetahui

dengan baik produk itu sehingga akhirnya untuk membeli produk itu.

Sehubungan dengan iklan sebagai pemberi informasi yang benar kepada

konsumen,ada tiga pihak yang terlibat dan bertanggung jawab secara moral

atas informasi yang disampaikan sebuah iklan.

o Produsen yang memiiki produk tersebut .

o Biro iklan yang mengemas iklan dalam segala

dimensinya:etis,estetik,informatif,dan sebagainya.

o Bintang iklan, tanggung jawab moral atas informasi yang benar tentang

sebuah produk pertama-tama dipikul pihak oleh pihak produsen.

b. Iklan Sebagai Pembentuk Pendapat Umum

Berbeda dengan fungsi iklan sebagai pemberi informasi,dalam wujudnya yang

lain iklan dilihat sebagai satu cara untuk mempengaruhi pendapat umum

masyarakat tentang sebuah produk. Dengan kata lain,fungsi iklan adalah untuk

menarik massa konsumen untuk membeli produk tersebut.Secara etis,iklan

manipulasi jelas dilarang karena iklan semacam itu benar-benar memanipulasi

manusia,dan segala aspek kehidupan,sebagai alat demi tujuan tertentu di luar

diri manusia. Suatu persuasi dianggap rasional sejauh daya persuaisnya

terletak pada isi argumennya dan bukan paa cara penyajian atau penyampaian

argumen itu.dengan kata lain,persuasinya didasarkan pada fakta yang bisa

dipertanggung jawabkan.Berbeda dengan persuaisi Rasional,persuasi non-

Rasional umumnya hanya memanfaatkan aspek(kelemahan) psikologis

manusia untuk membuat konsumen bisa terpukau,tertarik,dan terdorong untuk

membeli produk yang diingikan itu.

2. Beberapa Persoalan Etis

Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan,khususnya iklan yang

manipulatif dan persuasif non-Rasional.

iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia.Iklan membuat manusia

tidak lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk

memberi produk tertentu.

dalam kaitan dengan itu iklan manipulatif dan persuasive non –rasional

menciptakan kebutuhan manusia dengan dengan akibat manusia modern

menjadi konsumtif.

yang juga menjadi persoalan etis yang serius adalah adalah bahwa iklan

memanipulatif dan persuasive non-rasional malah membentuk dan

menentukan identitas atau citra diri manusia modern.

bagi masyarakat dengan tingkat perbedaan ekonomi dan sosial yang sangat

tinggi,iklan merongrong rasa keadilan sosial masyaraakat iklan yang

menampilkan yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial

dimana banyak anggota masyarakat masih berjuang untuk sekedar hidup.

Page 3: Iklan dan dimensi etisnya

Iklan yang mewah tampil seakan tanpa punya rasa solidaritas dengan sesamanya yang tinggi.

Ada baiknya kami paparkan beberapa prinsip yang kiranya perlu diperhatikan dalam iklan.

Iklan tidak boleh menympaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya

konsumen.

Iklan wajib menyampaikan tentang produk tertentu,khususnya menyagkut keamanan

dan keselamatan manusia.

Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan,khusunya secara kasar dan terang-

terangan

Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas.

3. Makna Etis Menipu Dalam Iklan

Prinsip etika bisnis yang paling relevan disini adalah prinsip kejujuran,mengatakan

hal yang benar dan tidak menipu.menurut kamus besar Bahasa Indonesia,kata tipu

mengandung pengertian perbuatan ataau perkataan yang tidak jujur

(Bohong,palsu,dan sebagainya) dengan meksud untuk menyesatkan,mengakali atau

mencari untung.dengan kata lain menipu daalah menggunakan tipu

muslihat,mengakali,memperdaya,atau juga perbuatan cuurang yang dijalnkan dengan

niat yang telah direncanakan.

Jadi,karena konsumen adalah pihak yang berhak mengetahui kebenaran sebuah

produk,iklan yang membuat pernyataaan yang menyebaabkan mereka salah menarik

kesimpulan tentang produk itu tetapi dianggap menipu dan dikutuk secara moral

kendati tidak pada maksud apapun untuk memperdaya dengan kata lain,berdasarkan

prinsip kejujuran ,iklan yang baik diterima secara moral adalah iklan yang memberi

pernyataan atau informasi yang benar sebagaimana adanya.

4. Kebebasan Konsumen

Secara lebih konkrit iklan menentukan pula hubungan penawaran dan permintan

antara produsen dan pembeli,yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga barang

yang dijual dalam pasar.keinginan atau kebutuhan tidak lagi merupakan sesuatu yang

mandiri,melainkaan tergantung sepenuhnya pada produksi dan iklan dengan

demikian,dalam mekanisme semacam itu mustaahil konsumen bisa memutuskan atau

memilih secara bebas apa yang menjadi kebutuhannya.merupakan kebutuhan yang

diciptakan oleh produsen dan iklan.karena itu,walaupun dalam situasi tertentu

baahwa”Produksi menciptakan kebutuhan”,tidak dengan sendirinya produksi

menentukan kebutuhan kita sebagai konsumen.

Page 4: Iklan dan dimensi etisnya

II. ETIKA PASAR BEBAS

Pasar bebas adalah system ekonomi yang lahir untuk mendongkrak system ekonomi

yang tidak etis dan yang menghambat pertumbuhan ekonomi dengan member kesempatan

berusaha yang sama, bebas, dan fair kepada semua pelaku ekonomi. Rasanya sia-sia kita

mengharapkan suatu bisnis yang baik dan etis kalau tidak di tunjang system social politik dan

ekonomi yang memungkinan untuk itu. Dengan kata lain, betapun etisnya etika pelaku bisnis,

jika system ekonomi yang berklaku sangat bertentangan dengan nilai-nilai moral yang

dianutnya, akan sangat menyulitkan. Betapa etisnya pelaku ekonomi, kalaupun system yang

ada melanggengkan praktek-praktek bisnis yang tidak fair seperti monopoli, kolusi,

manipulasi, dan nepotisme secara transparan dan arogan, akan sulit sekali mengharapkan

iklim bisnis yang baik dan etis.

Ini berarti, supaya bisnis dapat dijalankan secara baik dan etis, dibutuhkan puluh perangkat

hokum yang baik dan adil. Harus ada aturean main yang fair, yang dijiwai oleh etika dan

moralitas.

1) Keunggulan moral pasar bebas

system ekonomi pasar bebas menjamin keadilan melalui jaminan

perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku ekonomi.

ada aturan yang jelas dan fair, dan k arena itu etis. Aturan ini diberlakukan

juga secara fair,transparan,konsekuen, dan objektif. Maka, semua pihak

secara objektif tunduk dan dapat merujuknya secara terbuka.

pasar member peluanyang optimal, kendati belum sempurna, bagi

persingan bebas yang sehat dan fair.

dari segi pemerataan ekonomi, pada tingkat pertama ekonomi pasar jauh

lebih mampu menjamin pertumbuhan ekonomi.

Kelima, pasar juga memberi peluang yang optimal bagi terwujudnya

kebebasan manusia.

2) Peran Pemerintah

Syarat utama untuk menjamin sebuah system ekonomi pasar yang fair dan adil

adalah perlunya suatu peran pemerintah yang sangat canggih yang merupakan

kombinasi dari prinsip non-intervention dan prinsip campur tangan, khususnya

demi menegakan keadilan.

Dengan kata lain, syarat utama bagi terwujudnya system pasr yang adil dan

dengan demikian syarat utama bagi kegiatan bisnis yang baik dan etis adalah

perlunya suatu pemerintah yang adil juga. Artinya, Pemerintah yang benar-benar

bersikap netral dan tunduk pada aturan main yang ada, berupa aturan keadilan

yang menjamin hak dan kepentingan setiap orang secara sama dan fair.

Maka siapa saja yang melanggar aturan main akan ditindak secara konsekuen,

siapa saja yang dirugikan dak dan kepentingannya akan dibela dan dilindungi oleh

pemerintah terlepas dari stastus social dan ekonominya.

Page 5: Iklan dan dimensi etisnya

III. MONOPOLI

Monopoli

Secara etimologi, kata “monopoli” berasal dari kata Yunani „Monos‟ yang berarti

sendiri dan „Polein‟ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara sederhana

orang lantas memberi pengertian monopli sebagai suatu kondisi dimana hanya ada

satu penjual yang menawarkan (supply) suatu barang atau jasa tertentu.

Jadi Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir

perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti

yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk

dalam bidang industri atau bisnis tersebut. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu

atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu,

hampir tidak ada persaingan berarti.

Oligopoli

Adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat dominasi sejumlah pemasok dan penjual.

Pada kenyataannya, Sistem oligopoli yang ada, memiliki konsentrasi pasar yang

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa persentase yang besar dari pasar Oligopoli

ditempati oleh perusahaan-perusahaan komersial negara terkemuka. Perusahaan-

perusahaan ini membutuhkan perencanaan stategis untuk mempertimbangkan reaksi

dari pesaing lain yang ada di pasar. Oligopoli dalam praktek pasar bebas, sangat

menguntungkan para pemilik modal yang banyak.

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana

terdapat penjual/produsen yang menguasai permintaan pasar.

Suap

Suap adalah pembayaran atau menawarkan jasa dengan maksud untuk mempengaruhi

atau mendapatkan sesuatu dari sebuah perusahaan atau seseorang. Suap mungkin

kurang fancifully disebut sebagai suap. Mereka sering dikaitkan dengan jenis

kejahatan kerah putih, dan dapat terjadi dalam berbagai sektor pekerjaan atau dalam

politik.

Undang – undang Anti Monopoli

Pengertian Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU no.5

Tahun 1999 tentang Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu

atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau

pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha

tidak sehat dan dapat merugikankepentingan umum.

Undang-Undang Anti Monopoli No 5 Tahun 1999 memberi arti kepada monopolis

sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas

Page 6: Iklan dan dimensi etisnya

penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha (pasal 1

ayat (1) Undang-undagn Anti Monopoli .

Sementara yang dimaksud dengan “praktek monopoli” adalah suatu pemusatan

kekuatan ekonomi oleh salah satu atau lebih pelaku yang mengakibatkan dikuasainya

produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga

menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat merugikan

kepentingan umum Sesuai dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Anti Monopoli.

1.1 Asas dan Tujuan Antimonopoli dan Persaingan Usaha

Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan

kepentingan umum.

1.2 Tujuan

Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang

bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang

cenderung mengurangi dan atau menghilangkan persaingan. Kepedulian utama dari UU

persaingan usaha adalah promoting competition dan memperkuat kedaulatan konsumen.

1.3 Kegiatan yang dilarang dalan antimonopoly

Kegiatan yang dilarang berposisi dominan menurut pasal 33 ayat 2 adalah :

Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti

di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha

mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan

kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan

untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu.

Menurut pasal 33 ayat 2 “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.” Jadi, sektor-sektor ekonomi seperti air,

listrik, telekomunikasi, kekayaan alam dikuasai negara tidak boleh dikuasai swasta

sepenuhnya

1.4 Perjanjian yang dilarang dalam Antimonopoli dan Persaingan Usaha

Jika dibandingkan dengan pasal 1313 KUH Perdata, UU No.5/199 lebih menyebutkan secara

tegas pelaku usaha sebagai subyek hukumnya, dalam undang-undang tersebut, perjanjian

didefinisikan sebagai suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri

terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak

tertulis . Hal ini namun masih menimbulkan kerancuan. Perjanjian dengan ”understanding”

apakah dapat disebut sebagai perjanjian. Perjanjian yang lebih sering disebut sebagai tacit

agreement ini sudah dapat diterima oleh UU Anti Monopoli di beberapa negara, namun

Page 7: Iklan dan dimensi etisnya

dalam pelaksanaannya di UU No.5/1999 masih belum dapat menerima adanya ”perjanjian

dalam anggapan” tersebut.

Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk

sebgai berikut :

Oligopoli

Penetapan harga

Pembagian wilayah

Pemboikotan

Kartel

Trust

Oligopsoni

Integrasi vertical

Perjanjian tertutup

Perjanjian dengan pihak luar negeri

1.5 Perjanjian yang dilarang penggabungan, peleburan, dan pengambil-alihan

Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha

atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan/Badan Usaha lain yang telah ada

yang mengakibatkan aktiva dan pasivadari Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan

beralih karena hukum kepadaPerseroan/Badan Usaha yang menerima Penggabungan dan

selanjutnya Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau

lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan/Badan Usaha baru yang

karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan

diri dan Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan diri berakhir karena hukum.

Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk

memperoleh atau mendapatkan baik seluruh atau sebagian saham dan atau aset

Perseroan/Badan Usaha. yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap

Perseroan/Badan Usaha tersebut.

1.6 Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar.

o Monopoli

o Monopsoni

o Penguasaan pasar

o Persekongkolan

Sumber :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/anti-monopoli-dan-persaingan-usaha/