Upload
danganh
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
IKLIM KELAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA
SISWA SEKOLAH MENENGAH DI KECAMATAN LASEM
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
gelar Magister Pendidikan
oleh
Hani’ Rosyidah
0105515011
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Efikasi diri sebagai mediator pada hubungan antara iklim kelas dan kecemasan
akademik pada pembelajaran matematika”
Persembahan
Untuk Almamaterku, Program Studi Bimbingan
dan
Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri
Semarang.
5
ABSTRAK
Rosyidah, Hani. 2017. Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik:
analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik pembelajaran
matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem. Pembimbing I
Dr. Edy Purwanto, M.Si Pembimbing II Sunawan, Ph.D
Kata kunci: Iklim Kelas, Self-efficacy, Kecemasan Akademik
Kecemasan akademis yang dialami siswa termanifestasi dalam perilaku
yang kurang tepat. Efek dari kecemasan akademik yang dialami siswa juga dapat
menimbulkan atau memberikan efek kinerja kognisi pada siswa. Dampaknya
siswa menjadi tidak fokus dalam proses pembelajaran tapi lebih fokus pada
kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara iklim
kelas dengan self-efficacy siswa, (2) hubungan antara iklim kelas dengan
kecemasan akademik (class-related anxiety), berbeda pada learning related
anxiety menunjukkan tidak adanya signifikasi yang negatif, (3) hubungan self-
efficacy dengan kecemasan akademik siswa, (4) hubungan antara iklim kelas dan
kecemasan akademik pada siswa yang dimediasi self-efficacy siswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA, SMK dan MA
se-kecematan Lasem baik swasta maupun negeri, yang terdapat 9 sekolah. Teknik
sampling yang digunakan adalah random sampling dengan besar sampel (n=535).
Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa Classroom
Environment Scale (CES) dengan α = 0,754, A Achievement Emotions
Questionnaire (AEQ) dengan α = 0,904, Motivated Strategies for Learning
Questionnaire (MSLQ) dengan α = 0,836. Teknik analisis menggunakan teknik
bias corrected bootstrap method dengan N=5000 dan confidential interval 95%.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan
positif yang signifikan antara iklim kelas dengan self-efficacy (CRA & LRA:
β=0,2469, p=<0,01) (2) adanya hubungan negatif antara iklim kelas dengan
kecemasan akademik (CRA: β=-0,2595, p=<0,01) namun berbeda LRA: (β= -0,0536,
p=0.1594) (3) ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan
akademik (CRA: β=-05106, p=<0.01; LRA: β= -0,3478, p=<0,01) (4) ada hubungan
signifikan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik.
Saran untuk guru diharapkan dapat memberikan bimbingan akademik dan
arahan untuk mengembangkan potensi siswa terkait iklim kelas yang positif, self-
efficacy yang tinggi sehingga menghasilkan kecemasan akademik yang menurun.
konselor sekolah diharapkan dapat memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling secara khusus layanan konsultasi untuk meningkatkan iklim kelas yang
positif, self-efficacy serta meminimalisir kecemasan akademik. Bagi peneliti lanjut
diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan
variabel lain untuk mengetahui hubungan antara iklim kelas, self-efficacy dan
kecemasan akademik yang disesuaikan dengan sampel penelitian yang lebih
beragam serta penelitian secara longitudinal.
6
ABSTRACT
Rosyidah, Hani. 2017. The relationship between academic anxiety classroom
climate: a mediation analysis of self-efficacy in mathematics learning
academic anxiety SMA / SMK / MA in District Lasem. Supervisor I Dr.
Edy Purwanto, M.Si Advisor II Sunawan, Ph.D.
Keywords: Classroom Climate, Self-efficacy, Academic Anxiety
The student's academic anxiety is manifested in inappropriate behavior.
The effects of academic anxiety experienced by students can also cause or effect
the cognitive performance on students. The impact is that students become
unfocused in the learning process but rather focus on anxiety. This study aims to
find out: (1) the relationship between classroom climate with student self-efficacy,
(2) the relationship between classroom climate and class-related anxiety, different
in learning related anxiety shows no negative significance, (3) ) the relationship of
self-efficacy to students' academic anxiety, (4) the relationship between classroom
climate and academic anxiety to students who are self-efficacy-mediated students.
The design study is correlational research design. The population in this
study were all SMA, SMK and MA Kecematan Lasem either private or public,
that there are 9 schools. The sampling technique used is random sampling with
sample size (n = 535). Data is collected using instruments such asClassroom
Environment Scale (CES) with α = 0.754, A Achievement Emotions Questionnaire
(AEQ)with α = 0.904, Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ)
with α = 0,836, Mechanical engineering analysis using bootstrap bias corrected
method with N = 5000 and 95% confidential interval.
The results obtained show that: (1) there is a significant positive
relationship between classroom climate of self-efficacy (CRA & LRA:β = 0.2469, p
= <0.01) (2) negative correlation between academic anxiety classroom climate
(CRA: β = -0.2595, p = <0.01) but different LRA: (β = -0.0536, p = 0.1594) (3) there is
a negative relationship between self-efficacy with academic anxiety (CRA: β = -05
106, p = <0:01; LRA: β = -0.3478, p = <0.01) (4) there is a significant relationship
between academic anxiety classroom climate.
Suggestions for teachers are expected to provide academic guidance and
direction to develop potential students related to positive classroom climate, high
self-efficacy resulting in decreased academic anxiety. school counselors are
expected to provide counseling and guidance services in particular consultancy
services to improve positive classroom climate, self-efficacy and minimize
academic anxiety. For further research is expected to develop the results of this
study by adding other variables to determine the relationship between classroom
climate, self-efficacy and academic anxiety tailored to a more diverse sample of
research and longitudinal research.
7
PRAKATA
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas segala rahmat, hidayah, serta rencana terbaik-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan antara iklim kelas dengan
kecemasan akademik: analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik
pembelajaran matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan iklim kelas
dengan kecemasan akademik, menganalisis efikasi diri sebagai mediator serta
dengan hasil tersebut mampu memberikan implikasi penerapan layanan
bimbingan dan konseling khususnya layanan konsultasi bagi siswa
SMA/SMK/MA se-Kecamatan Lasem.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian
penelitian ini.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para
pembimbing: Dr. Edy Purwanto, M.Si dan Sunawan, Ph.D yang telah
memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan dukungan selama
penyusunan tesis ini.
Penulis merasa bahwa penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
8
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi
di Program Studi Bimbingan dan Konseling S2 Pascasarjana Unnes.
2. Prof. Dr. H. Achmad Slamet M.Si, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk tesis ini,
sekaligus sebagai ketua penguji tesis yang telah memberikan bimbingan,
arahan, perhatian dan masukan dalam penyusunan tesis ini.
3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo. M.Pd.,Kons., sebagai koordinator
Pascasarjana S2 dan S3 Bimbingan dan Konseling sekaligus sekretaris
penguji ujian tesis yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian,
masukan dan
dukungan selama penyusunan tesis.
4. Prof. Dr. Muhammad Japar, M. Si, Kons sebagai penguji utama ujian tesis
yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan dukungan
dalam penyusunan tesis.
5. Kepala SMA Negeri 1 Lasem, Kepala MAN Lasem, Kepala MAS Al
Hidayat, Kepala SMA Muhammadiyah Lasem, SMK Avicenna, SMK NU
Lasem yang telah memberikan izin penelitian.
6. Guru BK SMA Negeri 1 Lasem, Guru BK MAN Lasem, Guru MAS Al
Hidayat, Guru BK SMA Muhammadiyah Lasem, Guru BK SMK Avicenna,
Guru BK SMK NU Lasem yang telah bersedia membantu selama proses
penelitian.
9
7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
khususnya Dosen Pascasarjana Bimbingan dan Konseling atas bekal
ilmu, wawasan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.
8. Seluruh Staf Karyawan Pascasarjana Universitas Negeri Semarang,
khusunya
Staf Pascasarjana Bimbingan dan Konseling, beserta petugas
perpustakaan Pascasarjana yang telah membantu kelancaran penulisan tesis.
9. Keluarga Mahasiswa Pascasarjana BK Angkatan 2015, khususnya Kelas A
yang telah memberikan banyak inspirasi, motivasi, dan bantuan kepada
penulis.
10. Utamanya untuk Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta, terimakasih untuk segala
kasih sayang, doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.
11. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan tesis ini
yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Demikian tesis ini disusun, semoga kita senantiasa diberi yang terbaik oleh
Allah SWT dan selalu berada dalam Ridho-Nya. Semoga karya ini
bermanfaat.
Semarang, 30 September 2017
Hani’ Rosyidah
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
PRAKATA .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
1.3 Cakupan Masalah ...................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA
BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................................... 11
2.1 Penelitian terkait ........................................................................................ 10
2.2 Kerangka Teoritis ...................................................................................... 15
2.2.1 Iklim kelas ...................................................................................... 22
2.2.2 Efikasi diri ....................................................................................... 24
2.2.3 Kecemasan akademik ..................................................................... 25
2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 30
11
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 34
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 34
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 36
3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 37
3.4.1 Skala Kecemasan akademik ........................................................... 37
3.4.2 Skala Efikasi diri .............................................................................. 39
3.4.3 Skala Iklim kelas .............................................................................. 39
3.5 Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 40
3.5.1 Validitas .......................................................................................... 40
3.5.2 Reliabilitas ...................................................................................... 42
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 47
4.1 Hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy ..................................... 47
4.2 Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik ..................... 53
4.3 Hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan akademik .................... 58
4.4 Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik dimediasi self-
efficacy ....................................................................................................... 60
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 66
5.1 Simpulan ................................................................................................... 66
5.2 Saran .......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68
12
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Jumlah Populasi ................................................................. 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Kecemasan Akademik ........................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Efikasi Diri ............................................................ 39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Iklim Kelas ............................................................. 40
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................ 43
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 32
Gambar 3.1 Teknik Analisis Mediasi Model 4 ................................................ 45
Gambar 3.2 Statistikal diagram Model templates 4 PROCESS ...................... 46
14
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat keterangan backtranslate dari CLT .................................................. 75
2. Instrumen hasil backtranslate dari CLT .................................................... 76
3. Skala efikasi diri (Motivated Strategies for Learning Questionnaire) ..... 82
4. Skala iklim kelas (Classroom Environment Scale) ................................... 84
5. Skala kecemasan akademik (Achievement Emotions Questionnaire)....... 87
6. Data tabulasi penelitian ............................................................................. 90
7. Uji validitas item ...................................................................................... 98
8. Uji reliabilitas intrumen ........................................................................... 100
9. Uji hipotesis model 4 PROCESS for SPSS .............................................. 101
10. Surat masukan validator ahli .....................................................................
11. Surat izin melakukan penelitia ..................................................................
12. Surat keterangan telah melakukan penelitian ...........................................
13. Dukumentasi peneliti ................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam konteks pembelajaran, individu berpotensi mengalami rasa cemas
tanpa memandang tua maupun muda. Bandura dalam Purwanto (2012: 75)
menjelaskan bahwa kecemasan dipicu oleh ketidakyakinan akan kemampuan diri
untuk mengatasi tugas-tugas akademik. Kecemasan muncul karena frustrasi
terhadap hambatan yang dialami individu dalam memenuhi kebutuhannya.
Semakin banyak hambatan atau kendala yang dialami individu dalam memenuhi
kebutuhan maka menjadi cemas. Seseorang yang memiliki emosi negatif maka
akan memunculkan atensi, karena value seseorang tidak terlalu tinggi (Kotani,
2001).
Kecemasan dalam konteks pembelajaran dikenal sebagai kecemasan
akademik. Emosi akademik, termasuk didalamnya kecemasan akademik yang
memediasi antara kontrol keyakinan gondengan kinerja kognitif (Pekrun, 2006).
Lebih lanjut bahwa siswa yang memiliki kecemasan cenderung memiliki control
diri yang rendah. Kontrol diri memiliki keterkaitan dengan self-efficacy. Kontrol
diri yang rendah nanti akan akan mendorong self-efficacy yang rendah (Pekrun,
2006). Gogol (2016) menyebutkan bahwa kecemasan akademik mengacu pada
perasaan khawatir serta kegugupan dan kegelisahan dalam situasi terkait prestasi
dalam konteks sekolah. Kecemasan akademis dapat dialami oleh siswa manapun,
baik yang mempunyai kemampuan akademis tinggi, sedang, maupun yang
16
kemampuan akademisnya rendah. Dampaknya siswa menjadi tidak fokus dalam
proses pembelajaran tapi lebih fokus pada kecemasan.
Kecemasan akademis yang dialami siswa termanifestasi dalam perilaku
yang kurang tepat. Sebagai contoh Chin (2017) dalam penelitiannya menemukan
bahwa kecemasan tehadap tes seperti konsekuensi pribadi dan sosial, langsung
mempengaruhi kinerja siswa selama proses ujian. Efek dari kecemasan akademik
yang dialami siswa juga dapat menimbulkan atau memberikan efek kinerja
kognisi pada siswa. Pekrun (2006) ketika seseorang makin bisa memprediksi
usaha yang mengarah ke hasil tertentu, dia memiliki kotrol tinggi terkait hasil
tersebut maka seseorang dapat mengurangi kecemasan. Dengan meningkatkan
kinerja atau usaha siswa dalam proses pembelajaran harapannya siswa fokus pada
upaya pembelajaran bukan pada kecemasan. Kecemasan matematika juga
ditemukan secara positif berkaitan dengan gangguan kelas yang berdampak pada
kinerja matematika (Radisic et al 2015).
Teori kontrol-nilai tentang emosi akademik (The control-value theory of
academic emotions) menjelaskan bahwa kontrol keyakinan merupakan salah satu
komponen dari fungsi penilaian dalam emosi akademik (Pekrun, 2006). Kontrol
diri dianggap sebagai anteseden emosi akademik, karena kontrol diri menyediakan
berbagai informasi yang membangkitkan jenis-jenis emosi akademik tertentu.
Ketika seseorang memiliki kontrol diri yang tinggi ditandai dengan suatu
keyakinan yang kuat bahwa upaya atau usaha yang dia lakukan itu mengarahkan
dia untuk mencapai hasil yang dia inginkan. Sebaliknya jika seseorang memiliki
kontrol diri yang lemah merasa apapun yang dia lakukan itu tidak mengarahkan
17
pada hasil yang dia inginkan. Kecemasan mendistraksi siswa dalam belajar maka
mengakibatkan intensitas belajar siswa berkurang. Kecemasan akademik terjadi
jika siswa memandang bahwa tuntutan akademik yang harus dipenuhi berada di
atas batas kemampuan yang dimilikinya (Purwanto, 2012: 81). Artinya tuntutan
akademik yang terlalu tinggi membuat seseorang tidak memiliki kontrol.
Disisi lain, mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata
pelajaran sekolah yang paling penting. Namun, hal ini juga dianggap sebagai
salah satu yang paling sulit dan karena itu di antara yang paling ditakuti oleh
siswa (Dundar et al. 2014). Survey lain juga menyebutkan terkait kecemasan
siswa dalam pembelajaran matematika. Sebagian besar kesulitan belajar yang
dialami siswa adalah kelompok mata pelajaran ilmu alam (fisika, kimia, dan
biologi) dan matematika (Sunawan, 2012). Serta pada rata-rata nilai UN SMA
nasional negeri dan swasta tahun 2015 ada 61,29 sedangkan di tahun 2016 ini
nilai rata-rata peserta UN ada 54,78 atau turun sekitar 6,51 poin. Sedangkan untuk
rata-rata nilai UN SMK pada tahun 2015 rata-rata nilainya mencapai 62,11 dan
pada tahun 2016 nilai rata-ratanya turun hingga angka 57,66 atau menurun 4,45
poin (Kemendikbud, 2016). Berdasarkan data tersebut maka sangat potensial
siswa mengalami kecemasan akademik maka memungkinkan untuk melakukan
telaah lebih lanjut.
Bandura (1997: 106) juga menyatakan bahwa kecemasan dapat
menghambat performansi seseorang. Oleh karena itu, kecemasan menjadi sangat
penting untuk di reduksi dalam proses pembelajaran. Jika seseorang menikmati
segala kegiatan pembelajaran maka akan melakukan keterlibatan dan kreatif
18
pemecahan masalah (Pekrun, 2006). Seseorang melakukan kegiatan yang
menantang dengan rasa gembira serta menyenangkan maka dapat membuat nilai
positif dan mengendalikan kecemasan, sebaliknya jika terdapat nilai negatif dalam
pencapaian tugas maka akan menimbulkan kecemasan serta mengarah ke frustasi.
Menikmati pembelajaran ditandai dengan ketiadaan kecemasan dan aktivitas
cenderung diikuti dengan menyenangkan serta gembira dengan keadaan seperti ini
orang cenderung kreatif.
Dalam praktis pembelajaran, masih terjadi pada siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hasil analisis IKMS di salah satu SMA di Lasem menyatakan
bahwa 57% siswa merasa khawatir jika mendapatkan giliran untuk maju di kelas,
dan sering merasa cemas jika ada ulangan 48%. Disamping itu 46% siswa merasa
malu dan 36% lainnya bingung bila berhadapan dengan orang banyak. Data lain
menyebutkan bahwa siswa SMA lebih cemas terhadap pelajaran matematika
dibandingkan siswa SD dikarenakan tuntutan pembelajaran jauh lebih tinggi (Hill,
2015). Berdasarkan data tersebut maka menjadi alasan perlunya penelitian lanjut
terkait kecemasan akademik dalam pembelajaran matematika.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan akademik adalah
self-efficacy. Berdasarkan penelitian Rahadianto (2014) memaparkan bahwa
terdapat hubungan yang negatif antara self-efficacy dengan kecemasan akademik.
Dalam konteks belajar, self-efficacy mengacu pada keyakinan seseorang
terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-
tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk
menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks. Individu
19
yang percaya bahwa mereka memiliki keyakinan atas perilaku belajar
lebih untuk bisa terlibat dalam kegiatan akademik. Menurut Bandura
(dalam Wentzel & Wigfield, 2009) self-efficacy juga bisa mengurangi
emosional yang negatif seperti kecemasan dan stress.
Hasil penelitian Barraza (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan akademik yang mengakibatkan
tekanan akademik. Namun hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Jácquez
(2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self-
efficacy dengan kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa di Mexico.
Seseorang yang memiliki tingkat dengan self-efficacy yang tinggi akan menjalani
tugas yang sulit sebagai tantangan untuk diselesaikan bukan sebagai ancaman
yang harus dihindari. Sebaliknya jika seseorang meiliki tingkat self-efficacy yang
rendah makan dia cenderung mengaggap tugas sebagai ancaman.
Karakteristik individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi adalah
ketika individu tersebut merasa yakin bahwa mereka mampu menangani
secara efektif peristiwa dan situasi yang mereka hadapi, tekun dalam
menyelesaikan tugas-tugas, percaya pada kemampuan diri yang mereka miliki,
memandang kesulitan sebagai tantangan bukan ancaman dan suka mencari
situasi baru, menetapkan sendiri tujuan yang menantang dan meningkatkan
komitmen yang kuat terhadap dirinya, menanamkan usaha yang kuat dalam
apa yang dilakukanya dan meningkatkan usaha saat menghadapi kegagalan,
berfokus pada tugas dan memikirkan strategi dalam menghadapi kesulitan,
cepat memulihkan rasa mampu setelah mengalami kegagalan, dan menghadapi
20
stressor atau ancaman dengan keyakinan bahwa mereka mampu mengontrolnya
(Bandura, 1987 dalam Schunk, 1991). Berbeda jika siswa memiliki self-efficacy
yang rendah, mereka lebih cenderung memilih untuk menghindari tugas (Schunk,
2012).
Hasil penelitian mengukapkan bahwa self-efficacy mempengaruhi perilaku
seseorang kaitannya dalam mempengaruhi pilihan bahwa seseorang akan
membuat dan program tindakan dia akan memilih untuk mengejar serta
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara iklim kelas dan self-efficacy
mahasiswa matematika (Peters, 2012). Semakin tinggi tingkat self-efficacy
seseorang maka semakin besar usaha dan ketekunan dikeluarkan menuju tugas
yang diberikan. Pada akhirnya berpengaruh pada kinerjanya dalam pembelajaran.
Jika terdapat dukungan guru yang hangat, ramah maka tingkat self-efficacy siswa
akan tinggi. Hal tersebut sesuai dengan Zedan (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan guru dengan self-efficacy
siswa. Iklim kelas yang positif maka akan mendukung self-assessment siswa dan
kemajuan kinerja pendidikan.
Iklim kelas juga memiliki hubungan negatif dengan kecemasan akademik.
Hasil penelitian Adimora (2015) mengungkapkan bahwa iklim kelas secara
signifikan mempengaruhi atau memiliki hubungan negatif kecemasan matematika
dari siswa. Lebih tegasnya, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat
hubungan negatif antara iklim kelas dalam pembelajaran yang mempengaruhi
kecemasan akademik, dalam hal ini kecemasan mengikuti pembelajaran
matematika. Iklim sekolah yang mencakup sosial-emosional memiliki hubungan
21
negatif dengan kecemasan akademik, jika siswa memiliki pengalaman yang
mengenai sosial-emosional dalam proses pembelajaran maka kecemasan
akademik yang dialami cenderung rendah (Thakur, 2015). Emosi dapat
mempengaruhi iklim sosial siswa di kelas dan lembaga pendidikan (Pekrun,
2006). Lingkungan memberikan makna yang berkaitan dengan pengendalian dan nilai-nilai akademik yang
penting bagi emosi siswa.
Iklim kelas juga memiliki hubungan positif dengan self-efficacy. Penelitian
Corkin (2014) menyebutkan iklim kelas mempengaruhi oleh self-efficacy. Jika
suasana kelas hangat dan penuh dengan dukungan antar siswa maka siswa
memiliki keyakinan yang tinggi akan dirinya. Penelitian lain juga mengungkapkan
bahwa iklim kelas memiliki efek pada efikasi akademik, yang pada gilirannya
mempengaruhi prestasi akademik (Cheema, 2014). Sekolah dan lingkungan sosial
juga dapat mempengaruhi penilaian yang kontrol-nilai individu melalui interaksi,
umpan balik, kualitas pengajaran, harapan orang lain yang signifikan, dll, karena
mereka menyampaikan informasi terkait dengan pengendalian dan nilai-nilai
akademik yang mempengaruhi prestasi emosi individu (Pekrun, 2007).
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh
konselor terhadap seorang konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga (Prayitno, 2004). Temuan
penelitian ini harapannya bisa menjadi bahan atau rekomendasi untuk guru
pelajaran matematika untuk berkonsultasi serta berkolaborasi dengan guru
Bimbingan dan Konseling untuk mereduksi kecemasan akademik pada proses
pembelajaran. Konselor sekolah harapannya dapat memberikan layanan konsultasi
22
atau mediasi dengan guru mata pelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi siswa yang tidak hanya berfokus pada kecemasannya saja.
Berdasarkan rasional serta kesenjangan hasil penelitian yang telah
disampaikan maka hal ini yang mendorong peneliti melakukan kajian mendalam
tentang iklim kelas, self-efficacy serta kecemasan akademik. Peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara iklim kelas dengan
kecemasan akademik: analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik
pemebelajaran matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka
identifikasi masalah sebagai berikut:
(1) Permasalahan kecemasan akademik yang dialami oleh siswa diantaranya
siswa merasa khawatir jika mendapatkan giliran untuk maju di kelas, dan
sering merasa cemas jika ada ulangan. Serta merasa malu dan bingung bila
berhadapan dengan orang banyak.
(2) Temuan hasil penelitian pelajaran matematika merupakan mata pelajaran
sekolah yang paling penting. Namun, hal ini juga dianggap sebagai salah satu
yang paling sulit dan karena itu di antara yang paling ditakuti oleh siswa.
(3) Terdapat temuan hasil penelitian yang berbeda mengenai hubungan antara
self-efficacy dengan kecemasan akademik perlu adanya penelitian untuk
membuktikan atau memastikan secara empiris hubungan antara keduanya.
23
1.3 Cakupan Masalah
Cakupan masalah dalam penelitian ini yakni terkait hubungan iklim kelas
dengan kecemasan akademik dengan menempatkan self-efficacy sebagai variebel
mediator pada pembelajaran matematika di SMA/SMK/MA se-Kecamatan
Lasem.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy siswa?
(2) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik siswa?
(3) Bagaimana hubungan self-efficacy dengan kecemasan akademik siswa?
(4) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dan kecemasan akademik pada siswa
yang dimediasi self-efficacy siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bemaksud untuk mengetahui signifikansi serta menemukan
antara:
(1) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy siswa.
(2) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik.
(3) Menganalisis hubungan self-efficacy dengan kecemasan akademik siswa.
24
(4) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dan kecemasan akademik pada
siswa yang dimediasi self-efficacy siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
(1) Manfaat Teoritis
a. Menghasilkan tesis yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya
b. Menambah khasanah ilmu penegatahuan
(2) Manfaat Praktis
Bagi konselor, dapat menerapkan implikasi layanan bimbingan dan
konseling pada bidang belajar kepada siswa berdasarkan kecemasan akademik.
Konselor diharapkan dapat memberikan layanan konsultasi atau kolaborasi
dengan guru mata pelajaran matematika untuk mereduksi kecemasan akademik
pada proses pembelajaran.