24
1 IKLIM KELAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH DI KECAMATAN LASEM TESIS Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan oleh Hani’ Rosyidah 0105515011 PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

IKLIM KELAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA …lib.unnes.ac.id/27407/1/full.pdf · 4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto “Efikasi diri sebagai mediator pada hubungan antara iklim kelas

  • Upload
    danganh

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

IKLIM KELAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA

SISWA SEKOLAH MENENGAH DI KECAMATAN LASEM

TESIS

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Magister Pendidikan

oleh

Hani’ Rosyidah

0105515011

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

2

3

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Efikasi diri sebagai mediator pada hubungan antara iklim kelas dan kecemasan

akademik pada pembelajaran matematika”

Persembahan

Untuk Almamaterku, Program Studi Bimbingan

dan

Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang.

5

ABSTRAK

Rosyidah, Hani. 2017. Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik:

analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik pembelajaran

matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem. Pembimbing I

Dr. Edy Purwanto, M.Si Pembimbing II Sunawan, Ph.D

Kata kunci: Iklim Kelas, Self-efficacy, Kecemasan Akademik

Kecemasan akademis yang dialami siswa termanifestasi dalam perilaku

yang kurang tepat. Efek dari kecemasan akademik yang dialami siswa juga dapat

menimbulkan atau memberikan efek kinerja kognisi pada siswa. Dampaknya

siswa menjadi tidak fokus dalam proses pembelajaran tapi lebih fokus pada

kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara iklim

kelas dengan self-efficacy siswa, (2) hubungan antara iklim kelas dengan

kecemasan akademik (class-related anxiety), berbeda pada learning related

anxiety menunjukkan tidak adanya signifikasi yang negatif, (3) hubungan self-

efficacy dengan kecemasan akademik siswa, (4) hubungan antara iklim kelas dan

kecemasan akademik pada siswa yang dimediasi self-efficacy siswa.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian

korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA, SMK dan MA

se-kecematan Lasem baik swasta maupun negeri, yang terdapat 9 sekolah. Teknik

sampling yang digunakan adalah random sampling dengan besar sampel (n=535).

Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa Classroom

Environment Scale (CES) dengan α = 0,754, A Achievement Emotions

Questionnaire (AEQ) dengan α = 0,904, Motivated Strategies for Learning

Questionnaire (MSLQ) dengan α = 0,836. Teknik analisis menggunakan teknik

bias corrected bootstrap method dengan N=5000 dan confidential interval 95%.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan

positif yang signifikan antara iklim kelas dengan self-efficacy (CRA & LRA:

β=0,2469, p=<0,01) (2) adanya hubungan negatif antara iklim kelas dengan

kecemasan akademik (CRA: β=-0,2595, p=<0,01) namun berbeda LRA: (β= -0,0536,

p=0.1594) (3) ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan

akademik (CRA: β=-05106, p=<0.01; LRA: β= -0,3478, p=<0,01) (4) ada hubungan

signifikan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik.

Saran untuk guru diharapkan dapat memberikan bimbingan akademik dan

arahan untuk mengembangkan potensi siswa terkait iklim kelas yang positif, self-

efficacy yang tinggi sehingga menghasilkan kecemasan akademik yang menurun.

konselor sekolah diharapkan dapat memberikan pelayanan bimbingan dan

konseling secara khusus layanan konsultasi untuk meningkatkan iklim kelas yang

positif, self-efficacy serta meminimalisir kecemasan akademik. Bagi peneliti lanjut

diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan

variabel lain untuk mengetahui hubungan antara iklim kelas, self-efficacy dan

kecemasan akademik yang disesuaikan dengan sampel penelitian yang lebih

beragam serta penelitian secara longitudinal.

6

ABSTRACT

Rosyidah, Hani. 2017. The relationship between academic anxiety classroom

climate: a mediation analysis of self-efficacy in mathematics learning

academic anxiety SMA / SMK / MA in District Lasem. Supervisor I Dr.

Edy Purwanto, M.Si Advisor II Sunawan, Ph.D.

Keywords: Classroom Climate, Self-efficacy, Academic Anxiety

The student's academic anxiety is manifested in inappropriate behavior.

The effects of academic anxiety experienced by students can also cause or effect

the cognitive performance on students. The impact is that students become

unfocused in the learning process but rather focus on anxiety. This study aims to

find out: (1) the relationship between classroom climate with student self-efficacy,

(2) the relationship between classroom climate and class-related anxiety, different

in learning related anxiety shows no negative significance, (3) ) the relationship of

self-efficacy to students' academic anxiety, (4) the relationship between classroom

climate and academic anxiety to students who are self-efficacy-mediated students.

The design study is correlational research design. The population in this

study were all SMA, SMK and MA Kecematan Lasem either private or public,

that there are 9 schools. The sampling technique used is random sampling with

sample size (n = 535). Data is collected using instruments such asClassroom

Environment Scale (CES) with α = 0.754, A Achievement Emotions Questionnaire

(AEQ)with α = 0.904, Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ)

with α = 0,836, Mechanical engineering analysis using bootstrap bias corrected

method with N = 5000 and 95% confidential interval.

The results obtained show that: (1) there is a significant positive

relationship between classroom climate of self-efficacy (CRA & LRA:β = 0.2469, p

= <0.01) (2) negative correlation between academic anxiety classroom climate

(CRA: β = -0.2595, p = <0.01) but different LRA: (β = -0.0536, p = 0.1594) (3) there is

a negative relationship between self-efficacy with academic anxiety (CRA: β = -05

106, p = <0:01; LRA: β = -0.3478, p = <0.01) (4) there is a significant relationship

between academic anxiety classroom climate.

Suggestions for teachers are expected to provide academic guidance and

direction to develop potential students related to positive classroom climate, high

self-efficacy resulting in decreased academic anxiety. school counselors are

expected to provide counseling and guidance services in particular consultancy

services to improve positive classroom climate, self-efficacy and minimize

academic anxiety. For further research is expected to develop the results of this

study by adding other variables to determine the relationship between classroom

climate, self-efficacy and academic anxiety tailored to a more diverse sample of

research and longitudinal research.

7

PRAKATA

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas segala rahmat, hidayah, serta rencana terbaik-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan antara iklim kelas dengan

kecemasan akademik: analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik

pembelajaran matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem. Penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan iklim kelas

dengan kecemasan akademik, menganalisis efikasi diri sebagai mediator serta

dengan hasil tersebut mampu memberikan implikasi penerapan layanan

bimbingan dan konseling khususnya layanan konsultasi bagi siswa

SMA/SMK/MA se-Kecamatan Lasem.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian

penelitian ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para

pembimbing: Dr. Edy Purwanto, M.Si dan Sunawan, Ph.D yang telah

memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan dukungan selama

penyusunan tesis ini.

Penulis merasa bahwa penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

8

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi

di Program Studi Bimbingan dan Konseling S2 Pascasarjana Unnes.

2. Prof. Dr. H. Achmad Slamet M.Si, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk tesis ini,

sekaligus sebagai ketua penguji tesis yang telah memberikan bimbingan,

arahan, perhatian dan masukan dalam penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo. M.Pd.,Kons., sebagai koordinator

Pascasarjana S2 dan S3 Bimbingan dan Konseling sekaligus sekretaris

penguji ujian tesis yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian,

masukan dan

dukungan selama penyusunan tesis.

4. Prof. Dr. Muhammad Japar, M. Si, Kons sebagai penguji utama ujian tesis

yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan dukungan

dalam penyusunan tesis.

5. Kepala SMA Negeri 1 Lasem, Kepala MAN Lasem, Kepala MAS Al

Hidayat, Kepala SMA Muhammadiyah Lasem, SMK Avicenna, SMK NU

Lasem yang telah memberikan izin penelitian.

6. Guru BK SMA Negeri 1 Lasem, Guru BK MAN Lasem, Guru MAS Al

Hidayat, Guru BK SMA Muhammadiyah Lasem, Guru BK SMK Avicenna,

Guru BK SMK NU Lasem yang telah bersedia membantu selama proses

penelitian.

9

7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

khususnya Dosen Pascasarjana Bimbingan dan Konseling atas bekal

ilmu, wawasan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh Staf Karyawan Pascasarjana Universitas Negeri Semarang,

khusunya

Staf Pascasarjana Bimbingan dan Konseling, beserta petugas

perpustakaan Pascasarjana yang telah membantu kelancaran penulisan tesis.

9. Keluarga Mahasiswa Pascasarjana BK Angkatan 2015, khususnya Kelas A

yang telah memberikan banyak inspirasi, motivasi, dan bantuan kepada

penulis.

10. Utamanya untuk Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta, terimakasih untuk segala

kasih sayang, doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.

11. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan tesis ini

yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Demikian tesis ini disusun, semoga kita senantiasa diberi yang terbaik oleh

Allah SWT dan selalu berada dalam Ridho-Nya. Semoga karya ini

bermanfaat.

Semarang, 30 September 2017

Hani’ Rosyidah

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 8

1.3 Cakupan Masalah ...................................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA

BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................................... 11

2.1 Penelitian terkait ........................................................................................ 10

2.2 Kerangka Teoritis ...................................................................................... 15

2.2.1 Iklim kelas ...................................................................................... 22

2.2.2 Efikasi diri ....................................................................................... 24

2.2.3 Kecemasan akademik ..................................................................... 25

2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 30

11

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 34

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 34

3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 36

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 37

3.4.1 Skala Kecemasan akademik ........................................................... 37

3.4.2 Skala Efikasi diri .............................................................................. 39

3.4.3 Skala Iklim kelas .............................................................................. 39

3.5 Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 40

3.5.1 Validitas .......................................................................................... 40

3.5.2 Reliabilitas ...................................................................................... 42

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 47

4.1 Hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy ..................................... 47

4.2 Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik ..................... 53

4.3 Hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan akademik .................... 58

4.4 Hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik dimediasi self-

efficacy ....................................................................................................... 60

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 66

5.1 Simpulan ................................................................................................... 66

5.2 Saran .......................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68

12

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Populasi ................................................................. 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Kecemasan Akademik ........................................... 38

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Efikasi Diri ............................................................ 39

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Iklim Kelas ............................................................. 40

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................ 43

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 32

Gambar 3.1 Teknik Analisis Mediasi Model 4 ................................................ 45

Gambar 3.2 Statistikal diagram Model templates 4 PROCESS ...................... 46

14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat keterangan backtranslate dari CLT .................................................. 75

2. Instrumen hasil backtranslate dari CLT .................................................... 76

3. Skala efikasi diri (Motivated Strategies for Learning Questionnaire) ..... 82

4. Skala iklim kelas (Classroom Environment Scale) ................................... 84

5. Skala kecemasan akademik (Achievement Emotions Questionnaire)....... 87

6. Data tabulasi penelitian ............................................................................. 90

7. Uji validitas item ...................................................................................... 98

8. Uji reliabilitas intrumen ........................................................................... 100

9. Uji hipotesis model 4 PROCESS for SPSS .............................................. 101

10. Surat masukan validator ahli .....................................................................

11. Surat izin melakukan penelitia ..................................................................

12. Surat keterangan telah melakukan penelitian ...........................................

13. Dukumentasi peneliti ................................................................................

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam konteks pembelajaran, individu berpotensi mengalami rasa cemas

tanpa memandang tua maupun muda. Bandura dalam Purwanto (2012: 75)

menjelaskan bahwa kecemasan dipicu oleh ketidakyakinan akan kemampuan diri

untuk mengatasi tugas-tugas akademik. Kecemasan muncul karena frustrasi

terhadap hambatan yang dialami individu dalam memenuhi kebutuhannya.

Semakin banyak hambatan atau kendala yang dialami individu dalam memenuhi

kebutuhan maka menjadi cemas. Seseorang yang memiliki emosi negatif maka

akan memunculkan atensi, karena value seseorang tidak terlalu tinggi (Kotani,

2001).

Kecemasan dalam konteks pembelajaran dikenal sebagai kecemasan

akademik. Emosi akademik, termasuk didalamnya kecemasan akademik yang

memediasi antara kontrol keyakinan gondengan kinerja kognitif (Pekrun, 2006).

Lebih lanjut bahwa siswa yang memiliki kecemasan cenderung memiliki control

diri yang rendah. Kontrol diri memiliki keterkaitan dengan self-efficacy. Kontrol

diri yang rendah nanti akan akan mendorong self-efficacy yang rendah (Pekrun,

2006). Gogol (2016) menyebutkan bahwa kecemasan akademik mengacu pada

perasaan khawatir serta kegugupan dan kegelisahan dalam situasi terkait prestasi

dalam konteks sekolah. Kecemasan akademis dapat dialami oleh siswa manapun,

baik yang mempunyai kemampuan akademis tinggi, sedang, maupun yang

16

kemampuan akademisnya rendah. Dampaknya siswa menjadi tidak fokus dalam

proses pembelajaran tapi lebih fokus pada kecemasan.

Kecemasan akademis yang dialami siswa termanifestasi dalam perilaku

yang kurang tepat. Sebagai contoh Chin (2017) dalam penelitiannya menemukan

bahwa kecemasan tehadap tes seperti konsekuensi pribadi dan sosial, langsung

mempengaruhi kinerja siswa selama proses ujian. Efek dari kecemasan akademik

yang dialami siswa juga dapat menimbulkan atau memberikan efek kinerja

kognisi pada siswa. Pekrun (2006) ketika seseorang makin bisa memprediksi

usaha yang mengarah ke hasil tertentu, dia memiliki kotrol tinggi terkait hasil

tersebut maka seseorang dapat mengurangi kecemasan. Dengan meningkatkan

kinerja atau usaha siswa dalam proses pembelajaran harapannya siswa fokus pada

upaya pembelajaran bukan pada kecemasan. Kecemasan matematika juga

ditemukan secara positif berkaitan dengan gangguan kelas yang berdampak pada

kinerja matematika (Radisic et al 2015).

Teori kontrol-nilai tentang emosi akademik (The control-value theory of

academic emotions) menjelaskan bahwa kontrol keyakinan merupakan salah satu

komponen dari fungsi penilaian dalam emosi akademik (Pekrun, 2006). Kontrol

diri dianggap sebagai anteseden emosi akademik, karena kontrol diri menyediakan

berbagai informasi yang membangkitkan jenis-jenis emosi akademik tertentu.

Ketika seseorang memiliki kontrol diri yang tinggi ditandai dengan suatu

keyakinan yang kuat bahwa upaya atau usaha yang dia lakukan itu mengarahkan

dia untuk mencapai hasil yang dia inginkan. Sebaliknya jika seseorang memiliki

kontrol diri yang lemah merasa apapun yang dia lakukan itu tidak mengarahkan

17

pada hasil yang dia inginkan. Kecemasan mendistraksi siswa dalam belajar maka

mengakibatkan intensitas belajar siswa berkurang. Kecemasan akademik terjadi

jika siswa memandang bahwa tuntutan akademik yang harus dipenuhi berada di

atas batas kemampuan yang dimilikinya (Purwanto, 2012: 81). Artinya tuntutan

akademik yang terlalu tinggi membuat seseorang tidak memiliki kontrol.

Disisi lain, mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata

pelajaran sekolah yang paling penting. Namun, hal ini juga dianggap sebagai

salah satu yang paling sulit dan karena itu di antara yang paling ditakuti oleh

siswa (Dundar et al. 2014). Survey lain juga menyebutkan terkait kecemasan

siswa dalam pembelajaran matematika. Sebagian besar kesulitan belajar yang

dialami siswa adalah kelompok mata pelajaran ilmu alam (fisika, kimia, dan

biologi) dan matematika (Sunawan, 2012). Serta pada rata-rata nilai UN SMA

nasional negeri dan swasta tahun 2015 ada 61,29 sedangkan di tahun 2016 ini

nilai rata-rata peserta UN ada 54,78 atau turun sekitar 6,51 poin. Sedangkan untuk

rata-rata nilai UN SMK pada tahun 2015 rata-rata nilainya mencapai 62,11 dan

pada tahun 2016 nilai rata-ratanya turun hingga angka 57,66 atau menurun 4,45

poin (Kemendikbud, 2016). Berdasarkan data tersebut maka sangat potensial

siswa mengalami kecemasan akademik maka memungkinkan untuk melakukan

telaah lebih lanjut.

Bandura (1997: 106) juga menyatakan bahwa kecemasan dapat

menghambat performansi seseorang. Oleh karena itu, kecemasan menjadi sangat

penting untuk di reduksi dalam proses pembelajaran. Jika seseorang menikmati

segala kegiatan pembelajaran maka akan melakukan keterlibatan dan kreatif

18

pemecahan masalah (Pekrun, 2006). Seseorang melakukan kegiatan yang

menantang dengan rasa gembira serta menyenangkan maka dapat membuat nilai

positif dan mengendalikan kecemasan, sebaliknya jika terdapat nilai negatif dalam

pencapaian tugas maka akan menimbulkan kecemasan serta mengarah ke frustasi.

Menikmati pembelajaran ditandai dengan ketiadaan kecemasan dan aktivitas

cenderung diikuti dengan menyenangkan serta gembira dengan keadaan seperti ini

orang cenderung kreatif.

Dalam praktis pembelajaran, masih terjadi pada siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Hasil analisis IKMS di salah satu SMA di Lasem menyatakan

bahwa 57% siswa merasa khawatir jika mendapatkan giliran untuk maju di kelas,

dan sering merasa cemas jika ada ulangan 48%. Disamping itu 46% siswa merasa

malu dan 36% lainnya bingung bila berhadapan dengan orang banyak. Data lain

menyebutkan bahwa siswa SMA lebih cemas terhadap pelajaran matematika

dibandingkan siswa SD dikarenakan tuntutan pembelajaran jauh lebih tinggi (Hill,

2015). Berdasarkan data tersebut maka menjadi alasan perlunya penelitian lanjut

terkait kecemasan akademik dalam pembelajaran matematika.

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan akademik adalah

self-efficacy. Berdasarkan penelitian Rahadianto (2014) memaparkan bahwa

terdapat hubungan yang negatif antara self-efficacy dengan kecemasan akademik.

Dalam konteks belajar, self-efficacy mengacu pada keyakinan seseorang

terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-

tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk

menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks. Individu

19

yang percaya bahwa mereka memiliki keyakinan atas perilaku belajar

lebih untuk bisa terlibat dalam kegiatan akademik. Menurut Bandura

(dalam Wentzel & Wigfield, 2009) self-efficacy juga bisa mengurangi

emosional yang negatif seperti kecemasan dan stress.

Hasil penelitian Barraza (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan akademik yang mengakibatkan

tekanan akademik. Namun hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Jácquez

(2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self-

efficacy dengan kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa di Mexico.

Seseorang yang memiliki tingkat dengan self-efficacy yang tinggi akan menjalani

tugas yang sulit sebagai tantangan untuk diselesaikan bukan sebagai ancaman

yang harus dihindari. Sebaliknya jika seseorang meiliki tingkat self-efficacy yang

rendah makan dia cenderung mengaggap tugas sebagai ancaman.

Karakteristik individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi adalah

ketika individu tersebut merasa yakin bahwa mereka mampu menangani

secara efektif peristiwa dan situasi yang mereka hadapi, tekun dalam

menyelesaikan tugas-tugas, percaya pada kemampuan diri yang mereka miliki,

memandang kesulitan sebagai tantangan bukan ancaman dan suka mencari

situasi baru, menetapkan sendiri tujuan yang menantang dan meningkatkan

komitmen yang kuat terhadap dirinya, menanamkan usaha yang kuat dalam

apa yang dilakukanya dan meningkatkan usaha saat menghadapi kegagalan,

berfokus pada tugas dan memikirkan strategi dalam menghadapi kesulitan,

cepat memulihkan rasa mampu setelah mengalami kegagalan, dan menghadapi

20

stressor atau ancaman dengan keyakinan bahwa mereka mampu mengontrolnya

(Bandura, 1987 dalam Schunk, 1991). Berbeda jika siswa memiliki self-efficacy

yang rendah, mereka lebih cenderung memilih untuk menghindari tugas (Schunk,

2012).

Hasil penelitian mengukapkan bahwa self-efficacy mempengaruhi perilaku

seseorang kaitannya dalam mempengaruhi pilihan bahwa seseorang akan

membuat dan program tindakan dia akan memilih untuk mengejar serta

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara iklim kelas dan self-efficacy

mahasiswa matematika (Peters, 2012). Semakin tinggi tingkat self-efficacy

seseorang maka semakin besar usaha dan ketekunan dikeluarkan menuju tugas

yang diberikan. Pada akhirnya berpengaruh pada kinerjanya dalam pembelajaran.

Jika terdapat dukungan guru yang hangat, ramah maka tingkat self-efficacy siswa

akan tinggi. Hal tersebut sesuai dengan Zedan (2014) yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan guru dengan self-efficacy

siswa. Iklim kelas yang positif maka akan mendukung self-assessment siswa dan

kemajuan kinerja pendidikan.

Iklim kelas juga memiliki hubungan negatif dengan kecemasan akademik.

Hasil penelitian Adimora (2015) mengungkapkan bahwa iklim kelas secara

signifikan mempengaruhi atau memiliki hubungan negatif kecemasan matematika

dari siswa. Lebih tegasnya, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat

hubungan negatif antara iklim kelas dalam pembelajaran yang mempengaruhi

kecemasan akademik, dalam hal ini kecemasan mengikuti pembelajaran

matematika. Iklim sekolah yang mencakup sosial-emosional memiliki hubungan

21

negatif dengan kecemasan akademik, jika siswa memiliki pengalaman yang

mengenai sosial-emosional dalam proses pembelajaran maka kecemasan

akademik yang dialami cenderung rendah (Thakur, 2015). Emosi dapat

mempengaruhi iklim sosial siswa di kelas dan lembaga pendidikan (Pekrun,

2006). Lingkungan memberikan makna yang berkaitan dengan pengendalian dan nilai-nilai akademik yang

penting bagi emosi siswa.

Iklim kelas juga memiliki hubungan positif dengan self-efficacy. Penelitian

Corkin (2014) menyebutkan iklim kelas mempengaruhi oleh self-efficacy. Jika

suasana kelas hangat dan penuh dengan dukungan antar siswa maka siswa

memiliki keyakinan yang tinggi akan dirinya. Penelitian lain juga mengungkapkan

bahwa iklim kelas memiliki efek pada efikasi akademik, yang pada gilirannya

mempengaruhi prestasi akademik (Cheema, 2014). Sekolah dan lingkungan sosial

juga dapat mempengaruhi penilaian yang kontrol-nilai individu melalui interaksi,

umpan balik, kualitas pengajaran, harapan orang lain yang signifikan, dll, karena

mereka menyampaikan informasi terkait dengan pengendalian dan nilai-nilai

akademik yang mempengaruhi prestasi emosi individu (Pekrun, 2007).

Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh

konselor terhadap seorang konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh

wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam

menangani kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga (Prayitno, 2004). Temuan

penelitian ini harapannya bisa menjadi bahan atau rekomendasi untuk guru

pelajaran matematika untuk berkonsultasi serta berkolaborasi dengan guru

Bimbingan dan Konseling untuk mereduksi kecemasan akademik pada proses

pembelajaran. Konselor sekolah harapannya dapat memberikan layanan konsultasi

22

atau mediasi dengan guru mata pelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan

potensi siswa yang tidak hanya berfokus pada kecemasannya saja.

Berdasarkan rasional serta kesenjangan hasil penelitian yang telah

disampaikan maka hal ini yang mendorong peneliti melakukan kajian mendalam

tentang iklim kelas, self-efficacy serta kecemasan akademik. Peneliti akan

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara iklim kelas dengan

kecemasan akademik: analisis mediasi self-efficacy pada kecemasan akademik

pemebelajaran matematika siswa SMA/SMK/MA di Kecamatan Lasem”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka

identifikasi masalah sebagai berikut:

(1) Permasalahan kecemasan akademik yang dialami oleh siswa diantaranya

siswa merasa khawatir jika mendapatkan giliran untuk maju di kelas, dan

sering merasa cemas jika ada ulangan. Serta merasa malu dan bingung bila

berhadapan dengan orang banyak.

(2) Temuan hasil penelitian pelajaran matematika merupakan mata pelajaran

sekolah yang paling penting. Namun, hal ini juga dianggap sebagai salah satu

yang paling sulit dan karena itu di antara yang paling ditakuti oleh siswa.

(3) Terdapat temuan hasil penelitian yang berbeda mengenai hubungan antara

self-efficacy dengan kecemasan akademik perlu adanya penelitian untuk

membuktikan atau memastikan secara empiris hubungan antara keduanya.

23

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah dalam penelitian ini yakni terkait hubungan iklim kelas

dengan kecemasan akademik dengan menempatkan self-efficacy sebagai variebel

mediator pada pembelajaran matematika di SMA/SMK/MA se-Kecamatan

Lasem.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

(1) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy siswa?

(2) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik siswa?

(3) Bagaimana hubungan self-efficacy dengan kecemasan akademik siswa?

(4) Bagaimana hubungan antara iklim kelas dan kecemasan akademik pada siswa

yang dimediasi self-efficacy siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bemaksud untuk mengetahui signifikansi serta menemukan

antara:

(1) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dengan self-efficacy siswa.

(2) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dengan kecemasan akademik.

(3) Menganalisis hubungan self-efficacy dengan kecemasan akademik siswa.

24

(4) Menganalisis hubungan antara iklim kelas dan kecemasan akademik pada

siswa yang dimediasi self-efficacy siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

(1) Manfaat Teoritis

a. Menghasilkan tesis yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya

b. Menambah khasanah ilmu penegatahuan

(2) Manfaat Praktis

Bagi konselor, dapat menerapkan implikasi layanan bimbingan dan

konseling pada bidang belajar kepada siswa berdasarkan kecemasan akademik.

Konselor diharapkan dapat memberikan layanan konsultasi atau kolaborasi

dengan guru mata pelajaran matematika untuk mereduksi kecemasan akademik

pada proses pembelajaran.