35
Kehamilan Risiko Tinggi Definisi Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu atau janin selama kehamilan, persalinan, maupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas normal. Klasifikasi Dalam menentukan kehamilan risiko tinggi dapat digunakan penilaian terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah wanita tersebut memiliki keadaan atau ciri faktor risiko yang menyebabkan ibu maupun janin lebih rentan terhadap penyakit atau kematian. Terdapat 2 cara yang bisa digunakan yaitu cara skoring (skrining/deteksi ibu risiko tinggi) dan cara kriteria Cara Skoring Kelompok Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO 1. Terlalu muda hamil (< 16 tahun) 2. a. Terlalu lambat hamil pertama setelah kawin > 4 tahun b. Terlalu tua hamil pertama (hamil > 35 tahun) 3. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun) 4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun) 5. Terlalu banyak anak (> 4 anak) 6. Terlalu tua (umur > 35 tahun) 7. Terlalu pendek (< 145 cm) 8. Pernah gagal hamil (riwayat obstetrik jelek) 9. Pernah melahirkan dengan :

ikm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikm jkt

Citation preview

Page 1: ikm

Kehamilan Risiko Tinggi

Definisi

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu atau janin selama kehamilan, persalinan, maupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas normal.

Klasifikasi

Dalam menentukan kehamilan risiko tinggi dapat digunakan penilaian terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah wanita tersebut memiliki keadaan atau ciri faktor risiko yang menyebabkan ibu maupun janin lebih rentan terhadap penyakit atau kematian. Terdapat 2 cara yang bisa digunakan yaitu cara skoring (skrining/deteksi ibu risiko tinggi) dan cara kriteria

Cara Skoring

Kelompok Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO

1. Terlalu muda hamil (< 16 tahun)

2. a. Terlalu lambat hamil pertama setelah kawin > 4 tahun

b. Terlalu tua hamil pertama (hamil > 35 tahun)

3. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)

4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)

5. Terlalu banyak anak (> 4 anak)

6. Terlalu tua (umur > 35 tahun)

7. Terlalu pendek (< 145 cm)

8. Pernah gagal hamil (riwayat obstetrik jelek)

9. Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang/vakum

b. Uri dirogoh

c. Diberi infus atau transfusi

Page 2: ikm

10. Pernah operasi sesar

Masing-masing memiliki skor 4

Kelompok Faktor Risiko II : Ada Gawat Obstetrik/AGO

1. Penyakit pada ibu hamil

a. Kurang darah

b. Malaria

c. TBC paru

d. Penyakit jantung

e. Kencing manis (diabetes)

f. Penyakit menular seksual

2. Keracunan kehamilan preeklampsia, yaitu bengkak pada muka dan tungkai, tekanan darah tinggi, albumin terdapat dalam air seni.

3. Hamil kembar (perut ibu sangat membesar, gerakan anak terasa di banyak tempat)

4. Hidramnion atau kembar air (perut ibu sangat membesar, gerakan dari anak tidak begitu terasa)

5. Janin mati dalam kandungan

6. Kehamilan lebih bulan

7. Letak sungsang dan letak lintang

Masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak sungsang dan letak lintang dengan skor 8

Kelompok Faktor Risiko III à Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO

1. Perdarahan antepartum

2. Preeklampsia berat atau eklampsia

Masing-masing memiliki skor 8

Skrining dilakukan pada triwulan I, II, III.1 dan III.2

Page 3: ikm

Persalinan dengan Risiko

Jumlah Skor

Kelompok Risiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong

2 KRR Bidan Tidak dirujukRumah Polindes

Bidan

6-10 KRT Bidan dokter Bidan PKM Bidan dokter Bidan dokter

> 12 KRST Dokter Rumah sakit Rumah sakit Dokter

Cara Kriteria

Ada berbagai kriteria, tetapi dengan tujuan sama, yaitu mencoba mengelompokkan kasus-kasus kehamilan risiko tinggi. Salah satunya adalah kriteria yang ditetapkan oleh Poedji Rochayati, dkk.

Menurut Poedji Rochjati, dkk, kehamilan risiko tinggi meliputi :

1. Terlalu muda hamil (< 16 tahun)

Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklampsia (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.

2. a. Terlalu lambat hamil pertama setelah kawin > 4 tahun

b. Terlalu tua hamil pertama (hamil > 35 tahun)

3. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)

4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)

5. Terlalu banyak anak (> 4 anak)

Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:

· Kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah).

· Perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah).

· Persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat.

Page 4: ikm

· Plasenta previa (plasenta letak rendah).

6. Terlalu tua (umur > 35 tahun)

Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindrom Down) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.

7. Terlalu pendek (< 145 cm)

Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil.

8. Pernah gagal hamil atau riwayat obstetrik jelek

Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi. Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur.

Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk :

Kelainan kromosom atau hormon

Kelainan struktur rahim atau leher rahim

Penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)

Reksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).

Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan pengobatan.

Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen.

Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya :

· Kelahiran prematur

· Gangguan selama persalinan

Page 5: ikm

· Kelainan letak janin

· Kelainan letak plasenta

· Keguguran berulang

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.

Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut :

· Ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim

· Perdarahan

· Stress fisik atau mental

· Kehamilan ganda

· Ibu pernah menjalani pembedahan rahim

Persalinan prematur seringkali terjadi jika :

· Bayi berada dalam posisi sungsang

· Plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya

· Ibu menderita tekanan darah tinggi

· Air ketuban terlalu banyak

· Ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg, memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.

Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama.

Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin.

Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2 gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu membentuk

Page 6: ikm

antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rh-negatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi.

Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya.

9. Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang/vakum

b. Uri dirogoh

c. Diberi infus atau transfusi

10. Pernah operasi sesar

Kekurangan Sectio Caesaria potongan korporal untuk persalinan selanjutnya adalah 4 kali lebih besar bahaya terjadinya ruptur uteri spontan. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa makin pendek durasi antara persalinan Caesaria dan persalinan berikutnya, makin tinggi angka ruptur uteri. Odd rasio yang terukur berkisar dari 2,5–3 tahun untuk peningkatan ruptura uteri pada wanita dengan selang antar kehamilan lebih pendek. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang sangat sering menghalangi dokter untuk mengizinkan persalinan pervaginam pada wanita dengan riwayat SC adalah kekhawatiran akan terjadinya ruptur uteri atau kerapuhan uterus

11. Penyakit pada ibu hamil

a. Kurang darah

Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas adalah dapat terjadi :

· Keguguran

· Partus prematurus

· Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah

· Atonia uteri dan menyebabkan pendarahan

· Syok

· Afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia

· Infeksi intrapartum dan dalam nifas

Page 7: ikm

· Bila terjadi anemia gravis (Hb di bawah 4 gr %) terjadi payah jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal.

Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi :

· Kematian mudigah (keguguran)

· Kematian janin dalam kandungan

· Kematian janin waktu lahir (stillbirth)

· Kematian perinatal tinggi

· Prematuritas

· Dapat terjadi cacat bawaan

· Cadangan besi kurang

b. Malaria

Pengaruh malaria terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas :

· Abortus dan partus prematurus

· Kematian janin dalam rahim

· Dismaturitas

· Kematian neonatal yang tinggi

· Anemia dalam kehamilan dan nifas

· Dalam persalinan, ibu menjadi lemah, karena itu dapat terjadi atonia uteri/inertia uteri sehingga persalinan akan berlangsung lama

· Bila ibu terlalu lemah, persalinan kala II dapat ditolong dengan ekstraksi vakum atau forseps

· Berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan, karena akan berakibat buruk pada ibu

c. TBC paru

Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan, dan nifas, kecuali penyakitnya tidak terkontrol, berat, dan luas yang disertai sesak napas dan hipoksia. Walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan padfa sistem pernapasan, karena uterus yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru ke atas serta sisa udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu menjadi lebih parah. Penyakit paru-paru, yang dalam keadaan aktif, akan

Page 8: ikm

menimbulkan masalah bagi ibu, bayi, dan orang-orang sekelilingnya, jadi, sebenarnya adalah masalah sosial. Pengaruh TBC paru-paru terhadap kehamilan dan sebaliknya sedikit banyak ada.

d. Penyakit jantung

Kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat terjadi abortus, prematuritas (lahir tidak cukup bulan), dismaturitas (lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah), lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati, serta kematian janin dalam rahim (KJDR).

e. Kencing manis (diabetes)

Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas pada diabetes adalah :

· Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifes (diabetik)

· Diabetes akan menjadi lebih berat oleh kehamilan

· Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan glukosa banyak, maka bisa terjadi hipoglikemia atau koma

· Dalam masa laktasi keperluan akan insulin akan bertambah

Pengaruh diabetes terhadap kehamilan :

· Abortus dan partus prematurus

· Hidramnion

· Pre-eklampsia

· Kesalahan letak janin

· Insufisiensi plasenta

Pengaruh diabetes terhadap persalinan :

· Inersia uteri dan atonia uteri

· Distosia karena janin (anak besar, bahu lebar)

· Kelahiran mati

· Persalinan lebih sering ditolong secara operatif

· Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi

· Morbiditas dan mortalitas ibu tinggi

Page 9: ikm

Pengaruh diabetes terhadap nifas :

· Pendarahan dan infeksi puerperal lebih tinggi

· Luka-luka jalan lahir lambat pulih/sembuh

Pengaruh diabetes terhadap janin atau bayi :

· Sering terjadi abortus

· Kematian janin dalam kandungan setelah 36 minggu

· Dapat terjadi cacat bawaan

· Dismaturitas

· Janin besar (bayi kingkong/makrosomia)

· Kematian neonatal tinggi

· Kemudian hari dapat terjadi kelainan neurologik dan psikologik

Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan 20-28 minggu.

f. Penyakit menular seksual

Pengaruh sifilis terhadap kehamilan :

· Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke-16 kehamilan, di mana Treponema telah dapat menembus barier plasenta

· Akibatnya : kelahiran mati dan partus prematurus

· Bayi lahir dengan lues kongenital : pemfigus sifilitus, deskuamasi telapak tangan-kaki, serta kelainan mulut dan gigi

· Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues kongenital

Pengaruh gonorea terhadap kehamilan dan bayi :

· Sering dijumpai kemandulan anak satu (one child sterility) pada penderita atau bekas penderita gonorea

· Konjungtivitis gonorea neonatorum (blenorea neonati)

Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik atau pramuria. Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi.

Page 10: ikm

Pertumbuhan mereka di dalam rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir prematur.

12. Bengkak pada muka atau tungkai dan tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.

13. Hamil kembar 2 atau lebih

Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan. Prognosa untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif, dan perdarahan postpartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.

14. Hamil kembar air (hidramnion)

Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu banyak cenerung terjadi pada :

· Ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol

· Kehamilan ganda

· Inkompatibilitas Rh

· Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kelainan sistem saraf).

Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada :

· Bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih

· Bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan

· Bayi yang meninggal di dalam kandungan.

15. Bayi mati dalam kandungan

Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat :

Kelainan kromosom pada bayi

Diabetes

Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun

Page 11: ikm

Tekanan darah tinggi

Penyalahgunaan obat

Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus)

16. Kehamilan lebih bulan

Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.

17. Letak sungsang

Bagi ibu, janin dengan letak sungsang dapat menyebabkan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi. Sedangkan bagi bayi sendiri, prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu, setelah pusat lahir dan supaya janin hidup, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.

18. Letak lintang

Bagi ibu, janin dengan letak lintang dapat menjadi bahaya yang mengancam yaitu terjadinya ruptur uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini dengan demikian mudah dapat infeksi intrapartum. Sedangkan pada bayi, angka kematian cukup tinggi (25-40%), yang dapat disebabkan oleh karena prolapsus funiculi, trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus-menerus, dan ketuban pecah dini. Janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu dengan versi dan ektraksi, atau embriotomi bila janin sudah meninggal, atau dengan perabdominan (seksio sesarea).

Menurut Eastman dan Greenhill, bila ada panggul sempit, seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang, dengan anak hidup. Juga semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio sesarea walaupun tidak ada panggul sempit.

19. Perdarahan dalam kehamilan

Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah :

· Kelainan letak plasenta

· Pelepasan plasenta sebelum waktunya

· Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).

Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear.

Page 12: ikm

20. Preeklamsia berat atau kejang-kejang

Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun.

Pengelompokan risiko pada bayi karena dampak persalinan

A. Risiko rendah

Semua bayi yang lahir spontan belakang kepala dalam batas waktu yang telah ditetapkan.

B. Risiko sedang

· Apgar < 6 pada menit pertama

· Perlukaan persalinan

· Kelainan perilaku bayi

· Sianosis

· Anemia polisitemia

· Ikterus neonatorum dalam 24 jam

· Cacat bawaan

· Bayi terpengaruh obat ibu

· BBLR

· Makrosomia

C. Risiko tinggi

· Apgar < 6 pada menit pertama dan tetap sampai setengah jam

· Apnea, aspirasi air ketuban atau mekonium

· Cacat bawaan memerlukan tindakan segera

· Kejang

· Berat badan lahir < 1500 gram

· Kelainan jantung bawaan

Page 13: ikm

Daftar Pustaka

1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi keempat. Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2010. Hal 21-34, 157-64,278-88,667-75,677-81

2. DeCherney, MD, Alan H. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology. Tenth Edition . United States of America. 2007. The McGraw-Hill Companies, Inc; hal 1-18.

3. Harms, M.D. Roger W, Mayo Clinic Guide To A Healthy Pregnancy, Harper Collins E-books. Hal 391-417.

Page 14: ikm

PENTINGNYA ANTENATAL CARE (ANC) SELAMA KEHAMILAN

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator utama derajat

kesehatan suatu negara. Berdasarkan SDKI 2012, AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan

AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup. AKI ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per

100 ribu. AKB turun sedikit dibanding hasil SDKI 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk provinsi NTT,

Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 57/1.000

kelahiran hidup.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab

langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan

dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi,

persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat

keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak melahirkan, dan terlalu

dekat jarak melahirkan) dan TIGA TERLAMBAT (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat

rujukan dan terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan). Faktor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil

yang menderita penyakit menular seperti Malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis; penyakit tidak menular

seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, gangguan jiwa; maupun yang mengalami kekurangan gizi.

Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan meningkatkan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. Selain itu, diperlukan partisipasi dan

kesadaran ibu akan pentingnya memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan ataupun pusat pelayanan

kesehatan.

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental

dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Tujuan ANC adalah :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan

trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Untuk mendapatkan pelayanan ANC dapat dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas,

Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta atau di bidan. Pelayanan ANC ibu hamil dapat dibantu

oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat dan bidan (Depkes RI, 2001)

Pemeriksaan ANC minimal 4x selama kehamilan yaitu kehamilan trimester pertama (< 14 Minggu) 1x

kunjungan, trimester kedua (14-28 Minggu) 1x kunjungan dan trimester ketiga (28-36 Minggu dan sesudah

Minggu ke-36) 2x kunjungan (Saifuddin, 2005). Namun, Idealnya pemeriksaan ANC pertama kali adalah sedini

mungkin ketika diketahui terlambat haid 1 bulan, setiap 4 minggu hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2

minggu sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu

hingga waktunya melahirkan.

Pelayanan ANC sesuai dengan kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar 14 T,

yaitu :

Page 15: ikm

1. Penimbangan Berat Badan : Timbang berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan berat badan

normal pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester II-III 0,5 Kg

perminggu.

2. Ukur Tekanan Darah : Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC,

diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120/80 mmHg). Hal yang

harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi)

yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau eklamsia dan dapat

menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) : Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan Umur

Kehamilan atau tidak

4. Pemberian tablet besi : Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3

bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk

dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Tablet besi diberikan minimal 90

tablet selama 3 bulan.

5. Pemberian imunisasi TT : Imunisasi ini diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap ibu dan

janin terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali.

6. Pemeriksaan Hb : Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 11 gr% karena ditakutkan ibu akan

mengalami anemia.

7. Pemeriksaan VDRL

8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara

9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil

10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi

12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal

pelayanan ANC yaitu 7 T yang meliputi :

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

Ukur Tekanan darah.

Pemberian imunisasi Tetanus toxoid (TT).

Pemberian Tablet zat besi.

Ukur Tinggi fundus uteri (rahim).

Tes terhadap penyakit menular seksual.

Temu wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan. 

Page 16: ikm

Kesadaran akan pentingnya ANC harus selalu ditanamkan pada ibu hamil supaya ibu hamil mampu menjalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. Masa kehamilan

sangatlah menentukan pertumbuhan dan perkembangan si kecil nantinya.

Page 17: ikm

BAB IPENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang

Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.

Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.

Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

1.2.      Tujuan Penulisan1.2.1.   Tujuan Umum            Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.

1.2.2.   Tujuan Khusus            Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :1. Melaksanakan pengkajian data.2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.3. Menentukan antisispasi masalah potensial.4. Mengidentifikasi kebutuhan segera5. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.6. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

Page 18: ikm

1.3.      Manfaat Penulisan1.3.1.   Bagi Penulis            Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.1.3.2.   Bagi Institusi Pendidikan            Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada aasuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis.1.3.3.   Bagi Klien dan Keluarga            Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kehamilannya.1.3.4.   Bagi lahan Praktek            Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.1.3.5.   Bagi Masyarakat            Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta masalah pada kehamilan.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1       Definisi            Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan mengshasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sulit

Page 19: ikm

sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.            Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.            Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.      Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

2.      Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).

3.      Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).

Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur, pembuahan, nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh janin sehingga saatnya melahirkan.

Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya, rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan tenggang karena produksi ASI.

Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu melahirkan selamat.2.2.      Diagnosa Kehamilan            Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.2.2.1.   Tanda Dugaan Hamil

a)      Amenorea (tidak datng haid).

b)      Payudara tegang

c)      Mengidam (ingin makanan khusus)

d)     Mual muntah pagi hari (morning sickness)

e)      Hipersalivasi

f)       Konstipasi

g)      Pigmentasi kulit

2.2.2.   Tanda Kemungkinan Hamila)      Pembesaran rahim dan perut

b)      Pada pemeriksaan dijumpai

−        Tanda hegar

Page 20: ikm

−        Tanda chadwik

−        Tanda discasek

−        Teraba ballotement

c)      Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

2.2.3.   Tanda Pasti Hamila)        Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.

b)      Pemeriksaan USG

c)      Terdenagr denyut jantung janin.

2.3.      Tahap Perubahan dan Perkembangan Janin, Serta Perubahan Terhadap Maternal2.3.1.   Perubahan dan Perkembangan Janin0-4 Minggu            Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.4-8 Minggu            Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.8-12 Minggu            Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.12-16 Minggu            Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh kasar dan berwarna.16-20 Minggu            Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.20-24 Minggu

Page 21: ikm

            Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.24-28 Minngu            Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari kelahirannya.28-36 Minggu            Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.38 Minggu            Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.2.3.3.   Perubahan Terhadap Maternal            Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin berkembang dari 2 sel ke satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus.            Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu :

a.       Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.

b.      Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.

c.       Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala

Page 22: ikm

masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah rahim disiapkan.

2.4.      Perubahan Psikologis Pada ibu hamil1.      Trimester Pertama

Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

2.      Trimester KeduaPada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

3.      Trimester ketigaTrimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.  

2.5.      Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil      Diet dan Pengawasab Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, ptotein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karna dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan seccukupnya saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cupup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagi pengawasan akan keculupan gizi ini dapat dipai kenaikan berat badan wanita himil tersebut. Kenaiksn berat badan wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai b16 kg.

Page 23: ikm

      Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sbeiknya wanita hamil dilarang merokok.

      Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam peredaran.

      Kebersihan dan Pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi  diperlukan untuk kebersihan atau hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

      Koitus

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

      Perawatan Gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies,

Page 24: ikm

ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.

      Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran  walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

      Perawatan Payudara

Per4awatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.

       Posisi Meneran

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :

Page 25: ikm

         Memberi banyak manfaat

         Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

         Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit

         Lebih membantu dalam meneran

         Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran :

         Posisi berjongkok, berlutut, merangkak

         Posisi jongkok/ setengah jongkok

         Posisi merangkak

         Posisi mereng ke samping

         Posisi berdiri

      Cara Mengedan

Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.

2.6.      Pemeriksaan Kehamilan (ANC)            ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk   mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.            Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.            Sedang tujuan Khusus ANC adalah:

1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu

Page 26: ikm

3.      Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.

4.      Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin

5.      Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara optimal.Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :

Satu kali pada trimester 1Satu kali pada trimester IIDua kali pada trimester IIIPemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid, Kunjungan ANC

yang saint adalah:

- setiap bulan sampai kehamilan 28 munggu- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

- setiap 1 minggu sejak kehamiilan 32 minggu sampai terjadi kehamilan.

- pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu                        Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”Timbang berat badan

1.      Tekanan darah

2.      Tinggu fundus uteri (TFU)

3.      TT lengkap imunisasi

4.      Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan

5.      Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki

6.      Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

2.6.1      Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)Standar 1 : Metode Asuahan,         Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi dan dokumentasi.

Standar 2: Pengkajian

Page 27: ikm

         Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.

Standar 3 : Identifikasi ibu hamil       Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal       Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi Abdomenal        Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan       Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan       Bidana menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan  yang tepat dan merujuknya.

  Standar 8  : Pemeriksaan Persalinan     Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman  suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

2.6.2 Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC) Timbang berat badan

Page 28: ikm

       Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ukur tekanan darah.

Ukur (Tinggi) Fundus Uteri      Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Pemberian imunisasi TT lengkapUntuk mencegah tetanus neonatorum,

2.6.3 Kunjungan Antenatal Care      Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu:

1.      Satu kali trimester pertama

2.      Satu kali trimester kedua

3.      Dua kali trimester ke tiga

2.6.4 Kriteria Keteraturan ANCa. Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:

         Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat satu bulan         Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan         Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan         Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan         Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

b. Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika terdapatt kelainana dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan.

2.6.5 Dampak Ibu Hamil Tidak ANC2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan1. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.