21
ILMU GALENIKA Disusun Oleh: 1. Farida Dinar H. 2. Fitri Nur C. 3. Fitria Adityas K.W 4. Havana Nabila

ILMU GALENIKA

Embed Size (px)

Citation preview

ILMU GALENIKADisusun Oleh:1. Farida Dinar H.2. Fitri Nur C.3. Fitria Adityas K.W4. Havana Nabila

A. Pendahuluanistilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani

yaitu Claudius Galenos(galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.

Jadi ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan sediaan(preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan) secara umum pembuatan galenik adalah mengolah bagian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau bahan obat lainnya. Setelah emnjadi simplisia obat – obat (bahan obat) tersebut diambil dan diolah dalam bentuk sediaan ( preparat).

Tujuan dibuat sediaan galenik :

a. Untuk memisahkan obat – obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.

b. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.

c. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik:

a. Derajat kehalusan

b. Konsentrasi/kepekatan

c. Suhu dan lamanya waktu

d. Bahan penyari dan cara penyari

Bentuk-bentuk sediaan galenik:

a. Hasil penarikan : Extracta, Decocta/ infusa

b. Hasil penyulingan/ pemertasan : Aqua aromatic, olea velatilia (minyak menguap), olea pinguia (minyak lemak)

c. Syrup

B. Penarikan (extraction)Extraction adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari

bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan(khasiatnya) tidak berubah. Istilah extraction hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik atau pelarut.

Tujuan utama extraction :

a. Untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak berfaedah.

b. Supaya lebih mudah digunakan daripada simplisia asal.

• Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan untuk :

a. Maserasi : 15 -25 C ⁰ ⁰b. Digerasi: 35 -45 C⁰ ⁰c. Infundasi: 90 -98 C⁰ ⁰d. Memasak : suhu mendidihCara menghilangakan isi simplisian yang tidak

berguna:

a.Dengan memakai bahan pelarut yang tepat

b.Dengan menarik/merendam

c.Dengan menggunakan jarak waktu

d.Dengan memurnikan/membersihkan

C. Cairan –Cairan Penarika. Untuk menentukan cairan yang akan digunakan harus

memperhatikan beberapa factor antara lain:

b.Kelarutan zat-zat dalam menstrum

c. Tidak menyebabkan kerusakan atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki(perubahan warna, pengendapan,hidroisa)

d.Harga yang murah

e. Jenis preparat yang akan dibuat

Macam-macam cairan penyari :a. Air

b.Etanol

c. Gycerinum(gliserin)

d.Eter

e. Solvent hexane

f. Acetonum

g.Chloroform

D. Cara-cara penarikanMaserasi Digerasi Perkulasi

E. Tingtur (Tinctura)Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau

perkulasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi, kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.

Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.Tingtur yang mengandung harsa/dammar adalah Mira Tinctura, asaefoetida Tinctura, capsici tincture,tingtur menyan.

Pembagian tingtur :Menurut cara pembutan :

a. Tingtur asli

b. Tingtur palsu

Menurut kekerasan :

a. Tingtur keras

b. Tingtur lemah

Berdasarkan cairan penariknya :

a. Tincture aetherea

b. Tinctura vinosa

c. Tincture acida

d. Tincture aqiosa

e. Tincture composite

Contoh sediaan tingtur :

Tingtur kina(chinae tinctura)Tingtur ipeka(ipecacuanhae tincture)Tingtur gambir(catechu tincture)Tingtur polygala(polygalae tincture)Tingtur ratania(ratanhiaae tincture)

F. Ekstrak (extracta)Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

Cairan menyari yang dipakai adalah :

a. Air

b. Eter

c. Campuran etanol dan air

Contoh-contoh ekstrak :

Ekstrak belladonaeEkstrak hiosiami(hyosyamy extractum)Ekstrak akarmanis (glycyrrrhizae succus extractum)Ekstrak timy(thyme extractum)Ekstrak strichi(strychni extractum)

G.Infus

Infus (infusa) adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama ⁰15 menit.

Hal – hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus :

1. Jumlah simplisia.

2. Derajad halus simplisia.

3. Banyaknya ekstra ait.

4. Cara menyerkai.

5. Penambahan bahan – bahan lain.

H.Air aromatik (Aqua Aromatica).

Air aromatik ( aqua aromatica) adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat – zat yang beraroma dalam air.diantar air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada obat – obat atau sebagai pengawet.

Air arimatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau empirematic atau bau lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.

Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3, yaitu :

1. Aqua Foeniculi adalah larutan jenuh minyak adas dalam air.

2. Aqua Menthae Piperitae (air permen) adalah larutan jenuh minyak permen dalam air.

3. Aqua Rosae( air mawar) adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air.

I.Minyak Lemak (Olea Pinguia)Minyak lemak adalah campuran senyawa asam lemak

bersuku tinggi dengan gliserin (gliserida asam lemak bersuku tinggi).

Syarat – syarat untuk minyak lemak antara lain :

1. Harus jernih, yang cair haru jernih, begitupun yang padat sesudah dihangatkan (diatas suhu leburnya) tidak boleh berbau tengik .

2.Kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbamndingan dalam CHCL3, eter dan eter minyak tanah.

3. Harus memenuhi syarat – syarat minyak mineral, minyak harsa dan minyak – minyak asing lainnya, senyawa belerang dan logam berat.

Cara identifikasi minyak lemak :

Pada kertas meninggalakan noda lemak.

Penggunaan minyak lemak :

1.Sebagai zat tambahan.

2.Sebagai pelarut.

3.Sebagai obat.

Contoh – contoh minyak lemak:

1.Minyak kacang (Oleum Arachidis)

2.Minyak coklat (Oleum Cacao)

3.Minyak ikan (Oleus lecoris Aselli)

4.Minyak zaitun (Oleum olivae)

5.Minyak kelapa (Oleum Cocos)

J.Minyak Atsiri (Olea Volatilia)Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau

minyak terbang. Olea Volatilia adalah campuran bahan – bahan berbau keras yang menguap, yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun sintesis. Minyak atsiri diperoleh dari timbuh – tumbuhan. Contoh : daun, bunga, kulit buah, buah, atau dibuan secara sintesis.

Sifat – sifat minyak atsiri :

1.Mudah menguap.

2.Rasa yang tajam.

3.Wangi yang khas.

4.Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik.

5.Minyak atsiri yang segar tidak berwarna,sedikit kuning muda.

Pemerian :

1.Cairan jernih

2.Bau seperti bau bagian tanama asal

Penyimpanan :

Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk

Identifikasi :

1.Teteskan 1 tetes minyak atsiri di atas air, permukaan air tidak keruh

2.Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan uap tidak terjadi noda transparan

3.Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah

K.Syrup (Sirupi)Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang

mengandung sacharosa. Kadar sacharosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan bahan pengawet misalnya nipagin.

Contoh – contoh sediaan sirup :

1.Ferrosi Iodidi Sirupus

2.Sirupus Simplex ( sirup gula )

3.Auranti Sirupi ( sirup jeruk manis )

4.Sirupus Thymi (sirup thymi)