Ilmu Mantiq Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c c

Citation preview

ILMU MANTIQDisusun Oleh : Drs. H. Waharjani, M.AgEditor : Erizal PROGRAM STUDI TAFSIR HADITSFAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA2012 2 : Daftar IsiPendahuluan1Selayang Pandang dan Pertumbuhan Ilmu Mantiq3Kebutuhan akan Ilmu Mantik4Pengertian Ilmu Mantik4Manfaat-manfaat Ilmu Mantik4Ilmu dalam Ilmu Mantiq6Macam-macam Ilmu6Macam-macam Tasawwur dan Tasdiq 6Dilalah8Latihan10Pembahasan Ilmu Mantik11Pembahasan tentang Lafazh11Kulliyah dan Juziyah14Mahshul, Madul dan Adami14Mafhum dan Mushoddaq15Kata-kata yang Berlawanan16Hubungan antara Dua Lafadz yang Kulli 17Latihan18Dzati dan Arodhi19Latihan19Pembahasan tentang Qadhiyah20Qadhiyah Hamliyah dan Pembagiannya21Qadhiyah Syarthiyah dan Pembagiannya24Al-Makhshushah, Al-Kulliyah, Al-Juziyah dan Al-Muhmalah26AL-Luzumiyah dan AL-Ititifakiyah28Syarthiyah Muttashilah dan Macamnya29Syarthiyah Munfashilah dan Pembagiannya30Pembagian Lain untuk Asy Syartiyyah Al Munfashilah31Mushilah dan Madhulah33Tanaqudh34Tanaqudh hamliyah dan syartiyah35Al-Aksu AL-Mustawi38Macam-macam qodhiyah dan aksunya38Qodhiyah As-Syartiyah al-mufassilah seperti hamliyah dan aksunya40Latihan41Pembahasan Istidhlal42Istidhlal Qiasi43Syakl (Bentuk) Qias45Syakl Pertama46Contoh Bentuknya Muntajah dan Aqimah47Latihan49Syakl yang Kedua50Latihan53Syakl yang Ketiga54Latihan57Syakl yang Keempat58Tamtsil60Burhan60Kesalahan di dalam Qias62Aghalith Shuriyah62Kesalahan-kesalahan dalam materi qiyas65Latihan7070PENDAHULUANSegala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya serta para sahabatnya. Dalam rentang waktu yang panjang, tidak dijumpai diantara para pelajar sekolah-sekolah dan ma'had-ma'had keagamaan di negeri kami suatu buku mantiq yang ungkapannya mudah, maknanya jelas dan jauh dari kesamaran.Buku-buku yang beredar diantara mereka hampir-hampir tidak bisa ditangkap oleh indera dan tidak sesuai dengan keadaan lingkungan mereka karena pembahasan di dalamnya tidak fokus pada masalah mantiqi, tapi malah melebar menyangkut masalah-masalah nahwu, sharaf, balaghah, dan lain-lain yang justru membawa para siswa keluar dari wilayah bahasan mantiq, melupakan masalah-masalah pokok yang urgen dan menghabiskan waktu yang berharga sia-sia.Maka tidak heran jika sebagian besar penuntut ilmu mantiq di daerah kami setelah mereka mendalami pelajarannya dalam waktu yang lama tetap tidak bisa membedakan kalimat-kalimat fasid dengan kalimat-kalimat yang shahih jika maudhu' dan mahmulnya manusia. Seandainya kita menghendaki salah seorang dari mereka mengeluarkannya dari masalah-masalah kemanusiaan dan hewan, maka kita akan mendapati mereka dalam kepayahan dan kesulitan, serta didalam lisannya ada ketidakcakapan dan keterbatasan. Sesuatu yang menggelisahkan kami terhadap panjangnya masalah-masalah dalam mencari kejelasan teks dan membaca syarah, memperdalam dengan catatan-catatan kaki, tetapi setelah itu tidak bisa mengalahkan kebathilan-kebathilan.Saya menyentuh tempat sakit, lalu saya berusaha mendiagnosis obat. Saya berniat andil dalam pengobatan penyakit ini sesuai dengan kemampuan saya. Saya merujuk buku-buku lama dan baru, saya hamparkan di depan dan saya cari-cari sesuatu yang dapat mendekatkanku pada tujuan dengan mengambil intisari dari sini sekali, dan mengutip dari sana sesekali. Saya tinggalkan contoh-contoh kuno yang memungkinkan kepada contoh-contoh baru yang berfaedah, disenangi oleh para penuntut ilmu, menghilangkan kecemasan mereka dan menghilangkan kebosanan dan kejenuhan. Saya berpaling dari masalah-masalah yang tidak perlu diketahui oleh para pemula yang menyebabkan mereka menjauhi ilmu ini ketika muncul dalam diri mereka ketidaksukaan.Oleh karena itu tidak ada faedahnya memperbanyak maudhu' padahal kata-katanya ruwet. Saya sertai tiap bab dengan latihan-latihan yang akan mengokohkan pemahaman dan menambah teguh pikiran.Segala puji bagi Allah, saya mampu mengeluarkan satu buku baru tentang mantiq bagi para pelajar dari negeri kami, modern susunannya, mudah ungkapannya, kaya makna, sejalan dengan pemahaman mereka dan sesuai dengan keadaan lingkungan mereka. Para pemula akan mendapati sesuatu yang mengobati dahaga mereka dan menceritakan penentangan mereka. Tidak samar lagi bagi pembaca bahwa yang menggiringku untuk mengerjakan ini hanya ingin merendahkan tanjakan-tanjakan yang menghalangi para pelajar dari negeriku untuk mengambil manfaat dari ilmu yang berharga ini di dalam kehidupan mereka yang alami dan praktis.Ketika saya diberikan kemampuan untuk mengerjakan ini (yaitu sesuatu yang saya pikirkan dan cita-citakan), maka hal itu tidak terlepas dari taufik dan karunia Allah. Jika tanpa bantuan Allah, maka sungguh saya berat membuka jalan bagi saudara-saudaraku para pelajar, maka hendaklah saling berlomba meraihnya. Semoga buku saya ini mendapat respon baik dari para pendidik di sekolah-sekolah dan para pengajar, sehingga mereka menetapkannya sebagai buku panduan di sekolah-sekolah. Barangkali para siswa bisa memetik hasilnya dan mengambil manfaat dari kandungannya. Semoga Allah memberi kita semua taufiq kepada manhaj yang benar dan membimbing kita ke jalan petunjuk. Sesungguhnya Dialah yang memberi petunjuk dan hidayah dalam setiap keadaan dan perbuatan.SELAYANG PANDANG DAN PERTUMBUHAN ILMU MANTIQApabila kita membaca perbincangan orang-orang dulu, maka kita akan mendapati orang-orang yang sudah memperhatikan Ilmu Mantiq. Akan tetapi hal tersebut belum tersusun dengan rapi sebagaimana orang-orang sekarang yang sudah mengetahuinya. Akan tetapi hanya sekedar perkataan mereka yang terpisah-pisah dan belum di atur bab perbab serta belum di perbaiki mitodenya sehingga di Zunani pada saat itu muncul kelompok Sufasthoiyin (debat kusir) yang mana mereka berusaha merusak aturan masyarakat, agama dan akhlak dengan cara mengungkap pernyataan yang kelihatannya benar akan tetapi menyesatkan akal. Sebagaimana perkataan mereka: Kebaikan adalah apa yang anda pandang baik, keburukan adalah apa yang kamu lihat buruk. Dan apa yang di yakini benar oleh seseorang, maka itulah yang benar menurut dia serta apa yang di yakini seseorang salah maka itulah yang salah buat dia.Mereka membuang semua standar nilai dan norma, baik untuk kebaikan maupun keburukan oleh karena itu setiap orang berhak menentukan standar nilai kebenaran atau keburukan untuk dirinya sendiri meskipun bertentangan dengan orang banyak. Aristofan dan sakroth menentang mereka dalam falsafast yunani yang terkenal itu dengan pernyataan-pernyataannya yang logis. Pernyataan tersebut ia peroleh melalui diskusi dengan para muridnya. Keberhasilannya dalam menyusun teknik berfikir secara sistematis dan mengungkap hakekat kebenaran membuat ia menjadi guru pertama dalam ilmu mantiq. Plato murid dari Aristoteles hanya menambah sedikit dalam ilmu mantiqPada awal Dinasti Abbasiyyah demikian banyaknya karya-karya ilmiah di terjemahkan dalam bahasa arab- sehingga masa itu dinamakan zaman terjemah dan diantara karya tersebut di beri nama Ilmu mantiq. Di antara Ulma yang terkenal mendalami, menerjemah dan mengarang ilmu mantiq adalah:Abdullah bin Muqoffa.Yaqub bin Ishaq Al Kindi.Abu Nashr Al Farobi.Syeikh Arrois Ibnu Sina.Abu Hamid Al Ghozali.Ibnu Rusyd Al Qurtubi.Di antara Ulama di masa pembaharuan yang mencoba memunculkan kembali ilmu mantiq adalah Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Orang-orang barat menjadikan ilmu mantiq dalam pembahasan yang luas dan telah menyusunnya dengan rapi, lebih-lebih dalam bab istinbath (konklusi) yang di jadikan pegangan dalam meletakkan kaidah-kaidah ilmu dan tuntutan ilmiah. Mereka bersungguh-sungguh bersamaan dengan majunya ilmu dan seni yang beraneka ragam. Mereka punya kelebihan dalam menggunakan mantiq pada ilmu-ilmu baru, dan buah dari itu dalah dari sisi keilmiahannya yang bermanfaat.KEBUTUHAN AKAN ILMU MANTIQKeistimewaan manusia dengan binatang adalah adanya akal. Dengan akal manusia bias berfikir sesuatu yang belum di ketahuinya dan juga bisa mengungkap kebenaran. Manusia dengan akalnya membuatnya menjadi makhluk yang senantiasa berfikir sepanjang hidupnya, tentunya sesuai dengan kemampuan yang di milikinya. Meskipun demikian, hasil pemikiran manusia tidak selamanya benar tapi juga kadang salah, walaupun kesalahan itu tanpa ada unsure kesengajaan.Oleh karena itu, supaya manusia aman dan selamat dari kekeliruan berfikir dan kesimpulan yang salah maka di susunlah kaidah-kaidah berfikir yang memudahkan dalam mencapai apa yang di maksud. Kaidah tersebut tak lain adalah Ilmu Mantiq. PEMGERTIAN ILMU MANTIKIlmu mantik di ibaratkan sebagai kaidah-kaidah yang membimbing manusia kearah berfikir secara benar sehingga ia terhindar dari berfikir secara keliru yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang salah. Kaidah-kaidah tersebut tidak saja membimbing manusia kearah bagaimana seharusnya ia berfikir melainkan juga tentang tata cara berfikir agar segera sampai pada kesimpulan yang benar, serta mampu melihat kesalahan berfikir ketika berpaling dari kaidah-kaidah ini.MANFAAT ILMU MANTIKMembuat daya fakir akal tidak saja menjadi lebih tajam tetapi juga menjadi lebih berkembang melalui latihan-latihan berfikir dan menganalisis sehingga mampu mengungkap suatu permasalan secara ilmiah.Membuat seseorang mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu tepat pada waktunya. Ilmu mantic tidak membebani manusia kepada apa yang tidak ia mampu. Serta tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok.Membuat seseorang mampu membedakan pemikiran-pemikiran yang benar dan yang keliru. Dan ini merupakan manfaat yang asasi.Faedah-faedah ini bermacam-macam ; bagi manusia pemikiran tentang ilmu manusia dan jiwa, manusia juga perlu pemikiran tentang ekonomi rumah tangga, mendidik anak secara bijaksana. Maka mantic sejatinya merupakan pandangan, petunjuk dan pendapat-pendapat yang jelas. Karena alas an itulah ilmu mantic dinamakan Ilmunya segala jenis ilmu, Ilmu Keadilan. Dari sini kita dapat memahami pentingnya ilmu mantic. Menurut Al Ghazali Bahwa orang yang tidak memahami ilmu mantic maka kesimpulan-kesimpulan yang di kemukakan tidak bisa dipercaya.ILMU DALAM ILMU MANTIQPengertianIlmu menurut para pakar adalah mengerti dengan yakin atau mendekati yakin mengenai sesuatu yang belum diketahui, baik paham itu sesuai dengan realita maupun tidak. Jika Anda melihat dari kejauhan adanya seseorang lalu Anda mengetahui bahwa sosok itu adalah seorang manusia berdasarkan keyakinan dan ternyata benar dia adalah manusia maka pemahaman seperti itu merupakan ilmu yakin dan sesuai dengan realita (Ilmu yakin muthabiq lil waqi).Tetapi jika Anda awalnya hanya dzan saja dan ternyata dia seorang manusia, maka pemahaman Anda tersebut merupakan ilmu yang mendekati yakin (dzan) dan sesuai realita (Ilmu dzan muthabiq lil waqi). Sebaliknya jika yang Anda pahami dengan yakin sebagai manusia ternyata bukan, melainkan pohon misalnya maka pemahaman tersebut dinamakan (Ilmu yakin ghairu muthabiq lil waqi). Sementara kalau berangkat dari dzan dan ternyata keliru maka pemahaman yang kedua tersebut dinamakan (Ilmu dzan ghairu muthabiq lil waqi).Pembagian IlmuIlmu dalam ilmu mantik dibagi menjadi dua bagian;ilmu Tashawwur yaitu memahami hakikat suatu kata secara berdiri sendiri. Seperti kata Ahmad dan Thahir (dipoahami hanya sebatas nama orang). Ilmu ini belum membahas mengenai siapa dan bagaimana hakikat Ahmad dan Thahir tersebut.ilmu Thasdiq yaitu memahami hubungan antar dua kata secara menyeluruh, atau menetapkan hakikat sesuatu baik berupa penafian maupun itsbat (nafi wa tsabit). Dengan demikian pemahaman kita bahwa ; Muhammad saw adalah hamba-Nya yang di utus untuk menyampaikan ajaran Islam, Indonesia adalah negeri yabf\g kaya raya, Mesir tidak termasuk negara Asia, langit tidak berada dibawah kiti, semuanya disebut tashdiq. Macam-macam Tasawwur dan TasdiqAntara tasawwur dan tasdiq masing-masing terbagi menjadi dua bagian.Badihi yaitu pemahaman tentang sesuatu yang diperoleh tanpa memerlukan penalaran dan pemikiran seperti penyebab timbulnya rasa lapar dan haus, tubuh yang kedinginan dan panas, demikian halnya dengan tasdiq bahwa orang yang satu tidak mungkin berada pada dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Demikian pula bahwa satu orang secara utuh adalah tidak mungkin dari dua orang yang terpisah.Nadhari yaitu pemahaman yang diperoleh harus melalui pemikiran dan perenungan serta penelitian seperti tasawwurnya listrik, ruh dan radio. Demikian halnya dengan tasdiq yang menyatakan bahwa orang yang berilkmu dapat berbicara tentang sesuatu secara mendalam dan bahwa orang yang telah meninggal dunia kelak akan dibangkitkan di alam kubur.Pemahaman jenis kedua ini tidak mungkin untuk diketahui secara benar sebelum melalui pemikiran yang lama dan penelitian yang panjang sserta mendalam. Table berikut ini merupakan penjelasan secara ringkas dari bahasan sebelumnya. DILALAHPengertian DilalahDilalah adalah pemahaman terhadap suatu perkara diperoleh dari pemahaman trghadap perkara yang lain. Pemahaman yang pertama disebut madhul (yang diterangkan) sedangkan yang kiedua disebut dalil (yang menerangkan).Pembagian DilalahDilalah terbagi menjadi dua macam.Dilalah Lafziyah, yaitu petunjuk petunjuk berupa kata atau suara. Jenis ini kemudian terbagi tiga yaitu;Thalibiyah adlah dilalah yang berbentuk thabiI (alami) contohnya; adanya air mata yang menetes menjadi dilalah adanya kesedihan.Aqliyah adalah dilalah yang berbentuk akal pikiran. Contoh; adanya suara yang terdengar dari dalam hutan adalah dilalah adanya manusia didalam hutan.Wadiyyah yaitu dilalah yang disengaja dibuat manusia untuk suatu tanda menurut kesepakatan. Seperti adanya ketentuan lafada-lafadz beserta maknanya menjadi dilalah beragamnya bahasa.Dilalah Ghairu Lafziyah, yaitu petunjuk yang tidak berupa kata suara. Dilalah ini trbagi menjadi tiga macam:Thobiiyyah yaitu dailalah bukan berupa kata yang bersifat alami seperti wajah yang merah adalah dilalah adanya rasa malu.Aqliyyah yaitu dilalah bukan berupa kiata yang diperoleh melalui pemahaman akal. Contoh: terjadinya perubahan letak barang dalam sebuah kamar menjadi dilalah adanya seseorang yang masuk kedalam kamar tersebut dan menyebabkan barang itu berubah posisinya.Wadiyyah yaitu dilalah bukan berupa kata yang dibuat berdasarkan kesepakatan untuk menjadi isyarat suatu pengertian. Contoh: adanya secarik kain putih yang dipasang didepan rumah seseorang menjadi dilalah adanya kematian salah satu anggota keluarga tersebut.Tabel berikut merupakan penjelasan ringkas dari pembahasan di atas: Dilalah yang dimaksud dalam ilmu mantiq adalah dilalah yang tersebut pada bagian ketiga dari dilalah lafdziyah disebut di atas yaitu dilalah lafdziyah wadiyyah.Pembagian dilalah lafdziyah wadiyyahMuthabaqah, yaitu dilalah lafdziyah kepada makna selengkapnya. Seperti kata menunjukkan pada suatu hewan tertentu yaitu kuda. Begitu juga kata memberi petunjuk kepada bangunan lengkap yang terdiri dari dinding, atap, lantai dan yang lainnya.Tadhminiah, yaitu petunjuk kata kepada makna sebagian dari sesuatu yang utuh. Seperti penunjukkan kata rumah kepada dinding saja.Iltizamiyah, yaitu petunjuk kata kepada sesuatu diluar maknanya yang disebutkan tetapi terikat amat erat dengan makna yang dikandungnya. Seperti penunjukkan kata atap dapat dipahami bahwa dibawah atap itu ada dinding.LatihanBagaimana keberadaan ilmu mantiq pada masa lalu ?Siapakah orang-orang sufasthoiyun itu ?Siapa saja yang menentang pendapat-pendapat mereka ?Metode apa yang digunakan oleh Socrates dalam mencerdaskan fikiran ?Apa pertimbangan Aristoteles membuat ilmu mantik ?Pada masa siapa penerjemahan ilmu mantiq kedalam bahasa arab dilakukan ?Sebutkan sebagaian filosuf muslim yang memiliki perhatian terhadap ilmu mantiq ?Apa sebanya manusia memerlukan ilmu mantiq ?Apa pengertian ilmu mantiq ? dan apa faedah-faedahnya ?Apa yang dimaksud dengan ilmu ? dan Apa bagian-bagiannya ?Sebutkan lima contoh tashawur badhihi dan tashawur nadzari ?Sebutkan tiga contoh tashdiq badihi dan tashdiq nadzari ?Jika kamu mengetahui seseorang dengan pengetahuan yang sempurna, lalu kamu melihat bahwa di kejahuan kebun kelapa ada salah seorang pemiliknya ada disana, akan tetapi kamu tidak mengetahui bahwa seseorang yang kamu kenal tadi adalah pemilik kebun kelapa. Jika kamu mengetahui alaqohnya antara seseorang yang kamu kenal dengan kebun tadi, lalu dari sisi mana kamu mengetahui nya ? Sebutkan bagian-bagian dilalah lafdziah ! dan berikan contoh pada setiap bagian-bagianya !Dibagi berapa bagian dilalah ghairu lafdziyah? Berikan contoh!Sebutkan bagian-bagian dilalah lafdziyah wadhiyyah beserta contohnya!Pengibaran bendera setengah tiang di kantor-kantor pemerintahan menunjukkan apa? Dan dengan dilalah apa kamu memahaminya?Apabila kamu melihat lampu merah tergantung apa yang bisa kamu pahami darinya? Dan dengan dilalah apa kamu memahaminya?Ada suatu rumah bergemuruh lalu kamu mendengar dari dalam rumah itu teriakan dan tangisan, apa yang bisa kamu pahami darinya? Dan dengan dilalah apa kamu memahaminya?Tiba-tiba di kamarmu ada seseorang sedang mencari-cari suatu barang kemudian ketika dia melihatmu dia terdiam membisu. Terdapat istidlal apa dalam peristiwa ini? Dan dengan dilalah apa kamu berkesimpulan demikian?Dari jenis dilalah apa, dilalah bahwa kelas itu berada di dalam sekolahan?Dari jenis dilalah apa, bahwa manusia itu menerima pendidikan agar menjadi manusia yang luhur?PEMBAHASAN ILMU MANTIQTujuan tertinggi ilmu mantiq adalah istidlal. Istidlal tersusun dari beberapa rangkain kalimat atau biasa disebut dengan qadhaya sebagaimana para ahli ilmu mantiq memaknainya. Qadhaya tersusun dari beberapa lafadz mufradat. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan untuk memulai mempelajari ilmu mantiq dengan mempelajari bagian-bagiannya yang menjadi unsur penyusun istidlal. Bila membangun suatu bangunan perlu diketahui dulu bahan-bahannya yang akan digunakan untuk membangunnya maka begitu juga dalam membahas ilmu mantiq perlu diketahui dulu bagian-bagiannya yang menjadi unsur penyusun istidlal. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan untuk mempelajari lafadz-lafadz mufrad yang menjadi unsur penyusun qadhaya dulu, baru mempelajari qadhaya dan istidlalnya. Dari sini lalu dapat disimpulkan bahwa pembahasan mantiq meliputi tiga hal yaitu: pembahasan tentang lafadz, qadhaya dan istidlal.PEMBAHASAN LAFADZPembagian LafadzLafadz dibagi menjadi dua, yaitu lafadz mufrad dan murakkab.Lafadz MufradYaitu suatu lafadz yang tidak memiliki suatYaitu suatu lafadz yang tidak memiliki suatu bagian yang bisa menunjukkan dilalah yang dimaksud atas suatu makna yan dikehendaki darinya. Lafadz mufrad memiliki empat bentuk, yaitu:Tidak memiliki suatu bagianpun (hanya satu huruf) seperti huruf ba dan wawu qosam.Tersusun dari beberapa huruf tetapi bagian tadi tidak bisa menunjukkan maknanya secara mutlak. Seperti huruf Qaf dalam kata istiqlalun. Dan huruf ya dalam lafadz siyadatun.Menjadi suatu bagian dari suatu makna seperti mudhaf dan mudhaf ilaih dari kata Abdullah. Masing-masing dari penyusun kata tersebut memiliki makna masing-masing tetapi makna dari bagian-bagian itu bukanlah makna yang dikehendaki dari lafadz tersebut.Lafadz yang memiliki bagian yang menunjukkan atas suatu maknanya, tetapi dilalahnya bukanlah yang dimaksud. Seperti ungkapan hayawanun nathiq. Yang dikehendaki dari lafadz ini adalah manusia. Tetapi lafadz ini juga bisa dipahami bahwa setiap jenis hewan dan yang dapat berbicara menunjuk pada bagian dari manusia, akan tetapi dilalah seperti ini bukanlah yang dimaksudkan karena yang dimaksudkan dari penggabungan dari dua lafadz ini adalah dzat manusia itu sendiri.Pembagian MufradLafadz mufrad dibagi menjadi tiga bagian:Isim, yaitu sesuatu yang menunjukkan makna tersendiri dengan tanpa ada penunjukan waktu pada maknanya, seperti: masjid, sungai, lampu dan lain-lain.Kalimah, yaitu suatu lafadz yang menunjukkan atas suatu makna dengan terikat zaman dari zaman yang tiga. Seperti: lafadz dzahaba yang berarti telah pergi.Lafadz yarmi yang berarti akan atau sedang melempar.Kalimat ini biasa disebut fiil oleh ahli nahwu.Adat, yaitu suatu lafadz yang dengan kesendiriannya tidak bisa memberikan suatu makna, seperti: huruf min, ala, fi, an. Yang biasa disebut huruf oleh ahli nahwu.Isim (Kata Benda)Kalimat (Kata Kerja)Adat (Huruf)Lafadz MufradLafadz MurakkabYaitu sesuatu yang bagiannya menunjukkan dilalah yang dimaksud atas makna yang dikehendaki. Contoh: Murid yang bersungguh-sungguh akan berhasil.Orang yang meminta kemerdekaan.Orang yang pandai melempar batu.Harga karet melonjak tinggi.Jadilah kamu orang yang mencintai tanah airmu.Berakhlak mulia kunci keberhasilan.Pembagian MurakkabMurakkab dibagi menjadi dua bagian, yaitu:Murakkab TaamYaitu suatu rangkaian kata yang memberikan pengertian dengan sempurna. Sehingga ketika diucapkan, pendengarnya tidak bertanya lagi Karena sudah bisa memahaminya. Contoh:Islam mengalami kegemilangan di masa Abbasiyah.Abu Jafar Al-Mansuri adalah pendiri Daulah Abbasiyah.Murakkab NaqishYaitu rangkaian kata yang tidak memberikan pengertian dengan sempurna sehingga tidak dapat memberikan faedah kepahaman. Contoh:Kitab dua Syeikh.Orang yang pandai melempar batu.Pembagian Murakkab TaamMurakkab Taam dibagi menjadi dua bagian, yaitu:Murakkab Khabari atau Qadhiyah.Yaitu susunan kalimat sempurna yang isinya bisa benar juga bisa salah. Contoh:Bau harum dapat menyemangatkan badan.Kebersihan asas pokok kesehatan.Bagian inilah yang menjadi materi pembahasan ilmu mantiq.Murakkab Insyai.Yaitu susunan kalimat sempurna yang isinya tidak mengandung kemungkinan benar atau salah. Biasanya menggunakan bentuk kata perintah, larangan, Tanya dan kata panggil.Contoh:Untuk memperoleh kesuksesan, pergilah jauh dari negerimu!Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah!Apakah kamu telah menunaikan kewajiban membayar hutang?Wahai Muhammad ! berbuat baiklah pada setiap manusia.Bagian ini tidak menjadi bahan pembahasan ilmu mantiq. Qadhiyah/Khabar ( menjadi pembahasan mantiq )TaamNaqish InsyaI (Tidak menjadi pembahasan mantiq )MurakkabKulli dan juziMenurut mafhumnya isim terbagi menjadi:kulli yaitu lafadz mufrad yang cocok untuk menunjukkan semua jenis-jenisnya seperti lafadz sungai, burung, bintang, negara, madrasah, guru. Semua lafadz-lafadz tersebut menunjukkan atas makna yang membawahi pada jenis-jenisnya yang banyak.Juziy yaitu lafadz mufrad yang maknanya tidak pantas atau cocok untuk bersama-sama pada keseluruhan maknanya yang banyak (bergabung pada keseluruhan maknanya). Contoh: Sumatra, Jakarta, mesin, Makkah, Berlin, London, Musthafa, Ahmad dan Usman.Dan tidak apa-apa beberapa orang bersekutu pada sebagian nama. Karena hal itu datangnya dari arah yang tidak disengaja, akan tetapi datang dari arah yang sama atau kebetulan saja. Sebab menyengaja menyebut lafadz Muathafa misalnya, tidak menujuk pada semua orang akan tetapi hanya menunjuk pada satu orang yang telah di tentukan. Sedangkan menunjuk pada orang lain yang namanya sama dengan nama ini harus memberkan maudhu atau tanda yang lain selain tanda dari lafadz yang pertama. Karena lafadz Musthafa di dalam dzatnya tidak di fahami bahwasannya dia menunjuk pada jenis atau afrad yang banyak.MUHASHAL, MADUL DAN ADAMIMenurut ada tidaknya madul (penunjukan) isim terbagi menjadi:Muhasshal yaitu sesuatu yang menunjukkan pada keadaan benda atau pada sifat benda yang ada. Contoh: surga, salak, orang yang mulia, orang yang hadir. Madul yaitu sesuatu yang menunjukkan ketiadaan benda atau ketiadaan sifat wujudnya. Contoh: tidak ada surga, tidak ada salak, tidak ada aorang yang mulia, tidak ada orang yang hadir.Adami yaitu sesuatu yang menunjukkan ketiadaan sifat dari benda yang seharusnya benda tersebut di sifati dengannya. Contoh: orang yang buta, orang yang botak, orang yang ompong (tidak punya gigi) karena me;lihat adalah sifat keadaan dari semua hewan. Demikian pula contoh-contoh yang lain di atas.Ringkasan macam-macam lafadzLafadzMufrad murakabIsim kalimat adah tam naqisKulliy juzi muhasshal madul adami khabar insyaMAFHUM DAN MASDHAQSetiap lafadz kulli mempunyai dua dhilalah. Dhilalah pertama adalah dilalah atas maknanya sendiri seperti dhilalah insan dengan di sebut hewan yang berbicara. Yang ke dua dhilalah atas jenis-jenis yang terkena dengan makna konsep tersebut. Sehingga makna yang menunjukkan lafadz kulli tersebut disebut mafhum atau hakikat dan atau mahiyah sedangkan afrad (jenis-jenis) yang ditunjukkan oleh makna tersebut disebut mashdaq. Apabila kita perhatikan kepada mafhum kulli misalnya saja lafadz ikan, kita akan melihat bahwa lafadz ikan tersebut mashdaqnya adalah semua ikan. Baik ikan yang ada di laut maupun yang ada di sungai. Namun apabila kita tambah mafhumnya lafadz ikan dengan sifat kelautan misalnya kita katakan ikan laut, maka setelah adanya tambahan ini akan kita dapati masdhaqnya bukan semata pada semua ikan-ikan.Dari sini kita fahami bahwa apabila mafhum kulli bertambah maka masdhaqnya akan berkurang, sebaliknya apabila mafhumnya berkurang maka masdhaqnya bertambah dengan kata lain semakin banyak taqyid (pembatas) maka semakin sedikit masdhaqnya.KATA-KATA YANG BERLAWANANPengertiannya adalah tidak berkumpulnya dua lafaz dalam satu tempat pada waktu yang sama. Seperti lafaz hadir dan ghaib, berbicara dan tidak berbicara, anak dan ayah, hitam dan putih. Lafaz- lafaz seperti diatas dinamakan mutaqabalah atau saling bertentangan. Jadi dua lafaz yang saling bertentangan adalah dua lafaz yang tidak berkumpul dalam satu tempat pada waktu yang sama. Taqabul atau kata-kata yang saling berlawanan terbagi menjadi tiga :Berlawanan secara ijabi dan salbi ( bentuk positif dan negative). Seperti manusia dan bukan manusia, ada dan tidak ada. Tidak mungkin sesuatu dikatakan manusia dan bukan manusia pada waktu yang sama. Dua hal yang bertentangan ini dinamakan naqidhain (dua hal yang saling bertentangan). Pengertian keduanya bisa dipahami sebagai dua lafaz yang tidak bisa berkumpul dalam satu tempat pada waktu yang sama.Dua lafaz yang bertentangan, tidak mungkin keduanya berkumpul dalam satu tempat pada waktu yang sama, akan tetapi kedua lafaz tersebut bisa dilepaskan dari sesuatu pada tempat yang sama dan dalam waktu yang sama. Contohnya hitam dan putih, sesuatu tidak bisa dikatakan hitam dan putih pada saat yang bersamaan akan tetapi hitam dan putih bisa dihilangkan dari sesuatu pada waktu yang sama dikarenakan sesuatu tersebut berwarna merah. Kata-kata yang seperti ini dinamakan taqabul diddhaini. Diddhaini adalah dua hal yang tidak bisa berkumpul pada satu waktu akan tetapi bisa ditiadakan keduanya pada saat yang bersamaan.Dua lafaz yang bertentangan yang salah satu dari keduanya tidak bisa dimengerti tanpa ada yang lainnya. Seperti lafaz suami dan istri, guru dan murid. Kata-kata yang berlawanan seperti ini disebut taqabul mutazayifaini. Jadi mutazayifaini adalah dua lafaz yang salah satu dari keduanya tidak bisa dimengerti tanpa adanya keduanya.HUBUNGAN ANTARA DUA LAFAZ YANG KULLI ( MASIH GLOBAL)Apabila kita membandingkan dua lafaz yang kulli maka tidak bisa terlepas dari :Sama antara mafhum dan mashadaqnya, seperti lafaz asad (singa) dan adhanfir, qalam(pena) dan yura (pena dari bulu), jahim dan sair. Hubungan antara keduanya adalah sinonim dan dua lafaz yang kulli ini dinamakan kulliyaini mutaradifaini.Adakalanya keduanya memiliki kesamaan dalam masadhaq akan tetapi beda mafhumnya, seperti yang bisa berbicara dan yang dapat menerima pendidikan yang maju. Masadhaq dari keduanya adalah satu karena salah satu dari keduanya membenarkan yang lain yaitu manusia akan tetapi mafhum dari keduanya adalah berbeda. Hubungan antara kedua kata tersebut adalah adanya kesamaan sehingga dinamakan kulliyani mutasawiyaini atau dua kata kulli yang sama.Adakalanya mafhum dan masadhaqnya berlawanan sehingga yang satu tidak membenarkan yang lain seperti kuda dan pohon, rumah dan sungai. Hubungan antara keduanya adalah untuk tabayun sehingga dinamakan kulliyaini mutabayinaini.Adakalanya salah satu dari keduanya lebih umum secara mutlak dalam maknanya dari yang lain. Terkadang dia membenarkan merupakan bagian dari yang lain tapi terkadang tidak. Contoh lafaz madin (barang tambang) dan nuhas (tembaga). Kata madin adalah benar digunakan untuk tembaga dan yang lainnya seperti emas dan perak. Hubungan antara dua lafaz yang kulli ini adalah lafaz yang umum dan khusus yang mutlak. Keduanya berkumpul pada yang lebih khusus yaitu lafaz nuhas (tembaga) pada contoh yang telah lalu. Lafaz yang lebih umum terpakai untuk selainnya dari berbagai bahan tambang.Adakalanya sebagian apa-apa yang membenarkan salah satu dari keduanya adalah sesuatu yang membenarkan atasnya pada sisi yang lain. Masing-masing dari keduanya membenarkan kelebihan dari yang demikian itu dan tidak membenarkan dari sisi yang lain. Seperti lafaz insan (manusia) dan abyadh (putih). Keduanya saling membenarkan bila digunakan untuk orang yang putih. Lafaz insan bisa benar digunakan untuk orang yang tidak putih yaitu negro sebagaimana kata putih tanpa lafaz insan juga bisa dibenarkan pada kata es. Dari sini jelaslah bahwa setiap dua lafaz kulli, lebih umum dari yang lain dalam satu sisi dan lebih khusus dari yang lainnya pada sisi yang lainnya.Hubungan antara keduanya adalah umum dan khusus dari satu segi. Dua hal yang bersifat kulli bisa berkumpul pada satu materi dan sendirian masing-masing dari keduanya dalam materi yang lain.Latihan-latihanTerbagi menjadi berapakah lafaz?Apakah yang dimaksud dengan mufrad?Ada berapa bentuk yang termasuk mufrad?Baitul lahm diketahui sebagai sebuah daerah di Syam, Ta abbata syarran diketahui sebagai seseorang, apakah keduanya termasuk mufrad ataukah yang murakkab?Hamiy azzimar, jawabun afaaq, apakah keduanya termasuk mufrad ataukah murakkab?Apakah yang dimaksud kalimat dan adat menurut ahli mantiq? Dan atas apakah kemutlakan lafaz keduanya menurut para ahi nahwu?afala yanzuru ila al-ibili kaifa huliqat, ya zakariyya, liyunfiq zu saatin min saatihi apakah kalimat-kalimat ini termasuk hubz ataukah insya ?Apakah yang dimaksud dengan juzI dan kulli serta berikanlah contoh pada apa yang kamu katakana!Berilah definisi tentang mahzhal, ma;dul dan adamiy beserta contohnya!Apakah yang dimaksud dengan naqidhani, didhani dan mutazayifani.Berilah tiga contoh pada taqabul naqizaini, taqabul didhaini, dan taqabul mutazayifainiApakah yang dimaksud mutaradifani, mutasawiyani, dan mutabayinani? Dan apakah yang dimaksud dengan umum dan khusus mutlak serta apakah umum dan khusus wajhi?Jelaskanlah nisbah antara fakihah dan mauz, sukkar dan abyadz, hisam dan saif!Orang-orang berkata : idha zada mafhum alkulli naqussu ma shadaqahu, wa idza naqasha almafhum zaada almashadaq, bagaimanakah engkau menafsirkan yang demikian itu dan jelaskan dengan contoh.Zati dan ArdhiLafaz yang kulli terbagi dua yaitu zati dan ardhi. Zati adalah sesuatu yang tidak keluar dari hakekatnya, dia merupakan bagian darinya atau memiliki persamaan dengannya. Seperti lafaz hayawan atau natiq, bila disandarkan pada lafaz insan maka seperti insan itu sendiri. Makanya hewan adalah salah satu bagian dari hakekat insan ( hayawan natiq) begitu juga lafaz natiq. Lafaz insan sama untuk hakekatnya.Ardhi adalah sesuatu yang keluar dari hakekat seperti lafaz dhahik (tertawa) dan abyadh (putih) sesuai untuk hakekat manusia.LatihanMengapa manusia membutuhkan ta'rif sesuatu?apa macam-macam ta'rif itu?apakah perbedaan antara had dan rasm?apakah had tam dan had naqish itu? Sebutkan contoh masing-masing!apakah rasm tam dan rasm naqish itu? Sebutkan contoh masing-masing!jelaskan macam-macam ta'ri dibawah ini! a. hewan kuda b. jasad kuda atau kuda saja c. hewan yang tidak membutuhkan pasukan dalam peperangan d. jasad yang tidak membutuhkan pasukan dalam peperanganapakah sarat-sarat ta'rif itu?termasuk jenis manakah ta'rif dengan lafadz dan ta'rif dengan mitsal dari macam- macam qoulu syariah (perkataan yang menjelaskan )?berikan ta'rif kata berikut dengan ta'rif jami' : masjid, madrasah, lampu, jam.!PEMBAHASAN TENTANG QADHIYAHPengertian QadhiyahApabila kita perhatikan kalimat-kalimat berikut: api panas, udara segar, minuman enak, semua pelajaran telah selesai, tidak ada pelajaran yang sulit, maka kita dapati bahwa setiap kalimat di atas merupakan susunan berita (khabar), lagi memberi faidah dengan sesempurnanya faidah (manfaat). Dan adapun hukum tentangnya, maka dikatakan benar jika sesuai kenyataan maka maenjadi kebenaran, dan jika tidak sesuai maka menjadi kedustaan. Kalau begitu setiap qadhiyah mengandung kemungkinan benar dan salah. Dan setiap susunan berita dalam contoh ini dinamakan dengan qadhiyah munatokoh.Kadang-kadang qadhiyuah (khabar) itu keluar dari orang yang tidak membawa kedustaan, maka qadhiyah tersebut menjadi benar pastinya. Akan tetapi tidak adanya membaya kedustaan itu berasal dari orang yang mengatakannya bukan semata-mata qadhiyahnya. Seperti kadang-kadang qadhiyah itu keluar dari orang yang tidak membawa berita kebenaran, maka qadhiyah tersebut menjadi kedustaan dengan melihat kepada orang yang mengatakannya.Atas dasar ini, dimungkinkan menta'rif qadhiyah. Karena qadhiyah itu adalah perkataan yang berfaidah yang membawa kebenaran dan kedustaan dengan sendirinya. Dan dari apa-apa yang telah dijelaskan terdahulu bahwa qadhiyah itu khusus untuk jumlah-jumlah khabariyah karana qadhiyah tersebut mengandung kebenaran dan kedustaan.Bagian-BagiannyaQadhiyah dibagi kedalam dua kelompok:Hamliyah, qadhiyah hamliyah adalah sesuatu yang ditetapkan didalamnya dengan menisbatkan (merangkaikan) satu lafadz kepada lafadz yang lain. Contoh: kebinasaan ilmu adalah lupa, kebinasaan pendapat adalah hawa nafsu.Syarthiyah, qadhiyah syarthiyah adalah sesuatu yang ditetapkan didalamnya dengan menisbatkan (merangkaikan) satu qadhiyah kepada qadhiyah yang lain. Contoh: apabila murid itu sungguh-sungguh, maka harapan kuat dalam keberhasilannya, apabila matahari tebit, maka siang akan muncul.QADHIYAH HAMLIYAHBagian-BagiannyaQadhiyah hamliyah tersusun dari tiga bagian:Mahkum alaihi, yaitu mubtada', fa'il atau naibul fa'il menurut ahli bahasa. Dan menurut ahli mantik dinamai dengan maudhu'.Al-Mahkum bih, yaitu khabar atau fi'il menutut ahli nahwu. Dan dinamakan mahmul menurut ahli mantik.Lafadz yang menunjukkan atas hubungan maudhu' dan mahmul, dan dinamakan dengan robitoh. Dan penunjukan ini berupa dhamir fa'il, seperti: ,,, , contoh: Ahmad adalah seorang penulis.Kadang-kadang qadhiyah terbatas pada maudhu' dan mahmul saja, dan dibuangnya robitoh karena berpegang pada kefahaman akal akan hubungan antara keduanya. Contoh: tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah, musuh yang cerdik lebih baik dari pada teman yang bodoh. Dan ini dinamakan dengan qadhiyah tsuna'iyah. Dan adapun qadhiyah yang penjelasannya menggunakan robitoh maka dinamakan dengan qadhiyah stulatsiyah. Contoh: kemuliaan agama adalah mujtahid, Muhammad Jalal adalah cerdas.Macam-MacamnyaQadhiyah hamliyah dari segi mahmulnya dibagi menjadi dua macam:Mujibah, yaitu sesuatu yang ditetapkan (dihukumi) didalamnya dengan tetapnya mahmul untuk maudhu'. Contoh: Medan adalah kota terbesar di sumatra.Salibah, yaitu sesuatu yang ditetapkan (dihukumi) didalamnya dengan meniadakan mahmul dari maudhu'. Contoh: tidak semua orang Indonesia tidak mengetahui hak-haknaya.Qadhiyah hamliyah dari segi maudhu'nya dibagi menjadi :Syakhsiyah, yaitu sesuatu yang maudhu'nya berupa orang tertentu (salah satu dari isim ma'rifah yang tujuh) contoh: Thoriq bin Ziyad adalah seorang kaisar, kamu adalah pelajar yang sungguh-sungguh, Jakarta adalah ibu kota Indonesia, anak ini disayang.Muhmalah, yaitu sesuatu yang maudhu'nya berupa lafadz kulli, dan mahmulnya tidak terdapat atau belum tentu terdapat pada apa-apa yang telah dijelaskan diatas bahwa sesungguhnya mahmulnya terdapat pada setiap satuan maudhu' atau pada sebagiannya. Contoh: manusia itu dapat menerima pengajaran yang tinggi.Kulliyah, yaitu sesuatu yang maudhu'nya berupa lafadz kulli dan mahmulnya mencakup atas apa yang telah dijelaskan diatas bahwa sesungguhnya itu terdapat pada setiap satuan maudhu'. Contoh: seluruh makhluk hidup membutuhkan akan makan.Juz'iyah, yaitu sesuatu yang maudhu'nya berupa lafadz kulli dan mahmulnya mencakup atas apa yang telah dijelaskan di atas bahwa sesungguhnya mahmul itu terdapat pada sebagian satuan maudhu'. Contoh: sebagian makhluk itu hidup sebagian ahli mantik tidak menganggap qadhiyah ini, dan sebagian yang lain menganggapnya (memasukkannya) dalam hukum kulliyah..Muhmalah itu benar, karena dia menjadi kulliyah dan juz'iyah.yang pasti benaarlah hukum ju'I, oleh karena itu dia dianggap dalam kekuatan juz'iyah. Atas dasar ini dimungkinkan mengembalikan macam-macam qadhiyah hamliyah dari segi maudhu'nya kepada dua bagian saja, yaitu kulliyah dan juz'iyah.dan apabila disebutkan sesungguhnya qadhiyah hamliyah dari segi mahmulnya dibagi kepada: mujibah juz'iyah, salibah kulliyah, dan salibah juz'yah.Adapun gambar penjelasan dibawah ini, menjelaskan hal itu dengan ringkas:Qadhiyah hamliyah Salibah Mujibah Juziyah Kulliyah Juziyah KulliyahBentuk-bentuk qadhiyah hamliyah dan macam-macamnyaLafadz suwar adalah lafadz yang menunjukkan atas jumlah (keseluruhan) sesuatu yang terdapat hukum atasnya dari satuan maudhu'. Dinamailah ia qadhiyah musmilah. Atasnyalah pagar atau batasan dan dia dibagi kedalam empat macam:suwar kulli dalam ijab (positif), yaitu lafadz: ,,, dan selainnya dari setiap lafadz yang menunjukkan atas tetapnya mahmul untuk semua satuan maudhu'.suwar kulli dalam salab (negatif), yaitu: (tidak ada sesuatu), (tidak ada seorang pun), dan lain sebagainya dari setiap apa-apa yang menunjukkan atas salab mahmul dari setiap satuan maudhu'.suwar jizi dalam ijab (positif), yaitu: lafadz (sebagian), (banyak), sebagian besar), (sedikit), dan yang lainnya dari setiap apa-apa yang menunjukkan atas tetapnya mahmul pada sebagian satuan maudhu'.suwar juz'I dalam salab (negatif), yaitu: (bukanlah sebagian), (bukanlah keseluruhan), (bukanlah semua), (sebagian bukanlah), dan setiap lafadz yang menunjukkan atas salab mahmul dari sebagian satian maudhu'.QADHIYAH SYARTIYAHPengertian qadhiyah syartiyahQadhiyah syarthiyah adalah qadhiyah yang berlaku qaidah didalamnya adalah dengan menisbatkan satu qadhiyah dengan qadhiyah yang lain dengan adanya qarinah pada tiap satu qadhiyah dari keduanya dengan adat yang sedikit keluar dari bentuknya dan menggabungkanya dengan yang lain lalu dua qadhiyah tersebut dijadikan satu. Contoh: apabila besi dipanaskan maka besi menjadi panjang dengan panas tersebut. Qadhiyah ini merupakan susunan dari dua qadhiyah, yaitu, "besi dipanaskan" dan "besi memanjang karena panas". Qadhiyah pertama qorinahnya berupa adat sarat yaitu dan kalimat kedua dengan . maka dua qadhiyah tersebut tidak berfaidah dengan sempurna tanpa qadhiyah yang lain. Dan menjadilah keduanya satu qadhiyah itu menjadi faidah penisbatan antara keduanya yaitu taklik yang terdapat di kalimat kedua atas kalimat pertama. Dan nisbah diantara dua qadhiyah tersebut berupa nisbah tasahub. Dan talazum (menyatu dan mengikat semua kausalitas).Dan contoh yang lain bisa berupa benda hidup atau benda mati. Dan termasuk dalam qadhiyah ini juga yaitu susunan dari dua qadhiyah hamliyah dengan menggunakan qarinah imam , lalu keduanya menjadi satu qadhiyah yang memberi faidah kemustahilan menggabunggan keduanya. Nama nisbah dua qadhiyah ini dinamakan nisbah yabayun dan 'inad (berlawanan, bertentangan atau berpisah).Penbagian qadhiyah syartiyahDengan melihat dua contoh terdahulu, kita melihat bahwa sesungguhnya hukum qadhiyah syarthiyah ada kalanya penisbatan (perangkaian) satu qadhiyah dengan qadhiyah yang lain menggunakan penisbatan tasahub dan talazum seperti dalam contoh pertama, dan dinamai dengan qadhiyah muttasilah. Dan ada kalanya penisbatan menggunakan penisbatan tabayun dan 'anad, dengan makna tidak mungkin mengumpulkan dua qadhiyah dalam satu bentuk. Dan dinamakan qadhiyah ini dengan qadhoiyah munfasilah.Atas dasar ini maka qadhiyah syartiyah dibagi menjadi:Muttasilah, yaitu hukum atau qaidah yang berlaku didalamnaya berupa rangkaian atau hubungan satu qadhiyah dengan qadhiyah dengan rangkaian tasahub dan talazum. Atau qaidah yang berlaku didalamnya berupa kebenaran satu qadhioyah untuk menakdir satu qadhiyah yang lain jika dalam hal positif atau benar. Atau tidak ada kebenarannya atas diri kebenaran qadhiyah yang lain dalam hal negatif atau salah. Contoh: ketika dia tidur dia membutuhkan makan, tidaklah sama sekali jika benda mati ini mrmbutuhkasn makan.Munfasilah, yaitu hukum atau qaidah yang berlaku didalamnaya berupa rangkaian satu qaidah kepada qaidah yang lain dengan rangkain ataiu hubungan yabayun dan 'anad. Atau qaidah yang berlaku berupa penafian dalam hal negatif. Contoh: adakalanya qadhiyah itu jujur dan ada kalanya qadhiyah itu dusta, tidaklah mungkin dia ini menjadi penyair atau menjadi penulis.Bagian-bagian syartiyah:Qadhiyah syartiyah muttasilah atau munfasilah tersusun dari dua dua bagian atau dua ujung, yang pertama dinamakan muqaddimah dan yang kedua dinamakan taliyah.Mujibah, sesuatu yang di dalamnya harus ada penyertaan lampau untuk masa yang akan datang yang bisa berupa kalimat positif atau negatif dan atau bisa juga salah satu positif dan satunya lagi negatif. Contoh:-Apabila logam itu menjadi emas maka harganya akan mahal.-Siapa yang tidak belajar di waktu kecilnya, maka dia tidak mempunyai kemajuan di kemudian hari.-Apabila cuaca belum membaik, maka kita mengganti rekreasi di hari lain.-Apabila turun hujan, maka kita tidak berangkat ke pantai.Salibah, suatu kalimat yang di dalamnya berisi peniadaan keterangan keadaan lampau untuk masa yang akan datang, berupa kalimat positif atau negatif atau juga salah satu positif dan satunya lagi negatif. Contoh:-Tidak semua umat yang mempunyai perhatian terhadap penyebaran ilmu kemudian selalu benar.-Tidak kemudian aku harus keluar dari kelas walaupun bapak guru telah mengizinkan.-Tidak kemudian kami akan tetap tinggal di rumah apabila cuaca belum membaik.-Bukan karena cuaca yang cerah, kemudian kami tidak pergi ke gunung.AL-MAKHSHUSHAH, AL-KULLIYAH, AL-JUZIYAH DAN AL-MUHMALAHAsy-syarthiyah al-muttashilah dibagi berdasarkan keadaan dan waktu dengan adanya keharusan penyertaan kalimat lampau untuk masa yang akan datang atau tanpa adanya penyertaan kalimat itu. Dibagi dalam empat bagian:MakhshushahMenetapkan suatu ketentuan hukum dengan penyertaan tentang keadaan dan masa ataupun juga tanpa penyertaan keduanya pada keadaan tertentu atau pada masa tertentu pula. Contoh:-Jika aku didatangi oleh seorang yang mengakui kesalahanya, maka aku akan memaafkanya.-Tidak kemudian jika datang seorang padaku yang mengakui kesalahannya kemudian aku menghukumnya.-Apabila ada tamu yang datang ke rumahku setelah dhuhur, maka dia akan bertemu dengan aku.-Belum tentu jika ada tamu yang datang ke rumahku setelah dhuhur dia akan menemuiku.KulliyahMenetapkan suatu ketentuan hukum dengan penyertaan keadaan atau masa dan ataupun tanpa penyertaan keduanya pada semua keadaan dan masa. Contoh:-Setiap umat yang bersatu, maka mereka akan berhasil dalam usahanya.-Belum pasti apabila kami satu kata kemudian kami berhasil dalam usaha.Juziyyah.Menentukan suatu ketentuan hukum atas sebagian secara keseluruhan dari yang sebagian dengan penyertaan keadan atau masa atau tanpa keduanya. Contoh:-Kadangkala apabila murid itu sungguh-sungguh maka kemudian dia akan lulus.-Belum tentu tiap kamu datang ke rumahku akan menemuiku.MuhmalahMenetapkan suatu ketentuan dengan penyertaan keadaan dan waktu atau dengan tanpa keduanya dengan pemutusan pertimbangan tentang keadaan dan masa. Contoh:-Apabila kamu mengunjungiku aku akan memuliakanmu.-Tidak kemudian apabila kamu memuliakanku, kemudian aku membuat kamu hina.AL-LUZUMIYAH DAN AL-ITTIFAKIYAHAdapun hal ini dibagi menjadi dua bagian:Al-luzumiyahSesuatu yang mengharuskan di dalamnya ada keterangan keadaan yang akan datang dan keadaan yang lampau karena adanya kaitan antara keduanya, diharuskan yang demikian itu karena keadaan yang akan datang menjadi illat secara akal dari keadaan yang lampau. Contoh:-Apabila hal ini terjadi, maka pasti ada pelakunya.-Apabila matahari telah zawal, maka sudah masuk waktu dhuhur.-Jika tidak ada air, maka tidak ada tumbuhan.Al-ittifakiyahSesuatu yang tidak mengharuskan di dalamnya ada keterangan keadaan yang akan datang atau masa lampau, dan sesuatu itu hanya karena sebuah hasil dari sebuah kesepakatan. Contoh:-Setiap Muhammad pergi ke pasar, maka puteranya akan menyertainya.BENTUK-BENTUK SYARTHIYYAH MUTTASHILAH DAN MACAM-MACAMNYA-Bentuk-bentuk qadhiyah syarthiyahAdalah lafadz yang menunjukkan pada ukuran-ukuran keadaan dan masa yang dihukumi sebagai keharusan atau tidak, diantara kedua ujungnya. Hal ini dibagi dalam empat bagian:Ash-shuwar al-Kulli fi al-ijabSesuatu yang menunjukkan atas hukum keharusan di antara dua ujungnya pada semua keadaan dan masa, seperti lafadz: mahma, mataa dan kullama. Contoh:-Setiap umat yang mempunyai perhatian dengan perkembangan pengajaran, maka akan sampai pada jalan kebahagiaan.-Kapan datang tamu ke rumahku, aku akan menyambutnya.Ash-shuwar al-kulli fi as-salabSesuatu yang menunjukkan pada ketentuan hukum dengan tanpa keharusan di antara dua ujungnya pada semua keadaan dan masa, lafadznya: laisal battah. Contoh:-Tidak sama sekali apabila bersatu perkataan umat, maka gagal usahanya.Ash-shuwar al-juzi fi al-ijabSesuatu yang menunjukkan atas hukum dengan keharusan di antara dua ujungnya pada sebagian saja dengan tanpa ditentukan keadaan dan masanya. Lafadznya: qad yakunu. Contoh:-Kadangkala murid yang sungguh-sungguh itu akan mendapat kelulusan.Ash-shuwar al-juzi fi as-salabSesuatu yang menunjukkan atas ketentuan hukum dengan tanpa keharusan di antara dua ujungnya pada sebagian saja dengan tanpa ditentukan keadaanya dan masanya. Menggunakan lafadz: qad la yakunu, atau juga memakai ash-shuwar al-kulli fi al-ijab setelah dimasukkan salab. Contoh:-Kadangkala tidak semua murid yang sungguh-sungguh akan mendapat kelulusan yang utama.-Tidak setiap orang yang berilmu mengetahui akan ilmunya.ASY-SYARTHIYAH AL-MUNFASHILAH DAN PEMBAGIANNYAAl-munfashilah dibagi dua menurut tetapnya tanafi ataupun tidak tetapnya di antara dua ujungnya, yaitu:Mujibah.Sesuatu yang dihukumi dengan tetap adanya tanafi di antara dua ujungnya.Contoh:-Seorang hakim akan memberikan hukuman dengan adil atau tidak, sedang dia dalam keadaan marah.SalibahSesuatu yang dihukumi dengan peniadaan tanafi di antara kedua ujungnya seperti lafadz laisal battah, kalimat ini bisa terdapat pada tulisan ataupun pada bait-bait syair.AL-MUNFASHILAH Dibagi empat menurut keadaan dan masa yang dihukumi dengan adanya tanafi di antara kedua ujungnya atau juga tanpa tanafi:Mahshushoh.Sesuatu yang dihukumi dengan adanya tanafi atau tidak diantara ujung keduanya pada keadaan yang khusus dan pada masa tertentu.-Aku berharap ibu kota dan sekitarnya cuacanya bagus.-Bukan selalu murid yang sungguh-sungguh itu selalu sukses atau akan mendapatkan kelulusan yang utama.2. Kulliyyah.Sesuatu yang di hukumi dengan adanya tanafi diantara ujung keduanya atau tanpa tanafi pada semua keadaan dan masa.-Selalu yang namanya bilangan itu berpasangan atau ganjil.-Tidak tentu bilangan yang berpasangan itu habis di bagi dua.3. Juziyyah.Sesuatu yang di hukumi dengan tetapnya tanafi diantara kedua ujungnya atau tanpanya pada sebagianya dengan tidak tertentu keadaan dan masanya.-Kadang-kadang cuaca itu dingin dan tidak.-Belum tentu orang yang putih itu orang London atau Inggris.4. Muhmalah.Sesuatu yang di hukumi dengan tetapnya tanafi di antara kedua ujungnya atau tanpanya dengan tanpa pertimbangan tentang keadaan dan masanya..-Manusia itu ada yang ummi dan ada yang tidak.-Orang itu bukan penulis dan bukan penyair.PEMBAGIAN LAIN UNTUK ASY SYARTIYYAH AL MUNFASHILAHAl munfashilah di tinjau dari kemungkinan berkumpulnya dua ujungnya atau dengan tanpanya di bagi menjadi 3 bagian;Al Haqiqah.Sesuatu yang di hukumi dengan tanafi diantara dua ujungnya atau tanpanya baik secara terkumpul atau tidak,maka tidak boleh bersamaan dan tidak boleh meniadakan keduanya di dalam mujibah.tapi keduanya boleh berkumpul atau tidak dalam salibah.-Bilangan itu kadang kala berpasangan dan kadang kala tunggal.-Belum tentu sesuatu yang berbicara itu bisa di didik.Mujibah itu tersusun dari sesuatu dan tidaknya,sedang Salibah itu tersusun dari sesuatu dan persamaanya.Maaniah Khuluw.Sesuatu yang di hukumi dengan tanafi diantara dua ujungnya atau tanpanya pada keadaan tiadanya saja.-Tubuh itu ada yang tidak hitam dan juga tidak putih ( Mujibah ).-Tidak semua tubuh itu hitam dan putih (Salibah ).Mujibah itu tersusun dari sesuatu dan yang lebih umum tersusun dari pembatalnya,kalau salibah tersusun dari sesuatu dan yang klebih hususnya itu tersusun dari pembatalnya.Maniah jamak.Sesuatu yang dihukumi dengan tanafi di antara dua ujungnya secara berkumpul, tidak pada keadaan hilangnya di dalam ijab. Atau tanpa tanafi secara berkumpul dan bukan pada keadaan tiadanya di dalam salab. -Tubuh itu ada yang putih dan ada yang hitam (ijab).-Tubuh itu tidak ada yang tidak putih dan tidak hitam (salab).Mujibah tersusun dari sesuatu dan lebih khusus dari pembatalnya. Dan salibah itu tersusun dari sesuatu yang lebih umum dari pembatalnya. AL-INADIYAH DAN AL-ITTIFAKIYAHAsy-syarthitah al-munfashilah menurut sifat tanafi di antara ujungnya dibagi dalam dua bagian, yaitu:Inadiyah Apabila tanafi itu ada di antara dua ujungnya atau tanpanya secara susunannya. IttifakiyahApabila ada tanafi di antara dua ujungnya atau tanpanya tidak secara susunan tetapi karena kesesuaiannya saja. -Orang Barat tidak terdidik (untuk orang barat dan tidak, dan terdidik atau tidak).AL-QADHIYAH AL-MUHASHSHALAH DAN AL-MADULAHQadhiyah menurut penyertaan unsur salab atau tanpanya dibagi menjadi enam bagian: Muhashshlatul maudhuSesuatu yang apabila pokok permasalahannya kosong dari unsur-unsur salab.-Matahari itu panas. -Matahari itu tidak panas.Muhashshalatul mahmulSesuatu yang mahmulnya kosong dari unsur-unsur salab, sepert contoh dua yang sebelumnya.Muhashshalatul maudhu wa al-mahmulSesuatu yang unsur salabnya terdiri dari bagian pokok permasalahanny dan tidak dari mahmulnya, contonya seperti dua contoh sebelumnya.Madulatul maudhuSesuatu yang apabila salabnya terdiri dari maudhunya. -Sebagian selain tumbuh-tumbuhan adalah emas.-Sebagian selain tumbuh-tumbuhan bukan emas.Madulatul mahmulSesuatu yang apabila salabnya terdiri dari mahmulnya. -Hawa ini tidak bersih.-Hawa ini tidak memberi manfaat.Madulatul maudhu wa al-mahmulSesuatu yang apabila unsur salabnya terdiri dari kulli, maudhu dan mahmul.-Setiap orang yang tidak dipercaya tidak dicintai.-Setiap orang yang tidak bersungguh-sungguh maka dia tidak sukses dalam ujian.TANAQUDHDefinisi TanaqudhBerbedanya dua qadhiyah dalam hal positif dan negatifnya, perbedaan yang menuntut membenarkan salah satu darikeduanya dan menyalahkan yang lain. Contoh : Emas adalah barang tambang Emas bukanlah barang tambang Pemimpin itu adil Pemimpin itu tidak adil Untuk terwujudnya tanaqudh disyaratkan adanya kesatuan dalam :maudhunya, maka bukanlah termasuk tanaqudh Ibrahin faham dengan Muhammad tidak Faham, karena maudhunya berbeda.Mahmulnya, maka tidak termasuk tanaqudh antara kalimat Muhammad itu rajin dengan Muhammad itu tidak ghaib, karena berbeda mahmulnya.Zamannya, maka tidak dianggap tanaqudh antara kalimat Hasan itu musafir (hari ini) dengan Hasan bukan musafir (kemarin), karena bertbeda waktunya.Tempatnya, maka bukan tanaqudh antara kalimat Usman duduk (Di rumah) dengan Usman tidak duduk (di pasar).Kekuatan dan Perbuatan, maka bukanlahn termasuk tanaqudh antara aklimat anggur itu cuka dengan anggur itu bukan cuka.Sebagian dan keseluruhannya, maka tidak termasuk tanaqudh antara kalimat Orang negro itu putih (sebagiannya) dengan Orang Negro itu tidak hitam (seluruhnya).Syarat, maka bukanlah tanaqudh antara kalimat Lutfi lulus dalam ujian (j8ika ia bersungguh-sungguh) dengan Lutfi tiudak lulus dalam ujian (jika ia tidak bersungguh-sungguh).Idhafah, maka bukan termasuk tanaqudh antara kalimat Umar itu ayah (bagi Qasim) dengan Uamr itu bukan ayah (bagi Jalal)Syarat-syarat ini bila diucapkan disebut wihdat tsamaniyah.Tanaqudh hamliyah dan syartiyahQodiyqh hamliyah apabila dia itu berbentik mufrod, begitu juga syartiyah apabila dia itu berbentuk khusus. Maka cukuplah dalam terwujudnya tanaqud dengan adanya perbedaan dalam KAIF-nya( positif negatif) dengan adalah salah satu dari kedua qodiyahnya positif yang lain negatif.adapun gambaran-gambaran dari hamliyah dan syartiyah adalah kulliyah dan zuziyah begitu juga hamliyah maka tidak cukuplah dalam terwujudnya tanakud diantaranya dengan adanya perbedaan dalam kaifa-nya, bahkan harus ada tambahan atas perbedaan itu dalam kam-nya juga dengan kulliyah dan juziyah. Sehingga adalahsalah satu dari qodiyahnya kulliyah dan yang lain juziyah, tabel di bawah ini akan menjelaskan dengan jelas setiap macam dari qodiyah dan naqidnyaContohTanaqudhnyaContohAl QadhiyahIni bukan ZaimAsy syahsyiah as salibah Ini adalah zaimSyahsyiyah almujibahSebagian tanaman tidak butuh giziAl juziyah as salibahSetiap tanaman butuh giziAl kulliyah al mujibahTidak ada satupun dari umat islam yang merdekaAl kulliyah as salibah Sebagian dari umat islam merdekaAl juziyah al mujibahTidak ada sedikitpun dari pisang itu termasuk buah-buahanAl kulliyah as salibahPisang itu termasuk buah-buahanAl muhmalah al mujibahTanaqudh Al Qadhaya Asy Syartiyyah Al MuttasilahContohTanaqudhnya ContohAl qadhiyahTidaklah Ali apabila bersungguh-sungguh maka dia akan lulus Al makhshushah as salibahApabila Ali bersungguh-sunggguh maka dia akan lulus ujian.Almakhsushoh almujibahTidaklah setiap kali para pemuda bersatu maka mereka akan sukses dalam usahanya Al Kulliyah as salibahSetiap kali para pemuda bersatu maka mereka akn sukses dalam usahanya Aljuziyah almujibahBukanlah suatu kepastian apabila seorang siswa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapat balasanAl Kulliyah as salibahAlmuhmalah almujibahTanaqudh al Qadhaya Asy Syartiyah Al MunfashilahContohNaqidhnya ContohAl QadhiyahAdiknya Ibrahim hari ini tidak berada di madrasah/ di luarAl Makhshushah as salibah Adakalanya Ibrahim hari ini berada di madrasah/di luarAl Makhshushah al MujibahKadang-kadang qadhiyah itu adakala benar dan adakalanya salahAl Juziyyah as salibahAdakalanya qadhiyah itu selalu benar dan adakalanya salahAl Kulliyah al MujibahBukanlah kepastian adakala hawa nafsu itu condong kepada kebaikan dan adakala merusakAl Kulliyah as salibahKadang-kadang adakalanya hawa nafsu itu condong kepada ketakwaan adakalanya merusakAl Juziy6yah al MujibahBukan kepastian adakala waktu itu berjalan dan adakalanya berhentiAl Kulliyah as salibahAdakalanya waktu itu berjalan dan adakalanya berhentiAl Muhmalah Al MujibahDisyaratkan dalam tanaqudh qadhiyah syartiyah muttashilah dua qadhiyahnya bersatu dalam kelaziman dan kesesuaian begitu juga dalam munfashilah ada kesatuan dalam inad dan ittifaq. Di dalam qadhiyah musawwirah disyaratkan adanya perbedaan dalam kamm-nya dan adanya tambahan atas perbedaan dalam kaifa-nya karena mendustakan dua kulliyah dan membenarkan dalam dua juziyyah dalam setiap bahan yang didalamnya terdapat judul yang lebih umum dari yang di kandung. Contoh : Setiap kata itu ada isim tak ada sedikitpun dari satu kata yang ada isinya terdapat dua kedustaan.Sebagian dari barang tambang itu kuningan, sebagian barang tambang bukan kuningan. Disini ada dua kebenaran. Kita semua sudah tahu bahawa sebuah keharusan dalam tanaqudh itu terdapat adany6a pembenar, salah satu dari dua qadhiyah dan mengalahkan yang lain. Al-AKSU AL-MUSTAWIPengertian Al Aksu Al MustawiYaitu menjadikan bagian pertama dari suatu qodhiyah termasuk dalam bagian qodhiyah yang kedua dan yang kedua termasuk dari bagian yang pertama, beserta adanya kebenaran dan keadaannya. Oleh karena itu qodhiyah ini dapat diubah-ubah dati satu bentuk kebentuk yang lain, yang maudhunya itu terdapat pada mamulnya atau sebaliknya mamulnya terdapat pada maudhunya yang seperti itu disebut khamliyah. Sedangkan qodhiyah asliyah yang didahulukan dan kemudian berurutan seterusnya atau qodhiyah yang kedua didahulukan dari qodhiyah yang asli, seperti ini yang disebut syartiyah. Dandisebutlah qodhiyah asliyah sebagai asal dan yang kedua sebagai aksnya (kebalikan).Contoh khamliyah:Al-Aslu: Seluruh pulau sumatera itu termasuk wilayah Indonesia. Al-Aksu: Sebagian Indonesia itu pulau Sumatera.Contoh syartiyah:Al-Aslu: Setiap kali matahari terbit maka siang akan didapati.Al-Aksu: Kadang-kadang apabila siang didapati maka matahari telah nampak.Pada contoh pertama ini kami menjadikan mahmul qodhiyah asli sebagai maudhunya dan sebaliknya juga maudhuitu sebagai mahmulnya, pada contoh kedua kami menjadikan qodhiyah asli diawal dan seterusnya begitu juga qodhiyah yang kedua dan seterusnya berada diawal. Apabila qodhiyah itu benar maka aksunya juga benar tetapi bila asal qodhiyah itu mujab maka aksunya juga harus mujab.Macam-macam qodhiyah dan aksunya:Al-Mujibah al-kulliyah aksunya al-mujibah al-juziyah, contohnya: semua rumput itu tenang, sebagian yang tenang itu adalah rumput. Adakalanya kulliyah itu tidak dapat dibalik karena maknya akan terbalik, sebab tiap-tiap ungkapan itu mengandung mahmul yang itu lebih umum dari maudhunya seperti halnya contoh diatas, pada asalnya lafal An-Namu itu sebagai mahmul yang lebih umum dari lafal An-Namu sebagai maudhu, sekiranya kami membalikan ungkapan itu maka kami harus mengatakan semua yang tenang itu rumput dan ini tak mungkin karena itu termasuk dusta, oleh karena itu kami memberi isyarat bahwa aksunya itu harus benar sesuai dengan keadaan.Al-Mujibatu al-juziyah aksunya mujibah juziyah, contohnya; sebagian orang Indonesia berprofesi sebagai dokter, saebagiab dari dokter itu orang Indonesia.As-Salibah al-kulliyah aksunya salibah kulliyah, contohnya; tiada dari kitabpun yang tertulis dengan pensil, tiada dari pensilpun untuk menulis kitab. Adapun as-salibah al-juziyah tidak ada aksunya, karena sangat mustahil membalikan pada semua ungkapan sebab maudhunya lebih umum dari mahmulnya seperti contoh yang akan datang. Adapun qodhiyah Tiadalah bagian dari barang tambang itu besi ini tidak dapat dibalik kecuali menjadi salibah kulliyah yaitu Tiadalah bagian dari besi termasuk barang tambang, atau menjadi salibah juziyah Tiadalah bagian dari besi itu barang tambang. Aksnya dari dua lafal ini dusta, oleh karena itu kami mensyaratkan bahwa aks itu harus benar bila al-aslunya itu benar. Lebih jelasnya lihat table berikut:Al-AsluContohAl-AksuContohAl-Mujibah al-kulliyahSetiap batu itu matiAl-Mujibah al-juziyahSebagian yang mati itu batuAs-Salibah al-kulliyahTiadalah yang mati itu berfikirAs-Salibah al-kulliyahTiada stupun yang berfikir itu batuAl-Mujibah al-juziyahSebagian siswa Madrasah Nahdhotul Islam mendapatkab syahadag ibtidaiyahAl-Mujibah al-juziyahSebagian yang mendapatkan syahadah ibtidaiyah itu adalah siswa Nahdhotul IslamAs-Salibah al-juziyahTiadalah hasil daeri tambang itu emasTidak ada aksunyaQodhiyah As-Syartiyah al-mufassilah seperti hamliyah dan aksunya:Al-Mujibah al-kulliyah aksunya mujibah juziyah, contohnya; Keadaan orang yang tidur itu ada yang butuh sampai pagi aksunya Adalah yang dibutuhkan orang sampai pagi tiu adalah tidur. Al-Mujibah al-juziyah aksunya mujibah juziyah, contohnya; Kadang-kadang orang itu apabila dirumah tidur, aksunya Kadang-kadang orang tidur dirumah.As-Salibah al-kulliyah aksunya salibah kulliyah, contohnya; Tiadalah orang yang terdidik itu biadab aksunya Tiadalah orang itu biadap bila ia terdidikAdapun qodhiyah syartiyah munfasilah tidak ada aksunya karena tidak ada urutan tabiI diantar ujung-ujung qodhiyahnya. Yang dimaksud urutan tabiI adalah makna antara qodhiyah itu berurutan, karena apabila hilang urutan-urutan itu maka akan berubah maknanya. Urutan-urutan itu harus itu harus ada dalam qodhiyah hamliayah dan syartiyah muttasilah, apabila maudhunya diahirkan atau didahulukandan serta dijadikannya mahmul dan seterusnya maka akan merubah maknanya yang pertama karena berbeda dengan syartiyah munfasilah.Berikut tabel yang akan membedakan macam-macam syartiyah muttasilah beserta aksunya:Al-AsluContohAl-AksuContohAl-Mujibah al-kulliyahAda api maka ada panasAl-Mujibah al-kulliyahKadang-kadang bila ada panas maka ada apiAs-salibah al-kulliyahTiadalah yang panjang itu segitigaAs-Salibah al-kulliyah Tiadalah yang segitiga itu panjangAl-Mujibah al-juziyah Kadang-kadang apabila murid itu rajin maka akan lulus dalam ijianAl-Mujibah al-juziyahKadang-kadang siswa yang lulus itu adalah siswa yang rajinAs-Salibah al-juziyahKadang-kadang tiadalah barang tambang itu emasTidak ada /aksunyaLatihanBerikan contoh mujibah kulliyah dari qadhiyah hamliyah dan sebutkan kebalikannya!Berikan contoh mujibah kulliyah dari syarthiyah muttashilah dan sebutkan kebalikannya!Berikan contoh mujibah juziyah dari qadhiyah hamliyah dan sebutkan kebalikannya!Berikan contoh mujibah juziyah dari syarthiyah muttashilah dan sebutkan kebalikannya!Berikan contoh salibah kulliyah dari qadhiyah hamliyah dan sebutkan kebalikannya!Berikan contoh salibah kulliyah dari syarthiyah muttashilah dan sebutkan kebalikannya!Mengapa mujibah kulliyah tidak dapat dibalik?Mengapa salibah juziyah tidak dapat dibalik?Mengapa syarthiyah munfashilah tidak dapat dibalik?Pembahasan IstidlalIstidlal adalah pembahasan yang penting dan merupakan tujuan tertinggi dalam ilmu mantik, sebab dengan istidlal dapat menjadikan berpindahnya pemahaman dari sesuatu yang sudah diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui sehingga ditemukan maksudnya.Pengertian IstidlalYaitu memindahkan pemahaman dari sesuatu yang sudah diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui dengan menggunakan sesuatu yang sudah diketahui tersebut sebagai perantara kepada sesuatu yang belum diketahui.Pembagian IstidlalIstidlal dibagi dua:Qiyasi, yaitu sesuatu yang di dalamnya digunakan pemahaman ketika memindahkannya dari kenyataan-kenyataan yang telah diketahui kepada kenyataan-kenyataan yang tidak diketahui dengan kaidah-kaidah yang dapat diterima kebenarannya guna menghasilkan sesuatu yang dimaksud, contoh: Engkau lebih mengutamakan kemaslahatan negeriSetiap orang yang lebih mengutamakan kepentingan negeri adalah pecinta tanah airEngkau adalah pecinta tanah airPemahaman tersebut telah sampai kepada kesimpulan, yaitu Engkau adalah pecinta tanah air dengan menggunakan dua qadhiyah yang dapat diterima kebenarannya, yaitu Engkau lebih mengutamakan kemaslahatan negeri dan Setiap orang yang lebih mengutamakan kepentingan negeri adalah pecinta tanah air.Istiqrai atau Istinbathi, yaitu istidlal yang dibangun melalui penyelidikan-penyelidikan terhadap bagian-bagiannya dan mempelajarinya secara memadai sehingga akal dapat sampai kepada istinbath hukum yang bersifat umum. Demikian halnya seperti istinbath bahwa sesungguhnya api dapat melelehkan barang-barang tambang setelah memperhatikan contoh-contoh semisal itu, dan seperti istinbath bahwa setiap hewan menggerakkan rahang bawahnya ketika mengunyah setelah menyaksikan banyak macam hewan yang menggerakkan rahang bawahnya, dan seperti istinbath bahwa sesungguhnya air tawar dapat mencairkan sabun setelah memperhatikan banyak contoh yang mencukupi untuk melakukan istinbath.Istidlal Qiyasi atau QiyasPengertianYaitu perkataan yang tersusun dari dua qadhiyah. Apabila keduanya telah kita terima, maka mengharuskan -karena zat keduanya- adanya perkataan akhir yang disebut natijah, contoh:Khamr memabukkan Setiap yang memabukkan adalah haramKhamr adalah haramMakna perkataan kami karena zat keduanya adalah bahwa natijah harus ada bagi qiyas dengan mempertimbangkan zatnya, bukan dengan pertimbangan lain. Apabila tidak berdasarkan zatnya, maka tidak seperti qiyas musawah, contohnya kamu sama dengan Zaid, dan Zaid sama dengan Amar, ketika muqaddimah tersebut diterima, maka hal itu mengharuskan adanya kalimat Kamu sama dengan Amar. Qiyas ini bukan karena zatnya, akan tetapi dengan perantara perkara yang sudah diketahui dari luar, yaitu bahwa sesungguhnya sesuatu yang menyamai kesamaan sesuatu, maka ia juga sama dengan sesuatu itu.Bagian-bagiannya Qiyas mencakup:Pertama: tiga lafadz yang dinamakan tiga had qiyas, yaitu:Had ashghar, yaitu sesuatu yang menjadi maudhu bagi natijah ketika pengambilan natijah itu, seperti lafadz khamr dalam contoh terdahulu. Had akbar, yaitu sesuatu yang menjadi mahmul bagi natijah ketika pengambilan natijah itu, seperti lafadz haram dalam contoh terdahulu.Had ausath, yaitu lafadz yang diulang dua kali dalam dua qadhiyah, yaitu qadhiyah pertama dan kedua seperti lafadz memabukkan.Kedua: tiga qadhiyah, yaitu:Muqaddimah shughra, yaitu sesuatu yang mencakup had ashghar, seperti Khamr memabukkan.Muqaddimah kubra, yaitu sesuatu yang mencakup had akbar, seperti Setiap yang memabukkan adalah haram.Natijah Natijah selalu mengikuti salibah dan juziyah, apabila salah satu dari dua muqaddimah itu salibah, maka natijahnya wajib salibah, dan apabila salah satu dari dua muqaddimah itu juziyah, maka natijah harus berupa juziyah., yaitu sesuatu yang terdiri dari dua had, yaitu had ashghar dan akbar seperti khamr adalah haram.Macam-macam QiyasQiyas ada dua:Iqtirani, yaitu qiyas yang di dalamnya natijah disebutkan secara kuat, artinya bagian-bagiannya terpisah, contoh:Sebagian kata adalah fiilSetiap fiil harus mempunyai failSebagian kata harus mempunyai failNatijah dalam qiyas ini disebutkan dalam dua muqaddimah dengan unsurnya, bukan dengan bentuknya yang berhimpun, maka maudhunya yaitu lafadz Sebagian kata disebutkan dalam muqaddimah shughra, sedangkan mahmulnya yaitu lafadz Sebagian kata harus mempunyai fail disebutkan dalam muqaddimah kubra. Qiyas iqtirani ada dua macam:Hamli, yaitu sesuatu yang tersusun dari qadhiyah-qadhiyah hamliyah saja, sebagaimana terdahulu. Syarthi, yaitu sesuatu yang tersusun dari hamliyah dan syarthiyah, seperti: Setiap sesuatu berubah, maka ia adalah hal baru Dan setiap hal baru harus ada pembuatnyaSetiap sesuatu berubah pasti ada pembuatnyaIstitsnai, yaitu qiyas yang di dalamnya disebutkan natijah atau kebalikannya dengan perbuatan, agar natijah itu ada di dalamnya dengan bentuk yang berhimpun, contoh: Setiap matahari terbit, maka siang menjadi ada Tetapi matahari terbit Maka siang ada Setiap sesuatu tumbuh, maka ia membutuhkan makananTetapi sesuatu itu tidak membutuhkan makanan Maka ia tidak tumbuhNatijah dalam contoh pertama, yaitu Maka siang ada didapati teksnya dalam muqaddimah, begitu pula kebalikannya, yaitu tumbuh dalam contoh kedua. Qiyas ini tersusun dari dua muqaddimah. Adapun yang lebih utama yaitu syarthiyah, sedangkan yang lain ditandai dengan adat istitsna, yaitu (tetapi), dan karena itulah ia dinamakan istitsnai. Bentuk-Bentuk Syakal QiyasSebagaimana yang telah dikemukakan, kita telah mengetahui bahwa sesungguhnya qiyas itu mencakup tiga had, di antaranya had ausath, yaitu yang disebut secara berulang dalam dua muqaddimah. Sedangkan dua had yang lain nampak dalam muqaddimah dalam satu kesempatan dan dalam natijah pada kesempatan yang lain. Letak had ausath dalam dua muqaddimah berbeda, kadang-kadang ada pada maudhu dalam dua muqaddimah dan sekali waktu ada pada mahmul dalam dua muqaddimah. Kadang-kadang pula had ausath itu ada pada salah satu dari dua muqaddimah sebagai maudhu dan pada muqaddimah yang lain sebagai mahmul. Bentuk qiyas yang padanya diletakkan had ausath dalam dua muqaddimah dinamakan syakal qiyas. Dengan demikian, syakal adalah bentuk qiyas yang padanya diletakkan had ausath dalam dua muqaddimah.Empat macam syakal:Syakal pertama, yaitu had ausath sebagai mahmul dalam muqaddimah shugra dan sebagai maudhu dalam muqaddimah kubra, seperti:Setiap tumbuhan itu tumbuh Setiap yang tumbuh membutuhkan makanan Setiap tumbuhan membutuhkan makananSyakal kedua, yaitu had ausath sebagai mahmul dalam dua muqaddimah, seperti:Setiap perak adalah logamTidak ada tumbuhan yang berupa logamTidak ada perak yang berupa tumbuhanSyakal ketiga, yaitu had ausath sebagai maudhu dalam dua muqaddimah, seperti:Setiap makhluk itu berubah Setiap makhluk musnah Sebagian yang berubah itu musnahSyakal keempat, yaitu had ausath sebagai maudhu dalam muqaddimah shugra dan sebagai mahmul dalam muqaddimah kubra, seperti:Setiap tumbuhan itu tumbuh Setiap yang berbuah itu tumbuhanSebagian yang tumbuh itu berbuahSyakal PertamaTelah dikemukakan bahwa sesungguhnya dalam qiyas terdapat dua muqaddimah: shugra dan kubra, muqaddimah shugra terkadang berupa mujibah kulliyah atau mujibah juziyah atau salibah kulliyah atau salibah juziyah.Dengan demikian ada empat keadaan muqaddimah shugra, begitu pula muqaddimah kubra. Lalu apabila kita membuat keadaan-keadaan muqaddimah shugra, maka bentuk-bentuk aqliyah yang dibenarkan terdapat dua muqaddimah di dalamnya ada enam belas bentuk, dan tiap-tiap bentuknya dinamakan dharb. Hal itu disebabkan karena muqaddimah shugra: Apabila ia berupa mujibah kulliyah, maka muqaddimah kubra dibenarkan berupa: mujibah kulliyah, mujibah juziyah, salibah kulliyah, atau salibah juziyah.Apabila ia berupa mujibah juziyah, maka muqaddimah kubra dibenarkan berupa: mujibah kulliyah, mujibah juziyah, salibah kulliyah, atau salibah juziyah.Apabila ia berupa salibah kulliyah, maka muqaddimah kubra dibenarkan berupa: mujibah kulliyah, mujibah juziyah, salibah kulliyah, atau salibah juziyah.Apabila ia berupa salibah juziyah, maka muqaddimah kubra dibenarkan berupa: mujibah kulliyah, mujibah juziyah, salibah kulliyah, salibah juziyah.Dengan kata lain, tiap-tiap keadaan dari muqaddimah shugra yang empat sama dengan keadaan dalam muqaddimah kubra. Maka apabila kita memberi tanda untuk mujibah kulliyah dengan tanda , dan untuk mujibah juziyah dengan tanda , dan untuk salibah kulliyah dengan tanda , dan untuk salibah juziyah dengan tanda , maka terdapat beberapa bentuk sebagai berikut:Shughra - Kubra Shughra - KubraShughra - KubraShughra - Kubra Syarat-syarat untuk menghasilkan syakal pertama:Disyaratkan dua hal untuk menghasilkan syakal pertama dengan hasil yang benar:Ijab shughraKulliyah kubraBentuk-bentuk muntajah dan aqimahDengan menerapkan syarat yang pertama pada enam belas bentuk terdahulu, maka gugurlah delapan bentuk darinya, yaitu yang bergaris bawah dalam kolom terdahulu, yaitu:Shughra - KubraShughra - Kubra Dengan menerapkan syarat yang kedua, maka gugurlah empat bentuk yang lain, yaitu yang bergaris bawah ganda dalam kolom, atau:Shughra Kubra Maka hanya empat bentuk yang tersisa, yaitu:Shughra Kubra atau:Mujibah kulliyah bersama mujibah kulliyahMujibah kulliyah bersama salibah kulliyah Mujibah juziyah bersama mujibah kulliyahMujibah juziyah bersama salibah kulliyahKolom berikut menjelaskan bentuk-bentuk muntajah dari syakal pertama:Qadhiyah-qadhiyah qiyasBentuk-bentukPertamaaaKeduaKetigaKeempatMuqaddimah sughraMuqaddimah kubraNatijahContoh Bentuk-bentuk MuntajahBentuk pertama: , , Setiap setiap tumbuhan itu tumbuh Setiap yang tumbuh membutuhkan makananSetiap tumbuhan membutuhkan makananBentuk kedua: , , Setiap orang bodoh itu bimbang Tidak ada orang bimbang yang dapat dipercayaTidak ada orang bodoh yang dapat dipercayaBentuk ketiga: , , Sebagian persangkaan itu dosaSetiap dosa wajib dijauhi Sebagian persangkaan wajib dijauhiBentuk keempat: , , Sebagian mahasiswa malasOrang yang malas tidak besar harapannya untuk lulusSebagian mahasiswa tidak besar harapannya untuk lulus.Latihan-LatihanTerangkanlah mengenai istidlal!Apa perbedaan antara istidlal qiyasi dan istidlal istimbati?Apakah qiyas itu?Apa had-hadnya? Terangkan dengan contoh!Sebutkan qiyas dan jelaskan qadhiyahnya!Sampai berapa bagiankah pembagian qiyas?Sampai berapa bagiankah pembagian istiqroni?Mengapa syakal dibagi menjadi 4?Apa syarat natijah syakal yang pertama?Berapakah contoh natijah bentuk yang pertama? Sebutkan dengan urut!sebutkan 2 qiyas dari bentuk yang pertama, sughra awwaluha mujabah kulliyah wa kubrohu salibah kulliyah dan sughro akhiir mujabah juziyah wa kubro mujabah kulliyah!Uraikan kesimpulan dari 2 qiyas di bawah ini:Sebagian umat itu sedikit, tidak sedikit umat yang berhukum pada umat lain.Semua manusia berpikir, tidak seorangpun dari yang berpikir itu benda mati.Susunlah 2 qiyas dari syakal yang pertam dengan natijah yang pertama, 2 qiyas Tersebut adalah:*Sebagian hewan berpikir*Dan kesimpulan akhirnya : Semua tumbuhan membutuhkan makanan.Bentuk Yang KeduaTelah dibahas sebelumnya bahwa bentuk yang kedua adalah apa yang membatasi di pertengahan yang terkandung dalam muqaddimah sughro dan kubro. Syarat natijahnya: Disyaratkan untuk natijah bentuk yang kedua berupa natijah yang benar yang mencakup:Berbedanya 2 muqaddimah dalam (ijab atau salib).Semuanya muqaddimah qubra.Bentuk-bentuk muntajah dan aqimahSesungguhnya sughra dalam bentuk natijah yang kedua itu sah mujabah kulliyah atau mujabah juziyah atau salibah kulliyah atau salibah juziyah, begitu juga kubro. Bentuk-bentuk sughra dalam bentuk kubro itu ada 16, sebagaimana yang terdapat dalam tabel:--------------------Dan kesesuaian syarat yang pertama atas bentuk-bentuk yang terdahulu ditetapkan 8 bentuk, sedangkan hal itu dibawah 1 tulisan, yaitu:----------Kesesuaian syarat yang kedua ditetapkan 4 bentuk yang lain dan itu di bawah 2 tulisan :-----Bentuk muntajah ada 4, yaitu:-----Atau:Mujabah kulliyah bersama salibah kulliyah.Mujabah juziyah bersama salibah kulliyah.Salibah kulliyah bersama mujabah kullliyah.Salibah juziyah bersama mujabah kulliyah.Daftar berikut ini menjelaskan bentuk-bentuk muntajah dari syakal yang kedua:QADHIYAH QIAS B E N T U KPERTAMAKEDUA KETIGAKEEMPATMuqaddimah SughraMuqaddimah kubra Natijah Beberapa contoh bentuk natijah dari syakl tsani (formula kedua)Bentuk Pertama : , , Setiap orang kafir kekal di neraka Tidak seorangpun dari orang-orang mukmin itu kekal di nerakaTidak seorangpun dari orang-orang kafir itu berimanBentuk kedua : , , Tidak seorangpun dari orang-orang sombong itu dicintaiSetiap orang yang tawadhu dicintaiTidak seorangpun dari orang-orang sombong itu dicintaiBentuk ketiga : , , Sebagian ummat ketinggalan dalam peradabanTidak ada dari ummat yang belajar dari ketertinggalan peradabanTidak ada dari sebagian ummat yang belajarBentuk keempat: , , Sebagian ummat tidak ada yang mengutamakan kepentingan negaraSetiap penduduk pribumi mengutamakan kepentingan negara Sebagian orang bukan penduduk pribumi.LatihanTerangkanlah syakl tsani !Jelaskan syarat-syarat natijahnya ?Ada berapa bentuk syakl natijah tsani ? sebutkan secara urut ! sebutkan dua macam qias dari syakl tsani berikutSyakl tsani shugra awalnya berupa salibah kulliyahSyakl tsani kubra awalnya berupa natijah kulliyah Syakl tsani shugra ahirnya salibah juziyyahSyakl tsani kubra ahirnya mujibah kulliyahKeluarkanlah natijah dari dua qias berikut Setiap nabi itu benarTidak seorangpun dari dajjal itu benar Sebagian alam semesta hidupTidak sedikitpun tanah itu hidupsusunlah dua qias dari syakl tsani dengan natijah pertamanya Sebagian manusia itu tidak muslimDan natijah ke duanya Tidak ada dari tumbuhan itu benda matiSYAKL KE IIIKita telah mengetahui bahwa syakl yang ke tiga itu adalah jika had ausathnya sebagai maudhu pada dua muqaddimah.Syarat-syarat pembuatannya:Ada dua syarat untuk membuat Natijah Syakl yang ke tiga ini:Ijab muqaddimah sughraKulliyah salah satu dari dua muqaddimahBentuk-bentuknya berupa Muntajah dan Aqimah:Bentuk-bentuk syakl yang ke tiga yang mungkin menurut akal itu ada 16 Natijah dari bentuk keadaan-keadaan sughra yang empat di dalam keadaan-keadaan kubra yang empat seperti yang telah disebutkan sebelumnya.Tabel berikut menjelaskan hal itu:Sughra-KubraSughra-KubraSughra-KubraSughra-Kubra- - - - - - - - - - - - - - - - Dengan menerapkan syarat yang pertama pada bentuk-bentuk muqaddimah maka gugurlah 8 bentuk yaitu yang terdapat 1 garis di bawahnya yaitu:Sughra-KubraSughra-Kubra- - - - - - - - Dan dengan menerapkan syarat yang ke dua maka gugurlah dua bentuk yang lain yaitu yang terdapat 2 garis di bawahnya:Sughra-Kubra- - Maka menjadilah muntij dari syakl yang ke tiga ini 6 bentuk yaitu:Sughra-Kubra- - - - - - Atau dengan istilah:Mujibah kulliyah bersama mujibah kulliyahMujibah kulliyah bersama salibah kulliyahMujibah juziyyah bersama mujibah kulliyahMujibah kulliyah bersama mujibah juziyahMujibah kulliyah bersama salibah juziyahMujibah juziyah bersama salibah kulliyahTable berikut ini akan menjelaskan bentuk-bentuk muntijah ini:Qadiyah-qadiyah QiyasBentuk-bentuknyaKe IKe IIKe IIIKe IVKe VKe VISughraKubra Natijah Beberapa contoh untuk muntijah dari bentuk yang ke III:Bentuk I: , , Setiap orang yang berbuat dholim itu merampas hak orang lainSetiap orang yang berbuat dholim itu berdampak burukJadi, sebagian orang yang merampas hak orang lain itu berdampak burukBentuk II:, , Setiap orang yang menolong Allah maka dia akan ditolongTak seorangpun di antara orang yang menolong Allah itu terkalahkanJadi, tidaklah sebagian dari orang-orang yang ditolong Allah itu terkalahkanBentuk III: , , Sebagian manusia itu orang IndonesiaSemua manusia itu bersedia mengajari orang yang terpelajarJadi, sebagian orang-orang Indonesia bersedia mengajari orang yang terpelajarBentuk IV: , , Semua penghianat itu dibenciSebagian dari para penghianat itu orang yang berilmuJadi, sebagian dari orang-orang yang dibenci itu orang yang berilmuBentuk V: , , Semua hewan itu bergerakBukanlah sebagian hewan itu manusiaJadi, bukanlah sebagian dari yang bergerak itu manusiaBentuk VI: , , Sebagian dari orang-orang Indonesia itu orang SumatraTak seorangpun dari orang-orang Indonesia itu orang BelandaJadi, sebagian dari orang-orang Sumatra itu bukan orang Belanda. Latihan-latihanApa bentuk yang ketiga?Apa syarat natijahnya?Berapakah bentuk-bentuk muntijahnya?sebutkan secara tertib!Sebutkan dua qias dari syakl yang ke III syughra; pertamanya adalah mujibah kulliyah demikian juga kubranya mujibah kulliyahnya, dan sughra yang kedua adalah mujibah juziyah dan kubranya mujibah kulliyah.Buatlah natijah dari dua qias berikut: , , Susunlah dua qias dari syakl yang ke III kalau natijah pertamanya : ( )dan natijah yang kedua: ) )SYAKL KE IVKita telah menjelaskan sebelumnya bahwa syakl yang ke empat adalah jika had ausathnya maudhu pada sughra dan mahmul pada kubra.Syarat syarat natijahnya: Ada dua syarat untuk membuat natijah:Jika sughranya bukan mujibah juziyah, maka tidak terkumpul di dalamnya dua khastan (salab dan juziyah) dari satu jenis atau dua-duanya. Jika sughranya mujibah juziyah maka wajib kubranya salibah kulliyah.Bentuk-bentuknya berupa muntajah dan aqimah:Bentuk-bentuk syakl ini memungkinkan secara akal ada 16 sebagaimana pada table berikut:Sughra-KubraSughra-KubraSughra-KubraSughra-Kubra- - - - - - - - - - - - - - - - Dengan menerapkan syarat yang pertama pada bentuk yang lalu, maka gugur 8 bentuk yang di bawahnya terdapat garis atau seperti berikut:Sughra-KubraSughra-Kubra- - - - - - - - Dan dengan menerapkan syarat yang ke dua, maka gugurlah 3 bentuk yang lain yang terdapat dua garis di bawahnya atau seperti berikut:Sughra-Kubra Maka dari bentuk-bentuk natijah syakl ini tersisa 5 bentuk saja yaitu:Sughra-Kubra- - Atau dengan ungkapan berikut:Mujibah kulliyah bersama mujibah kulliyahMujibah kulliyah bersama mujibah juziyahSalibah kulliya bersama mujibah kulliyahMujibah kulliyah bersama salibah kulliyahMujibah juziyah bersama salibah kulliyahTamtsilTamtsil adalah menetapkan satu hukum juzi kepada juzi yang lain karena ada keserupaan dianatara keduanya. Misalnya: arak itu seperti khamr dalam hal memabukkannya. Juzi yang awal dinamakan dengan ashal, dia adalah lafadz khamr. Juzi yang lain dinamakan dengan fari, yaitu lafadz arak. Adapun makna keserupaan antara keduanya yang sudah menjadi kesepakatan yaitu lafadz memabukkan. Ahli fiqh menamainya dengan sebutan qias yaitu salah satu dalil yang di dalamnya dibahas ilmu ushul fiqh untuk menetapkan hukum syari,akan tetapi para ahli kalam menamainya dengan sebutan istidlal / menjadikan dalil dengan sesuatu yang sudah diketahui hukumnya terhadap sesuatu yang belum diketahui. Seperti halnya dengan contoh diatas dengan dua obyek yang berbeda akan tetapi dianggap sama karena adanya keserupaan. Tamtsil tidak memberikan faedah pada keyakinan karena boleh jadi ada keistimewaan ini tidak ada dalam furu.Burhan Burhan adalah sesuatu yang terdiri dari muqaddimah-muqaddimah yaqiniyyah yang menghasilkan suatu keyakinan. Misalnya: empat itu berpasangan, sedangkan lima itu tidak berpasangan (ganjil).Qadiyah-qadiyah yaqiniyyah dibagi menjadi dua: dharuriyatnadhariyatQadiyah dharuriyat dibagi menjadi 6:Auliyat ; Yaitu qadiyah yang dihukumi oleh akal dengan semata mata gambaran dari dua sisi. Contoh:lafadz kullun itu lebih mencakup daripada juziSatu itu setengahnya dua Masyahidat; Yaitu qadiyah yang diketahui dengan indra yang nampak, Contoh: matahari terbit, api membakar, mawar yang menebarkan wanginya, madu semanis-manisnya makanan, bulbul sebagus-bagusnya suara. Wajdaniyat; Yaitu yang diketahui dengan indra batin, contoh: lapar itu menyakitkan, takut itu mencemaskan, kesuksesan itu menyenangkan. Majarribat; Yaitu qadiyah yag dihukumi degan akal setelah menyaksikan secara berulang-ulang.Hadsiyyat; Yaitu yang dihukumi dengan akal melalui dugaan dalam dirinya kemudian menghasilkan sebuah pengetahuan, contoh: bumi itu berputar.Mutawatirat; Yaitu yag dihukumi dengan akal melalui perantara pendengaran dari semua yang percaya pada kesepakatan pada kebohongannya, contoh: Mekkah di Hijaz, Mesir di Afrika.Nadhariyat yaitu qadiyah yang di dalamnya dihukumi oleh akal dengan perantaraan teori/penglihatan dan istidlal. Seperti perkataan kami alam itu baru. Hukum baru nya alam itu nadhari, karena ia diperoleh dari teori sekaligus digunakan sebagai dalil. Alam itu berubah dan setiap yang berubah itu baru. Maka kesimpulan qias ini adalah yakiniyah karena ia diperoleh dengan cara qathi, kemudian kalau ada qias dari kesimpulan contoh ini maka ia disebut dengan burhan. Kesalahan dalam qiasKesalahan-kesalahan dan pendistorsiannyaSebanarnya kaidah mantiq tidak disusun kecuali untuk menjauhkan dari kesalahan dalam berfikir. Bukan pada orang yang mendewakan pemikiranya kemudian berakibat kesalahan sehingga ia menyimpangkan dari kaidah-kaidah itu. Hal itu terjadi yang dirinya sendiri bahkan tidak sadar jika ia dalam kesalahan sehingga hasilnya pun rusak. Kesalahan yang disini ini bukanlah yang dimaksud dengan gholath mantiqi. Kadang ia berdalih pada lawannya dengan maksud untuk menjatuhkanya dalam kesalahan agar ia dapat menguasainya. Itulah yang dinamakan dengan kesalahan. Pembagian kesalahan dalam qiasPembagian khoto dalam qias ada 2: Al aghalid ash shuriyah ; Yaitu yang terjadi dengan sebab perbedaan salah satu syarat-syarat yang mutabar dalam qias. Seperti perbadaan wajibnya sughra dalam syakal awal dan perbedaan kulliyyah pada salah satu dari dua muqaddimah dalam syakal yang ketiga.Al aghalid al madiyah; Dia terjadi pada materi qias. Artinya di dalam qadiyah-qadiyah yang tersusun darinya. Dia tidak muncul dari perbedaan syarat dari syarat-syarat qias. Itu sama halnya dengan menggunakan muqadimah degan tanpa menguji kebenarannya. Akan datang disini dengan sebagian contoh-contoh untuk tiap-tiap kesalahan ash shuriyah dan al madiyah agar orang yang membahas jelas dengan bahasannya, kemudian ia akan membuang kesalahan-kesalahan dalam bahasanya itu dan agar ia juga bisa cerdas dalam berdebat.Al aghalid ash shuriyahIa terjadi dalam bentuk qias, diantaranya:had ausathnya bersama sama dalam lafadz yang digunakan pada salah satu muqadimahnya dengan mempunyai satu makna. Sedangkan ditempat lain ia juga punya makna yang lain, contohnya seperti :Setiap sebidang tanah yang masuk ke laut adalah kepalaSetiap kepala yang putus bisa menyebabkan kematianSetiap sebidang tanah ayng mesuk kelaut menyebabkan kematianInilah qias yang fasid, sebab kefasidannya adalah dia tidak mengulang had ausathnya. Karena kata kepala dalam muqadimah kubra bermakna anggota tubuh yang dikenal, yaitu tempat penyimpanan otak pada manusia sedangkan dalam muqadimah sughra bermakna lain yaitu ahli bumi.ungkap tentang dua had, yaitu had ausath dan had ashgar dengan dua nama yang memiliki arti yang sama synonym, contohnya seperti :Setiap insan itu adalah manusiaSetiap manusia menerima pelajaran yang luhurSetiap insan menerima pelajaran yang luhurMaka had sughro yang contohnya seperti dan had ausath yang contohnya seperti itu adalah merupakan dua kata yang memiliki arti yang sama bersynonim. Jadi disini had ashgar sama ainnya dengan had ausath maka tidak tersisa dari ketiga unsur had yang seharusnya ada dalam membentuk qiyas terkecuali hanya dua had saja, dan qiyas tidak bisa disusun atau terbentuk hanya dari dua unsur had saja. Atau yang diungkap tentang had ausath dan had akbar dengan dua nama yang bersynonim, contohnya seperti :Sebagian hewan itu adalah insanSetiap insan itu adalah manusia Sebagian hewan itu adalah manusiaJadi dari contoh ini, had ausath sama ainnya dengan had akbar, maka qiyas ini hanya terbentuk dengan dua had saja.Dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa Kulliyyah Mujibah / Kulliyyah Salibah itu termasuk dari bentuk yang ketiga, contohnya seperti :Setiap emas itu adalah logamSetiap emas memiliki harga yang mahalSetiap logam memiliki harga yang mahalSetiap tumbuhan itu berkembangTidak satupun dari jenis tumbuhan yang bisa berfikirTidak satupun dari yang berkembang itu bisa berfikirDapat di ambil suatu kesimpulan bahwa Mujibah Kulliyyah / Mujibah Juziyyah itu termasuk dari bentuk yang kedua, contohnya seperti :Setiap orang kafir kekal di dalam nerakaTidak satupun dari orang-orang mukmin kekal di dalam nerakaSetiap orang kafir itu adalah mukminSebagian hewan-hewan itu adalah ikanTidak satupun dari jenis tumbuhan adalah ikanSebagian hewan-hewan itu adalah tumbuhanDapat di ambil suatu kesimpulan bahwa Ainul-Muqoddam di bentuk atas istisnanya Ainut-Taly, contohnya seperti :Setiap sesuatu yang dikatakan emas adalah logamAkan tetapi dia bukanlah logamMaka dia adalah emasQiyas ini merupakan qiyas yang fasid rusak, sebab istisnanya Ainut-Taly tidak menghasilkan kesimpulan terhadap Ainul-Muqoddam, karena tidak seharusnya sesuatu yang dikatakan logam itu juga adalah emas.Dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa Naqidhut-Taly dibentuk / dibangun atas istisnanya Nagidhul-Muqoddam, contohnya seperti :Setiap sesuatu yang dikatakan emas adalah logamAkan tetapi dia bukanlah emasMaka dia juga bukanlah logamQiyas ini juga merupakan qiyas yang batal secara dhohirnya, sebab istisnanya Nagidhul-Muqoddam tidak menghasilkan kesimpulan terhadap Naqidhut-Taly, karena tidak seharusnya sesuatu yang bukan emas itu juga bukan logam, maka tembagapun sama seperti logam, bersamaan dengan itu juga maka dia bukanlah emas.Kesalahan-kesalahan dalam materi qiyas :Yaitu suatu kesalahan yang berada pada unsur atau materi qiyas, akan tetapi dia bukanlah merupakan kesimpulan dari sesuatu yang menyelisi syarat-syarat qiyas.Menetapkan bagi tiap-tiap satuan terhadap apa-apa yang tetap bagi satuan yang husus pada keadaan yang husus pula, contohnya seperti :Seekor kuda ini geraknya pelanSetiap sesuatu yang geraknya pelan maka akan menang dalam mendahului(sebagaimana mendahuluinya kura-kura terhadap kelinci dalam cerita yang sudah masyhur)Seekor kuda menang dalam mendahuluiQiyas ini termasuk qiyas yang mengandung unsur kebohongan, karena ketetapan terhadap tiap sesuatu yang bergerak pelan juga berlaku ketetapannya terhadap sebagian sesuatu yang geraknya pelan.Hukum yang sabit berdasarkan keumumannya menetapkan sesuatu pada keadaan yang husus, contohnya seperti :Ini adalah daging sapiSetiap daging sapi bermanfaat bagi penderita demamIni bermanfaat bagi penderita demamMenetapkan bagi sesuatu atas keumumannya suatu hukum yang tetap baginya dalam keadaan yang husus, contohnya seperti :Ini khamarKhamar boleh (di konsumsi dalam situasi yang darurat)Ini bolehMengambil sesuatu yang kuat pada tempatnya sesuatu dengan fiil, contohnya seperti:Ini khamarSetiap khamar haram memperolehnyaIni haram memperolehnyaSebab kesalahan dalam contoh qiyas ini karena pengambilan contoh dalam had sughro sesuatu yang kuat buah anggur pada tempatnya sesuatu dengan fiil khamar.Diberikan untuk suatu jenis hukum nau, contohnya seperti :Kuda hewanSetiap hewan bisa berbicaraSebagian kuda bisa berbicaraMaka contoh qiyas ini juga termasuk contoh qiyas yang mengandung unsur kebohongan karena di kalimat itu memberikan sifat kepada jenis hewan yang di situ juga mencakup seekor kuda, singa, manusia dan sebagainya yang di hukumi dengan salah satu dari berbagai macam-macam jenis yang bisa mengangkat (disamakan dengan) jenis-jenis hewan yang ada di bawah manusiaBerpegang pada yang masyhur, contohnya seperti :Makan ikan disertai susu bisa membawa mudharatSetiap yang mengandung mudharat di haramkanMakan ikan disertai susu di haramkanQiyas ini merupakan qiyas yang fasid (rusak), disebabkan had sughronya mengandung unsur kebohongan meskipun hal tersebut sudah masyhur dikalangan