Upload
gunk-lanank
View
709
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ilmu Murni dan Ilmu Terapan Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Fungsi ilmu yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Ilmu diharapkan membantu kita memerangi penyakit, membangun jembatan, irigasi, membangkitkan tenaga listrik, mendidik anak, memeratakan pendapatan
Citation preview
Nama : I Gst. Agung Lanang Widyantara
NIM : 1291261013
Jurusan : Lingkungan Pesisir
Ilmu Murni dan Ilmu Terapan
Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas
pengalaman manusia. Fungsi ilmu yakni sebagai alat pembantu manusia dalam
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Ilmu diharapkan membantu
kita memerangi penyakit, membangun jembatan, irigasi, membangkitkan tenaga listrik,
mendidik anak, memeratakan pendapatan nasional dan sebagainya. Persoalan mengenai hari
kemudian tidak akan kita tanyakan kepada ilmu, melainkan kepada agama, sebab agamalah
pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah seperti itu. Ilmu-ilmu murni kemudian
berkembang menjadi ilmu-ilmu terapan, seperti contoh dibawah ini :
ILMU MURNI ILMU TERAPAN
Mekanika Mekanika Teknik
Hidrodinamika Teknik Aeronautikal /
Teknik & Desain Kapal
Bunyi Teknik Akustik
Cahaya & Optik Teknik Iluminasi
Kelistrikan Teknik Elektronik
Magnestisme Teknik Kelistrikan
Fisika Nuklir Teknik Nuklir
Cabang utama ilmu-ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia dalam
perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia),
ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhannya lewat proses pertukaran),
sosiologi (mempelajari struktur organisasi sosial manusia) dan ilmu politik (mempelajari
sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara).
Lingkungan Pesisir 1
Cabang utama ilmu-ilmu sosial yang lainnya mempunyai cabang-cabang lagi seperti
antropologi terpecah menjadi lima yakni, arkeologi, antropologi fisik, linguistik, etnologi dan
antropologi sosial/kultural, semua itu kita golongkan ke dalam ilmu murni.
Ilmu murni merupakan kumpulan teori-teori ilmiah yang bersifat dasar dan teoritis
yang belum dikaitkan dengan masalah kehidupan yang bersifat praktis. Ilmu terapan
merupakan aplikasi ilmu murni kepada masalah-masalah kehidupan yang mempunyai
manfaat praktis.
Banyak sekali konsep ilmu-ilmu sosil “murni” dapat diterapkan langsung kepada
kehidupan praktis, ekonomi umpamanya, meminjam perkataan Paul Samuelson, merupakan
ilmu yang beruntung (Fortunate) karena dapat diterapkan langsung kepada kebijaksanaan
umum (public policy).
Di samping ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, pengetahuan mencakup juga
humaniora dan matematika. Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama, bahasa dan sejarah.
Matematika bukan merupakan ilmu, melainkan cara berpikir deduktif. Matematika
merupakan sarana yang penting dalam kegiatan berbagai disiplin keilmuan, mencakup antara
lain, geometri, teori bilangan, aljabar, trigonometri, geometri analitik, persamaan diferensial,
kalkulus, topologi, geometri non-Euclid, teori fungsi, probabilitas dan statistika, logika dan
logika matematika.
Sejarah Pengetahuan
Sebelum Charles Darwin menyusun teori evolusinya kita menganggap semua
makhluk adalah serupa yang diciptakan dalam bentuk yang sama. Wajar saja kalau dalam
kurun waktu itu tidak terdapat perbedaan antara berbagai pengetahuan. Pokoknya segala apa
yang kita ketahui adalah pengetahuan. Metode “ngelmu” yang akhir-akhir ini mulai pop lagi,
yang tidak membedakan antara berbagai jenis pengetahuan, mungkin dapat dianggap sebagai
metode yang bersifat universal pada waktu itu.
Dengan berkembangnya abad penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan
kepada pembedaan. Mulailah terdapat pembedaan yang jelas antara pengetahuan, yang
mengakibatkan timbulnya spesialisasi pekerjaan dan konsekuensinya mengubah struktur
kemasyarakatan.
Lingkungan Pesisir 2
Salah satu cabang itu yang berkembang menurut jalannya sendiri adalah ilmu yang
berbeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya terutama dalam segi metodenya. Metode
keilmuan adalah jelas sangat berbeda dengan ngelmu yang merupakan paradigma dari abad
pertengahan, demikian juga ilmu dapat dibedakan dari apa yang ditelaahnya serta untuk apa
ilmu itu dipergunakan.
Secara metafisik ilmu mulai dipisahkan dengan moral. Berdasarkan obyek yang
ditelaah mulai dibedakan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Dari cabang ilmu yang satu
sekarang ini diperkirakan berkembang lebih dari 650 ranting disiplin keilmuan. Perbedaan
yang makin terperinci ini menimbulkan keahlian yang makin spesifik pula.
Pendekatan inter-disipliner memang merupakan keharusan, namun dengan tidak
mengaburkan otonomi masing-masing disiplin keilmuan yang telah berkembang berdasarkan
route-nya masing-masing, melainkan dengan menciptakan paradigma baru. Paradigma ini
adalah bukan ilmu melainkan sarana berfikir ilmiah seperti logika, matematika, statistika, dan
bahasa.
Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental. Tiap jenis pengetahuan pada
dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Secara Ontologis ilmu
membatasi diri pada kajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia,
sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang bersifat trasendental yang berada di
luar pengalaman kita.
Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafati disebut epistemologi, dan landasan
epistemologi ilmu disebut metode ilmiah.
Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi),
bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan
kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah
Lingkungan Pesisir 3
dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol
sesuatu, maka kita harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.
Seni, pada sisi lain pengetahuan mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan
sepenuh-penuhnya makna. Kalau ilmu mencoba mengembangkan sebuah model yang
sederhana mengenai dunia empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa
variabel yang terikat dalam sebuah hubungan yang rasional, maka seni (paling tidak seni
sastra), mencoba mengungkapkan obyek penelaahan itu sehingga menjadi bermakna bagi
pencipta dan mereka yang meresapinya. Seni menurut Moehtar Lubis, merupakan produk
dari daya inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkraman dan belenggu
berbagai ikatan. Karya seni ditujukan untuk manusia, dengan harapan bahwa pencipta dan
obyek yang diungkapkan mampu berkomunikasi dengan manusia yang memungkinkan dia
menangkap pesan yang dibawa karya seni itu.
Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam menjadi kesimpulan yang
bersifat umum dan impersonal. Sebaliknya seni tetap bersifat individual dan personal, dengan
memusatkan perhatiannya pada “pengalaman hidup manusia perseorangan”. Somerset
Maugham menyimpulkan bahwa manusia memuliakan dirinya justru lewat pengalaman
(penderitaan) orang lain.
Gejala alam merupakan pencerminan dari kepribadian dan kelakuan manusia dan
karena pada waktu itu gejala alam sukar diramalkan, maka berkembanglah tokoh-tokoh supra
natural, seperti munculnya dewa-dewa yang pemarah, pendendam, atau mudah jatuh cinta
disamping berkeampuhan yang luar biasa. Sesuai dengan pengetahuan mereka mengontrol
timbulnya gejala alam yang berupa malapetaka adalah identik dengan mengarahkan kelakuan
para dewa yang bersangkutan. Dengan mempelajari alam mereka mengembangkan
pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis. Lalu berkembanglah pengetahuan yang
berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat (Common sense) yang didukung oleh
metode mencoba-coba (trial-and error).
Perkembangan ini menyebabkan tumbuhnya pengetahuan yang disebut seni terapan
(applied arts) yang mempunyai kegunaan langsung dalam kehidupan badani sehari-hari
disamping “seni halus” (fine arts) yang bertujuan untuk memperkaya spiritual.
Seni terpakai ini pada hakikatnya mempunyai dua ciri yakni pertama, bersifat
deskriptif dan fenomenologis dan, kedua ruang lingkup terbatas. Sifat deskriptif ini
mencerminkan proses pengkajian yang menitikberatkan kepada penyelidikan gejala-gejala
Lingkungan Pesisir 4
yang bersifat empiris tanpa kecenderungan untuk pengembangan postulat yang bersifat
teoritis atmistis. Sifat terbatas dari seni terapan juga tidak menunjang berkembangnya teori-
teori yang bersifat umum seperti teori gravitasi Newton dan teori medan elektromagnetik
Maxwell, sebab tujuan analisisnya bersifat praktis.
Pada peradaban tertentu perkembangan seni terapan ini bersifat kuantitatif artinya
perkembangannya ditandai dengan terkumpulnya lebih banyak lagi pengetahuan-pengetahuan
yang sejenis. Sedangkan pada peradaban lain pengembangannya bersifat kualitatif artinya
dikembangkan konsep-konsep baru yang bersifat mendasar dan teoritis. Akal sehat dan cara
coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk menemukan penjelasan
mengenai berbagai gejala alam.
Randall dan Buchler mendefinisikan akal sehat sebagai pengetahuan yang diperoleh
lewat pengalaman yang tidak disengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan. Sedangkan
karakteristik akal sehat diberikan oleh Titus sebagai berikut: (1) karena landasannya yang
berakar pada adat dan tradisi maka akal sehat cenderung untuk bersifat kebiasaan dan
pengulangan; (2) karena landasannya yang berakar kurang kuat maka akal sehat cenderung
untuk bersifat kabur dan samar-samar; (3) karena kesimpulan yang ditarik berdasarkan
asumsi yang tidak dikaji lebih lanjut maka akal sehat lebih merupakan pengetahuan yang
tidak teruji.
Ilmu mempunyai dua peranan (Bentrand Russell), pada satu pihak sebagai metafisika
sedangkan pada pihak lain sebagai akal sehat yang terdidik (Educated common sense). Dalam
kaitan ini berkembanglah metode eksperimen yang merupakan jembatan antara penjelasan
teoritis yang hidup di alam rasional dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris.
Secara konseptual metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana muslim dan secara
sosiologis dimasyarakatkan oleh Francois Bacon.
Pengembangan metode eksperimen mempunyai pengaruh penting terhadap cara
berfikir manusia sebab dengan demikian maka dapat diuji berbagai penjelasan teoritis apakah
sesuai dengan kenyataan empiris atau tidak. Dengan demikian maka berkembanglah metode
ilmiah yang menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif. Dengan berkembangnya
metode ilmiah dan diterimanya metode ini sebagai paradigma oleh masyarakat keilmuan
maka sejarah kemanusiaan menyaksikan perkembangan pengetahuan yang sangat pesat.
Melihat kondisi di Indonesia sampai saat ini, keberadaan ilmu murni ataupun ilmu
terapan keduanya memiliki hubungan satu dengan lainnya dan penting untuk dipelajari
Lingkungan Pesisir 5
karena tanpa adanya ilmu murni, ilmu terapan itu sendiri tidak dapat berkembang. Dalam
pendidikan Indonesia sendiri, ilmu murni cenderung didefinisikan sebagai ilmu yang hanya
terfokus pada ilmu itu sendiri, yang berupa kumpulan teori-teori ilmiah yang bersifat dasar
dan teoritis sehingga belum dikaitkan dengan masalah kehidupan yang bersifat praktis.
Sedangkan ilmu terapan berarti mencakup manfaat ilmu untuk kehidupan sehingga ilmu
terapan di Indonesia cenderung lebih banyak dikembangkan dan diaplikasikan dalam
berbagai permasalahan sehingga memberikan kontribusi nyata bagi manusia. Hal ini sesuai
dengan fungsi ilmu itu sendiri yaitu sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari (Nicodemus, 2009).
Referensi :
Anonim. 2011. Hubungan Biologi Dengan Ilmu Lain. [cited: 2012 November. 07]. Available from: http://mec2n1ky.wordpress.com/2011/03/18/hubungan-biologi-dengan-ilmu-lain/
Faisal. 2011. Aplikasi Fisika Dalam Kehidupan Sehari-Hari. [cited: 2012 November. 07]. Available from: http://www.fisika-indonesia.blogspot.com/2010/10/aplikasi-fisika-dalam-kehidupan-sehari.html
Najmi. 2009. Asumsi Dan Batas Ilmu. [cited: 2012 November. 07]. Available from: http://najmisyaifi.blogspot.com/2009/07/asumsi-dan-batas-ilmu.html
Nicodemus. 2009. Batas-Batas Penjelajahan Ilmu. [cited: 2012 November. 06] Available from : http://makalahilmiah.multiply.multiplycontent.com.
Putri, E.M. 2011. Manfaat Ilmu Kimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari. [cited: 2012 November. 07]. Available from: http://ekaputriabah.wordpress.com/2011/12/04/manfaat-ilmu-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Lingkungan Pesisir 6