ILUNI FEUI_SuahasilNazara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PAPARAN BKF_PROF SUAHASIL NAZARA

Citation preview

  • Perkembangan Ekonomi Indonesia TerkiniMenuju Pertumbuhan Ekonomi yang Meratadan Berkelanjutan

    Prof. Dr. Suahasil NazaraKepala Badan Kebijakan FiskalKementerian Keuangan

    Ikatan Alumni FEB UIJakarta, 29 Januari 2016

  • Perbaikan Struktural IndonesiaSection 1

    Strategi pertumbuhan jangka panjangSection 2

    Realisasi APBN-P 2015Section 3

    Outine

    Realisasi APBN 2016Section 4

  • PERBAIKAN STRUKTURALINDONESIA

    Badan Kebijakan Fiskal

  • 4OptimalisasiPendapatan

    KualitasBelanja

    PembiayaanBerkelanjutan

    Budget Reforms

    Strategi JANGKA PANJANG untuk menciptakanpertumbuhan ekonomi yang adil, merata, danberkelanjutan

    Menjaga Daya Beli Masyarakat

    Memperbaiki KualitasIklim Investasi

    Stimulus Fiskal

    Strategi JANGKA PENDEK untuk mendorongekonomi mengatasi tantangan perekonomian global

    TANTANGAN STRUKTURAL

    FLUKTUASIGLOBAL

    TANTANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, datang dari:

    Reformasi Struktural Dibutuhkan untuk Menjaga Momentum Pertumbuhan di Antara Tekanan Ekonomi Global danMenciptakan Pertumbuhan Ekonomi yang Adil, Merata, Dan Berkelanjutan

    untuk mencapai pertumbuhan potensial ekonomi

    Strategi Ekonomi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

  • Terdapat beberapa tekanan ekonomi makrosepanjang 2015 yang disebabkan oleh:

    1. Berlanjutnya perlambatan pertumbuhanekonomi global

    2. Rendahnya harga komoditas utama Indonesia

    Moderasi pertumbuhan tahun 2015 memilikidampak kepada penerimaan pajak, terutama untuksektor manufaktur dan pertambangan. Lemahnyaimpor dan ekspor (karena gejolak pasar komoditas) juga memberikan dampak negatif bagi penerimaanpajak.

    Perbaikan struktur APBN-P dilakukan untukmenstimulus pertumbuhan walaupun dihadapkanoleh tekanan dari ketidakpastian ekonomi global.

    Belanja pemerintah yang tidak mencapai target disebabkan oleh isu administrasi dan penyesuaiannonmenklatur dari beberapa K/L di awal tahun.

    Dana desa diinisiasi pada tahun 2015 dengan alokasisebesar Rp 20,8 T, dan telah seluruhnyadidistrusikan ke daerah yang ditunjuk.

    5

    mendorong sumber pertumbuhan dan mengarahkan investasi sebagai sumber utama pertumbuhan

    2015 Menunjukan Komitmen Pemerintah untuk Memperbaiki Struktur Anggaran

    Indikator2015

    APBN-P RealisasiPertumbuhan PDB (%, yoy) 5.7 4.73*Tingkat Inflasi (%, yoy) 5.0 3.35SPN 3 Bulanan (, %) 6.2 5.97Nilai Tukar (USD/IDR, Rata-Rata) 12,500 13,392ICP (USD/barel) 60 50Oil Lifting (thousand bbl/day) 825 779Gas Lifting (thousand bbl/day oil equivalent) 1,221 1,195

    * Temporary

    A. PENDAPATAN NEGARA 1.635,4 1.550,5 94,8 1.761,6 1.504,5 85,4

    I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.633,1 1.545,5 94,6 1.758,3 1.494,1 85,01. Penerimaan Perpajakan 1.246,1 1.146,9 92,0 1.489,3 1.240,4 83,3

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 386,9 398,6 103,0 269,1 253,7 94,3II. PENERIMAAN HIBAH 2,3 5,0 216,5 3,3 10,4 314,9

    B.BELANJA NEGARA 1.876,9 1.777,2 94,7 1.984,1 1.796,6 90,5I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.280,4 1.203,6 94,0 1.319,5 1.173,6 88,9

    1. Belanja K/L 602,3 577,2 95,8 795,5 724,7 91,1

    2. Belanja non K/L 678,1 626,4 92,4 524,1 448,9 85,7

    II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 596,5 573,7 96,2 664,6 623,0 93,71. Transfer ke Daerah 596,5 573,7 96,2 643,8 602,2 93,52. Dana Desa 20,8 20,8 100,0

    C.KESEIMBANGAN PRIMER (106,0) (93,3) 87,9 (66,8) (136,1) 203,8D.SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (241,5) (226,7) 93,9 (222,5) (292,1) 131,3

    % Surplus/ (Defisit) Terhadap PDB (2,40) (2,25) (1,90) (2,56)

    E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 241,5 248,9 103,1 222,5 318,1 143,0

    I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 254,9 261,2 102,5 242,5 307,8 126,9II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (13,4) (12,4) 91,9 (20,0) 10,4 (51,9)KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARA (0,0) 22,2 0,0 26,1

    Realisasi Sementara

    % thd APBNPAPBNP

    LKPP Audited

    % thd APBNPAPBNP

    Uraian(trililun rupiah)

    2014 2015

  • 6MENINGKATKAN KETAHANAN FISKAL DAN TERLAKSANANYA PROGRAM PRIORITAS

    MEMPERKUAT STIMULUS UNTUK PERTUMBUHAN BISNIS DAN DAYA SAING PRODUK DOMESTIK

    MENGENDALIKAN RISIKO DAN KESINAMBUNGAN FISKAL YANG SEHAT

    PENDAPATAN Target pajak yang lebih realistis

    berdasarkan outlook APBN-P 2015 Memperluas basis pajak, meningkatkan

    kepatuhan, memperbaiki adm. pajak. Insentif fiskal yang strategis Mengoptimalkan PNBP K/L untuk

    mengurangi ketergantungan PNBP komoditas

    BELANJA NEGARA Komitmen untuk mengembangan

    infrastruktur Belanja dengan cara yang lebih efisien Subsidi tepat sasaran Memenuhi anggaran belanja wajib Menstimulus pertumbuhan ekonomi

    daerah yang padat karya

    PEMBIAYAAN Menjaga defisit anggaran dalam batas

    aman (

  • Deskripsi(Dalam Triliun Rupiah)

    2016

    APBN 2016 2015

    (IDR Tn)

    A. Pendapatan Negara 1,822.5 60.9I. Pendapatan Domestik 1,820.5 62.2

    1. Penerimaan Pajak 1,546.7 57.4

    2. PNBP 273.8 4.7

    II. Hibah 2.0 (1.3)

    B. Belanja Pemerintah 2,095.7 111.6I. Belanja Pemerintah Pusat 1,325.6 6.1

    1. Belanja K/L 784.1 (11.4)

    2. Belanja Non K/L 541.4 17.3

    II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 770.2 105.6

    1. Transfer ke Daerah 723.2 79.4

    2. Dana Desa 47.0 26.2

    C. Kesimbangan Primer (88.2) (21.4)D. Surplus/Deficit (273.2) (50.7)

    % Defisit thd PDB (2.2) (0.3)

    E. Sumber Pembiayaan 273.2 50.7I. Pembiayaan Dalam Negeri 272.8 30.3

    II. Pembiayaan Luar Negeri 0.4 20.4

    Surplus/(deficit) pembiayaan

    Indikator2016APBN

    Pertumbuhan PDB (%, yoy) 5.3Tingkat Inflasi (%, yoy) 4.7SPN 3 Bulanan (, %) 5.5Nilai Tukar (USD/IDR, Rata-Rata) 13,900ICP (USD/barel) 50Oil Lifting (thousand bbl/day) 830Gas Lifting (thousand bbl/day oil equivalent) 1,155

    7

    fokus kepada belanja produktif, perluasan basis pajak, memperbaiki skema subsidi, dan desentralisasi fiskal

    Continuous Improvement atas Strategi dan Kebijakan APBN 2016

    1. Proses pengadaan barang/jasa sebelum adanyapenandatanganan perjanjian dapat dilakukansebelum tahun anggaran dimulai setelah rencanakerja dan anggaran disetujui oleh DPR dan biayanyadapat dibebankan pada tahun anggaran berjalan.

    2. Penandatanganan perjanjian baru dapat dilakukansetelah DIPA disahkan dan berlaku efektif

    3. Penunjukan Pejabat Pengelola Anggaran (KuasaPengguna Anggaran/KPA dan Pejabat PembuatKomitmen/PPK) tidak harus dilakukan setiap tahun

    Upaya Akselerasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016

  • SBN Domestik

    Target Penerbitan SBN

    Source: Ministry of Finance, USD/IDR: 13,9001. SBR: Saving Bond Ritel or Retail Savings Bond2. Sukuk Tabungan means Sukuk Savings Bond3. ORI: Obligasi Ritel Indonesia or Indonesian Retail Bond

    InstrumenPreliminary Budget

    Target Indikatif(IDR tn)

    Target Indikatif(USD bn)

    Surat Berharga Pemerintah (Net) 327,224 23,541

    Redemption 197,352 14,198

    Cash Management 15,000 1,079

    Buyback 3,000 216

    SBN(Gross) 542,576 39,034

    Composition

    Domestik 76%

    Lelang 66%

    Non-Lelang 10%

    SBN Valas 24%

    8

    Debt Securities,

    76%

    Sukuk , 24%

    SBN Valas

    Front Loading Issuance untuk membiayaai anggaran

    Pre-funding untuk mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate bertahaptahun 2016

    Antisipasi gejolak pasar keuangan karena kebijakan negara lainnya.

    Penerbitan SBN Valasmerupakan upaya untukmenghindari potensicrowding out effect padapasar domestik.

    Selain itu sebagai bahanperbandingan bagi sektorprivat yang ingin menerbitkanobligasi valas

    Maksimal penerbitan SBN valas adalah 30% dari target SBN total

    Lelang Bulanan:

    Conventional securities: 23 x

    Islamic securities: 23 x

    ATM untuk SBN berdasarkan lelalng

    10-12 tahun

    Non-Lelang:

    SBN Ritel: Sukuk Retail (Q1), SBR1 (Q2), Sukuk

    Tabungan2 (Q3), and ORI3 (Q4)

    Private Placement Berdasarkan permintaan

    IDR tn USD bn

    Total Outstanding Utang Pemerintah 3,098 223

    Utang Pemerintah / GDP Ratio 27.3%

    Outstanding Utang Pemerintah

    dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menciptakan pembiayaan berkelanjutan

    Rencanan Indikatif SBN pada Tahun 2016

  • u Tingkat konsumsi masih sebagai kontributorutama pada pertumbuhan PDB

    Konsumsi RT selalu menjadi faktor kuncipenentu arah pertumbuhan ekonomiselama beberapa tahun terakhir.

    Pemerintah telah mendesain program stimulus untuk meningkatkan daya belimasyarakat.

    Pemerintah telah meningkatkan batasPenghasilan Tidak Kena Pajak dan KebijakanKenaikan Upah Minimum untuk melindungipekerja yang berpenghasilan rendah.

    Pembiayaan yang ditargetkan tidak hanyauntuk meningkatkan infrastruktur dasar di desa namun juga menciptakan lapanganpekerjaan melalui proyek padat karya danproyek lainnya.

    9

    Penyesuaian Harga Listrikdan Harga BBM

    Formulasi UpahMinimum yang lebihadil, transparan, dan

    merata

    MendorongPembangunan RumahPenghapusan PPnBM

    atas beberapa subjek

    Tambahan Raskinselama 2 Bulan

    pada akhir tahun

    Dana desauntuk Cash For Work

    Penyederhanaanperizinan pertanahan

    bagi PKL

    Maintaining Purchasing

    Power

    The Virtuous Cycle of Purchasing Power Stimuli Meningkatkan Batas PTKP

    menjaga tren pertumbuhan konsumsi rumah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia

    Stimulus untuk Menjaga Daya Beli Masyarakat

  • 10

    SimplifikasiPerizinan Melalui

    Deregulasi danDebirokratisasi

    Kawasan EkonomiKhusus (KEK)

    Bebas Visa dari174 Negara

    Pengembangancakupan dansubsidi bunga

    KUR

    Debt To Equity Ratio

    One Map Policy

    Insentif Perizinan

    Insentif untukREITS

    InsentifuntukSektor

    Properti

    Keringanan PPh untukPekerja di Industri

    Padat Karya

    PusatLogistikBerikat

    Simplifikasi Izin ImporObat dan Bahan Baku

    Makanan

    Regulasi IndustriPengolahan

    Sumber Daya Air

    MendukungIndustri

    berorientasi ekspor

    OptimalisasiDwelling Time

    PengembanganIndustri Hilir

    PercepatanPembangunan Infrastruktur

    Insentif Pakaian Jadidan Alas Kaki

    PengembanganKilang Minyak

    CPO Fund melalui

    BLU Sawit

    Insentif SektorPenerbangan

    Insentif Bisnis dan InfrastrukturInsentif Pajak Insentif Lainnya

    ditujukan untuk memperbaiki iklim investasi serta memperkuat daya saing produk domestik dan fasilitas pendukung

    Stimulus untuk Meningkatkan Investasi

  • 697884 1.011

    1.137 1.2041.320 1.326

    345

    411481

    513574

    665 770

    0

    500

    1.000

    1.500

    2.000

    2.500

    2010 2011 2012 2013 2014 Revised Budget 2015

    Budget 2016

    (IDR tn)

    Central Government Spending Regional Transfer

    10 K/L dengan BelanjaTerbesar Anggaran (Rp tn)

    Kemen PU & Pera 104.1

    Kemenhan 99.5

    POLRI 73.0

    Kemenkes 63.5

    Kemenag 57.1

    Kemendikbud 49.2

    Kemenhub 48.5

    Kemenristek & Dikti 40.6

    Kemenkeu 39.3

    Kementan 31.5

    Belanja Pemerintah tumbuh 12% CAGR dari 2010 2016 dengan kenaikan alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang lebih tinggi dariBelanja Pemerintah pusat

    Realokasi Belanja untuk Mendorong Pembangunan yang Lebih Produktif

    ...sejak tahun 2015-2016 Transfer ke Daerah dan Dana Desa tumbuh lebih besar dari Belanja Pemerintah Pusat

    11

  • 12

    267 3

    11 345 3

    76 409 41

    9

    41 47

    53 68 77 1

    05

    255 3

    06 310 3

    50

    138

    102114 14

    6

    156 17

    8

    290 31

    2

    0

    150

    300

    450

    2011 2012 2013 2014 Revised Budget 2015

    Budget 2016

    Education Healthcare Energy Subsidy Infrastructure

    (IDR tn)

    EDUCATION 28.3%

    INFRASTRUCTURE 103.5%

    ENERGY SUBSIDY 60.7%

    HEALTH75.4%

    Comparison between average allocation in 2015 - 2016 and 2011 - 2014

    realokasi perbaikan profil belanja pemerintah, didukung oleh modernisasi cara belanja secara online

    Realokasi Belanja untuk Mendorong Pembangunan yang Lebih Produktif

  • STRATEGI PERTUMBUHANJANGKA PANJANG

    Badan Kebijakan Fiskal

  • Component 2012 2013 2014 YTD Q3 2015APBN2016

    Kons. RT 5.5 5.4 5.1 5.0 5.1

    Kons. LNPRT 6.7 8.2 12.4 (3.6) 2.0

    Belanja Pemerintah 4.5 6.9 2.0 3.9 5.7

    PMTB 9.1 5.3 4.1 4.2 6.2

    Ekspor 1.6 4.2 1.0 (0.6) 2.2

    Impor 8.0 1.9 2.2 (5.2) 2.0

    PDB 6.0 5.6 5.0 4.7 5.3

    5,0

    4,7 4,7 4,74,8

    4,9

    5,15,2

    5,3

    4,44,54,64,74,84,9

    55,15,25,35,4

    Q4 2014

    Q1 2015

    Q2 2015

    Q3 2015

    Q4 2015

    Q1 2016

    Q2 2016

    Q3 2016

    Q4 2016

    Bloomberg ForecastData updated per 18 Dec 2015

    Proyeksi YoY 2016 : 5.125%

    Institusi 2015 2016

    APBN 5.3

    Bank Indonesia (September 2015) 4.7 5.1 5.2 5.6

    IMF (October 2015) WEO 4.7 5.1

    World Bank (October 2015) 4.7 5.3

    ADB (September 2015) 4.9 5.4

    OECD (November 2015) 4.7 5.2

    Source: WEO, IMF

    Pertumbah Ekonomi Global Menunjukan Potensi Perbaikan di 2016

    Outlook Optimis Pertumbuhan Indonesia Tahun 2016

    Faktor Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    14

    Pertumbuhan PDB 2016 diperkirakan 5.2 5.5%, sejalan dengan asumsi APBN 5.3%

    Outlook Pertumbuhan yang Optimis untuk 2016Investasi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan..

    WEO IMF 20142015 2016

    Jan16 Apr 15 Jul15 Oct15

    Jan 16

    GDP Growth

    World 3.4 3.1 3.8 3.8 3.6 3.4

    US 2.4 2.5 3.1 3.0 2.8 2.6

    Euro Area 0.9 1.5 1.6 1.7 1.6 1.7

    China 7.3 6.9 6.3 6.3 6.3 6.3

    India 7.3 7.3 7.5 7.5 7.5 7.5

    ASEAN-5 4.6 4.7 5.3 5.1 4.9 4.8

  • 15

    Share of Growth mengarah kepada Investasi Dependency Ratio yang Stabil Sebagai Daya Tarik Investasi di Indonesia

    Pemerintah terus mendorong pertumbuhan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan peluang investasi dan meningkatkan daya saingproduk domestik

    Source: BPS

    Kebijakan untukmempertahankan dayabeli masyarakat

    Kebijakan untukmengembangkaninfrastruktur

    Insentif unuk duniausaha diharapkandapat menciptakanstabilitasperdagangan.

    Strategi dan Kebijakan untuk Mendorong Investasi

    1. Menjaga stabilitas ekonomi untuk mempromosikan investasi dan potensi bisnis di Indonesia

    2. Mempermudah prosedur perizinan dan investasi

    3. Mengharmonisasikan aturan antara pemerintah pusat dan daerah4. Memperbaiki secara konsisten peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur

    5. Meningkatkan peran sektor perbankan sebagai lembaga intermediasi, terutama untuk mendorong Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi

    6. Mengembangkan peran dari Industri Keuangan Non Bank sebagai sumber alternatif pembiayaan investasi

    Source: World bank

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    1950

    1955

    1960

    1965

    1970

    1975

    1980

    1985

    1990

    1995

    2000

    2005

    2010

    2015

    2020

    2025

    2030

    2035

    2040

    2045

    2050

    China Russia India Brazil Indonesia

    56,2 56,1 56,3 54,9

    2,2 1,2 1,1

    32,1 32,6 32,8 39,0

    2013 2014 2015 2019 Target

    Household Consumption Non Profit Private Consumption Investment

    Increased share of

    investments in GDP

    Jumlah penduduk produktif Indonesia akan terus berlanjut sesuai dengan yang

    ditunjukan oleh proyeksi dependency ratio selama beberapa tahun ke depan.

    % of GDP

    investasi akan memiliki kontribusi besar sebagai pendorong pertumbuhan

    Pertumbuhan ekonomi di masa yang datang mendorong pertumbuhan Investasi

  • Percepatan proses pembangunan infrastruktur walaupunharus dihadapkan dengan isu penyesuaian APBN-P 2015

    Proyek yang sudah dilelangkan

    JALAN TOL NASIONALTrans JavaPejagan Pemalang (58 km)Semarang Solo (73 km)Trans SulawesiManado Bitung (39 km)Trans SumateraMedan Binjai (16 km)Palembang Indralaya (22 km)Pekanbaru Dumai (135 km)Medan Tebing Tinggi (62 km);

    1 JUTA RUMAHJakarta Barat, Banten, Kalimantan, Batam, NTB, NTT, Jawa Timur, JawaTengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara;

    INFRASTRUKTUR AIR MINUMJawa Tengah (Semarang Barat);

    BENDUNGANJawa Timur (Bendo), Jawa Tengah (Gondang, Pidekso), Sulawesi Utara(Lolak), NTT (Raknamo), NTB (Mila), Banten (Karian);

    REL KERETA API NASIONALSumatera Selatan(Prabumulih Kertapati), Sumatera Utara (Tebing Tinggi Kuala Tanjung) Selatan JawaDouble Track;

    REL KERETA API DALAM KOTAJakarta MRT (North South Corridor), Jakarta LRT, SHIA Airport Railway;

    PENGEMBANGAN BANDARARevitalisasiKalimantan Tengah, Bangka Belitung, Proyek BaruJawa Barat (Kertajati)PengembanganTerminal 3 SHIA;

    PelabuhanKalimantan Timur(Maloy), Jakarta (Kalibaru), Sulawesi Selatan (Makassar New Port), Sulawesi Tengah (Parigi);

    BANDARA: Fatmawati (Bengkulu), Babullah (Ternate), Labuan Bajo,

    REL KERETA: Makassar Pare pare, Jabodetabek circle line

    PELABUHANInland waterways Cikarang Bekasi Laut Jawa, West Java Port, Sorong, New Port in North Kalimantan, South Kalimantan, North Sumatera, Maluku, Central Sulawesi,

    BENDUNGAN: Paya Seunara, Rajui (Aceh), Kuwil Kawangkoan (North Sulawesi)Source: Varipus Source

    Pelabuhan

    Bandara

    Rel Kereta

    Jalan Raya

    Jalan Baru 2,650 km

    Tol 1,000 km

    Pemeliharaan Jalan 46,770 km

    Koridor Bis 2

    Pelabuhan Baru 24

    PengembanganPelabuhan 59

    Rel Kereta Api Nasional 2,159 km

    Rel Kereta Api DalamKota 1,099 km

    Bandara Baru 15

    Pengembangan Bandara 20Source: Ministry of FinanceInfrastructure development target reflects Government target from 2014 2019

    pencapaian yang cukup baik di 2015 dan proyek T.A. 2016 yang sudah dilelangkan sejak awal

    Komitmen untuk Mempercepat Pembangunan Infrastruktur

    16

  • REALISASI APBN-P 2015Badan Kebijakan Fiskal

  • 18

    bergerak sesuai dengan kondisi perekonomian global dan domestik

    Realisasi Asumsi Dasar APBN

    a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,5 5,0 5,7 4,74b. Inflasi (%, yoy) 5,3 8,4 5,0 3,35c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,0 5,8 6,2 5,97d. Nilai tukar (Rp/US$) 11.600 11.878 12.500 13.392e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 105 97 60 49,2f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 818 794 825 777,6g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.224 1.224 1.221 1.195,4

    Indikator

    2015

    Realisasi

    2014

    APBNP APBNPUpdate

    Realisasi Sementara

  • 19

    Update realisasi sementara defisit APBNP 2015 sebesar Rp292,1 T.

    Postur APBN-P 2015

    A. PENDAPATAN NEGARA 1.635,4 1.550,5 94,8 1.761,6 1.504,5 85,4

    I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.633,1 1.545,5 94,6 1.758,3 1.494,1 85,01. Penerimaan Perpajakan 1.246,1 1.146,9 92,0 1.489,3 1.240,4 83,3

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 386,9 398,6 103,0 269,1 253,7 94,3II. PENERIMAAN HIBAH 2,3 5,0 216,5 3,3 10,4 314,9

    B.BELANJA NEGARA 1.876,9 1.777,2 94,7 1.984,1 1.796,6 90,5I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.280,4 1.203,6 94,0 1.319,5 1.173,6 88,9

    1. Belanja K/L 602,3 577,2 95,8 795,5 724,7 91,1

    2. Belanja non K/L 678,1 626,4 92,4 524,1 448,9 85,7

    II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 596,5 573,7 96,2 664,6 623,0 93,71. Transfer ke Daerah 596,5 573,7 96,2 643,8 602,2 93,52. Dana Desa 20,8 20,8 100,0

    C.KESEIMBANGAN PRIMER (106,0) (93,3) 87,9 (66,8) (136,1) 203,8D.SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (241,5) (226,7) 93,9 (222,5) (292,1) 131,3

    % Surplus/ (Defisit) Terhadap PDB (2,40) (2,25) (1,90) (2,56)

    E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 241,5 248,9 103,1 222,5 318,1 143,0

    I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 254,9 261,2 102,5 242,5 307,8 126,9II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (13,4) (12,4) 91,9 (20,0) 10,4 (51,9)KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARA (0,0) 22,2 0,0 26,1

    Realisasi Sementara

    % thd APBNPAPBNP

    LKPP Audited

    % thd APBNPAPBNP

    Uraian(trililun rupiah)

    2014 2015

  • 20

    terdapat penysuaian dari pencapaian Defisit per PDB

    Penjelasan Realisasi Per 22 Januari 2016 dibandingkan Per 31 Desember 2015

    Defisit turun dari 2,80% menjadi 2,56% terhadap PDB terutama karena peningkatan pendapatan negara danpenurunan belanja Pemerintah Pusat, serta penyesuaian PDB nominal. Peningkatan pendapatan negara antara lain disebabkan oleh:

    o Tambahan pajak atas revaluasi aset Rp3T;o Tambahan PPh Badan Rp2T;o Pengesahan penerimaan hibah Rp7,0 T;o Pengesahan PNBP Lainnya dan BLU;

    Belanja K/L meningkat Rp0,4 T, karena ada belanja yang bersifat pencatatan; Penurunan Belanja Non K/L disebabkan antara lain: Belanja pegawai lebih rendah Rp6,6T (pembayaran pensiun dan kontribusi pemerintah diselesaikan dengan cara bridging); Realisasi subsidi non energi lebih rendah Rp1,8T (a.l. subsidi pupuk); Realisasi belanja hibah lebih rendah Rp1,3T; Tidak direalisasikannya belanja lain-lain Rp4,1T (seperti cadangan stabilisasi harga pangan Rp1,5T dankeperluan mendesak).

    Di sisi lain, pembiayaan anggaran turun dari 2,90% menjadi 2,79% terhadap PDB disebabkan rendahnyarealisasi pinjaman proyek dan penerusan pinjaman.

  • 21

    Update realisasi sementara Penerimaan Perpajakan APBNP 2015 mencapai 83,3%.

    Realisasi Penerimaan Perpajakan

    1. PPh Migas 83,9 87,4 104,2 49,5 49,7 100,3

    2. Pajak Non-Migas 988,5 897,7 90,8 1.244,7 1.011,1 81,2a. PPh Non-Migas 486,0 458,7 94,4 629,8 552,6 87,7b. Pajak pertambahan nilai 475,6 409,2 86,0 576,5 423,7 73,5c. Pajak bumi dan bangunan 21,7 23,5 108,0 26,7 29,3 109,6d. Pajak lainnya 5,2 6,3 121,5 11,7 5,6 47,5

    3. Bea dan Cukai 173,7 161,7 93,1 195,0 179,6 92,1a. Cukai 117,5 118,1 100,5 145,7 144,6 99,2b. Bea masuk 35,7 32,3 90,6 37,2 31,2 83,9c. Bea Keluar 20,6 11,3 55,0 12,1 3,7 30,9

    1.246,1 1.146,9 92,0 1.489,3 1.240,4 83,3

    Realisasi Sementara

    % thd APBNP

    TOTAL

    % thd APBNP APBNP

    LKPP Audited

    Penerimaan Perpajakan(triliun Rupiah)

    2014 2015

    APBNP

  • 22

    penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh perlambatan perekonomian dan rendahnya harga komoditas

    Realisasi Penerimaan Pajak tahun 2015 per pasal

    Realisasi % thd Realisasi % thd s.d 31 Des

    2014 APBN-P sd. 31 Des

    2015APBN-P

    A. PPh Nonmigas 486,0 458,7 94,4 9,8 629,8 552,6 87,7 20,5 1. PPh Pasal 21 105,7 105,6 100,0 17,2 126,8 114,5 90,2 8,4 2. PPh Pasal 22 8,0 7,2 91,1 6,0 9,6 8,5 87,9 17,0 3. PPh Pasal 22 Impor 42,7 39,5 92,4 8,6 57,1 40,3 70,5 2,0 4. PPh Pasal 23 26,0 25,5 98,0 14,9 33,5 27,9 83,3 9,3 5. PPh Pasal 25/29 OP 5,1 4,7 91,8 (8,3) 5,2 8,3 158,4 74,8 6. PPh Pasal 25/29 Badan 181,7 149,3 82,2 (5,2) 220,9 185,2 83,8 24,1 7. PPh Pasal 26 32,9 39,4 120,0 41,0 49,8 48,2 96,9 22,2 8. PPh Final 83,9 87,3 104,1 22,0 126,8 119,7 94,4 37,1 9. PPh Nonmigas lainnya 0,0 0,1 205,5 136,2 0,1 0,2 287,6 112,3

    2014 2015

    APBN-P y-o-yJenis Pajak

    y-o-yAPBN-P

    Realisasi % thd y-o-y Realisasi % thd y-o-y s.d 31 Des

    2014 APBN-Psd. 31 Des

    2015 APBN-P

    B. PPN dan PPnBM 475,6 409,2 86,0 6,4 576,5 423,7 73,5 3,5 1. PPN Dalam Negeri 274,8 241,2 87,8 6,3 338,2 280,0 82,8 16,1 2. PPN Impor 176,7 152,3 86,2 9,6 207,5 130,1 62,7 (14,6) 3. PPnBM Dalam Negeri 15,1 10,2 67,6 (11,3) 19,3 9,3 48,0 (9,3) 4. PPnBM Impor 8,4 5,3 63,5 (26,7) 10,8 4,0 37,3 (24,9) 5. PPN/PPnBM Lainnya 0,6 0,2 25,8 16,3 0,7 0,3 41,3 77,6

    Jenis Pajak

    2015

    APBN-P

    2014

    APBN-P

  • 23

    Realisasi Sementara belanja K/L sampai dengan akhir tahun mencapai Rp724,7 triliun (91,1% thd APBNP 2015).

    Update Penyerapan Belanja K/L, 2014-2015

    15,117,3

    29,1

    34,5

    41,2 41,7

    51,1 50,4 50,746,4

    60,8

    138,8

    11,7

    19,9

    34,5 41,4 40,6 47,5

    65,4 59,7

    64,0 70,0

    83,8

    186,3

    2,55,4

    10,2

    15,9

    22,8

    29,7

    38,2

    46,6

    55,0

    62,7

    72,8

    95,8

    1,5 4,0

    8,3

    13,5

    18,6

    24,6

    32,8

    40,3

    48,4

    57,2

    67,7

    91,1

    0,0

    10,0

    20,0

    30,0

    40,0

    50,0

    60,0

    70,0

    80,0

    90,0

    100,0

    0,0

    20,0

    40,0

    60,0

    80,0

    100,0

    120,0

    140,0

    160,0

    180,0

    200,0

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    PersenTriliun Rp

    Realisasi 2014 Realisasi Sementara 2015 Penyerapan Akumulasi 2014 Penyerapan akumulasi 2015 (%)

  • 24

    Realisasi belanja modal meningkat 41,9% dari realisasi tahun 2014

    Update Realisasi Belanja K/L 2015

    Bel. Pegawai 153,2 155,3 101,3 183,7 186,5 101,5 Bel. Barang 194,9 176,6 90,6 259,4 232,2 89,5 Bel. Modal 160,8 147,3 91,6 252,8 209,0 82,7 Bansos 93,4 97,9 104,9 99,6 97,0 97,5 Jumlah 602,3 577,2 95,8 795,5 724,7 91,1

    % thd APBNP

    Uraian

    2014 2015

    APBNPAPBNP Real % thd APBNP Realisasi

    Sementara

  • 25

    realisasi sementara Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBNP 2015 sebesar 93,7%.

    Update Transfer Daerah

    1. Transfer ke Daerah 596,5 573,7 96,2 643,8 602,2 93,5a. Dana Perimbangan 491,9 477,1 97,0 521,8 485,8 93,1

    1) Dana Bagi Hasil 117,7 103,9 88,3 110,1 78,1 70,92) Dana Alokasi Umum 341,2 341,2 100,0 352,9 352,9 100,03) Dana Alokasi Khusus 33,0 31,9 96,6 58,8 54,9 93,3

    b. Dana Otonomi Khusus 16,1 16,1 100,0 17,1 17,1 100,0c. Dana Keistimewaan DI Yogyakarta 0,5 0,4 80,0 0,5 0,5 100,0d. Dana Transfer Lainnya 87,9 80,1 91,1 104,4 98,8 94,6

    2. Dana Desa 20,8 20,8 100,0

    596,5 573,7 96,2 664,6 623,0 93,7

    Realisasi Sementara

    % thd APBNP

    TOTAL

    APBNPLKPP Audited% thd

    APBNPAPBNPTransfer ke Daerah dan Dana Desa

    (triliun rupiah)

    2014 2015

  • 98,2 107,6

    44,0 36,7

    20,0

    37,1

    205,6

    243,2

    92,5 89,2

    48,4

    86,7

    -

    50,0

    100,0

    150,0

    200,0

    250,0

    300,0

    Sum

    ater

    a

    Jaw

    a

    Kalim

    anta

    n

    Sula

    wes

    i

    Bali

    dan

    Nusa

    Ten

    ggar

    a

    Mal

    uku

    dan

    Papu

    a

    Rp T

    riliu

    n

    Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

    0,8

    1,8 3,2

    6,0 4,6

    6,0

    11,3

    -

    2,0

    4,0

    6,0

    8,0

    10,0

    12,0

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

    Juta

    Rup

    iah

    Transfer ke Daerah dan Dana Desa per Kapita Sumatera

    Jawa

    Kalimantan

    Sulawesi

    Bali dan Nusa TenggaraMaluku dan Papua

    28,6 31,3

    12,8 10,7

    5,8

    10,8

    26,9

    31,8

    12,1 11,6

    6,3

    11,3

    Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara

    Maluku dan Papua

    Pers

    en

    Proporsi Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

    Porsi Indonesia Timur semakin

    meningkat

    Porsi dan alokasi dana per kapita di wilayah Indonesia Timur semakin meningkat

    Perimbangan keuangan antar daerah semakin baik

  • 27

    menunjukan belanja yang produktif

    APBN (consolidated) perfungsi 2015

    2013 2014 20151 Kesehatan 70.8 73.0 79.1

    2 Pendidikan 200.9 193.3 194.6 3 Pelayanan Umum 238.3 233.6 241.0 4 Ketertiban dan Ketentraman 7.5 14.0 7.4 5 Ekonomi 68.6 66.6 61.1 6 Lingkungan Hidup 17.2 14.1 14.6 7 Perumahan dan Fasilitas Umum 121.5 122.8 113.0 8 Pariwisata dan Budaya 5.3 5.0 4.8 9 Perlindungan Sosial 10.8 10.5 9.6

    - 740.9 732.9 725.1

    10,9

    26,8

    33,2

    1,0

    8,4

    2,0

    15,6

    0,7

    1,3

    - 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0

    Kesehatan

    Pendidikan

    Pelayanan Umum

    Ketertiban dan Ketentraman

    Ekonomi

    Lingkungan Hidup

    Perumahan dan Fasilitas Umum

    Pariwisata dan Budaya

    Perlindungan Sosial

    2015

    2014

    2013

    Rp Trilun Komposisi APBD (Prosentase)

  • 28

    realisasi penyerapan belanja daerah yang menumpuk di akhir tahun

    Dana Pemerintah Daerah Di Perbankan Tahun 2011 2015

    Sesuai tren perkembangan jumlah simpanan pemda di perbankan pada lima tahun terakhir, posisi simpananpemda di perbankan pada bulan September merupakan jumlah tertinggi pada setiap tahunnya. Pada bulanOktober-Desember, simpanan pemda di perbankan menurun dan berada pada posisi terendah di bulanDesember. Hal ini karena realisasi penyerapan belanja daerah yang menumpuk di akhir tahun. Posisi bulan Desember 2015 mencapai Rp99,68 Triliun, menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp113,1triliun. Dibandingkan dengan posisinya pada bulan sebelumnya (November) Rp247,36 triliun, posisi s.d.Desember 2015 tersebut menurun sebesar Rp147,66 triliun.

    Ket: Posisi simpanan pemerintah daerah adalah posisi dana pemda di perbankan yang tercatat berdasarkan lokasi dimana bank berkedudukan.

    85,4104,9 112,4

    116,5 126,4135,4 127,8

    111,4

    143,3 134,6 134,7

    79,2

    110,4132,9

    163,3 167,6 168,1178,1 174,8 166,3

    193,2182,1 177,7

    97,7

    137,3159,8

    174,1194,9 191,0 199,6 181,8 184,6

    212,3195,8 190,3

    92,4

    136,8149,3

    161,4181,3

    203,9229,0

    170,0195,3

    241,7 232,3220,5

    113,1

    168,9181,2

    227,7253,7 255,3

    273,5261,4 261,9

    291,5276,0

    247,3

    99,7

    ,0

    50,0

    100,0

    150,0

    200,0

    250,0

    300,0

    350,0

    JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEPT OKT NOV DES

    2011 2012 2013 2014 2015

  • 29

    Sesuai Dengan Lokasi Bank Per Desember 2015

    10 Besar Simpanan Dana Pemerintah Daerah Di Perbankan

    No Lokasi BankSimpanan

    di Bank Umum1 Prov. DKI Jakarta 7,837.62 Prov. Jawa Barat 3,741.93 Prov. Riau 2,326.84 Prov. Jawa Tengah 1,699.95 Prov. Papua 1,475.66 Prov. Jawa Timur 1,388.37 Prov. Aceh 1,214.58 Prov. Banten 1,133.79 Prov. Bali 772.510 Prov. Kalimantan Utara 738.1

    PROVINSI (Miliar Rp)

    Ket: Posisi simpanan pemerintah daerah adalah posisi dana pemda di perbankan yang tercatat berdasarkan lokasi dimana bank berkedudukan.*Sumber Data: Bank Indonesia

    No Lokasi BankSimpanan

    di Bank Umum1 Kab. Bogor 1,380.62 Kab. Bekasi 1,183.73 Kab. Bandung 1,137.14 Kab. Tanah Laut 1,040.05 Kab. Kediri 1,008.86 Kab. Badung 962.37 Kab. Berau 940.28 Kab. Tangerang 813.49 Kab. Malang 690.210 Kab. Pasuruan 606.4

    KABUPATEN (Miliar Rp)

    No Lokasi BankSimpanan

    di Bank Umum1 Kota Tangerang 1,279.62 Kota Bogor 950.53 Kota Depok 917.04 Kota Tangerang Selatan 885.45 Kota Surabaya 882.76 Kota Semarang 870.67 Kota Medan 844.68 Kota Cimahi 732.59 Kota Magelang 728.410 Kota Serang 588.7

    KOTA (Miliar Rp)

  • 30

    realisasi sementara Pembiayaan Anggaran APBNP 2015 sebesar 143,0%.

    Realisasi Pembiayaan APBN-P 2015

    PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 241,5 248,9 103,1 222,5 318,1 143,0% Pembiayaan Anggaran terhadap PDB 2,40 2,47 1,90 2,79

    I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 254,9 261,2 102,5 242,5 307,8 126,91. Perbankan dalam negeri 5,4 5,0 92,6 4,8 3,8 80,12. Non-perbankan dalam negeri 249,5 256,2 102,7 237,7 303,9 127,8

    a.l. Surat Berharga Negara (neto) 265,0 264,6 99,9 297,7 362,3 121,7Penyertaan Modal Negara (5,3) (5,4) 102,0 (70,4) (70,4) 100,0

    II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (13,4) (12,4) 91,9 (20,0) 10,4 (51,9)1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 54,1 52,6 97,1 48,6 77,5 159,3

    a. Pinjaman Program 16,9 17,8 105,2 7,5 55,1 734,5b. Pinjaman Proyek 37,2 34,8 93,5 41,1 22,4 54,5

    2. Penerusan Pinjaman (SLA) (3,4) (2,5) 73,5 (4,5) (1,1) 25,03. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN (64,2) (62,4) 97,3 (64,2) (66,0) 102,8

    Realisasi Sementara

    % thd APBNPAPBNP

    LKPP Audited

    % thd APBNPAPBNP

    PEMBIAYAAN ANGGARAN(triliun rupiah)

    2014 2015

  • 31

    tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian

    Realisasi Pembiayaan APBN-P 2015

    PEMBIAYAAN 222.506,8 318.131,4 143,0%

    A. PEMBIAYAAN NON UTANG (56.874,0) (55.206,7) 97,1%

    a.l. PMN BUMN (64.883,9) (64.878,6) 100,0%

    B. PEMBIAYAAN UTANG 279.380,8 373.338,1 133,6%

    Surat Berharga Negara (Neto) 297.698,4 362.257,0 *) 121,7%

    Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 1.690,6 700,8 41,5%

    Pinjaman Luar Negeri (Neto) (20.008,2) 10.380,3 -51,9%

    Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 48.646,9 77.492,6 159,3%

    Pinjaman Program (termasuk pinjaman siaga USD 2,5 miliar) 7.500,0 55.084,7 734,5%

    Pinjaman Proyek 41.146,9 22.407,9 54,5%

    Penerusan Pinjaman (4.471,9) (1.117,7) 25,0%

    Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN (64.183,2) (65.994,6) 102,8%

    * Termasuk net accrued interest sebesar Rp649,8 miliar

    Uraian APBN-P % thd APBN-PRealisasi 31 Des

    2015

  • REALISASI APBN 2016Badan Kebijakan Fiskal

  • A. PENDAPATAN NEGARA 1.761,6 50,5 2,9 1.822,5 51,7 2,8

    I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.758,3 50,5 2,9 1.820,5 51,7 2,81. Penerimaan Perpajakan 1.489,3 47,4 3,2 1.546,7 46,4 3,0

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 269,1 3,1 1,1 273,8 5,3 1,9II. PENERIMAAN HIBAH 3,3 0,0 0,0 2,0 0,0 1,8

    B.BELANJA NEGARA 1.984,1 55,6 2,8 2.095,7 65,9 3,1I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.319,5 26,2 2,0 1.325,6 29,6 2,2

    1. Belanja K/L 795,5 10,0 1,3 784,1 9,2 1,2

    2. Belanja non K/L 524,1 16,3 3,1 541,4 20,4 3,8

    II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 664,6 29,3 4,4 770,2 36,3 4,71. Transfer ke Daerah 643,8 29,3 4,6 723,2 36,3 5,02. Dana Desa 20,8 0,0 0,0 47,0 0,0 0,0

    C.KESEIMBANGAN PRIMER (66,8) 4,9 (7,4) (88,2) (1,0) 1,1D.SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (222,5) (5,1) 2,3 (273,2) (14,2) 5,2

    % Surplus/ (Defisit) Terhadap PDB (1,90) (0,04) (2,15) (0,11)

    E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 222,5 13,3 6,0 273,2 55,6 20,3

    I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 242,5 14,5 6,0 272,8 56,7 20,8II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (20,0) (1,2) 5,9 0,4 (1,2) (297,0)KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 0,0 8,3 0,0 41,3

    2015 2016

    APBN Realisasi s.d 15 Jan% thd APBN

    Realisasi s.d 15 Jan

    % thd APBNPAPBNP

    Uraian(trililun rupiah)

    33

    Postur Realisasi APBN 2016

  • 34

    Postur Realisasi APBN 2016

    1. PPh Migas 49,5 0,0 0,0 41,4 2,7 6,5

    2. Pajak Non-Migas 1.244,7 44,6 5,0 1.318,7 42,3 3,4a. PPh Non-Migas 629,8 32,6 5,2 715,8 31,5 4,4b. Pajak pertambahan nilai 576,5 11,7 2,0 571,7 10,5 1,8c. Pajak bumi dan bangunan 26,7 0,0 0,1 19,4 0,0 0,2d. Pajak lainnya 11,7 0,2 1,8 11,8 0,2 2,0

    3. Bea dan Cukai 195,0 2,8 1,7 186,5 1,4 0,7a. Cukai 145,7 1,6 1,1 146,4 0,1 0,1b. Bea masuk 37,2 1,1 2,9 37,2 1,2 3,3c. Bea Keluar 12,1 0,1 1,0 2,9 0,1 2,0

    1.489,3 47,4 4,1 1.546,7 46,4 3,0

    Realisasi s.d 15 Jan

    % thd APBNP APBN

    Realisasi s.d 15 Jan

    % thd APBN

    2015 2016

    TOTAL

    APBNPPenerimaan Perpajakan

    (triliun Rupiah)

  • 35

    Postur Realisasi APBN 2016

    A. K/L 795,5 10,0 1,3 784,1 9,2 1,2

    B. Non K/L 524,1 16,3 3,1 541,4 20,4 3,8 a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 155,7 10,0 6,4 184,9 13,2 7,1

    b. Subsidi 212,1 - - 182,6 - - i. Subsidi Energi 137,8 - - 102,1 - - ii. Subsidi Non Energi 74,3 - - 80,5 - -

    c. Belanja Hibah 4,6 - - 4,0 - - d. Belanja Lain-Lain 31,7 - - 24,7 0,0 0,0

    1.319,5 26,2 2,0 1.325,6 29,6 2,2

    2015

    APBN Realisasi s.d 15 Jan% thd APBN

    2016

    APBNP Realisasi s.d 15 Jan% thd

    APBNP

    TOTAL

    Belanja Pemerintah Pusat(triliun rupiah)

  • 36

    Postur Realisasi APBN 2016

    Kementerian PUPR Rp66,4 Ta.l. untuk :- Bidang Jalan- Bidang sumber daya air- Infrastruktur permukiman (Sanitasi, dan air

    minum)- Bidang Perumahan

    Kemenhub Rp32,5 Ta.l. untuk:- Pemerliharaan Prasarana KA dan Pembangunan

    Sarana Perkeretaapian- Pembangunan pelabuhan, kapal perintis, dan

    navigasi- Pengadaan perlengkapan jalan- Pembangunan kapal penyeberangan

    Kementerian Pertanian Rp4,6 Ta.l. untuk:- Pengadaan alat mesin pertanian- Pengadaan sapi- Sarana penunjang lainnya

    Kementerian ESDM Rp4,0 Ta.l. untuk pembangunan:- Pembangkit listrik- Infrastruktur Migas- Infrastruktur konversi energi dan energi

    terbarukan- Kontruksi tangki penyimpanan LPG dan BBM

  • 37

    Postur Realisasi APBN 2016

    1. Transfer ke Daerah 643,8 29,3 4,6 723,2 36,3 5,0a. Dana Perimbangan 521,8 29,3 5,6 700,4 36,3 5,2

    1) Dana Transfer Umum 462,9 29,3 6,3 491,5 36,3 7,4a) Dana Bagi Hasil 110,1 0,0 0,0 106,1 4,3 4,0b) Dana Alokasi Umum 352,9 29,3 8,3 385,4 32,1 8,3

    2) Dana Transfer Khusus 58,8 0,0 0,0 208,9 0,0 0,0b. Dana Insentif Daerah 1,7 0,0 0,0 5,0 0,0 0,0c. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I.Y. 17,7 0,0 0,0 17,8 0,0 0,0d. Dana Transfer Lainnya 102,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

    2. Dana Desa 20,8 0,0 0,0 47,0 0,0 0,0

    664,6 29,3 4,4 770,2 36,3 4,7

    APBN Realisasi s.d 15 Jan% thd APBN

    2015 2016

    Realisasi s.d 15 Jan

    % thd APBNP

    TOTAL

    APBNPTransfer ke Daerah dan Dana Desa

    (triliun rupiah)

  • 38

    Postur Realisasi APBN 2016

    PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 222,5 13,3 6,0 273,2 55,6 20,3I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 242,5 14,5 6,0 272,8 56,7 20,8

    1. Perbankan dalam negeri 4,8 0,2 5,0 5,5 0,1 1,22. Non-perbankan dalam negeri 237,7 14,3 6,0 267,3 56,7 21,2

    a.l. Surat Berharga Negara (neto) 297,7 14,3 4,8 327,2 56,5 17,3Penyertaan Modal Negara (70,4) 0,0 0,0 (48,4) 0,0 0,0

    II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (20,0) (1,2) 5,9 0,4 (1,2) (297,0)1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 48,6 0,1 0,2 75,1 0,6 0,82. Penerusan Pinjaman (SLA) (4,5) 0,0 0,0 (5,9) 0,0 0,03. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN (64,2) (1,3) 2,0 (68,8) (1,8) 2,6

    2015 2016

    APBN Realisasi s.d 15 Jan% thd APBN

    Realisasi s.d 15 Jan

    % thd APBNPAPBNP

    PEMBIAYAAN ANGGARAN(triliun rupiah)

  • Kinerja APBNP 2015 dan ProspekEkonomi 2016

    Kementerian Keuangan

    Menteri KeuanganJanuari 2016

    Terima Kasih

    Slide Number 1Slide Number 2Perbaikan Struktural IndonesiaSlide Number 4Slide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Strategi pertumbuhan jangka panjangSlide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Realisasi APBN-P 2015Slide Number 18Slide Number 19Slide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Slide Number 23Slide Number 24Slide Number 25Slide Number 26Slide Number 27Slide Number 28Slide Number 29Slide Number 30Slide Number 31Realisasi APBN 2016Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35Slide Number 36Slide Number 37Slide Number 38Slide Number 39