18
i IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh: ROBINGATUN NIM: G 000 090 204 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

  • Upload
    vothuy

  • View
    219

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

i

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS

DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO

KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:

ROBINGATUN

NIM: G 000 090 204

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

ii

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Robingatun NIM : G 000 090 204 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah

Jenis : SKRIPSI

Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis

di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran

2012/2013).

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiyah

saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam

bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk

softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta

izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak

perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak

cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga digunakan sebagai

mestinya.

Surakarta, 20 Juli 2013

Yang menyatakan:

(Robingatun)

Page 3: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani Tromol pos 1, Pabelan, Kartasura Telp.( 0271) 717417, 719483 Fax.71544 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Ari Ansori, M.Ag

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan

skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:

Nama : Robingatun

NIM : G 000 090 204

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis

di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran

2012/2013).

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta,20 Juli 2013

Pembimbing I

Drs. Ari Ansori, M.Ag.

Page 4: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

iv

ABSTRAK

Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran yang sudah dipelajari setiap muslim, dari Taman

Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah yang berlatar

belakang Islam, pendidikan dari Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf hijaiyah dan

cara pengucapannya.

Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode, tanpa metode suatu

pesan pembelajaran tidak akan berproses secara efektif ke arah yang ingin dicapai. Untuk

mencapai tujuan tersebut salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan metode

Active Learning dalam kegiatan belajar mengajar.

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah salah satu lembaga pendidikan lanjutan

menengah atas berciri khas Agama Islam yang terus berbenah dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Wujud upaya peningkatan mutu pendidikan yang ditempuh oleh SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo, di antaranya dengan menerapkan metode Active Learning

dalam pembelajaran yang merupakan hal baru dalam dunia pendidikan khususnya di SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan metode Active

Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dan apa

kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat penerapan metode Active Learning.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode Active Learning

dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo serta mengetahui

kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat pelaksanaan metode tersebut. Manfaat

penelitian ini adalah untuk memberikan konstribusi teoritik berupa penyajian informasi

ilmiah untuk menyempurnakan pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran al-

Qur’an Hadis, sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai

pembanding dalam penelitian-penelitian lebih lanjut yang sejenis, serta bagi guru penelitian

ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan ( Field Research

), objek penelitian ini adalah guru al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X TO dan X RPL SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo. untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis

dengan kualitatif deskriptif ( penelitian yang menghasilkan kata-kata tulisan atau lisan).

Berdasarkan penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa selain menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajaran al-Qur’an Hadis, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo

juga menggunakan metode belajar aktif yaitu: Driill, True or False ( benar atau salah ), Card

Sort (sortir kartu) dan ceramah. Adapun kendala yang dapat menghambat dalam penerapan

metode active learning adalah kuatnya pengaruh pola pembelajaran kurikulum lama terhadap

peserta didik, penyediaan alokasi waktu yang relatif kurang, masih ada beberapa siswa yang

membuat keributan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kecepatan siswa dalam

menerima pelajaran tidak sama.

Kata Kunci: Implementasi-Active Learning-Pembelajaran al-Qur’an Hadis.

Page 5: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

1

PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam adalah

upaya membimbing, mengarahkan, dan

membina peserta didik yang dilakukan secara

sadar dan terencana agar terbina suatu

kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-

nilai ajaran Islam (Abuddin Nata, 2009: 340).

Pelajaran al-Qur’anHadis sebagai bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan

AgamaIslam di SMK Muhammadiyah 1

Sukoharjo. Memang bukan satu-satunya

faktor yang menentukan dalam pembentukan

watak dan kepribadian peserta didik, tetapi

secara subtansial mata pelajaran al-

Qur’anHadis memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mempraktekkan nilai-nilai agamadalam

kehidupan sehari-hari.

Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis

bertujuan agar peserta didik giat untuk

membaca al-Qur’an dengan bacaan yang baik

dan benar. Serta mempelajari, memahami,

meyakini kebenarannya dan mengamalkan

ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman

dalam seluruh aspek kehidupan dunia sampai

kehidupan akhirat.

“Dan mereka yang beriman kepada kitab

(Al-Qur’an) yang telah diturunkan

kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka

yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”

(Q. S. al-Baqoroh, 2: 4).

Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran

yang sudah dipelajari setiap muslim, dari

Taman Kanak-kanak sampai Perguruan

Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah

yang berlatar belakang Islam, pendidikan dari

Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf

hijaiyah dan cara pengucapannya. Semakin

sering orang mempelajari sesuatu, maka

semakin mudah untuk mengingat pelajaran

tersebut.Karena belajar merupakan perubahan

tingkah laku yang disadari dan timbul akibat

praktek, pengalaman, latihan dan penggunaan

waktu yang relatif lama (Nana Sudjana, 1991:

5).

Kegiatan belajar mengajar

merupakan inti dari pelaksanaan

kurikulum, baik buruknya mutu

pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi

oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Bila

mutu lulusannya bagus, dapat

diprekdisikan bahwa mutu kegiatan

belajar mengajarnya juga bagus.

Sebaliknya, bila mutu kegiatan belajar

mengajarnya tidak bagus, maka mutu

lulusannya juga tidak akan bagus

(Depdiknas, 2004: 1). Proses pengajaran

yang hanya menitikberatkan pada aspek

kognitif dan kemampuan teknis semata

justru akan melahirkan manusia tukang

dan bukan seorang pemimpin yang kaya

dengan inovasi dan memiliki komitmen

social yang kuat (Mel Silberman, 2001:

x).

Salah satu penentu dalam kegiatan

belajar mengajar adalah strategi. Strategi

pengajaran adalah suatu cara untuk

menyajikan pesan pembelajaran sehingga

pencapaian hasil pembelajaran dapat

optimal. Dalam setiap proses

pembelajaran termasuk metode al-Qur’an

Hadis memiliki kedudukan yang penting

dalam upaya pencapaian tujuan

pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan

pembelajaran tidak akan dapat berproses

secara efektif dalam kegiatan belajar

mengajar ke arah yang dicapai (Rohmat,

1999: 1).

Dalam rangka menanamkan akan

pentingnya pemahaman al-Qur’an Hadis

dalam proses belajar mengajar, maka

pengetahuan tentang keutamaan al-Qur’an

sangat penting. Dalam Kitab Minhajul

Muslim dijelaskan bahwa “sebaik-baik

kamu adalah orang yang belajar al-

Qur’an dan mengamalkannya”(HR.

Bukhori) (Abu Bakar Jabir, 85).Terutama

pada anak didik yang sudah menginjak

tingkat atas, sudah seharusnya mereka

minimal mampu membaca al-Qur’an

dengan benar. Apalagi seorang laki-laki

muslim yang sudah menginjak usia

dewasa harus benar-benar mampu

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari. Minimal dalam lingkungan keluarga.

Berangkat dari uraian di atas,

penulis sangat tertarik dalam melakukan

Page 6: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

2

penelitian ini untuk mengetahui seberapa

besar daya tarik para siswa untuk

mempelajari al-Qur’an Hadis. Karena

sejauh ini menurut pengamatan di

sekolah-sekolah yg berlatar belakang

Islam, kebanyakan para siswa sangat

kurang optimal dalam menyerap pelajaran

al-Qur’an Hadis yang disampaikan oleh

para guru. Mereka menganggap enteng

pelajaran tersebut dikarenakan kurangnya

menarik guru dalam penyampaian

pelajaran tersebut.

Para pendidik harus berusaha

membuat mutu pendidikan menjadi lebih

baik, agar terwujudnya visi dan misi

pendidikan yang diharapkan. Kita adalah

para calon pendidik yang mencari bukti

mengenai bagaimana menyelesaikan tugas

ini, dan kita adalah para pengajar dengan

ketertarikan besar untuk meningkatkan

dan mengembangkan praktek pengajaran.

Banyak pengajar yang tidak mengetahui

cara mengimplementasikan kegiatan-

kegiatan pembelajaran kelompok secara

efektif.

Kemampuan profesional seorang

guru teruji oleh kemampuan menguasai

berbagai metode, terutama Active

Learning atau belajar aktif, yaitu suatu

strategi pembelajaran yang mengajak

siswa untuk belajar secara aktif, mereka

secara aktif menggunakan otak, baik

untuk menemukan ide pokok dari materi

pelajaran, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang baru mereka

pelajari ke dalam suatu persoalan yang

ada dalam kehidupan nyata. (Hisyam

Zaini, 2002: xvi). Dalam hal ini guru

dapat menggunakan berbagai macam

strategi termasuk strategi ceramah akan

tetapi hanya terbatas pada materi yang

banyak memerlukan penjelasan.

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo

adalah salah satu lembaga pendidikan

lanjutan menegah atas berciri khas Agama

Islam yang menjadi sekolah favorit dan

unggulan di daerah setempat, untuk

menjaga kepercayaan masyarakat atas

predikat tersebut lembaga ini terus

berbenah dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Wujud upaya peningkatan

mutu yang ditempuh oleh SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo, diantaranya

dengan menerapkan Active Learning yang

merupakan hal baru dalam dunia

pendidikan di Indonesia khususnya di

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

Penerapan Active Learning dalam

kegiatan belajar mengajar di SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo merupakan

respon yang baik terhadap perkembangan

mutakhir sistem pendidikan di Indonesia

khususnya dalam pembelajaran al-Qur’an

yang merupakan mata pelajaran penting

sekaligus pendukung bagi mata pelajaran

agama lainnya.

Melihat uraian latar belakang di atas,

mendorong penulis untuk mengangkat

permasalahan tersebut menjadi skripsi

dengan judul:

“Implementasi Active Learning dalam

Pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X

Tahun Ajaran 2012/2013”.

LANDASAN TEORI

A. Active Learning

1. PengertianActive Learning

Menurut Hisyam Zaini (2002:

xvi), Active Learning yaitu metode

pembelajaran yang mengajak siswa

untuk belajar secara aktif, dengan

menggunakan otak, baik untuk

menemukan ide pokok dari materi

pembelajaran, memecahkan masalah,

atau mengaplikasikan apa yang baru

mereka ketahui ke dalam persoalan

yang ada dalam kehidupan nyata.

Active Learning merupakan

sebuah strategi yang dirancang untuk

membuat peserta didik belajar secara

aktif. Pada intinya dalam strategi ini,

pembelajaran lebih ditekankan pada

pengalaman belajar yang melibatkan

seluruh indra, seperti pernyataan Mel

Sibermen dalam bukunya Active

Learning, yaitu:

a. Apa yang saya dengar, saya lupa

b. Apa yang saya dengar dan lihat,

saya ingat sedikit

c. Apa yang saya dengar, lihat dan

tanyakan atau diskusikan dengan

Page 7: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

3

beberapa teman lain, saya mulai

paham

d. Apa yang saya dengar, lihat,

diskusikan dan lakukan, saya

memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan

e. Apa yang saya ajarkan pada orang

lain, saya kuasai

Terdapat beberapa alasan yang

kebanyakan orang cenderung

melupakan apa yang mereka

dengar. Salah satu alasan yang

paling menarik adalah perbedaan

tingkat kecepatan berbicara para

pengajar dengan tingkat

kemampuan siswa mendengarkan

(Mel Sibermen, 2009: 23-24).

2. Unsur-unsur dalam Pembelajaran

Active Learning

Menurut James Bellanca

(2009), pada tingkat paling tinggi,

pembelajaran aktif memanfaatkan

keterlibatan proses berpikir siswa

dalam mengumpulkan informasi baru,

melahirkan ide-ide baru, dan

menerapkan ilmu yang dimiliki. Ada

lima unsur dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran efektif

khususnya bila melibatkan siswa

sebagai pemikir yaitu: memusatkan

perhatian, struktur kooperatif, mediasi,

transfer, dan penilaian diri.

a. Aktivitas memusatkan perhatian

Dalam kelas dengan

jumlah siswa yang banyak, guru

pembelajaran aktif harus me-

rancang bahan pelajaran dan tugas-

tugas yang memungkinkan siswa

mengumpulkan informasi

berdasarkan berbagai strategi

kecerdasan yang dimilikinya.

Strategi-strategi tersebut akan

memusatkan perhatian siswa yang

malas pada pelajaran yang

dihadapinya dan mengajak siswa

menanggapi minatnya. Ada

beberapa taktik dan strategi

sederhana supaya guru dapat

merangsang perhatian siswa,

misalnya menggunakan per-

tanyaan bertingkat tiga, pikir-

pasang-bagi, menjawab ber-

gantian, atau soal acak untuk

memacu tanggapan siswa dan

meningkatkan pengumpulan

informasi untuk bahan pelajaran.

b. Struktur kooperatif

Guru pembelajaran aktif

harus merancang pengajaran yang

akan melibatkan siswa dalam

tugas praktis dan kooperatif sesuai

dengan kecerdasan yang akan

dituju dan sasaran kurikulum.

Guru membentuk kelompok-

kelompok siswa dengan tugas dan

peran tertentu, membimbing

partisipasi aktif siswa, menguji

pemahaman siswa, mengukur

peranan dan pengetahuan yang

diperoleh siswa, dan menempatkan

ruang gerak yang sesuai bagi

siswa. Siswa mempelajari bahan

pelajaran dalam struktur kooperatif

dan interpersonal, melaksanakan

peran yang ditugaskan, membantu

siswa lainnya belajar, dan berbagi

tanggung jawab untuk

menyelesaikan tugas-tugas

kelompoknya. Berdasarkan kecen-

derungan mereka dalam memilah

bahan pelajaran, guru membuat

kelompok-kelompok dengan

jumlah anggota berbeda (misalnya

berdua, bertiga, berempat atau

berlima), kelompok formal atau

informal, dam kelompok siswa

dengan bakat dan kemampuan

berbeda. Dapat juga dibentuk

kelompok beranggota siswa

dengan minat, bakat dan

kemampuan setara. Dengan

memilah bahan pelajaran guru

dapat memanfaatkan bermacam-

macam kriteria untuk mencampur

kelompok-kelompok yang telah

dibentuk. Umumnya kelompok-

kelompok kooperatif ini dicampur

berdasarkan kemampuan

akademisnya. Kelompok ini dapat

juga dicampur berdasarkan jenis

kelamin, kekhususan dan minat,

kecerdasan, dan usaha belajar.

Page 8: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

4

c. Mediasi

Guru menjembatani keber-

hasilan setiap siswa dalam

menyelesaikan pelajarannya

dengan berbagai cara. Pada setiap

cara tersebut selalu termuat minat,

timbal balik, makna dan

keutamaan. Guru juga dapat

menjembatani tantangan, daya

saing, serta sikap dan tingkah laku

yang akan diambil siswa. Pada

saat lainnya, guru menantang

siswa untuk berubah, mengartikan

arahan, memupuk sikap berbagi,

dan mendorong sikap

pengendalian diri.

d. Pengendalian diri

Jika suasana mendorong

pembelajaran aktif, siswa akan

lebih siap menerima norma-norma

keterlibatan aktif dan harapan

belajar lebih cerdas. Tidak ada

strategi berdasarkan riset yang

menjadikan guru lebih mudah

untuk membentuk norma

keterlibatan aktif kecuali dengan

pembelajaran kooperatif (Bellanca

dan Forgarty, 1991). Dalam edisi

ini, Anda akan menemukan bahwa

sebagian besar kegiatan dibentuk

melalui penggunaan pembelajaran

kooperatif secara formal dan

informal sebagai sarana yang

memungkinkan guru membentuk

komunitas pembelajaran yang kuat

yang dapat berbagi nilai dan

harapan.

Saat guru membangun

komunitas pembelajaran di kelas,

guru dapat menggunakan strategi

dan taktik pembelajaran kooperatif

untuk berbagai tujuan:

1) Untuk menangkap timbal balik

siswa di awal pelajaran atau

tugas dengan segera memicu

keterlibatan siswa bersama

temannya dalam tugas

kooperatif informal seperti

gambar-pasang-bagi, atau

tugas kolaborasi formal seperti

membuat kumpulan rang-

kuman pelajaran-pelajaran

sebelumnya.

2) Membangun saling

ketertarikan di antara masing-

masing siswa yang berbeda

dengan membentuk kelompok-

kelompok yang akan selalu

bekerja sama, membangun rasa

saling percaya, dan

mengajarkan keterampilan

sosial pada kelompok.

3) Menggunakan kelompok-

kelompok tugas kooperatif be-

serta panduan, peran, tujuan

bersama, dan elemen-elemen

lainnya agar setiap siswa

dalam kelompok turun tangan

mengerjakan tugas-tugas

dalam pelaksanaan pem-

belajaran.

4) Untuk membaurkan siswa-

siswa yang cara belajar dan

mengerjakan tugas-tugasnya

saling berbeda, hingga mereka

mulai membentuk komunitas

pelajar yang memiliki cakupan

luas dan rasa saling

ketertarikan.

Dengan pengalaman

bekerja sama setiap hari, siswa

membuat komunitas kelas yang

memenuhi kriteria seperti yang

ditetapkan oleh Roger Johnson dan

David Johnson (1991) sebagai

komunitas kerjasama atau

komunitas kolaboratif Komunitas

kelas tersebut memiliki:

1) Hubungan interpersonal yang

kuat,.

2) Rasa tanggung jawab setiap

individu,

3) Berbagi tujuan,interaksi tatap

muka dan tukar pikiran setiap

hari, dan

4) Berbagi penilaian mengenai

proses pembelajaran yang

menghasilkan arahan untuk

tugas harian.

Pengajaran yang bergerak dari

aktivitas pasif menjadi keterlibatan

aktif pemikiran siswa, bukanlah hal

Page 9: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

5

yang terjadi serta merta secara ajaib.

Keterlibatan aktif dimulai dengan

keinginan menyertakan seluruh siswa

tanpa melihat kecenderungan kecer-

dasannya, kesempatan mendapat

keuntungan dari pengajaran yang kaya

yang akan mendorong siswa menjadi

pelajar yang lebih cerdas. Dengan

tujuan mengajar pelajar yang berpikir

penuh, yang aktif mengejar ilmu, guru

juga akan menjadi lebih aktif terlibat

dan membuat perubahan-perubahan

berarti dalam cara menyampaikan

kurikulum dan mengembangkan

potensi belajar setiap siswa. Guru

akan segan menggunakan catatan-

catatan ringkas dan aturan-aturan

cepat. Guru akan menggabungkan dan

memasangkan bermacam-macam hasil

riset yang mendukung taktik untuk

memastikan bahwa siswa tidak hanya

belajar lebih banyak, tapi lebih baik

dan lebih cepat juga lebih cerdas.

Saat siswa meninggalkan

ruang kelas pembelajaran aktif di

mana mereka telah secara mendalam

terlibat pada penggunaan maksimum

kemampuan berpikirnya, mereka pergi

dengan bekal padat dan berharga.

Bekal ini menyediakan energi bagi

pikiran untuk meneruskan belajar jauh

setelah siswa meninggalkan ruang

kelas.

B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran yaitu Proses

yang dilakukan oleh guru untuk

membelajarkan siswa dalam belajar

bagaimana belajar memperoleh dan

memproses pengetahuan,

keterampilan, dan sikap (Dimyati,

1999: 157). Definisi belajar adalah

suatu perubahan yang relatif permanen

dalam suatu kecenderungan tingkah

laku sebagai hasil dari praktek atau

latihan.

Meger (1997:54) menyampai-

kan beberapa kriteria yang dapat

digunakan dalam memilih strategi

pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan

pembelajaran

Tipe perilaku apa yang diharapkan

dapat dicapai oleh peserta didik.

Misalnya dalam materi sholat

maka strategi yang paling tepat

digunakan adalah praktek

langsung sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

b. Pilih teknik pembelajaran sesuai

dengan ketrampilan yang

diharapkan dapat dimiliki saat

bekerja nanti (dihubungkan

dengan dunia kerja) misalnya

setelah pembelajaran praktek di

sekolah siswa bisa

mengaplikasikannya dalam

kehidupan nyata.

c. Gunakan media pembelajaran

sebanyak mungkin untuk

memberikan rangsangan pada

indra peserta didik. Artinya, dalam

satuan-satuan waktu yang

bersamaan peserta didik dapat

melakukan aktifitas fisik dan

psikis.

Selanjutnya dijelaskan bahwa kriteria

pemilihan strategi pembelajaran

hendaknya dilandasi prinsip efisiensi

dan efektivitas dalam mencapai tujuan

pembelajaran dan tingkat keterlibatan

peserta didik. Pemilihan strategi

pembelajaran yang tepat diarahkan

agar peserta didik dapat melaksanakan

kegiatan pembelajaran secara optimal.

Secara umum strategi pembelajaran

terdiri atas 5 (lima) komponen yang

saling berinteraksi dengan karakter

fungsi dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Yaitu:

a.Kegiatan pembelajaran pendahuluan

b.Penyampaian informasi

c.Partisipasi peserta didik

d.Tes

e.Kegiatan lanjutan

Pemilihan strategi pembelajaran

hendaknya ditentukan berdasarkan

kriteria berikut:

a.Orientasi strategi pada tugas

pembelajaran.

Page 10: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

6

b.Relevan dengan isi/materi

pembelajaran.

c.Metode dan teknik yang digunakan

difokuskan pada tujuan yang ingin

dicapai.

d.Media pembelajaran yang digunakan

dapat merangsang indra peserta

didik secara simultan (Hamzah B.

Uno, 2007: 7-9).

2. Pengertian Al-Qur’an

Kitab suci umat Islam

dinamakan al-Qur’anulKarim, disebut

juga Al-Qur’anulMajid atau al-

Qur’anul 'Azhim. Kurang lebih

mempunyai pengertian yang sama:

mulia, terhormat, suci dan agung.

Karenanya sudah sepatutnyalah jika

penganutnya bersikap dan beradab,

memuliakan, menghormati,

mensucikan dan memuliakannya.

Perlu juga diketahui bahwa

orang yang membaca al-Qur’an adalah

orang yang sedang mengucapkan

firman Allah, begitu juga pendengar,

sedang mendengarkan firman Allah.

Mereka pada hakikatnya sedang

dialog dengan Allah SWT (dialog

spiritual melalui ayat-ayat suci

Al-Qur’an). Sudah seharusnyalah

mereka memiliki adab-adab tertentu.

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran

Al-Qur’an

Pelajaran al-Qur’an merupakan

sebagian sub bab dari mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI), yang

mana pelajaran al-Qur’an itu

mempunyai fungsi dan tujuan. Adapun

fungsi mata pelajaran

Al-Qur’an dan juga mata pelajaran

lainnya adalah untuk memotivasi

peserta didik agar mempraktikkan

nilai-nilai keyakinan keagamaan dan

akhlak karimah dalam kehidupan

sehari-hari (Wadud, 2009: iii).

Proses pembelajaran juga tidak

dapat dipisahkan dari adanya tujuan

pembelajaran. Menurut Robert F.

Mager yang dikutib Hamzah B. Uno

mengemukakan bahwa tujuan

pembelajaran adalah perilaku yang

hendak dicapai atau yang dapat

dikerjakan oleh siswa pada kondisi

dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp

dan David E. Kapel memandang

bahwa tujuan pembelajaran adalah

suatu pernyataan yang spesifik yang

dinyatakan dalam perilaku atau

penampilan yang diwujudkan dalam

bentuk tulisan yang menggambarkan

hasil belajar yang diharapkan

(Hamzah, 2009: 35).

Martinis Yamin memandang

bahwa tujuan pembelajaran

merupakan sasaran yang hendak

dicapai pada akhir pembelajaran, dan

kemampuan yang harus dimiliki siswa

(Yamin, 2007: 133).

Tujuan pembelajaran

merupakan panduan, arah, dan sasaran

terhadap tindakan yang dilakukan.

Tujuan dapat dijadikan sebagai acuan

dalam mengukur tindakan, betul atau

salah, berhasil atau gagal (Arief, 2002:

102). Dengan demikian juga tujuan

pembelajaran harus dapat memberi

gambaran yang jelas tentang bentuk-

bentuk tingkah laku yang diharapkan

dan dimiliki oleh siswa bentuk-bentuk

tingkah laku tersebut banyak

ragamnya seperti mengetahui,

memahami, bersikap positif, dan

mampu melakukan sesuatu pekerjaan

(Lukmanul, 2008: 90).

Dalam kegiatan pembelajaran

al-Qur’anHadis hendaknya

mempunyai tujuan, karena tujuan

menuntun kepada sesuatu yang

hendak dicapai, atau gambaran tentang

hasil akhir dari suatu kegiatan.

Dengan demikian, dapat diupayakan

berbagai kegiatan ataupun perangkat

untuk mencapainya.

Sementara itu, tujuan

pembelajaran al-Qur’anHadis,

sebagaimana disebutkan dalam

Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang

Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam

dan Bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah, adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kecintaan siswa

terhadap al-Qur’an dan Hadis

Page 11: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

7

b. Membekali siswa dengan dalil-

dalil yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan Hadis sebagai

pedoman dalam menyikapi dan

menghadapi kehidupan

c. Meningkatkan kekusyukan siswa

dalam beribadah, terutama shalat,

dengan menerapkan hukum

bacaan tajwid serta isi kandungan

surat atau ayat dalam surat-surat

pendek yang mereka baca.

Melihat penjelasan diatas,

maka tujuan pembelajaran al-

Qur’anHadis adalah sesuatu yang

hendak dicapai setelah kegiatan

pembelajaranal-Qur’anHadis atau

dengan kata lain tercapainya

perubahan perilaku pada siswa sesuai

dengan kompetensi dasar setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Agar dalam penelitian

mendapatkan hasil yang sesuai dengan

tujuan penelitian, maka perlu

menggunakan metode-metode penelitian

yang sesuai pula dengan data yang

diharapkan. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini dapat

digolongkan sebagai penelitian

Kualitatif lapangan (field research).

Penelitian yang prosedurnya

menghasilkan data deskriptif yang

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang

diambil (Robert dan Steven J, yang

dikutip Lexy Moleong, 1993: 3).

2. Metode Penentuan Subjek

a. Populasi

Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian

(Suharsimi Arikunto, 1998:

3).Populasi pada penelitian ini

meliputi Guru

al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X

SMK Muhammadiyah 1

Sukoharjo. Guru al-Qur’an Hadis

yang akan penulis jadikan sebagai

subjek penelitian hanya satu,

sedangkan siswa yang akan

penulis jadikan sebagai subjek

penelitian adalah kelas X RPL dan

X TO yang berjumlah 80 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian

dari populasi yang diambil sebagai

sasaran penelitian yang dianggap

representatif dari populasi

(Winarno Surahmad, 1987).

Menurut Suharsimi Arikunto

(1996: 109), apabila jumlah

subjeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, tetapi jika

jumlahnya lebih besar dapat

diambil antara 10 – 15% atau 20-

25% atau lebih dari jumlah

populasi. Adapun jumlah guru PAI

ada 9 orang, yang terdiri 8 guru al-

Qur’an Hadis, masing-masing

kelas X, XI, dan XII terdapat 2

guru. Penulis mengambil sampel

dari siswa kelas X TO dan siswa

kelas XRPL yang berjumlah 80

orang. Jadi jumlah subjeknya akan

diambil semua karena jumlahnya

kurang dari 100.

c. Teknik Sampling

Teknik Sampling adalah

cara yang digunakan untuk

mengambil sampel (Sutrisno,

1987: 75). Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik

sampling, dimana penulis hanya

mengambil beberapa anggota

populasi yang kira-kira dapat

mewakili jumlah populasi untuk

memberikan data-data yang

dibutuhkan. Sedangkan teknik

sampling dalam penelitian ini

adalah Purposive Sampling , yaitu

pemilihan sebagian subjek

didasarkan atas ciri-ciri tertentu

yang dipandang mempunyai

sangkut paut yang erat dengan ciri-

ciri populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Kusdiyanto, 1997:

30) dimana penulis memilih

informan yang dianggap

mengetahui secara mendalam

tentang informasi dan data-data

yang diperlukan.

Page 12: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

8

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan beberapa

metode, yaitu:

a. Metode Observasi

Metode Observasi adalah

pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis fenomena yang

diteliti (Suharsimi, 1998: 128).

Metode ini penulis gunakan untuk

mengamati, mendengarkan, dan

mencatat langsung terhadap

pelaksanaan Active Learning

dalam pembelajaran al-Qur’an

Hadis, faktor pendukung dan

penghambat dalam pelaksanaan

Active Learning.

b. Metode Interview

Interview adalah sebuah

dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewee).

(Suharsimi, 1998: 126) Maksud

penggunaan metode ini adalah

untuk mencari data yang

berhubungan dengan kurikulum,

metode, dan teknik yang

digunakan, serta usaha lain dalam

kegiatan pembelajaran al-Qur’an

Hadis yang dalam hal ini

dilakukan dengan kepala sekolah,

dan guru al-Qur’an Hadis.

c. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi

adalah mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda (Suharsimi,

1998: 159). Metode ini penulis

gunakan untuk memperoleh data

tentang sejarah berdirinya SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo,

struktur organisasi, keadaan

karyawan dan guru, keadaan

siswa, sarana prasarana dan

sebagainya.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data

penulis menggunakan metode

kualitatif deskriptif yang terdiri dari

tiga kegiatan yaitu pengumpulan data

dan sekaligus reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan

verifikasi (Miles & Huberman, 1992:

16). Pertama, setelah pengumpulan

data selesai melakukan reduksi data

yaitu menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan

pengorganisasian sehingga data

terpilah-pilah. Kedua, data yang telah

direduksi akan disajikan dalam bentuk

narasi. Ketiga, adalah penarikan

kesimpulan dari data yang telah

disajikan pada tahap kedua dengan

mengambil kesimpulan.

Implementasi Active Learning dalam

Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis

di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo

dilaksanakan 2 jam dalam satu pekan disetiap

kelasnya. Adapun metode yang digunakan

adalah:

a. Metode Driill

Yaitu suatu teknik yang dapat

diartikan sebagai suatu cara mengajar

dimana siswa melaksanakan kegiatan-

kegiatan latihan, agar siswa memiliki

ketangkasan atau ketrampilan yang lebih

tinggi dari apa yang telah dipelajari.

b. Metode Trueor False

metode ini merupakan aktivitas

kolaboratif yang dapat mengajak siswa

untuk terlibat ke dalam materi pelajaran

dengan segera. Strategi ini menumbuhkan

kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan

belajar secara langsung (Hisyam Zaini,

dkk, 2005: 24-25).

c. Metode CardSort

Metode ini sama dengan ujian

open book. Secara berkelompok siswa

mencari informasi (biasanya tercakup

dalam pembelajaran) yang menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

kepada mereka. Metode ini sangat

membantu pembelajaran untuk lebih

menghidupkan materi yang dianggap

kurang menarik (Hisyam Zaini, dkk,

2005: 51-54).

Page 13: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

9

d. Metode Ceramah

Metode ini merupakan metode

pengajaran atau pembelajaran yang paling

populer di Indonesia bahkan juga di

negara-negara maju. Metode ceramah

sering disebut dengan lecture atau

lecturing (Hisyam Zaini, dkk, 2005: 92).

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang dipaparkan

pada bab III, maka pada bab IV ini penulis

akan melakukan analisis data. Adapun hal-hal

yang akan dianalisis adalah tentang

pelaksanaan Active Learning dalam

pembelajaran al-Qur’an Hadis, factor

pendukung dan factor

penghambatnya.Analisis data ini didasarkan

pada data-data yang telah diuraikan pada bab

III sebagai hasil dari penelitian yang

merupakan bukti dari kenyataan yang ada di

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

A. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Pelaksanaan pembelajaran al-

Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1

Sukoharjo meliputi tiga tahapan, yaitu :

tahap membuka pelajaran, tahap

menyampaikan materi dan tahap

mengakhiri pelajaran.

1. Membuka Pelajaran

Membuka pelajaran

merupakan aktivitas yang dilakukan

oleh guru untuk menciptakan suasana

kelas yang tenang dan kondusif,

sehingga siswa siap untuk menerima

pelajaran.

Guru yang diwawancarai dan

diobservasi saat mengajar telah

membuka pelajaran dengan salam dan

membaca muqoddimah sederhana,

guru juga mengadakan murojaah

(pengulangan) materi yang telah

disampaikan pada pertemuan

sebelumnya sebelum memasuki materi

baru. Murojaah dilakukan dengan cara

mengulas sedikit materi yang telah

disampaikan sebelumnya dengan

mengajukan beberapa pertanyaan pada

siswa dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana penguasaan siswa terhadap

materi yang telah disampaikan. Hal ini

dilakukan untuk mengkondisikan

siswa agar terpusat pada kondisi

kegiatan belajar mengajar.

Cara yang dilakukan guru

dalam membuka pelajaran sudah

sangat baik, hal ini terbukti bahwa

para guru telah melakukan apersepsi

dan memberikan pertanyaan kepada

siswa sebelum memasuki materi baru.

2. Menyampaikan Materi

Dalam proses kegiatan belajar

mengajar, seorang guru dianggap

mampu menyampaikan materi

pelajaran jika dalam penyampaiannya

sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat sebagai pedoman pengajaran.

Dari hasil wawancara dengan guru al-

Qur’an Hadis, telah ditemukan bahwa

mereka telah menyampaikan materi

pelajaran dengan baik, penyampaian

materi pelajaran telah disesuaikan

dengan kurikulum yang telah

ditetapkan pihak sekolah.

Dalam penyampaian materi,

selain menggunakan metode ceramah

guru juga menggunakan metode

belajar aktif. Metode tersebut

disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan dan sesuai kondisi

siswa, sehingga dengan metode

tersebut siswa diharapkan mampu

berperan aktif dalam setiap aktivitas

pembelajaran dan materi yang

disampaikan akan mudah diterima

oleh siswa.

3. Mengakhiri atau Menutup Pelajaran

Mengakhiri atau menutup

pelajaran adalah kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk mengakhiri

proses kegiatan belajar mengajar.

Usaha ini dimaksudkan untuk

memberi gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari

siswa, mengetahui tingkat pencapaian

siswa, dan tingkat keberhasilan guru

dalam proses belajar mengajar.

Dalam menutup pelajaran,

guru memberikan motivasi belajar

pada siswa, merangkum materi yang

Page 14: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

10

baru disampaikan serta memberi tugas

pada siswa. Hal ini bertujuan agar

siswa tidak mudah lupa terhadap

materi yang telah disampaikan.

B. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Sebelum menerapkan sebuah

metode pembelajaran, guru harus terlebih

dahulu melihat apakah metode tersebut

relevan dengan materi yang akan

disampaikan serta kondisi kelas, karena

hal itu dapat mempermudah dan

memperlancar dalam proses kegiatan

belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi kelas,

telah ditemukan bahwa dalam proses

pembelajaran al-Qur’an Hadis, guru masih

sedikit menggunakan berbagai metode

yang bervariasi. Guru masih monoton

menggunakan satu metode. Dalam

penelitian ini, penulis meyajikan berbagai

metode belajar aktif, diantaranya adalah :

a. Driilll

Metode ini biasanya digunakan

pada materi yang melibatkan banyak

bacaan ayat al-Qur’an. Dengan strategi

ini siswa dituntut untuk fokus dalam

indra penglihatan dan pendengaran,

agar bacaan yang di baca sesuai dengan

makhraj dan tajwidnya.

b. True or False ( benar atau salah )

Strategi ini merupakan aktivitas

kolaboratif yang dapat mengajak siswa

untuk terlibat kedalam materi

pembelajaran dengan segera. Strategi

ini menumbuhkan kerja sama tim,

berbagai pengetahuan dan belajar

secara langsung. Metode ini biasanya

digunakan pada materi tajwid, untuk

mengukur sejauh mana penguasaan

siswa dalam mengategorikan bacaan

tajwid yang benar.

c. Card Sort (Sortir Kartu)

Aktivitas ini adalah cara yang

istimewa dalam pemberian materi

kepada setiap peserta didik, kesempatan

untuk melatih ingatan siswa dalam

menerjemahkan bacaan al-Qur’an.

Metode ini biasanya digunakan dalam

materi al-Qur’an yang disertai dengan

terjemahannya, untuk memperlancar

siswa dalam menerjemahkan ayat

dengan baik dan benar.

d. Ceramah

Metode ini sangat sering

digunakan dalam berbagai pelajaran,

salah satunya adalah pelajaran al-

Qur’an Hadis. Materi yang cocok

dalam pembelajaran ini biasanya materi

yang banyak melibatkan cerita cerita,

seperti materi Hadis yang banyak

mengandung cerita di dalam ayatnya.

Berdasarkan beberapa metode

yang digunakan, maka dapat disimpulkan

bahwa proses pembelajaran al-Qur’an

Hadis di SMK Muhammadiyah 1

Sukoharjo cukup bagus. Karena dari

beberapa metode di atas dapat mencakup

beberapa aspek, baik kognitif, afektif, dan

psikomotorik, serta hubungan sosial

kekeluargaan yang terjalin antara siswa

dan guru.

Adapun untuk menunjang

pengembangan strategiActive

Learningdalam pembelajaran al-Qur’an

Hadis juga dilaksanakan kegiatan

pembelajaran di luar mata pelajaran yang

bervariasi, seperti :

a. Iqro’

Kegiatan ini di wajibkan bagi

peserta didik yang sama sekali belum

bisa membaca al-Qur’an dan yang

belum lancar dalam membaca. Iqro’

ini sekaligus sebagai ajang belajar

siswa untuk memperdalam makhraj

beserta bacaan tajwid yang benar.

Kegiatan tersebut mendapat apresiasi

dari pihak sekolahan karena sangat

menunjang dan meningkatkan kualitas

bacaan al-Qur’an terhadap peserta

didik. Waktu pelaksanaannya pada

saat pembelajaran selesai, selama 2

kali dalam seminggu.

b. Qiro’ah

Kegiatan ini tidak jauh beda

dengan kegiatan Iqro’ di atas, namun

ada sedikit perbedaan mengenai

karakteristik peserta didik. Peserta

didik yang mengikuti kegiatan ini

Page 15: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

11

biasanya siswa yang sudah mampu

dan lancar membaca al-Qur’an dengan

benar. Sehingga dalam kegiatan ini

peserta didik lebih mendalami al-

Qur’an dengan melantunkan ayat-ayat

dengan merdu.

Berdasarkan keterangan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa beberapa

kegiatan penunjang tersebut sangat

membantu dalam pengembangan Active

Learning. Karena selain siswa terbiasa

aktif dalam aktivitas pembelajaran melalui

kegiatan tersebut, juga akan terlihat sejauh

mana siswa mampu menguasai bacaan al-

Qur’andengan tajwid baik dan benar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis pada

bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo

dilakukan dengan tiga tahap yaitu : tahap

membuka pelajaran, tahap menyampaikan

materi dan tahap mengakhiri pelajaran.

a. Membuka pelajaran merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh guru

untuk menciptakan suasana kelas yang

tenang dan kondusif, sehingga siswa

siap untuk menerima pelajaran.

b. Menyampaikan materi merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh setiap

guru dalam proses terjadinya suatu

pembelajaran.

c. Mengakhiri pelajaran merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh guru

untuk mengakhiri proses kegiatan

belajar mengajar.

2. Para guru sebelumnya sudah

menggunakan beberapa metode. namun

media yang digunakan masih

sedikit.Setidaknya guru al-Qur’an Hadis

khususnya sudah mulai menggunakan

berbagai metode yang bervariasi dalam

pembelajaran al-Qur’an Hadis. Mereka

tidak hanya monoton menggunakan satu

metode, tetapi juga menggunakan berbagi

metode belajar aktif. diantaranya adalah:

Driill, True or False ( benar atau salah ),

Card Sort (sortir kartu) dan ceramah.

a. Driill yaitu metode belajar aktif yang

melibatkan siswa dalam kegiatan-

kegiatan latihan, sehingga siswa

memiliki ketangkasan atau ketrampilan

yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari.

b. True or False yaitu aktivitas

kolaboratif yang dapat mengajak siswa

untuk terlibat ke dalam materi

pelajaran dengan segera.

c. Card Sort yaitu metode yang

memusatkan siswa secara berkelompok

untuk mencari informasi (biasanya

tercakup dalam pembelajaran) yang

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada mereka.

d. Ceramah yaitu aktifitas pembelajaran

yang melibatkan guru dalam

menyampaikan materi dengan cara

membacakan dan menjelaskan materi.

3. Untuk menunjang pengembangan

strategiActive Learning juga dilaksanakan

kegiatan pembelajaran yang bervariasi,

seperti kegiatan tersebut adalah : Iqro’ dan

Qiro’ah.

a. Iqro’ merupakan kegiatan

ekstrakurikuler yang diberikan kepada

siswa yang belum bisa dan belum

lancar dalam membaca al-Qur’an.

Aktifitas ini untuk melatih siswa agar

dapat dan lancar dalam membaca al-

Qur’an dengan baik dan benar sesuai

dengan tanda baca.

b. Qiro’ah merupakan kegiatan

ekstrakurikuler yang diberikan kepada

siswa yang sudah mampu dan lancar

dalam membaca al-Qur’an, kemudian

dibimbing agar dapat melantunkan

ayat-ayat dengan nada-nada yang

sudah dipersiapkan.

4. Faktor Pendukung :

a. Lingkungan gedung yang strategis

dan nyaman untuk kegiatan belajar

mengajar.

b. Fasilitas yang cukup memenuhi

untuk pelaksanaan strategiActive

Learning.

c. Sebagian besar tenaga pengajar

yang ada adalah lulusan Ilmu

Kependidikan dan Tarbiyah,

sehingga sedikit banyak mereka

menguasai strategi tersebut.

Page 16: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

12

d. Proses kegiatan belajar yang

menyenangkan sangat diisukai siswa.

5. Faktor Penghambat :

a. Kuatnya pengaruh budaya pola

pembelajaran kurikulum lama

terhadap para peserta didik.

b. Penyediaan alokasi waktu atau jam

mengajar yang masih relatif kurang.

c. Masih ada beberapa siswa yang

membuat keributan saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

d. Kecepatan dalam menerima

pembelajaran siswa tidak sama.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah penulis lakukan, maka saran yang

penulis sampaikan adalah:

1. Kepada Pengelola Sekolah :

a. Hendaknya peluang-peluang yang ada

dapat dipergunakan sebaik-baiknya

dan semaksimal mungkin demi

tercapainya tujuan pendidikan yang

diharapkan.

b. Hendaknya kendala-kendala yang ada

segera diidentifikasi untuk kemudian

ditentukan skala prioritas

penanganannya agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar.

2. Kepada guru al-Qur’an Hadis hendaknya

pelaksanaanActive Learninglebih

dikembangkan dengan berbagai stratergi

yang variatif, menarik dan

menyenangkan, serta sesuai dengan

karakteristik anak dan perkembangan

jiwanya.

3. Kepada para calon pendidik, hendaknya

lebih meningkatkan ilmu pengetahuan dan

wawasannya, terutama dalam penggunaan

metode pembelajaran yang relevan dengan

materi yang akan disampaikan dan kondisi

kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Subkhan. 2009.

StudiPenerapanMetode Al-

MahirDalamPembelajaran Al-Qur’an Di Ppq

Al-Mahir, Gawanan,

Colomadu.Karanganyar.UniversitasMuhamm

adiyah Surakarta.

Arief, S. 2006. Media Pengajaran

(Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatan). Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: RinekaCipta.

_________________. 1996. Pengelolaan

Kelas dan Siswa.Jakarta: CV.

Rajawali.

Ash-Shiddieqi, Hasbi. 1975. Pengantar

Hukum Islam I. Jakarta: Bulan

Bintang.

_________________. 1984. Al-Qur’an

Terjemah. Jakarta: Depag RI.

_________________. 1993.

PengantarIlmuFiqih. Jakarta: Bulan

Bintang.

Barkley, Elizabertdkk (penerjemah:

NarulitaYusron). 2005. Collaborative

Learning Techniques (teknik-

teknikpembelajarankolaboratif).

Bandung: Nusa Media.

Depag RI. 2007. Al-Qur’an

danTerjemahannya. Surakarta: Media

Insani Publishing.

Dimyati, dkk. 1999. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: PT.

RinekaCipta.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Gasalbha, Sidi. 1984. Asas Ajaran Islam.

Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research.

Yogyakarta:

YayasanPenerbitanFakultasPsikologi

UGM.

Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan

Pembelajaran. Bandung: CV.

Wacana.

Page 17: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

13

http://Filsafat.Kompasiana.com/2011/08/05/ef

-cara-membaca-al-Qur’an-

386430.html. diakses pada tanggal 12

Februari 2013, pukul 14.00.

Humaidi, M. 2009. PelajaranTajwid. Jakarta:

Wang Samerta.

Juzairi, Abu Bakr Jabir. 2003. Minhajul

Muslim. Jakarta: DarulFalah.

Kusdiyanto. 1997. Metodologi Penelitian

(Buku Pegangan Ilmiah). Surakarta:

Fakultas Ekonomi UMS.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Martinus, Yamin. 2007. Profesialisasi Guru

danImplementasi KTSP. Jakarta:

GaungPersada Press.

Milles, Matthew B. Haberman, Michael.

1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta:

UI-Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Muhammad Qosim. 2010.

ImplementasiMetode Al-

QosimiDalamPembelajaranTahfidz

Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta

TahunPelajaran

2010/2011.Surakarta

UniversitasMuhammadiyah

Surakarta.

Muhammad Anwaruddin. 2011.

PelaksanaanPembelajaranPendidika

n Agama Islam

DenganMetodeAmtsal di SDN

Purwotomo no.97 Surakarta.

UniversitasMuhammadiyah

Surakarta.

Muhibbin, Syah. 2008. Psikologi Pendidikan

dengan Pendekatan Baru. Bandung:

RemajaRosdaKarya.

Nata, Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta:Kharisma Putra Utama.

Ridho, Muhammad. 2010. Islam,

TafsirdanDinamikaSosial

(IkhtiarmemaknaiAjaran Islam).

Yogyakarta: PenerbitTeras.

Salam, Burhanuddin. 2002.

PengantarPedagogik (dasar-

dasarilmumendidik). Jakarta: PT.

RinekaCipta.

Silberman, Mel. Komaruddin Hidayat. 2009.

AL 101 Strategi Pembelajaran Al-

Qur’an Hadis. Yogyakarta: Aktif

Insan Mandiri.

Silberman. Melvin. 1989. AL 1001 Cara

Belajar Siswa Aktif. Bandung:

Nusamedia.

_______________. 1998. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

_______________. 2001.

MetodedanTeknikPembelajaranPartisi

pasif. Bandung: Falah Production.

_______________. 2004. AL: 101 Cara

Belajar Aktif. Bandung: Falah

Production.

Silbermandan Ahmad Rivai. 2001. Media

Pembelajaran. Bandung:

SinarBaruAgensindo.

SitiAsniyati. 2012.

StrategiPembelajaranTahfidz Al-

Qur’an di Al-ManarPabelan,

KartosuroTahunPelajaran

2011/2012.Sukoharjo.UniversitasMu

hammadiyah Surakarta.

Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.

Semarang: Unnes Press.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa

Aktif. Bandung: SinarBaru.

____________. 1991. Teori-teori Belajar

untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Page 18: IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL

14

___________. 1996. CBSA dan Proses

Belajar Mengajar. Bandung:

SinarBaruAlgensindo.

___________. 1998. Dasar-dasar

Pembelajaran. Bandung:

SinarBaruAlgensindo.

Suparta, Munzierdkk. 1993. Ilmu Hadits.

Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.

Surachmad, Winarno. 1987.

PengantarPenelitianIlmiah; Dasar,

MetodedanPraktek.Bandung:

Tarsito.

Suryosubroto, S. 1997. Proses

BelajarMengajar di Sekolah.Jakarta:

RinekaCipta.

Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan

Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_____________. 2009. Mengelola

Kecerdasan dan Pembelajaran Sebuah

Konsep Pembelajaran Berbasis

Kesadaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer& Lilies Setiawati. 1993.

Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. RemajaRosdakarya,

Bandung.

UU Sisdiknas. 2005. Undang-

UndangRepublik Indonesia

tentangSiskiknas. Surabaya: Media

Centre.

UU Guru dan Dosen. 2006. Himpunan

Undang-Undang Guru dan Dosen.

Bandung: Fokus Media.

Wadud, Abd. 2009. Pendidikan Agama Islam

Al-Qur’an Hadis Madrasah

TsanawiyahKelas VII.Semarang:

KaryaToha Putra.

Wijaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Group.

Yusuf, Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran

Agama dan Bahasa Arab.Jakarta:

Rajawali Pers.

Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Aktif, InsanMadanidan CTSD.