Upload
vothuy
View
219
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS
DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO
KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
ROBINGATUN
NIM: G 000 090 204
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : Robingatun NIM : G 000 090 204 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah
Jenis : SKRIPSI
Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis
di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran
2012/2013).
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiyah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk
softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta
izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak
cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga digunakan sebagai
mestinya.
Surakarta, 20 Juli 2013
Yang menyatakan:
(Robingatun)
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. A. Yani Tromol pos 1, Pabelan, Kartasura Telp.( 0271) 717417, 719483 Fax.71544 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Drs. Ari Ansori, M.Ag
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama : Robingatun
NIM : G 000 090 204
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis
di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran
2012/2013).
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta,20 Juli 2013
Pembimbing I
Drs. Ari Ansori, M.Ag.
iv
ABSTRAK
Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran yang sudah dipelajari setiap muslim, dari Taman
Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah yang berlatar
belakang Islam, pendidikan dari Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf hijaiyah dan
cara pengucapannya.
Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode, tanpa metode suatu
pesan pembelajaran tidak akan berproses secara efektif ke arah yang ingin dicapai. Untuk
mencapai tujuan tersebut salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan metode
Active Learning dalam kegiatan belajar mengajar.
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah salah satu lembaga pendidikan lanjutan
menengah atas berciri khas Agama Islam yang terus berbenah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Wujud upaya peningkatan mutu pendidikan yang ditempuh oleh SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo, di antaranya dengan menerapkan metode Active Learning
dalam pembelajaran yang merupakan hal baru dalam dunia pendidikan khususnya di SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan metode Active
Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dan apa
kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat penerapan metode Active Learning.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode Active Learning
dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo serta mengetahui
kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat pelaksanaan metode tersebut. Manfaat
penelitian ini adalah untuk memberikan konstribusi teoritik berupa penyajian informasi
ilmiah untuk menyempurnakan pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran al-
Qur’an Hadis, sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai
pembanding dalam penelitian-penelitian lebih lanjut yang sejenis, serta bagi guru penelitian
ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan ( Field Research
), objek penelitian ini adalah guru al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X TO dan X RPL SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo. untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis
dengan kualitatif deskriptif ( penelitian yang menghasilkan kata-kata tulisan atau lisan).
Berdasarkan penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa selain menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajaran al-Qur’an Hadis, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
juga menggunakan metode belajar aktif yaitu: Driill, True or False ( benar atau salah ), Card
Sort (sortir kartu) dan ceramah. Adapun kendala yang dapat menghambat dalam penerapan
metode active learning adalah kuatnya pengaruh pola pembelajaran kurikulum lama terhadap
peserta didik, penyediaan alokasi waktu yang relatif kurang, masih ada beberapa siswa yang
membuat keributan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kecepatan siswa dalam
menerima pelajaran tidak sama.
Kata Kunci: Implementasi-Active Learning-Pembelajaran al-Qur’an Hadis.
1
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam adalah
upaya membimbing, mengarahkan, dan
membina peserta didik yang dilakukan secara
sadar dan terencana agar terbina suatu
kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam (Abuddin Nata, 2009: 340).
Pelajaran al-Qur’anHadis sebagai bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan
AgamaIslam di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo. Memang bukan satu-satunya
faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik, tetapi
secara subtansial mata pelajaran al-
Qur’anHadis memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktekkan nilai-nilai agamadalam
kehidupan sehari-hari.
Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis
bertujuan agar peserta didik giat untuk
membaca al-Qur’an dengan bacaan yang baik
dan benar. Serta mempelajari, memahami,
meyakini kebenarannya dan mengamalkan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman
dalam seluruh aspek kehidupan dunia sampai
kehidupan akhirat.
“Dan mereka yang beriman kepada kitab
(Al-Qur’an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka
yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”
(Q. S. al-Baqoroh, 2: 4).
Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran
yang sudah dipelajari setiap muslim, dari
Taman Kanak-kanak sampai Perguruan
Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah
yang berlatar belakang Islam, pendidikan dari
Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf
hijaiyah dan cara pengucapannya. Semakin
sering orang mempelajari sesuatu, maka
semakin mudah untuk mengingat pelajaran
tersebut.Karena belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang disadari dan timbul akibat
praktek, pengalaman, latihan dan penggunaan
waktu yang relatif lama (Nana Sudjana, 1991:
5).
Kegiatan belajar mengajar
merupakan inti dari pelaksanaan
kurikulum, baik buruknya mutu
pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi
oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Bila
mutu lulusannya bagus, dapat
diprekdisikan bahwa mutu kegiatan
belajar mengajarnya juga bagus.
Sebaliknya, bila mutu kegiatan belajar
mengajarnya tidak bagus, maka mutu
lulusannya juga tidak akan bagus
(Depdiknas, 2004: 1). Proses pengajaran
yang hanya menitikberatkan pada aspek
kognitif dan kemampuan teknis semata
justru akan melahirkan manusia tukang
dan bukan seorang pemimpin yang kaya
dengan inovasi dan memiliki komitmen
social yang kuat (Mel Silberman, 2001:
x).
Salah satu penentu dalam kegiatan
belajar mengajar adalah strategi. Strategi
pengajaran adalah suatu cara untuk
menyajikan pesan pembelajaran sehingga
pencapaian hasil pembelajaran dapat
optimal. Dalam setiap proses
pembelajaran termasuk metode al-Qur’an
Hadis memiliki kedudukan yang penting
dalam upaya pencapaian tujuan
pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan
pembelajaran tidak akan dapat berproses
secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar ke arah yang dicapai (Rohmat,
1999: 1).
Dalam rangka menanamkan akan
pentingnya pemahaman al-Qur’an Hadis
dalam proses belajar mengajar, maka
pengetahuan tentang keutamaan al-Qur’an
sangat penting. Dalam Kitab Minhajul
Muslim dijelaskan bahwa “sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar al-
Qur’an dan mengamalkannya”(HR.
Bukhori) (Abu Bakar Jabir, 85).Terutama
pada anak didik yang sudah menginjak
tingkat atas, sudah seharusnya mereka
minimal mampu membaca al-Qur’an
dengan benar. Apalagi seorang laki-laki
muslim yang sudah menginjak usia
dewasa harus benar-benar mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Minimal dalam lingkungan keluarga.
Berangkat dari uraian di atas,
penulis sangat tertarik dalam melakukan
2
penelitian ini untuk mengetahui seberapa
besar daya tarik para siswa untuk
mempelajari al-Qur’an Hadis. Karena
sejauh ini menurut pengamatan di
sekolah-sekolah yg berlatar belakang
Islam, kebanyakan para siswa sangat
kurang optimal dalam menyerap pelajaran
al-Qur’an Hadis yang disampaikan oleh
para guru. Mereka menganggap enteng
pelajaran tersebut dikarenakan kurangnya
menarik guru dalam penyampaian
pelajaran tersebut.
Para pendidik harus berusaha
membuat mutu pendidikan menjadi lebih
baik, agar terwujudnya visi dan misi
pendidikan yang diharapkan. Kita adalah
para calon pendidik yang mencari bukti
mengenai bagaimana menyelesaikan tugas
ini, dan kita adalah para pengajar dengan
ketertarikan besar untuk meningkatkan
dan mengembangkan praktek pengajaran.
Banyak pengajar yang tidak mengetahui
cara mengimplementasikan kegiatan-
kegiatan pembelajaran kelompok secara
efektif.
Kemampuan profesional seorang
guru teruji oleh kemampuan menguasai
berbagai metode, terutama Active
Learning atau belajar aktif, yaitu suatu
strategi pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif, mereka
secara aktif menggunakan otak, baik
untuk menemukan ide pokok dari materi
pelajaran, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka
pelajari ke dalam suatu persoalan yang
ada dalam kehidupan nyata. (Hisyam
Zaini, 2002: xvi). Dalam hal ini guru
dapat menggunakan berbagai macam
strategi termasuk strategi ceramah akan
tetapi hanya terbatas pada materi yang
banyak memerlukan penjelasan.
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
adalah salah satu lembaga pendidikan
lanjutan menegah atas berciri khas Agama
Islam yang menjadi sekolah favorit dan
unggulan di daerah setempat, untuk
menjaga kepercayaan masyarakat atas
predikat tersebut lembaga ini terus
berbenah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Wujud upaya peningkatan
mutu yang ditempuh oleh SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo, diantaranya
dengan menerapkan Active Learning yang
merupakan hal baru dalam dunia
pendidikan di Indonesia khususnya di
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
Penerapan Active Learning dalam
kegiatan belajar mengajar di SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo merupakan
respon yang baik terhadap perkembangan
mutakhir sistem pendidikan di Indonesia
khususnya dalam pembelajaran al-Qur’an
yang merupakan mata pelajaran penting
sekaligus pendukung bagi mata pelajaran
agama lainnya.
Melihat uraian latar belakang di atas,
mendorong penulis untuk mengangkat
permasalahan tersebut menjadi skripsi
dengan judul:
“Implementasi Active Learning dalam
Pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X
Tahun Ajaran 2012/2013”.
LANDASAN TEORI
A. Active Learning
1. PengertianActive Learning
Menurut Hisyam Zaini (2002:
xvi), Active Learning yaitu metode
pembelajaran yang mengajak siswa
untuk belajar secara aktif, dengan
menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi
pembelajaran, memecahkan masalah,
atau mengaplikasikan apa yang baru
mereka ketahui ke dalam persoalan
yang ada dalam kehidupan nyata.
Active Learning merupakan
sebuah strategi yang dirancang untuk
membuat peserta didik belajar secara
aktif. Pada intinya dalam strategi ini,
pembelajaran lebih ditekankan pada
pengalaman belajar yang melibatkan
seluruh indra, seperti pernyataan Mel
Sibermen dalam bukunya Active
Learning, yaitu:
a. Apa yang saya dengar, saya lupa
b. Apa yang saya dengar dan lihat,
saya ingat sedikit
c. Apa yang saya dengar, lihat dan
tanyakan atau diskusikan dengan
3
beberapa teman lain, saya mulai
paham
d. Apa yang saya dengar, lihat,
diskusikan dan lakukan, saya
memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan
e. Apa yang saya ajarkan pada orang
lain, saya kuasai
Terdapat beberapa alasan yang
kebanyakan orang cenderung
melupakan apa yang mereka
dengar. Salah satu alasan yang
paling menarik adalah perbedaan
tingkat kecepatan berbicara para
pengajar dengan tingkat
kemampuan siswa mendengarkan
(Mel Sibermen, 2009: 23-24).
2. Unsur-unsur dalam Pembelajaran
Active Learning
Menurut James Bellanca
(2009), pada tingkat paling tinggi,
pembelajaran aktif memanfaatkan
keterlibatan proses berpikir siswa
dalam mengumpulkan informasi baru,
melahirkan ide-ide baru, dan
menerapkan ilmu yang dimiliki. Ada
lima unsur dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran efektif
khususnya bila melibatkan siswa
sebagai pemikir yaitu: memusatkan
perhatian, struktur kooperatif, mediasi,
transfer, dan penilaian diri.
a. Aktivitas memusatkan perhatian
Dalam kelas dengan
jumlah siswa yang banyak, guru
pembelajaran aktif harus me-
rancang bahan pelajaran dan tugas-
tugas yang memungkinkan siswa
mengumpulkan informasi
berdasarkan berbagai strategi
kecerdasan yang dimilikinya.
Strategi-strategi tersebut akan
memusatkan perhatian siswa yang
malas pada pelajaran yang
dihadapinya dan mengajak siswa
menanggapi minatnya. Ada
beberapa taktik dan strategi
sederhana supaya guru dapat
merangsang perhatian siswa,
misalnya menggunakan per-
tanyaan bertingkat tiga, pikir-
pasang-bagi, menjawab ber-
gantian, atau soal acak untuk
memacu tanggapan siswa dan
meningkatkan pengumpulan
informasi untuk bahan pelajaran.
b. Struktur kooperatif
Guru pembelajaran aktif
harus merancang pengajaran yang
akan melibatkan siswa dalam
tugas praktis dan kooperatif sesuai
dengan kecerdasan yang akan
dituju dan sasaran kurikulum.
Guru membentuk kelompok-
kelompok siswa dengan tugas dan
peran tertentu, membimbing
partisipasi aktif siswa, menguji
pemahaman siswa, mengukur
peranan dan pengetahuan yang
diperoleh siswa, dan menempatkan
ruang gerak yang sesuai bagi
siswa. Siswa mempelajari bahan
pelajaran dalam struktur kooperatif
dan interpersonal, melaksanakan
peran yang ditugaskan, membantu
siswa lainnya belajar, dan berbagi
tanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas-tugas
kelompoknya. Berdasarkan kecen-
derungan mereka dalam memilah
bahan pelajaran, guru membuat
kelompok-kelompok dengan
jumlah anggota berbeda (misalnya
berdua, bertiga, berempat atau
berlima), kelompok formal atau
informal, dam kelompok siswa
dengan bakat dan kemampuan
berbeda. Dapat juga dibentuk
kelompok beranggota siswa
dengan minat, bakat dan
kemampuan setara. Dengan
memilah bahan pelajaran guru
dapat memanfaatkan bermacam-
macam kriteria untuk mencampur
kelompok-kelompok yang telah
dibentuk. Umumnya kelompok-
kelompok kooperatif ini dicampur
berdasarkan kemampuan
akademisnya. Kelompok ini dapat
juga dicampur berdasarkan jenis
kelamin, kekhususan dan minat,
kecerdasan, dan usaha belajar.
4
c. Mediasi
Guru menjembatani keber-
hasilan setiap siswa dalam
menyelesaikan pelajarannya
dengan berbagai cara. Pada setiap
cara tersebut selalu termuat minat,
timbal balik, makna dan
keutamaan. Guru juga dapat
menjembatani tantangan, daya
saing, serta sikap dan tingkah laku
yang akan diambil siswa. Pada
saat lainnya, guru menantang
siswa untuk berubah, mengartikan
arahan, memupuk sikap berbagi,
dan mendorong sikap
pengendalian diri.
d. Pengendalian diri
Jika suasana mendorong
pembelajaran aktif, siswa akan
lebih siap menerima norma-norma
keterlibatan aktif dan harapan
belajar lebih cerdas. Tidak ada
strategi berdasarkan riset yang
menjadikan guru lebih mudah
untuk membentuk norma
keterlibatan aktif kecuali dengan
pembelajaran kooperatif (Bellanca
dan Forgarty, 1991). Dalam edisi
ini, Anda akan menemukan bahwa
sebagian besar kegiatan dibentuk
melalui penggunaan pembelajaran
kooperatif secara formal dan
informal sebagai sarana yang
memungkinkan guru membentuk
komunitas pembelajaran yang kuat
yang dapat berbagi nilai dan
harapan.
Saat guru membangun
komunitas pembelajaran di kelas,
guru dapat menggunakan strategi
dan taktik pembelajaran kooperatif
untuk berbagai tujuan:
1) Untuk menangkap timbal balik
siswa di awal pelajaran atau
tugas dengan segera memicu
keterlibatan siswa bersama
temannya dalam tugas
kooperatif informal seperti
gambar-pasang-bagi, atau
tugas kolaborasi formal seperti
membuat kumpulan rang-
kuman pelajaran-pelajaran
sebelumnya.
2) Membangun saling
ketertarikan di antara masing-
masing siswa yang berbeda
dengan membentuk kelompok-
kelompok yang akan selalu
bekerja sama, membangun rasa
saling percaya, dan
mengajarkan keterampilan
sosial pada kelompok.
3) Menggunakan kelompok-
kelompok tugas kooperatif be-
serta panduan, peran, tujuan
bersama, dan elemen-elemen
lainnya agar setiap siswa
dalam kelompok turun tangan
mengerjakan tugas-tugas
dalam pelaksanaan pem-
belajaran.
4) Untuk membaurkan siswa-
siswa yang cara belajar dan
mengerjakan tugas-tugasnya
saling berbeda, hingga mereka
mulai membentuk komunitas
pelajar yang memiliki cakupan
luas dan rasa saling
ketertarikan.
Dengan pengalaman
bekerja sama setiap hari, siswa
membuat komunitas kelas yang
memenuhi kriteria seperti yang
ditetapkan oleh Roger Johnson dan
David Johnson (1991) sebagai
komunitas kerjasama atau
komunitas kolaboratif Komunitas
kelas tersebut memiliki:
1) Hubungan interpersonal yang
kuat,.
2) Rasa tanggung jawab setiap
individu,
3) Berbagi tujuan,interaksi tatap
muka dan tukar pikiran setiap
hari, dan
4) Berbagi penilaian mengenai
proses pembelajaran yang
menghasilkan arahan untuk
tugas harian.
Pengajaran yang bergerak dari
aktivitas pasif menjadi keterlibatan
aktif pemikiran siswa, bukanlah hal
5
yang terjadi serta merta secara ajaib.
Keterlibatan aktif dimulai dengan
keinginan menyertakan seluruh siswa
tanpa melihat kecenderungan kecer-
dasannya, kesempatan mendapat
keuntungan dari pengajaran yang kaya
yang akan mendorong siswa menjadi
pelajar yang lebih cerdas. Dengan
tujuan mengajar pelajar yang berpikir
penuh, yang aktif mengejar ilmu, guru
juga akan menjadi lebih aktif terlibat
dan membuat perubahan-perubahan
berarti dalam cara menyampaikan
kurikulum dan mengembangkan
potensi belajar setiap siswa. Guru
akan segan menggunakan catatan-
catatan ringkas dan aturan-aturan
cepat. Guru akan menggabungkan dan
memasangkan bermacam-macam hasil
riset yang mendukung taktik untuk
memastikan bahwa siswa tidak hanya
belajar lebih banyak, tapi lebih baik
dan lebih cepat juga lebih cerdas.
Saat siswa meninggalkan
ruang kelas pembelajaran aktif di
mana mereka telah secara mendalam
terlibat pada penggunaan maksimum
kemampuan berpikirnya, mereka pergi
dengan bekal padat dan berharga.
Bekal ini menyediakan energi bagi
pikiran untuk meneruskan belajar jauh
setelah siswa meninggalkan ruang
kelas.
B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yaitu Proses
yang dilakukan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar
bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (Dimyati,
1999: 157). Definisi belajar adalah
suatu perubahan yang relatif permanen
dalam suatu kecenderungan tingkah
laku sebagai hasil dari praktek atau
latihan.
Meger (1997:54) menyampai-
kan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih strategi
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
pembelajaran
Tipe perilaku apa yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
Misalnya dalam materi sholat
maka strategi yang paling tepat
digunakan adalah praktek
langsung sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
b. Pilih teknik pembelajaran sesuai
dengan ketrampilan yang
diharapkan dapat dimiliki saat
bekerja nanti (dihubungkan
dengan dunia kerja) misalnya
setelah pembelajaran praktek di
sekolah siswa bisa
mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata.
c. Gunakan media pembelajaran
sebanyak mungkin untuk
memberikan rangsangan pada
indra peserta didik. Artinya, dalam
satuan-satuan waktu yang
bersamaan peserta didik dapat
melakukan aktifitas fisik dan
psikis.
Selanjutnya dijelaskan bahwa kriteria
pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya dilandasi prinsip efisiensi
dan efektivitas dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan tingkat keterlibatan
peserta didik. Pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat diarahkan
agar peserta didik dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara optimal.
Secara umum strategi pembelajaran
terdiri atas 5 (lima) komponen yang
saling berinteraksi dengan karakter
fungsi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Yaitu:
a.Kegiatan pembelajaran pendahuluan
b.Penyampaian informasi
c.Partisipasi peserta didik
d.Tes
e.Kegiatan lanjutan
Pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya ditentukan berdasarkan
kriteria berikut:
a.Orientasi strategi pada tugas
pembelajaran.
6
b.Relevan dengan isi/materi
pembelajaran.
c.Metode dan teknik yang digunakan
difokuskan pada tujuan yang ingin
dicapai.
d.Media pembelajaran yang digunakan
dapat merangsang indra peserta
didik secara simultan (Hamzah B.
Uno, 2007: 7-9).
2. Pengertian Al-Qur’an
Kitab suci umat Islam
dinamakan al-Qur’anulKarim, disebut
juga Al-Qur’anulMajid atau al-
Qur’anul 'Azhim. Kurang lebih
mempunyai pengertian yang sama:
mulia, terhormat, suci dan agung.
Karenanya sudah sepatutnyalah jika
penganutnya bersikap dan beradab,
memuliakan, menghormati,
mensucikan dan memuliakannya.
Perlu juga diketahui bahwa
orang yang membaca al-Qur’an adalah
orang yang sedang mengucapkan
firman Allah, begitu juga pendengar,
sedang mendengarkan firman Allah.
Mereka pada hakikatnya sedang
dialog dengan Allah SWT (dialog
spiritual melalui ayat-ayat suci
Al-Qur’an). Sudah seharusnyalah
mereka memiliki adab-adab tertentu.
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran
Al-Qur’an
Pelajaran al-Qur’an merupakan
sebagian sub bab dari mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), yang
mana pelajaran al-Qur’an itu
mempunyai fungsi dan tujuan. Adapun
fungsi mata pelajaran
Al-Qur’an dan juga mata pelajaran
lainnya adalah untuk memotivasi
peserta didik agar mempraktikkan
nilai-nilai keyakinan keagamaan dan
akhlak karimah dalam kehidupan
sehari-hari (Wadud, 2009: iii).
Proses pembelajaran juga tidak
dapat dipisahkan dari adanya tujuan
pembelajaran. Menurut Robert F.
Mager yang dikutib Hamzah B. Uno
mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp
dan David E. Kapel memandang
bahwa tujuan pembelajaran adalah
suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan yang menggambarkan
hasil belajar yang diharapkan
(Hamzah, 2009: 35).
Martinis Yamin memandang
bahwa tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak
dicapai pada akhir pembelajaran, dan
kemampuan yang harus dimiliki siswa
(Yamin, 2007: 133).
Tujuan pembelajaran
merupakan panduan, arah, dan sasaran
terhadap tindakan yang dilakukan.
Tujuan dapat dijadikan sebagai acuan
dalam mengukur tindakan, betul atau
salah, berhasil atau gagal (Arief, 2002:
102). Dengan demikian juga tujuan
pembelajaran harus dapat memberi
gambaran yang jelas tentang bentuk-
bentuk tingkah laku yang diharapkan
dan dimiliki oleh siswa bentuk-bentuk
tingkah laku tersebut banyak
ragamnya seperti mengetahui,
memahami, bersikap positif, dan
mampu melakukan sesuatu pekerjaan
(Lukmanul, 2008: 90).
Dalam kegiatan pembelajaran
al-Qur’anHadis hendaknya
mempunyai tujuan, karena tujuan
menuntun kepada sesuatu yang
hendak dicapai, atau gambaran tentang
hasil akhir dari suatu kegiatan.
Dengan demikian, dapat diupayakan
berbagai kegiatan ataupun perangkat
untuk mencapainya.
Sementara itu, tujuan
pembelajaran al-Qur’anHadis,
sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah, adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kecintaan siswa
terhadap al-Qur’an dan Hadis
7
b. Membekali siswa dengan dalil-
dalil yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan Hadis sebagai
pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan
c. Meningkatkan kekusyukan siswa
dalam beribadah, terutama shalat,
dengan menerapkan hukum
bacaan tajwid serta isi kandungan
surat atau ayat dalam surat-surat
pendek yang mereka baca.
Melihat penjelasan diatas,
maka tujuan pembelajaran al-
Qur’anHadis adalah sesuatu yang
hendak dicapai setelah kegiatan
pembelajaranal-Qur’anHadis atau
dengan kata lain tercapainya
perubahan perilaku pada siswa sesuai
dengan kompetensi dasar setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Agar dalam penelitian
mendapatkan hasil yang sesuai dengan
tujuan penelitian, maka perlu
menggunakan metode-metode penelitian
yang sesuai pula dengan data yang
diharapkan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini dapat
digolongkan sebagai penelitian
Kualitatif lapangan (field research).
Penelitian yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang
diambil (Robert dan Steven J, yang
dikutip Lexy Moleong, 1993: 3).
2. Metode Penentuan Subjek
a. Populasi
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian
(Suharsimi Arikunto, 1998:
3).Populasi pada penelitian ini
meliputi Guru
al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X
SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo. Guru al-Qur’an Hadis
yang akan penulis jadikan sebagai
subjek penelitian hanya satu,
sedangkan siswa yang akan
penulis jadikan sebagai subjek
penelitian adalah kelas X RPL dan
X TO yang berjumlah 80 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian
dari populasi yang diambil sebagai
sasaran penelitian yang dianggap
representatif dari populasi
(Winarno Surahmad, 1987).
Menurut Suharsimi Arikunto
(1996: 109), apabila jumlah
subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika
jumlahnya lebih besar dapat
diambil antara 10 – 15% atau 20-
25% atau lebih dari jumlah
populasi. Adapun jumlah guru PAI
ada 9 orang, yang terdiri 8 guru al-
Qur’an Hadis, masing-masing
kelas X, XI, dan XII terdapat 2
guru. Penulis mengambil sampel
dari siswa kelas X TO dan siswa
kelas XRPL yang berjumlah 80
orang. Jadi jumlah subjeknya akan
diambil semua karena jumlahnya
kurang dari 100.
c. Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah
cara yang digunakan untuk
mengambil sampel (Sutrisno,
1987: 75). Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik
sampling, dimana penulis hanya
mengambil beberapa anggota
populasi yang kira-kira dapat
mewakili jumlah populasi untuk
memberikan data-data yang
dibutuhkan. Sedangkan teknik
sampling dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling , yaitu
pemilihan sebagian subjek
didasarkan atas ciri-ciri tertentu
yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Kusdiyanto, 1997:
30) dimana penulis memilih
informan yang dianggap
mengetahui secara mendalam
tentang informasi dan data-data
yang diperlukan.
8
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa
metode, yaitu:
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah
pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis fenomena yang
diteliti (Suharsimi, 1998: 128).
Metode ini penulis gunakan untuk
mengamati, mendengarkan, dan
mencatat langsung terhadap
pelaksanaan Active Learning
dalam pembelajaran al-Qur’an
Hadis, faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
Active Learning.
b. Metode Interview
Interview adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewee).
(Suharsimi, 1998: 126) Maksud
penggunaan metode ini adalah
untuk mencari data yang
berhubungan dengan kurikulum,
metode, dan teknik yang
digunakan, serta usaha lain dalam
kegiatan pembelajaran al-Qur’an
Hadis yang dalam hal ini
dilakukan dengan kepala sekolah,
dan guru al-Qur’an Hadis.
c. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda (Suharsimi,
1998: 159). Metode ini penulis
gunakan untuk memperoleh data
tentang sejarah berdirinya SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo,
struktur organisasi, keadaan
karyawan dan guru, keadaan
siswa, sarana prasarana dan
sebagainya.
4. Metode Analisis Data
Dalam menganalisa data
penulis menggunakan metode
kualitatif deskriptif yang terdiri dari
tiga kegiatan yaitu pengumpulan data
dan sekaligus reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan
verifikasi (Miles & Huberman, 1992:
16). Pertama, setelah pengumpulan
data selesai melakukan reduksi data
yaitu menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan
pengorganisasian sehingga data
terpilah-pilah. Kedua, data yang telah
direduksi akan disajikan dalam bentuk
narasi. Ketiga, adalah penarikan
kesimpulan dari data yang telah
disajikan pada tahap kedua dengan
mengambil kesimpulan.
Implementasi Active Learning dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis
di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
dilaksanakan 2 jam dalam satu pekan disetiap
kelasnya. Adapun metode yang digunakan
adalah:
a. Metode Driill
Yaitu suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih
tinggi dari apa yang telah dipelajari.
b. Metode Trueor False
metode ini merupakan aktivitas
kolaboratif yang dapat mengajak siswa
untuk terlibat ke dalam materi pelajaran
dengan segera. Strategi ini menumbuhkan
kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan
belajar secara langsung (Hisyam Zaini,
dkk, 2005: 24-25).
c. Metode CardSort
Metode ini sama dengan ujian
open book. Secara berkelompok siswa
mencari informasi (biasanya tercakup
dalam pembelajaran) yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada mereka. Metode ini sangat
membantu pembelajaran untuk lebih
menghidupkan materi yang dianggap
kurang menarik (Hisyam Zaini, dkk,
2005: 51-54).
9
d. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode
pengajaran atau pembelajaran yang paling
populer di Indonesia bahkan juga di
negara-negara maju. Metode ceramah
sering disebut dengan lecture atau
lecturing (Hisyam Zaini, dkk, 2005: 92).
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data yang dipaparkan
pada bab III, maka pada bab IV ini penulis
akan melakukan analisis data. Adapun hal-hal
yang akan dianalisis adalah tentang
pelaksanaan Active Learning dalam
pembelajaran al-Qur’an Hadis, factor
pendukung dan factor
penghambatnya.Analisis data ini didasarkan
pada data-data yang telah diuraikan pada bab
III sebagai hasil dari penelitian yang
merupakan bukti dari kenyataan yang ada di
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
A. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Pelaksanaan pembelajaran al-
Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo meliputi tiga tahapan, yaitu :
tahap membuka pelajaran, tahap
menyampaikan materi dan tahap
mengakhiri pelajaran.
1. Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran
merupakan aktivitas yang dilakukan
oleh guru untuk menciptakan suasana
kelas yang tenang dan kondusif,
sehingga siswa siap untuk menerima
pelajaran.
Guru yang diwawancarai dan
diobservasi saat mengajar telah
membuka pelajaran dengan salam dan
membaca muqoddimah sederhana,
guru juga mengadakan murojaah
(pengulangan) materi yang telah
disampaikan pada pertemuan
sebelumnya sebelum memasuki materi
baru. Murojaah dilakukan dengan cara
mengulas sedikit materi yang telah
disampaikan sebelumnya dengan
mengajukan beberapa pertanyaan pada
siswa dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana penguasaan siswa terhadap
materi yang telah disampaikan. Hal ini
dilakukan untuk mengkondisikan
siswa agar terpusat pada kondisi
kegiatan belajar mengajar.
Cara yang dilakukan guru
dalam membuka pelajaran sudah
sangat baik, hal ini terbukti bahwa
para guru telah melakukan apersepsi
dan memberikan pertanyaan kepada
siswa sebelum memasuki materi baru.
2. Menyampaikan Materi
Dalam proses kegiatan belajar
mengajar, seorang guru dianggap
mampu menyampaikan materi
pelajaran jika dalam penyampaiannya
sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat sebagai pedoman pengajaran.
Dari hasil wawancara dengan guru al-
Qur’an Hadis, telah ditemukan bahwa
mereka telah menyampaikan materi
pelajaran dengan baik, penyampaian
materi pelajaran telah disesuaikan
dengan kurikulum yang telah
ditetapkan pihak sekolah.
Dalam penyampaian materi,
selain menggunakan metode ceramah
guru juga menggunakan metode
belajar aktif. Metode tersebut
disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan dan sesuai kondisi
siswa, sehingga dengan metode
tersebut siswa diharapkan mampu
berperan aktif dalam setiap aktivitas
pembelajaran dan materi yang
disampaikan akan mudah diterima
oleh siswa.
3. Mengakhiri atau Menutup Pelajaran
Mengakhiri atau menutup
pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses kegiatan belajar mengajar.
Usaha ini dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari
siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa, dan tingkat keberhasilan guru
dalam proses belajar mengajar.
Dalam menutup pelajaran,
guru memberikan motivasi belajar
pada siswa, merangkum materi yang
10
baru disampaikan serta memberi tugas
pada siswa. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak mudah lupa terhadap
materi yang telah disampaikan.
B. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Sebelum menerapkan sebuah
metode pembelajaran, guru harus terlebih
dahulu melihat apakah metode tersebut
relevan dengan materi yang akan
disampaikan serta kondisi kelas, karena
hal itu dapat mempermudah dan
memperlancar dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi kelas,
telah ditemukan bahwa dalam proses
pembelajaran al-Qur’an Hadis, guru masih
sedikit menggunakan berbagai metode
yang bervariasi. Guru masih monoton
menggunakan satu metode. Dalam
penelitian ini, penulis meyajikan berbagai
metode belajar aktif, diantaranya adalah :
a. Driilll
Metode ini biasanya digunakan
pada materi yang melibatkan banyak
bacaan ayat al-Qur’an. Dengan strategi
ini siswa dituntut untuk fokus dalam
indra penglihatan dan pendengaran,
agar bacaan yang di baca sesuai dengan
makhraj dan tajwidnya.
b. True or False ( benar atau salah )
Strategi ini merupakan aktivitas
kolaboratif yang dapat mengajak siswa
untuk terlibat kedalam materi
pembelajaran dengan segera. Strategi
ini menumbuhkan kerja sama tim,
berbagai pengetahuan dan belajar
secara langsung. Metode ini biasanya
digunakan pada materi tajwid, untuk
mengukur sejauh mana penguasaan
siswa dalam mengategorikan bacaan
tajwid yang benar.
c. Card Sort (Sortir Kartu)
Aktivitas ini adalah cara yang
istimewa dalam pemberian materi
kepada setiap peserta didik, kesempatan
untuk melatih ingatan siswa dalam
menerjemahkan bacaan al-Qur’an.
Metode ini biasanya digunakan dalam
materi al-Qur’an yang disertai dengan
terjemahannya, untuk memperlancar
siswa dalam menerjemahkan ayat
dengan baik dan benar.
d. Ceramah
Metode ini sangat sering
digunakan dalam berbagai pelajaran,
salah satunya adalah pelajaran al-
Qur’an Hadis. Materi yang cocok
dalam pembelajaran ini biasanya materi
yang banyak melibatkan cerita cerita,
seperti materi Hadis yang banyak
mengandung cerita di dalam ayatnya.
Berdasarkan beberapa metode
yang digunakan, maka dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran al-Qur’an
Hadis di SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo cukup bagus. Karena dari
beberapa metode di atas dapat mencakup
beberapa aspek, baik kognitif, afektif, dan
psikomotorik, serta hubungan sosial
kekeluargaan yang terjalin antara siswa
dan guru.
Adapun untuk menunjang
pengembangan strategiActive
Learningdalam pembelajaran al-Qur’an
Hadis juga dilaksanakan kegiatan
pembelajaran di luar mata pelajaran yang
bervariasi, seperti :
a. Iqro’
Kegiatan ini di wajibkan bagi
peserta didik yang sama sekali belum
bisa membaca al-Qur’an dan yang
belum lancar dalam membaca. Iqro’
ini sekaligus sebagai ajang belajar
siswa untuk memperdalam makhraj
beserta bacaan tajwid yang benar.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi
dari pihak sekolahan karena sangat
menunjang dan meningkatkan kualitas
bacaan al-Qur’an terhadap peserta
didik. Waktu pelaksanaannya pada
saat pembelajaran selesai, selama 2
kali dalam seminggu.
b. Qiro’ah
Kegiatan ini tidak jauh beda
dengan kegiatan Iqro’ di atas, namun
ada sedikit perbedaan mengenai
karakteristik peserta didik. Peserta
didik yang mengikuti kegiatan ini
11
biasanya siswa yang sudah mampu
dan lancar membaca al-Qur’an dengan
benar. Sehingga dalam kegiatan ini
peserta didik lebih mendalami al-
Qur’an dengan melantunkan ayat-ayat
dengan merdu.
Berdasarkan keterangan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa beberapa
kegiatan penunjang tersebut sangat
membantu dalam pengembangan Active
Learning. Karena selain siswa terbiasa
aktif dalam aktivitas pembelajaran melalui
kegiatan tersebut, juga akan terlihat sejauh
mana siswa mampu menguasai bacaan al-
Qur’andengan tajwid baik dan benar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis pada
bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo
dilakukan dengan tiga tahap yaitu : tahap
membuka pelajaran, tahap menyampaikan
materi dan tahap mengakhiri pelajaran.
a. Membuka pelajaran merupakan
aktivitas yang dilakukan oleh guru
untuk menciptakan suasana kelas yang
tenang dan kondusif, sehingga siswa
siap untuk menerima pelajaran.
b. Menyampaikan materi merupakan
aktivitas yang dilakukan oleh setiap
guru dalam proses terjadinya suatu
pembelajaran.
c. Mengakhiri pelajaran merupakan
aktivitas yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri proses kegiatan
belajar mengajar.
2. Para guru sebelumnya sudah
menggunakan beberapa metode. namun
media yang digunakan masih
sedikit.Setidaknya guru al-Qur’an Hadis
khususnya sudah mulai menggunakan
berbagai metode yang bervariasi dalam
pembelajaran al-Qur’an Hadis. Mereka
tidak hanya monoton menggunakan satu
metode, tetapi juga menggunakan berbagi
metode belajar aktif. diantaranya adalah:
Driill, True or False ( benar atau salah ),
Card Sort (sortir kartu) dan ceramah.
a. Driill yaitu metode belajar aktif yang
melibatkan siswa dalam kegiatan-
kegiatan latihan, sehingga siswa
memiliki ketangkasan atau ketrampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
b. True or False yaitu aktivitas
kolaboratif yang dapat mengajak siswa
untuk terlibat ke dalam materi
pelajaran dengan segera.
c. Card Sort yaitu metode yang
memusatkan siswa secara berkelompok
untuk mencari informasi (biasanya
tercakup dalam pembelajaran) yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada mereka.
d. Ceramah yaitu aktifitas pembelajaran
yang melibatkan guru dalam
menyampaikan materi dengan cara
membacakan dan menjelaskan materi.
3. Untuk menunjang pengembangan
strategiActive Learning juga dilaksanakan
kegiatan pembelajaran yang bervariasi,
seperti kegiatan tersebut adalah : Iqro’ dan
Qiro’ah.
a. Iqro’ merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang diberikan kepada
siswa yang belum bisa dan belum
lancar dalam membaca al-Qur’an.
Aktifitas ini untuk melatih siswa agar
dapat dan lancar dalam membaca al-
Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan tanda baca.
b. Qiro’ah merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang diberikan kepada
siswa yang sudah mampu dan lancar
dalam membaca al-Qur’an, kemudian
dibimbing agar dapat melantunkan
ayat-ayat dengan nada-nada yang
sudah dipersiapkan.
4. Faktor Pendukung :
a. Lingkungan gedung yang strategis
dan nyaman untuk kegiatan belajar
mengajar.
b. Fasilitas yang cukup memenuhi
untuk pelaksanaan strategiActive
Learning.
c. Sebagian besar tenaga pengajar
yang ada adalah lulusan Ilmu
Kependidikan dan Tarbiyah,
sehingga sedikit banyak mereka
menguasai strategi tersebut.
12
d. Proses kegiatan belajar yang
menyenangkan sangat diisukai siswa.
5. Faktor Penghambat :
a. Kuatnya pengaruh budaya pola
pembelajaran kurikulum lama
terhadap para peserta didik.
b. Penyediaan alokasi waktu atau jam
mengajar yang masih relatif kurang.
c. Masih ada beberapa siswa yang
membuat keributan saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Kecepatan dalam menerima
pembelajaran siswa tidak sama.
Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah penulis lakukan, maka saran yang
penulis sampaikan adalah:
1. Kepada Pengelola Sekolah :
a. Hendaknya peluang-peluang yang ada
dapat dipergunakan sebaik-baiknya
dan semaksimal mungkin demi
tercapainya tujuan pendidikan yang
diharapkan.
b. Hendaknya kendala-kendala yang ada
segera diidentifikasi untuk kemudian
ditentukan skala prioritas
penanganannya agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
2. Kepada guru al-Qur’an Hadis hendaknya
pelaksanaanActive Learninglebih
dikembangkan dengan berbagai stratergi
yang variatif, menarik dan
menyenangkan, serta sesuai dengan
karakteristik anak dan perkembangan
jiwanya.
3. Kepada para calon pendidik, hendaknya
lebih meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasannya, terutama dalam penggunaan
metode pembelajaran yang relevan dengan
materi yang akan disampaikan dan kondisi
kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subkhan. 2009.
StudiPenerapanMetode Al-
MahirDalamPembelajaran Al-Qur’an Di Ppq
Al-Mahir, Gawanan,
Colomadu.Karanganyar.UniversitasMuhamm
adiyah Surakarta.
Arief, S. 2006. Media Pengajaran
(Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatan). Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: RinekaCipta.
_________________. 1996. Pengelolaan
Kelas dan Siswa.Jakarta: CV.
Rajawali.
Ash-Shiddieqi, Hasbi. 1975. Pengantar
Hukum Islam I. Jakarta: Bulan
Bintang.
_________________. 1984. Al-Qur’an
Terjemah. Jakarta: Depag RI.
_________________. 1993.
PengantarIlmuFiqih. Jakarta: Bulan
Bintang.
Barkley, Elizabertdkk (penerjemah:
NarulitaYusron). 2005. Collaborative
Learning Techniques (teknik-
teknikpembelajarankolaboratif).
Bandung: Nusa Media.
Depag RI. 2007. Al-Qur’an
danTerjemahannya. Surakarta: Media
Insani Publishing.
Dimyati, dkk. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT.
RinekaCipta.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Gasalbha, Sidi. 1984. Asas Ajaran Islam.
Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research.
Yogyakarta:
YayasanPenerbitanFakultasPsikologi
UGM.
Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: CV.
Wacana.
13
http://Filsafat.Kompasiana.com/2011/08/05/ef
-cara-membaca-al-Qur’an-
386430.html. diakses pada tanggal 12
Februari 2013, pukul 14.00.
Humaidi, M. 2009. PelajaranTajwid. Jakarta:
Wang Samerta.
Juzairi, Abu Bakr Jabir. 2003. Minhajul
Muslim. Jakarta: DarulFalah.
Kusdiyanto. 1997. Metodologi Penelitian
(Buku Pegangan Ilmiah). Surakarta:
Fakultas Ekonomi UMS.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Martinus, Yamin. 2007. Profesialisasi Guru
danImplementasi KTSP. Jakarta:
GaungPersada Press.
Milles, Matthew B. Haberman, Michael.
1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta:
UI-Press.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
RemajaRosdakarya.
Muhammad Qosim. 2010.
ImplementasiMetode Al-
QosimiDalamPembelajaranTahfidz
Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
TahunPelajaran
2010/2011.Surakarta
UniversitasMuhammadiyah
Surakarta.
Muhammad Anwaruddin. 2011.
PelaksanaanPembelajaranPendidika
n Agama Islam
DenganMetodeAmtsal di SDN
Purwotomo no.97 Surakarta.
UniversitasMuhammadiyah
Surakarta.
Muhibbin, Syah. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung:
RemajaRosdaKarya.
Nata, Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta:Kharisma Putra Utama.
Ridho, Muhammad. 2010. Islam,
TafsirdanDinamikaSosial
(IkhtiarmemaknaiAjaran Islam).
Yogyakarta: PenerbitTeras.
Salam, Burhanuddin. 2002.
PengantarPedagogik (dasar-
dasarilmumendidik). Jakarta: PT.
RinekaCipta.
Silberman, Mel. Komaruddin Hidayat. 2009.
AL 101 Strategi Pembelajaran Al-
Qur’an Hadis. Yogyakarta: Aktif
Insan Mandiri.
Silberman. Melvin. 1989. AL 1001 Cara
Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.
_______________. 1998. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
_______________. 2001.
MetodedanTeknikPembelajaranPartisi
pasif. Bandung: Falah Production.
_______________. 2004. AL: 101 Cara
Belajar Aktif. Bandung: Falah
Production.
Silbermandan Ahmad Rivai. 2001. Media
Pembelajaran. Bandung:
SinarBaruAgensindo.
SitiAsniyati. 2012.
StrategiPembelajaranTahfidz Al-
Qur’an di Al-ManarPabelan,
KartosuroTahunPelajaran
2011/2012.Sukoharjo.UniversitasMu
hammadiyah Surakarta.
Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Semarang: Unnes Press.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa
Aktif. Bandung: SinarBaru.
____________. 1991. Teori-teori Belajar
untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
14
___________. 1996. CBSA dan Proses
Belajar Mengajar. Bandung:
SinarBaruAlgensindo.
___________. 1998. Dasar-dasar
Pembelajaran. Bandung:
SinarBaruAlgensindo.
Suparta, Munzierdkk. 1993. Ilmu Hadits.
Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.
Surachmad, Winarno. 1987.
PengantarPenelitianIlmiah; Dasar,
MetodedanPraktek.Bandung:
Tarsito.
Suryosubroto, S. 1997. Proses
BelajarMengajar di Sekolah.Jakarta:
RinekaCipta.
Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
_____________. 2009. Mengelola
Kecerdasan dan Pembelajaran Sebuah
Konsep Pembelajaran Berbasis
Kesadaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Moh. Uzer& Lilies Setiawati. 1993.
Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. RemajaRosdakarya,
Bandung.
UU Sisdiknas. 2005. Undang-
UndangRepublik Indonesia
tentangSiskiknas. Surabaya: Media
Centre.
UU Guru dan Dosen. 2006. Himpunan
Undang-Undang Guru dan Dosen.
Bandung: Fokus Media.
Wadud, Abd. 2009. Pendidikan Agama Islam
Al-Qur’an Hadis Madrasah
TsanawiyahKelas VII.Semarang:
KaryaToha Putra.
Wijaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Yusuf, Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran
Agama dan Bahasa Arab.Jakarta:
Rajawali Pers.
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Aktif, InsanMadanidan CTSD.