Upload
hoangthu
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN
IMPLEMENTASI E‐GOVERNMENT DI KECAMATAN MIRI,
KABUPATEN SRAGEN
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Disusun oleh :
Edy Sutrisno
NIM. 8305118072
Dosen :
RM. Agung Harimurti, M. Kom
PROGRAM STUDI PRODUKSI MEDIA INFORMASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA “MMTC”
YOGYAKARTA
2012
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1. Latar Belakang ............................................................................................... 1 2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 2 3. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2 4. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II. DASAR PEMIKIRAN .......................................................................................... 3
1. Kerangka Pemikiran (e‐Gov Concept) ............................................................ 3 a.Visi dan Misi e‐Government ....................................................................... 3 b.Kondisi Saat Ini ........................................................................................... 5
2. Regulasi Pusat yang Mengatur ...................................................................... 13 3. Regulasi Daerah yang Mengatur ................................................................... 14
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 15
1. Metode Pengambilan Data ........................................................................... 15 2. Teknik Analisis Data (SWOT) ......................................................................... 15
BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................................... 17
1. Implementasi e‐Government di Kecamatan Miri .......................................... 17 2. Analisis SWOT ................................................................................................ 20 3. Matrik SWOT ................................................................................................. 21
BAB V. PENUTUP ........................................................................................................ 23
1. Kesimpulan .................................................................................................... 23 2. Rekomendasi ................................................................................................. 23
REFERENSI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi melaju
dengan cepat sehingga mampu mengubah segala aspek kehidupan terutama
pada aspek kinerja. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mendorong
percepatan globalisasi telah mendorong tuntutan keadilan dalam memperoleh
akses informasi, akses pelayanan dan juga akses kecepatan dan kemudahan
bertransaksi.
Di bidang pemerintahan, Undang‐undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) berusaha memberikan payung
hukum atas perkembangan TIK dimana Pemerintah Indonesia telah melindungi
terhadap hak dan kewajiban dalam melakukan transaksi elektronik sehingga
keamanan data dan transaksinya terjamin. Undang‐undang ini juga
menyebutkan bahwa implementasi e‐government dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan public.
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e‐government dimana setiap Gubernur/Walikota telah
diamanatkan untuk mengambil langkah‐langkah yang diperlukan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangan masing‐masing guna terlaksananya
pengembangan e‐government secara nasional. Teknologi informasi dan
komunikasi tersebut dapat digunakan untuk mendukung 2 (dua) aktivitas yang
berkaitan dengan:
1. Pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan
proses kerja secara elektronis;
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik
dapat diakses secara mudah dan murah oleh seluruh masyarakat.
Kemudahan dalam mendapatkan ataupun memanfaatkan data‐data
informasi tersebut mutlak diperlukan untuk satu daerah dalam rangka
mengembangkan potensi yang terdapat di masing‐masing daerahnya, serta
3
dalam memperkuat daya saing daerah baik dalam kawasan nasional maupun
global. Salah satu sarana dalam menunjang hal tersebut adalah melalui
pemanfaatan sistem dan teknologi informasi di berbagai bidang pemerintah.
Organisasi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Sragen yang mempunyai tugas
untuk mengakumulasi data dan informasi dari beberapa pemerintah kabupaten
dan kota dibawah koordinasinya, harus saling kerjasama khususnya dalam
pertukaran data/informasi untuk mendukung pembuatan suatu kebijakan atau
keputusan yang akurat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen.
Sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Sragen yang letaknya paling
jauh dari pusat pemerintahan, implementasi e‐government yang optimal dapat
meningkatkan efektivitas kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan public
kepada masyarakat. Sangat penting bagi seluruh jajaran Pemerintah Kecamatan
Miri untuk ikut mensukseskan implementasi e‐government sehingga visi dan
misi e‐government dapat tercapai hingga level pemerintahan paling bawah.
2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan
masalah penulisan adalah bagaimana implementasi e‐government di Kecamatan
Miri, Kabupaten Sragen?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai adalah ingin mengetahui bagaimana
implementasi e‐government di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
4. Manfaat Penulisan
Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi mahasiswa, dapat mengetahui sejauh mana implementasi e‐
government di Kabupaten Sragen khususnya di Kecamatan Miri. Selain itu
mahasiswa juga dapat belajar banyak mengenai implementasi e‐government
yang telah diimplementasikan pada instansi pemerintah.
2. Bagi Kecamatan Miri, mendapatkan gambaran analisis perbandingan dari
pihak lain dalam melihat implementasi e‐government di instansinya
sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki implementasi e‐government
yang akan datang.
4
BAB II
DASAR PEMIKIRAN
1. Kerangka Pemikiran (e‐gov Concept)
a. Visi dan Misi e‐government
E‐goverment merupakan sebuah proses transformasi pelayanan publik
dari manual ke elektrik, maka dibutuhkan upaya‐upaya sistematis yang
menyangkut subyek, obyek dan metode yang terkait dengan proses
transformasi tersebut. Diperlukan visi dan misi yang terarah dari Pemerintah
Kabupaten Sragen yang dijadikan sebagai arah pedoman penerapan e‐
government. Visi dan misi e‐goverment Kecamatan Miri mengacu pada visi dan
misi Kabupaten Sragen.
VISI e‐government;
Visi e‐government menggambarkan keinginan masa datang yang
memiliki pemikiran jauh kedepan mengenai apa yang akan dicapai dari E‐
government bagi Pemerintah Kabupaten Sragen.
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai visi dan misi serta
berbagai masukan yang diperoleh selama pengumpulan data/kuesiener, maka
definisi visi e‐government Pemerintah Kabupaten Sragen adalah:
Terwujudnya Sragen Sejahtera didukung Sistem Informasi Yang Terintegrasi
Dengan Dilsi Hasil Kajian Kegiatan dan Penelitian yang Akurat
MISI e‐government;
Misi e‐government merupakan penjabaran dari visi e‐government dalam
bentuk kalimat tertulis. Dalam penyusunannya, misi harus singkat, ringkas tapi
jelas pengertiannya. Berdasarkan hasil analisa, maka definisi misi e‐government
Pemerintah Kabupaten Sragen adalah:
• Terwujudnya pelayanan masyarakat yang optimal melalui Jaringan Sistem
Teknologi Informasi Yang Terintegrasi secara Online.
• Terwujudnya kualitas SDM yang hl berwawasan IPTEK
• Terwujudny Sistem Informasi dan Komunikasi Yang Efektif
• Terwujudnya Hasil Penelitian dan Pengembangan Yang Akurat dan
Applicable.
5
Sesuai dengan Inpres No. 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi
Nasional Pengembangan e‐government, setiap Gubernur dan Bupati / Walikota
diamanatkan untuk mengambil langkah‐langkah yang diperlukan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya masing‐masing guna terlaksananya
pengembangan e‐government secara nasional.
Menurut Inpres No. 3/2003:
Pengembangan e‐government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik
secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e‐government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang
berkaitan yaitu :
1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis;
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat.
Transformasi Operasional Manajemen
Pendekatan Manajemen tradisional
SKPDA
SKPDX
SKPDB
SKPDY
SKPDA
SKPDX
SKPDy
Pendekatan Manajemen e-Government
Layanan terpadu Inovatif
Layanan Terkait Informasi
Administrasi
Aplikasi
Akses internet dan Intranet
SKPDB
Gambar 1. Pemanfaatan TIK pada Manajemen dan Proses kerja
6
Transformasi Pelayanan Masyarakat
SKPDx
Layanan x
eGovt
Layanan Inovatif
Meja Layanan
Operator pusat kontak
@ Layanan e Mail
Akses Internet
masyarakat
Pendekatan Pelayanan tradisional Pendekatan Pelayanan e-Government
e Rp
SKPDy
Layanan y
SKPDz
Layanan z
SKPDx
SKPDy
SKPDz
Layanan x
Layanan y
Layanan z
Gambar 2. Pemanfaatan TIK untuk Pelayanan Publik.
b. Kondisi Saat Ini
1) Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai yang ada di Kecamatan Miri sebanyak 22
pegawai. Dari jumlah tersebut ditunjuk satu pegawai menjadi operator
IT Kecamatan Miri. Operator ini bertanggungjawab terhadap jalannya IT
yang ada di Kecamatan Miri. Selain itu, operator IT Kecamatan Miri juga
mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan operator IT yang
ada di desa. Memang dengan adanya kebijakan pembangunan e‐
government di Kabupaten Sragen maka ada kebijakan dari Pemerintah
Kabupaten Sragen untuk menempatkan PNS di Desa dengan tugas
spesifik yaitu sebagai penyuluh pertanian, penyuluh KB dan operator IT
Desa. Ketiga PNS ini sering disebut sebagai PNS Desa yang memang
ditujukan untuk membantu meningkatkan kinerja aparat desa. Ketiga
PNS tersebut dibekali dengan kendaraan dinas dan honorarium sebagai
stimulant dalam meningkatkan pembangunan berbasis desa.
Operator IT Kecamatan mempunyai tugas sebagai berikut:
7
1. Memonitor Jaringan Desa se‐Kecamatan.
2. Memonitor Jaringan Kecamatan.
3. Mengambil tindakan untuk mengatasi apabila terjadi kerusakan
peralatan atau koneksi pada jaringan mati.
4. Melaporkan ke Bagian Litbang dan Data Elektronik apabila
kerusakan jaringan tidak bisa diatasi.
5. Mengaktifkan Kantaya dan Netmeeting setiap jam kerja.
6. Membuka e‐mail (alamat, user dan password email sudah dikirim
lewat message di Kantaya/hub. Admin PDE) .
7. Bertanggung jawab pada kondisi jaringan online di Satker masing‐
masing.
8. Bertanggung jawab pada daily report di Satker masing‐masing.
9. Bertanggung jawab sebagai Operator LCD (Assisten Sorot) di Satker
masing‐masing
10. Membantu atau tanggung jawab memberikan data atau profil
Satker, data pokok masing‐masing Satker, up load data rutin
Sedangkan tugas operator IT Desa adalah sebagai berikut:
1. Memonitor Jaringan di Desa/Kelurahan.
2. Mengambil tindakan untuk mengatasi apabila terjadi kerusakan
peralatan atau koneksi pada jaringan mati.
3. Melaporkan ke Kecamatan apabila kerusakan jaringan tidak bisa
diatasi.
4. Mengaktifkan Kantaya.
5. Bertanggung jawab pada daily report di Desa.
2) Infrastruktur Jaringan
Infrastruktur jaringan yang ada di Kecamatan Miri merupakan
jaringan client dari NOC yang ada di Kantor PDE Kabupaten Sragen. Di
Kecamatan Miri terdapat jaringan client yang terdiri dari beberapa
bagian antara lain seperti pada gambar berikut:
8
COL-ACT-STA-
1 2 3 4 5 6 7 8 9101112HS1 HS2 OK1 OK2 PS
CONSOLE
1 2 3
4 5 67 8 9
* 8 #
9
Tower Triangle yang terpasang di Kecamatan Miri menggunakan
layout sebagai berikut:
10
Pertama kali mulai dibangunnya e‐government di Kabupaten
Sragen, tim dari Kantor PDE Kabupaten Sragen menentukan titik
koordinat masing‐masing Kecamatan dan Desa se‐Kabupaten Sragen.
Setelah titik koordinat ditentukan maka kemudian dibangun tower
triangle di seluruh Kecamatan dan Desa serta seluruh SKPD. Ketinggian
tower disesuaikan dengan kondisi geografis letak instansi.
Untuk mendukung implementasi e‐government, Kecamatan Miri
memperoleh bantuan seperangkat komputer lengkap (CPU, Monitor
LCD, speaker, UPS), seperangkat peralatan jaringan client serta
memperoleh alokasi IP address yang dapat digunakan untuk koneksi di
Kecamatan Miri. Alokasi IP Address untuk Kantor Kecamatan Miri adalah
sebagai berikut:
NO KEC KOMP IP ADDRESS RADIO WIRELESS
14 MIRI 192 168 230 35 AP
192 168 207 136 Omni
192 168 208 7 arah Gemolong
192 168 80 86
Router arah
Sumberlawang
192 168 80 89 Router arah Gemolong
1 192 168 94 241
2 192 168 94 242
3 192 168 94 243
4 192 168 94 244
5 192 168 94 245
6 192 168 94 246
7 192 168 94 247
8 192 168 94 248
9 192 168 94 249
10 192 168 94 250
Pembangunan tower juga dilakukan di seluruh desa se‐
Kecamatan Miri dengan mempertimbangkan koordinat dalam
menentukan ketinggian tower yang akan dibangun. Dari hasil survei tim
jaringan Kantor PDE Kabupaten Sragen diperoleh data sebagai berikut:
11
Nama Desa Koordinat Elevasi
(dpl)
Tinggi
Tower
Kecamatan Miri
185 1 Geneg E110 57.456 S7 28.115 93m 24m
186 2 Jeruk E111 01.438 S7 30.162 212m 24m
187 3 Sunggingan E110 54.961 S7 17.544 137m 24m
188 4 Girimargo E110 57.456 S7 28.115 93m 24m
189 5 Doyong E111 01.748 S7 16.598 147m 24m
190 6 Soko E110 54.031 S7 23.391 82m 24m
191 7 Brojol E111 04.881 S7 28.459 157m 24m
192 8 Bagor E110 54.212 S7 22.439 109m 24m
193 9 Gilirejo E110 57.456 S7 28.115 93m 24m
194 10 Gilirejo Baru E110 57.456 S7 28.115 93m 24m
Masing‐masing desa juga sudah dialokasikan IP address dari
Kantor PDE supaya tidak terjadi IP conflict. IP address tersebut dapat
digunakan oleh operator IT Kecamatan Miri untuk memonitor jaringan
yang ada di seluruh desa se‐Kecamatan Miri. Peta jaringan Kecamatan
ke Desa dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
12
3) Aplikasi Sistem Informasi
Ada beberapa aplikasi system informasi yang digunakan di
Kecamatan Miri antara lain:
a. SIMDA
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah
(SIMDA) yang digunakan di Kecamatan Miri merupakan system aplikasi
untuk mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan keuangan.
Aplikasi ini dijalankan oleh Bendahara untuk menyusun rencana
anggaran hingga pertanggungjawaban anggaran. SIMDA masih
menggunakan system offline sehingga apabila update atau pemutahiran
data dilakukan dengan mentranfer data melalui CD atau flashdisk. Data
tersebut harus dikirim atau diambil di DPPKAD Kabupaten Sragen.
Dengan adanya SIMDA ini perencanaan keuangan,pengajuan anggaran
dan pertanggungjawaban anggaran dapat berjalan dengan akurat,
sesuai dengan pagu anggaran yang sudah ditetapkan dari DPPKAD.
b. SIAK
Sistem Informasi Administrasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) digunakan untuk menggantikan Sistem Informasi Manajemen
Administrasi Kependudukan (SIMDUK) yang sudah lebih dulu digunakan.
SIMDUK mempunyai database lokal Kabupaten Sragen sedangkan SIAK
sudah mengacu pada database nasional sehingga database yang ada
didalam SIAK merupakan data yang digunakan untuk perekaman data e‐
KTP.
c. KANTAYA
Kantor Pemerintahan Maya (KANTAYA) merupakan suatu
system informasi yang memuat beberapa fitur antara lain muka,
agenda, fasilitas, buku alamat, lemari, dimana, forum, diskusi, surat dan
profil. Aplikasi ini digunakan sebagai kantor pemerintahan maya yang
dapat digunakan untuk mencatat agenda harian serta menyimpan file‐
file kantor dalam tab lemari. Selain itu juga terdapat tab forum yang
berisikan perbincangan antar instansi untuk berbagi informasi dan
menyampaikan pengumuman antar instansi.
13
d. SURYA
Dalam tab surat yang ada di Kantaya dihubungkan dengan
aplikasi Surya ini. Surat Maya (SURYA) merupakan system informasi
berkirim surat antar instansi. Semua instansi yang telah terhubung
dengan jaringan online Kabupaten Sragen akan mempunyai username
yang dapat melakukan pengiriman pesan maupun menerima pesan.
Pesan yang terkirim dapat ditujukan secara spesifik kepada satu atau
beberapa instansi saja namum surat bias juga dikirimkan secara
kumulatif langsung kepada seluruh SKPD atau kelompok‐kelompok
SKPD. Aplikasi ini sangat membantu dalam mempercepat pengiriman
surat serta mengurangi penggunaan kertas. Dalam mengirim
permintaan laporannya pun instansi dapat memanfaatkan aplikasi
SURYA untuk mempermudah dan mempercepat pengiriman laporan
tersebut.
e. APLIKASI PEMILIHAN UMUM
Aplikasi untuk keperluan membantu kelancaran pelaporan cepat
(quick count) ini biasanya dibuat secara incidental sesuai dengan jenis
pemilihan umumnya. Selama ini yang sudah diaplikasikan adalah untuk
pemilihan Pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati dan Legislatif. Aplikasi
ini menjadikan Kantor Kecamatan Miri sebagai operator penginput data
yang diperoleh dari masing‐masing Tempat Pemungutan Suara (TPS)
kemudian diakumulasikan oleh system aplikasi sehingga seluruh TPS se‐
Kabupaten Sragen dapat terlihat statistic perolehan suaranya secara
realtime. Biasanya dalam waktu kurang dari 4 jam sudah diperoleh hasil
quick count pemilihan umum di Kabupaten Sragen.
f. SIPEMDES
Sistem Informasi Pemerintahan Desa (SIPEMDES) adalah aplikasi
yang digunakan sebagai database perangkat Pemerintahan Desa mulai
dari database perangkat desa sampai data inventaris kekayaan yang
dimiliki oleh pemerintah desa. Aplikasi ini dioperasikan oleh operator IT
desa yang selalu meng‐update data yang ada didalamnya sehingga
14
operator IT kecamatan dapat memantau perubahan yang ada di masing‐
masing desa.
g. PATEN
Aplikasi yang terbaru yang digunakan di Kecamatan Miri adalah
aplikasi manajemen untuk mendukung pelaksanaan program Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Aplikasi PATEN ini digunakan
untuk mempermudah manajemen pelayanan yang ada di Kecamatan
berupa pendaftaran, pemrosesan serta biaya pengurusan KTP, KK, SKCK,
Perijinan‐perijinan dan pelayanan masyarakat lainnya.
h. Telpon VoIP
Setelah dibangunnya jaringan IT sampai ke tingkat desa maka
untuk melakukan hubungan komunikasi antar instansi menggunakan
telpon VoIP. Telpon VoIP ini dapat menjangkau seluruh instansi yang
sudah terkoneksi dengan jaringan. Penggunaan telpon VoIP ini dapat
menghemat biaya telpon karena telpon VoIP bebas biaya.
i. NetMeeting
NetMeeting digunakan untuk melakukan teleconference antar
instansi dimana dalam teleconverence tersebut satu dengan yang lain
dapat saling bertatap muka secara maya dengan mengadakan
komunikasi audio visual serta dapat pula berbagi file yang mungkin
diperlukan.
2. Regulasi Pusat yang Mengatur
a. Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
b. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e‐government.
c. Undang‐undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE).
d. Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi Nomor 57 Tahun 2003 Tentang
Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E‐government
Lembaga.
15
e. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
13/KEP/M.PAN/1/2003 tentang Pedoman Umum Perkantoran Elektronis
Lingkup Intranet di Lingkungan Instansi Pemerintah.
3. Regulasi Daerah yang Mengatur
a. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pola
Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen.
b. Peraturan Bupati Sragen No. 11 Tahun 2008 Tentang Pendayagunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Di Kabupaten Sragen.
c. Penjelasan Peraturan Bupati Sragen No. 11 Tahun 2008 Tentang
Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Kabupaten Sragen
d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen 2007‐
2012
16
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode Pengambilan data
a. Observasi
Penulis menggunakan teknik observasi atau pengamatan langsung
sebagaimana disebutkan dalam Nazir (1992: 212) merupakan cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan pengamatan. Penulis mendekatkan diri pada obyek yang akan
diamati, kemudian melakukan pendekatan terhadap hal‐hal yang dibutuhkan
sesuai dengan kepentingan penelitian.
b. Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara sebagai proses memperoleh
keterangan untuk tujuan pelelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan interview guide (panduan wawancara). Nazir (1999: 234).
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data primer dari narasumber yang
relevan yang digunakan sebagai informasi akurat yang kemudian dilengkapi
dengan data‐data sekunder.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti gunakan disini adalah dokumentasi sebagai
suatu proses mencari data mengenai hal‐hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger agenda dan
sebagainya. Arikunto (1992: 200).
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data‐data baik berupa cetak
maupun dokumentasi lainnya dengan cara memilah dokumen yang ada,
berkaitan dengan kepentingan penelitian.
2. Teknik Analisis Data (SWOT)
Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu sumber daya
manusia, jaringan komputer/Internet, aplikasi sistem informasi dan Proses Kerja,
17
Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths), kelemahannya
(Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan (Threaths).
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri
membangun sistem e‐government yang handal dan terpadu. Selain itu, dengan
analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu
mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan
untuk membangun dan mengembangkan e‐government. Strategi
pengembangan e‐government menurut prioritas selanjutnya dapat dibangun
berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan dengan kondisi riil
saat ini yang ada di Pemerintah Kabupaten Sragen.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Implementasi e‐government di Kecamatan Miri
Implementasi e‐government di Kecamatan Miri mengacu pada
masterplan yang sudah disusun oleh Kantor Pengelola Data Elektronik (KPDE)
Kabupaten Sragen yang menjadi acuan pengembangan e‐government di
Kabupaten Sragen secara keseluruhan. Implementasi e‐gov ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pemerintahan dalam melayani masyarakat agar pelayanan
public dapat diakses secara mudah dan murah. Selain itu juga untuk
mempermudah pengolahan data, informasi, sistem manajemen dan proses kerja
secara elektronik.
Dalam mengimplementasikan e‐gov tentunya tidaklah mudah karena
sangat berkaitan dengan perubahan mindset pegawai yang telah lama berjalan.
Perubahan ini membutuhkan persiapan SDM yang mumpuni di bidang IT dengan
mengadakan pelatihan‐pelatihan.
a. Sumber Daya Manusia
Keberhasilan implementasi e‐gov di Kecamatan Miri sangat ditentukan
oleh adanya komitmen dari Bupati selaku pimpinan daerah yang
mengeluarkan kebijakan pemanfaatan e‐gov yang diimplementasikan ke
seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Sragen. Adanya komitmen ini memaksa
seluruh jajaran pimpinan yang ada di Kabupaten Sragen untuk ikut
mendukung dan mengimplementasikan e‐gov dalam kinerja
pemerintahannya.
Komitmen ini sangat penting untuk ikut mempercepat mengubah
mindset pegawai dari mindset lama menuju transformasi pelayanan dan
manajemen pemerintahan berbasis komputerisasi.
Program peningkatan kompetensi pegawai yang menangani IT di
Kecamatan Miri pada awal diimplementasikannya e‐gov sangat gencar.
Operator IT dibekali pelatihan‐pelatihan komputer dan jaringan serta tehnik‐
tehnik troubleshooting apabila terjadi kerusakan jaringan. Jejaring
komunikasi antar operator IT Kecamatan dengan operator SKPD lain juga
19
dibentuk melalui berbagai sarana, seperti penggunaan telpon VoIP,
Netmeeting, Forum Kantaya atau berkomunikasi langsung melalui Hp.
Yang menjadi persoalan adalah keterbatasan personil IT yang paham
terhadap perawatan dan perbaikan perangkat komputer dan jaringan.
Walaupun operator IT Kecamatan Miri sudah mendapatkan bekal pelatihan
tetapi hal tersebut belum bias mengatasi permasalahan yang sifatnya berat.
Apabila mengandalkan personil dari KPDE Kabupaten Sragen maka
jumlahnya tidak mencukupi.
b. Infrastruktur Jaringan
Kondisi infrastruktur yang sudah terpasang di Kecamatan Miri sudah
dirasakan cukup untuk mengimplementasikan e‐gov. Hal ini terbukti dengan
berjalannya proses perekaman data e‐KTP dengan menggunakan koneksi
jaringan wireless. Aplikasi‐aplikasi lain yang menggunakan koneksi wireless
juga berjalan dengan baik. Tapi untuk aplikasi teleconference dengan
menggunakan netmeeting yang mengharuskan adanya akses gambar gerak
hasilnya masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena jarak Kecamatan Miri
dengan KPDE selaku NOC terlalu jauh, kurang lebih 35 Km. Jaringan wireless
untuk dapat menjangkau ke NOC harus direlay ke Kecamatan Tanon dulu
kemudian baru disambungkan ke NOC di KPDE. Hal ini menyebabkan
permasalahan apabila Kecamatan Tanon bermasalah atau sedang mati
lampu maka otomatis jaringan Kecamatan Miri juga bermasalah.
Kondisi alam berupa angin atau petir juga menjadi kendala tersendiri
bagi infrastruktur jaringan Kecamatan Miri. Dalam hal ini, tower triangle
Kecamatan Miri pernah dipindah tiang pancangnya karena dikhawatirkan
akan roboh terkena angin. Bahkan ada beberapa Desa di Kecamatan Miri
yang pernah roboh atau tersambar petir.
c. Aplikasi Sistem Informasi
Pegawai yang ada di Kecamatan Miri sudah dimanjakan dengan adanya
beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kinerja
pemerintahan. Aplikasi yang digunakan merupakan aplikasi yang dibangun
20
oleh Tim KPDE Kab. Sragen. Kecamatan Miri hanya berperan sebagai
operator yang diberikan username dan password untuk
mengaplikasikannya. Ada juga aplikasi yang dibangun oleh Pemerintah Pusat
seperti SIAK.
Di satu sisi banyaknya aplikasi yang digunakan akan dapat meningkatkan
kinerja pemerintahan namun di sisi lain banyaknya aplikasi tersebut
memaksa SDM yang ada di Kecamatan Miri harus banyak mempelajari
berbagai macam aplikasi karena aplikasi satu dengan yang lain tidak saling
terhubung.
21
2. Analisis SWOT
ASPEK Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman SDM 1. Adanya operator IT Kecamatan
yang bertanggung jawab mengelola IT Kecamatan
2. Adanya jajaran pimpinan yang menuntut penggunaan IT
3. Kemampuan pegawai Kecamatan Miri sudah mulai familier terhadap penggunaan IT
4. Adanya pegawai muda yang sudah faham IT
1. Belum ada pegawai yang ahli IT
2. Kemampuan SDM belum merata
3. Jumlah SDM kurang
1. Sumber Informasi dan pengetahuan serta narasumber untuk proses pembelajaran di bidang teknologi informasi dan komunikasi sangat banyak
2. Banyak tenaga ahli diluar pemerintahan yang berkompeten terhadap pengembangan e‐government
1. Masyarakat semakin paham akan kebutuhan informasi
2. SDM rentan dipindahtugaskan
Infrastruktur Jaringan 1. Kecamatan sudah terhubung dengan SKPD lain dengan menggunakan wireless
2. Perangkat keras lengkap 3. Konektifitas wireless berjalan
baik
1. Dengan adanya relay ke SKPD lain sangat menghambat konektifitas jaringan Kecamatan
2. Peralatan yang mulai rusak
1. Perangkat jaringan cenderung murah dan mudah didapat di pasaran.
2. Semakin meningkatnya penggunaan internet, sehingga informasi lebih cepat tersebar
1. Tuntutan tersedianya data dan informasi secara cepat dan akurat
Aplikasi Sistem Informasi
1. Pembagian kewenangan untuk operasional aplikasi mulai tertata
2. Banyak aplikasi sistem informasi yang digunakan
1. Antara satu sistem dengan yang lain tidak saling terkoneksi
2. Belum ada aplikasi yang lengkap dan sederhana dalam bidang pelayanan masyarakat
1. Teknologi pengintegrasian data sudah tersedia
1. Tuntutan masyarakat akan transparansi informasi
2. Tuntutan kecepatan pelayanan masyarakat
3. Keamanan dan penyalahgunaan data
22
3. Matrik SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Pimpinan memiliki e‐leadership
2. Ketersediaan perangkat keras dan jaringan yang baik.
3. Ketersediaan akses internet
4. Pendanaan untuk peningkatan Kapasitas SDM tersedia
5. Aplikasi SI banyak yang digunakan
6. Adanya operator IT
1. SDM yang menguasai dan memanfaatkan TIK belum merata
2. Pengembangan S/W, H/W serta pengelolaan data belum
terintegrasi dan terpadu
3. Jumlah SDM kurang
4. Infrastruktur yang mulai rusak
Peluang (O) Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan pelauang1. Perangkat TIK cenderung murah dan mudah
digunakan.
2. Media akses internet sangat bervariasi dan
terjangkau
3. Materi pembelajaran di bidang TIK sangat mudah
diperoleh secara free.
- Manfaatkan e‐leadership untuk optimalisasi pendayagunaan
sumber daya TIK yang sudah ada.
- Sharing informasi dengan SKPD yang berkompeten dengan e‐
government untuk mempercepat implementasi e‐government
- Manfaatkan e‐leadership pimpinan untuk efisiensi biaya
komunikasi dan proses kerja.
- Manfaatkan Internet untuk meningkatkan kapasitas SDM
dan kemandirian mengelola sumber daya TIK
- Manfaatkan ketersediaan S/W, H/W dan jaringan untuk
ketersediaan informasi yang cepat dan akurat
Tantangan (T) Strategi menggunakan kekuatan untuk menghadapi tantangan Strategi mengatasi kelemahan untuk menghadapi tantangan
1. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan data
dan informasi yang cepat, tepat dan terpadu,
serta akurat.
2. Kondisi geografis menyebabkan kesenjangan
informasi
3. Keamanan data dan informasi
- Tingkatkan kemampuan SDM yang terampil dalam penggunaan
teknologi informasi untuk mengefektifkan pelayanan kepada
masyarakat
- Manfaatkan internet sebagai sumber pengetahuan yang
melimpah.
- Meningkatkan koordinasi antar SKPD
- Memfasilitasi masyarakat dengan akses dan informasi secara
merata di seluruh wilayah.
- Meningkatkan kapasitas SDM di bidang TIK dan sikap
melayani masyarakat.
- Realokasi penempatan SDM yang tepat di tempat yang
tepat untuk antisipasi perkembangan teknologi informasi
yang sangat cepat
- Lakukan Reengineering proses kerja untuk pelayanan
terbaik bagi masyarakat
- Fasilitasi masyarakat desa dengan akses Informasi
Analisis Lingkungan
Internal Analisis
Lingkungan Eksternal
23
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Implementasi e‐gov di Kecamatan Miri mengacu pada masterplan e‐government
Kabupaten Sragen yang berfungsi sebagai;
1) Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis,
2) Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat.
b. Dalam mengimplementasikan e‐gov di Kecamatan Miri memerlukan dukungan
sumber daya manusia, infrastruktur jaringan dan aplikasi sistem informasi.
c. Dari hasil analisis SWOT, masih terdapat kelemahan yang harus diperbaiki supaya
implementasi e‐government di Kecamatan Miri dapat berhasil dengan maksimal.
2. Rekomendasi
a. Perlu SDM yang mempunyai pengetahuan dan keahlian spesifik dalam menangani IT
di Kecamatan untuk mendukung implementasi e‐government.
b. Aplikasi Sistem Informasi yang digunakan di Kecamatan harus dapat terhubung satu
dengan yang lain sehingga menjadi satu kesatuan system dengan single sign on.
c. Perlu adanya penambahan kapasitas jaringan untuk meminimalisir kelambatan
koneksi jaringan.
d. Perlu meningkatkan kesadaran untuk menjaga inventaris IT baik yang ada di
Kecamatan maupun di Desa bekerjasama dengan ahli maintenance.
e. Perlu adanya regulasi sebagai dasar pemanfaatan IT dalam meningkatkan kinerja
pemerintah daerah sehingga kebijakan yang diambil mempunyai kekuatan hokum,
termasuk didalamnya regulasi paperless office.
f. Dibutuhkan keseriusan semua pihak untuk mengimplementasikan e‐government
dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan masyarakat.
24
REFERENSI
Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Publik. Yogyakarta : Rineka Cipta
Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan e‐government
Masterplan Information Communication and Telecommunication Kabupaten Sragen, 2012
Nazir, Mohammad, 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta : Ghalia Indonesia