110
1 IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) NO. 34 DAN 35 TENTANG LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR-IMPOR DI BANK SYARI’AH ( Studi Pada PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy) Oleh : SITI NURBAYA 106046101696 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

  • Upload
    ngodang

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

1

IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN)

MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) NO. 34 DAN 35 TENTANG LETTER

OF CREDIT (L/C) EKSPOR-IMPOR DI BANK SYARI’AH

( Studi Pada PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy)

Oleh :

SITI NURBAYA

106046101696

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

2

Page 3: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

3

Page 4: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,21 Mei 2011

Siti Nurbaya

Page 5: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

rahmat dan keridhaan-Nya, karya tulis skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik.

Latar belakang dari pada penulisan karya tulis ilmiah/skripsi ini adalah berdasarkan

pada persyaratan untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Program Studi

Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Proses penyusunan karya tulis ini sendiri, baik riset maupun penulisan telah

memakan waktu kurang lebih satu semester, sampai skripsi ini selesai.

Tentunya penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak orang, baik yang

telah memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung, semagat maupun

motivasi, materi maupun non materi yang tidak terhingga, hal ini membuat peneliti

merasa perlu untuk mencantumkan rasa terima kasih kepada orang-orang berikut ini :

1. Prof.Dr.HM. Amin Suma,SH,MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengajarannya mencerahkan.

2. Dr.Euis Amalia.Mag dan Mu’min Rouf,MA selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Muamalat/Ekonomi Islam, bantuan mereka sangat berharga.

3. Dr.H.Asrorun Ni’am,Lc, MA dan Mohammad Nurianto Al Arif, SE, M.SI

selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan

skripsi ini, kebaikannya luar biasa.

i

Page 6: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

6

4. Ibunda dan Ayahanda tersayang, Marzuki dan Ainin, yang selalu

mencurahkan doa, dan amal perbuatannya setiap waktu. Semoga

penyelesaian skripsi ini menjadi amal bakti seorang anak kepada kedua

orang tuanya, walaupun nilainya kecil dan tidak seberapa dengan

perjuanganmu.tidak lupa untuk Abangku tersayang Zaenal Arifin S.Pd.I,

yang telah banyak membatu, memberi semagat dalam penyelesian skripsi

ini, nasehatmu sangat berarti.

5. Untuk sahabat-sahabat karib saya, Nurlaila Sofwan, Siska Elfira Junita,

Riyana Sari dan semaua teman Jurusan Perbankan Syariah ( PS-D) angkatan

2007, semoga persahabatan kita terus berjalan.

6. Untuk ka Saomi Rizkianto dan Ka Indara, terima kasih atas nasehat dan

bantuannya, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang besar.

7. Untuk orang special dalam Hidupku, Nugraha Widya Anggara, yang selalu

memberi semangat didalam penyusunan skripsi ini.

Rasanya tidak mungkin peneliti menuliskan satu persatu semuanya. Tidak

ada yang bisa peneliti berikan selain ucapan terima kasih dan doa serta pengharapan

terbaik atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga Allah, memberikan rahmat dan

ridha- Nya kepada mereka.Amin.

Jakarta, 21 Mei 2011

Penulis

ii

Page 7: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah 1

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

D. Metode Penelitaian 6

E. Review Studi Terdahulu 10

F.Kerangka Teori 11

G.Sistematika Penulisan 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Letter of Credit (L/C) dan L/C Ekspor-Impor Syari’ah 15

B. Pihak-pihak yang terkait dalam Letter Of Credit 19

C.Dokumen-dokumen dalam Letter Of Credit 20

D. Keuntungan dan Kerugian Transaksi L/C 21

E. Produk Pendanaan 23

F. Produk Pembiayaan 24

G. Produk Jasa Perbankan 25

Page 8: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

8

BAB III GAMBARAN UMUM PT.BANK MUAMALAT INDONESIA,TBK

A.Sejarah Singkat PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk 28

B.Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 32

C.Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 32

D. Tujuan Bank Muamalat Indonesia 33

E. Strategi Usaha Bank Muamalat Indonesia 34

F. Produk-produk Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia 36

G.Prosedur Pembiayaan Letter of Credit (L/C)Ekspor-Impor di Bank

Muamalat Indonesia. 40

BAB IV KONSEP DAN OPRASIONALISASI FATWA MUI TENTANG

LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR-IMPOR

A. Sejarah Singkat Majelis Ulama Indonesia (MUI) 44

B.Isi tentang Fatwa MUI tentang L/C Ekspor-Impor serta kerangka

oprasionalnya didalam transaksi perbankan syariah. 46

C. Akad-akad L/C Ekspor Syariah 51

D. Akad-akad L/C Impor Syariah 58

BAB V ANALISIS ISI KESESUAIAN ATAU KETIDAKSESUAIAN

PENERAPAN L/C EKSPOR-IMPOR DI PT. BANK MUAMALAT,Tbk,

DENGAN FATWA DSN NO.34 -35

A. Janis Akad yang Digunakan Didalam Transaksi L/C 68

Page 9: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

9

B. Prosedur pengajuan pembiayaan L/C Ekspor-Impor di PT.Bank

Muamalat Indonesia,Tbk 71

C. Skema Operasionalisasi transaksi L/C Ekspor-Impor di PT.Bank

Muamalat Indonesia,Tbk 77

BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan 83

B.Saran 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

10

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, baik yang bersifat

nasional maupun internasional. Diantara berbagai bidang usaha yang mengalami

perkembangan pesat itu adalah perdagangan. Sudah menjadi suatu keniscayaan,

bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi kebutuhannya hanya dengan

mengandalkan barang-barang yang diproduksi dari dalam negeri saja. Oleh karena

itu, adanya suatu mekanisme jual beli barang antar negara adalah kebutuhan yang

tidak dapat dihindari.

Dalam era globalisasi sekarang ini di samping istilah ekonomi internasional

yang meliputi perdagangan dan keuangan internasional, ternyata semakin dikenal dan

digunakan istilah bisnis internasional yang menyangkut ekspor dan impor barang,

modal dan jasa lainnya dengan pelaku utama yang sering disebut sebagai Multi

National Corporation ( MNC)1.

Dalam transaksi perdagangan luar negeri, terjadi hubungan dagang antara

penjual dari suatu negara dengan pembeli dari negara lainnya. Permasalahannya

adalah bagaimana menyelesaikan kondisi ini dimana antara penjual dan pembeli

dibatasi oleh jarak yang sangat jauh, sehingga transaksi dengan cara tunai jelas sangat

1 Ramlan Ginting, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis, (Jakarta : Salemba Empat,2002) , h. 2.

1

Page 11: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

11

sulit dilakukan. Pembeli akan merasa khawatir jika ia mengirim uang lebih dahulu

sebelum barang tersebut samapai di tangannya. Sebaliknya penjual juga tidak

bersedia untuk melepas barangnya sebelum ada kepastian pembayaran dari pembeli.

Inti dari persoalannya adalah adanya kekhawatiran dari kedua belah pihak terhadap

resiko kerugian apabila salah satu ada yang tidak memenuhi kewajibannya.

Untuk mengatasi persolan tersebut, bank dapat bertindak sebagai pihak ketiga

yang memberikan jasa keperantaraan dengan menjamin pembayaran pihak importir

kepada pihak eksportir. Salah satu pembayaran yang dipergunakan di dalam

perdagangan luar negeri yaitu dengan cara “Kredit Dokumenter” yaitu dengan

menggunakan Letter Of Credit ( L/C).

Letter of Credit ( L/C) adalah suatu fasilitas jasa yang diberkan oleh bank

kepada nasabah dalam rangka mempermudah transaksi jual beli barang, terutama

yang berkaitan dengan ekspor-impor2. Jika bank menerbitkan L/C kepada nasabah

berarti bank menjamin akan membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas

permintaan nasabah tersebut.

Sementara UCPDC (Unifrom Customs and Practice for Documentary

Credits) menyatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan

pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen (misalnya konosemen, Faktur,

2 Ahmad kamil, Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Ekonomi Syariah, ( Jakarta: KencanaPrenada Media, 1997), h. 675.

Page 12: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

12

Sertifikat Asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C, baik langsung maupun

melalui bank lain atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada

bank penerbit3.

Sering timbul permasalahan dalam transaksi L/C di antaranya, pemohon

menerima barang yang dibelinya tidak sesuai dengan uraian barang dalam L/C, sering

terjadi penipuan dalam transaksi L/C, biaya pelaksanaan L/C yang kurang transparan,

dan adanya unsur bunga demi keuntungan bank. Oleh karena itu, perlu ada perhatian

khusus agar masing-masing pihak tidak ada yang saling dirugikan dan proses

jalannya transaksi jual-beli dapat sesuai dengan ajaran syariat Islam.

Pada tanggal 14 September 2002, atau 7 Rajab 1423 H. Dewan Syariah

Nasional (DSN) - Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan rapat pleno dan

memutuskan Fatwa tentang L/C Ekspor Syariah dan L/C Impor syariah, yang

berbunyi : Letter of Credit ( L/C) Ekspor syariah adalah surat pernyataan akan

membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh Bank untuk memfasilitasi

perdagangan ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip

syariah. Fatwa tersebut muncul dengan pertimbangan,bahwa L/C suatu bentuk jasa

perbankan yang memberi fasilitas transaksi ekspor yang dilakukan oleh nasabah,

selain itu transaksi L/C Ekspor yang berlaku selama ini tidak sesuai dengan prinsip-

3 Amir, Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, (Jakarta : PT. Binaman Persindo,1992), h.20.

Page 13: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

13

prinsip syariah4. Letter of Credit (L/C) Impor syariah adalah, surat pernyataan akan

membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh bank untuk kepentingan importir

dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah.

Letter of Credit (L/C) Ekspor syariah dalam pelaksanaannya mengunakan

akad-akad : Wakâlah bil Ujrah, Qardh, Mudharabah, dan Al-Bai. L/C Impor Syariah

dalam pelaksanaannya menggunakan akad-akad : Wakâlah bil Ujrah,Qardh,

Murâbahah,Salam, Mudharabah, Musyarakah,dan Hawâlah.

Dengan ditetapkannya fatwa DSN No: 34 dan 35 tentang L/C Ekspor-Impor

tersebut, diharapkan Bank Syari’ah mampu mengimplementasikan di dalam transaksi

L/C ekspor-impor, sehingga tansaksi perdagangan dapat sesuai dengan ajaran syariat

Islam. Dan berhubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya ingin

mengambil judul : “ IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH

NASIONAL ( DSN ) MAJELIS ULAMA INDONESIA ( MUI ) NO. 34 dan 35

TENTANG LETTER OF CREDIT( L/C) EKSPOR - IMPOR DI BANK

SYARIAH” ( Studi Pada PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk. )

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam perdagangan yang dibatasi oleh jarak yang berjauhan, bahkan

berlainan pulau dan negara perlu adanya saling pengertian dan kerjasama yang baik,

karena pada kondisi tersebut dapat terjadi permasalahan, kehilafan dan kecurangan

4 Muhammad Mujahidin,” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada 20januari2011 dari http:// Shrialearn.wikidot.com/2002/09/ eksistensi/letter of credit/syariah.html.

Page 14: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

14

dalam hal penyelesaian transaksi di dalam jual- beli. Untuk itu perlu adanya

pantauan Dewan Syariah Nasional( DSN) tentang pelaksanaan L/C Ekspor, Sehingga

transaksi jual-beli yang dilakukan bank syariah melaui L/C Ekspor dapat sesuai

dengan syariat Islam dan terbebas dari riba maupun penipuan.

Dari pembatasan masalah di atas maka spesifik perumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep serta operasionalisasi L/C Ekspor-Impor menurut fatwa

Dewan Syari’ah Nasional ( DSN) No 34 dan 35?

2. Bagaimana kesesuaian atau ketidaksesuaian Implementasi L/C Ekspor-Impor

yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sesuai dengan konsep Fatwa

Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.34 dan 35 ?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab pokok permasalahan

penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep dan operasionalisasi L/C Ekspor-Impor yang Sesuai

dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).

2. Untuk menganalisis implementasi transaksi jual-beli melalui L/C Ekspor-Impor

yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia selama ini, sesuai dengan fatwa yang

ditetapkan oleh Dewan Syari’ah Nasional ( DSN).

Page 15: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

15

Sedangkan manfaat penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam bidang akademis, bermanfaat sebagai penambah pengetahuan dan

wawasan terhadap pelaksanaan perdagangan Ekspor-Impor melalui L/C

Syari’ah, menambah dan memperkaya bahan kajian pustaka dan sebagai

pemenuhan bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

2. Bagi perusahaan, membantu memudahkan pihak-pihak terkait secara langsung

maupun tidak langsung dalam pelaksanaan mekanisme L/C Ekspor-Impor, dan

dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa dibidang

perdagangan antar negara.

3. Bagi penulis, dari hasil penelitian ini memberikan pengetahuan tentang

bagaimana implementasi dari perdagangan antar negara melalui L/C Ekspor-

Impor di PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sehingga hasil penelitian ini dapat

memperkaya pengetahuan dan pengalaman yang akan bermanfaat dalam

kehidupan penulis.

D. Metode Penelitian

1. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah Metode Deskriptif

Kualitatif, menurut Mardalis5 “Penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendapatkan apa-apa yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya

mendiskripsikan, mencatat menganalisis, dan menginterprestasikan kondisi-

5 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , ( Jakarta : Bumi Aksara,2002), h. 25.

Page 16: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

16

kondisi yang saat ini terjadi atau ada.” dengan kata lain penelitian deskriptif

mengambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan. Jenis penelitian deskriptif merupakan suatu kegiatan yang meliputi

pengumpulan data, dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut

keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian6.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah PT.Bank

Muamalat Indonesia, Tbk. Yang bertempat di Gedung Arthaloka, jalan

Sudirman Jakarta Pusat.

3. Jenis Data dan Sumber Data

a. Data Primer, merupakan data yang pertama kali didapat yang menjadi sumber

utama, baik dari individu maupun kelompok. Yaitu hasil dari :

1) Observasi adalah, pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas

gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti7. Penulis melakukan observasi

dengan melihat dan mengamati secara langsung terhadap pihak-pihak yang

terkait dalam proses pengajuan (mekanisme) L/C Ekspor-Impor di PT.Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.

2) Wawancara (interview), yaitu peneliti melakukan wawancara dengan pihak

yang terkait dalam pelaksanaan L/C Ekspor-Impor di PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk, yaitu Bapak Fardiyadi, selaku Staf Oficer Operational

6 Consuelo G. Sevila, Feode Penelitian , ( Jakarta :UI-PRESS,1993), h.71.7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta : PT.Rineka Cipta,1993), Cet kedua,h.309.

Page 17: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

17

pemberian jasa perdagangan. Dengan menggunakan tekhnik wawancara

berstruktur, bentuk pertanyaan akan diajukan terlebih dahulu disusun sebelum

wawancara dilakukan, informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan L/C

Ekspor-Impor yaitu bagaimana mekanisme pelaksaan L/C Ekspor-Impor Pada

PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk.

3) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen8.

b. Data Sekunder, penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

buku, majalah, internet, koran, dan sumber tertulis lainnya yang mengandung

informasi, berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang telah didapat dari data primer dan sekunder

dikumpulkan kemudian dianalisis dengan cara membandingkan dengan

kepustakaan serta pendapat peneliti, kemudian dapat dilihat apakah terdapat

perbedaan atau kesesuaian antara penelitian dengan standar yang semestinya.

5. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan Metode Analisis Isi yaitu metode yang

menganalisis isi pesan dan mengolah pesan secara sistematik, objektif, dan

kuantitatif, terhadap pesan yang tampak, atau suatu alat untuk mengobservasi

dan menganalisis isi prilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang

8 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1989), Edisi Revisi, h. 193.

Page 18: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

18

dipilih. Dengan kata lain Analisis Isi yaitu mendeskripsikan teori-teori yang

ada kemudian disesuaikan dengan kenyataan yang ada dan analisis wacana

dengan memberikan pertanyaan peneliti dari gejala dan masalah yang ada9.

Pada skripsi ini penulis menganalisis kesesuaian Fatwa MUI mengenai akad

serta operasional transaksi L/C Ekspor-Impor perbankan syariah dan

akad,operasional, terhadap pengajuan pembiayaan transaksi L/C Ekspor-

Impor di PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Tahapan analisis data dibagi

dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan penelitian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dapat berupa kata-kata yang dirancang untuk

menggabungkan informasi- informasi yang didapat.

9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT.Grafindo Persada, 2004), cet –ketiga, h.134-135.

Page 19: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

19

c. Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi

Setelah data diolah kemudian diambil suatu kesimpulan secara umum.

Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan

lapangan yang digunakan ketelitian penulis.

d. Teknik Penulisan Data

Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan menunjuk pada

”Buku Pedoman Penulisan Skripsi,” yang diterbitkan oleh fakultas syariah

dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Review Studi Terdahulu

1. Nur Holis, 1999, Letter Of Credit Dalam Wakalah Dalam Perdagangan

Internasional. Isi skripsinya membahas tentang praktek L/C berdasarkan

prinsip wakalah, persamaannya dengan penulis sama-sama menggunakan

Akad wakalah, dan yang membedakan, selain mengunakan akad wakalah

penulis juga menggunakan Akad Mudharabah, selain itu penulis juga

menjelaskan mekanisme L/C secara lebih mendalam, prosedur dari awal

sampai tahap pengembalian pembiayaan.

2. Euis Samhati, 2002, Letter of Credit Hukum Positif dan Fikih Muamalah. Isi

skripsinya membahas tentang hukum L/C menurut hukum positif dan fikih

muamalat, persamaan dengan penulis sama-sama membahas hukum L/C

tetapi kalau penulis lebih mengacu pada hukum yang ditetapkan Fatwa DSN,

Page 20: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

20

selain itu penulis lebih fokus kepada pembahasan mekanisme L/C secara

keseluruhan.

3. Dian Ismi Islami, 2005, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Letter Of Credit

Serta Hubungannya Dengan Wakalah Dan Kafalah. Isi skripsinya membahas

tentang hukum pelaksanaan L/C, serta pasal-pasal tentang L/C dalam

pelaksanaan akad wakalah dan kafalah. Persamaan dengan penulis, sama-

sama membahas tentang akad wakalah dalam L/C, tetapi penulis lebih lebih

menyeluruh mengenai mekanisme pelaksanaan L/C Ekspor yang dilakukan

Bank Muamalat Indonesia.

4. Hafni Wahyuni, 2005, Letter Of Credit Dan Aspek Yuridisnya Dalam

Tatanan Perdagangan Internasional Dan Hukum Islam. Isi skripsinya

membahas tentang cara pembayaran melalui mekanisme L/C menurut

UCPDC, persamaan dengan penulis sama-sama membahas tentang proses

pembayaran L/C, namun kalau hanafi berdasarkan aturan UCPDC,

sedangkan penulis berdasarkan ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional

(DSN), kemudian penulis lebih menyeluruh mengenai prosedur pelaksanaan

L/C Ekspor. Mulai dari pengajuan L/C Ekspor, pengiriman barang dan

sampai terjadi pembayaran.

F. Kerangka Teori

UCPDC (Unifrom Customs and Practice for Documentary Credits)

menyatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan

Page 21: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

21

pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan

pembayaran kepada penaerima atas penyerahan dokumen-dokumen

(misalnya konosemen, Faktur, Sertifikat Asuransi) yang sesuai dengan

persyaratan L/C, baik langsung maupun melalui bank lain atas instruksi

pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit.10

Sedangkan definisi L/C Ekspor menurut perbankan syariah dapat diartikan

dengan surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan

oleh Bank untuk memfasilitasi perdagangan ekspor dengan pemenuhan

persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah.

Hakikat L/C adalah pembayaran dan oleh karena itu, keseimbangan

hak dan kewajiban para pihak harus diperhatikan secara adil dan terbuka.

Keadilan dan keterbukaan dalam pelaksanaan L/C merupakan suatu keharusan,

karena inti L/C adalah mewujudkan pembayaran sejumlah uang senilai L/C.

Pemohon yang meminta bank penerbit untuk menerbitkan L/C,

berhak atas barang yang dibayar berdasarkan L/C, dan berkewajiban untuk

membayar kepada bank penerbit yang atas nama pemohon melakukan

pembayaran, harga barang dengan L/C kepada penerima, yang menyampaikan

kepada bank penerbit dokumen yang dipersyaratkan L/C yang mewakili barang

yang dijual kepada kepada pemohon.

10 Amir. Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, (Jakarta : PT. Pustaka BinamanPresindo,1992), h.21.

Page 22: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

22

Jika bank penerbit memberi kuasa kepada bank yang ditunjuk untuk

melakukan pembayaran harga barang kepada penerima, bank penerbit

berkewajiban membayar kembali kepada bank yang ditunjuk sejumlah uang yang

telah dibayarkan kepada penerima. Hak dan kewajiban masing-masing pihak

adalah sesuai dengan kesepakatan berdasarkan kontrak yang disetujui para pihak

yang memuat sejumlah pembayaran yang akan direalisasikan sebagai pengganti

pengiriman barang oleh penerima kepada pemohon. Saat pelaksanaan hak dan

kewajiban juga dilakukan dengan merujuk pada kesepakatan masing-masing

pihak berdasarkan kontrak, demikian juga halnya dengan pembayaran biaya

dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban.

G. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi

terdahulu, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan diuraikan tentang definisi L/C, Pihak-pihak yang terkait dalam L/C,

dokumen-dokumen dalam L/C, keuntungan dan kerugian transaksi L/C, dan Jenis

produk bank syari’ah.

Page 23: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

23

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk

Bab ini terdiri dari sejarah singkat, pengembangan visi dan misi, dewan pendiri,

struktur organisasi, dilanjutkan dengan mengemukakan jenis-jenis prodak dan

fasilitas-fasilitas pelayanan yang diberikan.

BAB IV KONSEP DAN OPRASIONALISASI FATWA MUI TENTANG

LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR-IMPOR

Bab ini berisi tentang Fatwa MUI tentang L/C Ekspor-Impor serta kerangka

oprasionalnya didalam transaksi perbankan syariah.

BAB V ANALISIS ISI KESESUAIAN ATAU KETIDAKSESUAIAN

PENERAPAN L/C EKSPOR-IMPOR DI PT. BANK MUAMALAT,Tbk,

DENGAN FATWA DSN NO.34 -35

Bab ini berisi analisis kesesuian atau ketidaksesuaian antara ketetapan Fatwa

DSN tentang operasiaonal L/C ekspor-impor, dengan praktek oprasional L/C

ekspor-impor yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk secara

langsung.

BAB VI PENUTUP

Bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dan memberikan saran.

Page 24: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Letter of Credit ( L/C) dan L/C Ekspor-Impor Syariah

Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kontrak penjualan barang

jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling kenal dengan baik. L/C

digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, L/C bukan

merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindah tangankan. Letter of

Credit (L/C) atau Documentary Credit atau Credit merupakan cara pembayaran

dalam suatu transaksi ekspor-impor yang paling aman bagi eksportir maupun bagi

importir. Berbeda dengan pola pembayaran lainnya dalam Perdagangan Internasional

transaksi ekspor-impor, maka Letter of Credit menjadi suatu instrumen atau alat yang

dapat melindungi eksportir dan importir dari tidak dipatuhinya kewajiban-kewajiban

yang dipersyaratkan kedua-belah pihak.

Dalam proses pelaksanaan transaksi Letter of Credit, maka hampir semua

bank mengharuskan agar L/C tunduk pada UCPDC (Uniform Customs and Practice

for Documentary Credits) yang merupakan seperangkat ketentuan yang berlaku

universal terhadap setiap Letter of Credit/Documentary Credit. Bila suatu L/C atau

credit mengindikasikan secara tegas bahwa L/C tunduk kepada UCPDC. Maka

15

Page 25: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

25

UCPDC mengikat semua pihak kecuali dengan tegas dimodifikasi atau tidak

diberlakukan oleh Credit11.

Pasal 2 UCPDC Revisi 2007, Publikasi ICC No.600 atau dikenal dengan UCP

600 mendefinisikan sebagai berikut :

Letter of Credit berarti setiap janji, bagaimanapun dinamakan atau diuraikan, yang

bersifat irrevocable dan karenanya merupakan janji pasti dari Issuing Bank untuk

membayar presentasi yang sesuai.

C.F.G. Sunaryati Hartono, mengatakan :“Secara harfiah L/C dapat

diterjemahkan sebagai surat hutang atau surat piutang, tetapi sebenarnya L/C lebih

merupakan suatu janji akan dilakukannya pembayaran, apabila telah terpenuhinya

syarat-syarat tertentu."

Sementara, Uniform Customs and Practice for Documentary Credits

(UCPDC) mengatakan : bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan

pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen (misalnya

konosemen, faktur, sertifikat asuransi). Inti dari pengertian L/C menurut UCPDC

ialah bahwa L/C merupakan “ janji pembayaran”. Bank penerbit melakukan

pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain atas instruksi

pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit.

11 Ahmad Mujahidin , “ Eksistensi Letter Of Credit “ Artikel diakses pada 4 maret 2011darihttp://sharianomics wordpress.com/2010/11/17 definisi- Lc.html.

Page 26: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

26

Berikutnya, Bank Indonesia12 mendefinisikan L/C yaitu : janji dari issuing

bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi

syarat Letter Of Credit tersebut. Inti dari definisi tersebut, janji pembayaran L/C

kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit atau melalui bank lain

sebagai kuasanya.

Dan Kemudian, Emmy Pangarimbuan Simanjuntak 13, mendefinisikan

L/C sebagai suatu surat perintah membayar kepada seorang atau beberapa orang yang

dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut didalam

surat perintah itu kepada orang tertentu. Inti dari definisi Emmy, bahwa L/C adalah

“Surat perintah membayar”. Beliau melihat L/C sebagai suatu perintah atau kuasa

dari bank penerbit kepada bank pembayar.

Letter Of Credit (L/C) Ekspor menurut perbankan syariah dapat diartikan

dengan surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh Bank

untuk memfasilitasi perdagangan ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu

sesuai dengan prinsip syariah.

Hakikat L/C adalah pembayaran dan oleh karena itu, keseimbangan hak dan

kewajiban para pihak harus diperhatikan secara adil dan terbuka. Keadilan dan

12 Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu lintas Pembayaranluar Negeri,Metode Pembayaran Internasional Letter Of Credit, 1995,h.2.

13 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukuan kredit Berdokumen, (Yogyakarta: FH-UGM,1979), h.15.

Page 27: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

27

keterbukaan dalam pelaksanaan L/C merupakan suatu keharusan, karena inti L/C

adalah mewujudkan pembayaran sejumlah uang senilai L/C.

Pemohon yang meminta bank penerbit untuk menerbitkan L/C, berhak atas

barang yang dibayar berdasarkan L/C, dan berkewajiban untuk membayar kepada

bank penerbit yang atas nama pemohon melakukan pembayaran, harga barang dengan

L/C kepada penerima, yang menyampaikan kepada bank penerbit dokumen yang

dipersyaratkan L/C yang mewakili barang yang dijual kepada kepada pemohon

Jika bank penerbit memberi kuasa kepada bank yang ditunjuk untuk

melakukan pembayaran harga barang kepada peneriama, bank penerbit bekewajiban

membayar kembali kepada bank yang ditunjuk sejumlah uang yang telah dibayarkan

kepada penerima. Hak dan kewajiban masing-masing pihak adalah sesuai dengan

kesepakatan berdasarkan kontrak yang disetujui para pihak yang memuat sejumlah

pembayaran yang akan direalisasikan sebagai pengganti pengiriman barang oleh

penerima kepada pemohon. Saat pelaksanaan hak dan kewajiban juga dilakukan

dengan merujuk pada kesepakatan masing-masing pihak berdasarkan kontrak,

demikian juga halnya dengan pembayaran biaya dalam rangka pelaksanaan hak dan

kewajiban.

Page 28: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

28

B. Pihak-pihak yang terkait dalam Letter of Credit

a. Applicant, pihak yang meminta kepada banknya untuk menerbitkan L/C kepada

beneficiary biasanya importer.

b. Beneficiary, pihak yang menerima L/C atau pihak yang mendapatkan manfaat

dari terbitnya L/C.

c. Issuing Bank, yaitu bank yang menerbitkan Letter of Credit/Credit atau L/C

atas permintaan applicant atau atas nama bank sendiri.

d. Advising Bank, bank yang menerima L/C dari Iss. Bank dan meneruskan

L/C tersebut kepada beneficiary atau bank lain yang ditunjuk dalam L/C.

e. Negotiating Bank, bank yang mengambil-alih (melakukan negosiasi)

dokumen L/C.

f. Reimbursing Bank, bank yang ditunjuk oleh Iss. Bank untuk melakukan

pembayaran atas tagihan negosiasi dokumen L/C yang diajukan oleh negotiating

bank.

g. Paying Bank, bank yang bertugas membayar atas adanya tagihan dokumen L/C.

h. Accepting Bank, bank yang mengaksep draft (wesel) yang ditarik oleh beneficiary

dan membayarnya pada saat jatuh tempo.

i. Confirming Bank, bank selain Iss. Bank yang juga menjamin pembayaran L/C

yang diterbitkan Issuing Bank.

j. Transferring Bank, bank yang diberi kuasa di dalam L/C untuk mentransfer L/C

atas permintaan beneficiary L/C itu ke beneficiary yang lain.

Page 29: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

29

C. Dokumen- dokumen dalam Letter of Credit

Dalam kaitannya dengan dokumen maka hal yang perlu dicatat dalam

transaksi Letter of Credit (L/C) adalah pasal 5 UCP 600 yang berbunyi :

“Bank-bank berurusan dengan dokumen-dokumen dan tidak dengan barang, jasa

atau pelaksanaan terhadap mana dokumen-dokumen tersebut mungkin berkaitan.14”

Oleh karena itu transaksi letter of credit adalah transaksi dokumen yang berkaitan

dengan barang yang dikapalkan.

1. Dokumen Pengangkutan

Bill of Lading, pengangkutan melalui laut

Airway Bill, pengangkutan melalui udara

2. Invoice atau Commercial Invoice atau faktur pada dasarnya merupakan suatu

sarana bagi penjual/eksportir untuk memperhitungkan harga barang kepada

pembeli/importir sesuai dengan kesepakatan. Beberapa macam Invoice, yaitu :

3. Commercial Invoice, Invoice yang diterbitkan dan ditanda-tangani oleh Seller

dan ditujukan kepada buyer/importir.

4. Consular Invoice, Invoice yang diterbitkan oleh konsulat Negara pembeli

yang berada di Negara penjual atas dasar Commercial Invoice

14 Muhamad Mujahidin, “Letter of Credit” artikel ini diakses pada 4 Maret 2011, darihttp://www.yousaytoo.com/letter-of-credit/2011/ -C 134725. html.

Page 30: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

30

5. Visaed Invoice, Invoice yang diterbitkan oleh penjual/eksportir dan di-

counter-sign oleh konsulatan Negara pembeli yang berada di Negara

penjual/eksportir.

6. Proforma Invoice, Invoice yang dikeluarkan eksportir mendahului pengiriman

barang, biasanya baru dalam tahap penawaran.

7. Polis Asuransi

8. List atau Daftar

Packing List, daftar perincian barang serta cara dan bahan pembungkus

barang yang bersangkutan.Weight List atau Measurement List, daftar

perincian barang mengenai timbangan/ukuran barang.

9. Certificate, suatu keterangan yang dikeluarkan oleh orang atau instansi yang

berwenang mengenai keadaan barang.

10. Certificate of Origin, keterangan yang menyatakan Negara asal barang.

11. Certificate of Quality, keterangan yang menyatakan tentang mutu barang.

D. Kuntungan dan Kerugian Melakukan Transaksi LC

Setiap transaksi mengandung manfaat dan risiko bagi pelakunya. Berikut

antara lain manfaat dari transaksi LC :

1. Beneficiary (penjual) mempunyai jaminan kepastian pembayaran atas barang-

barang yang diekspornya sepanjang dokumen dan persyaratan yang

diperjanjikan telah dipenuhi.

Page 31: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

31

2. Beneficiary (penjual) mempunyai keuntungan dengan mengalihkan risiko

tidak dibayarnya LC oleh Issuing bank kepada Confirming bank di dalam

negeri. Confirming bank itulah yang mengambil alih risko komersial dan

country risk dari Issuing bank dan melindungi Beneficiary dari tidak

terbayarnya LC.

3. Meminimalkan jangka waktu penagihan kepada Applicant.

4. Beneficiary tidak mempunyai risiko atas nilai tukar mata uang negara

Applicant bilamana LC diterbitkan dalam mata uang negara Beneficiary.

Transaksi LC juga memiliki risiko sebagai berikut :

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi LC hanya melihat dokumen

transaksi saja dan tidak secara langsung melihat barang-barang yang akan

dikirimkan.

2. Bilamana Beneficiary berbuat curang, maka ada kemungkinan barang yang

dikirim bisa jadi tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Harus teliti

ketika melakukan deal atas syarat dan ketentuan beserta dokumentasinya agar

Issuing bank tidak mempersulit dicairkannya dana. Hal ini agar jangan sampai

terjadi barang telah disiapkan semuanya atau bahkan telah dikirimkan, tetapi

dengan berbagai alasan pihak Issuing bank mempersulit pencairan dana L/C.

Page 32: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

32

E. Jenis Produk Bank Syari’ah

1. Pendanaan dengan Prinsip Wadi’ah

a. Giro Wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan

dari nasabah dalam bentuk rekening giro untuk kemudahan dan

keamanan pemakainya. Beberapa fasilitas giro wadiah yang disediakan

bank syariah untuk nasabah. Antara lain : buku cek, bilyet giro, kartu

ATM, fasilitas pembayaran, wesel bank, wesel penukaran, kliring, dan

lain-lain.

b. Tabungan Wadi’ah adalah produk pendanaan Bank Syariah berupa

simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings

account).

2. Pendanaan dengan Prinsip Qardh

Simpanan giro dan tabungan juga dapat menggunakan prinsip Qardh,

yaitu ketika bank dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari

nasabah deposan sebagai pemilik modal. Bank dapat memanfaatkan dana

pinjaman dari nasabah deposan untuk tujuan apa saja, termasuk untuk

kegiatan produktif mencari keuntungan. Senentara itu, nasabah deposan

dijamin akan memperoleh kembali dananya secara penuh, jika sewaktu-

waktu nasabah ingin menarik dananya.

3. Pendanaan dengan Prinsip Mudharabah

a. Tabungan Mudharabah yaitu, tabungan dengan bagi hasil yang

disepakati bersama. Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil dan bagi

Page 33: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

33

kerugian ketika nasabah sebagai pemilik modal (shaibul mal)

menyerahkan uangnya kepada bank sebagai pengusaha (mudharib)

untuk diusahakan15. Keuntungan dibagai sesuai kesepakatan, dan

kerugian ditanggung oleh pemilik dana atau nasabah.

b. Deposito/investasi Umum (Tidak Terikat), yaitu deposito dengan prinsip

mudaharabah al-muthlaqah, dimana bank mempunyai kebebasan mutlak

dalam mengelola investasinya.

c. Deposito /investasi khusus (Terikat), yaitu deposito dengan prinsip

mudharabah al-muqayyadah, dimana shaibul mal menetapkan syarat

tertentu yang harus dipenuhi mudharib, baik mengenai tempat usaha,

tujuan, maupun jenis usaha.

d. Sukuk Al-Mudharabah

4. Pendanaan dengan Prinsip Ijarah

F. Produk Pembiayaan

Produk-produk pembiayaan bank syariah dapat menggunakan empat pola

yang berbeda

1. Pola bagi hasil, untuk investment financing

Mudharabah

Musyarakah

15 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, (Jakarta : PT.Raja Graindo Persada, 2007), h.117.

Page 34: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

34

2. Pola jual beli, untuk trade financing

Murâbahah

Salam

Isthishna’

3. Pola sewa, untuk trade financing

Ijarah

Ijarah Muntahiya Bittamlik

4. Pola pinjaman , untuk dana talangan

Qardh

G. Produk Jasa Perbankan

1. Wakâlah

Wakâlah, menurut bahasa adalah menjaga. Sedangkan menurut

definisi mazhab Hanafi adalah seseorang yang menepati posisi orang lain

dalam mengerjakan sesuatu yang diperbolehkan atau mewakilkan suatu

pekerjaan kepada orang lain( wakil ). Para ulama sepakat bahwa wakalah

dengan disertai ujrah (upah) adalah dibolehkan. Dan jika wakalah disertai

dengan ujarah, maka pihak wakil harus menunaikan apa yang telah

diwakilkan kepadanya dan tidak keluar dari hal tersebut sampai berakhir

tugasnya16.

16 Ahmad Kamil, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan Dan Ekomomi Syariah, (Jakarta :Kencana Prenada Media, 2002 ), cet- 1, h.681.

Page 35: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

35

Wakâlah tidak akan sah, kecuali terpenuhinya beberapa syarat. Syarat

bagi pihak yang mewakilkan, ia adalah pemilik sah yang dapat bertindak

atas sesuatu yang ia wakilkan. Jika ia bukan sebagai pemilik yang dapat

bertindak, perwakilannya tidak sah. Syarat utama bagi orang yang

mewakili adalah berakal, dan terpenting ia memiliki kompetensi dan

memiliki sifat amanah. Para ualama memberikan kriteria untuk hal yang

boleh diwakilkan, yakni diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,

tidak bertentangan dengan syariat islam, serta dapat diwakilkan menurut

syariat islam. Adapun hal yang tidak boleh diwakilkan adalah semua

pekerjaan yang tidak ada campur tangan perwakilan, seperti shalat,

sumpah, dan thaharah ( bersuci).

2. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana

dengan pengelola yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan

dalam sebuah usaha perniagaan. Berdasarkan kewenangan yang

diberikan kepada mudharib, mudharabah dapat dikategorikan menjadi

mudharabah muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah17.

Mudharabah muthlaqah adalah akad kerjasama dimana

mudharib diberi kekuasaan penuh untuk mengelola modal usaha.

Mudharib juga tidak dibatasi dengan tempat usaha, tujuan maupun

17 Muammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendekia,2001) , cet-2,h. 97.

Page 36: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

36

jenis usaha. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah akad

kerjasama di mana shaibul mal menetapkan syarat tertentu yang harus

dipenuhi mudharib, baik mengenai tempat usaha, tujuan, maupun jenis

usaha.

3. Musyarakah

Musyarakah adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dengan masing-masing memberikan

kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan18.

4. Murâbahah

Murâbahah adalah akad jual-beli dengan harga semula dengan

penabahan keuntungan yang diketahui oleh pihak pembeli. Syarat

sahnya akad jual-beli murâbahah adalah harga pokok harus diketahui

oleh calon pembeli, keuntungan yang akan diambil oleh penjual harus

diketahui, harga harus ditentukan dengan uang.

5. Kafâlah (Guaranty)

Kafâlah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada

pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung.

6. Hiwâlah ( Transfer Service)

Hiwâlah yaitu, pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada

orang lain yang wajib menanggungnya.

18 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendekia,2001) , cet,ke-2, h.91.

Page 37: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

37

BAB III

GAMBARAN UMUM PT.BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan melalui kegiatan

operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan

Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,

pendirian Bank Muamalat Indonesia juga menerima dukungan masyarakat,

terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan seniali 84 miliar pada saat

penandatanganan akata pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara

silahturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan

komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanamkan modal senilai Rp.

106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang

dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporak porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen koperasi. Bank

Muamalat Indonesia pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio

28

Page 38: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

38

pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencapai

kerugian sebesar 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3

miliar, kurang dari sepertiga modal sektor awal.

Dalam upayanya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat Indonesia

mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang

saham Bank Muamalat Indonesia. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun

1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus

keberhasilan bagi Bank Muamalat Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, Bank

Muamalat Indonesia berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat

upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang

kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap

pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat Indonesia berhasil bangkit

dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh

anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian

menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: (i) tidak

mengandalkan setoran modal tambahan dari pemegang saham, (ii) tidak

melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal

pemangkasan biaya, tidak memotong hak kru Muamalat sedikit pun, (iii)

pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Muamalat menjadi prioritas

Page 39: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

39

utama di tahun kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakkan landasan usaha baru

dengan menegakkan disiplin kerja Mumalat menjadi agenda utama di tahun

kedua, (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat Indonesia pada

tahun ketiga dan seterusnya.19

Setelah tumbuh sehat selama satu dasawarsa, Bank Muamalat memandang

tahun 2009 sebagai saat yang tepat untuk merestrukturisasi serta memperkokoh

landasan usaha demi pertumbuhan di masa depan. Sekalipun dunia dilanda krisis

keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di Indonesia tetap

kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat

menjanjikan. Sebagai bank pertama murni syariah, dan pelopor di pasar

perbankan syariah nasional sejak tahun 1991, Bank Muamalat memiliki posisi

yang strategis guna memanfaatkan peluang pertumbuhan tersebut. Untuk itu,

Bank Muamalat harus membangun landasan dan infrastruktur yang lebih kokoh.

Pada tahun 2009, Bank Muamalat melakukan beberapa perubahan struktural,

perbaikan sistem operasional, serta penyelarasan lini usaha.20

Pada tahun 2007, jumlah pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat

Indonesia meningkat sebesar 30,02% dari Rp 6.628,09 miliar pada tahun 2006

menjadi Rp 8.618,05 miliar di tahun 2007. Peningkatan ini terutama didorong

19Bank Muamalat Indonesia, “Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat Indonesia 1991-2009”,Artikelinidiaksespada9maret,2011darihttp://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile.

20 Annual Report BMI Tahun 2009.

Page 40: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

40

oleh kondisi makro ekonomi yang relatif stabil, sehingga membuka peluang

lebih banyak bagi kegiatan usaha. Salah satu ciri khas pembiayaan adalah

dukungan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sekitar

61,92% dari pembiayaan Bank disalurkan ke nasabah UMKM dan rencananya

akan terus ditingkatkan di masa mendatang. Kemudian seiring dengan prinsip

kehati-hatian perbankan yang dianut Bank Muamalat selama ini, rasio NPF

(Nonperforming Financing) bersih terhadap total pembiayaan yang diberikan

berhasil diperbaiki, menjadi 1,33% di tahun 2007 dibandingkan dengan 4,84%

tahun 2006.21

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta

nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan

BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos

Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet.

BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka

cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan

aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan

Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat

diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia.

Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk

menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah,

namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara.

21 Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2007 h. 61.

Page 41: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

41

Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional

dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi

yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima

antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance

News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia

2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance

House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia22

Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.

C. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi tersediri yang memberikan

cirri khas organisasinya, termasuk pula dengan Bank Muamalat Indonesia.

Struktur organisasi yang ada di Bank Muamalat Indonesia terdiri dari Dewan

Pengawas Syariah, Dewan Komisaris, Direksi, dan bagian-bagian lainnya yang

22 Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009, h. 1.

Page 42: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

42

turut mendukung jalannya kegiatan operasional perbankan Bank Muamalat

Indonesia. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang terdapat pada Bank

Muamalat Indonesia:

1. Dewan Pengawas Syariah | Sharia Supervisory Board

K.H. Ma’ruf Amin

Prof. Dr. H. Muardi Chatib

Prof. Dr. H. Umar Shihab

2. Dewan Komisaris | Board of Commissioners

Widigdo Sukarman

Emirsyah Satar

Andre Mirza Hartawan

Irfan Ahmed Akhtar

Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi

Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf

3. Direksi | Board of Directors

Arviyan Arifin

Andi Buchari

Farouk Abdullah Alwyni

Luluk Mahfudah

Adrian Asharyanto Gunadi

D. Tujuan Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia memiliki tujuan yaitu:

Page 43: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

43

1. Memperbaiki kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam rangka

mempersempit jurang pemisah sosial ekonomi melalui:

a. Memperbaiki kualitas kegiatan bisnis

b. Promosi kesempatan kerja

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat

2. Mempromosikan partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan

terutama dalam bidang keuangan dengan alasan bahwa:

a. Masih banyak masyarakat yang enggan berurusan dengan bank

b. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa bunga bank bertentangan

dengan ajaran agama.

E. Strategi Usaha Bank Muamalat Indonesia

Untuk mencapai tujuannya, Bank Muamalat Indonesia di dalam

operasionalnya akan mendasarkan strategi usaha sebagai berikut:

1. Sasaran Pembinaan

Adalah sasaran pembinaan Bank Muamalat Indonesia meliputi

pengkrajin industri kecil, nelayan, peternak, pekebun petani tanaman dan

holtikultura, pedangang kecil, pengusaha transportasi dan pengusaha

lainnya. Untuk sasaran tersebut dilakukan kegiatan untuk memebina dan

mempercepat berkembangnya masyarakat kelompok ekonomi menengah

kebawah untuk mengantisipasi dampak negarif dari pembangunan, sehingga

terbentuk landasan yang kokoh bagi pengembangan manusia seluruhnya

dalam pembangunan nasional jangka panjang kedua.

Page 44: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

44

2. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan Bank Muamalat Indonesia delakukan dengan

kegiatan-kegiatan:

a. Bekerjasama dengan BPR yang telah ada dengan cara:

1. Mengintrodusir dan membina pengembangan produk-produk dalam

sisi perbankan berdasarkan syariah Islam.

2. Mengintrodusir sisi pengembangan usaha berdasarkan kebersamaan

dan peran serta dalam permodalan dan risiko.

3. Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga swadaya

masyarakat dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial

dan teknologi. Peningkatan nilai dan pengembangan usaha

pengusaha kecil dan menengah.

b. Mondorong pengembangan bank-bank BPR baru di daerah-daerah

potensial, pengembangan usaha kecil dan mengengah dengan cara:

1. Penyediaan modal perangsang

2. Penyediaan staf BPR dan Pelatihan

3. Penyediaan modal kerja dan pembinaan teknis

4. Pembinaan lanjutan

5. Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan LSM dalam

mendukung peningkatan kemampuan manajerial dan teknologi,

peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha pengusaha kecil

dan menengah.

Page 45: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

45

c. Bekerja sama dengan badan amil zakar, infaq, shodaqoh (BAZIS)

mengintensifkan pengelolaan dana zakat, infaq, shodaqoh untuk proyek-

proyek pengembangan usaha kecil dan menengah.

d. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan tekhnik manajemen usaha pengusaha kecil dan

menengah.

e. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan teknologi peningkatan produktivitas.

f. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan pembianaan keterampilan akuntansi.

g. Mengembankan peranan kelembagaan dan melancarkan jaringan

penyediaan bahan baku.

h. Mengembankan peranan kelembagaan penyediaan teknologi pasca

panen.

i. Mengembankan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.

F. Produk-produk Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat

Indonesia dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Page 46: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

46

Adapun produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank

Muamalat Indonesia, yaitu:

1. Pembiayaan Jual Beli

a. Murâbahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan

yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja, Investasi dan

Konsumtif.

b. Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana

pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Konsep Salam cocok untuk

pembiayaan di bidang pertanian.

c. Istishna’

Adalah jual beli dimana produsen (shaani’) ditugaskan untuk membuat

suatu barang pesanan dari pemesan (mustashni’). Istishna’ mirip dengan

Salam yaitu dari segi obyek pesanannya harus dibuat atau dipesan

terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya, pembayaran

Istishna’ dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan.

Konsep Istishna’ cocok untuk pembiayaan pembangunan property dan

penyediaan barang atau aset yang memiliki kriteria spesifik.

Page 47: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

47

2. Pembiayaan Bagi Hasil

a. Musyarakah

Adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana,

pekerjaan atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Konsep

ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

b. Musyarakah Mutanaqisah

Adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang)

atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan

pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat

digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan

Kongsi Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati.

c. Mudharabah

Adalah kerja sama antara dua pihak dimana salah satu pihak (Bank)

bertindak sebagai penyedia dana (shahibul maal), dan pihak lain

(nasabah) bertindak sebagai pengelola usaha (mudharib). Dalam hal

ini, Bank menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk dikelola.

Pembiayaan Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan

proyek atau usaha-usaha yang memiliki proyeksi dan pencatatan

pendapatan dan biaya usaha yang definitif. Konsep ini cocok untuk

pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

Page 48: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

48

3. Pembiayaan Sewa

a. Ijarah

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajjir)

dengan nasabah selaku penyewa (musta’jir) atas suatu barang atau

aset milik Bank. Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang atau

aset yang disewakannya.

b. Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (Mu’ajjir)

dengan nasabah selaku penyewa (Musta’jir). Dengan konsep IMBT,

nasabah (penyewa) setuju akan membayar uang sewa selama masa

sewa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa

mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa

tersebut dari pemberi sewa. Pembiayaan Ijarah dan IMBT umumnya

digunakan untuk pembiayaan investasi alat-alat berat

4. Pembiayaan Berdasarakan Pinjam Meminjam

a. Qardh

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh adalah pemberian

pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk

kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu

dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian

pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai

Page 49: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

49

kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan

keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau

sekaligus. Konsep ini dapat digunakan untuk Pembiayaan Dana

Talangan Haji .23

G. Prosedur Pembiayaan Transaksi Letter of Credit ( L/C) Ekspor-Impor di

Bank Muamalat Indonesia

Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk

melaksanakan kegiatan pembiayaan. Persetujuan pembiayaan kepada setiap

nasabah harus dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif terhadap

berbagai aspek yang berhubungan dengan obyek pembiayaan, sehingga

memberikan keyakinan kepada semua pihak yang terkait, bahwa nasabah dapat

memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu

yang disepakati.24

Adapun prosedur pembiayaan transaksi perdagangaan ekspor-impor

melalui Letter of Credit (L/C) pada Bank Muamalat Indonesia, baik untuk

nasabah perorangan maupun kolektif adalah sebagai berikut :

1. Permohonan : nasabah yang membutuhkan atau permohonan yang diajukan

oleh divisi marketing (Inisiasi) setelah dilakukan observasi langsung. Yang

dilengkapi dengan data-data pada persyaratan sebagai alat analisis.

23 Annual Report Tahun 2009, h. 112-114.24 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), cet.

4, h. 217.

Page 50: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

50

2. Data pendukung yang diperlukan : Data-data berikut disiapkan oleh

pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas

proposal yang diajukan yaitu:

a. Legalitas pribadi/ usaha : Nasabah melengkapi permohonannya dengan

surat izin usaha, NPWP, riwayat badan usaha atau data-data manajemen.

b. Laporan keuangan : Mencakup neraca, laporan rugi/laba dan arus kas.

c. Data jaminan : Bila dipandang perlu nasabah dapat menyertakan data

atau akte dari aktiva yang yang akan dijaminkan.

d. Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai

dasar pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari

usaha tersebut.

Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat

melakukan analisa yang kemudian dapat dijadikan rujukan untuk menentukan

keputusan.

3. Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank

dalam hal ini Administration group (yang termasuk didalamnya Account

officer) bekerjasama dengan Finance Support Group, mengadakan penilaian

tehadap proposal pembiayaan sehingga memenuhi kriteria dan

persyaratannya. Account officer memproses calon debitur dalam

keandalannya (kelayakannya), sedangkan Finance support Group dari segi

keabsahannya, seperti kebenaran lampiran, usaha maupun penggunaan

pembiayaan.

Page 51: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

51

4. Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account

officer, kemudian dianalisa kembali oleh Finance Support Group. Analisa-

analisa yang dilakukan adalah :

1) Analisis Keuangan : Finance Support Group akan menganalisa

laporan keuangan nasabah dengan memperhatikan pendapat

Akuntan (bila ada) seperi neraca, cash flow dan laporan rugi/laba.

2) Analisis Usaha/ Industri : Analisa tentang kegiatan yang akan

dibiayai, kelayakan usahanya dengan memperhatikan kriteria dari

Bank Muamalat, seperti kehalalan usaha yang tidak menyimpang

dari ajaran agama.

3) Analisis Manajemen : Analisa mengenai tingkat penjualan,

keuntungan atau kerugian serta pemasaran.

4) Analisa Yuridis Usaha : Seperti surat izin usaha dan struktur

organisasi perusahaan.

5) Analisis Karakter : Berkaitan dengan tingkat keimanan nasabah,

sifat dan karakter nasabah.

Setelah analisa-analisa diatas selesai maka Finance Support Group, dapat

menarik suatu kesimpulan atas pengajuan proposal nasabah.

5. Jika kesimpulan dari analisis adalah kelayakan atas proposal nasabah maka

Account officer (dalam hal ini mewakili Administration Group) dengan

Finance Support Group akan meminta persetujuan pembiayaan pada

Komite Pembiayaan (Credit Comitte Member) yaitu komite yang terdiri dari

Page 52: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

52

Administration Group, Finance Support Group, Finance & Administration

Director (kepala cabang atau dewan direksi yang membawahi urusan

Administration and Financing Director)

6. Apabila Komite Pembiayaan telah menyetujui, maka Administration Group

akan membuat Offering Letter (Persetujuan Prinsip Bersyarat) atau akad.

7. Bila nasabah menyetujui akad tersebut maka dilanjutkan dengan pengikatan

pembiayaan dan jaminan dihadapan Notaris sekaligus penandatanganan

akad/ perjanjian dengan disaksikan Ulama.

8. Setelah akad/ perjanjian telah ditandatangani maka pihak bank akan

melakukan pembayaran kepada pihak esportir atas permintaan importir

terkait dengan penjualan barang tersebut.

9. Monitoring: Bagian Finance Support Group ataupun Account officer

melakukan pengawasan/ monitoring untuk memantau pembiayaan sampai

waktu jatuh tempo berakhirnya perjanjian Letter of Credit ( L/C ) Ekspor.

10. Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 5 hari, nasabah

mempunyai waktu 5 hari untuk melakukan pembayaran kepada penjual. Dan

untuk jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, yaitu ada

tempo yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan pembayaran kepada

penjual, baik melalui pembiayaan yang diberikan Bank Muamalat

Indonesia, maupun dengan menggunakan uang pribadi.

Page 53: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

53

BAB IV

KONSEP DAN OPERASIONALISASI FATWA MAJLIS ULAMA

INDONESIA (MUI) TENTANG LETTER OF CREDIT ( L/C ) EKSPOR-

IMPOR PERBANKAN SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya Majelis Ulama Indonesia (MUI)

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang

mewadahi ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing,

membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama

Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26

Juli 1975 di Jakarta, Indonesia.

Fatwa merupakan ketetapan terhadap suatu tindakan atau perbuatan yang

berdasarkan ilmu25.Oleh karena itu, tidak boleh meminta fatwa baik kepada laki-laki

maupun perempuan, kecuali diduga berkompeten untuk memberi fatwa, yaitu dikenal

keilmuannya, karena itu adalah agama dan agama itu harus dijaga.

MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama,

cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain

meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada

masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat

pusat, yaitu : NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti, Al Washliyah, Math’laul

25 Syaikh Abdul Aziz bin Abdul bin Baz, dkk, Fatwa-Fatwa Terkini 2, (Jakarta : Darul Haq,2008), Cet.1, h.189.

44

Page 54: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

54

Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani

Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang

tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan. Dari musyawarah tersebut,

dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat

bermusyawarahnya para ulama. zuama dan cendekiawan muslim, yang tertuang

dalam sebuah “Piagam Berdirinya MUI,” yang ditandatangani oleh seluruh peserta

musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama.

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada

pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa

telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap

masalah kesejahteraan rohani umat. Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima

tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan

cendekiawan muslim berusaha untuk

1. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam

mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

2. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan

kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan

bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama

dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 55: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

55

3. Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan penterjemah

timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan

nasional.

4. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan

cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada

masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan

informasi secara timbal balik.

B. Konsep dan Operasionalisasi Fatwa Majlis ulama Indonesia ( MUI) tentang

Letter Of Credit ( L/C) Ekpor-Impor di Perbankan Syari’ah

Pada tanggal 14 September 2002, atau 7 Rajab 1423 H. Dewan Syariah

Nasional (DSN) - Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan rapat pleno dan

memutuskan Fatwa tentang L/C Ekspor Syariah dan L/C Impor syariah. Dengan

berdasar hukum :

A. Al- Quran

1. Firman Allah SWT, QS.an-Nisa[4] : 29

كلوا أموالكم بینكم بالباطل إال أن تكونیا أیھا الذین آمنوا ال تأتجارةعن تراض منكم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantarakamu...”

Page 56: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

56

2. Firman Allah SWT, QS.al- Maidah[5] :1

یاأیھا الذین آمنوا أوفوا بالعقود

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akaddiantara kamu...”

3. Firman Allah SWT, QS. al-Kahfi[18] :19

فابعثوا أحدكم بورقكم ھذه إلى المدینة فلینظر أیھا أزكى طعاما

فلیأتكم برزق منھ ولیتلطف وال یشعرن بكم أحدا

Artinya: “Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kotadengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia liahatmanakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia berlakulemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepadaseseorang pun”.

4. Firman Allah SWT,QS. Yusuf[12] : 55

قال اجعلني على خزائن األرض إنى حفیظ علیم

Artinya: “Jadikanlah aku bendaharawan negara(mesir).Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjagalagiberpengetahuan.”

Page 57: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

57

5. Firman Allah SWT QS.al- Baqarah [2] : 283

Artinya: “Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yanglain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya..”

6. Firman Allah SWT QS.al- Qashash[28] : 26

قالت احداھما یآ أبت استئجره إن خیر من استأجرت القوي

األمین

Artinya: ”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata :“ ya bapakku,ambillah ia sebagai orang yang bekerja ( pada kita ), karenasesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ( padakita) adalah orang yang kuat lagi dipercaya.”

7. Firman Allah SWT QS, al- Baqarah [2] :275

… باوأحل اهللا البیع وحرم الر …

Artinya: “.... Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

… من بعضكم بعضا فلیؤد الذي اؤتمن أمانتھ ولیتق اهللا ربھفإن أ

Page 58: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

58

8. Firman Allah SWT QS. Shad [38] : 24

”AArtinya: ”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yangberserikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada yang lain,kecuali yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlahmereka ini...”

B. Al- Hadis

1. Hadis Riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin Auf al- Muzani , Nabi SAW.

Bersabda :

Artinya: ”Perjanjian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecualiperjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yangharam dan kaum muslimin terkait dengan syarat-syarat mereka kecualisyarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yangharam.”26(HR. Tirmidzi dari’Amr bin Auf al-Muzani)

26 Terjemah Hadist Shahih Muslim 3. Penerjemah Ma’mur Daud (Jakarta: Widjaya,1984),cet-1,h.184 , No.1568.

وإن كثیرا من الخلطاء لیبغى بعضھم على بعض إال الذین آمنوا

ل ما ھموعملوا الصالحات وقلی …

الصلح جائز بین المسلمین إال صلحا حرم حالال أو أحل

حراما والمسلمون على شروطھم إال شرطا حرم حالال أو أحل حراما

Page 59: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

59

2. Hadis Nabi riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-

Khudri, Nabi SAW bersabda:

من استأجر أجیرا فلیعلمھ أجره

Artinya: “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beri taulahupahnya”(HR. Abd ar-Razak dari Abu Sa’id al-Khudri)27.

.C. Kaidah Fiqih

D. لى تحریمھل دلیل عاألصل في المعامالت اإلباحة إال أن ید

Artinya: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalat boleh dilakukankecuali ada dalil yang mengharamkannya”.28

المشقة تجلب التیسیر

Artinya: “ Kesulitan dapat menarik kemudahan”.29

الضرورةالحاجة قد تنزل منزلة

Artinya : “ Keperluan dapat menduduki posisi darurat”.30

27 Terjemah Hadist Shahih Bukhari . Penerjemah Zainuddin Hamidy,dkk ( Jakarta:Widjaya,1983),cet-6,h.303 , No.1109.

28 Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 32.29 Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 30.

Page 60: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

60

Letter of Credit (L/C) Ekspor syariah dalam pelaksanaannya mengunakan

akad-akad : Wakâlah bil Ujrah, Qardh, Mudharabah, dan Al-Bai. Dan L/C Impor

syariah dalam pelaksanaannya mengunakan akad-akad : Wakâlah bil Ujarah, Qardh,

Murâbahah, Salam/Istishna’, Mudharabah, Musyarakah, dan Hawâlah

C. Akad-akad L/C Ekspor Syariah

1. Wakâlah bil Ujrah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Ekspor syariah:

a. Negosiasi( harga) jual beli.

b. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

c. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli, apabila Bank setuju pembeli

wajib setor jaminan.

30 Abdul Hamid Hakim, Mabâdi’ Awaliyah, ( Jakarta : Sa’adiyah Putra, 1984) cet- 3, h. 34.

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus(AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4

5

56

7

Page 61: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

61

d. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

e. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen-dokumen

pengiriman barang kepada Bank Penerus (Advising Bank).

f. Bank penerus (Advising Bank) melakukan pengurusan dokumen-

dokumen ekspor.

g. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C

(Issuing Bank) selanjutya dibayarkan kepada eksportir, besar ujrah

harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal,

bukan dalam persentase.

2. Wakâlah bil Ujrah dan Qardh

Skema Operasionalisasi

bbbBank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4

4

5

5

67

8

Page 62: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

62

Keterangan skema operasional L/C Ekspor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli, apabila Bank setuju pembeli

wajib setor jaminan.

4. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

5. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen-dokumen

pengiriman barang kepada Bank Penerus (Advising Bank).

6. Bank penerus (Advising Bank) melakukan pengurusan dokumen-

dokumen ekspor.

7. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C

( Issuing Bank).

8. Bank memberikan dana talangan (Qardh) kepada penjual (Eksportir)

sebesar harga barang ekspor. Besar ujrah harus disepakati diawal dan

dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.

Pembayaran ujrah dapat diamil dari dana talangan sesuai kesepakatan

dalam akad. Antara akad wakâlah bil ujrah dan akad Qardh, tidak

bolehkan adanya keterkaitan.

Page 63: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

63

3. Wakâlah bil Ujarah dan Mudharabah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Ekspor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

5. Bank penerus (advising Bank) memberikan kepada Eksportir seluruh

dana yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang

dipesan oleh importir.

6. Bank penerus (Advising Bank) melakukan pengurusan dokumen-

dokumen ekspor.

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus(AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)

1

2

3

4

4a56

7

Page 64: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

64

7. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C

( Issuing Bank).

8. Pembayaran oleh bank penerbit L/C dapat dilakukan pada saat

dokumen diterima(at sight) atau pada saat jatuh tempo (usance).

9. Pembayaran dari bank penerbit L/C (issuing bank) dapat digunakan

untuk:

Penbayaran ujrah

Pengembalian dana mudharabah

Pembayaran bagi hasil

Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam

bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.

4. Musyarakah

Skema Operasionalisasi

bbbBank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)

1

2

3

4

4a5 &6

7 &8

Page 65: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

65

Keterangan skema operasional L/C Ekspor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli ( Importir ) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

5. Bank penerus (advising Bank) memberikan kepada Eksportir seluruh

dana yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang

dipesan oleh importir.

6. Bank penerus (Advising Bank) melakukan pengurusan dokumen-

dokumen ekspor.

7. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C

( Issuing Bank).

8. Pembayaran oleh bank penerbit L/C dapat dilakukan pada saat

dokumen diterima(at sight) atau pada saat jatuh tempo (usance).

9. Pembayaran dari bank penerbit L/C (issuing bank) dapat digunakan

untuk:

Penbayaran ujrah

Pengembalian dana musyarakah

Pembayaran bagi hasil

Page 66: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

66

Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam

bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.

5. Al-Bai’( jaul-beli ) dan Wakâlah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Ekspor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

5. Bank penerus (advising bank) membeli barang dari eksportir.

6. Bank penerus menjual barang kepada importir yang diwakili eksportir.

7. Bank membayar kepada eksportir setelah pengiriman barang kepada

importir.

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvsingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4

4a5

6,7&8

Page 67: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

67

8. Pembayaran oleh bank penerbit L/C( issuing bank) dapat dilakukan

pada saat dokumen diterima (at sigth) atau pada saat jatuh tempo

(usance)

D. Akad-akad L/C Impor Syariah

1.Wakâlah bil Ujrah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli (importir) harus memiliki dana pada Bank sebesar harga

pembayaran barang yang diimpor.

3. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

4. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

5. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan

L/C kepenjual (eksportir).

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4

5

5a

6

6a

7

8

9

Page 68: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

68

6. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada Bank Penerus (Advising Bank)

7. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai

Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada issuing

bank.

8. Bank Penerbit (Issuing Bank) meneliti keabsahan dokumen dan

kesesuaiannya dengan isi perjanjian, setelah dinyatakan sah maka

issuing bank melakukan pembayaran melalui advising bank.

9. Importir dan Bank Penerbit melakukan Akad Wakalah bil Ujrah

untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor. Dan besar

ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk

nominal, bukan dalam bentuk persentase.

2. Akad Wakâlah bil Ujrah dan Qardh

Skema Operasionalisasi

bbbBank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4 & 5 & 8

6

6a

7

Page 69: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

69

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli

2. Pembeli (importir) tidak memiliki dana cukup untuk

pembayaran harga barang yang di impor.

3. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

4. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila

Bank setuju pembeli wajib setor jaminan.

5. Importir dan Bank melakukan akad wakâlah bil Ujrah untuk

penguruan dokumen-dokumen transaksi impor. Besar ujrah

harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal

bukan persentase.

6. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada advising bank

7. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran,

sebagai Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan

kepada issuing bank.

8. Bank Penerbit (issung bank) memberikan dana talangan

(Qardh) kepada importir untuk pelunasan pembayaran barang

impor

Page 70: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

70

3. Akad Murâbahah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli

2. Pembeli (importir) tidak memiliki dana cukup untuk

pembayaran harga barang yang di impor.

3. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

4. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila

Bank setuju pembeli wajib setor jaminan.

5. Bank bertindak selaku pembeli yang mewakilkan kepada

importir unuk melakukan trandsaksi kepada eksportir.

6. Importir dan Bank melakukan akad wakalah bil Ujrah untuk

penguruan dokumen-dokumen transaksi impor. Besar ujrah

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus (AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4 &5 &6& 10

7

7a

8

8&99a

Page 71: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

71

harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal

bukan persentase.

7. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada advising bank

8. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran,

sebagai Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan

kepada issuing bank.

9. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank

saat dokumen diterima (at sight) atau tangguh sampai dengan

jatuh tempo(usance).

10. Bank menjual barang secara murâbahah kepada importir, baik

dengan pembayaran tunai maupun cicilan.

11. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan diperhitungkan

sebagai harga perolehan barang.

Page 72: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

72

4. Akad Salam/ Istishna’ dan Murâbahah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila

Bank setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. Bank melakukan akad Salam/ Istishna’ dengan mewakilkan

kepada importir untuk melakukan transaksi tersebut.

5. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh Bank

(wakâlah bil ujrah)

6. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan diperhitungkan

sebagai harga perolehan barang.

7. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada advising bank

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus(AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

23

4& 5 &6

8

8a

9&11

9&10

Page 73: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

73

8. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran,

sebagai Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan

kepada issuing bank.

9. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank

saat dokumen diterima (at sight) atau tangguh sampai dengan

jatuh tempo(usance)

10. Bank menjual barang secara murabahah kepada importir, baik

dengan pembayaran tunai maupun cicilan.

11. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan diperhitungkan

sebagai harga perolehan barang.

5.Akad Wakâlah bil Ujrah dan Mudharabah

Skema Operasionalisasi

bbb Bank penerus ( AdvisingBank)

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Penjual ( Eksportir)Pembeli ( importir ) 1

23

4 & 7&8

5

5a

6

8a

8b

Page 74: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

74

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila

Bank setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. Nasabah melakukan akad wakâlah bil ujrah kepada bank untuk

pengurusan dokumen dan pembayaran.

5. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada advising bank.

6. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran,

sebagai Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan

kepada issuing bank.

7. Bank dan importir melakukan akad Mudharabah, dimana bank

bertindak selaku shahibul mal menyerahkan modal kepada

importir sebesar harga barang yang di impor.

8. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank

saat dokumen diterima (at sight) atau tangguh sampai dengan

jatuh tempo(usance). Besar ujrah harus disepakati diawal dan

dinyatkan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk

persentase.

Page 75: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

75

6. Akad Musyarakah

Skema Operasionalisasi

bbb

Keterangan skema operasional L/C Impor syariah:

1. Negosiasi harga jual beli

2. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

3. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila

Bank setuju pembeli wajib setor jaminan.

4. Bank dan importir melakukan akad musyarakah, dimana

keduanya menyerahkan modal untuk melakukan kegiatan

impor barang.

5. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada bank penerus.

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank Penerus (AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

23

4

5

5a

6

7

7a

Page 76: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

76

6. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran,

sebagai Bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan

kepada issuing bank.

7. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank

saat dokumen diterima (at sight) atau tangguh sampai dengan

jatuh tempo(usance).

Page 77: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

77

BAB V

ANALISIS ISI KESESUAIAN ATAU KETIDAKSESUAIAN

PENERAPAN L/C EKSPOR-IMPOR DI PT. BANK MUAMALAT,Tbk,

DENGAN FATWA DSN NO 34 DAN 35

A. Jenis Akad yang digunakan didalam Operasinoal Transaksi L/C

PT. Bank muamalat Indonesia,Tbk pertama kali mendapat izin sebagai

Bank Devisa pada tahun 1994, di dalam transaksi L/C pertama kali bank Muamalat

Indonesia menggunakan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

kemudian, setelah setelah berlangsung kurang lebih satu tahun baru mempraktekan

UCPDC( Unifrom Customs and Practice for Documentary)31.

Dalam Pelaksanaan operasional transaksi L/C Ekspor-Impor, PT.

Bank Muamalat Indonesia,Tbk dipantau oleh Dewan Pengawas Syariah

(DSN) agar tetap sesuai dengan ketentuan syari’ah. Sehingga para pengguna

jasa bank syariah tidak perlu ragu dalam menggunakan berbagai produk

serta layanan yang diberikan.

31 Hasil wawancara dengan Bapak Fariyadi, pada tanggal 9 maret 2011

68

Page 78: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

78

Struktur Oprerasional L/C Ekspor-Impor di PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk32.

Jenis akad yang digunakan Bank Muamalat Indonesia di dalam

transaksi Letter of Credit ( L/C) Ekspor-Impor adalah Wakâlah bil Ujarah

dan Akad Murâbahah.

Wakâlah menurut bahasa adalah menjaga. Sedangkan menurut definisi

mazhab Hanafi adalah seseorang yang menepati posisi orang lain dalam

mengerjakan sesuatu yang diperbolehkan atau mewakilkan suatu pekerjaan

32 Hasi wawancara dengan bapak Fardiyadi pada tanggal 9 Maret 2011

DEPT.HEAD COD

Bapak.Nanang Basuki

KETUA

OFICER OPERATIONAL

Bapak.Muhammad Yusuf

Staf Pembantu

OFICER OPERATIONAL

1. Bapak Fardiyadi2. Bapak Dimas

Page 79: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

79

kepada orang lain( wakil ). Para ulama sepakat bahwa wakalah dengan disertai

ujrah (upah) adalah dibolehkan. Dan jika wakalah disertai dengan ujarah,

maka pihak wakil harus menunaikan apa yang telah diwakilkan kepadanya

dan tidak keluar dari hal tersebut sampai berakhir tugasnya33.

Wakalah tidak akan sah, kecuali terpenuhinya beberapa syarat. Syarat

bagi pihak yang mewakilkan, ia adalah pemilik sah yang dapat bertindak atas

sesuatu yang ia wakilkan. Jika ia bukan sebagai pemilik yang dapat bertindak,

perwakilannya tidak sah. Syarat utama bagi orang yang mewakili adalah

berakal, dan terpenting ia memiliki kompetensi dan memiliki sifat amanah.

Para ualama memberikan kriteria untuk hal yang boleh diwakilkan, yakni

diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili, tidak bertentangan dengan

syariat islam, serta dapat diwakilkan menurut syariat islam. Adapun hal yang

tidak boleh diwakilkan adalah semua pekerjaan yang tidak ada campur tangan

perwakilan, seperti shalat, sumpah, dan thaharah ( bersuci).

Murâbahah yaitu Murâbahah adalah akad jual-beli dengan harga

semula dengan penabahan keuntungan yang diketahui oleh pihak pembeli.

Syarat sahnya akad jual-beli murâbahah adalah harga pokok harus diketahui

oleh calon pembeli, keuntungan yang akan diambil oleh penjual harus

diketahui, harga harus ditentukan dengan uang. Kedua akad yang digunakan

tersebut sesuai dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)

33 Ahmad Kamil, Kitab Undang-Undang Hukum PerbankanDan Ekomomi Syariah, ( Jakarta :Kencana Prenada Media, 2002 ), h.681.

Page 80: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

80

Majelis Ulama Indonesia ( MUI). Dalam L/C di Bank Muamalat, kontrak

yang ada hanyalah kontrak L/C, atau berhubungan dengan dokumen-dokumen

saja.

B. Prosedur pengajuan pembiayaan L/C Ekspor-Impor di PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk.

Secara umum strategi pembiayaan tahun 2009 lebih diarahkan pada

perbaikan kualitas daripada upaya ekspansi. Strategi ini untuk mengantisipasi

berbagai ketidak pastian yang muncul akibat situasi ekonomi yang sepenuhnya

belum kondusif. Pembiayaan lebih difokuskan pada sektor yang tidak berisiko

tinggi. Kebijakan untuk menurunkan FDR juga merupakan alasan lain untuk

tidak terlalu ditumbuhkannya pembiayaan. Pembiayaan terhadap pasar domestik

diharapkan menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan, karena pasar global

masih berisiko.

Dengan strategi di atas, pembiayaan mampu tumbuh 8,66% atau meningkat

dari Rp 10.517,86 miliar menjadi Rp 11.428,01 miliar. FDR juga berhasil

diturunkan dari 104.41% menjadi 85.82%. Piutang jual beli mencapai Rp

4.589,96 miliar, turun dibanding posisi tahun 2008 yang besarnya Rp 4.994,47

miliar. Salah satu penyebab menurunnya piutang jual beli adalah karena

menurunnya piutang jual beli di sektor pertanian sebesar 35,97% dari Rp 111,99

miliar menjadi Rp 71,71 miliar tahun 200934.

34 Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010, h. 48-50

Page 81: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

81

Pembiayaan mudharabah tercatat Rp 1.398,86 miliar atau turun 28,01%

dibanding posisi tahun 2008 yang sebesar Rp 1.943,16 miliar dan berkontribusi

terhadap 12.24% total pembiayaan. Penurunan ini didorong oleh turunnya

pembiayaan pada sektor jasa dan usaha. Pembiayaan pada sektor ini turun

27,51% dari Rp 1.647,49 miliar menjadi Rp 1.194,31 miliar pada tahun 2009.

Sektor jasa dan usaha berkontribusi 85,38% terhadap total pembiayaan

mudharabah.

Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan tahun 2009 didominasi oleh

pembiayaan musyarakah yang mencapai Rp 4.602,19 miliar atau naik 49,54%

dibanding posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 3.077,60 miliar. Peningkatan

pembiayaan musyarakah ini didorong oleh pertumbuhan yang cukup besar pada

sektorekonomi jasa dan usaha. Pembiayaan musyarakah pada sektor ini

meningkat dari Rp 1.436,69 miliar menjadi Rp 2.003,90 miliar atau naik

39,48%. Sektor jasa dan usaha berkontribusi cukup besar terhadap total

pembiayaan musyarakah yakni sebesar 43,54%. Selain itu, sektor transportasi

pun memiliki pertumbuhan yang cukup besar, yaitu dari Rp 152,26 miliar pada

tahun 2008 menjadi Rp 621,55 miliar atau meningkat lebih dari 308,21%.

Pembiayaan qardh tumbuh 64,30% menjadi Rp 306,41 miliar dan berkontribusi

terhadap 2,68% total pembiayaan. Sedangkan pembiayaan ijarah mengalami

peningkatan 67,89% menjadi Rp 548,87 miliar dan berkontribusi terhadap 4,64%

total pembiayaan. Dimasa yang akan datang strategi pembiayaan akan lebih

diarahkan untuk menggarap bisnis ritel, terutama denganmenjadikan sektor

Page 82: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

82

UMKM sebagai primadona. Sektor ini selain menjanjikan lebih

terdiversifikasinya risiko, juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Dari penjelasan di atas, bisa terlihat bahwa porsi pembiayaan bagi hasil

(mudharabah dan musyarakah) lebih besar daripada piutang jual beli. Hal ini

mencerminkan adanya semangat untuk menumbuhkan pembiayaan dengan

skema profit-sharing yang dianggap memberikan benefit lebih besar terhadap

pembangunan ekonomi dan masyarakat karena lebih mengedepankan prinsip

keadilan dan kesetaraan.

Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk

melaksanakan kegiatan pembiayaan. Persetujuan pembiayaan kepada setiap

nasabah harus dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif terhadap

berbagai aspek yang berhubungan dengan obyek pembiayaan, sehingga

memberikan keyakinan kepada semua pihak yang terkait, bahwa nasabah dapat

memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu

yang disepakati.35

Adapun prosedur pembiayaan transaksi perdagangaan ekspor-impor

melalui Letter of Credit (L/C) pada Bank Muamalat Indonesia36, baik untuk

nasabah perorangan maupun kolektif adalah sebagai berikut :

1. Pemohon : Nasabah harus memiliki line Fasilaitas terlebih dahulu di Bank

Muamalat Indonesia sebelum mengajukan pembiayaan.

35 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.217.

36 Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi . Jakarta, 9 Maret 2011.

Page 83: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

83

2. Permohonan : nasabah yang membutuhkan atau permohonan yang diajukan

oleh divisi marketing (Inisiasi) setelah dilakukan observasi langsung. Yang

dilengkapi dengan data-data pada persyaratan sebagai alat analisis.

3. Data pendukung yang diperlukan : Data-data berikut disiapkan oleh

pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas

proposal yang diajukan yaitu:

a. Legalitas pribadi/ usaha : Nasabah melengkapi permohonannya dengan surat

izin usaha, NPWP, riwayat badan usaha atau data-data manajemen.

b.Laporan keuangan : Mencakup neraca, laporan rugi/laba dan arus kas.

c. Data jaminan : Bila dipandang perlu nasabah dapat menyertakan data atau

akte dari aktiva yang yang akan dijaminkan.

d.Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai dasar

pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari usaha

tersebut.

Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat

melakukan analisa yang kemudian dapat dijadikan rujukan untuk menentukan

keputusan.

1) Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank

dalam hal ini Administration group (yang termasuk didalamnya Account

officer) bekerjasama dengan Finance Support Group, mengadakan penilaian

tehadap proposal pembiayaan sehingga memenuhi kriteria dan

persyaratannya. Account officer memproses calon debitur dalam

Page 84: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

84

keandalannya (kelayakannya), sedangkan Finance support Group dari segi

keabsahannya, seperti kebenaran lampiran, usaha maupun penggunaan

pembiayaan.

2) Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account

officer, kemudian dianalisa kembali oleh Finance Support Group.

Analisa-analisa yang dilakukan adalah :

3) Analisis Keuangan : Finance Support Group akan menganalisa

laporan keuangan nasabah dengan memperhatikan pendapat Akuntan

(bila ada) seperi neraca, cash flow dan laporan rugi/laba.

4) Analisis Usaha/ Industri : Analisa tentang kegiatan yang akan

dibiayai, kelayakan usahanya dengan memperhatikan kriteria dari Bank

Muamalat, seperti kehalalan usaha yang tidak menyimpang dari ajaran

agama.

5) Analisis Manajemen : Analisa mengenai tingkat penjualan,

keuntungan atau kerugian serta pemasaran.

6) Analisa Yuridis Usaha : Seperti surat izin usaha dan struktur

organisasi perusahaan.

7) Analisis Karakter : Berkaitan dengan tingkat keimanan nasabah,

sifat dan karakter nasabah.

Setelah analisa-analisa diatas selesai maka Finance Support Group, dapat

menarik suatu kesimpulan atas pengajuan proposal nasabah.

Page 85: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

85

a) Jika kesimpulan dari analisis adalah kelayakan atas proposal nasabah

maka Account officer (dalam hal ini mewakili Administration Group)

dengan Finance Support Group akan meminta persetujuan pembiayaan

pada Komite Pembiayaan (Credit Comitte Member) yaitu komite yang

terdiri dari Administration Group, Finance Support Group, Finance &

Administration Director (kepala cabang atau dewan direksi yang

membawahi urusan Administration and Financing Director)

b) Apabila Komite Pembiayaan telah menyetujui, maka Administration

Group akan membuat Offering Letter (Persetujuan Prinsip Bersyarat) atau

akad.

c) Bila nasabah menyetujui akad tersebut maka dilanjutkan dengan

pengikatan pembiayaan dan jaminan dihadapan Notaris sekaligus

penandatanganan akad/ perjanjian dengan disaksikan Ulama.

d) Setelah akad/ perjanjian telah ditandatangani maka pihak bank akan

melakukan pembayaran kepada pihak esportir atas permintaan importir

terkait dengan penjualan barang tersebut.

e) Monitoring: Bagian Finance Support Group ataupun Account officer

melakukan pengawasan/ monitoring untuk memantau pembiayaan sampai

waktu jatuh tempo berakhirnya perjanjian Letter of Credit ( L/C ) Ekspor.

f) Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 5 hari, setelah 5 hari

maka pembiayaan yang diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk

jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari

Page 86: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

86

pembiayaan yang diberikan tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank

Muamalat Indonesia.

g) Pelunasan :Maka setelah tiba waktu jatuh tempo L/C tersebut, pihak yang

mengajukan pembiayaan tersebut harus mengembalikan dana pinjaman

tersebut, kepada Bank Muamalat Indonesia.

C. Skema Operasioanalisasi Transaksi L/C Ekspor-Impor di PT.Bank

Muamalat Indonesia,Tbk.

Akad Wakâlah bil Ujrah

bbb

Keterangan skema operasional :

1. Negosiasi harga jual beli.

2. Pembeli (importir) harus memiliki dana pada Bank sebesar harga

pembayaran barang yang diimpor dan line Fasilitas Pembiayaan.

3. Pembeli (Importir) mengajukan L/C.

Bank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Bank penerus( AdvisingBank)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)1

2

3

4

5

5a

6

6a

7

8

9

Page 87: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

87

4. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

5. L/C ditunjukan kepada Bank penerus, Bank penerus meneruskan L/C

kepenjual (eksportir).

6. Penjual mengirim barang, kemudian menyerahkan dokumen

pengiriman barang kepada advising bank

7. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai Bank

penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada issuing bank.

8. Bank Penerbit (Issuing Bank) meneliti keabsahan dokumen dan

kesesuaiannya dengan isi perjanjian, setelah dinyatakan sah maka

issuing bank melakukan pembayaran melalui advising bank.

9. Bagi Importir yang menggunakan jenis L/C Sight, maka setelah 5 hari

importir sudah harus melakukan pembayaran kepada pihak eksportir.

10. Importir dan Bank Penerbit melakukan Akad Wakâlah bil Ujrah.

Biaya administrasi yang di kenakan untuk pembukaan LC Ujrahnya

sebesar 1% dari nominal di tambah biaya notaris (tergantung

notarisnya)37.

Ujrah tersebut diberikan karena adanya jasa Bank Muamalat

melalui mesin yang menghubungkan dokumen kepada Bank penerus,

sehingga membantu importir dalam menyampaikan maksudnya

kepada eksportir.

37 Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi. Jakarta, 9 Maret 2011.

Page 88: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

88

Besarnya ujrah dinyatakan dalam bentuk persentase Hal tersebut

tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)-

Majelis Ulama Indonesia (MUI), karena besarnya ujrah harus

dinyatakan dalam bentuk Nominal bukan Persentase, karena untuk

menghindari riba dan mewujudkan keterbukaan (transfaransi) biaya

dalam pelaksanaan transaksi Ekspor-Impor.

Sedangkan Bank Muamalat Indonesia, menetapkan ujrah untuk

biaya pembukaan L/C( Administrasi L/C) sebesar 1%, dengan alasan

untuk mewujudkan keadilan, Karena tidak adil jika biaya pembukaan

L/C disamaratakan nominal Ujrahnya, antara Importir yang pembukaan

L/Cnya lebih besar, dengan Importir yang pembukaan L/Cnya lebih

kecil. Oleh karena itu untuk mewujudkan keadilan Bank Muamalat

Indonesia menggunakan Persentase dalam Pengambilan Ujrah transaksi

L/C Ekspor-Impor, dan Bank Muamalat Indonesia juga berpendapat

bahwa ujrah dalam pengambilan biaya itu dibolehkan dalam bentuk

presentase (%). Kecuali bagi hasil tidak boleh dinyatakan dalam bentuk

presentase.

Dari penjelasan diatas penulis berpendapat, sebaiknya Bank

Muamalat Indonesia menetapkan besarnya ujrah untuk pembukaan L/C

dalam bentuk nominal, karena dengan dinyatakan dalam bentuk nominal

terdapat kejelasan (transfaransi), berapa besar yang harus dikeluarkan

oleh seorang importir untuk biaya administrasi (ujrah), sehingga jika

Page 89: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

89

importir tersebut ingin melakukan transaksi L/C untuk yang kedua kali

atau lebih sudah mengetahui berapa Ia harus mengeluarkan Ujrahnya

untuk Bank Muamalat Indonesia.

Kemuadian dengan ditetapkan ujrah dalam bentuk nominal dapat

menghindari terjadinya penipuan yang dapat merugikan pihak importir,

atau importir merasa dirugikan dengan ketidak jelasan besarnya ujrah

yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Oleh karena itu setelah

peneliti melakukan analisis, peneliti lebih setuju kepada ketetapan ujrah

Dewan Syariah Nasional (DSN)-Majelis Ulama Indonesia yaitu

besarnya ujrah harus dinyatakan dalam bentuk Nominal.

Akad Murâbahah

( pada saat akad penyelesaian)

bbbBank penerbit Letter ofcredit ( Issuing Bank )

Advising Bank ( Bankpenerus)

Pembeli ( importir ) Penjual ( Eksportir)

34

5

5a

6a&7

868

Page 90: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

90

Keterangan skema operasional :

1. Pembeli (importir) tidak memiliki dana cukup untuk pembayaran harga

barang yang di impor.

2. Bank memeriksa pengajuan L/C pembeli (importir), apabila Bank

setuju pembeli wajib setor jaminan.

3. Bank bertindak selaku pembeli yang mewakilkan kepada importir

untuk melakukan trandsaksi kepada eksportir.

4. Importir dan Bank melakukan akad wakâlah bil Ujrah untuk

penguruan dokumen-dokumen transaksi impor. Biaya administrasi

yang di kenakan untuk pembukaan LC Ujrahnya sebesar 1% dari

nominal di tambah biaya notaris (tergantung notarisnya)38.

5. Pada saat barang sudah diantar kepada pembeli, penjual

(Eksportir) menyerahkan dokumen-dokumen barang yang diantar

kepada bank penerus.

6. Bank penerus tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai Bank

penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada issuing bank.

7. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank saat

dokumen diterima (sight 5 hari) atau tangguh sampai dengan jatuh

tempo(usance 180 hari ).

38Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi. Jakarta 9 Maret 2011.

Page 91: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

91

8.Pada saat kontrak menggunakan Usance, maka pembeli harus

membuat Surat Acceptasi (surat pernyataan dari nasabah yang

menyatakan apabila jatuh tempo ia akan melakukan pembayaran).

kemudian surat tersebut diserahkan kepada bank penerbit L/C, dan

bank penerbit akan memberikan surat tersebut kepada bank penerus.

Bank menjual barang secara murabahah kepada importir, baik

dengan pembayaran tunai maupun cicilan. Besar margin yang di

tetapkan Bank Muamalat Indonesia sebesar 15% dari jumlah

pembiayaan murabâhah yang diberikan.

Mengenai besarnya margin dalam bentuk persentase penulis

setuju, karena ada jedah waktu untuk melakukan pembayaran L/C

tersebut, selain itu sebelumya Bank juga sudah menjelaskan terlebih

daulu kepada pihak nasabah, berapa besarnya keuntungan yang akan

Bank Muamalat dapatkan dari pembiayaan tersebut. Dewan Syariah

Nasional juga tidak melarang dalam bentuk presentase, oleh karena itu

Bank Muamalat boleh mengambil margin tersebut dalam presentase.

Page 92: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

92

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu dan merujuk pada

rumusan masalah pada bagian pendahuluan maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Konsep dan Operasionalisasi Letter of Credit (L/C) Ekspor-Impor dalam

Fatwa DSN-MUI meliputi berbagai macam akad untuk Ekspor Syariah, yaitu

: Wakâlah bil Ujrah, Mudharabah,Musyarakah, dan AL-Ba’i dan Akad untuk

Impor Syariah meliputi : Wakâlah bil Ujrah, Wakâlah bil ujrah dan Qardh,

Murabahah,Salam/Istishna’ dan Murabahah dan wakâlah bil ujrah dan

Murâbahah.

2. Implementasi transaksi jual-beli melalui L/C Ekspor-Impor di Bank Muamalat

Indonesia telah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI, yakni :

a) Dari segi Akad yang digunakan di dalam operasional transaksi L/C Ekspor-

Impor Bank Muamalat Indonesia menggunakan akad Wakâlah bil Ujrah dan

akad Murâbahah. Hal tersebut sesuai dengan salah satu akad yang

ditawarkan DSN-MUI ketika hendak melakukan transaksi L/C Ekspor-Impor.

b) Dari segi pengajuan (prosedur) pembiayaan, Bank Muamalat Indonesia juga

sesuai dengan prinsip syariah, sehingga tidak terdapat unsur penipuan didalam

83

Page 93: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

93

pemberian pembiayaan, dan nasabah yang mengajukan pembiayaan juga akan

merasa aman, ketika mengajukan pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia,

karena tahapan-tahapannya begitu prosedural.

Akan tetapi peneliti juga menemukan ketidaksesuaian dengan Fatwa

Dewan Syari’ah Nasional (DSN)-Majelis Ulama Indonesia(MUI), yakni :

Dalam penetapan Ujrah di dalam Operasional transaksi L/C Ekspor-Impor

Bank Muamalat Indonesia menggunakan persentase (%), hal tersebut tidak

sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN)-Majelis Ulama Indonesia (MUI), bahwa besarnya ujrah itu

harus dalam bentuk Nominal bukan persentase(%).

B. SARAN-SARAN

Dari hasil analisis yang sudah ada maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Dilihat dari analisis diatas, sangat jelas ternyata Bank Muamalat Indonesia

masih menggunakan persentase (%) dalam transaksi L/C Ekspor-Impor,

dan hal tersebut tidak sesuai dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN)-Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.34 dan 35. Maka

dengan itu sebaiknya Bank Muamalat Indonesia Mengubahnya dalam

bentuk Nominal, sehingga lebih memahami prinsip-prinsip syariah, tidak

ada yang dirugikan, serta dapat menciptakan transfaransi biaya.

Page 94: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

94

2. Tingkatkan terus pelayanan jasa L/C Ekspor-Impor di Bank Muamalat

Indonsia sehingga benar-benar menjadi ROLE MODEL keuangan syariah

dunia.

3. Untuk perbankan syariah terus pertahankan prinsip-prinsip syariah, serta

pertahankan keunggulan produk-produk syariah, yang sekarang sedang

banyak diminati oleh berbagai kalangan baik di dalam negeri maupun di

luar negeri.

Page 95: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

95

DAFTAR PUSTAKA

Amir. Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, Jakarta : PT Pustaka BinamanPresindo,1992.

Antonio,Muhammad Syafi’i. Bank syari’ah dari Teori ke praktek, Jakarta : Tazkia Cendekia,2005.

Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 dan 2010.

Aziz bin Abdulah, Abdul.dkk. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Jakarta : Darul Haq, 2008.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.

Arikunto,Suharsimi. Manajemen penelitian, Jakarta : PT Rineka cipta, 1993.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syari’ah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT.Grafindo Persada, 2004.

Bank Indonesia, Urusan Luar Negeri Bagian Penelitian dan Pengaturan Lalu lintasPembayaran luar Negeri. Metode Pembayaran Internasional Letter Of Credit,1995.

Bank Muamalat Indonesia, “Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat Indonesia1991-2009”. Artikel ini di akses pada 9 maret 2011 darihttp://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile.

Ginting, Ramlan. Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum & Bisnis, Jakarta:SalembaEmpat, 2002.

Hamid Hakim, Abdul. Mabâdi’ Amaliyah, Jakarta : Sa’diyah Putra, 1984.

Kamil, Ahmad. Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Ekonomi Syariah, Jakarta:Kencana Prenada Media, 2007.

Page 96: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

96

----------. Ekomomi Syariah, Jakarta : Kencana Prenada Media, 2002.

Moelong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.Remaja Rosdaya Karya,2007.

Mujahidin, Muhammad, ” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada20 januari 2011 dari http:// Shrialearn.wikidot.com/2002/09/ eksistensi/letter ofcredit/syariah.html.

................., ” Eksistensi Letter of Credit Syari’ah” artikel ini diakses pada 4 Maret 20011dari http://www.yousaytoo.com/letter-of-credit/diakses 2011/-C13472.html.

................, Eksistensi Letter of Credit Artikel ini diakses pada 21 Maret 2011darihttp://id.wikipedia.org/wiki.Majelis-Ulama-Indonesia.

Sevila, G, Consuelo. Feode Penelitian. Jakarta :UI-PRESS,1993.

Simanjuntak, Emmy Pangarimbun. Pembukuan Kredit Berdokumen. Jakarta : SalembaEmpat,1979.

Terjemah Hadist Bukhari. Penerjemah Zainuddin Hamidy, dkk. Jakarta : Widjaya, 1983.

Terjemah Shahih Muslim 3. Penerjemah Ma’mur Daud. Jakarta : Widjaya, 1984.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Fardiyadi. Jakarta.9 maret 2011.

Page 97: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

97

Page 98: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

98

DAFTAR WAWANCARA

1. Pada tahun berapa PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk mulai memberikan

fasilitas jasa perdagangan L/C Ekspor-Impor kepada Nasabah?

2. Apa Visi dan Misi yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia dalam

memberikan jasa perdagangan melalui penerbitan L/C?

3. Adakah Pasal-pasal yang mengatur pemberian jasa perdagangan L/C Ekspor

/impor, baik itu Pasal untuk Bank Muamalat Indonesia maupun untuk nasabah

( eksportir/ importir) ?

4. Adakah Struktur organisasi khusus di bidang jasa perdagangan L/C ekspor

atau impor ?

5. Adakah tinjauan Majelis Ulama Indonesia selama ini kepada Bank Muamalat

Indonesia terkait dalam pelaksanaan Penerbitan L/C Ekspor/ impor, dan

tinjauan tersebut dilihat dari segi apa ?

6. Tolong jelaskan bagaimana mekanisme secara keseluruhan kegiatan L/C

Ekspor/Impor ? mulai dari pengajuan permohonan L/C, sampai barang

diterima pihak importir?

7. Berapa besar Ujrah yang diterima Bank Muamalat Indonesia, atau antara

Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah ekspor/impor ?dan biasanya

kesepakatan tersebut ditentukan diawal atau diakhir?

8. Jenis akad apa yang digunakan Bank Muamalat Indonesia ketika menyetujui

kontrak jasa perdagangan L/C ekspor/impor?

9. Berapa besar kemajuan jasa perdagangan L/C Ekspor/ Impor sampai akhir

2010 ?

10. Berapa lama kontrak jasa pembiayaan L/C antara Bank Muamalat Indonesia

dengan Nasabah ? dan biasanya nasabah dari negara mana yang mengajukan

L/C di Bank Muamalat Indoesia ?

Page 99: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

99

HASIL WAWANCARA

1. Pada tahun berapa PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk mulai memberikan

fasilitas jasa perdagangan L/C Ekspor-Impor kepada Nasabah? Bank

Muamalat Indonesia pertama kali mendapat izin sebagai Bank Devisa pada

tahun 1994, dibawah pimpinan Bapak Nanang Basuki selaku Ketua Devisi

dan memiliki dua staf pembantu oprasional yaitu Bapak Fardi dan Bapak

Dimas.

2. Apa Visi dan Misi yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia dalam

memberikan jasa perdagangan melalui penerbitan L/C?

Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.

3. Adakah Pasal-pasal yang mengatur pemberian jasa perdagangan L/C Ekspor

/impor, baik itu Pasal untuk Bank Muamalat Indonesia maupun untuk nasabah

( eksportir/ importir) ? Pasalnya ada, akan tetapi sedang dalam perbaikan.

4. Adakah Struktur organisasi khusus di bidang jasa perdagangan L/C ekspor

atau impor ? Ada, khusus bagian Exim, Bapak Nanang Basuki sebagai

Page 100: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

100

DEPT.HEAD.COD, dan memiliki 2 Staf pembantu L/C Oficer Operational,

yaitu Bapak Fardiyadi dan Bapak Dimas.

5. Adakah tinjauan Majelis aualama Indonesia (MUI) selama ini kepada Bank

Muamalat Indonesia terkait dalam pelaksanaan Penerbitan L/C Ekspor/ impor,

dan tinjauan tersebut dilihat dari segi apa ? MUI, tidak langsung meninjau ke

Bank Muamalat Indonesia, tetapi cukup menerima hasil pantauan transaksi,

atau produk dari DPS yang berada di Bank Muamalat Indonesia sendiri.

6. Tolong jelaskan, bagaimana mekanisme secara keseluruhan kegiatan L/C

Ekspor/Impor ? mulai dari pengajuan permohonan L/C, sampai barang

diterima pihak importir? Prosedur Pembiayaan Transaksi Letter of Credit

( L/C) Ekspor-Impor di Bank Muamalat Indonesia:

1. Syarat dan Ketentuan Pembiayaan

Usaha Nasabah bukan termasuk jenis usaha terlarang, tidak

melanggar prinsip syariah.

Fasilitas pembiayaan ini harus diawali dengan pembukaan L/C

atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri ( SKBDN) di Bank

Muamalat Indonesia.

Consignee dalam Bill of Lading harus divisi dari Bank Muamalat

Indonesia

Digunakan untuk kondisi pre-shipment

2. Prosedur Permohonan Fasilitas

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan Letter of Credit atau

SKBDN, terlebih dahulu hurus ada penetapan financing line, dimana

eksportir mengajukan permohonan kepada Bank Muamalat Indonesia,

dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :

Page 101: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

101

11. Permohonan : nasabah yang membutuhkan atau permohonan yang

diajukan oleh divisi marketing (Inisiasi) setelah dilakukan observasi

langsung. Yang dilengkapi dengan data-data pada persyaratan sebagai alat

analisis.

12. Data pendukung yang diperlukan : Data-data berikut disiapkan oleh

pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas

proposal yang diajukan yaitu:

e. Legalitas pribadi/ usaha : Nasabah melengkapi permohonannya dengan

surat izin usaha, NPWP, riwayat badan usaha atau data-data manajemen.

f. Laporan keuangan : Mencakup neraca, laporan rugi/laba dan arus kas.

g. Data jaminan : Bila dipandang perlu nasabah dapat menyertakan data

atau akte dari aktiva yang yang akan dijaminkan.

h. Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai

dasar pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari

usaha tersebut.

Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat

melakukan analisa yang kemudian dapat dijadikan rujukan untuk menentukan

keputusan.

13. Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank

dalam hal ini Administration group (yang termasuk didalamnya Account

officer) bekerjasama dengan Finance Support Group, mengadakan penilaian

tehadap proposal pembiayaan sehingga memenuhi kriteria dan

persyaratannya. Account officer memproses calon debitur dalam

keandalannya (kelayakannya), sedangkan Finance support Group dari segi

keabsahannya, seperti kebenaran lampiran, usaha maupun penggunaan

pembiayaan.

14. Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account

officer, kemudian dianalisa kembali oleh Finance Support Group. Analisa-

analisa yang dilakukan adalah :

Page 102: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

102

6) Analisis Keuangan : Finance Support Group akan menganalisa

laporan keuangan nasabah dengan memperhatikan pendapat

Akuntan (bila ada) seperi neraca, cash flow dan laporan rugi/laba.

7) Analisis Usaha/ Industri : Analisa tentang kegiatan yang akan

dibiayai, kelayakan usahanya dengan memperhatikan kriteria dari

Bank Muamalat, seperti kehalalan usaha yang tidak menyimpang

dari ajaran agama.

8) Analisis Manajemen : Analisa mengenai tingkat penjualan,

keuntungan atau kerugian serta pemasaran.

9) Analisa Yuridis Usaha : Seperti surat izin usaha dan struktur

organisasi perusahaan.

10) Analisis Karakter : Berkaitan dengan tingkat keimanan nasabah,

sifat dan karakter nasabah.

Setelah analisa-analisa diatas selesai maka Finance Support Group, dapat

menarik suatu kesimpulan atas pengajuan proposal nasabah.

15. Jika kesimpulan dari analisis adalah kelayakan atas proposal nasabah maka

Account officer (dalam hal ini mewakili Administration Group) dengan

Finance Support Group akan meminta persetujuan pembiayaan pada

Komite Pembiayaan (Credit Comitte Member) yaitu komite yang terdiri dari

Administration Group, Finance Support Group, Finance & Administration

Director (kepala cabang atau dewan direksi yang membawahi urusan

Administration and Financing Director)

16. Apabila Komite Pembiayaan telah menyetujui, maka Administration Group

akan membuat Offering Letter (Persetujuan Prinsip Bersyarat) atau akad.

17. Bila nasabah menyetujui akad tersebut maka dilanjutkan dengan pengikatan

pembiayaan dan jaminan dihadapan Notaris sekaligus penandatanganan

akad/ perjanjian dengan disaksikan Ulama.

Page 103: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

103

18. Setelah akad/ perjanjian telah ditandatangani maka pihak bank akan

melakukan pembayaran kepada pihak esportir atas permintaan importir

terkait dengan penjualan barang tersebut.

19. Monitoring: Bagian Finance Support Group ataupun Account officer

melakukan pengawasan/ monitoring untuk memantau pembiayaan sampai

waktu jatuh tempo berakhirnya perjanjian Letter of Credit ( L/C ) Ekspor

baik Sight maupun Usance.

20. Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari

maka pembiayaan yang diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk

jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari

pembiayaan yang diberikan tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank

Muamalat Indonesia.

21. Pelunasan : Maka setelah tiba waktu jatuh tempo L/C tersebut, pihak yang

mengajukan pembiayaan tersebut harus mengembalikan dana pinjaman

tersebut, kepada Bank Muamalat Indonesia.

7. Berapa besar Ujrah yang diterima Bank Muamalat Indonesia, atau antara

Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah ekspor/impor ?dan biasanya

kesepakatan tersebut ditentukan diawal atau diakhir ? Biaya administrasi

yang di kenakan terhadap nasabah atas pembukaan LC hanya di lakukan satu

kali saja yaitu pada saat LC itu di buka. Kalaupun ada biaya yang di kenakan

setelah itu hanya biaya perubahan atau akseptasi atas LC tersebut. Biaya

administrasi yang di kenakan untuk pembukaan LC sebesar 1% dari nominal

di tambah biaya notaris (tergantung notarisnya)

8. Jenis Akad apa yang digunakan Bank Muamalat Indonesia ketika menyetujui

kontrak jasa perdagangan L/C ekspor/impor? Untuk pembukaan LC

Page 104: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

104

mempergunakan Akad Wakalah bil Ujrah namun jika pada saat pelunasan

nasabah tidak dapat melunasi dapat di pergunakan Akad Murabahah.

9. Berapa besar kemajuan jasa perdagangan L/C Ekspor/ Impor sampai akhir

2010 ? Perkembangan ekspor-impor sampai tahun 2010 sebesar USD

30.335.460,81 yaitu Transaksi Ekspor sebesar USD 8.449.518.05 dan

Transaksi Impor sebesar USD 21. 905. 942,76.

10. Berapa lama kontrak jasa pembiayaaan L/C antara Bank Muamalat Indonesia

dengan Nasabah? dan biasanya nasabah dari negara mana saja yang

mengajukan L/C di Bank Muamalat Indonesia ? Untuk pembiayaan jenis

Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari maka pembiayaan yang

diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk jenis pembiayaan Usance

L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari pembiayaan yang diberikan

tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank Muamalat Indonesia. dan

biasanya nasabah dari korea.

Jakarta, 9 Maret 2011

Narasumber

Bapak Fardiyadi

Page 105: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

105

Page 106: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

106

Page 107: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

107

Page 108: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

108

Page 109: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

109

Page 110: IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL (DSN) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5392/1/SITI... · selaku pembimbing skripsi yang telah ... perdagangan ekspor

110