Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI FUNGSI KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK
REMAJA DI DUSUN LANGKO LAUK DESA LANGKO KECAMATAN
LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016
oleh:
Rohilawati Aini
NIM. 15.1.12.1.239
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
i
IMPLEMENTASI FUNGSI KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK
REMAJA DI DUSUN LANGKO LAUK DESA LANGKO KECAMATAN
LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
oleh:
Rohilawati Aini
NIM. 15.1.12.1.239
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ROHILAWATI AINI, NIM. 15.1.12.1.239 yang berjudul
“Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun
2016” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui
pada tanggal 16 / 7 /2017
ii
iii
NOTA DINAS
Hal : Munaqasyah
Mataram, 16/7/2017
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di-
Mataram
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing
dan pedoman penuisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Rohilawati Aini,
NIM. 15.1.12.1.239 yang berjudul “Implementasi Fungsi Keluarga Dalam
Membina Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016” telah memenuhi syarat untuk
diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi oleh: Rohilawati Aini NIM: 15.1.12.1.239. dengan judul “Implementasi
Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok BaratTahun 2016”, telah
dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal, 21/Juli 2017
vi
vii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk orang-orang yang berperan
didalamnya, yakni: 1. Ayahku tercinta (Saham) dan ibundaku tercinta (Halifah), aku bangga
memiliki kalian yang sudah mencintaiku, menyayangiku dan merawatku dari kecil sampai aku dewasa seperti saat ini, yang telah berjuang tanpa pernah mengenal lelah demi masa depan pendidikanku, sehingga aku bisa
mencapai gelar sarjana. 2. Kakak-kakakku (Mustamin dan Holillurrahman) dan adikku (Nasta‟inul
Haq) beserta seluruh keluarga besarku yang telah memberiku dukungan dan motivasi yang besar demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku (Rizkiana, Alindha Nisa, Nurhayati, Suhaini, Siti
Rukmana, Embang Rizky Auliya, Irniwati, Bq. Siti Hajar, Yuni Syukria, Zuherni, Solatiah, Hasanah, Suandi dan Rayyan Amry) terimakasih sudah
menjadi sahabat-sahabat yang selalu memperingati, menyemangati dan membantuku selama ini dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Terimakasih untuk organisasi kebanggaanku KSR-PMI UNIT UIN
MATARAM yang telah memberikan banyak ilmu-ilmu dan pengalaman yang tidak bisa ditukar dengan apapun.
5. Terimakasih untuk semua guru-guruku dan dosen-dosenku atas ilmu yang telah kalian ajarkan kepadaku.
6. Terimakasih untuk Almamaterku tercinta UIN MATARAM.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan limpahan
kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik, skripsi yang berjudul “Implementasi Fungsi Keluarga Dalam
Membina Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tetap tercurahkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan seluruh umat
islam semoga diberikan tempat terbaik di hari Akhir.
Skripsi ini disusun dalam rangka untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam penyususnan skripsi ini, peneliti
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya ucapan
terimakasih peneliti sampaikan kepada yang terhormat
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Taufik. M,Ag. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.
Abdul Fattah, M.Fil.I selaku pembimbng II yang telah memberikan saran,
bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini sehingga bisa
terselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberikan sumbangsihnya selama mengikuti perkuliahan di UIN Mataram.
viii
ix
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah
memberikan izin penelitian.
4. Bapak Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak
membina dan mendidik selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram.
5. Kepala Desa Langko (H.M Arjuna), para orang tua dan remaja serta para
kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak meluangkan
waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga
Allah SWT memberikan balasan dan limpahan keridhoan-Nya atas apa yang
telah diberikan kepada penulis.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan, Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dan membangun sangat penulis harapkan.
Demikian dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, dan semoga Allah
SWT meridhoi dan mencatat sebagai amal ibadah disisinya. Amin
Mataram, 16 / 17 / 2017
Penulis,
ROHILAWATI AINI
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................ii
HALAMAN NOTA DINAS..................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................v
HALAMAN MOTTO .........................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
ABSTRAK...........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Konteks Penelitian......................................................................................1
B. Fokus Penelitian .........................................................................................9
xi
xi
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................10
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..................................................11
F. Telaah Pustaka .........................................................................................12
G. Kerangka Teoretik ...................................................................................18
1. Keluarga ...............................................................................................18
a. Pengertian Implementasi Keluarga ................................................18
b. Fungsi Keluarga .............................................................................19
c. Tugas Keluarga ..............................................................................22
d. Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja .23
2. Pembinaan Akhlak Remaja ..................................................................25
a. Pengertian Pembinaan Akhlak .......................................................25
b. Macam-Macam Akhlak ..................................................................26
c. Pengertian Remaja..........................................................................28
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja.....................29
e. Upaya-Upaya Pembinaan Akhlak Remaja .....................................33
H. Metode Penelitian .....................................................................................39
BAB II TEMUAN DAN PAPARAN DATA ......................................................53
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................53
1. Sejarah Desa Langko............................................................................53
2. Batas Wilayah Desa Langko ................................................................58
3. Jumlah Penduduk Desa Langko ...........................................................59
4. Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Langko .........................................60
xi
xii
5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Langko............................61
6. Struktur Organisasi Desa Langko ........................................................62
7. Peta Desa Langko .................................................................................63
B. Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja Di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok BaratTahun 2016 ......................................................................64
1. Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak ............................................65
2. Memenuhi Kebutuhan Ekonomi ..........................................................67
3. Memenuhi Kebutuhan Sosial ...............................................................69
4. Memenuhi Kebutuhan Agama .............................................................70
5. Memberikan Rasa Aman ......................................................................71
6. Memenuhi Kebutuhan Biologis ...........................................................72
C. Bentuk - Bentuk Akhlak Remaja Sebagai Hasil Dari Implementasi
Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja Di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2016................................................................................................83
1. Akhlak Remaja Yang Baik...................................................................87
2. Akhlak Remaja Yang Tidak Baik ........................................................87
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................89
A. Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja Di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok BaratTahun 2016 ......................................................................89
B. Bentuk-Bentuk Akhlak Remaja Sebagai Hasil Dari Implementasi
xii
xiii
Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja Di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2016..............................................................................................112
BAB IV PENUTUP ............................................................................................119
A. KESIMPULAN.......................................................................................119
B. SARAN ....................................................................................................120
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................
xii
ii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Batas-Batas Wilayah Desa Langko ............................................ 58
Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Desa Langko.................................................... 59
Tabel 2.3 : Keadaan Ekonomi Penduduk........................................................ 60
Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Langko .................... 61
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Desa Langko ............................................. 62
Gambar 2.2 : Peta Desa Langko ..................................................................... 63
Gambar 2.3 : Kegiatan Yasinan Remaja Dusun Langko Lauk....................... 74
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto-Foto Kegiatan Remaja Dusun Langko Lauk
Lampiran 2 : Daftar Nama Responden
Lampiran 3 : Hasil Transkrif Wawancara
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Meneliti
Lampiran 6 : Kartu Konsultasi
xvi
xvii
ABSTRAK
Nama : Rohilawati Aini
NIM : 151121239
Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul : Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2016
Kata Kunci: Keluarga, Akhlak, Remaja
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karekteristik remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Adapun karakteristik remaja tersebut yaitu memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan aktif dalam setiap kegiatan keagamaan tanpa saling memandang
status sosial dari masing-masing remaja.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif, adapun data yang dikumpulkan menggunakan metode: (1) observasi, yaitu peneliti melakukan observasi awal mengenai kondisi remaja dan keluarga di Dusun Langko Lauk serta mengamati kondisi lokasi yang
akan dijadikan sebagai tempat penelitian.(2) wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada remaja dan para orang tua di Dusun Langko Lauk
mengenai cara orang tua mengimplementasikan fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja di lokasi tersebut. (3) dokumentasi, semua data yang telah dikumpulkan oleh peneliti selanjutnya dijadikan sebuah
dokumentasi sebagai informasi yang lebih akurat dalam sebuah penelitian. Peneliti juga melakukan analisis data kualitatif melalui tiga cara yaitu, (1)
reduksi data/pengumpulan data, (2) melaksanakan display/penyajian data dan (3) mengambil kesimpulan. Adapun yang menjadi Informan dalam penelitian ini adalah remaja dan orang tua remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga di Dusun Langko Lauk
Desa Langko mengimplementasikan fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja yaitu dengan memenuhi segala kebutuhan remaja seperti: (1) memenuhi kebutuhan pendidikan, (2) memenuhi kebutuhan biologis, (3)
memenuhi kebutuhan ekonomi, (4) memenuhi kebutuhan agama, (5) memenuhi kebutuhan sosial dan (6) memberikan rasa aman kepada anak.
Adapun cara yang dilakukan oleh paraorang tua supaya implementasi fungsi keluarga dapat berjalan dengan lancar, para orang tua di lokasi tersebut menggunakan tiga metode dan tiga pendekatan yaitu: (1) pendekatan
religius, (2) pendekatan sosial dan (3) pendekatan individual. Para orang tua
xviii
juga menggunakan tiga metode yaitu: (1) metode pembiasaan, (2) metode
ketauladanan dan (3) metode nasehat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Keluarga merupakan bagian terkecil dalam suatu masyarakat,
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Meskipun demikian ada juga
keluarga yang hanya terdiri dari ayah dan ibu saja dalam sebuah rumah
tangga.
Keluarga dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu
keluarga besar atau yang disebut dengan istilah al-‘ailah, dan keluarga
inti atau yang disebut dengan istilah al-usrah. Al-‘ailah dimaknai sebagai
lembaga tempat hidup bersama dengan situasi yang berbeda-beda, tapi di
bawah satu formasi keluarga, yang di dalamnya terbentuk sebuah ikatan
bersama. Sedangkan al-usrah adalah kelompok sosial yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anak yang belum menikah.1
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat
penting dalam membentuk pola pribadi anak. Karena di dalam keluarga,
anak pertama kali diajarkan nilai dan norma. Karena alasan tersebut
maka orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengajarkan
anak-anaknya tentang nila-nilai keagamaan serta akidah akhlaq yang baik
sehingga terbina keperibadian yang baik pula.
Dalam membina keluarga tentu tidak terlepas dari nilai-nilai
islami seperti mengajarkan anak ilmu tauhid dan akhlak sehingga
1 Suryadi.blogspot.com. keluarga dalam pandangan islam . diambil pada hari kamis/ 23
februari 2017/ pukul 22.56
1
2
kehidupan rumah tangganya akan mendapatkan keharmonisan dan
kebahagiaan bersama. Melalui bimbingan dan pengajaran agama islam
dalam keluarga mampu menciptakan kehidupan yang tenteram dan
tenang.
Penerapan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan
remaja dilakukan melalui pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran
bagi remaja memelihara secara terus-menerus terhadap tatanan nilai
agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa di atas norma-nrma
yang ada. Dalam hal ini pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan
keagamaan yang sasarannya setiap individu remaja.
Untuk dapat memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan
tuntunan Al-Qur‟an mestilah berpedoman pada Rasulullah SAW, karena
beliau memiliki sifat-sifat terpuji yang harus dicontoh dan menjadi
panduan bagi umatnya. Dalam Al-Qur‟an disebutkan:
لقد كان لكم ف رسول الله أسوة حسنة لمن كان ي رجو الله والي وم الخر وذكر
(١٢الله كثيرا )
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-
Ahzab : 212
2 Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya. Edisi Keluarga (Diterb itkan
oleh: Halim Publishing & Distributing) h. 418
3
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang kuat imannya, berani,
sabar dan tabah dalam menerima cobaan. Beliau memiliki akhlak yang
mulia, oleh karenanya beliau patut ditiru dan dicontoh dalam segala
perbuatannya. Allah SWT memuji akhlak Nabi dan mengabadikannya
dalam ayat Al-Qur‟an yang berbunyi sebagai berikut:
(٤) وإنك لعلى خلق عظيم
Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
luhur. (QS. Al-Qalam: 4)3
Hendaknya setiap orang tua memahami terhadap kandungan yang
ada di dalam Al-Qur‟an, khususnya yang terkait dengan akhlak mulia,
karena bagi umat Muslim Al-Qur‟an merupakan referensi utama dalam
mengatur hidupnya di samping Hadits Rasulullah SAW.
Kewajiban menjaga dan memelihara keluarga telah diperintahkan
oleh Allah SWT. Di dalam Al-Qur‟an surat At-Tahrim Ayat 6 yaitu:
ي ا ا ا لز يه يا ا ق د اا لىا س ا مى ق ليكم وا را ا وفسـكم ا ا
ا م لحجارة ي ن لـكت غلا ظ عل يفعل م ن ا لله ما ا مز ما شذاد لا يعص
ن. يؤ مز
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak
3 Departemen Agama RI. Al -Qur’an dan Terjemahannya: 4. Ed isi Keluarga (Diterb itkan
oleh: Halim Publishing & Distributing) h. 564
4
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.4
Kewajiban orang tua untuk menjaga, melindungi dan memberikan
pendidikan kepada anak juga diatur di dalam undang-undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 45 ayat 1 yang
berbunyi „kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak
mereka dengan sebaik-baiknya‟.5
Perekembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan
berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan
bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya
bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim disebut sosialisai. Untuk
mewujudkan lingkungan sosial yang dapat membentuk perkembangan
sosial yang dapat membentuk pribadi anak yang mempunyai akhlak yang
baik sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sudarsono mengatakan, ‟‟…Setiap manusia diciptakan oleh
Tuhan seorang diri, akan tetapi untuk melangsungkan hidupnya setiap
manusia harus bekerja sama dengan manusia yang lain di sekitarnya.‟‟6
Kerja sama yang akan dijalani oleh setiap manusia pertama kali
akan diaplikasikan dengan kelompok masyarat terkecil yakni di
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (PT. Sygma Examedia
Arkanleema. h. 560. 5 WWW. Wirantaprawira.de. Undang-Undang Republik I ndonesia Tentang Perkawinan.
diambil pada hari Jum‟at/ 24 Februari 2017/ pukul 01.30 6Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 113
5
lingkungan keluarga. Di lingkungan keluarga anak pertama kali akan di
ajarkan cara-cara berkomunikasi, berinteraksi dan bekerja sama dengan
orang lain.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut sebagaiman di kemukakan oleh
Fuad Ihsan, dalam buku dasar-dasar kependidikan:
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama dalam masyarakat, karena di dalam keluargalah manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan keperibadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima
dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.7
Dalam buku Teori-Teori psikologi sosial Slamet Santoso menyatakan
sebagai berikut.
Masyarakat merupakan dunia ketiga yang dialami oleh si anak
dan merupakan masa paling lama bagi anak di dalam kehidupannya sampai si anak menjadi dewasa, bahkan menjadi
orang tua. Pada masa ini pula si anak lebih banyak mendapat pengaruh dari luar dan pengaruh-pengaruh dari masyarakat ikut menentukan apakah anak menjadi orang-orang yang baik sesuai
dengan tuntutan supergo yang dimiliki atau anak menjadi orang-orang yang jelek karena ia akan menuruti tuntutan das es dan
egonya saja.8
Dalam buku Sosiologi Pendidikan Nasution menyatakan sebagai berikut.
Dalam hidup anak sama pentingnya dengan udara yang
dihirupnya. Hubungan dengan orang-orang lain dan statusnya dalam kelompok merupakan faktor-faktor yang paling penting dalam menentukan apakah ia merasa aman atau tidak. Maka
karena itu kelompok dan kebudayaan di mana anak itu hidup sangat menentukan kelakuan dan wataknya.9
7Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2008), h.57.
8 Slamet Santoso, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Surabaya: Reflika Aditama. 2010), h.
98.
9 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 136.
6
Berkenaan dengan makna perkembangan sosial, Syamsul yusuf LN
menyatakan sebagai berikut: “perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan bekerja sama”.10
Dalam mengawasi dan membimbing agar akhlak remaja menjadi
lebih baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan sesuai dengan ajaran islam maka dalam hal ini semua
pihak harus bekerja sama untuk mewujudkannya. Selain diperlukannya
pengawasan dan bimbingan terhadap remaja dalam aspek tingkah laku
dan caranya bergaul di dalam lingkungan sosial, yang tidak kalah
pentingnya adalah penanaman pendidikan keimanan bagi anak-anak dan
remaja sebab jika mereka memilki iman yang kuat dapat dipastikan
mereka tidak akan berbuat kejahatan yang dapat merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Kebahagiaan suatu masyarakat tergantung pada
remajanya, sebaliknya masyarakat itu dikatakan rusak apabila akhlak
remajanya rusak.
Di Kabupaten Lombok Barat lebih tepatnya di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar terdapat banyak keluarga yang
10 Syamsul Yusuf LN. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 122
7
memiliki anak remaja. dari 324 kepala keluarga ada 117 kepala keluarga
yang memiliki anak remaja11
Di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat terdapat banyak sekali anak remaja, yang di
mana remaja-remaja tersebut memiliki akhlak yang berbeda-beda antara
remaja yang satu dengan remaja yang lainnya tetapi dalam hal kegiatan
sosial anak-anak remaja tersebut selalu bekerjasama misalnya: gotong
royong di masjid, jalan raya, dan ketika ada salah satu remaja yang
menikah maka remaja-remaja yang lain pasti ikut membantu keluarga
dari temannya tersebut untuk menyiapkan segala kebutuhan yang akan di
gunakan saat acara tasyakuran pernikahan remaja tersebut.
Remaja di Dusun Langko Lauk Lauk Desa Langko terbagi menjadi
tiga tipe yakni: 1). ada remaja yang memiliki akhlak baik namun kurang
memiliki kepekaan sosial, 2). ada remaja yang akhlaknya kurang baik
namun memiliki kepekaan sosial yang besar, 3) ada remaja yang berada
di antara kedua tipe tersebut yakni, kadang-kadang menunjukkan akhlak
yang terpuji kadang-kadang menunjukkan perilaku yang kurang terpuji
namun memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Kepekaan sosial yang dimaksudkan di atas adalah seperti dalam
hal kegiatan sosial remaja-remaja tersebut sering disatukan seperti
kegiatan gotong royong pembersihan jalan, renovasi masjid dan membuat
lapangan olah raga, dalam hal kegiatan-kegiatan sosial remja-remaja
11 Dokumentasi. Rekapitulasi Data Jumlah Peduduk Desa Langko Per 31 Desember 2016.
Tanggal 24 Desember 2017.
8
tersebut saling membantu satu sama lain tanpa memandang strata sosia l
yang lainnya. Dalam hal saling bekerja sama dan saling membantu satu
sama lain sudah diwariskan oleh para orang tua di lokasi tersebut. 12
Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti tersebut.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga terutama orang tua memiliki
peran dan fungsi yang sangat besar terhadap perkembangan remaja
terutama dalam perkembangan jiwa dan akhlak remaja. Implementasi
fungsi keluarga dapat di wujudkan dengan memberikan perhatian, kasih
sayang, perlindungan dan motivasi bagi remaja agar semua itu bisa
terwujud sesuai dengan yang diinginkan maka orang tua harus menjalin
komunikasi yang baik dengan anak remajanya.
Kaitannya dengan menjalin komunikasi yang baik antara orang
tua dengan anak seperti yang dipaparkan di atas. Sri Lesta ri lebih dulu
menerangkan mengenai pentingnya menjalin komunikasi yang baik
antara orang tua dengan anak di dalam buku Psikologi Keluarga.
Dalam buku tersebut Sri Lestari menyatakan bahwa, ‟‟…Komunikasi
orang tua dan anak sangat penting bagi orang tua da lam upaya
melakukan kontrol, pemantauan, dan memberikan dukungan dapat
dipersepsi positif atau negatif oleh anak. Di antaranya dipengaruhi oleh
cara orang tua berkomunikasi.”13
Maka dengan beberapa tipe keadaan remaja di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
12
Observasi, Dusun Langko Lauk, Tanggal 15 April 2016. 13
Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.62.
9
tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
bagaimana implementasi keluarga dalam membina akhlak remaja di
Dusun Lagko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat.
Mengingat remaja merupakan anggota masyarakat yang sangat
membutuhkan perhatian bimbingan dan motivasi yang besar dari semua
tokoh masyarakat yang ada disekitar lingkungan sosialnya terutama dari
lingkungan keluarga.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka penulis dapat
menguraikan seputar kondisi yang sering kali dijumpai oleh keluarga di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat dan sekaligus menjadi fokus penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis. Adapun kondisi-kondisi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi fungsi keluarga dalam membina akhlak
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016?
2. Seperti apakah bentuk-bentuk akhlak remaja sebagai hasil dari
implementasi fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2016?
10
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui bagaimanakah implementasi fungsi keluarga dalam
membina akhlak remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
2. Ingin mengetahui seperti apakah bentuk-bentuk akhlak remaja sebagai
hasil dari implementasi fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja
di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
manfaat yang bersifat teoritis dan praktis yakni sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan pemikiran dan kajian mengenai pendidikan agama
khususnya pada aspek akidah dan akhlak.
b. Diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi
para orang tua dan tokoh agama bahwa pembinaan akhlak pada remaja
11
sangat penting di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
b. Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai acuan
bagi para orang tua dalam membina akhlak remaja sesuai yang
diharapkan.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
bagi para remaja di lokasi penelitian tersebut betapa pentingnya
membiasakan diri untuk berakhlak baik.
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Untuk menghindari berbagai hal penyimpangan dan penyebaran
masalah lebih luas, sehingga akan mempengaruhi hasil dari proses
penelitian, peneliti membatasi masalah dengan uraiannya sebagai
berikut:
1. Lokasi/ Tempat Penelitian
Adapun ruang lingkup tempat penelitian yang akan diteliti oleh
peneliti adalah di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
sebagai tempat penelitian yakni karena di lokasi tersebut terdapat
kekhasan dari para remaja yakni kekompakan dalam kegiatan sosial
meskipun memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda.
Kemudian alasan selanjutnya adalah peneliti sering mengamati
12
beberapa kegiatan-kegiatan keseharian yang biasa diakukan oleh para
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat.
2. Subjek Penelitian
Adapun yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah
keadaan lingkungan keluarga remaja di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
3. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian adalah akhlak remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat.
F. Telaah Pustaka
Keterkaitan antara suatu penelitian merupakan suatu hal yang
bisa saja terjadi, sehingga adanya keterkaitan tersebut menunjukkan
bahwa suatu penelitian bisa menjadi suatu tindak lanjut dari
penelitian-penelitian sebelumnya atau juga keterkaitan antara
penelitian itu menunjukkan adanya relevansi dengan penelitian lain
bukan berarti mengid- entifikasikan kalau suatu penelitian persis/sama
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, masing-masing penelitian
mempunyai fokus sendiri dari penelitiannya tersebut termasuk dalam
penelitian ini. Hal ini ditujukkan untuk memperjelas keaslian
penelitian (orisionalitas).
13
Adapun penelitian yang terdahulu memiliki kemiripan dengan
penelitian yang akan diteliti, diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Skripsi Hardianti yang berjudul Pengaruh Lingkungan Sosial
terhadap Pergaulan Bebas Remaja di Dusun Dasan Agung Lebe
Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Skripsi
tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Pengaruh
lingkungan sosial terhadap pergaulan bebas remaja di Dusun Dasan
Agung Lebe Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok
Tengah. Jenis penelitian tersebut menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan mengambil latar di
Dusun Dasan Agung Lebe Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten
Lombok Tengah, informan kunci dalam penelitian ini adalah para
remaja yang terlibat pergaulan bebas, orang tua, teman dekat, dan
masyarakat sekitar yang ada di Dusun Dasan Agung Lebe. Dan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi
dan observasi.14
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan
sosial sangatlah besar pengaruhnya terhadap pergaulan remaja di
Dusun Dasan Agung Lebe Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten
Lombok Tengah. Karena pada dasarnya keperibadian seseorang itu
lahir dari lingkungan tempat mereka tinggal dan berinteraksi.
14
Hardianti, Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pergaulan Bebas Remaja di Dusun
Dasan Agung Lebe Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah (Skripsi,BKI, IAIN
Mataram, 2015)
14
Dari penelitian di atas dapat dilihat kesamaan yang peniliti
lakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif, wawancara,
dokumentasi dan observasi sebagai teknik pengumpulan datanya,
selain itu sama-sama juga membahas tentang remaja.
Jika dilihat dari perbedaanya yaitu terletak pada subjek
penelitiannya. Adapun penilitian yang dilakukan oleh Hardianti
mengambil lingkungan sosial sebagai subjek penilitiannya sedangkan
peniliti sendiri lebih memfokuskan pada lingkungan keluarga sebagai
subjek penilitiannya. Adapun perbedaan selanjutnya dapat di lihat dari
latar tempat penelitian dilakukan. Dimana penelitian yang dilakukan
oleh Hardianti memilih Dusun Dasan Agung Lebe Kecamatan
Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah sebagai latar penelitian,
sedangkan peneliti sendiri memilih Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat sebagai latar tempat
penelitian.
2. Skripsi Faridah yang berjudul Studi Tentang Pembinaan Akhlak Anak
di Panti Asuhan Al-ikhlas Ampenan Kotamadya Mataram. Skripsi
tersebut bertujuan untuk mengetahui sarana, bentuk dan pendekatan
yang digunakan dalam pembinaan akhlak anak di Panti Asuhan Al-
Ikhlas Ampenan Kotamadya Mataram. Penelitian tersebut
menggunakan pendekatan kualitatif. Dan mengambil latar Panti
Asuhan Al-Ikhlas Kotamadaya Mataram sebagai tempat penelitian.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah pimpinan Panti Asuhan
15
Al-Ikhlas Ampenan dan para pengasuh lainnya yang ada di
lingkungan panti asuhan. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode observasi, interview dan
dokumentasi
Hasil penelitan tersebut menunjukkan bahwa:
a. Yang menjadi sarana pembinaan akhlak anak di panti asuhan
adalah perpustakaan yang berisi buku-buku keislaman dan
musholla sebagai tempat terlaksananya pembinaan keagamaan.
b. Bentuk pembinaannya adalah dengan mengatur jadwal-jadwal
kegiatan setiap minggu di panti.
c. Pendekatan yang dipakai dalam pembinaan akhlak anak adalah
dengan pendekatan keagamaan, kejiwaan dan pendekatan
sosiologis.15
Dari penelitian di atas dapat dilihat persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Faridah yaitu sama-sama menggunakan pendekatan
kualitatif, sama-sama membahas tentang akhlak dan sama-sama
menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi dalam
pengumpulan data.
Adapun dari segi perbedaan dapat dilihat dari objek
penelitiannya yakni, dimana dalam penelitian tersebut Faridah
memilih pembinaan akhlak anak sebagai objek penelitiannya
sedangkan peneliti sendiri memilih pembinaan akhlak remaja sebagai
15
Faridah, Studi tentang Pembinaan Akhlak Anak di Panti Aasuhan Al-ikhlas Ampenan
Kotamadya Mataram (Skripsi, PAI, IAIN Mataram, 1997)
16
objek penelitiannya. Adapun perbedaan selanjutnya dapat dilihat dari
pemilihan latar tempat dilakukannya penelitian, dimana dalam
penelitian yang dilakukan oleh Faridah tersebut memilih Panti Asuhan
Al-Ikhlas sebagai tempat penelitian sedangkan peneliti sendiri
memilih Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat sebagai tempat penelitian.
3. Skripsi Nurul Jannah yang berjudul Pengaruh Lingkungan Sosial
Keagamaan Terhadap Akhlak Remaja Di Kelurahan Praya
Kecamatan Praya Lombok Tengah. Skripsi tersebut bertujuan untuk
menganalaisis kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di
Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok Tengah dan pengaruhnya
terhadap akhlak remaja. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan
kualitatif dan memilih Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok
Tengah sebagai latar tempat penelitian. Penelitian tersebut
menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi dalam
pengumpulan data. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
akhlak remaja di Kelurahan Praya bisa dikatakan baik, hal ini terbukti
dari adanya lingkungan sosial yang bersifat religius (keagamaan),
dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang cukup banyak di
kelurahan praya yang mempengaruhi perubahan kehidupan sikap
mental remaja.16
16
Nurul Jannah, Pengaruh Lingkungan Sosial Keagamaan Terhadap Akhlak Remaja di
Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok Tengah (Skripsi, PAI, IAIN Mataram, 1998).
17
Dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Jannah dapat dilihat
persamaan dan perbedaan penlitian yang dilakukan oleh peneliti. Dari
segi persamaan dapat dilihat penilitian yang dilakukan Nurul Jannah
dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sama-sama membahas
lingkungan sosial dan pengaruhnya terhadap akhlak remaja, sama-
sama menggunakan pendekatan kualitatif dan sama-sama
menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi dalam
pengumpulan data.
Dari perbedaannya dapat dilihat, penelitian yang dilakukan
oleh Nurul Jannah lebih memfokuskan pada analisis kegiatan-kegiatan
keagamaan yang di adakan di Kelurahan Praya Kecamatan Praya
Lombok Tengah dan pengaruhnya terhadap remaja sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri lebih memfokuskan
pada implementasi fungsi keluarga di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat dan bentuk-
bentuk pembinaanya pada akhlak remaja. Adapun jika dilihat dari
latar tempat penelitian dimana penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Jannah memilih Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok Tengah
sebagai lokasi penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan oleh
peneliti memilih Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat sebagai tempat penelitian.
18
G. Kerangka Teoretik
1. Keluarga
a. Pengertian Implementasi Fungsi Keluarga
Implementasi fungsi keluarga adalah bentuk wujud nyata
yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam mengaplikasikan segala
bentuk fungsi-fungsi dari keluarga.
Sedangkan leluarga merupakan “kelompok primer yang
paling penting di dalam masyarakat dan merupakan satu kesatuan
sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak”.17
Pendapat lain mengatakan keluarga adalah “sebuah ikatan sosial
yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak mereka juga termasuk
kakek nenek serta cucu-cucu dan beberapa kerabat asalkan mereka
tinggal dalam rumah yang sama.‟‟ 18”Menurut pandangan sosiolog,
keluarga dalam arti luas meliputi semua pihak yang mempunyai
hubungan darah atau keturunan, sedangkan dalam arti
sempitkeluarga meliputi orang tua dan anak-anaknya.‟‟19
Keluarga adalah unit pertama dan institusi pertama di dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat di
dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung. Disitulah perkembangan individu dan disitulah terbentuknya
tahap-tahap awal perkembangan dan mulai interaksi dengan anak, anak memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat dan sikap dalam hidup20
17 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1999), h. 239.
18 Baqir Sharif, Seni Mendidik Islam (Jakarta: Pustaka Zahra,2003), h. 46
19Jalaluddin Rakhmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern , (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1994), Cet.2, h. 20 20
Ramayulis, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987),
Cet. 1, h. 10-11.
19
Dari rumasan di atas dapat dipahami bahwa keluarga adalah
kelompok sosial yang terkecil di dalam masyarakat yang umumnya
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dimana ayah dan ibu memiliki
peran yang sama dalam mengasuh, mengontrol, dan mendidik anak.
Dalam sosiologi, keluarga dibagi menjadi dua yakni keluarga kecil
dan keluarga luas.
Keluarga kecil adalah keluarga yang terbentuk berdasarkan
pernikahan terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak atau tanpa anak,
Mereka hidup dalam satu rumah. Sedangkan keluarga luas adalah
keluarga yang dilihat berdasarkan hubungan darah. Keluarga ini
anggotanya tidak hanya ayah, ibu dan anak-anak. Tetapi termasuk
juga kakek, nenek, cucu, keponakan, saudara sepupu dan anggota
keluarga lainnya.
Namun, perlu ditekankan bahwa keluarga yang dimaksudkan
dalam pembahasan ini adalah keluarga dalam bentuk yang pertama
yakni keluarga kecil yang terdiri orang tua dan anak-anak.
b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga pada dasarnya adalah orang tua harus
mampu memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka
sosialisasinya agar anak mampu mengendalikan diri sendiri.
Namun semua anggota memiliki fungsi dan peran masing-masing
akan tetapi orang tualah yang memegang fungi dan tanggung jawab
20
yang besar di dalam sebuah keluarga. Berikut ini akan dibahas
mengenai fungsi- fungsi keluarga, yakni sebagai berikut:
1) Fungsi Biologis
Fungsi biologis merupakan fungsi dasar, maksudnya adalah
keluarga merupakan naluri manusia untuk mempertahankan
jenisnya. Dengan memenuhi kebutuhan biologis seseorang dapat
meneruskan keturunannya.
2) Fungsi Ekonomis
Keluarga merupakan kelompok primer pencari nafkah untuk
memenuhi segala kebutuhan anggota keluarganya. Orang tua
sebagai tempat bergantung bagi anak-anaknya dalam segi
ekonomis.
3) Fungsi Pendidikan
Sebelum menjalani perubahan ke arah yang lebih besar, orang tua
harus mampu menjadi guru bagi anak-anaknya, dengan cara orang
tua harus mengajarkan ilmu-ilmu kepada anak-anaknya terutama
ilmu agama.
4) Fungsi Agama
Pada masa yang lampau selain orang tua sebagai guru dalam
pendidikan anak-anaknya, juga merangkap menjadi tempat
mengaji, belajar membaca kitab suci dan mengajarkan ilmu tauhid
untuk membentuk kepercayaan anak-anaknya.
21
5) Fungsi Sosial
Keluarga dianggap masyarakat yang paling primer. Oleh karena
itu orang tua harus mengajarkan anak-anaknya cara bersosialisasi
yang baik, sebelum orang tua membawa anak-anaknya pada
kegiatan-kegiatan masyarakat.
6) Memberikan Rasa Aman
Fungsi ini merupakan faktor penting karena perkembangan anak
memerlukan rasa aman, kasih sayang dan simpati dari orang lain.
Keluarga tempat mengadu dan memperoleh jalan keluar dari
setiap permasalahan anak. Rasa aman merupakan sukses dari
hidup dalam keluarga.21
Berdasarkan beberapa fungsi yang telah dijelaskan di atas
dapat dipahami bahwa keluarga memiliki fungsi yang sangat
menentukan kelangsungan hidup sebuah keluarga. Jika semua
fungsi di atas dapat berjalan secara maksimal maka sebuah keluarga
dapat dikatakan sebagai keluarga yang sejahtera karena masing-
masing fungsi di atas saling berkaitan yakni fungsi biologis,
ekonomis, pendidikan, agama, dan sosial.
Semua fungsi tersebut saling membutuhkan satu sama lain
kemudian fungsi yang terakhir yakni orang tua harus mampu
memberikan rasa aman kepada anak-anaknya, karena hal ini sangat
21
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), h.90-91.
22
penting bagi perkembangan anak karena rasa aman yang diberikan
dalam keluarga merupakan sukses dari kehidupan dalam keluarga.
c. Tugas Keluarga
Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak dengan
benar, yang dimaksudkan dengan kriteria yang benar dalam masalah
ini adalah jauh dari hal-hal yang dilarang dalam islam, seperti yang
diajarkan lukman kepada anaknya hal yang pertama kali diajarkan
kepada anaknya yakni tentang tauhid seperti larangan menyekutukan
Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13
رك لظلم عظيم وإذ قال لقمان لابنه وهويعظه يابني لاتشرك بالله إن الش
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".22
Terdapat sejumlah tugas dan kewajiban dari keluarga yakni
sebagai berikut:
1) Keluarga bertanggung jawab menyelamatkan faktor- faktor
ketenangan, cinta kasih, serta kedamaian dalam rumah, dan
menghilangkan segala macam kekerasan, kebencian, serta
antagonism. Tugas keluarga adalah menciptakan suasana hati
22
Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya . ( PT. Sygma Examedia
Arkanleema) h. 411.
23
yang penuh kecintaan yang dinaungi oleh kepedulian, serta
dikelilingi oleh kasih sayang dan keadilan.
2) Keluarga harus mengawasi proses-proses pendidikan. Para
sosiolog menekankan bahwa keluarga harus bertanggung jawab
dalam berbagai proses pendidikan sosial anak melalui mereka.
Berkenaan dengan itu, para pakar pendidikan juga menegaskan
bahwa para orang tua harus mencurahkan kasih sayang, simpati,
serta kecintaan yang cukup pada anak-anak mereka guna
mengamankan mereka melawan depresi dan kegalauan.23
Dari beberapa rumusan tugas keluarga yang telah
dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa dalam rangka membangun
keluarga yang berkualitas, tidak terlepas dari usaha semua anggota
keluarga dalam mejalankan tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing anggota keluarga tersebut seperti, dalam hal pendidikan
orang tua harus mengawasi proses-proses pendidikan anak-anaknya,
mengawasi perilaku anak-anaknya supaya tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan..
d. Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja
Islam memandang lembaga keluarga bukan sekedar wadah interaksi sosial semata, tetapi lembaga ini merupakan pranata yang mengemban fungsi didik, dan hubungan-hubungan
interaksi dalam lingkungan anggota keluarga merupakan peristiwa pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap
pembentukan watak dan kepribadian anak24
23
Sharif, Seni Mendidik , h. 47-50. 24
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,
(Jakarta:Lantabora Press, 2003), h.48.
24
‟‟..Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mulai menerima
pendidikan.Dengan demikian, bentuk pertama pendidikan terdapat
dalam kehidupan keluarga.‟‟25
Berdasarkan rumusan di atas dapat dipahami bahwa
keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi
seseorang, dan orang tua sebagai kuncinya. Pendidikan dalam
keluarga terutama orang tua mempunyai peran penting dalam
mengimplementasikan fungsi keluarga untuk mengembangan
watak, kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai keagamaan dan
moral.
Pendidikan dalam konteks ini mempunyai makna
pembudayaan, maksudnya yaitu proses sosialisasi secara
berkelanjutan dengan tujuan untuk mengantar anak agar menjadi
manusia yang beriman, berakhlak mulia dan peduli akan lingkungan
dan sebagainya.
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir
dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan
alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan
anak.26
25
Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.62. 26
Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-5,
h.35.
25
Dominannya fungsi orang tua dalam pembentukan dasar-
dasar pendidikan menyebabkan orang tua harus bersungguh-sungguh
dalam mempersiapkan kebutuhan anak-anaknya mulai dari nafkah
rohani sampai jasmani seperti memperhatikan pendidikan anak-
anaknya dan sebagainya
Oleh karenanya, orang tua sebagai orang pertama yang
dikenal anak, sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk
mengajarkan pendidikan akhlakul karimah dan nilai-nilai agama
sejak dini supaya anak-anaknya terbiasa sejak kecil memiliki
akhlakul karimah sehingga sampai dewasa anak tersebut sudah
terbiasa hidup dalam kebaikan.
Di dalam Islam orang tua merupakan pondasi awal atau orang
utama dan pertama yang akan membimbing anak-anak menuju ridha
Allah SWT. Dimana orang tua merupakan tempat atau sumber
pertama seorang anak mengenal pendidikan, demikianlah
pentingnnya peran keluarga terutama orang tua dalam membina
akhlak remaja.
2. Pembinaan Akhlak Remaja
a. Pengertian Pembinaan Akhlak
“Pembinaan akhlak adalah usaha secara sadar danterarah guna
menanamkan budi pekerti yang luhur dan nilai-nilai yang susila
sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran islam”.27
27
Barmawi Umary, Pembinaan Akhlak , (Bandung: Pustaka Setia, 1996), h. 13
26
Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab yaitu
“khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kemudian secara terminologi definisi akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.28
Dari penjelasan di atas, maka pembinaan akhlak adalah
pembinaan kepribadian secara keseluruhan. Secara efektif dilakukan
dengan memperhatikan sasaran yang akan dibina. Pembinaan
dilakukan meliputi pembinaan moral, pembentukan sikap dan
mental.
b. Macam-Macam Akhlak
Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua yaitu, akhlak
yang baik (mahmudah) dan akhlak yang buruk (mazmumah) yang
dimana kedua akhlak tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk
tingkah laku. Jadi Untuk membedakan mana akhlak yang baik dan
mana akhlak yang buruk adalah dengan melihat perbuatan tingkah
laku seseorang sebagai wujud nyata dari akhlak itu sendiri.
Menurut Imam Al-Ghazali, bahwa akhlak itu pada prinsipnya
dibagi menjadi dua, yaitu:
1). Akhlak yang baik, yaitu: suatu keadaan jiwa yang dari padanya
timbul suatu perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan
agamanya (syariat).
28
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h. 4
27
2). Akhlak yang buruk yaitu: keadaan jiwa yang dari padanya
terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. 29
Berikut akan dipaparkan pengertian dari kedua akhlak tersebut
yakni;
a) Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah akhlak atau amal perbuatan yang
baik-baik.Amal perbuatan yang baik memang dijanjikan untuk
mendapatkan balasan kebaikan pula, sebagaimana Allah dan
Rasul telah menjanjikan balasan surga kepada siapa yang
berbakti kepada-Nya.
b) Akhlak Mazmumah
Akhlak mazmumah adalah akhlak atau perbuatan yang tidak
baik menurut aturan islam. Oleh karena itu Allah sangat
membenci siapa saja yang berprilaku dan -kata buruk.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
segala perbuatan baik disebut akhlak mahmudah dan segala
perbuatan buruk disebut dengan akhlak mazmumah. Maka umat
islam diwajibkan untuk mengerjakan segala amalan-amalan baik
dan menjauhi segala perbuatan buruk, karena sekecil apapun
perbuatan baik maupun perbuatan buruk akan mendapatkan
balasannya sesuai dengan amal perbuatannya.
29
Ibid, h.7.
28
c. Pengertian Remaja
Menurut bahasa arab, remaja berasal dari kata As-Syabab
artinya muda dan kuat, energik dan dinamis, baik dan kreatif,
tumbuh dan berkembang. “Kata remaja berasal dari bahasa inggris
adolescence, dan bahasa latin adolecere artinya tumbuh atau
tumbuh unuk mencapai kematangan”.30Sedangkan menurut bahasa
Indonesia artinya mulai dewasa, atau sudah sampai umur. Masa
remaja sering muncul masalah yang berasal dari beberapa faktor
baik eksternal maupun internal.
Adapun Tugas-Tugas perkembangan masa remaja menurut
Hurlock (1991) adalah berusaha;
1) Mampu menerima keadaan fisiknya;
2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok
yang berlainan jenis;
4) Mencapai kemandirian emosional;
5) Mencapai kemandirian ekonomi;
6) Mengembnagkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat;
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua;
30
Mohammad Ali. Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 9.
29
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang
diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;
9) Mempersiapakan diri untuk memasuki perkawinan;
10) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.31
Jadi dapat dipahami bahwa usia remaja merupakan usia yang
sangat rentang dengan berbagai hal, usia remaja sering disebut
sebagai masa yang labil karena pada usia remaja seseorang
cenderung ikut- ikutan dengan perilaku seseorang ada di
lingkungannya.
Jika remaja tidak mampu menjalankan tugas
perkembangannya dengan baik maka ia akan mudah goyah dan
terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya sampai ia dewasa. Maka
itulah pentingnya dilakukan pembinaan terhadap remaja agar para
remaja sebagai generasi penerus tidak mudah terjerumus kepada
hal-hal yang negatif.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Remaja
Pada dasarnya faktor- faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak ditentukan oleh dua faktor, yakni faktor internal
dan faktor eksternal. Kedua faktor- faktor tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut:
31
Ibid. h 10
30
1). Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa
bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah
satu dari kedua orang tuanya ataubisa jadi gabunganatau
kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering
kita mendengarkan istilah ‟‟buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya‟‟. Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki seorang
ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya.32
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami bahwa
faktor internal yakni semua pengaruh yang memang murni berasal
dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh semua yang
berasal dari luar diri seseorang. jika semua faktor internal seperti:
pembawaan, potensi, kepribadian, karakter atau sifat seseorang
baik. Maka seseorang tersebut memiliki peluang untuk melakukan
kebaikan dan tidak akan terjerumus pada hal-hal yang melanggar
moral, begitu sebaliknya.
2). Faktor Eksternal
Faktor eksternal yakni segala sesuatu yang mempengaruhi
perilaku seseorang yang berasal dari luar diri seseorang tersebut,
baik yang berasal dari lingkungan keluarga, sekola maupun
32
Sjarkawi, Pembentukan Keperibadian Anak, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 19.
31
lingkungan masyarakat, berikut akan dipaparkan beberapa faktor
eksternal tersebut:
a). Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kerabat terdekat seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat. Banyak hal yang menyangkut
pertumbuhan dan perkembangan jiwa, pembentukan sikap,
motivasi, pandangan hidup dan tingkah laku serta harapan-
harapan mengenai apa dan bagaiamana sebenarnya kehidupan,
dikenal untuk pertama kalinya dari pergaulan dengan
lingkungan keluarga.33
Ada sejumlah faktor dari dalam lingkungan keluarga
yang sangat di butuhkan oleh anak dalam proses
perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman,
dihargai, disayangi, diterima dan kebebasan untuk menyatakan
diri. Rasa aman meliputi perasaan aman secara material dan
mental. Perasaan aman secara material berarti pemenuhan
kebutuhan pakaian, makanan, dan sarana lain yang diperlukan
sejauh tidak berlebihan dan tidak berada di luar kemampuan
orang tua.
Perasaan aman secara mental berarti pemenuhan oleh
orang tua berupa perlindungan emosional menjauhkan
ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah yang
33
Taufik Abdullah, Pemuda dan Perubahan Sosial, (Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Indonesia, 1994), h. 56.
32
sedang dihadapi, dan memberikan bantuan dalam menstabilkan
emosinya.34
b). Lingkungan Sekolah
Sebagaimana dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
juga ditunut menciptakan suasana kehidupan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan sosial remaja. Sekolah
merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup dalam
kesehariannya. Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki
potensi memudahkan atau menghambat perkembangan sosial
remaja.
c). Lingkungan Masyarakat
Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat
pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik
langsung maupun tidak langsung, oleh karenanya lingkungan
masyarakat tidak dapat diabaikan dalam upaya pembentukan
dan membina akhlak serta kepribadian seseorang. Seorang
anak yang tinggal dilingkungan yang baik, maka ia juga akan
tumbuh menjadi individu yang baik. Sebalikanya apabila
orang tersebut tinggal dalam lingkungan yang rusak akhlaknya,
maka tentu ia juga akan ikut terpengaruh dengan hal-hal yang
kurang baik pula.
34
Ali, Psikologi Remaja, h 94.
33
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan pertama dan utama
pembentukan dan pendidikan akhlak adalah keluarga yang pertama-
tama mengajarkan kepada anak pengetahuan akan Allah.
Pengalaman tentang pergaulan manusia dan kewajiban
memperkembangkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
terhadap orang lain adalah orang tua.
Kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat juga ikut andil
dan berpengaruh terhadap terciptanya akhlak mulia bagi anak. jadi
dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan keluarga
sebagai peletak dasar pola pembentukan kepribadian anak,
sedangkan lembaga pendidikan tinggallah memberikan isinya saja
selanjutnya akan ditentukan sendiri bentuk dan warnanya oleh anak
itu sendiri, sesuai kemampuan, kekuatan dan kreasi anak dalam
pertumbuhan dan perkembangannya lebih lanjut.
e. Upaya-upaya Pembinaan Akhlak Remaja
1). Pendekatan dalam Pembinaan Akhlak Remaja
a). Pendekatan individual
Salah satu bentuk pendekatan dalam pembinaan akhlak anak
adalah dengan memperhatikan keadaan anak sebagai individu
mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dengan
memperhatikan keadaan individu anak tersebut, maka
seseorang dapat melakukan bimbingan dan pembinaan yang
baik terhadap pembentukan akhlakul karimah pada setiap anak.
34
b). Pendekatan Sosial
Dilihat dari lingkungan pergaulannya remaja lebih banyak
berada di lingkungan sosialnya, sehingga sedikit banyak dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Maka dari
itu apabila seorang remaja diharapkan untuk menjadi anak
yang soleh maka harus diperhatikan lingkungan pergaulannya.
c). Pendekatan Religius
Pembinaan akhlak remaja dengan pendekatan keagamaan
sangat efektif dibandingkan dengan pendekatan sosiologi.
Karena dengan pendekatan keagamaan tidak saja menyangkut
hal-hal yang kongkrit saja namun lebih dari itu diajarkan
dengan hal-hal yang abstrak, seperti masalah keimanan kepada
Allah, hari kiamat, dan balasan surga dan neraka.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa dalam
proses pembinaan akhlak pada remaja sangat membutuhkan
sebuah pendekatan supaya hasil dari pembinaan yang dilakukan
pada remaja tepat sasaran. Kemudian dari ketiga pendekatan di
atas dapat memberikan solusi bagi para orang tua untuk dijadikan
sebagai pendekatan dalam pembinaan akhlak remaja.
Pertama dengan menggunakan pendekatan individual yakni
orang tua harus mengenal dengan baik bagaimana sifat dan
karakter anak sehingga ketika orang tua sudah mengenal sifat dan
35
karakter anak dengan baik maka akan mudah bagi para orang tua
dalam melakukan pembinaan akhlak.
Kedua melalui pendekatan sosial, orang tua harus
mengetahui perkembangan sosial anak karena lingkungan sosial
sangat mempengaruhi perkembangan akhlak seseorang, orang tua
harus mengetahui dengan siapa anak-anak mereka bergaul dan
permasalahan-permasalahan yang dialami anak di lingkungan
sosialnya dengan begitu dapat membantu orang tua dalam
melakukan pembinaan akhlak pada remaja.
Yang ketiga orang tua dapat menggunakan pendekatan
religius dalam pembinaan akhlak pada remaja, jika dibandingkan
dengan pendekatan sosial maka melalui pendekatan agama dapat
dikatakan lebih efektif karena dengan pendekatan keagamaan
tidak hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat nyata tetapi juga
mengajarkan hal-hal yang bersifat abstrak seperti masalah
keimana kepada Allah, hari kiamat, dan balasan surga dan neraka.
Jika orang tua mampu menggunakan ketiga pendekatan
tersebut dalam pembinaan akhlak remaja dengan maksimal maka
orang tua juga akan mendapatkan hasil yang maksimal pula.
2). Metode pembinaan Akhlak
a). Metode Pembiasaan
Pembinaan akhlak dengan metode pembiasaan ini dilakukan
sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Hal ini sejalan
36
dengan ungkapan imam Al-Ghazali yang mengatakan bahwa
kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala
usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia
membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat.
Untuk ini Al-Ghazali menganjurkan agar akhlak
diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa pada pekerjaan atau
tingkah laku yang mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia
menjadi pemurah, maka ia harus membiasakan dirinya
melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah
hati dan murah tangan itu menjadi kebiassan yang telah
melekat pada dirinya.
Pembinaan akhlak remaja melalui metode pembiasaan
dapat membantu orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai
akhlak mulia semenjak masih anak-anak sampai si anak
menjadi seorang remaja. Bagaimana akhlak remaja saat ini
bisa jadi merupakan bawaan si remaja semenjak anak masih
kecil. Jika semenjak dini anak dibiasakan dengan kebaikan,
maka ia akan tumbuh berkembang dengan baik, namun apabila
anak dibiasakan dengan hal-hal yang bersifat negatif maka
sampai ia dewasa akan tetap membawa perilaku tersebut.
Demikianlah pentingnya pembinaan akhlak remaja
melalui metode pembiasaan, supaya generasi muda mampu
menjadi pemuda yang berakhlak mulia maka wajib hukumnya
37
bagi para orang tua untuk membiasakan anak sejak dini dengan
berakhlak mulia dengan harapan akhlak mulia yang dibiasan
semenjak dini mampu dibawa sehingga remaja dan seterusnya.
b). Metode Keteladanan
Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan
pelajaran, instruksi dan larangan, cara yang demikian itu telah
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dijelaskan dalam surat
Al-Ahzab :21
وم لقد كان لكم ف رسول الله أسوة حسنة لمن كان ي رجو الله والي
(١٢كثيرا ) الخر وذكر الله
Artinya: “Sungguh pada diri Rasulullah itu contoh tauladan yang
baik bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang yang mengharapkan
(keridhaan) Allah dan (berjumpa dengan-Nya di) hari kiamat,
dan selalu banyak menyebut nama Allah”. (QS. Al-Ahzab:21)35
Dengan menggunakan metode keteladanan sangat
membantu orang tua dalam mendidik anak, karena keteladanan
dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode
yang paling efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak
secara moral, spiritual dan sosial. Jika orang tua ingin melihat
anak-anaknya memiliki akhlak yang baik maka terlebih dahulu
orang tuapun harus memiliki akhlak yang baik pula agar anak-
35
Departemen Agama. AL-Qur’an dan Terjemahannya. h. 418
38
anaknya dapat meneladani akhlak mulia yang di contohkan oleh
orang tuanya.
Demikianlah pentingnya menerapakan metode
keteladanan dalam hal mendidik anak khususnya pada
pendidikan akhlak remaja, dengan harapan remaja sebagai
generasi penerus dapat memiiki akhlak yang mulia.
c). Metode Nasehat
Metode yang terakhir adalah dengan metode nasehat,
orang tua dapat membina akhlak remaja melalui nasehat-nasehat
mulia yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya
terutama anak yang sudah menginjak usia remaja, yang dimana
sama-sama diketahui bahwa usia remaja adalah usia yang sangat
rentan dengan berbagai hal.
Apabila seorang remaja melakukan hal-hal yang
melanggar norma-norma yang berlaku dan syari‟at yang
ditetapkan di dalam islam, maka wajib hukumnya bagi orang
terdekat yakni orang tua untuk menegur dengan mengarahkan
remaja tersebut ke jalan yang benar melalui nasehat-nasehat
yang diberikan oleh orang tua di rumah supaya tidak terjadi
lagi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pentingnya pembinaan akhlak remaja melalui pemberian
nasehat-nasehat yang mulia dari orang tua sangat diperlukan
39
oleh setiap anak sebagai acuan bagi setiap anak dalam
bergaul, berkomunikasi dan bersosialisasi di dalah kehidupan
sehari-hari.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
“Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian”.36
Menurut N. S. Sukmadinata (dalam buku Metode Penelitian
Pendidikan) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskrifsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara individu maupun
kelompok”.37
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena
mengingat data-data yang akan diperoleh hanya bersifat gambaran
keadaan yang dituangkan dalam bentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka-angka seperti pada penelitian kuantitatif. Dalam hal
ini peneliti mengkaji setiap peristiwa yang terjadi dan konsep-
36
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), h. 6. 37
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 60.
40
konsep pemikiran tentang implemtasi fungsi keluarga dalam
membina akhlak remaja.
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan penelitian kualitatif, yaitu salah satunya
adalah penelitian sebagai instrumen kunci, maka kehadiran peneliti
dilapangan sangat mutlak dilakukan oleh peneliti sendiri. Dalam
penelitian ini kedudu kan peneliti adalah sebagai pengamat biasa,
di mana peneliti tidak ikut masuk langsung kedalam kehidupan
objek peneliti. Tujuan utama penelitian dilapangan adalah untuk
mendaptkan data yang dibutuhkan yang berkenaan dengan masalah
yang akan diteliti. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam
mengumpulkan data peneliti menciptakan hubungan yang akrab
dengan responden yang menjadi sumber data, agar data yang
diperoleh betul-betul valid.
Dalam hal ini peneliti sebagai pengumpul data berusaha
semaksimal mungkin mengumpulkan data, data yang diperoleh,
baik dari hasil observasi, interview, dan dokumentasi dari hasil
penelitian. Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah:
a. Melakukan observasi mengenai keadaan lokasi penelitian,
tingkah laku remaja dan implementasi keluarga dalam membina
akhlak remaja.
41
b. Mengadakan dialog atau wawancara dengan pihak-pihak terkait,
yaitu orang tua dan remaja di lokasi penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian
berlangsung untuk mencari dan menggali berbagai informasi dan
data guna memecahkan permasalahan yang ada.
Lokasi penelitian yang peneliti pilih disini adalah di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat, peneliti memilih lokasi tersebut. Karena di lokasi
tersebut terdapat kekhasan yang biasa ditunjukkan oleh para remaja
yakni sebagian besar dari para remaja-remaja tersebut sering
disatukan dalam kegiatan-kegiatan sosial tanpa memandang status
dan latar belakang dari masing-masing remaja sehingga menarik
perhatian peneliti untuk memilih lokasi tersebut sebagai latar
tempat penelitian.
Peneliti berusaha menjalin hubungan komunikasi yang
baik dengan remaja yang ada dilokasi tersebut dengan harapan
penulis akan memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini dengan lancar.
42
4. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah “subjek dari mana
data dapat diperoleh”.38“Pendapat lain yang senada yaitu, Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan dan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain”.39
Jadi sumber data adalah subjek dari mana data/informasi itu
diperoleh baik itu menggunakan metode observasi, wawancara
maupun dokumentasi guna mendapatkan data/informasi yang penulis
butuhkan ketika melakukan penelitian.
Dari 324 kepala keluarga terdapat 117 kepala keluarga yang
memiliki anak remaja dan jumlah remaja di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamtan Lingsar adalah sebanyak 132 remaja. 40 dari 117
kepala keluarga yang memiliki anak remaja terdapat sebanyak 21
kepala keluarga yang akan dijadikan sebagai responden dari penelitian
ini. Cara yang digunakan di dalam penelitian ini dalam menentukan
responden adalah dengan cara acak ( Random), dan yang menjadi
informan utama dalam penelitian ini adalah remaja dan orang tua yang
memiliki anak remaja.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik dan Teori,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 160. 39
Lexy J ,Metode Penelitian..., h. 85. 40
Wawancara, Mawardi, Kepala Dusun Langko Lauk, Tanggal 15 April 2016.
43
a. Metode Observasi
Secara garis besar observasi dapat dilihat dari dua
pengertian yakni pengertian observasi secara sempit dan secara
luas. Di mana secara sempit adalah pengamatan secara langsung
terhadap apa yang diteliti. Sedangkan dalam arti luas adalah suatu
observasi yang meliputi pengamatan yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang akan
diteliti.41
Sedangkan menurut Nasution sebagaimana yang dikutip
oleh Sugiono mengatakan bahwa, “observasi adalah dasar sumber
ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu data mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi”.42
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa observasi
adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
peneliti melalui proses pengamatan, pencatatan, dan pemusatan
perhatian dengan gejala yang ada objek penelitian, dan hasilnya
disusun secara sistematis baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh peneliti.
Adapun teknik observasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi partisipan. Observasi partisipan adalah
41
Joko Sucipto, Evaluasi dan Remediasi Belajar, (Jakarta: CV Trans Info Media, 2009),
h. 100. 42
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011)
h.230
44
observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan serta dalam
kehidupan masyarakat topik penelitian. Biasanya peneliti tinggal
atau hidup bersama anggota masyarakat dan ikut terlibat dalam
semua aktivitas dan perasaan mereka. Selanjutnya, peneliti
memainkan dua peran, yaitu pertama berperan sebagai anggota
peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai peneliti
yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku
individunya.43
Alasan peneliti menggunakan metode observasi yaitu dalam
rangka mengetahui: Peran Lingkungan Keluarga dalam membina
Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara
ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek
evaluasi.44
Sedangkan pengertian wawancara menurut “Johnson yaitu
bahwa wawancara adalah suatu interaksi pribadi antara
43
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
h 39. 44
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Griya,
2009). h50
45
pewawancara dengan yang diwawancarai di mana pertanyaan
verbal diajukan kepada mereka”.45
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa wawancara
adalah diolog antara dua orang atau lebih untuk memperoleh
informasi mengenai masalah yang diteliti baik dilaksanakan secara
langsung maupun melalui media. Metode wawancara dapat
dilakukan dengan dua cara antara lain:
1) Wawancara bebas yaitu di mana responden mempunyai
kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi
oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek
evaluasi.
2) Wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Di mana
dalam hal ini responden tinggal memilih jawaban yang
sudah dipersiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang
kala bersifat sebagai yang memimpin dan mengarahkan,
dan penjawab sudah dipimpin oleh sebuah daftar cocok
sehingga dalam menuliskan jawaban ia tinggal
membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan
keadaan responden.46
45
Ibid, h.52 46
Sucipto, Evaluasi dan Remediasi..., h. 30.
46
Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah
wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak struktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Hal ini dimaksudkan agar
peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara leluasa kepada
responden sehingga memungkinkan data atau informasi sebanyak-
banyaknya dan terperinci. Adapun alasan peneliti menggunakan
metode wawancara adalah untuk mengetahui “Implementasi
Fungsi Keluarga dalam membina Akhlak Remaja di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2016”.
c. Metode Dokumentasi
“Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film,
lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik”. 47“Dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal yang variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya”.48
Adapun peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam
rangka memperoleh data-data tentang:
47
Lexy J, Metodologi Penelitian, h. 216. 48
Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 269.
47
1) Data tentang keadaan Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.
2) Data tentang keadaan keluarga dan remaja di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2016.
3) Data tentang implementasi fungsi Keluarga dalam Membina
Akhlak Remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.
4) Struktur organisasi Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.
6. Teknik Analisis Data
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk
memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di
lapangan. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap
fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun te rhadap
bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta
hubungan keterkaitannya. Analisis data dilakukan dengan menguji
kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Analisis
data kualitatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan, fakta
atau informasi tersebut kemudian diseleksi dan dikembangkan
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna.49
49Ibid., hal. 235.
48
Dengan demikian, data atau informasi yang dikumpulkan
yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian akan dianalisis
berupa pengelompokan dan pengkategorian data dalam aspek-
aspek yang telah ditentukan, hasil pengelompokan tersebut
dihubungkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan suatu
kebenaran.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
teknik analisis data secara interaktif. Teknik pengumpulan data secara
interaktif meliputi :50
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data
penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu
untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu
menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai
dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.
Maksudnya pada tahap ini, peneliti harus merekam data lapangan
dalam bentuk catatan-catatan lapangan (fieldnote), harus
ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan
fokus masalah yang diteliti.
b. Melaksanakan Display atau Penyajian Data
Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah
matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian
50
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), hal.
222-229.
49
data biasanya digunakan berbentuk teks naratif. Data yang didapat
peneliti tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan. Untuk itu,
dalam penyajian data peneliti dapat dianalisis oleh peneliti untuk
disusun secara sistematis atau simultan. Sehingga data yang
diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.
Maka dalam display data, peneliti disarankan untuk tidak gegabah
mengambil kesimpulan.
c. Mengambil Kesimpulan/Verifikasi
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari
reduksi data dan display data sehingga data dapat disimpulkan dan
peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan
kesimpulan sementara masih dapat diuji kembali dengan data di
lapangan, dengan cara merefleksikan kembali. Peneliti dapat
bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga
kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses secara interaktif ini
berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahannya hasil
penelitian dapat diterima. Setelah hasil penelitian telah diuji
kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam
bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.51
Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
aturan-aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang
digunakan. Dalam data ini peneliti mengacu pada metode
51
Ibid., h. 223-224.
50
penelitian yaitu penelitian kualitatif yang mengacu pada
pengungkapan data sesuai dengan realita dan tidak menggunakan
data statistik.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk membuktikan adanya kesesuaian antara data yang di
teliti dengan kenyataan, maka di perlukan keabsahan data dan
temuan, sehingga data menjadi valid. Keabsahan data ini bertujuan
untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai
apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan. Usaha peneliti untuk
memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, diantaranya:
a. Ketekunan pengamatan
“Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut dengan rinci.”52
Pengamatan sangat dibutuhkan dalam pendekatan penelitian
kualitatiaf dengan tujuan untuk menghindarai data yang tidak benar
yang diperoleh dari responden yang bisa menjadi objek akan
menutup diri dari fakta yang sebenarnya.
b. Triangulasi
52
Ibid., h. 329.
51
Triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada.
Menurut Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif mengatakan bahwa triangulasi dalam
pengujian data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat tiga macam triangulasi yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1). Triangualasi sumber data dapat dilakukan dengan cara :
a) Membandingkan dari hasil pengamatan dan data hasil
wawancara.
b) Membandingkan perkataan informan ditempat umum
dengan perkataan secara pribadi.
c) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen.
2). Triangulasi teknik pengumpulan data, dapat dilakukan dengan
cara:
a) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil peneliti
beberapa teknik pengumpulan data.
b) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
c) Triangulasi penelitan disebut juga triangulasi investigator.
52
Hal ini digunakan bila penelitian dilaksanakan secara
kelompok, hal ini sangat penting karena dalam telaah fenomena,
Triangulasi waktu, di mana waktu juga sering mempengaruhi
kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian data.
53
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Desa Langko
1. Sejarah Desa Langko
Desa Langko merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Lingsar, penduduknya hidup dari bertani, pedagang, pegawai
swasta dan sebagian kecil ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri
sipil. Awal terbentuknya Desa Langko diprakasai atas inisiator 5 (lima)
orang tokoh perangkat Desa Duman yakni; Bapak H.M. Nurilim, Bapak
H. Muhsan, Bapak Minah, Bapak M. Basir dan Bapak M. Bakri.
Sekembalinya beliau-beliau melakukan rapat pembangunan di kantor
Desa Duman pada tahun 1996 yang saat itu masih berstatus sebagai Desa
Induk. Dalam perjalanan pulang terjadi dialog saat itu dan terlontar
penyampaian usulan pembentukan pemekaran Desa oleh salah perangkat
Desa yakni Bapak H. Muhsan.
Pada perkembangan selanjutnya tepatnya tahun 1997, Bapak Bakri
AZ menghadiri undangan camat Narmada dengan agenda rapat
pembahasan pemekaran desa, mewakili Bapak Kepala Desa Duman (H.
Kusmayadi) di kantor camat Narmada namun pada tahun tersebut belum
bisa terwujud.
Tahun telah berganti namun semangat juang tak pernah padam,
dengan penuh kesabaran para inisiator bangkit kembali dan pembentukan
53
54
penghapusan dan penggabungan Desa yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat.
Kemudian pada tahun 1998, pengurus LMD atas dukungan tokoh
Masyarakat, tokoh Agama, tokoh Adat dan para generasi muda
menyampaikan tuntutan pemekaran Desa agar wilayah Desa Duman
menjadi dua kepada Bapak Kepala Desa agar wilayah Dusun Langko
segera ditingkatkan statusnya menjadi Desa Persiapan, namun pertemuan
tersebut belum membuahkan hasil, tetapi perjuangan tidak berhenti
sampai disana. Dengan berbagai upaya pada waktu itu Bapak M. Bakri
AZ, memohon bantuan kepada wakil Kepala Dusun Langko Daye
(Amaq. Saminah) untuk turun langsung ke Dusun-Dusun untuk
menyerap aspirasi masyarakat ditingkat bawah.
Selanjutnya dalam rapat LMD pada tanggal 13 Mei 1998 tentang
rencana pemekaran Desa Duman membahas rencana lokasi batas-batas
wilayah dan rencana Desa persiapan dengan menghasilakan keputusan
bahwa Desa Duman dapat dipertimbangkan/disetujui untuk dimekarkan
menjadi dua, dengan lokasi Desa persiapan terletak di Dusun Langko dan
nama Desa pemekeran adalah Desa Persiapan Langko, berdasarkan surat
keputusan Nomor. PEM/3.11/02/1998 tanggal 13 Mei 1998 tentang
pemekaran Desa Duman Kecamatan Narmada dan atas dukungan Camat
Narmada dengan surat Nomor. 458/140/1998 tertanggal 8 Juni 1998.
Tanggal 16 Oktober 1998 Kepala Desa Duman menyampaikan
usulan ke Bupati dan Bupati Lombok Barat menyetujui pemekaran Desa
55
Persiapan Langko Kecamatan Narmada melalui surat Nomor. 157 tahun
1998.
Pada tanggal 16 Januari 1999 Kepala Bagian Pemerintahan
Provinsi TK I Nusa Tenggara Barat yang didampingi oleh kepala Bagian
Pemerintahan Daerah TK II Lombok Barat Camat Narmada, Kepala
Desa, semua Kepala Dusun sewilayah Desa Duman meninjau lokasi
rencana kantor Desa Persiapan Langko.
Berdasarkan surat Gubernur Kepala Daerah TK I Nusa Tenggara
Barat telah mengeluarkan keputusan dengan nomor 11 Tahun 1999
tanggal 27 Februari 1999 tentang pengesahan pembentukan Desa Langko
sebagai Desa Persiaapan di wilayah Kecamatan Narmada yang kemudian
ditetapkan sebagai hari lahir Desa Langko yang diperingati setiap tahun.
Tanggal 29 Maret 1999 secara kolektif pengambilan sumpah/janji
(Bakri AZ) periode 1999 s/d 2000 menjadi kepala Desa Persiapan
Langko di Aula Gedung Kantor Bupati Daerah TK II Lombok Barat
bertempat di Taman Mataram dengan surat keputusan pengangkatan
Nomor. 496 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999.
Pada tanggal 30 Maret 1999 hari pertama dibukanya Kantor
Desa persiapan Langko di Dusun Sangiang bertempat di rumah saudara
saripul Hidayat.
Pada tangga l 29 Maret 2000 pengukuhan Desa persiapan Langko
menjadi Desa difinitif oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat yang
56
dihadiri oleh Kepala Desa, LKMD Dan ketua Bidang LMD di Desa Batu
Kumbung.
Bapak Gubernur Kepala Daerah TK I Nusa Tenggara
Barat telah mengeluarkan keputusan dengan nomor: 410
Tahun 2000 Tanggal 15 Maret 2000 tentang penetapan desa
Persiapan Langko menjad i Desa Definit ip diwilayah Kecamatan
Narmada.
Da lam perkembangan se lanjutnya pada Tangga l 29 Maret
2000, Pengukuhan Desa persiapann Langko menjadi Desa depinitif oleh
Bapak Gubernur Nusa Tenggara barat yang dihadiri oleh seluruh Kepala
Desa dan Ketua LKMD yang bertempat di Desa Batu Mekar Kecamatan
Narmada.
Sehubungan dengan pengambilan sumpah/janji (Bakri, az) pada
tanggal 27 Agustus 2007 menjadi Kepala Desa Langko masa jabatan lima
tahun pertama periode 2000-2006 di Aula Gedung Kantor Bupati Daerah
TK II Lombok Barat bertempat di Giri Menang Gerung.
Dalam masa pemerintahannya (Bakri AZ) terjadi pemekaran 2 (dua)
Dusun, dengan Surat Keputusa Kepala Desa Langko No. 1 tahun 2004
tanggal 8 Maret 2004 resmi Dusun Muhajirin dan Longserang Barat Utara
menjadi Dusun depinitif, dengan diresmikannya ke dua Dusun tersebut Desa
Langko membawahi 7 Dusun yakni: Dusun Langko Daye, Dusun Langko
Lauk, Dusun Sangiang, Dusun Muhajirin, Dusun Dusun Longserang Barat
Utara, Dusun Longserang Barat Selatan dan Dusun Longserang Timur.
57
Tangga l 28 September s/d 28 Januari 2007 Bapak Juhaini
mengemban tugas sebagai pejabat Kepala desa Langko dengan surat
keputusan Bupati Lombok Barat nomor. 433/71/pem/2006 tanggal. 28
September 2006, dilantik Oleh Camat Lingsar atas nama Bupati Lombok
Barat di Aula Kantor Desa Langko. Berdasarkan surat keputusan Bupati
Lombok Barat Nomor. 24/10/pem/2007, ter tanggaal 29 Januari 2007 pada
tangga l 29 Januari 2007 secara kolektif pengambilan sumpah/janji Bapak
H. M. Arjuna sebagai Kepala Desa Langko, periode 2007 s/d 2012
bertempat di Kantor Camat Lingsar.
Kemudian menjelang akhir tahun 2012, Pemerintah bersama
masyarakat Desa Langko melaksanakan pemilihan secara langsung
Kepala Desa Langko masa jabatan 2013 s/d 2019 oleh rakyat yang ke
tiga kalinya, dimana calon yang mendapatkan dukungan terbanyak
adalah Bapak H.M. Arjuna dan dilantik pada tanggal 16 Januari 2013
dihalaman Kantor Camat Lingsar oleh Bupati Lombok Barat, dengan
surat Keputusan pengangkatan No. 23/011/BPMPD/2013 tanggal, 16
Januari 2013.
Dengan demikian sejak dibentuknya Desa Langko dengan UU. No.
79 tahun 1998 telah dipimpin oleh beberapa Kepala Desa/Pejabat Kepala
Desa yakni:
1. Bakri, AZ (2000-2006)
2. H.M. Arjuna (2007-2012)
3. Juhaini, S.PdI (28 Sept 2006 - 28 Januari 2007)
4. H.M.Arjuna (2013-2019)
58
Sedangkan pejabat Ketua BPD Desa Langko Masing masing :
1. Ahcmad Muchtar (2000-2006)
2. Sidik Kadir (2007-2012)
3. Sidik Kadir (2013-2019). 53
2. Batas Wilayah Desa Langko
Tabel. 2.1
Batas Wilayah Desa Langko
Sumber Data: Profil Desa Langko54
NO BATAS DESA KECAMATAN
1 Sebelah Utara Giri Madya/Hutan
Tutupan
Lingsar
2 Sebelah Selatan Sigerongan Lingsar
3 Sebelah Timur Karang Bayan Lingsar
4 Sebelah Barat Duman Lingsar
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa secara geografis
Desa Langko berbatasan dengan beberapa wilayah yakni: sebelah utara
berbatasan dengan desa Giri Madya, sebelah Selatan berbatasan dengan desa
Sigerongan, sebelah timur berbatasan dengan desa Karang Bayan sebelah
barat berbatasan dengan desa Duman. Keempat batas wilayah tersebut
53
Dokumentasi, Profil Desa Langko, Tanggal 26 Maret 2017. 54
Dokumentasi, Profil Desa Langko, Tanggal 26 Maret 2017.
59
masih satu kecamatan dengan desa Langko yakni kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat.
3. Jumlah Penduduk Desa Langko
Tabel. 2. 2
Jumlah Penduduk Desa Langko
Sumber Data: Profil Desa Langko55
REKAPITULASI JUMLAH PENDUDUK DESA LANGKO PER 31
DESEMBER 2016
NO DUSUN/LINGKUNGAN JML
KK
RINCIAN
JML
TOTAL
JML
KET
L P
1 2 3 4 5 6 7
1 SANGIANG 274 303 292 585 -
2 LANGKO LAUK 324 521 521 1.042 -
3 LANGKO DAYE 413 534 784 1.318 -
4 MUHAJIRIN 233 221 466 687 -
5 LONGSERANG BU 312 392 392 784 -
6 LONSERANG BS 240 252 273 525 -
7 LONGSERANG TIMUR 524 668 651 1.319 -
LUAS WILAYAH : 361,72 Ha 2.320 2.891 3.379 6.270 -
Dalam melaksanakan dan mengimplementasikan kebijakan desa
supaya dapat terealisasiakan dengan cepat dan sesuai sasaran maka desa
Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat terbagi menjadi
Tujuh wilayah atau yang biasa disebut dengan dusun. Adapun ketujuh
dusun tersebut sudah disebutkan dalam tabel diatas lengkap dengan jumlah
kepala keluarga dan pembagian jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelaminnya.
55 Dokumentasi, Profil Desa Langko,Tanggal 26 Maret 2017.
60
4. Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Langko
Tabel. 2.3
Jumlah Penduduk Desa Langko Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber Data: Profil Desa Langko56
NO Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 975 Orang
2 Buruh 592 Orang
3 PNS 29 Orang
4 TNI/POLRI 11 Orang
5 Pengusaha 1.962 Orang
6 Karyawan Swasta 149 Orang
7 Belum Bekerja 2.552 Orang
JUMLAH 6.270 Orang
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa di desa Langko Kecamatan
Lingsar terdapat Tujuh mata pencaharian yang di pilih oleh penduduk dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk melangsungkan hidupnya. Para
penduduk tersebut mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda sesuai
dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing
orang. Mayoritas penduduk desa Langko memilih menjadi pengusaha
sebagai mata pencahariannya yakni misalnya; dengan usaha membuat jajan
kering atau jajan basah untuk dijual di pasar. Disamping itu juga banyak
56
Dokumentasi, Profil Desa Langko, Tanggal 26 Maret 2017.
61
penduduk yang membuat gula merah untuk di jual sebagai mata
pencahariannya. Namun di wilayah desa Langko terdapat banyak sekali
penduduk yang belum memiliki pekerjaan mencapai 2.552 orang.
5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Langko
Tabel. 2.4
Perincian Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Langko
Sumber Data: Profil Desa Langko57
NO Agama Jumlah Penganut Agama
1 Islam 5.935
2 Hindu 335
3 Budha -
4 Protestan -
5 Konghucu -
JUMLAH 6.270
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di Desa Langko Kecamatan
Lingsar terdapat Dua agama yang dianut oleh penduduknya yaitu agama
Islam dan Hindu, dimana penduduknya mayoritas menganut agama Islam
dan sebagiannya menganut agama Hindu.
Dalam tabel tersebut telah disebutkan bahwa jumlah penduduk yang
menganut masing-masing dari kedua agama tersebut, dari 6.270 penduduk
57
Dokumentasi, Profil Desa Langko, diambil Tanggal 26 Maret 2017
62
Desa Langko Kecamatan Lingsar dimana terdapat 5.935 penduduk yang
menganut agama Islam dan 335 penduduk yang menganut agama Hindu.
6. Struktur Organisasi Desa Langko
7.
Gambar. 2.1. Struktur Organisasi Desa Langko58
Dalam melaksanakan dan mengimplementasikan kebijakan desa agar
cepat terealisasi, Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok
58
Dokumentasi, Papan Struktur Organisasi Pemerintah Desa Langko, Tanggal 26 Maret
2017
63
Barat terbagi menjadi Tujuh wilayah yang disebut dengan dusun. Untuk
layaknya sebuah pemerintahan tentunya memiliki struktur organisasi yang
di mana bertujuan untuk menopang kebijakan-kebijakan desa maupun
kebijakan-kebijakan pemerintah di atasnya
8. Peta Desa Langko
Gambar. 2.2. Peta Desa Langko59
59
Dokumentasi, Profil Desa Langko, Tanggal 26 Maret 2017.
64
Dari gambar peta diatas dapat diketahui bahwa desa Langko
terletak di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penduduk Desa
Langko wajib bersyukur atas kenikmatan yang diberikan Allah SWT.
karena desa Langko merupakan desa yang memiliki tanah yang subur,
kaya hasil kebun dan sawah. Tanah yang subur ditandai dengan banyaknya
sawah, kebun nanas, kebun kelapa dan kebun nira.
Dari peta di atas juga dapat diketahui bahwa di Desa Langko
terdapat sungai-sungai yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengairi sawahnya, perumahan penduduk dan sarana umum seperti: jalan
raya, tempat peribadatan yakni masjid, mushollah dan pura yang
dimanfaatkan penduduk untuk beribadah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Pada peta tersebut juga telah digambarkan dalam keterangan
dengan simbol-simbol sebagai petunjuk gambar.
B. Implementasi Fungsi Keluarga dalam Membina Akhlak Remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2016.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang
anak. Dalam lingkungan keluarga anak pertama kali mendapatkan
pengaruh. Oleh karena itu keluarga merupakan pendidikan pertama yang
bersifat informal.
Lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia
itu ada. Ayah dan ibu dalam keluarga sebagai pendidiknya dan anak
sebagai peserta didik sebelum anak dimasukkan ke instansi pendidikan.
65
Oleh karena itu karakter atau akhlak seorang anak akan terbentuk sesuai
dengan lingkungan keluarganya sendiri. Baik buruknya seorang anak
akan bergantug pada bagaimana pembinaan dalam kelauarganya tersebut.
Dalam keluarga orang tua bertanggung jawab memberikan
pendidikan dan pembinaan kepada anak-anaknya terutama ketika anak
mulai menginjak usia remaja karena pada usia remaja merupakan fase
yang sangat penting dalam perkembangan sosial anak di mana pada usia
remaja merupakan usia yang sangat rentang dengan berbagai hal, usia
remaja sering disebut sebagai masa yang labil karena pada usia remaja
seseorang cenderung ikut- ikutan dengan perilaku seseorang yang ada di
lingkungannya.
Di dalam lingkungan keluarga, orang tua harus mampu memenuhi
segala kebutuhan anak seperti: kebutuhan biologis, ekonomis,
pendidikan, agama, sosial serta memberikan rasa aman dan kasih sayang
yang besar kepada anak-anaknya.
berikut ini adalah hasil osbervasi dan wawancara penulis
dibeberapa keluarga yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar mengenai implementasi fungsi keluarga dalam hal
pembinaan akhlak remaja di lokasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak
Setiap orang membutuhkan pendidikan begitu juga dengan setiap
anak remaja yang akan menjadi generasi penerus, maka dari itu setiap
66
orang tua wajib memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya
terutama pendidikan di dalam keluarga.
berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang
tua di Dusun Langko Lauk mengenai cara mereka memenuhi kebutuhan
pendidikan anak.
Amak Sahar seorang ayah dari salah satu remaja yang ada di
Dusun Langko Lauk Desa Langko mengungkapkan bahwa:
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak saya, semenjak masih ia kecil saya mengajarkannya mengaji di rumah sampai dia
lulus MIN 1 Lombok Barat kemudian saya masukkan dia ke pondok pesantren Yusuf Abdussatar di Kediri sampai dia lulus aliyah kemudian sekarang di masuk IAIN Mataram, saya ingin
dia menjadi anak yang berilmu dan dapat berguna bagi orang lain dengan ilmu yang dia punya.60
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Amak
Nuriman, beliau mengungkapkan bahwa:
Selain saya memenuhi kebutuhan pendidikannya dengan cara memasukkannya ke sekolah, saya juga biasa mengajarnya mengaji setelah sholat magrib dan ketika dia sudah masuk
sekolah tsanawiyah saya memasukkannya ke TPQ An-Nuur yang ada di Dusun Langko Lauk, di sana juga di sediakan tempat
mondok bagi beberapa anak yang ingin mengaji. Semua itu saya lakukan supaya dia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik.61
Novita adalah anak remaja dari Amak Nuriman, dia sekolah di
YPP Assullamy Langko dia duduk di kelas 2 Mts semenjak dia lulus dari
60
Wawancara, Amak Sahar, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24 Maret
2017 61
Wawancara, Amak Nuriman, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24
Maret 2017.
67
MI dia mondok di TPQ An-Nuur yang ada di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar.62
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dipahami
bahwa beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko selalu
berusaha memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya dengan
cara mengajar anaknya mengaji di rumah, mengajarkannya ilmu-ilmu
agama dan juga memasukkannya ke sekolah, TPQ An-Nuur yang ada di
Dusun Langko Lauk serta pondok pesantren.
Mengingat keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama
sangat penting dalam membentuk pola pribadi anak maka hal-hal di atas
sangat perlu dilakukan oleh para orang tua. sebagai orang tua, Ia
bertanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak-anaknya
dengan pendidikan yang baik berdasarkan nila-nilai akhlak dan spiritual.
2. Memenuhi Kebutuhan Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, bebrapa orang tua
yang ada di dusun Langko Lauk menceritakan bagaimana usaha-usaha
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yakni
sebagai berikut:
Inak Repot seorang ibu rumah tangga beliau menceritakan bahwa:
Untuk membantu suami saya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga dan keempat anak saya, saya pergi berjualan jajanan kering ke Gili Trawangan dari jam setengah tujuh saya
sudah berangkat ke Gili Trawangan untuk berjualan dan saya pulang berjualan pada jam 4 sore, semua itu saya lakukan demi
62
Observasi, Novita, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret 2017.
68
demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan biaya sekolah
anak-anak saya. 63 Apa yang di ceritakan Inak Repot di atas juga tidak jauh berbeda
dengan apa yang diungkapkan Amak Udin, beliau mengungkapakan
bahwa:
Saya selalu berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan cara melakukan pekerjaan apapun yang penting pekerjaan
itu baik dan bisa menghasilkan uang yang halal. Saya bekerja sebagai kusir cidomo, biasanya saya mencari penumpang di pasar sindu dan saya pulang sekitar jam 12 siang. Tetapi saya sangat
bersyukur karena anak saya sering membantu saya untuk mencari rumput untuk makan kuda yang saya pakai untuk mencari
nafkah.64
Bila dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa orang tua di
Dusun Langko Lauk Desa Langko diatas maka dapat disimpulkan bahwa
para orang tua di lokasi tersebut telah bekerja keras mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan tidak hanya ayah yang
bekerja keras namun beberap ibu-ibu juga ikut membantu suaminya
bekerja mencari nafkah.
Melihat usaha yang telah dilakukan oleh para orang tua tersebut
maka wajib bagi seorang anak untuk membalas kebaikan-kebaikan orang
tua dengan cara berbakti kepadanya, belajar yang rajin supaya bisa
membanggakannya agar semua usaha kedua orang tua tidak sia-sia.
Sesungguhnya bagi kedua orang tua kebahagiaan anak adalah segalanya
tanpa memikirkan keadaannya sendiri.
63
Wawancara, Inak Repot, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24 Maret
2017. 64
Wawancara, Amak Udin, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24 Maret
2017.
69
3. Memenuhi Kebutuhan Sosial
Dengan memenuhi kebutuhan sosial anak yang diberikan oleh
kedua orang tua sangat penting bagi anak sebagai pengalaman yang akan
di bawanya ke masyarakat, yakni tentang bagaiman cara-cara bersikap,
bertingkah laku, berinteraksi serta bergaul di masyarakat dengan baik.
Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti dengan beberapa orang tua yang ada di Dusun Langko Lauk.
Untuk memenuhi kebutuhan sosial anak. Saya memberikan kesempatan kepada mereka dalam memilih teman, saya tidak
terlalu menekan anak saya dalam memilih dengan siapa dia harus bergaul yang terpenting adalah dia tidak terkontaminasi dengan teman-temannya yang berprilaku kurang baik.65
Ibu Samiah juga memiliki cara sendiri untuk memenuhi
kebutuhan sosial anak, beliau menuturkan sebagai berikut:
Saya sebagai ibu yang lebih banyak di rumah bersama mereka saya selalu menasehati mereka supaya bertutur kata yang sopan
terhadap siapa saja lebih- lebih kepada orang tua, tidak membuat keributan seperti membunyikan musik dengan volume yang besar supaya tidak mengganggu tetangga, kemudian ketika lewat di
depan rumah tetangga tidak boleh berlari- larian supaya tidak mengganggu ketenangan tetangga.66
Amak Unggah juga menuturkan caranya mengajarkan anaknya
tentang nilai-nilai sosial, beliau menuturkan bahwa:
Saya mengajarkan anak-anak saya nilai-nilai sosial dengan cara mengajarkannya untuk bersikap yang sopan dan santun kepada siapa saja tanpa memandang status sosial orang tersebut, saya
juga mengajarkan anak saya untuk selalu menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan kita walaupun hanya menolong
dengan tenaga. Saya juga sering mengajak anak saya untuk pergi
65
Wawancara, Bapak Taufik, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24 Maret
2017 66
Wawancara, Ibu Samiah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret,
2017
70
gotong royong seperti saat ini kita sering pergi bergotong royong
pada pembangunan masjid yang saat ini sedang di renovasi.67 Dari pemaparan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa masing-masing orang tua di lokasi tersebut mempunyai cara-cara
sendiri dalam memenuhi kebutuhan sosial anak yakni dengan cara:
seperti; memberikan kebebasan kepada remaja dalam memilih teman
bergaul dengan syarat remaja tersebut tidak terkontaminasi dengan hal-
hal yang bersifat negatif yang dibawa oleh temannya, Mengajarkannya
cara berkomunikasi yang baik kepada orang, Mengajarkannya untuk
peduli kepada orang yang membutuhkan bantuan seperti gotong royong
dan sebagainya.
4. Memenuhi Kebutuhan Agama
Pak Natsir salah satu orang tua remaja menceritakan bahwa:
Saya mempunyai anak perempuan yang baru kelas satu Mts, di
usianya yang baru menginjak usia remaja saya tidak mau membiarkannya melewati masa tersebut dengan hal-hal yang kurang bermanfaat, saya ingin melihat anak saya menjadi anak
yang bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar supaya dia bisa mendo‟akan saya. Di samping itu saya juga ingin melihat
anak saya tumbuh menjadi anak yang berakhlakul karimah oleh karena itu selain saya mengajarkannya cara-cara berakhlak yang baik maka saya juga memasukkannya ke salah satu Tpq yang ada
di Dusun Langko Lauk supaya dia bisa belajar membaca Al-Qur‟an dan ilmu- ilmu agama.68
Sebagaimana yang diungkapkan oleh pak Nasrudin guru agama
di MTS, beliau mengatakan bahwa:
67
Wawancara, Amak Unggah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24
Maret 2017. 68
Wawancara, Pak Natsir, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret
2017.
71
Sebagai orang tua saya harus senantiasa memberikan contoh yang
selalu mengarahkan anak-anak kearah yang bernuansa islami, yaitu dengan cara saya terlebih dahulu melakukan kebaikan-kebaikan yang ingin saya ajarkan kepada anak-anak saya. Jadi
secara tidak langsung disitu anak melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Selain itu saya juga sering mengajak anak saya ke
majelis-majelis ta‟lim dari semenjak dia masih kecil. 69 Pak Nasrudin beliau adalah guru agama di YPP Assullamy
Langko, beliau sangat religius karena beliau selalu solat berjamaah di
masjid beliau, beliau juga sering memandu jalannya kegiatan pengajian
di satu kali dalam dua minggu di masjid Nurul Hidayah Langko.70
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk
memenuhi kebutuhan agama remaja dengan mengajarkannya akhlak-
akhlak mulia, mengarahkan anak remaja pada hal-hal yang bernuansa
Islami, mengajak anak-anak ke majelis-majelis ta‟lim yang diadakan di
pondok pesantren yang ada di Desa Langko selain itu para orang tua
juga memasukkan anaknya ke TPQ An-Nuur Dusun Langko Lauk
untuk belajar Al-Qur‟an dengan baik dan di sana anak-anak tersebut
dapat mendalami kitab-kitab yang di ajarkan oleh gurunya.
5. Memberikan Rasa Aman
Bapak Taufik salah satu orang tua yang memiliki anak remaja,
beliau menceritan bagaimana caranya menciptakan rasa aman bagi
keluarganya terutama anak remajanya beliau mengungkapkan bahwa:
69
Wawancara, Pak Nasrudin, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28 Maret
2017. 70 Observasi, Pak Nasrudin,Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 27 Maret
2017.
72
Saya selaku orang tua yang memiliki anak remaja, saya selalu
memperhatikan sikap dan tingkah lakunya, dengan siapa dia bergaul. Semua itu saya lakukan karena saya tidak mau dia salah dalam bergaul, saya selalu mendekatinya dengan memberikannya
perhatian dan kasih sayang supaya dia bisa terbuka kepada saya ketika dia punya masalah yang dia hadapi. Saya ingin dia
menjadikan rumah sebagai tempat yang aman dan tenang ketika dia mempunyai masalah diluar rumah.71
Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh ibu Novi orang tua
remaja di Dusun Langko Lauk, beliau mengungkapkan bahwa:
Saya termasuk ibu yang sangat dekat dengan anak saya, walaupun
anak remaja saya seorang anak laki- laki namun ia tidak seperti kebanyakan remaja laki- laki lainnya yang terkadang terkesan
kurang dekat dengan ibunya. Saya lebih sering memposisikan diri saya sebagai sahabat bagi anak saya, supaya dia merasa nyaman kepada saya ketika ada yang ia ingin sampaikan tentang apapun.72
Dari beberapa hasil wawancara peneliti dengan orang tua remaja
yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko dapat diketahui
bagaimana cara para orang tua memberikan rasa aman kepada anak-
anak remajanya, yakni dengan cara: memberikannya perhatian,
melakukan pendekatan secara individual, menjadikan anak sebagai
teman supaya si anak dapat lebih terbuka kepada orang tuanya.
6. Memenuhi Kebutuhan Biologis
Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa
orang tua remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko menegenai cara
orang tua memenuhi kebutuhan biologi.
Anak saya baru lulus dari sekolah menengah atas belum satu
tahun dia lulus sekolah dia langsung menikah, walaupun sedikit
71
Wawancara, Bapak Taufik, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24
Maret 2017. 72
Wawancara, Ibu Novi, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret
2017.
73
kecewa tetapi mau bagaimana lagi saya harus mengikhlaskannya
karena menurut saya lebih baik saya melihatnya menikah daripada kita melarangnya namun hal itu membuatnya melakukan hal-hal negatif.73
Hal lain diungkapkan oleh inak Sonah, beliau mengungkapkan bahwa:
Saya mempunyai 7 orang anak, diantaranya sudah menikah 3 masih remaja 3 dan yang paling bungsu baru masuk SD.
meskipun beberapa tetangga saya sering membicarakan saya yang punya banyak anak dengan keadaan yang seperti ini yang
hidupnya sederhana tanpa harta yang banyak dan tinggal dirumah yang kecil. Bagi saya banyak anak bukan menghalangi kelancaran hidup kita karena selain untuk meneruskan keturunan bagi saya
banyak anak itu banyak rizki.74
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko memenuhi kebutuhan
biologis dengan cara membiarkan anaknya menikah ketika sudah
waktunya demi mengihindari hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa
orang tua di lokasi tersebut meyakini bahwa memiliki anak banyak
berarti mendapatkan rizki yang banyak dari Allah SWT.
Walaupun semua fungsi keluarga di atas telah dilakukan oleh para
orang tua di lokasi tersebut, namun masih terdapat beberapa remaja di
lokasi tersebut yang tidak mau mendengarkan apalagi mengikuti segala
nasehat yang telah diberikan oleh orang tuanya. Hal tersebut
dikarenakan beberapa alasan salah satunya adalah karena pengaruh
negatif yang didapatkannya dari teman bergaulnya dan lingkungan
sosial lainnya.
73
Wawancara, Inak Murn i, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret
2017. 74
Wawancara, Inak Sonah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 26 Maret
2017.
74
Supaya segala fungsi keluarga di atas dapat berjalan dengan
maksimal dan tepat sasaran maka para orang tua di Dusun Langko Lauk
Desa Langko juga melakukan pembinaan akhlak remaja dengan
menggunakan beberapa pendekatan dan metode yaitu:
1. Pendekatan Religius
Membina akhlak remaja dengan pendekatan religius diungkapkan
oleh salah satu orang tua remaja, beliau mengatakan bahwa :
Dalam membina anak-anak kita yang sudah remaja, kita selaku orang tua mengarahkan dan membina mereka membuat kegiatan-
kegiatan yang positif seperti membuat kelompok yasinan Bajang Lingkok Mitaq yang diadakan 2 kali dalam 1 bulan yakni setiap tanggal 1 dan tanggal 15, khatamal qur‟an setiap malam sabtu dan
mengadakan majlis ta‟lim di musalla Al- firdaus Dusun Langko Lauk 2 kali dalam sebulan yakni setiap malam rabu.75
Gambar. 2.3. Kegiatan Yasinan Bulanan Remaja Dusun Langko Lauk76
Ali Akbar adalah salah satu anggota kelompok Yasinan Bajang
Lingkok Mitaq Dusun Langko Lauk Desa Langko dia termasuk anggota
75
Wawancara, Bapak Taufik, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28
Maret 2017.
76
Dokumentasi, Dusun Langko Lauk. Tanggal 1 April 2017.
75
yang aktif di kelompok tersebut setiap malam tanggal 1 dan malam
tanggal 15 dia selalu menghadiri kelompok yasinan tersebut.77
Membina akhlak dengan pendekatan religius sebagaimana yang di
ungkapkan oleh salah satu orang tua remaja di lokasi tersebut sangat
membantu perkembangan akhlak remaja salah satunya dengan cara
memfasilitasi remaja dalam membuat kelompok yasinan bulanan selain
menciptakan suasana religius bagi remaja juga dapat menjadi wadah
silaturrahmi bagi para remaja.
2. Pendekatan Sosial
Pak Imron, beliau guru di salah satu pondok yang ada di Desa
Langko beliau menuturkan bahwa:
Supaya anak saya tumbuh menjadi anak yang baik dan
berkpribadian yang baik, saya selalu menasehati agar bergaul dengan anak-anak yang baik, anak-anak yang rajin solat, selalu menghormati orang yang lebih tua, dan bisa menghargai orang
lain. Dengan cara itu pelan-pelan anak kita akan mengikuti prilaku temannya tersebut.78
Amak Udin kembali menceritakan bagaimana cara beliau
membina akhlak remaja melalui pendekatan sosial, beliau menceritakan
bahwa:
Saya bukanlah tipe orang tua yang pandai dalam mendidik anak
tetapi saya terus berusaha untuk menjadikannya anak yang mempunyai perilaku yang baik. Oleh karena itu saya mendidik
anak saya dengan hal-hal yang sederhana seperti mengajaknya untuk selalu membantu orang lain yang sedang membutuhkan bantuan kita contohnya; ketika ada tetangga yang akan membuat
rumah maka saya mengajak anak saya untuk ikut gotong royong dalam pembuatan pondasi. Selain itu saya juga membiasakan
77
Observasi, Ali Akbar, Remaja Dusun Langko Lauk, 31 Maret 2017. 78
Wawancara, Pak Imron, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret
2017
76
anak saya untuk selalu ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
diadakan di masjid seperti isra‟ mi‟raj, nuzululul Qur‟an, maulid dan lain- lain agar dia memiliki bnayak pengalaman kemudian memiliki teman-teman yang bisa mengajaknya pada kegiatan-
kegiatan positif.79
Syahrul adalah anak dari bapak Nurdiah dia remaja yang paling
sering kelihatan pada kegiatan gotong royong renovasi masjid Nurul
Hidayah Langko, dia juga remaja yang aktif pada setiap kegiatan-
kegiatan remaja masjid Nurul Hidayah Langko seperti pada saat
persiapan acara Nuzulul Qur‟an dan persiapan pembagian zakat fitrah
di masjid.80
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan
bahwa para orang tua mengaku membina akhlak anak remajanya
dengan pendekatan sosial melalui cara; mengingatkan anaknya untuk
anak-anak yang baik untuk dijadikan teman bergaul, harus bergaul
dengan anak yang rajin solat supaya ikut menjadi anak yang rajin solat
dan beberapa orang tua juga memilih cara sederhana seperti
mengajaknya membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan dan
aktif dalam kegiatan remaja masjid.
3. Pendekatan Individual
Pak Natsir menceritakan caranya dalam membina akhlak remaja
melalui pendekatan Individual, beliau mengungkapkan bahwa:
anak-anak remaja kita kalau kita tidak memberikan perhatian
kepadanya terkadang dia akan sangat mudah terbawa arus pergaulan yang kurang baik, makanya kita selaku orang tua selalu
79
Wawancara, Amak Udin, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 26 Maret
2017. 80
Observasi, Syahrul, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret-21 April 2017.
77
mengawasi dengan siapa dia bergaul namun saya tidak terlalu
membatasi asalkan tidak terpengaruh pada hal-hal negativ yang dilakukan oleh temannya”.81
Ibu Nurhayati salah satu orang tua yang memiliki anak remaja.
berikut ini adalah jawaban beliau ketika peneliti menanyakan mengenai
bagaimana cara orang tua membina akhlak anak remajanya.
Saya tidak terlalu memberikan batasan kepada anak remaja saya
dengan siapa mereka harus berteman, tetapi saya hanya ingin melihat anak saya tumbuh menjadi anak remaja yang berkpribadian baik oleh karena itu saya selalu mengingatkan
anak saya supaya dia bisa pandai-pandai dalam memilih teman bergaul. Semenjak suami saya meninggal Saya termasuk seorang
ibu yang sangat over protektif terhadap setiap perkembangan anak saya, saya tidak mau melihat anak saya tumbuh menjadi anak yang berprilaku negatif karena salah pergaulan maka dari itu saya
selalu menasehati kedua anak remaja saya untuk pandai-pandai memilih teman bergaul. Saya selalu berusaha untuk mendekati
mereka kemudian dengan pelan-pelan saya menasehati mereka.82
Orang tua hendaknya menyadari dan terus berupaya
mengembalikan peran keluarga sebagai wadah pendidikan pertama dan
motivator bagi anak terutama dalam hal pembinaan akhlak remaja
mengingat remaja adalah satu-satunya harapan sebagai penerus masa
depan yang harus memiliki akhlak mulia.
Selain beberapa pendekatan di atas orang tua di Dusun Langko
Lauk juga memilih metode pembiasaan dan ketauladanan sebagai
caranya mengimplementasikan peran keluarga dalam membina akhlak
remaja.
81
Wawancara, Pak Natsir, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 27 Maret
2017. 82
Wawancara, Nurhayati, Orang Tua Remaja Langko Lauk, Tanggal 27 Maret 2017.
78
1. Membina Akhlak Remaja dengan metode Pembiasaan
Seorang ibu bernama Ibu Rauhun yang memiliki anak remaja
yang baru lulus di salah satu MA yang ada di desa langko beliau
mengungkapkan bahwa:
Sekarang anak saya sudah menginjak usia remaja saya sangat
bersyukur melihat perkembangannya dia termasuk anak yang berbakti kepada orang tua karena setiap saya memintanya untuk
membantu setiap pekerjaan saya dia jarang sekali menolaknya. Dia tidak seperti kebanyakan anak remaja seusianya yang kadang-kadang acuh untuk membantu orang tuanya, sikap anak saya yang
seperti itu sepertinya karena semenjak kecil saya sudah membiasakannya hidup sederhana dan tidak gengsi dengan
pekerjaan orang tuanya yang penting halal.83
Hasan anak dari ibu Rauhun dia selalu membantu pekerjaan
ibunya seperti mebuka warung dan menjaganya, dia tidak seperti
beberapa anak remaja seusianya yang terkadang gengsi membantu
pekerjaan ibunya, hal tersebut sudah dibiasakan oleh ibunya semenjak
dia masih SD.84
Ungkapan lain juga di sampaikan oleh Inak Senah seorang ibu
rumah tangga yang memilik anak remaja berumur 20 tahun beliau
menyampaikan bahwa:
Saya mempunyai anak remaja laki- laki yang berumur 20 tahun sekarang dia sedang duduk di bangku kuliah di salah satu
Universitas yang ada di Mataram. Semenjak kecil dia sudah dibiasakan solat berjamaah di masjid oleh ayahnya setiap ada waktu sholat dia pasti di ajak sama ayahnya ke masjid.
Alhamdulillah sampai sekarang dia masih rajin ke masjid untuk solat berjamaah dia juga sering mengumandangkan azan satiap
waktu sholat sudah tiba kecuali ketika dia kuliah atau sedang tidak ada di rumah. Hampir semua orang yang ada di sekitar
83
Wawancara, Ibu Rauhun, Orang Tua Remaja Langko Lauk, Tanggal 27 Maret 2017. 84 Wawancara, Hasan, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret-20 April 2017.
79
masjid tersebut sudah menghafal suaranya ketika dia sedang
azan.85 Akbar adalah anak remaja dari inak Senah, dia adalah remaja
yang rajin shalat berjamaah ke masjid dia termasuk remaja yang paling
rajin adzan saat waktu shalat akan tiba. Hampir semua orang yang
rumahnya di dekat masjid Nurul Hidayah Langko mengenal suaranya
ketika adzan.86
Pembinaan akhlak remaja melalui pembiasaan akhlak yang
mulia dari semenjak masih anak-anak secara terus menerus akan
sangat membantu orang tua dalam membina akhlak anak ketika sudah
berusia remaja karena bagaimana akhlak anak ketika remaja bisa jadi
merupakan bawaan si anak semenjak ia masih kecil.
2. Membina Aklak Remaja dengan metode Ketauladanan
Ciri khas seseorang pada usia remaja adalah cenderung ikut-
ikutan dengan budaya yang ada di sekitarnya, karena pada pase
tersebut merupakan pase yang sangat rentan dengan berbagai hal
terutama cara anak remaja berperilaku, berkomunikasi dan bergaul
dengan orang lain. Semakin baik tauladan yang diberikan oleh orang
tua maka akan baik pula perkembangan perilaku anak.
Ibu Nurhayati juga menceritakan caranya membina akhlak
anak remajanya yang duduk di bangku SMA kelas 3 beliau
menceritakan bahwa:
85
Wawancara, Inaq Senah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 26 Maret
2017. 86
Observasi, Akbar, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 26 Maret-15 Mei 2017.
80
Saya selaku orang tua selalu berusaha sebisa mungkin untuk
memberikan contoh yang baik kepada anak saya dengan cara tidak mudah emosi, berusaha berbicara halus ketika berkomunikasi dengan orang lain, tidak berbicara kasar yang
bisa menyinggung perasaan orang lain dengan harapan anak saya bisa mengikuti setiap perilaku yang baik-baik yang saya
lakukan.87
Apa yang diungkapkan oleh Ibu Nurhayati di atas tidak jauh
berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Amaq Nuriman beliau
memiliki dua anak remaja, beliau mengatakan bahwa:
Jika kita ingin melihat anak remaja kita memiliki akhlak yang baik seperti berprilaku sopan santun, tidak berbicara kasar
kepada orang lain. Maka sebagai orang tua saya memulainya dari diri sendiri untuk berprilaku sopan santun dan tidak berbicara kasar kepada orang lain. Saya melakukan hal itu
supaya anak saya bisa meniru sikap saya tersebut. 88
Leb ih lanjut dalam ungkapan yang sama juga
disampaikan oleh bapak Imron, beliau menceritakan bahwa:
Saya selaku orang tua sela lu berusaha memberikan contoh dan tauladan yang baik kepada anak-anak saya misalnya
dalam bergaul d imasyarakat dan cara berinteraksi dengan orang yang lebih tua, tidak membuat orang la in
tersinggung dengan perkataan dan perbuatan kita.89 Bila l adalah anak remaja dari bapak Imron dia adalah
anak yang sangat humoris dia termasuk remaja yang pandai
bergaul dia tau baga imana caranya memposis ikan dengan s iapa
87
Wawancara, Ibu Nurhayati, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28 Maret
2017. 88
Wawancara, Amaq Nuriman, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28
Maret 2017. 89
Wawancara, Pak Imron, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28 Maret
2017.
81
dia bergaul, karena sifatnya tersebut dia memilik i banyak
teman.90
Pembinaan akhlak mela lui metode ketauladanan sangat
membantu peroses pembinaan terhadap akhlak re maja karena
nasehat tanpa pemberian contoh tauladan terleb ih dahulu oleh
orang tua kepada anak tidak akan membantu mencapa i hasil
yang maksimal.
Untuk membuktikan apa yang dilakukan oleh beberapa
informan di atas, pene lit i juga melakukan wawancara dengan
anak dari beberapa informan yang telah d isebutkan di atas yaitu
sebagai berikut:
Ketika penelit i menanyakan apakah orang tua sela lu
mengawas i pergaulannya, Bayu anak dari bapak Taufiq
menuturkan bahwa:
Orang tua saya tidak terla lu membatas i saya ketika bergaul
mereka berpesan kepada saya boleh-boleh saja bergaul dengan siapa saja tetapi harus tau batasan-batasannya
jangan sampa i terpengaruh apalagi sampa i mengikuti hal-ha l negatif yang dilakukan o leh teman-teman saya yang bisa merusak perilaku saya.91
Luluk anak dari Bapak Nasrudin menceritakan bahwa:
Ayah saya sela lu mengajarkan saya hal-ha l yang bernuansa is lami seperti memakai j ilbab dari semenjak saya mas ih SD
karena itu hukumnya wajib, ayah saya sela lu memilik i s ifat lemah lembut ket ika berbicara dan bersikap kepada orang la in dan saya pelan-pelan berusaha mengikuti sifat-sifat
ayah saya yang seperti itu.92
90
Observasi, Bilal, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 27 Maret-19 April 2017. 91
Wawancara, Bayu, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28 Maret 2017. 92
Wawancara, Luluk, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 28 Maret 2017.
82
Syukron anak dari Ibu Rauhun menceritakan bahwa:
Semenjak saya mas ih kecil ibu saya sudah mengajarkan saya dengan kesederhanaan, ketika ibu saya membutuhkan
bantuan saya untuk pekerjaannya saya termasuk anak yang tidak bisa meno lak permintaan ibu saya Saya takut ketika
menolak permintaan ibu saya itu saya takut dianggap sebagai anak yang tidak berbakti kepada orang tua.93
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas dengan beberapa
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko dapat ditarik kesimpulan
bahwa beberapa remaja tersebut memang merespon dengan benar apa
yang telah di ajarkan oleh orang tuanya dirumah sehingga para remaja
tersebut dapat dikategorikan sebagi remaja yang memiliki akhlak yang
baik.
Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti di atas
maka peneliti dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa
implementasi fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pengembangan watak, kepribadian, nilai-
nilai keagamaan terutama mengenai akhlak remaja sebagai bekal dalam
kehidupan sehari-hari.
93
Wawancara, Syukron, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 27 Maret 2017.
83
C. Bentuk-Bentuk Akhlak Remaja Sebagai Hasil Dari Implementasi
Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2016
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis dengan
beberapa tokoh masyarakat yang ada di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar pada saat penelitian di lapangan, maka ada
beberapa perilaku-perilaku yang biasa ditunjukkan oleh remaja dalam
kesehariannya.
Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang
tua dan remaja yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko yaitu:
Pak Saiful orang tua salah satu remaja di Dusun Langko Lauk Desa
Langko beliau menceritakan seperti apa akhlak anak saya.
Anak saya termasuk anak yang hormat kepada kedua orang tua, setiap berangkat dan pulang sekolah dia tidak lupa mencium tangan kedua orang tuanya, karena hal itu sedah saya biasakan semenjak
dia masih kecil dia juga termasuk anak yang rajin shalat berjamaah ke masjid karena sejak kecil saya selalu mengajaknya ke masjid.94
Bapak Ismail orang tua dari salah satu remaja di Dusun Langko
Lauk juga menuturkan perilaku anaknya, beliaumengungkapkan bahwa:
“saya memiliki anak remaja yang memiliki sifat pendiam dan tidak
banyak bergaul, namun ia selalu rajin ikut gotong royong ke masjid
Nurul Hidayah Langko yang saat ini sedang dalam masa renovasi”. 95
94
Wawancara, Pak Saiful, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 25 Maret
2017. 95
Wawancara, Bapak Ismail, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 4 April
2017.
84
Inak Repot juga menuturkan perilaku anak remajanya, beliau
menuturkan bahwa:
Anak perempuan saya yang baru berumur 15 tahun, dia adalah anak yang tidak banyak bicara apabila memang tidak perlu untuk ia
bicarakan, namun dia tetap ramah kepada orang lain. dia selalu berbicara dengan santun dan bersikap sopan terhadap siapa saja dia juga anak yang disiplin dalam waktu seperti saat berangkat sekolah
dia selalu berangkat lebih awal dari teman-temannya yang ada disekitaran rumah kami.96
Hal berbeda diungkapkan oleh beberapa orang tua remaja di Dusun
Langko Lauk mengenai perilaku anak-anak remajanya, yakni sebagai
berikut:
Amak Arip beliau menceritakan tentang perilaku salah satu anak
remajanya belau menceritakan bahwa:
Anak saya adalah anak yang jarang di rumah karena dia merasa dia
sudah besar di bisa pergi dan pulang kapanpun dia mau. Dia sering
memotong pembicaraan saya ketika saya sedang menasehatinya
bahkan terkadang ketika dia keluar rumah dia suka menutup pintu
dengan sangat keras sehingga membuat semua orang yang berada
di rumah menjadi terkejut.97
Amak Nusiah juga mengungkapkan hal yang sama, beliau
mengungkapakan bahwa:
Saya tidak tau bagaimana cara mendidik anak saya setelah lulus
SMA dia kerjaannya hanya keluyuran tidak tau kemana dan sama siapa kalau saya kasi nasehat dia hanya diam dan langsung pergi seperti tidak mau mendengarkan nasehat saya, dia juga sering
merokok di belakang saya dari semenjak masih sekolah dan
96
Wawancara, Inak Repot, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 26 Maret
2017. 97
Wawancara, Amak Arif, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 24 Maret
2017.
85
terkadang dia mewarnai rambutnya dengan warna merah dan
sebagainya.98 Ibu Misrah juga menuturkan bagaimana perilaku anak remajanya
sehari-hari, beliau menuturkan bahwa:
Saya tidak tau bagaimana cara menasehati anak saya, semenjak masih sekolah dia sudah mulai merokok, sering males sekolah,
ketika di rumah dia sering memutar musik dengan pengeras musik dan volume yang tinggi sehingga tetangga suka mengeluh
kepada saya karena merasa terganggu dengan kelakuannya.99 Untuk membuktikan apa yang di ungkapkan oleh beberapa
informan di atas maka peneliti juga melaakukan wawancara dengan
beberapa anak remaja dari beberapa informan diatas yaitu sebagai
berikut:
Riyan anak dari Amak Nusiah, dengan nada santai ia
mengungkapkan bahwa:
“Saya bukannya tidak mau menjadi anak yang penurut tapi
memang beginilah saya, menurut saya hidup itu harus dinikmatin tidak perlu dibuat sulit, terserah orang lain mau menilai saya seperti apa. Lagipula mereka juga belum tentu lebih baik dari
saya”.100
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Sefuddin
anak dari amak Arip, dengan nada acuh di mengungkapkan bahwa:
Orang tua saya memang sering menasehati saya tapi saya lebih
senang berada diluar rumah karena saya bisa bebas melakukan apa yang saya mau, bagi saya kalau mau menjadi anak yang baik itu tidak meski harus berdiam di rumah terus, saya bisa saja
98 Wawancara, Amak Nusiah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 27
Maret 2017. 99
Wawancara, Ibu Misrah, Orang Tua Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 1 April
2017. 100
Wawancara, Riyan, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 10 April 2017.
86
pulang kerumah ketika saya mau makan, mandi atau mengganti
pakaian. 101
Salah satu remaja di Dusun Langko Lauk juga menceritakan
bagaimana caranya bersikap kepada kedua orang tuanya dirumah,
dengan nada yang sedikit keras dia bercerita bahwa:
Saya bukannya tidak betah di rumah namun saya tidak suka kalau ibu saya itu terlalu cerewet dan seperti mengatur-atur saya.
Seperti harus berteman dengan siapa, menurut saya dari pada saya terus-terusan di rumah sambil mendengar ibu saya yang cerewet lebih baik saya pergi ke rumah teman saya atau nongkrong di pos
ronda atau dipinggir jalan. Terus kalau di rumah ibu saya juga suka melarang saya membunyikan musik katanya saya cuman
ngabisin listrik dan buat berisik saja.102
Hal yang berbeda diungkapkan oleh beberapa remaja di Dusun
Langko Lauk, mereka mengungkapkan bahwa:
Berikut ini hasil wawancara dengan Dian anak remaja dari Inak
Repot dia mengungkapkan bahwa:
Ibu saya selalu mengajarkan saya untuk selalu berprilaku yang baik dengan cara menjaga sikap dan tingkah laku saya sehari-hari, tidak berbuat hal-hal yang bisa merugikan orang lain. lagi pula
menurut saya tidak ada untungnnya kalau kita menjadi anak-anak yang nakal karena bukan hanya merugikan orang lain saja tetapi
akan merugikan diri kita sendiri dan keluarga kita. Kita akan di cap oleh masyarakat sebagai anak yang tidak pernah didik oleh orang tua.103
Hendri anak dari bapak Saiful, dia adalah salah satu remaja di
Dusun Langko Lauk, dia mengungkapkan bahwa:
“berpamitan dengan bersalaman kepada ayah dan ibu saya adalah rutinitas setiap saya berangkat sekolah maupun berangkat mengaji
hal itu sudah dibiasakan oleh orang tua saya semenjak saya masih
101
Wawancara, Saefuddin, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 13 April 2017. 102
Wawancara, Edi‟, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 14 April 2017. 103
Wawancara, Dian, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 13 April 2017.
87
sekolah TK, alhamdulillah sampai saya lulus SMA saya masih
tetap menjadikannya kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan, karena memang tidak boleh dihilangkan juga.104
Budi anak dari bapak Ismail mengungkapkan bahwa:
Saya memang rajin gotong royong di masjid Nurul Hidayah Langko yang saat ini sedang dalam proses renovasi, karena menurut saya daripada kita hanya diam di rumah atau nongkrong
tidak karuan lebih baik kita di masjid gotong royong, karena di sana kita juga bisa bertemu dengan teman-teman remaja lainnya
yang kebetulan juga sedang ikut gotong royong.105
Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang tua dan
remaja yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhlak yang ditunjukkan oleh
para remaja di lokasi dapat dikalasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Akhlak remaja yang baik, yakni:
a. Taat beribadah dengan rajin shalat berjamaah ke masjid
b. Berbakti kepada kedua orang tua
c. Memakai hijab bagi remaja perempuan
d. Rajin mengaji dan sekolah
e. Rajin ikut gotong royong
f. Suka membantu orang lain
g. Sopan santun dalam bersikap dan berbicara dengan orang lain.
2. Akhlak remaja yang tidak baik, yakni:
a. Merokok di usia dini
b. Merubah bentuk warna rambut
104
Wawancara, Hendri, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 17 April 2017. 105
Wawancara, Budi, Remaja Dusun Langko Lauk, Tanggal 17 April 2017.
88
c. Sering berbicara kasar
d. Tidak mau mendengar naseha orang tua
Segala bentuk akhlak yang ditunjukkan oleh para remaja tersebut
baik akhlak mulia maupun akhlak yang tidak baik seperti yang sering
dilakukan oleh beberapa remaja yang ada di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar tersebut tidak terlepas dari bagaimana cara
orang tua menjalankan fungsinya dalam membina dan mengasuh anak.
Selain dari pengaruh lingkungan keluarga, akhlak remaja juga
dipengaruhi faktor lingkungan masyarakat dan teman bergaulnya
Dari pemaparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko ada yang memiliki akhlak
yang baik dan ada yang memiliki akhlak yang tidak baik, kedua akhlak
itu dipengaruhi oleh beberapa hal seperti; kurangnya perhatian orang tua
karena sibuk bekerja, broken home, kurangnya pengetahuan orang tua
tentang bagaimana cara membina akhlak anak dan akhlak remaja
dipengaruhi dari dalam diri sendiri karena walaupun sudah diperhatikan
dan diberi nasehat oleh orang tua namun memang watak remaja tersebut
memang kurang baik dari kecil. walaupun begitu tidak menghalangi para
remaja tersebut untuk saling berkomunikasi dan bermain bersama.
89
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang data temuan oleh peneliti.
Adapun data-data yang akan dibahas yakni tentang implementasi fungsi
keluarga dalam membina akhlak remaja dan bentuk-bentuk akhlak remaja
yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar, yang
akan diuraikan sebagai berikut:
A. Implementasi Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko
Berikut ini akan dibahas kembali mengenai bagaiman cara para orang tua
menjalankan fungsinya sebagai anggota keluarga dalam membina akhlak
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat pada Tahun 2016.
1. Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak
Beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko telah
berupaya memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan cara mengajarkan
ilmu-ilmu agama dirumah kepada anak-anaknya, memasukkan anak-
anaknya ke lembaga pendidikan umum seperti SMP 4 Lingsar, SMA 1
dan SMK 1 Lingsar, memasukkan anak ke TPQ seperti ke TPQ An-Nuur
Dusun Langko Lauk, memasukkan anak ke pondok pesantren seperti ke
Nurul Hakim, Nurul Haramain Narmada, dan YPP Assullamy yang ada di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar bahkan sampai ke
perguruan tinggi seperti; UIN Mataram, Muhammadiyah Mataram, IKIP,
90
Unram dan ada beberapa remaja yang di masukkan ke perguruan tinggi
yang ada di luar daerah supaya anak-anaknya mendapatkan pendidikan
yang layak.
Ahmad Tafsir berpendapat bahwa : “Orang tua adalah pendidikan
utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anak, disebut
pendidikan utama karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidikan
pertama karena merekalah yang pertama kali akan mendidik anaknya. Di
sekolah, pesantren, dan guru agama yang diundang adalah institusi
pendidikan dan orang yang sekedar membantu orang tua.”106
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai
pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencentak
anak agar mempunyai perilaku baik yang kemudian dikembangkan dalam
lembaga- lembaga berikutnya, seperti di masjid, pondok pesantren dan
sekolah yang merupakan tempat peralihan dari pendidikan keluarga.
Kaitannya dengan pendidikan keluarga sebagai pendidik yang
pertama dan utama bagi anak. dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu Nabi
Muhammad SAW. Bersabda:
ساو يمج أ زاو يىص أ داو اي ي لد يلذ على الفطزة فأب كل م
Artinya: "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah islami)
ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau
Majusi. (HR. Bukhari).107
106
Futucha-Turisqoh.blogspot.com/Peranan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Dalam
Persfektif Pendidikan Islam, di Ambil pada Minggu 23 April 2017 pada Jam 11.34. 107
Haqiqi Alif, Masa Remaja Penuh Sensasi, (Jombang: PT. Lintas Media), h. 158.
91
Dari hadist di atas disimpulkan bahwa seorang anak dilahirkan
dalam keadaan suci dan tanpa dosa sedikitpun akan tetapi pengaruh dari
orang tualah yang membuat ia memeluk agama sesuai yang diajarkan oleh
orang tuanya masing-masing.
Peranan orang tua terhadap putra dan putrinya merupakan
pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali, karena orang
tualah yang selalu di sampingnya sejak anak dilahirkan, terutama ibunya
yang memberi makan dan minum, memelihara serta bercampur gaul
dengan anaknya.
Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dalam keluarga merupakan tahap awal dalam upaya
pembentukan kepribadian tersebut, karena lingkungan pertama bagi anak
adalah keluarga dan dikeluargalah anak mendapat bimbingan dan
pembinaan dari segala macam fungsi jiwanya, sehingga orang tua sebagai
pondasi bagi anak-anaknya dalam menjalankan hidup dan kehidupannya
sehari-hari, sehingga diharapkan terbentuk sikap mental anak yang sesuai
dengan tuntunan syariat Islam.
2. Memenuhi Kebutuhan Ekonomi
Memenuhi kebutuhan ekonomi adalah tugas dan kewajiban orang
tua terhadap anak-anaknya. Tanggung jawab keluarga di Dusun Langko
Lauk Desa Langko juga telah berupaya memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarganya dengan berbagai upaya seperti berjualan jajanan kering ke
Gili Trawangan, menjadi kusir cidomo, mengembala sapi dan menjadi
92
petani. Semua itu mereka lalukan untuk menunaikan kewajibannya untuk
keluarga dan demi kesejahteraan keluarganya.
Beberapa orang tua yang ada di lokasi tersebut mengaku tidak
kenal lelah walaupun dari pagi sampai petang, terus berusaha memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Melihat usaha yang telah dilakukan oleh para
orang tua tersebut, seharusnya anak-anaknya juga dapat berusaha menjadi
anak-anak yang baik dan berakhlak mulia.
Apa yang telah dilakukan oleh para orang tua tersebut dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, juga telah dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Sebagaimana yang diceritakan dalam sebuah buku
yakni:
Rasulullah SAW. Sebagai manusia merupakan contoh terbaik pada kesungguhannya dan ketekunannya. Sejak mudanya beliau
telah mulai bekerja dengan menggembalakan kambing, di lembah- lembah kota Makkah dan di wilayah-wilayahnya,
diantaranya adalah lembah “Ajyaad” yang menyaksikan bahwasanya beliau menggembalakan kambing penduduk Makkah dengan mendapatkan upah yang telah ditentukan.
Kemudian setelah dewasa, dan lengannya telah menjadi kuat dan kokoh beliau berdagang dan menempuh perjalanan untuk
pertama kalinya bersama pamannya, kemudian untuk hitungan harta-harta Makkah menuju kota syam.108
Mencari nafkah untuk keluarga juga dijelaskan dalam surat An-
Naba‟ yaitu:
108
„Abdul Hamid Al Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001),
h. 205.
93
Artinya: Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (An-
Naba‟:11).109
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa semua
usaha yang telah dilakukan oleh beberapa keluarga di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga di atas adalah sesuai dengan apa yang dijelaskan di
dalam Al-Qur‟an dan telah dicontohkan oleh Rasulullah seperti:
menjadi pedagang, petani dan pengembala hewan ternak dll. Yang
terpenting adalah pekerjaan-pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.
3. Memenuhi Kebutuhan Sosial
Pembinaan akhlak dengan memenuhi kebutuhan sosial yang telah
dilakukan oleh para orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
dengan cara mengajarkan anak untuk bersikap yang sopan dan santun
kepada orang lain, selalu menolong orang yang sedang membutuhkan
bantuan, mengajak anak ikut gotong royong. Selain itu beberapa orang
tua juga memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih sendiri
dengan siapa dia bergaul yang terpenting tidak terkontaminasi dengan
teman-temannya yang berprilaku kurang baik. Para orang tua juga
melakukan pengawasan terhadap segala perilaku anak remajanya.
Melalui pendekatan sosial yang disertai dengan pengawasan
sangat membantu orang tua untuk mengetahui segala aktifitas remaja
seperti: apa saja yang dilakukan remaja di luar rumah, cara remaja
109
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya , (PT. Sygma Examedia
Arkanleema), h. 582.
94
berinteraksi dengan orang lain dan yang paling penting adalah orang tua
harus mengetahui dengan siapa anak remajanya bergaul supaya tidak
terjadi hal-hal yang melanggar syari‟at Islam.
Mengingat masa remaja merupakan masa yang sangat rentan
dengan banyak hal sehingga memicu terjadinya kerisis akhlak pada
remaja yang kebanyakan dipengaruhi oleh temannya. Dari Abu Hurairah
Radhiallahu'anhu bahwasannya Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam
bersabda:
. كم مه يخـا لل زاحذ فليىظ ، يـل المزءعلى ديه خل
Artinya: “Seseorang adalah dalam agama kekasihnya, maka lihatlah
salah seorang dari kamu semua siapakah yang dikasihinya.”110
Dari Abu Musa ra, ia berkata, Rosululloh SAW. Bersabda:
وا فخ ء كحا مل ا لمسك، ـ ا لســ ا لح الكيــز، مثل ا لجليش ا لص
ا أن تجذ مى إم ا أن تبتا ع مى، إم ا أن يحذ يك فحا مل المســك: إم
وا فخ ا لك ت، ا أ ن يحز ق ثيا بك، ر يــحا طيب يز: إم
ا أن ت إم جذ مى ر يحا خبيثت
Artinya: “Teman yang baik dengan teman buruk ibarat penjual minyak
wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka ia
akan memberimu (minyak wangi), membelin darinya, atau engkau akan
kecipratan aroma harumnya. Sedangkan, tukang pandai besi, maka ia
110
Al-Ghazali, Membangun Moral, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1996), h. 74.
95
akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan bau tak sedap
darinya”.111
Dari penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa pembinaan
akhlak melalui pendekatan sosial yang disertai dengan pengawasan dan
nasehat kepada anak supaya lebih cerdas dalam memilih teman bergaul,
telah dilakukan oleh beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa
Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat sudah sesuai
dengan apa yang dijelaskan seperti dalam hadist di atas.
4. Memenuhi Kebutuhan Agama
Para orang tua yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar mengaku telah memenuhi kebutuhan agama anak-
anaknya dengan cara mengajarkan anak-anaknya hal-hal yang bersifat
islami seperti; membiasakan anak shalat, menutup aurat bagi anak
perempuan. Mengajak anak-anak ke majelis-majelis pengajian: seperti
yang diadakan di Ponpes Nurul Hikman Desa Langko setiap hari
minggu, di TPQ An-Nur Dusun Langko Lauk setiap malam selasa dan
di Ponpes Assullamy Langko yang diadakan satu kali dalam sebulan.
Kemudian para orang tua juga mengarahkan remaja untuk aktif dalam
kegiatan remaja masjid Nurul Hidayah Langko.
Apa yang telah dilakukan oleh beberapa orang tua di Dusun
Langko Lauk Desa Langko dalam memenuhi kebutuhan agama anak
111 „Adil Fathi „Abdulloh, Sudah Islamkah Keluarga Anda?, ( Daru l Iman, Wacana
Ilmiah Press, 2007), 123-124.
96
telah di jelaskan dalam buku yang ditulis oleh Ummu Ibrahim Ilham
Muhammad Ibrahim yakni:
Tidak dapat diragukan bahwa akhlak yang baik dan tingkah laku yang bagus merupakan buah dari iman yang mantap dan
pertumbuhan agama yang benar. Tatkala anak diarahkan berdasarkan iman dan dididik untuk mencintai Allah, takut Kepada-Nya dan merasakan pengawasannya-Nya, tentu anak
selalu terbuka untuk menerima setiap nasihat pendidikan dan juga terbiasa pada akhlak yang utama lagi mulia.112
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami bahwa pembinaan
akhlak melalui sektor agama pada diri anak merupakan faktor terpenting
yang bisa membantu keberhasilan pendidikan akhlak anak. Mengingat
remaja merupakan tulang punggung serta harapan bagi semua pihak, oleh
karena itu sebagai generasi penerus remaja harus mendapatkan
pendidikan agama yang kuat dan perhatian yang besar dari semua pihak
terutama orang tua, demi menciptakan generasi penerus yang berkualitas
yakni remaja sebagai generasi penerus harus dibekali dengan akidah dan
akhlak yang kuat.
5. Memberikan Rasa Aman
Beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk memberikan rasa aman
kepada anak-anaknya dengan beberapa cara, guna untuk menunaikan
fungsi keluarga yakni seperti; memberikan kasih sayang dengan selalu
memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhannya, orang tua selalu
menanyakan kondisi anak remajanya apakah ada masalah atau tidak,
menjalin komunikasi dengan baik yakni para orang tua tersebut
112
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Bagaimana Menjadi Istri Shalihah dan
Ibu Yang Sukses, (Jakarta: Darul-Akhilla, 1417 H), h.138.
97
memposisikan dirinya sebagai teman bagi anak remajanya supaya remaja
bisa terbuka kepada orang tuanya mengenai segala permasalahan yang
dihadapi oleh remaja. Beberapa orang tua juga mengawasi pergaulan
anaknya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terdapat beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Deesa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat yang merasa kesulitan
mengawasi perilaku remaja, oleh karena itu pentingnya bagi orang tua
untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dengan anaknya terlebih
kepada anak yang sudah menginjak usia remaja, orang tua harus mampu
membawa perasaan dari anak-anaknya.
Pembentukan akhlak dengan memprioritaskan perasaan anak
sangat berpengaruh terhadap kondisi perkembangan psikologi anak. Hal
tersebut disampaikan oleh Muhammad Suwaid dalam buku Mendidik
Anak Bersama Nabi, yakni:
Oleh karena itu, pembinaan perasaan ini mempunyai urgensi yang
sangat besar didalam membina dan membentuk keperibadian anak. Kedua orang tua memainkan peran yang besar dalam pembinaan
ini. Sebab keduanya merupakan sumber mendasar bagi pembinaan perasaan ini. Keduanya merupakan pilar yang menjadi acuan sang anak untuk menikmati hangatnya perasaan dan juga kenikmatan
kasih sayang dari seorang ibu dan ayah.113
Melalui pemaparan di atas dapat dipahami bahwa membina akhlak
remaja melalui pemberian kasih sayang dan rasa aman sangat penting dan
memiliki pengaruh yang sangat besar dan akan sangat membantu
perkembangan keperibadian anak. Karena usia remaja merupakan usia
113
Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Solo:Pustaka Arafah), h.
252.
98
yang sangat rawan, karena pada masa tersebut kepribadian remaja masih
sangat labil dan mudah terpengaruh oleh ajakan atau bujukan kearah
negatif.
6. Memenuhi kebutuhan biologis
Beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat memiliki pengalaman yang
berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan biologis di dalam keluarga
yakni dengan cara mengizinkan anak remajanya menikah apa bila memang
usianya sudah memenuhi syarat tanpa harus menghalanginya supaya tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan memang tidak boleh terjadi.
Kemudian beberapa orang tua juga mengakui bahwa untuk
meneruskan keturunannya dia tidak mempermasalahkan kalau dia
memiliki anak banyak, karena baginya banyak anak banyak rizki. Apa
yang telah dilakukan oleh beberapa orang tua di lokasi tersebut memang
sudah benar seperti melakukan pernikahan dan memiliki keturunan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat An-Nisa‟ ayat 1. Yang
artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada tuhan-mu yang menciptakan
jodohnya, dan mengembangbiakan dari keduanya banyak laki- laki dan
perempuan dan bertakwalah kepada Allah SWT. yang dengan nama-nya
kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan kekerabatan.
Sesungguhnya Allah SWT. adalah pengawas atas kamu”. (Qs. An-Nisa‟
ayat 1).
99
Ungkapan beberapa keluarga di Dusun Langko Lauk Desa Langko
mengenai banyak anak banyak rizki bukanlah ungkapan yang harus
dipersalahkan, karena hidup dan mati seseorang adalah kuasa Allah SWT.
begitu pula dengan jodoh dan rizki telah diatur oleh Allah SWT.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa pemenuhan
kebutuhan biologis sebenarnya bukan sekedar menyalurkan hawa nafsu
duniawi dalam mencari kesenangan antara suami istri semata, akan tetapi
dapat menjadi sarana untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT,
pemeliharaan diri dari perbuatan yang diharamkan (perbuatan zina) dan
mewujudkan tujuan Allah SWT. menciptakan manusia yakni regenerasi
kehidupan umat manusia.
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, maka diperoleh
keterangan bahwa keluarga terutama orang tua telah mengupayakan
beberbagai cara dalam membina akhlak anak remajanya supaya menjadi
anak yang memiliki akhlak yang mulia. Namun tidak semua orang tua di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar mengetahui dan
memahami akan fungsi dan perannya dalam membina akhlak remaja
karena masih ada remaja yang memiliki prilaku tidak baik atau tidak
sesuai dengan syari‟at Islam.
Setiap harapan pasti ada cara untuk mewujudkannya, begitu juga
para orang tua yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar memiliki harapan untuk menjadikan anak-anak remaja mereka
100
supaya menjadi remaja yang memilik akhlak yang mulia dalam kehidupan
sehari-harinya.
Ada beberapa pendekatan dan metode yang dilakukan oleh orang
tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat membina akhlak remaja supaya implemntasi dari fungsi
keluarga dalam membina akhlak remaja dapat berjalan dengan lancar dan
tepat sasaran, pendekatan dan metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membina Akhlak dengan Ketauladanan
Ketauladan dalam pendidikan merupakan “bagian dari sejumlah
metode yang paling efektif dalam mempersiapkan dan membentuk
keperibadian anak secara moral, spiritual dan sosial. Seorang pendidik
merupakan contoh ideal dalam pandangan anak yang tingkah laku dan
sopan santun akan ditiru”114
Beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko membina
akhlak remaja dengan ketauladanan yakni dengan cara orang tua terlebih
dahulu memberikan contoh kepada anaknya seperti: tidak mudah emosi,
berbicara yang halus sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain dan
ketika sudah waktu shalat para orang tua tersebut terlebih dahulu
mengambil air wudhu kemudian menunaikan ibadah shalat.
Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran,
instruksi dan larangan namun seorang remaja memerlukan sosok model
yang ideal yang memiliki akhlak yang mulia untuk dijadikan sebagai
114
Zahruddin AR dan Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004) h. 51
101
contoh dalam berakhlak yang mulia. Hal tersebut sudah dijelaskan Allah
SWT. dalam surat AI-Ahzab ayat 21:
وة حسنة لمن كان ي رجو الله وملقد كان لكم ف رسول الله أس الخر والي
(١٢كثيرا ) وذكر الله
Artinya: “Sungguh pada diri Rasulullah itu contoh tauladan yang baik bagi
kamu sekalian, yaitu bagi orang yang mengharapkan (keridhaan) Allah dan
(berjumpa dengan-Nya di) hari kiamat, dan selalu banyak menyebut nama
Allah”. (QS. Al-Ahzab:21)115
Dari pemaparan ayat di atas dapat memberikan gambaran bagi kita
tentang bagaimana cara membina akhlak anak lebih- lebih akhlak anak
yang sudah usia remaja. Maka para orang tua harus menjadikan Rasulullah
SAW. Sebagai contoh model yang ideal dalam berakhlak dan dalam
membina akhlak remaja dengan keteladanan dapat tepat sasaran. Apa yang
sudah dilakukan oleh para orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar memang sudah tepat sebagaimana telah diperkuat
dalam surat AI-Ahzab ayat 21 di atas.
2. Membina Akhlak dengan Nasehat
Diantara beberapa cara yang efektif di dalam usaha membentuk keperibadian anak, mempersiapkan moral, pisikis dan sosial adalah
mendidik dengan nasehat sebab dengan nasehat ini dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat sesuatu dan
115
Departemen Agama. AL-Qur’an dan Terjemahannya. (Surabaya: Halim Publishing
dan Distribusing) h. 420
102
mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasi dengan akhlak
mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip islam.116 Mengingat pentingnya anak dalam keluarga, maka menasehati anak
harus didahulukan dari pada menasehati orang lain, karena keselamatan
masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga
sebagaimana dalam AI-Qur‟an surat Asy Syuara ayat 214 yakni:
ا وذ ر عشيز تك ا لا قز بيه Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat”117
Secara mendasar, pendidikan terutama pembinaan akhlak kepada
anak merupakan tanggung jawab orang tua. Anak merupakan rahmat yang
telah diamanatkan Allah SWT, kepada setiap orang tua, dan mereka tidak
bisa menghindari tanggung jawab itu, karena telah menjadi amanat Allah
yang dibebankan kepada orang tua.
Tanggung jawab orang tua dapat diimplementasikan melalui
nasehat-nasehat yang baik dari orang tua kepada anaknya karena nasehat
dari orang tua jauh lebih baik dari nasehat orang lain karena orang tualah
yang telah memberikan kasih sayang yang tulus kepada anaknya, jadi tidak
mungkin orang tua akan menjerumuskan anaknya kepada hal-hal yang
negatif, karena seburuk-buruknya orang tua tidak ada orang tua yang ingin
melihat anaknya menjadi anak yang tidak berakhlak.
116
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta Pustaka Amani,
1995), h. 66.
117
Departemen.., AL-Qur’an dan....h. 376
103
Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan
akhlak remaja melalui nasehat yang dilakukan oleh orang tua remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar sudah tepat karena
nasehat dari orang tua sangat diperlukan oleh setiap anak karena setiap
nasehat dari orang tua merupakan motivasi bagi anak supaya menjadi anak
yang berakhlak baik.
3. Membina Akhlak dengan Pembiasaan
Pembinaan akhlak remaja melalui metode pembiasaan dapat
membantu orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai akhlak mulia
semenjak masih kanak-kanak sampai menjadi seorang remaja.
Bagaiman akhlak remaja saat ini merupakan cerminan akhlak yang
dibawanya semenjak masih kanak-kanak.
Pembinaan akhlak remaja melalui metode pembiasaan telah
dilakukan oleh beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
dengan mengajak anak shalat berjamaah ke masjid Nurul Hidayah
Langko semenjak anak masih kecil, membiasakan anak untuk
membantu pekerjaan orang tua dan mengajak anak membantu orang yg
sedang membutuhkan bantuan.
Pembinaan akhlak remaja melalui pembiasaan berakhlakul
karimah sejak sejak masih kanak-kanak harus dilakukan oleh para
orang tua, karena apabila tidak dibiasakan berakhlak mulia sejak masa
kanak-kanak maka pada masa selanjutnya anak akan mengalami
kesulitan dalam merubah diri.
104
Kita diingatkan oleh baginda Rasulullah SWT. Bahwa
penanaman akhlak sejak usia dini memiliki makna yang sangat penting,
karena pada periode ini kepekaan anak terhadap lingkungan sangatlah
tajam karena kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan anak dari
lingkungannya akan sulit dihilangkan pada masa selanjutnya, oleh
karena pentingnya menanamkan kebiasaan akhlakul karimah bagi anak.
Rasulullah SAW. bersabda:
م اأداب أحسى لادكم اأ أكزم
“Sayangilah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi
pekerti yang mulia!” (HR. Ibnu Majah)118
Penanaman pendidikan akhlakul karimah sejak masa kanak-
kanak adalah tindakan yang tepat dilakukan oleh orang tua, karena
masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk
perkembangan jiwa anak menuju kedewasaan melalui penanaman
pendidikan keagamaan sejak masa kanak-kanak.
Sebagaimana kata penyair di dalam sebuah buku yang ditulis
oleh AL-Ustadz Umar Baradja dalam buku yang berjudul Bimbingan
Akhlak.
Sebagaimana kata penyair:
Seringkali tata krama bermanfaat bagi seseorang pada masa kecilnya
tetapi sesudah itu ia tidak bermanfaat lagi untuknya sesungguhnya ranting yang lunak akan lurus
118
M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga , (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2003), h.188.
105
jika engkau meluruskunnya
dan jika ia sudah menjadi kayu, ia tidak akan lunak walau engkau meluruskannya.119
Akan tetapi untuk untuk meraih itu semua, seseorang harus lebih
dulu membiasakan diri dengan akhlak baik itu menjadi keperibadian
yang melekat pada diri sendiri. Sebab bila seseorang telah dewasa dan
terbiasa dengan akhlak yang buruk , maka akan sulit sekali untuk
meluruskan dan memperbaiki akhlak buruk tersebut atau bahkan hal itu
tidak mungkin akan dikerjakan.
Oleh karena itu orang tua harus mampu mengimplementasikan
pembinaan akhlak remaja melalui pembiasaan pendidikan keagamaan
sejak masa kanak-kanak dapat dilakukan dengan cara mengajak anak
sholat berjamaah kemasjid, mengajak anak ke majelis-majelis ta‟lim,
mengajak anak membaca Al-Qur‟an, membiasakan anak bertutur kata
yang baik, hormat kepada orang lain dan lain-lain.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembinaan akhlak remaja melalui pembiasaan-pembiasaan akhlak mulia
yang telah dilakukan oleh orang tua semenjak remaja masih masa kanak-
kanak sangatlah berpengaruh pada perilaku anak sehingga dia remaja
sampai ia dewasa.
4. Membina Akhlak dengan pendekatan sosial
Membina akhlak remaja melalui pendekatan sosial telah dilakukan
oleh beberapa orang tua remaja di Dusun Langko Lauk Desa langko
119
AL-Ustadz Umar Baradja, Bimbingan Akhlak , ( Surabaya:Pustaka Progressif,1997),
h.12.
106
dengan cara mengajarkan anak remaja cara memilih teman yang baik yang
dapat mengajaknya pada kebaikan, mengajak anak gotong royong dalam
proses renovasi masjid Nurul Hidayah Langko, cara bertetangga yang
baik, tidak mengganggu ketenangan orang lain dan tidak lupa juga para
orang tua tersebut mengajarkan anaknya untuk membiasakan diri memberi
salam kepada orang lain ketika bertemu.
Apa yang telah dilakukan oleh para orang tua di Dusun Langko
Lauk Desa Langko tersebut, seperti pentingnya akhlak dalam bertetangga
adalah sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Idrus H.A. dalam buku
Akhlakul Karimah, dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana pentingnya
etika dalam bertetangga.
Engkau harus menyadari, bahwa kedudukan tetangga atas dirimu, jauh lebih utama dibandingkan dengan sanak familimu yang jauh
tempat tinggalnya. Karena tetanggamulah yang pertama-tama akan menolong engkau dalam kesulitan, tetanggamulah yang akan
menjaga keluargamu bila engkau berpergian, tetanggamulah yang akan membela dan membantumu setiap waktu.120
Dari penjelasan di atas dapat di petik pelajaran bahwa pentingnya
menanamkan etika yang mulia terhadap tetangga, karena tetanggalah yang
lebih mengetahui bagai mana kondisi keluarga kita dibandingkan dengan
sanak keluarga yang jauh tempat tinggalnya.
Etika dalam bertetangga juga dijelaska dalam sabda Rasulullah
Saw, yang artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
kemudian, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.”121
120
Idrus H.A, Akhlakul Karimah, (Solo: Cv. Aneka, 1996), h. 129. 121
Ibid, h. 130.
107
Selain mengajarkan anak etika dalam bertetangga orang tua remaja
di Dusun Langko Lauk Desa Langko juga mengajarkan remaja bersikap
sopan santun terhadap orang misalnya seperti; mengucapkan salam disaat
bertemu orang terkadang sering kita abaikan padahal hal tersebut sudah
dicontohkan oleh Rasullullah dalam kehidupan beliau.
Dalam buku Mendidik Ala Rasulullah yang ditulis oleh „Abdul
Hamid Al Hasyimi, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, saat mengunjungi orang-orang Anshar seringkali beliau mengucapkan salam kepada
anak-anak kecil mereka satu persatu, mengusap kepala-kepala mereka dan mendo‟akan mereka. Beliau pun memberikan keistemawaan dengan berdialog dan bertanya kepada mereka.
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu dikatakan, bahwasanya ia melewati anak-anak kecil. Lalu ia mengucapkan salam kepada
mereka. Dan berkata: Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukannya (Muttafaq „Alaih).122
Berdasarkan pemaparan di atas dapat memberikan gambaran
kepada kita tentang pentingnnya pembinaan akhlak remaja melalu
pendekatan sosial sangat penting bagi anak karena apa yang sudah
diajarkan orang tua kepada anak baik hal-hal yang terkecil sekalipun akan
mempengaruhi akhlak anak sampai ia dewasa. Seperti akhlak untuk
memberi salam kepada orang lain adalah salah satu hal yang sering
dilupakan beberapa orang padahal hal tersebut akan sangat mencerminkan
keperibadian seseorang.
5. Pendekatan Religius
Pembinaan akhlak mendapatkan perhatian yang besar di dalam
Islam sebagaiman sabda Rasulullah SAW.
122 „Abdul, Mendidik Anak, h. 17.
108
“Sebagian besar yang menyebabkan para manusia itu masuk surga
ialah taqwa kepada Allah serta bagusnya budi pekerti.”123
Pembinaan akhlak sangat penting terutama terhadap remaja, karena
usia remaja sangat rentan dengan berbagai hal, oleh karena itu pembinaan
akhlak remaja dengan menciptakan suasana religius bagi para remaja
sangat penting dilakukan supaya para remaja dapat terbiasa dengan hal-hal
yang bersifat religius sehingga dapat meminimalisir perilaku remaja yang
mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif.
Pentingnya pembinaan akhlak remaja melalui pendekatan religius
dijelaskan dalam buku yang berjudul Kenakalan Remaja, dalam buku
tersebut dijelaskan bahwa:
Mutu iman seorang muslim dapat tercermin dalam pergaulan hidupnya di dalam masyarakat. Maka dari itu pendidikan keimanan
bagi anak-anak dan remaja sangat penting sekali, sebab jika mereka memiliki iman yang kuat dapat dipastikan bahwa mereka tidak
akan berbuat kejahatan yang dapat meresahkan masyarakat.124 Pembinaan akhlak remaja melalui pendekatan religius dengan
menciptakan suasana religius, dilakukan oleh orang tua remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko dengan cara mengarahkan remaja untuk
membuat kelompok yasinan Bajang Lingkok Mitaq yang diadakan
bergiliran di rumah setiap anggota kelompok yasinan, dimana waktu
kegiatannya dilaksanakan pada dua kali dalam sebulan yakni setiap malam
tanggal satu dan setiap malam tanggal 15.
123
Imam Al-Ghazali, Etika Bergaul, (Jakarta: Pustaka Amani), h. 7. 124 Sudarsono,,Kenakalan Remaja, h. 122.
109
Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat disimpulkan bahwa para
orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko membina akhlak remaja
dengan cara seperti yang telah disebutkan di atas, sangat membantu dalam
menciptakan suasana yang religius dikalangan para remaja. Selain itu
dengan adanya kelompok yasinan Bajang Lingkok Mitaq tersebut dapat
dijadikan sebagai waktu dan tempat bagi para remaja untuk saling bertemu
dan berdiskusi sehingga ikatan tali silaturrahmi antara remaja dapat terjalin
dengan baik.
6. Pendekatan Individual
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan. “Karena keluarga
merupakan awal terjadinya interaksi antara orang tua dan anak,
sehingga pendidikan yang pertama dilakukan adalah di lingkungan
keluarga”. 125 Oleh karena itu keluarga banyak berperan dalam
mengembangkan pendidikan.
Pembinaan akhlak remaja melalui pendekatan individual
dilakukan oleh para orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
dengan cara memberikan perhatian serta mengawasi pergaulan remaja
dan menjalin hubungan yang baik dengan anak dengan cara orang tua
memposisikan dirinya sebagai teman dari anaknya supaya anak lebih
terbuka apabila ada masalah yang sedang dihapinya
125
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
hal. 37-38
110
Pembinaan akhlak melalui pendekatan individual dengan cara
menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak yang telah
dilakukan oleh beberapa orang tua di Dusun Langko Lauk Desa Langko
juga dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh „Adil Fathi „Abdulloh
yang berjudul Sudah Islamkah Keluarga Anda? Dalam buku tersebut
berbunyi:
Hal ini hendaknya di lakukan melalui media tukar pendapat, diskusi dan dialog, bukan dengan jalan memaksa dan
mengancam. Sebab, bila hal tersebut dilakukan dengan paksaan dan ancaman tanpa ada penyampaian bukti-bukti, maka hal
tersebut tidak akan membuahkan hasil. Malah si anak akan tetap bersama dengan teman-temannya dan menentang sikap orang tu terhadap dirinya.126
Orang tua harus melakukan pendekatan secara individual kepada
anak dengan cara orang tua harus sering-sering mengajak anaknya
untuk berdiskusi dan saling terbuka dalam keluarga, sehingga semua
keluarga bisa mengerti dan saling memahami. Tanpa adanya
keterbukaan dan keharmonisan dalam keluarga maka keluarga tersebut
tidak akan harmonis.
Bimbingan dan didikan yang diberikan oleh orang tua akan
menjadi bekal anak ketika beranjak dewasa nanti, untuk itu faktor
keluarga sangat menentukan perkembangan anak, sementara itu anak
juga harus mengerti dan memahami tugas dan kewajibannya sebagai
anak. Jadi prilaku anak pun juga mempengaruhi keberhasilan orang
tuanya dalam membimbingnya, Sehingga harus saling mengerti dan
126
Adil, Sudah Islamkah, h. 122.
111
bekerjasama agar orang tua juga bisa mengarahkan anaknya, sementara
anaknya juga harus menjalankan apa yang telah diajarkan orang tuanya
demi masa depannya nanti.
Berdasarkan cara-cara yang telah dilakukan oleh para orang tua di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar dalam hal
pembinaan akhlak remaja dapat dikatakan tepat, karena metode-metode
tersebut juga banyak digambarkan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist.
Pembinaan akhlak remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat dengan memenuhi segala
kebutuhan anak seperti; 1) memenuhi kebutuhan pendidikan anak, 2)
memenuhi kebutuhan agama, 3) memenuhi kebutuhan sosial, 4)
memenuhi kebutuhan ekonomi, 5) memenuhi kebutuhan biologis dan 6)
memberikan rasa aman.
Semua fungsi keluarga di atas diwujudkan dengan melalui tiga
metode dan tiga pendekatan yaitu; 1) metode tauladan, 2) metode
nasehat, 3) metode pembiasaan dan 1) pendekatan sosial, 2) pendekatan
religius dan 3) pendekatan individual. Poin-poin tersebut merupakan
wujud implementasi dari fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja
di Dusun Langko Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok
Barat yang sudah dilakukan oleh para orang tua di lokasi tersebut.
.
112
B. Bentuk-Bentuk Akhlak Remaja Sebagai Hasil Dari Implementasi
Fungsi Keluarga Dalam Membina Akhlak Remaja di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2016
Berikut ini akan dibahas mengenai bentuk-bentuk akhlak remaja
yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat, yakni sebagai berikut
Berbicara masalah akhlak, di dalam Islam telah banyak dib icarakan
dan banyak di gambarkan dalam hadist-hadist nabi. Landasan tersebut
merupakan batasan-batasan bagi manusia dalam berprilaku dan bertindak
dalam kehidupannya sehari-hari.
Akhlak-akhlak yang ditunjukkan oleh para remaja di Dusun
Langko Lauk dapat dikalisifikasikan menjadi dua yakni, akhlak yang
terpuji (mahmudah) dan akhlak yang tercela (mazmumah).
1. Akhlak terpuji (mahmudah)
Akhlak mahmudah adalah akhlak atau amal perbuatan yang baik
yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bentuk-bentuk akhlak
mahmudah yang ditunjukkan oleh remaja yang ada di Dusun Langko
Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar adalah sebagai berikut:
a. Taat beribadah dengan rajin shalat berjamaah ke masjid
b. Berbakti kepada kedua orang tua
c. Memakai hijab bagi remaja perempuan
d. Rajin mengaji dan sekolah
113
e. Rajin ikut gotong royong
f. Suka membantu orang lain
g. Sopan santun dalam bersikap dan berbicara dengan orang lain.
Segala perilaku remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan, yang telah disebutkan di atas adalah merupakan
implementasi dari akhlak terpuji (mazmumah). akhlak terpuji menurut
Imam Al-Ghazali yang ditulis oleh Rosihun Anwar dalam buku Akhlak
Tasawuf yaitu: ‟‟...akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan
kedekatan kepada Allah SWT. Sehingga mempelajari dan
mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap manusia.”127
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa segala perilaku
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
sebagaimana yang telah disebutkan di atas adalah merupakan akhlak
terpuji (mahmudah), sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali
bahwa akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada
Allah SWT. yang terpenting adalah para remaja tersebut dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akhlak tercela (mazmumah)
Jika dilihat dari judulnya, bahwa akhlak yang satu ini merupakan
akhlak atau perilaku yang sudah sepatutnya dijauhi apalagi dikerjakan.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk akhlak tercela yang ditunjukkan oleh
127
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia), h. 88.
114
remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat yakni sebagai berikut:
a. Merokok di usia dini
b. Merubah bentuk warna rambut
c. Sering berbicara kasar
d. Tidak mau mendengar naseha orang tua
Segala bentuk perilaku yang ditunjukkan remaja di lokasi tersebut
dikategorikan ke dalam akhlak tercela (mazmumah) karena semua
perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan akhlak terpuji maka wajib
untuk dijauhi karena telah dilarang di dalam al-qur‟an dan tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Berikut ini adalah definisi dan bentuk-bentuk dari akhlak tercela:
Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai
manusia. Bentuk-bentuk akhlak mazmumah bisa berkaitan dengan Allah SWT., Rasulullah SAW., dirinya, keluarganya, masyarakat, dan alam sekitarnya. 128
Apabila dilihat dari pemaparan defini serta bentuk-bentuk akhlak
tercela di atas dapat disimpulkan bahwa segala bentuk perilaku remaja
yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko sebagaimana yang telah
disebutkan di atas adalah merupakan perilaku yang tercela (mazmumah)
dan wajib untuk dijauhi karena sangat bertentangan dengan apa yang
diajarkan di dalam Al-Qur‟an dan Hadist.
128
Ibid, h. 121.
115
Berikut ini adalah faktor- faktor yang memiliki peran penting dalam
pembentukan akhlak remaja yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak,
oleh karena itu akhlak yang ditunjukkan oleh anak merupakan
cerminan dari pendidikan dan suasana di lingkungan keluarga.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Masa Remaja Penuh
Sensasi:
Karena itu, menciptakan suasana keluarga yang islami, yang penuh dengan taburan cinta kasih dan kedamaian merupakan kewajiban setiap orang tua (ayah dan ibu), yang ingin
membentuk jiwa anaknya menjadi baik, taat, shalih dan patuh kepada orang tua. Karena suasana keluarga ikut andil dalam
membentuk kepribadian dan watak anak.129 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, baik
tidaknya didikan yang diterima anak dari orang tua sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan watak peribadi si anak, baik
buruknya perilaku yang ditunjukkan oleh anak seutuhnya bukanlah
pembawaan sejak lahir, melainkan lingkunganlah yang mempengaruhi
si anak sehingga ia menjadi anak yang berakhlak mulia ataupun rusak
akhlaknya
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup
dalam kesehariannya, sebagaimana di lingkungan keluarga sekolah
juga memiliki peran dalam memudahkan dan menghambat
129
Haqiqi, Masa Remaja, h. 161-162.
116
perkembangan sosial remaja. “Pendidikan yang hanya cenderung
menekankan segi materi belaka seringkali mencetak manusia-manusia
serakah, tamak, rakus, dan egoistis.”130
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
sekolah memiliki peran yang besar dalam pembentukan keperibadian
anak, tindakan kriminal remaja tidak lepas dari pengaruh pendidikan
yang diterimanya, tergantung bagaimana para pihak sekolah mampu
menciptakan suasana yang bisa menjauhkan anak dari perbuatan-
perbuatan yang melanggar norma.
c. Lingkungan Masyarakat
Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat
pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik langsung
maupun tidak langsung, oleh karenanya lingkungan masyarakat tidak
dapat diabaikan dalam upaya pembentukan dan membina akhlak serta
kepribadian seseorang. Adapun pengaruh masyarakat terhadap perilaku
remaja adalah.
pengaruh yang dominan adalah akselerasi perubahan sosial yang di tandai dengan peristiwa-peristiwa yang sering
menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam perekonomian, pengangguran, media massa dan fasilitas
rekreasi.131 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang anak
yang tinggal dilingkungan yang baik, maka ia juga akan tumbuh
menjadi individu yang baik. Sebalikanya apabila orang tersebut
130
Ibid, h. 163. 131
Ibid, h. 131.
117
tinggal dalam lingkungan yang rusak akhlaknya, maka tentu ia juga
akan ikut terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik pula.
Pribadi Nabi Muhammad SAW. adalah contoh yang paling tepat
untuk dijadikan tauladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga
sahabat-sahabat beliau yang selalu berpedoman kepada al-Qur‟an dan as-
sunah dalam kesehariannya. Rasulullah SAW. bersabda yang artinya adalah:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “telah aku
tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang
kepada keduanya, maka kamu sekalian tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah
dan sunnah Rasul-Nya.132
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan dan
tindakan manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah untuk
mencapai kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai suatu kebahagiaan
harus tetap berpegang teguh kepada Al-Qur‟an dan Hadist sebagai
pedoman hidup manusia.
Masa remaja adalah masa transisi sekaligus masa gemilang dalam
pertumbuhan dan perkembangan seseorang, dikatakan sebagai masa
transisi karena masa remaja adalah masa perpindahan dari usia kanak-
kanak menuju usia remaja. Usia remaja dikatakan masa gemilang karena
pade masa remaja merupakan fase dimana seseorang dianugrahi dengan
kekuatan fisik dan energi berlimpah serta semanagat yang luar biasa
132
https://tutorialkangasep wordpress.com/ Pengaruh Akhlak Terhadap Siswa , Di ambil
pada Jam 22.43/Sabtu 22 April 2017.
118
dimasa itu. Dengan keistimewaan tersebut remaja dapat mewujudkan
semua bakatnya.
Para pemuda merupakan investasi terbesar bagi setiap negara,
karena perkembangan dan pertumbuhan masyarakat berhubungan dengan
keselamatan jiwa dan fisik remaja. oleh karena itu semua pihak terutama
orang tua harus dengan serius memperhatikan pertumbuhan dan
perkemabngan remaja terutama dalam perkembangan spiritual remaja,
orang tua harus mampu mengarahkan para remaja supaya memiliki jiwa
spiritual yang tinggi.
Orang tua harus waspada dengan menjaga akhlak anak dari semua
pengaruh yang bisa merusak akhlak anak. Bekali mereka dengan aqidah
yang kuat sebagai pondasi dalam kehidupan sehari-hari. Tanamkan kepada
mereka kesabaran dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan
Allah, dan kesabaran dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah.
Jangan biarkan anak-anak kita terpengaruh oleh tingkah laku dan perilaku
yang mengarah pada hal-hal yang negatif agar tidak terjadi hal-hal yang
melanggar syari‟at Islam supaya bisa menjadikan remaja-remaja tersebut
sebagai generasi penerus yang berkualitas yang memiliki akidah yang kuat
dan akhlak yang mulia.
119
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan pembahasan skripsi ini sesuai dengan apa
yang dirumuskan dalam permasalahan-permasalahan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Implementasi fungsi keluarga dalam membina akhlak remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
adalah dengan enam cara, yaitu: (1) memenuhi kebutuhan biologis, (2)
memenuhi kebutuhan agama, (3) memenuhi kebutuhan sosial, (4)
memenuhi kebutuhan pendidikan, (5) memenuhi kebutuhan ekonomi dan
(6) memberikan rasa aman bagi anak. Untuk membantu para orang tua
mengimplementasikan fungsi- fungsi tersebut para orang tua di lokasi
tersebut menggunakan tiga pendekatan dan tiga metode pembinaan yaitu:
(1) pendekatan religius, (2) pendekatan individual, dan (3) pendekatan
sosial. Dan ketiga metode tersebut adalah: (1) metode pembiasaan, (2)
metode ketauladanan dan (3) metode nasehat.
2. Bentuk-Bentuk akhlak remaja sebagai implementasi fungsi keluarga dalam
membina akhlak remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
119
120
a. Sebagian besar remaja di Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016, memiliki akhlak yang
baik sebagai wujud dari implementasi fungsi keluarga dalam membina
akhlak remaja. diantara akhlak remaja yang baik yaitu; 1) Taat
beribadah dengan rajin shalat berjamaah ke masjid, 2) berbakti kepada
kedua orang tua, 3) memakai hijab bagi yang perempuan, 4) rajin
mengaji dan sekolah, 5) rajin ikut gotong royong, 6) sering membantu
orang lain, dan 7) sopan santun dalam bersikap dan berbicara.
b. Namun demikian terdapat sebagian kecil remaja yang memiliki akhlak
yang tidak baik seperti; 1) merokok di usia dini, 2) merubah bentuk dan
warna rambut, 3) sering berbicara kasar, dan 4) tidak mau
mendengarkan nasehat orang tua.
B. Saran-Saran
Melalui hasil penelitian ini, penulis ingin mengajukan beberapa saran
yang kiranya dapat diterima dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan implementasi keluarga dalam membina akhlak remaja di Dusun
Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
Adapun saran-saran yang dimaksud, ditunjukkan kepada:
1. Kepada Orang Tua
Kepada para orang tua yang ada di Dusun Langko Lauk Desa Langko
Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat supaya terus istiqomah dalam
meningkatkan kualitas pembinaan akhlak remaja dan jangan pernah lengah
120
121
dalam mengawasi perilaku anak supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
2. Kepada Para Remaja
Kepada para remaja hendaknya menyadari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai sosok harapan masa depan, hendaknya membatasi diri dari
pergaulan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain, hendaknya remaja
dapat terus berpegang teguh kepada Al-Qur‟an dan Hadist supaya tidak
melanggar syari‟at Islam.
121
122
DAFTAR PUSTAKA
„Abdul Hamid Al Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2001.
„Adil Fathi „Abdulloh, Sudah Islamkah Keluarga Anda?, Darul Iman, Wacana Ilmiah Press, 2007.
Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta Pustaka
Amani, 1995.
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Al-Ghazali, Membangun Moral, Surabaya: Al-Ikhlas, 1996.
AL-Ustadz Umar Baradja, Bimbingan Akhlak, Surabaya: Pustaka Progressif,
1997.
Departemen Agama RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya. PT. Sygma Examedia Arkanleema.
Departemen Agama. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Halim
Publishing dan Distribusing.
123
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: Rajawali
Pers, 2012.
Faridah, Studi tentang Pembinaan Akhlak Anak di Panti Aasuhan Al-ikhlas Ampenan Kotamadya Mataram, Skripsi, PAI, IAIN Mataram, 1997.
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Futucha-Turisqoh.blogspot.com/Peranan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak
Dalam Persfektif Pendidikan Islam, di Ambil pada Minggu 23 April 2017 pada Jam 11.34.
Haqiqi Alif, Masa Remaja Penuh Sensasi, Jombang: PT. Lintas Mulia.
Hardianti, Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pergaulan Bebas Remaja
di Dusun Dasan Agung Lebe Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah, Skripsi, BKI, IAIN Mataram, 2015.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
https://tutorialkangasep wordpress.com/ Pengaruh Akhlak Terhadap Siswa, Di ambil pada Jam 22.43/Sabtu 22 April 2017.
Idrus H.A, Akhlakul Karimah, Solo: Cv. Aneka, 1996.
Imam Al-Ghazali, Etika Bergaul, Jakarta: Pustaka Amani.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press,
2011. Jalaluddin Rakhmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994.
Kartini Kartono, Psikologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, PT. Rajawali : Jakarta, 1986.
124
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 1983.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.
M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003.
Mohammad Ali dkk. Psikologi Remaja, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009.
Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Solo:Pustaka Arafah.
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press, 2003.
Musthafa Muhammad Tahhan, Muslim Ideal Masa Kini, Jakarta: Cendekia
Sentra Muslim, 1996.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Nurul Jannah, Pengaruh Lingkungan Sosial Keagamaan Terhadap Akhlak Remaja di Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok Tengah Skripsi, PAI, IAIN Mataram, 1998.
Ramayulis, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia,
1987.
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia.
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Sjarkawi, Pembentukan Keperibadian Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Slamet Santoso. Teori-Teori Psikologi Sosial, Surabaya: Reflika Aditama. 2010.
Sri Lestari, Psikologi Keluarga, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013.
Sudarsono, Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
125
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D, Bandung:
Alfabeta, 2011. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Griya,
2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik dan Teori, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Suryadi.blogspot.com. keluarga dalam pandangan islam . diambil pada hari kamis/ 23 februari 2017/ pukul 22.56.
Syamsul Yusuf LN. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Taufik Abdullah, Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia, 1994.
Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Bagaimana Menjadi Istri
Shalihah dan Ibu Yang Sukses, Jakarta: Darul-Akhilla, 1417 H.
WWW. Wirantaprawira.de. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Perkawinan. diambil pada hari jum‟at/ 24 februari 2017/ pukul 01.30. Zahruddin AR dan Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
126
LAMPIRAN-LAMPIRA
127
128
129
Lampiran 2
Daftar Nama Responden
NO.
Nama
Keterangan
1
Bapak Sahar
Orang Tua Remaja
2
Bapak Nuriman
Orang Tua Remaja
3
Ibu Repot
Orang Tua Remaja
4
Bapak Udin
Orang Tua Remaja
5
Bapak Taufik
Orang Tua Remaja
6
Ibu Samiah
Orang Tua Remaja
7
Bapak Unggah
Orang Tua Remaja
8
Bapak Natsir
Orang Tua Remaja
9
Bapak Nasrudin
Orang Tua Remaja
10
Ibu Novi
Orang Tua Remaja
11
Ibu Murni
Orang Tua Remaja
12
Ibu Saonah
Orang Tua Remaja
13
Bapak Imron
Orang Tua Remaja
14
Ibu Nurhayati
Orang Tua Remaja
15
Ibu Rauhun
Orang Tua Remaja
16
Ibu Senah
Orang Tua Remaja
17
Bapak Saeful
Orang Tua Remaja
18
Bapak Ismail
Orang Tua Remaja
130
19
Bapak Arif
Orang Tua Remaja
20
Bapak Nusiah
Orang Tua Remaja
21
Ibu Misrah
Orang Tua Remaja
22
Novita
Remaja
23
Ali Akbar
Remaja
24
Syahrul
Remaja
25
Luluk
Remaja
26
Syukron
Remaja
27
Bayu
Remaja
28
Riyan
Remaja
29
Saefuddin
Remaja
30
Edy
Remaja
31
Dian
Remaja
32
Hendri
Remaja
33
Budi
Remaja
34
Bilal
Remaja
35
Hasan
Remaja
131
Lampiran 3
HASIL TRANSKRIF WAWANCARA
Implementasi Fungsi Keluarga dalam Membina Akhlak Remaja di
Dusun Langko Lauk Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2016.
Dengan Ibu Rauhun (Orang Tua Salah Satu Remaja Dusun Langko Lauk Desa
Langko)
Tanggal
Pertanyaan
Jawaban
27 Maret 2017
1. Bagaimana hubungan ibu dengan anak remaja ibu?
2. Apakah ibu sering mengawasi anak ibu
ketika ia bergaul? 3. Apakah dia sering
membantu pekerjaan
ibu? 4. Misalnya kegiatan
seperti apa? 5. Apakah ibu
mewajibkannya
membantu pekerjaan ibu?
6. Apakah dia pernah mengeluh atau ir i dengan teman-
temannya yang lain?
1. Baik-baik saja. 2. Tidak terlalu sering
karena saya tidak
mau membuatnya tidak nyaman.
3. Selalu, kecuali kalau dia ada kegiatan yang tidak bisa
ditinggalkan. 4. Misalnya: sekolah,
ngaji atau dia ingin pergi bersama teman-temannya,
saya tidak pernah memaksakannya
untuk membantu saya.
5. Bukannya saya
mewajibkan tapi saya hanya ingin
membiasakannya supaya ketika dia besar dia tidak
menjadi anak yang tidak mau bekerja
atau manaja. 6. Sepertinya tidak
pernah, karena
setiap saya meminta bantuannya dia
132
terlihat begitu menurut kepada
saya. Tapi saya tidak tau bagaimana di dalam hatinya.
29 Maret 2017
1. Apakah ibu mengena l teman-temannya
bergaul? 2. Apakah teman-
temannya sering mencarinya ke rumah?
3. Apakah dia pernah
berbicara kasar atau berbicara dengan nada
yang tingga terhadap orang tuanya?
1. Saya mengenal semua teman-
temannya yang rumahnya masih
sekitaran sini, tapi kalau teman-temannya yang
berasal dari luar desa saya hanya tau
beberapa saja yang biasa-biasa ke rumah sama anak saya.
2. Beberapa teman yang sering
mencarinya ke rumah palingan hanya teman-teman
yang di dekat rumah ketika mengajaknya pergi yasinan bareng
atau gotong royong dll.
3. Tidak pernah. Karena dia sendiri yang mengatakan
kalau dia sangat menghormati kedua
orang tuanya. Dia takut di sebut sebagai anak yang
durhaka kepada orang tuanya.
133
2 April 2017
1. Apakah anak ibu termasuk remaja yang
terbuka terhadap ibu atau saudaranya mengenai ketika ada
masalah yang dia hadapi?
2. Apakah ibu bangga dengan anak remaja ibu?
3. Apa yang membuat ibu bangga kepada
anak remaja ibu?
1. Bisa dikatan iya. Tapi sepertinya dia
memilih milih mana hal yang perlu dia ceritakan atau tidak,
dia paling sering bercerita tentang
teman-temannya di sekolah, kalau masalah peribadi dia
termasuk jarang membahasnya.
2. iya. 3. Saya bangga dan
bersyukur karena dia
tumbuh menjadi anak yang penurut
dan tidak pernah minder dengen pekerjaan orang
tuanya seperti kebanyakan remaja
lainnya.
134
Lampiran 4
135
Lampiran 5