21
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017 (Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif) NASKAH PUBLIKASI Oleh: ENDRIZAL EFENDI NIM: 100565201145 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNG PINANG 2017

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008

TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017

(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

ENDRIZAL EFENDI

NIM: 100565201145

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008

TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017

(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008

Pasal 11 Tentang Promosi Budaya dan Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017 dan sejauh mana

perkembangannya.

Adapun untuk melihat penerapan implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008 Pasal 11

Tentang Promosi Budaya dan Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017 dan dapat diukur tingkat

keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosiokultur yang

mengada dilevel pelaksana kebijakan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode ini memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-

fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian

menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi yang akurat.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif melalui wawancara dari

informan dan hasil dokumentasi sesuai dengan indikator yang digunakan. Data dan informasi yang

bersifat kualitatif tersebut selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian

yang telah dirumuskan sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harusnya

dilandasi oleh pengembangan potensi kreatifnya, sehingga mereka terlatih dan terberdayakan untuk

menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas. Pengetahuan dan kreativitas inilah yang menjadi

faktor utama dalam industri kreatif, yaitu melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru.

Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008

TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017

(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRACT

This research aims to know the policies of the regulatory region number 6 year 2008 section

11about the promotion of culture and tourism of the city of Tanjungpinang 2017 and the axtent of the

of its development.

With regard to see the policies of the regulatory region number 6 year 2008 section 11about the

promotion of culture and tourism of the city of Tanjungpinang 2017 and the axtent of the of its

development and measurable indicators of success are based on the level of the implementing of

policies.

The research methods used in this research is qualitative descriptive methods. This method

focuses on the problem that exist at the time the research done that is then describe the actual facts

about the problems invertigated accompanied by interpretation. Technique of data analysis in this

study is the analysis of qualitative data through interviews of informants and documentation in

accordance with the indicators used.

Technical data analysis in this study is the analysis of qualitative data through interviews of

from informants and documentation in accordance with the indicators used. Data and information the

approximate futher interpreted by the auther according to the purpose research that has been

formulated previously.

Based on the results of the based on the results of the research of creative industry development

competitive should Indonesia competitive should be enshrined in their creative potential of

development, so they are trained and the toughest will be to grow up knowledge and creativity. It is

knowledge and creativity are becoming the main factors in the creative industries, doing something

different and something new.

Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008

TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017

(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)

Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh

pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan

Indonesia khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Pariwisata di Indonesia merupakan

salah satu sektor ekonomi penting. Di samping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata adalah

wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran. Dalam perekonomian nasional,

pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan

melalui penerimaan devisa. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat,

terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan.

Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya, baik wisata bahari maupun

wisata sejarah, dan wisata kebudayaan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya suku budaya yang ada di

Provinsi Kepulauan Riau, baik dari budaya lokal maupun budaya luar, budaya lokal bisa kita lihat

dengan berkembangnya budaya melayu dan budaya-budaya dari suku-suku lainnya yang ada di

indonesia yang masuk ke Provinsi Kepualauan Riau, seperti Budaya Jawa, Batak, Sunda, Bugis,

Minangkabau dan Budaya Suku Lainnya, dan di tambah dengan masuknya Budaya dari Luar, Seperti

Budaya Thionghoa yang sudah diakui di Indonesia. Keberagaman kebudayaan terbentuk bukan dengan

sendirinya. Fakor utama pembentuk keberagaman adalah manusia yang memiliki kebudayaan tersebut.

Seperti daerah lainnya yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, kebudayaan-kebudayaan ini juga

berkembang di Kota Tanjungpinang. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan ini juga

bermetaforsis dan berkembang, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya acara-acara seremonial yang di

Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

lakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang setiap ada peringatan-peringatan kebudayaan tersebut,

seperti Kenduri Seni Melayu, Cap Go Meh, Festifal Sungai Carang, Tanjungpinang Fashion Carnival.

Kepariwisataan di Kota Tanjungpinang memiliki kelebihan tersendiri yang perlu penanganan

dan perhatian lebih optimal dari seluruh elemen pemerintah dan pihak swasta. Potensi pariwisata

Tanjungpinang dapat dibagi dalam wisata sejarah, wisata religi, dan wisata kuliner. Sebagai bekas

pusat kerajaan Johor-Riau, Tanjungpinang banyak menyimpan dan memiliki benda bersejarah

peninggalan masa lalu yang tersebar di beberapa wilayah Kota Tanjungpinang. Terlebih pulau

penyengat, dengan segala peninggalan sejarah di dalamnya, telah ditetapkan sebagai warisan budaya

nasional. Penyengat merupakan objek wisata yang mampu mengundang kedatangan wisatawan

mancanegara dan wisatawan domestik ke Tanjungpinang.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepriwisataan, Pariwisata sudah di akui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai

indicator, seperti sumbanagan terhadapa pendapat dunia dan banyaknya tenaga kerja yang di serap.

Bahkan ada beberapa daerah yang tadinya terbelakang menjadi maju dan terkenal setelah Industri

Pariwisatanya di kelola secara baik oleh Pemerintah dan masyrakat, seperti Puau Belitung yang

terkenal dengan Negeri laskar Pelanginya.

Wahab (2003) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja peningkatan

penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.Sebagai sektor yang

kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata,

penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industry.

Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta

bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan

mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri atau ekonomi kreatif sama sekali

tidak dapat dipisahkan dari industri itu sendiri. Namun ekonomi kreatif lebih berperan pada bagaimana

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

proses menciptakan suatu produk industri memiliki nilai jual yang lebih tinggi, karena ada unsur

kreativitas di dalamnya.

Untuk peran serta Pemerintah Daerah dan Kebijakan tentang pariwisata juga di harapkan

mampu menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif di Daerah tersebut, termasuk di kota Tanjungpinang.

Karena pertimbangan itulah, Penulis melakukan Observasi terhadap permasalahan yang di hadapi oleh

Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam mengimplementasikan Kebijakkan Pariwisata di Kota Tanjung

Pinang terhadap perkembangan Ekonomi Kreatif.

Perumusan Masalah

Berdasarkan Uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah yang ingin di teliti, yaitu

bagaimanakah implementasi kebijakan Perda nomor 6 tahun 2008 pasal 11 tentang promosi budaya dan

pariwisata kota Tanjungpinang 2017?

Landasan Teori

Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada

masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan (Gaffar,

2009: 295). Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Depdikbud, 2008: 275).

Biasanya Implementasi dirumuskan setelah adanya keputusan tentang Kebijakan yang jelas, Daniel A.

Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1979) yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab, menjelaskan makna

implementasi ini denganmengatakan bahwa: memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah

suatuprogram dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan,

yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman

kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian kejadian (Solichin Abdul Wahab,

2003: 64-65).

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Lebih rinci bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi kreatif di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1) Periklanan (Advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni

komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi,

dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi

periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye

relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan majalah) dan

elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran,

pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising

materials or samples, serta penyewaan kolom untuk iklan;

2) Arsitektur : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik

dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro

(detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi,

konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi

kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal;

3) Pasar Barang Seni : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli,

unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri,

toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan,

kerajinan, automobile, dan film;

4) Kerajinan (craft) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk

yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses

penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga,

serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu,

dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya

hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal);

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

5) Desain : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk,

desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan

dan jasa pengepakan;

6) Fesyen (fashion) : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,

dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini

produk berikut distribusi produk fesyen;

7) Video, Film dan Fotografi : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film,

dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan

skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film;

8) Permainan Interaktif (game) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan

distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga

sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi;

9) Musik : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,

reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara;

10) Seni Pertunjukkan (showbiz) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan

konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian

kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan

pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan;

11) Penerbitan dan Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan

penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita

dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas,

blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat

terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto,

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang

cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film;

12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software) : kegiatan kreatif yang terkait dengan

pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data,

pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis

sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta

desain portal termasuk perawatannya;

13) Televisi & Radio (broadcasting) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment,

dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station

relay (pemancar) siaran radio dan televisi;

Riset dan Pengembangan (R&D) : kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif

yangmenawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmudan

teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru,

metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhikebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan

dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa

konsultansi bisnis dan manajemen.

Implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008 Pasal 11 Tentang Promosi Budaya dan

Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017

Perekonomian di Indonesia sekarang ini mulai berubah, banyak orang yang memanfaatkan

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang tadinya baik namun berakibat negatif. Akan tetapi Negara

Indonesia sudah mulai mengetahui tentang apa itu Ekonomi Kreatif yang positif. Informasi mengenai

Perkembembangan Ekonomi Kreatif yang Positif di Indonesia dari berbagai sumber masyarakat

indonesia mengetahui perlunya Pengembangan Ekonomi Kreatif positif di Indonesia.

Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas

dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbaru.

Ukuran dan kebijakan dapat memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan sekaligus menciptakan

iklim-bisnis yang positif. Selain itu juga, Kota Tanjungpinang dapat dijadikan sebagai alas produksi

bagi pelaku usaha, seperti yang tercantum dalam perda no.6 tahun 2008 tentang pariwisata.

Proses Bisnis yang Dijalankan

Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok

orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh

keuntungan/ laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau

keuntungan (profit). Di Kota Tanjungpinang terdapat banyak perusahaan yang menjual barang dan jasa.

Ekonomi kreatif kota tanjungpinang tergantung pada pariwisata sebagai ikon atau ciri khas kota

tersebut.

Selain itu juga, yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha yang sedang berjalan di Kota

Tanjungpinang ini adalah memikirkan prospek yang tepat dalam bidang usaha.

“.....banyak usaha yang sedang berjalan di kota tanjungpinnag ini tetapi tidak sesuai dengan

prospek yang dijalankan atau tidak sejalan. Saya bisnis di bidang las ini karena prospek yang saya

pikirkan ke depannya bakalan banyak orang yang membutuhkan hasil dari las besi ini. Sebagai contoh,

trail pintu, jendela, membuat pagar. Itu semua dari hasil las besi ini. Tapi kembali kepada orangnya

lagi. Kalau saya sudah saya pikirkan baik-baik apa yang harus saya lakukan.. ...” (bengkel ganda las,

wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)

Berdasarkan jawaban yang disampaikan oleh informan, bahwa prospek yang akan dicapai oleh

elaku usaha harus diperhatikan dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian prospek adalah kemungkinan dan harapan. Secara sederhana, definisi ini berarti jika prospek

adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam suatu hal sehingga berpotensi menimbulkan dampak

tertentu. Suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang

akan datang yang berhunbungan dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan.

Implementasi Pelaksana Kebijakan

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Informasi mengenai tujuan kebijakan disampaikan kepada pelaksana kebijakan dan kepada

kelompok sasaran serta pihak yang terkait. Dimensi kejelasan menghendaki agar informasi yang jelas

dan mudah dipahami, selain itu untuk menghindari kesalahan interpretasi dari pelaksana kebijakan,

kelompok sasaran maupun pihak yang terkait dalam implementasi kebijakan. Jika para pengusaha

sudah mengetahui tujuan kebijakan perda ini maka diharapkan agar Peraturan Daerah Kota

Tanjungpinang Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Usaha Pariwisata Kota Tanjungpinang yang

disampaikan harus konsisten sehingga tidak menimbulkan kebingungan pelaksana kebijakan, kelompok

sasaran maupun pihak terkait.

Kebijakan dari Dinas Terkait

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan berbeda dengan peraturan

dan hukum. kebijakan publik adalah suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada tujuan tertentu yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu yang saling berkaitan yang memengaruhi sebagian besar warga

masyarakat. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta,

serta individu. Kebijakan yang telah diambil, dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang

memobilisasi sumber daya finansial dan manusia.

Seperti halnya yang terjadi pada kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah mengenai

peraturan-peraturan yang ditetapkan. Begitu juga dengan pemerintah daerah yang membuat peraturan

berdasarkan rujukan atau juknis dari undang-uandang yang berlaku. Termasuk ke dalam ekonomi

kreatif yang dibina oleh dinas pariwisata. Untuk menjadikan hal ini menarik, tentu dibutuhkan tolak

ukur yang sangat dalam.

Berdasarkan jawaban dari informan, ada beberapa kebijakan yang harus diterapkan pada saat

menjalankan bisnis ekonomi kreatif ini. Seperti halnya jawaban informan berikut ini:

”....ada edaran yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai jam buka toko, hari libur, dan

tutup toko, kemudian seingat saya ada juga mengenai sistem gaji.. ...”(G dan Q Colection, wawancara

dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Di sini pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang

memiliki potensi, harkat, dan martabat. Untuk memajukan suatu daerah, khususnya Kota

Tanjungpinang harus merata dan adil tanpa memandang bisnis apa saya yang sedang dijalankan oleh

pelaku usaha.

Sumber Daya

Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu

dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber

dayaada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber

daya yang kekal (selalu tetap). Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat

penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM

juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa

manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk

mencapai tujuan organisasi itu.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang merupakan salah satu instansi

pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan

meningkatkan potensi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan jawaban informan dan dari

observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kota Tanjungpinang sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat

menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dengan melakukan beberapa

kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang.

Pencarian Pelanggan/ Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan. Dalam dunia ekonomi kreatif, antara penjual dan pembeli tidak bisa saling dilepaskan.

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan

pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa

mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk

menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

”....dalam proses yang berjalan, saya hanya mengharapkan kesediaan pada rezeki saja yang

menghampiri. Dari rezeki itu saya yakin, banyak pelangann saya yang datang tanpa saya harus

membuat brosur, surat-suratan atau apapun itu.....”( kedai ibu siti, wawancara dilaksanakan tanggal

23 Februari 2017)

Berdasarkan jawaban dari informan, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan informasi

kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota

Tanjungpinang dan Pariwisata Kota Tanjungpinang semua sudah berjalan cukup baik karena selama ini

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang sudah memberikan sosialisasi, memasang

brosur, serta mengikuti pameran-pameran yang ada. Namun disisi lain banyak juga yang harusnya

menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang dan Pariwisata

seperti mengaktifkan kembali website yang telah ada, memperbaharui setiap berita yang ada, dan

menyediakan media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat berkenaan dengan tempat wisata

yang ada di Kota Tanjungpinang.

Realisasi Sumber Daya Manusia

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang merupakan salah satu instansi

pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan

meningkatkan potensi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan jawaban informan dan dari

observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kota Tanjungpinang sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat

menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dengan melakukan beberapa

kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang.

Page 14: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Persaingan Bisnis

Dalam ekonomi, persaingan atau kompetisi adalah bersaingnya para penjual yang sama-sama

berusaha mendapatkan keuntungan, pangsa pasar, dan jumlah penjualan. Para penjual biasanya

berusaha mengungguli per-saingan dengan membedakan harga, produk, distribusi dan promosi.

Promosi adalah suatu aktivitas komunikasi dari pemilik produk atau jasa yang ditujukan kepada

masyarakat, dengan tujuan supaya produk atau jasa, merek dan nama perusahaan dapat dikenal

masyarakat sekaligus mempengaruhi masyarakat supaya mau membeli serta menggunakan produk atau

jasa perusahaan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa jawaban yang hampir

serupa dari informan.

”...Dalam proses bisnis, persaingan pasti terjadi. Untuk menaggulangi hal ini, saya selalu

menyikapi hal ini dengan biasa. Persaingan ini hanya membuat tantangan saya untuk lebih giat

lagi...... ”(Rajawali furniture., wawancara dilaksanakan tanggal 24 Februari 2017)

Promosi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meyampaikan informasi mengenai produk atau

jasa kepada pasar, sehingga produk atau jasa tersebut dapat dikenal dan mendorong konsumen untuk

membeli serta menggunakannya. Promosi juga sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai

kelebihan, kegunaan produk dan dimana produk tersebut dapat diperolehnya.

Adapun tujuan dari promosi yang diantaranya sebagai berikut ini:

1) Untuk menyebarkan informasi produk atau jasa perusahaan kepada pasar.

2) Untuk memperoleh konsumen baru dan menjaga kesetiaan dari konsumen. Jadi konsumen tetap

setia untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan.

3) Untuk meningkatkan penjualan sehingga pendapatan perusahaan meningkat.

4) Untuk memberi pembeda dan mengunggulkan produk perusahaan dibanding dengan produk

para pesaing.

5) Dan untuk membentuk citra produk ataupun jasa dan nama perusahaan dimata para konsumen.

Page 15: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Karakteristik Agen Pelaksana

Setelah dilakukan wawancara dengan seluruh informan maka dapat dianalisa bahwa dalam

memberikan informasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dinas Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinangdan Pariwisata Kota Tanjungpinang semua sudah berjalan cukup

baik karena selama ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinangsudah memberikan

sosialisasi, memasang brosur, serta mengikuti pameran-pameran yang ada. Namun disisi lain banyak

juga yang harusnya menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota

Tanjungpinangdan Pariwisata seperti mengaktifkan kembali website yang telah ada, memperbaharui

setiap berita yang ada, dan menyediakan media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat berkenaan

dengan tempat wisata yang ada di Kota Tanjungpinang.

Kekuatan Bisnis

Pengusaha untuk fokus menjadi ahli strategi bisnis yang memang menjadi tuntutan setiap orang

dimana persaingan akan semakin tinggi. Persaingan ini adalah sesuatu yang pasti dalam lingkungan

bisnis yang pastinya akan dihadapi oleh entrepreneur dalam konteks bagaimana persaingan menjadi

peluang yang akan memberikan superior value pada bisnis. Hal ini akan menjadi point dimana

entrepreneur harus menjadi tetap lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa jawaban yang dapat

peneliti simpulkan untuk memperkuat statement mengenai kekuatan bisnis ini, yaitu sebagai berikut:

”Pada prosesnya, bisnis yang sedang dijalankan ini menjadi paduan utama dalam kehidupan

saya. Banyak hal yang saya perjuangkan dalam menjalankan bisnis ini. Kekuatan yang saya punya

hanya rasa percaya diri, terkadang bisnis itu ada yang berhasil ada juga yang tidak berhasil. Tetapi,

tergantung pada proses bisnis yang dijalankan. Prospek yang saya jalankan ini saya rasa cukup

memadai....”(Toko yuni jaya., wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh entrepreneur untuk membangun kekuatan bisnis

dalam bisnis itu sendiri. Yaitu sebagai berikut:

1. Mendalami bisnis dengan baik

Page 16: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Entrepreneur harus bisa mendalami kembali bisnis yang dijalankan. Jangan lupa, untuk mendalami

bisnis itu sendiri. Itu waktunya entrepreneur untuk fokus dalam mendalami bisnis dengan baik.

2. Membangun kekuatan diri entrepreneur

Entrepreneur sebagai seorang yang unggul dalam bisnis sehingga waktunya entrepreneur untuk fokus

pada kekuatan diri sendiri. Jangan sampai entrepreneur tidak tidak pahami apa kekuatan mereka.

Ketika sudah didengar, bangun terus kekuatan diri.

3. Melihat perubahan lingkungan bisnis

Untuk sukses dalam bisnis, entrepreneur harus benar-benar memiliki pemahaman yang baik tentang

perubahan lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan dalam konteks internal dan eksternal.

4. Menghubungkan peluang dengan bisnis dan memilih strategi bisnis

Lihat hubungan antara lingkungan bisnis dengan perusahahaan sehingga ambil sebuah pilihan

terbaikyang merupakan sebuah strategi bisnis. Ini penting bagi setiap entrepreneur dalam berbisnis.

5. Membuat program yang relevan dengan pemanfaatan peluang dari lingkungan.

Strategi yang sudah dibuat harus diturunkan ke dalam program keuangan, pemasaran, operasi, sumber

daya manusia dan bahkan IT bagi para entrepreneur.

6. Evaluasi

Entrepreneur harus memeprsiapkan evaluasi secara berkala untuk melihat bagaimana hasil dari capaian

dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan pada tahapan rencana bisnis.

7. Perbaikan terus menerus

Lakukan perbaikan terus menerus dimana entrepreneur harus melakukan hal-hal yang berhubungan

dengan masalah dan kemudian lakuan action. Itu yang paling penting karena hasil dari strategi itu

adalah bersifat jangka panjang.

Lingkungan

Page 17: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

Arahan kepada masyarakat sangat penting untuk diperhatikan agar dapat memberikan kontribusi

yang besar bagi peningkatan di bidang pariwisata khususnya di Kota Tanjungpinang yang mana dengan

adanya pengarahan tersebut masyarakat diharap dapat menjaga lingkungan serta aset wisata yang ada

yang nantinya dapat memberikan dampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisata di daerah Kota

Tanjungpinang.

Penyuluhan dari Dinas Terkait

Ekonomi adalah suatu ilmu yang mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan

kebutuhan hidup manusia. Saat ini biasanya ekonomi selalu dihubungkan dengan uang. Itu memang

benar, tetapi uang hanyalah salah satu bagian kecil dari perekonomian, meskipun ia menjadi sesuatu

yang vital dan penting. Bahkan saking vitalnya peranan uang, maka masyarakat umum sering salah

mengartikan bahwa ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang uang.

Dalam hal ini, penyuluhan yang diselengarakan oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif Kota

Tanjungpinang harus merata dan didapatkan oleh semua pelaku ekonomi kreatif.

”...Kami belum ada terima penyuluhan atau sosialisasi dari dinas, mungkin sudah terlaksana

dari dinas, tapi kami belum ada terima ..”(Toko yuni jaya., wawancara dilaksanakan tanggal 18

Februari 2017)

Peneliti dapat jawaban yang didapat dari dinas pariwisata kota tanjungpinang, yaitu sebagai

berikut:

”Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang ada memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada

pelaku usaha ekonomi kreatif. Tetapi tidak semua yang dibina atau di bawah bimbingan Dinas

Pariwisata. Hal ini terjadi karena fokus bimbingan atau penyuluhan secara berkala itu hanya kepada

pelaku ekonomi yang mengatasnamakan icon/ tanda kota Tanjungpinang. Seperti, kuliner,

pertunjukan, dan fashion...”( Hatta. S. Ka. Bidang Sektor Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata TPI,

wawancara dilaksanakan tanggal 27 Februari 2017)

Berdasarkan jawaban yang didapat dari peneliti dari berberapa informan bahwa, dinas

pariwisata dan ekonomi kreatif belum merata memberikan penyuluhan mengenai ekonomi kreatif

Page 18: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

diberbagai daerah yang ada di kota Tanjungpinang ini. Hal ini disikapi sempurna oleh pelaku usaha

yang siap untuk mengikuti sosialisasi jika memang benar-benar ada.

Bantuan dari Dinas Terkait

Pada kenyataannya, pelaku bisnis yang dimaksud oleh dinas tidak selalu mengindahkan hal

yang selalu dipaparkan dalam peraturan daerah nomor 6 tahun 2008 mengenai pariwisata. Ada

beberapa jawaban informan mengenai bantuan yang diberikan oleh dinas terkait, yaitu sebagai berikut:

”Kalau bantuan dari segi materi tidak pernah ada hingga sekarang.. ...”(bengkel ganda las.,

wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)

Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan

berlaku atau dirumuskan merupakan focus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-

kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan

Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan

akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Page 19: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan penelitian ini , maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa:

1. Implemetasi Perda No 6 Tahun 2008 tentang pariwisata merupakan peraturan yang mengatur

tentang bentuk-bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah kota

Tanjungpinang dalam menanggulangi permasalahan ekonomi kreatif, kususnya mengenai

promosi di pasal 11.

2. Dalam pelaksanaanya pemerintah kota Tanjungpinang telah berupaya melakukan kegiatan

pembinaan kepada pelaku bisnis ekonomi kreatif berupa sosialisasi sesuai dengan Perda No 6

Tahun 2008 tentang pariwisata kota Tanjungpinang.

3. Untuk menunjang keberhasilan pelaksaan peraturan daerah No 6 tahun 2008 pemerintah kota

Tanjungpinang melalui dinas pariwisata dan ekonomi kreatif kota Tanjungpinang melakukan

kegiatan-kegiatan demi berjalannya pogram yang dibentuk dengan element-element lainya yang

mendukung kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan ekonomi

kreatif kota Tanjungpinang.

4. Ada beberapa arah dalam pengembangan industri kreatif yaitu dengan menitikberatkann pada

industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry) (2)

lapangan usaha kreatif (industry creative) atau (3) hak kekayaan intelektual seperti hak cipta

(copyright industry). Fondasi industri kreatif adalah sumber daya insani Indonesia. Keunikan

industri kreatif yang menjadi hasil hampir seluruh sektor industri yang terdapat dalam industri

kreatif adalah peran sentral sumber daya insani dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya.

Untuk itu, pengembangan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harusnya dilandasi oleh

pengembangan potensi kreatifnya, sehingga mereka terlatih dan terberdayakan untuk

Page 20: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas. Pengetahuan dan kreativitas inilah yang

menjadi faktor produksi utama di dalam industri kreatif.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti tarik dari pembahasan penelitian ini yaitu sebagai berikut

1. Apabila ingin Indonesia membangun ekonomi kreatif di era persaingan global dan menciptakan

peluang yang banyak dalam dunia industri kreatif haruslah berpikir kreatif yaitu memanfaatkan

keadaan alam atau objek dalam menjalankan proses bisnis yang sedang dijalankan, dan

pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus berperan aktif dengan bertindak inovatif, yaitu

melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru, khususnya Kota Tanjungpinang.

2. Industri Indonesia menyusun agenda pengembangan ekonomi kreatif, dalam bentuk kerangka

strategis pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 perlu disambut baik dan perlu

didorong. Karena bagaimanapun, upaya ini merupakan bagian dari solusi cerdas dalam

mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di era

persaingan global.

Page 21: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya,

DAFTAR PUSTAKA

Bunging, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Gaffar, Afan, (2009). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Cetakan V, Pustaka

Pelajar.

Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Atropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi

Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Riduan. 2015. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik.Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi.

Wahab, Saleh. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT PradnyaParamita.

Wahyu, Teguh. 2004. Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisi Desain, dan

Implementasi.Yokyakarta: Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita

Yoeti, Oka. 2007. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 Tentang Usaha Pariwisata Kota

Tanjungpinang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepriwisataan.

http://assharrefdino.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-pariwisata.html

http://www.pengertiansosial.com/2015/06/pengertian-faktor-contoh-manfaat-keberagaman-budaya-di-

indonesia.html