Upload
duongthien
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008
TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017
(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ENDRIZAL EFENDI
NIM: 100565201145
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2017
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008
TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017
(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008
Pasal 11 Tentang Promosi Budaya dan Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017 dan sejauh mana
perkembangannya.
Adapun untuk melihat penerapan implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008 Pasal 11
Tentang Promosi Budaya dan Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017 dan dapat diukur tingkat
keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosiokultur yang
mengada dilevel pelaksana kebijakan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode ini memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-
fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi yang akurat.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif melalui wawancara dari
informan dan hasil dokumentasi sesuai dengan indikator yang digunakan. Data dan informasi yang
bersifat kualitatif tersebut selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harusnya
dilandasi oleh pengembangan potensi kreatifnya, sehingga mereka terlatih dan terberdayakan untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas. Pengetahuan dan kreativitas inilah yang menjadi
faktor utama dalam industri kreatif, yaitu melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008
TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017
(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH
ABSTRACT
This research aims to know the policies of the regulatory region number 6 year 2008 section
11about the promotion of culture and tourism of the city of Tanjungpinang 2017 and the axtent of the
of its development.
With regard to see the policies of the regulatory region number 6 year 2008 section 11about the
promotion of culture and tourism of the city of Tanjungpinang 2017 and the axtent of the of its
development and measurable indicators of success are based on the level of the implementing of
policies.
The research methods used in this research is qualitative descriptive methods. This method
focuses on the problem that exist at the time the research done that is then describe the actual facts
about the problems invertigated accompanied by interpretation. Technique of data analysis in this
study is the analysis of qualitative data through interviews of informants and documentation in
accordance with the indicators used.
Technical data analysis in this study is the analysis of qualitative data through interviews of
from informants and documentation in accordance with the indicators used. Data and information the
approximate futher interpreted by the auther according to the purpose research that has been
formulated previously.
Based on the results of the based on the results of the research of creative industry development
competitive should Indonesia competitive should be enshrined in their creative potential of
development, so they are trained and the toughest will be to grow up knowledge and creativity. It is
knowledge and creativity are becoming the main factors in the creative industries, doing something
different and something new.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDA NO 6 TAHUN 2008
TENTANG USAHA PARIWISATA KOTA TANJUNGPINANG 2017
(Studi Kasus di Sektor Ekonomi Kreatif)
Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh
pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan
Indonesia khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Pariwisata di Indonesia merupakan
salah satu sektor ekonomi penting. Di samping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata adalah
wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran. Dalam perekonomian nasional,
pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan
melalui penerimaan devisa. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat,
terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan.
Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan destinasi wisatanya, baik wisata bahari maupun
wisata sejarah, dan wisata kebudayaan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya suku budaya yang ada di
Provinsi Kepulauan Riau, baik dari budaya lokal maupun budaya luar, budaya lokal bisa kita lihat
dengan berkembangnya budaya melayu dan budaya-budaya dari suku-suku lainnya yang ada di
indonesia yang masuk ke Provinsi Kepualauan Riau, seperti Budaya Jawa, Batak, Sunda, Bugis,
Minangkabau dan Budaya Suku Lainnya, dan di tambah dengan masuknya Budaya dari Luar, Seperti
Budaya Thionghoa yang sudah diakui di Indonesia. Keberagaman kebudayaan terbentuk bukan dengan
sendirinya. Fakor utama pembentuk keberagaman adalah manusia yang memiliki kebudayaan tersebut.
Seperti daerah lainnya yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, kebudayaan-kebudayaan ini juga
berkembang di Kota Tanjungpinang. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan ini juga
bermetaforsis dan berkembang, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya acara-acara seremonial yang di
lakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang setiap ada peringatan-peringatan kebudayaan tersebut,
seperti Kenduri Seni Melayu, Cap Go Meh, Festifal Sungai Carang, Tanjungpinang Fashion Carnival.
Kepariwisataan di Kota Tanjungpinang memiliki kelebihan tersendiri yang perlu penanganan
dan perhatian lebih optimal dari seluruh elemen pemerintah dan pihak swasta. Potensi pariwisata
Tanjungpinang dapat dibagi dalam wisata sejarah, wisata religi, dan wisata kuliner. Sebagai bekas
pusat kerajaan Johor-Riau, Tanjungpinang banyak menyimpan dan memiliki benda bersejarah
peninggalan masa lalu yang tersebar di beberapa wilayah Kota Tanjungpinang. Terlebih pulau
penyengat, dengan segala peninggalan sejarah di dalamnya, telah ditetapkan sebagai warisan budaya
nasional. Penyengat merupakan objek wisata yang mampu mengundang kedatangan wisatawan
mancanegara dan wisatawan domestik ke Tanjungpinang.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepriwisataan, Pariwisata sudah di akui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai
indicator, seperti sumbanagan terhadapa pendapat dunia dan banyaknya tenaga kerja yang di serap.
Bahkan ada beberapa daerah yang tadinya terbelakang menjadi maju dan terkenal setelah Industri
Pariwisatanya di kelola secara baik oleh Pemerintah dan masyrakat, seperti Puau Belitung yang
terkenal dengan Negeri laskar Pelanginya.
Wahab (2003) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja peningkatan
penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.Sebagai sektor yang
kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata,
penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industry.
Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri atau ekonomi kreatif sama sekali
tidak dapat dipisahkan dari industri itu sendiri. Namun ekonomi kreatif lebih berperan pada bagaimana
proses menciptakan suatu produk industri memiliki nilai jual yang lebih tinggi, karena ada unsur
kreativitas di dalamnya.
Untuk peran serta Pemerintah Daerah dan Kebijakan tentang pariwisata juga di harapkan
mampu menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif di Daerah tersebut, termasuk di kota Tanjungpinang.
Karena pertimbangan itulah, Penulis melakukan Observasi terhadap permasalahan yang di hadapi oleh
Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam mengimplementasikan Kebijakkan Pariwisata di Kota Tanjung
Pinang terhadap perkembangan Ekonomi Kreatif.
Perumusan Masalah
Berdasarkan Uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah yang ingin di teliti, yaitu
bagaimanakah implementasi kebijakan Perda nomor 6 tahun 2008 pasal 11 tentang promosi budaya dan
pariwisata kota Tanjungpinang 2017?
Landasan Teori
Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan (Gaffar,
2009: 295). Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Depdikbud, 2008: 275).
Biasanya Implementasi dirumuskan setelah adanya keputusan tentang Kebijakan yang jelas, Daniel A.
Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1979) yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab, menjelaskan makna
implementasi ini denganmengatakan bahwa: memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah
suatuprogram dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan,
yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman
kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk
menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian kejadian (Solichin Abdul Wahab,
2003: 64-65).
Lebih rinci bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi kreatif di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1) Periklanan (Advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni
komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi,
dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi
periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye
relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan majalah) dan
elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran,
pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising
materials or samples, serta penyewaan kolom untuk iklan;
2) Arsitektur : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik
dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro
(detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi,
konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi
kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal;
3) Pasar Barang Seni : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli,
unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri,
toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan,
kerajinan, automobile, dan film;
4) Kerajinan (craft) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk
yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses
penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga,
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu,
dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya
hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal);
5) Desain : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk,
desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan
dan jasa pengepakan;
6) Fesyen (fashion) : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini
produk berikut distribusi produk fesyen;
7) Video, Film dan Fotografi : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film,
dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan
skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film;
8) Permainan Interaktif (game) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga
sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi;
9) Musik : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara;
10) Seni Pertunjukkan (showbiz) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan
konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan
pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan;
11) Penerbitan dan Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan
penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita
dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas,
blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat
terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto,
grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang
cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film;
12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software) : kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data,
pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis
sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta
desain portal termasuk perawatannya;
13) Televisi & Radio (broadcasting) : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment,
dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station
relay (pemancar) siaran radio dan televisi;
Riset dan Pengembangan (R&D) : kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif
yangmenawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmudan
teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru,
metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhikebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan
dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa
konsultansi bisnis dan manajemen.
Implementasi Kebijakan Perda Nomor 6 Tahun 2008 Pasal 11 Tentang Promosi Budaya dan
Pariwisata Kota Tanjungpinang 2017
Perekonomian di Indonesia sekarang ini mulai berubah, banyak orang yang memanfaatkan
Pengembangan Ekonomi Kreatif yang tadinya baik namun berakibat negatif. Akan tetapi Negara
Indonesia sudah mulai mengetahui tentang apa itu Ekonomi Kreatif yang positif. Informasi mengenai
Perkembembangan Ekonomi Kreatif yang Positif di Indonesia dari berbagai sumber masyarakat
indonesia mengetahui perlunya Pengembangan Ekonomi Kreatif positif di Indonesia.
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas
dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbaru.
Ukuran dan kebijakan dapat memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan sekaligus menciptakan
iklim-bisnis yang positif. Selain itu juga, Kota Tanjungpinang dapat dijadikan sebagai alas produksi
bagi pelaku usaha, seperti yang tercantum dalam perda no.6 tahun 2008 tentang pariwisata.
Proses Bisnis yang Dijalankan
Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok
orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh
keuntungan/ laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba atau
keuntungan (profit). Di Kota Tanjungpinang terdapat banyak perusahaan yang menjual barang dan jasa.
Ekonomi kreatif kota tanjungpinang tergantung pada pariwisata sebagai ikon atau ciri khas kota
tersebut.
Selain itu juga, yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha yang sedang berjalan di Kota
Tanjungpinang ini adalah memikirkan prospek yang tepat dalam bidang usaha.
“.....banyak usaha yang sedang berjalan di kota tanjungpinnag ini tetapi tidak sesuai dengan
prospek yang dijalankan atau tidak sejalan. Saya bisnis di bidang las ini karena prospek yang saya
pikirkan ke depannya bakalan banyak orang yang membutuhkan hasil dari las besi ini. Sebagai contoh,
trail pintu, jendela, membuat pagar. Itu semua dari hasil las besi ini. Tapi kembali kepada orangnya
lagi. Kalau saya sudah saya pikirkan baik-baik apa yang harus saya lakukan.. ...” (bengkel ganda las,
wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)
Berdasarkan jawaban yang disampaikan oleh informan, bahwa prospek yang akan dicapai oleh
elaku usaha harus diperhatikan dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pengertian prospek adalah kemungkinan dan harapan. Secara sederhana, definisi ini berarti jika prospek
adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam suatu hal sehingga berpotensi menimbulkan dampak
tertentu. Suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang
akan datang yang berhunbungan dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan.
Implementasi Pelaksana Kebijakan
Informasi mengenai tujuan kebijakan disampaikan kepada pelaksana kebijakan dan kepada
kelompok sasaran serta pihak yang terkait. Dimensi kejelasan menghendaki agar informasi yang jelas
dan mudah dipahami, selain itu untuk menghindari kesalahan interpretasi dari pelaksana kebijakan,
kelompok sasaran maupun pihak yang terkait dalam implementasi kebijakan. Jika para pengusaha
sudah mengetahui tujuan kebijakan perda ini maka diharapkan agar Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Usaha Pariwisata Kota Tanjungpinang yang
disampaikan harus konsisten sehingga tidak menimbulkan kebingungan pelaksana kebijakan, kelompok
sasaran maupun pihak terkait.
Kebijakan dari Dinas Terkait
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan berbeda dengan peraturan
dan hukum. kebijakan publik adalah suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada tujuan tertentu yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu yang saling berkaitan yang memengaruhi sebagian besar warga
masyarakat. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta,
serta individu. Kebijakan yang telah diambil, dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang
memobilisasi sumber daya finansial dan manusia.
Seperti halnya yang terjadi pada kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah mengenai
peraturan-peraturan yang ditetapkan. Begitu juga dengan pemerintah daerah yang membuat peraturan
berdasarkan rujukan atau juknis dari undang-uandang yang berlaku. Termasuk ke dalam ekonomi
kreatif yang dibina oleh dinas pariwisata. Untuk menjadikan hal ini menarik, tentu dibutuhkan tolak
ukur yang sangat dalam.
Berdasarkan jawaban dari informan, ada beberapa kebijakan yang harus diterapkan pada saat
menjalankan bisnis ekonomi kreatif ini. Seperti halnya jawaban informan berikut ini:
”....ada edaran yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai jam buka toko, hari libur, dan
tutup toko, kemudian seingat saya ada juga mengenai sistem gaji.. ...”(G dan Q Colection, wawancara
dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)
Di sini pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang
memiliki potensi, harkat, dan martabat. Untuk memajukan suatu daerah, khususnya Kota
Tanjungpinang harus merata dan adil tanpa memandang bisnis apa saya yang sedang dijalankan oleh
pelaku usaha.
Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu
dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber
dayaada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber
daya yang kekal (selalu tetap). Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa
manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk
mencapai tujuan organisasi itu.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang merupakan salah satu instansi
pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan
meningkatkan potensi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan jawaban informan dan dari
observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kota Tanjungpinang sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat
menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dengan melakukan beberapa
kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang.
Pencarian Pelanggan/ Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Dalam dunia ekonomi kreatif, antara penjual dan pembeli tidak bisa saling dilepaskan.
Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan
pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa
mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk
menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
”....dalam proses yang berjalan, saya hanya mengharapkan kesediaan pada rezeki saja yang
menghampiri. Dari rezeki itu saya yakin, banyak pelangann saya yang datang tanpa saya harus
membuat brosur, surat-suratan atau apapun itu.....”( kedai ibu siti, wawancara dilaksanakan tanggal
23 Februari 2017)
Berdasarkan jawaban dari informan, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan informasi
kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang dan Pariwisata Kota Tanjungpinang semua sudah berjalan cukup baik karena selama ini
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang sudah memberikan sosialisasi, memasang
brosur, serta mengikuti pameran-pameran yang ada. Namun disisi lain banyak juga yang harusnya
menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang dan Pariwisata
seperti mengaktifkan kembali website yang telah ada, memperbaharui setiap berita yang ada, dan
menyediakan media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat berkenaan dengan tempat wisata
yang ada di Kota Tanjungpinang.
Realisasi Sumber Daya Manusia
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang merupakan salah satu instansi
pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan
meningkatkan potensi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan jawaban informan dan dari
observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kota Tanjungpinang sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat
menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dengan melakukan beberapa
kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Tanjungpinang.
Persaingan Bisnis
Dalam ekonomi, persaingan atau kompetisi adalah bersaingnya para penjual yang sama-sama
berusaha mendapatkan keuntungan, pangsa pasar, dan jumlah penjualan. Para penjual biasanya
berusaha mengungguli per-saingan dengan membedakan harga, produk, distribusi dan promosi.
Promosi adalah suatu aktivitas komunikasi dari pemilik produk atau jasa yang ditujukan kepada
masyarakat, dengan tujuan supaya produk atau jasa, merek dan nama perusahaan dapat dikenal
masyarakat sekaligus mempengaruhi masyarakat supaya mau membeli serta menggunakan produk atau
jasa perusahaan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa jawaban yang hampir
serupa dari informan.
”...Dalam proses bisnis, persaingan pasti terjadi. Untuk menaggulangi hal ini, saya selalu
menyikapi hal ini dengan biasa. Persaingan ini hanya membuat tantangan saya untuk lebih giat
lagi...... ”(Rajawali furniture., wawancara dilaksanakan tanggal 24 Februari 2017)
Promosi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meyampaikan informasi mengenai produk atau
jasa kepada pasar, sehingga produk atau jasa tersebut dapat dikenal dan mendorong konsumen untuk
membeli serta menggunakannya. Promosi juga sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai
kelebihan, kegunaan produk dan dimana produk tersebut dapat diperolehnya.
Adapun tujuan dari promosi yang diantaranya sebagai berikut ini:
1) Untuk menyebarkan informasi produk atau jasa perusahaan kepada pasar.
2) Untuk memperoleh konsumen baru dan menjaga kesetiaan dari konsumen. Jadi konsumen tetap
setia untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan.
3) Untuk meningkatkan penjualan sehingga pendapatan perusahaan meningkat.
4) Untuk memberi pembeda dan mengunggulkan produk perusahaan dibanding dengan produk
para pesaing.
5) Dan untuk membentuk citra produk ataupun jasa dan nama perusahaan dimata para konsumen.
Karakteristik Agen Pelaksana
Setelah dilakukan wawancara dengan seluruh informan maka dapat dianalisa bahwa dalam
memberikan informasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinangdan Pariwisata Kota Tanjungpinang semua sudah berjalan cukup
baik karena selama ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinangsudah memberikan
sosialisasi, memasang brosur, serta mengikuti pameran-pameran yang ada. Namun disisi lain banyak
juga yang harusnya menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinangdan Pariwisata seperti mengaktifkan kembali website yang telah ada, memperbaharui
setiap berita yang ada, dan menyediakan media informasi yang bisa diakses oleh masyarakat berkenaan
dengan tempat wisata yang ada di Kota Tanjungpinang.
Kekuatan Bisnis
Pengusaha untuk fokus menjadi ahli strategi bisnis yang memang menjadi tuntutan setiap orang
dimana persaingan akan semakin tinggi. Persaingan ini adalah sesuatu yang pasti dalam lingkungan
bisnis yang pastinya akan dihadapi oleh entrepreneur dalam konteks bagaimana persaingan menjadi
peluang yang akan memberikan superior value pada bisnis. Hal ini akan menjadi point dimana
entrepreneur harus menjadi tetap lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa jawaban yang dapat
peneliti simpulkan untuk memperkuat statement mengenai kekuatan bisnis ini, yaitu sebagai berikut:
”Pada prosesnya, bisnis yang sedang dijalankan ini menjadi paduan utama dalam kehidupan
saya. Banyak hal yang saya perjuangkan dalam menjalankan bisnis ini. Kekuatan yang saya punya
hanya rasa percaya diri, terkadang bisnis itu ada yang berhasil ada juga yang tidak berhasil. Tetapi,
tergantung pada proses bisnis yang dijalankan. Prospek yang saya jalankan ini saya rasa cukup
memadai....”(Toko yuni jaya., wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh entrepreneur untuk membangun kekuatan bisnis
dalam bisnis itu sendiri. Yaitu sebagai berikut:
1. Mendalami bisnis dengan baik
Entrepreneur harus bisa mendalami kembali bisnis yang dijalankan. Jangan lupa, untuk mendalami
bisnis itu sendiri. Itu waktunya entrepreneur untuk fokus dalam mendalami bisnis dengan baik.
2. Membangun kekuatan diri entrepreneur
Entrepreneur sebagai seorang yang unggul dalam bisnis sehingga waktunya entrepreneur untuk fokus
pada kekuatan diri sendiri. Jangan sampai entrepreneur tidak tidak pahami apa kekuatan mereka.
Ketika sudah didengar, bangun terus kekuatan diri.
3. Melihat perubahan lingkungan bisnis
Untuk sukses dalam bisnis, entrepreneur harus benar-benar memiliki pemahaman yang baik tentang
perubahan lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan dalam konteks internal dan eksternal.
4. Menghubungkan peluang dengan bisnis dan memilih strategi bisnis
Lihat hubungan antara lingkungan bisnis dengan perusahahaan sehingga ambil sebuah pilihan
terbaikyang merupakan sebuah strategi bisnis. Ini penting bagi setiap entrepreneur dalam berbisnis.
5. Membuat program yang relevan dengan pemanfaatan peluang dari lingkungan.
Strategi yang sudah dibuat harus diturunkan ke dalam program keuangan, pemasaran, operasi, sumber
daya manusia dan bahkan IT bagi para entrepreneur.
6. Evaluasi
Entrepreneur harus memeprsiapkan evaluasi secara berkala untuk melihat bagaimana hasil dari capaian
dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan pada tahapan rencana bisnis.
7. Perbaikan terus menerus
Lakukan perbaikan terus menerus dimana entrepreneur harus melakukan hal-hal yang berhubungan
dengan masalah dan kemudian lakuan action. Itu yang paling penting karena hasil dari strategi itu
adalah bersifat jangka panjang.
Lingkungan
Arahan kepada masyarakat sangat penting untuk diperhatikan agar dapat memberikan kontribusi
yang besar bagi peningkatan di bidang pariwisata khususnya di Kota Tanjungpinang yang mana dengan
adanya pengarahan tersebut masyarakat diharap dapat menjaga lingkungan serta aset wisata yang ada
yang nantinya dapat memberikan dampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisata di daerah Kota
Tanjungpinang.
Penyuluhan dari Dinas Terkait
Ekonomi adalah suatu ilmu yang mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan
kebutuhan hidup manusia. Saat ini biasanya ekonomi selalu dihubungkan dengan uang. Itu memang
benar, tetapi uang hanyalah salah satu bagian kecil dari perekonomian, meskipun ia menjadi sesuatu
yang vital dan penting. Bahkan saking vitalnya peranan uang, maka masyarakat umum sering salah
mengartikan bahwa ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang uang.
Dalam hal ini, penyuluhan yang diselengarakan oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif Kota
Tanjungpinang harus merata dan didapatkan oleh semua pelaku ekonomi kreatif.
”...Kami belum ada terima penyuluhan atau sosialisasi dari dinas, mungkin sudah terlaksana
dari dinas, tapi kami belum ada terima ..”(Toko yuni jaya., wawancara dilaksanakan tanggal 18
Februari 2017)
Peneliti dapat jawaban yang didapat dari dinas pariwisata kota tanjungpinang, yaitu sebagai
berikut:
”Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang ada memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada
pelaku usaha ekonomi kreatif. Tetapi tidak semua yang dibina atau di bawah bimbingan Dinas
Pariwisata. Hal ini terjadi karena fokus bimbingan atau penyuluhan secara berkala itu hanya kepada
pelaku ekonomi yang mengatasnamakan icon/ tanda kota Tanjungpinang. Seperti, kuliner,
pertunjukan, dan fashion...”( Hatta. S. Ka. Bidang Sektor Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata TPI,
wawancara dilaksanakan tanggal 27 Februari 2017)
Berdasarkan jawaban yang didapat dari peneliti dari berberapa informan bahwa, dinas
pariwisata dan ekonomi kreatif belum merata memberikan penyuluhan mengenai ekonomi kreatif
diberbagai daerah yang ada di kota Tanjungpinang ini. Hal ini disikapi sempurna oleh pelaku usaha
yang siap untuk mengikuti sosialisasi jika memang benar-benar ada.
Bantuan dari Dinas Terkait
Pada kenyataannya, pelaku bisnis yang dimaksud oleh dinas tidak selalu mengindahkan hal
yang selalu dipaparkan dalam peraturan daerah nomor 6 tahun 2008 mengenai pariwisata. Ada
beberapa jawaban informan mengenai bantuan yang diberikan oleh dinas terkait, yaitu sebagai berikut:
”Kalau bantuan dari segi materi tidak pernah ada hingga sekarang.. ...”(bengkel ganda las.,
wawancara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017)
Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan focus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-
kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan
Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan
akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan penelitian ini , maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Implemetasi Perda No 6 Tahun 2008 tentang pariwisata merupakan peraturan yang mengatur
tentang bentuk-bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah kota
Tanjungpinang dalam menanggulangi permasalahan ekonomi kreatif, kususnya mengenai
promosi di pasal 11.
2. Dalam pelaksanaanya pemerintah kota Tanjungpinang telah berupaya melakukan kegiatan
pembinaan kepada pelaku bisnis ekonomi kreatif berupa sosialisasi sesuai dengan Perda No 6
Tahun 2008 tentang pariwisata kota Tanjungpinang.
3. Untuk menunjang keberhasilan pelaksaan peraturan daerah No 6 tahun 2008 pemerintah kota
Tanjungpinang melalui dinas pariwisata dan ekonomi kreatif kota Tanjungpinang melakukan
kegiatan-kegiatan demi berjalannya pogram yang dibentuk dengan element-element lainya yang
mendukung kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan ekonomi
kreatif kota Tanjungpinang.
4. Ada beberapa arah dalam pengembangan industri kreatif yaitu dengan menitikberatkann pada
industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry) (2)
lapangan usaha kreatif (industry creative) atau (3) hak kekayaan intelektual seperti hak cipta
(copyright industry). Fondasi industri kreatif adalah sumber daya insani Indonesia. Keunikan
industri kreatif yang menjadi hasil hampir seluruh sektor industri yang terdapat dalam industri
kreatif adalah peran sentral sumber daya insani dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya.
Untuk itu, pengembangan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harusnya dilandasi oleh
pengembangan potensi kreatifnya, sehingga mereka terlatih dan terberdayakan untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas. Pengetahuan dan kreativitas inilah yang
menjadi faktor produksi utama di dalam industri kreatif.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti tarik dari pembahasan penelitian ini yaitu sebagai berikut
1. Apabila ingin Indonesia membangun ekonomi kreatif di era persaingan global dan menciptakan
peluang yang banyak dalam dunia industri kreatif haruslah berpikir kreatif yaitu memanfaatkan
keadaan alam atau objek dalam menjalankan proses bisnis yang sedang dijalankan, dan
pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus berperan aktif dengan bertindak inovatif, yaitu
melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru, khususnya Kota Tanjungpinang.
2. Industri Indonesia menyusun agenda pengembangan ekonomi kreatif, dalam bentuk kerangka
strategis pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 perlu disambut baik dan perlu
didorong. Karena bagaimanapun, upaya ini merupakan bagian dari solusi cerdas dalam
mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di era
persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA
Bunging, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Gaffar, Afan, (2009). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Cetakan V, Pustaka
Pelajar.
Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Atropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi
Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Riduan. 2015. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik.Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi.
Wahab, Saleh. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT PradnyaParamita.
Wahyu, Teguh. 2004. Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisi Desain, dan
Implementasi.Yokyakarta: Graha Ilmu.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita
Yoeti, Oka. 2007. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 Tentang Usaha Pariwisata Kota
Tanjungpinang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepriwisataan.
http://assharrefdino.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-pariwisata.html
http://www.pengertiansosial.com/2015/06/pengertian-faktor-contoh-manfaat-keberagaman-budaya-di-
indonesia.html