41
IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA Disampaikan dalam “Chemical Security Awereness Webinars for Indonesia” Kamis, 27 Juli 2017, Cyber 2 Tower - Jakarta DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA

KIMIA DI INDONESIA

Disampaikan dalam “Chemical Security Awereness Webinars for Indonesia”

Kamis, 27 Juli 2017, Cyber 2 Tower - Jakarta

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Page 2: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Konten

1. Latar Belakang

2. Konvensi Senjata Kimia

3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540

4. Implementasi Regulasi KSK

5. Kegiatan terkait KSK

6. Program ke depan

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Page 3: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Latar Belakang

Dalam tataran senjata pemusnah massal, kesehatan juga menjadi titik yang rawan sebagai sasaran. Melalui suatu penyebaran penyakit, suatu populasi dapat diserang dengan senjata pemusnah massal berupa instrumen senjata biologis. Dengan semakin canggihnya teknologi, saat ini manusia lebih mudah dan efektif dalam merakit senjata pemusnah massal yang berbasis Kimia, Biologi, Radiologi, Nuklir, dan Material Explosif (CBRNE).

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1

Page 4: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Latar Belakang

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1

Kejadian pemusnahan

massal bukan hanya

diawali dari bom

Hiroshima dan Nagasaki

1945 saja namun sudah

dimulai sejak abad 14.

Di jaman perang abad 14, ada sebuah strategi perang dengan cara

menembakkan mayat ke suatu daerah untuk menebar penyakit.

Cara perang seperti ini dilakukan oleh Crimea yang selanjutnya

menjadi tren di Eropa.

Page 5: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Latar Belakang

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1

Kejadian pemusnahan

massal pertama kali secara

terencana dilakukan oleh

Cosmo Gordon Lang,

Arcbishop of Canterbury

pada 1937. Pasukan fasis ini

menyerang Spanyol dan

China dengan senjata kimia

berupa gas mustard. Efek gas mustard, Abyssina, 1936

Page 6: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Latar Belakang

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1

Berangkat dari permasalahan besar tersebut. Dunia mulai berbenah dengan mendirikan berbagai traktat dan konvensi yang dilengkapi dengan instansi pelaksananya. Traktat dan konvensi ini mengatur penggunaan barang-barang dual use yang sebenarnya bermanfaat untuk manusia namun dapat disalahgunakan sebagai senjata pemusnah massal melalui kegiatan proliferasi. Traktat dan konvensi tersebut antara lain sbb. Kimia Chemical Weapon Convention (1993) Instansi – OPCW

Page 7: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Latar Belakang

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1

Biologi

Biological Weapon Convention (1972)

Instansi - PBB

Radiologi

Traktat PBB (1957)

Instansi - IAEA

Nuklir

Nuclear Non-Proliferation Treaty (1974)

Instansi – Nuclear Supplier Group (NSG)

Page 8: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

KSK merupakan perjanjian dunia terkait

pemusnahan senjata pemusnah massal khususnya

senjata kimia yang diadopsi oleh PBB pada tahun

1992. KSK resmi diimplementasikan secara global

pada 29 April 1997.

KSK bertujuan melarang pengembangan,

produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata

kimia. KSK juga mengatur penanganan

pemusnahan senjata kimia.

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

1. Pemusnahan senjata kimia dan fasilitas produksi : Article I, III, IV, & V

2. Non proliferasi, kecuali kegiatan yang diizinkan : Article VI

3. Assistance & protection : Article X

4. Kerjasama internasional : Article XI

EMPAT PILAR KSK

Konvensi Senjata Kimia (KSK) . Chemical Weapon Convention (CWC)

2

Page 9: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Konvensi Senjata Kimia (KSK) . Chemical Weapon Convention (CWC)

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2

Instansi yang menangani KSK adalah The

Organisation for the Prohibition of Chemical

Weapon (OPCW). Lembaga ini memiliki

mabes di Den Haag, Belanda.

Lembaga ini dipimpin oleh Direktur Jenderal

dan memiliki 165 negara pihak. Melalui suatu

mekanisme election, OPCW juga memiliki

Dewan Eksekutif yg berasal dari negara-

negara pihak.

www.opcw.org

Page 10: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan
Page 11: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Resolusi DK PBB No. 1540 UN Security Council Resolution No.1540

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

3

Seiring dengan hal tersebut, Dewan Keamanan PBB juga

berupaya untuk mengintegrasi seluruh traktat/konvensi

tersebut melalui suatu resolusi.

DK PBB mengesahkan Resolusi

1540 pada tanggal 28 April 2004

dalam Bab VII Piagam PBB.

Resolusi ini dibuat untuk

mengendalikan proliferasi senjata

kimia, biologi, dan nuklir melalui

pengawasan terhadap peredaran

peralatan/komponen utama dan

pendukungnya serta teknologinya.

Page 12: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Resolusi DK PBB No. 1540 UN Security Council Resolution No.1540

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

3

Paragraf-1 : Komitmen umum menolak senjata pemusnah massal oleh non-state actor

Paragraf-2 : Menindak secara hukum terhadap aktivitas pengembangan senjata

pemusnah massal oleh non-state actor

Paragraf-3a : Pengendalian dan audit material nuklir secara layak dan efektif

Paragraf-3b : Perlindungan bahaya material nuklir secara layak dan efektif

Paragraf-3c : Pengendalian perbatasan

Paragraf-3d : Pengendalian ekspor nasional secara komprehensif

Paragraf-6 : Daftar barang yang dikendalikan

Paragraf-8b : Kewajiban perusahaan internasional tunduk kepada hukum dan regulasi

domestik

Paragraf-8d : Peningkatan pengendalian dengan industri dan masyarakat

Paragraf-9 : Kerjasama dan dialog mengenai non-proliferasi

Paragraf-10 : Kerjasama aktif terhadap pencegahan peredaran barang yang dicurigai

sebagai komponen senjata pemusnah massal

Page 13: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1998

tentang Pengesahan Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan,

Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia serta tentang

Pemusnahannya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008

tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan

Kimia sebagai Senjata Kimia

Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2017

tentang Otoritas Nasional Senjata Kimia

Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2017

tentang Susunan Keanggotaan Otoritas Nasional Senjata Kimia

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan

Berbahaya

Page 14: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Undang-Undang Nomor 9/2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia

dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata Kimia.

1. Kementerian Perindustrian adalah ‘leading institution’ dalam

implementasi KSK dan di dalam kepengurusan OTNAS KSK

2. Berpartisipasi aktif dalam menciptakan ketertiban dan keamanan

dunia sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia.

3. Mematuhi implementasi KSK yang telah diratifikasi melalui UU

No. 6/1998 dan sebagai acuan hukum perdagangan internasional

bahan kimia yang berfungsi ganda.

4. Sebagai acuan hukum nasional dalam kaitan dengan pemanfaatan

dan pelarangan bahan kimia sebagai senjata kimia.

Page 15: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Undang-Undang Nomor 9/2008 mengamanatkan:

1. Penggolongan bahan kimia sebagai senjata kimia

2. Penggunaan yang diizinkan dan pelarangan penggunaan

bahan kimia

3. Pembentukan Otoritas Nasional Senjata Kimia Mewakili Indonesia dalam memenuhi hak dan

kewajiban sebagai salah satu negara pihak KSK

Sebagai koordinator dan penghubung pemerintah Indonesia

dengan organisasi internasional dan/ atau negara pihak

Sebagai koordinator penyelenggaraan kerjasama internasional

dengan negara pihak dan organisasi internasional KSK

4. Pembentukan Sekretariat Otoritas Nasional untuk

mendukung pelaksanaan operasional Otnas

Page 16: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Peraturan Presiden No. 19/2017 mengamanatkan:

1. Pembentukan Otoritas Nasional Senjata Kimia (OTNAS).

2. Penunjukan Kementerian Perindustrian sebagai Otoritas Nasional

Senjata Kimia.

3. Tugas Otoritas Nasional Senjata Kimia:

Sebagai koordinator dan penghubung pemerintah Indonesia

dengan organisasi internasional dan/ atau negara pihak

Menyelenggarakan fungsi koordinasi dengan instansi

pemerintah terkait

4. Dalam melaksanakan tugas sebagai penghubung, Otnas

berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri

5. Wewenang Otoritas Nasional Senjata Kimia:

Menunjuk Tim Inspeksi Nasional untuk mendampingi Tim Inspeksi

Internasional dan menjamin kelancaran pelaksanaan inspeksi.

Page 17: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Keputusan Presiden No. 4/2017 merinci struktur OTNAS:

• Ketua : Menteri Perindustrian

• Wakil Ketua I : Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka

• Wakil Ketua II : Dirjen Kerjasama Multilateral, Kemlu

• Sekretaris : Direktur Industri Kimia Hulu

• Anggota :

Sekjen. Kem. Kesehatan, Sekjen. Kem. Pertanian, Dirjen. Kekuatan

Pertahanan, Kem. Pertahanan, Dirjen.Bea Cukai, Kem. Keuangan,

Dirjen. Perdagangan Luar Negeri, Kem. Perdagangan, Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan, Kem. Pertahanan, Kepala Badan

Reserse Kriminal, Kepolisian Negara RI, Asisten Operasi Panglima

TNI, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik, LIPI, dan Deputi

Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM

Page 18: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Implementasi Regulasi KSK di Republik Indonesia

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

4

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan

Berbahaya.

Distribusi bahan kimia daftar

diatur dalam Peraturan Menteri

Perdagangan No. 44 Tahun 2009

tentang Pengadaan, Distribusi,

dan Pengawasan Bahan

Berbahaya (termasuk Bahan

Kimia Daftar) sebagaimana

terakhir diubah dengan

Permendag No. 75 Tahun 2014.

Page 19: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

Deklarasi

Inspeksi dan Verifikasi

Penyampaian Data dan Informasi

Pelatihan dan Workshop

Page 20: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

DEKLARASI

• Aggregate National Data – Article VI

1. Laporan tahunan kegiatan ekspor-impor bahan kimia daftar 2 & 3.

2. Indonesia tidak memproduksi bahan kimia daftar, namun hanya

menggunakan bahan kimia daftar 2 sebagai bahan baku di industri.

3. Bahan kimia daftar 2 dan 3 yang umum digunakan adalah

Triethanolamine, Methyl Diethanolamine, Phosphorus Trichloride

4. Paling lambat disampaikan tanggal 31 Maret setiap tahun

• Program National Protective Purpose – Article X

1. Laporan tahunan program nasional terkait pencegahan insiden kimia

yang meliputi program yang telah berjalan, elemen/unit utama yang

bertanggung jawab terhadap insiden kimia, penelitian dan

pengembangan.

2. Disampaikan paling lambat 120 hari pada tahun berikutnya.

Page 21: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

DEKLARASI

• Deklarasi Other Chemical Product Facilities (OCPF) – Article VI

1. Deklarasi fasilitas produksi yang memproduksi bahan kimia non-daftar

(DOC/ Discrete Orgrete Chemical dan DOC- PSF/ Phosphor-Sulfur-

Flourin) secara sintesis.

2. Sejak tahun 2001, Indonesia telah menyampaikan deklarasi OCPF

untuk 34 fasilitas yang memproduksi DOC termasuk PSF.

3. Penyampaian dilakukan apabila ada update industri OCPF baru

Page 22: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

DEKLARASI

No Nama Perusahaan Lokasi Product Group Codes

TAHUN 2011

1 PT. Kaltim Methanol Industri Kalimantan Timur Methanol (519)

2 PT. Medco Methanol Bunyu Kalimantan Timur Methanol (519)

3 PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur Urea (519)

4 PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Urea (519)

5 PT. Pupuk Kalimantan Timur Kalimantan Timur Urea (519)

6 PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat Urea (519)

7 PT. Pupuk Sriwidjaja Sumatera Selatan Urea (519)

8 PT. ASEAN Aceh Fertilizer Aceh Urea (519)

TAHUN 2013

1 PT. Asahimas Chemical Banten Vynil Chloride Monomer (511)

2 PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia Banten Purified Terehthalic Acid (513)

3 PT. Indo Acidatama Tbk Jawa Tengah Ethanol (512B)

4 PT. Nippon Shokubai Indonesia Banten Acrylic Acid (511)

5 PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju Sumatera Selatan 598

6 PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap Jawa Tengah 511, 598

7 PT. Pertamina Refinery Unit VI Balongan Jawa Barat 598

Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF

Page 23: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

DEKLARASI

No Nama Perusahaan Lokasi Product Group Codes

TAHUN 2014

1 PT. Mitsubishi Chemical Indonesia Banten Purified Terehthalic Acid (513)

2 PT. Dover Chemical Banten Formaldehyde (519)

3 PT. Sintas Kurama Perdana Jawa Barat Formic Acid (513)

TAHUN 2015

1 PT. Lautan Otsuka Chemical Banten Azodicarbonamide (514)

2 PT. Sulfindo Adiusaha Banten Ethylene Dichloride, Vinyl Chloride Monomer (511)

3 PT. Petronika Jawa Timur DOP, DOTP, DINP (513)

4 PT. Arjuna Utama Kimia Jawa Timur Urea Formaldehyde, Melamine Formaldehyde (519)

5 PT. Justus Sakti Raya Jakarta Maleic Anhydride, Fumaric Acid (513)

6 PT. Styrindo Mono Indonesia Banten Ethylbenzene (511)

Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF

Page 24: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

DEKLARASI

No Nama Perusahaan Lokasi Product Group Codes

TAHUN 2016

1 PT. Polychem Indonesia, Tbk Banten Trietylene glycol, Diethylene glycol, Mono ethylene glycol, Ethylene oxide (511, 512)

2 PT. KAO Indonesia Chemicals Jawa Barat Linear alkyl benzene sulfonate, Sodium lauryl ether sulfate, Sodium lauryl sulfate (511, 519)

3 PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk Banten Alkyl benzene (511)

4 PT. Findeco Jaya Jakarta Sulphonic acid (LABS/BABS) – (511)

5 PT. Cheil Jedang Indoensia-Jombang Jawa Timur Mono Sodium Glutamate (541)

6 PT. BASF Care Chemical Indonesia Jawa Barat Texapon SLES series, Texapon SLS series, Calcium stearate dispersion, Ammonium stearate dispersion (519)

7 PT. DyStar Colour Indonesia Banten Azo based dyes (531)

8 PT. Indorama Petrochemicals Banten PTA (513)

9 PT. Saridaya Plasindo Banten DOP, DINP (513)

10 PT. Cheil Jedang Indonesia-Pasuruan Jawa Timur L-Lysine HCl, L-Lysine Sulfate, L-Tryptophan, L-Threonine (541)

Deklarasi Other Chemical Production & Facilities OCPF

Page 25: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

INSPEKSI

Inspeksi dan Verifikasi 2011 s.d. 2017

No Nama Perusahaan Lokasi Pelaksanaan

1 PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur 12-15 Januari 2004

2 PT. Medco Methanol Bunyu Kalimantan Timur 26-29 April 2004

3 PT. Asean Aceh Fertilizer Aceh 27-30 September 2004

4 PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh 28 Juni – 1 Juli 2005

5 PT. Pupuk Sriwidjaja Sumatera Selatan 25-28 September 2006

6 PT. Pupuk Kujang Jawa Barat 14-16 Mei 2007

7 PT. Kaltim Methanol Industri Kalimantan Timur 22-23 Mei 2007

8 PT. Pupuk Kalimantan Timur Kalimantan Timur 22-23 Juni 2009

9 PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur 4-8 Juli 2012

10 PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur 14-18 Juli 2014

11 PT. Pertamina UP IV Jawa Tengah 22-27 September 2014

12 PT. Asahimas Chemical Banten 10 – 11 Juni 2015

13 PT. Pertamina UP III Sumatera Selatan 19 – 21 Juli 2016

14 PT. Nippon Shokubai Jawa Barat 24-25 Oktober 2016

15 PT. Lautan Otsuka Jawa Barat 26-27 Oktober 2016

16 PT. BASF Care Chemical Indonesia Jawa Barat 11-13 April 2017

Page 26: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

DATA dan INFORMASI

• Needs Assessment and Compilation of Tools, Guidances, and Best

Practices on Chemical Safety and Security Chemical Management – Article XI

1. Informasi mengenai penilaian kebutuhan, kompilasi pedoman,

panduan dan best practices terkait keselamatan dan keamanan

penggunaan bahan kimia

2. Tindak lanjut dari konferensi Negara Pihak KSK tahun 2011 dan

rekomendasi hasil Third Review Conference 2013

3. Saat ini, baru 16 Otoritas Nasional Negara Pihak yang

menyampaikan ke Sekretariat Teknis OPCW (ST OPCW)

Page 27: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

DATA dan INFORMASI

• Rapid Response Assistance Mission/RRAM – Article IX

1. ST OPCW memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan

bantuan dan tanggap darurat

2. ST OPCW meminta Negara Pihak untuk menyampaikan contact

person dari national focal point yang akan menangani isu-isu RRAM

• National Implementation Measures – Article VII

Penyampaian update regulasi nasional dalam kaitan implementasi

KSK

Page 28: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

DATA dan INFORMASI

• Needs Assessment and Compilation of Tools, Guidances, and Best

Practices on Chemical Safety and Security Chemical Management – Article XI

1. Informasi mengenai penilaian kebutuhan, kompilasi pedoman,

panduan dan best practices terkait keselamatan dan keamanan

penggunaan bahan kimia

2. Tindak lanjut dari konferensi Negara Pihak KSK tahun 2011 dan

rekomendasi hasil Third Review Conference 2013

3. Saat ini, baru 16 Otoritas Nasional Negara Pihak yang

menyampaikan ke Sekretariat Teknis OPCW (ST OPCW)

Page 29: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

WORKSHOP PERDANA di INDONESIA

The Table-Top Exercise on Prevention and Response to

Attack on Chemical Installation,

pada tanggal 19-20 Agustus 2013

di Jakarta Selatan – DKI Jakarta.

Page 30: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Table Top Exercise - Regional Workshop for States Parties in Asia on Assistance and Protection Against Chemical Weapons

Nusa Dua – Bali 8-10 April 2014

Diikuti oleh 45 orang dari 15 negara

Page 31: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Table Top Exercise The Regional Table Top Exercise

for States Parties in Asia on Article X Related Issue

Kuta - Bali 24 – 26 Maret 2015 Diikuti oleh 45 orang dari 14 negara

Page 32: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Field Exercise - Regional Advanced Course and Field Exercise on Assistance and Protection againts Chemical Incidents for Asia-Pacific Countries.

Pelaksanaan: 4 - 8 April 2016 di Jakarta & Sentul

Page 33: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Laboratory Training - Course on the Analysis of Chemical Related to the Chemical Weapons Convention, didanai oleh US Dept. of State bekerjasama dengan VERIFIN.

Tiga tahapan pelatihan: 1. Tahap 1: 1 minggu di Indonesia 2. Tahap 2: 2 minggu di Finlandia 3. Tahap 3: 1 minggu di Indonesia

Balai Besar Kimia dan Kemasan 23 – 27 Mei 2016

Page 34: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Workshop on Needs Assessment and Best Practices on Integrated Chemical Management

Jakarta, 20 – 22 Maret 2017, Peserta: 50 orang dari 23 negara

Page 35: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

Memfasilitasi penyelenggaraan Industrial Attachment of

the Associate Programme 2017.

Proyeksi pelaksanaan

Rencana pelaksanaan 4 – 22 September 2017

Di PT. Pupuk Kujang, Cikampek

Page 36: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP

ST OPCW menyelenggarakan beberapa kegiatan

pelatihan internasional/ workshop/ course bekerjasama

dengan Negara Pihak antara lain:

• OPCW Associate Programme

• Laboratory Course

• Basic Course for National Authority Personnel

• Regional Basic Training Course for National Authorities of Asian

States Parties

• Field Exercise

• Table Top Exercise

• Integrated Chemical Management Workshop

• Natural Products Chemistry Training

Page 37: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP Kegiatan internasional yang

diikuti oleh partisipan dari Indonesia

No Kegiatan Lokasi Waktu Instansi

1 Assistance and Protection Course for Instructors

Republik Ceko 18 – 25 Mei 2016

Ditziad

2 Basic Course on Assistance and Protection

Turki 30 Mei – 3 Juni 2016

Puslabfor

3 Training Course on Conducting Sampling and Analysis in a Highly Contaminated Environment

Polandia 6 – 11 Juni 2016

LIPI

4 Basic Course on Assistance and Protection against Chemical Weapons

Swiss 18 – 22 July 2016

Puslabfor

5 Laboratory Course on Analysis of Chemical Weapons Agents Samples

Belanda 3 – 7 Oktober 2016

LIPI

6 International Advanced Course on Assistance and Protection Against Chemical Weapons

Pakistan 14 – 18 November

2016 Puslabfor

Page 38: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP Kegiatan internasional yang

diikuti oleh partisipan dari Indonesia

No Kegiatan Lokasi Waktu Instansi

7 Swiss Lab Course Swiss 21 – 25 November

2016 Puslabfor

8 Annual Workshop on Article X Qatar 2016 Universitas Brawijaya

9 Seminar on the Chemical Weapons Convention and Chemical Safety and Security Management for Member States of the OPCW in the Asia Region

Qatar

23 – 25 February 2016

Kemenperin, RCI, Universitas Brawijaya

10 Chemical Safety and Security Management

Jerman 4 – 8 April 2016

Universitas Brawijaya

11 Associate Programme 29 Juli – 30 September

2016

Kemendag

Page 39: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Kegiatan Terkait KSK oleh Otoritas Nasional Senjata Kimia RI

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

5

TRAINING &

WORKSHOP Kegiatan internasional yang

diikuti oleh partisipan dari Indonesia

No Kegiatan Lokasi Waktu Instansi

12 Seminar on Chemical Safety and Security Management for SAARC and ASEAN

Banglades 2 – 4 November

2016

FIKI, Akademisi, RCI

13 Seoul Workshop on the Peaceful Development and Use of Chemistry for Member State of the OPCW in the Asian Region

Korea Selatan 2 – 4

November 2016

Kemenperin, FIKI, PT. NSI

14 Forum on Addressing Challenges of Integrated Chemical Management in Petrochemical Industries

Qatar 7 – 8 Desember

2016 PT. CAP

15 Workshop on Needs Assessment and Best Practices on Chemical Safety and Security Management

Latvia 13 – 15 Desember

2016 FIKI, PT. NSI

16 Training Course for NA Involved in Fulfilling Article VI Declaration Requirement of the CWC

22 – 24 Maret 2016

FIKI

Page 40: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

Program ke depan

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

6

1. UU No. 9 Tahun 2008 mengamanatkan untuk menetapkan beberapa peraturan teknis senjata kimia antara lain: a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan dan

Pelaporan Bahan Kimia Daftar b. Rancangan Peraturan Menteri tentang Daftar Bahan Kimia

Daftar, Prekursor, dan Discrete Organic Chemical

2. Rencana Kerja: a. Identifikasi seluruh industri terkait dengan deklarasi OCPF b. Penyusunan regulasi terkait tanggap darurat penanggulangan

insiden kimia c. Penyusunan Pengurus Sekretariat Otoritas Nasional KSK d. Pembentukan tim inspeksi nasional

Page 41: IMPLEMENTASI KONVENSI SENJATA KIMIA DI INDONESIA · Konten 1. Latar Belakang 2. Konvensi Senjata Kimia 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1540 4. Implementasi Regulasi KSK 5. Kegiatan

TERIMA KASIH

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2017