Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN A
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara
Nama : Yado Yarismano
Jabatan : Public Relations Manager PT Angkasa Pura II
Lokasi : Gedung 600, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II, Cengkareng,
Soekarno-Hatta.
Tanggal : 23 Maret 2017
Menurut Mas Yado fungsi dan peran PR AP 2 itu gimana sih? Kan Mas Yado
sebagai manajer PR nih. Menurut Mas Yado gimana?Jawab : Oke. Yang jelas
fungsi PR di AP 2 itu salah satunya adalah untuk menjaga dan
meningkatkan brand-nya AP 2. Itu satu. Yang kedua juga itu untuk menjembatani
antara AP 2 juga dengan masyarakat yaitu via PR dalam hal ini untuk misalkan
sosialisasi dan fungsi untuk komunikasi khalayak ramai lah. Kurang lebih sih
seperti itu sih intinya.
Nah kalau untuk struktur organisasi AP 2 ini gimana nih? Kan waktu saya
magang saya berada di Corporate Secretary, kalau sekarang masih sama atau
sudah jadi Corporate Communication mas?
Jawab : Oke. Jadi untuk Public Relations sendiri di AP 2 itu saat ini itu masih berada
di bawah unit Corporate Secretary and Legal namanya, dimana memang unit
Corporate Secretary and Legal ini bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama. Jadi dia ada di leher posisinya. Nah sekarang fungsi PR itu ada di salah satu
divisi di unit Corporate Secretary and Legal.
Oke. Terus Mas Yado posisinya dimana?
Jawab : Saya posisinya kebetulan di PR Manager-nya. Jadi pimpinan divisi di
Public Relation-nya itu saya.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Menurut Mas Yado apa sih kriteria mendasar untuk menjadi suatu media
yang dapat menjadi acuan AP dalam membantu penyebaran informasi?
Jawab: Jadi kalau dari kita sendiri salah satu pertimbangannya itu adalah cakupan
medianya. Biasanya kita untuk media relations ini kita kerjasamanya sama media-
media yang memang secara penyebarannya itu nasional maupun internasional.
Gitu. Memang yang sering paling kita pakai sih yang nasional lah. Media-media
nasional yang bisa dibilang lumayan head of their game lah. Jadi misalkan kalau
ngomongin cetak itu ada kayak Kompas, Koran Tempo. Nah yang seperti itu yang
dimana memang viewer-nya itu juga banyak. Gitu. Viewernya juga jadi
pertimbangan. Misalkan kalau kayak kita mau ke media online, media online kan
kita cari yang viewer-nya memang sering ngebuka si website itu. Kan kurang lebih
kayak gitu lah.
Pokoknya yang berpotensial ya Mas ya?
Jawab : Iya. Media-media yang berpotensial di nasional lah. Kurang lebih kayak
gitu.
Untuk kerjasamanya gimana tuh Mas sama media-media tersebut?
Jawab : Biasanya kita kerjasama sama media-media ini via kalau untuk advertising
yang jelas pasti kita via agency. Jadi kita kerjasama ada satu agency atau mungkin
kita bisa langsung ke mereka ketika memang kita targeted viewer-nya gitu.
Misalkan kita mau sosialisasi terkait dengan pengembangan Terminal 3 misalkan.
Kan kurang lebih kayak gitu. Ya mungkin kalau TV ya kita target kita TV itu
mungkin ke News TV gitu. Nah kalau ke koran yang saya bilang tadi ke yang bisa
dibilang yang di-view sama orang itu banyak. Yang nasional lah kurang lebih kayak
tadi Koran Tempo, ke Kompas. Dan lain-lain. Dan juga kalau online sih yang jelas
sih yang website-nya itu hits-nya lumayan tinggi lah. Dalam hal ini kan kita kan
tahu lah maksudnya kalau buat news media buat online itu kayak Detik, ada
Kompas.com, dan grupnya lah. Kurang lebih sih seperti itu.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Nah kemarin kan kata Mas Adam bilang kalau misalnya AP 2 itu kan
kerjasama sama media khusus. Misalnya kalau online kan dia kerjasama
sama Detik.com. Nah kalau untuk korannya itu sama siapa sih mas?
Jawab : Koran kita gak secara spesifik kerjasama sama siapa-siapa, Mbak Echy.
Jadi karna memang kita ngomongin kalau kerjasama sama koran cetak ini kan
ngomongin dari sisi biaya juga gak sedikit. Nah biasanya itu ketika kita ada event-
event tertentu. Dalam hal ini kayak saya bilang tadi misalkan kita dalam rangka
mau pengoperasian atau mensosialisasikan sesuatu yang event-nya lumayan besar
di kita. Misalkan pengoperasian Terminal 3 nanti yang internasional. Nah pastinya
kan kita ajak nih teman-teman yang cetak juga dimana pastikan kita akan masang
advert, ya entah advertising, iklan display maupun advetorial, gitu. Nah itu
mungkin kita ajak mereka dan minta liputan khusus segala macam. Ya kurang lebih
sih seperti itu. Nah kalau yang buat online karna memang sekarang ini kan ya
ngomongin jaman kan udah mulai berubah dimana memang generasi milenial
sekarang lebih ke online kalau buat nge-view news juga. Kalau ngomongin kayak
Mbak Echy juga mungkin udah jarang kan buka koran segala macam. Nah terkait
dengan itu maka kita butuh suatu media online dimana kita juga bisa melakukan
sosialisasinya secara cepat, gitu. Nah makanya kita kerjasama juga sama Detik
untuk mendistribusikan berita-berita terkait dengan AP 2 yang memang kita perlu
sosialisasikan ke khalayak ramai. Kurang lebih sih gitu.
Oke. Nah, seberapa besar sih korelasi antara permasalahan yang sedang
dihadapi AP 2 dalam mempersiapkan media relation? Contohnya tuh kayak
AP 2 lagi ngadepin masalah tuh. Apakah Media Relations itu menjadi sebagai
salah satu bagian yang besar dalam penyelesaian masalah itu apa gimana
gitu?
Jawab : Udah pasti. Jadi gini, ketika terjadinya crisis dalam komunikasi di Angkasa
Pura 2 otomatis media relations nih punya peranan penting lah dimana kita kan
harus memberikan informasi yang tepat lah kepada media terkait dengan apa yang
sedang terjadi di AP 2-nya. Kan kurang lebih gitu karna kita menghindari tone-tone
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
negatif lah yang, yang diberitakan oleh media-media yang akan memberikan kita
kan kurang lebih. Makanya fungsi media relation ini otomatis sangat besar
fungsinya untuk bisa dibilang mengelola berita-berita tadi sehingga berita-berita
yang keluar juga bisa di- manage dengan baik, kan kurang lebih gitu. Nah kayak
contohnya aja misalkan kayak ada kejadian ya ada beberapa tahun lalu lah, kan
kalau ngomongin crisis manajemen kayak kemarin di si Eka bawa itu kan kurang
lebih kayak kejadian misalkan Lion yang strike, terus bagasi segala macam. Nah
ini otomatis media relation-nya harus benar-benar sigap juga. Dimana dalam hal ini
mungkin yang jelas kita kan ada beberapa step kalau ngomongin crisis relation
ketika hal itu terjadi yang jelas ketika media nanya ke kita, kita harus ada bisa
dibilang kayak stand by statement dulu. Kita omongin dulu ke mereka bahwa oke
iya ini memang terjadi dan memang sedang misalkan ada terjadi suatu gitu ya,
misalkan urusan bagasi atau apapun, itu kita bilang memang sedang terjadi dan
dalam proses penyidikan misalkan. Nah tapi entar selanjutnya kita update lagi ke
mereka misalkan sudah tahu kenapa dan lain-lainnya, ya kita update ke mereka.
Nah bila perlu malah kayak kemarin itu kan sempat dilakukan press conference
malah. Nah itu yang perlu dilakukan. Jadi memang ada step-step-nya. Kalau
memang dikira hanya perlu mengeluarkan press release aja mungkin kita hanya via
press release. Tapi kan kadang-kadang press release ini kan gak bisa menceritakan
sesuatu itu secara detil dan lain-lain, dan visual gitu kan. Akan sedikit berbeda
ketika press conference itu dijalankan. Gitu.
Apakah media relations itu merupakan tools yang tepat dalam mencapai
objective perusahaan?
Jawab : Oke. Oh kalau menurut saya iya. Jadi media relation memang merupakan
salah satu tools buat mencapai objektif perusahaan. Dalam hal ini juga untuk
sosialisasi, untuk branding, nah otomatis harus pakai media relations. Nah untuk
sosialisasi kayak saya bilang tadi, misalkan kita mau ada, kita di sini sekarang kayak
di soekarno hatta sedang masif pembangunannya. Nah kita perlu sosialisasikan ke
masyarakat bahwa kita itu nanti kedepannya seperti ini loh. Jadi istilahnya si
masyarakat itu juga terinfo bahwa wah pengembangan di soekarno hatta memang
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
sedemikian besarnya. Dan kedepannya airport kita juga gak kalah bagus dengan
airport-airport di luar. Nah itu kan sesuai dengan nanti visi misinya AP 2 sendiri,
dimana visi misi AP 2 sekarang kan ingin menjadi the most smart connected hub in
the region. The biggest smart connected hub in the region. Nah ya dalam menuju
itu kan kita butuh publikasi juga ke masyarakat bahwa memang ya kita gak kalah
dibandingin misalkan ngomongin Kuala Lumpur, ngomongin Singapur dengan
Changinya, nah itu yang kita mau sosialisasikan. Dan itu juga sebagai branding
perusahaan juga. Dimana ya ketika kita mau ningkatkan branding otomatis kan
harus ada media relation. Kita harus emang syiar ke luar bahwa ini manage by AP
2 loh si bandara-bandara ini gitu. Memang kalau di luar negri itu yang diketahui
semua orang pasti bandaranya. Bukan si AP 2- nya. Kalau tahu kita juga misalkan
kalau ini dilalahnya kalau Changi namanya kan Changi Airport Group
pengelolanya. Nah kan kayak kita Soekarno Hatta itu pengelolanya Angkasa Pura
2 gitu. Nah itu lah yang harus saling disosialisasikan jadi top of mindnya juga kalau
ke luar dan terdengar juga gitu loh.
Soalnya juga waktu itu kan sebenarnya kan gak banyak orang tahu juga kan
Angkasa Pura itu apa sih kayak gitu kan.
Jawab : Memang, memang ya, ya setahun, setahun, 2 tahun kebelakangan ini
memang kita giat-giatnya lah branding. Kita giat-giatnya media relation lah. Jadi
ya itu buat, salah satunya memang ya buat ngangkat brand-nya si AP 2 sendiri.
Makanya kalau ngomongin BUMN sekarang ya AP 2 udah. Ya kalau ngomongin
ke orang udah lumayan tahu lah. Gitu. Karna memang yaaa. Dalam berapa waktu
belakangan ini kan memang kita sering kan muncul di media. Kita memang sering
sosialisasi, gitu.
Oke. Dibantu Terminal 3 Ultimate ini juga.
Jawab : Ditambah juga dengan Terminal 3 yang baru. Kita gak bilangnya ultimate
lagi Mbak Echy.
Oh udah gak Ultimate.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jawab : Jadi gini. Kita ngomong gini. Terminologi ultimate itu terminologi dari
project sebenarnya. Jadi Terminal 3 dulu kan ada Terminal 3 yang lama, yang
existing gitu. Nah kan kita entar begitu udah jadi ya namanya Terminal 3.
Terminal lamanya yang 3 itu?
Jawab : Itu bagian dari Terminal 3. Part of Terminal 3. Nah makanya kita bilangnya
Terminal 3 ultimate itu dalam project-nya. Cuman project itu membangun nanti
Terminal 3 finalnya itu ya Terminal 3 Ultimate. Makanya nama project-nya adalah
Project Terminal 3 Ultimate. Tapi buat naming-nya sendiri itu tuh Terminal 3. Gitu.
Kan ada T1, T2 ya T3 tetap.
He eh T3. Tapi kan mungkin di mata publik tuh persepsinya sekarang kan
Terminal 3 Ultimate gitu kan.
Jawab : Iya, Karna memang ya itu tadi. Istilahnya di awalnya publik itu tahu karna
memang apa yang sempat keluar informasinya bahwa ya itu namanya Terminal 3
Ultimate. Kan gitu. Nah itu yang sekarang ini juga kita juga lagi syiar lagi gitu. Kita
bilang ini nanti namanya Terminal 3 loh. Bukan Terminal 3 Ultimate.
Oke. Terus hal penting utama apa yang menjadi perhatian dalam membangun
hubungan dengan media?
Jawab : Nah ini sih memang ya hubungan baik dengan media ini kan gak bisa serta
merta kita dapat. Kan gitu. Ya kita memang harus ini lah sering komunikasi lah.
Komunikasi dengan teman-teman media. Jadi kita juga gak, kita gak mau yang
namanya memaksakan berita juga kan gak seperti itu. Lebih ke memang
engagement lah ke media, ke para media ini bahwa ya kita sedang sosialisasi
maupun dengan apapun ya dengan komunikasi yang baik aja sama mereka. Jadi
dalam hal ini entar ketika nanti misalkan kita mau melakukan sosialisasi Terminal
3 misalkan, mau mengadakan apa ya, media familiarization misalkan. Buat mereka
lihat-lihat Terminal 3 itu salah satu bentuk buat membangun hubungan lah sama
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
mereka. Jadi mereka juga kan gak sembarangan. Ya makanya kita dijaga
hubungannya. Jadi tone yang mereka tulis juga pasti kan dilihatnya angle-nya yang
enak dan lain-lain. Kurang lebih sih gitu.
Iya sih. kaya misalnya ngajak wartawan untuk yang ngelilingin Terminal 3
sehingga kan dia tahu oh fasilitasnya ada ini.
Jawab : Iya.
Terus ketika ada pemberitaan yang tidak sesuai atau ada pemberitaan yang
berlebihan bagaimana langkah AP 2 dalam menindaklanjuti pemberitaan
tersebut?
Jawab : Jadi gini. Ini biasanya ada 2 sih. Ada 2. Ada 2. Memang tergantung
skalanya juga gitu. Kalau memang nanti yang diberitakan itu gak sesuai dengan apa
yang kejadiannya, ya normally biasanya kita hubungi medianya. Kita komunikasi
medianya itu gak gitu, gitu. Dapat infonya dari mana segala macam. Ya kita
konfirmasi seperti ini. Nah biasanya setelah itu medianya akan melakukan kayak
pemberitaan ulang dari pemberitaan kita. Biasanya sih seperti itu. Gak mungkin
pemberitaan akan dicabut. Apalagi cetak ya. Gitu. Nah jadi biasanya diberitakan
ulang dimana ya dikasih tahu lagi.
Diklarifikasi lah ya.
Jawab : Diklarifikasi ke medianya. Nah atau juga memang ini memang berlebihan
pemberitaannya. Ya biasanya kalau berita-berita ini kadang-kadang udah menyebar
juga. Nah kadang-kadang kalau gitu kan gak bisa kita konfirmasi satu-satu.
biasanya kita melakukannya, lewat release aja.
Oh release.
Jawab : Melakukan press release aja. Sudah cukup sih sebenarnya. Itu makanya
tergantung dari skalanya. Tapi ketika skalanya udah memang besar banget, sampai
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
conference kita pastinya. Kalau enggak paling ya menurut kita misalnya gini, oh ini
sih dari release aja kita bisa langsung mengklarifikasi harusnya. Kita pakai release
dulu. Nah tapi begitu release udah enggak ya baru lagi press conference. Atau bisa
jadi misalkan memang sudah skalanya udah terlalu gede banget yang diberitakan,
istilahnya kayak dulu bagasi kemarin lah. Itu kan termasuk crisis. Dan ya beritanya
memang kadang- kadang masih di awal ini masih simpang siur. Kan gitu. Nah
makanya untuk itu langsung kita klarifikasi dengan conference langsung. Gitu.
Langsung conference di itu langsung kumpul kan semua stakeholder. Istilahnya
semua bisa jawab, bantu jawab jadinya. Karna memang di lingkungannya bandara,
ya AP 2 ini pengelola bandara, tapi kan banyak stake holder yang lain. Namanya
ada airlines-nya juga, ada ground handling-nya juga, ada dari sisi otoritas
bandaranya juga. Dari kepolisian juga. Nah itu kita dudukin bareng-bareng
sehingga benar-benar yang didapatkan sama media itu gak cuman satu pihak. Tapi
istilahnya lebih objektif jadinya. Kan kurang lebih gitu.
Pada tahap evaluasi. Nah menurut Mas Yado pasti ada lah tolak ukur yang
digunakan AP 2 untuk melihat hasil dari kegiatan media relationsl itu gimana
caranya?
Jawab : Nah sebenarnya sih ada 2. Ada 2. Yang pertama itu kita ngelihatnya dari
sisi nilai publikasinya biasanya. Misalkan kita lagi mau sosialisasi nih. Dengan kita,
kita mau membandingin nih misalkan. Kita mau masang iklan atau kita coba
panggil teman- teman buat datang mau conference atau misalkan kita mau
ngeluarin release aja nih buat sosialisasinya. Nah itu biasanya kita ngitungnya
ngelihatnya dari, bisa dibilang, PR value-nya.
He eh, PR value.
Jawab : PR value-nya. Nah PR value-nya kita lihat lah. Misalkan kita ngeluarin
release nih, wah ternyata release ini dianggap, biasanya teman media kan pasti
selektif juga. Release itu kalau dianggap misalkan kita lagi sosialisasi kalau release
itu dianggap memang wah good news nih, orang perlu tahu nih. Misalkan kita
ngomongin soal terminal 3 ultimate, kapan jadinya segala macam. Nah kayak
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
beritakan itu kan. Nah itu kita nilai tuh value-nya. Istilahnya dengan mereka
memberitakan itu misalkan sekian banyak media online beritakan, cetak beritakan.
Wah itu PR value-nya sekian. Itu kan bisa ketahuan tuh. Nah dari situ lah kita
nilainya. Sama satu lagi ya dari sisi ininya, dari sisi banyaknya. Dari sisi tone-nya
lah. Tone-nya lah yang kita cek juga.
Berarti jatuhnya ke medmo ya Mas ya?
Jawab : Iya ke media monitoring juga. Jadi jatuhnya memang--. Ya kan memang
hasil media monitoring itu 2 nantinya. Jadi PR value-nya kita bisa lihat. Terus sama
dari tone- tone-nya gitu. Misalnya kalau memang ya kita lihat lah berita yang keluar
tentang AP 2 sebulan ini tuh apa sih ininya, tone-nya lebih banyak positifnya apa
negatifnya atau netral. Ya itu bisa kita cek lah sih sebenarnya dari media
monitoring. Misalnya sih gitu.
Nah dari hasilnya itu, penghitungannya itu sebenarnya, di rekapannya itu per
hari apa per bulan Mas?
Jawab : Secara harian itu kita lakukan. Tapi direkapitulasinya per bulan. Ya.
Bulanan ya kita analisa lah tuh. Jadi kita analisa nanti influencer-nya siapa aja sih
nih yang sering ngomong di AP 2. Nah kalau kayak saat gini, kayak saat sekarang-
sekarang ini nih kita strateginya lebih sering ngeluarin release dibandingin kita head
to head sama si medianya. Gitu. Memang karna memang Pak Awal juga baru di AP
2 jadi dia lebih enak rasanya, oke kita ngeluarin release dulu deh. Nanti kalau
memang nanti, ya dia kan mau nanti setelah dia berapa lama begitu emang hasilnya
udah benar-benar kelihatan baru mungkin dia mulai directly ngomong sama si
media. Gitu. Sekarang ini kalau ngomongin dia sama media mungkin kalau
biasanya kalau memang ada kegiatan kunjungan-kunjungan kayak gitu.
Kunjungan-kunjungan dari pejabat-pejabat negara lah baru mungkin dia secara ini
mungkin langsung door stop dan lain-lain. Tapi kalau sekarang ini strategi kita
misalkan kita mau ceritain ke masyarakat bahwa entar ada stasiun bandara loh.
Stasiun bandara ini bentar lagi mau jadi, fasilitasnya kurang lebih A, B, C, D, E,
keunggulannya dan lain-lain. Nah ini biasanya kita ngeluarin release tuh. Nah
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
biasanya kalau memang teman-teman nanti ketika nanti sama redaksinya ngelihat
bahwa wah ini bagus juga buat diangkat, biasanya dia gak akan langsung kutip dari
release. Dia entar akan langsung biasanya kontak kita juga, dia pastikan nih data
dan segala macam. Mereka buat jadi kayak semacam liputan khusus. Nah itu kan
nilai lebih juga buat kita. Gitu.
Nah kan AP 2 itu kan untuk media monitoring itu kan yang saya tahu waktu
saya magang itu kan gunain agency kan.
Jawab : Ya.
Esentia. Nah selama gunain agency itu sebenarnya ada kendala-kendala gitu
gak sih Mas? Kan sedangkan media monitoring itu kan per harinya juga ada
dateline kan untuk naik ke atas, ke PD kayak gitu-gitu. Nah kendalanya itu
gimana sekarang Mas, masih sama apa gimana gitu?
Jawab : Kendala buat media monitoring ini ya?
He eh. Melakukan dalam media monitoring itu gitu.
Jawab : Ya sebenarnya sih tergantung. Memang sampai saat ini kita masih pakai,
masih pakai media monitoring dari luar ya. Jadi kita minta bantuan teman-teman
dari luar untuk membantu media monitoring-nya. Nah kendalanya memang
kadang-kadang memang ada berita yang gak tercakup sama mereka. Yang gak kena
gitu. Kadang- kadang mungkin ada news media apalagi media online tuh kadang-
kadang news buat yang online itu kadang-kadang baru tuh ada beberapa cepet
banget. Jadi misalkan mereka udah ngelingkup 1000 media gitu, itu kan dia akan
cari berita tentang AP 2 akan dilaporkan lah kan ke kami dan kami akan review lagi
kan, kurang lebih gitu. Nah ini kadang-kadang ada beberapa yang gak kena. Ya tapi
ya sebenarnya kekurangannya sih hanya itu aja ya. Jadi nanti terkait dengan dari
situ ya entar mereka perbaiki biasanya entar yang di selanjutnya sudah ada. Kurang
lebih sih gitu. Dan paling sih kendalanya juga kalau kayak yang sekarang nih, yang
sekarang itu kita tuh perlu ngupdate terkait dengan karna PR value ini kan biasanya
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
dibandingkan dengan nilai dari advetorial atau pun iklan display dan lain-lain. Ya
itu lah yang jadi kadang-kadang nilai dari si media ini kan berubah-berubah nih
pastinya. Misalkan dia ketika nanti udah beberapa bulan ada tarif yang naik segala
macam. Ya ini harus lebih up to date. Jadi PR value yang kita dapat juga lebih
komprehensif jadinya. Misalkan kita mau tahu nih kita ngadain press conference
buat misalkan pengoperasian Terminal 3 nanti. Kan kita kalau kita ngelaporinnya
ke manajemen berarti kan dengan biaya apa yang kita keluarin, PR value yang kita
dapat berapa sih. Kan gitu. Misalkan oke lah kita ngeluarin biaya buat conference
itu berapa misalkan. Ya nyampe 100 juta misalkan, kayak-kayak gitu kan. Ternyata
PR value yang kita dapat wah itu ternyata media itu memang habiskan langsungkan
memberitakan dan lain-lain, ketika kita ukur wah PR value kita tuh nyampe 2 sekian
M, misalkan kayak gitu. Ya itu yang kita kasih tahu ke manajemen kan bahwa
memang sukses berarti kemarin kita conference kita sukses dan memang tone
beritanya juga sesuai dengan angle yang kita mau sosialisasikan. Kan kurang lebih
gitu.
Oke. Sekarang masih pakai ibdesk?
Jawab : Sekarang masih. Memang rencananya mau kita, ya mau kita tender ulang
lagi. Jadi jatuhnya memang ada beberapa plus minus lah EBDes ini. Memang
sistemnya dia online dan tapi memang ya itu tadi, EBDes ini kalau dari sisi value-
nya, PR value- nya kita harus update sendiri. Nah ini kita kan pinginnya kan lebih
komprehensif kalau bisa dapat dimana PR value-nya juga bisa kita bisa dapat secara
ini dari teman- temannya.
Udah pasti ya, udah real ya.
Jawab : Network kita. Iya.
Soalnya waktu itu juga kan waktu saya magang juga sempat ngukur-ngukur
PR value gitu-gitu kan. Oke. Yang terakhir nah menurut Mas Yado
bagaimana sih strategi AP 2 dalam membangun citra perusahaan. Apakah
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
melalui menjaga hubungan baik dengan media?
Jawab : Itu salah satunya. Salah satunya otomatis. Karna kan dengan kita menjaga
hubungan baik dengan media, media pasti juga respect lah sama company kita,
khususnya gitu. Jadi mereka kadang-kadang kan ada nih misalkan ada suatu
perusahaan yang komunikasi sama medianya itu gak baik. Jadi ketika dia ada terjadi
sesuatu aja sama perusahaan itu, wah habis loh pasti digempur sama media. Kan
kurang lebih gitu. Nah kita dengan kita jaga media relation ini dengan baik dengan
teman-teman media, biasanya kalau ada something yang terjadi gitu mereka gak
akan langsung beritakan biasanya. Dalam hal ini mereka pasti akan konfirmasi
dulu.
klarifikasi dulu. Bener gak nih.
Jawab : Iya, ini ada kejadian ini bener gak. Ini kalau enggak ini ada kejadian ini
gimana ya. Gitu. Kadang-kadang kan kalau enggak, wah kalau emang namanya
udah, apalagi perusahaannya sama media komunikasi kurang bagus langsung aja
di...
di Tulis.
Jawab : Ditulis sama mereka. Misalnya walaupun itu ngambilnya dari ya sumber-
sumber yang memang di luar sumber perusahaan itu kan. Kadang-kadang kan
kayak gitu, langsung diberitakan aja. Gitu sih. Jadi memang ya strategi AP 2 dalam
membangun citra itu ya media relation-nya salah satu yang utama lah harusnya.
Bukan harusnya. Memang sebagai salah satu yang utama gitu. Ya diantara yang
lainnya kan yang jelas kita dengan ningkatkan pelayanan. Itu dengan ningkatin
pelayanan orang satisfied dengan pelayanan kita mereka pasti akan ningkatin citra
kita. Ya kan mereka tahu wah bagus nih bandara-bandara yang yang dikelola AP2
udah bagus. Gitu. Ya itu lah terget kita terkait dengan pelayanan. Tapi dengan
media relation ini otomatis itu adalah memang salah satu tools utama untuk
branding kita juga. Gitu, Echy.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Nama : Adam K Rumandha
Jabatan : External Communication PT Angkasa Pura II
Lokasi : Gedung 600, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II, Cengkareng,
Soekarno-Hatta.
Tanggal : 20 Maret 2017
Selamat siang mas Adam, boleh dijelaskan struktur organisasi dan posisi mas
Adam di Angkasa Pura II ada dimana?
Jawab : Ya jadi gini, sekarang kalau di AP 2 itu belum dilegitimasi terkait dengan
struktur organisasinya Corcom. Tapi per hari ini kita sudah menjalankan fungsi itu
di dalam Corporate Secretary sehingga Public Relation AP 2 hari ini tuh punya 2,
2 bagian, fungsi yang pertama itu external communication sama internal
communication. Tentunya Public Relations manajernya sendiri. Pak Yado, nanti
dia memberikan informasi juga kurang lebih sama dengan saya bahwa PR saat ini
ada 2, internal. external communication oleh saya dan tim nya Dion, Keke kita
bertiga dan internal communication dengan Mas Chandra dan timnya juga. Gitu.
Jadi kurang lebih yang berhubungan dengan media dan lain sebagianya itu ada di
external communication dan di internal communication lebih kepada komunikasi
yang sifatnya menyentuh karyawan dan ke lebih ke brand management, seperti itu
kurang lebih. Nah terus terkait dengan hal yang ditanyakan nanti tergantung Mbak
Echy aja apa yang perlu ditanyakan. Nanti akan coba saya elaborasi lebih lanjut
apakah hal-hal yang ditanyakan tuh sudah sesuai atau sesuai dengan ekspektasi
Mbak Echy. Silahkan Mbak.
Apa fungsi dan peran PR AP II?
Jawab: Jadi kalau di AP 2 itu sekarang kan kita punya manajer baru namanya Mas
Yado. Mas Yado itu punya usulan nih terkait dengan fungsi PR yang sekarang.
Karna sepertinya kan akan di enhance fungsinya menjadi corporate communication.
Tapi karna belum dilegitimasi dalam suatu SK atau misalkan Keputusan Direksi
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
semacam itu, fungsinya itu dibuat sedemikian rupa ada dulu di PR. Nah sehingga
PR itu punya 2 sekarang. Punya external communication sama internal
communication. Kalau external communication itu lebih ke media atau hubungan-
hubungan ke eksternal. Internal communication lebih ke bagaimana cara bangun
komunikasi yang dari manajemen ke karyawan dan tentang brand. Kurang lebih
seperti itu.
Apa kriteria mendasar untuk menjadi suatu media yang dapat menjadi acuan
AP nih dalam membantu penyebaran informasi pada sebelum soft launching
berlangsung?
Jawab: Kalau menurut gue sih ada 2. Yang pertama tuh kedekatan. Kedekatan
dalam artian emosional dan secara profesional, gitu. Karna agak susah kalau
seandainya kita tuh gak punya hubungan yang baik dengan media, gitu. Nah dalam
hal ini AP 2 tuh "dekatnya" itu dengan dua kubu. Yang pertama itu, kelompok
wartawan Perhubungan. Yang kedua kelompok wartawan BUMN. Kenapa BUMN
sama Perhubungan? Karena, posisi AP2 sendiri sebagai BUMN itu punya dua ibu
nih. Atau punya dua bapak lah, gitu kan, di Kementerian Perhubungan sama
Kementerian BUMN. Jadi ketika ada informasi terkait dengan regulasi atau
misalkan tentang manajemennya pasti dua kubu wartawan itu, itu yang akan
mencari informasi ke kita atau kita butuh, eeh, mereka mempublikasikan tentang
kita, gitu. Jadi ada dua perspektif itu. Kalau dari sisi regulasinya itu di Kementerian
Perhubungan tentang operasi kita sebagai pengelola bandara, terus itu kalau dari
sisi manajemennya, terkait dengan rencana-rencana--apa?-- misalkan holding atau,
eh, nanti ada perubahan- perubahan dari struktur manajemen atau misalkan, eeh,
apapun itu terkait dengan manajemennya AP2 sebagai BUMN, itu lebih ke
Kementerian BUMN. nah, itu tadi dari sisi hubungan interpersonal sama emosional,
gitu. Terus yang kedua adalah bagaimana kita melihat efektifitas media itu sendiri.
Saat ini kan ada perubahan ini nih, cara pandang atau bagaimana kita menggunakan,
kanal-kanal informasi untuk menyebarkan informasi itu sendiri. Nah, tadinya kan
kita mainnya hanya di media cetak aja, gitu, tapi sekarang kita agak mau mulai ke
heavy ke media online Atau bahkan nanti media kita sendiri nih all media kita lebih
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
ke digital.
Jadi media-media yang dipilih AP 2 Itu media yang berpotensial lah, ya.
Jawab: Yang potensial, gitu. Karena kita harus bisa memilah-milah mana yang
cocok..
Sesuai dengan target juga, kan?
Jawab: Betul. Kaya gitu. ci
Apakah media merupakan tools yang tepat dalam mencapai objective
perusahaan?
Jawab: Mmm, jawabanya bisa dua. Menjadi tepat karena, media adalah salah satu
cara yang efektif untuk bisa mencari informasi dan menyebarkan informasi itu
keluar lagi.Tapi menjadi tidak tepat bahwa kalau misalkan itu disebut adalah satu-
satunya, untuk bisa menciptakan image perusahaan itu tidak hanya jadi media
relation saja, Jadi saya bisa bilang, aspek komunikasi koporat itu adalah secara
umum, unit atau fungsi yang bisa menciptakan atau meningkatkan image
perusahaan, gitu. Bukan hanya media relations aja. Kalau misalkan semuanya
dibebankan ke media relations kayanya bisa bonyoklah, gitu.
Oke. Terus hal penting utama apa yang menjadi perhatian dalam membangun
hubungan dengan media?
Jawab: Budget
Kenapa budget mas?
Jawab: Iya, budget. Media relation, baik yang secara formal-informal, emosional
maupun profesional, budget itu diperlukan. Karena, ada hal-hal yang bisa kita
utarakan dengan jelas sama langsung terkait dengan informasi, Kemudian
salurannya juga jelas, bahwa, ‘Oke, eh, gua mau, eh, ngasih tahu nanti stasiun jadi
bulan Mei’. ‘Keretanya dua, peronnya dua, ada orang jualan segala macam. Ada
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
teknologi ITnya segala macam,’ gitu. Nah, informasi itu tuh dikasih tahu lewat
media itu. Berarti harus bayar dong. Karena biasanya media juga ada kan namanya
kaya inforial atau advetorial, gitu, kan. Salah satunya misalnya Metro. Nah, Metro
itu misalkan inforial tiga menit terkait dengan itu adalah sekian ratus juta, misalkan
gitu. ‘Oke nih nanti kontennya ini, ini, aja, ya, elo liput, ya,’ gitu, ‘nanti tolong
ditayangin, ya, seminggu tiga kali dekat program- program ini di jam sekian,
blablabla,’ gitu, kan. Terus kita bayarlah Itu sebenarnya jamak dilakukan.
Maksudnya karena inforial itu adalah salah satu, program atau misalkan salah satu
toolsnya dalam TV yang ditawarkan ke perusahaan untuk bisa menginformasi apa
yang baru di perusahaan elo, gitu. Tapi kalau elo mau pakai program itu, ya, elo
bayar, ya, gitu. Jadi kita bayar, gitu.
Tanpa bayar sebenarnya bisa nggak sih, mas?
Jawab: Tanpa bayar bisa kalau sifatnya yang kaya gini. misalkan kita mau
peresmian, terus kita....
Presscon?
Jawab: Nggak, nggak preskon. kaya peresmian aja, Terus kita memutuskan untuk
tidak memakai inforial, udah kita, pokoknya mau nanti supaya biar, PR valuenya
ketahuan berapa, kita nggak bayar sama sekali, pokoknya kita mau ada kegiatan di
situ, peresmian, kita ngundang aja media, si ini, si ini, si ini, sudah. Termasuk
misalkan TV itu tadi, gitu. Terus hari itu, mulailah kegiatan itu, peresmian itu, itu
kan didatangi sama menteri, misalkan presiden, direktur AP2, segala macam,
ramailah. Terus, entah di waktu yang sama atau besoknya, berita itu keluar, atau
misalkan TV juga keluar. Nah, terus nanti dikuantifikasi itu PR value kita. Tentunya
dibantu sama, rekanan kita, karena kita kan biasanya untuk hal-hal itu kan
dikerjasamain kan. Terus ketahuan misalkan, oh, pas lagi dilihat PR value-nya,
waktu elo cuma ngundang doang, PR value-nya Misalkan TV-nya doang kita lihat,
itu bisa sampai dua milyar, misalkan gitu. waktu elo bayar, elo bayar itu bisa sampai
enam ratus juta gitu, lebih untung mana, misalkan. Yah, lebih untung elo cuma
ngundang doang, kan, gitu, dibanding elo ngeluarin duit.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jadi bisa dibandingkan dari PR value yang keluar yaa mas?
Jawab: Nah, sementara dengan elo ngundang doan, elo nggak bayar, tapi, eeh,
publisitas elo itu senilai dua milyar, gitu. Jadi mendingan ya nggak usah-- nggak
usah bayar, gitu, jadi ngundang aja. Nah, itu-- itu--apa namanya?--untuk bisa, eeh,
tahu atau cara mengetahui cara efektifitas kita itu gimana terhadap suatu program
komunikasi, gitu. Nah, itu bisa-- apa sih namanya?-- bisa-- bisa dikondisikan
tergantung dengan, ya, keinginan kita aja. Kalau pun memang dirasa sama
pimpinan atau pihak manajer atau korsek bahwa program A, B, C, D itu harus di--
harus di--apa namanya?--harus menggunakan budget untuk menginformasikannya,
ya, berarti kita akan melakukan hal itu, gitu. Tapi kalau memang dirasa oleh
pimpinan atau bahkan kita sendiri bahwa, ‘Mohon ijin, pak, dalam hal itu sebaiknya
kita ngundang aja, karena gini, gini, gini, gini, nggak perlu ngeluarin budget, karena
begitu, begitu, begitu,’ gitu. ‘Oke, ya, udah dilaksanain, ‘ gitu. Terus kita lihat
perbandingannya, ‘Oh, ya, bener, ternyata ketika kita ngundang sama nggak
diundang sama aja kok,’ gitu. Atau mungkin bahkan yang ketika nggak diundang
malah, eeh, lebih bagus, lebih besar, gitu, karena menguntungkan buat kita.Yah,
udah, hal itu dilakukan terus aja, gitu. Tapi sih biasanya kalau kaya peresmian-
peresmian besar kita pasti akan menggunakan sejumlah budget sih untuk bisa
menginformasikan secara lebih luas. Misalkan cuma di TV doang. Tapi kita akan
pakai semuanya, channel media untuk bisa menginformasikan acara itu atau
kegiatan itu, jadi TV, online, koran cetak itu pasti dipakai. Jadi itu kenapa budget
penting? Karena untuk itu. Terus yang kedua kalau misalkan gua yang nambahin
media relation, emosional. Wartawan ini kan sebenarnya teman kita, gitu. Tapi
bagaimana kita mengoperasikan kegiatan kita sama dia kita kan butuh sejumlah
budget. Misalkan kaya kita bikin acara media gathering mereka kan diundang untuk
bisa mengekspos, misalkan bandara baru kita di Pangkal Pinang dengan terminal
baru. Praktis mungkin nggak ada wartawan yang sering ke Pangkal Pinang,
Bagaimana supaya kita bisa mengekspos bandara itu?
Jadi salah satu caranya dengan mengajak wartawan yaa mas? Lalu
memberikan fasilitas-fasilitasnya juga dong? Berupa tiket dan uang jalan?
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jawab: iyaa betul, kita ngajak mereka ke sana, kan. Kita siapin tiket pesawatnya,
akomodasi, fasilitas dan segala macam menggunakan sejumlah budget. Dan ada
tentunya uang transportasi, harapan kita ketika kita mereka ajak ke sana, mereka
mencari informasi yang sebanyak-banyaknya di sana, kan. Bisa ke GM-nya atau
misalkan kita ajak direksi kita juga untuk bisa, diwawancarai langsung di sana juga
terkait dengan bandara itu. Terus dari Pangkal Pinang kita ajak lagi medianya
terbang ke changi Singapura untuk membandingkan bandara disana dengan
bandara terminal 3 yang sedang dibangun, kalau bandara kita tuh gak kalah keren
sama bandara diluar sana. Nanti ketika udah dapat semua mereka beritain. yang
kaya gitu-gitu itu dibutuhkan juga. Yah, di samping misalkan kita membantu
mereka kalau misalkan ada kegiatan. Misalkan, mereka itu maksudnya ini, ya nggak
semua media, ya, tapi Perhubungan sama BUMN. Nah, kan mereka punya acara
seminar atau sponsorship, atau kejuaraan wartawan antar BUMN, atau
Perhubungan, nah, kita bantu mereka juga, Itu kan di situ terbangun hubungan
emosional. Begitu pun kita juga berusaha punya kepentingan untuk membantu
mereka karena dengan harapan kita punya hubungan yang bagus nih ketika
misalkan ada acara- acara apa mereka datang, bisa diundang, tanpa diundang. Atau
misalkan kita digempur nih sama wartawan atau media lain yang tidak berafiliasi
dengan kita, gitu.
Sosialisasi awal yang dilakukan sebelum soft launching t3u?
Jawab: melakukan berbagai macam, bukan sosialisasi awal juga, tapi.. kita
menumbuhkan, minciptakan awareness ke pengguna jasa atau penumpang yang
sering berpergian ke Soekarno Hatta, melalui berbagai macam acara yang
diantaranya seperti kita pernah bikin acara apresiasi AP II untuk kartini ditahun
2016 yang dilakukan di terminal 3, di acara tersebut kita mengundang seluruh
karyawan atau stakeholders perempuan yang bekerja dibandara ke terminal 3 untuk
mengikuti acara tersebut. Goalsnya yang pertama adalah menghargai hari kartini
itu sendiri dan juga para pekerja wanita yang ada dibandara kemudian yang kedua
kita juga ingin supaya mereka secara tidak langsung bisa ngasih tahu bahwa T3
sudah seperti ini, sudah siap segala macem. Yang kedua kita bikin event juga terkait
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
dengan AP II peduli dengan sepak bola usia dini itu di terminal 3 juga sebelum
terminal 3 beroperasi. Mengundang berbagai macam ases B yang ada di
jabodetabek terutama disitu ada seseorang anak yang sangat potensial untuk
menjadi sepak bola masa depan katanya, yaitu nama nya Tristan Alif, dia disebut-
sebut mempunyai kemampuan seperti Mesi, kebetulan dia juga di tawarin di salah
satu liga Spanyol. kita dalam rangka membantu dia dan yang lainnya ases b- ases b
ini kita memberikan sumbangan atau dana yang acaranya digelar di T3, di area
domestik diantara checkin area E sama F, jadi karna waktu itu masih sepi, jadi kita
membuat panggung dan segala macam.. sama membuat lapangan kecil supaya bisa
dipake untuk perfome jugling bola segala macam. Yang ke tiga kita membuat acara
fashion show di terminal 3 yang unik adalah acara tersebut, kita kerjasama dengan
media juga dan itu diliput via dotcom nya mereka dan juga sosmed. Hal menarik
lainnya, runway yang dipake sendiri itu bukan menggunakan yang statis, tapi
menggunaka eskalator, jadi setiap kali modelnya keluar, mereka turun
menggunakan baju-baju tertentu lalu naik lagi masih sama dengan memperagakan
fashion baju itu sendiri dan nanti pada saat turun lagi, bajuunya sudah berbeda. Jadi
ya cukup unik lah yang dilakukan sebelumnya. Mungkin yang berikutnya kita bikin
acara advanture race, tapi acara ini dilakukannya sudah diatas bulan Agustus, pada
saat terminal 3 sudah melakukam soft launching. Mungkin nanti bisa di sparasi, jadi
setelah bulan agustus ada adventure race sama kita bikin film pendek namanya
purnama di terminal 3 bisa di lihat di youtube juga, itu filmnya tentang cowo cwe
bertemu dibandara kaya mereka main-main begitu diterminal sambil explore tenan,
fasilitas yang ada di terminal. Sedangkan yang advanture race itu mirip dengan
amazing race, jadi dia diberikan sejumlah misi yang berhubungan dengan t3, yaitu
dari sisi komersialnya, dari sisi operasional mereka harus mencari tahu dengan
sejumlah jawaban dari clue-clue yang diberikan sama kita. Kita melihatnya itu
beberapa rangkain acara itu cukup bagus, karena kita melihat dari hasil pantauan
media responnya bagus dan baik. Sesuai dengan harapan kita.
Bagaimana sosialisasi akhirnya?
Jawab : Mungkin bisa dibilang kita menjelaskan ke semua orang atau stakeholder
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
dan si garuda Indonesia ini melalui berbagai macam familiarisasi sama simulasi
terkait dengan pengoperasian t3 domestik dan juga menjelang2 pengoperasian t3
domestik kita juga ngasih tahu beberapa kali lewat release resmi perusahaan bahwa
kita sudah melakukan simulasi, kita sudah di verifikasi, sudah di kalibrasi dari alat-
alat di terminal 3 nya jadi sudah siap dioperasika, itupun sama dengan rangkain
terakhir di sosialisasi akhir di hari-H nya kita menggundang wartawan untuk
memperlihatkan dan membuktikan bahwa apa yang terjadi di hari itu perpindahan
operasional ya smooth-smooth saja tidak ada masalah, dan sampai hari ini tidak ada
masalah
mengundang wartawannya melalui apa si? apakah melalui email blass? Atau
undangan? Dan penyebaran informasinya dilakukan kapan?
Jawab : mengundangnya ada yang resmi dan tidak resmi
Oh jadi ada yang formal dan informal ya
Jawab : ya, bisa dibilang formal dan informal. Kalau yang formal jadi kita sudah
merangkum list apa saja media-media yang mau kita undang baik itu cetak, TV,
online dan sebagainya, kemudian base only itu kita mengirim undangan resmi ke
mereka kita sampaikan melalui email, atau misalkan diantarkan langsung kesana.
nah kalau yang informalnya mas?
Jawab : Ya, untuk yang informalnya kan ada yang namanya.. Echy sudah tahu kan?
Kan kita sudah berafiliasi dengan sekelompok wartawan tertentu, namanya forum
wartawan perhubungan dan forum wartawan BUMN, jadi karena kita sudah dekat,
jadi kita bisa menggundang melalui whatsapp saja. Sebenernya redaksional sama
kaya disurat yang ditulis cuman kita masukin kedalam whatsapp undangannya
seperti itu caranya. Sama redaksional cuman lebih kasual saja cara
menginformasinya.
yang menyebarkan undangan tersebut siapa? Mas Adam sendiri? Atau team
eksternal komunikasi lainnya?
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jawab: yang menyebarkan undangannya, mas Dion dan mba Ineke
penyebaran undangan atau informasinya itu kira-kira berapa lama sebelum
softlaunching dimulai?
Jawab: biasanya sih kita ke media itu h-2 atau h-1
oh bukan h-7 begitu ya mas?
Jawab: enggak, kita menyebarkannya di h2- dan h-1 lah, karena kita kaya pede saja
begitu, bahwa kita undang mereka pasti dateng, karenakan bandara pasti lebih
menarik kalau diberitain.
Dalam proses membangun program-program event tersebut apakah ada
hambatan atau ada kendalanya?
Jawab : hambatan.. hmm.. mungkin gini kali ya kendalanya adalah bagaimana kita
bisa melakukan kegiatan tersebut tanpa mengganggu operasional atau kenyamanan
pengguna jasa begitu, biasanya kaya beberapa penumpang. Yaa biasanya orang
Indonesia lah di minding begitu biasanya, “ada apasih running-running begini kok
kaya nya ngeganggu banget”. Segala macem begitu. Belum lagi misalkan
operasionalnya begitu, kita kadang-kadang mau melakukan sesuatu yang diluar hal
yang sewajarnya atau yang sudah-sudah, bagaimana kita menyakinkan bos-bos
diterminal bahwa ini itu tidak apa-apa, ini itu tidak akan mengganggu bagaimana-
bagaimana segala macam itu sih paling kendalanya. Tapi itu juga sudah kita lewati,
kendala itu bukan kendala yang berarti karna hanya membutuhkan penjelasan lebih
lanjut bahwa ini bisa loh dilakukan dan tidak akan terjadi apa-apa dan segala
macem.
ohiya mas, waktu itu kan sempet ada pemunduran soft launching T3 yang
akan dilakukan pada akhir bulan mei, bagaimana cara mengklarifikasinya
kepada publik/media? Apakah melalui press con, press release?
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jawab : sebenernya kalau hal yang seperti itu saya punya keyakinan itu jamak yang
dilakukan
sama semua BUMN atau semua instansi pemerintahan yang punya janji atau project
terkait dengan kapan itu dilakukan kapan itu dioperasikan. Sama seperti T3 pada
saat itukan bulannya, Echy taunya bulan Mei ni. Geser berapa bulan itu? Geser dua
bulan ya. Dan akhirnya jatoh di bulan Agustus. Hmm.. sebenernya yang kita
lakukan adalah.. normativ saja dalam artian kita hanya memberitahukan terkait
tentang progres pekerjaan, pembangunan, kesiapan T3 itu saja. Sepanjang dua
bulan itu banyak sesuatu dinamika yang terjadi ntah itu, yang pertama pergantian
reshufle Mentri, yang ke dua kesiapannya T3 pada saat itu katanya perlu butuh
menara pengawa kontrol yang baru
oh ATC maksdnya mas?
Jawab: ya menara pendukung lah pengawas pendukung di T3, kemudian juga waktu
itu di soal kelistrikan segala macam, jadi pada saat itu memang kita kenapa
memundurkan atau manajemen yang memundurkan, karena kita ingin memastikan
ketika pas domestik itu dioperasikan tidak ada hal-hal yang signifikan mengganggu
terjadinya pengoperasian terminal itu sendiri, makanya kita lebih baik di
mundurkan sajalah demi kebaikan pengoperasian nanti, dan akhirnya baru Agustus
di operasikan. Lebih kepada hal-hal tersebut. Seperti yang saya bilang, secara
normatif saja pada media atau misalkan masyarkat luas lewat release resmi juga
tentunya, kita sih gak pernah bilang itu mundur ya, seinget saya, kita tidak pernah
bilang di mundurkan dari mei menjadi bulan ini atau misalkan dari ini menjadi itu.
Tapi kita selalu bilang bahwa kita akan segera mengoperasikan terminal 3 abis itu
dibawah kita bilang yang sudah dilakukan atau yang sudah siap adalah ini ini segala
macem, karena kalau dari sisi Public Relations kita sudah janji ini kita literaly
bilang mundur itu kaya dari sisi komunikasi itu gagal, gak pas lah tidak sesuai.
T3 itu mempunyai slogan gak mas? Kalau punya apa slogannya?
Jawab : emm slogan t3 ultimate ya? Slogannya apa ini maksdnya?
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
ya jadi t3 itu punya tagline slogan begitu gak si?
jawab : jadi sebenernya kalau misalkan slogan khusus begitu emmm.. tidak adasih
untuk terminal 3, karena.. kita menyebutnya apa yaa kalau slogan itu seperti brand
line lah. Jadi misalkan brandlinenya itu tidak mengacuh secara spesifik ke terminal
3 nya, tapi masih pada perusahaannya sendiri jadi Angkasa Pura Indonesia Airport
Company nah itu slogan dan brandline nya. Nah kalau untuk T3 nya belum
mempunyai slogan, emm mungkin nanti akan ada, tapi tidak dalam waktu dekat.
Karena direktur utama AP II lagi konsern bagaimana bisa membrandingkan
soekarno hatta ini sendiri sebagai salah satu kawasan khusus yaitu bisa disebut, visi
nya beliau adalah soekarno hatta merupakan digital aeroplac, dia tidak hanya
melayani operasional penerbangan saja, bagaimana menghubungkan operasional
penerbangan, fasilitas dan juga mungkin infrastruktur sistem teknologi informasi,
mungkin juga bisa dapat diliat di aplikasi Indonesia airports, udh terhubung di apple
dan di android.
aplikasinya buat apa mas? Buat info schedule pesawat? Kereta api? Atau yang
lainnya?
Jawab: ada macem-macem bukan hanya schedule pesawat, tapi ada juga untuk
informasi tenan, infotaiment, service segala macem bisa diakses dan bisa digunakan
melalui aplikasi itu. Contohnya sekarang yang sudah bisa itu adalah. Parkir inap.
Jadi misalkan Echy mau terbang ini ke Yunani terus mau bawa mobil ini untuk ke
airportnya dan mau di parkir inap, nah Echy bisa langsung booking dari rumah, jadi
sampai disana Echy gk perlu lagi nyari2 tempat parkir. Jadi di pesen dan dibayar,
ya bayarnya melalui bank mandiri, bri, bni.
Oh iya release yang dikeluarkan oleh AP II dapat dilihat di website resmi
perusahaan kan mas?
Jawab: iya dapat dilihat di website www.angkasapura2.co.id atau di aplikasi
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Indonesia aiports cari di news.
Bagaimana cara mengatasi pemberitaan yang bad news itu gitu gimana, mas?
Jawab: Wussh! Bad news, yang paling pertama sih biasanya kita, Sebentar, bad
news itu datangnya dari wartawan atau dari kejadian dulu?
Dari wartawan mas, kana ada tuh wartawan yang suka iseng, tiba-tiba dia
memberitakan pemberitaan negatif atau permasalahan diperusahaan yang
sudah selesai tetapi masih di singgung
Jawab: Biasanya preskon. Preskon juga dikombinasikan dengan release juga. Tapi
kalau misalkan ternyata masih lanjut, kita biasanya pendekatan persuasif-lah
sendiri, mungkin kitanya ke sana atau dianya kita undang. Tapi kita juga perlu
melihat ini juga, permasalahan sama background dari media
Pada evaluasi kegiatan yang telah dilakukan, tahapannya menggunakan apa
mas?
Jawab: Gue berpatokan sama ini sih, apa namanya, dari hasil media
monitoring,dari media monitoring itu kita bisa ngelihat bahwa setelah suatu
kejadian atau suatu event, baik bagus, nggak bagus, terhadap pemberitaan itu, itu
seperti apa, dari sisi PR value sama dari sisi biasanya ada PR value ada Ad value
gitu loh, ada PR value ada Ad value. Kita bisa lihat sih, misalnya kejadian itu, gitu
kan dengan kita, dengan kita menggunakan budget terhadap suatu kegiatan itu, PR
value, Ad valuenya sekian, nggak pake budget, PR value – Ad valuenya sekian.
Nah, itu menjadi efektif atau tidak, karena praktis kita tidak melihat lagi tools lain
yang lebih praktis dari media monitoring dengan bisa menghitung, bisa
mengkuantifikasi nilai PR, PR valuenya dan Ad valuenya. Kalau hal lain, mungkin
lebih kepada kita apa ya, kita menghitung publisitas kita di media itu dengan
seberapa banyak media itu meliput kita gitu di luar Ad value, di luar Ad value dan
PR value ya, karena biasanya gini, kadang kita main
release nih, releasenya misalnya tentang, Visual Doc, jadi intinya tuh kita punya
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
aplikasi, aplikasi itu tuh bisa melihat atau mengatur docking pesawat di pushback
sama nempel di garbarata, gitu. Itu biasanya kepakenya di AMC, nah terus kita
ngeluarin release itu nih AP2 sekarang website resmi AP 2. Nah ketika kita
ngeluarin release kan harapan kita kan bahwa beritanya banyak, nanti PR valuenya
bagus, Ad valuenya bagus lah, ternyata ketika, ketika kita kirim (Tidak jelas, istilah
bergumam, 3.10) atau berita itu, itu nggak sesuai harapan, yang beritain dikit, yang
kita harapkan si A, B, C untuk dinaikin gitu kan. Sehingga berdampak kepada kita
di monitoring berdampak pada PR value dan Ad value itu, gitu. Nah jadi disamping
dari monitoring itu sendiri, sebenarnya ngelihat content beritanya gitu, content
berita itu bisa, bisa memberikan sesuatu apa namanya, sorry content informasi gitu.
Content informasinya itu bisa memberikan apa ya, nilai jual lah atau value yang
tinggi nggak buat diberitakan atau tidak gitu karena itu tadi kalau misalkan tidak,
efeknya ke situ juga gitu, tapi kalau misalkan iya, ya kita kan terimanya enak juga
tuh, bahwa oke nih, tinggi nih publisitasnya. Berarti otomatis udah gitu yang
ngeliput banyak dan tentunya PR value atau Ad valuenya, bagus juga gede gitu,
tapi kalau misalkan ecek-ecek, ya beritanya ya nggak akan naik itu berita nggak
akan pengaruh apa-apa gitu, jadi kita bisa melihatnya media monitoring dan content
informasi yang kita sampaikan ke ke media itu sendiri.
Melakukan penghitungannya perhari atau perbulan mas?
Jawab: Jadi sebenarnya kayak gini, dari harian kan ke bulanan, biasanya kan suka
ada laporan bulanan nih, ke management kan, kita misalnya bisa menyajikan bahwa
atau yang dulu udah dilakukan adalah kita bisa melaporkan efektivitas kinerja unit
atau misalkan public relation external communication terhadap pemberitaan atau
citranya AP2, gitu.
Oke nih misalkan nih pak, waktu itu di bulan April ada kegiatan ini, ini, ini, ini,
beritanya ini, ini, ini, ini terus selama atau jumlah pemberitaan itu tuh ada total kan,
ada total nilai kan, nilainya misalkan jadi sekian, sekian, sekian, terus dikuantifikasi
nih jadi PR, jadi PR value sama Ad valuenya, nilainya sekian nih pak, gitu. Jadi
bisa saya simpulkan bahwa pada saat bulan itu dengan pemberitaan itu, AP2 itu
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
seharusnya mengeluarkan uang berapa ratus milyar misalkan gitu untuk bisa
mempublikasikan itu. Nah ini ketika dibandingkan sama bulan Maret dengan
kurang lebih misalkan, jumlah event yang sama atau misalkan acara yang sama let
say kayak gitu ya, ternyata nggak lebih bagus dari yang April. April lebih tinggi
gitu kan, jadi saya bisa bilang, bahwa kedepannya kita akan melakukan hal-hal yang
seperti bulan April, bulan Mei, Juni, Juli segala macam.
Hmm.. dalam melakukan nya ada kendala gitu gak mas?
Jawab: Sebenarnya sih bisa dibilang nggak, kalau misalkan ya kondisi perhari ini
tuh lebih kepada apa namanya, lebih kepada bagaimana kita mengatur, memanaged
pekerjaan dan SDM aja gitu, karena ini masalah klasik kalau di kita bahwa, dengan
tuntutan yang tinggi, dengan pekerjaan yang sedemikian rupa, kita manpowernya
belum bisa memenuhi dengan tuntutan Jadi sekarang apa yang ada, ya itu yang kita,
kita manfaatkan saja gitu, sebenarnya kayak Corcom itu harus atau misalkan dalam
fungsi itu tuh harus ada beberapa orang atau banyak orang gitu.
Bagaimana strategi AP2 dalam membangun citra perusahaan, apakah melalui
menjaga hubungan baik dengan media?
Jawab: Oke, jadi gini, jawabannya yang pertama iya, terus bagaimana caranya ?
Caranya banyak, tergantung dengan kreativitas kita, tergantung keleluasaan kita
dan tergantung seberapa besar budget yang kita punya, nah itu kan. Yang bisa gue
sampaikan. untuk yang jawaban itu adalah gini, jadi balik lagi ke paling awal,
secara, secara emosional tuh kita berusaha mengikatkan hati kita masing-masing
nih ya, antara PR nya AP2, sama wartawan-wartawan itu gitu. Biar ketika kita ada
kenapa-kenapa atau misalkan pun ada apa-apa kita menghubungi gampang, kita
menghubungi mereka gampang gitu, dengan berbagai macam cara lah ke
merekanya gitu. Dan biasanya mereka senang- senang aja buat di approach, gitu.
Karena mereka ternyata butuh juga. Terus, yang kedua secara, secara professional,
kita bermitra lah sama media-media ini misalkan AP2 nih, AP2 itu bekerja sama
dengan Detik.com, memang punya kontrak kerjasama gitu.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara
Nama : Candra Ananda
Jabatan : Internal Communication PT Angkasa Pura II
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Lokasi : Gedung 600, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II, Cengkareng,
Soekarno-Hatta.
Tanggal : 31 Mei 2017
Struktur organisasi dan jabatan informan
Jawab: saya Candra Ananda posisi di AP II sebagai Public Relations Senior Officer
atau dibawah langsung oleh bapak manajer yaitu bapak Yado. Saya menangani baik
itu internal maupun eksternal communications.
Menurut mas Candra bagaimana sih AP II dalam menjaga hubungan baik
dengan rekan-rekan media? Pendekatannya seperti apa?
Jawab: jadi menjalankan hubungan baik dengan media itu sebenernya, kan media
itu sebagai korporasi ya di dalam korporasi itu ada person atau personal yaitu
wartawan ya. Wartawan-wartawan ini yang biasa ada dilapangan. Kita menjaga
hubungan baik dengan media atau wartawan itu personal, jadi setiap personal yang
masuk ke AP II itu pasti silih berganti orangnya pun berganti-ganti, nah kami juga
harus bisa memiliki strategi bagaimana caranya melakukan pendekatan terhadap
personal tersebut. Nah pendekatannya itu tidak selalu harus mengeluarkan yang
namanya materi, tapi pendekatan itu juga dapat melalui dari sisi emosional yang
artinya kita berhubungan dengan mereka tidak hanya dibidang sisi pekerjaan saja,
tetapi disisi lain. Seperti misalnya hanya sebatas untuk ngobrol, masalah diluar
pekerjaan juga sering dilakukan. Hubungan dalam pekerjaan dapat dilakukan, dan
hubungan diluar pekerjaan juga dapat dilakukan. Untuk tatap muka secara langsung
atau menggunakan media sarana komunikasi channel-channel kaya whatsapp,
telfon, sms. Itu konteks nya memang harus terus dijaga hubungan, jadi tidak terus
menerus kita ngobrol soal kerjaan. Let say misalnya ketika ada kesempatan, ada
hari raya kita ucapkan hari raya, ada yang berulang tahun kita ucapkan ulang tahun,
basa basi itu juga sering kita lakukan. Hubungan emosi secara personal perlu
dilakukan dengan wartawan, nah dari situ akan membangun hubungan baik ketika
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
bekerja, intinya membangun jaringan.
Seberapa intens sih pihak AP II bertemu dengan media? Apakah setiap hari?
Atau seminggu sekali? Atau pada saat acara-acara tertentu saja.
Jawab : kalau bertemu secara langsung tatap muka tidak seminggu sekali juga tidak
pasti, kadang-kadang seminggu bisa 3 kali, 4 kali kadang juga bisa setiap hari.
Tergantung mereka lebih banyak berkoordinasi atau mencari berita dilapangan di
daerah soekarno- hatta atau diluar lingkungan soekarno-hatta. Kalau misalnya yang
diluar itu biasanya yang seperti yang saya sebut tadi, komunikasinya dilakukan
melalui sarana lain yaitu dengan menggunakan media whatsapp, kita membuat
sebuah group di whatsapp memang isinya rekan-rekan media, jadi kita ngobrolnya
gak hanya pekerjaan saja, bisa juga informasi-informasi disekitar bandara gak
selalu tentang AP II. Kalau dihitung persentase untuk tatap muka minimal
seminggu sekali pasti ketemu, tetapi tergantung media, gak seluruh media dateng
setiap hari, ada juga sebulan sekali, ada juga yang kita undang baru dateng, ada juga
yang stay disini, kan kita dibandara soekarno-hatta sendiri ada namanya press room.
AP 2 menyediakan tempat work station mereka. Jadi disana mereka bisa nulis, bisa
curhat disana. Jadi memang setiap hari dari pagi sampai malam standby disana
minimal 5 sampai 6 atau 7 wartawan yang selalu ada sih disana. Jadi kapanpun kita
butuh koordinasi, semakin mudah juga untuk dikoordinasikannya. Ada
juga memang yang lokasinya tidak didekat bandara, lokasinya di kementerian
perhubungan. Kita kebetulan punya semacam forum wartawan perhubungan dan
forum wartawan tangerang dan forum wartawan BUMN, setiap wartawan-
wartawan tersebut membuat suatu perkumpulan atau forum, nanti kita
berkoordinasi dengan ketuanya atau dengan salah satu yang dituakan di forum
tersebut untuk berkoordinasi dengan rekan- rekan lainnya. Karena enggak
semuanya kita bisa pegang, jadi kita memanfaatkan beberapa personal yang
dianggap sebagai ketua yang bisa diarahkan, yang artinya media itu tidak bisa
diarahkan tapi kita coba untuk memberikan arah itu bisa, tapi kalau misalkan mau
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
jalan ke kiri atau ke kanan itu urusan media yang bisa menentukan. Intinya kita
memberikan jalan ya mau ke kiri atau ke kanan tujuannya cuman 1 yaitu kedepan.
Hal penting utama apa yang menjadi perhatian dalam membangun hubungan
dengan media?
Jawab : yang paling utama yaitu yang tadi ya, yaitu komunikasi pasti. Memang ada
beberapa media yang ngontek kita karena hanya membutuhkan informasi saja,
biasanya kita juga melakukan semacam media monitoring kita bisa melihat dari
beberapa media, media mana yang biasa menulis isu atau tone negatif atau tonenya
kurang baik tentang AP II, nah kita track lagi wartawannya siapa yang nulis
pemberitaan tersebut, nah kita coba komunikasikan. Ada masalah apasih kira-kira,
kenapa yang lainnya menulis positif dan orang tersebut menulis negatif. Biasanya
kita komunikasikan dengan orang tersebut, kalau misalnya ternyata ada hal-hal
yang tidak berkenan di hati mereka ya kita mencoba cari cara, bagaimana membuat
perubahan atau dalam istilahnya menyetir dalam kondisi kira-kira apa yang
diinginkan AP II bisa terealisasi. Komunikasi yang paling penting nomor satu, yang
kedua ya pasti sebisa mungkin namanya kita punya anggaran belanja untuk iklan,
kita share lah anggaran untuk iklan kita, jadi gak selalu di satu media besar saja atau
di satu media yang itu-itu saja, tetapi kita share untuk tahun ini kita akan belanja
untuk iklan di media ini, atau di tahun depan di media apa kita share kita bagi.
Apakah media relations merupakan tools yang tepat untuk mencapai
objective perusahaan?
Jawab : media relations itu sebenernya bukan tools ya, sebutannya lebih ke strategi
sih. Strategi melakukan pendekatan kepada media, karena ya ada istilahnya
siapapun yang bisa menguasai media, dia akan menguasai dunia. Yang artinya
media menjadi salah satu kekuatan atau senjata ketika ingin mencapai tujuan
menggunakan media. Jadi, concearn nya AP II dalam menggunakan media relations
pertama efektifitas ya, karena kalau kita ngomongin belanja iklan, mungkin Echy
sudah belajar yaa. Ada yang dinamakan PR value, kalau ada pemberitaan advetorial
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
satu halaman dikompas misalnya harganya sampe 800jt artinya kita melakukan
pendekatan dengan media kita ada hubungan baik, justru medianya yang ingin
mempublikasikan berita tentang AP II, kita bantu informasi data-data segala macem
nanti mereka publish, harapan kita kan beritanya positif ya jangan sampai beritanya
negatif. Yaitu kita harus berhubungan baik dengan mereka salah satunya strategi
pendekatan media secara langsung maupun personal atau group dan secara masal
begitu.
Dalam menangani crisis, apakah peran media relations di AP II sangat
penting?
Jawab: sangat penting, istilahnya menjadi pintu terakhir ya. Perusahaan membuat
strategi membuat perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi yang dilakukan
tergantung dari rahasia media apa yang mau ditulis media, kemudian kita kawal,
karena tidak bisa kita pinta hanya bisa dikawal saja. Jadi apa bila media menulis A
ya kita harapannya apa bila sesuai harapan kita ya B ya B tapi tidak bisa kita
paksakan. Nah itu melalui pendekatan yang Echy bilang melalui media relations
akhirnya berujung pada kedekatan secara emosional sebelum mereka naikin cetak,
sebelumnya mereka konfirmasi. Kira-kira pemberitaannya seperti ini ada sisi
lainnya yang bisa diangkat dari AP II biasanya berita itu negatif. Tapi dari sisi
lainnya ada yang diangkat dari media itu, biasanya judulnya negatif, isinya
mengarahkan keranah positif.
hmmm.. jadi kadang-kadang judul juga bisa menjebak ya mas
Jawab : ya kadang judul itu untuk menarik perhatian pembaca
Seperti yang tadi sudah dijabarkan oleh mas Candra, kegiatan media relations
yang dilakukan oleh AP 2, kan ada kegiatan media monitoring juga, selain itu
melakukan apa lagi sih mas? Apakah melakukan press con? Press gath? Prees
tour? Dan kegiatan- kegiatan lainnya.
Jawaban : sebetulnya dari rangkain itu media gathring juga bisa beberapa yaa
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
gahtring bisa juga misalnya kebetulan kita ada acara di salah satu cabang kita
misalnya di bandara Aceh, kita mengajak media mengikuti acara tersebut untuk
melakukan publikasi dan dokumentasi, setelah itu kita ajak jalan, ya gathring lah
intinya kita ajak jalan-jalan ya mungkin disana banyak kegiatan yang dilakukan itu
salah satunya. Ataupun memang ada kegiatan yang memang kita rencanakan seperti
melakukan b smart keluar negeri di bandara lain misalnya di luar negeri. Kita ajak
beberapa media untuk berangkat misalnya ke singapore, atau ke Kuala Lumpur atau
ke Thailand, kita liat bandara diluar kita ajak jalan-jalan yaitu tadi, efeknya akan
kepada ke hubungan emosional itu.
Dan banyak sih kaya media tour misalnya kita dateng ke kantor beritanya kita
presentasi terhadap perusahaan AP II kinerja segala macem bisa, nanti kita
melakukan pendekatan disana nanti dibagi tugas, misalkan direksi komunikasinya
dengan pemret satu dengan kepalanya nanti manager dengan apanya, misalkan
dengan stafnya hubungannya dengan awak media. Jadi banyak sih kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Ya kalau presscon, press release itu merupakan bagian
dari kegiatan lah yang sudah pasti dilakukan. Untuk mencapai kesuksesan media
relations adalah salah satunya itu tadi strateginya mengajak jalan-jalan, mungkin
kalau misalnya ada undangan dari awak media, ada nikahan atau mungkin ada
acara-acara kita diusahakan untuk datang ataupun kalau kita tidak bisa datang kita
ngirim bunga banyak strategi kita yang dilakukan untuk melakukan pendekatan
kepada media. Kalau untuk melakukan strateginya kuncinya adalah melakukan
pendekatan secara emosional.
Pada sebelum soft launching kegiatan apa saja sih mas yang dilakukan oleh
AP 2?
Jawab : banyak yang kita lakukan pada soft launching terminal 3, misalnya press
tour di terminal 3, kita undang media kita jemput disatu tempat menggunakan bis
ke terminal kita kasih informasi apapun terkait terminal 3, kita undang juga hiburan
agar mereka bisa nyanyi-nyanyi. Harapan kita mereka bisa menulis yang baik-baik
terhadap terminal 3 dan pemberitauan terminal 3 akan menjadi seperti ini. Itu salah
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
satunya, kita juga mengundang sekaligus mengadakan games yang ada
doorprizenya kepada awak- awak media. Jadi kita buat semenarik mungkin
acaranya, kita tawarkan juga kepada media, kalau mau buat acara di terminal 3
silahkan kita menyediakan tempat, tapi kebetulan mungkin pada saat itu mungkin
media lagi belum mau membuat acara, tapi pada akhirnya ada media yang
menawarkan diri membuat acara tapi kembali lagi untuk AP II
seperti Terminal 3 Fashion Show itu yaa?
Jawab : ya salah satu contohnya itu, banyak lah. Echy sudah tahu kan sebelumnya
terkait rangkain acara-acara tersebut
iya mas tahu.. selain acara- acara yang sudah kita bicarakan, apakah ada
simulasi yang dilakukan mas sebelum pengoperasian terminal 3?
Jawab : iya, tentunya kita mengadakan simulasi awal, jadi awak media juga kita
libatkan. Bertujuan awak media dapat merasakan sensasi terbang di terminal 3, tapi
simulasi ini mereka tidak benar-benar terbang, karena pada saat itu terminal belum
beroperasi. Jadi mereka seakan-akan terbang, jadi mereka check in sampai dengan
boarding lounge dan ceritanya mereka turun dari terminal 3, yang setelah
dioperasikan terminal 3 yang seperti saya sebutkan tadi kita mengajak beberapa
media terbang kekantor cabang kita melalui terminal 3 agar mereka dapat
merasakan sensasi terbang melalui terminal 3. Banyak sih kegiatan-kegiatan yang
kita lakukan melibatkan media.
Transkrip Wawancara
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Nama : Gita Anissa
Jabatan : PR Consultant, Fortune PR
Lokasi : Jl. Jabir no 6 Ragunan, Jakarta Selatan
Tanggal : 03 April 2017
Selamat siang Mba Gita, aku mau mewawancarai mba Gita seputar skripsi
aku, sebelumnya boleh memperkenalkan diri dulu?
Jawab : Selamat siang. Jadi awalnya tu aku di sini itu magang juga. Kebetulan di
media relations ada posisi kosong. Terus manager media relations itu narik aku
untuk di sini aja, akhirnya aku ambillah media relations itu selama 1 tahun megang
media relations Terus sekarang udah di PR konsultan. Tapi tetap dua kaki.
He'e gitu. Kalau fungsi dan peran PR menurut mba Gita apa?
Jawab : Sebagai jembatan antara si perusahaan sama si masyarakat. Kan masyarakat
merupakan stakeholder dari si perusahaan tersebut gitu sih. Kurang lebih kalau
fungsi dan peran PR kayaknya kamu udah paham karena kan banyak teori-teorinya.
Dan aplikasi fungsi dan peran PR itu sama aja kok yang teori bilang sama nanti
yang akan kamu hadapi ke depannya
Bagaimana cara mba Gita dalam menjalin hubungan baik dengan media?
Jawab : Rekan-rekan media? Nah ini nggak semua orang bisa menjalin hubungan
baik sama media gitu. Even itu PR sendiri. Kadang di sini yang apa namanya PR-
nya sendiri pun kadang menyerahkan itu pada tim media relations buat untuk
menjalin hubungan baik sama media. Jadi PR di sini sebenarnya nggak boleh
langsung tek- tok ke media kan, karena kita punya divisi media relations. Cuma
karena aku dari media relations, jadi aku mulailah menjalani hubungan baik dengan
mereka, itu salah satunya bounding gitu, makan siang, atau pergi jalan-jalanlah ke
pulau atau bikin gathering event gitu atau sederhana aja, mas besok nonton yuk
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
gitu. Makan yuk atau lu lagi ngapain Mas? Ni gue habis liputan ni. Bowling yuk
atau apa kek
makan duren. Hal-hal sepele aja, tapi tetap sama mereka gitu. Karena kan media di
Indonesia banyak. Kalau misalnya capek approach satu-satu bikin undangan aja,
bikin gathering misalnya makan duren bareng, karaoke bareng gitu atau makan
malam bareng gitu. Kadang kita juga suka pergi bareng kayak apa sih outbond gitu-
gitu sih. Ya pokoknya semua treatment yang bisa menyenangkan hati mereka gitu.
Seberapa intensif mba Gita bertemu dengan rekan-rekan media?
Jawab : Aku hampir tiap hari ya Senin sampai Jumat, karena aku sendiri jarang ada
di kantor kan. Lebih banyak ketemu klien. Habis itu aku ketemu media itu. Jadi tiap
habis meeting sama klien hari Senin sampai Jumat gitu pasti aku sempetin buat mas
siapapun yang aku hubungin ya itu semua dari media, dari apa media tier one, tier
two, tier tiga itu maksudnya level-level media ya gitu. Aku ajak semua sih gitu,
ganti-gantian aja siapa yang bisa hari ini makan bareng kek atau ngopi bareng yang
penting jadwal aku Senin sampai Jumat ketemu sama dia gitu. Itu sih aku.
Jadi selalu luangin waktu buat media lah ya mba
Jawab: He'e, selalu luangkan waktu buat media. Kayak nanti misalnya sore ni mau
bulu tangkis di GOR Ragunan itu. Terus aku suka ajak media, lu suka bulu tangkis
nggak? Suka suka, ya. Datang aja datang. Misalnya mereka ulang tahun gitu kan.
Sepele sih kita cuma kayak ngasih baju aja, kemeja ke dia atau ngasih apalah gitu
casing handphone atau apa, tapi kan, atau ucapan aja gitu sebenarnya. Tapi kan kita
peduli, oh ya dia hari ini ulang tahun ni atau istrinya melahirkan, kirim aja gift gitu,
kayak gitu sih. Karena kan posisi PR dan media sama-sama penting kan. PR butuh
media, media butuh PR kan.
Apakah media relations merupakan tools yang tepat untuk mencakupi
obyektif perusahaan?
Jawab: Sejauh ini sejauh tren perkembangan dunia publik relations sekarang salah
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
satu yang obyektif itu masih menggunakan media. Medianya sekarang ada dua. ada
media konvensional kayak yang koran gitu tu, ada yang media digital gitu kan,
online. Masih obyektif untuk menggunakan media relations sebagai tools untuk
mencapai tujuan perusahaan. Misalnya sewaktu brand gitu kayak..
Dia launching brand gitu?
Jawab: He'e, gitu kayak launching produk misalnya Wardah launching produk gitu,
launching lipstik yang mate gitu. Kan nggak mungkin kan dia cuma ngadain apa
event-nya. Jadi kita ngundang media juga untuk ngeliput launching brand wardah
ini. Terus jadi masih obyektif banget. Terus kalau untuk digital mungkin itu buat
ngepush aja ya apa support tapi perannya juga penting. kalau nggak ada digital juga
kan nggak bisa jadi trending topic. Jadi kita juga sama-sama menggunakan dua
media itu. Jadi apa bisa mencapai tujuan sih brand tersebut.
Selain melakukan media monitoring, presscon, dan kegiatan-Kegiatan lain,
apalagi yang sering dilakukan?
Jawab: ini sebenarnya strategi PR sih, tergantung gimana si konsultannya kasih
strategi si klien. let's say salah satu perusahaan yang aku pegang Sinar Mas Land,
sebenernya enggak cuman ngadain presscon, media monitoring. Kita bisa CSR,
bisa campaign terus kita bisa kasih mereka strategi-strategi lainnya selain presscon
dan media gathering. Ini kan tergantung kebutuhan perusahaannya. Kalau
kebutuhan perusahaannya mau launching produk, itu lebih tepat pakai chanel
presscon.Tapi kalau misalnya perusahaannya mau CSR gitu kan, kegiatannya kan
kayak bisa nanam seribu pohon, bisa nanam seribu pohon atau misalnya CSR nya
bangun sekolah, bangun masjid. Terus kalau misalnya campaign misalnya dia
kerjasama sama ikatan kanker, jadinya campaign. Terus jadi banyak hal selain
respon yang bisa dilakukan oleh si media relations. Nah kan si CSR atau campaign-
nya dia kan si perusahaan kan ekspektasinya kan maunya kan orang tahu kalau si
perusahaan ngadain CSR. Nah misalkan perusahaan yang km bahas di skripsi kamu
kan Angkasa Pura II. Orang Angkasa Pura pingin tu orang tahu kalau dia lagi
campaign tentang bandaralah, apalah gitulah, aku nggak pernah tahu sih
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
sesungguhnya campaign-nya dia.
Seberapa penting peran media relations?
Jawab: Peran media relations. Penting sih gitu. Tapi sama penting dengan peran
PR. Karena kan nggak mungkin kan di perusahaan ada media relations tapi nggak
ada PR. Dia penting banget karena untuk menyampaikan informasi perusahaan
kepada masyarakat. Dia sebagai jembatan, sama-sama. Jadi PR dan media relations
tu ya nggak bisa dilepasin gitu.
Untuk mencapai hasil yang maksimal bagaimana cara mengukur ke suksesan
dari media relations mba?
Jawab : Kalau mengukur kesuksesan media relations pertama, setiap kita presscon
lah ya gitu. Sukses nggak sih presscon-nya gitu. Pertama kita di awal sudah
menentukan KPI media berapa yang hadir pada presscon itu. Let's say presscon-
nya 20 media gitu. Ternyata actual-nya pada hari H yang datang itu 40 media,
berarti kan kita sudah mencapai KPI. Tapi kalau misalnya cuma 15 atau cuma 10,
berarti kita gagal sebagai media relations. Nah tolak ukurnya adalah KPI, angka
KPI tersebut gitu. Sama seberapa banyak exposure-nya si brand tersebut di media
massa. Misalnya dari KPI 20, yang datang 15. Oke, kita kalah di KPI. Tapi ternyata
exposure-nya lebih tinggi. Itu juga masih sukses sih. Karena kan nggak harus
ditentukan dengan kehadiran media aja. Yang goal akhirnya adalah di coverage,
seberapa banyak coverage yang naik di media gitu sih, tolak ukurnya. Dan ada tolak
ukur namanya PR value, pernah dengar?
Iya mba Pernah dan tau kok PR Value, karena waktu aku magang aku sempet
ngukur PR value hehe.
Jawab: Ya, itu penting, itu itu tolak ukur si media relations juga salah satunya kayak
gitu gitu.
kapan pengukuran tersebut dilakukan? Apakah setelah event?
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Jawab: Setelah, 7 hari setelah event.
Oh 7 hari setelah event? Bukan h+1 setelah event ya mba? Kalau perbulan
gitu iya juga gak?
Jawab: Itu udah minimal banget sih. Kita nggak bisa ngelakuin sehari setelah event.
Kalau perbulan memang sudah pasti kita kan akan report montly kan, akan report
monthly- nya gitu ke si klien gitu. Tapi kalau misalnya klien butuh cepat, paling
cepat kita 7 hari masa kerja. Karena kan setelah habis event hari ini. Terus besok
dia minta report. Bisa, tapi report yang hadir aja ya gitu. Kalau untuk coverage tidak
disarankan besok harus dilaporkan ke klien. Karena kan media bisa aja naikkin
beritanya besok, lusa, 3 hari lagi atau apa gitu. Makanya kenapa kita ngambil 7 hari
itu udah biar bisa ke-grap semualah coverage-nya. Dan maksudnya nggak
mengecewakan klien juga kan kalau kayak gitu.
Apakah ada kendala dalam mengukur hasil evaluasinya mba?
Jawab: Oh, banyak sih kendalanya. Itu kita harus update database, database media
tentang red card-nya media untuk mengukur PR value. Terus kalau red card-nya si
media itu suka berubah-berubah ya perenam bulan dan itu pe-er buat kita update
terus, update terus, update terus sih gitu.
Kalau untuk media monitoringnnya mba?
Jawab: Kalau untuk melakukan media monitoring kalau di aku sendiri nggak ada
kendala, karena yang melakukan mesin. Kalau dulu kendalanya kita suka skip
karena yang melakukan ada tim monitoring sendiri bacain koran satu-satu.
Jadi melakukan media monitoringnya dibantu melalui mesin ya mba?
Tanya: Nah yang aku pernah ini kan kadang-kadang juga kalau mesin juga itu udah
fiks apa nanti bakal ini lagi Mbak, bakal dicek lagi, dicek ulang lagi. Itu kan mesin
yang menentukan, bisa ngecek lagi. Sekelas Kompas aja itu masih sering
ketinggalan kan beritanya. Nggak ke-grab gitu. Nah itu sebagai konsultan itu lebih
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
pekerjaannya lebih ke konsultan ya karena kan media relations ni udah segini. Kan
yang ngasih ke klien konsultan. Jadi kitalah yang finalisasi ngecekin ini kok nggak
ada sih di Kompas? Kita balikin lagi media relations, gue nggak mau tahu ni, nggak
ada di Kompas. Harus ada. Karena jurnalisnya ngirim ke gue dia naik di tanggal
segini, halaman segini gitu.
Apakah media relation termasuk salah satu untuk membangun image
perusahaan?
Jawab: Pasti. Soalnya kan balik lagi ke pertanyaan atas kan ada yang serupa ya.
Karena sekarang itu di Indonesia itu media itu salah satu bagian yang penting kan
untuk menginformasikan suatu produk. Karena nggak mungkin kalau misalnya
perusahaan cuma bikin bazar aja. Kan hanya segelintir manusia yang datang ke
bazar aja kan yang tahu gitu. Terus untuk masyarakat di luar yang bazar tahunya
gimana? Efektif menggunakan medialah kalau di Indonesia itu efektif, masih
efektif banget dan masih lamalah untuk tidak menggunakan media lagi itu masih
lama banget, masih berpuluh tahun-tahun kemudian lagi kali ya kalau misalnya ada
chanel yang lebih baru gitu.
Yang lebih canggih ya mba hehe
Jawab: Lebih canggih gitu sih. He'e, penting kok, penting banget. Karena kalau
nggak lewat media ya susah kan. Apalagi kalau misalnya targetnya adalah ya gue
pingin orang se- Indonesia tahu ada susu murni Bear Brand gitu ya. Target gue se-
Indonesia. Ya kan
nggak mungkin dia harus roadshow salah satunya sih ya untuk beberapa kota di
Indonesai, tapi kan tax time kan. Kalau pakai media sekali presscon beritanya udah
bisa langsung ke nyebar ke seluruh Indonesia gitu.
Jangkauannya juga lebih gampang ya mba dengan menggunakan media.
Iya. Lebih gampang gitu sih.
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Kalau Fortune itu sebenarnya dia nanganin perusahaan apa aja sih Mbak
selain Sinar Mas Land itu?
Jawab: Haduh, banyak banget ni.
Wihh, apa aja tuh mba?
Jawab: Kita nanganin ada Wardah, ada Make Over, ada Emina, ada itu untuk
beauty-nya ya. Terus ada banyak sih, terus kalau untuk penerbangan ada CityLink,
kita pernah pegang AirAsia waktu dulu. Terus kalau teknologi kita pegang Lenovo
laptopnya, semua produk laptopnya Lenovo kita pegang, handphone ada ZTE, ada
coolpad, Kalau banking kita pegang DBS, terus Sequislife, terus apalagi ya. Banyak
sih.
Oh oke deh mba Gita, terimakasih atas waktunya yaa. Sukses selalu yaa mba
Jawab: Sudah cukup jelas kan wawancaranya? Sama-sama yaa goodluck juga untuk
skripsinya
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017
Implementasi Media Relations..., YESSYCHA OCTARINA, FIKOM UMN, 2017