17
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 ISSN 2086 – 3918 88 Implementasi Model Pembelajaran Matematika Berintegrasi Keislaman dalam Meningkatkan Karakter Demokrasi Siswa Nani Fitriah, Jamali Sahrodi, Arif Muchyidin Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon Abstract Mathematics is not only as science that emphasize the cognitive ability, moreover in the attitude establishment and good behavior, while in learning mathematics teacher usually, only emphasizes cognitive ability and teacher seldom to pay attention about students’ so character is still low, on of them is students’ democratic character. Students’ democratic character is still low, it can be showed that they don’t ask to understand the lesson. So, it is needed the effort to improve studnts’ democratic character, that is implementation of Islamic Integration Model in liearning mathematics. The fuction of research are 1) to find out the students’ democratic character by using Islamic integration model in learning mathematics. 2) to find out the students’ democratic character without using Islamic integration model in learning mathematics. 3) to find out the implementation the Islamic integration model in learning mathematic on students’ democratic character better than the convensional model in learning mathematic. Variabel of this research is students’ democratic character, especially in learning mathematics with the theme tangent circle. The research method used is a quantitative method by using quasi eksperimental design. Techniques of collecting data of this research are attitude scale, observation, and interview. Population in this research is the eighth grade students’ of MTs NU Putri 3 Buntet Pesantren Cirebon Year 2014/2015 about 213 students. Sampel of the research is cluster random sampling, it can be done by choosing group of two class that is grade of VIII D as experimental class and grade of VIII E as control class. The analyisis data is using descriptive statistic and inferensia statistic. The result of this research can be concluded that 1) students’ democratic character in experimental class when learning mathematics by using Islamic integration model in the good categorization is showed by number of attitude scala is about 83%; 2) students’ democratic character in control class when learning mathematics without by using Islamic integration model in the good categorization is showed by number of attitude scala is about 68%; 3) descriptively, students’ democratic characterexperimental classtend to be higher than control class, but thestatistical result not significant because the score of significant about 0,06. It shows not different of students’ democratic character learning mathematic by using Islamic integration model and conventional model significant standard = 5%. Key words : Islamic Integration, Democratic Character

Implementasi Model Pembelajaran Matematika Berintegrasi

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

88

Implementasi Model Pembelajaran MatematikaBerintegrasi Keislaman dalam Meningkatkan

Karakter Demokrasi Siswa

Nani Fitriah, Jamali Sahrodi, Arif Muchyidin

Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati CirebonJl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon

Abstract

Mathematics is not only as science that emphasize the cognitive ability, moreoverin the attitude establishment and good behavior, while in learning mathematics teacherusually, only emphasizes cognitive ability and teacher seldom to pay attention aboutstudents’ so character is still low, on of them is students’ democratic character. Students’democratic character is still low, it can be showed that they don’t ask to understand thelesson. So, it is needed the effort to improve studnts’ democratic character, that isimplementation of Islamic Integration Model in liearning mathematics. The fuction ofresearch are 1) to find out the students’ democratic character by using Islamic integrationmodel in learning mathematics. 2) to find out the students’ democratic character withoutusing Islamic integration model in learning mathematics. 3) to find out the implementationthe Islamic integration model in learning mathematic on students’ democratic characterbetter than the convensional model in learning mathematic. Variabel of this research isstudents’ democratic character, especially in learning mathematics with the theme tangentcircle. The research method used is a quantitative method by using quasi eksperimentaldesign. Techniques of collecting data of this research are attitude scale, observation, andinterview. Population in this research is the eighth grade students’ of MTs NU Putri 3Buntet Pesantren Cirebon Year 2014/2015 about 213 students. Sampel of the research iscluster random sampling, it can be done by choosing group of two class that is grade ofVIII D as experimental class and grade of VIII E as control class. The analyisis data isusing descriptive statistic and inferensia statistic. The result of this research can beconcluded that 1) students’ democratic character in experimental class when learningmathematics by using Islamic integration model in the good categorization is showed bynumber of attitude scala is about 83%; 2) students’ democratic character in control classwhen learning mathematics without by using Islamic integration model in the goodcategorization is showed by number of attitude scala is about 68%; 3) descriptively,students’ democratic characterexperimental classtend to be higher than control class, butthestatistical result not significant because the score of significant about 0,06. It shows notdifferent of students’ democratic character learning mathematic by using Islamicintegration model and conventional model significant standard = 5%.

Key words : Islamic Integration, Democratic Character

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

89

PENDAHULUANSaat ini pendidikan karaktermenjadi isu penting dalam sistempendidikan yang ada di Indonesia.Upaya menghidupkan kembalipendidikan karakter ini merupakanamanat yang telah tertera dalam UUNo. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 3menyebutkan bahwa: pendidikannasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa padaTuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negarademokratis serta bertanggung jawab(Rasyidin dkk, 2011:219)

Berbagai tindakan yang tidak baikjustru dilakukan oleh kalanganpelajar, seperti kecurangan dalammenjawab soal, adanya tawuran,kurangnya peduli sosial, tidakmenghargai pendapat orang lain.Oleh karena itu, diperlukan upayayang menitik beratkan pada suatupendidikan yang mengarahkanmanusia kedalam tatanan nilai.Pendidikan nilai bukan hanyaberguna bagi pertumbuhan danperkembangan individu secaraakademik dan moral (Koesoema,2012:24). Pendidikan nilai ini jikadilaksanakan dengan baik makaakan dapat membantu individu agardapat menjalani hidup lebihbermakna, bahkan kebermaknaanindividu akan hidupnya ini dapatmeningkatkan perbaikan dalamtatanan masyarakat.Pelaksanaan pendidikan di sekolah,tidak terlepas dari interaksi guru

dan siswa. Guru dituntut untukmencerdaskan siswa danmembentuk pribadi siswa menjadisiswa yang berakhlak baik. Salahsatu strategi yang dapat dilakukanoleh guru yaitu menciptakanlingkungan kelas yang demokratis.Dalam hal ini guru melibatkan siswadalam membuat keputuasan danmembagi tanggungjawab sertamenjadikan kelas sebagai tempatyang baik untuk berkembang danbelajar (Saptono, 2011:27). Selainlingkungan kelas materipelajaranpun dapat membentukkarakter siswa. Salah satu materiyang dapat membentuk karaktersiswa yaitu matematika.Matematika merupakan pelajaranyang diajarkan di setiap jenjangpendidikan. Matematika jugaberperan dalam membangunkarakter positif siswa. Oleh karenaitu guru matematika harus bisamembentuk karakter siswa mulaidari lingkungan kelas sampai materiyang diajarkan. Manurut Soedjadiyang dikutip oleh Suparni (2012),pembelajaran matematika tidakhanya dimaksudkan untukmencerdaskan siswa, tetapi jugamenghasilkan siswa berkepribadiankritis dan berkarakter baik. Namunsayangnya, dalam pelaksanaanpembelajaran matematika sehari-hari di sekolah sibuk dengan aspekkognitif sehingga aspek afektifkurang diperhatikan, bahkanseolah-olah hanya sebagai formalitassaja dalam rencana pelaksanaanpembelajaran.Berdasarkan studi pendahuluanyang dilakukan pada tanggal 19Januari 2015 melalui wawancaradengan guru matematikadidapatkan pernyataan bahwadalam dalam proses kegiatan belajarmengajar terlihat siswa yang tidak

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

90

mau bertanya pada guru atau temanuntuk memahami materimatematika. Selain melakukanwawancara, peneliti melakukanobservasi di kelas, ternyata benarapa yang dikatakan oleh guru,bahwa siswa tidak mau bertanyasaat memahami materi. Dalamproses pembelajaran, guru tersebutmasih menggunakan modelpembelajaran konvensional,sehingga siswa merasapembelajaran itu tidak bermaknadan menjadikan siswa malas untukbertanya.Pembelajaran yang kurangbermakna boleh jadi karena guruhanya mengajarkan rumus-rumusmatematika akan tetapi tidakmenanamkan nilai-nilai sikapselama proses pembelajaran. Olehkarena itu, diperlukan modelpembelajaran yang dapatmembantuk karakter siswa,misalnya adalah melaluipembelajaran matematika yangdiintegrasikan dengan nilaikeislaman. Nilai-nilai keIslamandijadikan sebagai dasar dalammeningkatkan sikap siswa. Jikanilai keIslaman disisipkan dalampembelajaran dan prosespembelajaran dilaksanakan dalamlembaga pendidikan Islam yaitumadrasah maka hal tersebut sangatberkaitan, sebab lembaga madrasahmerupakan lembaga pendidikanIslam yang memadukan antara ilmuagama dengan ilmu pengetahuanumum. Sehingga apabila di lembagapendidikan islam dalampembelajaran matematika dikaitandengan nilai keislaman maka haltersebut sangat cocok dan akanmembuat siswa semangat dalambelajar matematika.

Pembelajaran matematikadiintegrasikan keislaman dapatdikatakan sebagai suatu pendekatanbelajar mengajar yang melibatkannilai-nilai keIslaman yangterkandung dalam materimatematika untuk memberikanpengalaman bermakna kepadapeserta didik. Dikatakan bermaknakarena dalam pembelajaranintegratifpeserta didik akanmemahami konsep-konsep yangmereka pelajari itu melaluipengamatan langsung danmenghubungkannya dengan konseplain yang mereka pahami (Trianto,2007:53).Madrasah Tsanawiyah NU Putri 3merupakan lembaga pendidikanIslam yang memadukan antara nilaikeIslaman dengan ilmupengetahuan umum, sehinggadidalam pembelajaran umummungkin untuk menyisipkan nilai-nilai keIslaman. Pembelajaranumum yang diajarkan di sekolahsalah satunya yaitu matematika.Pembelajaran matematika sangatpenting dalam rangka pembentukanpribadi yang berkualitas. Oleh sebabitu, perlu adanya pembelajaranmatematika yang mendorong siswaagar memiliki sikap terpuji.Berdasarkan latar belakang yangdipaparkan diatas, maka penulistertarik untuk mengkaji penelitiandengan tema “Implementasi ModelPembelajaran MatematikaBerintegrasi Keislaman DalamMeningkatkan Karakter DemokratisSiswa (Studi Eksperimen Pada KelasVIII MTs Nu Putri 3 Buntet) “.

KAJIAN PUSTAKAIntegrasi KeilmuanMenurut Wedawaty (dalam Trianto,2007: 38) secara istilah, integrasi

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

91

memiliki sinonim denganperpaduan, penyatuan, ataupenggabungan dari dua objek ataulebih.Hal ini sejalan denganpengertian yang dikemukakan olehPoerwardarminta dalam SitiMahfuzoh, integrasi adalahpenyatuan supaya menjadi satu satukebulatan atau menjadiutuh.Integrasi merupakan usahauntuk menjadikan dua atau lebih halmenjadi satu kesatuan yang tidakdapat dipisahkan (Mahfudzoh, 2011:419).Menurut Sauri (dalam Kohar, 2010:6), integrasi diartikan sebagai prosesmemadukan nilai-nilai tertentuterhadap sebuah konsep lainsehingga menjadi satu kesatuanyang koheren dan tidak bisadipisahkan atau proses pembauranhingga menjadi satu kesatuan yangutuh dan bulat. Secara definitif,integrated knowledge merupakanproduk dari berpikir terpadu, yaituberpadunya logika penalarandengan iman kepada wahyu agama,dengan kata lain berpadunya produkdan dzikir (Alim, 1998: 32). Menurutpenafsiran cendikiawan, ajaranislam memuat semua sistem ilmupengetahuan, tidak ada dikotomidalam sistem keilmuan islam.Menurut Nurizzati (2013:4),landasan integratif adalah ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu umum(sains, teknologi, dan sosil) itu tidakbisa dipisahkan satu sama lain.Dalam Al-Qur’an surat Al-Qashashayat 77, Allah memerintahkan kitaagar hidup seimbang. Dengandemikian integrasi adalahketerpaduan antara nilai-nilaiagama (dalam hal ini Islam), denganilmu pengetahuan pada umumnya(dalam hal ini matematika).

Jadi dapat disimpulkan bahwaitegrasi adalah usaha menjadikansatu kesatuan yang tidak dapatdipisahkan, dalam hal ini prosesmemadukan nilai-nilai agamaterhadap konsep lain yaitu ilmupengetahuan umum (matematika)sehingga menjadi kesatuan yangutuh.Bentuk-bentuk kajian integrasikeilmuan adalah:Komparasi yaitu membandingkankonsep atau teori sains termasukmatematika dengan konsepwawasan agama mengenai gejala-gejala yang sama.Induktifikasi yaitu asumsi-asumsidasar dari teori ilmiah yangdidukung oleh temuan-temuanempirik dilanjutkan pemikirannyasecara teoritis abstrak kearahpemikiran metafisik kemudiandihubungkan dengan prinsip agamadan Al qur’an mengenai hal tersebut.Verifikasi yaitu mengungkapkanhasil-hasil penelitian ilmiah yangmenunjang dan membuktikankebenaran ayat-ayat Al Qur’an.(Mahfudzoh, 2011: 49)

Nilai KeIslaman

Secara garis besar nilai dibagimenjadi dua yaitu nilai nurani dannilai pemberi. Nilai nurani yangdimaksud adalah nilai yang adadalam diri manusia kemudianberkembang menjadi perilaku sertacara kita memperlakukan oranglain. Contoh kejujuran,keberanian,disiplin dan lain-lain.Nilai pemberi yang dimaksud adalahnilai yang perlu dipraktekkan ataudiberikan yang kemudian akanditerima sebanyak yang diberikan.Contoh tidak egois, adil, dapat

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

92

dipercaya dan lain-lain (Elmubarok,2008: 7).Menurut Kohar (2010:4), nilai Islamdidefinisikan sebagai sifat-sifat atauhal-hal di dalam ajaran yang dibawaoleh Nabi Muhammad SAW yangdigunakan sebagai dasar penentutingkah laku atau rujukan seseorangdalam melaksanakan sesuatusebagai bekal hidup didunia danakhirat.Arti dari keIslaman adalah segalasesuatu yg bertalian dengan agamaIslam. Sedangkan Islam adalahagama yang dibawa oleh Rasul yaituNabi Muhammad SAW yangberpedoman kepada Al qur’ansebagai kitab suci. Jadi integrasikeislaman adalah menyatu padukanantara pelajaran matematikadengan agama, yang didalamnyaterdapat nilai-nilai keIslaman.Dalam hal ini nilai-nilai yangdimaksud adalah nilai keIslamanyang berlandaskan Al qur’an. Alqur’an sendiri merupakan tuntunanhidup manusia dan agama Islammerupakan salah satu keyakinanyang dianut oleh umat muslim.Nilai-Nilai Karakter Demokratis

Ada 18 macam karakter, menurutprogram pendidikan budaya dankarakter bangsa, yaitu: religious,jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,kreatif, mandiri, demokratis, rasaingin tahu, semangat kebangsaan,cinta tanah air, menghargai prestasi,bersahabat/komunikatif, cintadamai, gemar membaca, pedulilingkungan, peduli social, dantanggung jawab. Menurut Taplin(dalam Mahmudi, 2011: 77) terdapatnilai-nilai atau karakter universalyang perlu dipelajarkan kepadasiswa. Karakter tersebut adalah:Kejujuran

Bertindak (berperilaku) benar dantepat, efesiensi, hidup sehat, danhematKedamaian, seperti ketenangan,kepuasan, kesabaran, konsentrasi,optimisme, penerimaan diri, disiplindan percaya diriCinta, seperti belas kasih, mudahmember maaf, dan toleransi.Anti kekerasan, seperti kebijakan,kerjasama, menghargai kehidupan,menghargai kepemilikan, danmemperhatikan keseimbanganekologi.Selaras dengan pendapat diatas,menurut Fathurrohmah (2013:16)ada enam pilar penting karaktermanusia yang dapat digunakanuntuk mengukur dan menilaiwatak/perilakunya, yaitu: respect(penghormatan), responsibility(tanggung jawab), citizenship-civicduty (kesadaran berwarga negara),fairness (keadilan), caring(kepedulian dan kemauanberbagi),dantrustworthiness(kepercayaan).Menurut Suparni (2012:4), dalamperspektif Al Qur’an nilai-nilaikarakter atau akhlakul karimah,dikelompokkan menjadi empat hal:Nilai karakter yang terkait denganhablun minallah (hubungan seoranghamba kepada Allah), sepertiketaatan, keikhlasan, sabar dan lainsebagainyaNilai karakter terkait denganhablun minannas (hubunganmanusia dengan sesame manusia)seperti tolong menolong, kerja sama,saling mendo’akan, hormatmenghormati dan sebagainyaNilai karakter yang terkait denganhablun minannafi (diri sendiri)seperti kejujuran, disiplin, amanah,dan sebagainya

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

93

Nilai karakter yang terkait denganhablun minal ‘alam (hubungandengan alam sekitar) sepertikebersihan, keindahan,keseimbangan, dan sebagainya.Dari pemaparan diatas, disimpulkanbahwa nilai-nilai karakter perludiajarkan pada siswa, baik itu nilaiyang berhubungan denganTuhannya, manusia, dengansendirinya dan lingkungan yangbertujuan agar menjadi siswa yangtidak hanya pandai akan tetapiberakhlakul karimah. Dalampenelitian ini, nilai karakter yangdikembangkan adalah nilai Islamyang berlandaskan pada Al Qur’anyaitu nilai karakter hablunminannas (hubungan manusiadengan sesama manusia). Nilaikarakter hablun minannas yangdimaksud adalah karakterdemokratis.Karakter DemokratisMenurut Naim (2012:168), adabeberapa prinsip yang dapatdikembangkan untukmenumbuhkembangkan spiritdemokrasi yaitu menghormatipendapat orang lain, berbaik sangkaterhadap pendapat orang lain, dansikap fair terhadap pendapat oranglain. Selaras dengan pendapat Naim,menurut Fathurrohmah (2013:132)ciri orang yang memiliki sikapdemokratis adalah sukabekerjasama dalam belajar sertamendengarkan pendapat orang lain,tidak lici dan takabur, selalumenghormati hak dan kewajiban dirimaupun orang lain, selalumengedepnkan nilai-nilaikebersamaan, dan membiasakanberbicara dengan nalar bukandengan emosi.Menurut Tilaar (dalam Sunaryati,2012: 156) menjelaskan

pengembangkan sikap demokratisbukan hanya membentuk jati diriindividu yang bhineka, tetapididukung juga oleh sistem yangmengembangkan sikap demokratistersebut. Sistem pendidikan haruskonfrehensif yang tercermin dalamproses belajar mengajar denganmengembangkan sikap salingmenghargai karena berbedapendapat, kreatif dan bebasbertanggung jawab.Sikap demokratis menurutSeptiliana (2010:28) adalah bagiandari kepribadian seseorang yangmendorong untuk bertindak sesuaidengan nilai-nilai yang terkandungdalam demokrasi yaitu toleransi,kebebasan berpendapat,menghormati perbedaan pendapat,memahami keanekaragman dalammasyarakat, terbuka dankomunikasi, menjunjung nilai danmartabat kemanusiaan, percayadiri, tidak menggantungkan padaorng lain, saling menghargai,mampu mengekang diri,kebersamaan serta keseimbangan.Selaras dengan pendapat Septiliana,menurut Dewey Zamroni (dalamYuliana, 2013: 16) bahwa sikapdemokrasi adalah toleransi,menghormati perbedaan pendapat,memahami dan menyadarikeanekaragaman masyarakat,terbuka dalam menjunjung tingginilai-nilai dan martabat manusia,mampu mengendalikan dirisehingga tidak menggangu oranglain, kebersamaan dankemanusiaan, percaya diri tidakmenggangu orang lain, taatperaturan yang berlaku.Nilai-nilai demokrasi dapatmencakup terhadap kesadaran yangacuannya adalah musyawarah.Dalam musyawarah terhadap nilai-

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

94

nilai demokrasi yang menjadiperjuangan hak dan kewajiban yangdikehendaki umat Islam. Jadi jikadilihat dari konsep dan nilainyaantara demokratis dan musyawarahmemiliki kesamaan.Musyawarah merupakan suatupaham pernah dilakukan RasulullahSAW semasa hidup beliau dandiperintahkan oleh Allah SWTdalam Al qur’anul-Karim.Menerapkan demokrasidalam sehari-hari telah terkandungdalam Al qur’an SuratAli Imraanayat 159. Isi dari Surat Ali Imraanayat 159 adalah:Tidak boleh berkeras hati danbertindak kasar dalammenyelesaikan suatu permasalahan,tetapi dengan hati yang lemahlembut.Setiap muslim harus berlapangdada, berperilaku lemah lembut,pemaaf dan memohonkan ampunkepada Allah.Dalam kehidupan sehari-hari kitaharus mengutamakan musyawarahuntuk mufakat dalammenyelesaikan setiap persoalan.Apabila telah tercapai mufakat,maka setiap individu harusmenerima dan melaksanakankeputusan musyawarah.Selalu berserah diri kepada Allahsehingga tercapai keseimbanganantara ikhtiyar dan berdo’a.(Akhmad, 2014: 14)Dari pemaparan diatas dapatdisimpulkan bahwa karakterdemokratis adalah menggunakanmusyawarah dalam memecahkanmasalah, melaksanakan hasilmusyawarah dengan sungguh-sungguh dan meneladani sifat sertatidakan Rasulullah SAW. Karakterdemokratis juga merupakan bagiandari kepribadian seseorang yang

mendorong untuk bertindak sesuaidengan nilai-nilai yang terkandungdalam demokrasi yaitu memilikirasa tanggung jawab, menghormatisesama, toleransi, menghargaipendapat orang lain, bersikapterbuka, kesanggupanmengeluarkan pendapat, taatperaturan yang berlaku sertamenjunjung nilai dan martabatkemanusiaan.Karakter demokratis dalampenelitian ini disesuaikan padadimensi karakter demokratis. Daribeberapa teori mengenai karakterdemokratis, Mas’od (dalam Saleh,2012: 42) berpendapat bahwaterdapat tiga nilai dasar dalamdemokrasiyaitu: kebebasan,kesetaraan dan toleransi. Dalamdimensi terdapat beberapaindikator-indikator, yaitu:Kebebasan adalah keadaan ketikakita dapat melakukan sesuatu tanpadihalangi yang dilakukan secaratanggung jawab. Ciri-ciri darikebebasan adalah bersikap terbukadan bertanggung jawab.Kesetaraan adalah menunjukkanadanya tingkatan yang sama, tidaklebih tinggi atau lebih rendah antarasatu sama lain. Ciri-ciri darikesetaraan adalah tidak ada sikapangkuh, dan tidak membedakanteman.Toleransi adalah rasa tenggang rasaatau sikap saling menghargai danmenghormati sesama Adapun ciri-cinya adalah menghormati dan mauberbagi ilmu.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di MTs NUPutri 3 Buntet Pesantren Cirebontahun ajaran 2014/2015, yangberlokasi di Desa Buntet Kec.Astana

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

95

Japura Kab.Cirebon. Sasaranpenelitian kali ini adalah Siswa-siswa kelas VIII. Adapun yangmenjadi alasan mengenai pemilihantempat penelitian ini yaitu karenamudah untuk bekerja sama danmemahami apa yang diinginkanpeneliti.

Waktu yang diperlukan dalampenelitian ini diperkirakan selama 5bulan yakni dimulai dari tahappersiapan sampai penyusunanlaporan untuk lebih jelasnya, penulismenyusun tahapan kegiatanpenelitian sebagai berikut:Jadwal Penelitian

METODOLOGIPopulasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010:173)populasi adalah keseluruhan subyekpenelitian, sedangkan menurutKumaidi dan Manfaat (2013:5),populasi adalah totalitas objek atauindividu tempat pengacuan atauwilayah generalisasi yang terdiridari objek atau subjek yang menjadikualitas dan kateristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya. Berdasarkanbeberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa populasi adalahkeseluruhan objek atau subjek yangakan diteliti karakteristik ataucirinya yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudianditarik kesimpulannya.Kumaidi dan Manfaat (2013:5)mengatakan bahwa populasi dapatdibagi dalam dua tingkatan populasiyaitu populasi target dan populasitersedia. Populasi target adalahtotalitas subjek yang kepada merekaini sebenarnya seorang peneliti inginmempelajari sesuatu, sedangkanpopulasi tersedia merupakanpopulasi saat penelitiandilaksanakan tersedia ataukenyataan dijumpai oleh si peneliti.Maka populasi target dalampenelitian ini adalah seluruh siswakelas VIII MTs di seluruh Indonesia.Sedangkan populasi tersedia adalahsemua siswa kelas VIII MTs NuPutri 3 Tahun Ajaran 2014/2015yang terdiri dari 5 rombonganbelajar, yaitu:

Sugiyono (2010:118), sampel adalahbagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki olehpopulasi tersebut. Teknikpengambilan sampel dalampenelitian ini adalah cluster randomsampling. Menurut Bungin(2006:133)cluster random sampling

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

96

adalah teknik pengambilan sampeldengan tidak memilih-milih individusebagai populasi melainkan rumpunatau cluster. Adapun yang menjadirumpun populasi adalah setiaprombongan belajar di kelas VIII dankemudian akan dipilih duarombongan belajar dengan caradiundi, didapat kelas VIII D (kelaseksperimen) dan kelas VIII E (kelaskontrol).

Desain PenelitianMetode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metodepenelitian kuantitatif yang bersifateksperimen. Metode penelitianeksperimen merupakan metodepenelitian yang digunakan untukpengaruh treatment atau perlakuantertentu (Sugiyono, 2010:10).Peneliti membagi objek atau subjekyang diteliti menjadi dua kelompok,yaitu kelompok eksperimen (yangmendapat perlakuan pembelajaranmatematika yang diintegrasikandengan nilai keIslaman) dankelompok kontrol (yang mendapatperlakuan pembelajarankonvensional).Bentuk eksperimen dalampenelitian ini adalah QuasiEksperimental Design. Dalampenelitian ini terdapat dua kelompokyang masing-masing dipilih secararandom (R). kelompok pertamadiberi perlakuan (X) disebutkelompok eksperimen, dan kelompokyang tidak diberi perlakuan disebutkelompok kontrol. Dalam prosespembelajaran, kelompok eksperimendiberi perlakuan denganmenggunakan pembelajaranmatematika yang diintegrasikandengan nilai keislaman, sedangkanpada kelas kontrol tidak diberiperlakuan tersebut.

Menurut Krathwohl (1998:155),desain penelitian yang digunakanadalah non-equivalent control groupdesign:O X OO C OKeterangan :O1 : nilai angket karakter siswasebelum treatmentO2 : nilai angket karakter siswasesudah treatmentX : perlakuan yang dikenakanpada kelas eksperimen (yaituberupa pembelajaran denganmengunaka model pembelajaranberintegrasi keIslaman)C : perlakuan yang dikenakanpada kelas kontrol (yaitu kelasberupa pembelajaran konvensional)Adapun tahapan penelitian yangdilakukan sebagai berikut:PersiapanMemilih masalah dan judulpenelitianStudi pendahuluan, pada tahap inipeneliti melakukan peninjauantahapan skripsi-skripsi yang telahada agar tidak terjadi kesamaanmasalah, dan menjadikannyasebagai penelitian yang relevan.Selain itu peneliti melakukan kajianteori-teori yang hasilnya akandigunakan sebagai bahan dalampenyusunan deskripsi teoritik.Penyusunan laporan, daftarseminar.Seminar, revisi proposal sesuaidengan koreksi narasumber.Proses ACC dari narasumber,pembuatan SK untuk menentukanpembimbigan dalam penelitian danpenyusunan skripsi.Proses pembuatan SK sekitar satuminggu. Dalam waktu menunggu SKmaka peneliti melakukanpenyusunan angket dengandikonsultasikan kepada narasumber

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

97

Revisi angketSetelah SK jadi peneliti menujusekolah dengan tujuan bertemudengan kepala sekolah untukmemastikan tempat penelitiandengan membawa surat pengantar,menemui guru matapelajaran untukmelakukan penelitian.PelaksanaanSesuai dengan surat pengantarpenelitian yang diterima FakultasIlmu Tarbiyah dan KeguruanNo.In.14/F.1.1/PP.00.9/0034/2015tahap pelaksanaan dari tanggal 4Februari sampai 4 Mei 2015. Adapuntahapannya adalah:Wawancara melengkapi data,obsevasi dan penyebaran angketPembuatan surat pernyataan telahmelakukan penelitianKonsultasi dengan dosenpembimbingPenggelolaan dataDimulai dengan editing data, entridata, perhitungan data denganmengunakan Microsoft excel danSPSS 17.00, penarikan kesimpulandan konsultasi pada dosenpembimbing.Penulisan laporanPada tahap ini peneliti menyusunlaporan hasil penelitiannya, mulaidari bab I sampai bab V besertalampiran-lampirannya.HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi Hasil Tes

Penelitian ini adalah penelitianquasi eksperimen dengan melakukanpretes-postes kontrol tidak secaraacak. Untuk mengetahui pengaruhmodel pembelajaran matematikaberintegrasikan keislaman dalampeningkatan sikap demokratissiswa, penelitian ini dilakukan dikelas VIII yaitu kelas VIII-D sebagaikelompok eksperimen (kelompok

yang diberi perlakuan pembelajaranmatematika yang diintegrasikandengan nilai keIslaman), dan kelasVIII-E sebagai kelompok kontrol(kelompok yang tanpa diberiperlakuan pembelajaran tersebut)dengan pokok bahasan garissinggung lingkaran.Data Skala sikap tersebut dianalisismenggunakan bantuan softwareSPSS 17.00 dan Microsoft excel 2007.Untuk mengetahui lebih jelas darihasil penelitian tersebut dapatdilihat pada deskripsi berikut:Sikap Demokratis Siswa DalamBelajar Matematika KelasEksperimenSebelum TreatmentDeskriptif data diperolehberdasarkan hasil skala sikapdemokratis siswa dalam belajarmatematika. Adapun data diperolehmelalui perhitungan denganmenggunakan Microsoft excel2007,sebagai berikut:

Dari tabel dijelaskan bahwa jumlahresponden sebanyak 41 siswadidapat hasil sakala sikapdemokratis siswa dengan skorminimum yang diperoleh siswaadalah 66 dan skor maximum yangdiperoleh siswa adalah 112. Nilairata-rata (mean) didapat 89,60.Mean merupakan nilai tunggal yangdianggap dapat mewakilikeseluruhan nilai dalam datadianggap sebagai rata-rata

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

98

(averages), karena nilai rata-ratamerupakan jumlah serangkaiandata dibagi dengan jumlah (Siregar,2011: 20).Untuk mengetahui sebaran hasilskala sikap demokratis sebelumtreatment yang dalampembelajarannya menggunakanmodel pembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman, makapeneliti mengelompokkan skalasikap pada tabel berikut:

Dari tabel dapat diketahui bahwahasil sakala sikap demokratissebelum treatment cenderung padainterpretasi cukup baik. Terlihat ada86 % siswa yang berkategori cukupbaik.Adapun penjabaran prosentase skorkeseluruhan siswa pada setiapindikatornya dapat disajikankedalam diagram di bawah ini:

Sesudah TreatmentDeskriptif data diperolehberdasarkan hasil skala sikapdemokratis siswa dalam belajarmatematika. Adapun data diperoleh

melalui perhitungan denganmenggunakan Microsoft excel 2007,sebagai berikut:

Dari tabel dijelaskan bahwa jumlahresponden sebanyak 41 siswadidapat hasil sakala sikapdemokratis siswa dengan skorminimum yang diperoleh siswaadalah 88 dan skor maximum yangdiperoleh siswa adalah 135. Nilairata-rata (mean) didapat 118,26.Untuk mengetahui tingkatprosentase hasil skala sikapdemokratis sesudah treatment yangdalam pembelajarannyamenggunakan model pembelajaranmatematika berintegrasi keIslaman,maka peneliti mengelompokkanskala sikap pada tabel berikut:

Berdasar tabel di atas dapatdiketahui bahwa hasil skala sikapdemokratis sesudah treatment kelaseksperimen cenderung padainterpretasi baik. Terlihat ada 83 %siswa yang berkategori baik.Adapun penjabaran prosentase skorkeseluruhan siswa pada setiapindikatornya dapat disajikankedalam diagram di bawah ini:

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

99

Deskripsi data hasil skala sikapdalam belajar matematika siswakelas eksperimen disajikan dalambentuk tabel distribusi frekuensisebagai berikut:

Dari tabel menunjukkan bahwa dari41 siswa di kelas eksperimen yangditerapkan pembelajaranmatematika yang diintegrasikandengan nilai keIslaman mempunyaibanyak kelas interval 5 kelas denganhasil skala sikap demokratis siswadalam belajar matematika sebelumtreatment memiliki rerata 89,60pada interval (77-104) yangtermasuk dalam kategori cukup baikyaitu sebanyak 35 atau 86%sedangkan hasil skala sikapsesudah treatment memiliki rerata118,26 pada interval (105-132)termasuk dalam kategori baik yaitusebanyak 34 atau 83 %.Untuk mengetahui peningkatansikap demokratis siswa kelaseksperimen setelah dilakukanpembelajaran model pembelajaranmatematika berintegrasi keislamanmaka dilakukan perhitungan gain.Rata-rata gain sikap demokratissiswa, sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 4.6, diperolehinformasi bahwa rata-rata sesudahtreatment lebihbesar dari padasebelum treatment, makapeningkatan sikap demokratis siswasesudah diterapkan modelpembelajaran matematikaberintegrai keislaman lebih tinggidari pada sebelum diterapkan modelpembelajaran matematikaberintegrai keislaman. Berdasarkandata tersebut, terlihat variansdansimpangan baku sesudahtreatment lebih kecil dari padasebelum treatment. Hal iniberartipenyebaran hasil skala sikapsesudah treatment tidak beragamdari pada sebelum treatment.Analisis DataUntuk mengetahui sikap demokratissiswa dalam belajar matematika dikelas eksperimen yangmenggunakan model pembelajaranmatematika berintegrasi keislamandan sikap demokratis siswa dalambelajar matematika kelas kontrolyangmenggunakan modelpembelajaran konvensional makadilakukan perhitungangain. Rata-rata gain sikap demokratis siswadalam belajar matematika kelaseksperimen dan kelas kontrol dapatdilihat pada table berikut ini:Rata-Rata Gain Sikap DemokratisSiswa Dalam Belajar MatematikaKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

100

Berdasar hasil tabel diperolehinformasi bahwa rata-rata kelaseksperimen lebih besar dari padakelas kontrol, maka peningkatansikap demokratis siswa sesudahditerapkan model pembelajaranmatematika tanpa diintegrasikankeislaman lebih tinggi dari padasikap demokratis siswa yangmenggunakan model pembelajarankonvensional. Berdasarkan datatersebut, terlihat varians dansimpangan baku kelas eksperimenlebih besar dari pada kelas kontrol.Hal ini berarti penyebaran hasilskala sikap kelas eksperimen lebihberagam dari pada kelas kontrol.PembahasanPendidikan karakter dapatdiintegrasikan dalam pembelajaranpada setiap mata pelajaran, materiyang berkaitan dengan norma ataunilai-nilai pada setiap matapelajaran perlu dikembangkan,dieksplisitkan, dikaitkan dengankontek kehidupan sehar-hari(Hartoyo: 2010). Salah satupembelajaran yang dapatdiintegrasikan adalah matematika.Melalui pembelajaran matematikadiharapkan dengan sendirinya parasiswa akan cermat dalammelakukan pekerjaan, mampuberpikir kritis dan kratif, konsistendalam bersikap, jujur, taatperaturan, dan bersikap demokratis(Fadhillah, 2013: 14).

Dalam matematika mengandungnilai-nilai yang berlaku dalammasyarakat yang dapatdiimplementasi dalam kehidupansehari-hari (Soeprianto, 2009: 37).Pengintegrasian konsep matematikadengan nilai sangat pentingditerapkan sebagai carapembentukan karakter (Maarif,2015: 36). Oleh karena itu, penelitimelakukan penelitian mengenaipengintegrasian matematika dengannilai keislaman terhadap karakterdemokratis siswa.Pembentukan sikap salah satunyaadalah melalui pengalaman pribadi,sebab seseorang itu tidak dilahirkandegan sikap dan pandangannyamelainkan sikap tersebut terbentuksepanjang perkembangannya(Astriati, 2010: 4).

Pendidikan karakter yangdiintegrasikan dalam pembelajaranberbagai bidang studi dapatmemberikan pengalaman yangbermakna siswa karena merekamemahami, menginternalisasi, danmengaktualisasikannya melaluiposes pembelajaran (Zuchdi, 2010:3). Oleh karena itu, pada penelitianini menggunakan model matematikaberintegrasikan keislaman, sebabdalam pembelajaran siswa akanmendapatkan pengalaman langsungdalam belajar serta faham akankonsep proses suatu kejadian.

Berdasarkan data hasil penelitian,didapat hasil perhitungan statistik.Analisis data diawali denganmenganalisis apakah setiap sampelberdistribusi normal atau tidak. Ujinormalitas menggunakan ujiKolmogorov-Smirnov dengan tarafsignifikansi 5%, didapat nilaisignifikansi pada gain kelas

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

101

eksperimen yaitu 0,15 yangmerupakan hasil perhitungandengan membuang data outliers dannilai signifikansi 0,20 pada gainkelas kontrol.

Selanjutnya pengujian homogenitasdengan menggunakan uji F dengantaraf signifikansi 5%, didapat nilaisignifikansi sebesar 0,06.Dikarenakan nilai signifikansinyalebih besar dari 0,05 makadisimpulkan bahwa nilai gain kelaseksperimen dan gain kontrol berasaldari varians yang sama atauhomogen.

Hasil pengolahan datamenunjukkan rerata gain kelaseksperimen (menerapkan modelpembelajaran berintegrasikeislaman) lebih besar daripadarerata gain kelas kontrol(menerapkan model konvensional)yakni 28,65 pada kelas eksperimedan 24,78 pada kelas kontrol,sehingga terdapat perbedaan reratasebesar 3,87. Kategori skala sikappada kelas eksperimen dan kontrolberkategori baik pada interval 105-132 akan tetapi berbeda sebarannyayakni untuk kelas eksperimensebesar 83% dan untuk kelas kontrolsebesar 68% sehingga terdapatperbedaan sebesar 15%.

Secara deskriptif, karakterdemokratis pada kelas eksperimencenderung lebih tinggi dari padakelas kontrol,hasil uji hipotesis tidaksignifikan karena didapat nilaisignifikansi 0,06. Ini artinya tidakada perbedaan karakter demokratissiswa antara penerapan modelpembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman danpenerapan pembelajaran

konvensional, pada taraf signifikansi5%. Adanya kesamaan hasil skalasikap demokratis siswadimungkinkan karena pemberiantreatment selama 4x, sebabpenanaman karakter bukan sekalijadi akan tetapi butuh waktu yanglama, proses pembiasaan dandidukung oleh guru sertalingkungan.

Nilai karakter yang dilaksanakan disekolah dikembangkan melaluipembiasaan-pembiasan terhadappeserta didik dalam berperilaku(Zulnurain, 2012: 6). Sebab karakteritu sendiri memiliki pengertian ciriseseorang atau kelompok orang yangmengandung nilai, kemampuankapasitas moral dan kategori dalammenghadapi kesultan dan tantangan(Afrizon, 2012: 7).

Menurut Subarinah (2011:442)pendidikan karekter akan berhasilefektif jika didukung dengan dengantujuan yang dirumuskan denganjelas, target yang diukur,pelaksanaan yang terpantauefektivitasnya dan evaluasinya yangterlaksana secara berkala danberkelanjutan sehinggamenghasilkan data perkembangankarakter siswa.

Selanjutnya menurut Arief Rachman(dalam Santoso, 2011: 161),membentuk karakter siswasetidaknya perlu tiga hal yaituteladan, pembiasaan, dan koreksi.Pendidikan karakter yangdilaksanakan secara sistematisberdapak positif pada pencapaianakademis (Salafudin, 2013: 72).Selaras dengan salafudin, menurutpenelitian Benninga (dalamSulaiman dkk, 2014: 132),

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

102

menyatakan bahwa peningkatansikap dan perilaku positif dari siswaberdampak positif juga nilaiakademisnya. Dari dua pendapattersebut diperkuat denganpenelitian Prasetyo (2012:442),adanya pengaruh positif anataraprestasi belajar PendidikanKewarganegaraan terhadap sikapdemokratis, dengan nilai korelasi0,3133.Menurut Naim (2012:57), prosespengembangan karakter bukanproses sekali jadi, melainkan prosesyang terus-menerus tiada henti.Pembentukan karakter demokratisjuga perlu dikembangkan sehinggasiswa memiliki spirit demokrasi.Karakter tersebut terusdikembangkan agar menjadikebiasaan (habits) dalam bersikap disekolah atau diluar sekolah. Sepertipenelitian sebelumnya, Nashikah(2013:48) dengan judul EvektifitasModel Pembelajaran ReflektifDengan Pendekatan RealistikBerbasis Keislaman TerhadapKarakter Demokratis Siswa KelasVII MTs N Sumber Agung Padapokok bahasan segi empat, hasilnyaadalah pembelajaran tersebut tidaklebih efektif terhadap karakterdemokratis siswa dari pada modelpembelajaran konvensional dengansignifikansi 0,105 > 0,05.

Dari kesesuaian yang diperoleh baikdari teori maupun data hasilpenelitian, maka penelitimengatakan bahwa secaradeskriptif, menggunakan modelpembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman lebih tinggidaripada menggunakan modelkonvensional, namun perbedaantersebut tidak signifikan pada tarafsignifikansi 5%. Upaya

mengembangkan karakter siswamembutuhkan waktu yang lama,oleh karena itu, karakter siswa perludikembangkan terus menerus salahsatunya melalui penerapan modelpembelajaran integrasi keIslamandengan kontinuyang didukung olehguru dan lingkungan.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasrkan hasil temuan,pengolahan dan analisis data yangtelah dilakukan dan analisis datayang dilakukan peneliti dapatdisimpulkan beberapa hal berkaitandengan penggunaan modelpembelajaran matematikaberintegrasikan keIslaman dan hasilskala sikap demokratis siswasebagai jawaban atas perumusanmasalah penelitian pada BABsebelumnya, yakni sebagai berikut:Hasil skala sikap demokratis siswakelas eksperimen yaknipembelajaran matematika yangdiintegrasikan dengan keIslamanpada pokok bahasan garis singgunglingkaran, dominan dalam kategoribaik, ditunjukkan oleh angkaprosentase sebesar 83%. Dapatdilihat pada tabel 4.4.Hasil skala sikap demokratis siswakelas kontrol yakni pembelajaranmatematika tanpa diintegrasikandengan keIslaman pada pokokbahasan garis singgung lingkaran,dominan dalam kategori baik,ditunjukkan oleh angka prosentasesebesar 68%. Dapat dilihat padatabel 4.7.Secara deskriptif, sikap demokratispada kelas eksperimen cenderunglebih tinggi dari pada kelas kontrol,namun demikian, hasil uji hipotesistidak signifikan karena didapat nilaisignifikansi 0,06. Ini artinya tidakada perbedaan sikap demokratis

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

103

siswa antara penerapan modelpembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman danpenerapan pembelajarankonvensional, pada taraf signifikansi5%.

SaranBerdasarkan pengamatan penelitidan hasil penelitian yangdiperolehselama melaksanakanpenelitian di kelas VIII MTs NUPutri 3 Buntet Cirebon Semester II,saran yang dapat peneliti sampaikanadalah sebagai berikut:Saran Praktis

Saran untuk praktis, adalah:

Guru dapat menggunakan alternatiflain dalam hal melaksanakanpembelajaran agar dapatmengembangkan dan meningkatkankarakter demokratis siswaPenelitian ini menunujukkan hasilbahwa penerapan modelpembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman tidak lebihbaik dari pada model pembelajarankonvensional dalam hal karakterdemokratis siswa. Oleh sebab itu,model pembelajaran matematikaberintegrasi keIslaman dapatdikembangkan dalam hal prestasibelajar siswa dan lainnya.Saran LanjutPenelitian ini hanya terbatasdilakukan di MTs NU Putri 3 BuntetPesantren Cirebon pada TahunAjaran 2014/2015 yang terbataspada implementasi modelmatematika berintegrasi keislamandan karakter demokratis siswa.Sasaran penelitian ini juga hanyaterbatas pada siswa-siswi di MTs NUPutri 3 Buntet Pesantren Cirebon.Oleh karena itu, penulismengharapkan penelitian ini dapat

dilanjutkan dengan melakukanpenelitian bukan hanya pada pokokbahasan garis singgung lingkaranakan tetapi pada pokok bahasanlain. Selain itu, dapat puladilakukan integrasi keislaman padamata pelajaran yang lain sepertiFisika, Biologi, dan Kimia, sebabsetiap mata pelajaran dapatdiintegrasikan dengan nilai islam.Model pembelajran matematikabeintegrasikan keislaman dapatdikembangkan kembali selain padakarakter demokratis siswa, sepertipada ilmu zakat, puasa danmawaris. Dalam pengembanganmodel matematematikaberintegrasikan keislaman dapatpula dilaksanakan pada setiapjenjang, seperti SMP/MTs,SMA/MA/SMK, atau perguruantinggi. Wilayah penelitian dapatdilakukan lebih luas lagi selain diSekolah Buntet Pesantren Cirebon,seperti melakukan penelitian di duasekolah atau penelitian di sekolahyang berada dalam satu kecamatan.DAFTAR PUSTAKAAbdusyukur.2007. Ketika Kiyai

Mengajarkan Matematika.Malang:UIN-Malang Press.

Afrizon, Renol dkk. 2012.”Peningkatan Perilaku,Berkarakter Dan KetrampilanBerfikir Kritis Siswa Kelas IXMTs N Model Padang PadaMata Pelajaran IPA-FisikaMenggunakan Model ProblrmBased Instruction,” dalamJurnal Pendidikan Fisika,Vol.10, No.16.

Akhmad, AndriFaizal. 2014. KonsepNilai-Nilai Demokrasi DalamQs Ali Imran Ayat 159 DanImplementasinya DalamPendidikan Agama Islam.Skripsi. Tidak Diterbitkan.

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

104

Yogyakarta : UniversitasIslam Sunan KalijagaYogyakarta.

Alim, Sahilur. 1998. MenguakKeterpaduan Sain, Teknologidan Islam. Yogyakarta: TitianIlahi Press.

Amri, Sofwan. 2013. Pengembangandan Model Pembelajarandalam Kurikulum 2013.Jakarta: PT Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurSuatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astriati, Nuraini. 2010.”Membangun DanMengembangkan PendidikanNilai Pembentukan KarakterDan Pembeiasaan Sikap SiswaMelalui PembelajaranAfektif”, dalam JurnalCakrawala Kependidikan’,Vol.8, No.1, Maret 2010.

Baskoro, Edi Prio danWihaskoro,Ahmad Mabruri. 2013. ModulEvaluasi Pembelajaran. TidakDiterbitkan. Cirebon: IAINSyekh Nurjati Cirebon.

Bungin, Burhan. 2005. MetodologiPenelitian Kuantitatif EdisiKedua. Jakarta: KencanaPrenada Media Goup.

Elmubarok, Zaim. 2008.Membumikan PendidikanNilai Mengumpulkan YangTerserak, Menyambung YangTerputus dan MenyatukanYang Tercerai. Bandung:Penerbit Alfabet.

Fadillah, Syarifah. 2013. “Pembentukan Karakter SiswaMelalui PembelajaranMatematika”, dalam JurnalPendidikan MatematikaPARADIKMA, Vol.12, hal 142-148.

Fathurrohmah, Pupuh. 2013.Pengembangan PendidikanKarakter. Bandung: PT RefikaAdimata.

Hartoyo, Agung. 2010. “ PotensiPembinaan Karakter BerbasisBudaya Masyarakat”, dalamJurnal Pendidikan SosiologiDan Humaniora, Vol.1, No.1,April 2010.

Haryani, Mimi. 2011. “StrategiPembelajaran MatematikaMadrasah IbtidaiyahBerintegrasi Nilai-NilaiIslam”, dalam Jurnal UINSuska Riau Menara, vol 12. No2. Juli-Desember 2013.

Koesoema, Doni. 2012. PendidikanKarakter Utuh danMenyeluruh. Yogyakarta:Kanisius

Kohar, AhmadWachidul.2010.MakalahSeminar PendidikanMatematika “MembumikanPendidikan Nilai MelaluiIntegrasi Islam DalamPembelajaranMatematika”.FMIPA UNESA.Online ps://www.academia.edu