118
i IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA BROJOL KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: KOMSIYATUN K7409090 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

  • Upload
    lamkhue

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

i

IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL

DI DESA BROJOL KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

KOMSIYATUN

K7409090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Komsiyatun

NIM : K7409090

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “IMPLEMENTASI PEMBERIAN

KREDIT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA BROJOL KECAMATAN

MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Komsiyatun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

iii

IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL

DI DESA BROJOL KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2012

Oleh:

KOMSIYATUN

K7409090

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

HALAMAN PERSETUJUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

HALAMAN PENGESAHAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

HALAMAN BUKTI REVISI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

vii

MOTTO

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui,

sedangkan kamu tidak mengetahui.”

(Q.S Al-Baqarah: 216)

“So many of our dreams at first seem impossible, then they seem improbable, and

then when we summon the will, they soon become inevitable.”

(Christopher Reeve)

“Keberhasilan tidak pernah final dan kegagalan tidak pernah fatal,

keberanianlah yang paling penting.”

(Frances Mc Guckin)

“Bermimpi saja untuk mencapai kesuksesan tidaklah cukup, dibutuhkan usaha

keras, doa, dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan mimpi meraih sukses.”

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ibu Darini dan Bapak Tugimin tercinta,

terima kasih atas doa, kasih sayang, dan

pengorbanan yang tiada akhir hingga saya

menjadi seperti sekarang ini.

Mas Wiji, Dik Dyah, dan Dik Zanu, terima

kasih atas segala dorongan, kasih sayang,

doa, dan semangat selama ini.

Mas Tri Mujiyanto, terima kasih karena

senantiasa memberikan semangat, cinta,

kasih sayang, motivasi, perhatian, dan doa

selama ini. Semoga kesuksesan dan

kebahagiaan selalu mengiringi langkah

kita.

Almamater.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

ix

ABSTRAK

Komsiyatun. IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

(PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG

KECIL DI DESA BROJOL KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) prosedur pemberian

kredit PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol

Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2012, (2) dampak pemberian kredit

PNPM-MP ditinjau dari aspek pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol

Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2012, (3) kendala-kendala yang dialami

PNPM-MP dan para pedagang kecil dalam proses pemberian kredit PNPM-MP

serta upaya untuk mengatasi kendala tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sampel

diambil dengan purposive sampling yaitu memilih informan yang memiliki

pengetahuan yang mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data.

Subjek penelitian ini adalah para pedagang penerima kredit PNPM-MP yang ada

di Desa Brojol dan pengurus PNPM-MP di Kecamatan Miri yang terdiri dari

Fasilitator Kecamatan dan Ketua Unit Pengelola Kegiatan PNPM-MP. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Prosedur

penelitian meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan

penyusunan laporan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prosedur dalam pemberian kredit

PNPM-MP dimulai dari kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi,

Musdes Sosialisasi, Musyawarah Dusun, Musyawarah Khusus Perempuan,

Verifikasi, MAD Prioritas Usulan, MAD Penetapan Usulan, Penetapan

Persyaratan, Pencairan Dana, Pengembalian Kredit, dan Pengelolaan Dokumen

dan Administrasi oleh UPK, (2) kredit usaha PNPM-MP memberikan dampak

positif terhadap peningkatan pendapatan pedagang di Desa Brojol secara

signifikan, (3) kendala yang dialami oleh pihak PNPM-MP dan pedagang meliputi

kendala internal dan eksternal yang upaya untuk mengatasinya disesuaikan

dengan konteks permasalahan yang dihadapi.

Simpulan penelitian ini adalah: (1) pelaksanaan pemberian kredit PNPM-

MP di Desa Brojol masih ada beberapa hal yang belum sesuai prosedur sehingga

masih perlu perbaikan, (2) terdapat peningkatan pendapatan pedagang dengan

adanya kredit PNPM-MP, (3) terdapat berbagai kendala internal dan eksternal

dalam proses pemberian kredit PNPM-MP baik dari pelaku di kecamatan maupun

pedagang selaku penerima kredit dan ada beberapa upaya untuk mengatasinya.

Kata kunci: implementasi pemberian kredit PNPM-MP, pendapatan pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

x

ABSTRACT

Komsiyatun. THE IMPLEMENTATION OF CREDIT ISSUANCE IN THE

NATIONAL RURAL INDEPENDENT COMMUNITY EMPOWERMENT

PROGRAM (PNPM-MP) IN INCREASING THE SMALL TRADER’S

INCOME IN BROJOL VILLAGE OF MIRI SUBDISTRICT OF SRAGEN

REGENCY IN 2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas

Maret University Surakarta. December 2012.

The aim of this research is to find out: (1) credit issuance procedure in

PNPM-MP in increasing the small trader’s income in Brojol Village of Miri

Subdistrict of Sragen Regency in 2012, (2) the effect of PNPM-MP credit

issuance viewed from small trader’s income aspect in Brojol Village of Miri

Subdistrict of Sragen Regency in 2012, and (3) the constraints the PNPM-MP and

small traders face in the PNPM-MP credit issuance process and the attempt taken

to deal with such the constraints.

This research uses a descriptive qualitative approach. The sample was

taken by using purposive sampling, selecting the informants with in-depth

knowledge and reliable to be data source. The subject of this research was the

traders receiving PNPM-MP credit existing in Brojol Village and PNPM-MP

administrators in Miri Subdistrict consisting of subdistrict facilitator and the chief

of PNPM-MP Activity Organizing Unit. Techniques of collecting data used were

interview, observation, and documentation. The data validation was done by using

source and method triangulations. The data analysis was done by using technique

of analyzing qualitative data encompassing data collection, data reduction, data

display, and verification. The procedure of this research included preparation, data

collection, data analysis, and research report writing.

The result of research showed that: (1) the procedure of PNPM-MP credit

issuance started from Cross-Village Discussion (MAD) of Socialization,

Socialization Village Discussion, Hamlet Discussion, Women-Specific

Discussion, Verification, Cross-Village Discussion (MAD) of Proposal Priority,

Cross-Village Discussion (MAD) of Proposal Assignment, Prerequisite

Establishment, Fund Issuance, Credit Repayment, and Document Management

and Administration by UPK, (2) business credit of PNPM-MP affected positively

the increase in trader’s income in Brojol Village significantly, (3) the constraints

the PNPM-MP organizer and the trader faced included internal and external ones

in which the attempt to deal with them is adjusted with the context of problems.

The conclusions of research were: (1) in the implementation of PNPM-MP

credit issuance in Brojol Village, there were still several points inconsistent with

the procedure, so that some improvements were needed, (2) there was an increase

in trader’s income in the presence of PNPM-MP credit, and (3) there were some

internal and external constraints in PNPM-MP credit issuance process, from either

the performers in subdistrict or the traders as the recipient of credit and some

attempts had been taken to deal with them.

Keywords: the implementation of PNPM-MP credit issuance, trader’s income.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat,

nikmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki, penulis tidak

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dukungan, dan

perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati

perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (P. IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P. IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan kemudahan sehingga membantu kelancaran penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Nurhasan Hamidi, S.E, M.Sc, Ak selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Tim penguji skripsi yang telah melaksanakan tugasnya sebagai penguji terhadap

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xii

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ekonomi dan BKK Pendidikan Akuntansi yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

8. Bapak Drs. Budi Santoso selaku Penanggungjawab Operasional Kegiatan PNPM-

MP Kecamatan Miri yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.

9. Bapak Agus Suryanto selaku Ketua UPK PNPM-MP Kecamatan Miri, Ibu Sri

Hastuti selaku Fasilitator Kecamatan, dan segenap pengurus UPK PNPM-MP

Kecamatan Miri yang sudah ikut membantu dalam proses penelitian.

10. Ibu-ibu kelompok penerima kredit SPP PNPM-MP Desa Brojol yang telah

membantu dalam proses penelitian.

11. Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan adik-adikku serta Mas Tri Mujiyanto, terima

kasih atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungannya.

12. Teman-teman Wisma Putri Qurota a’yun: Yeny, Mutia, Dina, Tya, Fery, Riva,

Aan, Uswah, dan Tetia; serta sahabat-sahabat seperjuangan: Linda, Lelya, Yuyun,

Yona, Susi dan Tria terima kasih untuk segala dukungan dan persahabatan kita.

13. Teman-teman Pendidikan Ekonomi, BKK Pendidikan Akuntansi 2009 terutama

kelas B, semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan.

Surakarta, Januari 2013

Penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………………. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………. iv

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. v

HALAMAN BUKTI REVISI ……………………………………………...... vi

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………...... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………....... viii

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………. ix

HALAMAN ABSTRACT …………………………………………………… x

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………… 6

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 6

D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………… 8

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat …………… 8

2. Organisasi Nonbisnis …………………………………...…. 23

3. Implementasi Pemberian Kredit PNPM-MP dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xiv

Meningkatkan Pendapatan Pedagang Kecil ……………... 24

B. Penelitian yang Relevan …………………………………….. 33

C. Kerangka Pemikiran …………………………………………. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. 36

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………………………... 37

C. Sumber Data …………………………………………………. 38

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) ……………………. 39

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 39

F. Validitas Data ………………………………………………... 41

G. Analisis Data ………………………………………………… 42

H. Prosedur Penelitian ………………………………………….. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………. 45

1. Kondisi Geografi dan Demografi Kecamatan Miri ……… 45

2. Kondisi Geografi dan Demografi Desa Brojol …………... 48

B. Deskripsi Temuan Penelitian ………………………………… 50

1. Sejarah PNPM-MP di Kecamatan Miri ………………….. 50

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian …………………….. 52

3. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) …………………………. 52

4. Tim Verifikasi (TV) ……………………………………... 55

5. Prosedur Pemberian Kredit SPP …………………………. 57

6. Dampak Kredit SPP PNPM-MP bagi Para Pedagang Kecil

di Desa Brojol ……………………………………………. 72

7. Kendala dalam Proses Pemberian Kredit PNPM-MP …… 76

8. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Pemberian Kredit

PNPM-MP ……………………………………………….. 80

C. Pembahasan ………………………………………………….. 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xv

1. Prosedur Pemberian Kredit SPP PNPM-MP …………….. 84

2. Dampak Kredit PNPM-MP Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pedagang di Desa Brojol ……………………. 91

3. Kendala Pemberian Kredit SPP PNPM-MP dan Upaya

Mengatasinya …………………………………………….. 92

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………………… 96

B. Implikasi ……………………………………………………… 98

C. Saran ………………………………………………………….. 99

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 101

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Angka Kemiskinan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ……. 4

Tabel 2.1. Alokasi BLM Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal ……….. 15

Tabel 2.2. Alokasi BLM Berdasarkan Rasio Penduduk Miskin dan Jumlah

Penduduk ………………………………………………………… 15

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administratif Kecamatan Miri …………….. 46

Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan Kecamatan Miri ………………. 47

Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Perekonomian Kecamatan Miri …………... 47

Tabel 4.4. Distribusi Kelompok Umur Penduduk Desa Brojol ……………… 49

Tabel 4.5. Akumulasi Dana BLM Kecamatan Miri 2009-2012 ……………... 51

Tabel 4.6. Kategorisasi Tingkat Perkembangan Kelompok SPP ……………. 64

Tabel 4.7. Kenaikan Pendapatan Informan Penerima Kredit SPP …………... 92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ………………………………………… 35

Gambar 3.1. Jadwal Penelitian ……………………………………………. 37

Gambar 3.2. Bagan Analisis Data Kualitatif ……………………………… 43

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kecamatan Miri ………………………………. 48

Gambar 4.2. Struktur Organisasi UPK PNPM-MP Kecamatan Miri ……… 54

Gambar 4.3. Alur Kegiatan SPP PNPM-MP ………………………………. 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ………………………………………… 103

Lampiran 2 Fieldnote Wawancara 1 ………………………………………. 105

Lampiran 3 Fieldnote Wawancara 2 ………………………………………. 113

Lampiran 4 Fieldnote Wawancara 3 ………………………………………. 119

Lampiran 5 Fieldnote Wawancara 4 ………………………………………. 127

Lampiran 6 Fieldnote Wawancara 5 ………………………………………. 133

Lampiran 7 Fieldnote Wawancara 6 ………………………………………. 136

Lampiran 8 Fieldnote Wawancara 7 ………………………………………. 139

Lampiran 9 Fieldnote Wawancara 8 ………………………………………. 142

Lampiran 10 Fieldnote Wawancara 9 ………………………………………. 144

Lampiran 11 Fieldnote Wawancara 10 …………………………………….. 152

Lampiran 12 Fieldnote Observasi 1 ………………………………………... 159

Lampiran 13 Fieldnote Observasi 2 ………………………………………... 160

Lampiran 14 Fieldnote Observasi 3 ………………………………………... 161

Lampiran 15 Fieldnote Observasi 4 ………………………………………... 163

Lampiran 16 Fieldnote Observasi 5 ………………………………………... 165

Lampiran 17 Formulir Terkait Prosedur Pemberian Kredit PNPM-MP …… 166

Lampiran 18 Foto Penelitian …………………………..…………………... 229

Lampiran 19 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi …………………... 232

Lampiran 20 Surat Keputusan Dekan FKIP ……………………………….. 233

Lampiran 21 Surat Permohonan Ijin Research (Rektor) …………………... 234

Lampiran 22 Surat Permohonan Ijin Research (Ketua UPK PNPM-MP) .... 235

Lampiran 23 Surat Keterangan Pemberian Ijin Penelitian ………………… 236

Lampiran 24 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ………………….... 237

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan

Undang Undang Dasar 1945 alenia keempat adalah memajukan kesejahteraan

umum. Untuk mewujudkan hal tersebut, sejak kemerdekaan Negara Republik

Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, telah ditempuh

berbagai upaya melalui pembangunan nasional disegala bidang, yang tidak lain

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup Bangsa Indonesia.

Pembangunan nasional merupakan perwujudan dari usaha untuk

mewujudkan masyarakat adil makmur yang merata secara material maupun

spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan pembangunan

nasional haruslah mencakup seluruh lapisan masyarakat dan setiap rangkaian

kegiatan pemerintah hendaknya mengikutsertakan masyarakat karena tujuan

pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu

sendiri.

Negara Indonesia merupakan negara yang tingkat kesejahteraan

masyarakatnya masih rendah. Hal itu tercermin dari masih banyaknya

permasalahan kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan merupakan salah satu

problem sosial yang amat serius yang menghambat jalannya pembangunan saat

ini. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu oleh kesenjangan pembangunan antar

wilayah dan rendahnya peluang kerja bagi angkatan kerja terutama di wilayah

perdesaan. Upaya untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan tersebut harus

menggunakan pendekatan multidisiplin yang berdimensi pemberdayaan.

Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran,

peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri

Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM Mandiri Pasca Bencana, PNPM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

2

Mandiri Generasi, PNPM Mandiri Pariwisata serta PNPM Mandiri Wilayah

Khusus dan Desa Tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk

mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)

merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang mendukung

PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target sasarannya adalah masyarakat

perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan

prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan

sejak 1998-2007 yang merupakan salah satu program Departemen Dalam Negeri.

Dalam pelaksanaannya, PNPM-MP ini memprioritaskan kegiatan bidang

infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, serta

kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan.

Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : a) Dana Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) untuk kegiatan pembangunan, b) Dana Operasional Kegiatan

(DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan

pelatihan masyarakat (capacity building), dan c) pendampingan masyarakat yang

dilakukan oleh para fasilitator pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator

keuangan.

Seluruh proses kegiatan PNPM-MP pada hakekatnya memiliki dua

dimensi yaitu: pertama, memberikan wewenang dan kepercayaan kepada

masyarakat untuk menentukan sendiri kebutuhannya, merencanakan dan

mengambil keputusan secara terbuka dan penuh tanggungjawab. Kedua,

menyediakan dukungan lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan peran

masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam upaya peningkatan

kesejahteraan mereka sendiri (Abang Suriyanto, 2009: Vol VI).

Melalui pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke

dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri ini, cakupan pembangunan diharapkan

dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Keefektifan dan

efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek

diharapkan juga dapat diwujudkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

3

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri

untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses

sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk

mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1)

peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem

pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;

(4) peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sosial dasar dan

ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan tersebut,

strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah

tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem

pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar

desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM

Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai

pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan

masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya

kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui

Program Pengembangan Kecamatan (PPK).

Pemerintah daerah memperbaiki keadaan penduduknya dengan

menggunakan PNPM-MP. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ini

diharapkan mampu membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan

dan pengangguran melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang berdasarkan keadaan

perdesaan tersebut. Dalam pelaksanaannya tentu berbagai pihak yang terlibat

dalam program tersebut mengalami kendala-kendala, baik kendala yang

bersumber dari dalam maupun dari luar pihak yang bersangkutan. Kendala-

kendala tersebut perlu ditanggulangi dengan baik agar tidak mengganggu dalam

pelaksanaan berbagai kegiatan PNPM-MP. Jika berbagai kendala yang dihadapi

mampu diatasi maka hal itu akan mendukung dalam rangka pencapaian tujuan

yang diharapkan secara lebih optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

4

Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

perdesaan dengan menggunakan PNPM nampaknya belum mendapat hasil yang

sesuai dengan rencana bersama. Di Kecamatan Miri masih menunjukkan tingkat

kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi meski hanya beberapa desa.

Setiap desa memiliki tingkat perekonomian yang berbeda sehingga tingkat

kesejahteraannya juga berbeda. Hal ini tentunya harus menjadi bahan

pertimbangan bagi pemerintah, terutama dalam pengalokasian dana maupun

penentuan target kemajuan yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan dari

PNPM-MP tersebut. Berikut adalah data distribusi kemiskinan di Kabupaten

Sragen tahun 2010:

Tabel 1.1. Data Angka Kemiskinan di Kabupaten Sragen Tahun 2010

No.

Kecamatan

Rumah Tangga Penduduk

SM

M

HM

Jumlah

L

P

Jumlah

010 Kalijambe 686 1900 2014 4600 5929 6751 12680

020 Plupuh 624 1666 1577 3876 4249 5389 9638

030 Masaran 973 1895 1371 4239 5713 6503 12216

040 Kedawung 415 1053 891 2359 2634 3366 6000

050 Sambirejo 366 929 1055 2350 3502 3924 7426

060 Gondang 550 1109 1345 3004 4125 4523 8648

070 SB. Macan 983 1631 1099 3713 4977 5682 10659

080 Ngrampal 684 1006 878 2568 3066 3530 6596

090 KR.Malang 539 1394 1683 3616 4565 5201 9766

100 Sragen 763 1029 761 2553 3418 3940 7358

110 Sidoharjo 576 1437 1075 3088 3822 4432 8254

120 Tanon 801 1925 1666 4392 5494 6503 11997

130 Gemolong 720 1519 1551 3790 4782 5678 10460

140 Miri 315 1317 2579 4211 6342 6865 13207

150 SB.Lawang 773 1824 1878 4475 5875 6972 12847

160 Mondokan 403 1216 1172 2791 3145 3939 7084

170 Sukodono 310 1233 1663 3206 3515 4645 8160

180 Gesi 217 788 618 1623 1495 2177 3672

190 Tangen 253 648 814 1715 2118 2719 4837

200 Jenar 462 1004 1052 2518 3333 3822 7155

Total 64678 178660

(Sumber: BPS Sragen, 2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

5

Keterangan: SM = Sangat Miskin L = Laki-laki

M = Miskin P = Perempuan

HM = Hampir Miskin

Dalam pelaksanaannya, terkadang terjadi tindak kecurangan dari pihak-

pihak terkait, sebagai contoh Tim Pelaksana selaku pihak pelaksana bisa saja

menggunakan kewenangannya untuk melakukan kecurangan kaitannya dengan

pengeluaran dana sehingga hasil yang dicapai dari kegiatan yang ada tidak sesuai

dengan target yang ditetapkan sebelumnya. Di sisi lain, pencapaian sasaran yang

belum optimal dari PNPM-MP dalam rangka mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan juga disebabkan kurangnya

kerjasama dan koordinasi yang baik antara pihak pelaksana PNPM-MP, seperti

UPK (Unit Pengelola Kegiatan), Timlak (Tim Pelaksana), fasilitator teknik,

fasilitator keuangan dengan masyarakat perdesaan. Berbagai permasalahan

tersebut tentunya perlu untuk ditindaklanjuti untuk memaksimalkan hasil program

yang diharapkan.

Seperti diungkapkan di atas bahwa tujuan utama dari PNPM-MP adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dengan target utamanya

yaitu Rumah Tangga Miskin (RTM). Melalui PNPM-MP ini diharapkan

masyarakat desa yang tergolong dalam kategori Rumah Tangga Miskin dapat

meningkatkan kualitas kehidupan ekonominya. Di Kecamatan Miri mayoritas

penduduknya bekerja sebagai petani dan pedagang. Kebanyakan dari mereka

memperoleh bantuan dari PNPM-MP berupa pinjaman modal untuk membuka

atau mengembangkan usaha yang dimiliki. Dengan adanya pengembangan usaha

dagang yang dimiliki ini akan semakin memperbesar peluang untuk memperoleh

penghasilan yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Selain itu, mereka juga

memperoleh pelatihan dari PNPM-MP berupa kegiatan pelatihan ketrampilan

tertentu yang dapat menunjang kemampuan mereka dalam bidang yang baru.

Apabila target dari PNPM-MP tersebut dapat terwujud, maka hal ini sejalan

dengan apa yang diamanatkan dalam konstitusi. Namun, terkadang

implementasinya di lapangan tidak selalu sesuai dengan target yang sudah

direncanakan karena adanya berbagai faktor terkait.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

6

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul:

“IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA

BROJOL KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012”.

B. Perumusan Masalah

Untuk penegasan arah kajian penelitian ini maka perlu adanya perumusan

masalah. Rumusan masalah merupakan pernyataan mengenai permasalahan-

permasalahan yang akan diteliti untuk mendapatkan jawabannya. Berdasarkan

latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit PNPM-MP dalam meningkatkan

pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan Miri Kabupaten

Sragen tahun 2012?

2. Bagaimana dampak pemberian kredit PNPM-MP ditinjau dari aspek

pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan Miri Kabupaten

Sragen tahun 2012?

3. Apa saja kendala yang dialami PNPM-MP dan para pedagang kecil dalam

proses pemberian kredit PNPM-MP serta upaya untuk mengatasi kendala

tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prosedur pemberian kredit PNPM-MP dalam meningkatkan

pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan Miri Kabupaten

Sragen tahun 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

7

2. Mengetahui dampak pemberian kredit PNPM-MP ditinjau dari aspek

pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan Miri Kabupaten

Sragen tahun 2012.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dialami PNPM-MP dan para pedagang

kecil dalam proses pemberian kredit PNPM-MP serta upaya untuk

mengatasi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teroretis maupun manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian

ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang implementasi

pemberian kredit PNPM Mandiri Perdesaan bagi pedagang kecil, sebagai

salah satu sumber bagi peneliti-peneliti selanjutnya, serta diharapkan dapat

memberikan kemanfaatan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Dapat menerapkan ilmu teori ekonomi dan ekonomi pembangunan yang

diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan kondisi maupun

permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga penulis memperoleh

gambaran yang jelas sejauh mana tercapai keselarasan antara

pengetahuan secara teoretis dan praktiknya.

b. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil

kebijakan dalam penentuan target dan alokasi dana Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP).

c. Bagi Masyarakat Pengguna PNPM

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi

masyarakat khususnya sebagai pihak yang ikut berpartisipasi dalam

pelaksanaan program PNPM guna meningkatkan kesejahteraannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Pemahaman terhadap teori-teori yang relevan diperlukan dalam penelitian

ilmiah. Kajian teori yang tepat akan memudahkan proses penelitian sebab hal

tersebut akan memberikan inspirasi bagi peneliti dalam memecahkan masalah-

masalah penelitian. Dengan kata lain, teori-teori tersebut dijadikan pedoman bagi

peneliti dalam melakukan penelitian.

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

a. Pengertian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat

penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan (Petunjuk

Teknis Operasional PNPM-MP, 2008). Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan

merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK)

yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa

penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin,

efisiensi dan keefektifan kegiatan serta berhasil menumbuhkan kebersamaan

dan partisipasi masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM

Mandiri adalah:

1) PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui

harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur

program, penyediaan pendampingan dan pendanaan untuk mendorong

prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan

yang berkelanjutan.

2) Pemberdayaan masyarakat adalah upaya menciptakan atau meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

9

kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat

memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah

serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin

keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai (pnpm-madiri.org).

b. Visi dan Misi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan

Visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan (Petunjuk Teknis Operasional

PNPM-MP, 2008) adalah sebagai berikut:

1) Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu

mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di

lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya,

serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah

kemiskinan.

2) Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah peningkatan kapasitas masyarakat

dan kelembagaan, perlembagaan sistem pembangunan partisipatif,

pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat,

pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

c. Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Tujuan PNPM-MP (Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP, 2008)

adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan

dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan

pengelolaan pembangunan.

2) Tujuan khususnya meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

10

a) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat

miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan.

b) Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi

pengelolaan pembangunan partisipatif.

c) Menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang

diprioritaskan oleh masyarakat.

d) Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

e) Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar

Desa (BKAD).

f) Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam

upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

g) Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan cara

mendayagunakan sumber daya lokal.

d. Pendekatan dan Ruang Lingkup PNPM Mandiri

1) Pendekatan PNPM Mandiri

Pendekatan atau upaya-upaya nasional dalam mencapai tujuan program

dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalah

pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

a) Menggunakan kecamatan sebagai fokus program untuk

mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

program.

b) Memposisikan masyarakat sebagai penentu atau pengambil kebijakan

dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

c) Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

d) Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai

dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis.

e) Melalui proses pemberdayaan yang terdiri dari pembelajaran,

kemandirian, dan keberlanjutan (pnpn-mandiri.org).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

11

2) Ruang Lingkup PNPM Mandiri

Ruang lingkup PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan

penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat,

meliputi:

a) Penyediaan dan perbaikan prasarana atau sarana lingkungan

pemukiman, sosial, dan ekonomi secara kegiatan padat karya.

b) Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit

mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin.

c) Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama

yang bertujuan mempercepat pencapaian target pembangunan.

d) Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui

penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi

dan keuangan, serta penerapan tata pemerintahan yang baik (pnpm-

mandiri.org).

e. Prinsip Dasar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri Perdesaan

mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau

acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan

diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan

(Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP, 2008).

Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya

tujuan PNPM Mandiri Perdesaan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1) Bertumpu pada pembangunan manusia

Pengertian prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah

masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak terhadap upaya

pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

2) Otonomi

Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan

kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa

intervensi negatif dari luar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

12

3) Desentralisasi

Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas

kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan

kewilayahan yang bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah

sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4) Berorientasi pada masyarakat miskin

Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala

keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin.

5) Partisipasi

Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif

dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari

tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan

dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk

materiil.

6) Kesetaraan dan keadilan gender

Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik

laki-laki maupun perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di

setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan

pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan

pada saat situasi konflik.

7) Demokratis

Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan

pembangunan secara musyarawah dan mufakat.

8) Akuntabilitas dan Transparansi

Pengertian prinsip akuntabilitas dan transparansi adalah masyarakat

memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan

keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara

terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal,

maupun administratif.

9) Prioritas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

13

Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang

diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan

untuk pengentasan kemiskinan.

10) Keberlanjutan

Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan

keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah

mempertimbangkan sistem pelestariannya.

f. Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MP)

Sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP tahun 2008,

sasaran program PNPM-MP yaitu:

1) Lokasi Sasaran:

Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh kecamatan

perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara

bertahap dan tidak termasuk kecamatan-kecamatan kategori kecamatan

bermasalah dalam PPK/PNPM Mandiri Perdesaan.

2) Kelompok Sasaran:

a) Masyarakat miskin di perdesaan,

b) Kelembagaan masyarakat di perdesaan,

c) Kelembagaan pemerintah lokal.

g. Dasar Hukum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan

konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila,

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus

pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturan

perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan,

keuangan negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan (Petunjuk

Teknis Operasional PNPM-MP, 2008) adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

14

1) Sistem Pemerintahan

Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakan adalah:

a) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.

c) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

d) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan.

2) Sistem Perencanaan

Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah:

a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN).

b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

c) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009.

d) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

h. Pendanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Dalam Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP tahun 2008,

pendanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri meliputi:

1) Besarnya Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Alokasi BLM untuk setiap kecamatan dilakukan dengan menggunakan dua

cara, yaitu:

a) Alokasi Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal

Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, maka alokasi BLM nya berdasarkan jumlah desa tertinggal

yang ada di kecamatan tersebut. Data Desa Tertinggal merujuk pada

data yang ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah

Tertinggal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

15

Tabel 2.1. Alokasi BLM Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal

Jumlah Desa Tertinggal Alokasi BLM (Rupiah)

≤ 3 1.000.000.000

4 1.250.000.000

5 1.500.000.000

6 1.500.000.000

7 1.750.000.000

8 2.000.000.000

9 2.250.000.000

10 2.500.000.000

11 2.750.000.000

≥ 12 3.000.000.000

(Sumber: PTO PNPM-MP, 2008)

b) Alokasi Berdasarkan Rasio Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk

Untuk kecamatan-kecamatan yang tidak mempunyai desa tertinggal

yang telah ditentukan pemerintah, BLM dialokasikan dengan

menggunakan rasio penduduk miskin dan jumlah penduduk di

kecamatan tersebut.

Table 2.2. Alokasi BLM Berdasarkan Rasio Penduduk Miskin

Lokasi Jumlah

Penduduk

Persen

Penduduk

Miskin

Alokasi BLM

(Rupiah)

Jawa

<25.000 ≤ 40% 1.500.000.000

> 40% 1.750.000.000

25.000-50.000 ≤ 40% 1.750.000.000

> 40% 2.000.000.000

>50.000

< 20% 2.250.000.000

20% - 40% 2.500.000.000

>40% 3.000.000.000

Luar Jawa

<15.000 ≤ 40% 1.500.000.000

> 40% 1.750.000.000

15.000-25.000 ≤ 40% 1.750.000.000

> 40% 2.000.000.000

>25.000

< 20% 2.250.000.000

20% - 40% 2.500.000.000

> 40% 3.000.000.000

(Sumber: PTO PNPM-MP, 2008)

2) Sumber dan Ketentuan Alokasi Dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan

Sumber dana berasal dari:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

16

a) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

c) Swadaya masyarakat

d) Partisipasi dunia usaha

Ketentuan tentang alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan yaitu:

a) Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Departemen Keuangan menerbitkan

Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai surat keputusan otorisasi.

b) Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada Daftar

Pembukuan Administrasi APBD Kabupaten.

3) Mekanisme Pencairan Dana

Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening kolektif BLM yang

dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan

(TPK) di desa. Mekanisme pencairan dana sebagai berikut:

a) Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK

dengan TPK.

b) TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan

dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar

desain, RAB, dan lampirannya).

c) Untuk pencairan berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan

Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah.

4) Mekanisme Penyaluran Dana

Penyaluran dana diartikan sebagai proses penyaluran dana BLM dari

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atau Kas Daerah ke

rekening kolektif BLM yang dikelola oleh UPK. Mekanisme penyaluran

dana BLM sebagai berikut:

a) Penyaluran dana yang berasal dari Pemerintah Pusat mengikuti

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Anggaran

dari Departemen Keuangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

17

b) Penyaluran dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan

melalui mekanisme APBD dan diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan dari Departemen Keuangan.

c) Dana yang berasal dari APBD harus disalurkan terlebih dahulu ke

masyarakat, selanjutnya diikuti dengan penyaluran dana yang berasal

dari APBN.

d) Besaran dana dari APBD yang disalurkan ke masyarakat harus utuh

(net) tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya.

5) Dana Operasional UPK dan Pelaksana di Desa

Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK tiap desa dan UPK bertumpu

pada swadaya masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan

tersebut diberikan bantuan stimulan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan.

Dana operasional UPK sebesar maksimal dua persen (2%) dari dana

bantuan PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan

tersebut. Dana operasional TPK tiap desa maksimal tiga persen (3%) dari

dana PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil

Musyawarah Antar Desa menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk

desa yang bersangkutan.

i. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan

Alur kegiatan PNPM-MP (Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP,

2008) adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan kegiatan meliputi tahap persiapan dan sosialisasi awal, serta

perencanaan di desa, di kecamatan, dan di kabupaten. Tahap persiapan

dan sosialisasi awal dimulai dari MAD, sosialisasi sampai dengan

pelatihan KPMD/K. Perencanaan kegiatan di desa dimulai dengan tahap

penggalian gagasan sampai dengan musdes perencanaan atau dikenal

dengan istilah Menggagas Masa Depan Desa (MMDD). Perencanaan

kegiatan di kecamatan dimulai dengan MAD prioritas usulan sampai

dengan MAD penetapan usulan. Perencanaan kegiatan di kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

18

adalah perencanaan koordinatif yang dimulai dari keterlibatan utusan

kecamatan dalam forum SKPD sampai dengan musrenbang kabupaten.

2) Pelaksanaan

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan yang tetap mengacu pada

prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan, maka perlu adanya

persiapan pelaksanaan yang matang dan terencana. Persiapan

pelaksanaan ini lebih ditujukan kepada penyiapan aspek sumber daya

manusia, termasuk masyarakat, TPK, UPK, dan seluruh pelaku PNPM

Mandiri Perdesaan lainnya. Karena itu, TPK dan UPK perlu

mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan

yang didanai PNPM Mandiri Perdesaan. Pelatihan UPK, BP-UPK, TPK,

dan pelaku desa lainnya dilakukan dalam masa setelah penandatanganan

SPPB oleh Camat sampai dengan masa persiapan pelaksanaan.

3) Pelestarian Kegiatan

Pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan harus dijamin dapat

memberi manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable).

Di samping manfaat dari hasil kegiatan, aspek pemberdayaan, sistem dan

proses perencanaan, aspek good governance, serta prinsip-prinsip PNPM

Mandiri Perdesaan harus memberi dampak perubahan positif secara

berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat mencapai hal itu maka

semua pelaku PNPM Mandiri Perdesaan harus mengetahui dan mampu

memahami latar belakang, dasar pemikiran, prinsip, kebijakan, prosedur,

dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan secara benar.

j. Peran Para Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan (Petunjuk Teknis Operasional

PNPM-MP, 2008)

1) Pelaku di Perdesaan

a) Kepala Desa (Kades)

Peran kepala desa adalah sebagai pembina dan pengendali

kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

di desa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

19

b) Badan Permusyawarahan Desa (BPD)

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD berperan

sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM

Mandiri Perdesaan, termasuk sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan,

dan pelestarian di desa.

c) Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

TPK terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah

desa yang mempunyai fungsi dan peran untuk mengkoordinasi

pelaksanaan kegiatan di desa dan mengelola adsministrasi, serta

keuangan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK sekurang-kurangnya terdiri

dari ketua, bendahara, dan sekretaris.

d) Tim Penulis Usulan (TPU)

TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui

musyawarah desa.

e) Tim Pemantau

Tim Pemantau menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatan yang ada di desa.

f) Tim Pemelihara

Tim Pemelihara berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap

hasil-hasil kegiatan yang ada di desa, termasuk perencanaan kegiatan

dan pelaporan.

g) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K)

KPMD/K adalah warga desa terpilih yang bertugas memfasilitasi

atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan

tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kelompok masyarakat

pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan.

h) Kelompok Masyarakat (Pokmas)

Pokmas adalah kelompok masyarakat yang terlibat dan mendukung

kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik kelompok sosial, kelompok

ekonomi maupun kelompok perempuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

20

2) Pelaku di Kecamatan

a) Camat

Camat atas nama bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan

PNPM Mandiri Perdesaan kepada desa-desa di wilayah kecamatan.

b) Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK)

PjOK adalah seorang kasi pemberdayaan masyarakat atau pejabat

lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang

ditetapkan berdasar surat keputusan bupati dan bertanggung jawab

atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh

kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan.

c) Tim Verifikasi (TV)

TV adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang memiliki

pengalaman dan keahlian khusus dalam bidang teknik prasarana,

simpan pinjam, pendidikan, kesehatan atau pelatihan ketrampilan

masyarakat sesuai usulan kegiatan yang diajukan masyarakat dalam

musyawarah desa.

d) Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional

pelaksanaan kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya

terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

e) Badan Pengawas UPK (BP-UPK)

BP-UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan,

administrasi, dan keuangan yang dilakukan oleh UPK.

f) Fasilitator Kecamatan (F-Kec) dan Fasilitator Teknik Kecamatan (FT)

Fasilitator Kecamatan (F-Kec) dan FT adalah pendamping

masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan PNPM-MP.

g) Pendamping Lokal (PL)

Pendamping lokal adalah tenaga pendamping dari masyarakat yang

membantu FK/FT untuk memfasilitasi masyarakat dalam

melaksanakan tahapan dan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

21

h) Tim Pengamat

Tim pengamat adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk

memantau dan mengamati jalannya proses musyawarah antar desa.

i) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)

BKAD adalah lembaga lintas desa yang dibentuk secara sukarela atas

dasar kesepakatan dua atau beberapa desa di satu wilayah dalam satu

kecamatan dan atau antar kecamatan dengan suatu maksud dan tujuan

tertentu.

j) Setrawan Kecamatan

Setrawan Kecamatan diutamakan dari pegawai negeri sipil di

lingkungan kecamatan yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat

melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di lingkungan

pemerintah kecamatan, perubahan tata pemerintahan, dan

mendampingi masyarakat.

3) Pelaku di Kabupaten

a) Bupati

Bupati merupakan pembina Tim Koordinasi PNPM Mandiri

Kabupaten, Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK) serta

bertanggungjawab atas pelaksanaan PNPM Mandiri di kabupaten.

b) Tim Koordinasi PNPM-Mandiri Kabupaten (TK PNPM Kab)

Tim Koordinasi PNPM Mandiri kabupaten dibentuk oleh bupati untuk

melakukan pembinaan pengembangan peran serta masyarakat,

pembinaan administrasi, dan fasilitas pemberdayaan masyarakat pada

seluruh tahapan program PNPM Mandiri Perdesaan.

c) Penanggung jawab Operasional Kabupaten (PjOKab)

PjOKab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan

Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di

kabupaten yang berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM

Mandiri kabupaten.

d) Fasilitator Kabupaten (F-Kab)

Fasilitator Kabupaten adalah tenaga professional yang berkedudukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

22

di tingkat kabupaten. Peran Fasilitator Kabupaten adalah sebagai

supervisor atas pelaksanaan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di

lapangan yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan dan

memfasilitasi perencanaan koordinatif di tingkat kabupaten.

e) Fasilitator Teknik Kabupaten (FT-Kab)

Fasilitator Teknik Kabupaten adalah tenaga konsultan teknik dan

manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat kabupaten dan

berperan sebagai supervisor atas hasil kualitas teknik kegiatan

pembangunan prasarana perdesaan pada perencanaan desain dan

RAB, survai, dan pengukuran, pelaksanaan, serta operasi dan

pemeliharaan.

f) Pendamping UPK

Pendamping Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah konsultan yang

bertugas melakukan pendampingan kepada Unit Pengelola Kegiatan

dan lembaga pendukung agar menjadi suatu lembaga andal dan

memiliki akuntabilitas.

g) Setrawan Kabupaten

Setrawan Kabupaten merupakan pegawai negeri sipil di lingkungan

pemerintah daerah kabupaten yang dibekali kemampuan khusus

untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di

kalangan lingkungan pemerintah, perubahan tata kepemerintahan,

mengkoordinasi dan memfasilitasi setrawan kecamatan, serta

mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen

pembangunan partisipatif.

4) Pelaku Lainnya

a) Gubernur sebagai pembina dan penanggungjawab pelaksanaan PNPM

Mandiri Perdesaan di tingkat provinsi.

b) TK PNPM Mandiri Provinsi adalah tim yang dibentuk oleh gubernur

yang berperan dalam melakukan pembinaan administrasi dan peran

serta masyarakat, memberikan dukungan pelayanan dan proses

administrasi di tingkat provinsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

23

c) Penanggung jawab Operasional Provinsi (PjOProv) adalah pejabat di

lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau pejabat

lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di provinsi yang

berperan sebagai pelaksana harian TK-PNPM.

d) Di tingkat provinsi disediakan beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh

seorang Koordinator Manajemen Provinsi (KM-Prov).

e) Di tingkat wilayah disediakan Konsultan Manajemen Wilayah yang

dipimpin oleh Koordinator Wilayah (Korwil).

f) Di tingkat nasional disediakan beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh

seorang Ketua Tim Konsultan Manajemen Nasional (KT-KM Nas).

g) Tim Pengendali PNPM Mandiri berperan dalam melakukan pembinaan

kepada Tim Koordinasi PNPM Mandiri di provinsi dan kabupaten

yang meliputi pembinaan teknis dan administrasi. Dalam menjalankan

tugasnya Tim Pengendali PNPM Mandiri Perdesaan didukung oleh

Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan.

2. Organisasi Nonbisnis

a. Pengertian Organisasi Nonbisnis

Organisasi nonbisnis berbeda dengan organisasi bisnis karena

organisasi nonbisnis tidak memiliki indikator kinerja yang dapat dibandingkan

dengan laba pada perusahaan bisnis. Selain itu, pada umumnya organisasi

nonbisnis tidak menjadi subjek dari kompetisi dalam pasar. Belkaoui (2006)

menyatakan bahwa “organisasi nonbisnis adalah suatu organisasi yang

memiliki sasaran pokok untuk mendukung suatu program atau perihal dalam

menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil tanpa ada

perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (keuntungan)”. Contoh-

contoh dari organisasi nonbisnis meliputi organisasi pribadi, nirlaba dan

filantropis seperti perguruan tinggi dan universitas, rumah sakit, badan

kesehatan dan kesejahteraan, organisasi keagamaan, yayasan negara dan unit

pemerintahan lokal, dan organisasi-organisasi keanggotaan seperti

perdagangan dan profesional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

24

b. Karakteristik Organisasi Nonbisnis

Karakteristik organisasi nonbisnis juga berbeda dengan karakteristik

organisasi bisnis. Ada tiga karakteristik organisasi nonbisnis (Belkaoui, 2006)

yaitu:

1. Sejumlah sumber daya diterima dari penyedia sumber daya yang

tidak mengharapkan untuk menerima pembayaran kembali ataupun

keuntungan ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya yang

telah mereka berikan.

2. Operasi bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan-tujuan selain

penyediaan barang atau jasa yang mendapatkan laba atau ekuivalen

laba.

3. Tidak ada saham kepemilikan yang pasti yang dapat dijual,

dialihkan, atau ditebus, atau yang akan menjadi hak atas bagian dari

distribusi nilai sisa dari sumber daya pada saat organisasi dilikuidasi.

3. Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan

Pendapatan Pedagang Kecil

a. Konsep Implementasi

Widodo (2006:19) mendefinisikan “impelementasi sebagai penyediaan

sarana untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan dapat menimbulkan dampak

atau akibat terhadap sesuatu tertentu”. Joner dalam Widodo (2006:22)

mengartikan implementasi sebagai suatu proses yang dapat dilaksanakan

dengan mudah. Gunawan (2006) dalam bukunya Implementasi Kebijakan

Publik menyatakan bahwa:

Jasa negara atau daerah terlihat dihadapan rakyatnya melalui

keberhasilan menetapkan kebijakan yang diputuskan pejabat-pejabat

yang mempunyai kewenangan setelah mempertimbangkan berbagai

hal. Oleh karena itu, penyelenggaraan pemerintahan baik dalam jajaran

legislatif maupun eksekutif dituntut untuk mengoptimalkan kinerja

kebijakan yang telah ditetapkan dalam bentuk program pembangunan.

Program pembangunan harus melalui proses strategik penetapan bukan

saja berupa keputusan mengenai persoalan yang terjadi namun juga proses

bagaimana cara mencapai tujuan kebijakan tersebut. Disamping itu perlu

dirumuskan pula bagaimana mengimplementasikannya (Gunawan, 2006:217).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

25

Nugroho (2004:106) memberikan penjelasan mengenai implementasi

program yaitu:

Implementasi program pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan program dapat mencapai tujuannya. Untuk

mengimplementasikan program pembangunan, maka ada dua pilihan

langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan program-

program pembangunan dan implementasi program dalam bentuk

keputusan dan peraturan.

Manurung (2003:12) mengemukakan bahwa “implementasi program

merupakan kebijakan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan

dengan menggunakan strategi yang tepat”. Program-program yang

diimplementasikan merupakan kerangka kerja yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan yang direncanakan. Implementasi diartikan sebagai

pelaksanaan dari setiap kegiatan yang direncanakan sebelumnya.

Fungsi implementasi merupakan tindakan untuk membentuk suatu

hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran negara

diwujudkan sebagai hasil akhir kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah

melalui berbagai program kerja. Dengan demikian, fungsi implementasi terdiri

dari tindakan atau cara-cara atau saran-saran tertentu yang dirancang secara

khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan yang dan sasaran-sasaran

yang dikehendaki. Smith dan Grindle dalam Wahab (2000:37) melihat bahwa

implementasi merupakan sandungan terberat dan serius bagi efektivitas

kebijaksanaan pembangunan dibanding sosial ekonomi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program

Program yang akan diimplementasikan tidak lepas dari berbagai faktor

yang turut memberikan pengaruh terhadap program itu sendiri. Manurung

(2003:38) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

program terdiri dari dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal di sini mencakup keseluruhan program yang dapat

dikendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh anggota organisasi

yang bersangkutan. Faktor internal terdiri dari:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

26

a) Misi dan tujuan program

Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yang ingin

dicapai.

b) Strategi pencapaian tujuan

Misi dan tujuan suatu program dapat tercapai melalui bentuk

strategi yang digunakan.

c) Sifat dan jenis kegiatan

Sifat dan jenis kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan.

d) Jenis teknologi yang digunakan

Implementasi program pembangunan yang dilaksanakan tidak

terlepas dari jenis teknologi yang digunakan.

2) Faktor Eksternal

Organisasi berada dalam lingkungan dan tidak terlepas dari

pengaruh lingkungan. Agar kegiatan program itu dapat

melaksanakan misi dan tujuannya, maka harus memperhitungkan

faktor-faktor eksternal yang terdiri dari:

a) Kebijakan pemerintah

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah baik yang

dikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan

pemerintah, surat-surat keputusan menteri dan pejabat

pemerintah dan sebagainya adalah merupakan arahan yang

harus diperhitungkan.

b) Sosial Budaya Masyarakat

Faktor sosial budaya masyarakat tidak dapat diabaikan dalam

implementasi program pembangunan untuk memperhatikan

kepentingan masyarakat di sekitar organisasi.

c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat

dan harus disesuaikan dengan kegiatan program yang tepat.

c. Konsep Kredit

Kata “kredit” bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat.

Kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat di kota besar tetapi juga masyarakat

di perdesaan. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang

berarti kepercayaan (Thomas Suyatno, 2003:12). Seseorang atau suatu badan

yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di

masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah

dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan (kontraprestasi) tersebut dapat berupa

barang, uang, maupun jasa. Dengan akan diterimanya kontraprestasi pada

masa yang akan datang, maka jelas tergambar bahwa kredit dalam arti

ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

27

Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and

Banking, “kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban

untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan

datang karena penyerahan barang-barang sekarang” (Thomas Suyatno,

2003:13). Dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 disebutkan

bahwa yang dimaksud kredit adalah:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.

Kredit yang diberikan oleh pihak pemberi kredit didasarkan atas

kepercayaan sehingga pemberian kredit tersebut merupakan pemberian

kepercayaan. Ini berarti pihak pemberi kredit akan benar-benar memberikan

kredit apabila pihak tersebut yakin bahwa penerima kredit akan

mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan

syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak (Thomas Suyatno,

2003:14). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur kredit

terdiri dari:

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan pihak pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar

diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3) Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima. Semakin lama kredit

diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat risikonya. Inilah yang

menyebabkan timbulnya unsur risiko. Dengan adanya unsur risiko ini,

maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.

4) Prestasi, merupakan objek kredit yang dapat berbentuk uang, barang,

maupun jasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

28

Terkait dengan tujuan pemberian kredit, khususnya oleh lembaga-

lembaga pemerintah dalam mengemban tugasnya sebagai agent of

development ada beberapa tujuan yang hendak dicapai (Thomas Suyatno,

2003:15), yaitu:

1) Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan

2) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan

fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin

dan dapat memperluas usahanya

Dalam kehidupan perekonomian yang modern ini kredit memegang

peranan penting dalam meningkatkan kegiatan usaha dan hubungan

internasional. Kredit yang diterima oleh debitur secara umum memiliki fungsi

sebagai berikut (Thomas Suyatno, 2003:16):

1) Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

3) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

4) Kredit dapat meningkatkan gairah berusaha

5) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

6) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

d. Konsep Pendapatan

Teori pendapatan secara garis besar dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu pendapatan dalam arti akuntansi dan pendapatan dalam arti

ekonomi. Konsep pendapatan secara akuntansi merupakan pendapatan yang

dikaitkan dengan prosedur akuntansi tertentu dan mengenai kapan pendapatan

harus dilaporkan. Menurut Keynes “pendapatan adalah determinan primer dari

seberapa banyak orang yang memilih untuk mengkonsumsi”. Menurut

Winardi (1992:171) “pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya

yang dapat dicapai dari penggunaan faktor-faktor produksi”. Dalam Standar

Akuntansi Keuangan No. 23 (1999:2) pengertian “pendapatan adalah arus

masuk bruto dan manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

perusahaan selama satu periode, apabila arus masuk itu mengakibatkan

kenaikan ekuitas (modal) yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

29

Konsep pendapatan dalam artian ekonomi merupakan penerimaan

pendapatan secara umum tanpa mempertimbangkan analisis dan perhitungan

akuntansi tertentu. Pendapatan keluarga merupakan salah satu contoh konsep

pendapatan secara ekonomi. Ada beberapa definisi pengertian pendapatan

keluarga dari para ahli (Ninik Asri Rokhana, 2005: 8), yaitu:

1) Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982)

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang,

baik dari pihak lain maupun hasil sendiri dengan dinilai sejumlah uang

atas harga yang berlaku pada saat ini.

2) Bayu Wijayanto (1999)

Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh

anggota keluarga yang bekerja.

Mulyono Sumardi dan Hans Dieter Evers (Ninik Asri Rokhana,

2005:8) membedakan pendapatan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Pendapatan yang berupa uang

Pendapatan yang berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa uang

yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa,

sumber-sumber utamanya adalah:

a) Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan,

kerja lembur, dan kerja musiman.

b) Dari usaha sendiri yang meliputi: hasil bersih dari usaha sendiri,

komisi, dan penjualan dari kerajinan rumah.

c) Dari hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik

tanah.

d) Keuntungan sosial, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.

2) Pendapatan berupa barang

Pendapatan yang berupa barang yaitu segala penghasilan yang sifatnya

reguler, tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam

bentuk barang atau jasa. Pendapatan ini berupa:

a) Bagian pembayaran upah dan gaji dalam bentuk beras, pengobatan,

transportasi, perumahan dan rekreasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

30

b) Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain

pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya

dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

3) Penerimaan yang merupakan pendapatan

Penerimaan yang merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang berupa

pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan

piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian uang.

e. Konsep Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha

nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan

dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan

pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga

merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan

memberikan pelayanan ekonomi yang luas agar dapat mempercepat proses

pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.

1) Pengertian Usaha Kecil

Berdasarkan UU No. 9 / 1995 Bab I Pasal 1 Ayat (1) tentang Usaha

Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah “kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-

undang ini”. Menurut surat edaran BI No. 26/1/UKK/ tanggal 29 mei

1993, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah:

Usaha yang memiliki total asset maksimum Rp600.000.000,00

(enam ratus juta rupiah) tidak termasuk rumah dan tanah yang

ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan,

badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki

tidak melebihi nilai Rp600.000.000,00.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 / 1998 pengertian usaha

kecil adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

31

Dalam perkembangan usahanya seringkali usaha kecil menghadapi

kendala, baik kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala internal

terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Keterbatasan

sumber daya manusia tersebut menyebabkan usaha kecil kurang mampu

memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber

pembiayaan, dan akses terhadap teknologi, sedangkan kendala eksternal

berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif terhadap

perkembangan usaha kecil. Selama ini berbagai kebijaksanaan terkesan

lebih berpihak pada sektor usaha besar (R. Maryatmo, 1996:3).

2) Karakteristik Usaha Kecil

Secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai

berikut (Singgih Wibowo, 2000:1):

a) Usaha kecil mempunyai strategi tersendiri dengan membuat

produk yang khusus, unik, dan spesial agar tidak kalah bersaing

dengan usaha besar.

b) Daerah pemasaran produknya tidak terlalu jauh sehingga tabiat

konsumennya dapat dipahami.

c) Permodalannya tidak besar.

d) Usaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam

pengoperasian usahanya.

e) Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data

transaksi, keuangan, pembukuan, dan sebagainya dengan baik

dan tertib. Mereka lebih mengandalkan daya ingat saja.

Akibatnya sulit mendapatkan kredit karena pihak kreditur

meragukan kemampuan usaha kecil untuk mengembalika

pinjaman sesuai aturannya.

f) Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya

untuk promosi dan penelitian ala usaha besar.

g) Komunikasi dengan konsumen berjalan cepat dan seringkali

berlangsung kepada pemilik.

h) Data dan fakta yang benar dan aktual yang sangat diperlukan

dalam pengelolaan ilmiah tidak mencukupi, bahkan tidak ada.

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha kecil menyiratkan adanya

kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya

masalah. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang

berkaitan dengan pendanaan tampak sulit untuk mendapatkan solusi yang

tepat dan jelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

32

3) Kelemahan Usaha Kecil

Kelemahan yang sering dijumpai pada usaha kecil pada umumnya

dapat ditinjau dari beberapa aspek (Singgih Wibowo, 2000:3), yaitu:

a) Kelemahan Keorganisasian

Kelemahan ini umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi,

pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan,

sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres. Selain itu

kepemimpinan seorang diri mempunyai kelemahan yang dapat

menghancurkan usaha. Terutama jika pimpinan sakit dalam waktu

lama atau bahkan meninggal dunia, sementara persiapan kader belum

dilakukan.

b) Kelemahan di Bidang Keuangan

Usaha kecil biasanya lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya

pencatatan dan pembukuan yang memadai, dan tidak adanya batasan

yang tegas antara harta milik pribadi (keluarga) dengan milik

perusahaan.

c) Kelemahan di Bidang Pemasaran

Kelemahan ini lazimnya berupa ketidakserasian antara program

produksi dengan penjualan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

penelitian pasar sehingga tidak tahu bagaimana posisi pasarnya,

mengidentifikasi para pesaing, cara menghadapi persaingan, fungsi

promosi, dan lain-lain.

d) Kelemahan di Bidang Pengelolaan Usaha

Kelemahan dalam hal pengelolaan usaha mencakup masih rendahnya

kemampuan manajemen pengelola dalam mengatur kegiatan usaha

terutama terkait dengan kegiatan produktivitas usahanya.

e) Kelemahan Lain-lain

Kelemahan lain yang sering menjadi jebakan adalah perluasan yang

emosional tanpa didukung data dan fakta yang aktual. Selain itu juga

seringnya unsur keluarga diikutcampurkan ke dalam persoalan-

persoalan usaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

33

f. Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang

Kecil

Implementasi pemberian kredit PNPM-MP merupakan perwujudan

secara nyata dari program yang telah ditetapkan sebelumnya. Implementasi ini

dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan dari program

penyaluran kredit PNPM-MP dan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian

antara target dengan realisasinya. Berbagai aspek yang termasuk di dalamnya

antara lain implementasi prosedur dalam pemberian kredit kepada masyarakat,

khususnya bagi para pedagang kecil di perdesaan, kendala-kendala yang

dihadapi oleh PNPM-MP maupun pedagang kecil kaitannya dengan

penyaluran kredit tersebut, serta dampak ekonomi dari pemberian kredit

PNPM-MP berupa peningkatan pendapatan para pedagang kecil.

Implementasi pemberian kredit yang dilaksanakan sesuai dengan tata

cara dan prosedur yang telah diatur dalam Petunjuk Teknis Operasional akan

memberikan jaminan terhadap hasil program yang diharapkan, salah satunya

adalah meningkatnya pendapatan para pedagang kecil. Hal ini terjadi karena

bantuan kredit yang diperoleh para pedagang kecil dari PNPM-MP dapat

digunakan untuk mengembangkan usaha yang sudah dimiliki atau mendirikan

usaha baru. Simpulannya adalah apabila implementasi pemberian kredit

PNPM-MP dilaksanakan secara benar menurut ketentuan yang berlaku, maka

akan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam rangka meningkatkan

pendapatan pedagang kecil.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan yang dapat mendukung dalam penelitian ini

adalah penelitian dari Agus Budiyono (2010) yang berjudul “Dampak

Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan Terhadap Peningkatan

Pendapatan Masyarakat di Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan

Kabupaten Kendal”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dampak

pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Darupono Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

34

Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PNPM mandiri sangat membantu dalam peningkatan tumbuhnya usaha kecil dan

menengah yang ada pada masyarakat desa yang selama ini sangat bergantung

pada pinjaman karena kekurangan modal sehingga dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat. Dengan demikian pelaksanaan program PNPM Mandiri

Perdesaan di Desa Darupono memberikan dampak ekonomi yang cukup

signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat desa setempat.

Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian dari Abang Suriyanto

(2009) yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Noyan Kabupaten Sanggau”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara program kegiatan

PNPM Mandiri Perdesaan yang dicanangkan dengan pelaksanaannya, serta

dampak program tersebut terhadap masyarakat di Kecamatan Noyan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan berbagai program PNPM Mandiri

Perdesaan di Kecamatan Noyan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada, namun

begitu masih ada beberapa hal yang masih perlu perbaikan. PNPM Mandiri

Perdesaan juga memberikan dampak positif terhadap berbagai segi kehidupan

masyarakat di Kecamatan Noyan, yaitu berkurangnya jumlah penduduk miskin,

berkembangnya usaha peningkatan pendapatan masyarakat, meningkatnya

kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatkan

kemandirian kelompok dalam kegiatan pengelolaan dana, administrasi kelompok,

dan berbagai kegiatan kelompok lainnya, serta meningkatkan kapasitas

masyarakat.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digunakan untuk memberi landasan atau dasar

berpijak pada penelitian yang akan dilakukan serta dimaksudkan untuk

memperjelas makna dan maksud teori yang dipakai, atau memperjelas kata-kata

yang mungkin masih abstrak pengertiannya dalam teori tersebut, maka dapat

dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

35

PNPM-MP merupakan program pemerintah untuk membantu masyarakat

perdesaan dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran.

Selain itu pemerintah juga membuat program untuk membantu mengatasi masalah

perekonomian penduduk perdesaan seperti pengadaan koperasi simpan pinjam

perempuan. Sorotan penelitian ini adalah pada prosedur kegiatan penyaluran

kredit PNPM-MP bagi para pedagang kecil di perdesaan, dampak ekonomis

terhadap peningkatan pendapatan pedagang penerima kredit, dan berbagai kendala

yang dialami pihak-pihak terkait serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.

Sebelum ada kredit PNPM-MP pendapatan para pedagang dari hasil

penjualan barang dagang dapat dikatakan relatif kecil, selain karena belum

mempunyai kios tetap untuk berjualan, juga dikarenakan variasi maupun kuantitas

barang dagang yang masih sedikit. Melalui program kredit PNPM-MP yang

dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, para pedagang

kecil yang mengalami kesulitan permodalan untuk mengembangkan usahanya

dapat memperoleh bantuan kredit dengan syarat-syarat yang relatif mudah.

Bantuan kredit usaha yang diperoleh ini selanjutnya akan dapat digunakan untuk

mengembangkan usaha, menambah jumlah dan variasi barang dagang, dan

membuka usaha dagang di bidang yang lain. Dampaknya adalah pendapatan para

pedagang kecil dapat meningkat secara signifikan seiring dengan berkembangnya

usaha yang dimiliki.

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Kondisi awal

Implementasi

kredit berhasil

Pendapatan

meningkat

Pengembangan

usaha dagang

Program kredit

PNPM-MP

Kelesuan usaha

dagang

Pendapatan

relatif kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian diperlukan untuk mendapatkan kebenaran dari suatu

penelitian. Metode penelitian harus dipilih terlebih dahulu sebelum kegiatan

penelitian dilaksanakan. Hal ini dikarenakan ketepatan dalam memilih metode

akan mengantarkan penelitian ke arah tujuan yang ingin dicapai, yaitu hasil

penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Kartini Kartono

(1990:28) “Metode penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa

atau pengetahuan dengan memakai metode-metode ilmiah.” Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah salah satu ilmu

pengetahuan yang membahas tentang tata cara atau prosedur untuk melakukan

penelitian sehingga peneliti dapat memahami objek penelitian dengan memakai

pendekatan ilmiah.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat menunjukkan hal penting dalam suatu penelitian sebab di tempat

penelitian inilah diperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal yang

diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. Penelitian mengenai

implementasi pemberian kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil

dilakukan di Desa Brojol Kecamatan Miri karena lokasinya mudah dijangkau

sehingga memudahkan dalam pengadaan penelitian dan penghimpunan data yang

dibutuhkan. Selain itu juga karena mayoritas penduduk Desa Brojol Kecamatan

Miri bekerja sebagai petani dan pedagang sehingga hal ini sesuai dengan subjek

penelitian yaitu para pedagang kecil. Objek penelitiannya adalah aspek

pendapatan para pedagang setelah memperoleh kredit PNPM-MP.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

37

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Oktober-November 2012.

No.

Jenis

Kegiatan

Tahun 2012-2013

September Oktober November Desember Januari

1. Penyusunan

Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Perijinan

4. Pengumpulan

Data dan

Analisis Data

5. Penyusunan

Laporan dan

Ujian Skripsi

Gambar 3.1. Jadwal Penelitian

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif yang

dilakukan pada suatu objek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut

pendapat Kirk dan Miller sebagaimana dikutip Moleong (2004: 4), “Penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya”. Bentuk penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali atau

membangun proporsi atau menjelaskan makna dibalik realita. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

38

berlangsung. Sutopo (2002: 111) mengatakan bahwa “… dalam penelitian

kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan

mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut

apa adanya di lapangan studinya”. Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) dalam

Lexy J. Moleong, (2004: 4) menyatakan bahwa ”metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian meliputi perilaku, persepsi, tindakan yang

sifatnya secara holistik dan naturalistik.

Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan atau

memperoleh data yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan

kebenaran secara ilmiah. Sesuai dengan permasalahannya, penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang akan mendeskripsikan

implementasi pemberian kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Desa

Brojol Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2012.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip Lexy J. Moleong

(2004: 157), “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Artinya sumber data dalam penelitian kualitatif adalah manusia, tingkah laku,

dokumen serta benda-benda lain.

Ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data sangat penting

karena akan dapat menentukan ketepatan data yang diperoleh. Jenis sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informan

Menurut Moleong (2004: 90), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

39

Informan dalam penelitian ini adalah pengurus UPK PNPM-MP Kecamatan

Miri, Fasilitator Kecamatan dan Ketua Kelompok SPP Desa Brojol dan

beberapa pedagang di Desa Brojol sebagai sampel penelitian.

2. Dokumen dan Arsip

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang

berhubungan dengan objek penelitian, dapat berupa laporan-laporan atau

catatan-catatan perusahaan, studi kepustakaan atau instansi terkait.

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)

Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan

permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.

Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu

perumusan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H.B

Sutopo, 2002: 55). Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan dengan

internal sampling artinya cuplikan mewakili informasinya. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel

bertujuan, yakni didasarkan pada landasan teori yang digunakan, keingintahuan

pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya. Sumber data

digunakan di sini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung

mewakili informasinya. Dalam purposive sampling ditetapkan kualifikasi dan

pemilihan informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Pada

saat pelaksanaannya, pengumpulan dan pilihan informan dapat berkembang sesuai

dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Sampel

penelitian dalam penelitian ini yaitu pedagang penerima kredit usaha PNPM-MP

yang berasal dari Desa Brojol Kecamatan Miri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan dengan

menggunakan alat-alat atau instrumen data sehingga didapatkan data yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

40

objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga,

yaitu:

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian, mencari kejadian yang diteliti melalui penglihatan dan pendengaran.

Observasi yakni mengadakan pengamatan dan pencatatan hal-hal yang

diperoleh selama penelitian yang menyangkut implementasi pemberian kredit

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)

dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan

Miri.

2. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 186), “Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Menurut Nana

Syaodih (2006:216):

Wawancara (interview) ditujukan untuk memperoleh data dari individu

dan dilaksanakan secara individual. Beberapa bentuk wawancara yaitu:

a. Wawancara terstruktur adalah apabila bahan wawancara sudah

dipersiapkan terlebih dahulu.

b. Wawancara setengah terstruktur adalah bentuk wawancara yang

sudah disiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan keleluasaan

untuk menerangkan lebih jauh, namun tidak langsung pada topik

bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama

wawancara berlagsung.

c. Wawancara tidak terstruktur yaitu prakarsa untuk memilih topik

bahasan diambil oleh informan.

Dalam penelitian ini yang diterapkan adalah wawancara setengah terstruktur.

Daftar pertanyaan sesuai dengan topik bahasan sudah dipersiapkan

sebelumnya, namun tetap memberikan keleluasaan bagi informan untuk

menerangkan lebih jauh. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka

diperlukan informasi yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dari informan mengenai implementasi pemberian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

41

kredit PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil. Ada

beberapa pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu pengurus

UPK PNPM-MP Kecamatan Miri, Fasilitator Kecamatan, dan sejumlah

pedagang di Desa Brojol Kecamatan Miri.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari arsip dan

dokumen yang ada dalam kegiatan PNPM-MP. Dokumentasi adalah

mengumpulkan data yang ada dalam perusahaan atau instansi yang relevan

dengan permasalahan yang diteliti, yaitu implementasi pemberian kredit

PNPM-MP bagi para pedagang kecil.

F. Validitas Data

Validitas data sangat diperlukan agar data dan informasi yang telah

diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sutopo (2002: 78)

mengemukakan bahwa, ”Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan

kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”. Pemantapan keabsahan

data diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan pada suatu kriteria

tertentu, sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data dilakukan

dengan cara trianggulasi dan reviu informan untuk menjamin validitas data.

Patton (1984) seperti yang dikutip Sutopo (2002: 78) membedakan empat

macam teknik trianggulasi sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam

penelitian kualitatif, yaitu:

1. Trianggulasi Sumber

Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data,

peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya

apabila digali dari beberapa sumber yang berbeda.

2. Trianggulasi Metode

Jenis Trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau

metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam trianggulasi metode

yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang

berbeda dan bahkan lebih jelas diusahakan mengarah pada yang sama

untuk menguji kemantapan informasinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

42

3. Trianggulasi Peneliti

Yang dimaksud dengan cara trianggulasi peneliti adalah hasil

penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian tertentu

ataupun keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

4. Trianggulasi Teori

Trianggulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih

dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari

beberapa perspektif teori yang akan digunakan akan dapat diperoleh

pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa

dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh.

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam

penelitian ini adalah trianggulasi sumber yakni penggunaan beberapa narasumber

yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi yang sejenis sehingga

informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan

informasi yang diperoleh dari narasumber lain. Selain itu penelitian ini juga

menggunakan trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Metode

pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Reviu informan dilakukan pada waktu data yang diperoleh sudah cukup

lengkap kemudian disusun penyajian data tersebut walaupun mungkin masih

belum utuh dan menyeluruh, unit-unit laporan tersebut dikomunikasikan dengan

informannya. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang disusun

merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang mereka setujui.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan

dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan. “Analisis

data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja seperti

yang disarankan data” (Moleong, 2004: 248). Penelitian ini menggunakan teknik

analisis deskriptif kualitatif. Kegiatan menguraikan dan menggambarkan objek

penelitian terutama pada dampak ekonomi yang dirasakan para pedagang ditinjau

dari aspek peningkatan pendapatan sebagai hasil dari pemberian kredit Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Selain itu penelitian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

43

juga menguraikan mengenai berbagai kendala yang dihadapi dalam proses

penyaluran kredit dari PNPM-MP kepada para pedagang kecil.

Analisis data kualitatif terdiri dari alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan (Sugiyono, 2008:247), yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian ini menjalankan analisis, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data

sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyajikan sekumpulan

informasi yang tersusun dengan memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam bentuk uraian singkat. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Langkah selanjutnya dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang dapat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan

yang ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredible.

Gambar 3.2. Tahap Analisis Data Kualitatif

Pengumpulan Data

Reduksi Data Verifikasi

Penyajian Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

44

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan

mengambil prosedur penelitian dari Sutopo (2002: 187-190), yaitu:

1. Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian yang meliputi pengajuan judul dan penulisan

proposal penelitian kepada dosen pembimbing.

b. Membuat desain penelitian yaitu dengan mengumpulkan bahan/sumber

materi penelitian yang berasal dari lapangan berupa data dan pengamatan

awal serta menyiapkan instrumen penelitian atau alat observasi.

c. Mengurus perizinan penelitian.

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan

pengamatan serta atau observasi partisipan.

b. Membuat fieldnote (catatan lapangan) dan transkrip hasil wawancara.

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang

meliputi reduksi data (pembuatan matriks hasil penelitian lapangan),

penyajian data (pembuatan matriks hasil lapangan dengan matriks teori) dan

penarikan kesimpulan (verifikasi).

b. Mengembangkan hasil intepretasi data dengan analisis lanjut kemudian

disesuaikan dengan hasil temuan di lapangan.

c. Melakukan pengayaan dalam menganalisis data yang sudah ada dengan

dosen pembimbing.

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Reviu laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan dosen

pembimbing.

c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi.

d. Penyusunan laporan akhir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografi dan Demografi Kecamatan Miri

Kecamatan Miri berada di ujung barat Kabupaten Sragen yang

berbatasan langsung dengan Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dan

merupakan kecamatan yang jaraknya terjauh dari pusat pemerintahan daerah

Kabupaten Sragen yaitu sekitar 50 km. Tekstur wilayah Kecamatan Miri

adalah berbukit dan masih lebat pepohonannya. Kecamatan Miri dilewati

beberapa aliran sungai, seperti Sungai Mudal, Sungai Giren, dan Sungai

Bakalan. Ada pula dua waduk besar yaitu Waduk Kedungombo dan Waduk

Kedungkancil. Penduduk di Kecamatan Miri memanfaatkan air sungai dan

waduk tersebut untuk mengairi lahan pertanian mereka. Lahan pertanian di

Kecamatan Miri masih cukup luas yaitu 1.417,77 Ha karena mayoritas

penduduknya adalah petani dan pedagang. Lahan pertanian tersebut

diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu lahan irigasi teknis 194 Ha, lahan

irigasi sederhana 51,20 Ha, dan lahan tadah hujan 1172,57 Ha. Berikut adalah

batas wilayah Kecamatan Miri (Buku PDRB Kabupaten Sragen).

Sebelah utara : Kabupaten Grobogan

Sebelah timur : Kecamatan Sumberlawang

Sebelah Selatan : Kecamatan Gemolong dan Kecamatan Kalijambe

Sebelah barat : Kabupaten Boyolali

Luas wilayah Kecamatan Miri adalah 5.380,99 Ha dengan jumlah

penduduk 32.788 jiwa pada awal tahun 2012 yang terdiri dari 16.202

penduduk laki-laki dan 16.586 penduduk perempuan. Jumlah penduduk

tersebut terdiri dari 9811 KK dan 2843 KK miskin (Data Sekunder BPS

Kabupaten Sragen). Ada sepuluh desa yang masuk dalam wilayah

administratif Kecamatan Miri. Berikut adalah pembagian wilayah

administratif Kecamatan Miri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

46

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administratif Kecamatan Miri

No. Nama Desa Pusat Desa Jumlah Dukuh Jumlah RT

1. Desa Geneng Pelem 8 21

2. Desa Jeruk Dungdang 14 25

3. Desa Sunggingan Kropak 8 20

4. Desa Girimargo Girimargo 15 23

5. Desa Doyong Pungkruk 7 18

6. Desa Soko Bulaksari 15 26

7. Desa Brojol Purwosari 11 18

8. Desa Bagor Kaliapang 10 17

9. Desa Gilirejo Lama Gilirejo 11 21

10. Desa Gilirejo Baru Sumberejo 5 15

(Sumber: Buku PDRB Kabupaten Sragen 2008 diupdate Januari 2012)

Kecamatan Miri memiliki beberapa potensi alam yang dapat

dikembangkan menjadi daerah wisata, seperti Waduk Kedungombo dan

Waduk Kedungkancil yang bisa dikelola menjadi tempat wisata pemancingan.

Ada pula tempat penangkaran ikan gurame, karper dan nila di Desa Girimargo

dan sumber mata air Ontrowulan serta makam Pangeran Samudera di kawasan

Gunung Kemukus yang sangat menarik untuk tujuan wisata, namun sampai

saat ini keberadaan tempat-tempat potensi wisata ini masih kurang terawat

sehingga kurang begitu menarik minat turis domestik maupun turis asing

untuk berkunjung.

Ditinjau dari bidang pendidikan, mayoritas penduduk Kecamatan Miri

adalah lulusan SMP dan SMA atau sederajat. Kecamatan Miri memiliki 2 SD

swasta dan 25 SD Negeri, 2 SMP/MTs swasta dan 4 SMP/MTs Negeri, 4

SMA/K swasta dan 1 SMA/SMK Negeri. Kecamatan Miri belum mempunyai

Akademi atau Perguruan Tinggi. Kelengkapan sarana prasarana kesehatan dan

perekonomian Kecamatan Miri adalah sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

47

Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jenis Sarana Prasarana Jumlah

Rumah Sakit -

Puskesmas 1

Puskesmas Pembantu 5

PKD/Polindes 10

Posyandu 54

Dokter 1

Mantri 2

Bidan

Apoteker

Ahli Gizi

Apotik/Toko Obat

13

-

-

-

(Sumber: Buku PDRB Kabupaten Sragen 2008 diupdate Januari 2012)

Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Perekonomian

No. Uraian Jumlah

1. Pasar 6

2. Koperasi 5

3. KUD 1

4. BPR 1

5. LKD 10

6. Pertokoan 141

7.

8.

Warung

Pangkalan Minyak

155

3

(Sumber: Buku PDRB Kabupaten Sragen 2008 diupdate Januari 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

48

Berikut ini adalah peta wilayah Kecamatan Miri:

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kecamatan Miri

(Sumber: Buku PDRB Kabupaten Sragen 2008 diupdate Januari 2012)

2. Kondisi Geografi dan Demografi Desa Brojol

Desa Brojol merupakan salah satu desa yang masuk dalam wilayah

administratif Kecamatan Miri. Desa Brojol terletak di perbatasan dengan

Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Pusat Desa Brojol adalah Dukuh

Purwosari yang terletak di tengah-tengah desa. Desa Brojol memiliki tekstur

wilayah yang berbukit dengan didominasi jenis tanah kapur/gamping dan

tanah merah. Luas wilayah Desa Brojol adalah 463,71 Ha. Luas wilayah

tersebut diklasifikasi dalam beberapa jenis lahan, yaitu lahan persawahan

tadah hujan 204,14 Ha, tanah pekarangan/bangunan 82,56 Ha, tegal/kebun

92,21 Ha, hutan negara 67 Ha, dan sungai serta jalan 17,80 Ha. Tanaman

usaha yang dihasilkan Desa Brojol antara lain padi, jagung, ketela pohon,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

49

kacang tanah, kacang hijau, buah mangga, dan tebu. Batas wilayah Desa

Brojol adalah sebagai berikut.

Sebelah utara : Desa Bagor

Sebelah timur : Desa Girimargo dan Desa Soko

Sebelah selatan : Desa Sunggingan

Sebelah barat : Kecamatan Andong Boyolali

Penduduk Desa Brojol mayoritas adalah petani dan pedagang. Ada

pula yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), buruh industri dan

buruh bangunan. Untuk segi pendidikan mayoritas penduduknya adalah tamat

SMP dan SMA. Untuk sarana perumahan terdiri dari 93 rumah berdinding

tembok, 87 rumah semi permanen, 565 rumah berdinding kayu/papan, dan 26

rumah berdinding bambu/sirap (Data Sekunder Desa Brojol). Berikut adalah

distribusi kelompok umur penduduk Desa Brojol.

Tabel 4.4. Distribusi Kelompok Umur Penduduk Desa Brojol

Kelompok Umur (th) Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 73 89 162

5-9 127 132 259

10-14 139 167 306

15-24 237 239 476

25-35 234 268 502

36-44 254 275 529

45-54 273 271 544

55-64 168 172 340

≥65 118 123 241

Total 1673 1786 3459

(Sumber: Buku PDRB Kabupaten Sragen 2008 diupdate Januari 2012)

Dari distribusi penduduk tersebut yang memeluk agama Islam

sebanyak 3359 orang, sedangkan yang memeluk agama Katholik sebanyak

100 orang. Terkait dengan upaya untuk menekan pertumbuhan jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

50

penduduk, warga Desa Brojol juga mengikuti program Keluarga Berencana

(KB) dengan rincian sebagai berikut: PIL 60 orang, AUD 12 orang, MOD 1

orang, MOW 9 orang, Susuk 108 orang, Suntik 165 orang, dan PUS 449

orang. Sarana prasarana di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan

agama yang ada di Desa Brojol meliputi 1 balai desa, 2 kantor desa, 1 pasar

umum, 1 lumbung desa, 3 PAUD, 1 TK, 2 Sekolah Dasar, 1 Puskesmas

Pembantu, 4 Posyandu, 8 masjid, dan 1 gereja.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Sejarah PNPM-MP di Kecamatan Miri

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM-MP) merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan

(PPK) yang digunakan pemerintah untuk menanggulangi dan mengurangi

tingkat kemiskinan di Kecamatan Miri. Mata pencaharian utama masyarakat

Kecamatan Miri adalah petani dan pedagang. Kecamatan Miri memiliki

sejumlah sumber daya alam potensial seperti perkebunan tebu yang cukup

luas, penambangan batu kapur untuk material bangunan, usaha perikanan,

pohon jati, dan mahoni. Adapun produk unggulan pertanian kecamatan ini

adalah tebu, padi, kacang tanah, dan singkong. Produk unggulan yang lain

adalah kerupuk usus, industri tempe, dan konveksi. Kecamatan Miri telah

berpartisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan mulai tahun 2009. Hingga saat

ini Kecamatan Miri telah mendapatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM) sebesar Rp5.900.000.000,00 yang dikelola oleh Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) Kecamatan Miri. Tugas dari Unit Pengelola Kegiatan ini

adalah sebagai suatu bentuk organisasi yang menaungi dan mengelola

berbagai kegiatan PNPM-MP di tingkat kecamatan. Sampai saat ini jumlah

dana BLM yang dikucurkan di Kecamatan Miri sudah hampir mencapai

Rp6.000.000.000,00. Berikut adalah akumulasi dana BLM yang dikelola oleh

UPK Kecamatan Miri dari tahun 2009 hingga 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

51

Tabel 4.5. Akumulasi Dana BLM Kecamatan Miri 2009-2012

Tahun Jumlah

2009 Rp2.000.000.000,00

2010 Rp1.500.000.000,00

2011 Rp1.500.000.000,00

2012 Rp 900.000.000,00

Total Rp5.900.000.000,00

(Sumber: Data Bendahara UPK Kecamatan Miri)

Secara umum, dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan dimanfaatkan

masyarakat untuk mendukung kegiatan di bidang peningkatan kapasitas,

pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana perdesaan, kegiatan

pendidikan dan kesehatan, serta kegiatan ekonomi melalui perguliran dana

untuk Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP). Secara akumulatif dari awal mendapatkan BLM hingga saat

ini sebagian besar dana tersebut di Kecamatan Miri yaitu 75% dimanfaatkan

masyarakat untuk mendukung kegiatan di bidang sarana prasarana,

pendidikan, dan kesehatan. Sisanya sebesar 25% dialokasikan untuk dana

perguliran UEP dan SPP.

Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Miri Kabupaten Sragen berdiri

pada tahun 2009. UPK ini dibentuk dengan tujuan untuk mengelola

pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM-MP agar berjalan sesuai dengan kaidah,

ketentuan, petunjuk teknis operasional, dan tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan bersama demi kelancaran agenda yang telah disusun. Kegiatan

awal yang dilakukan adalah pengelolaan dana BLM yang meliputi kegiatan

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan dan BLM yang berupa penyaluran dana

untuk kegiatan pembangunan secara fisik, seperti pembangunan sarana

prasarana perdesaan (jembatan, jalan, pasar, sumur dalam, kamar mandi

umum, sekolah, posyandu, dan sebagainya).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

52

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian implementasi pemberian kredit PNPM-MP dalam

meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Desa Brojol Kecamatan Miri

Kabupaten Sragen tahun 2012 adalah warga masyarakat Desa Brojol yang

menerima kredit usaha PNPM-MP dan bekerja sebagai pedagang. Dalam

penelitian ini teknik pengambilan cuplikan (sample) yang digunakan adalah

purposive sampling sehingga perlu dilakukan seleksi kualitatif atau penetapan

kualifikasi informan yang dianggap mengetahui secara mendalam terkait

dengan permasalahan penelitian. Subjek penelitian yang memenuhi kualifikasi

tersebut adalah perwakilan ketua kelompok SPP Desa Brojol, perwakilan

anggota kelompok peminjam, Ketua UPK PNPM-MP Kecamatan Miri, dan

Fasilitator Kecamatan. Dari hasil penelitian melalui wawancara rata-rata

jawaban dari para informan sama, maka penulis hanya menyajikan hasil

wawancara dari beberapa pedagang dan informan tambahan yang berguna

untuk cek dan ricek data yang ada yaitu Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Kecamatan Miri dan Fasilitator Kecamatan. Dari beberapa subjek penelitian

yaitu para pedagang yang telah diwawancara, sebagian besar menggunakan

uang pinjaman PNPM-MP untuk mengembangkan usaha jualan yang dimiliki,

seperti usaha jualan pakaian, perabotan rumah tangga, warung kelontong, dan

usaha produksi kerupuk.

3. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah unit yang mengelola

operasional kegiatan dan administrasi PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat

kecamatan dan membantu Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dalam

mengoordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan. Kepengurusan UPK

masih cukup sederhana karena hanya terdiri dari ketua, sekretaris, dan

bendahara. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat yang diajukan dan

dipilih berdasarkan hasil musyawarah desa. Tugas dan tanggungjawab UPK

meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

53

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan dana PNPM Mandiri

Perdesaan di kecamatan

b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan

seluruh transaksi kegiatan PNPM-MP

c. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dokumen PNPM-MP baik yang

bersifat keuangan maupun non keuangan

d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana bergulir

e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam

f. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip PNPM-MP dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian PNPM-MP bersama pelaku

lainnya

g. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap terjadi transaksi baik

keuangan maupun non keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan

ketentuan program

h. Membuat perencanaan keuangan (anggaran) dan rencana kerja sesuai

dengan kepentingan program yang disampaikan pada BKAD/MAD

i. Membuat pertanggungjawaban keuangan dan realisasi rencana kerja pada

BKAD/MAD sesuai dengan kebutuhan

j. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan langsung Rencana Penggunaan

Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang dibuat oleh desa

dalam setiap tahapan proses PNPM-MP sesuai kebutuhan

k. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan secara langsung

administrasi dan pelaporan pelaku desa

l. Membuat draft aturan perguliran yang sesuai dengan prinsip dan

mekanisme PNPM-MP untuk disahkan oleh BKAD/MAD dan

menegakkan dalam pelaksanaan dengan tujuan pelestarian dana bergulir

m. Menyiapkan dukungan teknis bagi terbentuknya kerja sama dengan pihak

luar dalam kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah

n. Melakukan penguatan kelompok peminjam dalam kelembagaan,

pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman, dan memfasilitasi

pengembangan usaha kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

54

o. Membantu pengembangan kapasitas pelaku program melalui pelatihan,

bimbingan lapangan, dan pendampingan dalam setiap kegiatan PNPM-MP

p. Mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan, pengelolaan

pinjaman, perkembangan program dan informasi lainnya melalui papan

informasi dan menyampaikan secara langsung kepada pihak yang

membutuhkan

q. Melakukan fasilitasi (bersama pelaku lain) penyelesaian permasalahan

yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian PNPM-MP

Adapun kriteria yang harus dipenuhi sebagai pengurus Unit Pengelola

Kegitan (UPK) Kecamatan, yaitu:

a. Memiliki sikap mental yang baik, jujur, bertanggung jawab, dan dapat

dipercaya

b. Pendidikan minimal SMA atau sederajat

c. Memiliki kemampuan di bidang administrasi dan keuangan

d. Dapat diterima oleh masyarakat

e. Bukan PNS, staf kecamatan, atau aparat desa

f. Mempunyai cukup waktu dan kesungguhan

Berikut adalah susunan kepengurusan Unit Pengelola Kegiatan

Kecamatan Miri tahun 2012:

Gambar 4.2. Struktur Organisasi UPK PNPM-MP Kecamatan Miri

Ketua UPK

(Agus Suryanto)

Sekretaris UPK

(Rina Dwi F)

Bendahara UPK

(Alfiah Rahma W)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

55

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa struktur kepengurusan

UPK PNPM-MP Kecamatan Miri masih cukup sederhana karena hanya terdiri

dari tiga posisi lini yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara.

4. Tim Verifikasi (TV)

Tim Verifikasi adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat dan

instansi terkait yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus di bidang

teknik prasarana, simpan pinjam, pendidikan, kesehatan, dan pelatihan

ketrampilan masyarakat sesuai usulan kegiatan yang diajukan dalam

musyawarah desa perencanaan usulan. Peran Tim Verifikasi adalah

melakukan pemeriksaan serta penilaian usulan kegiatan semua desa peserta

PNPM-MP dan selanjutnya membuat rekomendasi kepada BKAD/MAD

sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Adapun tugas dan

tanggung jawab Tim Verifikasi yaitu:

a. Memeriksa kelengkapan dokumen setiap usulan yang diajukan masing-

masing desa

b. Melakukan observasi lapangan untuk memeriksa kesesuaian yang ditulis

dalam usulan dengan fakta di lapangan

c. Memeriksa kesesuaian usulan dengan kriteria dan tujuan PNPM-MP, serta

bersama dengan BKAD memeriksa keterkaitan usulan antar desa sebagai

suatu konsep pengembangan wilayah

d. Menyampaikan usulan kegiatan kepada Fasilitator Kabupaten agar

dilakukan pemeriksaan kembali

e. Membuat rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan usulan kegiatan

f. Menyampaikan dan menjelaskan rekomendasi hasil pemeriksaan usulan

kegiatan kepada peserta MAD

Untuk menjadi Tim Verifikasi PNPM-MP ada beberapa kriteria yang

harus dipenuhi, yaitu:

a. Anggota masyarakat yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus di

bidang teknik prasarana, keuangan, perbankan, simpan pinjam,

pendidikan, kesehatan, dan pelatihan ketrampilan masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

56

b. Sanggup meluangkan waktu sesuai dengan kebutuhan kegiatan verifikasi

yang diperlukan

c. Diutamakan berasal dari penduduk setempat (desa, kecamatan, atau

kabupaten)

d. Mempunyai wawasan yang cukup dan bersikap netral atau tidak memihak

salah satu atau beberapa desa saja

e. Jumlah personel antara 5 sampai dengan 10 orang

Tim Verifikasi PNPM-MP Kecamatan Miri terdiri atas tiga orang.

Jumlah ini jelas tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya karena jumlah

minimalnya adalah lima orang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan tugas dari Tim Verifikasi dalam melakukan analisis kredit dan

observasi lapangan belum terlaksana secara optimal seperti yang diungkapkan

oleh Ibu Sri Hastuti (Informan X) dalam kutipan wawancara berikut:

…bukan hanya sebatas itu, untuk pelaku PNPM-MP di tingkat

kecamatan juga ada beberapa hal yang belum optimal pelaksanaan

tugasnya sesuai ketentuan. Sebagai contoh pelaksanaan tugas Tim

Verifikasi yang belum maksimal dalam melakukan analisis kredit dan

survai lapangan.

Unsur subjektivitas dalam proses verifikasi juga masih ada. Hal itu

karena penentuan layak tidaknya suatu kelompok yang akan didanai oleh

BLM belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek-aspek penilaian secara

objektif, tetapi hanya didasarkan pada tafsir perkiraan saja. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan terkait dengan pembentukan Tim Verifikasi PNPM-

MP ini, yaitu:

a. Pembentukan Tim Verifikasi harus mempertimbangkan adanya

keseimbangan dan keterlibatan kaum perempuan sebagai wujud penerapan

salah satu prinsip dan kebijakan dalam PNPM-MP yakni prinsip

kesetaraan dan keadilan gender. Dalam prinsip ini laki-laki maupun

perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan

program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan.

b. Pembentukan Tim Verifikasi harus benar-benar berdasarkan kualifikasi

yang dibutuhkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

57

5. Prosedur Pemberian Kredit Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) merupakan salah satu

jenis program PNPM-MP yang memberikan kredit permodalan usaha untuk

kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Program ini

diadakan setiap tahun sekali dengan sasaran penerimanya adalah kelompok

rumah tangga miskin (RTM). Pada hakikatnya kegiatan SPP ini berupaya

untuk memberdayakan keberadaan kelompok simpan pinjam perempuan yang

sudah ada di masyarakat untuk selanjutnya dikembangkan demi peningkatan

kapasitas dan pembangunan karakter yang berbasis kelompok. Program SPP

ini juga menanamkan nilai tanggung jawab kelompok dan kemandirian dalam

pengelolaan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

a. Tujuan Kegiatan SPP

1) Tujuan Umum

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan

potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses

pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial

dasar, memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan,

meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola dana

pinjaman, serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan

penciptaan lapangan kerja. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Ibu Sri Hastuti (Informan X) berikut ini:

Tujuan utama dari program SPP ini adalah dalam rangka

pemberdayaan dan pengembangan kualitas kelompok

peminjam mbak. Pengembangan yang dimaksud memiliki dua

artian, yaitu dalam artian ekonomis dan karakter masyarakat.

Dalam artian ekonomis, melalui program kredit usaha ini

kelompok peminjam diharapkan dapat meningkat taraf

kesejahteraan ekonominya, seperti usaha yang dimiliki

mengalami kemajuan, pendapatan yang diperoleh meningkat,

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan

baik, dan lain-lain. Dalam artian pengembangan karakter

diharapkan masyarakat dapat mengubah pola pikir dan cara

pandang tentang bagaimana untuk mengelola dana dan

memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

58

2) Tujuan Khusus

a) Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha

ataupun sosial dasar.

b) Memberikan kesempatan kaum perempuan untuk meningkatkan

ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha.

c) Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum

perempuan.

b. Ketentuan Dasar

Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan ini memiliki

beberapa ketentuan dasar, yaitu:

1) Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat

mendapatkan pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan

dengan tidak mengesampingkan prosedur dan aturan yang berlaku.

2) Terlembagakan, artinya dana kegiatan SPP disalurkan melalui

kelompok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku

dalam pengelolaan simpanan dan pengelolaan pinjaman.

3) Keberdayaan, artinya proses pengelolaan didasari oleh keputusan yang

profesional oleh kaum perempuan dengan mempertimbangkan

pelestarian dan pengembangan dana bergulir guna meningkatkan

kesejahteraan.

4) Pengembangan, artinya setiap keputusan pendanaan harus berorientasi

pada peningkatan pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan

aktivitas ekonomi masyarakat perdesaan. Pengembangan yang

dimaksud juga mencakup aspek pembangunan karakter masyarakat.

5) Akuntabilitas, artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pada

dasarnya program SPP ini adalah program dari, oleh, dan untuk

masyarakat sehingga pelaksanaan atas apa yang sudah direncanakan

dan ditetapkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara materiil

maupun moril kepada masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

59

c. Ketentuan Pendanaan BLM

Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana yang

disediakan untuk mendanai kegiatan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) setiap kecamatan maksimal 25% dari alokasi BLM.

1) Sasaran Program SPP

Sasaran program ini adalah rumah tangga miskin yang

produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun

kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam perempuan

yang sudah ada di masyarakat. Untuk Desa Brojol penerima kredit

program SPP belum sepenuhnya kelompok rumah tangga miskin. Ada

anggota kelompok yang sebenarnya tidak tergolong dalam kategori

miskin tetapi masih bisa memperoleh kredit SPP PNPM-MP ini,

seperti yang diungkapkan oleh Ibu Atik Lestari (Informan IV) berikut:

…dulu juga disampaikan kalau yang berhak mendapat

pinjaman itu dari golongan miskin dan bukan PNS. Tapi

menurut pengamatan saya tidak semua yang mendapat kredit

itu orang miskin mbak. Mungkin ada anggapan kalau orangnya

miskin bagaimana mau buka usaha lha wong paling-paling

uangnya dipakai untuk makan dan biaya anak sekolah. Jadi

orang yang bisa dikatakan cukup mampu juga bisa memperoleh

kredit ini yang penting bukan PNS.

Menurut ketentuan yang ada, kelompok peminjam yang

menjadi sasaran pengembangan dari program SPP adalah kelompok

yang sudah berumur minimal satu tahun, sudah memiliki administrasi

sederhana, dan pengelolaan kegiatan simpan pinjam. Tetapi dalam

kenyataannya khusus untuk Desa Brojol banyak kelompok dadakan

yang bermunculan dengan beberapa anggota kelompok peminjam yang

berasal dari RT atau dukuh lain, seperti penjelasan yang disampaikan

oleh Bapak Agus Suryanto (Informan IX) berikut:

Seharusnya kelompok peminjam itu adalah kelompok yang

sudah berumur minimal satu tahun untuk kemudian

dikembangkan melalui program SPP ini. Akan tetapi

kenyataannya di lapangan banyak muncul kelompok dadakan

hanya untuk tujuan mendapatkan pinjaman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

60

2) Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan SPP adalah memberikan dana pinjaman

sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang

mempunyai pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana

pinjaman. Bentuk kegiatan SPP ini berorientasi pada pemberdayaan

dan pengembangan kelompok simpan pinjam yang sebelumnya sudah

terbentuk dalam masyarakat.

3) Ketentuan Kelompok SPP

a) Kelompok yang dikelola anggotanya kaum perempuan yang satu

sama lain saling mengenal, berada dalam lingkup satu RT atau satu

dukuh, memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah

berjalan sekurang-kurangnya satu tahun.

b) Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan

dana simpanan dan dana pinjaman yang telah disepakati.

c) Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai

sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota.

d) Kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung dengan

baik.

e) Mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara

sederhana.

d. Mekanisme Pengelolaan

Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan program akan tetapi

perlu memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan sebagai berikut:

1) Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi

Dalam MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi tentang ketentuan

dan persyaratan untuk kegiatan SPP sehingga pelaku-pelaku tingkat

desa memahami adanya kegiatan SPP dan dapat memanfaatkan. Yang

terlibat dalam MAD Sosialisasi ini yaitu camat, kepala desa, BPD,

LPM, perwakilan RTM tiap desa, wakil perempuan tiap desa, komite

sekolah, LSM, dan tokoh masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

61

2) Musdes Sosialisasi

Dalam Musdes Sosialisasi dilakukan sosialisasi tentang

ketentuan dan persyaratan untuk kegiatan SPP di tingkat desa sehingga

pelaku-pelaku tingkat desa memahami adanya kegiatan SPP dan

melakukan persiapan proses lanjutan. Musdes ini dihadiri oleh pelaku-

pelaku internal dari desa yang bersangkutan, seperti kepala desa, BPD,

LPM, wakil RTM, wakil perempuan, LSM, dan tokoh masyarakat.

3) Musyawarah Dusun

Proses identifikasi kelompok melalui musyawarah di dusun

atau kampung dengan proses sebagai berikut:

a) Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut di atas,

termasuk kondisi anggota.

b) Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan

melakukan kategorisasi kelompok yang terdiri dari: Kelompok

Pemula, Kelompok Berkembang, dan Kelompok Siap. Proses

kategorisasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori

perkembangan kelompok.

c) Menyiapkan daftar pemanfaat setiap kelompok beserta jumlah

kebutuhan dan daftar rumah tangga miskin yang akan menjadi

pemanfaat.

d) Rumah tangga miskin yang belum menjadi anggota kelompok agar

dilakukan tawaran dan fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok

sehingga dapat menjadi pemanfaat.

e) Hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dilampiri

daftar kelompok yang diidentifikasi, kelompok SPP dengan daftar

pemanfaat yang diusulkan, peta sosial dan peta rumah tangga

miskin, serta rekapitulasi kebutuhan pemanfaat.

4) Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan (MKP)

Musyawarah ini merupakan tahapan seleksi di tingkat desa

yang meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

62

a) Penentuan usulan desa untuk kegiaan SPP melalui keputusan

Musyawarah Khusus Perempuan (MKP). Hasil dalam keputusan

MKP merupakan usulan desa untuk kegiatan SPP.

b) Hasil keputusan diajukan berdasarkan seluruh kelompok yang

diusulkan dalam paket usulan desa.

c) Penulisan usulan kelompok adalah tahapan yang menghasilkan

proposal kelompok yang akan dikompetisikan di tingkat

kecamatan. Pengisian data dalam proposal pengajuan kredit

PNPM-MP harus dilakukan dengan teliti, benar, lengkap, dan

sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada. Dalam proses

penyusunan proposal ini, calon peminjam dapat melakukan

beberapa kali konsultasi dengan Fasilitator Kecamatan hingga

proposal ini dirasa sudah layak untuk selanjutnya diajukan ke Tim

Verifikasi guna pemeriksaan proposal, analisis kredit, dan

penentuan pemberian kredit. Di Desa Brojol beberapa peminjam

merasa mengalami kesulitan dalam penyusunan proposal ini,

seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Mardiyanti (Informan I)

berikut:

Kebetulan lembaran proposalnya sudah disediakan dari

pihak kecamatan jadi saya dan ibu-ibu lain hanya tinggal

mengisi saja dengan lengkap. Meskipun hanya tinggal ngisi

tapi yang namanya saya ini sudah cukup tua mbak jadi ya

susah. Lha wong ngisi datanya itu harus benar-benar

ditanyai satu-satu lho mbak anggota saya itu. Masalah

jaminannya apa, terus disuruh ngitung rencana angsuran

itu. Kalau saya kerjakan sendiri kan pusing saya mbak

semua yang ngisi saya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Darini (Informan III)

berikut:

Kalau bikin proposal ini tidak boleh sembarangan lho mbak

karena pengisian datanya harus benar. Untuk kelompok

saya saja dulu itu harus beberapa kali tanya ke Fasilitator

Kecamatan baru bisa benar dan lengkap semua datanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

63

d) Dalam penulisan usulan SPP paling tidak harus memuat beberapa

hal sebagai berikut:

(1) Sekilas kondisi kelompok SPP.

(2) Gambaran kegiatan dan rencana yang menjelaskan kondisi

anggota, kondisi permodalan, kualitas pinjaman, kondisi

operasional, rencana usaha dalam satu tahun yang akan datang,

dan perhitungan rencana kebutuhan dana.

(3) Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi

dengan peta sosial dan peta rumah tangga miskin.

5) Verifikasi

Hal-hal yang diperhatikan dalam proses verifikasi kegiatan SPP

yaitu:

a) Penetapan Formulir Verifikasi

Penetapan formulir verifikasi merupakan proses penyesuaian

dengan contoh format formulir yang telah tersedia. Contoh format

formulir masih harus disesuaikan dengan kondisi lokal namun

tidak mengurangi prinsip dasar penilaian analisis kredit yang

meliputi penilaian tentang permodalan, kualitas pinjaman,

manajemen, pendapatan, dan likuiditas.

b) Proses Pelaksanaan Verifikasi

Verifikasi kelompok SPP mencakup beberapa hal sebagai berikut:

(1) Pengalaman kegiatan simpan pinjam

(2) Persyaratan kelompok

(3) Kondisi kegiatan simpan pinjam dengan penilaian

permodalan, kualitas pinjaman, administrasi dan

pengelolaan, pendapatan, dan likuiditas (pendanaan jangka

pendek)

(4) Penilaian khusus rencana kegiatan

(5) Jumlah rumah tangga miskin sebagai calon pemanfaat

diverifikasi dengan daftar rumah tangga miskin

(6) Penilaian kategorisasi kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

64

Dengan memperhatikan indikator-indikator pada tabel di

bawah ini dan memberikan nilai pada setiap indikator untuk

kemudian dijumlahkan nilainya akan diperoleh kategorisasi

kelompok sebagai berikut:

(a) Kelompok Pemula adalah jika hasil penjumlahan nilai

tiap-tiap indikator sampai dengan 9

(b) Kelompok Berkembang adalah jika hasil penjumlahan

nilai tiap-tiap indikator antara 10 sampai dengan 18

(c) Kelompok Siap/Matang adalah jika hasil penjumlahan

nilai tiap-tiap indikator di atas 18

Tabel 4.6. Kategorisasi Tingkat Perkembangan Kelompok SPP

Tabel Indikator Perkembangan Kelompok SPP

Indikator Nilai = 1 Nilai = 2 Nilai = 3 Nilai = 4

Ikatan

Pemersatu

Domisili,

geografis,

atau keluarga

Kegiatan simpan

pinjam kurang

dari satu tahun

Kegiatan

simpan pinjam

satu sampai

tiga tahun

Kegiatan

simpan

pinjam lebih

dari tiga tahun

Kegiatan

anggota

untuk tujuan

bersama

Belum

mempunyai

kegiatan

secara rutin

Mempunyai

kegiatan tapi

belum terencana

dengan baik

Mempunyai

kegiatan

simpan pinjam

yang masih

berjalan

dengan baik

Mempunyai

kegiatan

simpan

pinjam yang

terus

berkembang

Pengurus Belum

mempunyai

pengurus

yang

disepakati

Pengurus sudah

mempunyai

pertemuan tetapi

belum rutin

Ada pertemuan

rutin tetapi

belum ada

agenda

pertemuan

terencana

Ada

pertemuan

rutin dan

agenda

pertemuan

terencana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

65

Aturan

Kelompok

Belum ada

kesepakatan

mencapai

tujuan

bersama

Mempunyai

kesepakatan

untuk tujuan

bersama tetapi

tidak secara

tertulis

Mempunyai

aturan tertulis

tetapi belum

seluruhnya

dilaksanakan

Mempunyai

AD/ART

yang telah

dilaksanakan

dengan baik

Iuran

Anggota

Belum

mempunyai

iuran anggota

secara

wajib/tetap

Mempunyai

iuran tapi belum

mencukupi

operasional

kelompok

Mempunyai

iuran wajib dan

sukarela untuk

operasional

kelompok

Mempunyai

iuran wajib,

iuran sukarela,

dan simpanan

sebagai modal

Administrasi

Kelompok

Belum

mempunyai

administrasi

secara tertulis

Mempunyai

administrasi

tertulis tetapi

belum

mempunyai

laporan tertulis

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

mempunyai

laporan tertulis

tetapi belum

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

laporan

tertulis dan

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

(7) Pembuatan berita acara hasil verifikasi yang di dalamnya

mencantumkan rekomendasi-rekomendasi termasuk jumlah

usulan kelompok apakah sudah dalam kewajaran,

keterlibatan rumah tangga miskin sebagai pemanfaat, dan

kategorisasi perkembangan kelompok

Sebelum adanya proses verifikasi yang dilakukan oleh Tim

Verifikasi di tingkat kecamatan, ada serangkaian kegiatan survai

lapangan dalam rangka mengetahui kondisi nyata dari masyarakat

yang mengajukan kredit. Informasi yang diperoleh melalui survai ini

nantinya akan sangat diperlukan dalam melakukan analisis kredit dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

66

pengambilan keputusan pemberian kredit. Temuan penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan survai oleh Tim Verifikasi di

Kecamatan Miri masih belum optimal karena kegiatan terjun langsung

ke lapangan dilakukan apabila terjadi suatu masalah seperti

keterlambatan dalam pembayaran angsuran pinjaman SPP. Hal

tersebut diungkapkan oleh Bapak Agus Suryanto (Informan IX)

berikut:

…peninjauan langsung kepada pedagang dilakukan dalam

keadaan tertentu misal ketika ada pedagang yang merupakan

anggota kelompok SPP yang agak bandel dalam membayar

angsuran pinjaman barulah ada tim kami yang turun langsung

ke lapangan. Tetapi kalau untuk survai secara periodik belum

bisa dikatakan optimal dik.

Pelaksanaan tugas Tim Verifikasi yang belum sepenuhnya

optimal tersebut cenderung disebabkan oleh faktor kesibukan dari

anggota Tim Verifikasi yang latar belakangnya guru dan kepala desa

sehingga tugas mereka untuk melakukan survai dan analisis kredit

kurang terlaksana dengan baik.

6) MAD Prioritas Usulan

Tahapan ini merupakan tahapan evaluasi akhir dengan model

prioritas kebutuhan dengan mempertimbangkan hasil verifikasi.

Prioritas penilaian ditekankan pada kelompok yang lebih

mengutamakan calon pemanfaat kategori rumah tangga miskin. Dalam

tahapan prioritas kebutuhan ini usulan-usulan kelompok yang

tergabung dalam paket usulan desa dinilai. Penilaian dilakukan dengan

basis usulan kelompok sehingga jika ada kelompok yang tidak layak

maka tidak secara otomatis menggugurkan paket usulan desa tersebut,

kelompok yang dianggap layak tetap mendapatkan pendanaan sampai

jumlah kuota BLM tepenuhi. Pemeringkatan dilakukan pada seluruh

kelompok SPP tanpa memperhatikan asal desanya sehingga ranking

prioritas yang diperoleh merupakan peringkat kelompok, bukan

peringkat paket usulan desa. Hasil pemeringkatan kelompok SPP

sudah dapat menunjukkan kebutuhan pendanaan BLM untuk SPP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

67

sehingga sudah dapat ditentukan kelompok-kelompok layak yang akan

didanai dari BLM. Tahap selanjutnya adalah melakukan

penyempurnaan dokumen usulan, misalnya KK, KTP dan Perjanjian

Pinjaman. Prioritas kebutuhan kelompok SPP harus

mempertimbangkan:

a) Keterlibatan rumah tangga miskin sebagai anggota dan pemanfaat

b) Kategori tingkat perkembangan kelompok

c) Hasil penilaian kelayakan kelompok pengusul yang dituangkan

dalam berita acara tim verifikasi

d) Pertimbangan lain yang mendukung pengurangan jumlah rumah

tangga miskin dan peningkatan kesempatan kerja/usaha

7) MAD Penetapan Usulan

Pada tahapan ini keputusan pendanaan mencakup penentuan

pendanaan usulan dengan menentukan kelompok-kelompok yang telah

memenuhi syarat pemeringkatan dapat didanai dengan dana BLM.

Dalam MAD Penetapan Usulan ini dimungkinkan adanya kelompok

yang didanai sesuai dengan MAD Prioritas Usulan mengundurkan diri

sehingga peringkat selanjutnya yang akan menerima. Jika terjadi tidak

sama jumlah kebutuhan pada kelompok terakhir maka agar diputuskan

melalui musyawarah. Bagi kecamatan yang telah mengelola dana

bergulir, maka pada MAD ini dapat juga dilakukan proses MAD

Perguliran.

8) Penetapan Persyaratan

Penetapan persyaratan pinjaman yang tertuang dalam

perjanjian pinjaman paling tidak mencakup hal-hal berikut:

a) Penentuan jasa pinjaman dengan ketentuan besarnya jasa pinjaman

ditentukan berdasarkan buga pasar untuk pinjaman pada lembaga

keuangan di wilayah masing-masing. Sistem perhitungan jasa

pinjaman menurun atau tetap

b) Jangka waktu pinjaman sumber dana BLM maksimal 12 bulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

68

c) Jadwal angsuran dana BLM paling tidak diangsur tiga kali

angsuran dalam 12 bulan dengan memperhatikan siklus usaha baik

pada tingkat pemanfaat maupun tingkat kelompok

d) Angsuran langsung dari kelompok ke UPK tanpa melalui perantara

di luar kelompok, bisa dilakukan oleh ketua, sekretaris, atau

bendahara kelompok yang bersangkutan

Di Desa Brojol rata-rata tenggang waktu pembayaran angsuran

pinjaman adalah 12 bulan dengan dikenakan bunga sebesar 2% (1,5%

untuk kecamatan, 0,5% untuk tanggung renteng anggota kelompok).

Angsuran dibayarkan sebulan sekali setiap tanggal 16. Hal tersebut

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Darini (Informan III)

berikut:

Pengangsuran kredit dilakukan sebulan sekali selama satu

tahun hingga lunas seluruh pinjamannya. Besarnya angsuran

yaitu pokok pinjaman ditambah bunga 2%, yang 1,5% untuk

UPK Kecamatan sedangkan yang 0,5% untuk tanggung renteng

semua anggota kelompok yang biasanya dimasukkan ke dalam

kas kelompok.

9) Pencairan Dana

Ketentuan pencairan dana BLM kepada penerimanya adalah

sebagai berikut:

a) Pencairan melalui desa sesuai dengan ketentuan program dilampiri

SPPB dengan bukti penyaluran

b) Pencairan dilakukan sekaligus (100%) untuk setiap kelompok

c) Pada saat yang bersamaan ketua TPK memberikan dana SPP

setelah dikurangi operasional UPK 2% dan operasional desa 3%

dengan bukti kuitansi yang ditandatangani oleh ketua kelompok

sebagai penerima dan UPK sebagai pengelola kegiatan

d) Kelompok membuat perjanjian pinjaman dengan UPK sebagai

lampiran kuitansi penerimaan dana

e) Kelompok menyerahkan kuitansi/tanda terima uang tiap pemanfaat

kepada UPK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

69

10) Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di UPK

Pengelolaan dokumen dan administrasi kegiatan di tingkat

UPK meliputi:

a) Pengelolaan dokumen UPK mencakup pengelolaan data kelompok

dan peminjam/pemanfaat, pengelolaan proposal penulisan usulan

dengan peta sosial, pengelolaan dokumen penyaluran (kuitansi dan

Surat Perjanjian Pemberian Bantuan)

b) Pengelolaan administrasi meliputi Rekening Pengambilan SPP,

Buku Bantu Bank SPP, Buku Kas Harian SPP, dan kartu pinjaman

c) Pengelolaan pelaporan mencakup Laporan Realisasi Penyaluran,

Laporan Perkembangan Pinjaman SPP, Laporan Kolektibilitas

SPP, Neraca, dan Laporan Operasional

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kegiatan

PNPM-MP termasuk dalam pengelolaan dokumen dan administrasi di

Kecamatan Miri terkadang masih kurang teratur dengan baik. Hal

tersebut disebabkan oleh kurangnya jumlah pengurus Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) Kecamatan Miri yang hanya terdiri dari tiga posisi lini

yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara sehingga ada kalanya jumlah

dan beban pekerjaan tidak sebanding dengan tenaga pengelolanya.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Hastuti (Informan X) dalam

petikan wawancara berikut:

…dari kami sendiri kendalanya adalah pada kurangnya jumlah

personel pengelola di sini sehingga terkadang pengelolaan

pekerjaan kurang teratur. Sebetulnya kami membutuhkan

tambahan tenaga di sini mbak, tetapi anggaran kami memang

hanya cukup untuk pegawai yang ada sekarang ini.

11) Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di Kelompok Peminjam

Hal-hal yang dikelola di tingkat kelompok peminjam meliputi

data-data peminjam, dokumen pendanaan dan kuitansi di kelompok

maupun pemanfaat, administrasi realisasi pengembalian pinjaman ke

UPK, administrasi penyaluran dan pengembalian atau kartu pinjaman

pemanfaat, dan administrasi pinjaman pemanfaat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

70

12) Penetapan Daftar Tunggu (Waiting List)

Usulan kegiatan kelompok SPP yang belum terdanai oleh BLM

tetapi telah dianggap layak untuk didanai dengan dana bergulir. Jika

dana bergulir tidak mencukupi, maka kelompok layak dapat ditetapkan

sebagai kelompok tunggu yang dilaporkan dalam daftar tunggu

kelompok. Daftar tunggu ini ditetapkan dengan berita acara. Selain

menetapkan daftar tunggu juga menetapkan mekanisme dan

persyaratan dalam pendanaan kelompok yang termasuk daftar tunggu.

13) Pelestarian dan Pengembangan Kegiatan

Pelestarian kegiatan SPP mengacu pada ketentuan pengelolaan

dana bergulir dengan mempertimbangkan ketentuan akses BLM yang

mencakup:

a) Pelestarian Kegiatan

Dasar-dasar dalam mewujudkan pelestarian kegiatan yaitu:

(1) Adanya dana kegiatan SPP yang produktif dan bertambah

jumlahnya untuk penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat

miskin

(2) Adanya pelestarian prinsip PNPM Mandiri Perdesaan terutama

keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi

(3) Penguatan kelembagaan baik dalam aspek permodalan ataupun

kelembagaan kelompok

(4) Pengembangan layanan kepada masyarakat

(5) Pengembangan permodalan

b) Pengembangan Kelompok

Pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga

pengelola simpan pinjam yang profesional dan akuntabel sehingga

mampu menarik minat kerja sama lembaga lain sebagai lembaga

penyalur dan pengelola pinjaman. Fasilitasi pengembangan

kelompok dapat didasarkan pada tingkat perkembangan kelompok

dan fungsi kelompok yang dijelaskan dalam pengelolaan dana

bergulir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

71

Gambar 4.3. Alur Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

MAD Sosialisasi

MAD Prioritas

Usulan

Musdes Sosialisasi

Musdes dan MKP

(Seleksi Kelompok)

Musyawarah Dusun

Pengembalian SPP

Musdes Informasi

Hasil MAD

MAD Penetapan

Usulan

Musdes

Pertanggungjawaban Identifikasi

Kelompok SPP

Penyempurnaan

Dokumen

Usulan SPP

Verifikasi

RPD, Pencairan,

Pelaksanaan,

LPD

Supervisi dan

Monitoring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

72

6. Dampak Kredit PNPM-MP bagi Pendapatan Para Pedagang di Desa

Brojol

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil dari kegiatan usaha.

Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak

untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain

selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan

sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan akan diketahui

apakah suatu usaha mendapatkan untung atau justru mengalami kerugian.

Program kredit usaha PNPM-MP dalam bentuk Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) memberikan dampak yang positif terhadap

peningkatan pendapatan para pedagang di Desa Brojol. Para pedagang

penerima kredit SPP ini sebagian besar memanfaatkan dana pinjaman tersebut

untuk membuka usaha atau mengembangkan usaha yang sudah dimiliki

sebelumnya. Pengembangan usaha yang dimaksud adalah dengan menambah

jumlah dan jenis dagangan yang dijual, beralih dari berjualan keliling menjadi

berjualan menetap di pasar karena sudah mampu membayar sewa kios, dan

memperluas usaha jualan di bidang yang lain. Ibu Sri Mardiyanti (Informan I)

dalam wawancara tanggal 4 Oktober 2012 menyatakan bahwa:

Setelah tahun 2009 hingga sekarang saya mendapatkan kredit PNPM

Mandiri, saya bisa berjualan di pasar, menambah jumlah dan jenis

barang dagangan saya sehingga apa yang dibutuhkan oleh pembeli itu

saya ada stok barangnya gitu mbak. Kalau dibandingkan antara

sebelum dan sesudah memperoleh kredit PNPM Mandiri ya jelas ada

peningkatan mbak. Dulu saya dalam sehari paling cuma dapat

Rp20.000. sekarang sebulan saya bisa mendapatkan Rp1.200.000,00

sebulan dari berdagang.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Darini (Informan III) dalam

wawancara tanggal 7 Oktober 2012 berikut:

Dengan adanya kredit usaha PNPM Mandiri ini bisa saya gunakan

untuk membayar sewa kios Rp150.000,00 setiap bulan. Kemudian juga

saya gunakan untuk memperbanyak jumlah dan variasi barang

dagangan saya, seperti aksesoris wanita, jepit rambut, bedak, lipstick,

cermin, sisir dan lain-lain. Saya juga menjual minuman bagi para

pedagang di pasar, seperti teh, kopi, susu, dan lain-lain. Hal ini tentu

bisa menambah jumlah pendapatan saya mbak karena saya tidak hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

73

mengandalkan hasil dari penjualan perabot rumah tangga, tetapi juga

dari penjualan dagangan saya yang lain. Istilahnya kalaupun penjualan

dari perabot itu sedikit, paling tidak penjualan dari minuman bisa

setiap hari diandalkan. Sekarang terkadang saya dibantu adik laki-laki

saya dalam berjualan mbak. Dulu penjualan dari perabot dalam sehari

paling Rp20.000,00. Sekarang bisa sampai Rp50.000,00 karena barang

yang saya jual juga semakin banyak jenis dan jumlahnya mbak. Dari

hasil penjualan minuman saja dalam sehari saya bisa memperoleh

sekitar Rp40.000,00.

Informan lain yaitu Ibu Sri Wahyuni (Informan V) dalam wawancara

tanggal 25 Oktober 2012 juga mengungkapkan hal yang senada sebagai

berikut:

Tapi setelah ada pinjaman PNPM saya bisa kulak beras, air galon, dan

gas untuk saya jual di warung saya. Memang saya jualannya nggak

kayak grosiran yang barangnya banyak, yang penting menurut saya

adalah setiti mbak. Dengan setiti insyaallah bisa menghasilkan sedikit

demi sedikit. Pendapatan saya sebelum warung kelontong saya tambah

gede ini paling Rp25.000,00, namun sekarang dalam sehari pendapatan

saya sekitar Rp100.000,00.

Selain itu ada juga uang pinjaman PNPM-MP yang mereka gunakan

untuk membeli motor bekas sebagai kendaraan untuk berjualan keliling seperti

yang diungkapkan oleh Ibu Kursi Setyaningsih (Informan II) dalam

wawancara tanggal 6 Oktober 2012 berikut:

…pada tahun 2010 saya sudah bisa membeli motor meskipun cuma

motor bekas mbak. Motor ini sangat membantu saya dalam berjualan.

Biasanya ketika masih naik sepeda, saya hanya berjualan di sekitar

Desa Brojol, namun setelah adanya motor ini saya bisa berjualan

keliling Kecamatan Miri bahkan kadang sampai keliling juga ke

Kecamatan Andong Boyolali. Hal ini berpengaruh pada pendapatan

saya yang dulu dalam sehari hanya menghasilkan Rp60.000,00 setelah

adanya kredit PNPM Mandiri sehari saya bisa dapat uang

Rp100.000,00.

Salah satu informan yaitu Ibu Atik Lestari (Informan IV)

mengungkapkan bahwa uang pinjaman PNPM-MP selain digunakan untuk

memperbesar usaha jualan yang dimiliki juga digunakan untuk membuka

usaha lain yaitu mendirikan warung makan. Hal tersebut sesuai dengan yang

Ibu Atik ungkapkan dalam wawancara tanggal 7 Oktober 2012 berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

74

…pada tahun 2010 saya mendapat pinjaman Rp4.000.000,00 yang

saya pakai untuk membuka usaha warung makan. Lumayan lah mbak

dari usaha warung makan saya itu saya tidak haya mengandalkan hasil

jualan di pasar. Dulu ketika hanya berjualan jajanan di pasar saya

sehari hanya mendapat uang Rp60.000,00. Tetapi sekarang bisa

sampai Rp150.000,00. Pendapatan saya dari warung makan dalam

sehari kurang lebih Rp100.000,00.

Usaha mendirikan warung makan juga dilakukan oleh Ibu Murtini

(Informan VII) yang sebelumnya hanya ibu rumah tangga yang tidak

mempunyai usaha jualan. Berikut adalah petikan wawancara dengan Ibu

Murtini pada tanggal 25 Oktober 2012:

…tahun kedua saya pakai untuk usaha buka warung mi ayam, lumayan

lah mbak hasilnya sekitar Rp120.000,00 setiap hari. Saya berjualan

dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam mbak.

Dana pinjaman PNPM-MP tidak hanya digunakan untuk berbagai hal

tersebut, namun ada juga penerima kredit usaha PNPM-MP yang

menggunakan dana pinjaman untuk mendirikan usaha produksi. Salah satunya

adalah Ibu Ngatmi (Informan VI) yang sebelumnya hanya berjualan kerupuk

di pasar. Dana pinjaman PNPM-MP beliau gunakan untuk mendirikan usaha

produksi kerupuk di rumahnya. Dengan begitu beliau tidak perlu lagi membeli

kerupuk di Pasar Gemolong untuk kemudian dijual kembali di Pasar Brojol.

Berikut adalah petikan wawancara pada tanggal 25 Oktober 2012:

Uang pinjaman itu saya pakai untuk membeli alat-alat yang saya

perlukan untuk membuat kerupuk. Sisanya saya pakai untuk beli

bronjong baru untuk wadah kerupuk yang mau saya jual. Setelah saya

membuat kerupuk sendiri itu pendapatan saya semakin besar mbak

bisa sampai Rp250.000,00 sehari karena banyak yang kulak ke tempat

saya. Jadi pendapatan saya tidak hanya dari berjualan kerupuk di pasar

mbak.

Hasil wawancara terhadap para pedagang tersebut diperkuat dengan

pernyataan pelaku PNPM-MP di kecamatan yaitu Bapak Agus Suryanto

(Informan IX) selaku Ketua UPK PNPM-MP Kecamatan Miri dalam

wawancara tanggal 11 Oktober 2012 sebagai berikut:

Barometer kami untuk menilai dampak positif dari adanya pemberian

kredit usaha bagi para pedagang adalah semakin bertambahnya nilai

kredit yang diajukan oleh mereka. Pada tahun pertama mungkin ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

75

yang cuma meminjam Rp1.000.000,00 untuk menambah modal

usahanya. Untuk tahun kedua pinjaman yang diajukan meningkat

menjadi Rp2.000.000,00. Untuk tahun ketiga pinjaman yang diajukan

Rp3.000.000,00 dan seterusnya. Nah ini kami anggap sebagai salah

satu indikator bahwa program SPP ini bisa meningkatkan taraf

kehidupan ekonomi para pedagang penerima kredit PNPM-MP ini dik.

Selain melakukan wawancara terhadap beberapa informan, penulis

juga melakukan kegiatan observasi ke Pasar Brojol pada tanggal 14 Oktober

2012 dan ke beberapa warung yang dimiliki oleh informan pada tanggal 25

Oktober 2012. Tujuan dari observasi ini adalah untuk melihat bukti nyata dari

usaha jualan para informan beserta dampak pemberian kredit SPP PNPM-MP

terhadap kondisi usaha dagang dan pendapatan mereka. Hasil observasi

menunjukkan bahwa data yang diperoleh melalui wawancara sudah sesuai

dengan kondisi nyata di lapangan, seperti kondisi fisik usaha jualan, kondisi

kios tempat berjualan, dan jumlah pembeli yang datang. Begitu pula dengan

usaha warung kelontong maupun warung makan yang dimiliki oleh para

informan. Kondisi fisik dan jualan mereka sudah sesuai dengan informasi

yang mereka ungkapkan pada saat wawancara.

Berdasarkan berbagai hasil observasi dan wawancara terhadap

beberapa pedagang tersebut, dapat diketahui bahwa dana pinjaman yang

diperoleh para pedagang dari program SPP PNPM-MP mereka gunakan

sebagai tambahan modal untuk mendirikan usaha jualan baru dan

mengembangkan usaha jualan yang sudah dimiliki yaitu dengan menambah

jumlah dan jenis barang dagangan yang bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan keluarga. Hasil observasi dan wawancara tersebut juga

menunjukkan adanya dampak positif dari penyaluran kredit usaha SPP

PNPM-MP terhadap peningkatan pendapatan pedagang penerima kredit SPP

di Desa Brojol khususnya untuk tahun 2012 ini. Peningkatan pendapatan

tersebut cukup signifikan dengan jumlah kredit yang diterima. Pendapatan

yang diterima dari usaha dagang tersebut mereka gunakan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, mengembangkan usaha, dan membayar angsuran kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

76

7. Kendala dalam Proses Pemberian Kredit Usaha SPP

Proses yang harus dilaksanakan dalam pemberian kredit usaha SPP

mulai dari Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi hingga pengembalian

pinjaman oleh peminjam membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Prosedur

yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang sudah

ditetapkan. Melalui pelaksanaan prosedur yang baik diharapkan akan dapat

mendukung pencapaian tujuan program SPP yaitu pemberdayaan dan

pengembangan kelompok simpan pinjam di masyarakat, pemenuhan

kebutuhan sosial dasar, pengurangan angka kemiskinan, dan perluasan

lapangan kerja di kawasan perdesaan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan prosedur tersebut

diantaranya adalah pelaku di kecamatan dan pelaku tingkat desa, sedangkan

penerima kredit PNPM-MP adalah masyarakat yang tergolong dalam Rumah

Tangga Miskin di perdesaan. Pelaksanaan program SPP yang melibatkan

banyak pihak ini tidak semudah dalam prosedur tertulis, apalagi masyarakat

perdesaan yang mayoritas tingkat pendidikan dan ekonominya masih rendah

sangat membutuhkan pendampingan dan bimbingan yang intensif agar

pelaksanaan dan dampak yang ditimbulkan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, ada beberapa kendala

yang dihadapi dalam proses pemberian kredit usaha SPP ini, yaitu:

a. Kendala yang Dihadapi Pelaku Tingkat Kecamatan

Secara umum ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaku

PNPM-MP di tingkat Kecamatan Miri. Kendala yang pertama adalah

kurangnya jumlah personel dalam kepengurusan Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) Kecamatan Miri yang hanya terdiri dari tiga orang pengurus yaitu

ketua, sekretaris, dan bendahara. Hal tersebut berdampak pada

pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang kurang maksimal, termasuk dalam

proses penyaluran kredit SPP menjadi terkesan kurang teratur, seperti yang

diungkapkan oleh Ketua UPK Kecamatan Miri yaitu Bapak Agus

Suryanto (Informan IX) dalam wawancara tanggal 11 Oktober 2012

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

77

Dari kami selaku pengelola lebih cenderung pada pelaksanaan

kegiatan pengelolaan yang kurang maksimal karena jumlah

personel kami yang terbatas. Apalagi untuk UPK ini sendiri

struktur organisasinya masih sangat sederhana sehingga terkadang

pekerjaan kami termasuk dalam proses penyaluran kredit usaha ini

terkesan semrawut begitu.

Kendala yang kedua adalah yang berasal dari Tim Verifikasi

PNPM-MP. Anggota Tim Verifikasi Kecamatan Miri yang terdiri atas

orang-orang sibuk menyebabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

untuk melakukan survai secara teratur dan analisis kredit dalam

pemeriksaan untuk menentukan keputusan pemberian kredit menjadi

kurang optimal. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Agus Suryanto

(Informan IX) berikut:

Untuk unit yang lain misalnya Tim Verifikasi seharusnya juga

melakukan survai secara teratur kepada masyarakat peminjam dan

melakukan analisis kredit secara tepat, tetapi karena mungkin

anggota Tim Verifikasi ini termasuk orang-orang yang sibuk jadi

tugas mereka agak terbengkalai. Ini juga menjadi kendala bagi kita

dik.

Kendala yang ketiga adalah kendala yang berasal dari luar institusi

PNPM-MP Kecamatan Miri yaitu dalam hal kesiapan masyarakat desa

selaku penerima kredit SPP yang masih kurang sehingga masih

membutuhkan pendampingan dan bimbingan fasilitator yang intensif.

Kendala lain yang bersumber dari masyarakat penerima kredit adalah

sikap mental masyarakat yang masih menunjukkan egoisme yang kuat dan

basis kelompok yang rendah, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri

Hastuti (Informan X) dalam petikan wawancara berikut:

Salah satu kendala yang masih ada sampai sekarang adalah pada

masyarakat penerima kredit. Menurut saya mereka masih

membutuhkan pendampingan yang intensif karena latar belakang

pendidikan mereka yang rata-rata hanya lulusan SD atau SMP.

Untuk sekedar menyusun proposal pengajuan kredit saja mereka

harus konsultasi beberapa kali kepada fasilitator agar pengisian

datanya benar dan lengkap. Kendala yang lain terkait dengan sikap

mental atau karakter masyarakat perdesaan yang berpikiran bahwa

yang penting aku dapat pinjaman begitu mbak, bukan pada

bagaimana usaha untuk bisa memperoleh pinjaman dan mengelola

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

78

dana itu untuk memenuhi kebutuhannya. Kebersamaan dalam

kelompok peminjam juga relatif masih rendah karena mereka

hanya memikirkan diri sendiri dan kurang bertanggung jawab

terhadap anggota kelompok yang lain.

Beberapa kendala tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi bagi para pelaku PNPM-MP tingkat kecamatan khususnya,

sekaligus menjadi tantangan bagi mereka untuk dapat melaksanakan tugas

dan kewajiban secara lebih baik lagi ke depannya.

b. Kendala yang Dihadapi Masyarakat Penerima Kredit SPP

Ada beberapa kendala yang dihadapi masyarakat penerima kredit

PNPM-MP. Kendala yang pertama yaitu adanya kesulitan dalam

penyusunan proposal pengajuan kredit Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan. Dalam penyusunan proposal ini tidak boleh dilakukan

sembarangan atau pengisian data yang tidak benar dan tidak lengkap

karena proposal ini selanjutnya akan diperiksa oleh Tim Verifikasi guna

melakukan analisis kredit dan penentuan keputusan tentang pemberian

kredit SPP bagi masyarakat penerima kredit ini sehingga pengisiannya

harus dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan yang ada. Pernyataan

tentang kesulitan dalam menyusun proposal pengajuan kredit ini

diungkapkan oleh Ibu Darini (Informan III) dalam petikan wawancara

pada tanggal 7 Oktober 2012 berikut:

Kendala yang saya alami mengenai pembuatan proposal untuk

mengajukan kredit itu lho mbak. Kan data yang harus diisi

lumayan banyak dan ada beberapa hal yang saya masih perlu

bantuan, jadi ya memang agak sedikit susah mbak.

Kendala yang kedua terkait dengan pembuatan kelompok

peminjam. Sebagian besar informan dalam penelitian ini menyatakan

bahwa kendala dalam pembuatan kelompok peminjam ini cenderung

dikarenakan oleh adanya anggota masyarakat yang kurang rajin dalam

membayar angsuran pinjaman sehingga tidak ada yang berkenan untuk

memasukkan orang tersebut ke dalam kelompoknya, seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Kursi Setyaningsih (Informan II) berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

79

…hanya saja saya agak sedikit kerepotan ketika akan membuat

kelompok peminjam untuk Desa Munggur ini. Hal itu karena ibu-

ibu dari Desa Kapulogo banyak yang ingin ikut bergabung di

kelompok saya, padahal dalam aturan yang dulu sudah

disosialisasikan oleh UPK Kecamatan semua anggota yang ada

dalam satu kelompok itu harus berasal dari satu RT yang sama.

Kejadian seperti ini juga diakibatkan karena kurang

diberdayakannya kelompok simpan pinjam yang sudah ada. Masyarakat

justru berlomba-lomba untuk membentuk kelompok dadakan yang

keanggotaannya tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Ketidaksesuaian ini tampak pada pemasukan anggota kelompok peminjam

yang berasal dari RT atau bahkan dari dukuh lain.

Kendala yang ketiga adalah dalam kegiatan pengumpulan angsuran

SPP, seperti yang diungkapkan Ibu Darini (Informan III) berikut:

Lalu masalah pengumpulan angsuran itu terkadang ada anggota

saya yang kurang rajin dalam membayar angsuran sehingga perlu

didatangi langsung ke rumahnya. Itu yang kadang membuat saya

repot. Seharusnya semua anggota dengan kesadaran diri untuk

mengumpulkan uang angsuran ke tempat saya. Tetapi kadang

sampai pada tanggal penyetoran masih ada yang belum menyetor.

Kendala yang keempat adalah kendala yang berasal dari luar

masyarakat penerima kredit SPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kendala tersebut terkait dengan proses pembayaran angsuran kredit SPP ke

UPK Kecamatan Miri. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Atik Lestari

(Informan IV) berikut:

Kemudian untuk masalah penyetoran angsuran ke UPK itu kadang-

kadang kantornya kosong nggak ada pengurusnya sama sekali

mbak, padahal hari itu waktunya kelompok saya untuk setor.

Akhirnya saya harus datang lagi ke UPK keesokan harinya. Pihak

UPK sendiri bilang katanya waktu itu lagi ngurusi pelatihan di

Desa Gilirejo. Harusnya hal seperti itu kan ada sendiri bagian yang

mengurusnya.

Permasalahan ini hendaknya menjadi masukan untuk pelaku

tingkat kecamatan khususnya UPK Kecamatan Miri untuk lebih

meningkatkan kinerja secara optimal dalam pengelolaan berbagai kegiatan

PNPM-MP terutama program kredit SPP ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

80

8. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Pemberian Kredit SPP

Berbagai kendala dalam proses pemberian kredit SPP baik dari pelaku

di tingkat kecamatan maupun masyarakat penerima kredit telah dijabarkan

pada bagian sebelumnya. Kendala-kendala yang timbul tersebut dapat berasal

dari dalam maupun luar pihak yang bersangkutan. Penanganan lebih lanjut

sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai kendala yang timbul agar tidak

mengganggu pelaksanaan program kredit SPP yang sudah berjalan. Hal ini

penting untuk menjamin pencapaian tujuan agar sesuai dengan yang sudah

ditargetkan. Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai

kendala tersebut, yaitu:

a. Upaya Pelaku Tingkat Kecamatan Miri

1) Melaksanakan Reorganisasi dalam Kepengurusan UPK

Upaya ini dilakukan untuk mengubah pola kerja yang tidak

produktif agar menjadi lebih produktif. Jalan yang ditempuh dalam

upaya ini diantaranya mengubah kepengurusan UPK Kecamatan Miri

dan memaksimalkan kinerja meskipun dengan jumlah personel

pengelola yang terbatas. Untuk kepengurusan UPK Kecamatan Miri

belum lama ini mengalami perubahan, Ibu Rina Dwi F yang dulu

menjabat sebagai Ketua UPK Kecamatan Miri diturunkan jabatannya

menjadi Sekretaris UPK, sedangkan posisi Ketua UPK digantikan oleh

Bapak Agus Suryanto. Hal ini dilakukan karena dalam kepengurusan

yang semula kinerja UPK dinilai kurang optimal.

2) Memperbaiki Rencana Kerja

Upaya perbaikan rencana kerja ini dilakukan melalui

penyusunan rencana kerja yang benar-benar disesuaikan dengan

kebutuhan program dan ketentuan yang berlaku, meningkatkan

efisiensi kinerja, meminimalisir pemborosan sumber daya, dan

melakukan pengelolaan kegiatan yang seefektif mungkin. Perbaikan

rencana ini sangat perlu dilakukan karena akan berpengaruh secara

langsung terhadap keberhasilan program dan memberikan kontribusi

yang besar dalam pencapaian tujuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

81

3) Melakukan Penyadaran Masyarakat

Penyadaran masyarakat yang dimaksud adalah melakukan

upaya pembangunan karakter (character building) dan sikap mental

masyarakat akan arti penting pengembangan basis kelompok yang

kuat, mandiri, dan saling bertanggungjawab satu sama lain. Sikap

egois dan individualis perlu dihilangkan agar pengembangan

kelompok dalam aspek pembangunan sikap mental dan mindset yang

baik dapat tercapai.

4) Melaksanakan Kegiatan Pendampingan yang Intensif

Kegiatan pendampingan dan bimbingan yang intensif kepada

masyarakat terutama terkait dengan permasalahan teknis yang dialami

oleh masyarakat, sebagai contoh dalam kegiatan penyusunan proposal

pengajuan kredit oleh setiap kelompok peminjam mungkin saja

mengalami kesulitan dalam pengisian data yang benar, lengkap, dan

sesuai dengan petunjuk pengisian. Dalam situasi tersebut tugas dari

pelaku di kecamatan adalah memberikan bimbingan kepada

masyarakat perdesaan penerima kredit PNPM-MP yang mayoritas latar

belakang pendidikannya relatif masih rendah agar penyusunan

proposal dapat dilakukan dengan benar dan lengkap. Berbagai upaya

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Sri Hastuti

(Informan X) dalam wawancara pada tanggal 18 Oktober 2012 sebagai

berikut:

Upaya yang kami lakukan yaitu melakukan kegiatan

pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat terutama

terkait dengan penyusunan proposal pengajuan kredit, jadi

nanti semakin lama mereka akan semakin terlatih dan terbiasa

untuk mengelola cara untuk memenuhi kebutuhan kredit. Kami

juga berupaya untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat

akan pentingnya pengembangan kelompok yang kuat dan

saling bertanggung jawab satu sama lain. Untuk masalah

kekurangan personel kami berupaya untuk memaksimalkan

kinerja dengan jumlah pengurus yang ada saat ini mbak karena

terus terang untuk menambah jumlah personel belum dapat

dilakukan mengingat keterbatasan anggaran yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

82

b. Upaya Masyarakat Penerima Kredit SPP

1) Terkait Penyusunan Proposal Pengajuan Kredit SPP

Untuk masalah kesulitan dalam penyusunan proposal,

masyarakat penerima kredit biasanya meminta bantuan kepada

sekretaris atau bendahara kelompok untuk ikut membantu dalam

pengisian data dalam proposal pengajuan kredit tersebut. Upaya lain

yang ditempuh adalah berkonsultasi kepada Fasilitator Kecamatan

mengenai kesulitan yang dialami sehingga nantinya akan dibantu oleh

Fasilitator Kecamatan dalam pengisiannya. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Darini (Informan III) dalam petikan wawancara

sebagai berikut:

Sebenarnya untuk proposal itu lembarnya sudah disediakan

dari kecamatan mbak, kami hanya tinggal mengisi saja.

Berhubung saya adalah ketua kelompok jadi saya yang

bertugas untuk mengurus itu. Sempat beberapa kali saya harus

datang ke kantor PNPM Miri untuk menanyakan tentang

pembuatan proposal itu. Untungnya ada Ibu Tuti Fasilitator

Kecamatan yang mendampingi saya dalam membuat proposal

itu.

2) Terkait Pembayaran Angsuran SPP

Penyetoran angsuran SPP dilakukan sebulan sekali pada

pertengahan bulan. Ada kalanya ketua kelompok peminjam mengalami

kesulitan dalam penarikan uang angsuran kepada para anggota

kelompok. Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh ketua kelompok

adalah dengan mendatangi seluruh anggota kelompok peminjam agar

segera membayar angsuran, terutama apabila memang sudah tanggal

jatuh tempo untuk membayar angsuran ke UPK Kecamatan. Mengenai

penyetoran angsuran ke UPK Kecamatan tidak selalu harus ketua

kelompok yang menyetorkan, bisa digantikan oleh sekretaris,

bendahara, atau bahkan anggota. Upaya yang dilakukan tersebut

seperti yang diungkapkan oleh Ibu Darini (Informan III) sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

83

Yang masalah angsuran tadi saya terpaksa mendatangi

langsung ke rumah anggota saya yang belum membayar

angsuran itu mbak, terutama ibu-ibu yang tidak punya usaha

berdagang tadi kan harus menunggu suaminya memberi uang.

3) Terkait Pembentukan Kelompok Peminjam

Permasalahan dalam pembentukan kelompok peminjam diatasi

dengan jalan tidak memasukkan anggota masyarakat yang dirasa

kurang rajin dalam membayar angsuran SPP. Kekosongan anggota

diisi dengan memasukkan anggota kelompok yang berasal dari RT lain

atau dukuh lain meskipun sebenarnya hal ini menyalahi ketentuan

yang ada, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Mardiyanti (Informan

I) berikut:

Terus kalau tentang anggota saya terpaksa mengambil anggota

dari RT lain, bahkan ada satu anggota yang berasal dari dukuh

lain mbak. Tetapi selama kami masih bisa membayar angsuran

dengan lancar ya itu tidak menjadi masalah bagi kami mbak.

Buat apa anggota kami berasal dari satu RT kalau tidak

sanggup untuk membayar tepat waktu.

Pelaksanaan berbagai upaya dalam mengatasi kendala-kendala

di atas harus dilakukan dengan maksimal agar tidak mengganggu

proses pemberian kredit SPP PNPM-MP sehingga tujuan program

yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Diperlukan suatu

bentuk koordinasi dan kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang

terlibat dalam proses penyaluran kredit SPP ini sehingga segala

sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan taat aturan.

C. Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang implementasi pemberian

kredit SPP PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan pedagang di Desa Brojol.

Hasil penelitian dari wawancara menunjukkan bahwa pelaksanaan prosedur

pemberian kredit SPP di Kecamatan Miri masih ada beberapa bagian yang belum

sesuai dengan yang seharusnya, seperti pelaksanaan tugas dari unit tertentu dan

terkait dengan pembentukan kelompok peminjam. Temuan hasil penelitian juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

84

menunjukkan bahwa terdapat dampak positif antara pemberian kredit SPP PNPM-

MP dengan peningkatan pendapatan para pedagang penerima kredit tersebut. Oleh

karena itu, layak dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan prosedur, dampak

kredit terhadap pendapatan, dan kendala yang dihadapi dalam proses pemberian

kredit SPP serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

1. Prosedur Pemberian Kredit Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

Dalam proses pemberian kredit SPP PNPM-MP ada beberapa tahapan

prosedur yang harus dilaksanakan. Pelaksanaan prosedur ini harus sesuai

dengan ketentuan atau aturan tertulis yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang terkait dengan prosedur pemberian

kredit SPP PNPM-MP, tahapan prosedur yang harus dilaksanakan, yaitu:

a. Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi

MAD Sosialisasi merupakan pertemuan antar desa untuk

sosialisasi awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur, penentuan

kesepakatan-kesepakatan antar desa dalam pelaksanaan PNPM-MP

maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan PNPM-MP salah satunya

adalah program kredit SPP. Waktu pelaksanaan MAD Sosialisasi ini

adalah sebelum pelaksanaan Musdes Sosialisasi atau selambat-lambatnya

dua minggu setelah fasilitator pertama kali ditugaskan di kecamatan

tersebut. Tempat pelaksanaan MAD Sosialisasi ini biasanya di kantor

kecamatan atau balai pertemuan di Kecamatan Miri. Peserta dalam MAD

Sosialisasi ini yaitu camat, kades, BPD, LPM, RTM, wakil perempuan,

LSM, komite sekolah, dan tokoh masyarakat.

b. Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi

Musdes Sosialisasi merupakan musyawarah masyarakat desa yang

dilaksanakan segera setelah MAD Sosialisasi. Musyawarah ini juga masih

merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi PNPM-MP di desa. Tempat

pelaksanaannya adalah di balai desa Brojol. Tujuan dari Musdes

Sosialisasi yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

85

1) Sosialisasi program PNPM-MP kepada BPD, aparat pemerintah desa,

tokoh masyarakat, dan masyarakat umum di desa.

2) Memilih Ketua TPK sebagai penanggungjawab operasional kegiatan di

desa, sekretaris, dan bendahara TPK.

3) Memilih dan menetapkan dua orang KPMD yaitu satu orang laki-laki

dan satu orang perempuan.

4) Menyepakati dan menetapkan jadwal musyawarah desa informasi hasil

MAD prioritas usulan.

5) Menyepakati pembuatan dan lokasi pemasangan papan informasi

PNPM-MP dan media informasi lainnya.

c. Musyawarah Dusun

Musyawarah Dusun adalah musyawarah di tingkat dusun yang

bertujuan untuk menggali gagasan-gagasan kegiatan atau kebutuhan

masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan yang

dihadapi dan mengembangkan potensi yang ada di masyarakat. Salah

satunya adalah tentang kebutuhan tambahan modal usaha bagi perempuan

yang tertuang dalam gagasan pemberian kredit usaha SPP. Ada beberapa

tahapan dalam proses penggalian gagasan ini, yaitu:

1) Penentuan Klasifikasi Kesejahteraan

Tujuan dari penentuan klasifikasi kesejahteraan adalah

mengelompokkan rumah tangga di desa dalam kategori kaya,

menengah, dan miskin menurut kriteria dan istilah setempat. Hasil

pengelompokan selanjutnya akan digunakan oleh fasilitator kecamatan

untuk menggambarkan rumah tangga yang ada di desa pada sebuah

peta.

2) Penyusunan Peta Sosial

Setelah membuat klasifikasi tingkat kesejahteraan, peserta

pertemuan dusun difasilitasi oleh KPMD untuk membuat peta sosial.

Penyusunan peta sosial dilakukan dengan menggambarkan pada

sebuah sketsa peta dusun yang memuat tentang kondisi geografis,

sumber daya alam, fasilitas umum, dan potensi desa lainnya, termasuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

86

yang di luar batas desa yang membawa pengaruh besar terhadap sosial

ekonomi desa, seperti hutan, tambang, kebun, pabrik, dan pasar. Sketsa

peta ini dilengkapi dengan hasil pemetaan rumah tangga miskin yang

telah dilakukan sebelumnya. Hasil penyusunan peta sosial dipakai

sebagai dasar untuk menggali gagasan masyarakat sesuai kebutuhan

dan berguna bagi mayoritas RTM, serta dapat digunakan sebagai alat

bantu dalam melaksanakan dan memantau tahapan PNPM-MP, seperti

penulisan usulan, verifikasi, Musdes, dan Musyawarah Antar Desa.

d. Musyawarah Khusus Perempuan (MKP)

Musyawarah Khusus Perempuan merupakan pertemuan di tingkat

desa yang hanya dihadiri oleh perempuan untuk membahas gagasan-

gagasan yang berasal dari kelompok perempuan. Tempat yang biasanya

dipakai untuk MKP adalah balai desa dengan pesertanya yaitu wakil-wakil

perempuan dari dusun dan wakil-wakil dari kelompok perempuan yang

ada di desa. Tujuan dari MKP ini yaitu:

1) Menentukan usulan kegiatan yang merupakan aspirasi perempuan

yang meliputi kegiatan pembangunan prasarana, kegiatan peningkatan

kapasitas kelompok usaha ekonomi produktif, kegiatan bidang

kesehatan dan pendidikan.

2) Menentukan usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok simpan

pinjam perempuan yang masih berjalan aktif dan berusia minimal satu

tahun.

3) Memilih wakil perempuan untuk hadir dalam MAD prioritas usulan.

4) Memilih wakil perempuan yang akan terlibat dalam penetapan usulan.

e. MAD Prioritas Usulan

MAD Prioritas Usulan adalah pertemuan di kecamatan yang

bertujuan membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan.

Penyusunan peringkat didasarkan atas kriteria kelayakan sebagaimana

yang digunakan oleh Tim Verifikasi dalam menilai usulan kegiatan.

Penyusunan prioritas usulan-usulan SPP dilakukan secara terpisah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

87

sebelum penyusunan prioritas usulan-usulan desa lainnya. Waktu

pelaksanaan MAD Prioritas Usulan ini adalah setelah Musyawarah Desa

perencanaan, penulisan usulan, dan verifikasi seluruh usulan. Musyawarah

ini dihadiri oleh camat, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, tim

pengamat, enam orang wakil tiap desa (kades, ketua tim pelaksana, empat

orang wakil masyarakat), pengurus UPK, dan anggota masyarakat lainnya

yang berkenan hadir. Tujuan MAD Prioritas Usulan ini yaitu:

1) Menyusun dan menetapkan peringkat usulan kegiatan dari tiap desa

sesuai dengan skala prioritas yang telah disepakati.

2) Menetapkan jadwal MAD penetapan usulan serta waktu penyelesaian

pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

3) Pertanggungjawaban penggunaan dana operasional kegiatan

4) Mendapatkan umpan balik mengenai kualitas pendampingan oleh

Fasilitator Kecamatan.

Untuk tahapan penyusunan dan penetapan peringkat usulan adalah

sebagai berikut:

1) Presentasi Laporan Tim Verifikasi

a) Ketua Tim Verifikasi membacakan rekomendasi terhadap usulan-

usulan desa yang masuk.

b) Peserta memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap

rekomendasi Tim Verifikasi.

c) Jawaban dan klarifikasi pertanyaan oleh Tim Verifikasi.

d) Peserta diminta untuk menyepakati usulan-usulan yang akan

dibahas dalam diskusi kelompok dengan memperhatikan

rekomendasi dari Tim Verifikasi.

2) Pembahasan Usulan di Kelompok

a) Pembagian kelompok kecil

b) Semua usulan yang sudah diverifikasi dan disepakati oleh peserta

MAD Prioritas Usulan dibagikan kepada masing-masing kelompok

c) Setiap kelompok membahas usulan-usulan desa yang telah

disepakati sebelumnya (di luar usulan SPP)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

88

Kriteria usulan yang perlu dinilai meliputi beberapa hal sebagai

berikut:

1) Lebih bermanfaat bagi RTM

2) Berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan

3) Dapat dikerjakan oleh masyarakat

4) Didukung oleh sumber daya yang ada

5) Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan

Hasil penilaian dari berbagai kelompok tersebut selanjutnya akan

diserahkan kepada Fasilitator Kecamatan.

f. MAD Penetapan Usulan

MAD Penetapan Usulan merupakan musyawarah untuk mengambil

keputusan terhadap usulan yang didanai melalui PNPM-MP. Keputusan

pendanaan harus mengacu pada peringkat usulan yang telah dibuat pada

saat MAD prioritas usulan. MAD Penetapan Usulan ini dihadiri oleh

camat, ketua dan sekretaris MAD, Tim Pengamat, enam orang wakil tiap

desa, pengurus UPK, seluruh KPMD, dan anggota masyarakat yang

berminat untuk hadir. Tujuan dari MAD Penetapan Usulan yaitu:

1) Membahas dan menetapkan jenis kegiatan yang akan didanai oleh

PNPM-MP beserta besar dananya.

2) Menyusun jadwal pelaksanaan PNPM-MP.

3) Menyepakati sanksi-sanksi dan tata cara perguliran yang akan

diterapkan selama pelaksanaan PNPM-MP di wilayah kecamatan

tersebut serta memilih minimal tiga orang wakil MAD sebagai

pengawas kinerja UPK dalam mengelola dana PNPM-MP.

4) Membahas berbagai keluhan yang timbul selama proses dalam tahap

sosialisasi dan perencanaan.

g. Musdes Informasi Hasil MAD

Musdes ini merupakan musyawarah sosialisasi hasil penetapan

alokasi dana PNPM-MP yang diputuskan dalam MAD Penetapan Usulan.

Musdes ini dilaksanakan di desa yang mendapatkan dana maupun tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

89

mendapatkan dana PNPM-MP. Bagi desa yang mendapatkan alokasi dana

tujuan dari Musdes ini yaitu:

1) Menentukan susunan lengkap TPK

2) Menyepakati besarnya insentif pekerja dan tata cara pembayarannya

3) Menyepakati jadwal pelaksanaan tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

4) Menyepakati sanksi-sanksi yang akan diberlakukan di desa tersebut

5) Menjelaskan mekanisme pengadaan bahan dan alat

6) Menyepakati realisasi sumbangan atau kontribusi masyarakat

7) Membentuk tim khusus yang akan memantau pelaksanaan PNPM-MP

h. Musdes Pertanggungjawaban

Musdes ini dimaksudkan untuk menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan oleh TPK kepada masyarakat.

Musdes pertanggungjawaban dilakukan secara bertahap minimal dua kali

yaitu setelah memanfaatkan dana PNPM-MP tahap pertama dan tahap

kedua. Waktu pelaksanaannya yaitu setelah selesai tahap pencairan dana

dari UPK ke TPK dan sebelum pencairan tahap berikutnya. Tujuan dari

Musdes Pertanggungjawaban ini yaitu:

1) Melaporkan realisasi dari rencana kegiatan yang didanai PNPM-MP.

2) Mempertanggungjawabkan semua pengeluaran keuangan yang

digunakan untuk biaya bahan, upah/ongkos, honor, pinjaman kepada

kelompok, dan operasional lainnya.

3) Mengevaluasi hasil pekerjaan dari masing-masing unit.

4) Memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang berjalan baik saat ini.

5) Membuat persiapan pelaksanaan tahap berikutnya.

i. Penetapan Persyaratan Pengembalian Kredit

Untuk Desa Brojol kesepakatan mengenai syarat pengembalian

kredit yakni rata-rata tenggang waktu pembayaran angsuran pinjaman

adalah 12 bulan dengan dikenakan bunga sebesar 2% (1,5% untuk

operasional di kecamatan, 0,5% untuk tanggung renteng anggota

kelompok). Tanggung renteng ini dimaksudkan untuk mengantisipasi

apabila ada anggota kelompok yang tidak bisa mengangsur, maka semua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

90

anggota kelompok tersebut bertanggungjawab untuk menutup pembayaran

angsuran anggota yang masih kurang. Angsuran dibayarkan sebulan sekali

setiap tanggal 16. Pembayaran angsuran yang tepat waktu akan

memperoleh IPTW (Insentif Pelunasan Tepat Waktu).

j. Pencairan Dana

Pencairan dana melalui desa sesuai dengan ketentuan program

dilampiri SPPB dengan bukti penyaluran. Pencairan dilakukan sekaligus

(100%) untuk setiap kelompok setelah dikurangi operasional UPK 2% dan

operasional desa 3% dengan bukti kuitansi yang ditandatangani oleh ketua

kelompok sebagai penerima dan UPK sebagai pengelola kegiatan. Tujuan

kuitansi ini adalah kelompok yang telah menerima langsung dari UPK dan

selanjutnya mengembalikan ke UPK.

k. Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di UPK

Pengelolaan dokumen dan administrasi ini meliputi pengelolaan

data kelompok dan peminjam, proposal penulisan usulan dengan peta

sosial, kuitansi, rekening pengembalian SPP, Buku Bantu Bank SPP, Buku

Kas Harian SPP, kartu pinjaman, Laporan Realisasi Penyaluran, Laporan

Perkembangan Pinjaman SPP, Laporan Kolektibilitas SPP, Neraca, dan

Laporan Operasional.

l. Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di Kelompok

Dokumen dan administrasi yang dikelola di tingkat kelompok

meliputi data-data peminjam, dokumen pendanaan/kuitansi di kelompok

maupun pemanfaat, administrasi realisasi pengembalian pinjaman ke

UPK, administrasi penyaluran dan pengembalian/kartu pinjaman

pemanfaat, administrasi pinjaman pemanfaat, dan buku kas kelompok

yang mengelola kas yang bersumber dari dana tanggung renteng.

m. Penetapan Daftar Tunggu

Usulan kegiatan kelompok SPP yang belum terdanai oleh BLM

tetapi telah dianggap layak untuk didanai dengan dana bergulir. Jika dana

bergulir tidak mencukupi, maka kelompok layak dapat ditetapkan sebagai

kelompok tunggu yang dilaporkan dalam daftar tunggu kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

91

n. Pelestarian dan Pengembangan Kegiatan

Pelestarian kegiatan SPP mengacu pada ketentuan pengelolaan

dana bergulir dengan mempertimbangkan ketentuan akses BLM,

sedangkan pengembangan kelompok yang dimaksud adalah kelompok

SPP diarahkan sebagai lembaga pengelola simpan pinjam yang profesional

dan akuntabel sehingga mampu menarik minat kerja sama lembaga lain

sebagai lembaga penyalur dan pengelola pinjaman. Pengembangan

kelompok yang ditinjau dari sudut pandang pembangunan karakter yang

berbasis kelompok juga perlu diperhatikan. Hal ini karena masih

kurangnya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab kelompok dari para

anggota kelompok peminjam. Melalui program kredit SPP ini diharapkan

dapat membangun sikap mental dan karakter kelompok yang kuat

sehingga dampak dari program ini tidak melulu terfokus pada tujuan

secara ekonomis berupa peningkatan pendapatan maupun perkembangan

usaha yang dimiliki para penerima kredit SPP. Jadi antara tujuan ekonomis

dan tujuan non ekonomis harus terjalin suatu bentuk keseimbangan.

2. Dampak Pemberian Kredit PNPM-MP Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pedagang di Desa Brojol

Pada dasarnya program kredit usaha Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan dilakukan dengan tujuan untuk memberdayakan dan

mengembangkan kelompok simpan pinjam yang sudah ada di masyarakat.

Pengembangan ini mencakup aspek ekonomis maupun non ekonomis.

Ditinjau dari aspek ekonomis, dampak program SPP ini dapat dilihat dari

besarnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat penerima kredit SPP ini.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran kredit usaha

SPP ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan para

pedagang. Mereka menggunakan kredit SPP ini untuk menambah barang

dagang, membeli motor bekas yang dipakai untuk berjualan, membuka usaha

produksi kerupuk, dan mendirikan warung makan. Berikut ini adalah tabel

yang menyajikan kenaikan pendapatan para informan penerima kredit SPP.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

92

Tabel 4.7. Kenaikan Pendapatan Informan Penerima Kredit SPP (Perbulan)

No. Nama Informan Sebelum

Menerima Kredit

Sesudah

Menerima Kredit

1. Sri Mardiyanti Rp 600.000,00 Rp 1.200.000,00

2. Kursi Setyaningsih Rp1.800.000,00 Rp 3.000.000,00

3. Darini Rp 600.000,00 Rp 2.700.000,00

4. Atik Lestari Rp1.800.000,00 Rp 7.500.000,00

5. Sri Wahyuni Rp 750.000,00 Rp 3.000.000,00

6. Ngatmi Rp2.250.000,00 Rp 7.500.000,00

7. Murtini 0 Rp 3.600.000,00

8. Suratmi Rp6.000.000,00 Rp12.000.000,00

(Sumber: Hasil Wawancara Informan)

Dari tabel tersebut dapat kita lihat kenaikan pendapatan informan yang

signifikan antara sebelum dengan sesudah menerima kredit usaha SPP PNPM-

MP, bahkan ada yang kenaikan pendapatannya mencapai hampir lima kali

lipat dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dalam

pelaksanaan prosedur pemberian kredit usaha SPP ini masih ada beberapa hal

yang belum sesuai dengan ketentuan yang seharusnya tetapi dampak program

ini dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan pendapatan pedagang di

Desa Brojol. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang relevan dari Agus

Budiyono (2010) yang menyatakan bahwa pelaksanaan program PNPM-MP

memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan penerimanya.

3. Kendala Pemberian Kredit Usaha Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

PNPM-MP dan Upaya Mengatasinya

Secara garis besar ada dua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

pemberian kredit PNPM-MP yaitu pelaku di tingkat Kecamatan Miri selaku

penyalur dan pengelola kredit PNPM-MP dan para pedagang kecil di Desa

Brojol selaku penerima kredit PNPM-MP. Para pelaku tersebut mempunyai

peran dan tanggung jawab masing-masing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

93

Dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh

pihak-pihak terkait. Jika ditinjau dari sudut pandang pelaku PNPM-MP di

tingkat kecamatan, salah satu kendala yang dihadapi adalah kurangnya jumlah

tenaga pengelola dalam kepengurusan UPK yang hanya terdiri dari tiga orang

yaitu Ketua UPK, Sekretaris UPK, dan Bendahara UPK sehingga berdampak

pada kegiatan pengelolaan kegiatan dan administrasi yang kurang terlaksana

dengan baik. Kendala yang kedua yaitu belum maksimalnya pelaksanaan

tugas Tim Verifikasi dalam melaksanakan analisis kredit dan survai lapangan

sebelum menetapkan keputusan pemberian kredit yang layak bagi para

pedagang yang mengajukan kredit. Pelaksanaan tugas yang belum optimal ini

disebabkan oleh kesibukan lain dari anggota Tim Verifikasi sehingga

tanggung jawabnya agak terbengkalai. Kendala yang ketiga yaitu kurangnya

kesiapan masyarakat dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang

relatif rendah sehingga masih membutuhkan pendampingan dan bimbingan

yang intensif. Kendala lain yaitu sikap mental masyarakat yang masih

menunjukkan egoisme yang tinggi. Ini tampak dari sikap mementingkan diri

sendiri dalam membayar angsuran pinjaman sehingga tanggung jawab

terhadap anggota kelompok yang lain masih kurang.

Ditinjau dari sudut pandang masyarakat selaku penerima kredit ada

beberapa kendala yang dihadapi. Pertama, terkait dengan masalah penyusunan

proposal pengajuan kredit. Kendala ini menyangkut pengisian data dan

perhitungan rencana pembayaran angsuran secara benar, lengkap, dan sesuai

dengan petunjuk pengisian. Beberapa kelompok bahkan harus berkonsultasi

beberapa kali dengan Fasilitator Kecamatan hingga proposal yang mereka

buat sudah benar dan lengkap. Kedua, terkait pembentukan kelompok

peminjam. Informasi dari para informan menyebutkan bahwa kendala dalam

pembentukan kelompok peminjam ini disebabkan adanya beberapa anggota

masyarakat yang kurang rajin membayar angsuran pinjaman sehingga tidak

ada yang berkenan untuk memasukkan orang tersebut ke dalam kelompoknya.

Hal semacam ini tidak akan terjadi seandainya kelompok simpan pinjam yang

sudah ada di masyarakat lebih diutamakan pemberdayaannya daripada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

94

membentuk kelompok-kelompok dadakan yang justru akan memunculkan

permasalahan baru. Ketiga, terkait dengan kegiatan pengumpulan angsuran

dari anggota kelompok peminjam. Ini terjadi karena ada anggota dari

kelompok peminjam yang kurang rajin dalam membayar angsuran sehingga

ketua kelompok harus mendatangi rumah anggotanya tersebut terutama jika

sudah jatuh tempo pembayaran angsuran. Keempat, terkait dengan proses

penyetoran angsuran ke UPK. Terkadang tidak ada satupun pengurus UPK di

kantor karena sedang mengurus kegiatan PNPM-MP yang lain di beberapa

tempat. Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah pengurus UPK

Kecamatan Miri sehingga pengelolaan kegiatan yang satu dengan yang lain

kurang terorganisir dengan baik.

Dalam rangka mengatasi berbagai kendala tersebut, ada beberapa hal

yang dilakukan oleh pelaku di kecamatan maupun masyarakat penerima

kredit, yaitu:

a. Upaya Pelaku Tingkat Kecamatan Miri

1) Melaksanakan Reorganisasi Kepengurusan UPK

Langkah ini ditempuh dengan cara mengadakan perubahan

kepengurusan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Miri dengan

tujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja dan efisiensi dalam

melaksanakan pengelolaan kegiatan maupun administrasi.

2) Memperbaiki Rencana Kerja

Perbaikan rencana kerja ini dilakukan dengan melakukan

pengkajian ulang terhadap program-program yang sudah dilaksanakan

selama beberapa waktu terakhir. Sudah terjadi kesesuaian atau belum

antara ketentuan yang ada dengan realisasi program di lapangan.

Program-program yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan ketentuan

harus diperbaiki.

3) Melakukan Penyadaran Masyarakat

Penyadaran masyarakat dimaksudkan untuk mengubah sikap

mental masyarakat yang egois dan individualis menjadi karakter

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

95

kelompok yang kuat, mandiri, dan bertanggungjawab dalam mengelola

dana dan kegiatan kelompok peminjam. Penyadaran masyarakat juga

bertujuan untuk membangun kebersamaan dalam kelompok.

4) Melaksanakan Kegiatan Pendampingan yang Intensif

Kegiatan pendampingan dan pembimbingan ini dilakukan

terutama ketika proses penyusunan proposal pengajuan kredit oleh

masing-masing kelompok peminjam karena sebagian dari mereka

mengalami kesulitan dalam mengisi data dan menyusun perhitungan

rencana pembayaran angsuran dengan benar dan sesuai petunjuk

pengisian. Pendampingan ini dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan

yang terdiri dari dua orang yaitu Bapak Panjoyo dan Ibu Sri Hastuti.

b. Upaya Masyarakat Penerima Kredit SPP

1) Upaya yang dilakukan terkait dengan kendala dalam penyusunan

proposal pengajuan kredit adalah ketua kelompok meminta sekretaris

atau bendahara kelompok untuk ikut membantu dalam menyusun

proposal. Bahkan ada kelompok yang berkonsultasi kepada fasilitator

kecamatan beberapa kali hingga proposal mereka benar dan lengkap.

2) Terkait dengan kendala dalam penarikan angsuran, maka ketua

kelompok mendatangi rumah anggotanya yang kurang rajin dalam

membayar angsuran terutama apabila sudah jatuh tempo untuk

membayar angsuran ke UPK Kecamatan Miri. Dalam melakukan

upaya ini ketua dibantu sekretaris dan bendahara kelompok sehingga

tidak akan terlalu kerepotan.

3) Langkah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan terkait dengan

pembentukan kelompok peminjam dilakukan dengan cara tidak

memasukkan anggota masyarakat yang kurang rajin dalam membayar

utang. Kekosongan anggota dalam kelompok peminjam dapat diisi

oleh masyarakat dari RT lain atau dukuh lain. Meskipun sebenarnya

menyalahi aturan namun dalam praktiknya hal tersebut masih tetap

dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

96

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan mengenai implementasi

pemberian kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM-MP) dalam meningkatkan pendapatan pedagang kecil di Desa

Brojol Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2012, maka dapat diambil

simpulan sesuai pertanyaan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

meliputi:

1. Prosedur pemberian kredit PNPM-MP bagi para pedagang meliputi beberapa

tahap kegiatan yaitu Musyawarah Antar Desa (MAD) sosialisasi, Musdes

sosialisasi, Musyawarah Dusun, Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus

Perempuan (MKP), verifikasi, MAD prioritas usulan, MAD penetapan usulan,

penetapan persyaratan, pencairan dana, pengelolaan dokumen dan

administrasi di UPK, pengelolaan dokumen dan administrasi di kelompok

peminjam, penetapan daftar tunggu, serta pelestarian dan pengembangan

kegiatan. Pelaksanaan prosedur pemberian kredit PNPM-MP di Desa Brojol

Kecamatan Miri belum sepenuhnya sesuai dengan aturan yang termuat dalam

ketentuan Petunjuk Teknis Operasional (PTO). Salah satunya adalah belum

optimalnya pelaksanaan tugas dari tim verifikasi dalam melakukan analisis

kredit secara objektif dan survai lapangan sebelum menentukan keputusan

pemberian kredit.

2. Penyaluran kredit PNPM-MP memberikan dampak positif terhadap

peningkatan pendapatan para pedagang di Desa Brojol pada tahun 2012. Para

pedagang tersebut menggunakan kredit PNPM-MP untuk mengembangkan

usaha dagang yang sudah dimiliki yaitu dengan menambah jumlah dan jenis

barang dagang, membeli motor bekas yang dipakai untuk berjualan, membuka

usaha produksi kerupuk, dan mendirikan warung makan. Pengembangan

usaha ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kenaikan

pendapatan para pedagang penerima kredit PNPM-MP di Desa Brojol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

97

3. Kendala dalam proses pemberian kredit dialami oleh pelaku di tingkat

kecamatan maupun pedagang penerima kredit PNPM-MP. Pelaku di tingkat

kecamatan mengalami beberapa kendala, yaitu:

a. Kurangnya jumlah tenaga pengelola dalam kepengurusan Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) yang hanya terdiri dari tiga posisi lini yaitu ketua UPK,

sekretaris UPK, dan bendahara UPK.

b. Belum maksimalnya pelaksanaan tugas Tim Verifikasi dalam

melaksanakan analisis kredit dan survai lapangan sebelum menetapkan

keputusan pemberian kredit yang layak bagi para pedagang yang

mengajukan kredit.

c. Kurangnya kesiapan masyarakat dengan latar belakang pendidikan dan

ekonomi yang relatif rendah sehingga masih membutuhkan pendampingan

dan bimbingan yang intensif.

d. Sikap mental masyarakat yang masih menunjukkan egoisme yang tinggi

dan tanggung jawab kelompok yang masih relatif rendah.

Kendala-kendala tersebut diatasi dengan berbagai upaya, yaitu melaksanakan

reorganisasi kepengurusan Unit Pengelola Kegiatan (UPK), memperbaiki

rencana kerja, melakukan penyadaran masyarakat, dan melaksanakan kegiatan

pendampingan yang intensif. Para pedagang selaku penerima kredit juga

megalami beberapa kendala, yaitu:

a. Kesulitan dalam penyusunan proposal pengajuan kredit PNPM-MP.

b. Kendala dalam pembentukan kelompok peminjam yang disebabkan

adanya beberapa anggota masyarakat yang kurang rajin membayar

angsuran kredit.

c. Kendala dalam kegiatan pengumpulan angsuran dari anggota kelompok

peminjam.

d. Kendala dalam proses penyetoran angsuran kredit ke Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di kecamatan.

Ada beberapa upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, yaitu terkait

kesulitan penyusunan proposal pengajuan kredit, maka ketua kelompok

peminjam meminta bimbingan Fasilitator Kecamatan. Terkait pengumpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

98

angsuran dari anggota kelompok peminjam, maka ketua kelompok peminjam

dibantu sekretaris dan bendahara kelompok mendatangi rumah anggotanya

yang kurang rajin mengangsur. Kendala terkait pembentukan kelompok

peminjam diatasi dengan cara tidak memasukkan anggota masyarakat yang

kurang rajin membayar angsuran. Kekosongan anggota diisi oleh anggota

masyarakat dari RT lain bahkan dukuh lain. Berbagai upaya untuk mengatasi

kendala yang timbul sudah dilaksanakan, namun sampai saat ini belum

sepenuhnya dapat teratasi. Oleh karena itu, berbagai upaya perbaikan masih

harus terus dilakukan secara berkelanjutan oleh berbagai pihak terkait.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat dikaji implikasinya yaitu

implikasi teoretis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pemberian kredit

PNPM-MP bagi para pedagang di Desa Brojol ternyata mampu memberikan

dampak positif terhadap peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Hal

ini berbanding lurus dengan visi PNPM-MP yaitu meningkatkan kesejahteraan

dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Meskipun demikian dalam

pelaksanaan prosedur pemberian kredit ini masih ada beberapa hal yang belum

sepenuhnya sesuai dengan ketentuan tertulis yang tertuang dalam Petunjuk

Teknis Operasional (PTO) PNPM-MP.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini yaitu masih adanya kesenjangan

antara pelaksanaan pemberian kredit di lapangan dengan ketentuan dalam

PTO PNPM-MP. Salah satunya yaitu terkait dengan pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab dari Tim Verifikasi yang belum dilaksanakan sebagaimana

mestinya. Dalam prosedur tertulis disebutkan bahwa tugas Tim Verifikasi

adalah melaksanakan survai lapangan dan menganalisis kredit secara objektif

sebelum menetapkan keputusan pemberian kredit yang layak bagi masyarakat,

namun kenyataannya tugas tersebut belum dilaksanakan dengan optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

99

Terkait dengan tahap pembentukan kelompok peminjam, dalam

prosedur tertulis semua anggota kelompok peminjam harus berasal dari dukuh

yang sama, namun dalam kenyataannya ada beberapa kelompok yang

anggotanya berasal dari dukuh lain. Pelaku PNPM-MP di tingkat kecamatan,

desa, maupun masyarakat penerima kredit harus segera membenahi berbagai

keadaan yang ada agar segala sesuatu yang terkait implementasi pemberian

kredit PNPM-MP dapat berjalan sesuai dengan aturan yang seharusnya. Hal

ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan yang diharapkan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Penerima Kredit PNPM-MP

Masyarakat penerima kredit PNPM-MP hendaknya melaksanakan segala

ketentuan yang berlaku dalam proses memperoleh kredit dengan baik,

termasuk dalam tahap pembentukan kelompok peminjam dan penyetoran

angsuran kredit ke UPK Kecamatan. Berbagai bentuk penyimpangan yang ada

saat ini harus segera dibenahi agar tidak mengganggu pelaksanaan program

yang sudah direncanakan.

2. Bagi Pelaku PNPM-MP Tingkat Kecamatan

Pelaku PNPM-MP tingkat kecamatan hendaknya melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik karena kualitas kinerja mereka akan

berpengaruh besar terhadap keberhasilan program yang dilaksanakan,

khususnya Tim Verifikasi dalam melaksanakan tugasnya untuk menganalisis

kredit secara lebih objektif dan melakukan survai lapangan untuk menentukan

keputusan pemberian kredit. Penambahan jumlah tenaga dalam kepengurusan

Unit Pengelola Kegiatan juga layak untuk dipertimbangkan demi peningkatan

efisiensi, efektivitas, dan kualitas kinerja UPK. Upaya penyadaran secara

nyata juga perlu dilaksanakan secara lebih optimal khususnya oleh para pelaku

di tingkat kecamatan yang disertai dengan koordinasi dan kerjasama yang baik

dengan semua pihak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL ... filei implementasi pemberian kredit program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (pnpm-mp) dalam meningkatkan pendapatan

100

3. Bagi Universitas

Pihak universitas hendaknya dapat menjalin kerjasama dengan organisasi

nirlaba untuk program magang agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme

dan prosedur dari berbagai kegiatan organisasi nirlaba, termasuk dalam

kegiatan perkreditan dan pencatatan laporan keuangannya.

4. Bagi Pemerintah

Pemerintah hendaknya mengefektifkan kegiatan survai dan pengecekan secara

rutin terhadap pelaksanaan berbagai program PNPM-MP pada khususnya, dan

kegiatan organisasi nirlaba yang berada di bawah naungan pemerintah pada

umumnya untuk menanggulangi terjadinya berbagai penyimpangan oleh

pihak-pihak yang terlibat dan memantau serta menilai sejauh mana suatu

kegiatan sudah terlaksana dan derajat keberhasilan yang dicapai. Transparansi

dalam pelaporan berbagai kegiatan publik juga perlu untuk ditingkatkan agar

tidak menimbulkan prasangka negatif dari berbagai pihak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user