Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI PEMBINAAN RELIGIUSITAS
DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMISME
SISWA KELAS X MAN 1 KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Esa Puspitasari
NIM : 111-13-115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
(QS. Yusuf [12] : 87).
vii
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini ku persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku..... Mud Arofah dan Slamet Choirudin ......yang
selama ini telah membimbingku dan berjuang untukku tanpa kenal lelah
dan letih. Terima kasih, Engkaulah semangatku.
Adik-adikku... Zakiyatul Miskiya dan M. Arifil Akbar....semoga kalian
menjadi anak-anak yang sholeh dan sholekhah serta bisa membanggakan
kedua orang tua kita.
Mas Ali... makasih untuk motivasinya dan bantuannya selama ini.
Keluarga besar PP. Romo Agung Payaman dan PP. Al-Hasan Salatiga,
terima kasih telah memberikanku kesempatan untuk belajar dan terus
belajar.
Sahabat-sahabatku, Ema makasih ya curhat dan bantuannya, Nindy
makasih juga curhat dan bantuanya, Murtadho makasih ya udah mau
direpotkan.
Teman-teman KKN posko 8 : Abidin, Ayis, Beny, Nadya, Lina, Lupita,
Lailia, dan Nia yang telah bersama-sama berjuang dengan penuh
kebersamaan.
Teman-teman seperjuangan PAI tahun 2013 yang tak bisa kusebutkan
satu persatu.
Almamaterku IAIN Salatiga
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil„alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh
Pembinaan Religiusitas terhadap Sikap Optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpan bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Rahmat Hariyadi.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak
Suwardi.
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati.
4. Ibu Siti Asdiqoh, selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Imam Sutomo, selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing
dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis,
sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan S1.
ix
x
ABSTRAK
Puspitasari, Esa. 2017. Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam
Mengembangkan Sikap Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kata Kunci: Pembinaan, Religiusitas, Sikap dan Optimisme
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religisusitas, pelaksanaan kegiatan
pembinaan religiusitas, dan bagaimana pengaruh pembinaan religiusitas terhadap
sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif
kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Sedangkan analisis data, peneliti
menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam
pengecekkan keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bentuk-bentuk pembinaan religiusitas
pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang antara lain adalah tadarus Al-Qur‟an
sebelum pembelajaran dimulai, shalat Dhuhur berjama‟ah, shalat Dluha, shadaqah
Jum‟at, pengajian kelas dan peringatan Hari Besar Islam yaitu latihan manasik
haji dan penyembelihan hewan kurban. Pelaksanaan pembinaan religiusitas pada
siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017 sudah berjalan
dengan baik, selain karena bersifat wajib kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan
yang berlaku sejak dahulu. Pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut dapat
terlaksana dengan adanya faktor-faktor yang mendukung, antara lain adanya
fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan tersebut, adanya guru yang
bersedia membina dan karena partisipasi siswa yang baik. Adapun faktor yang
menghambat antara lain karena adanya siswa yang terkadang tidak mengikuti
kegiatan pembiaan religiusitas dengan alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap optimisme
siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang antara lain sebagai dasar moralitas siswa,
kesiapan mental menghadapi tantangan (kesiapan menghadapi masalah), penguat
spiritual siswa, pendorong sikap optimisme, serta pembinaan religiusitas
mempunyai pengaruh yang signifikan untuk menumbuhkan sikap optimisme
siswa dalam menghadapi masalah.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................I
HALAMAN BERLOGO................................................................................II
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................III
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...............................................IV
DEKLARASI..................................................................................................V
MOTTO...........................................................................................................VI
PERSEMBAHAN..........................................................................................VII
KATA PENGANTAR....................................................................................VIII
ABSTRAK......................................................................................................X
DAFTAR ISI..................................................................................................XI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Fokus Penelitian..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................7
D. Kegunaan Penelitian....................................................................7
E. Kajian Penelitian Terdahulu........................................................8
F. Sistematika Penulisan.................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Religiusitas..............................................................11
1. Pengertian Pembinaan Religiusitas......................................11
2. Metode Pembinaan Religiusitas...........................................13
a. Tadarus Al-Qur‟an.........................................................13
b. Shalat Fadhu Berjama‟ah...............................................17
c. Shalat Dhuha.................................................................18
d. Sadhaqah.......................................................................20
e. Metode Pembiasaan.......................................................25
f. Metode Ibrah dan Mauizah............................................25
B. Sikap Optimisme........................................................................26
1. Sikap....................................................................................26
a. Pengertian Sikap............................................................26
b. Struktur Sikap................................................................26
2. Optimisme...........................................................................28
a. Pengertian Optimisme...................................................28
xii
b. Aspek-aspek Optimisme...............................................29
c. Ciri-ciri Individu yang Optimis....................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.............................................32
B. Lokasi Penelitian.....................................................................32
C. Sumber Data...........................................................................32
D. Prosedur Pengumpulan Data..................................................32
1. Metode Observasi.............................................................33
2. Metode Wawancara..........................................................34
3. Metode Dokumentasi.......................................................36
4. Metode Triangulasi...........................................................36
E. Analisis Data..........................................................................37
F. Pengecekkan Keabsahan Data...............................................37
G. Tahap-tahap Penelitian...........................................................38
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. PAPARAN DATA
1. Letak Madrasah...............................................................40
2. Sejarah Singkat MAN 1 Kota Magelang.........................40
3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Magelang...............41
4. Struktur Organisasi MAN 1 Kota Magelang...................43
5. Keadaan Siswa MAN 1 Kota Magelang.........................44
6. Keadaan guru PAI MAN 1 Kota Magelang....................47
7. Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 1 Kota Magelang.........48
8. Prestasi Yang Pernah Diraih...........................................51
B. ANALISIS DATA
1. Variasi Pembinaan Religiusitas......................................54
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Religiusitas..............60
3. Pelibatan Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan
Religiusitas....................................................................63
4. Peran Madrasah dalam Kegiatan Pembinaan
Religiusitas....................................................................65
5. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Pembinaan
Religiusitas....................................................................67
6. Pembinaan Religiusitas dan Sikap Optimisme..............71
a. Dasar Moralitas Siswa.............................................71
b. Kesiapan Mental dalam Menghadapi
Tantangan (Kesiapan Menghadapi Masalah)..........76
c. Penguat Spiritual Siswa..........................................81
d. Pendorong Sikap Optimisme..................................86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................92
B. Saran..................................................................................93
xiii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................94
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Jumlah Siswa MAN 1 Kota Magelang....................45
2. Tabel 3.2 Keadaan Guru PAI MAN 1 Kota Magelang...........47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lembar Catatan Lapangan
2. Pedoman Wawancara
3. Hasil Wawancara
4. Dokumentasi Kegiatan Pembinaan Religiusitas
5. Surat Keterangan Kegiatan
6. Surat Rekomendasi Kementrian Agama Kota Magelang
7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
8. Data Infaq Jum‟at MAN 1 Kota Magelang
9. Data Guru MAN 1 Kota Magelang
10. Absensi siswa Pengajian Kelas
11. Data Sarana dan Prasarana
12. Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini adalah kebanyakan
siswa merasa kurang percaya diri dengan apa yang ia kerjakan serta apa
akan terjadi di masa mendatang, terutama kurang percaya diri serta tidak
yakin dengan cita-cita yang akan dia capai, takut tidak lulus sekolah, takut
tidak mendapatkan pekerjaan yang layak serta adanya keragu-raguan
dengan apa yang akan dilalui di masa mendatang. Dapat dikatakan siswa-
siswi tersebut membutuhkan adanya penerapan sikap optimis dalam diri
siswa tersebut. Untuk menumbuhkan sikap optimis, pembinaan religiusitas
merupakan salah satu solusi dari sekian solusi yang dapat diterapkan
kepada siswa, sebagai upaya untuk menumbuhkan jiwa optimis, rasa
percaya diri dan kesiapan mental siswa dalam menghadapi tantangan di
masa mendatang.
Pembinaan merupakan usaha tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Tujuan dari kegiatan pembinaan tidak lain sebagai suatu alat untuk
mencapai perubahan dan pengembangan sikap seseorang serta sebagai
latihan dan pengembangan kecakapan serta keterampilan. Pembinaan
religiusitas merupakan salah satu kegiatan untuk mengembangkan
kepribadian yang sesuai dengan syari‟at Islam dengan tujuan yang tidak
2
lain adalah untuk mencapain kesempurnaan. Orang yang beriman harus
bisa menyelamatkan diri dan sesamanya dari kerusakan budi pekerti serta
untuk mencapai kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman:
Artinya:”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash [28] :
77).
Dapat dikatakan bahwa suatu pembinaan religiusitas sebagai upaya
untuk mengadakan peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Manusia
berpotensi memiliki sejumlah kemampuan untuk bertindak sesuai dengan
ketentuan Allah yaitu sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan
demikian pembinaan religiusitas tidak sebatas memberikan pencapaian
kepada jasmaninya saja tetapi memberikan pencapaian ruhaniah atau
batiniah manusia. Seseorang yang telah mendapatkan kebutuhan
ruhaniahnya, maka senantiasa ia akan berjalan sesuai dengan nilai-nilai
syari‟at Islam serta akan semakin kuat dalam mengatasi kehidupan di
dunia ini dan tidak mudah terombang-ambingkan oleh sikap yang
berdampak negatif pada dirinya.
3
Menurut Fatturrahman (2015:10) budaya religius merupakan salah
satu metode pendidikan yang komprehensif. Karena dalam perwujudannya
terdapat inklusi nilai, pemberian teladan, dan penyiapan generasi muda
agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan menfasilitasi pembuatan-
pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan
hidup yang lain.
Banyak manusia beraktivitas dan mencurahkan segenap
kemampuannya, kemudian suatu saat dari proses aktivitasnya itu, mereka
berada dalam kondisi yang sulit dan membutuhkan satu keputusan yang
benar, tetapi karena ragu-ragu, tidak berani membuat keputusan, atau tidak
tahu bagaimana mengambil keputusan yang tepat, akhirnya mereka akan
kehilangan kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang yang tidak akan
berulang untuk kedua kalinya (Awadh, 2005:78).
Banyaknya tekanan hidup yang harus dialami seseorang membuat
kebanyakan orang mengalami frustrasi. Beberapa orang karena
menghadapi beban pekerjaan yang berat harus mengalami stres pekerjaan.
Problem lainnya seperti bencana alam dan kematian orang dekat juga bisa
membuat depresi dan frustrasi. Hanya sedikit orang yang sanggup
menghindari tekanan hidup sehari-hari yang dapat membuat orang
frustrasi dan berpandangan pesimistis.
Berdasarkan artikel TEMPO.CO, Yogyakarta: angka bunuh diri di
Indonesia tergolong tinggi, sebanding dengan Jepang. Pada peringkat
angka bunuh diri seluruh dunia, Indonesia dan Jepang menempati posisi
4
yang sama di urutan sembilan. Di Indonesia, angka bunuh diri
diperkirakan setiap tahun mencapai 50 ribu orang dari 220 juta total
penduduk Indonesia.1
Meski berada pada peringkat yang sama, tapi alasan orang untuk
bunuh diri di Indonesia dan Jepang berbeda. Di Jepang terdapat budaya
harakiri, yakni menusuk perut sendiri dengan senjata tajam hingga mati.
Ini mereka lakukan sebagai bagian dari kuatnya budaya malu di Jepang.
Sedangkan di Indonesia, alasan paling dominan bunuh diri adalah faktor
sosial dan ekonomi. Ada juga faktor depresi yang memicu orang nekat
bunuh diri. Dapat dikatakan kasus tersebut dikarenakan kurangnya sikap
optimis dan sikap positif terhadap menyikapi sebuah permasalahan hingga
memicu seseorang melakukan bunuh diri.
Optimisme (dalam Islam hampir sepadan dengan kata husnudzan),
berpikir positif atau yang lebih dikenal dengan positive thinking adalah
sebuah formula, sebuah paradigma, sebuah kerangka pikiran, sebuah
sistem cara berpikir. Memandang sesuatu dari segi baiknya saja, kendati
orang lain menganggapnya buruk. Optimisme sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama para pelajar. Optimis dapat menumbuhkan
cinta akan kebaikan dalam diri siswa dan menumbuhkan perkembangan
baru dalam pandangannya tentang kehidupan, serta mampu mengurangi
sejumlah problema dalam kehidupan bagi para siswa. Allah SWT
berfirman:
1 Diunduh pada hari Minggu, 16 Oktober 2016.
5
Artinya: “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir”. (QS. Yusuf [12] : 87).
Salah satu cara untuk dapat menumbuhkan sikap optimisme yaitu
dengan memperbanyak ibadah serta mengingat Allah. Seseorang yang
senantiasa mengingat Allah SWT maka hatinya akan tenang, karena ia
yakin segala kesulitan datang kepadanya sekaligus terdapat jalan keluar
dari Allah SWT. Allah berfirman:
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS.
Al-Insyirah [94] : 5-6).
Beribadah dapat dilakukan di mana pun seseorang berada, di
antaranya di rumah, di sekolah atau pun di tempat khusus ibadah yaitu
masjid. Di sekolah-sekolah terdapat beberapa pendidikan dan pembinaan
yang mengajarkan tentang keagamaan di mana di dalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap optimis dalam
menghadapi persoalan.
Pembinaan religiusitas atau biasa disebut pembinaan keagamaan
merupakan hal penting bagi pembentukan akhlak. Dikatakan penting
karena pembinaan agama bukan hanya sebagai formalitas saja, tetapi juga
6
sebagai bekal kehidupan dalam keseharian, masa depan maupun di akhirat
nanti. Pembinaan religiusitas / kegamaan dapat diperoleh di berbagai
tempat, diantaranya di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di
sekolah.
MAN 1 Kota Magelang merupakan salah satu madrasah yang tidak
hanya memberikan pendidikan bersifat formal saja tetapi juga memberikan
pembinaan religiusitas / pembinaan keagamaan siswa dengan tujuan untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, memberikan wawasan
spiritual, membangun jiwa yang senantiasa berakhlak mulia dan mampu
menghadapi persoalan yang akan datang dengan sikap yang optimis. Hal
inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan judul
“Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam Mengembangkan Sikap
Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran
2016/2017”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
merumuskan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X
MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017?
2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X
MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017?
7
3. Bagaimana implementasi pembinaan religiusitas dalam
mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.
3. Untuk mengetahui implementasi pembinaan religiusitas dalam
mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas tentang pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang. Dari
informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis
maupun praktis, yaitu:
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan
Islam yang di dalamnya memuat pembinaan religiusitas.
b. Menjadi referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik
terutama pembinaan religiusitas di sekolah.
8
2. Manfaat Praktis
a. Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis
dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.
b. Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
c. Sebagai masukan bagi MAN 1 Kota Magelang dalam pembinaan
religiusitas pada siswa.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Berikut penulis paparkan beberapa penelitian terdahulu,
diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Basyiroh (2015) yang berjudul
“Pembinaan Keagamaan Dan Pendidikan Karakter Bagi Remaja
Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran
Tahun 2014/2015”. Penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan
pembinaan keagamaan, fungsi pembinaan dan bagaimana pembinaan
keagamaan dapat membangun motivasi dan karakter unggul bagi
remaja putus sekolah di Balai Wira Adhi Karya Ungaran.
2. Skripsi dengan judul “Model Pembinaan Mental Keagamaan Islam
Anggota TNI Akademi Militer Tahun 2014”. Penelitian yang
dilakukan oleh Yanuar Is Hartanto (2015), Penelitian ini memaparkan
tentang model, materi serta faktor-faktor pendukung dan penghambat
9
implementasi model pembinaan mental keagamaan Islam anggota TNI
Akademi Militer di Magelang.
3. “Pembinaan Keagamaan Pada Santri Panti Rehabilitasi Sakit Jiwa
Dan Narkoba Di Pondok Pesantren Ma‟unnatul Mubarok, Sayung-
Demak Tahun 2012” oleh Imma Dahliyani (2012). Penelitian ini
merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana model, metode, serta
hambatan dan daya dukung dalam proses pembinaan pada santri Sakit
Jiwa dan Narkoba di Pondok Pesantren Ma‟unatul Mubarok tahun
2012.
4. Heni Wulandari (2012) skripsi yang berjudul “Model Pembinaan
Keagamaan Islam Pada Panti Sosial Anak Asuh (PSAA) DAR AL
YATAMA Di Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2012”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan di
panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang, meliputi;
pembinaan keagamaan Islam serta hasil dari pembinaan keagamaan
Islam di panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kaswadi (2013) yang berjudul
“Pendekatan Pendidikan Keagamaan Islam Dalam Keluarga
Penganut Pangestu Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang Tahun 2012”. Penelitian ini mengungkapkan pendekatan
pendidikan keagamaan Islam yang berlangsung dalam keluarga yang
menjadi anggota Pangestu di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan
Semarang yaitu meliputi latar belakang masyarakat Desa Nogosaren
10
menjadi pengikut Pangestu, selanjutnya menjelaskan apa saja yang
diajarkan dalam Pangestu serta bagaimana pendekatan pendidikan
keagamaan Islam dalam keluarga yang dilakuakan oleh warga
Nogosaren.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa
bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis
memberikan gambaran sebagai berikut:
BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, dan kelengkapan dasar-dasar penelitian.
BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pembinaan
religiusitas dan pengertian sikap optimisme.
BAB III berisi metode penelitian yang memuat pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekkan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV berisi paparan data dan analisis data.
BAB V penutup memuat tentang : kesimpulan, kritik dan saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Religiusitas
1. Pengertian Pembinaan Religiusitas
Soetopo dan Soemanto dalam Basyiroh (2015:21)
mendefinisikan pembinaan sebagai “an activity that maintain and
enhance what already exists” yaitu suatu kegiatan yang
mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.
Menurut Thoha (1987:7) pembinaan adalah suatu proses, hasil
atau pernyataan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya
perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau
berbagai kemungkinan atas sesuatu.
Mangunhardjana dalam Basyiroh (2015:21) memberikan
pernyataan bahwa pembinaan adalah terjemahan dari kata training,
pembinaan sebagai latihan, pendidikan, pembinaan, pembinaan
menekankan pada pembentukan sikap dan kecakapan individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya, dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan
pada umumnya.
12
Religiusitas berasal dari kata religi, dalam bahasa latin
“religio” yang akar katanya adalah religure yang berarti mengikat.
Dengan demikian, mengandung makna bahwa religi atau agama pada
umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi
mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya (Ghufron dan
Risnawita, 2016:167-168).
Menurut Taib Thahir Abdul Mu‟in (Nata, 2010:14)
menyatakan bahwa agama adalah sebagai suatu peraturan Tuhan yang
mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan
pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai
kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.
Menurut Shihab (Ghufron dan Risnawita, 2016:168)
menyatakan bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dengan
khalik (Tuhan) yang berwujud ibadah yang dilakukan dalam sikap
keseharian. Selanjutnya Anshori (1980) memberikan arti agama secara
detail, yakni agama sebagai suatu sistem credo (tata keyakinan) atas
adanya Yang Maha Mutlak dan suatu sistem norma (tata kaidah) yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan dengan alam
sekitarnya, sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan tersebut.
13
Menurut Subandi religiusitas merupakan keberagamaan karena
adanya internalisasi agama dalam diri seseorang (Ghufron dan
Risnawita, 2016:168).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pembinaan religiusitas adalah sebuah cara untuk pembentukan
sikap keagaman dengan menjalankan perintah dan kewajiban yang
diberikan oleh Allah swt untuk membentuk hubungan antara makhluk
dan Allah swt yang dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah dalam
keseharian sesuai tata keimanan dan peribadahan yang telah berlaku.
Pembinaan religiusitas merupakan suatu usaha untuk membimbing dan
mempertahankan serta mengembangkan dan menyempurnakan
kewajiban-kewajiban manusia kepada Allah swt.
2. Metode Pembinaan Religiusitas
Beberapa metode pembinaan religiusitas yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
a. Tadarus Al-Qur‟an (membaca Al-Qur‟an)
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai
pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada
Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. Al-Qur‟an juga
mengajarkan manusia cara beribadah kepada Allah untuk
membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia di mana
letak kebaikan dalam kehidupan (Makhdlori, 2008:13).
14
Diantara keutamaan yang dapat diperoleh dari membaca al-
Quran antara lain (Makhdlori, 2008:126-136):
1) Al-Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati
Al-Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati
manusia, seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Yusuf
ayat 111:
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf [12] : 111).
Ayat-ayat suci pembimbing hati yang diaplikasikan ke
dalam aktifitas diniawi dibimbing untuk membuka dengan
ketauhidan dan ubudiyah sehingga menjadikan hidup lebih
bersemangat dan optimis, demikian juga manakala menutup
seluruh kegiatan mereka membaca al-Qur‟an, hal ini
menjadikan hati tenteram dan penuh harap akan kasih sayang
Allah swt.
Djamaludin (Makhdlori, 2008:127-128) menyatakan
bahwa bacaan-bacaan ayat-ayat suci al-Qur‟an secara
keseluruhan dapat mensugesti diri pada setiap orang.
15
Kemudian menurut Thoules auto sugesti mengandung
makna bimbingan diri pribadi melalui proses pengulangan
suatu rangkaian ucapan secara rahasia kepada diri sendiri
yang menyatakan suatu keyakinan atau perbuatan. Dengan
perasaan sugesti seseorang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri, sehingga apa yang dikerjakan selalu saja dengan
limpahan semangat dan keyakinan yang mendalam.
2) Terdapat energi kebenaran dalam Al-Qur‟an
Petunjuk tentang kebenaran, tunduk dan taat kepada
kebenaran, sama halnya dengan kita agungkan yang Maha
Agung, kita muliakan yang Maha Mulia yaitu Tuhan kita,
Allah swt. Allah swt berfirman:
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu
Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa
kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk
itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka
Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya
sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang
bertanggung jawab terhadap mereka. (QS. Az-Zumar [39] :
41).
Kebenaran yang ditunjukkan al-Qur‟an bukan hanya
bersifat teks formatif (teoritis) namun lebih dari itu, esensi
kebenaran yang ditampilkan dalam al-Qur‟an bersifat
16
metafisika kosmologi yang melambangkan esoterisme Islam
artinya sumber energi kebenaran yang dapat dirasakan
melalui arti batin seseorang tanpa mampu dirasakan oleh non
muslim.
3) Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu kitabullah, maka ia
mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas
dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam
miim itu satu huruf tapi ali itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
4) Orang Terbaik Di Sisi Allah
Rasulullah saw menegaskan bahwa orang yang terbaik di
antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan
mengajarkan al-Qur‟an. Oleh karena itu, orang yang terbaik di
dunia ini bukanlah orang yang memiliki harta yang melimpah,
jabatan, maupun pangkat yang tinggi. Namun, di sisi Allah swt
orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-Qur‟an dan
mengajarkan kepada orang lain.
5) Orang Yang Mahir Membaca Al-Qur‟an Akan Bersama
Malaikat
Orang yang pandai membaca al-Qur‟an akan disediakan
tempat yang paling istimewa di surga bersama para malaikat
yang suci, sedangkan, orang yang membaca terbata-bata (belum
pandai), maka ia akan diberi dua pahala, yaitu pahala mau
17
belajar dan kesungguhan membaca, sesuai dengan sabda
Rasulullah saw:
“Orang yang pandai membaca al-Qur‟an akan ditempatkan
bersama kelompok para malaikat yang mulia dan terpuji.
Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan
mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
6) Mendapatkan Syafa‟at Dihari Kiamat
Orang yang membaca al-Qur‟an akan mendapatkan syafaat
(pertolongan) pada hari kiamat nanti. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah saw berikut:
“Bacalah al-Qur‟an, sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya”.
(HR. Muslim).
7) Dikarunia Rahmat Dan Ketentraman
Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah terkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah,
mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan
turun ketenteraman kepada mereka, meliputi oleh rahmat,
dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut mereka
ke hadapan makhluk di sisi-Nya” (HR. Muslim).
b. Shalat Fardhu Berjama‟ah
Menurut Sabiq (1982:103) shalat berjama‟ah adalah sunat
mu‟akkad, terdapat beberapa hadist yang menguraikan
keutamaannya, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari ibnu Umar r.a bahwa Rasulallah s.a.w bersabda:
رِيجَن َدَرَجًة. َماَعِة اَفجَضُل ِمنج َصََلِة الجَفدِّ ِبَسبجٍع َو ِعشج َصََلُة اْلَج متفق عليه
18
Artinya: “Shalat berjama‟ah itu lebih utama dari
shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”.
c. Shalat Sunnah Dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad (ibadah
shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Meskipun
bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang sangat besar
bagi umat Islam. Adapun waktu shalat dhuha ialah mulai
terbitnya matahari hingga matahari lurus di atas kepala. Jumlah
raka‟at shalat dhuha minimal dua raka‟at dengan satu salam
dalam setiap dua rak‟at. (Lathifatul dan Muhammad, t. Th:101)
Diantara keutamaan shalat dhuha yaitu:
1) Dapat Memenuhi Kewajiban Sedekah Bagi Seluruh
Persendian Tubuh Manusia.
Setiap hamba dapat meraih pahala bersedekah tanpa
harus menunggu jadi orang berharta. Banyak cara yang
ditempuh untuk meraih pahala bersedekah. Seseorang juga
mempunyai kewajiban bersedekah kepada diri sendiri. Di
mana setiap pagi manusia diwajibkan bersedekah pada setiap
persendian tubuh manusia yang berjumlah 360 persendian,
hal ini dapat dilakukan hanya dengan shlatah dhuha.
2) Memperoleh Pahala Di Sore Hari
Pahala adalah hadiah yang diberikan Allah kepada
manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya. Pahala
dapat mengantarkan seseorang mendapatkan tempat yang
mulia di sisi Allah. Dalam hal ini shalat dhuha juga dapat
19
memberikan pahala kepada yang mengerjakannya
sebagaimana sabda Rasulullah saw di dalam hadist Qudsi
Allah berfirman, “Wahai anak adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan empat raka‟at shalat dhuha,
karena dengan shalat tersebut aku cukupkan kebutuhan
kebutuhanmu pada sore harinya”. (HR. Hakim dan
Thabrani).
3) Melebur Dosa
Shalat dhuha selain sebagai amal saleh, shalat dhuha
juga dapat menghapus dosa manusia, sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat dhuha secara
istiqomah (terus-menerus), akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR. At-
Tirmidzi).
4) Membuka pintu surga
Tentu sangat berbahagia seorang hamba mendapat
ridha Allah dan dapat memilih dengan leluasa pintu surga
yang manakah yang akan dimasukinya. Apabila kita ingin
berbahagia dengan cara bisa memilih pintu surga yang
manakah yang hendak kita lewati maka perbanyaklah shalat
dhuha karena shalat dhuha dapat membuka pintu surga.
Rasulullah saw bersabda:
Dari Abu Hurairah melalui imam Thabrani Rasulullah
saw bersabda, sesungguhnya di surga itu ada pintu yang
disebut pintu Dhuha. Kelak di hari kiamat, para penikmat
dhuha akan diundang secara khusus. Dikatakan kepada
mereka, inilah pintu masuk kalian. Masuklah dengan
Rahmat-Ku”.
20
5) Dibangunkan sebuah istana di surga
Hamba yang menunaikan shalat dhuha dengan ikhlas
karena Allah semata kelak akan dibangunkan istana oleh
Allah di Surganya. Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang shalat dhuha sebanyak empat
raka‟at dan empat raka‟at sebelumnya, maka ia akan
dibangunkan sebuah istana di Surga”.
6) Mendapat Pahala Umrah
Seseorang yang mengerjakan shalat dhuha akan
mendapat pahala seperti halnya pahala umroh. Rasulullah
saw bersabda:
“Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam
keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka
pahalanya seperti seseorang yang melaksanakan haji.
Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat dhuha
maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah”.
d. Shadaqah
Menurut Ra‟uf (2014:207) shadaqah adalah tindakan
menafkahkan harta yang halal di jalan Allah. Amal ibadah ini
tidak jauh berbeda dengan zakat. Akan tetapi, zakat hukumnya
wajib, sedangkan shdaqah hukumnya sunnah. Meskipun
demikian, shadaqah merupakan amal ibadah sunnah yang
dianjurkan, bahakan dalam beberapa firman-Nya, Allah swt
dengan tegas memerintahkan kita untuk bershadaqah,
sebagaimana berikut:
21
Artinya: bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka
Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah
orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2] :177).
Perintah untuk bershadaqah tersebut tentu tidak lepas dari
banyaknya keutamaan yang bisa diperoleh oleh orang yang
melakukannya. Menurut Ra‟uf (2014:211-220) keutamaan yang
dapat diraih oleh orang yang bershadaqah ialah sebagai berikut:
1) Mendapatkan pahala berlipat ganda
Orang yang menafkan hartanya di jalan Allah swt. Akan
mendapatkan bayaran yang berlipat ganda banyaknya. Satu ember
harta kita keluarkan untuk shadaqah, maka Allah akan
22
menggantinya dengan berember-ember lagi dari arah yang sulit
dicerna oleh pikiran. Allah swt berfirman:
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 245).
2) Ciri orang yang bertaqwa
Dalam al-Qur‟an Allah swt berfirman:
Artinya: Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka.
Salah satu ciri orang yang bertaqwa kepada Allah swt adalah
mereka yang tidak berat hatinya untuk menafkankan hartanya di
jalan Allah. Orang yang taqwa mwyakini bahwa segala sumber
rezeki yang telah diterimanya, tak lai dari Allah swt semata.
23
3) Bekal menuju hari kiamat
Kehidupan kita di dunia merupakan lahan bercocok tanam,
agar kehidupan di akhirat kelak dapat memetik hasil tanaman
amal itu. Bila kita rajin menanam dengan shadaqah, maka bekal
menuju hari kiamat dan bekal menuju hari akhirat akan lebih siap.
Marilah kita keluarkan shadaqah agar kita tidak termasuk orang-
orang yang dzalim. Allah swt berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di
jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi
jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah
orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah [2] : 254).
4) Harta orang yang bershadaqah tidak akan berkurang, tetapi justru
bertambah
Apabila kita mengeluarkan harta kita untuk shadaqah maka
harta kita tidak akan habis melainkan akan bertambah berlipat
ganda. Rasulullah saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah Ra. Berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, harta tidak akan berkurang karena shadaqah. Allah
pasti akan menambah kemuliaan seseorang yang suka
memaafkan. Dan seseorang yang merendahkan diri karena Allah,
niscaya Allah yang Maha Agung akan meninggikan derajatnya”.
24
5) Terbebas dari panasnya liang kubur
Panasnya api alam kubur itu akan dipadamkan oleh
shadaqah. Dan hanya pemilik shadaqahlah yang dapat
memadamkannya. Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya, shadaqah akan memadamkan panasnya
kubur bagi pemilik shdaqah”. (HR. Thabrani).
6) Shadaqah menjadi pelindung ketika berada di padang mahsyar
Alam mahsyar merupakan penampungan semua umat
manusia ketika hendak menuju alam akhirat. Di alam mahsyar
umat manusia ditimbang amal perbuatannya. Matahari tinggal
sejengkal dari atas kepala. Tak ada yang dapat melindungi
panasnya terik matahari kecuali amal perbuatan kita. Tak kecuali
ibadah shadaqah yang telah kita perbuat. Rasulullah saw
bersabda:
“Setiap orang berada dalam naungan shadaqahnya hingga
diputuskan perkara diantara manusia”. (HR. Ahmad, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim).
7) Terlindung dari api neraka
Manusia yang rajin bershadaqah akan dilindungi dari
panasnya api neraka. Allah swt tidak akan menyia-nyiakan
sekecil apapun yang telah kita sedekahkan. Bershadaqah tentu
tidak hanya harta, melainkan tenaga, pikiran, dan ilmu.
Dipanjangkan umur dan selamat dari kematian yang buruk
8) Dipanjangkan umur dan selamat dari kematian yang buruk
25
Ibadah shadaqah dapat menyelamatkan kita dari kematian
yang buruk. Shdaqah dapat memperpanjang umur, shadaqah
dapat menjadikan umur kita lebih berkah.
e. Metode Pembiasaan
Pembiasaan menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) sebenarnya berintikan pada pengalaman. Yang dibiasakan
ialah sesuatu yang diamalkan. Inti pembiasaan adalah pengulangan.
Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu telah dapat
diartikan sebagi usaha membiasakan.
Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya
cukup efektif. Lihatlah pembiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah.
Perhatikanlah orang tua kita mendidik anaknya. Anak-anak yang
dibiasakan bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan.
f. Metode Ibrah dan Mauizah
Ibrah dan ikhtibar menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia
kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi, dengan
menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya. Adapun
mauizah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan
menjelaskan pahala atau ancamannya.
26
B. Sikap Optimisme
1. Sikap
a. Pengertian Sikap
Menurut Thurstone et al sikap adalah suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Secara spesifik Thurstone memformulasikan sikap sebagai derajat
efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek psikologis
(Azwar, 2016:4-5).
Sedangkan Chave et al dalam Azwar (2016:4-5)
merumuskan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan
yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.
b. Struktur Sikap
Azwar (2016:23-27) membagi struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu:
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek
27
sikap. Kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa
yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat itu
kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
karakteristik umum suatu objek.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan
menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
dapat diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian
interaksi kita dengan pengalaman tersebut akan lebih
mempunyai arti dan keteraturan. Tanpa adanya sesuatu yang
kita percayai, maka fenomena dunia disekitar kita pasti
menjadi terlalu kompleks untuk dihayati dan sulitlah untuk
ditafsirkan artinya. Kepercayaanlah yang menyederhanakan
dan mengatur apa yang kita lihat dan kita temui.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional
subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum,
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi
seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan
dengan sikap.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam
struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
28
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang
berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus
tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan
dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
2. Optimisme
a. Pengertian Optimisme
Menurut Segerestrom (1998) optimisme adalah cara
berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu
masalah. Berpikir positif adalah berusaha mencapai hal terbaik dari
keadaan buruk. Optimisme dapat membantu meningkatkan
kesehatan secara psikologis, memiliki peran perasaan baik,
melakukan penyelesaian masalah dengan cara logis sehingga hal
ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh juga (Ghufron dan
Risnawita, 2016:95).
Optimisme (Fauzi, 2004:18-19) adalah diskursus keimanan
yang memberikan semangat perjuangan bagi setiap Mukmin.
Hanya orang-orang kafirlah yang tidak mepunyai optimisme dalam
menyongsong masa depannya. Allah SWT berfirman:
29
Artinya: Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf [12] : 87).
Optimisme bagi setiap mukmin adalah sebuah keniscayaan.
Sebab, dia adalah janji Allah SWT, dan janji Allah pasri benar dan
pasti terjadi. Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.
b. Aspek-Aspek Optimisme
Seligman dalam Ghufron dan Risnawita (2016:98)
mendeskripsikan individu-individu yang memiliki sifat optimis
akan terlihat pada aspek-aspek tertentu seperti dibawah ini:
1) Permanent adalah individu selalu menampilkan sikap hidup
kearah kematangan dan akan berubah sedikit saja dari biasanya
dan ini tidak bersifat lama.
2) Pervasive artinya gaya penjelasan yang berkaitan dengan
dimensi ruang lingkup, yang dibedakan menjadi spesifik dan
universal.
3) Personalization merupakan gaya penjelasan yang berkaitan
dengan sumber penyebab dan dibedakan menjadi internal dan
eksternal.
30
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-
aspek individu yang optimis adalah permanent, pervasive, dan
personalization.
c. Ciri-ciri individu yang optimisme
Ghufron dan Risnawita membagi ciri-ciri individu yang
optimis menurut para ahli, diantaranya:
1) Robinson menyatakan individu yang memiliki sikap optimis
jarang menderita depresi dan lebih mudah mencapai
kesuksesan dalam hidup, memiliki kepercayaan, dapat berubah
ke arah yang lebih baik, adanya pemikiran kepercayaan
mencapai sesuatu yang lebih, dan selalu berjuang dengan
kesadaran penuh.
2) McGinnis menyatakan orang-orang optimis jarang merasa
terkejut oleh kesulitan. Mereka merasa yakin memiliki
kekuatan untuk menghilangkan pemikiran negatif, berusaha
meningkatkan kekuatan diri, menggunakan pemikiran yang
inovatif untuk menggapai kesuksesan, dan berusaha gembira,
meskipun tidak dalam kondisi bahagia.
3) Scheiver dan Carter menegaskan bahwa individu yang optimis
akan berusaha menggapai penghargaan dengan pemikiran yang
positif, yakin akan kelebihan yang dimiliki. individu
optimisme biasa bekerja keras menghadapi stress dan
tantangan sehari-hari secara efektif, berdoa, dan mengakui
31
adanya faktor keberuntungan dan faktor lain yang turut
mendukung keberhasilan.
Dapat disimpulkan individu yang optimis memiliki cita-cita
untuk mecapai tujuan, berjuang dengan sekuat tenaga, dan tidak
ingin duduk berdiam diri menanti keberhasilan yang akan
diberikan oleh orang lain. Individu optimis ingin melakukan
sendiri segala sesuatunya dan tidak ingin memikirkan
ketidakberhasilan sebelum mencobanya. Individu yang optimis
berpikir terbaik, tetapi juga memahami untuk memilih bagian masa
yang memang dibutuhkan sebagai ukuran untuk mencari jalan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:95) penelitian kualitatif memiliki
karakteristik naturalistik, holistik dan analisisnya bersifat induktif. Bersifat
naturalistik artinya melihat situasi yang berubah secara alamiah, terbuka
dan tidak ada rekayasa pengontrolan variabel. Bersifat holistik artinya
totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks, keterkaitan
menyeluruh. Analisis induktif yaitu mengungkap data khusus, detil, untuk
menemukan kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan
pertanyaan yang terbuka.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Magelang. Adapun
alasan tempat penelitian adalah sebagai berikut:
Pertama, Magelang merupakan kota yang sedang dalam proses menuju
modern. Kedua, MAN 1 Kota Magelang merupakan satu-satunya MAN
Negeri di Kota Magelang. Ketiga, MAN 1 Kota Magelang sebagai
barometer tinggi rendahnya lembaga pendidikan Islam.
C. Sumber Data
Menurut Tika (2006:56-57) data adalah sekumpulan bukti atau
fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Data sangat
memegang peranan penting dalam pelaksanaan penelitian. Pemecahan
33
suatu permasalahan dalam penelitian tergantung dari kearutan data yang
diperoleh. Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dari personel yang diteliti
dan dapat pula berasal dari lapangan. Data langsung dari personel
tergantung dari objek mana yang diteliti. Data sekunder adalah data yang
telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di
luar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya
adalah data yang asli.
Peneliti menggunakan sumber data keduanya. Data primer yaitu
meliputi data wawancara kepada siswa dan guru serta observasi peneliti di
MAN 1 Kota Magelang. Data sekunder meliputi data siswa, data guru,
data sarana prasarana dan data lainnya yang berkaitan dengan judul yang
didapat dari MAN 1 Kota Magelang.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini untuk memdapatkan data atau memperoleh
data, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan (Sukmadinata, 2011:220)
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
34
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan guru
mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan
pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun
nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai
peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi
nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia
hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti adalah
jenis observasi nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya sebagai
pengamat, peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan pembinaan
religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang. Hasil observasi
kemudian dapat diambil kesimpulan atas apa yang telah diamati.
b. Metode Wawancara
Menurut Umar (2011:51) wawancara merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti
memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan
lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun
checklist. Bungin (2011:100) wawancara bertujuan
35
mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam
suatu masyarakat. Dipandang dari sudut bentuk pertanyaannya,
wawancara dibedakan antara:
1) Wawancara tertutup atau closed interview yaitu wawancara
menghendaki jawaban yang terbatas.
2) Wawancara terbuka atau open interview yaitu wawancara
mendalam. Wawancara tidak hanya sekali atau dua kali,
melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman
wawancara terbuka atau open interview. Sebelum melakukan
wawancara peneliti telah mempersiapkan instrumen pertanyaan
tentang pembinaan religiusitas/keagamaan bagi siswa kelas X
MAN 1 Kota Magelang. Untuk memperoleh data mengenai
pembinaan religiusitas serta kegiatan pembinaannya, maka
pewawancara akan melakukan wawancara dengan petugas yang
bertugas dalam pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang
dan siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang sebagai respondennya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bersifat
terbuka sehingga peneliti mendapatkan jawaban yang lebih luas
dan mendalam.
36
c. Metode Dokumentasi
Menurut Sukmadinata (2011:221) metode dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu
dengan mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel berupa
arsip-arsip, dokumen-dokumen, maupun rekaman kegiatan atau
aktifitas pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
E. Analisis Data
Menurut Matthew dan Huberman (1992:16-19) analisis data terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Beraneka penyajian yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari mulai dari alat pengukur bensin, surat kabar sampai layar
komputer. Dalam melihat penyajian-penyajian akan dapat memahami apa
37
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis
atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari
penyajian-penyajian.
Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,
alur sebab akibat, dan proposisi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik garis bawah bahwa
analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul
dari catatan lapangan peneliti serta arsip di MAN 1 Kota Magelang.
F. Pengecekkan Keabsahan Data
Dalam hal pengecekan keabsahan data peneliti terdapat beberapa
kriteria keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat,
teknik pemeriksaannya yaitu dalam penelitian ini harus terdapat adanya
kreadibilitas yang dibuktikan dengan perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan, pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan
referensi, adanya kriteria kepastian dengan teknik uraian rinci dan audit
kepastian.
Untuk mengetahui apakan data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan
pengecekan data yang disebut validitas data. Untuk menjamin validitas
data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan dengan
38
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data ini (Moleong,
2006:330).
G. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian dan penyusunan laporan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi meliputi beberapa hal di bawah ini:
1) Pengajuan permohonan izin operasional untuk melakukan
penelitian dari ketua IAIN Salatiga kepada Kepala sekolah MAN
1 Kota Magelang.
2) Mengkonfirmasi permohonan izin penelitian dengan menemui
Kepala sekolah MAN 1 Kota Magelang, untuk mengetahui tindak
lanjut dari surat permohonan izin tersebut.
b. Kegiatan Lapangan meliputi beberapa hal di bawah ini:
1) Survai awal untuk mengetahui gambaran kegiatan pembinaan
agama Islam di MAN 1 Kota Magelang.
2) Melakukan observasi ke lapangan dengan mengamati langsung
dan mengikuti kegiatan yang ada, dan melakukan wawancara
kepada para responden untuk mengumpulkan data dan
menganalisis data.
3) Menyajikan data dengan susunan yang memungkinkan untuk
mempermudah pemaknaan.
39
4) Melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing
untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan
dan ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dan disempurnakan.
5) Menyusun laporan akhir penelitian.
40
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data
1. Letak Madrasah
Lokasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang berada di Jalan
Raya Payaman Nomor 1 kelurahan Payaman, Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang. Adapun batas-batasnya yaitu sebelah utara
berbatasan dengan toko Elindo, sebelah selatan berbatasan dengan
pondok pesantren Al-Husna, sebelah timur berbatasan dengan jalan
raya utama arah Yogyakarta-Semarang, dan sebelah barat berbatasan
dengan sawah milik salah satu warga desa Payaman.
Perjalanan untuk menuju ke lokasi dari pusat kabupaten Magelang
membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit, dibanding perjalanan dari
pusat kota yang hanya membutuhkan waktu 5-10 menit. (Sumber:
Observasi, 8 November 2016 pukul 09.00-09.15 WIB).
2. Sejarah Singkat MAN 1 Kota Magelang
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang semula adalah
Madrasah Aliyah Filial dari Madrasah aliyah Negeri Parakan
Temanggung yang bertempat di Jl. Duku Nomor 1 Perumahan KOPRI
Kelurahan Kramat Kecamatan Magelang Utara.
Pada bulan Juli tahun 1991 Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Magelang filial Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung
dinegerikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang.
41
Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Nomor :
KEP/E/PP.00.6/59/1984 tanggal 03 bulan Maret tahun 1984
berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung
Filial Kotamadya Magelang.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI Nomor
137 tanggal 11 Juli 1991 Madrasah Aliyah Negeri Parakan
Temanggung Filial Kotamadya Magelang berubah menjadi
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang dan mulai tahun 1996
pindah di Jalan Raya Payaman Nomor 01 Telepon (029)369256.
(Sumber: Dokumentasi berupa soft file dari petugas TU, Senin, 21
November 2016 pukul 11.00-11.15 WIB).
3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Magelang
1) Visi:
“Unggul dalam prestasi, terampil dalam berakhlakul karimah”.
2) Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang
efektif dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.
2) Menyelenggarakan pendidikan bernuansa Islam dengan
menciptakan lingkungan yang agamis di madrasah.
3) Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk
menggali dan menumbuhkan minat, bakat peserta didik yang
berpotensi tinggi agar dapat berkembang secara optimal.
42
4) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada
seluruh warga madrasah.
3) Tujuan:
1) Peserta didik naik kelas 100% secara normatif.
2) Peserta didik lulus UM 100% dengan peningkatan nilai rata-
rata peserta didik dari 7,5 menjadi 8,5.
3) Peserta didik lulus UN 100% dengan peningkatan nilai rata-
rata UN dari 7,5 menjadi 8,5.
4) Peserta didik dapat meraih juara pada event/lomba-lomba
mapel tingkat kota, dan propinsi.
5) Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan di sekolah favorit
di kota Magelang dan sekitarnya.
6) Pada akhir tahun pelajaran peserta didik hafal asma‟ul husna,
tahlil dan surat Yasin.
7) Peserta didik dapat membaca al Qur‟an dengan baik dan benar.
8) Seluruh peserta sadar untuk menjalankan sholat wajib lima
waktu.
9) Peserta didik termotivasi untuk bersodaqoh.
10) Memperoleh kemenangan dalam setiap event/lomba olah raga
di tingkat kota/propinsi.
11) Memperoleh kemenangan dalam setiap event/lomba kreativitas
seni di tingkat kota/ propinsi.
12) Peserta didik dapat merakit radio.
43
13) Peserta didik dapat membuat pakaian jadi.
14) Tertanamnya jiwa kedisiplinan pada peserta didik.
15) Memiliki tim yang handal dalam bidang kepramukaan.
16) Memperoleh prestasi/kemenangan dalam lomba-lomba di
bidang kepramukaan di tingkat kota dan propinsi.
17) Peserta didik memiliki keterampilan dalam menulis artikel
untuk mengisi majalah dinding.
18) Tertanamnya nilai dan sikap untuk menyelamatkan dirinya
sendiri dan para remaja dalam hal penyalahgunaan narkoba
dan seksualitas yang tidak benar dan HIV AIDS pada peserta
didik.
19) Memiliki pendidik dan tutor sebaya dalam bidang KRR.
20) Memiliki tim pengelola KRR di Madrasah.
21) Memperoleh prestasi dan lomba KRR yag diselenggarakan di
tingkat kota dan propoinsi.
22) Tertanamnya pembiasaan akhlakul karimah pada peserta didik.
23) Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada
sesama warga madrasah. (Sumber: Dokumentasi, Selasa, 8
November 2016 Pukul 08.00-09.00 WIB).
4. Struktur Organisasi MAN 1 Kota Magelang
1) Kepala madrasah : Drs. H. Kasnawi, M.Ag
2) Wakil kepala
a) Waka Kurikulum : Drs. Martono
44
b) Waka Kesiswaan : Fatoni Azis, M.Ag
c) Waka Sarpras : Drs. Prasetyo Lilik
d) Waka Humas : Dra. Hj. Suminah
3) Komite madrasah : KH. Chamim Asya‟ari
4) Kepala tata usaha : Sri Supriyati
5) Bendahara
a) Bendahara DIPA : Nuryani Futaekhah
b) Bendahara komite : Supriyati
6) Keamanan dan kebersihan: Buchori
7) Ur BMN : Rozikin
8) Ketenagaan : Hasan, S.PdI
9) SOP
a) SOP kelas X : M. Ihsanudin
b) SOP kelas XI : Subarjo
c) SOP kelas XII : M. Zumrodi
10) Arsipanis : Khoeroni
11) Koordinator BP : Drs. H.M. Madyan
12) Koordinator STP2K : Dra. Winarti
5. Keadaan Siswa MAN 1 Kota Magelang
Jumlah siswa MAN 1 Kota Magelang tahun 2016/2017
adalah 1.118 siswa, yang terdiri dari 4 jurusan yaitu jurusan IPA,
IPS, Agama dan Bahasa. Berikut peneliti sajikan tabel di bawah
ini:
45
Tabel 3.1 Jumlah siswa MAN 1 Kota Magelang tahun
2016/2017
No Kelas Kategori Jumlah Total
1 X IPA IPA 1 33 siswa 126 siswa
1PA 2 32 siswa
IPA 3 31 siswa
1PA 4 30 siswa
X IPS IPS 1 32 siswa 134 siswa
IPS 2 35 siswa
IPS 3 35 siswa
IPS 4 32 siswa
X Agama Agama 1 29 siswa 81 siswa
Agama 2 27 siswa
Agama 3 25 siswa
X Bahasa Bahasa 24 siswa 24 siswa
2 XI IPA IPA 1 33 siswa 133 siswa
IPA 2 34 siswa
IPA 3 33 siswa
IPA 4 33 siswa
XI IPS IPS 1 31 siswa 149 siswa
IPS 2 29 siswa
IPS 3 30 siswa
46
IPS 4 29 siswa
1PS 5 30 siswa
XI Agama Agama 1 31 siswa 98 siswa
Agama 2 34 siswa
Agama 3 33 siswa
3 XII IPA IPA 1 34 siswa 137 siswa
IPA 2 35 siswa
IPA 3 35 siswa
IPA 4 33 siswa
XII IPS IPS 1 37 siswa 133 siswa
IPS 2 32 siswa
IPS 3 32 siswa
IPS 4 32 siswa
XII Agama Agama 1 36 siswa 103 siswa
Agama 2 34 siswa
Agama 3 33 siswa
Jumlah Keseluruhan 1.118 siswa
(Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun
2016).
47
6. Keadaan Guru PAI MAN 1 Kota Magelang
Tenaga mengajar atau guru PAI MAN 1 Kota Magelang
tahun 2016/2017 berjumlah 15 orang. Untuk lebih jelasnya berikut
ini penulis sajikan daftar tabel pengajar MAN 1 Kota Magelang
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Keadaan guru PAI MAN 1 Kota Magelang tahun
2016/2017
No Nama Mapel
1 Drs. H.Kasnawi, M.Ag. Q. Hadist / Kamad
2 Drs. Chudlori Fiqih
3 Drs. Muhammad Syafa' Bhs. Arab
4 H. Fatoni Azis, M.Ag Usul Fiqih
5 Syarif Hidayatullah, S.Ag Hadits / Q. Hadist
6 Khoirotun Nisak, S. S Bhs. Arab P / W
7 Siti Ngaisah, S.Ag Q. Hadits
8 Abdul Jalal, S.Pd SKI
9
Samsudin, S.Ag
Fiqih / Aqidah
Ahklak
10
Sirojul Fatah, S.Ag
Akhlaq / Aqidah
Akhlaq
11 Muhammad Nashir,S.Ag Bahasa Arab
12 Faizah Nurhayati, S.Ag Aqidah Akhlaq
48
13
Ni'matul Khoiriyah, S.Pd.I
Q. Hadist / Ilmu
Kalam
14 Nella Hidayah SPd.I SKI / Aqidah Akhlaq
15 Zulaikhah Fitri N. SPd.I Tafsir
(Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun
2016).
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Terdapat 14 kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Kota Magelang
yang masing-masing diikuti oleh siswa kelas X dan siswa kelas XI. Di
antara kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pramuka
Kegiatan pramuka dilaksanakan setiap hari Jum‟at yang
diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan beberapa siswa kelas XI,
dimana kelas X sebagai peserta dan kelas XI sebagai BANTARA.
Serta didampingi oleh pembina pramuka yaitu guru MAN 1 Kota
Magelang yang bersangkutan.
b. Volley
Kegiatan bola voli dilaksanakan setiap hari Rabu yang
diikuti oleh siswa kelas X-XI yang berminat pada kegiatan bola
voly serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota Magelang.
c. Sepak bola
Kegiatan sepak bola dilaksanakan setiap hari Senin yang
diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan
49
sepak bola serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota
Magelang.
d. Sepak takrau
Kegiatan olahraga sepak takrau dilaksanakan pada hari
Rabu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada
kegiatan olahraga sepak takrau serta didampingi oleh guru olahraga
MAN 1 Kota Magelang.
e. Basket
Kegiatan olahraga basket dilaksanakan pada hari Kamis
yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada
kegiatan basket serta didampingi oleh guru olahraga MAN 1 Kota
Magelang.
f. PMR
Kegiatan PMR atau Palang Merah Remaja dilaksanakan
pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang
berminat pada kegiatan PMR serta didampingi oleh guru MAN 1
Kota Magelang yang bersangkutan.
g. PKS
PKS adalah Patroli Keamanan Sekolah. Kegiatan PKS
dilaksanakan pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa kelas X dan
XI yang berminat pada kegiatan PKS serta didampingi oleh guru
olahraga MAN 1 Kota Magelang. PKS bertugas sebagai satlantas
50
MAN 1 Kota Magelang setiap pagi dan sore setelah proses
pembelajaran selesai.
h. Rohis
Rohis adalah si kerohanian siswa yang bertugas sebagai
penyelenggara dan panitia bagian kegiatan keagamaan. Rohis
dilaksanakan pada hari Sabtu setelah selesai pembelajaran yang
diikuti oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan
Rohis serta didampingi oleh guru Agama MAN 1 Kota Magelang.
i. Musik
Kegiatan Musik dilaksanakan pada hari Selasa yang diikuti
oleh siswa kelas X dan XI yang berminat pada kegiatan musik
serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang yang
bersangkutan.
j. Hadrah
Kegiatan hadrah dilaksanakan pada hari Sabtu yang diikuti
oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan hadrah
serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang yang
bersangkutan.
k. Pencak silat
Kegiatan pencak silat dilaksanakan pada hari Rabu yang
diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan
51
pencak silat serta didampingi oleh guru MAN 1 Kota Magelang
yang bersangkutan.
l. ECC
ECC adalah English Conversation Club atau disebut
kelompok percakapan bahasa Inggris yang dilaksanakan pada hari
Jum‟at yang diikuti oleh siswa kelas X dan XII yang berminat pada
kegiatan ECC serta didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa
Inggris MAN 1 Kota Magelang.
m. Muhadatsah
Muhadatsah adalah kegiatan latihan percakapan bahasa
Arab yang dilaksanakan pada hari Sabtu yang diikuti oleh siswa
kelas X dan XII yang berminat pada kegiatan muhadastah serta
didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa Arab MAN 1 Kota
Magelang.
n. MANSAPALA
MANSAPALA yaitu MAN Satu Pecinta Alam atau
kegiatan pecinta alam yang diikuti oleh siswa MAN 1 Kota
Magelang. Kegiatan MANSAPALA dilaksanakan pada hari sabtu
sore sampai hari minggu dengan didampingi guru yang
bersangkutan. (Sumber: Wawancara kepada NA pada hari Jum‟at
11 November 2016 pukul 08.45 WIB).
8. Prestasi yang pernah diraih:
52
Di antara prestasi yang pernaha diraih oleh MAN 1 Kota
Magelang yaitu sebagai berikut:
a. Juara I putra selama 3 kali berturut-turut MTQ Pelajar tingkat
Kota Magelang dari tahun 2006, 2007, 2008
b. Juara 1 putri Tahfizdul Quran tingkat Kota Magelang tahun 2007
dan tahun 2008
c. Juara I putra Tartil Quran tingkat Kota Magelang tahun 2007
d. Juara II kejuaraan bola volley pelajara tingkat Kota Magelang
tahun 2007
e. Juara I Pencak Silat putra kelas B, C, D Kejuaraan Pencak Silat
Tingkat Pelajar tingkat Kota Magelang
f. Juara II Pencak Silat putri kelompok B Kejuaraan Pencak Silat
Tingkat Pelajar tingkat Kota Magelang
g. Juara II kejuaraan bola volley pelajar tingkat Kota Magelang
tahun 2008
h. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel Biologi
tingkat Nasional tahun 2008
i. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel Kimia
tingkat Nasional tahun 2008
j. Juara I Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel TIK
tingkat Nasional tahun 2008
k. Juara III Olimpiade Sains dan Teknologi Informasi Mapel
Matematika tingkat Nasional tahun 2008
53
l. Juara II volley ball putra tingkat Kota Magelang tahun 2009
m. Juara I dan III seleksi pencak silat putra tingkat Kota Magelang
n. Juara II pencak silat putra tingkat Karisidenan Kedu
o. Juara I Cerdas Cermat Tertib lalu lintas tingkat POLDA Jawa
Tengah 2010
p. Juara / Ratu helm tingkat POLDA jawa tengah tahun 2010
q. Juara 1 ratu dan raja helm tingkat Polda Jawa Tengah atas nama
Tabah Khamami dan Riantika Saridewi tahun 2011
r. Juara II lomba pidato tertib lalu lintas atas nama
s. Juara 3 lomba futsal Guru Karwawan HAB Depag ke 66 tingkat
kota Magelang Thun 2012
t. Juara 1 Volly bal putra Guru karyawan HAB Depag ke 66 tingkat
kota Magelang Tahun 2012
u. Juara lomba Adzan tingkat Kota Magelang dalam HAB Kemenag
ke 66 tahun 2012 dengan meraih juara 1.
v. Juara 2 lomba pidato bahasa arab
w. Juara 2 volley ball putri dalam POPDA Kota Magelang
x. Juara 1 MTQ hifzdul quran 5 juz putra a.n. m. Asmu‟i.
Sumber: Dokumentasi MAN 1 Kota Magelang berupa soft file tahun
2013).
54
B. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian di MAN 1 Kota Magelang dapat
dikemukakan analisis data sebagai berikut:
1. Variasi Pembinaan Religiusitas
Hasil observasi dan wawancara di MAN 1 Kota Magelang,
ditemukan beberapa macam kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun 2016/2017, yaitu sebagai
berikut:
a. Tadarus Alqur’an
Tadarus al-Quran merupakan kegiatan membaca al-Qur‟an
yang dilaksanakan sebelum pembelajaran madrasah dimulai,
tepatnya pukul 07.00-07.15 WIB yang mana kegiatan tersebut
diikuti oleh semua siswa-siswi MAN 1 Kota Magelang dengan
dipimpin oleh salah satu guru dengan memanfaatkan alat pengeras
suara yang telah disediakan oleh madrasah. Meskipun dipimpin
dari pusat, kegiatan tadarus al-Qur‟an dipantau oleh guru yang
mengajar pada jam pertama, sehingga siswa dapat mengikuti
kegiatan tersebut dengan tertib dan kegiatan tadarus Al-Qur‟an
dapat berjalan dengan lancar.
“Tadarus setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, biasanya
dipimpin dari pusat, dan ditunggui guru yang mengajar di jam
pertama”. (Wawancara dengan YJ, IKK dan KR Rabu, 16
November 2016 pukul 09.00-09.15 WIB).
55
Di antara manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa dari
tadarus al-Qur‟an yaitu hati menjadi tenang, serta memperlancar
bacaan al-Qur‟an masing-masing siswa. Serupa dengan pernyataan
Makhdlori (2008:127) mengungkapkan bahwa ayat-ayat suci
pembimbing hati yang diaplikasikan ke dalam aktifitas duniawi
dibimbing untuk membuka dengan ketauhidan dan ubudiyah
sehingga menjadikan hidup lebih bersemangat dan optimis,
demikian juga manakala menutup seluruh kegiatan mereka
membaca al-Qur‟an, hal ini menjadikan hati tenteram dan penuh
harap akan kasih sayang Allah swt.
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai
pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada
Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. Al-Qur‟an juga
mengajarkan manusia cara beribadah kepada Allah untuk
membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia di mana
letak kebaikan dalam kehidupan (Makhdlori, 2008:13).
b. Shalat Dhuhur Berjama’ah
Shalat dhuhur berjama‟ah dilaksanakan setiap hari kecuali hari
Jum‟at pada istirahat kedua yaitu pukul 12.30 WIB sampai selesai,
kegiatan shalat dhuhur dilaksanakan oleh semua siswa dan guru
MAN 1 Kota Magelang.
“Shalat dhuhur berjamaah itu dilaksanakan tiap hari kecuali
hari jum‟at, biasanya di istirahat kedua, tempatnya di masjid, lantai
satu untuk siswa putri dan lantai dua untuk siswa putra”.
56
(Wawancara dengan UF, AA, dan MNF pada hari Senin, 21
November 2016 pukul 10.10-10.23 WIB).
Menurut Sabiq (1982:103) shalat berjama‟ah adalah sunat
mu‟akkad, terdapat hadist yang menguraikan keutamaannya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari ibnu Umar r.a bahwa Rasulallah s.a.w bersabda:
رِيجَن َدَرَجًة. متفق عليه َماَعِة اَفجَضُل ِمنج َصََلِة الجَفدِّ ِبَسبجٍع َو ِعشج َصََلُة اْلَج
Artinya: “Shalat berjama‟ah itu lebih utama dari shalat
sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”.
c. Shalat Dhuha
Shalat dhuha siswa kelas X dilaksanakan pada hari Senin
dan Kamis di waktu istirahat pertama yaitu pukul 10.00-10.15
WIB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di masjid madrasah, dengan
ketentuan siswa perempuan di lantai pertama dan siswa laki-laki di
lantai kedua.
“Shalat dhuha dilaksanakan di masjid waktu istirahat pertama,
untuk kelas X dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis, laki-laki
biasanya di lantai atas dan perempuan di bawah”. (Wawancara
dengan AC, NI, dan ANR pada hari Rabu, 16 November 2016
pukul 09.50-10.15 WIB).
Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad (ibadah
shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Meskipun
bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang sangat besar
bagi umat Islam. Adapun waktu shalat dhuha ialah mulai terbitnya
matahari hingga matahari lurus di atas kepala. Jumlah raka‟at shalat
57
dhuha minimal dua raka‟at dengan satu salam dalam setiap dua
rak‟at. (Lathifatul dan Muhammad, t. Th:101).
d. Infaq Jum’at
Infaq Jum‟at yaitu kegiatan shadaqah berupa uang yang
dikumpulkan kepada ketua kelas yang dilaksanakan setiap hari
Jum‟at pada jam istirahat. Setelah uang tersebut terkumpul,
kemudian ketua kelas menyetorkan kepada petugas ROHIS
(kerohanian siswa) dan dicatat hasil infaq jum‟at tersebut.
“Infaq Jum‟at dilaksanakan di kelas maing-masing, biasanya
anak-anak mengumpulkan uang kepada ketua kelas lalu ketua kelas
menyerahkan kepada anak-anak Rohis di depan TU”.(Wawancara
dengan MN pada hari Senin, 21 November 2016).
Menurut Ra‟uf (2014:207) shadaqah adalah tindakan
menafkahkan harta yang halal di jalan Allah. Amal ibadah ini tidak
jauh berbeda dengan zakat. Akan tetapi, zakat hukumnya wajib,
sedangkan shadaqah hukumnya sunnah. Meskipun demikian,
shadaqah merupakan amal ibadah sunnah yang dianjurkan.
e. Pengajian
Pengajian kelas dilaksanakan satu bulan sekali di rumah
siswa dengan sistem bergilir dari siswa satu ke siswa lainnya.
Acara tersebut diikuti oleh siswa khusus jurusan agama dengan
didampingi oleh wali kelas masing-masing. Susunan acara
pengajian kelas yaitu diawali dengan pembukaan yang dipimpim
58
oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan pembacaan ayat-ayat
suci Al-Qur‟an yang biasanya dilantunkan oleh salah satu siswa
dari peserta kegiatan pengajian kelas, setelah selesai dilanjutkan
sambutan- sambutan, yaitu sambutan dari shohibul bait, sambutan
dari wali kelas dan sambutan dari ketua kelas. Acara selanjutnya
yaitu acara mau‟idhoh khasanah atau acara inti yang biasanya
disampaikan oleh ustadz/kyai yang diakhiri dengan do‟a, dan acara
yang terakhir yaitu penutup.
Ibrah dan ikhtibar menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia
kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi, dengan
menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya. Adapun
mauizah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan
menjelaskan pahala atau ancamannya.
f. Peringatan Hari Raya Idul Adha
Peringatan hari raya Idul Adha terdapat kegiatan
keagamaan sebagai berikut:
a. Penyembelihan hewan kurban
Penyembelihan hewan kurban diikuti oleh semua siswa
kelas X sampai kelas XII pada hari raya idul Adha yaitu di hari
Tasyrik. Dilaksanakan di lapangan MAN 1 Kota Magelang
yang dipimpin oleh salah satu guru PAI MAN 1 Kota
59
Magelang. Saat penyembelihan hewan kurban berlangsung,
siswa sambil diberi pengarahan oleh salah satu guru PAI MAN
1 Kota Magelang agar siswa paham mengenai tata urutan
penyembelihan hewan kurban. Hewan kurban yang biasanya
digunakan oleh MAN 1 Kota Magelang yaitu satu ekor sapi.
Yang kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh kelas-kelas dan
para guru untuk dimasak oleh masing-masing kelas dan
dinikmati bersama di sekolah.
b. Latihan ibadah Haji
Latihan ibadah haji dilaksanakan seusai penyembelihan
hewan kurban. Kegiatan tersebut sudah menjadi agenda setiap
satu tahun saat hari raya kurban yang dilaksanakan di lapangan
dan lingkungan sekitar madrasah dengan diikuti oleh semua
siswa jurusan agama dan perwakilan dari kelas-kelas jurusan
yang lain. Sementara kegiatan latihan ibadah haji
dilaksanakan, siswa-siswi yang tidak ikut dalam kegiatan
tersebut turut menyaksikan dan mengamati siswa-siswi yang
sedang melaksanakan kegiatan tersebut agar mereka paham
mengenai pelakasanaan ibadah haji meskipun tidak mengikuti
kegiatan tersebut. Latihan ibadah haji dipimpin oleh guru-guru
PAI MAN 1 Kota Magelang, kemudian siswa-siswi yang
bertugas mengikuti dari belakang.
60
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Religiusitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan NK selaku guru
Pendidikan Agama Islam dan pembina ROHIS MAN 1 Kota
Magelang, beliau menjelaskan mengenai pelaksanaan kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang berikut
penjelasannya:
“Selama ini alhamdulillah sudah lancar”.
“Kegiatan pembinaan religiusitas sudah menjadi salah satu
program madrasah yang sudah berlaku sejak dulu, namun
kegiatannya lebih banyak di 3-4 tahun sekarang dari pada tahun-
tahun sebelumnya, fasilitasnya pun sudah lengkap”.
“Pembinaan religiusitas disini bertujuan untuk membentuk anak-
anak MAN 1 Kota Magelang menjadi anak yang berakhlak mulia
kemudian menumbuhkan kebiasaan religiusitas, menumbuhkan
ketakwaan kepada Allah SWT serta sebagai sarana mendekatkan
diri kepada Allah”. (Wawancara dengan NK, Senin, 21 November
2016 pukul 09.45-10.15 WIB).
Berdasarkan hasil wawancara dengan NK diatas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan religiusitas sudah berjalan
dengan lancar. Kegiatan pembinaan religiusitas sudah menjadi
progam madrasah yang sudah berlaku sejak dulu, dan dari tahun ke
tahun kegiatan tersebut berkembang dengan baik serta adanya
fasilitas yang sudah memadai.
Pembinaan religiusitas yang diselenggarakan oleh MAN 1
Kota Magelang bertujuan sebagai alat untuk membentuk siswa-
siswi MAN 1 Kota Magelang menjadi anak yang berakhlak mulia,
61
kebiasaan religiusitas, menumbuhkan ketaqwaan kepada Allah
SWT serta sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Kemudian MN selaku guru PAI MAN 1 Kota Magelang
sekaligus pembina ROHIS juga menjelaskan mengenai pelaksanaan
pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang:
“Lancar, dan banyak dibantu oleh anak-anak Rohis. misal mau
melaksanakan shalat dhuhur dan dhuha biasanya anak-anak Rohis
menggelar karpet di depan masjid karena masjidnya tidak cukup
untuk memuat semua anak-anak MAN 1 Kota Magelang jadi di
depan masjid biasanya digelar karpet”.
“Karena memang sudah menjadi progam sejak dulu hingga
sekarang alhamdulillah masih terus berjalan”.
“Sesuai dengan Visi dan Misi serta tujuan MAN 1 Kota Magelang
yaitu untuk membentuk anak-anak yang berakhlakul karimah serta
menumbuhkan sikap religius dan unggul di bidang keagamaan”.
(Wawancara dengan MN, Senin, 21 November 2016, pukul 10.00-
10.30 WIB).
Dari wawancara dengan MN diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang sudah
dapat berjalan dengan lancar salah satu pendukungnya adalah
adanya bantuan dari anak-anak Rohis atau Sie Kerohanian Siswa
MAN 1 Kota Magelang, selain itu karena memang sudah menjadi
program dari madrasah yang hingga sampai saat ini masih terus
berjalan.
Tujuan dari kegiatan pembinaan Religiusitas MAN 1 Kota
Magelang yaitu sesuai dengan Visi dan Misi madrasah yaitu untuk
membentuk anak-anak yang berakhlakul karimah serta
menumbuhkan sikap religius serta unggul di bidang keagamaan.
62
Sedangkan menurut SN selaku guru PAI dan Kepala
Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang, menjelaskan sebagai
berikut:
“Selama ini sudah lancar”.
“Memang sudah progam dari sekolah sejak dulu”.
“Untuk mendidik siswa melaksanakan perintah Allah SWT”.
(Wawancara dengan SN, Selasa, 22 November 2016, pukul 10.32-
10.50 WIB).
Berdasarkan pendapat SN diatas dapat disimpulkan kegiatan
pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang sudah berjalan
dengan lancar karena kegiatan tersebut sudah menjadi progam
sejak dulu dengan tujuan untuk mendidik siswa untuk
melaksanakan perintah Allah SWT.
Selanjutnya AJ sebagai guru PAI MAN 1 Kota Magelang
menuturkan sebagai berikut:
“Lancar saja”.
“Itu kegiatan sejak dulu mbak”
“Untuk membentuk anak berakhlakul karimah”. (Wawancara
dengan AJ, Selasa, 22 November 2016, pukul 10.51-11.15 WIB)
Berdasarkan wawancara diatas dapat dikatakan bahwa
pembinaan religiusitas MAN 1 Kota Magelang sudah berjalan
dengan lancar dikarenakan kegiatan tersebut adalah kegiatan yang
sudah berjalan sejak dahulu, adapun tujuannya adalah untuk
membentuk anak-anak yang berakhlakul karimah.
63
Dapat peneliti simpulkan bahwa kegiatan pembinaan
religiusitas siswa MAN 1 Kota Magelang sudah berjalan dengan
lancar, selain karena kegiatan tersebut merupakan progam sejak
dahulu, kelancaran juga diperoleh dengan adanya bantuan dari
anak-anak Rohis MAN 1 Kota Magelang selaku Sie Kerohanian
siswa di madrasah tersebut.
Kemudian tujuan dari kegiatan pembinaan religiusitas
tersebut tidak lain adalah sesuai dengan Visi dan Misi MAN 1
Kota Magelang, yaitu untuk membentuk siswa-siswi yang
beraklakul karimah, selain itu kegiatan tersebut juga sebagai alat
untuk membiasakan siswa bersikap religius, menumbuhkan
ketaqwaan ketaqwaan kepada Allah SWT serta sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Pelibatan Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas
Guru atau pendidik adalah orang yang sengaja mempengaruhi
orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang
mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan. Sedangkan
secara akademis, pendidik adalah tenaga kependidikan, yakni anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
64
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. (Suwarno, 2006:37-
38).
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X MAN 1 Kota Magelang, guru terlibat sebagai fasilitator pada
masing-masing kegiatan dengan memanfaatkan dan menggunakan
unsur-unsur kegiatan seperti, metode pembinaan, tempat serta alat-alat
untuk menunjang berjalannya kegiatan tersebut. Diantara metode yang
digunakan oleh guru PAI dalam kegiatan pembinaan religiusitas
tersebut adalah:
a. Metode Pembiasaan
Pembiasaan menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) sebenarnya berintikan pada pengalaman. Yang
dibiasakan ialah sesuatu yang diamalkan. Inti pembiasaan adalah
pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu
telah dapat diartikan sebagi usaha membiasakan.
Kegiatan pembinaan religiusitas kelas X MAN 1 Kota
Magelang yang termasuk pada metode pembiasaan diantaranya
yaitu, tadarus al-Qur‟an sebelum pembelajaran dimulai, shalat
dhuha, shalat dhuhur berjama‟ah dan infaq jum‟at.
b. Metode Ibrah dan Mauizah
Ibrah dan ikhtibar menurut An-Nahlawi dalam (Sudiyono,
2009:293) ialah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia
65
kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi, dengan
menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya.
Adapun mauizah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati
dengan menjelaskan pahala atau ancamannya.
Pengajian kelas yang biasanya diselenggarakan oleh kelas
jurusan Agama termasuk dalam metode ibrah dan mauizah. Dalam
pelaksanaannya berdasarkan pengamatan penulis, terdapat ustad
yang memberikan materi pengajaran serta peserta yang
mengikutinya. Metode ini bertujuan untuk memberikan wawasan
keagamaan terhadap siswa, yang tentunya untuk bekal di masa
mendatang dan di hari akhir nanti.
4. Peran Madrasah Dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas
Sekolah atau madrasah adalah lembaga yang secara resmi
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran sistematis, berencana,
sengaja dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional,
dengan progam yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan
diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari
tingkat Kanak-Kanak (TK) sampai Pendidikan Tinggi (PT). (Suwarno,
2006:42).
MAN 1 Kota Magelang adalah sebagai penyelenggara kegiatan
pembinaan religiusitas siswa. Kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang merupakan kegiatan yang sudah berjalan dari tahun
ketahun secara intens dan sudah menjadi rutinitas siswa-siswi MAN 1
66
Kota Magelang dan kegiatan tersebut adalah sebuah ciri dari MAN 1
Kota Magelang yang basicnya adalah islami.
MAN 1 Kota Magelang merupakan salah satu lembaga yang
menerapkan kegiatan pembelajaran yang berbasis islami. Menurut
hasil penelitian yang peneliti lakukan, dalam kegiatan pembinaan
religiusitas yang dilaksanakan oleh MAN 1 Kota Magelang diantara
faktor pendukung berjalannya kegiatan pembinaan religiusitas yaitu
adanya aturan yang telah berlaku, serta fasilitas yang mendukung
kegiatan tersebut. Diantaranya yaitu kegiatan tadarus Al-Qur‟an,
madrasah menyediakan al-Qur‟an untuk masing-masing siswa,
meskipun terdapat siswa yang memilih membawa al-Qur‟an sendiri
dari rumah. Selain itu, madrasah menyediakan masjid sebagai tempat
untuk sarana beridadah seperti shalat dhuhur dan shalat dhuha serta
sebagai sarana untuk kegiatan keagamaan lainnya. Madrasah juga
menyediakan Laboratorium Keagamaan, di mana di dalamnya terdapat
alat-alat untuk praktikum keagamaaan, seperti sarana untuk latihan
manasik haji, latihan mengurus jenazah dan lain sebagainya.
“Kalau faktor pendukung, sekolah sudah menyediakan fasilitas untuk
masing-masing kegiatan pembinaan religiusitas. Misal kegiatan
tadarus al-Qur‟an sekolah sudah menyediakan al-Qur‟an, untuk shalat
dhuha dan shalat dhuhur sudah disediakan masjid dan beberapa
mukena, kegiatan manasik haji sudah disediakan miniatur ka‟bahnya
dan lain sebagainya”. (Wawancara dengan NK, Senin, 21 November
2016).
67
5. Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas
Siswa siswi MAN 1 Kota Magelang merupakan objek dari
kegiatan pembinaan religiusitas, namun dalam penelitian ini peneliti
meneliti siswa-siswi kelas X MAN 1 Kota Magelang. Melihat dari
kegiatan religiusitas yang telah dilaksanakan di MAN 1 Kota
Magelang, siswa-siswi antusias dan dapat dikatakan sudah sesuai
rencana atau peraturan yang telah disusun oleh madrasah. Sebagai
contoh dalam kegiatan tadarus al-Qur‟an setiap hari siswa mengikuti
dengan tenang dan tertib di pagi hari, shalat dhuha tanpa harus digiring
oleh para guru, dan lain sebagainya. Namun dalam beberapa kegiatan
pembinaan religiusitas tertentu, terdapat siswa yang tidak tertib
mengikuti kegiatan tersebut. Salah satunya dalam kegiatan shalat
dhuhur berjama‟ah terdapat beberapa siswa yang harus digiring oleh
para guru.
“Ya namanya anak-anak ya antusias sih antusias, akan tetapi baru
90% yang 10% nya itu bisa antusias mungkin ketika dipaksa siswa
tersebut mau antusias, jadi harus ada keharusan ikut kemudian
mereka akan menjadi terbiasa”.(Wawancara dengan NK, Senin, 21
November 2016).
“Jika siswa tidak melaksanakan maka ya akan dapat teguran,
setelah ditegur tidak mau selanjutnya ia akan dipaksa, dan jika
dipaksa tidak mau ya dikasih point dimana point tersebut jika
sudah banyak siswa akan dapat sanksi”. (Wawancara dengan NK,
Senin, 21 November 2016 pukul 09.45-10.15 WIB).
Alasan siswa antusias mengikuti kegiatan pembinaan religiusitas
yang dilaksanakan oleh madrasah, selain karena sudah menjadi
peraturan dari sekolah, mereka juga hendak mendekatkan diri kepada
68
Allah swt serta untuk menambah dan memperajin ibadah-ibadah yang
mereka tidak dapat mengerjakannya di rumah masing-masing. Namun
ada juga beberapa siswa yang melaksanakan kegiatan tersebut
dikarenakan terdapat beberapa sanksi yang berlaku bagi yang tidak
mengikuti kegiatan tersebut.
Diantara sanksi yang telah berlaku yaitu teguran, kemudian
apabila teguran tidak berhasil, maka biasanya akan ditambah point
dalam buku saku siswa yang telah diberikan oleh sekolah, ketika point
sudah mencapai batas tertentu, maka siswa dapat dikembalikan
kepada orang tua.
Berikut analisis berdasarkan masing-masing kegiatan
pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang menurut
hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti:
a. Tadarus Al-Qur’an
Dalam kegiatan tadarus al-Qur‟an ini kebanyakan siswa
dapat dikatakan sudah tertib mengikutinya, dapat dikatakan tertib
karena tidak banyak siswa yang terlambat masuk sekolah. Ketika
siswa terlambat masuk ke sekolah, maka siswa tidak akan dapat
mengikuti kegiatan tadarus al-Qur‟an di kelas karena siswa yang
terlambat harus menerima hukuman terlebih dahulu oleh guru yang
bersangkutan kemudian baru diperbolehkan masuk ke kelas
masing-masing.
69
b. Shalat Dhuha
Kegiatan shalat dhuha untuk kelas X dilaksanakan pada hari
Senin dan Kamis. Berdasarkan observasi peneliti, siswa-siswi
kelas X MAN 1 Kota Magelang sudah tertib mengikuti kegiatan
tersebut. Walaupun terdapat beberapa siswa yang tidak
mengerjakan dengan alasan adanya halangan, namun tak jarang
siswa tidak mengerjakan shalat dhuha tetapi dihabiskan waktunya
untuk istirahat di kantin karena shalat dhuha dilaksanakan pada
jam istirahat pertama.
c. Shalat Dhuhur berjama’ah
Shalat Dhuhur berjama‟ah yang dilaksanakan pada istirahat
kedua ini, sudah dilaksanakan dengan baik. Rata-rata siswa saat
mendengar bel istirahat ke dua, mereka bergegas menuju ke masjid
untuk melaksanakan shalat Dhuhur berjama‟ah. Namun terdapat
beberapa siswa yang bermalas-malasan di kelas dan harus digiring
oleh guru. Untuk siswa yang berhalangan, digiring ke perpustakaan
karena pada jam shalat Dhuhur pintu ruang kelas dikunci, agar
siswa tertib melaksanakan shalat dhuhur berjama‟ah di masjid dan
yang berhalangan pun dapat memanfaatkan waktunya untuk
membaca buku di perpustakaan.
d. Infaq Jum’at
Infaq Jum‟at sudah dilaksanakan sejak lama, dan sudah menjadi
kebiasaan siswa untuk bershadaqah di hari Jum‟at. Namun dalam
70
pelaksanaannya, dapat dikatakan hampir semua siswa
melaksanakan infaq Jum‟at.
e. Pengajian Kelas
Pengajian kelas hanya dilaksanakan oleh siswa jurusan
Agama dan dilaksanakan satu bulan sekali. Alasan mengapa hanya
dilaksanakan oleh siswa jurusan Agama adalah karena kegiatan
tersebut untuk menunjang materi keagamaan siswa jurusan Agama
serta untuk menambah wawasan keagamaan di luar jam sekolah.
Dalam pelaksanaannya, dapat dikatakan siswa sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut, dapat dibuktikan
dalam absensi kegiatan di mana terdapat 2 orang yang tidak hadir
dari 25 orang dalam satu kelas.
f. Peringatan Hari Besar Islam
1) Latihan Manasik Haji
Kegiatan latihan manasik haji diikuti oleh siswa-siswi jurusan
Agama dan diikuti oleh perwakilan siswa dari jurusan lain. Alasan
mengapa hanya dilaksanakan oleh jurusan Agama dan perwakilan
dari jurusan lain adalah karena siswa-siswi yang diwajibkan
adalah siswa-siswi jurusan Agama, dan untuk jurusan yang lain
adalah sebagai kegiatan tambahan saja. Siswa-siswi yang
bersangkutan melaksanakan dengan menirukan guru-guru
pemandu dengan memakai pakaian ihram untuk siswa laki-laki,
dan memakai pakaian serba putih untuk siswa perempuan.
71
2) Penyembelihan Hewan Kurban
Dalam kegiatan ini, siswa tidak praktek menyembelih sendiri-
sendiri, namun siswa menyaksikan langsung penyembelihan
kurban yang ada dalam madrasah yang dilaksanakan di lapangan
madrasah. Dengan menyaksikan kegiatan tersebut, siswa
diharapkan dapat memahami dan mengerti tata cara
penyembelihan hewan kurban serta dapat mengambil hikmah dari
penyembelihan hewan kurban.
6. Pembinaan Religiusitas dan Sikap Optimisme
Pada halaman ini merupakan bagian dari analisis saya terhadap
data di lapangan, analisis saya merujuk pada teori-teori yang saya
pelajari, sejauh yang bisa dilakukan oleh saya dalam melihat data bisa
terjadi berbeda dengan hasil analisis orang lain.
a. Dasar Moralitas Siswa
Pembinaan religiusitas merupakan salah satu kegiatan yang
sudah dilaksanakan sejak dulu oleh MAN 1 Kota Magelang dengan
tujuan membentuk sikap siswa menjadi lebih baik dan menjadi
siswa yang berakhlakul karimah. Dengan melihat kenakalan remaja
saat ini pembinaan religiusitas sangat diperlukan sebagai tameng
untuk membentengi sikap siswa dari perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma agama.
Banyak siswa yang saat ini masih berperilaku tidak sesuai
dengan norma-norma agama antara lain berbohong, mencuri,
72
membantah nasehat orang tua, bahkan mengkonsumsi narkoba
ataupun minum minuman keras sudah biasa dilakukan oleh
kalangan anak-anak remaja saat ini dikarenakan telah rusaknya
moral anak-anak remaja saat ini. Adanya pembinaan keagamaan di
sekolah khususnya di MAN 1 Kota Magelang akan memberikan
sedikit sumbang sih bagi perbaikan moral siswa-siswi MAN 1 Kota
Magelang.
Pembinaan religiusitas yang tentunya berdasarkan ajaran
Islam di mana ajaran tersebut adalah ajaran Nabi Muhammad saw
yang telah diperintahkan oleh Allah swt untuk mengajarkan kepada
umat Nabi Muhammad saw, Ajaran yang akan membawa manusia
kepada jalan kebaikan yaitu jalan lurus menuju surga Allah.
seseorang yang senantiasa mengamalkan ajaran Allah maka
senantiasa akan berperilaku yang menunjukkan budi pekerti yang
luhur. Karena agama adalah pedoman perilaku seseorang dalam
bertindak, sebagai rambu-rambu dalam berjalan, serta petunjuk
yang akan selalu dibutuhkan di masa mendatang. Allah swt
berfirman:
Artinya:
1. Demi masa
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
73
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr [103] : 1-3).
Pembinaan religiusitas adalah salah satu sarana
mendekatkan diri kepada Allah swt dan sebagai sarana untuk
mengukuhkan iman dan ketakwaan kepada sang Khalik, melalui
ibadah wajib ataupun sunnah. Ibadah wajib yang dilaksanakan di
MAN 1 Kota Magelang di antaranya adalah shalat Dhuhur
berjama‟ah. Sedangkan ibadah sunnahnya yaitu membaca alqur‟an,
shadaqah di hari Jum‟at dan shalat Dhuha. Ibadah keduanya
dilaksanakan tak lain untuk meningkatkan iman dan ketakwaan
siswa. Seseorang yang beriman kepada Allah maka budi pekertinya
dengan sendirinya akan mencerminkan seseorang yang beriman
kepada Tuhannya yaitu beramal sholeh karena hatinya telah
tertanam iman yang akan membentengi dari hal-hal yang akan
menjerumuskan kepada akhlak tercela sehingga dalam keadaan
apapun ia akan tetap tenang dan stabil.
Adapun wawancara yang telah peneliti lakukan kepada
beberapa siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang mengenai manfaat
yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pembinaan religiusitas
yang diselenggarakan oleh madrasah antara lain KR yang
menjawab
“Membuat hati tenang, jadi banyak ibadahnya” (Wawancara
dengan KR di perpustakaan pada hari Rabu, 16 November 2016
pukul 09.00-09.15 WIB).
74
Tak lain halnya dengan YJ yang juga menjawab:
“Hati menjadi tenang”. (Wawancara dengan YJ di perpustakaan
pada hari Rabu, 16 November 2016 pukul 09.00-09.15 WIB).
Dengan kata lain pembinaan religius yang dilaksanakan di
MAN 1 Kota Magelang setidaknya membuahkan hasil sesuai yang
diharapkan yaitu dapat memberikan manfaat bagi siswa yang salah
satu manfaatnya adalah memberikan ketenangan. Karena ketika
siswa tenang maka akhlaknya pun akan tenang dan stabil.
Ketika hati tenang dan stabil maka ia akan mudah untuk
mengendalikan hawa nafsunya. Seseorang yang masih terjerat pada
hawa nafsunya maka ia akan mudah untuk melakukan
kemaksiatan. Karena ia mudah terbelenggu oleh bisikan syaitan
yang akan membawanya ke dalam prilaku yang tercela. Allah swt
berfirman:
Artinya:
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
209. tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah
datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka ketahuilah,
bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-
Baqarah [2] : 208-209).
75
Untuk menjadi orang yang mulia di sisi Allah itu memang
tidaklah mudah. Selain harus beribadah pun juga harus menjaga
perangai kita agar tidak mudah terpeleset ke dalam nafsu syaitan.
Nafsu akan meloloskan ketaatan seseorang jika tidak dibentengi
dengan iman yang kuat.
Meskipun dapat dikatakan di dunia ini tak ada manusia
yang sempurna, namun sebagai seorang hamba dapat berusaha
untuk bisa menjadi manusia yang baik, minimal berjalan sesuai
norma-norma agama yang telah berlaku, seperti tidak berbohong,
tidak mendurhakai orang tua, tidak mencuri, tidak berbuat dzalim
terhadap sesama dan lain sebagainya.
Banyak siswa atau remaja di luar sana yang masih banyak
mencerminkan perangai yang tidak baik, sebagai contoh masih
banyak siswa yang membolos saat pelajaran, berbohong ketika
ditanya alasan mengapa tidak mengerjakan PR, mencuri uang
teman, tawuran dan lain sebagainya.
Penyebab siswa melakukan hal tersebut dapat disebabkan
karena kurang tertanamnya budi pekerti yang baik dan kurangya
kualitas iman yang dimiliki oleh masing-masing siswa tersebut.
Sehingga akan mudah terjebak dalam bujukan syaitan dan dengan
mudahnya melakukan tindakan yang tidak dibenarkan oleh ajaran
agama atau undang-undang negara yang yang telah berlaku.
76
Oleh karena itu kegiatan pembinaan religiusitas setidaknya
memberikan sumbang sih bagi siswa-siswa MAN 1 Kota Magelang
untuk memberikan bekal bagi ruhaniyah siswa khususnya, sebagai
tameng untuk memberikan perlawanan terhadap nafsu syaitan yaitu
agar siswa selalu dalam jalan lurus tak lain budi pekerti yang luhur
dan selalu dekat dengan Tuhannya. Sehingga perilaku-perilaku
yang tidak diinginkan akan dapat dihindari dan ditinggalkan agar
tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain serta menjadikan
siswa tertanam sifat-sifat terpuji dimasa depan, di hari tua dan
akhir hayat nanti.
Dapat peneliti simpulkan bahwa kegiatan pembinaan
religiusitas merupakan salah satu upaya untuk membina akhlak
siswa MAN 1 Kota Magelang agar menjadi insan yang mulia di
hadapan Allah dan hambanya, terjaga akhlaknya serta agar tidak
merugikan diri sendiri maupun orang lain dan terlebih penting
adalah untuk kesejahteraan agama serta negaranya.
b. Kesiapan Mental Menghadapi Tantangan (Kesiapan
Menghadapi Masalah)
Setiap manusia pasti memiliki masalah, dan setiap masalah
pasti terdapat jalan keluarnya. Adapun besar kecilnya masalah
tersebut tergantung manusia tersebut yang menanggapi masalah itu.
Masalah bisa mencakup beberapa hal, diantaranya masalah dalam
individu, keluarga, ataupun masyarakat.
77
Namun masalah yang ada dalam manusia akan mudah
diselesaikan jika manusia tersebut pandai dalam menyikapi dan
meyakinkan diri bahwa masalah pasti terdapat jalan keluarnya.
Manusia yang ingin menyelesaikan masalahnya tak lain ketika ia
mau berserah diri kepada Allah dan diiringi dengan usaha
semampunya. Dan menanamkan kepada diri sendiri bahwa setiap
kesulitan pasti sesudahnya terdapat kemudahan. Allah swt
berfirman:
Artinya:“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(QS. Al-Insyirah [94] : 5-6).
Masalah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu masalah di
luar subjek dan masalah di dalam subjek. Contoh: A tidak dapat
membeli pulsa karena ia tidak mempunyai uang, karena ia tidak
dapat menahannya, kemudian ia mencuri uang milik temannya agar
dapat membeli pulsa. Maka tidak dapat membeli pulsa itu adalah
masalah di luar subjek, sedangkan ia tidak dapat menahan
keinginan untuk membeli pulsa disebut masalah di dalam subjek.
Yang paling terpenting dalam menghadapi masalah adalah
ketika kita mau menahan apa yang kita inginkan, mau bersyukur
apa yang dimiliki. Karena ketika seseorang mau bersyukur maka ia
akan merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga
78
tidak akan timbul rasa keputus asaan dan hilanglah pemikiran yang
negatif dalam diri seseorang.
Selain bersyukur, yang terpenting lainnya adalah sabar, al-
Jilani (Sholikhin, 2009:205-206) memaknai sabar dengan tidak
mengadu kepada seorang makhluk, tidak bergantung kepada sebab,
tidak membenci kepada bencana atau cobaan, dan tidak merasa
senang atas tiadanya cobaan. Ia akan merendah kepada Allah pada
waktu dia fakir dan sempit, dia selalu bersama-Nya atas kehendak-
Nya, ia tidak memandang rendah sifat yang dibolehkan, dan ia
menyambung antara yang terang dengan yang gelap dengan ibadah
dan usaha, sehingga Allah akan memandangnya dengan pandangan
kasih.
Dengan kesabaran itu, cobaaan akan menjadi terasa ringan,
dan Allah akan menjadikan cobaan sebagai sesuatu yang baru yang
disukai-Nya dan sekaligus yang disukai oleh hamba tersebut.
Sebalinya, ketidaksabaran akan menjadikan cobaan terasa semakin
berat dan Allah akan menambahkan beban siksa, sebab berarti
hamba tersebut berpaling dari-Nya. Ketidaksabaran umumnya
merupakan ketetapan hawa nafsu dan merupakan ambisi dalam
mengumpulkan hal duniawi. Allah swt berfirman:
79
Artinya:” Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu' “. (QS. Al-Baqarah [2] : 45).
Telah dijelaskan dalam al-Qur‟an bahwa kita diperintahkan
untuk bersabar dalam mengahdapi cobaan, agar hidup lebih tenang
dan tidak terasa berat.
Setelah bersabar, yang harus dilakukan adalah tawakal,
yaitu menyerahkan diri kepada Allah atas apa yang kita terima.
Yakinlah bahwa segala masalah terdapat jalan keluar yang telah
disediakan oleh Allah swt, baik itu manis ataupun pahit, akan tetapi
manis pahit tersebut adalah hal yang terbaik menurut Allah swt
bagi hamba-Nya. Allah berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan
nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu
kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu
(untuk berbuat jahat), Maka Allah menahan tangan mereka dari
kamu. dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah
sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.” (QS. Al-
Maidah [5] : 11).
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan,
terdapat beberapan jawaban siswa mengenai cara mereka
mengahadapi masalah, adapun AC mengungkapkan cara ia
menghadapi masalah:
80
“Curhat sama temen, trus kalo lagi punya masalah itu jadi kaya
deket sama Allah, dan ibadahnya semakin meningkat”.
(Wawancara dengan AC, di Perpustakaan pada hari Rabu, 16
November 2016 pukul 09.50-10.15 WIB).
Dapat dikatakan siswa tersebut banyak kemungkinan sudah
tertanam keimanan di dalam hatinya. Berbeda dengan ANR ketika
ditanya bagaimana cara ia menghadapi masalah:
“Kadang nangis, terus kalau dapet masukan dari teman-teman
saya coba dulu”. (Wawancara dengan ANR di perpustakaan
pada hari Rabu, 16 November 2016 pukul 09.50-10.15 WIB).
Adapun menurut RABS dalam menghadapi masalah,
menurutnya ia belum bisa tenang jika belum terselesaikan
masalahnya:
“Belum tenang, masih kepikiran karna belum bisa
menyelesaikan”. (Wawancara dengan RABS di masjid pada hari
Senin, 21 November 2016 Pukul 10.00-10.15).
Adapun jawaban kebanyakan siswa seperti YJ, IKK, KR,
NI, UF, AA, MNF, dan lainnya ketika ditanya bagaimana sikapnya
dalam mengahadapi masalah adalah “sabar”, maka dapat dikatakan
siswa tersebut sudah tertanam sikap optimisme dalam menghadapi
masalah.
Dalam menghadapi masalah, siswa mempunyai cara
masing-masing untuk menyelesaikannya. Ada yang tetap tenang
dan bersabar, ada yang dengan cara meluapkan perasaannya
melalui menangis, dan banyak di luar sana yang masih pesimis
dalam menghadapi masalahnya.
81
Siswa yang mampu menyelesaikan masalahnya dengan
baik dan tetap kuat dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh
Allah, maka besar kemungkinan karena ruhnya sehat dan karena
kuatnya keyakinan terhadap Tuhannya, berbeda dengan siswa yang
mudah putus asa, ia tidak yakin Allah akan memberikan jalan
keluar di balik masalah yang dihadapinya.
Menurut Robinson dalam Ghufron dan Risnawita ciri dari
individu yang optimisme yaitu individu yang memiliki sikap
optimis jarang menderita depresi dan lebih mudah mencapai
kesuksesan dalam hidup, memiliki kepercayaan, dapat berubah ke
arah yang lebih baik, adanya pemikiran kepercayaan mencapai
sesuatu yang lebih, dan selalu berjuang dengan kesadaran penuh.
McGinnis juga mengungkapkan bahwa orang-orang optimis
jarang merasa terkejut oleh kesulitan. Mereka merasa yakin
memiliki kekuatan untuk menghilangkan pemikiran negatif,
berusaha meningkatkan kekuatan diri, menggunakan pemikiran
yang inovatif untuk menggapai kesuksesan, dan berusaha gembira
meskipun tidak dalam kondisi bahagia. Dapat dikatakan individu
yang optimis akan mudah untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapi, ia tetap positive thinking serta menggunakan pemikiran
yang berbeda dalam menggapai kesuksesan.
82
Adapun untuk membentuk pribadi siswa yang dapat
meyakinkan diri bahwa setiap masalah terdapat jalan keluarnya dan
berserah diri kepada Allah adalah dengan meningkatkan iman
kepada Allah SWT. Sedangkan untuk meningkatkan iman adalah
tak lain dengan beribadah. Seperti halnya MAN 1 Kota Magelang
yang menerapkan pembinaan religiusitas untuk memperkokoh iman
siswa sebagai dasar untuk menghadapi segala sesuatu yang akan
datang di kemudian hari.
c. Penguat Spiritual Siswa
Dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang sehat. Banyak
orang yang tubuhnya segar bugar tapi jiwanya sakit, sementara ada
orang yang meski tubuhnya sakit tapi jiwanya tetap sehat.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt merupakan modal
utama mencapai dan menjaga kesehatan jiwa.
Sehatnya tubuh adalah ketika tubuh tercukupi oleh gizi,
sama halnya sehatnya hati adalah ketika hati juga tercukupi oleh
gizi. Perbedaannya gizi untuk tubuh/jasamani adalah berwujud
makanan, minuman dan lain-lain, sedangkan gizi untuk hati adalah
gizi spiritual yaitu berdzikir, bermunajat kepada Allah dan lain
sebagainya.
Berdzikir dan bermunajat kepada Allah merupakan gizi
untuk memperkuat spiritual seseorang. Bagaikan handphone yang
83
membutuhkan batre, di mana batre tersebut harus dicharge ketika
daya sudah melemah. Begitupun spiritual seseorang, yang harus
setiap saat dicharge minimal dalam satu hari melaksanakan shalat
wajib 5 waktu sebagai daya kekuatan spiritual seseorang setiap
harinya. Handphone jika sudah melemah tidak dicharge, maka
handphone tersebut akan mati dan tidak akan dapat digunakan,
maka handphone secanggih apapun, semahal apapun jika tidak ada
batrenya maka tidak ada gunanya. Begitu pula seseorang jika dalam
kesehariannya tidak melakukan charge untuk spiritualnya maka
kekuatan spiritual itupun akan melemah. Dan jika sudah melemah,
maka akan timbul keresahan dalam hati, hidup pun seperti tidak
ada artinya jika jiwanya tidak aman dan tenteram.
Hati yang gersang adalah ketika hati tidak ada siraman yang
membuatnya tenang. Hati yang gersang akan diliputi oleh rasa yang
resah dan gelisah karena kurangnya ketentraman. Kurangnya
makanan rohani akan menurunkan kekuatan spiritual dalam hati.
Sedangkan kekuatan spiritual itu bisa muncul begitu saja dari diri
kita jika Allah menghendaki. Namun demikian kita juga harus
berusaha untuk memunculkannya bahkan mempertajam
kekuatannya dengan melakukan berbagai macam riyadhoh
(amalan).
Tujuan pembinaan agama kepada manusia tak lain adalah
untuk memberikan wawasan, serta penguat spiritual jiwa manusia
84
dan untuk memenuhi kebutuhan hatinya. Usaha yang dapat
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan wawasan tersebut
adalah dengan melaksanakan ibadah dan segala yang diperintahkan
oleh Allah dengan berniat untuk mencari ridho Allah dan
meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Menurut Al-Jilani dalam buku Sholikhin (2009:127)
mengungkapkan bahwa jiwa memiliki sifat menentang dan
membangkang. Karenanya untuk menjadi baik, seseorang harus
berusaha melawannya hingga sifat buruknya menyerah kalah.
Agar hati menjadi baik, seseorang harus memiliki takwa
dan tawakal, selalu menauhidkan Allah dan selalu ikhlas dalam
beramal. Untuk itu, maka hati membutuhkan konsumsi berupa
munajat kepada Allah, qiyam, rukuk dan sujud dalam
kehidupannya. Ia harus sibuk dalam mencari ridho Allah.
Wawasan spiritual bagi siswa MAN 1 Kota Magelang dapat
diperoleh dalam pembinaan religiusitas, contoh dengan shalat,
membaca Al-Qur‟an dan lain sebagainya. Berikut nilai-nilai
spiritual yang dapat diperoleh dari kegiatan pembinaan religiusitas
di MAN 1 Kota Magelang:
Shalat berjama‟ah, keutamaan shalat berjamaah adalah
sahalat berjama‟ah lebih utama dari pada shalat sendirian dengan
perbandingan 27 derajat banding satu. Langkah kaki yang kita
85
langkahkan untuk pergi ke masjid akan diberi pahala setiap
langkahnya, maka dianjurkan saat hendak pergi dan pulang untuk
mengambil jalan yang berbeda, hal tersebut juga sangat
berpengaruh bagi otak manusia untuk mencoba hal baru guna
meningkatkan kreativitas secara tidak langsung. Selain itu, shalat
berjama‟ah juga terdapat nilai-nilai kebersamaan, karena mereka
bersama-sama ruku‟ dan bersujud di hadapan Tuhannya dengan
kerendahan hati, jiwa dan raga.
Membaca Al-Qur‟an. Al-Qur‟an merupakan kitab suci
yang dijadikan sebagai pegangan hidup umat Islam sedunia yang
diturunkan kepada Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia.
Al-Qur‟an juga mengajarkan manusia cara beribadah kepada
Allah untuk membersihkan sekaligus menunjukkan kepada
manusia di mana letak kebaikan dalam kehidupan (Makhdlori,
2008:13).
Terdapat manfaat yang dapat diperoleh dari membaca Al-
Qur‟an antara lain: orang yang membaca al-Qur‟an secara tidak
langsung ia telah mengingat Allah, berkomunikasi kepada Allah.
selain itu, Al-Qur‟an akan memberikan ketenangan bagi yang
membacanya, al-Qu‟an akan membersihkan ketegangan yang ada
dalam hati serta akan menghilangkan segala keraguan, karena al-
Qur‟an akan menjelaskan mana yang sesungguhnya benar disertai
penjelasan bukti-bukti yang ada.
86
Shalat Dhuha. Manfaat dari shalat Dhuha selain sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, manfaat yang lain
adalah untuk melebur dosa, shalat Dhuha selain sebagai amal
saleh, shalat dhuha juga dapat menghapus dosa manusia, shalat
Dhuha juga dapat membuka pintu surga, Tentu sangat berbahagia
seorang hamba mendapat ridha Allah dan dapat memilih dengan
leluasa pintu surga yang manakah yang akan dimasukinya. Apabila
kita ingin berbahagia dengan cara bisa memilih pintu surga yang
manakah yang hendak kita lewati maka perbanyaklah shalat dhuha
karena shalat dhuha dapat membuka pintu surga.
Shadaqah. Shadaqah selain sebagai rasa syukur kita kepada
Allah karena kita diberikan kenikmatan juga sebagai umpan untuk
mendapatkan rezeki yang lebih. Orang yang menafkan hartanya
di jalan Allah swt. Akan mendapatkan bayaran yang berlipat
ganda banyaknya. Satu ember harta kita keluarkan untuk
shadaqah, maka Allah akan menggantinya dengan berember-
ember lagi dari arah yang sulit dicerna oleh pikiran. Allah swt
berfirman:
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya
87
dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 245).
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan religiusitas
di MAN 1 Kota Magelang dapat mengukuhkan spiritual siswa,
melalui kegiatan tersebut siswa akan selalu mendapatkan makanan
untuk jiwanya, sehingga siswa akan merasa tenang dan aman
setelah mengikuti kegiatan tersebut.
d. Pendorong Sikap Optimisme
Ciri individu yang optimisme memiliki impian untuk
mencapai tujuan, berjuang sekuat tenaga, dan tidak ingin duduk
berdiam diri menanti keberhasilan yang akan diberikan oleh orang
lain. Individu yang optimis akan melakukan sendiri segala
sesuatunya dan tidak ingin memikirkan ketidakberhasilan sebelum
mencobanya. Individu yang optimis berpikir yang terbaik, tetapi
juga memahami untuk memilih bagian masa yang memang
dibutuhkan sebagai ukuran untuk mencari jalan.
Ciri lain adalah ketika ia mau yakin, bersabar dan mau
berjuang sekuat tenaga untuk mencapai apa yang akan
dikehendakinya. individu yang optimisme adalah individu yang
mau berpikir positif terhadap apa yang terjadi dan apa yang akan
terjadi di masa mendatang.
Dalam Islam, sikap optimis sangatlah dianjurkan dalam
mencari rahmat Allah karena optimis akan memberikan semangat
88
perjuangan bagi setiap mukmin selain itu orang-orang muslim
dilarang pesimis dan berputus asa dalam kehidupannya karena
sikap putus asa adalah karakter orang kafir. Allah SWT berfirman:
Artinya:”Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah
berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf [12] : 87).
Karakter orang yang beriman adalah sikap optimis, sehingga
mampu menatap masa depan dengan penuh semangat dan berbaik
sangka (husnudzan) kepada Allah. iman yang benar akan
melahirkan rasa aman sehingga seseorang akan selalu optimis.
Setiap individu yang beriman selalu merasa aman karena dirinya
sepenuhnya berada di bawah naungan Allah. rasa aman yang tidak
hanya diresapi secara pribadi namun juga mengalir dalam keluarga
dan masyarakat.
Selain itu Allah juga menjelaskan bahwa orang yang berputus
asa adalah salah satu orang yang sesat, Allah berfirman:
Artinya: “Ibrahim berkata: "tidak ada orang yang berputus
asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS.
Al-Hijr [15] : 56).
89
Salah satu metode untuk menumbuhkan sikap optimis adalah
menjalin hubungan yang baik dengan Allah swt melalui dzikir, dan
mendekatkan diri kepada Allah. dengan mengingat Allah hati akan
menjadi tenteram dan jiwa pun lebih terkendali. Dengan berdzikir,
manusia berlindung dan memohon kepada kekuatan yang tidak
terbatas yaitu Allah swt yang memberi ketenangan dan kedamaian
bagi jiwa manusia . Allah berfirman:
Artinya: “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja,
yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan
Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang
Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Al-Hasyr: 23).
Optimis terhadap masa depan memberikan motivasi positif
bagi kehidupan manusia. Jika manusia mampu menempatkan
dirinya sebagai orang yang positif, maka ia akan juga mampu
mengembangkan seluruh potensinya, dan keluar dari segala bentuk
keterbatasan yang menghalangi. Dengan perilaku dan cara pandang
positif tersebut manusia manusia menjalin hubungan yang lebih
baik dengan sesamanya dan lingkungan sekitar.
Hikmah yang dapat diambil ketika seseorang mau
menerapkan sikap optimis adalah antara lain orang tersebut akan
90
merasa tenang dalam melaksanakan sesuatu, selain itu ia juga akan
yakin akan kemampuan diri-sendiri tidak bergantung pada bantuan
orang lain, ia pun akan selalu siap dalam mengahdapi segala hal
termasuk pekerjaan. Apabila memperoleh keberhasilan akan
merasa bersyukur dan terus bersemangat dalam bekerja agar hasil
yang diperoleh lebih baik. Dan apabila ia mengalami kegagalan,
maka akan bersabar, tidak putus asa dan tetap optimis. Sikap orang
yang optimis menjadikan kegagalan itu sebagai pengalaman yang
berharga. Ia pun akan mencari sebab-sebab kegagalan untuk
diperbaiki agar kegagalan tidak terulang lagi.
Namun ketika seseorang tidak memiliki sikap optimis, maka
ia akan ragu-ragu akan kemampuan diri-sendiri, ragu-ragu dalam
melakukan sesuatu dan apabila ia mengalami kegagalan akan
mudah putus asa atau pesimis.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada
siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang terdapat jawaban yang
berbeda dari setiap individu ketika ditanya mengenai harus menjadi
apa setelah selesai sekolah, YJ mengatakan
“Harus bisa menjadi yang lebih baik dan memberikan contoh
yang baik kepada orang lain.” (Wawancara dengan YJ di
perpustakaan pada hari Rabu, 16 November 2016 pukul
09.00-09.15 WIB).
91
Sama halnya dengan KR:
“Harus bisa jadi orang yang lebih baik dari kemarin”
(Wawancara dengan KR di perpustakaan pada hari Rabu, 16
November 2016 pukul 09.00-09.15 WIB).
Tidak berbeda dengan IKK :
“Ya harus jadi orang sukses” (Wawancara dengan IKK di
perpustakaan pada hari Rabu, 16 November 2016 pukul 09.00-
09.15 WIB).
Dapat dikatakan YJ, KR dan IKK memiliki sikap optimis untuk
hari-hari yang akan datang.
Kemudian peneliti tanyakan mengenai cita-cita mereka,
jawaban dari setiap individu pun berbeda-beda, YJ siswa jurusan
Agama yang berkeinginan menjadi hafidhoh dengan bermodalkan
dukungan dari orang tua, bahkan ketika ditanya mengenai rencana
5-10 tahun mendatang ia berharap sudah menjadi seorang guru dan
hafal al-Qur‟an.
AC siswa jurusan IPA yang bercita-cita menjadi dokter dan
berminat dalam bidang Ilmu Kalam, kemudian setelah lulus ia
berniat untuk melanjutkan kuliah, dengan tekatnya yang kuat ia
berharap 5-10 tahun kedepan sudah dapat terjun di bidang yang
diminati.
MNF siswa jurusan Bahasa mengatakan bahwa ia bercita-cita
ingin menjadi orang sukses dengan bermodalkan keinginannya dan
dukungan dari orang tua ia setelah lulus sekolah akan melanjutkan
92
kuliah dan berharap 5-10 tahun ke depan sudah mendapat
pekerjaan.
Dapat disimpulkan siswa-siswi MAN 1 Kota Magelang
mempunyai semangat untuk meraih masa depan, dengan demikian
siswa-siswi MAN 1 Kota Magelang dapat dikatakan memiliki jiwa
optimis, dapat dibuktikan dengan adanya keinginan, harapan dan
cita-cita mereka di masa depan.
Siswa yang memiliki sikap optimis maka ia akan senantiasa
percaya diri dengan apa yang dia lakukan, apa yang dia miliki serta
percaya dengan diri sendiri dalam melakukan hal apapun. Siswa
yang optimis akan selalu gigih dalam menggapai cita-cita, dan
tidak akan mudah putus asa.
Ketika ia melanjutkan kuliah nanti, ia akan selalu
bersemangat dalam belajar, apapun kesulitannya akan ia hadapi
dan diselesaikan dengan baik-baik, karena dalam hatinya telah
tertanam jiwa petarung sehingga ia akan senantiasa siap untuk
berkompetensi. Begitu pula saat ia terjun dalam dunia kerja,
semua tantangan yang diberikan oleh Atasan akan dapat
terselesaikan dengan baik, karena ia senantiasa gigih dan proaktif
untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ia pilih. Saat dalam
berumah tangga nanti pun ia akan senantiasa menerapkan rasa
percaya diri dengan apa yang ia pilih, apa yang ia kerjakan, serta
apatis dengan cacian dan makian tetangga.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini
yang berjudul “Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam
Mengembangkan Sikap Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang antara lain adalah tadarus Al-Qur‟an sebelum
pembelajaran dimulai, shalat Dhuhur berjama‟ah, shalat Dhuha,
shadaqah Jum‟at, pengajian kelas dan peringatan Hari Besar Islam
yaitu latihan manasik haji dan penyembelihan hewan kurban.
2. Pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017 sudah berjalan dengan baik,
selain karena wajib kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan yang
berlaku sejak dahulu. Pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut dapat
terlaksana dengan adanya faktor-faktor yang mendukung, antara lain
adanya fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan tersebut,
adanya guru yang bersedia membina dan karena partisipasi siswa yang
baik. Adapun faktor yang menghambat antara lain karena adanya
siswa yang terkadang tidak mengikuti kegiatan pembiaan religiusitas
dengan alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
94
3. Implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap
optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang antara lain sebagai
dasar moralitas siswa, kesiapan mental menghadapi tantangan
(kesiapan menghadapi masalah), penguat spiritual siswa, pendorong
sikap optimisme, serta pembinaan religiusitas mempunyai pengaruh
yang signifikan untuk menumbuhkan sikap optimisme siswa dalam
menghadapi masalah.
B. Saran
i. Bagi Siswa
Bagi siswa MAN 1 Kota Magelang agar lebih giat dan tertib dalam
mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan yang diselenggarakan oleh
madrasah, karena pembinaan religiusitas akan mempengaruhi
seseorang dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
ii. Bagi Guru
Bagi guru MAN 1 Kota Magelang, yang terlibat dalam kegiatan
pembinaan religiusitas khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam
pengawasan terhadap siswa dalam pelaksanaan pembinaan religiusitas
pada siswa. Selain itu, akan lebih baik jika diadakan evaluasi, untuk
mengukur sejauh mana siswa mengikuti kegiatan tersebut, dan sejauh
mana kegiatan tersebut dapat terlaksana supaya kegiatan pembinaan
religiusitas dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang direncanakan.
95
Daftar Pustaka
Al-Qarni, Awadh. B. M, 2005. Agar Anda Tak Jadi Beban. Solo: Era
Intermedia.
Azwar, Saifuddin. 2016. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basyiroh. 2015. Pembinaan Keagamaan Dan Pendidikan Karakter Bagi
Remaja Putus Sekolah Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”
Ungaran Tahun 2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Fauzi, Ikhsan. 2004. Islam Aplikatif. Depok: Bina Mitra Press.
Ghufron M. Nur & Risnawati Rini S. 2016. Teori-Teori Psikologi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lathufatul, M Muzamaroh & Muhammad, Faiq. t.th. Keajaiban Shalat
Sunnah. Semarang: Plasma Publishing.
Makhdlori, Muhammad. 2008. Mukjizat-Mukjizat Membaca Al-Qur‟an.
Yogyakarta: Diva Press.
Miles, Matthew. B dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data
Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Rauf, H M Amrin. 2014. Amalan-Amalan Wanita Yang Paling Disenangi
Allah Dan Nabi. Yogyakarta: Sabil.
Sabiq, Salyid. 1982. Fikih Sunnah. Bandung: PT Al-Ma‟arif.
Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius Di Sekolah. Malang:
UIN Maliki Press.
Sardiman. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.
96
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana. S. 2011. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tadjab. 1994. Ilmu Jiwa Agama. Surabaya: Karya Abditama.
Tika, Moh Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
LAMPIRAN
CATATAN LAPANGAN
No Tanggal Kegiatan
1 Selasa, 1 November
2016
Pukul 08.15-08.30 WIB
Penyerahan surat izin meneliti kepada Kepala
Sekolah
2 Sabtu, 5 November 2016
Pukul 07.45-08.00WIB
Penyerahan surat rekomendasi dari Kepala
Kementrian Agama Kota Magelang kepada
Kepala MAN 1 Kota Magelang
3 Senin, 7 November 2016 Mendapat izin meneliti dari Kepala MAN 1
Kota Magelang
4 Selasa, 8 November
2016
Pukul 08.00-09.00 WIB
Observasi dan dokumentasi
5 Jum‟at, 11 November
2016
Pukul 08.45-09.45 WIB
Minta data siswa dan data guru kepada wakil
kepala kesiswaan, observasi dan dokumentasi
kegiatan infaq Jum‟at, serta wawancara tentang
ekstrakurikuler kepada siswa.
6 Sabtu, 12 November
2016
Pukul 07.00-0715 WIB
Observasi dan dokumentasi kegiatan tadarus al-
Qur‟an
7 Senin, 14 November
2016
Observasi dan dokumentasi kegiatan shalat
dhuha dan shalat dhuhur
8 Rabu, 16 November
2016
Pukul 09.00-10.15 WIB
Wawancara kepada siswa
9 Minggu, 20 November
2016
Pukul 10.05-12.15 WIB
Observasi dan dokumentasi kegiatan pengajian
kelas X jurusan Agama
10 Senin, 21 November
2016
Pukul 09.15-12.45 WIB
Wawancara kepada siswa dan guru serta
dokumentasi
11 Selasa, 22 November
2016
Pukul 09.00-10.30 WIB
Wawancara kepada guru
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk siswa)
A. Identitas Narasumber
Nama :
Alamat :
Jabatan :
Tempat :
Hari, Tanggal :
Waktu :
Materi :
B. Transkip Wawancara
1. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
a. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
b. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
c. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
d. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
e. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
f. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
g. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
h. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
2. Sikap optimisme
a. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
b. Apa cita-cita anda?
c. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
d. Apa modal/kekuatan utamanya?
e. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
3. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
a. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
b. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
c. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Guru)
C. Identitas Narasumber
Nama :
Alamat :
Jabatan :
Tempat :
Hari, Tanggal :
Waktu :
Materi :
D. Transkip Wawancara
1. Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang?
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X di MAN 1 Kota Magelang?
b. Mengapa kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X di MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
c. Apa tujuannya?
d. Siapa saja yang terlibat?
e. Bagaimana antusias siswa terhadap kegiatan tersebut?
f. Bagaimana jika siswa tidak melaksanakan?
g. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan pembinaan
religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
h. Apa faktor penghambatnya?
2. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
a. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang?
b. Kapan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
c. Dimana kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
d. Apa manfaat dari masing-masing kegiatan tersebut?
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Narasumber
Nama : Yumrotul Jannah (YJ)
Alamat : PP. Nurul Ali Kedung Kepis, Sidomulyo, Salaman,
Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Agama
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.00-09.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
Transkip Wawancara
4. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
i. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus al-Qur‟an, infaq, shalat dhuha, shalat dhuhur
berjama‟ah, pengajian, penyembelihan hewan kurban dan latihan
manasik haji”.
j. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab: “Semangat”
k. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “tadarus setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, shalat
dhuha pas istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua, infaq
pada hari jum‟at, pengajian kelas ya tiap bulan sekali, kalau
manasik dan penyembelihan kurban pas hari raya idul Adha”.
l. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: tadarus ya di kelas, shalat dhuha dan shalat dhuhur istirahat
di masjid, infaq di kelas, pengajian kelas di rumah siswa, kalau
manasik dan penyembelihan kurban di lapangan sekolah”.
m. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “guru”.
n. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “karena diwajibkan”
o. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Hati menjadi tenang”.
p. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: “Tidak ada”
5. Sikap optimisme
f. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Harus bisa menjadi yang lebih baik dan memberikan
contoh yang baik kepada orang lain”.
g. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Menjadi Hafidhoh”
h. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Mau kuliah dan mondok”
i. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “Karena keinginan dan dukungan orang tua”.
j. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Sudah jadi guru agama dan hafal al-Qur‟an”.
6. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
d. Apakah anda pernah mendapatkan suatu kesulitan dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah, karena setiap orang pasti pernah mengalami
kesulitan dalam hidupnya walaupun hanya sepele”.
e. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu masalah dengan
berbekal keagamaan?
Jawab: “Sabar, pasti ada jalan keluarnya”
f. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “Ya, karena setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya”.
HASIL WAWANCARA
C. Identitas Narasumber
Nama : Ilaiya Khusnul Khotimah (IKK)
Alamat : Sidosari, Gondangrejo, Windusari. Magelang
Jabatan : Siswa Kelas X Jurusan Agama MAN 1 Kota Magelang
Tempat : Perpustakaan
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.00-09.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh
pembinaan religiusitas terhadap sikap Optimisme
D. Transkip Wawancara
7. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
q. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus al-Qur‟an, infaq, shalat dhuha, shalat dhuhur
berjama‟ah, pengajian, penyembelihan hewan kurban dan latihan
manasik haji”.
r. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab: “ya diikuti aja”.
s. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Kalau tadarus ya setiap pagi sebelum pembelajaran
dimulai, shalat dhuha pas istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat
kedua, infaq pada hari jum‟at, pengajian kelas ya tiap bulan sekali,
kalau manasik dan penyembelihan kurban pas hari raya idul Adha”.
t. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Di area sekolah ini, Kalau tadarus ya di kelas, shalat dhuha
dan shalat dhuhur istirahat di masjid, infaq di kelas , pengajian
kelas di rumah siswa, kalau manasik dan penyembelihan kurban di
lapangan sekolah”.
u. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “ada guru yang memandu, misal tadarus ya dipimpin oleh
guru dari centre”.
v. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Karena kadang-kadang menyenangkan, dapat tambah-
tambah ibadah”.
w. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tambah pengalaman”.
x. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: “Tidak ada”
8. Sikap optimisme
k. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Ya harus jadi orang sukses”.
l. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Saya ingin jadi guru agama”
m. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah mbak”
n. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “Karena minat saya di bidang agama, apa lagi saya suka
dengan pelajaran Bahasa Arab. Selain itu, orang tua saya juga
mendukung”.
o. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Saya harus punya pekerjaan”
9. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
g. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab:”Pernah”.
h. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Sabar dan diselesaikan dengan sebisa mungkin”.
i. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab:”Ya, karena sikap optimis itu penting”
HASIL WAWANCARA
E. Identitas Narasumber
Nama : Khairil Roqi (KR)
Alamat : Mlagen, Sidosari, Bandongan, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Agama
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.00-09.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
F. Transkip Wawancara
10. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
y. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus al-Qur‟an, infaq, shalat dhuha, shalat dhuhur
berjama‟ah, pengajian, penyembelihan hewan kurban dan latihan
manasik haji semuanya saya ikuti”.
z. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab: “ ya semangat”.
aa. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “tadarus setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, shalat
dhuha pas istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua, infaq
pada hari jum‟at, pengajian kelas ya tiap bulan sekali, kalau
manasik dan penyembelihan kurban pas hari raya idul Adha”.
bb. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Kalau tadarus ya di kelas, shalat dhuha dan shalat dhuhur
istirahat di masjid, infaq di kelas, pengajian kelas di rumah siswa,
kalau manasik dan penyembelihan kurban di lapangan sekolah”.
cc. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Ada Gurunya”.
dd. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Karena sudah peraturan mbak, jadi dipatuhi aja”.
ee. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Membuat hati tenang, jadi lebih banyak ibadahnya”.
ff. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab:”Tidak ada”
11. Sikap optimisme
p. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Harus bisa jadi orang yang lebih baik dari kemarin”.
q. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Jadi dosen mbak”.
r. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “kuliah”.
s. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “karena keinginan, dari segi ekonomi insyaallah bisa, dan
didukung oleh orang tua”
t. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Terwujud jadi dosen”.
12. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
gg. Apakah anda pernah mendapatkan kesulitan dalam hidup anda?
Jawab: “Pernah”.
hh. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Sabar”.
ii. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
jawab:”Ya, karena kalau tidak optimis bisa prustasi”
HASIL WAWANCARA
G. Identitas Narasumber
Nama : Aisyah Chofifati (AC)
Alamat : Ngabean, Tanjungsari, Windusari, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan IPA
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.50-10.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
H. Transkip Wawancara
13. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
jj. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan IPA tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
kk. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”ya semangat”.
ll. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha”.
mm. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
nn. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Guru”.
oo. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Ya karena wajib, jika tidak ikut akan dapat point, dan jika
pointnya sudah mencapai batas maksimal siswa bisa dikeluarkan”.
pp. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Kalau dirumah kadang suka malas, setidaknya kalau di
sekolah saya bisa beribadah”.
qq. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: “Setahu saya tidak ada”
14. Sikap optimisme
u. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Mengamalkan apa yang sudah dipelajari”.
v. Apa cita-cita anda?
Jawab: “ingin menjadi dokter tetapi saya juga berminat di bidang
ilmu Kalam”.
w. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”
x. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “Karena keinginan untuk mengejar cita-cita”.
y. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Terjun di bidang yang saya minati”,
15. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
j. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah”.
k. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Curhat sama temen, trus kalau lagi punya masalah itu jadi
kaya deket sama Allah, dan ibadahnya semakin meningkat”.
l. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “iya, karena itu penting”.
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Narasumber
Nama : Nia Isnanti (NI)
Alamat : Kadiwongso, Sukodadi, Bandongan, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan IPA
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.50-10.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
J. Transkip Wawancara
16. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
rr. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan IPA tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
ss. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”Semangat”.
tt. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha”.
uu. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
vv. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Guru”.
ww. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Ya karena wajib, jika tidak ikut akan dapat point, dan jika
pointnya sudah mencapai batas maksimal siswa bisa dikeluarkan”.
xx. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Ya kalau di sekolah jadi rajin ibadah”.
yy. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab:” Tidak ada”
17. Sikap optimisme
z. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Mengamalkan apa yang sudah dipelajari”.
aa. Apa cita-cita anda?
Jawab:”Guru Matematika”.
bb. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”.
cc. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “Karena keinginan untuk mengejar cita-cita”.
dd. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab:”Sudah bisa terjun jadi guru”.
18. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
m. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah”.
n. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Ya kalau saya sabar aja”.
o. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “Iya agar hatinya kuat”.
HASIL WAWANCARA
K. Identitas Narasumber
Nama : Arum Nuzulur Rohmah (ANR)
Alamat : Sidosari, Gondangrejo, Windusari, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan IPA
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Rabu, 16 November 2016
Waktu : 09.50-10.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
L. Transkip Wawancara
19. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
zz. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan IPA tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
aaa. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”Semangat juga”
bbb. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha.”
ccc. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
ddd. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Guru”.
eee. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Ya karena wajib, jika tidak ikut akan dapat point, dan jika
pointnya sudah mencapai batas maksimal siswa bisa dikeluarkan”.
fff. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Ada perubahan, yang dulunya jarang-jarang baca al-
Qur‟an dan lain-lain sekarang jadi ada peningkatan”.
ggg. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
20. Sikap optimisme
ee. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Mengamalkan apa yang sudah dipelajari”.
ff. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Guru bahasa Arab”
gg. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”.
hh. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “karena ingin menegjar cita-cita”.
ii. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Pengen jadi Hafidhoh”
21. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
p. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah”.
q. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “kadang nangis, terus kalau dapet masukan dari teman-
teman ya saya coba dulu”.
r. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “Iya, agar tidak depresi”.
HASIL WAWANCARA
M. Identitas Narasumber
Nama : Ulhak Fihasidiq (UF)
Alamat : Banjarnegara
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Bahasa
Tempat : Depan kelas X Bahasa
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.10-10.23 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
N. Transkip Wawancara
22. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
hhh. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan Bahasa tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
iii. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”Ya kadang semangat, kadang malas”.
jjj. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha”.
kkk. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
lll. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab:”Guru”.
mmm. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab:”Karena wajib”.
nnn. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Jadi bisa memperbanyak ibadah”
ooo. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab:”Tidak ada”.
23. Sikap optimisme
jj. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Bisa lebih baik dari kemarin”.
kk. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Jadi ahli bahasa”.
ll. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”
mm. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab:”Karena minat”.
nn. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Terwujudnya cita-cita”.
24. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
s. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab:”Pastinya pernah”
t. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab:”Yakin aja pasti ada jalan keluarnya”.
u. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab:”Iya, karena dengan optimis pasti hati jadi mantap”.
HASIL WAWANCARA
O. Identitas Narasumber
Nama : Ahmad Afiata (AA)
Alamat : Mertoyudan, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Bahasa
Tempat : Depan kelas X Bahasa
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.10-10.23 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
P. Transkip Wawancara
25. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
ppp. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan Bahasa tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
qqq. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”Ya semangat”.
rrr. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha”.
sss. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
ttt. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: ”Guru”.
uuu. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab:”Karena wajib, dan kalau tidak dilaksanakan bisa dapat
point”.
vvv. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Lebih rajin dari pada di rumah”.
www. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tidak ada”.
26. Sikap optimisme
oo. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Bisa lebih baik dari kemarin”.
pp. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Bisa membanggakan orang tua”.
qq. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”.
rr. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab:”Karena ingin”.
ss. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Sudah bisa mewujudkan cita-cita”.
27. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
v. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab:”Pernah”.
w. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab:”Sabar, tapi belum 100% sabar”.
x. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab:”Iya, karena itu penting dalam kehidupan”.
HASIL WAWANCARA
Q. Identitas Narasumber
Nama : Muhammad Nurman Faisal (MNF)
Alamat : Tegalrejo, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Bahasa
Tempat : Depan kelas X Bahasa
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.10-10.23 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh
pembinaan religiusitas terhadap sikap Optimisme
R. Transkip Wawancara
28. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
xxx. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an, shalat dhuha, shalat dhuhur, infaq,
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban, untuk pengajian
kelas di jurusan Bahasa tidak ada, adanya di jurusan Agama”.
yyy. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas di MAN
1 Kota Magelang?
Jawab:”Semangat, tapi kadang suka menunda-nunda”.
zzz. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an pagi hari sebelum pelajaran dimulai,
shalat dhuha jam istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat kedua,
infaq di hari Jum‟at, manasik haji dan penyembelihan hewan
kurban di hari raya idul adha”.
aaaa. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tadarus Al-Qur‟an di kelas, shalat dhuha di masjid, shalat
dhuhur di masjid, infaq di kelas dikumpulkan kepada ketua kelas
dan setelah itu diserahkan kepada anak Rohis, manasik haji dan
penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
bbbb. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: ”Guru”.
cccc. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: ”Karena wajib, kalau tidak melaksanakan bisa dimarahi”.
dddd. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Sebelumnya belum lancar membaca al-Qur‟an sekarang
sudah lebih lancar”.
eeee. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: ”Tidak ada”.
29. Sikap optimisme
tt. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “Bisa lebih baik dari kemarin”.
uu. Apa cita-cita anda?
Jawab: “Jadi orang sukses”.
vv. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah”.
ww. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab:”Karena keinginan dan dukungan orang tua”.
xx. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Sudah dapat pekerjaan”.
30. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
y. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab:”Pernah”.
z. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab:”Dengan sabar, meskipun kadang masih suka emosi”.
aa. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab:”Iya, meskipun kadang-kadang belum bisa mengendalikan
emosi”
HASIL WAWANCARA
E. Identitas Narasumber
Nama : Annis Wachdatana (AW)
Alamat : Dlinggo, Ngadirejo, Tegalrejo, Magelang
Jabatan : Siswa kelas X jurusan Bahasa
Tempat : Depan kelas X Bahasa
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.00-10.12 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
F. Transkip Wawancara
31. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
ffff. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti di
MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “tadarus sebelum pelajaran dimulai, shalat dhuha, shalat
dhuhur berjama‟ah, dan infaq itu di hari jum‟at”.
gggg. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas
di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Semangat, karena kegiatan yang baik”.
hhhh. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Ya kalau tadarus itu pagi sebelum pelajaran dimulai, shalat
dhuha setiap Senin dan Kamis pas istirahat pertama, shalat dhuhur
di istirahat ke dua, dan infaq itu di hari jum‟at”.
iiii. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Di kelas untuk tadarus, di masjid untuk shalat dhuhur dan
shalat dhuha, infaq itu juga di kelas biasanya dikasihkan ketua
kelas trus ketua kelas menyerahkan kepada anak Rohis, untuk
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban di lapangan”.
jjjj. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Ada gurunya”
kkkk. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab:”Ya karena kegiatan yang baik dan sudah jadi peraturan dari
sekolah”.
llll. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Kalau tadarus itu bisa nyicil-nyicil ngaji di sekolah,
kemudian bisa membiasakan shalat dhuha kalau infaqnya jadi bisa
belajar memberi dan amal dengan ikhlas. Kalau shalat dhuhur
disini jadi bisa membiasakan shalat dhuhr berjama‟ah kalau di
rumah kan enggak. Kalau manasik haji jadi tau tata caranya”.
mmmm. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: “Nggak ada”.
32. Sikap optimisme
yy. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “ya harus bisa jadi orang yang bisa membanggakan orang
tua”.
zz. Apa cita-cita anda?
Jawab: “ Saya ingin Guru”
aaa. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Maunya kuliah”.
bbb. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab:” ya karena keinginan dan untuk menjadi guru itu kan harus
kuliah”.
ccc. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Pengennya sudah dapat pekerjaan.”
33. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
bb. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah”.
cc. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Ya sabar, pasti ada solusinya”.
dd. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “iya, karena agar bisa lebih kuat”.
HASIL WAWANCARA
G. Identitas Narasumber
Nama : Ahmad Taufiq. H (ATH)
Alamat : Magelang
Jabatan : Siswa jurusan IPS
Tempat : Masjid
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.00-10.15 WIB
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
H. Transkip Wawancara
34. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
nnnn. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti
di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus al-Qur‟an, shalat dhuha, infaq Jum‟at”
oooo. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas
di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Biasa aja”
pppp. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Tadarus sebelum pelajaran dimulai, shalat dhuha pada jam
istirahat, infaq di hari jum‟at.”
qqqq. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “ Lingkungan sekolah”
rrrr. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “Ada gurunya”
ssss. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Sudah peraturan”
tttt. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus dapat menenangkan hati, dapat karomah juga.
Shalat Dhuha memperlancar rezeki, membuat hati tenang, dan baik
untuk kesehatan”.
uuuu. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: “Tidak ada”.
35. Sikap optimisme
ddd. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “belum tau”.
eee. Apa cita-cita anda?
Jawab: “belum pasti”
fff. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “Kuliah jurusan olahraga”
ggg. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “hoby”
hhh. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “Guru olahraga”
36. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
ee. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “Pernah”
ff. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “Mengambil hikmah”
gg. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “kadang-kadang”
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Narasumber
Nama : Ramadhan Adi Bagus Saputra (RABS)
Alamat : Magelang
Jabatan : Siswa Jurusan IPS
Tempat : Masjid
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.00-10.15
Materi : Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1
Kota Magelang, Sikap optimisme, dan pengaruh pembinaan
religiusitas terhadap sikap Optimisme
J. Transkip Wawancara
37. Respon terhadap kegiatan pembinaan religiusitas MAN 1 Kota
Magelang
vvvv. Kegiatan pembinaan religiusitas apa yang sering anda ikuti
di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Tadarus al-Qur‟an, shalat dhuha, infaq Jum‟at”
wwww. Bagaimana sikap anda saat mengikuti kegiatan religiusitas
di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Ya diikuti aja”
xxxx. Kapan anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “Tadarus sebelum pelajaran dimulai, shalat dhuha pada jam
istirahat, infaq di hari jum‟at”.
yyyy. Dimana anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “kalau shalat di masjid, tadarus di kelas”
zzzz. Siapa yang memandu jalannya kegiatan tersebut?
Jawab: “ada gurunya”.
aaaaa. Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut?
Jawab: “ada peraturannya dan pengen juga”.
bbbbb. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan
pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “dhuha memperlancar rezeki, juga jadi lebih giat”.
ccccc. Adakah bentuk evaluasi dari kegiatan tersebut?
Jawab: „tidak ada”
38. Sikap optimisme
iii. Setelah selesai dari MAN 1 Kota Magelang anda harus bisa apa?
Jawab: “belum tau”
jjj. Apa cita-cita anda?
Jawab: “belum punya pandangan”
kkk. Apa rencana anda setelah selesai dari sini?
Jawab: “belum punya pandangan juga”
lll. Apa modal/kekuatan utamanya?
Jawab: “masih bingung”
mmm. Apa target anda di waktu 5-10 tahun ke depan?
Jawab: “jadi pengusaha”
39. Pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme
hh. Apakah anda pernah mendapatkan suatu masalah dalam hidup
anda?
Jawab: “pernah”
ii. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi suatu permasalahan
dengan berbekal keagamaan?
Jawab: “belum tenang, masih kepikiran karna belum bisa
menyelesaikan”.
jj. Apakah sikap optimis yang anda terapkan saat anda menghadapi
suatu masalah?
Jawab: “kadang-kadang”.
HASIL WAWANCARA
K. Identitas Narasumber
Nama : Nikmatul Khoiriyah, S.Pd.I (NK)
Alamat : Kalegen RT 05 RW 03 Bandongan, Magelang
Jabatan : Guru PAI dan pembina Rohis
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 09.45-10.15 WIB
Materi : Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas dan bentuk-
bentuknya
L. Transkip Wawancara
3. Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang?
i. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Selama ini alhamdulillah sudah lancar”.
j. Mengapa kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X di MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Kegiatan pembinaan religiusitas sudah mejadi salah satu
program madrasah yang sudah berlaku sejak dulu, namun
kegiatannya lebih banyak di 3-4 tahun sekarang dari pada tahun-
tahun sebelumnya, fasilitasnya pun sudah lengkap”.
k. Apa tujuannya?
Jawab: “Pembinaan religiusitas disini bertujuan untuk membentuk
anak-anak MAN 1 Kota Magelang menjadi anak yang berakhlak
mulia kemudian menumbuhkan kebiasaan religiusitas,
menumbuhkan ketakwaan kepada Allah SWT serta sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah”.
l. Siapa saja yang terlibat?
Jawab: “Yang terlibat ya siswa dan guru, siswa sebagai peserta atau
objeknya sedangkan guru berperan sebagai pendamping”.
m. Bagaimana antusias siswa terhadap kegiatan tersebut?
Jawab: “ya namanya anak-anak itu tergantung ya, ya antusias sih
antusias, akan tetapi keantusiasannya itu tidak 100% bukan tidak
tapi belum 100% baru 90an % yang 10% nya itu bisa antusias
mungkin ketika dipaksa siswa tersebut mau ikut, jadi harus ada
keharusan ikut kemudian mereka akan menjadi terbiasa”.
n. Bagaimana jika siswa tidak melaksanakan?
Jawab: “Jika siswa tidak melaksanakan maka ya akan dapat teguran,
setelah ditegur tidak mau selanjutnya ia akan dipaksa, dan jika
dipaksa tidak mau ya dikasih point dimana point tersebut jika sudah
banyak siswa akan dapat sanksi”.
o. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan pembinaan
religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Kalau faktor pendukung, sekolah sudah menyediakan
fasilitas untuk masing-masing kegiatan pembinaan religiusitas.
Misal kegiatan tadarus al-Qur‟an sekolah sudah menyediakan al-
Qur‟an, untuk shalat dhuha dan shalat dhuhur sudah disediakan
masjid dan beberapa mukena, kegiatan manasik haji sudah
disediakan miniatur ka‟bahnya dan lain sebagainya”.
p. Apa faktor penghambatnya?
Jawab: “Kadang anak ada yang tidak ikut dalam kegiatan tersebut
dengan alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misal ada siswi
tidak melaksanakan shalat dhuhur berjama‟ah dengan alasan sedang
halangan padahal setelah diperiksa tidak sedang halangan”.
4. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
a. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Banyak ya, mulai dari tadarus al-Qur‟an, shalat dhuha,
shalat dhuhur berjama‟ah, infaq jum‟at, pengajian kelas untuk
jurusan agama, kemudian ada PHBI dimana sekolah
menyelenggarakan kegiatan penyembelihan kurban dan latihan
manasik haji, baca do‟a awal dan akhir tahun”.
b. Kapan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Tadarus itu di pagi hari sebelum pembelajaran dimulai
sekitar pukul 07.00-07.15 WIB, shalat dhuha khusus kelas X itu
di hari Senin dan Kamis pada jam 10.15 WIB yaitu di jam
istirahat pertama, kemudian shalat dhuhur tentunya di waktu
istirahat ke dua yaitu jam 12.30 WIB, kemudian untuk pengajian
kelas itu biasanya dilaksanakan satu bulan sekali, dan untuk
kurban dan manasik itu di hari raya idul adha diambilkan di hari
Tasyrik”.
c. Dimana kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Ya sesuai dengan jenis kegiatannya ada yang di masjid
kemudian di kelas, dan di lapangan. Untuk yang di kelas meliputi
tadarus al-Qur‟an dan infaq itu juga di kelas cuma nanti
penyerahannya ketua kelas ke depan TU menyerahkan ke anak-
anak Rohis. Kalau yang di masjid tentunya shalat dhuhur dan
shalat dhuha. Untuk yang di lapangan itu kegiatan kurban dan
manasik haji.
d. Apa manfaat dari masing-masing kegiatan tersebut?
Jawab: “Kalau manfaat sangat banyak ya, tadarus itu bisa melatih
anak-anak yang belum lancar baca al-Qur‟an jadi lebih lancar,
kemudian shalat dhuhur jama‟ah itu setidaknya menertipkan
siswa agar bisa shalat berjama‟ah, untuk shalat dhuha ya agar
mereka bisa melaksanakan ibadah sunnah, kemudian untuk
pelaksanaan penyembelihan hewan kurban dan latihan manasik
haji agar mereka bisa memperoleh gambaran untuk bekal dalam
pelaksanaan besok yang sesungguhnya”.
HASIL WAWANCARA
M. Identitas Narasumber
Nama : Muhammad Nasir, S. Ag. (MN)
Alamat : Kauman, Payaman, Secang, Magelang
Jabatan : Guru PAI dan pembina Rohis
Tempat : Perpustakaan MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Senin, 21 November 2016
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Materi : Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas dan bentuk-
bentuk kegiatannya
N. Transkip Wawancara
5. Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang?
q. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Lancar, Dan banyak dibantu oleh anak-anak Rohis. misal
mau melaksanakan shalat dhuhur dan dhuha biasanya anak-anak
Rohis menggelar karpet di depan masjid karena masjidnya tidak
cukup untuk memuat semua anak-anak MAN 1 Kota Magelang jadi
di depan masjid biasanya digelar karpet”.
r. Mengapa kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X di MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Karena memang sudah menjadi pogam sejak dulu hingga
sekarang alhamdulillah masih terus berjalan”.
s. Apa tujuannya?
Jawab: “Sesuai dengan Visi dan Misi serta tujuan MAN 1 Kota
Magelang yaitu untuk membentuk anak-anak yang berakhlakul
karimah serta menumbuhkan sikap religius dan unggul di bidang
keagamaan”.
t. Siapa saja yang terlibat?
Jawab: “Tentunya siswa dan guru. Untuk gurunya dari perintah
bapak kepala sekolah sendiri memang menekankan guru-guru PAI
untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut”.
u. Bagaimana antusias siswa terhadap kegiatan tersebut?
Jawab: “Ya banyak yang antusias, apa lagi karena anak-anak MAN
1 Kota Magelang ini banyak yang tinggal di pesantren. Jadi
kegiatan tersebut menjadi sinkron antara kegiatan di pesantren dan
di sekolah”.
v. Bagaimana jika siswa tidak melaksanakan?
Jawab: “bagi yang tidak melaksanakan tentunya dapat hukuman ,
namun untuk pertama-tama guru biasanya menegur dahulu, tapi
kalau sudah tidak bisa ya di panggil terus dikasih point”.
w. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan pembinaan
religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Kalau faktor pendukung, sekolah sudah menyediakan
fasilitas untuk masing-masing kegiatan pembinaan religiusitas.
Kemudian ya itu tadi karena anak-anak banyak yang tinggal di
pesantren sehingga menjadi faktor pendukung terlaksananya
kegiatan tersebut”.
x. Apa faktor penghambatnya?
Jawab: “Kadang anak ada yang tidak ikut dalam kegiatan tersebut
dengan alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misal ada siswi
tidak melaksanakan shalat dhuhur berjama‟ah dengan alasan sedang
halangan padahal setelah diperiksa tidak sedang halangan”.
6. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
a. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:“Sebenarnya banyak bentuk-bentuk kegiatan pembinaan
religiusitas di sini, tetapi khusus di kelas X yaitu ada shalat dhuha,
ada shalat dhuhur berjama‟ah, tadarus al-Qur‟an, infaq Jum‟at,
kegiatan PHBI yaitu berisi kegiatan penyembelihan hewan kurban
dan latihan manasik haji”.
b. Kapan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Shalat dhuha khusus siswa kelas X dilaksanakan pada
hari Senin dan Kamis, shalat dhuhur berjama‟ah yang
pelaksanaannya di jam sitirahat kedua yaitu pukul 12.30 WIB,
kemudian tadarus al-Qur‟an sebelum pelajaran dimulai yaitu jam
07.00-07.15 WIB, infaq Jum‟at yang dilaksanakan pada hari
Jum‟at jam ke tiga atau jam ke empat yaitu sebelum istirahat
pertama, pengajian kelas dilaksanakan satu bulan sekali untuk
tanggalnya ditentukan oleh kelas masing-masing, kemudian ada
kegiatan PHBI yaitu berisi kegiatan penyembelihan hewan kurban
dan latihan manasik haji yang dilaksanakan pada hari Tasyrik”.
c. Dimana kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Shalat dhuha dan shalat dhuhur berjama‟ah dilaksanakan
di masjid khusus siswa putra di lantai dua dan khusus siswa putri
di lantai satu, kemudian tadarus al-Qur‟an dilaksanakan di kelas
masing-masing karena dipimpin dari pusat, kemudian infaq
Jum‟at dilaksanakan di kelas masing-masing, biasanya anak-anak
mengumpulkan uang kepada ketua kelas lalu ketua kelas
menyerahkan kepada anak-anak Rohis di depan TU, untuk
pengajian kelas dilaksanakan di rumah salah satu siswa dan
biasanya giliran misal bulan ini di rumah si A bulan depan di
rumah si B, kemudian untuk kegiatan penyembelihan hewan
kurban yaitu di lapangan samping kanan masjid dan latihan
manasik haji di lapangan serta depan kelas”.
d. Apa manfaatnya dari masing-masing kegiatan tersebut?
Jawab: “Kalau manfaat sebenarnya siswa masing-masing yang
merasakan, tetapi jika dilihat dari segi dasarnya shalat jama‟ah itu
kan lebih afdhol dari pada shalat sendirian, kemudian mereka juga
bisa melaksankan perintah-perintah Allah yang bukan wajib.
Misal shalat dhuha, infaq, baca al-Qur‟an. kemudian untuk PHBI
ini agar mereka memperoleh gambaran mengenai tata cara
manasik haji dan penyembelihan hewan kurban”.
PEDOMAN WAWANCARA
O. Identitas Narasumber
Nama : Siti Ngaisah, S.Ag. (SN)
Alamat : Krajan 1 Rt.02 Rw.01 Ngabean, Secang
Jabatan : Guru PAI dan Kepala Perpustakaan MAN 1 Kota
Magelang
Tempat : Perpustakaan
Hari, Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Waktu : 10.32-10.50 WIB
Materi : Pelaksanaan Dan Bentuk-Bentuk Kegiatan Pembinaan
Religiusitas Siswa Kelas X Man 1 Kota Magelang
P. Transkip Wawancara
7. Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang?
y. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Selama ini sudah lancar”.
z. Mengapa kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X di MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Memang sudah progam dari sekolah sejak dulu”.
aa. Apa tujuannya?
Jawab: “Untuk mendidik siswa melaksanakan perintah Allah
SWT”.
bb. Siapa saja yang terlibat?
Jawab: “Guru dan siswa, guru itu selain sebagai pendamping tetapi
juga bertugas untuk memantau kegiatan tersebut”.
cc. Bagaimana antusias siswa terhadap kegiatan tersebut?
Jawab: “Siswa melaksanakan dengan sebaik-baiknya”.
dd. Bagaimana jika siswa tidak melaksanakan?
Jawab: “Biasanya di panggil oleh guru dan diberi point”.
ee. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan pembinaan
religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Adanya guru yang mendampingi dan memantau, kemudian
adanya fasilitas juga”.
ff. Apa faktor penghambatnya?
Jawab: “Ya dari diri siswa sendiri terkadang malas, bahkan ada
yang mengumpat, seperti pas shalat dhuhur itu kadang siswa tidak
shalat dhuhur tanpa sepengetahuan guru”.
8. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
a. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Ada shalat dhuha, shalat dhuhur berjama‟ah, tadarus al-
qur‟an, infaq jum‟at, sama PHBI yaitu penyembelihan hewan
kurban dan latihan manasik haji”.
b. Kapan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Sesuai dengan kegiatan masing-masing ya, kalau shalat
dhuha pada jam istirahat pertama sedangkan shalat dhuhur pada
jam istirahat kedua, kalau tadarus Al-Qu‟an pada pagi hari
sebelum pelajaran dimulai, dan PHBI pas hari raya idul Adha”.
c. Dimana kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Untuk shalat dhuha, shalat dhuhur tentunya di masjid,
kalau tadarus Al-Qur‟an dan infaq ya di kelas masing-masing, dan
untuk PHBI di lapangan sekolah”.
d. Apa manfaat dari masing-masing kegiatan tersebut?
Jawab: “Manfaatnya agar siswa itu bisa melaksanakan perintah
Allah dan menertipkan siswa untuk beribadah”.
HASIL WAWANCARA
Q. Identitas Narasumber
Nama : Abdul Jalal, S.Pd.I (AJ)
Alamat : Sambung Lor, Jambe Wangi, Secang, Magelang
Jabatan : Guru PAI MAN 1 Kota Magelang
Mapel : SKI
Tempat : Ruang Guru Olahraga MAN 1 Kota Magelang
Hari, Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Waktu : 10.51-11.15 WIB
Materi : Pelaksanaan dan bentuk-bentuk kegiatan pembinaan
religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang
R. Transkip Wawancara
9. Pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang?
gg. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas
X di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “lancar saja”.
hh. Mengapa kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X di MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Itu kegiatan sejak dulu mbak”.
ii. Apa tujuannya?
Jawab: “Untuk membentuk anak berakhlakul karimah”.
jj. Siapa saja yang terlibat?
Jawab: “Tentunya guru dan siswa”.
kk. Bagaimana antusias siswa terhadap kegiatan tersebut?
Jawab: “Yang saya lihat siswa banyak yang antusias”.
ll. Bagaimana jika siswa tidak melaksanakan?
Jawab: “Pastinya dapat hukuman dari guru dan pointnya
bertambah”.
mm. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan pembinaan
religiusitas di MAN 1 Kota Magelang?
Jawab: “Karena sekolah sudah menyediakan waktu dan tempat ya”.
nn. Apa faktor penghambatnya?
Jawab: “Yang namanya siswa rasa malas itu sudah pasti menjadi
salah satu hambatan”.
10. Bentuk-bentuk pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1 Kota
Magelang.
a. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan religiusitas siswa
kelas X MAN 1 Kota Magelang?
Jawab:”Banyak ya, kalau yang harian ya ada tadarus, shalat
dhuhur berjama‟ah, shalat dhuha, infaq, kalau yang bulanan ya
ada pengajian kelas, dan yang tahunan itu ada penyembelihan
hewan kurban dan manasik haji”.
b. Kapan kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Sesuai dengan jenis kegiatannya, shalat dhuha jam
istirahat pertama, shalat dhuhur istirahat ke dua, tadarus di pagi
hari sebelum jam pertama dan untuk penyembelihan hewan
kurban serta manasik haji di hari raya idul adha”.
c. Dimana kegiatan pembinaan religiusitas siswa kelas X MAN 1
Kota Magelang dilaksanakan?
Jawab: “Sesuai dengan jenis kegiatannya juga, kalau shalat dhuha
sama shalat dhuhur di masjid, tadarus dan infaq di kelas masing-
masing dan untuk penyembelihan hewan kurban serta manasik
haji di lapangan sekolah”.
d. Apa manfaat dari masing-masing kegiatan tersebut?
Jawab: “ya setidaknya sekolah bukan hanya dijadikan oleh siswa
untuk belajar yang bersifat umum saja, tetapi ibadahnya juga bisa
mengimbangi”.
FOTO KEGIATAN PEMBINAAN RELIGIUSITAS
MAN 1 KOTA MAGELANG
1. Tadarus Al Qur’an
2. Shalat Dhuhur putra
Shalat Dhuhur Putri
3. Shadaqah/ infaq Jum’at
4. Praktek Manasik Haji
5. Penyembelihan Hewan Qurban
6. Pengajian Kelas
FOTO FASILITAS KEGIATAN PEMBINAAN RELIGIUSITAS
MAN 1 KOTA MAGELANG
Masjid
Lab. Keagamaan
FOTO WAWANCARA
DAFTAR HADIR PENGAJIAN KELAS
MAN 1 KOTA MAGELANG
TAHUN 2016/2017
NO NAMA KELAS KETERANGAN
1 Akmal Wahyu Alviansyah X Agama 3 V
2 Alfia laela Nur Hidayah X Agama 3 V
3 Choirul Mujiyati X Agama 3 V
4 Diah Rezki Mazroatul Listiyanti X Agama 3 V
5 Farchan Sulistyo X Agama 3 V
6 Firdaus Nasrulloh X Agama 3 V
7 Hesti Nur Aini X Agama 3 V
8 Husni `Abdillah X Agama 3 V
9 IlaiyaKhusnul Khotimah X Agama 3 V
10 Isma Reni Anggraini X Agama 3 V
11 Khairil Roqi X Agama 3 V
12 Muhamad Alfian Muzaqi X Agama 3 V
13 Muhammad Farid Masykuri X Agama 3 -
14 Muhammad Zada Nasrul Adzim X Agama 3 V
15 Naelul Amalia X Agama 3 V
16 Niqo` Ruma azizi X Agama 3 -
17 Nur Aeni Rahma Safitri X Agama 3 V
18 Siti Mar`atul Khusna X Agama 3 V
19 Siti Nur Aini X Agama 3 V
20 Syarif Hidyatulloh X Agama 3 V
21 Ulud Ima Anisa X Agama 3 V
22 Vivin Dinda Ayu Lestari X Agama 3 V
23 Wahyudi X Agama 3 V
24 Yumrotul Janah X Agama 3 V
25 Zakiyyatul Miskiya X Agama 3 V
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Esa Puspitasari
NIM : 111-13-115
Fakultas / Jurusan : FTIK / PAI
Dosen Pembimbing Akademik : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1 OPAK STAIN SALATIGA 2013
“Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa
Yang Cerdas, Peka Dan Peduli”
26-27
Agustus
2013
Peserta
3
2 OPAK TARBIYAH 2013
“Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kearifan
Lokal Sebagai Identitas Pendidikan
Indonesia”
29
Agustus
2013
Peserta
3
3 LIBRARY USER EDUCATION
(Pendidikan Pemakaian Perpustakaan)
UPT STAIN Salatiga
16
September
2013
Peserta
2
4 Seminar Nasional “Mendetakkan Jantung
Bangsa Dengan Jurnalisme” LPM
DINAMIKA STAIN Salatiga
07
Oktober
2013
Peserta
8
5 Dialog Energi “Dampak Kenaikan Tarif
Dasar Listrik Terhadap Perekonomian
Indonesia Solusi Menciptakan Listrik
Murah Untuk Rakyat Kecil Dan Industri
Dalam Negeri” DEMA STAIN Salatiga
12
Desember
2013
Peserta
2
6 Dialog Edukatif dan Interaktif
“Diaspora Politik Indonesia Di Tahun
2014, Memilih Untuk Salatiga Hati
Beriman” SEMA STAIN Salatiga
01
April
2014
Peserta
2
7 Public Hearing “STAIN menuju IAIN Dari
Mahasiswa Oleh Mahasiswa Untuk
Mahasiswa”
10
Juni
2014
Peserta 2
8 Seminar Nasional Entrepreneurship
RACANA Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi STAIN SALATIGA
16
November
2014
Peserta
8
9 Seminar Nasional “Understanding The
World By Understanding The Language
And The Culture”
CEC STAIN SALATIGA
04
Juni
2015
Peserta
8
10 Seminar Nasional Bahasa Arab ITTAQO
“Aktualisasi Bahasa Arab Untuk
Membentuk Karakter Bangsa Yang
Bermartabat”
ITTAQO IAIN SALATIGA
10
Juni
2015
Peserta
8
11 Training Makalah Dan Motivasi Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Fathir Ar-Rasyid
Iain Salatiga
12
September
2015
Peserta
2
12 IAIN Salatiga Bershalawat
“Menyemai Nilai-Nilai Islam Indonesia
Untuk Memperkokoh NKRI Dalam
Mewujudkan Baldatun Toyyibatun
Warobbun Ghofur” DEMA IAIN Salatiga
06
November
2015
Peserta
2
13 Seminar Nasional “Jenderal Sudirman
Inspirasi Anak Bangsa”
HMJ SKI IAIN Salatiga
11
November
2015
Peserta
8
14 Seminar Nasional “Muslimah Sejati
Bertabur Inspirasi”
LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
29
November
2015
Peserta
8
15 Seminar Nasional “Musik, Islam dan
Nusantara” SMC IAIN Salatiga
5
Desember
2015
Peserta
8
16 Seminar Nasional “ISIS? Rahmatan Lil
Alaminnya Mana?” PMII IAIN Salatiga
19
Desember
2015
Peserta
8
17 Seminar Nasional “Hak Gender Kaum
Difabel dalam Perspektif Sosiologi dan
Hukum Islam” HMJ Ahwal Al-Syakhsiyah
IAIN Salatiga
24
Desember
2015
Peserta
8
18 Seminar Kewirausahaan “Membumikan
Seni Al-Qur‟an Melalui Wirausaha” JQH
Al-Furqan IAIN Salatiga
25
Desember
2015
Peserta
8
19 Piagam Penghargaan Dalam Kegiatan
Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI)
Tingkat Kota Salatiga
29
April
2016
Panitera
3
20 Nusantara Mengaji 300.000 Khatam Al-
Qur‟an “Serentak Se-Indonesia Untuk
Keselamatan Dan Kesejahteraan Bangsa”
JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
08
Mei
2016
Peserta
2
21 Seminar Internasional Festival Solidaritas
Untuk Petani Indonesia “Petani Untuk
Negeri” KRIDA TARUNA-BUMI
PERSADA
18
September
2016
Peserta
8
BIODATA PENULIS
Nama : Esa Puspitasari
NIM : 111-13-115
Fakultas / Jurusan : FTIK/ Pendidikan Agama Islam
Alamat : Dsn. Malanggaten RT 03 / RW 01, Kel. Balesari,
Kec. Windusari, Kab. Magelang
Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 16 Agustus 1995
Riwayat Pendidikan : 1. MI Al-Iman Balesari lulus tahun 2006
2. MTsN Windusari lulus tahun 2009
3. MAN 1 Kota Magelang lulus tahun 2012