Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PENCEGAHAN KORUPSI DI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
51,03%
28,82%
5,14%
4,97%
4,80%
3,18% 1,56%
0,50%
Anggaran Kemendikbud TA 2019
DITJEN DIKDASMEN
DITJEN
GTK
SETJEN
DITJEN PAUD DAN
DIKMAS DITJEN
KEBUDAYAAN
BALITBANG
BADAN P BAHASA DAN
PERBUKUAN ITJEN
No. Nama Unit Pagu (Rp.) % Proporsi
Pagu
1 DITJEN DIKDASMEN 19.076.108.558.000 51,03%
2 DITJEN GTK 10.772.970.452.000 28,82%
3 SETJEN 1.922.845.954.000 5,14%
4 DITJEN PAUD DA N DIKMAS 1.858.906.980.000 4,97%
5 DITJEN KEBUDAYAAN 1.795.283.807.000 4,80%
6 BALITBANG 1.188.578.297.000 3,18%
7 B A DA N P BAHASA DA N
PERBUKUAN
581.986.879.000
1,56%
8 ITJEN 188.524.713.000 0,50%
TOTAL 37.385.205.640.000 100,00%
30.1
%
0.3% 8.0%
1.2%
0.7% 2.4% 4.7%
42.3
%
10.3
%
Anggaran Kemendikbud TA 2020
SETJ
EN ITJE
N DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN
DIKMEN BALITBAN
G BADAN BAHASA
DITJEN
KEBUDAYAAN
DITJEN GTK
DITJEN
DIKTI
DITJEN
VOKASI
No Unit Utama PAGU (Rp.) %
1 SETJEN 22.788.642.525.000 30,1%
2 ITJEN 221.823.925.000 0,3%
3 DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN
DIKMEN
6.050.595.223.000 8,0%
4 BALITBANG 934.997.028.000 1,2%
5 BADAN BAHASA 516.162.160.000 0,7%
6 DITJEN KEBUDAYAAN 1.804.611.162.000 2,4%
7 DITJEN GTK 3.593.394.435.000 4,7%
8 DITJEN DIKTI 32.002.158.059.000 42,3%
9 DITJEN VOKASI 7.790.284.179.000 10,3%
TOTAL 75.702.668.696.000 100%
2
Pagu dan Proporsi Anggaran Kemendikbud Per Unit Utama
2
No Unit Utama DIPA 0 (Rp. 000,-) Penyesuaian SOTK Pagu (Rp. 000,-)
1 SEKRETARIAT JENDERAL 2.312.624.316 20.476.018.209 22.788.642.525
2 INSPEKTORAT JENDERAL 150.819.770 71.004.155 221.823.925
3 DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN DIKMEN - 6.050.595.223 6.050.595.223
4 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN
PERBUKUAN 1.014.720.467 - 79.723.439 934.997.028
5 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA 551.557.489 - 35.395.329 516.162.160
6 DITJEN KEBUDAYAAN 1.358.482.330 446.128.832 1.804.611.162
7 DITJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 9.787.859.092 - 6.194.464.657 3.593.394.435
8 DITJEN PENDIDIKAN TINGGI 39.401.492.343 - 7.399.334.284 32.002.158.059
9 DITJEN PENDIDIKAN VOKASI - 7.790.284.179 7.790.284.179
DITJEN DIKDASMEN 19.474.649.720 - 19.474.649.720 -
DITJEN PAUD DAN DIKMAS 1.650.463.169 - 1.650.463.169 -
TOTAL 75.702.668.696 - 75.702.668.696
3
Catatan:
1. DIPA 0, merupakan DIPA Kemendikbud setelah digabungkan dengan Dikti
2. Terjadi perubahan SOTK pada Ditjen Dikdasmen dan Ditjen PAUD dan Dikmas menjadi Ditjen PAUD Dikdas, dan Dikmen serta Ditjen Vokasi
3. Terjadi penyesuaian SOTK pada Setjen, Itjen, Balitbang dan Buku, Badan Bahasa, Ditjen GTK, dan Ditjen Dikti
Penyesuaian Pagu Anggaran Kemendikbud Tahun 2020
3
Pusat-Pusat
4
8900 SDM yang mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk E-
Pembelajaran dan E-Administrasi Rp 13,6M
17.220 Sekolah menerapkan TIK untuk E-
Pembelajaran Rp 21,1M
2.800 Bahan belajar berbasis TIK Rp 35M
18.310 Siswa/Mahasiswa yang mengikuti lomba, festival,
olimpiade, dan Manajemen talenta Rp 323M
9396 CPNS mengikuti pelatihan dasar dan penguatan
kompetensi bidang tugas Rp 73M
3060 PNS mengikuti pelatihan kepemimpinan, teknis, dan
fungsional Rp 37M
Kebijakan, Konten, Kampanye penguatan karakter melalui
berbagai media Rp 459,8M
17,9 Juta siswa penerima KIP
Setjen: 14,79 jt – Rp 8,6T
PAUDDikdasmen: 3,13 jt – Rp 867,3M
6200 Penerima Beasiswa Unggulan Rp 198M
650 Penerima Beasiswa Darmasiswa RI Rp 38M
67.320 Guru Non PNS yang Menerima
Insentif Rp 213,7M
21.603 Guru/Kepala Sekolah Non PNS
menerima tunjangan khusus Rp 407M
784.503 Mahasiswa mendapatkan KIP Kuliah
Setjen: 481.415 – Rp 3,8T
Dikti: 366.088 – Rp 2,3T
274.625 Guru/Kepala Sekolah Non PNS menerima
tunjangan profesi Rp 6,67T
3.341 Lembaga Menerima Bantuan Rp 120,3M
Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan: Pusat Data dan Teknologi Informasi
Pusat Prestasi Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai:
Pusat Penguatan Karakter:
4
K O R U P S I
UU No 31 Tahun 1999 UU No. 20 Tahun 2001
Tindakan melawan hukum, melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
Tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau
korupsi yang berakibat
merugikan negara atau
perekonomian negara
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 5
KASUS KORUPSI SEKTOR PENDIDIKAN BERDASARKAN JABATAN (5 TERBESAR)
225
95
77 65
27
Jumlah Tersangka
Pegawai Disdik Swasta Kepala Dinas
Kepala Sekolah Bendahara
Selain itu berdasarkan pemantauan ICW, dalam
rentang waktu 10 tahun ada sekitar 77 Kepala
Dinas Pendidikan yang dibui karena tersangkut
kasus korupsi.
Swasta diurutan kedua terbanyak dengan 95
orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tersangka dalam kasus korupsi di sektor
pendidikan yang paling banyak adalah pegawai di
lingkungan Dinas Pendidikan. Sebanyak 225
orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 6
Kita semua harus menjadi
Subjek Pemberantasan Korupsi
PP 71 Th. 2000:
Peran serta
masyarakat adalah
peran aktif
perorangan, Ormas,
atau LSM dalam
pencegahan
dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
Aparat Pemerintah
Sektor Swasta
Masyarakat
Good Corporate
Governance
Anti bribe
Peran Serta
Tidak Permisif
Clean
Government &
Good
Governance
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 7
Upaya Pencegahan Korupsi di
Kemendikbud
Membuat
Kebijakan
Nilai dan
Perilaku
Internalisasi
Nilai
Publikasi dan
Kampanye
Transparansi Mencegah
Konflik
Kepentingan
Membangun
Integritas
Pegawai
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 8
Tugas Inspektorat Jenderal
Mengawal
Memastikan
Menghentikan
Sinergi Pengawasan
Program dan Kegiatan dalam Pencapaian Tujuan
Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan Program dan Anggaran
Aspek – Aspek yang Mengganggu Pencapaian Tujuan dan Target Kemendikbud
KPK, BPK, Kejaksaan Agung, PPATK, BPKP, POLRI, LKPP, Inspektorat Daerah, SPI, Masyarakat
9 Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Pembangunan satker
untuk memperoleh
predikat menuju
WBK/WBBM
Pelaksanaan
pengendalian gratifikasi
Permendikbud No 29
Tahun 2019
Pelaksanaan
wishtleblowing system
Pelaksanaan
pemantauan benturan
kepentingan
Pembangunan SPIP
Penanganan
pengaduan masyarakat
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Lapor
LHKPN On Line
Pencegahan Korupsi oleh
Inspektorat Jenderal
10
Fasilitsi/kampanye Anti
fraud
Program Gerakan
Antikorupsi
Memperkuat Gerakan Antikorupsi
Melakukan upaya pencegahan melalui :
• Pengembangan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi
• Pemberdayaan SPI • Internalisasi Budaya ANTIKORUPSI • Pencegahan Aparatur Pemerintah
dari FRAUD • Penegakan Disiplin Aparatur • Penguatan Sistem Informasi Tata
Kelola Pemerintahan • Penanganan Gratifikasi dan LHKPN
APARATUR PEMERINTAH SATUAN PENDIDIKAN
Melakukan internalisasi gerakan antikorupsi melalui :
• Penerapan Kurikulum Antikorupsi
• Gerakan Saya Anak Antikorupsi (SAAK)
• Gerakan Saya Guru Antikorupsi (SGAK)
• Pengembangan Budaya Jujur dan Disiplin
• Pencegahan Pungutan Liar
MASYARAKAT (ORANG TUA & SISWA)
Melakukan internalisasi gerakan Antikorupsi melalui :
• Pendidikan Keluarga tentang Antikorupsi
• Gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK)
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 11
PRINSIP
DASAR
KOMITMEN
PENCEGAHA
N KORUPSI Bertanggungjawab mencegah dan mengupayakan sistem pencegahan
korupsi di lingkungan instansi
Tidak menawarkan atau memberikan suap, gratifikasi
dalam bentuk apapun
Tidak meminta atau menerima suap, gratifikasi dalam bentuk
apapun
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud 12
13
Zergos (1992) berpendapat bahwa Fraud adalah sebuah seni dalam
mendapatkan keuntungan dengan ketidakjujuran sebagai material utamanya
AusAID (2012) mendefinisikan Fraud sebagai
tindakan tidak jujur untuk memperoleh manfaat atau
menyebabkan kerugian melalui penipuan atau cara
lainnya
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), IIA, 2002 , Setiap tindakan yang disengaja atau penghilangan yang dirancang untuk mengelabui pihak lain, yang mengakibatkan korban menderita kerugian dan/atau pelaku memperoleh keuntungan.
DEFINISI FRAUD
14
KARAKTERISTIK FRAUD
•INTENTIONAL
•DECEPTION
•HIDDEN
•DAMAGE
15
PENGERTIAN FRAUD MENURUT RANCANGAN PERMENDIKBUD
• Fraud adalah segala bentuk penyimpangan yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi, sehingga bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan menimbulkan kerugian dan atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik langsung maupun tidak langsung.
16
POHON FRAUD
Corruption
Conflicts of
Interest bribery
Illegal
Gratuities
economic extortion
FRAUDULENT
STATEMENTS
Financial Non
Financial
Asset Misappropriation
Cash Non-Cash
FRAUD
17
PELAKU
18
GENDER PELAKU
19
20
21
22
BAGAIMANA DENGAN KORUPSI ?
1. Psl 2 ayat (1) UU No 31/1999 (sbgamana telah diubah dengan UU No 20/2001) Tentang Pemberantasan Tipikor “Setiap orang yang secara MELAWAN HUKUM melakukan perbuatan MEMPERKAYA DIRI SENDIRI atau ORANG LAIN atau suatu KORPORASI yang dapat MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA atau PEREKONOMIAN NEGARA, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
23
BAGAIMANA POTRET KORUPSI DI INDONESIA?
24
Korupsi sudah sangat meluas secara sistemik merasuk ke semua sektor diberbagai tingkatan pusat dan daerah, disemua lembaga negara eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Oleh karenanya korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes)
Tahun 2010, CPI Indonesia 2,8 (ranking 110 dari 178 negara)
Tahun 2011, CPI Indonesia 3,0 (ranking 100 dari 183 negara)
Tahun 2012, CPI Indonesia naik 32 (namun turun peringkat menjadi 118 dari 182 negara-masih lebih baik Timor Leste (3,3)
Tahun 2013, CPI Indonesia tidak berubah/tetap 32 (peringkat 114 dari 177 negara)
Tahun 2014, CPI Indonesia Meningkat dari 32 menjadi 34 (peringkat 107 dari 175 negara)
TAHUN 2018, CPI 38 (peringkat 89 dari 178 ) Korupsi bukan lagi masalah lokal,
melainkan suatu fenomena transnasional
yang mempengaruhi semua masyarakat
dan ekonomi sehingga mendorong perlunya kerjasama internasional dalam
hal pencegahan dan pemberantasan
korupsi.
www.kpk.go.id Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
24
PRESSURE
25
OPPORTUNITY RATIONALIZATION
INSTITUSI/
ADMINISTRASI/SISTEM
MANUSIA/PERILAKU
SOSBUD
Fraud Triangle (Donald R Cressey, 1950)
25
ILUSTRASI
BLACK HOLE
26
APA YG DIMAKSUD DENGAN STRATEGI ANTI FRAUD?
• Strategi anti fraud adalah kumpulan teknik/metode pencegahan, deteksi, dan respon atas kejadian fraud dalam mewujudkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bersih, transparan, dan akuntabel. Strategi anti fraud merupakan bagian penerapan manajemen resiko yang merupakan tanggung jawab manajemen (pimpinan organisasi) dan keberhasilannya sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan organisasi dengan dukungan menyeluruh anggota organisasi.
27
MENGAPA DIPERLUKAN IMPLEMENTASI STRATEGI ANTI FRAUD?
• Menghindari kasus yang berujung pada aparat penegak hukum.
• Menghindari kerugian organisasi yang lebih besar.
• Mendorong efektivitas, efisiensi, ekonomis, dan akuntabilitas organisasi
28
APA SAJA KEGIATAN DALAM STRATEGI ANTI FRAUD?
• Pencegahan,
• Deteksi,
• Respon atas fraud, dan
• Pemantauan, evaluasi dan mekanisme tindak lanjut.
29
SPIP GAMBARAN UMUM
30
DASAR HUKUM SPIP
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan
telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan
pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
31
Definisi SPIP
PP 60/2008
SPI adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
32
Perspektif SPIP
PE MANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
UN
IT A
UN
IT B
KE
GIA
TA
N 1
KE
GIA
TA
N 2
33
SPIP
Sarana Komunikasi
Sistem Informasi
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
Lingkungan
Pengendalian
Ps. 4
Penilaian
Risiko
Ps. 13
Kegiatan
Pengendalian
Ps. 18
Informasi &
Komunikasi
Ps. 41
Pemantauan
Pengendalian
Intern Ps. 43
8 Lingkungan Pengendalian
11 Kegiatan Pengendalian
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
34
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Keterkaitan Unsur-unsur SPIP
1. Integritas & Nilai Etika
2. Komitmen
kompetensi
3. Kepe-mimpinan kondusif
4. Kebijakan
dan Praktik
SDM
5. Struktur Org.
6. Wewenang dan
Tanggung jawab
7. Peran APIP
8. Hubungan Kerja
Penilaian Risiko
Kegiatan Pengendalian
INFOKOM
Pemantauan
35
Identifikasi
Analisis
Respon / Kelola
Risiko Tujuan Instansi
Pemerintah
11 Sub Unsur Kegiatan Pengendalian
36
EPILOG
Patut diingat: SPIP bukan hanya upaya membentuk mekanisme administratif tetapi juga upaya melakukan perubahan sikap dan perilaku. (soft factor)
PP atau Perkada SPIP bukan suatu akhir, tapi awal
Oleh karenanya implementasi SPIP sangat memerlukan komitmen, teladan pimpinan dan niat baik seluruh pejabat dan pegawai IP.
37
38
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
39
Konsepsi Unsur Lingkungan
Pengendalian
Konsepsi Sub Unsur Lingkungan
Pengendalian
Implementasi Lingkungan
Pengendalian di Instansi Pemerintah
40
Kondisi dalam Instansi pemerintah yg memengaruhi efektivitas
pengendalian intern
Atmosfir yg kondusif untuk mendorong ter-implementasi-nya
SPI yg efektif
41
SPIP
Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Nilai Etika
Komitmen Terhadap Kompetensi
Kepemimpinan yang kondusif
Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik dengan IP Terkait
42
Infrastruktur
Internalisasi
43
Penegakan Integritas dan Nilai Etika
44
Pedoman Perilaku Pegawai dan Pimpinan
Good Governance
Etika Lingkungan Kerja
NILAI
45
Kode Etik /
Aturan
Perilaku
Kebijakan
Penegakan
Kode Etik
Kebijakan Penanganan
Konflik Kepentingan
Kebijakan
Pengabaian Manajemen
Majelis
Kode Etik
Kebijakan sistem
reward & punishment
Infrastruktur
46
• Pengaturan hubungan antara pihak terkait dalam penyusunan/ pembahasan kebijakan dan prosedur, khususnya dengan pihak swasta/sponsor;
• Pengaturan hubungan pejabat berwenang dalam anggaran (pemda) dengan pihak ketiga (swasta);
• Pemberian reward dan punishment;
• Pengaturan hubungan pejabat yang berwenang dalam penerimaan pegawai dengan calon pegawai, penyelenggara ujian, dan pimpinan unit pengguna;
• Pengaturan hubungan antara pihak terkait (bagian kepegawaian, Baperjakat, pegawai bersangkutan, dan lain-lain) dalam penempatan, mutasi, rotasi,
dan promosi pegawai;
• Pengaturan transparansi kebijakan dalam penerimaan pegawai dan
proses penempatan, mutasi, rotasi, dan promosi pegawai;
• Pengaturan hubungan pejabat berwenang dalam pengadaan barang/jasa dengan pihak ketiga;
• Pengaturan tanggung jawab evaluator/auditor terhadap fasilitas yang di-
berikan oleh pihak yang dievaluasi
47
• Aktivitas Politik • Penyuapan, pembayaran ilegal dan kickbacks • Amal/Donasi • Perjalanan Dinas kantor • Pekerjaan Sampingan • Hadiah Pemberian & keuntungan lain • Gratifikasi • Jamuan • Biaya kemudahan (Uang pelicin) • Menjadi Pemasok & Penyedia
jasa lain • Anggota keluarga • Menghindari potensi benturan kepentingan
• Tanggung jawab Profesi • Tanggung Jawab Pribadi Perilaku
berkaitan dengan stakeholders • Penggunaan Informasi • Larangan Manipulasi dan Penyampaian • Informasi yang Tidak Benar • Pemeliharaan dan Penggunaan Aset • Penggunaan informasi internal • Penggunaan fasilitas kantor : telepon, dsb • Catatan dan pembukuan • Kesempatan kerja yang sama • Etika Lingkungan kerja • Narkoba dan perjudian • Pengguna jasa
48
Internalisasi
49
KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI
50
Kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kriteria yang
diklasifikasikan
51
Kompetensi
Pengetahuan
Keahlian
Rekruitmen
Pelatihan Pembinaan
Penempatan
52
53
Infrastruktur
Penetapan Visi dan Misi
Struktur
Organisasi
Database
Kompetensi
Pegawai
Standar
Kompetensi
Jabatan
Peraturan
Kepegawaian
54
Identifikasi Kegiatan
Sesuai Fungsi
Internalisasi
Inventarisasi & Analisis
Tugas
Komunikasi Syarat
Kompetensi
Rekruitmen & Seleksi Berbasis
Kompetensi Penempatan & Pemberian Tugas Sesuai Kompetensi
Pelatihan
Bimbingan
Pemantauan & Evaluasi
Kompetensi
55
Kepemimpinan yang Kondusif
56
Pertimbangan risiko dalam pengambilan keputusan
Manajemen berbasis kinerja
Mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP
Melindungi aset dan informasi
Interaksi dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah
Tanggapan positif terhadap pelaporan keuangan, anggaran, program dan kegiatan
57
Infrastuktur
Kebijakan untuk me- respon pelaporan
mengenai Keuangan, Penganggaran, Program,
dan Kegiatan
Kebijakan terhadap Fungsi-fungsi
penting Instansi
Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko
Kebijakan Penerapan Manajemen Berbasis
Kinerja
Kebijakan Perlindungan Aset dan Informasi
Kebijakan Komunikasi yang Efektif
58
59
Penyadaran penerapan manajemen berbasis kinerja
• Keterkaitan program dg visi dan misi
• Pentingnya penyusunan anggaran berbasis kinerja
• Pentingnya membagi tugas berdasarkan rencana tujuan kinerja organisasi
• Pentingnya pemberian penghargaan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai baik secara individu, tim, dan organisasi secara keseluruhan
• Pentingnya melakukan evaluasi kinerja
• Pentingnya membuat laporan akuntabilitas kinerja
Pelaporan hasil pengambilan keputusan
Dokumentasi proses pengambilan keputusan
60
Penyadaran untuk mendukung fungsi tertentu
• Pendanaan kegiatan dikaitkan dg target kinerja
• Penyusunan anggaran berdasarkan sumber data yang kompeten
• Proses pengambilan keputusan anggaran melibatkan setiap level mjm organisasi
Melindungi aset & informasi dari penggunaan yang tidak sah
• Penerapan SABMN/D
• Pengamanan fisik, administrasi dan hukum
• Sistem internal check
61
Interaksi intensif dg pejabat pada tingkat yang lebih rendah
• Pertemuan periodik mjm puncak dg manajemen dibawahnya
• Masukan dari level bawah ke atas
Merespon positif terhadap pelaporan
62
MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN KEMENDIKBUD
Permendikbud No 126 Tahun 2014
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
Inspektorat Investigasi Februari 2020
Permendikbud No 126 tahun 2014
• Pasal 2 Ayat 1 : Setiap Pejabat/Pegawai Kemendikbud Wajib menyampaikan pengaduan tentang adanya dugaan pelanggaran kepada SPI dan/atau Inspektorat Jenderal
• Pasal 2 Ayat 2 : Masyarakat dapat menyampaikan Pengaduan tentang adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh ASN
• Pasal 5 Ayat 3 : Melalui Datang langsung, Surat, Faksimili, E Mail, laman, audio visual, foto, dan/ atau bentuk lain.
Media Pengaduan, Jumlah dan Jenis Kasus Tahun 2019
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Saluran Pengaduan Media Penyampaian
Kasus Jumlah Kasus
Pengaduan Surat Perintah PM/Kajian
Surat Pengaduan
Hadir di Kantor Itjen
267 Kasus
Pengaduan Elektronik SMS/WhatsApp
Telpon
Website Posko Pengaduan
Media Sosial
418 Kasus
Jumlah
685 Kasus
Keterangan : PBJ : Pengadaan Barang dan Jasa; KEU : Keuangan;
AKD : Akademik; KPG : Kepegawaian; PWW : Penyalahgunaan
wewenang PUNGLI : Pungutan Liar; LL : Lain-Lain.
Media Pengaduan Jenis Kasus
Keterangan : Tahun 2020 (Januari – Februari)
Pengaduan Pendidikan Tinggi
yang masuk mencapai 24
pengaduan
TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT
Keterangan :
Audit Investigasi : kasus ditindaklanjuti dengan penugasan melakukan audit
investigasi untuk membuktikan benar atau tidak nya kasus
itu terjadi;
Fact Finding : penemuan fakta dokumen terhadap kebenaran kasus untuk
kemudian dapat atau tidak dapat dilanjutkan menjadi audit
investigasi;
Surat Klarifikasi : pengaduan masyarakat berdasarkan pertimbangan
professional diteruskan melalui surat kepada institusi terkait
untuk diminta klarifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan
otoritas yang ada;
Sidak : inspeksi mendadak pembuktian terjadi atau tidak terjadinya
kasus penyelesaian masalah dilakukan dengan inspeksi
mendadak atau kunjungan mendadak;
Tidak dapat : pengaduan tidak dilengkapi dengan data yang lengkap dan
ditindaklanjuti akurat sehingga tidak dapat ditindaklanjuti
Lain-Lain : menindaklanjuti pengaduan masyarakat dilakukan dengan
cara atau metode selain keempat hal tersebut di atas, seperti
konfirmasi langsung melalui media elektronik, fasilitasi,
koordinasi pengawasan dan upaya preventif lainnya.
Terdapat sisa kasus sebanyak 23 yang masih dalam proses menunggu kelengkapan data
pendukung untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Tahun 2019
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
AUDIT INVESTIGASI DAN FACT FINDING
No Unit Utama 2019
1 Sekretarat Jenderal + UPT 4
2 Inspektorat Jenderal 1
3 Ditjen Paud dan Dikmas + UPT & Disdik 23
4 Ditjen Dikdasmen+ UPT & Disdik 55
5 Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan + UPT 8
6 Ditjen Kebudayaan + UPT 12
7 Badan Penelitian dan Pengembangan + UPT 15
8 Badan Pengembangan Bahasa + UPT 2
Jumlah 120
Penanganan Kasus Berdasarkan Substansi dan Wewenang Unit Utama
JENIS PERMASALAHAN
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
AUDIT INVESTIGASI DAN FACT FINDING
Lokasi Kasus yang ditangani Tahun 2019 Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
FASILITASI TINDAK LANJUT
HASIL AUDIT KHUSUS (KLINIK)
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Fasilitasi konsultasi tindak lanjut dalam
pengawasan intern adalah praktik
fasilitasi pelayanan konsultasi untuk
penyelesaian atas kasus yang terjadi
dalam suatu kerja pengelola pendidikan
dan kebudayaan sebagai bentuk ekspresi
tertinggi dalam pengawasan internal.
Fasilitasi Tindak Lanjut
Hasil Audit Khusus
Tahun Total
Rekomendasi Pengembalian ke Kas
Negara Disiplin PNS PP53/2010
Perbaikan Sistem
Pelimpahan ke APH
2016 165 26 (Rp4.442.573.433) 37 101 1
2017 201 45 (Rp8.854.134.827) 31 125 0
2018 191 73 (Rp5.353.782.119 ) 17 101 0
2019 257 86 (Rp11.598.086.674 ) 28 143 0
WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS)
https://wbs.kemdikbud.go.id
Mempermudah pengaduan 0leh
PEGAWAI/ASN mengenai tindakan
yang merugikan orang lain dan
Negara yang dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan
pegawai Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Pegawai yang melaporkan
menggunakan saluran
Whistleblowing System (WBS)
identitasnya akan dirahasiakan.
MOU ANTARA KPK,
LPSK, DAN 17 K/L
TERMASUK
KEMENDIKBUD PADA
TANGGAL 27 September
2017…
Sebagai Mandat Inpres
No 10 tahun 2016
tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan
Korupsi
TUJUAN
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
DASAR
11 Pengaduan : 5 Audit Khusus, 1 Surat Klarifikasi, 3 Telaah Investigasi, 2 Tidak dapat ditindaklanjuti
Masyarakat
PERAN MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN
KORUPSI
PP NO 43 TAHUN 2018
LAPOR kepada
Penegak Hukum
Penghargaan berupa piagam dan premi maksimal Rp 200 juta atau dua permil dari jumlah kerugian
(pasal 17 ayat 1)
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
ALUR PENANGANAN PENGADUAN
72
Media
pengaduan /
ULT
Irjen
TU
Inspektorat
Investigasi
Inspektur
InvestigasiAuditor Ses Itjen Menteri Kelengkapan Waktu Output
1 Pengaduan Masyarakat
(dumas) yang diterima
oleh Inspektur Jenderal
Surat Dumas 1 hari memo/Disposi
si Menteri,
Surat Dumas
a. Media tulis,
b. Elektronik,
c. Hadir di kantor
Itjen, Kemendikbud,
d. Unit Layanan
Terpadu (ULT).
2 Mempelajari pengaduan
dan membuat disposisi
yang ditujukan kepada
Inspektur Investigasi untuk
ditindaklanjuti
memo/Disposisi
Menteri, Surat
Dumas
1 hari Disposisi Irjen
3 Menerima disposisi,
Mendokumentasikan dan
menatausahakan surat
Pengaduan Masyarakat
Disposisi Irjen,
Aplikasi
Persuratan
(e-Office dan IDS)
30 Menit Disposisi Irjen,
Lembar
Disposisi
Inspektur
Investigasi
4 Menunjuk Ketua
Kelompok/Auditor untuk
melakukan telaah
Pengaduan
Disposisi Irjen,
Lembar Disposisi
Inspektur
Investigasi
1 hari Disposisi
Inspektur
Investigasi
terkait dengan SOP
administrasi
persuratan
4 Menelaah surat
pengaduan dan
menentukan langkah
tindak lanjut yang sesuai
dengan permasalahan
antara lain bisa dalam
bentuk analisis,
pengumpulan fakta (fact
finding), audit investigasi
dan lain-lain
Surat Dumas,
dasar hukum,
dokumen terkait
2 hari Hasil telaah
dan analisis
5 Menetapkan Hasil Telaah
dan Analisis untuk
dilakukan Audit Investigasi/
dilakukan konfirmasi
melalui surat/ atau
diarsipkan
Hasil telaah dan
analisis
15 menit Disposisi,
Hasil Telaah
6 Hasil telaah ditindaklanjuti
dengan Surat Klarifikasi,
Fact Finding atau Audit
Khusus
Disposisi, Hasil
TelaahPM
Surat
Klarifikasi,
atau PKA,
KAK (jika
audit)
terkait dengan SOP
AUDIT Khusus/Fact
Finding/Klarifikasi
No Langkah Kegiatan
Pelaksana Mutu Baku
Keterangan
YA
TIDAK
73
POSKO LAYANAN PENGADUAN
Media Pengaduan Masyarakat Kemendikbud
Unit Layanan Terpadu
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Inspektorat Jenderal
Gedung C, Kemendikbud, Lantai Dasar
Jl. Sudirman, Senayan - Jakarta, 10270 Gedung B, Kemendikbud
Jl. Sudirman,Senayan -
Jakarta, 021 570 3303
021 5790 3020
Fax.021 5733125
021 573 7104
0811 9958 020
pengaduan.itjen
@kemdikbud.go.id
posko-pengaduan.
itjen.kemdikbud.go.id
0811 976929
ult.kemdikbud.go.id Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Tujuan 1. Menghimpun 2. Mengolah 3. Mengklarifikasi 4. Menyalurkan 5. Mengkonfirmasi 6. Merespon
74
KAMPANYE ANTI FRAUD
Tujuan Hasil Strategi Alamat Laman
Mengkampanyekan budaya anti fraud melalui Implementasi strategi Anti Fraud pada satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Meningkatkan program pencegahan, pendeteksian, dan respon atas fraud yang dituangkan dalam peta risiko
• Tumbuhnya budaya anti fraud
• Tersusunnya peta resiko fraud pada masing masing unit
antifraud.kemdikbud.go.id
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
IMPLEMENTASI STRATEGI
ANTI FRAUD
Inspektorat Jenderal
Kemendikbud
Dapat memfasilitasi dan mengasistensi SPI
unit utama dalam implementasi strategi
antifraud dengan menyusun peta anti fraud
dan menginputnya pada aplikasi yang telah
disediakan dalam rangka terlaksananya
program membudayakan anti fraud diterkait
dengan pemahaman/konsep yang diterapkan
oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud
TUJUAN DAN HASIL
Sekretariat Jenderal
Ditjen GTK Ditjen Dikdasmen
Ditjen Kebudayaan Ditjen Paud Dikmas
Badan Bahasa & Perbukuan
Balitbang
Dihadiri oleh 5 SPI di tingkat Eselon II dan
Pengelola Peta Risiko Fraud
Dihadiri oleh 15 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Dihadiri oleh 24 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Dihadiri oleh 14 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Dihadiri oleh 15 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Dihadiri oleh 15 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Dihadiri oleh 15 SPI di tingkat Eselon II dan Pengelola Peta
Risiko Fraud
Tah
un
20
19
Tahun 2017
Tahun 2018
8 provinsi dengan 18 satuan kerja Kemendikbud dan dihadiri
total 360 peserta SPI dan Pengelola Peta Risiko Fraud
9 provinsi dengan 18 satuan kerja Kemendikbud dan dihadiri
total 360 peserta SPI dan Pengelola Peta Risiko Fraud
IMPLEMENTASI STRATEGI ANTI FRAUD DI 7 UNIT UTAMA
TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
SUTOYO
INSPEKTU
R I
JENIS PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan atas laporan keuangan
• LHP memuat opini
Pemeriksaan Keuangan
• Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
• LHP memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
Pemeriksaan Kinerja
• Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja (pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif)
• LHP memuat kesimpulan
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
2
UU 15 Tahun 2004:
Opini Laporan Keuangan Kemendikbud
• Pengelolaan dan Penatausahaan PNBP Belum
Memadai Kepatuhan terhadap
PNBP
• Kelebihan Pembayaran atas Belanja
Pegawai Kepatuhan Atas Belanja
Pegawai
• Belanja Barang Belum Diatur Dalam Standar Biaya Masukan
(SBM);
• Mekanisme Pertanggungjawaban Belanja Perjalanan Dinas Belum Didukung Bukti At Cost dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas
Kepatuhan Atas Pengelolaan Barang dan Jasa
• Penyelesaian Pekerjaan atas Kegiatan Belanja Modal Mengalami Keterlambatan dan Belum Dikenakan Sanksi Denda Keterlambatan serta Pekerjaan yang Putus Kontrak Belum Dicairkan Jaminan Pelaksanaan
• Kelebihan Pembayaran pada Kegiatan Belanja Modal
Kepatuhan Atas Pengelolaan Belanja Modal
KETIDAKPATUHAN LK KEMENDIKBUD 2018
UU No. 15 /2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara,
Pasal 20
(1)Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
(2)Pejabat wajib memberikan jawaban atau
penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut
atas rekomendasi dalam laporan hasil
pemeriksaan
(3)Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan
kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari setelah laporan hasil
pemeriksaan diterima.
Peraturan BPK No. 2 /2017 ttg Pemantauan Pelaksanaan Tinjut Rekomendasi LHP BPK-RI,
Pasal 3
(1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi
dalam hasil pemeriksaan setelah hasil
pemeriksaan diterima
(3) Tindak lanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) wajib
disampaikan kepada BPK paling
lambat 60 (enam puluh) hari setelah
laporan hasil pemeriksaan diterima.
DASAR HUKUM TINDAK LANJUT
(1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi
dalam hasil pemeriksaan setelah hasil
pemeriksaan diterima
(2) Tindak lanjut atas rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
jawaban atau penjelasan atas pelaksanaan
tindak lanjut yang dilampiri dengan
dokumen pendukung
DASAR HUKUM TINDAK LANJUT
KENDALA TINDAK LANJUT
LAPIS PERTAHANAN DAN PENGENDALIAN
4
2
1
Manajemen Risiko dan Internal Control
UKI/SPI
Independent & Objective
Assurance
(Internal Auditor)
External Auditor
Dimodifikasi dari Sumber:
• Three Lines of Defence, Institute of
Internal
• FourLines of Defence, Association of
Chartered Certified Accountants, UK
I
N
T
E
R
N
A
L
AP
H
APIP
3
BP
K
5
MANFAAT
SPIP
Memberikan jaminan bahwa operasi/kegiatan
Instansi menjadi
efektif,efisien dan ekonomis
Mendeteksi terjadinya kesalahan
(mismanagement) dan fraud dalam
pelaksanaan aktivitas
organisasi
Membantu pengamanan asset terkait terjadinya
fraud, pemborosan, dan salah
penggunaan yang tidak sesuai tujuan
Memberikan keyakinan atas
keandalan laporan
keuangan
Memberi keyakinan akan
ketaatan terhadap peraturan
perundangan
Membantu manajeme
n merespon perubaha
n
SPIP
TERIMA KASIH
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI