Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG
EKSEKUSI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA
DAN LELANG (KPKNL) TEGAL
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Pancasakti Tegal
Armatus Syifa Fauziyah
NPM : 4217300015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya Armatus Syifa Fauziyah, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
bahwa Tugas Akhir yang saya ajukan ini adalah hasil karya sendiri untuk
mendapatkan gelar Ahli Madya.Karya ini adalah milik saya, karena itu
pertanggungjawabannya sepenuhnya berada pada saya.
Tegal, 27 Juli 2020
Yang Menyatakan,
Armatus Syifa Fauziyah
iii
IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG
EKSEKUSI
PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA
DAN LELANG (KPKNL) TEGAL
Armatus Syifa Fauziyah
NPM : 4217300015
Disetujui Oleh Pembimbing
Tegal, 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing
Dr. Dien Noviany R., S.E, M.M, Akt, C.A Setyowati Subroto, S.E,M.Si
NIP 0628117502 NIP 19780509 2005012002
iv
PENGESAHAN UJIAN TAHAP AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul
“Implementasi Penyetoran PPh Final Atas Barang Lelang Eksekusi Pada
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal” yang
diajukan oleh Armatus Syifa Fauziyah NPM : 4217300015 telah dipertahankan di
depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Juli 2020 dan dinyatakan memenuhi syarat
untuk diterima.
Penguji I Penguji II
Setyowati Subroto, S.E,M.Si Amirah, S.E.I.,M.Sc
NIP. 19780509 2005012002 NIPY. 165629111984
Penguji III
Dra. Sri Murdiati, M.Si
NIPY. 62509091965
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Akt, C.A
NIP 0628117502
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir dengan lancar tanpa ada suatu kendala apapun. Tugas akhir ini dibuat
sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diploma 3 Manajemen Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan segala bentuk dari semua
pihak untuk perbaikan tugas akhir ini. Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat
memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
bidang perpajakan. Terima Kasih.
vi
PERSEMBAHAN
Motto :
Akan ada kesulitan dalam setiap perjalanan, tetapi percayalah semua akan
mudah apabila kita mau bersabar dan berusaha dengan sungguh-sungguh.
Selalu bersyukur kepada Tuhan oleh apa yang kita dapat di dunia, karena
sesungguhnya kita telah diberi kenikmatan yang sungguh luar biasa olehNya.
Jangan terlalu berekspetasi terlalu tinggi, aku takut nanti kamu kecewa oleh
ekspetasimu sendiri.
Persembahan :
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah memberi saya nikmat
menulis Tugas Akhir ini dengan sehat wal afiat hingga akhir.
2. Orangtua tercinta Wintoro Asmoro dan Dairohati
3. Mustaqim
4. Sahabat-sahabatku Ute, Hulek, Jesi, Bocil, Siska
5. Keluarga besar
6. Dosen pembimbing dan Ka Progdi, Ibu Setyowati Subroto, S.E,M.Si dan
Ibu Amirah, S.E.I., M.Sc
7. Semua dosen yang pernah mengajar saya
8. Teman-teman satu kelas yang saling support
9. UPS TEGAL
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN DAN UJIAN .............................. iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................................. 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ....................................................... 4
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 6
BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI ..................................................... 7
A. Sejarah KPKNL ................................................................................ 7
B. Visi dan Misi KPKNL ....................................................................... 9
C. Struktur organisasi ............................................................................ 10
D. Kepegawaian ..................................................................................... 11
viii
BAB III : TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK ............................................... 20
A. Tinjauan Teori ................................................................................... 20
1. Pengertian Pajak .......................................................................... 20
2. Pengertian Pajak Final................................................................. 22
3. Objek Pajak Final ........................................................................ 23
4. Bukan Objek Pajak Final ............................................................ 24
5. Definisi Lelang ............................................................................ 26
6. Klasifikasi Lelang ....................................................................... 26
7. Penyetoran Pajak ......................................................................... 27
8. Penyetoran Pajak Final ................................................................ 28
B. Praktek............................................................................................... 29
1. Penyetoran dan Pelaporan ........................................................... 29
2. Mekanisme Penyetoran dan pelaporan PPh Final atas Barang
Lelang Eksekusi .......................................................................... 31
3. Daftar Penyetoran PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi
KPKNL Tegal tahun 2020 .......................................................... 33
BAB IV : PENUTUP .......................................................................................... 34
A. Kesimpulan ....................................................................................... 34
B. Saran .................................................................................................. 36
C. Daftar Pustaka ................................................................................... 37
D. Lampiran ........................................................................................... 38
ix
DAFTAR TABEL
1. Daftar penyetoran PPh Final atas barang eksekusi .......................... 33
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 Struktur organisasi KPKNL Tegal ......................................................... 10
2.2 Struktur Organisasi Seksi Sub Bagian Umum ....................................... 13
2.3 Struktur organisasi Pengelolaan Kekayaan Negara ............................... 14
2.4 Struktur Organisasi Pelayanan Lelang ................................................... 15
2.5 Struktur Organisasi Pelayanan Penilaian ............................................... 16
2.6 Struktur Organisasi Hukum Internasional .............................................. 18
3.1 Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas Barang
Lelang Eksekusi ..................................................................................... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir SPT Masa PPh Final ......................................................... 38
2. Cetakan Kode Billing ....................................................................... 39
3. Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP) .......................................... 40
4. Surat Setoran Pajak (SSP) ................................................................ 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat.Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.Sesuai falsafah undang-undang
perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban,
tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara
dan pembangunan nasional.
Sehubungan dengan ini maka pemerintah berusaha untuk
menggalakan pelaksanaan pemungutan pajak.Sebagai realisasinya
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang perpajakan yang baru.
Salah satunya adalah UU Nomor 7 Tahun 2000 serta terakhir dengan
UU Nomor 10 Tahun 1994 dan UU nomor 17 tahun 2000 serta
terakhir UU nomor 36 Tahun 2008 yang mulai berlaku di Indonesia
sejak 1 Januari 2009.
2
Penghasilan berdasarkan ketentuan perpajakan, terdiri dari
penghasilan yang merupakan objek pajak dan penghasilan yang bukan
objek pajak. Cara pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan yang
dikategorikan objek pajak dilakukan dengan dua cara, yang pertama
dikenakan pajak penghasilan secara umum dengan menggunakan tarif
umum dan pengenaannya dilakukan di SPT tahunan. Kedua,
dikenakan pajak penghasilan secara final.
Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah pajak yang
dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan.
Pembayaran, pemotongan atau pemungutan PPh Final yang dipotong
pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran
dimuka atas PPh terutang akan tetapi merupakan pelunasan PPh
terutang atas penghasilan tersebut. Sehingga wajib pajak dianggap
telah melakukan pelunasan kewajiban pajaknya. Dengan demikian,
penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan ini tidak akan dihitung
lagi pajak penghasilannya di SPT tahunan untuk dikenakan tariff
umum bersama-sama dengan penghasilan lainnya.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Pajak
penghasilan, Undang-undang memberikan mandat kepada pemerintah
untuk mengenakan PPh final atau penghasilan-penghasilan
tertentu.Berdasarkan ketentuan ini.Pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah untuk mengenakan PPh final atau penghasilan
3
tertentu dengan pertimbangan kesederhanaan, kemudaha, serta
pengawasan. Salah satu yang merupakan objek dari PPh final adalah
barang lelang.Lelang menurut Peraturan Mentri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 40/PMK.07/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang
didahului dengan pengumuman lelang. Dalam proses lelang, setelah
pelaksanaan lelang dilakukan dan pembeli barang telah ditentukan
maka dikenakan pajak penghasilan atas barang tersebut, tarif pajak
penghasilan atau barang tersebut adalah 2,5% dari harga terbentuk
pada saat telang.
Berdasarkan hal- hal diatas maka penulis tertarik mengambil
judul “Implementasi Penyetoran PPh Final Atas Barang Lelang
Eksekusi Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) Tegal”.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup pembahasan dari laporan akhir ini adalah
1. Penyetoran PPh atas barang lelang eksekusi pada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal.
2. Pelaporan PPh atas barang lelang eksekusi pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal
4
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan proposal Tugas
Akhir ini adalah
a. Untuk mengetahui apakan Instansi yang bersangkutan telah
melakukan penyetoran PPh sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Untuk mengetahui realisasi penyetoran dan pelaporan PPh final
atas barang eksekusi yang dilakukan di Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Tegal.
1. Kegunaan Penulisan
a. Bagi Mahasiswa
1) Untuk menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikannya
kedalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan
2) Untuk mengetahui bagaimana proses penyetoran dan pelaporan
pajak PPh Final barang lelang eksekusi pada kantor KPKNL Tegal
b. Bagi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Sebagai bahan masukan dalam melakukan ketentuan di bidang
perpajakan serta membantu proses sosialisasi kepada pembaca tentang
penyetoran pajak atas barang lelang
c. Bagi Universitas Pancasakti Tegal
Sebagai bahan referensi yang diharapkan bermanfaat bagi para
pengajar dan mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal pada umumnya
5
serta mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Manajemen Perpajakan.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) yang beralamat di Jalan K.S Tubun No 12
Tegal
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari tanggal 20
Januari 2020 sampai dengan 14 Maret 2020.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka metode yang digunakan sebagai berikut :
a. Wawancara/Interview
Pencarian data dilakukan dengan wawancara dan tanya jawab
secara langsung dengan meminta penjelasan dari pihak yang
berkompeten di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
untuk mendapatkan data yang diperlukan dan
mendokumentasikannya.
b. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek
yang hendak diteliti pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang untuk mendapatkan data dan informasi.
7
c. Studi Pustaka
Pencarian data dilakukan dengan mengambil data dari buku-
buku bacaan, keputusan menteri keuangan, undang-undang dan
lain-lain yang dapat digunakan sebagai sumber referensi.
d. Dokumentasi
Kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan
membuat daftar dokumentas yang telah diperoleh dari instansi.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data sebagai berikut :
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-
orang yang dianggap mampu memberikan informasi serta observasi
penulis di lapangan tempat KKP.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh melalui studi literatur seperti
sumber-sumber pustaka, UU, dokumentasi, maupun literatur yang
berhubungan.
8
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah KPKNL
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal
adalah salah satu kantor pelayanan publik yang merupakan instansi
vertikal DJKN yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala kantor Wilayah DJKN.
KPKNL Tegal semula adalah Kantor Pelayanan Piutang dan
Lelang Negara (KP2LN) Tegal,yang dibentuk berdasarkan keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 455/MK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001
dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang,
Kota/Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kota/Kabupaten
Brebes. KP2LN Tegal mulai beroperasi sejak serah terima KP2LN
Semarang ke KP2LN Tegal pada tanggal 7 Januari 2002 namun dalam
pelaksanaan kegiatannya, kantor masih berada di Semarang. KP2LN mulai
beroprasi di Tegal secara resmi mulai tanggal 8 April 2002 dengan
menempati/menyewa gedung milik Dispenda Propinsi Jawa Tengah yang
bertempat di Jalan Kapten Piere Tandean No.1 Tegal. Pada tanggal 16
Februari 2007 KP2LN Tegal telah menempati gedung kantor baru yang
terletak di Jalan K.S Tubun No.12 Tegal yang berdiri di tanah sertifikat
Hak Pakai No.76.
Seiring dengan perubahan organisasi, Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 66 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat atas
9
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Piutang Negara dan Lelang Negara (DJPLN) menjadi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
Wilayah KPKNL Tegal yang semula sampai dengan Kabupaten Kendal
sekarang hanya meliputi Kabupaten Pemalang, Kota/Kabupaten Tegal dan
Kabupaten Brebes.Sedangkan untuk Kabupaten Kendal dan Kabupaten
Batang masuk wilayah KPKNL Pekalongan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Professional dan
Akuntabel Untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat.
2. Misi
a. Mewujudkan optmalisasi penerimaaan, efisiensi pengeluaran, dan
efektifitas pengelolaan kekayaan negara
b. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi dan
hukum
c. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi
pemerintah.
d. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan
acuan dalam berbagai keperluan.
10
e. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
f. Mewujudkan lelang yang efisien, trasnsparan, akuntabel, adil dan
kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu
mengakomodasikan kepentingan masyarakat
3. Motto
Motto yang dimiliki oleh KPKNL Tegal merupakan komitmen seluruh
jajaran pemimpin dan staf KPKNL Tegal dalam melaksanakan tugas
dan fungsi pokok yang diemban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejak tahun 2012 KPKNL Tegal memiliki motto yaitu
“Pelayanan Prima Untuk Anda Yang Istimewa, SEBAYU
SEMANGATKU, KPKNL Laka-laka”.
Kata SEBAYU terinspirasi dari nama tokoh adat masyarakat Tegal
yaitu Ki Gede Sebayu. Kata SEBAYU merupakan kepanjangan dari
Sinergi, Efektif, Berbudaya, Amanah, Yuridis, dan Unggul.Motto
tersebut diambil dari unsur nilai-nilai Menteri Keuangan.
Sedangkan Laka-Laka diambil dari sebuah ungkapan yang berasal dari
daerah Tegal yang artinya tidak ada duanya.Kata Laka-laka merupakan
kepanjangan dari Layanan Kami Lancar Kabeh.
Motto tersebut memiliki arti bahwa memberikan kepuasan bagi
pelanggan dan menimbulkan rasa menyenangkan bagi pelanggan
adalah prioritas dan pelayanan yang diberikan oleh KPKNL Tegal.
11
C. Struktur Organisai
12
D. Kepegawaian dan Tugas Pokok
1. Tugas dan Fungsi KPKNL
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral
Kekayaan Negara, KPKNL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.
Dalam rangka melakukan tugas tersebut, KPKNL memiliki fungsi
a. Inventarisasi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan
pengalihan serta penghapusan kekayaan nergara.
b. Registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan
pengalihan serta penghapusan kekayaan negara
c. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelola
barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik
penanggung hutang dan penjamin hutang.
d. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan
jangka wktu dana atau jumlah hutang, usul pencegahan dan
penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang
serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara
e. Pelaksanaan pelayanan penilaian
f. Pelaksanaan pelayanan lelang
g. Penyajian informasi dibidang kekayaan neagara, penilaian,
piutang negara, dan lelang
13
h. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta
pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin
hutang dan eksekusi barang jaminan
i. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung
hutang dan penagih hutang serta harta kekayaan lain
j. Pelaksanaan bimbingan kepada kepala pejabat lelang
k. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan
l. pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hokum
pengurusan piutang negara dan lelang
m. verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang
negara dan hasil lelang
n. pelaksanaan administrasi KPKNL
2. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Dalam Melaksanakan tugas, Kepala KPKNL menyelenggarakan
fungsi :
a. Menyelenggarakan penetapan status penggunaan, pemanfaatan,
penghapusan, dan pemindahtanganan kekayaan negara;
b. Melaksanakan pembinaan, pengawasan pengendalian,
pemantauan, pengamanan, dan pemeliharaan pengelolaan
kekayaan negara;
c. Menyelenggarakan inventarisasi kekayaan negaraa;
d. Menyelenggarakan penatausahaan, akuntansi, registrasi, dan
verifikasi kekayaan negara;
14
e. Melaksanakan pelayanan penilaian;
f. Melaksanakan survey harga pasar dalam rangka penyusunan
daftar komponen penilaian bangunan dan;
g. Melaksanakan usulan permintaan penggunaan jasa penilai
eksternal terhadap penilai yang bersifat spesifik.
3. Sub Bagian Umum
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Seksi Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian
b. Pelayanan urusan keuangan
c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga, dan;
d. Serta penatausahaan, pengamananm pengawasan barang milik
negara di lingkungan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL)
Kepala Sub Bagian Umum
Aris Purwanto
Pelaksana
Reni Kurniasih
Pelaksana
Prakoso Adhi
Pelaksana
M. Nasrulloh
Pelaksana
Ragil Anwar R
Pelaksana
Pamadhi S
15
4. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN)
Gambar 2.3 Struktur organisasi PKN
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
penetapan status penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, bimbingan teknis,
pengawasan dan pengendalian, penatausahaan dan akuntansi serta
penyusunan daftar barang milik negara/kekayaan negara. Dalam
melaksanakan tugas seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN)
menyelenggarakan fungsi :
a. Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan,
pengamanan kekayaan negara
b. Registrasi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan
pengalihan serta penghapusan kekayaan negara, dan;
c. Penyajian informasi di bidang kekayaan negara.
Kepala Seksi
Anas Waskita Jati
Pelaksana
M. Fuad M
Pelaksana
Supatmiati
Pelaksana
Singgih P
16
5. Seksi Pelayanan Lelang
2.4 Struktur Organisasi Pelayanan Lelang
Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan
lelang, serta penatausahaan minuta risalah lelang, pembuatan
salinan,, kutipan, dan grosse risalah lelang, penatausahaan hasil
lelang, penggalian potensi lelang, pelaksanaan lelang kayu kecil
Perum perhutani (Persero) dan penatausahaan bea lelang
pegadaian. Dalam melaksanakan tugas seksi pelayanan lelang
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pelayanan lelang
b. Penyajian informasi dibidang lelang, dan;
c. Pelaksanaan bimbingan kepada pejabat lelang
Plt Kepala
Seksi
Triyanto
Pelaksana
Wibowo I
Pelaksana
Widara L
Pelaksana
Giyono
Pelaksana
Dessy E Pelelalng
Pelelang
Pelelang
17
6. Seksi Pelayanan Penilaian
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelayanan Penilaian
Mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi identifikasi
permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data,
penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai, kesimpulan nilai
dan laporan penilaian terhadap objek-objek penilaian sesuai
dengan ketentuan, serta penyusunan basis data penilaian. Dalam
melaksanakan tugas Seksi Pelayanan Penilaian menyelenggarakan
fungsi :
a. Pelaksanaan pelayanan penilaian dan;
b. Penyajian informasi dibidang penilaian.
7. Seksi Piutang Negara (PN)
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan dan
penagihan piutang negara secara pemeriksaan kemampuan
penanggung hutang dan/atau penjamin hutang, pemblokiran,
pelaksanaan PB/PJPN, pemberian pertimbangan keringanan
hutang, pengusulan pencegahan keluar wilayah RI, pengusulan dan
Kepala Seksi
Widi Ardi Bayu C
Pelaksana
Deddy Eko SB
Pelaksana
Haidar Budi Ismail
18
pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan penyelesaian
atau penghapusan piutang negara, usul pemblokiran surat berharga
milik penanggung/peminjam hutang yang diperdagangkan di bursa
efek, usul untuk memperoleh keterangan mengenainsumpanan
nasabah debitur, pengelolaan dan pemeriksaan barang jaminan
milik penanggung hutang. Dalam melaksanakan tugas Seksi
Piutang negara menyelenggarakan fungsi :
a. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan,
pengelolaan barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta
kekayaan milik penanggung hutang/peminjam hutang
b. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan
jangka waktu dan/atau kumlah hutang, usul pencegahan dan
penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang
serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara
c. Penyajian informasi di bidang piutang negara
d. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang serta
pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin
hutang dan eksekusi barang jaminan.
e. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung
hutang atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain dan;
f. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang
jaminan.
19
8. Seksi hukum dan informasi
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Hukum dan Informasi
Mempunyai tugas melakukan penanganan perkara, pengrlolaan dan
pemeliharaan perangkat, jaringan, insfrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi, penyajian informasi dan hubungan
kemasyarakatan, implementasi sistem aplikasi, penyiapan bahan
penyusunan rencara strategis, laporan akuntabilitas, dan laporan
tahunan, penatausahaan berkas kasus piutang negara, serta
verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.
Dalam melaksanakan tugas Seksi Hukum dan Informasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum
pengurusan piutang negara dan lelang dan;
b. Verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang
negara dan hasil lelang.
Kepala Seksi
Agus Widayat
Pelaksana
Aziz Kurniawan
Pelaksana
Lukas Carus AB
Pelaksana
Popong Depi W
Pelaksana
Sulis Juniarti Dwi
20
9. Seksi Kepatuhan Internal
Mempunyai tugas melakukan pemantauan pengendalian intern,
pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode
etik dan disiplin, dan tindakan lanjut hasil pengawasan, serta
perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
21
BAB III
TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009
tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1
ayat 1 berbunyi kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Sedangkan menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H dalam
buku Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur :
a. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut
berupa uang (bukan barang)
22
b. Berdasarkan undang – undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang – undang
serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa
Tanpa jasa timbul atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pajak dapat dikelompokkan menurut golongan, sifat, dan lembaga
pemungutnya yaitu :
1) Menurut golongannya
a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.
b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2) Menurut sifatnya
a) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
23
b) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
3) Menurut lembaga pemungutnya
a) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai.
b) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah. Pajak Daerah terdiri atas :
(a) Pajak provinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor, pajak
bahan bakar kendaraan bermotor.
(b) Pajak kabupaten/Kota, contoh : pajak hotel, pajak restoran,
dan pajak hiburan.
4) Berdasarkan sifat pemotongan atau pemungutannya,
a) PPh Final
b) Tidak Final.
2. Pengertian Pajak Final
Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dikenakan kepada
Orang Pribadi atau Badan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.
24
Pajak Final merupakan pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar
pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama tahun berjalan. PPh Final yang dipotong pihak lain
maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran di muka
atas PPh terutang, melainkan merupakan pelunasan PPh terutang atas
penghasilan tersebut, sehingga Wajib Pajak dianggap telah melakukan
pelunasan terhadap kewajiban pajaknya.
Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak akan dihitung lagi di SPT
Tahunan untuk dikenakan tarif umum bersama dengan penghasilan
lainnya. PPh yang sudah dipotong atau dibayarkan tersebut juga bukan
merupakan kredit pajak di SPT Tahunan. Secara sederhana, perbedaan
PPh Final dan Tidak Final adalah PPh Final berarti pajak yang sudah
selesai, sedangkan PPh yang bersifat Tidak Final berarti kebalikan
dari PPh Final, yakni pajak yang belum selesai
3. Objek Pajak PPh Final
a. PPh Final atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto
Sertifikat Bank Indonesia.
b. PPh Final atas Bunga Obligasi.
c. PPh Final atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
d. PPh Final atas Hadiah Undian.
e. PPh Final atas Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek.
25
f. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari
Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal
pada Perusahaan Pasangan Usahanya.
g. PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan.
h. PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Real Estate dalam
Skema Kontrak Investasi.
i. PPh Final atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.
j. PPh Final atas Penghasilan Lelang
k. PPh Final atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.
l. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri.
m. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran dan/atau
Penerbangan Luar Negeri.
n. PPh Final atas Penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri yang
Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia.
o. PPh Final atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap.
4. Bukan Objek Pajak PPh Final
Adapun Objek Pajak PPh Tidak Final adalah selain yang dikenakan
PPh Final yakni sebagai berikut:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh.
b. Hadiah dari pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
26
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
g. Dividen.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah.
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n. Premi asuransi.
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas.
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak.
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
27
s. Surplus Bank Indonesia.
5. Definisi Lelang
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang (“PMK 27/2016”), lelang adalah penjualan barang yang
terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau
lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga
tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang.
Pengumuman Lelang adalah pemberitahuan kepada
masyarakat tentang akan adanya Lelang dengan maksud untuk
menghimpun peminat lelang dan pemberitahuan kepada pihak yang
berkepentingan.
6. Klasifikasi Lelang
Menurut Pasal 5 PMK 27/2016 membedakan lelang menjadi tiga,
yaitu:
a. Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan atau
penetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan
dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Lelang Noneksekusi Wajib adalah Lelang
untuk melaksanakan penjualan barang yang oleh peraturan
perundang-undangan diharuskan dijual secara lelang]
28
c. Lelang Noneksekusi Sukarela adalah Lelang atas Barang milik
swasta, perorangan atau badan hukum/badan usaha yang dilelang
secara sukarela.
7. Penyetoran Pajak
Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan surat setoran
pajak atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan surat
setoran pajak atas nama orang pribadi atau badan yang menerima
pembayaran atau yang melakukan tukar menukar. Artinya penyetoran
Pajak Penghasilan yang dipungut dilakukan dengan menggunakan
surat setoran pajak atas nama orang pribadi atau badan yang menerima
pembayaran atau yang melakukan tukarmenukar, bukan atas nama
bendahara pemerintah atau pejabat pemungut. Penyetoran Pajak
Penghasilan melalui bank/pos persepsi dilakukan sebelum pembayaran
kepada orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh
penghasilan dilakukan.
Sarana Administrasi lain berupa :
a. BPN atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui system
pembayaran pajak secara elektronik atau dengan datang langsun ke
Bank Persepsi.
b. Bukti atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui
pemindahbukuan; atau
c. Bukti penerimaan pajak lainnya sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan.
29
8. Penyetoran Pajak Final
a. Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh
penghasilan dari barang yang akan dilelang wajib menyetor sendiri
pajak penghasilan yang terutang, sebelum risalah lelang ditanda
tangani oleh pejabat lelang; atau
b. Bendahara pemerintah atau pejabat wajib menyetor pajak
penghasilan yang telah dipungut (dipotong) ke bank/pos persepsi;
c. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan surat setor pajak atau
sarana administrasi lainnya;
d. Penyetoran dilakukan atas nama orang pribadi atau badan yang
menerima pembayaran atau melakukan tukar menukar, bukan atas
nama bendahara pemerintah atau pejabat pemungut;
e. Penyetoran dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah
pembayaran diterima oleh bendahara penerimaan KPKNL.
30
B. PRAKTIK
1. Penyetoran dan Pelaporan
Menyetor PPh paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
setelah bulan pembayaran atau terutangnya.
Melaporkan pemotongan dan penyetoran Pajak penghasilan yang
terutang ke KPP paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan takwin
berikutnya setelah bulan pembayaran dengan SPT Masa PPh pasal 4
ayat 2 atau Final dilampiri SSP lembar 3 dan Bukti Pemotongan.
Jika tidak ada PPh Final Yang terutang dalam suatu bulan pajak maka
tidak perlu melakukan pelaporan (Jika Nihil tidak perlu lapor PPh Final
Nihil )
Dalam hal PPh terutang harus disetor sendiri oleh yang
menyewakan, maka yang menyewakan wajib menyetor PPh yang
terutang ke bank persepsi atau Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal
15 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
Untuk pelaporan penyetorannya dilakukan ke Kantor Pelayanan
Pajak selambat- lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya dengan menggunakan SPT Masa PPh
Pasal 4 ayat(2).
Apabila wajib pajak atas penghasilannya telah dipotong final maka;
1. Atas penghasilan tersebut tidak perlu dihitung lagi dalam SPT
Tahunan (Badan atau Orang Pribadi), hanya dilaporkan saja.
31
Sehingga apabila seluruh penghasilannya merupakan penghasilan
bersifat final maka tidak ada PPh terutang atau SPT Nihil.
2. Apabila PPh yang bersifat final dipotong pihak lain, maka berhak
meminta bukti pemotongannya.
35
2. Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi
OFFICER 1 TAX PPH BANK PERSEPSI
Gambar 3.1
Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas
Barang Lelang Eksekusi
1 2 1
Memasukkan data
Menerima SSP
Menerima STBP dan SSP lembar
SPJ
b a
Lembar Lembar 1
SSP
Memotong PPh Final
T
Meneliti Pengisian SSP, menandatangani
dan Memberi Stempel 3
1
Membuat bukti potong
Menginput Melapor ke KPP
Lembar 5
Lembar 4
Lembar 3
Lembar 2
Lembar 5
Lembar
3Lembar 1
Lembar 2 SPT Masa PPh
SSP Lembar 3 SSP STBP
T
1
Bukti Potong
Lembar 4
STBP
Lembar 3 Lembar 5
Lembar 2
3
r 4 Lemb
ar 5 Lem
36
Keterangan:
1. Officer Tax PPh 1
Setelah memasukkan ke dalam SPJ (Surat Pertanggung Jawaban),
kemudian Officer 1 Tax PPh menghitung pajak yang terutang atas sewa
tanah dan/atau bangunan yang kemudian memotong PPh Final sebesar
10% dari Dasar Pengenaan Pajak. Setelah dilakukan pemotongan, petugas
tersebut mengisi SSP rangkap 5, dan kemudian menyetorkan pajak atas
pemungutan tersebut ke bank persepsi.
2. Bank Persepsi
Oleh Bank Persepsi, menerima Surat Setoran Pajak (SSP) atas
pembayaran pajak terutang PPh Final Pasal 4 ayat (2) rangkap 5 dari
Officer Tax PPh 1, kemudian dari pihak bank meneliti pengisian SSP,
setelah itu menandatangani, dan memberi stempel pada SSP, setelah
itu Bank menginput pembayaran pajak dan mengeluarkan Surat Tanda
Bukti Pembayaran (STBP) untuk diserahkan kepada wajib pajak,
sebagai bukti pembayaran disertai dengan Surat Setoran Pajak untuk
lembar ke 1, 3, dan 5 diberikan kepada Officer Tax PPh 1, untuk
lembar ke 2 dan 4 disimpan oleh pihak bank sebagai arsip.
3. Rekanan
Setelah Menerima Surat Setoran Pajak (SSP) Lembar 1,3, dan 5 dari
Bank Persepsi wajib pajak memberi SSP Lembar 1 untuk arsip Wajib
Pajak, Lembar ke 3 untuk dilaporkan ke KPP dimana rekanan saat
37
mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak.
3. Daftar Penyetoran PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi
Selama masa pajak 2020 Terdapat beberapa daftar Barang Lelang yang
sudah dilakukan penyetoran oleh Bendahara Penerimaan KPKNL Tegal
sebagai berikut :
G
a
Gambar 3.1 Tabel Daftar Penyetoran Lelang Barang Eksekusi Tahun 2020
KPKNL Tegal
Daftar Penyetoran Lelang Barang Eksekusi Tahun 2020
KPKNL TEGAL
No Objek Lelang
Tanggal
Pelunasan
Tanggal
Penyetoran
Rentang
waktu
1 Tanah dan Bangunan 2 Januari 2020 3 Januari 2020 1 hari
2 Tanah dan Bangunan 4 Januari 2020 4 Januari 2020 Langsung
3 Tanah dan Bangunan 14 Januari 2020 14 Januari 2020 Langsung
4
Mobil Futura (Pick-
up) Warna Putih
20 Januari 2020 21 Januari 2020 1 hari
5 Tanah dan Bangunan 28 Januari 2020 29 Januari 2020 1 hari
6 Tanah dan Bangunan 18 Februari 2020 19 Februari 2020 1 hari
7 Tanah dan Bangunan 21 Februari 2020 21 Februari 2020 Langsung
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada Bab III tentang Implementasi penyetoran dan
pelaporan PPh Final Pasal 4 ayat (2) dapat dibuat ringkasan sebagai
berikut:
1. Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara untuk mengisi kas negara
(APBN/ APBD) yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pajak penghasilan final pasal 4 ayat (2) adalah salah satu kredit pajak yang
ada dalam undang – undang pajak penghasilan tahun 2000. Pajak
Penghasilan pasal 4 ayat 2 final adalah pajak yang dipotong atas beberapa
jenis penghasilan yang ketetapannya berdasarkan peraturan pemerintah
sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2 final UU PPh, yang bersifat final,
seperti bunga dan deposito lainnya, hadiah atas undian, pengalihan barang,
sewa tanah dan bangunan dari transaksi penjualan saham, pengalihan hak
tanah/bangunan serta jasa konstruksi.
3. Wajib Pajak memotong Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat
(2) menggunakan witholding tax system, yaitu sistem
pemungutan/pemotongan pajak yang memberikan wewenang
kepada Wajib Pajak untuk memotong sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar.
39
4. Dalam melakukan penyetoran dan pelaporan, KPKNL Tegal sudah sesuai
dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 mengenai Pajak
Penghasilan.
5. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang perpajakan, pihak yang
melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang
berasal dari APBN/ APBD adalah bendaharawan pemerintah.
6. Pelaksanaan pemotongan dan penyetoran dilakukan secara desentralisasi
artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya
penghasilan yang merupakan objek PPh Final Pasal 4 ayat (2).
40
B. Saran
Melihat dari sistem dan prosedur penyetoran barang yang
ada di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Tegal semua prosedur yang dilakukan oleh Seksi Pelayanan
Penilaian sudah berjalan efektif, hal tersebut bisa dilihat dari
kesuksesan Bendahara Penerimaan dalam melaksanakan
pekerjaan yang berproses dari awal hingga akhir. Penulis hanya
berpesan untuk tetap menjaga kerjasama antar seluruh Tim dan
karyawan supaya tugas dapat dilaksanakan tepat waktu.
41
DAFTAR PUSTAKA
HS.Munawir. 1995. Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Indonesia., Republik 2016. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
27/PMK.06/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Sekertariat
Negara. Jakarta
———. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008
Tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak
———. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
40/PMK.07/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
———. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Pasal 1 ayat (1)
Tahun 2007 Tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
———. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
170/PMK.01/2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jendral Kekayaan Negara
Ismail, S., Pangemanan, S. S., & Sabijono, H. (2014). Analisis Perhitungan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25 pada CV. Delta
Dharma. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 2(2).
Mardiasmo.2016. Perpajakan Edisi Terbaru edisi ke- 18.Yogyakarta : ANDI.
Musyarifah, M. (2018). Prosedur Pengurusan Piutang Negara Pada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta (Doctoral
dissertation, Universitas Teknologi Yogyakarta).
https://www.ejournal.ac.id/index.php/emba/article/view/4870. (1 Februari
2020)
Online Pajak, 2017.PPh Pasal 4 Ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat
2).Online.https://www.online-pajak.com/pajak-penghasilan-pph-pasal-4-
ayat-2-a. (1 Februari 2020).
Rachmadi, 2019. Lelang Eksekusi dan Lelang Non-eksekusi akan berpisah jalan
.https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12784/Lelang-Eksekusi-
dan-Lelang-Non-eksekusi-akan-berpisah-jalan.html. (1 Februari 2020)
Resmi Siti. 2003. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat
42
Riandini, V. A. 2015. Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Dengan Kreditur Bank
Pemerintah Di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL).
Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang
https://lib.unnes.ac.id/22195.
Rochmat Soemitro. 1990.Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan.
Eresco, Bandung
43
LAMPIRAN
1.Formulir SPT Masa PPh Final
44
2. Cetakan Kode Billing
45
3.Bukti Tanda Bukti Pembayaran
46
4.Contoh Formulir Surat Setoran Pajak SSP