Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR
114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
BELURAN PANJANG KECAMATAN TABIR
KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Untuk Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
RUSLAH
SIP.152069
Pembimbing :
Dra. Ramlah, M.Pd.I,M.Sy
Dr. Maryani, S.Ag, M.HI
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
iii
v
v
MOTTO
تُىبُىا إِلَيْهِ ۚ هُىَ أَوْشَأَكُمْ مِهَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ
إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Artinya : Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya). QS. Hud: 61)
vi
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi bertujuan untuk
mengetahui bagaimana implementasi kebijakan peraturan menteri dalam negeri
nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa di kantor desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif yaitu penelitian secara langsung dengan mengumpulkan data
menggunakan sistem wawancara dengan Aparatur Pemerintahan Desa yang ada di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan tentang pedoman
pembangunan desa ini sudah di laksanakan dengan baik sesuai dengan standar
operasional prosedur yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, meskipun belum ada
sosialisasi atau bimbingan teknis dari pihak pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Dalam pelaksanaannya, implementasi tersebut sudah disosialisasikan
kepada aparatur pemerintahan desa akan tetapi belum disampaikan secara langsug
kepada masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan: 1) terdapat dua kendala yang ditemui dalam
Pembangunan Desa Beluran Panjang; diantaranya kurangnya sumber daya
manusia aparatur pemerintah desa dan kurangnya kepedulian dan parsitipasi
masyatakat; (2) terdapat dua upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Beluran
Panjang dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pembangunan Desa diantaranya; melibatkan masyarakat
dalam Pembangunan Desa dan meningkatkan disiplin kerja aparatur pemerintah
Desa Beluran Panjang.
Kata Kunci: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tahun
2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji Allah semesta alam, salawat dan salam atas junjungan
alam Rasulullah Saw.
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku,yaitu bapak Kasim dan
Ibu Rubima tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu
mendo‘akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran
mengantarku sampai kini. Tak pernah cukupku membalas cinta bapak dan mak
padaku.
Kepada Abang dan kakakku, Abangku Syamsir, Kakakku Rogayah, Rudiah,
Hermi dan adik tercinta dan tersayang Subihi dan Asra Kurniawan saya ucapkan
terima kasih telah mendoakan dan memberi semangat yang luar biasa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul: Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Beluran
Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
Kemudian tidak luput pula sholawat Beriring salam kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam kebodohan
menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang
ini, terang bukan karna lampu yang menyinari dan bukan pula karna bulan dan
matahari akan tetapi terangnya karna ilmu pengetahuan serta iman dan Islam.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan
Ilmu pemerintahan dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S.I) pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari‘ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam penyelesaian
penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk
kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan
pengalaman penulis, sehingga masih terdapat kejanggalan dan kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag Dekan Fakultas Syari‘ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak H.Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D Wakil Dekan 1 Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, Wakil Dekan ll Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI Wakil Dekan lll dan Kerjasama Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
xi
6. Ibu Mustiah, RH, S.Ag., M.Sy Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Tri Endah Karya, S.IP.,M Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syari‘ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Ibu Dra. Ramlah, M.Pd.I, Pembimbing l
9. Ibu Dr. Maryani, S.Ag, M.HI pembimbing II
10. Bapak / Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syari‘ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Sepenuhnya hanya dapat memanjatkan do‘a yang sebanyak-banyaknya
kepada kehadirat Allah SWT, semoga jasa-jasa itu menjadi ‗amal Jariyah bagi
mereka semuanya dan mendapakan ridho Allah SWT.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada
kita semua. Amiin Yarobbal ‗alamiiin.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
D. Batasan Masalah ............................................................................ 9
E. Kerangka Teori .............................................................................. 10
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 22
BAB II METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Metode Penelitian .......................................................................... 27
B. Jenis Sumber Data ......................................................................... 27
C. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 29
D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 31
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 32
xi
F. Jadwal Penelitian ........................................................................... 33
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Umum Desa Beluran panjang .............................................. 35
B. Sejarah Umum Desa Beluran Panjang ........................................... 41
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Impementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Beluran
Panjang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ............................... 55
B. Kendala Dalam Implementasi Penerapan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa Beluran Panjang Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi................................................................................ 86
C. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Tentang Pedoman Pembangunan Desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ................ 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR SINGKATAN
APBDes : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
BPD : Badan permusyawaratan Desa
Kadus : Kepala Dusun
Kaur : Kepala Urusan
KK : Kepala Keluarga
Musrenbangdes : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
PKD : Pengkajian Keadaan Desa
PMD : Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
RKPDes : Rencana Kerja Pembangun Desa
RPJMDes : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
SDM : Sumber Daya Manusia
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
TPK : Tim Pengelola Kegiatan
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal penelitian .................................................................................. 33
Tabel 2. Batas Wilayah Desa Pada Kecamatan Tabir ........................................ 37
Tabel 3. Jarak Antara Desa Ke Ibukota Kecamatan .......................................... 38
Tabel 4. Banyaknya Penduduk, Jenis Kelamin dan Sex Rasio Penduduk
Kecamatan Tabir Tahun 2011 – 2016 ................................................. 39
Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut desa di Kecamatan Tabir Tahun 2016 ....... 39
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Per Desa di
Kecamatan Tabir Tahun 2016 ............................................................... 40
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin ............................................ 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah desa
tidak asing lagi bagi kita semua. Desa merupakan sebagai suatu gejala yang
bersifat universal terdapat dimanapun didunia ini, sebagai suatu komunitas kecil
yang terikat pada lokasi tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap)
maupun bagi pemenuhan kebutuhannya dan terutama yang tergantung pada sektor
pertanian.1
Menurut Siagian, pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang di
tempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation -building) .2
Pemerintahan Desa adalah satuan pemerintahan terendah. Desa adalah Desa
dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak usul, dan atau hak tradisional yang
1 V. Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2013), hlm.1 2 Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, Dan Strateginya,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hml. 4.
2
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.3
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 di nyatakan bahwa tujuan pembangunan nasional bangsa
indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia.4 Hal itu sejalan dengan tujuan pembangunan desa
untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia
serta penggulangan kemiskinan melalui pemeIsa an kebutuhan dasar,
pembangunan sarana prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemamfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara keberlanjutan.5
Di dalam al Quran terdapat banyak ayat yang memotivasi manusia untuk
sama-sama membangun kehidupan di permukaan bumi ini sesuai kapabilitasnya
tanpa memandang golongan tertentu sebagaimana digambarkan dalam Ayat QS.
Hud: 61:
وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُىبُىا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ هُىَ أَوْشَأَكُمْ مِهَ الْأَرْضِ
Artinya : Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-
Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”6
3 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
5 Pasal 78 Ayat (10) Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
6 Departemen Agama RI, 2000, Alquran Terjemahan, CV. Thoha Putra
3
Ayat tersebut dengan jelas mengabarkan fungsi dan peran manusia
dihadirkan di muka bumi adalah untuk memakmurkannya. Tugas dan
tanggungjawab ini menjadi kewajiban bersama umat manusia dengan tanpa
memandang jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Kesemuanya
memikul amanat dalam kapasitasnya sebagai khalifah/pemakmur di pentas dunia.
Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap
pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut dilihat melalui banyaknya
program pembangunan yang di rancang pemerintah untuk pembangunan desa.
Pembangunan desa di harapkan dapat menekankan angka urbanisasi dari
desa ke kota. Fokus pembangunan desa ini juga di harapkan dapat meminimalisasi
kemerosotan aktivitas ekonomi di desa, di antaranya karena minimnya sumber
daya manusia pedesaan yang bersedia bekerja di sektor-sektor ekonomi pedesaan.7
Pemerintah desa merupakan salah satu jenjang birokrasi yang bersentuhan
langsung dengan kepentingan masyarakat, tentunya berkewajiban untuk
mengemplementasikan program-program pembangunan. Sukses dan tidaknya
program itu tergantung pada kinerja aparat pemerintahan Desa dalam hal ini
kepala desa sebagai pengambil kebijakan tertinggi. Kepala Desa dalam
kapasitasnya terebut di harapkan dapat melaksanakan berbagai kebijakan baik
yang berasal dari pimpinan dan kepemimpinannya (kebijakan struktural) ataupun
7 Mudrajad Kuncuoro, Otonomi Daerah Menuju Era Baru Pembangunan Daerah Edisi 3,
(Yogyakarta: Erlangga, 2014).,hlm. 423
4
kebijakan-kebijakan yang sifatnya teknis di tingkat desa. Keberhasilan kepala desa
dalam mengimplementasikan segala kebijakan yang ada merupakan salah satu
indikator bahwa peran-peran birokrasi di desa telah berjalan, tentunya pelayanan
kepada masyarakat akan semakin baik. Idealnya seorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukannya dalam hierarchie
Kepemimpinan organisasi, maka semakin banyak pula tuntutan untuk berfikir dan
bertindak secara generalis8
Kepala Desa Beluran Panjang sebagai pemimpin penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin,
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pembangunan
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan menteri dalam negeri nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman
pembangunan desa.
Secara Yuridis, pembangunan desa dilakukan dengan:9
1. Pembangunan Desa di laksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah
Desa
2. Pembangunan desa di maksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong
3. Pelaksanaan pembangunan Desa sebagaimana di maksud pada ayat (1) di
lakukan dengan memamfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa
8 Hasan Alwi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm. 253. 9 Lihat pasal 81 Undang – Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa
5
4. Pembangunan lokal berskala desa di laksanakan sendiri oleh desa;
5. Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke desa di informasikan kepada
pemerintah desa;
Ayat (1) Pembangunan desa dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
pembangunan desa‖
Dalam ayat ini berarti bahwa semua pembangunan harus di laksanakan
berdasarkan rencana kerja pembangun desa (RKP Desa)10
. sehingga pemerintah
Desa Beluran Panjang tidak boleh melaksanakan pembangunan di luar RKP Desa
beluran panjang yang sudah di sahkan oleh pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD).
Permasalahan yang Peneliti temui di Desa Beluran Panjang perencanaan
pembangunan yang terdapat di dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) Desa, RKP (Rencana Kerja Pemerintah) Desa hanya terfokus kepada
penyelenggaraan pemerintahan (belanja pegawai), hal ini terlihat dari besarnya
belanja pegawai untuk perjalanan dinas. Sedangkan pembangunan non fisik yakni
pembinaan dan pemberdayaan untuk masyarakat masih minim. Hal ini terlihat dari
terbatasnya anggaran untuk pelatihan bagi masyarakat dalam meningkatkan
perekonomian, sebagaimana termaktub dalam Pasal 6 Permendagri Nomor 114
Tahun 2014 dimana Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain
10
Rencana kerja pemerintah desa (RKP Des), merupakan penjabaran dari pembangunan
jangka menengah desa unyuk jangka 1 (tahun). luhat pasal 79 ayat 9 (2) huruf b. ibid.
6
Pemberdayaan Masyarakat antara lain: a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian,
perikanan dan perdagangan; b. pelatihan teknologi tepat guna;
Selain itu permasalahan yang ditemukan dalam Pelaksanaan pembangunan
desa di Desa Beluran Panjang hanya terfokus kepada pembangunan fisik yang
belum terlaksana dengan baik, seperti pembangunan jalan rabat beton yang sudah
mulai rusak padahal baru dibangun. Sementara pembangunan non fisik atau
pembangunan sumber daya manusia masih minim, seharusnya pembangunan fisik
dan non fisik desa perlu dilakukan secara seimbang, secara subtansi pelaksanaan
pembangunan di Desa Beluran Panjang masih jauh dari harapan dan cita- cita.
Sedangkan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 114 Tahun 2014
pembangunan desa memiliki beberapa aspek yang harus dilakukan dalam hal
pembangunan yang mana semua itu masih belum terlaksana dengan baik oleh
pemerintahan desa di Desa Beluran Panjang salah satunya terkait pembangunan
ekonomi untuk mengurangi angka kemiskinan.
Kemudian permasalahan selanjutnya kurang maksimalnya pembinaan
kemasyarakatan dan bidang pemberdayaan masyarakat. dan Semua itu dapat
dilihat dari agenda program yang di lakukan oleh pemerintah desa sebagaimana
yang tercantum di dalam RPJM Desa dan RKP Desa. keterlibatan atau partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai pada evaluasi pembangunan sangat penting, proses perlibatan
masyarakat baik dalam tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan
pembangunan selaku penerima mamfaat masih sangat lemah.
7
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra penelitian di Desa Beluran
Panjang ditemukan beberapa permasalahan berkenaan dengan Pembangunan Desa,
dimana masih terdapat tenaga (tukang) dari luar desa yang digunakan untuk
pelaksanaan pembangunan fisik,11
padahal Pasa 2 Ayat (2) Permendagri Nomor
114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa menyatakan bahwa
Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan
seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong. Sehingga terkesan
bahwa pemerintah Desa Beluran Panjang kurang melibatkan masyarakat dalam
segi hal pembangunan. Apabila pemerintah Desa Beluran Panjang melaksanakan
pembangunan desa sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri, maka tidak
akan terjadi permasalahan.
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan tersebut, terkait dengan
fenomena pembangunan. maka penulis merasa tertarik mengangkat permasalahan
ini kedalam sebuah karya tulis skripsi sebagai tugas akhir. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengkaji dengan mengangkat judul
“Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
11
Wawancara dengan H. Tobroni selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang
8
1. Bagaimana implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi ?
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Tentang Pedoman
Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengimplementasian Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangun Desa di Desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir.
b. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir.
c. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir.
9
2. Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi mamfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Implementasi sebuah kebijakan dan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan penulis.
b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan untuk mengembangkan
penelitian ini lebih lanjut guna untuk kepentingan Ilmu Pengetahuan
khususnya studi ilmu pemerintahan UIN STS JAMBI
c. Syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Di Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Fakultas Syariah Jurusan Ilmu
Pemerintahan.
D. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan pada pokok pembahasan dalam penulisan skripsi
maka penulis akan membatasi penelitian yang mendalam pada hal - hal yang
berkaitan dengan Implementasi dan apa saja kendala dalam penerapan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin khususnya
terkait perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
10
E. Kerangka teori
Teori teori yang digunakan dalam argumentasi hendaknya dikuasai
sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang mitakhir.12
Agar penulis ini
lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis perlu menggunakan kerangka teori
sebagai landasan utama guna untuk mendapatkan konsep yang tepat dan benar
dalam penyusunan ilmiah ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan
teori dalam menjawab pertanyaan penelitian13
.
1. Implementasi Kebijakan
a. Pengertian Implementasi
Secara umum Implementasi kebijakan publik dapat diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta baik berupa individu
ataupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telaah
dirumuskaan dalam kebijakan.14
Menurut Howleyt dan Ramest mendefenisikan Implementasi
Kebijakan merupakan proses pelaksanaan program - program atau kebijakan
- kebijakan yang merupakan upaya peterjemahan dari rencana kedalam
praktek.
12
. Khusaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi
Aksara, 2008 hlm. 24. 13
. Tim Penyusunan, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cet. Ke-2 (Jambi: Syariah
Press,2014 hlm 25). 14 Dyah Mutiarin, Arif Zaenudin, Manajemen Birokrasi Dan Kebijakan, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2014)., hlm. 19
11
Menurut Van Mater Hort mendefinisikan Implementasi kebijakan,
merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat - pejabat atau
kelompok kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk
tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
Menurut Hinggis Implementasi adalah sebagai rangkuman dan
berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya manusia menggunakan
sumber daya lain untuk mencapai sasaran strategi.
Sedangkan menurut Gringdle Implementasi sering dilihat sebagai suatu
proses yang peIsa dengan muatan politik dimana mereka yang
berkepentingan berusaha sependapat mungkin mempengaruhinya. Dalam
penerapan program ada suatu kegiatan yang dimaksud untuk
mengoperasikan sebuah program.15
b. Model Implementasi
Menurut Charles O. Jones kebijakan publik merupakan kebijakan yang
digunakan dalam praktek sehari - hari. Namun, digunakan untuk
menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Charles O.
Jones menganalisis masalah Implementasi kebijakan dengan cara skematis,
dengan mendasar pada konsep aktivitas-aktivitas fungsional.
Mengemukakan beberapa dimensi dari pelaksanaan pemerintah dari
program-program yang disahkan, kemudian menentukan implementasinya.
15 Ibid., hlm.20
12
Membahas aktoraktor yang terlibat dengan memfokuskan pada birokrasi
sebagai pelaksana primer.16
2. Pengertian Desa
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114
Tahun 2014, yang dimaksud dengan Desa adalah desa dan desa adat yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Desa dalam pengertian umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat
universal, terdapat dimanapun di dunia ini sebagai suatu komunitas kecil, yang
terkait pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap)
maupun bagi pemeIsa an kebutuhannya dan terutama yang tergantung pada
sektor pertanian.
Desa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesatuan wilayah
yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan
sendiri (di kepalai oleh kepala desa) atau desa merupakan kelompok ranah
diluar kota yang merupakan kesatuan. 17
16
Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik,(Jakarta: Rajawali Press, 1991), hlm.36 17
V. Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2013), hlm.1
13
Desa berbeda dengan kelurahan dimana desa bukanlah bawahan dari
Kecamatan, karena Kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah
Kabupate/Kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah.
Berbeda dengan Kelurahan, desa memiliki hak untuk mengatur wilayahnya
lebih luas. Namun dalam perkembangannya sebuah desa dapat diubah statusnya
menjadi Kelurahan.
Desa mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal - usul desa,
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota yang direrahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat. Serta
tugas perbantuan dari pemerintah, dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.18
3. Pemerintahan Desa
Menurut undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintahan
Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengaturan Desa berasaskan : 1) Rekognisi, 2) Subsidiaritas, 3) Keberagaman,
4) Kebersamaan, 5) kegotongroyongan, 6) Kekeluargaan, 7) Musyawarah, 8)
18 Didit Herlianto, Manajemen Keuangan Desa, (Yogyakarta: Gosyen Publishig, 2017),
hlm.1-2
14
Demokrasi, 9) Kemandirian, 10) Partisipasi, 11) Kesetaraan, 12) Pemberdayaan
13) Berkelanjutan19
.
4. Pembangunan Desa
Pembangunan perdesaan merupakan bagian dari pembangunan sosial
ekonomi secara keseluruhan. Akses masyarakat terhadap sumberdaya
dipengaruhi oleh sistem ekonomi, sosial, dan politik yang ada. Pembangunan
merupakan suatu sistem perubahan sosial yang saling berkaitan satu sama lain.
Pembangunan merupakan suatu proses yang dihasilkan dari pemanduan
berbagai elemen yaitu yang didasarkan pada sistem nilai yang ada, sumber daya
alam maupun manusia, teknologi yang tersedia, dan berbagai bentuk organisasi
sosial dan politik. Jika salah satu elemen berubah maka keseluruhan sistem
akan berubah pula.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114
Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. Pembangunan Desa adalah
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan desa adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
5. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa bagian kesatu umum menurut
peraturan menteri dalam negeri nomor 114 tahun 2014 pasal 52 adalah :20
19
Undang – undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
15
(1) Kepala Desa mengoordinasikan kegiatan pembangunan Desa yang
dilaksanakan oleh perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.
(2) Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. pembangunan Desa berskala lokal Desa; dan
b. pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke Desa.
(3) Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala local
sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, dikelola melalui swakelola
Desa, kerjasama antar Desa dan/atau kerjasama Desa dengan pihak
ketiga.
(4) Kepala Desa mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan pembangunan
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak ditetapkan
APB Desa.
Kemudian Pasal 53 menjelaskan bahwa:
(1) Pembangunan Desa yang bersumber dari program sektoral dan/atau
program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan
pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah diintegrasikan ke
dalam pembangunan Desa, program sektor dan/atau program daerah di
20 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa, pasal 52-57. hlm. 22
16
Desa dicatat dalam APB Desa.
(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan
pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah didelegasikan
kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk mengurus.
(4) Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa
yang diselenggarakan oleh BPD.
(5) Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak menyepakati teknis pelaksanaan program sector dan/atau
program daerah, kepala Desa dapat mengajukan keberatan atas
bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai dasar
pertimbangan keberatan dimaksud.
(6) Kepala Desa menyampaikan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) kepada bupati/walikota melalui camat.
Lebih lanjut lagi Pasal 54 menerangkan:
(1) Kepala Desa mengoordinasikan pelaksanaan program sektor dan/atau
program daerah yang didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.
(2) Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perangkat desa dan/atau unsur
masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
17
Tahapan persiapan diatur dalam Pasal 55 yang meliputi:
a. penetapan pelaksana kegiatan;
b. penyusunan rencana kerja;
c. sosialisasi kegiatan;
d. pembekalan pelaksana kegiatan;
e. penyiapan dokumen administrasi;
f. pengadaan tenaga kerja; dan
g. Pengadaan bahan/material.
Selanjutnya berkenaan dengan Penetapan Pelaksana Kegiatan diatur dalam
Pasal 56 yang berbunyi:
(1) Kepala Desa memeriksa daftar calon pelaksana kegiatan yang tercantum
dalam dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.
(2) Kepala Desa menetapkan pelaksana kegiatan dengan keputusan kepala
Desa.
(3) Dalam hal pelaksana kegiatan mengundurkan diri, pindah domisili keluar
Desa, dan/atau dikenai sanksi pidana kepala Desa dapat mengubah
pelaksana kegiatan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa Pasal 621
21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa. Pasal 6 hlm. 6
18
(1) Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, arah
kebijakan pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi
bidang penye lenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
(2) Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), antara lain:
a. Penetapan dan penegasan batas Desa
b. Pendataan Desa
c. Penyusunan tata ruang Desa
d. Penyelenggaraan musyawarah Desa
e. Pengelolaan informasi Desa
f. Penyelenggaraan perencanaan Desa
g. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa
h. Penyelenggaraan kerjasama antar Desa
i. Pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan
j. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
(3) Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:
a. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan Desa antara lain:
1. Tambatan perahu
2. Jalan pemukiman
19
3. Jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian
4. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
5. Lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan
6. Infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.
b. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan antara lain:
1. Air bersih berskala Desa
2. Sanitasi lingkungan
3. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan
4. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.
c. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan antara lain:
1. Taman bacaan masyarakat
2. Pendidikan anak usia dini
3. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat
4. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
5. Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai
kondisi Desa.
d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara
lain:
20
1. Pasar Desa
2. Pembentukan dan pengembangan BUM Desa
3. Penguatan permodalan BUM Desa
4. Pembibitan tanaman pangan
5. Penggilingan padi
6. Lumbung Desa
7. Pembukaan lahan pertanian
8. Pengelolaan usaha hutan Desa
9. Kolam ikan dan pembenihan ikan
10. Kapal penangkap ikan
11. Cold storage (gudang pendingin)
12. Tempat pelelangan ikan
13. Tambak garam
14. Kandang ternak
15. Instalasi biogas
16. Mesin pakan ternak
17. Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
e. Pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1. Penghijauan
2. Pembuatan terasering
3. Pemeliharaan hutan bakau
4. Perlindungan mata air
21
5. Pembersihan daerah aliran sungai
6. Perlindungan terumbu karang; dan
7. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
(4) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:
a. Pembinaan lembaga kemasyarakatan
b. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
c. Pembinaan kerukunan umat beragama
d. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga
e. Pembinaan lembaga adat
f. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan
g. Kegiatan lain sesuai kondisi Desa.
(5) Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:
a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan
b. Pelatihan teknologi tepat guna
c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat
Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa
d. Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:
1. Kader pemberdayaan masyarakat Desa
2. Kelompok usaha ekonomi produktif
3. Kelompok perempuan
4. Kelompok tani
5. Kelompok masyarakat miskin
22
6. Kelompok nelayan
7. Kelompok pengrajin
8. Kelompok pemerhati dan perlindungan anak
9. Kelompok pemuda;dan
10. Kelompok lain sesuai kondisi Desa.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi
buku-buku atau literature studi kependudukan ini dilakukan untuk memenuhi
atau mempelajari serta mengutif pendapat-pendapat dari pada ahli yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang di teliti.
Sepanjang penelitian peneliti mengambil buku-buku, skripsi, tesis dan
artikel yang berkaitan dengan implementasi UU No 114 tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dari berbagai penelitian yang telah penulis
telusuri yaitu:
1. Sinta Nurpuspa Dewi meneliti tentang Implementasi Kebijakan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Penelitian di Desa Nagraksari Kecamatan
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi kebijakan tentang pedoman pembangunan desa
ini sudah di laksanakan dengan baik sesuai dengan standar
23
operasional proseduryang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa,
meskipun belum ada sosialisasi atau bimbingan teknis dari pihak
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaannya,
implementasi tersebut sudah disosialisasikan kepada aparatur
pemerintahan desa akan tetapi belum disampaikan secara langsug kepada
masyarakat.22
2. Fatma Dwi Jati, meneliti tentang analisis perencanaan pembangunan desa
berdasarkan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 di Kabupaten Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab belum sesuainya RPJM
Desa dari desa-desa di Kabupaten Sleman dengan Permendagri Nomor
114 Tahun 2014 ialah Sumber Daya Manusia (SDM), Pilkades 2015, dan
kesiapan Dinas PMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa).
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan tindakan-tindakan,
antara lain, komitmen pemimpin, pelatihan dan pengawasan, diskusi
kelompok terarah (FGD) per desa, pengangkatan perangkat desa baru,
dan penggalian potensi-potensi desa.23
3. Dhobit Al Barru meneliti tentang implementasi Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tahun 2014 dalam penyusunan rencana pembangunan
22
Sinta Nurpuspa Dewi, Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Penelitian di Desa Nagraksari Kecamatan
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi), Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. 23
Fatma Dwi Jati, Analisis Perencanaan pembangunan desa berdasarkan Permendagri Nomor
114 Tahun 2014 di Kabupaten Sleman, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, 2017
24
jangka menengah desa (RPJMDES) Desa Lubuk Raja Kecamatan Bandar
Petalangan Kabupaten Pelalawan Tahun 2015. Hasil penelitian ini
menunjukakan bahwa pembentukkan tim penyusunan RPJMDesa di Desa
Lubuk Raja tidak menyertakan perempuan dalam penyusunan RPJM
Desa, penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten
di lakukan dengan bersosialisasi mengenai rencana pembangunan
kawasan pedesaaan. pengkajian keadaan desa hanya terfokus kepada
dusun satu desa lubuk raja, penyusunan rencana pembangunan desa
melalui musyawarah desa di mana peserta yang hadir pada musyawarah
desa sangat sedikit dan kurangnya pemahaman tim RPJMDesa24
.
4. Muhammad Syafiq Shanhaji meneliti tentang‖ Perancanaan
Pembangunan Desa Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang pembangunan desa dalam prespektif fikih
siyasah‖ tahun 2018 hasil penelitian menjelaskan bahwasanya
perencanaan pembangunan desa yang di lakukan di Desa Sumber Anyar
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo secara sistematika
perumusan dan pembuatan perancanaan pembangunan desa sudah sesuai
dengan aturan sistematika perencanaan pembangunan desa dalam
peraturan menteri dalam negeri nomor 114 tahun 2014 tentang
pembangunan desa, akan tetapi secara subtansi perencanaan pembangun
24
Dhobit Al Barru, Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
Dalam Penyusuna Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa), Skripsi Sarjana
Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau, 2015.
25
di desa sumber anyar masih jauh dari harapan dan cita-cita akan
perencanaan pembangunan yang maju.25
5. Febi Dwiyana Ginting, yang meneliti tentang Peranan Pemerintah Desa
Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam Pembangunan Infrastruktur
Berdasarkan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 di Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Peraturan Menteri
dalam Negeri No 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa
dalam pasal 1 ayat11 dan 12 juga dijelaskan bahwa perencanaan
pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa
dan unsur masyarakat secara partisipatif karena dalam pembangunan
infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh
masyarakat itu sendiri sehingga infrastruktur yang dibangun juga dapat
menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam
mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir. Kesimpulan
yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah peranan pemerintah
desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
tidak sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat
yang masih rendah di Desa Limau Manis yang disebabkan oleh kendala
25
Muhammad Syafiq Shanhaji, Perencanaan Pembangunan Desa Menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pembangunan Desa Dalam Prespektif Fikih Siyasah,
(Studi Kasus di Desa Sumber Anyar Kecamatan Melandingan Kabupaten Situbondo), Skripsi Sarjana
Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. 2018.
26
internal masyarakat sendiri dan kendala dimana pemerintah desa belum
sepenuhnya menjalankan peranannya untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat.26
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek
penelitian dan fokus penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin sedangkan
fokus dalam penelitian ini terdiri dari Perencanaan pembangunan, pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan, sedangkan pada penelitian sebelumnya lebih
difokuskan pada perencanaan saja.
26
Febi Dwiyana Ginting, Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam
Pembangunan Infrastruktur Berdasarkan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 di Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, 2017
27
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Metode penelitian
Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena social dan
masalah manusia27. Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, tentunya
merupakan sebuah penelitian yang dipertanggungjawabkan dengan baik, selain
itu penelitian juga merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau
untuk lebih membenarkan suatu kebenaran.
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif. Pendeka
tan kualitatif yaitu Pendekatan yang sikapnya utuh dan sistematik terkait
dengan suatu keseluruhan, tidak bertumpu pada pengukuran, sebab penjelasan
mengenai suatu gejala di peroleh dari pelaku (sasaran penelitian). Pada
penelitian ini membutuhkan data - data berupa pemaparan dan bukan dalam
bentuk persentase angka statistik.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian yaitu data
primer dan data sekunder:
27
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet Ke- (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm.
11
28
a) Data primer
Data primer adalah data pokok yang di perlukan dalam
penelitian, diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari
lokasi yang objeknya penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian
yang di peroleh di lapangan.28
Yaitu sumber data yang di peroleh secara lansung dari sumber
aslinya. Data primer dalam penelitian ini di peroleh melalui
wawancara dengan para Perangkat desa, literature masyarakat, serta
literature buku – buku yang mempunyai keterkaitan dan hubungan
langsung dengan objek kajian yang akan dibahas dalam proposal
skiripsi ini.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data penunjang data utama untuk
melengkapi sumber data primer. Data sekunder ini dapat diperoleh
melalui buku, artikel, browsing internet, dan juga dokumentasi
pribadi.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber subjek dari mana
data diperoleh, sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang
(narasumber), posisi narasumber sangat penting bukan hanya sekedar
memberi respon melainkan juga sangat memberikan infiomasi. penentuan
sumber data yang berdasarkan atas jenis data yang telah di tentukan seperti
28
Sayuti Una, (Pedoman Penulisan Skripsi(Edisi Revisi), Cet Ke 2 (Jambi : Syariah Press
Dan Fakultas Syariah Uin Sts Jambi,2014), hlm 34
29
sumber data yang berdasarkan dari sumber dokumen, sumber pustaka, dan
sumber lapangan. Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah kepala desa
dan perangkat desa, literature masyarakat Desa beluran panjang dan
sebagai tambahan materi dan bahan yang berkaitan dengan implementasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa di Desa beluran panjang kecamatan tabir
kabupaten merangin.
C. Instrument Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan di lapangan yakni di desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir, maka peneliti menggunakan beberapa
metode pengumpulan data. Karena penelitian ini digolongkan kedalam bentuk
penelitian lapangan maka dalam memperoleh data di lapangan dilakukan cara
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah semua dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang di peroleh melalui observasi. Sebelum peneliti melakukan penelitian,
peneliti sudah mengamati fenomena yang relevan dengan pokok
pembahasan peneliti yakni melakukan pengamatan dalam implementasi
kebijakan, penerapan Peraturan Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
30
Tentang Pedoman Pembangunan Desa dan pendapat masyarakat di Desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin29
2. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpul data atau
keterangan lisan dari seseorang yang di sebut responden melalui suatu atau
keterangan lisan yang di sebut responden melalui suatu percakapan
sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai
pewawancara dengan sejumlah orang disebut sebagai responden atau yang
di wawancarai untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan
masalah yang di teliti. Adapun wawancara yang di lakukan sebagai
berikut:30
.
1. Kantor Kades (Kepala Desa) Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan metode dokumentasi
atau keputusan untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analisis.
Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari
beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo, buku, surat
kabar, majalah dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan
29
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), hlm.155 30
Sayuti Una,Mh, Pedoman Penulisan Skripsi: Edisi Revisi, Hlm.39
31
untuk memperoleh data - data yang mampu melengkapi serta memperkuat
penelitian.31
D. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data
sehingga dapat di kembangkan dan di implementasikan. Berdasarkan hal di atas
dapat di kemukakan bahwa Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan semuannya dapat di
informasikan kepada orang lain.32
Di dalam analisis data penelitian ini yang di
laksanakan menggunakan beberapa teknik yaitu :
1. Reduksi Data
Mereduksi data ialah aktifitas peneliti dalam memilih dan memilah data
yang dianggap relavan untuk disajikan. mereduksi data yang di peroleh dari
hasil wawancara, data wawancara ini yang telah di rekam kemudian di
transkipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilah data-data yang
sesuai untuk dianalisis. Mereduksi data yaitu data yang di ambil merupakan
data yang penting tentang pembangunan didesa Beluran Panjang Kecamatan
Tabir Kabupaten Merangin.
31
Suharsimi, Metode Kualitatif,Kuantitatif Dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009),
Hlm.240 32
. Sugiyono, Metode Kualitatif Dan RNB (bandung: alfabeta, 2013), hlm. 137.
32
2. Penyajian data.
Data di sajikan secara sistematis agar lebih mudah memahami tentang
karya ilmiah tentang pedoman pembangunan desa didesa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data yang
terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian
lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di peroleh.33
Kesimpulan
ini merupakan data yang mengenai dengan data yang bersangkutan dengan
ketentuan pembangunan didesa Beluran Panjang Kecamtan Tabir Kabupaten
Merangin.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tidak keluar dari pembahasan maka penulis
membuat sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan
Proposal skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan - pembahasan
yang ada disetiap bab-nya sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori
dan tinjauan pustaka.
33
. Sayuti Una, pedoman penulisan skripsi edisi revisi, (Jambi: Syari‘ah press IAIN STS
2014), hlm 69
33
BAB II : Metode peneilitian. Dalam bab ini membahas mengenai
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan,
serta analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
BAB III : Merupakan bab yang memuat gambaran umum lokasi.
BAB IV : Pembahasan . Dalam bab ini membahas tentang ―Implementasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin‖
BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
F. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel
jadwal penelitian sebagai berikut:
34
Tabel 1
Jadwal penelitian
NO Kegiatan
Tahun 2019
Mei Juni Juli Agustus Septembr Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Pembuatan
proposal
3
Perbaikan
proposal
dan seminar
4 Surat izin
riset
5 Pengumpula
n data
6
Pengolahan
data dan
analisis data
7 Pembuatan
laporan
8
Bimbingan
dan
perbaikan
9 Agenda dan
ujian skripsi
10
Perbaikan
dan
penjilidan
35
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Umum Desa Beluran Panjang
1. Sejarah Kecamatan Tabir
Asal mula penduduk Marga Batin V berasal dari 60 Tumbi atau keluarga
yang dipindah dari Koto Rayo terletak kira-kira 2 km sebelah ilir dari Rantau
Limau Manis sekarang ini lebih kurang 20 km dari Kampung Baruh.34
Awalnya penduduk Koto Rayo hidup dengan aman dan tentram dengan
pimpinan Poyang Depati. Menurut cerita yang didapat bahwa Poyang Depati
mempunyai seorang anak perempuan yang cantik sekali, sehingga banyak raja
dan pangeran ingin menjadikannya sebagai permaisuri. Salah satu diataranya
adalah raja tun talanai yang cukup berkuasa dan disegani, dari sekian banyak
yang meminangnya satupun diantaranya tidak ada yang berkenan dihati poyang
depati dan putrinya. Karena Poyang Depati merasa tidak aman atas keselamatan
putrinya, maka sepakatlah mereka untuk pindah kesuatu tempat yang lebih
aman dan membuat kampung baru untuk mencegah pengejaran akhiranya Koto
Rayo dihancurkan, sehingga lenyap dari pandangan.35
Di lain pihak ada yang mengatakan bahwa perpindahan ke 60 Tumbi atau
keluarga dari Koto Rayo karena terserang wabah penyakit dan seringnya datang
serangan-serangan dari Batanghari. Ke-60 keluarga ini terus menyusuri sungai
34
http://camattabir.blogspot.com/2014/12/sejarah-kecamatan-tabir-rantau-panjang.html 35
Dokumentasi dan Sejarah Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin 29 November 2018
36
Tabir hingga ke Ujung Tanjung Muaro Semayo dan dari sini mereka
menyebar ke 5 tempat untuk membuat masing-masing kampung atau dusun,
antara lain : 19 Tumbi tinggal di Ujung Muaro Semayo dan membuat sebuah
dusun, yaitu dusun lamo (Kampung Baruh), sampai sekarang dusun ini masih
utuh dan bahan rumah tempat tinggal Poyang Depati masih ditempati oleh
cucu-cucunya. Sedangkan ke 41 keluarga lainnya terus menelusuri sungai
hingga kehulu sungai Tabir. Sebanyak 14 keluarga mendirikan dusun Seling, 9
orang keluarga mendirikan dusun Beluran Panjang, 13 keluarga mendirikan
dusun Pulau Aro, dan keluarga mendirikan dusun Muaro Jernih.36
Jambi adalah salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Berbatasan
dengan Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau dan Bengkulu. Provinsi ini
memiliki areal perkebunan karet dan kelapa sawit yang telah sejak lama
menjadi tumpuan hidup masyarakatnya. Salah satu kabupaten di Provinsi Jambi
yang memiliki areal perkebunan karet dan kelapa sawit yang cukup luas adalah
Kabupaten Merangin. Kabupaten ini pada awalnya bernama Kabupaten
Sarolangun Bangko atau yang biasa disingkat dengan Sarko. Namun setelah era
reformasi bergulir, beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Jambi mengalami
pemekaran termasuk di dalamnya Kabupaten Sarko yang berubah menjadi
Kabupaten Merangin dengan ibukotanya Bangko dan Kabupaten Sarolangun. 37
36
http://camattabir.blogspot.com/2014/12/sejarah-kecamatan-tabir-rantau-panjang.html 37
Dokumentasi dan Sejarah Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin 29 November 2018
37
Seiring dengan pemekaran wilayah kabupaten tersebut, kecamatan-
kecamatan yang ada di dalamnya pun mengalami hal yang serupa. Kecamatan
Tabir yang dahulu mencakup wilayah yang luas dalam Kabupaten Merangin
pun mengalami pemekaran. Kecamatan ini berkembang menjadi beberapa
kecamatan, seperti Tabir Ulu yang berpusat di Muara Jernih, Tabir Ilir yang
berpusat di Rantau Limau Manis, Margo Tabir di Margoyoso dan lain
sebagainya.
2. Keadaan Geografis Kecamatan Tabir
Kecamatan Tabir terletak di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dengan
luas wilayah kecamatan 242 Km2, banyaknya desa 11 Desa, berada pada 73 m
di atas permukaan laut, berbatasan dengan: 38
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bungo
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tabir Selatan dan Tabir Ilir
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tabir Selatan dan Tabir Ilir
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tabir Ulu
Adapun batasa wilayah desa dalam Kecamatan Tabir sebagaimana terlihat
pada tabel berikut: 39
38
BPS Merangin, Tabir Dalam Angka, 2018 39
Ibid
38
Tabel II
Batas Wilayah Desa Pada Kecamatan Tabir40
No Desa Batas
Wilayah
Batasan
1 Kelurahan
Mampun
A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kelurahan Pasar Baru Rantau Panjang
: Desa Seling
: Kecamatan Tabir Lintas
: Kelurahan Kampung Baruh
2 Kelurahan
Kampung Baruh
A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kelurahan Dusun Baru
: Kecamatan Margo Tabir
: Kelurahan Pasar Rantau Panjang
: Kelurahan Dusun Baru
3 Kelurahan Pasar
Rantau Panjang
A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kelurahan Kampung Baruh
: Kelurahan Mampun
: Kelurahan Pasar Baru Rantau Panjang
: Kelurahan Kampung Baru
4 Seling A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Desa Kandang
: Kecamatan Tabir Lintas
: Kecamatan Tabir Ulu
: Kelurahan Mampun
5 Kandang A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Desa Koto Rayo
: Desa Seling
: Desa Koto Rayo
: Desa Koto Rayo
6 Koto Rayo A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kabupaten Bungo
: Kelurahan Pasar Baru Rantau Panjang
: Kabupaten Bungo
: Kelurahan Kampung Baruh
7 Kelurahan Dusun
Baru
A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Desa Koto Rayo
: Kecamatan Margo Tabir
: Kelurahan Kampung Baruh
: Kelurahan Beluran Panjang
8 Beluran Panjang A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kecamatan Tabir Ilir
: Kecamatan Margo Tabir
: Kelurahan Dusun Baru
: Desa Tanjung Ilir
40
Kantor Kecamatan Tabir Desa Beluran Panjang, Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa
Dan Keluruhan, 2016.
39
9 Tanjung Ilir A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kecamatan Tabir Ilir
: Kecamatan Margo Tabir
: Kelurahan Beluran Panjang
: Desa Lubuk Napal
10 Lubuk Napal A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Kecamatan Tabir Ilir
: Desa Tanjung Ilir
: Desa Tanjung Ilir
: Desa Tanjung Ilir
11 Kelurahan Pasar
Baru Rantau
Panjang
A. Utara
B. Selatan
C. Barat
D. Timur
: Desa Koto Rayo
: Kelurahan Mampun
: Desa Kandang
: Kel. Pasar Rantau Panjang
Tabel III
Jarak Antara Desa Ke Ibukota Kecamatan41
No Desa Jarak ke Ibukota
Kecamatan (Km)
1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kelurahan Mampun
Kelurahan Kampung Baruh
Kelurahan Pasar Rantau Panjang
Seling
Kandang
Koto Rayo
Kelurahan Dusun Baru
Beluran Panjang
Tanjung Ilir
Lubuk Napal
Kelurahan Pasar Baru Rantau Panjang
2
1
0
6
7
4
1
8
10
13
2
41
Kantor Kecamatan Tabir Desa Beluran Panjang, Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa
Dan Keluruhan, 2016.
40
3. Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Tabir berdasarkan pendataan terakhir 2016
adalah 29.729 jiwa, terdiri dari laki-laki 14.938 jiwa dan perempuan 14.791
jiwa. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV
Banyaknya Penduduk, Jenis Kelamin dan
Sex Rasio Penduduk Kecamatan Tabir
Tahun 2011 – 201642
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Rasio
2011
2012
2013
2014
2015
2016
14.144
14.327
14.492
14.652
14.800
14.938
13.967
14.148
14.326
14.483
14.646
14.791
28.111
28.475
28.818
29.135
29.446
29.729
101
101
101
101
101
101
Tabel V
Jumlah Penduduk Menurut Desa di
Kecamatan Tabir Tahun 201643
No Desa Jumlah
Penduduk
Jumlah Ruta
1 2 3 4
1
2
3
Kelurahan Mampun
Kelurahan Kampung Baruh
Kelurahan Pasar Rantau Panjang
3.645
4.071
4.197
889
980
1.431
42
Kantor BPS Kabupaten Merangin, Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Dan
Keluruhan, 2016. 43
Kantor BPS Kabupaten Merangin, Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Dan
Keluruhan, 2016.
41
4
5
6
7
8
9
10
11
Seling
Kandang
Koto Rayo
Kelurahan Dusun Baru
Beluran Panjang
Tanjung Ilir
Lubuk Napal
Kelurahan Pasar Baru Rt. Panjang
2.287
1.355
1.555
6.998
1.365
1.572
428
2.256
600
422
495
1.658
278
455
146
611
Tabel VI
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Per Desa di
Kecamatan Tabir Tahun 201644
No Desa Laki-laki Perempuan Sex
Rasio
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kelurahan Mampun
Kelurahan Kampung Baruh
Kelurahan Pasar Rt. Panjang
Seling
Kandang
Koto Rayo
Kelurahan Dusun Baru
Beluran Panjang
Tanjung Ilir
Lubuk Napal
Kelurahan Pasar Baru Rt. Panjang
1.847
2.016
2.122
1.159
651
797
3.492
665
817
223
1.149
1.798
2.055
2.075
1.128
704
758
3.506
700
755
205
1.107
103
98
102
103
92
105
100
95
108
109
104
B. Sejarah Umum Desa Beluran Panjang
1. Sejarah Desa Beluran Panjang
Desa Beluran Panjang mulai berdiri dan terbentuk pada tahun 1921,
dengan kepala desa pertama adalah Pak Abu Talip, dari tahun 1921 -1928,
44
Kantor BPS Kabupaten Merangin, Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Dan
Keluruhan, 2016.
42
kemudian dilanjutkan oleh kades pak Japal mulai tahun 1928 — 1935, dan
kemudian terpilih kepala desa berikutnya yaitu Bapak Mael Jayo untuk periode
tahun 1935 — 1946. Kemudian dilanjutkan Oleh Kades Pak Kasim Mulai
Tahun 1946 — 1956, kemudian dilanjutkan oleh Kades Tayib Mulai 1956 —
1971, kemudian dilanjutkan oleh Kades Agani mulai dari tahun 1971-
1977,Sarun dari tahun 1977-1983, berikutnya Kades Samah dari tahun 1983
1988,kemudian dilanjutkan Kades Sulaiman dari tahun 1988-1996, Kades M.
Zaki dari tahun 1996-2004, Kades Kamel dari tahun 2004 — 2009, Abu bakar
2009-2015, Sabnu (Penjabat Sementara) 2015-2016, dan sekarang dipimpin
oleh kades Lukman. Awal berdiri desa Beluran Panjang terdiri dari satu dusun,
yaitu dusun Tanjung Beringin dan saat ini Desa Beluran panjang telah
dimekarkan menjadi 3 dusun dan 9 Rukun Tetangga.45
Desa Beluran Panjang merupakan desa asli dari daerah Kab. Merangin
Provinsi Jambi, dengan populasi awal sebanyak 123 Kepala Keluarga (KK),
dan sekarang telah berkembang menjadi 455 KK yang mayoritas penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani atau pekebun.46
Desa Beluran Panjang merupakan desa dalam Marga Bathin V yang
masih satu rumpun dengan berbagai desa di Rantau Panjang, Rantau Limau
Manis dan Desa Lainnya. Rumah-rumah penduduk berdiri berjejer di sepanjang
jalan yang dilalui, walaupun terkesan kurang rapi, tetapi cukup tertata dengan
45
Profil Desa Beluran Panjang diterbitkan oleh Kantor Desa Beluran Panjang, 2017 46
Profil Desa Beluran Panjang diterbitkan oleh Kantor Desa Beluran Panjang, 2017
43
baik. Jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya paling dekat sekitar lima
meter, bahkan di beberapa sudut desa ada yang sampai berjarak puluhan meter.
Hal ini karena tradisi yang berlaku di desa ini adalah dalam membangun rumah
biasanya mesti berdekatan dengan keluarga dan kerabat sendiri atau paling
tidak orang yang telah dikenal. Apalagi bagi yang memiliki anak perempuan,
maka menjadi kewajiban orang tua untuk menyiapkan rumah bagi anaknya jika
kelak berumah tangga. Hal ini dilakukan oleh masyarakat desa ini di samping
untuk memudahkan saling silaturrahmi, juga agar senantiasa dapat menjaga
kedekatan emosional antar sesama keluarga.47
Sebagian besar rumah yang ada di desa ini telah dibangun dengan sistem
konstruksi modern, yaitu menggunakan semen dan lain sebagainya. Perubahan
konstruksi bangunan yang ada di desa ini dapat dikatakan terjadi baru
belakangan ini saja setelah masyarakat mengenal jenis konstruksi beton yang
ternyata lebih kuat dan mudah untuk dikerjakan. Di samping itu, jenis bahan
bangunan ini mudah didapat seiring dengan terbukanya jalur transportasi darat
yang menghubungkan ke kota terdekat. Meskipun demikian, masih banyak juga
dijumpai masyarakat yang masih menggunakan konstruksi lama atau memakai
kayu sebagai bahan baku utama. Bentuk bangunannya pun beragam, tetapi
sebagian besar bergaya khas Melayu yang atapnya berbentuk lonjong
dilengkapi dengan semacam serambi di sisi-sisinya.
47
Profil Desa Beluran Panjang diterbitkan oleh Kantor Desa Beluran Panjang, 2017
44
Lokasi lain yang juga dipilih masyarakat sebagai tempat pemukiman
adalah pinggiran sungai yang memang telah lama menjadi urat nadi wilayah ini.
Meskipun demikian, lokasi ini dipilih oleh masyarakat yang telah tinggal lama
di tempat tersebut yang digunakan untuk menghubungkan wilayah-wilayah
yang ada. Bentuk rumahnya pun tak jauh berbeda dengan yang ada di sepanjang
jalan, tetapi biasanya berbentuk panggung (tingkat) untuk mengantisipasi
terhadap luapan air sungai yang rutin terjadi.
Untuk menggantikan lokasi pinggir sungai sebagai lahan pemukiman
yang kurang diminati lagi, masyarakat juga memanfaatkan areal perkebunan
sebagai lokasi pemukiman. Hal ini biasanya dilakukan oleh para pekerja
penyadap karet yang merupakan penduduk pendatang dari berbagai daerah di
luar desa ini. Meskipun demikian, beberapa tahun belakangan ini masyarakat
asli desa ini pun turut membangun rumah di lokasi ini berbaur dengan
penduduk pendatang tersebut. Hal ini ditambah lagi dengan keberadaan
program transmigrasi yang dilakukan pemerintah, di mana areal pemukiman
yang diperuntukkan bagi kalangan transmigran berada tidak jauh dari desa dan
perkebunan warga yang menambah ramai suasana yang dahulunya hanya
ditinggali warga setempat. Tidak mengherankan jika kemudian muncul
pemukiman-pemukiman baru di sekitar desa, karena dengan alasan efektivitas
rumah di lokasi perkebunan mereka. Bahkan, banyak di antara mereka yang
tetap membangun rumah di lokasi perkebunan meskipun sebenarnya telah
memiliki rumah di desa. Realitas ini berdampak pada makin luasnya wilayah
45
pemukiman desa, di samping implikasi lainnya yaitu makin sulitnya
mengumpulkan masyarakat jika ada keperluan karena makin berpencarnya
keberadaan mereka tersebut
2. Geografis Desa
Secara geografis Desa Beluran Panjang berbatasan dengan: 48
- Sebelah Timur Deşa Tanjung Ilir Kec. Tabir
- Sebelah Selatan Deşa Lubuk Bumbun Kec. Margo Tabir
- Sebelah Barat Kel. Duşun Baru Kec. Tabir
- Sebelah Utara Deşa Ulak Makam Kec. Tabir Ilir
3. Penduduk
Desa Beluran Panjang terbagi dalam 3 dusun dan 9 RT yang di huni oleh
penduduk lebih kurang 1.526 jiwa, dapat pula di rinci berdasarkan jenis
kelamin, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :49
Tabel VII
Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin.50
No Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 769 757 1.526
48
Profil Desa Beluran Panjang diterbitkan oleh Kantor Desa Beluran Panjang, 2017 49
Monografi Desa Beluran Panjang, tahun 2019 50
Wawancara di Kantor Desa Beluran Panjang Kabupaten Merangin. Daftar Isian Tingkat
Perkembangan Desa.
46
Kemudian dari pada itu jumlah penduduk Desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin terdiri dari berbagai suku seperti :
Melayu (Penduduk asli), Jawa, Palembang, Minang dan sebagainya.
4. Visi dan Misi
a. Visi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.
Penyusunan Visi Desa Beluran Panjang ini dilakukan dengan pendekatan
partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Beluran
Ppanjang seperti pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, tokoh agama,
lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya.
Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah
pembangunan di Kecamatan Tabir mempunyai titik berat di sektor
infrastruktur. Maka berdasarkan pertimbangan diatas Visi Desa Beluran
Panjang yaitu ―Terwujudnya Desa Beluran Panjang Yang Tertib, Aman
dan Damai, Serta Meningkatkan Akuntabilitas Masyarakat Demi
Terwujudnya Good Governance‖51
b. Misi
Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat
sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan Oleh Desa agar tercapainya visi
desa tersebut.Visi berada di atas Misi .Pernyataan Visi kemudian dijabarkan
51
Profil Desa Beluran Panjang, 2019
47
ke dalam misi agar dapat di opesionalkan / dikerjakan. Sebagaimana
penyusunan Visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan
partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Beluran Panjang,
sebagaiman proses yang dilakukan maka misi Desa Beluran Panjang
adalah.52
l) Mewujudkan pemerintah Desa Beluran Panjang yang efektif dan efisien
dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan derajat hidup masyarakat melalui upaya peningkatan
pelayanan kesehatan Desa.
3) Mengembangkan sektor pertanian dan sektor usaha industri kecil yang
berwawasan lingkungan.
4) Mengembangkan pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia melalui
dukungan Program Wajib Belajar 9 tahun
5. Struktur Pemerintahan Desa
Struktur organisasi disini berarti kerjasama atau pembagian tugas antara
personil pemerintah serta masyarakat untuk melakukan pembangunan. Sebagai
organisasi kerja, maka untuk mencapai organisasi itu harus di susun sebagai
tata laksana yang dapat melaksanakan tugasnya masing-masing, baik tujuan
umum maupun tujuan khusus menurut jenis dan tingkat masing-masing. Agar
tujuan yang hendak di capai itu terlaksana, maka perlu adanya kerjasama antara
pemerintahan desa dengan masyarakat desa, saling memiliki tanggung jawab
52
Profil Desa Beluran Panjang, 2019
48
dalam mengelola desa. Apabila hal tersebut terlaksana denagan baik, akan
terciptalah adanya kerja sama yang harmonis dan lancar atara masing-masing
pengurus sehingga akan dapat terjamin suksesnya penyelenggaraan program
kegiatan pemerintah desa sesuai dengan yang telah di tetapkan. 53
Adapun struktur organisasi pemerintahan desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabuapten Merangin adalah sebagai berikut :
53
Wawancara dengan Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Kantor Desa
Beluran Panjang Kabupaten Merangin. pada tanggal 17 Juni 2019
49
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Desa54
6. Mata Pencaharian
Sebagaimana yang banyak dibicarakan orang, bahwa Desa dalam wilayah
Tabir sangat terkenal dengan perkebunan karetnya. Komoditas ekspor ini
memang erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakatnya yang gemar bertani
54
Kantor Desa Beluran Panjang Kabupaten Merangin. Daftar Isian Tingkat Perkembangan
Desa.
BPD
Kepala Desa
Lukman
Sekdes
M. Kumaidi
Kaur Keuangan
Subhan
Kaur
Umum&Perenca
Ali Ibrahim
Kasi
Pemerintahan
Mat Nur
Kadus
Tanjung Beringin
Kasi
Kesra&Pel
Hamda
Kadus Sakai Tabakang
Zulkifli
Kadus Dam Pengeda
Abdurrahman
50
dan berkunjung dari satu daerah ke daerah lainnya. Menurut penuturan
beberapa tetua desa dan tokoh masyarakat, Tunggul Bulin dan Rantau Limau
Manis adalah sebuah desa yang dapat dikategorikan sebagai salah satu wilayah
desa paling awal yang melakukan pengelolaan karet yang dilakukan oleh rakyat
di Kabupaten Merangin, meskipun tidak ditemukan adanya bukti tertulis yang
menyebutkannya.55
Satu-satunya fakta yang dapat dijadikan bukti adalah beberapa areal
perkebunan karet yang sudah tua dan berumur hampir seabad yang diyakini
merupakan karet tertua yang ada di wilayah ini. Areal ini diyakini sebagai
tempat penanaman karet pertama yang dilakukan nenek moyang masyarakat
desa ini. Bibit-bibit karet tersebut mereka dapatkan dari Singapura sekitar tahun
1890-an dengan cara dimasukkan ke dalam peti yang terbuat dari kayu dan
terkunci rapat, kemudian dibawa berlayar ke desa ini dengan menggunakan
perahu. Pada saat itu, mereka karet saja dengan pertimbangan ketatnya blokade
yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Sejak saat itulah masyarakat
wilayah ini mulai berkenalan dan bersentuhan dengan tanaman langka yang
bernama karet tersebut. Hal ini kiranya sejalan dengan apa yang diungkapkan
oleh Padmo yang menyebutkan bahwa beberapa orang dari Nusantara dikirim
untuk mengunjungi beberapa perkebunan karet yang ada di semenanjung
Malaka dan membeli bibitnya di sana serta mengusahakannya di tanah air.
55
Kantor Desa Beluran Panjang Kabupaten Merangin. Daftar Isian Tingkat Perkembangan
Desa.
51
Tahun 1930-an merupakan saat sejarah awal yang menggembirakan bagi
petani karet di desa ini karena saat itu areal perkebunan karet yang diusahakan
oleh masyarakat sudah sedemikian luas. Tanaman karet tidak lagi menjadi hak
monopoli kalangan tertentu dalam masyarakat, tetapi hampir sebagian besar
masyarakat telah memiliki perkebunan karet sendiri. Meskipun demikian, orang-
orang kaya dan mampu tetap mendominasi sektor ini dengan memiliki areal
perkebunan yang lebih luas. Hal ini dapat dimengerti karena untuk
mengusahakan komoditas ekspor ini pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit,
mulai dari membuka hutan untuk areal perkebunan, memelihara dan menjaganya
dari beragam hama yang mengancam pertumbuhannya, menyadapnya hingga
menjualnya. 56
Seiring dengan makin luasnya areal perkebunan karet yang membutuhkan
penanganan ekstra, sementara masyarakat yang ada tidak mampu menangani
karena jumlah mereka yang terbatas, di samping juga karena masing-masing
sibuk dengan tugasnya sendiri, maka masyarakat setempat berinisiatif untuk
mendatangkan pekerja dari wilayah lain yang masih dalam propinsi Jambi yaitu
dari Kerinci. Masyarakat Kerinci saat itu memang sangat membutuhkan
pekerjaan karena hasil yang mereka dapatkan dari mengusahakan tanaman kayu
manis tidak mencukupi hingga mereka menerima tawaran dari masyarakat Desa
Beluran Panjang. Sejak saat itu, mulailah orang-orang dari luar daerah mengadu
56
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/potensi-sejarah-kabupaten-merangin-
provinsi-jambi/
52
nasib di desa ini dan diperkenalkan dengan tanaman karet serta dipekerjakan di
sektor ini.57
Setelah beberapa saat orang-orang Kerinci mendominasi pengelolaan
perkebunan karet di wilayah ini sebagai penyadap karet, maka pada tahun 1970-
an secara berangsur-angsur mereka mulai menarik diri dari pekerjaan ini. Hal ini
terjadi karena usaha perkebunan kayu manis yang mereka usahakan di Kerinci
mulai menampakkan hasil yang menggembirakan karena laku keras di pasaran
dengan harga yang tinggi. Di samping itu juga disebabkan banyaknya anggota
keluarga mereka yang diterima menjadi pegawai negeri dan menduduki beragam
jabatan di pemerintahan daerah dengan penghasilan yang cukup besar sehingga
dapat menjamin kehidupan mereka. Menyikapi kenyataan ini, para pengusaha
karet di desa ini cukup dibuat pusing juga sehingga akhirnya seorang pemilik
perkebunan karet terbesar di wilayah ini berinisiatif untuk mendatangkan orang-
orang Jawa, terutama dari Pati Jawa Tengah, yang telah lama dikenal sebagai
pekerja yang ulet untuk dipekerjakan di sektor perkebunan karet rakyat di desa
ini. Tindakan serupa diikuti oleh pemilik perkebunan karet lainnya sehingga
jumlah pekerja yang datang dari Pati di desa ini mencapai angka ribuan hingga
saat ini.
Para pekerja di sektor ini datang dengan membawa beberapa anggota
keluarga yang biasanya terdiri dari seorang isteri dan satu orang anak laki-laki,
57
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/potensi-sejarah-kabupaten-merangin-
provinsi-jambi/
53
atau minimal seorang laki-laki. Untuk melakukan pekerjaan di sektor ini maka
diterapkan kebijakan dengan membagi beberapa hektar kebun untuk dikerjakan
oleh beberapa orang. Biasanya beberapa hektar kebun karet tersebut hanya
dikerjakan oleh satu keluarga dengan maksud agar hasil yang didapatkan dari
pengelolaan itu tidak berpindah kepada orang lain atau berkumpul pada mereka
saja. Selanjutnya, jika keberadaan mereka di sektor ini dianggap telah tua serta
semakin lanjut usia dan tidak sanggup lagi bekerja, maka segera ia mencarikan
gantinya yang biasanya berasal dari anak atau saudaranya untuk bekerja di
pemilik perkebunan yang sama sehingga keberlangsungannya tetap terjaga,
bahkan hingga saat ini. 58
Penguasaan perkebunan karet di desa ini sebagian besar dimiliki oleh
kalangan ulama dan pemangku yang merupakan golongan terpandang dan kaya
dalam struktur masyarakat tidak resmi yang ada desa ini. Kedua kalangan ini
diyakini dan dianggap merupakan keturunan dari para pendiri dan pemuka desa
ini. Perkebunan-perkebunan karet tersebut mereka usahakan sendiri sejak dahulu
dan ada juga yang merupakan warisan dari keluarga yang kemudian
dikembangkan sehingga mencapai areal yang luas untuk siap dilakukan
penyadapan. Orang-orang lain di luar kelompok ini sangat sulit untuk
mengusahakannya karena membutuhkan biaya yang besar, meskipun ada
58
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/potensi-sejarah-kabupaten-merangin-
provinsi-jambi/
54
beberapa yang mampu melakukannya tetapi dalam jumlah yang relatif sedikit
dan seadanya.59
Berbeda halnya dengan kondisi yang terjadi di tempat lain, kepemilikan
tanah oleh masyarakat Desa Beluran Panjang dilakukan dengan tanpa adanya
sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Model kepemilikan
tanah yang berlaku di tempat ini hanya diakui oleh pemiliknya dengan disaksikan
oleh beberapa orang saksi yang dianggap mengetahuinya. Batas-batas antara satu
areal tanah dengan yang lainnya hanya dibuat seadanya dan alami, bahkan
seringkali berdasarkan kondisi yang ada di lapangan seperti bukit, sungai, danau
dan pohon besar. Beberapa orang memang ada yang memiliki surat yang
menerangkan kepemilikan tanah atau lahan tersebut, tetapi hanya dibuat oleh
kepala desa setempat dengan mencantumkan saksi-saksi yang mengetahui hal itu.
Adanya surat semacam ini dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan agar ketika
dilakukan jual beli maka tidak perlu repot-repot lagi menghubungi orang-orang
yang dianggap mengetahui keberadaan tanah atau lahan tersebut. Hal ini dapat
terjadi karena memang tanah-tanah dan lahan-lahan tersebut pada awalnya
memang berupa hutan belantara yang digarap sesuka hati masyarakat. Dengan
telah digarapnya lahan tersebut, maka otomatis telah menjadi miliknya yang sah
menurut adat yang berlaku dalam masyarakat desa ini dan orang lain tidak
berhak mengklaimnya kecuali setelah dilakukan proses jual beli.
59
https://meranginkab.go.id/s1ksdnfk_jd-kebijakan-pembangunan.html#
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi
Penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 di
Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi
Jambidapat dilihat dari 3 poin utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan. Dimana ketiga point tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembangunan Desa
Berdasarkan Permendagri No 114 tahun 2014 Pasal 1,
perencanaan Pembangunan Desa merupakan proses pentahapan kegiatan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
permusyawaratan Desa dan Unsur Masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan desa.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa
Beluran Panjang diketahui bahwa mekanisme penyusunan RPJMDes Desa
Beluran Panjang dilakukan dalam 7 tahapan, yang diawali dari
pembentukan Tim Penyusun RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) hingga pengesahan RPJMDes, adapun tahapan yaitu:
56
a. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa
Setelah Kepala Desa dilantik secara resmi maka dengan segera
Kepala Desa membentuk Tim Penyusun RPJM Desa berjumlah paling
sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang. Anggota
Tim Penyusun juga perlu mempertimbangkan keterwakilan perempuan di
dalamnya. Tim Penyusun RPJM Desa disahkan dengan Keputusan
Kepala Desa. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Lukman
selaku Kepala Desa Beluran Panjang:
―...yang pertama itu membentuk Tim, jadi setelah Kepala Desa
dilantik secara resmi oleh Bupati Merangin, maka segera
membentuk Tim Penyusun RPJM Desa berjumlah paling sedikit 7
(tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang. Karena Desa
Beluran Panjang ini kecil maka kita cukup 7 orang saja. Tim
Penyusun RPJM Desa disahkan dengan Keputusan Kepala Desa..‖60
Berdasar pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pembentukan
Tim Tim Penyusun RPJM Desa merupakan kewenangan dari kepala desa
terpilih yang diberi ketentuan sebanyak tujuh hingga sebelas orang
dengan mempertimbangkan wilayah dan kompleksitas kelompok dalam
desa.
Struktur Tim Penyusun RPJM Desa Beluran Panjang antara lain:
1) Kepala Desa selaku pembina.
2) Sekretaris Desa selaku ketua.
60
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang, tanggal 11 Agustus
2019
57
3) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa selaku sekretaris.
4) Anggota yang berasal dari perangkat desa, lembaga pemberdayaan
masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala
Desa Beluran Panjang diketahui Tugas Tim Penyusun RPJM Desa adalah
sebagai berikut:61
1) Menyelaraskan arah kebijakan pembangunan kabupaten Merangin.
2) Mengkaji keadaan desa.
3) Menyusun rancangan RPJMDes.
4) Menyempurnakan rancangan RPJMDes
5) Tim Penyusun RPJM Desa mendengarkan dan membahas pemaparan
visi dan misi Kepala Desa, yang akan menjadi acuan dalam seluruh
proses penyusunan RPJM Desa ini
Menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan
Desa Beluran Panjang diketahui bahwa RPJM Desa memuat visi dan misi
Kepala Desa. Penjabaran visi dan misi Kepala Desa menjadi sangat
penting untuk mendapatkan gambaran yang jelas seperti apa visi, misi,
strategi, dan program pembangunan selama 6 (enam) tahun masa jabatan
Kepala Desa. Langkah awal Tim Penyusun RPJM Desa adalah
mendengarkan pemaparan visi dan misi Kepala Desa serta membahas
61
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2019
58
bagaimana visi dan misi tersebut akan menjadi acuan dalam seluruh
proses penyusunan RPJM Desa Beluran Panjang . Berikut penuturannya:
―...RPJM Desa itu kan memuat visi dan misi Kepala Desa.
Penjabaran visi dan misi Kepala Desa menjadi sangat penting untuk
mendapatkan gambaran yang jelas seperti apa visi, misi, strategi,
dan program pembangunan selama 6 tahun masa jabatan Kepala
Desa. Maka langkah awal Tim Penyusun RPJMDes adalah
mendengarkan pemaparan visi dan misi Kepala Desa serta
membahas bagaimana visi dan misi tersebut akan menjadi acuan
dalam seluruh proses penyusunan RPJMDes....‖62
Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa RPJM Desa
merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala Desa terpilih. Penjabaran
visi dan misi Kepala Desa menjadi sangat penting untuk mendapatkan
gambaran yang jelas seperti apa visi, misi, strategi, dan program
pembangunan selama 6 tahun masa jabatan Kepala Desa terpilih tersebut.
Maka sebelum RPJMDes dilaksanakan dilakukan pemaparan visi dan
misi Kepala Desa serta membahas bagaimana visi dan misi tersebut akan
menjadi acuan dalam seluruh proses penyusunan RPJMDes sehingga apa
yang disampaikan saat kampanye dan apa saja program tersebut dapat
terakomodir dalam dokumen perencanaan.
62
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2018
59
b. Penyelarasan Arah Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kabupaten
Merangin
Menurut Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
tahapan selanjutnya adalah Tim penyusun RPJM Desa menyelaraskan
arah kebijakan pembangunan Kabupaten Merangin Provinsi Jambiuntuk
mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten
Merangin Provinsi Jambidengan pembangunan desa. Penyelarasan arah
kebijakan itu dilakukan dengan mengkaji RPJMD Pemerintah Daerah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambitahun 2013-2018 untuk mendapatkan
informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten Merangin.
Berikut penuturannya:
―.....tahapan selanjutnya adalah Tim penyusun RPJM Desa
menyelaraskan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Merangin
Provinsi Jambiuntuk mengintegrasikan program dan kegiatan
pembangunan Kabupaten Merangin Provinsi Jambidengan
pembangunan desa. Penyelarasan arah kebijakan itu dilakukan
dengan mengangkai RPJMD Pemerintah Daerah Kabupaten
Merangin Provinsi Jambitahun 2013-2018 untuk mendapatkan
informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten
Merangin..‖63
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa tugas Tim penyusun RPJM
Desa cukup berat, dikarenakan harus menyelaraskan arah kebijakan
pembangunan Kabupaten Merangin Provinsi Jambiagar dapat
mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten
63
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2018
60
Merangin Provinsi Jambidengan pembangunan desa yang akan
direncanakan ke depannya dalam dokumen RPJMD Des. Kegiatan
penyelarasan arah kebijakan itu dilakukan dengan mengkaji RPJMD
Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin Provinsi Jambitahun 2013-2018
untuk mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan
kabupaten Merangin.
Menurut Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
informasi arah kebijakan pembangunan Kabupaten Merangin Provinsi
Jambisekurang-kurangnya meliputi: 64
1) Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten Merangin.
2) Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah.
3) Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten Merangin.
4) Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten Merangin.
5) Rencana pembangunan kawasan perdesaan.
Selanjutnya Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan
Perencanaan Desa Beluran Panjang menjelaskan bahwa:
―....kegiatan penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten
Merangin Provinsi Jambidilakukan dengan cara mendata dan
memilah rencana program dan kegiatan pembangunan Kabupaten
Merangin Provinsi Jambiyang akan masuk ke desa. Hal ini
dilakukan dengan cara mengelompokkan menjadi bidang
penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa. Hasil pendataan dan pemilahan tersebut dituangkan dalam
64
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2018
61
format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan
masuk ke desa Data rencana program dan kegiatan menjadi
lampiran hasil pengkajian keadaan desa....‖65
Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa dari penyusunan
RPJM Desa merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun
yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan
keuangan desa, kebijakan umum dan program, dengan mengacu pada
RPJM Daerah, program OPD, lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah),
dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. Tahap
penyusunan RPJM Desa ini dimulai dari tingkat dusun yaitu musyawarah
dusun (musdus), kemudian berlanjut ke lokakarya desa, Dalam lokakarya,
dilakukan pengelompokkan berdasarkan bidang, yaitu bidang fisik dan
prasarana, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya. Barulah dalam
musrenbang dilakukan perangkingan berdasarkan beberapa kriteria yang
sudah ditentukan.
c. Pengkajian Keadaan Desa
Menurut Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
setelah penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi maka Tim Penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian
keadaan desa yang dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi
obyektif desa. Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan
65
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2019
62
masukan dalam musyawarah desa dalam rangka penyusunan perencanaan
pembangunan desa. Berikut penuturannya:
―setelah kegiatan penyelarasan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten Merangin Provinsi Jambimaka langkah selanjutnya Tim
Penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan desa yang
dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi obyektif desa.
Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan
dalam musyawarah desa dalam rangka penyusunan perencanaan
pembangunan desa..‖66
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa pengkajian keadaan desa
adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan
obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait
yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta dinamika
masyarakat desa.
Selanjutnya menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan
Perencanaan Desa Beluran Panjang kegiatan pengkajian keadaan desa
meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penyelarasan data desa.
2) Penggalian gagasan masyarakat.
3) Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Penyelarasan data desa dilakukan melalui kegiatan (1) pengambilan
data dari dokumen data desa, dan (2) pembandingan data desa dengan
kondisi desa terkini. Data desa ini meliputi data dan kondisi sumber daya
66
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2019
63
alam, sumber daya manusia, sumber daya pembangunan, dan sumber
daya sosial budaya yang ada di desa. Hasil penyelarasan data desa
dituangkan dalam format data desa dan dilampirkan pada laporan hasil
pengkajian keadaan desa. Selanjutnya hasil penyelarasan data desa
tersebut menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa dalam rangka
penyusunan perencanaan pembangunan desa.
Menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan
Desa Beluran Panjang dalam kegiatan penggalian gagasan masyarakat ini
Tim Penyusun RPJM Desa melakukan pendampingan terhadap
musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus bersama unsur
masyarakat. berikut penuturannya:
―...dalam kegiatan penggalian gagasan masyarakat ini Tim
Penyusun RPJM Desa melakukan pendampingan terhadap
musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus bersama unsur
masyarakat...‖67
Pernyataan tersebut menggambarkan Pengkajian Keadaan Desa
(PKD) merupakan tahapan penting dalam perencanaan pembangunan di
desa. PKD bertujuan untuk mendapatkan data akurat untuk mendukung
program-program pembangunan yang akan diputuskan dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
67
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2018
64
Kegiatan utama PKD berupa penggalian dan pengumpulan data
mengenai keadaan objektif masyarakat, masalah, potensi, dan beragam
informasi yang menggambarkan kondisi desa secara jelas dan lengkap,
tak terkecuali dinamika masyarakat desa.
Penggalian gagasan yang dilakukan dengan cara diskusi kelompok
akan berjalan secara terarah. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok dapat
menggunakan alat bantu berupa sketsa desa, kalender musim,dan bagan
kelembagaan desa sebagai alat kerja untuk menggali gagasan masyarakat.
Bapak Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
melanjutkan:
―....Ketika terjadi hambatan dan kesulitan dalam penerapan alat
bantu kerja tersebut, Tim Penyusun RPJM Desa dapat
menggunakan alat kerja lainnya yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan masyarakat desa. Tim Penyusun RPJM Desa dapat
menambahkan alat bantu kerja sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat dalam rangka meningkatkan kualitas hasil penggalian
gagasan...‖68
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan penyusunan
RPJMDesa tidak selalu berjalan sebagimana mestinya, adanya perbedaan
pandangan tentunya mempengaruhi proses dalam penyusunan
RPJMDesa, sehingga membuat Tim harus bekerja ekstra dengan
memanfaatkan alat kerja yang ada.
68
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2019
65
Tahap selanjutnya adalah Tim Penyusun RPJM Desa melakukan
rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desaberdasarkan
usulan rencana kegiatan dalam diskusi kelompok. Hasil rekapitulasinya
dituangkan dalam format usulan rencana kegiatan dan menjadi lampiran
laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Setelah merekapitulasi usulan rencana kegiatan desa, Tim Penyusun
RPJM Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Selanjutnya, laporanhasil pengkajiannyadituangkan dalam berita acara
dengan dilampiri dokumen:
1) Data desa yang sudah diselaraskan.
2) Data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk
ke desa.
3) Data rencana program pembangunan kawasan perdesaan.
4) Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa dari dusun
dan/atau kelompok masyarakat.
Tim Penyusun RPJM Desa melaporkan kepada Kepala Desa
mengenai hasil pengkajian keadaan desa. Berdasarkan laporan hasil
kajian keadaan desa, Kepala Desa menyampaikan laporannya kepada
BPD untuk penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah
desa. Hal ini sebagaiman disampaikan oleh Bapak Lukman selaku
Kepala Desa Beluran Panjang :
66
―..hasil pengkajian keadaan desa yang diserahkan Tim Penyusun
RPJM Desa. Maka berdasarkan laporan hasil kajian keadaan desa,
Kepala Desa menyampaikan laporannya kepada BPD untuk
penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah
desa..‖69
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa setelah semua data tersebut
selesai disusun, Tim Penyusun selanjutnya melaporkan hasil PKD kepada
Kepala Desa. Selanjutnya, Kepala Desa menyampaikan laporan itu
kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan masyarakat melalui
Musrenangdes.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak M. Isa selaku Anggota
BPD Desa Beluran Panjang :
―....Kepala Desa menyampaikan laporan kepada BPD mengenai
hasil kajian keadaan desa untuk penyusunan rencana pembangunan
desa melalui musyawarah desa bersama BPD dan unsur masyarakat
lainnya..‖70
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Kepala Desa berkewajiban
menyampaikan laporan kepada BPD mengenai hasil kajian keadaan desa
untuk penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa
bersama BPD dan unsur masyarakat lainnya.
Penggalian gagasan masyarakat dilakukan untuk menemu-kenali
potensi dan peluang pendayagunaan sumber daya desa,
69
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2019 70
Wawancara dengan Bapak M. Isa selaku Anggota BPD Desa Beluran Panjang , tanggal 3
Juli 2019
67
sertamengidentifikasi masalah yang dihadapi desa. Hasil penggalian
gagasan menjadi dasar bagi masyarakat dalam merumuskan usulan
rencana kegiatan meliputi penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.
Penggalian gagasan masyarakat dilakukan secara partisipatif
dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa sebagai sumber data
dan informasi. Pelibatan masyarakat desa dapat dilakukan melalui
musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus unsur masyarakat antara
lain:
1. Tokoh adat.
2. Tokoh agama.
3. Tokoh masyarakat.
4. Tokoh pendidikan.
5. Kelompok tani.
6. Kelompok perempuan.
7. Kelompok masyarakat miskin.
8. Kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat desa Beluran Panjang .
d. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyelenggarakan musyawarah
desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa. Musyawarah Desa
68
dapat dilaksanakan setelah Kepala Desa menyerahkan laporan hasil
pengkajian keadaan desa. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak M.
Isa selaku Anggota BPD Desa Beluran Panjang :
―.....setelah pengkajian selesai maka Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) menyelenggarakan musyawarah desa berdasarkan laporan hasil
pengkajian keadaan desa. Jadi, Musyawarah Desa dapat dilaksanakan
setelah Kepala Desa menyerahkan laporan hasil pengkajian keadaan
desa..‖71
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa tahapan yang dilakukan setelah
pengkajian selesai adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
menyelenggarakan musyawarah desa berdasarkan laporan hasil pengkajian
keadaan desa. Jadi, Musyawarah Desa dapat dilaksanakan setelah Kepala
Desa menyerahkan laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Dalam Musyawarah Desa yang perlu dibahas dan disepakati antara lain:
1) Laporan hasil pengkajian keadaan desa.
2) Rumusan arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan dari visi dan
misi Kepala Desa.
3) Rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.
Pembahasan rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
71
Wawancara dengan Bapak M. Isa selaku Anggota BPD Desa Beluran Panjang , tanggal 3
Juli 2019
69
pemberdayaan masyarakat desa dilakukan dengan diskusi kelompok secara
terarah yang dibagi berdasarkan bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa. Diskusi kelompok secara terarah itu membahas hal-hal
mengenai:
1) Laporan hasil pengkajian keadaan desa.
2) Prioritas rencana kegiatan desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
3) Sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan desa.
4) Rencana pelaksana kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat
desa, unsur masyarakat desa, kerjasama antar desa, dan/atau kerjasama
desa dengan pihak ketiga.
Menurut Bapak M. Isa selaku Anggota BPD Desa Beluran Panjang
hasil kesepakatan musyawarah desa dituangkan dalam berita acara.
Selanjutnya hasil kesepakatan ini menjadi pedoman bagi pemerintah desa
dalam menyusun RPJM Desa. Hasil kesepakatan musyawarah desa
dituangkan dalam berita acara. Selanjutnya hasil kesepakatan ini menjadi
pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun RPJM Desa‖72
Pernyataan tersebut memberikan kesimpulan bahwa hasil kesepakatan
musyawarah desa yang dituangkan dalam berita acara. Selanjutnya hasil
72
Wawancara dengan Bapak M. Isa selaku Anggota BPD Desa Beluran Panjang , tanggal 3
Juli 2019
70
kesepakatan ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah desa dalam
menyusun RPJM Desa.
Menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa
Beluran Panjang Pelaksanaan teknis musyawarah desa mengacu pada
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Permendesa No. 2/2015).
e. Penyusunan Rancangan RPJM Desa
Menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa
Beluran Panjang Tim Penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJM Desa
berdasarkan berita acara hasil kesepakatan musyawarah desa. Rancangan RPJM
Desa dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa. Setelah rancangan
RPJM Desa selesai disusun maka Tim Penyusun RPJM Desa membuat berita
acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa yang dilampiri dengan
dokumen rancangan RPJM Desa dan disampaikan kepada Kepala Desa. Berikut
penuturannya:
―....Tim Penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJMDes
berdasarkan berita acara (BA) hasil kesepakatan Musdes. Rancangan
RPJMDes dituangkan dalam format rancangan RPJMDes. Setelah
rancangan RPJM Desa selesai disusun maka Tim Penyusun RPJM Desa
membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa
yang dilampiri dengan dokumen rancangan RPJM Desa dan
disampaikan kepada Kepala Desa.‖73
73
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2018
71
Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa Tim Penyusun RPJM
Desa menyusun rancangan RPJMDes berdasarkan berita acara (BA) hasil
kesepakatan Musdes. Rancangan RPJMDes dituangkan dalam format
rancangan RPJMDes. Setelah rancangan RPJM Desa selesai disusun maka Tim
Penyusun RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan
rancangan RPJM Desa yang dilampiri dengan dokumen rancangan RPJM Desa
dan disampaikan kepada Kepala Desa.
Selanjutnya Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan
Desa Beluran Panjang menjelaskan bahwa Kepala Desa berwenang memeriksa
dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disusun oleh Tim Penyusun RPJM
Desa. Apabila Kepala Desa belum menyetujui rancangan RPJM Desa maka
Tim Penyusun RPJM Desa harus melakukan perbaikan berdasarkan arahan
Kepala Desa. Jika rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh Kepala Desa
dilanjutkan dengan kegiatan musrenbang desa. Berikut Keterangannya:
―...Kades berwenang memeriksa dokumen rancangan RPJMDes yang
telah disusun oleh Tim Penyusun RPJMDes. Apabila Kades belum
menyetujui rancangan RPJM Desa maka Tim Penyusun RPJM Desa
harus melakukan perbaikan lagi berdasarkan arahan Kepala Desa . Jika
rancangan Kades telah disetujui oleh Kades maka dilanjutkan dengan
kegiatan musrenbangdes..‖74
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Kades memiliki
kewenangan untuk memeriksa dokumen rancangan RPJMDes yang telah
74
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2018
72
disusun oleh Tim Penyusun RPJMDes. Apabila hasil pemeriksaan Kades belum
menyetujui rancangan RPJM Desa maka Tim Penyusun RPJM Desa harus
melakukan perbaikan lagi berdasarkan arahan Kepala Desa . Jika rancangan
Kades telah disetujui oleh Kades maka dilanjutkan dengan kegiatan
musrenbangdes.
f. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musrenbang Desa
Menurut Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa
Beluran Panjang bahwa Kepala Desa menyelenggarakan musrenbang desa
untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa. Hasil kesepakatan
musrenbang desa kemudian dituangkan dalam berita acara. Berikut
penjelasannya:
―Kepala Desa menyelenggarakan musrenbang desa untuk membahas dan
menyepakati rancangan RPJM Desa. Hasil kesepakatan musrenbang desa
kemudian dituangkan dalam berita acara.‖75
Prnyataan tersebut memberikan informasi bahwa Kepala Desa
menyelenggarakan musrenbang desa untuk membahas dan menyepakati
rancangan RPJM Desa. Hasil kesepakatan musrenbang desa kemudian
dituangkan dalam berita acara.
Musrenbang desa melibatkan Pemerintah Desa, BPD, dan unsur
masyarakat. Yang dimaksud dengan unsur masyarakat adalah (1) tokoh adat,
(2) tokoh agama, (3) tokoh masyarakat, (4) tokoh pendidikan, (5) perwakilan
75
Wawancara dengan Bapak Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluran
Panjang , tanggal 3 Juli 2019
73
kelompok tani, (6) perwakilan kelompok perempuan, (7) perwakilan kelompok
masyarakat miskin. Selain unsur masyarakat yang tersebut di atas, musrenbang
desa juga dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat.
g. Penetapan RPJM Desa
Menurut Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
Musrenbang desa akan menghasilkan kesepakatan dan kemungkinan usulan
perbaikan rancangan RPJM Desa, maka Kepala Desa menjadi pengarah bagi
Tim Penyusun RPJM Desa dalam proses perbaikan dokumen rancangan RPJM
Desa. Rancangan RPJM Desa inilah yang menjadi lampiran rancangan
peraturan desatentang RPJM Desa. Berikut penjelasannya:
―..Musrenbangdes akan menghasilkan kesepakatan dan kemungkinan
usulan perbaikan rancangan RPJM Desa, maka Kades akan menjadi
pengarah bagi Tim Penyusun RPJM Desa dalam proses perbaikan
dokumen rancangan RPJM Desa. Rancangan RPJM Desa inilah yang
menjadi lampiran rancangan peraturan desatentang RPJM Desa..‖76
Selanjutnya Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang
menjelaskan bahwa RPJM Desa disahkan dengan peraturan desa yang
dirancang oleh Kepala Desa. Rancangan peraturan desa tentang RPJM Desa itu
kemudian dibahas dan disepakati Kepala Desa bersama BPD untuk ditetapkan
menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa.
76
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , tanggal 2 Juli
2019
74
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa
Berdasar pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
dijelaskan bahwa pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan.
Sementara itu sebagai penuntun penyelenggaraan pembangunan desa
disusun panduan penyelenggaraan pembangunan desa yang dijabarkan dalam
Peraturan Dalam Negeri nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.
Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya pemerintah dalam
penyediaan barang dan jasa (goods and service) . Salah satu instrumen penting
dalam pembangunan yang wajib disediakan oleh pemerintah adalah
ketersediaan infrastruktur.
Pada saat ini telah terjadi proses pembangunan di dalam kehidupan
masyarakat di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Bungo.
Pembangunan dilakukan guna menunjang dan meningkatkan mutu kehidupan
masyarakat. Segala aspek-aspek dan segi kehidupan masyarakat mengalami
berbagai perkembangan baik dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Pemerintah Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir sampai saat ini terus
memaksimalkan pembangunannya, baik dari segi infrastruktur maupun
75
sumberdaya manusia, dan membenahi pelayanan publik yang terbengkalai.
Adapun program yang menjadi perhatian lebih pemerintah Desa Beluran
Panjang Kecamatan Tabir adalah di bidang infrastruktur terutama perbaikan
jalan dan jembatan sebagai sarana transportasi utama masyarakat. Hal tersebut
berdasarkan keterangan Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang :
―Untuk pembangunan, kalau dari infrastruktur fisik seperti gedung itu
cukup baik, namun ada beberapa yang rusak dan tidak memadai seperti
TK dan tidak ada gedung kesehatan sehingga masyarakat kalau sakit
harus ke puskesmas di Tebo Pandak. Yang menjadi perhatian khusus bagi
kami di tahun anggaran 2018 adalah pembangunan jalan, drainase, dan
jembatan yang merupakan jalur transportasi masyarakat sehari-hari untuk
menjalankan aktifitasnya ke lokasi pertanian.‖77
Berdasarkan wawancara di atas fokus pembangunan di tahun 2018 Desa
Beluran Panjang adalah pembangunan di bidang infrastruktur yakni jalan,
drainase, dan jembatan. Kondisi tersebut dapat terlihat dari hasil observasi
peneliti dilokasi penelitian, seperti terlihat pada tampilan gambar berikut:
1. Jembatang Gantung
Pemeliharaan jembatan gantung dilakukan secara berkala oleh
Pemerintah Desa beluran panjang dengan cara mengecek kondisi jembatan,
khususnya papan lantai jembatan, jika kondisi rusak maka akan dilakukan
perbaikan, pengecekan secara rutin dilakukan setiap bulannya, hal ini
sebagaimana disampaikan oleh Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran
panjang :
77
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang , pada tanggal 17
Juni 2019
76
―...Pembangunan Infrastruktur di Desa beluran panjang yang
dilakukan pemeliharaan diantaranya adalah jembatan gantung, jadi,
setiap bulan kita lakukan pengecekan, khususnya papan lantai, karena
itu rawan lapuk akibat terkena hujan dan panas, jika ada kerusakan kita
upayakan langsung menggantikannya, itu jika dana pemeliharaan
memungkinkan, jika tidak kita meminta bantuan masyarakat‖78
Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Bapak Sanusi selaku Tim
Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Beluran Panjang :
―...kita pastinya selalu melakukan pengecekan, apalagi pembangunan
yang baru kita bangun, karena ada masa pemeliharaan yang harus
dilakukan oleh TPK, maksudnya selama masa 2 atau 3 bulan setelah
penyerahaan kepada pemerintah dusun, maka pembangunan
infrastruktur tersebut masih dalam jaminan TPK jika ada kerusakan
akibat teknis pembangunan, namun jika ada bencana tentu diluar
tanggungjawab TPK‖79
Pernyataan tersebut menunjukan adanya keterlibatan TPK dalam
pemeliharaan infrastruktur yang dibangun, hal ini dibenarkan oleh Bapak
Hendro Setiawan selaku Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Kecamatan
Tabir :
―...ya, benar sekali, bahwa infrastruktur yang baru dibangun,
pemeliharaannya masih menjadi tanggung jawab TPK, maka
pemerintah desa maupaun masyarakat diharapkan untuk selalu
mengecek kondisi di lapangan, dengan adanya pengecekan tersebut,
maka diharapkan segala bentuk kerusakan yang terjadi dapat diatasi
sesegara mungkin..‖80
78
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang , pada tanggal 17
Juni 2019 79
Wawancara dengan Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019 80
Wawancara dengan Bapak Hendro Setiawan selaku Pendamping Desa Teknik Infrastruktur
Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, pada tanggal 18 Juni 2019
77
Selain dilakukan pengecekan juga dilakukan himbauan kepada
masyarakat, agar beban yang diangkut melalui jembatan tidak berlebihan,
hal ini mengingat jembatan gantung, Pemerintah Desa beluran panjang juga
menghimbau masyarakat untuk menerapkan budaya antri jika melintasi
jembatan, khususnya jika kendaraan bermotor. Hal ini sebagaimana
diutarakan oleh Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran panjang :
―...dalam upaya memelihara jembatan gantung kita menghimbau
masyarakat untuk sama-sama memelihara dengan tidak membawa
beban yang berlebihan dan membudayakan antri ketika menggunakan
kendaraan bermotor, hal ini bertujuan akan jembatan dapat bertahan
lama..‖ 81
Pendapat tersebut dibenarkan oleh Bapak H. Tobroni selaku Tokoh
Masyarakat Desa beluran panjang :
―...menurut saya, Pemerintah Desa beluran panjang telah menunjukan
kinerja yang baik dengan mengajak masyarakat untuk partisipasi dalam
pembangunan melalui upaya pemeliharaan secara bersama-sama dengan
tidak melakukan hal yang dapat merusak pembangunan yang telah dibuat
oleh pemerintah dusun, salah satu himbauan dari pemerintah dusun
adalah membudayakan antri saat melintasi jembatan dan tidak membawa
beban yang begitu berat..‖82
Jembatan yang dibangun pemerintah dusun merupakan sarana bagi
aktivitas masyarakat dalam berusaha tani atau perkebunan, dengan kondisi
81
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang , pada tanggal 17
Juni 2019 82
Wawancara dengan Bapak H. Tobroni selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang ,
pada tanggal 19 Juni 2019
78
jembatan yang lantainya terbuat dari kayu atau papan tentunya
membutuhkan pemeliharaan yang cukup tinggi dikarenakan kayu mudah
sekali lapuk jika terkena hujan dan panas.
Hasil wawancara yang telah disampaikan beberapa informan di atas
menggambarkan peran pemerintah dusun dalam pemeliharaan infrastruktur
yang ada dengan melakukan pengecekan jembatan dan menghimbau
masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan melalui upaya
menjaga dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun.
2. Jalan Beton
Pemeliharaan jalan beton juga dilakukan secara berkala oleh
Pemerintah Desa Beluran Panjang dengan cara mengecek kondisi jalan,
khususnya jika ada rumput yang merambat ke jalan, dan jika kondisi rusak
maka akan dilakukan perbaikan, pengecekan secara rutin dilakukan setiap
bulannya, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Lukman selaku
Kepala desa beluran panjang :
―...selain jembatan gantung, jalan rabat beton juga menjadi perhatian
bagi kita, setiap bulan kita lakukan pengecekan, khususnya bagi
infrastruktur yang baru kita bangunan, namun untuk yang sudah lama
kita bangun, hanya kita upayakan perbaikan menyeluruh, untuk
pemeliharaan jalan kita lakukan dengan mencegah rumput merambat
ke jalan, karena akarnya dapat merusak jalan, jika ada yang rusak tentu
akan kita perbaiki‖83
83
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang , pada tanggal 17
Juni 2019
79
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Mat Nur selaku Kepala
Seksi Pemerintahan Desa Beluran Panjang :
―..kami dari pemerintah dusun pastinya selalu melakukan pengecekan,
agar setiap pembangunan infrastruktur yang telah kita rencanakan
bersama dan kita sepakati pendanaannya serta sama-sama kita secara
swadaya dan swakelola membangunnya agar terpelihara denan baik.
Baik pengecekan yang dilakukan secara berkala maupun secara
insidental (karena banjir maupun akibat kejadian beban berat)
Selain dilakukan pengecekan juga dilakukan himbauan kepada
masyarakat agar sama-sama memelihara jalan dengan memperhatikan kondisi
jalan, jika ada terjadi kerusakan pemerintah dusun bersama masyarakat
berupaya secara swadaya memperbaikinya. Hal ini sebagaimana diutarakan
oleh Bapak Lukman selaku Kepala desa beluran panjang :
―...kita juga mendorong masyarakat sama-sama memelihara yang telah
kita bangun, jika ada kerusakan kita minta partisipasi masyarakat untuk
secara swadaya bergotong royong bahu membahu memperbaikinya
dengan sumber yang ada, baik tenaga maupun material bangunan, hal ini
merupakan bentuk kebersamaan dan rasa memiliki yang kita tanam
kepada masyarakat‖ 84
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Abdul Razak selaku Tokoh
Masyarakat Desa Beluran Panjang :
―..kita sebagai masyarakat tentunya bersyukur dengan segala bentuk
pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah baik melalui dana
desa maupaun bersumber dari dana lubuk larangan, dan pastinya kita juga
diharuskan untuk memelihara bersama dengan pemerintah dusun dengan
84
Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang , pada tanggal 17
Juni 2019
80
semaksimal mungkin menjaga segala bentuk infrastuktur yang telah
dibangun‖85
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) Desa beluran panjang :
―..Kita tentunya sangat mengharap dukungan dari masyarakat, tidak
hanya ketika membangun kita mengajak masyarakat berpartisipasi,
namun dalam pemeliharaan juga, hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam
pemeliharaan jalan antara lain adalah tidak membiarkan rumput tumbuh
dipinggir jalan tersebut, karena pertumbuhan rumput tersebut dapat
merusak jalan beton tersebut, itu merupakan hal yang sangat gampang
dilakukan oleh masyarakat‖86
Bahwa jalan beton yang dibangun pemerintah dusun merupakan jalan
lingkungan yang ada dipermukiman masyarakat yang sangat berguna dalam
aktivitas masyarakat. Tentunya pembangunan tersebut sangat diharapkan
oleh masyarakat dan untuk itu harus dilakukan pemeliharaan agar usia
penggunaan jalan tersebut menjadi panjang atau lama penggunaannya.
Hasil wawancara yang telah disampaikan beberapa informan di atas
menggambarkan peran pemerintah dusun dalam pemeliharaan infrastruktur
yang ada dengan melakukan pengecekan jalan beton dan menghimbau
masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan melalui upaya
menjaga dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun, apalagi jalan
85
Wawancara dengan Bapak Abdul Razak selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang,
pada tanggal 19 Juni 2019 86
Wawancara dengan Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019
81
tersebut juga dibangun secara swadaya maupun swakelola bersama
masyarakat tentunya partisipasi dari masyarakat sangat diharapkan.
3. Drainase
Pembangunan drainase dilakukan oleh pemerintah Desa beluran
panjang agar jalannya air diselokan berjalan lancar, sehingga mampu
mengurangi banjir di depan rumah masyarakat atau air yang menggenang
dipermukiman warga, pemeliharan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
beluran panjang dengan cara mengecek kondisi drainase apakah tersumbat
atau rusak, jika terjadi penyumbatan maka akan dilakukan pembersihan. Hal
ini sebagaimana disampaikan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi
Pemerintahan Desa Beluran Panjang :
―...Drainase yang telah kita bangun tentunya akan menjadi perhatian
kita, khususnya dalam pemeliharaan, kita lakukan pengecekan jika ada
yang tersumbat, maka kita akan perbaiki baik secara gotong royong
maupun dengan menugaskan seseorang untuk membersihkannya‖87
Selain dilakukan pengecekan juga dilakukan himbauan kepada
masyarakat agar sama-sama memelihara drainase dengan tidak membuang
sampah ke drainase karena akan berakibat terjadinya penyumbatan,. Hal ini
sebagaimana diutarakan oleh Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi
Pemerintahan Desa Beluran Panjang :
―...kita menghimbau dengan tegas kepada masyarakat untuk sama-sama
menjaga dan memelihara keberadaan drainase yang telah kita bangun
87
Wawancara dengan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019
82
dengnan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke drainase
langsung, karena prilaku tersebut tentunya akan berakibat bagi
masyarakat itu sendiri, jika sampah telah banyak maka akan terjadi
penyumbatan yang pada akhirnya akan beraikbat banjir, meskipun banjir
yang terjadi hanya sebatas mata kaki, namun dapat mengganggu aktivitas
masyarakat‖ 88
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Bapak M. Saleh selaku
Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang :
―saya selaku tokoh masyarakat di dusun ini juga sering mengingatkan
kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga drainase yang dibangun
dengan tidak membiarkan rumput tumbuh didalamnya yang
mengakibatkan penyumbatan drainase, karena tujuan pembangunan
drainase ini agar air mengalir dengan lancar, jika airnya tidak mengalir
dengan lancar tentunya akan berdampak terhadap banjir, meskipun banjir
tidak sampai ke rumah namun genangan air yang ada dipekarangan rumah
membuat rumah menjadi becek‖89
Beliau melanjutkan:
―..dengan adanya usaha bersama dalam menjaga infrastruktur yang
dibangun tersebut diharapkan keberadaanya menjadi berguna untuk
kelangsungan hidup masyarakat, jangan sampai membangunnya kita bisa
namun untuk melakukan pemeliharaannya kita tidak sanggup, dengan
mencangkul apabila tanah telah menumpuk dalam drainase tersebut maka
kita selaku masyarakat telah ikut membangun dusun yang kita cintai
bersama ini‖ 90
88
Wawancara dengan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019 89
Wawancara dengan Bapak M. Saleh selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang , pada
tanggal 19 Juni 2019 90
Wawancara dengan Bapak M. Saleh selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang , pada
tanggal 19 Juni 2019
83
Pernytaan di atas bahwa pembangunan drainase dilakukan sebagai
upaya untuk pencegahan terhadap dampak air menggenang dilingkungan
permukiman masyarakat sebagai akibat turunnya hujan, jika pembangunan
tersebut tidak dilakukan maka akan berdampak terhadap kebersihan
lingkungan masyarakat. Tentunya pembangunan tersebut sangat diharapkan
oleh masyarakat dan untuk itu harus dilakukan pemeliharaan agar usia
penggunaan jalan tersebut menjadi panjang atau lama penggunaannya.
Hasil wawancara yang telah disampaikan beberapa informan di atas
menggambarkan peran pemerintah desa dalam pemeliharaan infrastruktur
yang ada dengan melakukan pengecekan kondisi drainase jika ada kerusakan
dan menghimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan
melalui upaya menjaga dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun,
salah satu caranya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
melakukan pembersihan pada drainase.
4. Sumber Air Bersih
Keberadaan air bersih tentunya menjadi kebutuhan bagi setiap
manusia, tidak hanya diperkotaan saja namun masyarakat diperdesaan uga
membutuhkan air, maka salah satu program pembangunan infrastruktur yang
dilakukan oleh pemerintah Desa Beluran Panjang adalah pembangunan
sumber air bersih. Tidak hanya membangun saja, namun pemerintah dusun
juga mengupayakan pemeliharaan, salah satunya dengan pengecekan rutin.
84
Hal ini sebagaimana disampaikan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi
Pemerintahan Desa beluran panjang :
―...kita telah membangun sumber air bersih, yang dapat digunakan
masyarakat untuk memasak dan mencuci, kita lakukan pengecekan
secara rutin, apakah kondisi airnya tersumbat atau terjadi kebocoran
pada pipa yang mengakibatkan air tidak mengalir sebagaimana
mestinya, tentunya pengecekan ini dilakukan oleh petugas yang telah
ditunjuk oeh pemerintah dusun ‖91
Pendapat tersebut dibenarkan oleh Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) Desa Beluran Panjang :
―..sumber air bersih yang terdapat di Desa Beluran Panjang bersumber
dari air sumur bor, karena kita tidak menentukan siapa yang
mengelolanya maka kita selalu mengecek dengan menugaskan salah
satu masyarakat untuk mengecek secara berkala kondisi pipa yang
mengaliri air, apakah patah atau pecah diinjak hewan seperti sapi dan
kambing..‖92
Selain dilakukan pengecekan juga dilakukan himbauan kepada
masyarakat agar sama-sama memelihara sumber air bersih dengan sama-sama
menjaga saluran air agar terjadinya penyumbatan,. Hal ini sebagaimana
diutarakan oleh Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa
beluran panjang :
―...kita menghimbau dengan tegas kepada masyarakat untuk sama-sama
menjaga dan memelihara keberadaan sumber air bersih yang telah kita
bangun dengan menjaga pipa yang dipasang agar tidak terjadi kebocoran,
jika terjadi kebocoran kita mengharap agar masyarakat yang
91
Wawancara dengan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019 92
Wawancara dengan Bapak Sanusi selaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019
85
mengetahuinya segara memperbaiki atau melaporkan kepada petugas
yang telah ditunjuk untuk segera diperbaiki‖ 93
Pernyataan di atas menunjukan bahwa keberadaan air bersih yang
bersumber dari mata air diperbukitan sangat membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya akan ketersediaan air bersih, sehingga masyarakat
tidak perlu menggunakan air sungai yang kebersihannya tidak dapat dijaga
karena penggunaanya yang terlalu banyak. Tentunya keberadaan sumber air
bersih tersebut sangat diharapkan oleh masyarakat dan untuk itu harus
dilakukan pemeliharaan agar usia penggunaan tersebut menjadi panjang atau
lama penggunaannya.
Hasil wawancara yang telah disampaikan beberapa informan di atas
menggambarkan peran pemerintah dusun dalam pemeliharaan infrastruktur
yang ada dengan melakukan pengecekan kondisi pipa yang dibangun untuk
memastikan bahwa air mengalir sebagaimana mestinya, jika ada kerusakan agar
segera diperbaiki dan menghimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam
menjaga ketersediaan air bersih dengan memperhatikan kondisi pipa sebagai
pengalir air.
Kebutuhan pembangunan khususnya di bidang infrastruktur jalan
merupakan masalah utama masyarakat di Desa Beluran Panjang seperti di
93
Wawancara dengan Bapak Mat Nur selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Beluran
Panjang , pada tanggal 17 Juni 2019
86
ungkapkan Bapak Abdul Razak selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran
Panjang :
―Kalau pembangunan yang paling di butuhkan di desa ini itu pasti jalan,
karena sebagian besar jalan disinikan masih rusak, juga masih banyak jalan
yang berupa tanah, itu menyulitkan kami untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Kadang motor yang kami gunakan untuk mengangkut karet dan sawit terjebak
di jalanan tanah yang lubang‖
3. Pengawasan
Pengawasan pembangunan di Desa Beluruan Panjang telah dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak, baik BPD selaku mitra
pemerintah desa maupun masyarakat selaku penerima manfaat dari
pembangunan itu sendiri.
B. Kendala dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa di Desa Beluran
Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir diketahui bahwa Kendala dalam implementasi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin Provinsi JambiProvinsi Jambi, diantaranya adalah:
87
1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat
Menurut Bapak Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang salah
satu kendala dalam penyusunan pembangunan Desa Beluran Panjang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin, adalah rendahnya partisipasi
masyarakat. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Lukman selaku
Kepala Desa Beluran Panjang:
―Banyak yang diundang, namun seringkali pemerintah desa lupa untuk
mengundang warga masyarakat yang dikelompokkan sebagai
"kelompok rentan" yaitu mereka yang tergolong sebagai minoritas,
miskin, dan kaum perempuan. Kalaupun mereka yang tergolong dalam
kelompok rentan tersebut diundang dalam musrenbangdes dalam
penetapan RPJMDes, biasanya mereka tidak bisa menyampaikan
aspirasinya, baik karena minder sehingga tidak mampu bicara maupun
karena aspirasi mereka tidak tertampung karena tidak dianggap oleh
mayoritas peserta musrenbang.‖94
Pernyataan tersebut berkesesuaian dengan pernyataan Bapak H.
Suhaimi selaku Tokoh Masyarakat Desa Beluran Panjang, berikut
keterangannya:
―...tidak semua diundang, biasanya yang diundang tokoh-tokohnya saja,
padahal yang membutuhkan pembangunan itu adalah masyarakat itu
sendiri, kalau tokoh masyarakat itu kan belum tentu paham semua
kondisi di daerahnya‖95
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Saipul Hidayat selaku Tokoh
Masyarakat Desa Beluran Panjang, berikut penjelasannya:
―..kami pemuda jarang diundang, kadang di undang bukan pengurus inti,
namun mereka yang dekat dengan kepala desa, padahal pemuda juga
94
Wawancara dengan Lukman selaku Kepala Desa Beluran Panjang, tanggal 2 Juli 2019 95
Wawancara dengan Bapak H. Suhaimi selaku Tokoh Masyarakat Desa Medan Baru, tanggal
13 Juli 2018
88
butuh dengan dukungan dari pemerintah desa dalam pembinaan dan
pembanugnan di bidang olah raga..‖96
Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat bahwa tidak semua unsur
masyarakat diundang, jikapun datang banyak yang tidak memberikan
aspirasi karena takut bicara atau minder, sehingga dampak yang terjadi
akibat perencanaan pembangunan yang belum partisipatif adalah
pelaksanaan pembangunan desa yang selama ini dilaksanakan oleh sebagian
besar desa-desa di Indonesia belum bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh
lapisan masyarakat. Padahal pelaksanaan pembangunan desa belum bisa
dikatakan berhasil bila masih ada sebagian warga masyarakat yang belum
bisa merasakan manfaat dari pelaksanaan pembangunan tersebut.
2. Rendahnya Kemampuan Teknis Perangkat Desa
Permasalahan lain yang kendala dalam implementasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa
di Desa Beluran Panjang adalah kurangnya kemampuan teknis perencanaan
pembangunan desa, tercermin dari dokumen-dokumen perencanaan desa yang
belum lengkap. Hal ini ebagiamana disampaikan oleh Bapak Ali Ibrahim selaku
Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluruan Panjang, berikut keteranganya:
―..masalah lain yang menjadi kendalah penyusunan Pembanguan Desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi
Jambiadalah mengenai rendahnya kemampuan teknis perangkat desa,
hal ini terlihat dari dokumen perencanaan pembangunan yang belum
96
Wawancara, dengan Saipul Hidayat selaku Tokoh Masyarakat Desa Medan Baru tanggal 20
Juli 2018
89
lengkap, terkadang mereka tidak menyimpan arsip, yang lebih
disayangkan jika ada pergantian perangkat desa maka data tersebut
sudah tidak ada lagi..‖97
Pernyataan tersebut menggambarkan titik berat dalam permasalahan
mayoritas desa bukanlah kurangnya minat partisipasi masyarakat untuk turut
andil dalam perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah, setelah
ditelusuri ternyata dikarenakan mayoritas sumber daya pemerintah desa belum
cukup cakap dalam pembuatan dokumen perencanaan desa baik RKPDesa
maupun RPJMDesa yang sesuai dengan sistematika dan tahapan
penyusunannya. Pemerintah desa mengaku bingung sekalipun sudah
mendapatkan pelatihan-pelatihan dari SKPD terkait. Fungsi pengawasan dari
BPD pun kurang berjalan sehingga adanya pembiaran yang bersifat kritis dalam
kinerja pemerintah desa.
Selain itu penyusunan pembangunan Desa Beluran Panjang Kecamatan
Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambisecara optimal. Adanya keterbatasan
anggaran juga berpengaruh besar pada penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja desa (APBDes). Adanya loncatan-loncatan dalam penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan tersebut memperlihatkan, bahwa pada dasarnya
pemahaman teknis perencanaan pembangunan desa yang dimiliki perangkat
desa Desa Beluran Panjang belum memadai karena perangkat desa belum
dibekali dengan diklat/bimtek yang diperlukan, sehingga perangkat desa hanya
97
Wawancara dengan Ali Ibrahim selaku Kaur Umum dan Perencanaan Desa Beluruan
Panjang, tanggal 11 Juli 2018
90
melakukan kegiatan-kegiatan secara rutin seperti tahun-tahun sebelumnya,
padahal kebijakan mekanisme perencanaan pembangunan desa sudah
mengalami perubahan yang sangat mendasar.
C. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Tentang Pedoman
Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diketahui bahwa
upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Tentang Pedoman
Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin, diantaranya adalah:
1. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan desa, baik melalui
perencanaan, pelaksanaan maupun pembangunan di DEsa Beluran Panjang.
2. Mengadakan pelatihan bagi perangkat desa, agar dapat meningkatkan
kemampuan desa.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 di Desa
Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin telah berjalan dengan
baik, baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan pembangunan maupun
pengawasan, hal ini berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti
terhadap informan di lokasi penelitian, .kondisi ini juga didukung oleh
dokumen yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Beluran Panjang, seperti
dokumen perencanaan, dokumen pelaksanaan, dan dokumen pelaporan.
2. Beberapa kendala dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa di Desa Beluran
Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin diantaranya adalah, rendahnya
partisipasi masyarakat dalam perencanaan serta rendahnya kemampuan teknis
perangkat desa.
3. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Tentang Pedoman
Pembangunan Desa di Desa Beluran Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
Merangin, meningkatkan partisipasi dalam pembangunan desa, baik melalui
perencanaan, pelaksanaan maupun pembangunan di desa beluran panjang.
mengadakan pelatihan bagi perangkat desa, agar dapat meningkatkan
kemampuan desa.
92
B. Saran
1. Perlu sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten Merangin dalam implementasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 di Desa Beluran
Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
2. Pemerintah daerah, terutama pemerintah Desa harus memberikan kesempatan
yang luas kepada warga masyarakat untuk menyuarakan kepentingannya,
serta sekaligus mampu melakukan kontrol terhadap implementasi kebijakan
yang telah dibuat, sehingga otonomi desa dapat dipahami bukan hanya sebatas
regulasi saja tetapi mcrupakan wujud dari visi dan semangat masyarakat desa
secara partisipasif dalam pembangunan di daerahnya, yang diharapkan akan
memberikan dampak yang lebih luas.
3. Kepala Desa harus membangun relasi antar kekuatan politik di desa secara
demokratis dalam merumuskan kepentingan desa. Dengan demikian
kepentingan yang disalurkan pemerintah bukan lagi merupakan kepentingan
dari segmentasi kelompok tertentu saja, tetapi merupakan kepentingan otentik
dari masyarakat desa secara keseluruhan dan telah disepakati bersama.
Dengan demikian masyarakat akan berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab
terhadap setiap program dan proyek yang di laksanakan di desa.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, 2000, Alquran Terjemahan, CV. Thoha Putra
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2008)
Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik,(Jakarta: Rajawali Press, 1991).
Dyah Mutiarin, Arif Zaenudin, Manajemen Birokrasi Dan Kebijakan, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2014)., Hlm. 19
Didit Herlianto, Manajemen Keuangan Desa, (Yogyakarta: Gosyen Publishig, 2017)
Dhobit Al Barru, Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 Dalam Penyusuna Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa(Rpjm
Desa), Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau, 2015.
H. A. Tabrani Rusyan, Membangun Desa Berprestasi, (Jakarta.Bumi Aksara, 2018)
Inu Kencana Syafi‘ie, Etika Pemerintahan, (Jakarta: Renika Cipta, 1994), Hlm. 97
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet Ke- (Jakarta: Gaung Persada, 2009), Hlm.
11
Lihat Pasal 78 Ayat (10) Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Lihat Pasal 81 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Muhammad Syafig Shanhaji, Perancanaan Pembangunan Desa Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pembangunan Desa
Dalam Prespektif Fikih Siyasah, ( Studi Kasus Di Desa Sumber Anyar
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo), Skripsi Sarjana Fakultas
Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunam Ampel. 2018.
Mudrajad Kuncuoro, Otonomi Daerah Menuju Era Baru Pembangunan Daerah Edisi
3, (Yogyakarta: Erlangga, 2014)
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945.
Pasal 1 Ayat 10, Permendagri No 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan
Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa, Pasal 6
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembangunan Desa, pasal 52
Raharjo Adisasmita, Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan, (Yogyakarta: Liberty,
2006),
Suharsimi, Metode Kualitatif,Kuantitatif Dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009)
Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, Dan Strateginya,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000)
Sayuti Una , (Pedoman Penulisan Skripsi(Edisi Revisi), Cet Ke 2 (Jambi : Syariah
Press Dan Fakultas Syariah Uin Sts Jambi,2014)
Suharsimi, Metode Kualitatif,Kuantitatif Dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009),
Hlm.240
Tim Penyusunan, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cet. Ke-2 (Jambi:
Syariah Press,2014)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 1 Ayat 1.
V. Wiratna Sujarweni, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2013)
Wawancara Dengan Masyarakat Desa Beluran Panjang