Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM
DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI
KELURAHAN LUBUK PUDING KECAMATAN BURU
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2014-2016
Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
HENDRA SYAH RIZAL
NIM: 130565201049
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2017
2
ABSTRAK
Pertimbangan yang mendasari penelitian ini, bahwa Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat merupakan program yang dibuat
oleh Pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah masyarakat dalam
mengakses air minum dan sanitasi yang layak. Penelitian ini fokus pada
penyediaan air minum untuk meningkatkan jumlah masyarakat miskin dalam
mengakses fasilitas air minum. Namun fenomena yang terjadi di Kelurahan
Lubuk Puding itu tidak semuanya masyarakat miskin dapat merasakan manfaat
atas program tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program
PAMSIMAS di Kelurahan Lubuk Puding serta faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambatnya. Dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada teori implementasi kebijakan menurut Adam Smith, antara lain;
Idealized Policy, Target Group, Implementing Organization, Enviromental
Factors.
Hasil penelitian ditemukan bahwa implementasi program penyediaan air
minum dan sanitasi berbasis masyarakat di Kelurahan Lubuk Puding sudah
dilaksanakan, namun belum optimal, dimana terlihat dari; Idealized Policy yang
belum terlaksana menyeluruh, Target Group yang belum sepenuhnya teradopsi ke
masyarakat, Implementing Organization yang kurang kompeten dalam
pelaksanaan program serta Environmental Factors yang mendukung, namun tidak
dapat dirasakan dan/atau dinikmati masyarakat atas adanya program PAMSIMAS
tersebut.
Kesimpulan dalam penelitian ini, bahwa, masih belum meratanya manfaat
atas program PAMSIMAS terhadap masyarakat di Kelurahan Lubuk Puding.
Untuk itu diharapkan kedepannya agar kinerja dari para pelaksana kebijakan
tersebut, dapat dimaksimalkan lagi agar lebih profesional dan bertanggung jawab
atas kinerja yang dilakukan.
Kata Kunci: Implementasi, PAMSIMAS.
3
ABSTRACT
The underlying consideration of this research is that the Community Based
Drinking and Sanitation Program is a program developed by the Government
with the aim of increasing the number of communities in accessing drinking water
and proper sanitation. This study focuses on the provision of drinking water to
increase the number of poor people in accessing drinking water facilities. But the
phenomenon that occurred in Lubuk Puding Urban Village is not all poor people
can feel the benefits of the program.
This study aims to find out implementation of PAMSIMAS program in Lubuk
Puding Urban Village as well as what factors are supporting and inhibiting. By
using descriptive qualitative research methods. Data analysis techniques used in
this study refers to the theory of policy implementation according to Adam Smith,
among others; Idealized Policy, Target Group, Implementing Organization,
Enviromental Factors.
The results of the study found that the implementation of water supply and
community-based sanitation program in Lubuk Puding Urban Village has been
implemented, but not yet optimum, seen from; Idealized Policy that has not been
fully implemented, Target Group that has not been fully adopted to the
community, Implementing Organization that is less competent in the
implementation of the program and Environmental Factors that support, but can
not be felt and / or enjoyed by the community for the PAMSIMAS program.
Conclusion In this research, that, still not the benefit of PAMSIMAS
program to society in Lubuk Puding urban village. For that purpose, it is
expected that the performance of the implementer of the policy can be maximized
to be more professional and responsible for the performance done.
Keywords: Implementation, PAMSIMAS.
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK……………………………………………………………….. 2
ABSTRACT……………………………………………………………….. 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang………………………………………………… 5
B. Rumusan Masalah……………………………………………... 9
C. Tujuan Penelitian…..………………………………………….. 9
D. Metode Penelitian……………………………………………… 10
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………………………….... 12
F. Konsep Teoritis………………………………………………… 12
1. Implementasi Kebijakan……………………………………. 12
2. Program PAMSIMAS………………………………………. 14
G. Hasil Penelitian…………………………………………………. 16
1. Idealized Policy (Kebijakan Ideal)………………………… 16
2. Target Group (Kelompok Sasaran)………………………… 17
3. Implementing Organization (Organisasi Pelaksana)………. 17
4. Eviromental Factors (Faktor Lingkungan)………………… 18
H. Penutup………………………………………………………….. 18
1. Kesimpulan………………………………………………….. 18
2. Saran………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA
5
A. Latar Belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan suatu hal yang sangat penting
dan menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Hal
ini disebabkan karena disamping kesadaran masyarakat akan hidup sehat masih
diragukan, sarana untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat pun
dirasa masih sangat terbatas. Era Otonomi Daerah saat ini menuntut Pemerintah
Daerah memberikan peningkatan pelayanan kepada masyarakat di semua sektor
pembangunan. Salah satu bentuk pelayanan dasar yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Pemerintah daerah Kabupaten/Kota adalah penyediaan kebutuhan
air minum dan sanitasi yang sangat berkaitan erat dengan kondisi kesehatan
masyarakat.1
Melihat berbagai tantangan yang dihadapi untuk memberikan pelayanan air
minum dan sanitasi yang memadai maka tercetuslah program third water supply
and sanitation for low income community (WSLIC) yang kemudian dikenal
sebagai PAMSIMAS (Peyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)
dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan
pelayanan air bersih dan sanitasi. Pelaksanaan program PAMSIMAS dilandasi
dengan kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025. RPJPN mengamanatkan pada akhir periode RPJM 2015-2019 layanan
dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat indonesia. Di
1 Maharani, Rahmawati Dwi. Implementasi Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) Di Kabupaten Lebak.
6
dukung dengan beberapa payung hukum utama yang berkaitan dengan
pengelolaan program PAMSIMAS antara lain:2
1. PP No. 122 Tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum.
2. PP No. 69 Tahun 2014 tentang hak guna air.
3. Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang percepatan penyediaan air minum
dan sanitasi.
4. Permenkes No. 3/2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM).
Ada 5 (lima) komponen program dalam program PAMSIMAS yaitu; 1)
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah; 2)
Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi; 3) Penyediaan sarana air
minum dan sanitasi umum; 4) Insentif Desa/Kelurahan Dan Kabupaten/Kota; dan
5) Dukungan manajemen pelaksanaan program.3
Program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran Kota.
Program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat
yang kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah diwilayah
perdesaan dan pinggiran agar dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi
yang berkelanjutan, meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan
sehat dalam rangka pencapaian target sektor air minum dan sanitasi melalui
pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.4
2 Pedoman Umum Program Pamsimas 2016 : 13-14
3 Ibid, Hal. 13-14
4 Ibid, Hal. 10-11
7
Adapun Kelurahan yang menjadi lokasi penerima Program PAMSIMAS di
Kecamatan Buru tahun 2014 adalah Kelurahan Lubuk Puding. Kelurahan Lubuk
Puding termasuk daerah yang kebanyakan masyarakatnya berpenghasilan
menengah kebawah, rata-rata masyarakat bekerja sebagai nelayan, petani karet
dan buruh. Kebanyakan masyarakat setempat sangat sulit mendapatkan air bersih.
dengan adanya program PAMSIMAS ini diharapkan masyarakat mendapatkan
pelayanan air bersih dengan harga yang murah dan sanitasi yang baik dan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan dan
keberlangsungannya.
Setelah adanya program PAMSIMAS, pada awalnya masyarakat merasa
sangat terbantu karena memperoleh sarana air bersih yang lebih murah, akan
tetapi terdapat masalah-masalah di dalam pelaksanaan dan pemeliharaanya, maka
dari ovservasi awal peneliti, permasalahan yang muncul antara lain :
1. Tidak semua masyarakat dari beberapa perkampungan yang diberikan
bantuan PAMSIMAS terpenuhi kebutuhan air bersihnya. Seperti masalah
yang ada di kampung tanjung dan Kayu Ara Hitam, dimana sarana air
bersih yang baru dibangun kurang lebih dua tahun yang lalu sudah tidak
mengalir lagi di dua kampung tersebut sementara di kampung yang lain
air masih beroperasi seperti biasanya. Hal ini disampaikan langsung oleh
bapak Hasan Nusi ketua pengurus BPSPAMS, beliau mengatakan bahwa
pada awalnya air mengalir di empat kampung tersebut, walaupun harus
bergantian dalam proses penyaluranya karena kurangnya ketersediaan air
dengan jumlah pengguna, namun seiring berjalanya waktu terjadi
8
kerusakan pada pipa yang melintasi ke dua kampung tersebut sehingga
air tidak bisa di alirkan, kemudian beliau mengatakan bahwa hampir 75%
pipa sambungan untuk mengalirkan air ke masing-masing rumah tangga
mengalami kerusakan.
2. Permasalahan lainnya adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air
kerumah-rumah didaerah yang jauh dari jalan umum tidak bisa
menjangkau rumah-rumah tersebut. Hal ini mengakibatkan warga yang
tinggal didaerah yang jauh dari jalan umum tidak kebahagian air. ini
diungkapkan oleh Bapak Sulaiman yang merupakan salah satu warga
yang rumahnya jauh dari jalan umum, sehingga beliau tidak merasakan
manfaat dari program tersebut.
Permasalahan di atas tidak lepas dari peran BPSPAMS yang merupakan
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dalam mengelola sarana penyediaan air
minum (SPAMS) di tingkat Kelurahan/desa. BPSPAMS berperan dalam program
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengoperasian dan pemeliharaan
serta dukungan keberlanjutan kegiatan program sesuai dengan tugas dan
fungsinya.5
Menurut asumsi awal peneliti Permasalahan di atas di latar belakangi oleh
beberapa hal baik itu yang berasal dari masyarakat maupun dari lembaga
pelaksana/pengelola. Pertama, prinsip kebutuhan manusia yang tidak terbatas
sementara sumber daya untuk memenuhinya adalah terbatas merupakan salah satu
latar belakang terjadinya pemasalahan-permasalahan di atas. Tidak bisa dipungkiri
5 Pedoman umum pengelolaan program pamsimas 2015:93.
9
populasi yang semakin banyak menuntut pelayanan sarana yang semakin besar
pula. Kedua, kurang koordinasi antara BPSPAMS dengan masyarakat dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang ada, sehingga sulit mencarikan solusi yang
tepat dan diterima seluruh masyarakat. Ketiga, sebelum pelaksanaan program
pihak pelaksana kurang melakukan pengamatan mengenai geografis daerah yang
diberikan bantuan, sehingga konsep pembagian air secara adil tidak dirasakan
sama oleh seluruh masyarakat.
Berdasarkan penjelasan dan fenomena di atas, maka Penulis tertarik untuk
membahas sebuah skripsi yang berjudul “Implementasi Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Kelurahan
Lubuk Puding Kecamatan Buru Kabupaten Karimun tahun 2014-2016”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu “Bagaimanakah Implementasi Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Kelurahan Lubuk
Puding Kecamatan Buru Kabupaten Karimun?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yakni: Untuk
mengetahui Implementasi Program PAMSIMAS di Kelurahan Lubuk Puding
Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.
10
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Deskriftif Kualitatif, yang berupaya menggambarkan
suatu fenomena yang diteliti secara apa adanya dilapangan. Menurut Nazir
(1983:63) menjelaskan bahwa :
“penelitian Deskriftif Kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti suatu
kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran
ataupun suatu pristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara sistemetris,
factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki”.
Kualitatif menurut Sugiono (2003:15) adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat, sketsa atau gambar. Jadi penulis menyimpulkan penelitian
deskriptif kualitatif adalah menggambarkan dan mencari informasi sebesar-
besarnya tentang objek penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Lubuk Puding Kecamatan
Buru Kabupaten Karimun. Untuk fokus penelitian membuat alasan pemilihan
lokasi ini karena Kelurahan Lubuk Puding merupakan satu-satunya Kelurahan
yang mendapat program PAMSIMAS di Kabupaten Karimun, dari 10
Kelurahan/desa yang terpilih mendapatkan program PAMSIMAS di Kabupaten
Karimun.
3. Informan Penelitian
Informan penelitian ini terdiri dari pihak-pihak yang berhubungan dengan
program PAMSIMAS, yaitu:
11
a. Tim PAMSIMAS Kabupaten Karimun dengan pertimbangan bahwa
merupakan tim perumus tingkat Kabupaten Karimun.
b. Ka. BPSPAMS (badan pengelola sarana penyediaan air minum dan
sanitasi) dengan pertimbangan bahwa BPSPAMS merupakan
implementor pelaksana program PAMSIMAS.
c. Ka. Satuan pelaksana (Satlak) Kelurahan lubuk pudding dengan
pertimbangan bahwa merupakan pihak yang melaksanakan.
d. Bapak Lurah Lubuk Puding dengan pertimbangan bahwa pihak
Kelurahan merupakan instansi yang mengeluarkan SK sekaligus
bertindak sebagai pelindung.
e. Pihak KKM (kelompok kerja masyarakat) dengan pertimbangan piham
KKM merupakan pengurus sekaligus pendamping dari BPSPAMS dalam
melaksanakan program PAMSIMAS di masyarakat.
f. Ketua Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) dengan
pertimbangan bahwa pihak dari RW atau RT dapat mengusulkan
warganya apabila ada penambahan jumlah penerima PAMSIMAS serta
mengetahui jumlah warganya yang masuk PAMSIMAS.
g. Masyarakat penerima program PAMSIMAS dan masyarakat yang tidak
mendapat program PAMSIMAS dengan pertimbangan bahwa
masyarakat mampu memberikan penjelasan apakah implementasi
program PAMSIMAS sudah berjalan dengan baik atau sebaliknya, karna
masyarakat yang menilai dari dampak adanya program PAMSIMAS.
12
4. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan
data sekunder :
a. Data primer (langsung)
b. Data sekunder (tidak langsung)
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan)
b. Wawancara
c. Dokumentasi
F. Konsep Teoritis
Dalam rangka memperjelas uraian dan mendapatkan pengertian-pengertian
yang lebih mendasar sesuai dengan judul yang diketengahkan, maka dibawah ini
akan menguraikan konsep teori yang berkaitan dengan masalah di atas.
1. Implementasi Kebijakan
Pemerintah tidak terlepas dari suatu kebijakan, kegiatan suatu program
terpenuhi sebagaimana diharapkan apabila unsur-unsur yang ada di dalamnya
saling mendukung. Dalam kaitan dengan penyelenggaraan seluruh kegiatan
Pemerintahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam Pemerintahan
tersebut juga mempunyai beberapa unsur pendukung, salah satunya adalah
implementasi.
Kata kebijakan adalah terjemahan dari bahasa inggris “policy”.Pengertian
kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya. Kebijakan pada
13
dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman,
pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha atau kegiatan aparatur Pemerintah atau
pegawai, sehingga tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai
tujuan.
Menurut Laster dan Stewart dalam Winarto (2012:147) implementasi
kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari proses
kebijkan segera setelah penetapan undang-undang. Implementasi dipandang
secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana berbagai
actor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja bersama-sama menjalankan
kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-
program. Menurut Ripley dan Frankin (Winarto, 2012:148) berpendapat bahwa
implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang
memberi otoritas program, kebijakan, keuntungan, atau suatu jenis keluaran yang
nyata.
Menurut David C. Korten (1988) (dalam Tarigan, 2000:19) implementasi
kebijakan lebih sebagai cara untuk mendeliverykan layanan-layanan Pemerintah
pada masyarakat. Dalam model ini proses implementasi dipandang sebagai proses
belajar sosial yang bersifat kolaboratif antara birokrasi di tingkat lokal dengan
kelompok sasaran atau komunitas, dengan tujuan agar komunitas mampu
menolong dirinya sendiri dan mencapai self-sustaining capacity. Konsep ini ia
sebut sebagai People-Centered Developmen, yang ide dasarnya adalah
penempatan masyarakat sebagai fokus utama sekaligus pelaku utama
pembangunan, bukan sekedar pemaksimum manfaat.
14
Menurut Adam Smith (1973) (dalam Islamy 2001:90), implementasi
kebijakan dipandang sebagai suatu proses atau alur. Model Smith ini memandang
proses implementasi kebijakan dari proses kebijakan dari persfekti perubahan
social dan politik, dimana kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah bertujuan untuk
mengadakan perbaikan atau perubahan dalam masyarakat sebagai kelompok
sasaran. Selanjutnya menurut Smith (dalam Islamy 2001:90), implementasi
kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :
a. Idealized policy, yaitu pola interaksi yang diidealkan oleh perumus
dengan tujuan mendorong targer group untuk melaksanakan kebijakan.
b. Target group, yaitu bagian dari stakeholder yang diharapkan dapat
mengadopsi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan oleh
perumus kebijakan.
c. Implementing organization, yaitu badan-badan yang bertanggung jawab
dalam implementasi kebijakan.
d. Enviromental factors, yaitu unsur-unsur di dalam lingkungan yang dapat
mempengaruhi implementasi kebijakan.
2. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS).
PAMSIMAS (Peyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)
yang merupakan salah satu program PNPM Mandiri Pendukung dan merupakan
program Pemerintah pusat yang didukung oleh Pemerintah daerah dengan bantuan
dana dari Bank dunia dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan
sehat melalui penyediaan pelayanan air bersih dan sanitasi. Program PAMSIMAS
melibatkan partisipasi masyarakat, dimana masyarakat peserta program berperan
15
sebagai pelaku utama dan penentu dalam seluruh proses persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan. Oleh karena itu pelayanan air bersih dan sanitasi
ini dilakukan melalui dua pendekatan yaitu Pendekatan Berbasis Lembaga melalui
Dinas, Badan, Perusahaan daerah, Perusahaan Swasta, dan Pendekatan Berbasis
Masyarakat.
Program PAMSIMAS yang sudah berjalan dari tahun 2008 sampai saat ini
menerima sumber dana dari Bank Dunia melalui Pemerintah Pusat sebesar Rp
207,9 milyar, Pemerintah Kabupaten/Kota Rp 29,7 milyar danDana Masyarakat
sebesar Rp 59,4 milyar, dengan total berjumlah 297 milyar. Dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS masing-masing desa/Kelurahan memperoleh dana sebesar
Rp 275 juta yang berasal dari Pemerintah (70%), Pemerintah Kabupaten Kota
(10%) dan masyarakat sebesar (20%).
Berikut adalah beberapa Indikator Keberhasilan Program PAMSIMAS di
Tingkat Masyarakat. Kinerja pelaksanaan program PAMSIMAS di tingkat
masyarakat dinilai berhasil jika memenuhi indikator-indikator sebagai berikut:
a. Tujuan umum program
1) Meningkatkan akses masyarakat, terutama masyarakat miskin, pada
fasilitas air minum yang layak sebesar 50-100% dari masyarakat yang
belum memiliki akses.
2) Meningkatkan akses masyarakat, terutama masyarakat miskin, pada
fasilitas sanitasi yang layak sebesar 100% paling lambat pada tahun
ketiga setelah pemicuan.
16
b. Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan
Kelembagaan Lokal
1) Rencana Kerja Masyarakat (RKM) disusun secara partisipatif
melibatkan seluruh komponen masyarakat (miskin-kaya; perempuan-
laki-laki).
c. Komponen 2: Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Pelayanan Sanitas
1) 80% masyarakat sasaran berhenti buang air besar sembarangan.
2) 80% masyarakat sasaran menerapkan perilaku cuci tangan pakai sabun
pada waktu-waktu kritis.
3) 95% sekolah sasaran mempunyai sarana sanitasi yang layak dan
program PHBS.
d. Komponen 3: Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
1) Sarana air minum yang berfungsi, dimanfaatkan serta memenuhi
tingkat kepuasan mayoritas masyarakat sasaran.
2) Sarana air minum yang dikelola dan dibiayai secara efektif oleh
masyarakat.
G. Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) Di Kelurahan Lubuk Puding Kecamatan
Buru Kabupaten Karimun Tahun 2014-2016
a. Idealized Policy (Kebijakan Ideal)
Berdasarkan Hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan
bahwa pada pelaksanaan program PAMSIMAS di Kelurahan Lubuk
Puding kurang melibatkan partisipasi dari masyarakat, padahal pada
17
pelaksanaan Program PAMSIMAS II dilaksanakan dengan pendekatan
berbasis masyarakat melalui pelibatan masyarakat (perempuan dan laki-
laki, kaya dan miskin, dan lainlain.) dan pendekatan yang tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat (demand responsive approach) Kedua
pendekatan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat
untuk menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif masyarakat
dalam memutuskan, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan,
mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah dibangun secara
berkelanjutan.
b. Target Group (Kelompok Sasaran)
Dari Hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
masih belum meratanya manfaat yang di rasakan masyarakat Kelurahan
Lubuk Puding, bahkan tidak mencapai 50% masyarakat yang merasakan
manfaat tersebut. Namun penulis mencoba mencari informasi apakah
yang menjadi penyebab sehingga masyarakat yang merasakan manfaat
tidak mencapai 50%.
c. Implementing Organization (Organisasi Pelaksana)
Berdasarkan hasil Penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan
bahwa Sumber daya kelompok pelaksana di lapangan masih belum
optimal, karena kurangnya pengetahuan dan tidak menguasai
pekerjaaanya, kelompok pun dibentuk hanya sekedar pelengkap
persyaratan saja tidak betul-betul menguasai tugas dan fungsinya.
Padahal pihak pelaksana dilapangan sangat menentukan sukses atau
18
tidaknya suatu kebijakan, pihak pelaksana harus memiliki rasa tanggung
jawab terhadap program Pemerintah atau PAMSIMAS yang bersentuhan
langsung dengan masyrakat ini.
Sebagai pelaksana harus memilih anggota-anggota yang memiliki
loyalitas dan dedikasi yang tinggi dan mampu menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan kepadanya, karena Implementasi PAMSIMAS ini adalah
Program dari Pemerintah Pusat untuk masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan air besih sehari-hari, terutama untuk masyarakat miskin.
d. Enviromental Factors (Faktor Lingkungan)
Berdasarkan Hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan
bahwa faktor eksternal yang sangat mempengaruhi implementasi
program PAMSIMAS Di Kelurahan Lubuk Puding adalah faktor social
masyarakat yang sangat mendukung dan antusias terhadap perkembangan
program PAMSIMAS ini, dari sekian banyak informan yang peneliti
tanyakan memang semua menjelaksakan masyarakat memang sangat
mendukung terhadap program ini.
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa implementasi program
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di
Kelurahan Lubuk Puding Kecamatan Buru Kabupaten Karimun tahun 2014-2016,
sudah dilaksanakan, namun belum optimal, dimana terlihat dari; Idealized Policy
yang belum terlaksana menyeluruh, Target Group yang belum sepenuhnya
19
teradopsi ke masyarakat, Implementing Organization yang kurang kompeten
dalam pelaksanaan program serta Environmental Factors yang mendukung,
namun tidak dapat dirasakan dan/atau dinikmati masyarakat atas adanya program
PAMSIMAS tersebut. Sehingga, masih belum meratanya manfaat atas program
PAMSIMAS terhadap masyarakat di Kelurahan Lubuk Puding.
2. Saran
Adapun saran daripada Penulis, antara lain:
a. Diharapkan kepada Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi di Kelurahan Lubuk Puding dapat memperbaiki implementasi
program PAMSIMAS diwilayah kerjanya, agar permasalahan-permasalahan
dalam program PAMSIMAS tersebut dapat segera diselesaikan sehingga
setidaknya minimal 50% masyarakat di Kelurahan Lubuk Puding dapat
merasakan manfaat dari program PAMSIMAS tersebut.
b. Segera buat kesepakatan dengan masyarakat penerima manfaat terkait
peraturan yang mengatur tentang pembayaran iuran bulanan, jika sudah
sampai waktu pembayaran masyarakat penerima harus membayar sesuai
dengan aturan yang berlaku, jika masih ada yang terlambat maka harus
mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang sudah di sepakati, hal ini
untuk memudahkan pihak pelaksana dalam menjalankan tuganya dalam hal
pengoperasian dan pemeliharaan agar manfaat bisa dirasakan secara
berkelanjutan.
c. Untuk meningkatkan sumber daya kelompok pengelola/pelaksana di
Kelurahan Lubuk Puding hendaknya dilaksanakan kegiatan pelatihan
20
tentang pelaksanaan PAMSIMAS ini agar dapat pemahaman dan ilmu
penegetahuan mengenai PAMSIMAS tersebut dapat diserap dan
dilaksanakan oleh kelompok pengelola/pelaksana di Kelurahan Lubuk
Puding.
d. Tim PAMSIMAS Kabupaten Karimun harus benar-benar melaksanakan
fungsi control terhadap pelaksanaan program PAMSIMAS Di Kelurahan
Lubuk Puding.
21
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Abdul Wahab, Solichin. 2005, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.
Alwasilah, Chaedar. (2011). Dasar-DasarMerancang dan Melakukan Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Pustaka jaya.
David, C. Korten. 1997, Implementasi Kebijakan Public: Managing Complex
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwidjowijoto, Rian Nugroho, 2007, Analisis Kebijakan, Jakarta: PT Gramedia
Edwards III, G.C. 1980, Implementing Public Policy, Washington, D.C:
Congresional Quarterly Press.
Moleong, Lexi J. 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Smith, Adam. (islamy 2001), Implementasi Kebijakan Public Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Subarsono, AG. 2005, Analisis Kebijakan Public, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tachjan. 2006, Implementasi Kebijakan Public, Bandung: AIPI
Tahir, Arifin. 2014, Kebijakan Public Dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, Bandung: Alfabeta.
Tarigan. 2000, Implementasi Kebijakan Public, Bandung: AIPI
Widodo, Joko. 2007, Analisis Kebijakan Publik, Malang: Bayumedia Publishing.
Winarto. 2012, Analisis Kebijakan Public, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan.
2000, Implementasi Kebijakan Public, Bandung: AIPI
Winarto, Budi. 2013, Kebijakan Public:Teori, Proses dan studi kasus, Yogyakarta:
CAPS (Center of Academic Publishing Serice)
22
B. JURNAL-JURNAL
Yuliani, Vina Eka. 2008, Implementasi Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Di Desa Cileles Kecamatan
Jatinangor Sumedang.
Sanjaya, Barkah Welli., Implementasi Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Tahun 2009-2010 Di Kabupaten
Gabongan.
Maharani, Rahmawati Dwi. Implementasi Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Di Kabupaten Lebak.
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2014 Tentang Hak Guna Air.
Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).
D. SUMBER LAIN
Kabupaten Karimun dalam Angka 2016.
Buku Saku Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Program PAMSIMAS). (2011). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Tahun 2016.
BPSPAMS Kelurahan Lubuk Pudding Tahun 2016.