16
1 IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KOTA TANJUNGPINANG Susilo 1 ; Adji Suradji Muhammad 2 ; Dian Prima Safitri 3 [email protected] Program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Tanjungpinang adalah salah satu daerah yang memiliki potensi untuk menjalankan program penganekaragaman konsumsi pangan. Program yang mengacu pada Perpres No. 22 tahun 2009 tersebut merupakan salah satu upaya Pemko Tanjungpinang menekan angka inflasi. Di Tanjungpinang ada 8 kelompok wanita tani, yang masing-masing kelompok terdiri sekitar 17 orang. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang ketua kelompok petani wanita yang ada di Kota Tanjungpinang dan dari pihak pemerintah yaitu pihak Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kota Tanjungpinang yang berjumlah 4 orang sehingga jumlah informan adalah 6 orang. Hasil penelitian adalah masih banyak permasalahan mulai dari dana sampai kesiapan pelaksana. Kesimpulan penelitian ini adalah Implementasi Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada yang menjadi hambatan, dana dari pemerintah sangat terbatas sehingga menghambat pelaksanaan program Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang, seperti bentuk bantuan dihentikan dan pelatihan juga tidak berjalan karena kurangnya dana yang dialokasikan untuk program ini. Kata Kunci : Implementasi, Sumber Daya Lokal, Konsumsi Pangan. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia sebagian besar juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

1

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN

KONSUMSI PANGAN (P2KP) BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI

KOTA TANJUNGPINANG

Susilo1; Adji Suradji Muhammad

2; Dian Prima Safitri

3

[email protected]

Program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Tanjungpinang adalah salah satu daerah yang memiliki potensi untuk menjalankan

program penganekaragaman konsumsi pangan. Program yang mengacu pada

Perpres No. 22 tahun 2009 tersebut merupakan salah satu upaya Pemko

Tanjungpinang menekan angka inflasi. Di Tanjungpinang ada 8 kelompok wanita

tani, yang masing-masing kelompok terdiri sekitar 17 orang. Pada penelitian ini

penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif. Informan dalam

penelitian ini adalah 2 orang ketua kelompok petani wanita yang ada di Kota

Tanjungpinang dan dari pihak pemerintah yaitu pihak Dinas Pertanian Pangan dan

Perikanan (DPPP) Kota Tanjungpinang yang berjumlah 4 orang sehingga jumlah

informan adalah 6 orang. Hasil penelitian adalah masih banyak permasalahan

mulai dari dana sampai kesiapan pelaksana. Kesimpulan penelitian ini adalah

Implementasi Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang sudah berjalan dengan baik

walaupun masih ada yang menjadi hambatan, dana dari pemerintah sangat terbatas

sehingga menghambat pelaksanaan program Program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di

Kota Tanjungpinang, seperti bentuk bantuan dihentikan dan pelatihan juga tidak

berjalan karena kurangnya dana yang dialokasikan untuk program ini.

Kata Kunci : Implementasi, Sumber Daya Lokal, Konsumsi Pangan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar

dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk

di Indonesia sebagian besar juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

2

Sektor pertanian terdiri dari peternakan, perikanan dan kehutanan, memiliki

potensi yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. Pertanian

merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian

Indonesia. Sektor pertanian menyerap 33.9% dari total angkatan kerja di

Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia. Fakta-fakta tersebut

menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian

Indonesia. (Sumber : Badan Pusat Statistik : 2014)

Kebijakan dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang pertanian

(harga minimum, harga maksimum, subsidi) seolah selalu menempatkan pertanian

pada posisi yang diperhatikan, namun dalam kenyataan membuktikan bahwa

pertanian menjadi sektor yang inferior dalam pengembangannya. Dampak faktor

internal (dalam negeri) ditunjang faktor eksternal (liberalisasi perdagangan)

adalah pada keterpurukan pertanian yang pada gilirannya menurunkan

kesejahteraan petani. (Raharto : 2012 : 83)

Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk

menghasilkan produk hewani dan nabati yang bermanfaat bagi manusia. Pertanian

mencakup budidaya tumbuhan dan hewan, di darat maupun di air. Indonesia

memiliki lahan yang subur juga merupakan modal yang sangat potensial untuk

menjadikan pertanian Indonesia sebagai sumber penghasilan masyarakatnya dan

juga penopang perekonomian bangsa. Sektor pertanian merupakan salah satu

potensi unggulan yang memberikan konstribusi paling besar terhadap

perekonomian. Hal ini didukung dengan sumberdaya lahan darat yang luas.

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

3

Berdasarkan Perpres Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal yang ditindak

lanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 47 Tahun 2009 tentang

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal

bertujuan untuk memfasilitasi dan mendorong terwujudya pola konsumsi pangan

beragam, bergizi, berimbang dan aman yang diindikasikan dengan penurunan

konsumsi beras 1,5 % pertahun.

Hak atas Pangan sebagai salah satu hak yang paling mendasar, sehingga

merupakan sebagai hak untuk mendapatkan akses yang teratur, tetap, dan bebas,

baik secara langsung atau dengan membeli, atas pangan yang memadai dan cukup

baik secara kualitatif dan kuantitatif, yang berhubungan secara langsung pada

tradisi masyarakat di mana suatu konsumsi itu berasal.

Salah satu pilar dalam pembangunan ketahanan pangan nasional adalah

program penganekaragaman pangan. Program ini tidak lain bertujuan untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan bahan pangan terutama bahan

makanan pokok. Mengingat disatu sisi telah terjadi laju pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat, sedangkan disisi lain terus terjadi pengurangan lahan pertanian

menjadi daerah industri atau pemukiman. Jika ditinjau dari kemandirian pangan

maka penganekaragaman konsumsi pangan dapat mengurangi ketergantungan

masyarakat pada satu jenis pangan. Dengan demikian, penganekaragaman

konsumsi pangan merup akan fondasi dari keberlanjutan ketahanan pangan dan

memiliki dimensi pembangunan yang sangat luas, baik dari aspek sosial,

ekonomi, politik maupun kelestarian lingkungan.

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

4

Dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan,

keseimbangan gizi dan keamanan pangan. Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan salah satu kunci sukses pembangunan

pertanian di Indonesia. Berdasarkan peraturan tersebut dijelaskan bahwa

pengertian penganekaragaman pangan ini dapat dilihat dari dua aspek. Pertama,

penganekaragaman horizontal, yaitu upaya untuk menganekaragamkan konsumsi

dengan memperbanyak macam komoditas pangan dan upaya meningkatkan

produksi dari masing-masing komoditas tersebut. Sebagai contoh, pengaturan

komposisi makanan sehari-hari kita di samping beras, juga umbi-umbian, sagu,

kacang-kacangan, ikan, sayur, buah dan lain-lainnya. Kedua, penganekaragaman

vertikal, yaitu upaya untuk mengolah komoditas pangan, terutama non beras,

sehingga mempunyai nilai tambah dari segi ekonomi, nutrisi maupun sosial.

Misalnya mengolah jagung menjadi "corn flake", ubi kayu diolah menjadi

berbagai macam makanan, baik makanan pokok, maupun jajanan, seperti

misalnya kripik ("cassava chips"). Tujuan kegiatan P2KP yaitu:

1. memberdayakan rumah tangga dan masyarakat dalam penyediaan sumber

pangan dan gizi melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan lahan

sekitar tempat tinggal;

2. meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam

mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan

aman (B2SA).

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

5

Berdasarkan Pedoman Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2kp) Tahun 2014 Implementasi Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dilaksanakan melalui kegiatan :

1. Pemberdayaan Kelompok Wanita,

2. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan

3. Pengembangan Usaha/Industri Pengolahan Pangan Lokal,

4. Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan, dan

mendorong tumbuhnya peran serta dunia usaha melalui Corporate Social

Responsibility (CSR)/Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kota Tanjungpinang

sedang gencar melakukan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP) berbasis sumber daya lokal. Program yang mengacu pada

Perpres No. 22 tahun 2009 tersebut merupakan salah satu upaya Pemko

Tanjungpinang menekan angka inflasi. rumah pangan tersebut adalah lahan rumah

yang dapat dimanfaatkan kelompok wanita tani untuk menanam sayur dan umbi-

umbian, serta dimungkinkan untuk dapat berkembang dengan aktivitas budi daya

ikan nila, lele, dan ternak ayam. Tanjungpinang ada 8 kelompok wanita tani, yang

masing-masing kelompok terdiri sekitar 17 orang.

Salah satu prioritas dalam RPJM Kota Tanjungpinang 2013-2018 adalah

Peningkatan Produksi Dan Produktifitas Pertanian, Serta Kemandirian Dan

Ketahanan Pangan Masyarakat. Di Kota Tanjungpinang dari 2013-2018 ada lima

permasalahan klasik belum tertangani dengan baik yaitu penyediaan air bersih,

penyediaan listrik, ketahanan pangan, pengelolaan sampah dan limbah. Salah satu

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

6

permasalahan ini adalah ketahanan pangan. Pemko Tanjungpinang telah

menandatangani kerjasama (MoU) dengan kabupaten/kota penghasil pangan.

Bahkan melalui MoU itu, Tanjungpinang berhasil menjadi daerah yang memiliki

inflasi terkecil atau terendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Kepri.

(Sumber : ttps://batampos.co.id/2017/07/22)

Penganekaragaman (diversifikasi) konsumsi pangan menjadi salah satu

pilar utama dalam upaya penurunan masalah pangan dan gizi. Program

penganekaragaman pangan atau yang pada awalnya dikenal sebagai upaya

perbaikan menu makanan rakyat mulai dirintis dan dilaksanakan di Indonesia

sejak awal tahun 1960an. Berbagai upaya penganekaragaman pangan terus

dilakukan hingga saat ini. Program penganekaragaman pangan tertuang di

berbagai dokumen kebijakan pangan dan gizi, termasuk dokumen Kebijakan

Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2006-2009 dan Rencana Aksi Nasional

Pangan dan Gizi 2006-2010 yang keduanya merupakan dokumen kebijakan dan

program di bidang pangan dan gizi mutakhir (Badan Ketahanan Pangan, 2006).

Pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini belum memenuhi

kriteria gizi seimbang. Hal ini mengindikasikan bahwa program

penganekaragaman pangan di Indonesia perlu ditingkatkan melalui suatu upaya

akselerasi. Dari sisi program, salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab

lambannya perkembangan penganekaragaman di Indonesia adalah masih belum

terintegrasi dan belum bersinerginya berbagai program/kegiatan

penganekaragaman pangan. (Handewi, dkk : 2008 : 141)

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

7

BAHAN DAN METODE

Sugiyono (2012:11) menyatakan bahwa : “Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel

dengan variabel yang lain”. Adapun kaitannya dengan penelitian ini adalah untuk

mengetahui serta mengemukakan berbagai gambaran dan permasalahan dalam

Implementasi Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi merupakan

suatu proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah pengamatan dan

ingatan. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi

terstruktur yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati,

kapan dan dimana tempatnya, dengan alat pengumpul data yaitu Check list.

Kemudian dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap

Responden dengan berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah disusun

sedemikian rupa mengenai Implementasi Program Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang.

Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, dan dengan dokumentasi

HASIL

Salah satu pilar dalam pembangunan ketahanan pangan nasional adalah

program penganekaragaman pangan. Program ini tidak lain bertujuan untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan bahan pangan terutama bahan

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

8

makanan pokok. Mengingat disatu sisi telah terjadi laju pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat, sedangkan disisi lain terus terjadi pengurangan lahan pertanian

menjadi daerah industri atau pemukiman. Jika ditinjau dari kemandirian pangan

maka penganekaragaman konsumsi pangan dapat mengurangi ketergantungan

masyarakat pada satu jenis pangan. Dengan demikian, penganekaragaman

konsumsi pangan merupakan fondasi dari keberlanjutan ketahanan pangan dan

memiliki dimensi pembangunan yang sangat luas, baik dari aspek sosial,

ekonomi, politik maupun kelestarian lingkungan.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya

pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai

sumber pangan dan gizi keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan

berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga seperti aneka umbi,

sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk

ketersediaan pangan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi

keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan

sehingga akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan

yang diproduksi sendiri dari hasil optimalisasi pekarangan. Pendekatan

pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan

(sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit dan

mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal

(local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga. Implementasi

kegiatan ini disebut Kawasan rumah Pangan Lestari. Salah satu prioritas dalam

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

9

RPJM Kota Tanjungpinang 2013-2018 adalah Peningkatan Produksi Dan

Produktifitas Pertanian, Serta Kemandirian Dan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Dari hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa komunikasi

sudah dilakukan dalam hal ini petani wanita udah dilakukan oleh pemerintah yang

mana telah dilakukannya melalui komunikasi yang terjalin. Komunikasi dilakukan

dengan Sosialisasi. Sosialisasi diupayakan dengan berbagai macam baik secara

langsung maupun tidak langsung. Secara langsung seperti diskusi, penyuluhan

dan ceramah.

Gambar 1

Sosialisasi langsung dinas DPPP kepada petani

Sosialisasi merupakan salah satu hal penting agar setiap program dapat

mencapai tujuannya, seperti yang dikatakan Edward III, salah satu unsur yang

dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan sebuah kebijakan menurut Edward

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

10

III (dalam Agustino (2012 : 150) adalah komunikasi, komunikasi dalam

implementasi mencakup beberapa dimensi penting yaitu trasformasi informasi

yang dapat dilakukan melalui sosialisasi agar informasi tidak hanya disampaikan

kepada pihak pelaksana tetapi juga kepada kelompok sasaran.

Secara lebih jelas dan detail, peran pemerintah dalam pembangunan

dikemukakan oleh Siagian (2008 : 142-150) yaitu pemerintah memainkan peranan

yang dominan dalam proses pembangunan salah satunya adalah memberdayakan

masyarakat miskin seperti nelayan dengan memberikan bantuan dan sosialisasi

program. Berdasarkan hasil penelitian dapat dianalisa bahwa yang datang pada

sosialisasi hanya 3 sampai dengan 4 kelompok saja, selebihnya memilih untuk

tidak hadir, hal ini menyebabkan banyaknya kelompok yang akhirnya tidak

memahami tentang program bantuan, baik syarat, prosedur maupun mekanisme.

Hal ini juga mengakibatkan adanya kelompok wanita tani yang dipertengahan

jalan berhenti karena tidak mampu memanfaatkan bantuan serta ada yang tidak

lulus verifikasi, hal ini disebabkan tidak paham terhadap aturan-aturan dalam

program penguatan modal usaha dan mengabaikan kegiatan sosialisasi yang

dilakukan DPPP.

Pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan melalui

Konsep KRPL Tahun 2017 dibiayai dengan dana Bantuan Pemerintah melalui

dana dekonsentrasi di provinsi. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola

konsumsi pangan yang baik. Untuk mempercepat akselerasi gerakan pemanfaatan

pekarangan melalui konsep KRPL, perlu dijalin kerja sama kemitraan dengan

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

11

pihak swasta yang antara lain bisa berupa Corporate Social Responsibility

(CSR)/Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) baik di bidang pangan

maupun bidang lainnya lainnya seperti pendidikan dengan sosialisasi baik kepada

anak usia dini maupun kepada kelompok wanita dan masyarakat dalam konsumsi

pangan beragam, bergizi seimbang dan aman. Berikut gambar kegiatan kelompok

tani :

Gambar 2

kegiatan kelompok tani

Pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui Konsep

KRPL terutama pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara

terintegrasi dengan berbagai kegiatan lainnya dalam mewujudkan pengembangan

ekonomi daerah, baik dalam pelaksanaan maupun pembiayaannya. Selain itu,

Gubernur dan Bupati/Walikota sebagai integrator utama memiliki peranan penting

dalam mengoordinasikan gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP), khususnya terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

sebagai agen pembawa perubahan (agent of change). Disamping untuk memenuhi

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

12

kebutuhan gizi masyarakat, gerakan P2KP ini juga ditujukan untuk meningkatkan

keragaman dan kualitas konsumsi pangan masyarakat agar lebih beragam, bergizi

seimbang dan aman guna menunjang hidup sehat, aktif dan produktif

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian maka ditemukan bahwa Implementasi Program

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya

Lokal Di Kota Tanjungpinang sudah berjalan dengan baik. Menurut Winarno

(2007:144) Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja

bersama-sama menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan

kebijakan. Diharja (2015) Implementasi Kebijakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Di Kota Lubuklinggau ditemukan

bahwa implementasi kebijakan di tingkat daerah khususnya di Kota Lubuklinggau

belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan tidak mengertinya

petugas/aparat pelaksana yaitu Kantor Ketahanan Pangan di Kota Lubuklinggau

tentang isi dan petunjuk pelaksanaan isi kebijakan. Tresna Widyawati (2015)

Implementasi Sosialisasi dan Promosi Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi,

Seimbang dan Aman (B2SA) pada Pekarangan di Kota Pekanbaru Studi Kasus:

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Hasil penelitian

menujukkan bahwa sosialiasi yang selama ini dilakukan oleh BKPDP3 Kota

Pekanbaru dinilai masih belum optimal. Banyak masyarakat yang belum mengerti

pentingnya pola pangan yang ideal dan pemanfaatan sumber daya lokal sebagai

sumber pangan sehingga sampai saat ini skor PPH belum mencapai kondisi ideal

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

13

dan masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan konsumsi pangan saat terjadi

kelangkaan komoditi tertentu dan kenaikan harga pangan.

Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa setiap daerah saat ini sudah

menjalankan Percepatan penganekaragaman pangan, konsumsi pangan merupakan

upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang

beragam, bergizi seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup

guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan

produktif. Berbeda dengan penelitian ini yang tidak hanya melihat program

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Penganekaragaman tetapi juga

bebasis potensi lokal yang ada di Kota Tanjungpinang dan memberikan

pemahaman tentang sadar pangan dari rumah tangga, dalam penelitian jenis

penelitian menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mengacu

pada teori Charles O. Jones, karena dalam penelitian ini akan melihat

implementasi program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP)

berbasis sumber daya lokal di kota tanjungpinang dan melihat faktor

pelaksaaannya mulai dari pengorganisasian, interprestasi, dan penerapan atau

aplikasi, yang mendukung program ini dapat berjalan dengan baik di Kota

Tanjungpinang

KESIMPULAN

Implementasi Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang sudah berjalan

dengan baik walaupun masih ada yang menjadi hambatan, berikut hasil penelitian

yang dapat di uraikan sebagai berikut : Dalam pelaksanaannya sudah ada

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

14

prosedurnya dan petunjuk teknis dalam program ini, berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 08/Kpts/Rc.110/J/01/2017 Tentang

Pedoman Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan

Rumah Pangan Lestari Tahun 2017 menjelaskan bahwa optimalisasi pemanfaatan

lahan pekarangan melalui kawasan rumah pangan lestari merupakan prioritas

dalam rangka mempercepat diversifikasi pangan dan memperkuat ketahanan

pangan masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan untuk memenuhi

kebutuhan pangan dan gizi keluarga dalam kebijakan ini juga menjelaskan tentang

program hingga pendanaan. Namun hambatan dalam pelaksanaan ini adana

pendanaan, dana dari pemerintah sangat terbatas sehingga menghambat

pelaksanaan program Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang, seperti bentuk

bantuan dihentikan dan pelatihan juga tidak berjalan karena kurangnya dana yang

dialokasikan untuk program ini. Berdasarkan hasil penelitian berikut saran yang

dapat disampaikan :

a. Perlu adanya komitmen pemerintah khususnya untuk dinas DPPP Kota

Tanjungpinang dalam pelaksanaan program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya

Lokal Di Kota Tanjungpinang dengan memberikan pendanaan yang cukup

untuk program ini.

b. Seharusnya ada dukungan yang optimal yang dilakukan pemerintah untuk

program ini dan memberikan sosialisasi agar masyarakat memahami

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

15

tentang program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Berbasis Sumber Daya Lokal Di Kota Tanjungpinang

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Abidin, Said Zainal. 2011. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabetha

Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

LaksBang Mediatama. Depdiknas.

Badan Pusat Statistik, Indonesia Dalam Angka 2014, Jakarta: Penerbit BPS, 2014.

Badan Ketahanan Pangan, 2014. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor : 09/Permentan/Ot.140/1/2014 Tanggal : 27 Januari 2014 Pedoman

Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Tahun

2014, Jakarta : Badan Ketahanan Pangan

Dunn, William, N,2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Pres, Yogyakarta

Islami, M. Irfan. 2002. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah

Mada University.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Riant D. 2012. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.

Sedarmayanti. 2004. Good Governance. Jakarta : Mandar Maju

Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.

Suharto, Edi. 2013. Analisis Kebijakan Publik, Jakrta: Alenia Press

Wahab, Solichin Abdul. 2001. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke

Implementasi. Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN …repository.umrah.ac.id/1985/1/SUSILO-110563201085-FISIP-2018.pdf · dijelaskan bahwa penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan

16

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku

Kita.

Jurnal :

Adji Suradji Muhammad (2018) Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam

Meningkatkan Pulau Dompak Sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi

Kepulauan Riau. http://repository.umrah.ac.id

Dewantara, Bagas (2014) Studi Implementasi Program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2kp) di Desa Wonokerto

Kabupaten Sleman. Repository.ugm.ac.id

Diharja, Umar (2015) Implementasi Kebijakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal di Kota Lubuklinggau.

Masters thesis, Universitas Terbuka.

Raharto, Sugeng. 2012. Ketahanan Pangan, Kemiskinan dan Solusinya di

ASEAN. Agricultural Economics Electronic Journal Perhepi Vol.1 No. 1 –

Januari 2012. Hal 35-44.

Sri Hastuty (2013) Kontribusi Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP) Terhadap Pendapatan Kelompok Wanita Tani di

Kelurahan Takkalala Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo. Jurnal

Dinamika, September 2013, halaman 19 - 31 ISSN 2087 – 7889

Tresna Widyawati (2015) Implementasi Sosialisasi dan Promosi Pola Konsumsi

Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) pada Pekarangan

di Kota Pekanbaru Studi Kasus: Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan (P2KP). Jom FISIP Volume 2 No.1- Februari 2015

Winda Fanisca Wijayanto (2016) Analisis Program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dalam Mewujudkan Ketahanan

Pangan Lokal di Desa Sukoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

Vol 3 No 2

Perundang-Undangan :

Perpres Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Peraturan Menteri Pertanian No. 47 Tahun 2009 tentang Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Sumber lain :

https://batampos.co.id/2017/07/22)