Upload
priyo-a-sancoyo
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Mubaligh Harus Ikut Memastikan Pemenuhan Hak Korban Bencana
Sleman – Bencana menurut Fikih Kebencanaan Tarjih Muhammadiyah
adalah gangguan serius yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun
manusia, yang bisa melumpuhkan fungsi-fungsi masyarakat yang dibangun
untuk menopang keberlangsungan hidup, melindungi aset-aset, kelestarian
lingkungan dan menjamin martabatnya sebagai manusia, yang kesemuanya
itu merupakan bagian dari perintah agama.
Menurut H. Budi etya!an, T selaku ketua pimpinan Muhammadiyah
Disaster Management Center "M#M$%, sejatinya terjadinya bencana sangat
tergantung cara manusia berinteraksi dengan alam. Menurutnya, ketika kita
membuat suatu kesalahan maka alam akan membalasnya. &$ontohnya,
ketika kita membuang sampah sembarangan maka alam pun merespon
dengan datangnya banjir. Ini kan bersifat alami' tekan Budi yang juga Takmir
Masjid Besar Keraton (ogyakarta ini.
Kepada !arga yang terdampak bencana atau disebut penyintas, Budi juga
menekankan agar siapapun harus memastikan penjagaan martabatnya.
&eharusnya !arga yang menjadi korban bencana tidak hanya sebagai
subyek, tetapi harus dijunjung dengan martabat yang mulia' paparnya pada
acara utusan )impinan *ilayah Muhammadiyah peserta +akernas Majelis
Tabligh, umat "/0% di 1)M) (ogyakarta.
1ebih lanjut Budi mengungkapkan bah!asanya istilah kebencanaan dalam
2l-3uran dan 2l-Hadist menurut Fikih Kebencanaan Tarjih Muhammadiyah
beberapa aspek, meliputi istilah- istilah seperti 4 musibah, bala, 5tnah, a6ab,
fasad, halak, na6ilah, tadmir, tam6i7, 8i7ab. eperti pada kutipan "3. 2n-
9isa 4 :;%, ayat ini menjelaskan secara netral pada kata &a-sho-ba' yang
berarti &sesuatu yang menimpa kita'. (ang artinya segala sesuatu yang
menimpa manusia disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Peran Mubaligh dalam bencana
Budi juga menjelaskan bah!a peran Mubaligh seharusnya upaya tindakan
&tabligh' menyesuaikan tahapan bencana, yaitu menyesuaikan tahap
mitigasi, preparednes atau kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi-
rekontruksi.
)eran &Tabligh' lainnya menurut Budi adalah mengenai bagaimana
memenuhi hak-hak korban bencana. Hak korban bencana harus dipenuhi
bahkan sejak mereka baru terindikasi berpotensi menjadi korban bencana.
Hak < hak mereka yang berpotensi menjadi korban bencana seperti hak
mengelola risiko berencana, hak mengelola kerentanan. ementar hak < hak
mereka yang sudah menjadi korban bencana seperti hak mendapat bantuan
darurat, hak rehabilitasi dan rekontruksi.
Budi juga berharap kegiatan Tabligh Muhammadiyah juga secara umum ikut
meningkatkan kemampuan mereka yang berpotensi menjadi korban atau
sudah menjadi korban bencanauntuk ikut melaksanakan sistem
penanggulangan bencana sebagai bagian dari hak mereka. &uga ikut
memastikan hak mereka untuk menjadi tangguh menghadapi bencana'
tegas Budi.
)ada kesempatan tersebut Budi juga menyatakan bah!a pelaksanaan
ibadah seperti shalat harus tetap berlangsung ketika berada di kondisi
bencana, dengan mengimbangi prinsip kedaruratan, prinsip kemudahan dan
prinsip pengecualian.