Upload
doankhanh
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 38 TAHUN 1999
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL
PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN ZAKAT
(Studi di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh
Agus Toni Hartono
NIM. E0006059
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 38 TAHUN 1999
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL
PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN ZAKAT
(Studi di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen)
Oleh
Agus Toni Hartono
NIM. E0006059
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 20 Januari 2012
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing II
Mohammad Adnan, S.H., M.Hum. Agus Rianto, S.H., M.Hum.
NIP. 19540712 1984031002 NIP. 19610813 1989031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 38 TAHUN 1999
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL
PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN ZAKAT
(Studi di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen)
Oleh
Agus Toni Hartono
NIM. E0006059
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari
Tanggal : 03 Februari 2012
DEWAN PENGUJI
1 Zeni Lutfiyah, S.Ag., M.Ag : ...............................................
Ketua
2 Agus Rianto, S.H., M.Hum : ...............................................
Sekretaris
3 Mohammad Adnan, S.H., M.Hum : ...............................................
Anggota
Mengetahui
Dekan
Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum
NIP. 19570203 198503 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Agus Toni Hartono, E. 0006059. 2012. IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN ZAKAT (Studi di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen). Fakultas Hukum UNS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat di BAZ Kabupaten Sragen, untuk mengetahui problematika yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat di BAZ Kabupaten Sragen, serta untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sragen dalam mengatasi problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilihat dari tujuannya termasuk penelitian hukum empiris. Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis yaitu melalui terjun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara dan penelitian kepustakaan. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara bebas terpimpin. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan model interaktif.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa implementasi Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat ada dua prosedur. Pertama, prosedur pengumpulan zakat yang dilakukan oleh Badan Pelaksana. Kedua, prosedur pemanfaatan zakat yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu ; (1) kelompok asnaf fakir, miskin, gharimin dan riqab, (2) Kelompok asnaf Sabilillah, (3) Kelompok Ibnu Sabil dan Muallaf.
Hambatan-hambatan BAZ Kabupaten Sragen dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat adalah ; (1) Pemahaman masyarakat yang masih belum optimal tentang wajibnya zakat dan menghitung zakat, (2) Rendahnya kesadaran berzakat bagi sebagian masyarakat, (3) Sumber daya manusia di BAZ Kabupaten Sragen.
Upaya yang dilakukan BAZ Kabupaten Sragen dalam mengatasi hambatan adalah ; (1) Dibuat peraturan daerah, (2) Sosialisasi pengelolaan zakat terhadap masyarakat, (3) Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pengurus BAZ Kabupaten Sragen dengan program-program yang menyentuh kepentingan umat, sehingga umat tahu persis zakatnya bermanfaat. Kata kunci : Implementasi, Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999, Pengelolaan Zakat, Zakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT Agus Toni Hartono, E. 0006059. 2012. IMPLEMENTATION OF LAW NUMBER 38 OF 1999 ABOUT ZAKAH MANAGEMENT IN THE MATTER OF ZAKAH COLLECTION AND UTILIZATION (Studies in Badan Amil Zakat of Sragen Regency). Law Faculty of Sebelas Maret University.
This research aims to determine the implementation of Law No. 38 of
1999 about Zakah Management in the matter of collection and utilization of zakah in BAZ Sragen, to know the problems that impede the implementation of Law No. 38 of 1999 about Zakah Management in the matter collection and utilization of zakah in BAZ Sragen, and to know about the BAZ Sragen efforts in addressing the problem of implementation of Law No. 38 of 1999 about Zakah Management in the matter collection and utilization of zakah.
This research is descriptive and viewed from the research aims, including empirical legal research. The data of this study includes primary data and secondary data. Data collection techniques used by the author is going directly into the field to conduct interviews and library research. Data were collected with free guided interview techniques. Data analysis using qualitative data analysis with an interactive model.
Based on this study obtained results that the implementation of Law No. 38 of 1999 about Zakah Management there are two procedures. First, the zakah collection procedures undertaken by Executing Agency. Second, the zakah uses procedure which is divided into three groups, namely: (1) group of asnaf fakir (indigent), poor, gharimin and riqab, (2) Group of asnaf Sabilillah, (3) Group of Ibnu Sabil and Muallaf.
BAZ of Sragen barriers for the collection and utilization of zakah are: (1) society understanding about obligatory zakah and zakah calculate is still not optimal, (2) The low awareness of zakah for some people, (3) Human resources in BAZ of Sragen.
Efforts are made by BAZ of Sragen in overcoming the barriers are: (1) Made local regulations, (2) Socialization zakah management to the community, (3) breakthroughs made by BAZ of Sragen Management with programs that touch the people interests, so people know exactly zakah benefit.
Keywords: Implementation, Law No. 38 of 1999 Zakah Management, Zakah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasihat-
menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi
kesabaran
(Q.S Al-Asr: 1-3)
pada Allah di manapun engkau berada dan balaslah perbuatan
buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan
(HR Tirmidzi)
mata-mata hanyalah
hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu
letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
(alm. Ust Rahmat Abdullah)
Penulisan Hukum ini kupersembahkan untuk :
1. Ibu dan bapak yang tiada henti menasehatiku dalam kebaikan.
2. Seluruh teman-temanku yang turut serta menempa jati diri penulis hingga
saat ini.
3. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan hukum ini.
4. Seluruh umat muslim yang rindu wawasan dan pengetahuan, semoga
membawa manfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
aalamiin. Segala puji syukur senantiasa terpanjatkan
ke hadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, barokah dan petunjuknya
penulis memperoleh kemudahan dan kekuatan dalam menyelesaikan penulisan
hukum yang berjudul : IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG RI NOMOR
38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL
PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN ZAKAT (Studi di Badan Amil
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada suri tauladan dan pemimpin terbaik umat manusia Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang beristiqomah di jalan yang
Lurus.
Penulisan Hukum ini disusun dan diajukan untuk melengkapi persyaratan
guna meraih gelar kesarjanaan S1 dalam ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini tidak dapat terselesaikan
dan terwujud tanpa bantuan, dukungan, motivasi dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Mohammad Adnan, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Humas
dan Pembimbing I penulisan hukum (skripsi) yang telah dengan sabar
meluangkan waktu untuk membimbing penulis serta telah banyak
memberikan bantuan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.
3. Bapak Agus Rianto, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing II penulisan
hukum (skripsi) yang telah dengan sabar meluangkan waktu untuk
membimbing penulis serta telah banyak memberikan bantuan dan arahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum
(skripsi) ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Ibu Adriana Grahani F, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan nasehat dan bimbingan selama penulis menjadi
mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Lego Karjoko, S.H., M.Hum., selaku ketua PPH yang telah
menerima judul penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian
dan menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.
6. Tim Penguji Penulisan Hukum yang terdiri dari Ibu Zeni Lutfiyah, S.Ag.,
M.Ag, Bapak Mohammad Adnan, S.H., M.Hum, serta Bapak Agus Rianto,
S.H., M.Hum, atas kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
7. Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
8. Teruntuk Ibu dan Bapak yang telah tulus ikhlas penuh pengorbanan,
membimbing, mendidik dan memberikan yang terbaik kepada penulis
tanpa mengharap pamrih. Sekarang saatnya saya memberikan yang terbaik
pula kepada Ibu dan Bapak atas apa yang dipersembahkan selama ini, tapi
saya sadar semuanya tidak akan mampu menggantikan dan menandingi
yang telah kau berikan kepada putramu ini. Semoga Allah mencurahkan
kasih sayang dan anugerah kepada Ibu dan Bapak. Amin.
9. Kepada saudara kandung, Siti Aminah dan Tri Rahmad Darmawan.
10. Bapak Drs. H. Muh. Saidun, M.Ag., selaku Ketua Kementrian Agama
Kabupaten Sragen yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan serta informasi-informasi yang penulis butuhkan dalam melakukan
penelitian untuk menyelesaikan penulisan hukum ini.
11. Bapak Ahmad Ulin Nur Hafsun, S.Th., selaku Gara Bimb. Zawa Kantor
Kementrian Agama Kabupaten Sragen yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan informasi-informasi yang penulis butuhkan dalam
melakukan penelitian untuk menyelesaikan penulisan hukum ini.
12. Mas Ari, Mas Agus, Mas Nirwan, Mba Dewi, Mba Nanik, selaku Pegawai
BAZ Kabupaten Sragen yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan data penelitian yang dibutuhkan penulis selama melakukan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
13. Ustadz-Ustadz Pesantren Mahasiswa (Pesma) Ar-Royyan: Ustadz Ahmad
Yani, Ustadz Abdul Hakim, Ustadz Imam, Ustadz Hatta, Ustadz
Fakhruddin, Ustadz Muhtarom yang telah memberikan ilmu-ilmu
agamanya kepada penulis sehingga penulis menjadi lebih tahu tentang
ilmu agama Islam.
14. Sahabat-sahabat santri Pesantren Mahasiswa (Pesma) Ar-Royyan : Mas
Tomi, Mas Pramuji, Mas Seno, Mas Ratman, Rian, Singgih, Faiz, Rizal
dan masih banyak lagi sahabat-sahabat santri yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu persatu.
15. Sahabat-sahabat Kos Salman: Tri, Hakim, Januar, Farit, Fauzan, Fauzi,
Amri, Ahmed, Ali, Ija, Afif, Bayu, Arif, Anas dan Habibi.
16. Sahabat-sahabat guru TPA Hidayatullah: Fendi, Joko, Rizki, Rizal, Agus,
Agung, Ukh Ulya, Ukh Ulfa.
17. Sahabat-sahabat di Bekasi : Indra, Daus, Anto, Sadam, Ajeng, Agung,
Desi
18. Kepada mas-mas yang pernah menjadi murobbi-murobbiku: Mas Anas,
Mas Kholid, Mas Ridwan, Ustadz Imam .
19. Sahabat-sahabat Hukum: Wiwid, Prastowo, Ari Itong, Luqman, Yayak,
Rorys, Zacky, Tejo, Bayu, Agung, Wendi, Yoga, Mas Rifin, Mas Yusuf,
Mas Reo, Mas Haryono, Bang Kholid, Mas Anas, Mas Rizki, Mas Jun,
Mas Yudo, Mas Bambang.
20. Akhwat 05: Mba Wiwiek, Mba Farin, MbaNunik.
21. Akhwat 06: Ukh Pipin, Ukh Arunda.
22. Akhwat 07: Ukh Ririn Gagarin, Ukh Aya.
23. Teman-teman seluruh angkatan 2006, semoga perjalanan masa
perkuliahan kita bisa berlanjut terus hingga tua.
24. Serta semua pihak yang telah membantu penyusunan penulisan hukum ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Dalam menyusun Penulisan Hukum ini, Penulis menyadari sepenuhnya
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam isi materi maupun
dalam penulisan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga apa yang penulis
susun dalam Penulisan Hukum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Surakarta, 20 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
ABSTRACK ................................................................................................ vi
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
E. Metode Penelitian............................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan Hukum ........................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 14
A. Kerangka Teori................................................................................ 14
1. Mengenai UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat 14
2. Mengenai Zakat ........................................................................... 17
a. Pengertian Zakat ....................................................................... 17
b. Hukum Berzakat....................................................................... 20
c. Macam-macam Zakat ............................................................... 23
d. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat ................................ 27
e. Hal Penting Dalam Berzakat .................................................... 30
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 33
1. Mekanisme Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan
dan Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen ................ 33
2. Hambatan-hambatan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Hal
Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat ..................................... 41
3. Upaya Yang dilakukan BAZ Kabupaten Sragen Dalam
Mengatasi Hambatan ................................................................. 42
B. Pembahasan .................................................................................... 43
1. Mekanisme Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan
dan Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen ................. 43
2. Hambatan-hambatan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Hal
Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat ..................................... 51
3. Upaya Yang dilakukan BAZ Kabupaten Sragen Dalam
Mengatasi Hambatan ................................................................. 53
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 56
A. Simpulan ......................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan ekonomi adalah hal krusial bagi kehidupan baik secara
individu, masyarakat, dan negara. Kesejahteraan dan ketenteraman hidup suatu
negara dapat dilihat dari gambaran ekonomi masyarakatnya. Permasalahan
ekonomi negara Indonesia adalah masalah kemiskinan dan pengangguran. Angka
kemiskinan tahun 2011 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar
30,02 juta orang atau 12,49 persen dari total penduduk Indonesia. Sedangkan
angka pengangguran tahun 2011 berdasarkan data BPS sebesar 8,12 juta orang
atau 6,8 persen dari total angkatan kerja (http://Suara Pembaruan.htm, 2011: 1).
Keadaan tersebut segera menyadarkan betapa mendesaknya sebuah
terobosan alternatif untuk memangkas mata rantai kemiskinan dan pengangguran.
Tidak bermaksud menafikan upaya pemrintah dalam meminimalisir angka
kemiskinan dan pengangguran, namun dalam konteks ini zakat perlu dilirik
sebagai sebuah solusi alternatif yang cukup efisien untuk mewujudkan cita-cita
kesejahteraan sosial.
Zakat, sebagai rukun Islam ketiga, merupakan instrumen utama dalam
ajaran Islam yang berfungsi sebagai distributor aliran kekayaan dari tangan
kelompok masyarakat mampu (the have) ke tangan kelompok masyarakat yang
tidak mampu (the have not). Zakat merupakan institusi resmi yang diarahkan
untuk menciptakan pemerataan dan keadilan bagi masyarakat, sehingga taraf
kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, zakat hadir dalam
Islam sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dan menjadi
penyambung antara si kaya dan si miskin (Asmuni Mth, 2006: 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Zakat adalah ibadah yang bermuatan dua dimensi sekaligus yaitu ibadah
kepada Allah dan hubungan kemanusiaan. Pada perkembangan pengamalan zakat
tidak hanya memenuhi kewajiban semata, tetapi mengarah kepada perkembangan
perekonomian Islam. Dalam konteks Indonesia, berbicara tentang ekonomi Islam,
akan mengarah kepada pelaksanaan zakat.
Mengoptimalkan pengamalan zakat diperlukan intervensi pemerintah,
terutama melalui pembuatan undang-undang yang mengatur secara tegas. Hal ini
disadari bahwa undang-undang memiliki daya paksa yang kuat. Sebagai
komperatif, keberhasilan pengumpulan dan pengelolaan pajak adalah sebagai
contoh kongkrit dari efektifitas undang-undang. Dalam konteks ini, tidak sedikit
ulama dan cendikiawan muslim Indonesia menginginkan zakat dikelola
sebagaimana halnya pajak.
Zakat sebagai bagian integral dari sistem hukum Islam, dimungkinkan
untuk diaplikasikan secara totalitas di Indonesia. Sebab bagaimanapun juga
eksistensi hukum Islam diakui sebagai bagian dari hukum nasional, sebab
mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim. Jumlahnya kurang lebih 87,21 % dari
keseluruhan rakyat Indonesia. Kondisi objektif ini menyebabkan setiap kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai aspek, tidak terkecuali aspek
ekonomi, akan langsung dirasakan dampaknya oleh umat Islam, sebagai penduduk
mayoritas di negeri ini. Pada tahun 1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
bersama Presiden RI menetapkan undang-undang yang mengatur tentang
mengelola zakat yaitu Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat yang disahkan oleh Presiden Habibie (Zulfahmi Bustami,
2007: 566-567).
Dengan disahkannya Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat, negara Indonesia telah memasuki tahap institusionalisasi
pengelolaan zakat dalam wilayah formal kenegaraan, meskipun masih sangat
terbatas. Lembaga-lembaga pengelola zakat mulai berkembang, termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pendirian lembaga zakat yang dikelola oleh pemerintah, yaitu BAZ (Badan Amil
Zakat) dan lembaga zakat yang dikelola masyarakat dengan manajemen yang
lebih baik dan modern.
Dalam Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat, organisasi pengelola zakat dibedakan menjadi dua, yaitu Badan Amil Zakat
yang dikelola oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang dikelola oleh
masyarakat. Kedua organisasi pengelola zakat tersebut pada dasarnya merupakan
pengganti peran otoritatif pemerintah dalam pengelolaan zakat.
Ditetapkannya Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat telah mendorong upaya pembentukan lembaga pengelola zakat
yang amanah, kuat dan dipercaya masyarakat. Tentu saja hal ini meningkatkan
pengelolaan zakat sehingga peran zakat menjadi lebih optimal.
(http://sejarahpengelolaanZISdiIndonesia«DAY'sBlog.htm, 2011: 1).
Berdasarkan pemaparan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk
mengetahuinya lebih lanjut dalam penulisan hukum yang berjudul
-UNDANG RI NOMOR 38 TAHUN 1999
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DALAM HAL PENGUMPULAN
DAN PEMANFAATAN ZAKAT (Studi di Badan Amil Zakat Kabupaten
Sragen)".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang dan mengacu dari judul
penelitian hukum, penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi obyek
dari penelitian ini dan merupakan dasar pertanyaan dari uraian latar belakang di
atas. Maka permasalahan penelitian hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen ?
2. Problematika apa yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI Nomor
38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen ?
3. Upaya apa yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen dalam
mengatasi problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan
zakat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian sebagai sesuatu yang memang diperlukan dalam sebuah
penelitian, karena dengan adanya tujuan penelitian berarti jawaban dari masalah
untuk mencari pemecahan isu hukum yang timbu
2006: 41). Dalam penelitian ini terdapat tujuan obyektif dan tujuan subyektif.
Antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan zakat dalam hal pengumpulan
dan pemanfaatan Zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen.
b. Untuk mengetahui problematika yang menghambat pelaksanaan Undang-
undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten
Sragen.
c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat
Kabupaten Sragen dalam mengatasi problematika pelaksanaan Undang-
undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah wawasan bagi penulis di bidang ilmu hukum, khususnya
bagian humas.
b. Untuk menambah pemahaman penulis mengenai implementasi Undang-
undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten
Sragen.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat akademis guna memperoleh gelar
sarjana strata satu dalam bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian
Dalam Penelitian hukum sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan.
Hal tersebut guna memberikan nilai dan daya guna dari akhir penulisan hukum
ini, serta di masa yang akan datang. Berkaitan dengan manfaat tersebut, maka
penulis berharap manfaat yang dapat dicapai dari penulisan hukum ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu hukum pada umumnya dan humas pada khususnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
acuan di bidang karya ilmiah serta bagi penelitian dan penulisan hukum
sejenis di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat
dimanfaatkan oleh pihak yang terkait, akademisi dan pihak yang
berkepentingan lainnya.
b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Sebagai sarana untuk mengembangkan penalaran dan pola pikir dinamis
bagi penulis guna mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama mengikuti
studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan unsur mutlak yang harus ada di dalam
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini guna mempermudah
pengembangan data kelancaran penyusunan penulisan hukum.
Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan
pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk satu
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya (Soerjono
Soekanto, 2005: 43). Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
entasi Undang-undang RI Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat
termasuk penelitian hukum empiris, penelitian yang mengkaji hukum dalam
realitas atau kenyataan di dalam masyarakat. Penulis mencari data dan
informasi secara langsung ke lapangan dari sumbernya yaitu pihak BAZ
Kabupaten Sragen.
2. Sifat Penelitian
Penelitian hukum ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan secara lengkap dan sistematis
keadaan obyek yang diteliti.
Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Maksudnya untuk mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat membantu dalam
memperkuat teori lama atau dalam rangka menyusun teori baru (Soerjono
Soekanto, 2005: 10).
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penulisan
hukum ini adalah dengan pendekatan penelitian secara kualitatif. Pendekatan
kualitatif yaitu pendekatan dengan mendasarkan pada data-data yang
dinyatakan responden secara lisan maupun tulisan, dan juga perilakunya yang
nyata, diteliti, dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto,
2005: 32).
4. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian hukum ini, penulis melakukan penelitian di BAZ
Kabupaten Sragen yang beralamat di Jalan Raya Sukowati Timur km 4
Ngrampal, Pilangsari, Sragen.
5. Jenis Data Penelitian
Pengertian data secara umum, yaitu semua informasi mengenai
variable atau obyek yang diteliti. Lazimnya di dalam penelitian, dibedakan
antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat (data primer/
primary data) dan dari buku pustaka (data sekunder/secondary data)
(Soerjono Soekanto, 2005: 12).
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan.
Penulis memperoleh data langsung dari sumbernya berupa hasil wawancara
(interview) dengan Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sragen,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Republik Indonesia (POLRI) serta dari satuan kerja lainnya dalam Institusi
Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Sragen dan beragama Islam.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka
yang menunjang dan mendukung data primer, berupa peraturan
perundang-undangan, jurnal hukum, buku-buku literatur, dokumen dan
data lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
6. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum ini berupa :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer dari Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
Sragen, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI),
dan Polisi Republik Indonesia (POLRI) serta dari satuan kerja lainnya
dalam Institusi Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Sragen dan
beragama Islam.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung atau sudah ada sebelumnya yang dapat memberikan keterangan
yang bersifat mendukung sumber data primer. Sumber data sekunder
berupa buku-buku, artikel-artikel, peraturan perundang-undangan,
makalah dan dokumen kepustakaan lainnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan, wawancara dan observasi.
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan jalan
membaca, mempelajari dan menganalisa jurnal hukum, buku-buku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
peraturan-peraturan, surat kabar dan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang sedang diteliti.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah keadaan dimana seseorang bertatap muka dan
pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancangnya
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah
penelitian kepada seorang responden. Wawancara yang dilakukan penulis
menggunakan metode wawancara yang bebas terpimpin yaitu tanya jawab
dalam pengumpulan data secara bebas dengan pengumpulan data berupa
catatan-catatan mengenai pokok-pokok yang ditanyakan sehingga masih
dimungkinkan variasi pertanyaan sesuai dengan kondisi saat wawancara
dilakukan.
Penulis mewawancarai bapak Drs. H. Muh. Saidun, M.Ag selaku Wakil
Ketua 1 Pengurus Badan Pelaksana BAZ Kabupaten Sragen dan bapak
Ahmad Ulin Nur Hafsun, S.Th.I selaku Wakil Sekretaris II Pengurus
Badan Pelaksana BAZ Kabupaten Sragen.
c. Observasi
Observasi digunakan untuk menggali data dari sember data yang berupa
peristiwa, tempat lokasi, benda dan gambar. Dalam hal ini peneliti
melakukan observasi dengan cara melihat langsung orang yang berhak
menerima zakat (mustahiq) diberikan dana zakat oleh pegawai BAZ
Kabupaten Sragen.
8. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengelola hasil
penelitian menjadi sebuah laporan, data yang diperoleh diproses dan
dimanfaatkan sedimikian rupa sampai didapat suatu kesimpulan yang
merupakan hasil akhir dari penelitian.
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data
dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy
J. Moeleong, 2011: 103).
Adapun teknik analisis data yang dipergunakan penulis dalam
penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dengan analisa model interaktif.
Teknik analisis data interaktif adalah data yang terkumpul dianalisis melalui
tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik
kesimpulan. Selain itu dilakukan pula, proses siklus antara tahap-tahap
tersebut, sehingga data yang terkumpul berhubungan satu dengan yang lainnya
secara sistematis (HB. Sutopo, 2000: 8).
Ketiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan dari data-data
yang ada sedimikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
b. Penyajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
c. Kesimpulan atau Verifikasi
Berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data tersebut,
penulis berusaha untuk menarik kesimpulan atau verifikasinya.
Adapun skema kerja analisis model interaktif sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 1 : Skema Model Analisis Interaktif
F. Sistematika Penulisan Hukum
Guna memberikan gambaran yang cukup rinci terhadap penulisan hukum
yang akan penulis laksanakan, maka perlu kiranya untuk mengetahui pembagian
sistematika penulisan hukum tersebut. Secara keseluruhan penulisan hukum ini
akan terbagi menjadi empat (4) bab yang masing-masing terdiri dari beberapa sub
bab sesuai dengan pembahasan dan substansi penelitiannya. Sistematika penulisan
hukum tersebut terbagi antara lain dengan pemaparan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menggambarkan tentang urgensi dan
alasan kenapa mengambil tema penulisan hukum yang bersangkutan,
bab ini memuat :
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan Hukum
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Pengumpulan Data
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Dalam kerangka teori penulis akan memperbanyak referensi teori-
teori yang berhubungan dengan judul dan penelitian hukum ini.
Sehingga sub bab ini memuat tentang :
1. Tinjauan tentang Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat.
2. Tinjauan tentang Zakat.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran berisi alur pemikiran yang akan menjadi dasar
pemecahan dan pencarian jawaban dari perumusan masalah
penelitian dalam bentuk skema atau bagan.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini memuat dan berisi hasil penelitian yang diperoleh dan
pembahasannya mengenai pengaturan tentang pengelolaan zakat dalam
peraturan perundang-undangan di Indonesia.
A. Mekanisme pengelolaan zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen.
B. Problematika yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat
Kabupaten Sragen.
C. Upaya yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen
dalam mengatasi problematika pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan hasil dari penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan terlebih dahulu, serta memberikan
saran terkait kekurangan-kekurangan yang ditemukan penulis selama
melakukan penelitian terkait dengan substansi penelitian dan
pembahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Mengenai Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat
Pengaturan tentang pengelolaan zakat diatur di dalam Undang-undang
RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Pengaturan tersebut
antara lain mengatur sebagai berikut :
a. Pasal 2 mengatur setiap WNI yang beragama Islam dan mampu atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
b. Pasal 3 mengatur pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan
pembinaan dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq dan amil zakat.
c. Pasal 4 mengatur pengeloaan zakat berasaskan iman dan takwa,
keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
d. Pasal 5 mengatur pengelolaan zakat yang bertujuan :
1) meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan aturan agama;
2) meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;
3) meningkatnya hsil guna dan daya guna zakat.
e. Pasal 6 mengatur :
1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh
pemerintah.
2) Pembentukan badan amil zakat :
a) nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
b) daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah
departemen agama propinsi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas
usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;
d) kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama
kecamatan.
3) Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang
bersifat koordinatif, konsultatif dan informatif.
4) Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan
pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.
5) Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur
pengawas dan unsur pelaksana.
f. Pasal 7 ayat 1 mengatur lembaga amil zakat dikukuhkan, dibina, dan
dilindungi oleh pemerintah.
g. Pasal 8 mengatur badan amil zakat sebagaimana dimaksud pada pasal 6
dan lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud pada pasal 7 mempunyai
tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
sesuai dengan ketentuan agama.
h. Pasal 9 mengatur badan amil zakat dan lembaga amil zakat, dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai
dengan tingkatannya.
i. Pasal 11 mengatur :
1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.
2) Pasal 11 ayat 2 mengatur harta yang dikenai zakat adalah :
a) emas, perak dan uang;
b) perdagangan dan perusahaan;
c) hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan;
d) hasil pertambangan;
e) hasil peternakan;
f) hasil pendapatan dan jasa;
g) tikaz.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
j. Pasal 12 ayat 1 mengatur pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil
zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar
pemberitahuan muzakki.
k. Pasal 12 ayat 2 mengatur bahwa badan amil zakat dapat bekerja sama
dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di
bank atas permintaan muzakki.
l. Pasal 13 mengatur badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat
seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan kafarat.
m. Pasal 14 mengatur :
1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban
zakatnya berdasarkan hukum agama.
2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban
zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat
meminta bantuan kepada badan amil zakat atau badan amil zakat
memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya.
3) Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga
amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib
pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
n. Pasal 15 mengatur lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh badan
amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri.
o. Pasal 16 mengatur :
1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai
dengan ketentuan agama.
2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas
kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang
produktif.
3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan
menteri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
p. Pasal 17 mengatur hasil penerimaan infaq, shadaqah, wasiat, waris dan
kafarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 didayagunakan terutama
untuk usaha yang produktif.
q. Pasal 18 mengatur :
1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas badan amil zakat dilakukan
oleh unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (5).
2) Pimpinan unsur pengawas dipilih langsung oleh anggota.
3) Unsur pengawas berkedudukan di semua tingkatan badan amil zakat.
4) Dalam melakukan pemeriksaan keuangan badan amil zakat, unsur
pengawas dapat meminta bantuan akuntan publik.
r. Pasal 19 mengatur Badan amil zakat memberikan laporan tahunan
pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Perwakilan Rayat Republik
Indonesia atau kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan
tingkatannya.
s. Pasal 20 mengatur masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan
badan amil zakat dan lembaga amil zakat.
2. Mengenai Zakat
a. Pengertian Zakat
Menurut Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika (Agus Thayib Afifi
dan Shabira Ika, 2010: 7-8), Zakat Berasal dari kata - dalam
bahasa arab. Kata z- memiliki beberapa makna, diantaranya -
(tumbuh), - (bertambah), - (bersih),
- (pujian), - (berkah) dan - (baik).
Semuanya dapat digunakan untuk memaknai kata zakat dan
turunnya yang ada dalam Al-
pengertian terminologis, zakat adalah jumlah tertentu dari harta yang Allah
-orang yang berhak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Rumusan ini melibatkan beberapa hal yang berkaitan dengan zakat.
Zakat berkaitan dengan jumlah harta yang sudah memenuhi persyaratan
untuk dikeluarkan zakatnya atau nisab, jenis harta yang dikenakan wajib
zakat, orang-orang yang berhak menerima zakat dan proporsi yang harus
dibayarkan sebagai zakat untuk setiap jenis harta.
Menurut Iqbal M. Ambara (Iqbal M. Ambara, 2009: 19), Zakat
secara etimologi merupakan bentuk isim masdar dari akar kata yang
bermakna an- (tumbuh), al-baraqah (barakah), at-thaharah (bersih),
as-sallah (kebaikan), safwatu asy- (jernihnya sesuatu) dan al-madu
(pujian).
Menurut M. Hasbi ash-shiddieqy (M. Hasbi ash-shiddieqy, 2009:
3), zakat menurut bahasa berati yang artinya kesuburan, thaharah
yang artinya kesucian, barakah yang artinya keberkatan dan berari juga
takziyah tathhir
untuk kedua arti ini. Pertama, dengan zakat diharapkan akan
Kedua, zakat merupakan suatu kenyataan
jiwa yang suci dari kikir dan dosa.
Menurut Gazi Inayah, unsur-unsur zakat adalah sebagai berikut
(Gazi Inayah, 2003: 3-6) :
1) Zakat adalah kewajiban yang bersifat material, seorang mukallaf
muslim membayarkannya baik secara tunai berupa uang maupun
berupa barang.
2) Zakat adalah kewajiban yang bersifat mengikat, artinya membayar
zakat bagi seorang muslim mukallaf adalah suatu keharusan.
3) Zakat adalah kewajiban pemerintah, pejabat-pejabat pemerintah Islam,
pejabat yang berwenang, para hakim atau para imam mewajibkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
zakat berdasarkan anggapan bahwa mereka melaksanakan kewajiban
ilahiyah ini sebagai kewajiban.
4) Zakat adalah kewajiban final, artinya orang Islam tidak boleh menolak,
tidak ada hak bagi orang Islam untuk menentang dan menuntutnya,
bahkan sekalipun pembayar dan pengelola zakat adalah orang yang
durhaka atau dzalim, tetapi boleh tidak membayar zakat ketika beban
gugur dan sebelumnya ia telah memberikan infak kepada salah seorang
yang berhak menerima zakat.
5) Zakat adalah kewajiban yang tidak ada imbalannya, tidak ada syarat
untuk memperoleh kemanfaatan atau fasilitas yang seimbang bagi
pembayar zakat, tidak ada hubungan antara kewajiban zakat dengan
imbalan yang seimbang setelah membayar zakat.
6) Zakat adalah kewajiban tuntutan politik untuk keuangan Islam.
Selain digunakan untuk nama bagian tertentu dari harta kekayaan,
dalam praktik penggunaannya, zakat juga berarti proses mengeluarkan
harta zakat. Seperti bila kita mendengar seseorang bertanya kepada kita,
sudah menyerahkan sejumlah harta kita kepada orang-orang yang berhak
menerimanya, sebagaimana diwajibkan oleh Allah Swt (Agus Thayib Afifi
dan Shabira Ika, 2010: 8).
Sesuai dengan pengertian terminologis, menurut bahasa yang
digunakan dalam dalam Al-
dengan istilah ash-shadaqah (sedekah). Kata sedekah yang menempati
makna yang sama dengan kata zakat muncul sebanyak 12 kali dalam Al-
- -
Taubah [9] ayat 60 dan 103 yang artinya:
-orang yang
fakir : 197).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(Departemen Agama RI, 2005: 204).
Satu kata lain yang juga digunakan dalam Al- an untuk
pengertian yang sama dengan zakat adalah kata al-haqq. Seperti yang
termuat dalam Al- -
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebi
Agama RI, 2005: 147).
b. Hukum Berzakat
Menurut Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika (Agus Thayib Afifi
dan Shabira Ika, 2010: 9-10), Zakat atau berzakat atau membayar zakat
merupakan salah satu dari lima sendi Islam atau rukun Islam. Zakat
sekaligus menjadi salah satu di antara kewajiban-kewajiban pokok dalam
Islam.
Dalam sejarah perkembangan hukum Islam, perintah berzakat
sudah diturunkan pada saat Rasulullah Saw. dan para sahabat ra. masih
berada di Mekah. Saat itu, perintah berzakat bersifat mutlak. Jenis harta
yang harus dibayarkan zakatnya juga belum ditentukan proporsinya.
Perintah berzakat secara lengkap diturunkan di Madinah pada bulan
Syawal tahun kedua pasca Hijrah. Perintah ini turun setelah diturunkannya
kewajiban puasa Ramadhan dan zakat fitrah, dengan perincian jenis harta
yang harus dizakati dan proporsi zakatnya. Kewajiban berzakat dalam
Islam ditunjukkan oleh Al- ijma katan) ulama.
Beberapa ayat Al-
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Al- -
laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama
orang- gama RI, 2005: 8).
Al- -
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan
yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan
(pahala) pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa
Al- -orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk-buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terp : 46). Al-Qur -
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
(Departemen Agama RI, 2005: 147).
Al- -zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
(Departemen Agama RI, 2005: 204). Al- -
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang
teguhlah kepada Allah. Dia-lah Pelindungmu; Dia sebaik-baik
pelindung dan sebaik-
2005: 342).
Al- -Nuur [24] ayat 56 yang artinya:
laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul
temen Agama RI,
2005: 358).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Al- -mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
(Departemen Agama RI, 2005: 599). Sedangkan dalil-dalil dari hadis Nabi Saw. yang menjadi dasar
penetapan kewajiban berzakat adalah sebagai berikut:
1) Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dalam HR
Bukhari dan Muslim, dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda, yang artinya:
Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa di
(Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 13).
2) dalam HR Bukhari dan Muslim,
b
mengajarkan Islam, beliau berpesan, yang artinya:
ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah rasul Allah. Jika mereka menaatinya, maka terangkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka untuk shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka mengikutinya juga, ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka untuk bersedakah dari harta mereka, diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka menaatimu untuk melakukannya, maka hati-hatilah engkau terhadap harta mereka dan waspadalah terhadap doa orang-orang yang teraniaya. Sebab, antara Allah dan orang-orang yang teraniaya itu tidak ada
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 13-14).
Penggalan riwayat Bukhari lainnya, masih dalam konteks yang
sama, memuat sabda Rasulullah Saw. dalam HR Bukhari Seperti berikut,
yang artinya :
(Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 14).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Bunyi riwayat Bukhari terakhir ini menjelaskan maksud dari
sebagai zakat.
3) Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dalam HR Bukhari dan Muslim,
bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullah Saw. Sedang berada di
tengah-tengah sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya
bertanya tentang Iman, Islam, dan Ihsan kepada beliau. Untuk
menjawab pertanyaan tentang Islam, beliau bersabda, yang artinya:
mempersekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat,
menunaikan zakat yang difardhukan, dan berpuasa di bulan
Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 14).
Ketiga hadis di atas menunjukkan membayar zakat hukumnya
wajib, sekaligus menempatkannya sebagai salah satu rukun Islam.
Kaum muslimin sepanjang masa meyakini bahwa berzakat
merupakan salah satu rukun Islam sekaligus salah satu dari kewajiban-
kewajiban yang ada dalam Islam. Para sahabat pada masa Abu Bakar ra.
bahkan sepakat untuk memerangi orang-orang yang tidak mau berzakat.
c. Macam-macam Zakat
Menurut Nur Barizah Abu Bakar, Conditions for zakah able asset
and income are specified and determined by Islamic Shariah. Zakah is
traditionally levied not only on money, but also on commercial goods or
merchandise, agricultural produce, livestock, minerals including gold,
silver and treasure trove. {Kondisi untuk pendapatan dan aset zakat dapat
ditentukan dan ditetapkan oleh Zakat secara tradisonal
dikenakan tidak hanya pada uang, tetapi juga pada barang-barang
komersial atau barang dagangan, hasil pertanian, ternak, mineral termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
didalamnya emas, perak dan harta karun} (Nur Barizah Abu Bakar,
2007:2).
Menurut Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, zakat dalam Islam
terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah yang wajib dibayarkan pada bulan
Ramadhan sampai sebelum shalat Id dan zakat mal yang bisa dibayar
kapan saja asalkan sudah terpenuhi segala ketentuannya (Agus Thayib
Afifi dan Shabira Ika, 2010: 65-66).
1) Zakat Fitrah
Zakat fitrah sesuai dengan namanya berguna untuk
membersihkan jiwa seorang Muslim. Setelah berpuasa satu bulan
penuh, Allah mewajibkan umat Islam untuk membayar zakat fitrah
sebagai penyempurna puasanya. Membersihkan jiwa dan kesalahan
yang diperbuat selama bulan Ramadhan.
Selain itu, zakat fitrah juga dimaksudkan untuk membantu
orang-orang yang kekurangan atau fakir miskin sehingga sama-sama
ikut merasakan kegembiraan pada hari raya Idul Fitri. Hari raya Idul
Fitri adalah hari kemenangan untuk seluruh umat Islam yang telah
menahan nafsunya dengan berpuasa selama satu bulan penuh. Dan hari
kemenangan sudah sewajarnya dirayakan dengan kegembiraan dan
kecerian. Tidak ada satu orang Muslim pun yang sedih menyambutnya
disebabkan oleh tidak adanya makanan untuk keluarganya karena
semua Muslim yang tidak mampu telah mendapatkan bantuan atau
haknya dari zakat fitrah.
(setara dengan 2,5 kg). Zakat fitrah harus dibayar dengan makanan
pokok atau sejumlah uang seharga makanan pokok tersebut. Ketentuan
waktu pembayaran zakat fitrah dan bahwa semua Muslim wajib
mengeluarkan zakat fitrah tanpa terkecuali, termasuk seorang budak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pun. Bahkan dalam hadis lain dipertegas lagi tentang kewajiban
seorang tuan untuk membayarkan zakat fitrah budak-budaknya (Agus
Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 67).
Menurut beberapa ulama, ada beberapa perbedaan pilihan
waktu dalam membayar zakat fitrah (Agus Thayib Afifi dan Shabira
Ika, 2010: 68) :
a) Sejak terbenamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan sampai
sebelum shalat Id. Hal ini berdasarkan pendapat Abu Tsauri,
Ahmad, Ishak, Abu Hanifah, Al-
hal ini, Abu Hanifah, Al-Laits, dan I
lebih tepatnya waktu untuk mengeluarkan zakat fitrah yaitu saat
terbit fajar di hari raya Idul Fitri.
b) Boleh mulai dari dua hari sebelum hari raya. Ini merupakan hasil
kesepakatan dari jumhur ulama.
c) Mulai dari awal Ramadhan sampai sebelum shalat Id. Hal ini
Orang yang berhak menerima zakat fitrah adalah sama dengan
mereka yang berhak menerima zakat yang disebutkan dalam Al-
an Surah At-Taubah ayat 60. Fakir miskin lebih berhak
didahulukan daripada yang lain.
Sementara itu, untuk syarat orang yang diwajibkan membayar
zakat fitrah, berikut keterangan lengkapnya setelah dijelaskan beberapa
sebelumnya (Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 69) :
a) Islam ini sudah pasti dan merupakan syarat mutlak. Allah hanya
mewajibkan zakat kepada Muslim saja.
b) Masih hidup atau terlahir sebelum shalat Id.
makanan pokok untuk dirinya dan keluarganya untuk malam hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
raya sampai siangnya. Sedangkan yang benar-benar tidak
mempunyai kecukupan harta untuk malam sampai siang hari raya
tidak wajib membayar zakat, justru akan mendapatkan zakat dari
orang lain.
2) Zakat Maal
Menurut Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, mal berasal dari
bahasa Arab yang artinya harta benda. Zakat mal adalah zakat
yang dikeluarkan atas harta benda yang kita miliki (Agus Thayib Afifi
dan Shabira Ika, 2010: 69). Allah memerintahkan kepada kita untuk
berbagi dengan orang yang membutuhkan, karena sesungguhnya di
dalam harta kita terdapat suatu bagian untuk orang lain yang
membutuhkan.
Allah berfirman dalam Al- -Dzariat [51] ayat
19 yang artinya:
hak untuk orang miskin yang
meminta, dan orang miskin yang tidak meminta (Departemen
Agama RI, 2005: 522).
Ketika seseorang yang memiliki kelebihan harta dan orang
tersebut tidak mengeluarkan zakatnya maka orang tersebut menyimpan
bagian orang lain dalam hartanya. Tentu saja hal ini menjadi salah satu
faktor yang dapat menghilangkan keberkahan atas harta yang
dimilikinya dan tidak tersucikannya harta.
Harta benda yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya jika telah
memenuhi nisabnya meliputi : hewan ternak, emas dan perak, hasil
pertanian, perniagaan / perdagangan, zakat profesi / pekerjaan, hasil
tambang ( ) dan barang temuan (rikaz).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat
Menurut Akhmad Akbar Susamto (Akhmad Akbar Susamto, 2003:
10), Zakah has a very important meaning in Islam and must be bestowed
by every Moslem. Government holds responsibility to motivate and
facilitate Moslems so that they can implement all their religious duties
including zakah (Zakat memiliki arti yang sangat penting dalam Islam dan
harus dikeluarkan oleh setiap muslim. Pemerintah memegang tanggung
jawab untuk memotifasi dan memfasilitasi muslim sehingga mereka dapat
melaksanakan semua tugas agama termasuk zakat).
Allah dengan sangat gamblang menjelaskan siapa-siapa saja orang-
orang yang berhak mendapatkan zakat (mustahiq
Surat At-
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
epartemen Agama RI, 2005: 197).
Berdasarkan ayat Al-Qur
sebagai berikut (Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika, 2010: 53-59) :
1) Fakir
Yaitu orang-orang yang tidak mempunyai harta dan usaha yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, meliputi
kebutuhan makan, pakaian, dan rumah. Jika pun memiliki usaha,
pendapatan dari usaha tersebut kurang dari setengah kebutuhannya
serta tidak ada orang lain yang memberinya nafkah.
2) Miskin
Adalah orang-orang yang mempunyai usaha dan memiliki penghasilan
dari usahanya tersebut yang dengan penghasilan itu dapat memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
setengah atau lebih dari kebutuhan hidupnya. Hanya setengah atau
lebih, tetapi tetap saja belum bisa mencukupi segala kebutuhannya
sendiri. Orang miskin memiliki penghasilan yang lebih besar dari
orang fakir, tapi belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri.
3) Amil
Yaitu panitia atau orang yang mengurusi segala sesuatu yang berkaitan
dengan pembayaran zakat meskipun mampu.
4) Muallaf
Yaitu orang Islam yang masih lemah imannya. Berdasarkan pendapat
muallaf memiliki empat pengertian, yaitu sebagai
berikut.
a) Tokoh masyarakat yang beragama Islam dan memiliki pengaruh
yang luas di daerah tempat tinggalnya, dan ada harapan jika dia
diberi zakat, orang lain diluat Islam akan tertarik untuk
mempelajari Islam dan pada akhirnya membuat mereka masuk
Islam.
b) Seseorang yang baru masuk Islam dan kondisi keimanannya masih
lemah.
c) Orang yang menolak kejahatan orang yang anti terhadap zakat.
d) Orang Islam yang memiliki pengaruh terhadap orang kafir. Ketika
kita memberi zakat kepada orang ini, kita dapat terhindar dari
perlakuan jahat orang-orang kafir yang berada di bawah
pengaruhnya.
5) Hamba sahaya yang boleh menebus dirinya oleh tuannya diberi zakat
untuk bisa menebus dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
6) Orang yang berutang
orang yang berutang karena mendamaikan antara dua orang yang
berselisih, orang yang berutang untuk kepentingan sendiri, serta orang
yang berutang karena dia menjamin utang yang dimiliki oleh orang
lain kemudian baik orang yang dijamin maupun dia yang tidak mampu
untuk membayar utang tersebut. Unruk kasus pertama, tetap berhak
diberi zakat meskipun aslinya orang yang berkecukupan atau bahkan
kaya, sedangkan untuk kasus yang kedua dan yang ketiga, hanya
berhak menerima zakat ketika benar-benar tidak bisa membayar
utangnya.
7) Fisabilillah
Maksudnya adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Orang-
orang yang berjuang di jalan Allah sedangkan dia tidak mendapatkan
gaji tertentu, orang-orang seperti ini berhak diberi zakat sebanyak
keperluannya dalam mengemban dakwah atau amanah. Dahulu, makna
fisabilillah hanya memiliki makna sempit yaitu pasukan yang
berperang di jalan Allah. Namun dalam perkembangannya dan
berdasarkan ketetapan para ulama dalam kaidah ilmu Ushul Fikh,
maknanya diperluas. Selama tidak ada dalil yang mempersempitnya,
fisabilillah diartikan sebagai semua kebaikan yang diridhai Allah dan
untuk kemaslahatan bersama umat, seperti membangun madrasah,
membuat jembatan, dan lain-lain.
8) Musafir
Yaitu seseorang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal
ketika berada dalam perjalanannya tersebut. Mereka berhak menerima
zakat sejumlah yang diperlukan oleh mereka untuk menyelesaikan
perjalanannya sampai tempat tujuan dengan syarat perjalanan tersebut
bukan perjalanan untuk maksiat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
e. Hal Penting Dalam Berzakat
Menurut Agus Thayib Afifi dan Shabira Ika (Agus Thayib Afifi
dan Shabira Ika, 2010: 61-63), jika syarat wajib kita dan harta sudah
terpenuhi, maka segerakanlah membayar zakat. Dalam hal membayar
zakat ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh setiap muzaki.
1) Sucikan niat sebelum menunaikan zakat (juga infak/sedekah). Pastikan
bahwa amal perbuatan kita ditujukan hanya dan semata-mata untuk
Allah Swt. Bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia dan
dipandang sebagai dermawan.
2) Telitilah sasaran zakat, apakah dia benar-benar termasuk golongan
yang berhak menerima uang zakat atau bukan. Sebab zakat hanya
diberikan kepada mustahiq. Berbeda halnya dengan infak yang boleh
diberikan kepada siapa saja.
3) Utamakanlah orang-orang yang dekat jika memberi zakat langsung
kepada mustahiq dan tidak melalui lembaga amil. Tetapi perlu diingat
bahwa yang dimaksud dengan orang-orang dekat disini, tidak termasuk
istri, anak-anak, atau orang tua. Sebab, ketiga kelompok ini memang
berhak atas nafkah seseorang.
4) Ketika memberikan zakat, ucapkan kata-kata yang baik dan santun
kepada penerima. Janganlah kita membatalkan pahala atas perbuatan
atau amal kita dengan perkataan yang tidak patut atau menyakitkan
penerima.
5) Tunaikanlah zakat ketika saatnya tiba. Menunda-nunda pembayaran
zakat tidak dikehendaki oleh Islam. Dalam hal ini, zakat mendidik
manusia untuk disiplin dan tepat waktu.
Pada prinsipnya, Islam membenarkan apabila seseorang ingin
memberikan sendiri zakatnya kepada para mustahiq. Asalkan kriteria
mustahiq sesuai dengan Al- ntunan Nabi Muhammad Saw.,
akan lebih utama jika zakat itu disalurkan lewat lembaga zakat yang
amanah, bertanggung jawab, dan terpercaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berdasarkan acuan teoritik diatas maka dapat diperjelas
dengan alur berpikir yang akan mendukung serta mempermudah dalam
melakukan penyusunan penelitian hukum ini, berdasarkan sebab tersebut maka
penulis dapat merumuskan alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Implementasi Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat
Studi di BAZ Kabupaten Sragen
Mekanisme Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan dan
Pemanfaatan Zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen
Problematika yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Dalam Hal
Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat
Upaya yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sragen dalam
mengatasi problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan
dan Pemanfaatan Zakat.
Pengumpulan Zakat Pemanfaatan Zakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Keterangan:
Pengelolaan zakat merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan
zakat. Pengelolaan zakat diatur di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia
yaitu Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolan Zakat.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pertama, Implementasi
Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
Sragen. Implementasi Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dalam penelitian ini adalah tentang pengumpulan zakat yang
diatur di dalam pasal 11, 12, 13, 14, 15 Undang-undang RI Nomor 38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat dan pemanfaatan zakat yang diatur di dalam pasal
16, 17 Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Kedua, Problematika apa yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sragen. Ketiga, upaya
apa yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen dalam mengatasi
problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat .
Penelitian tersebut dilakukan di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
Sragen. Penulis melakukan kajian di BAZ Kabupaten Sragen karena BAZ adalah
organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan, mendayagunakan dan mengembangkan zakat,
infak, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat sesuai dengan ketentuan agama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Mekanisme Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan dan Pemanfaatan
Zakat di Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen
Dalam Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat terhadap penelitian ini adalah tentang pengumpulan zakat
yang diatur di dalam pasal 11, 12, 13, 14, 15 Undang-undang RI Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan pemanfaatan zakat yang diatur di
dalam pasal 16, 17 Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat.
a. Prosedur Pengumpulan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen
Pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZ dengan cara menerima
atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. BAZ
dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki
yang berada di bank atas permintaan muzakki. BAZ wajib menyalurkan
zakat yang telah dikumpulkan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan Hukum Islam. Penyaluran zakat kepada mustahiq harus
bersifat hibah (bantuan) dan harus memperhatikan skala prioritas
kebutuhan mustahiq di wilayahnya masing-masing. Penyaluran dana zakat
dapat bersifat bantuan sesaat yaitu membantu mustahiq dalam
menyelesaikan atau mengurangi masalah yang sangat mendesak atau
darurat. Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan pemberdayaan, yaitu
membantu mustahiq untuk meningkatkan kesejahteraannya, baik secara
perorangan maupun kelompok melalui program atau kegiatan yang
berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam penghitungan harta dan kewajiban zakatnya, muzakki
melakukan penghitungan sendiri berdasarkan hukum agama. Dalam hal
tidak dapat menghitung harta dan kewajiban zakatnya, maka muzakki
dapat meminta bantuan kepada BAZ untuk menghitung harta dan
kewajiban zakatnya.
Pengumpulan zakat di BAZ Kabupaten Sragen dilakukan oleh
badan pelaksana di divisi pengumpulan. Divisi pengumpulan inilah yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program-program agenda kerja
yang ada kaitannya dengan pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqoh
(ZIS). Di Kabupaten Sragen pertama kali yang dilihat dalam pengumpulan
zakat adalah sasarannya. Sasaran pengumpulan zakat itu dari masyarakat
umum dan jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari jajaran PNS, prosedur
pengumpulan zakat adalah PNS diberi formulir pernyataan persedian.
Formulir pernyataan persedian itu adanya ada di tiap satuan kerja yang
menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Jadi BAZ Kabupaten Sragen
membentuk UPZ yang ada di tiap satuan kerja. Dimana satuan kerja
tersebar di Kabupaten Sragen. Satuan kerja tidak hanya ada di Instansi
Pemerintah tetapi juga tersebar di sekolah-sekolah, kecamatan, puskesmas.
Se-Kabupaten Sragen jumlah UPZ ada 148.
PNS yang bekerja di Instansi Pemerintah, oleh UPZ diberikan surat
pernyataan kesediaan membayar zakat, apakah mereka akan membayar
zakat melalui gaji yang mereka terima sebesar 2,5% atau infaq. Kalau
mengeluarkan zakat tinggal dikalikan 2,5% dari gaji pokok. Kalau
mengeluarkan infaq terserah PNS nya, apakah itu sebesar tiga ribu, lima
ribu, sepuluh ribu atau dua puluh ribu. Bendahara di tiap UPZ setiap bulan
setor ke rekening yang ada di Bank Jateng. Rekening BAZ Kabupaten
Sragen di Bank Jateng sudah terbagi. Ada rekening zakat, ada juga
rekening infaq. Apabila itu berupa zakat, maka bendahara di tiap UPZ
tinggal menyetor ke rekening zakat di Bank Jateng. Apabila itu berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
infaq, maka bendahara di tiap UPZ tinggal menyetor ke rekening infaq di
Bank Jateng.
Pengumpulan zakat dari masyarakat yang terdaftar sebagai
muzakki tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan karena ada pemilahan
wilayah pengumpulan zakat. Di Kabupaten Sragen ada BAZ Kabupaten
dan BAZ Kecamatan. BAZ Kabupaten mengumpulkan zakat dari jajaran
PNS, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), dan Perusahaan-Perusahaan besar. Sedangkan BAZ Kecamatan
mengumpulkan zakat dari Perusahaan-Perusahaan kecil, Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan masyarakat secara umum. Masyarakat secara
umum lebih diarahkan untuk membayar zakat di BAZ Kecamatan karena
sudah diatur di dalam Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupaten Sragen (Wawancara dengan
Wakil Sekretaris II BAZ Kabupaten Sragen tanggal 06 Oktober 2011).
Tabel I.
Hasil Pengumpulan Zakat dan Infaq Periode April 2010 Sampai dengan
Maret 2011
No Bulan Zakat Infaq Jumlah
1. April 2010 102.625.966 48.462.108 151.088.074
2. Mei 2010 105.420.491 43.032.371 148.452.862
3. Juni 2010 103.141.621 43.595.186 146.736.807
4. Juli 2010 108.191.039 48.471.936 156.662.975
5. Agustus 2010 101.242.080 45.103.611 146.345.691
6. September 2010 99.283.421 74.603.936 173.887.357
7. Oktober 2010 95.324.333 45.576.886 140.901.219
8. November 2010 95.098.618 44.612.016 139.710.634
9. Desember 2010 97.447.277 44.410.329 141.857.606
10. Januari 2011 104.355.507 46.271.648 150.627.155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
11. Februari 2011 93.805.395 41.489.598 135.294.993
12. Maret 2011 110.647.733 38.988.648 149.636.381
Jumlah 1.216.583.481 564.618.273 1.781.201.754
b. Prosedur Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen
Prosedur pemanfaatan zakat di BAZ Kabupaten Sragen dilakukan
oleh badan pelaksana di divisi pendistribusian, pendayagunaan dan
pengembangan. Divisi pendistribusian melaksanakan program-program
yang sifatnya konsumtif, seperti santunan terhadap orang miskin dan
bantuan terhadap masyarakat Kabupaten Sragen yang terkena musibah.
Divisi pendayagunaan melaksanakan program-program yang sifatnya
produktif, seperti pelatihan kewirausahaan dengan tujuan untuk
melahirkan pengusaha-pengusaha baru dari kalangan mustahiq agar
kedepannya menjadi muzakki. Divisi pengembangan melaksanakan
program-program yang sifatnya pengembangan masalah-masalah sosial
dan keagamaan dalam rangka pengembangan zakat, seperti mengadakan
kajian-kajian keagamaan dan mengkoordinasikan Koperasi Jasa Keuangan
BAZ).
Alur-alur pemanfaatan zakat direncanakan dalam rapat kerja yang
diselenggarakan oleh Badan Pelaksana setiap setahun sekali untuk
menyusun program-program kerja selama setahun. Hasil dari rapat kerja
dibawa ke rapat lengkap. Di dalam rapat lengkap dihadiri oleh Badan
Pelaksana, Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan UPZ. Kemudian
apabila rancangan program kerja sudah disepakati bersama dalam rapat
lengkap maka rancangan program kerja ditandatangani oleh Badan
Pelaksana, Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas untuk disahkan
sebagai program kerja (Wawancara dengan Wakil Sekretaris II BAZ
Kabupaten Sragen tanggal 06 Oktober 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Beberapa program pemanfaatan zakat yang diselenggarakan BAZ
Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :
1) Kelompok asnaf fakir, miskin, gharimin dan riqab
a) Program Pendidikan :
(1) Bantuan biaya pendidikan Siswa SMA / MA/ SMK.
(2) Bantuan biaya pendidikan mahasiswa perguruan tinggi.
(3) Santunan santri ponpes atau panti asuhan.
(4) Pendidikan Pelatihan dan Ketrampilan bagi Pemuda / Remaja
Muslim putus sekolah.
b) Program Pemberdayaan Ekonomi Fakir Miskin :
(2) Gerobak HIK dan modal usaha awal.
c) Program Santunan Kemanusiaan :
(1) Santunan Lansia / Jompo.
(2) Santunan keluarga miskin.
(3) Santunan penjaga masjid miskin.
(4) Perbaikan rumah tidak layak huni.
(5) Bantuan pengobatan keluarga miskin.
(6) Tanggap bencana.
(7) Santunan gharimin PNS.
2) Kelompok asnaf Sabilillah
a) Program ekonomi produktif melalui organisasi kepemudaan.
b) Insentif ustadz TPQ.
c) Insentif Kyai / Pengasuh / Ustadz Pondok Pesantren / Panti Asuhan
Islam.
d) Insentif Guru Agama Islam Tidak Tetap pada TK, SD, SMP, SMA
dan SMK.
f) Diklat Ustadz TPQ.
g) Diklat pembinaan mental rohani Islam bagi murid SMA / MA /
SMK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
h) Diklat dan penyuluhan BAZ bagi kepala KUA, UPZ dan Penyuluh
Agama.
i) Seminar motivasi kewirausahaan bagi penerima modal usaha.
j) Bina tempat ibadah (sertifikasi tanah wakaf).
k) Bantuan ormas Islam.
l) Bantuan kegiatan TPQ Kabupaten Sragen.
3) Kelompok Ibnu Sabil dan Muallaf
a) Penyaluran untuk Musafir kehabisan bekal.
b) n Agama /
Pemberdayaaan Ekonomi).
Tabel II.
Pemanfaatan Zakat Di BAZ Kabupaten Sragen Periode April 2010
Sampai dengan Mei 2011
No. Uraian Jumlah Keterangan
Ashnaf Fakir, Miskin, Riqab dan Gharim
1. Beasiswa SMA/MA Muslim miskin (untuk 250 siswa, per@ Rp 300.000)
75.000.000 6 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
2. Beasiswa SMP/MTS Muslim miskin (untuk 240 siswa, per @Rp 150.000)
36.000.000 6 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
3. Sertifikasi uji Kompetensi Siswa Miskin (untuk 200 siswa, per @Rp 250.000)
50.000.000 6 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
4. Diklat Tram Remaja CC (Carier Centre) (untuk 200 orang per @ Rp 250.000)
50.000.000 6 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
5. Modal usaha Dhu'afa muslim (untuk 200 orang, per @ Rp 250.000)
50.000.000 9 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
6. Santunan Lansia Jompo Muslim (untuk 1.000 orang, per@Rp 30.000)
30.000.000 4 September 2010 di Kantor BAZ
7. Keluarga Fakir miskin (untuk 2.500 orang, per@
125.000.000 4 September 2010 di Ruang Krida
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Rp 50.000) Manggala
8. Santri KK Miskin Ponpes Panti (untuk 300 anak, per@ Rp 50.000)
15.000.000 6 April 2010 Ruang Sukowati Kab. Sragen
9. Penjaga Masjid KK Miskin (untuk 100 orang, per@ Rp 100.000)
10.000.000 6 April 2010 Ruang Sukowati Kab. Sragen
10. Bedah rumah KK Miskin Muslim (untuk 60 rumah per@ Rp 2.500.000)
150.000.000 4 September 2010 di Kantor BAZ
11. Biaya Pengobatan KK Miskin (untuk 100 orang, per@ Rp 350.000)
35.000.000 4 September di Pendopo Rumah Dinas Bupati
12. Ghorimin PNS (Gol I,II) (untuk 45 orang per @Rp 400.000)
18.000.000 9 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
13. Air Bersih pada bencana kekeringan
10.000.000 Dialihkan program Santunan RTLH kerjasama dengan Dinsos pada tanggal 30 mei 2011. Pentasharufan melalui TMMD.
Ashnaf Fisabilillah
1. Insentif Ustdaz TPQ/TPA (untuk 200 orang per@ Rp 300.000)
60.000.000
6 Nopember 2010 di Pendopo Rumah Dinas Bupati
2. Insentif Kyai Ponpes (untuk 250 orang, per@ Rp 300.000)
75.000.000 31 Desember 2010 di Masjid BAZIS
3. Diklat dan Insentif Da'i Mubaligh dan Khatib
30.000.000 9 April 2011 Ruang Sukowati Kab. Sragen
4. Diklat Dan Insentif Ustadz TPQ Madin 21.350.000
23 Desember 2010 di Ruang Sukowati Kab. Sragen
5.
Ormas Islam (NU,MUH,MTA,LDII,MUI) (untuk 5 ormas, per@ Rp. 2.000.000)
10.000.000
6 September 2010 di Pendopo Rumah Dinas Bupati
6. Diklat Bintal Rohis Guru TK 17.500.000 12 Mei 2011 di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Muslim Aula Sukowati, diikuti 250 orang terdiri dari IGRA 50 orang, GOP TKI 50 orang, Badko TPQ 75 orang, Himpaudi 75 orang
7. Program Ekonomi produktif 100.000.000 Diserahkan kepada kelompok usaha secara bergulir. 12 Mei 2011 di Aula KanKemenag
Ashnaf Ibnu Sabil, Muallaf
1. Musafir Kehabisan Bekal 9.000.000
Sampai dengan saat ini, ibnu sabil penerima zakat sejumlah 102 orang denngan total dana yang keluar Rp 6.875.000. Masih ada saldo Rp 2.125.000
Ashnaf Amil 1. Operasional BAZ 44.487.000
2. Insentif UPZ Satker 26.763.000
7 September 2010 di Ruang Krida Manggala Kab. Sragen
3. BAZ Kecamatan 20.000.000
7 September 2010 di Ruang Krida Manggala Kab. Sragen
4. BAZ Kabupaten 40.000.000
7 September 2010 di Ruang Krida Manggala Kab. Sragen
5. Peningkatan SDM 10.000.000 7 September 2010 SIMZAKI dan Raker BAZ
JUMLAH 1.118.100.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Hambatan-Hambatan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Hal Pengumpulan Dan
Pemanfaatan Zakat
a. Pemahaman masyarakat yang masih belum optimal tentang wajibnya
zakat dan menghitung zakat
Masyarakat disini termasuk dari jajaran Pegawai Negeri Sipil
(PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polisi Republik Indonesia
(POLRI) serta dari satuan kerja lainnya dalam Institusi Pemerintah yang
berada di wilayah Kabupaten Sragen dan beragama Islam. Sebagian besar
masyarakat sragen masih belum paham tentang wajibnya zakat dan cara
menghitung zakat.
b. Rendahnya kesadaran berzakat bagi sebagian masyarakat
Rata-rata sebagian besar orang meyakini bahwa harta zakat adalah
menyisihkan atau mengambil hartanya yang kemudian diberikan kepada
orang yang berhak menerima zakat. Padahal, sesungguhnya harta zakat
adalah mengembalikan harta orang-orang yang berhak menerima zakat
(mustahiq) yang dititipkan Allah Swt kepada orang-orang yang mampu /
kaya.
c. Sumber Daya Manusia di BAZ Kabupaten Sragen
Sumber daya manusia yang ada aslinya sudah mempunyai tugas,
pokok dan fungsi masing-masing di lembaga-lembaga dimana mereka
bekerja, sehingga waktu yang dimiliki sangat sedikit dalam mengelola
zakat. Kemudian, belum semua Pengurus BAZ Kabupaten Sragen
dengan Wakil Ketua I BAZ Kabupaten Sragen tanggal 06 Oktober 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Upaya Yang Dilakukan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Mengatasi Hambatan
a. Dibuat peraturan daerah
Dengan dibuatnya peraturan daerah tentang wajibnya menunaikan
zakat bisa mengikat masyarakat Sragen. Akan tetapi, dalam aplikasinya
belum tentu bisa memaksa masyarakat Sragen untuk membayar zakat.
Akan tetapi, yang paling penting adalah bagaimana memberikan
penyadaran dan pemahaman kepada masyarakat Sragen tentang penting
dan wajibnya zakat.
b. Sosialisasi terhadap masyarakat
BAZ Kabupaten Sragen telah melakukan sosialisasi pengelolaan
zakat terhadap masyarakat Sragen dengan cara membentuk Unit
Pengumpul Zakat (UPZ), Buletin, Facebook, Website dan Jaringan Radio
serta Baliho.
c. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pengurus BAZ dengan
program-program yang menyentuh kepentingan umat, sehingga umat tahu
persis zakatnya bermanfaat
Selama ini pengelolaan zakat hanya bersifat normatif, jarang
dipikir bagaimana zakat itu bisa merubah orang yang berhak menerima
zakat (mustahiq) menjadi orang yang wajib menunaikan zakat (muzakki).
Akan tetapi, BAZ Kabupaten Sragen sudah melakukan upaya agar zakat
itu dapat merubah mustahiq menjadi muzakki dengan cara memberikan
modal usaha dan memberikan pelatihan untuk usaha kecil seperi gerobak
(Wawancara dengan Wakil Ketua I BAZ Kabupaten Sragen tanggal 06
Oktober 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. Pembahasan
1. Mekanisme Pengelolaan Zakat Dalam Hal Pengumpulan dan Pemanfaatan
Zakat di BAZ Kabupaten Sragen
Dalam pembahasan ini, penulis akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai mekanisme pengelolaan zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di BAZ Kabupaten Sragen.
a. Prosedur Pengumpulan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen
Pengumpulan zakat merupakan salah satu kegiatan yang
dilaksanakan secara rutin yang harus dilaksanakan oleh BAZ Kabupaten
Sragen. Kegiatan mengumpulkan zakat di BAZ Kabupaten Sragen dapat
dikatakan sebagai perantara saja dari dana yang dikumpulkan yang
diperoleh dari orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki) yang
diberikan kepada orang atau golongan yang berhak menerima zakat
(mustahiq).
Dengan kata lain, BAZ Kabupaten Sragen yang dibentuk oleh
Bupati Sragen atas usul Ketua Kementrian Agama Kabupaten Sragen
hanyalah sebagai mediator atau perantara saja dari fungsinya yang
mengumpulkan/menerima zakat yang kemudian memanfaatkan/
mendistribusikan zakat. Oleh karena itu dalam hal mengumpulkan zakat
haruslah memenuhi prosedur yang ditentukan. Dalam pasal 11 ayat (1)
Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
menyebutkan bahwa zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah. Dalam
pasal 12 ayat (1) dan (2) Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat menyebutkan pengumpulan zakat dilakukan
oleh BAZ dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar
pemberitahuan muzakki dan BAZ dapat bekerja sama dengan bank dalam
pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank atas permintaan
muzakki. Pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
ini belum terealisasi. Kerja sama BAZ dengan bank selama ini hanya
berfungsi sebagai menyimpan dana zakat hasil dari pengumpulan zakat.
Dalam pasal 13 Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat menyebutkan bahwa BAZ dapat menerima harta selain
zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan kafarat. Akan tetapi,
sampai saat ini yang baru bisa dikumpulkan oleh BAZ Kabupaten Sragen
adalah zakat profesi (pekerjaan) dan infaq dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Instansi / Lembaga Pemerintah. Pengumpulan zakat oleh BAZ
Kabupaten Sragen belum menyentuh masyarakat umum Kabupaten Sragen
yang beragama Islam dan mampu. Padahal di dalam pasal 2 Peraturan
Bupati Sragen Nomor 25 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Zakat
Kabupaten Sragen menyebutkan bahwa setiap warga Sragen yang
beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
berkewajiban menunaikan zakat.
Prosedur pengumpulan zakat oleh BAZ Kabupaten Sragen adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan pendataan pada muzakki di Instansi Pemerintah
Aktifitas pendataan terhadap muzakki dilakukan sebagai salah
satu langkah awal sebelum melakukan pengumpulan zakat. Pendataan
dilakukan dan digunakan sebagai data seberapa banyak muzakki yang
ada di Instansi Pemerintah. Pendataan dilakukan oleh Pengurus Badan
Pelaksana BAZ Kabupaten Sragen.
2) Adanya pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Instansi
Pemerintah
Aktifitas selanjutnya setelah melakukan pendataan muzakki di
setiap Instansi Pemerintah adalah membentuk Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) pada Instansi Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD yang
berkedudukan di ibukota Kabupaten Sragen. BAZ Kabupaten Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
membentuk UPZ dengan tujuan untuk mengumpulkan zakat dan infaq
secara langsung maupun melalui rekening bank. Pengumpulan zakat
tersebut ada yang dikumpulkan oleh UPZ ataupun langsung ke Bank
Jateng Cabang Sragen dengan nomor rekening 1-00-00330-4 atas
nama BAZ Kabupaten Sragen. Dalam pelaksanaan pengumpulan zakat
tidak ada paksaan terhadap muzakki. Muzakki mengisi sendiri formulir
pernyataan persedian membayar zakat, apakah muzakki akan
membayar zakat melalui gaji yang diterima sebesar 2,5% atau infaq.
Muzakki juga boleh melakukan penghitungan sendiri harta dan
kewajiban zakatnya berdasarkan hukum Islam. Pembentukan UPZ
yang ada di Instansi Pemerintah diserahkan pada masing-masing
Instansi Pemerintah tersebut untuk melakukan pengumpulan zakat.
Dalam hal muzakki tidak bisa menghitung harta dan kewajiban
zakatnya, maka muzakki dapat meminta bantuan ke Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen.
3) UPZ mengumpulkan zakat dan infaq
UPZ dalam mengumpulkan zakat dan infaq, hingga penulis
selesai melakukan penelitian di BAZ Kabupaten Sragen menerima
zakat dan infaq dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi / Lembaga
Pemerintah, Perusahaa-Perusahaan Swasta, SMPN, SMAN dan
beberapa orang dari masyarakat. Hal ini dibuktikan berdasarkan
buletin BAZ Kabupaten Sragen yang diterbitkan pada bulan Agustus
2011.
4) Zakat yang terkumpul oleh UPZ kemudian diserahkan pada BAZ
Kabupaten Sragen
Pengumpulan zakat dan infaq oleh UPZ dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di Instansi / Lembaga Pemerintah, Perusahaa-Perusahaan
Swasta, SMPN, SMAN dan beberapa orang dari masyarakat kemudian
diserahkan kepada BAZ Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Prosedur Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen
Dalam pemanfaatan zakat yang diperoleh dari UPZ maupun
masyarakat yang terkumpul di BAZ Kabupaten Sragen melalui prosedur
sebagai berikut :
1) Mengadakan pendataan dan penetapan para mustahiq dari dana zakat
di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sragen. Pendataan
dilakukan oleh BAZ kecamatan bekerjasama dengan kantor kecamatan
di daerah masing-masing.
2) BAZ di tiap kecamatan yang nantinya akan menentukan dan
menetapkan prioritas mustahiq yang memperoleh dana zakat dan infaq.
3) Pemanfaatan zakat dilangsungkan berdasarkan program kerja BAZ
Kabupaten Sragen.
4) Mustahiq memperoleh zakat dan infaq berdasarkan hasil dari rapat
Badan Pelaksana.
Pemanfaatan zakat oleh BAZ Kabupaten Sragen sudah sesuai
dengan pasal 16 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat yang menyatakan bahwa hasil pengumpulan
zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.
Allah dengan sangat gamblang menjelaskan siapa-siapa saja orang-orang
yang berhak mendapatkan zakat (mustahiq -
untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
(Departemen Agama RI, 2005: 197).
Pemanfaatan zakat dapat dilakukan secara langsung kepada
mustahiq atau dengan diarahkan / dibimbing untuk menjadi modal usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
produktif. Pemanfaatan zakat yang diberikan langsung kepada mustahiq,
harus dilakukan sesuai dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahiq termasuk ke dalam
delapan asnaf.
2) Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.
3) Mendahulukan mustahiq dalam wilayahnya masing-masing.
Pemanfaatan zakat untuk usaha yang produktif dilakukan
berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
1) Apabila pemanfaatan zakat yang diberikan langsung kepada mustahiq
sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.
2) Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.
3) Mendapatkan persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.
Pemanfaatan zakat untuk usaha produktif ditetapkan sebagai
berikut :
1) Melakukan studi kelayakan.
2) Menetapkan jenis usaha produktif.
3) Melakukan bimbingan dan penyuluhan.
4) Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan.
5) Mengadakan evaluasi dan membuat pelaporan.
Pemanfaatan zakat periode April 2010 sampai dengan Mei 2011
diberikan berdasarkan golongan (ashnaf). Pertama, ashnaf fakir, miskin,
riqab dan gharim yang berbentuk :
1) Beasiswa SMA / MA Muslim miskin untuk 250 siswa per @ Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah) yang diserahkan di ruang Sukowati pada
tanggal 6 April 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Beasiswa SMP / MTS Muslim miskin untuk 240 siswa per @ Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp.
36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) yang diserahkan di ruang
Sukowati pada tanggal 6 April 2011.
3) Sertifikasi uji Kompetensi Siswa Miskin untuk 200 siswa per @ Rp.
250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang diserahkan di ruang
Sukowati pada tanggal 6 April 2011.
4) Diklat Tram Remaja CC (Carier Centre) untuk 200 orang per @ Rp
250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang diserahkan di ruang
Sukowati pada tanggal 6 April 2011.
5) Modal usaha Dhu'afa muslim untuk 200 orang per @ Rp 250.000,-
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) yang diserahkan di ruang Sukowati pada tanggal 9
April 2011.
6) Santunan Lansia Jompo Muslim untuk 1.000 orang per @ Rp. 30.000,-
(tiga puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh
juta rupiah) yang diserahkan di Kantor BAZ pada tanggal 4 September
2010.
7) Keluarga Fakir miskin untuk 2.500 orang per @ Rp. 50.000,- (lima
puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 125.000.000,- (seratus dua
puluh lima juta rupiah) yang diserahkan di Ruang Krida Manggala
pada tanggal 4 September 2010.
8) Santri KK Miskin Ponpes Panti untuk 300 anak per @ Rp. 50.000,-
(lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp.15.000.000,- (lima belas
juta rupiah) yang diserahkan di Ruang Sukowati pada tanggal 6 April
2010.
9) Penjaga Masjid KK Miskin untuk 100 orang per @ Rp. 100.000,-
(seratus ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) yang diserahkan di ruang Sukowati pada tanggal 6 April 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
10) Bedah rumah KK Miskin Muslim untuk 60 rumah per @ Rp.
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) yang berjumlah Rp.
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) yang diserahkan di
Kantor BAZ pada tanggal 4 September 2010.
11) Biaya Pengobatan KK Miskin untuk 100 orang per @ Rp. 350.000,-
(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 35.000.000,-
(tiga puluh lima juta rupiah) yang diserahkan di Pendopo Rumah Dinas
Bupati pada tanggal 4 September 2010.
12) Ghorimin PNS Gol I & II untuk 45 orang per @ Rp. 400.000,- (empat
ratus ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta
rupiah) yang diberikan di ruang Sukowati pada tanggal 9 April 2011.
13) program Santunan RTLH yang berjumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah) yang diberikan melalui TMMD pada tanggal 30 mei 2011.
Kedua, ashnaf fisabilillah yang berbentuk :
1) Insentif Ustdaz TPQ / TPA untuk 200 orang per @ Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta
rupiah) yang diserahkan di Pendopo Rumah Dinas Bupati pada tanggal
6 Nopember 2010.
2) Insentif Kyai Ponpes untuk 250 orang per @ Rp. 300.000,- (tiga ratus
ribu rupiah) yang berjumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta
rupiah) yang diserahkan di Masjid BAZIS pada tanggal 31 Desember
2010.
3) Diklat dan Insentif Da'i Mubaligh dan Khatib yang berjumlah Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) yang diserahkan di ruang
Sukowati pada tanggal 9 April 2011.
4) Diklat dan Insentif Ustadz TPQ Madin yang berjumlah Rp.
21.350.000,- (dua puluh satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
yang diserahkan di ruang Sukowati pada tanggal 23 Desember 2011.
5) Ormas Islam (NU, MUH, MTA, LDII, MUI) untuk 5 ormas per @
Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang berjumlah Rp. 10.000.000,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(sepuluh juta rupiah) yang diserahkan di Pendopo Rumah Dinas Bupati
pada tanggal 6 September 2010.
6) Diklat Bintal Rohis Guru TK Muslim yang berjumlah Rp. 17.500.000,-
(tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) yang diserahkan di Aula
Sukowati pada tanggal 12 Mei 2011.
7) Program Ekonomi produktif yang berjumlah Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) yang diserahkan di Aula Kantor Kemetrian
Agama pada tanggal 12 Mei 2011.
Ketiga, ashnaf Ibnu Sabil dan Muallaf yang berbentuk :
1) Musafir Kehabisan Bekal yang berjumlah Rp. 9.000.000,- (sembilan
juta rupiah).
Keempat, ashnaf Amil yang berbentuk :
1) Operasional BAZ yang berjumlah Rp. 44.487.000,- (empat puluh
empat juta empat ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah).
2) Insentif UPZ Satker yang berjumlah Rp. 26.763.000,- (dua puluh
enam juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu rupiah) yang diserahkan di
ruang Krida Manggala pada tanggal 7 September 2010.
3) BAZ Kecamatan yang berjumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah) yang diserahkan di ruang Krida Manggala pada tanggal 7
September 2010.
4) BAZ Kabupaten yang berjumlah Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah) yang diserahkan di ruang Krida Manggala pada tanggal 7
September 2010.
5) Peningkatan SDM yang berjumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) yang diserahkan pada tanggal 7 September 2010.
Total pemanfaatan zakat periode April 2010 sampai dengan Mei
2011 yang telah disalurkan oleh BAZ Kabupaten Sragen kepada mustahiq
berjumlah Rp. 1.118.100.000,- (satu miliar seratus delapan belas juta
seratus ribu rupiah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Hambatan-Hambatan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Hal Pengumpulan Dan
Pemanfaatan Zakat
a. Pemahaman masyarakat yang masih belum optimal tentang wajibnya zakat
dan menghitung zakat
Masyarakat disini termasuk dari jajaran Pegawai Negeri Sipil
(PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polisi Republik Indonesia
(POLRI) serta dari satuan kerja lainnya dalam Institusi Pemerintah yang
berada di wilayah Kabupaten Sragen dan beragama Islam. Seperti yang
dinyatakan pada Pasal 2 Peraturan Bupati Sragen Nomor 25 Tahun 2010
tentang Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupaten Sragen yang berbunyi
a Sragen yang beragama Islam dan mampu atau badan
Pasal 2 tersebut mencoba menjelaskan bahwa setiap warga atau
masyarakat yang beragama Islam dan memiliki tingkat perekonomian
menengah ke atas diwajibkan untuk menunaikan zakat meskipun dalam
fakta di lapangan tidak semua menggambarkan bahwa tidak seluruh warga
atau masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen terikat pada ketentuan di
pasal tersebut. Selain itu, kewajiban dalam menunaikan zakat yang diatur
pada pasal 2 tersebut dan juga di dalam Al-
kewajiban zakat tidak hanya terbatas pada zakat fitrah saja, tetapi masih
ada zakat mal yang juga wajib ditunaikan bagi setiap muslim.
Penghitungan terhadap penunaian kewajiban zakat pada dasarnya
di al-
penghasilan. Hal ini pulalah yang kurang dimengerti bagi orang yang
wajib menunaikan zakat (muzakki) dalam menunaikan kewajiban
zakatnya. Dimana banyak ditemui pada khususnya di Kabupaten Sragen
yang dalam menunaikan kewajiban zakatnya kurang atau lebih dari 2,5%
(dua setengah persen).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Rendahnya kesadaran berzakat bagi sebagian masyarakat
Seperti yang dinyatakan diatas, masyarakat pada pembahasan
disini adalah jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional
Indonesia (TNI), dan Polisi Republik Indonesia (POLRI) serta dari satuan
kerja lainnya dalam Institusi Pemerintah yang berada di wilayah
Kabupaten Sragen dan beragama Islam. Rendahnya kesadaran berzakat
masyarakat Sragen dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Arnis Rachmawati dari Kementerian Agama bidang Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama Kota semarang yang menyatakan bahwa penunaian
zakat oleh masyarakat Sragen hanya sebesar 3% dari total masyarakat
Sragen yang beragama Islam dan mampu yakni sebanyak kurang lebih
13.000 (tiga belas ribu).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Anis Rachmawati tersebut,
fakta yang dapat diambil yakni sangat rendahnya kesadaran dari penunaian
kewajiban zakat pada masyarakat Kabupaten Sragen yang beragama Islam
dan mampu. Dimana dalam hal ini, Badan Amil Zakat Kabupaten Sragen
sebagai lembaga yang berwenang dalam pengelolaan zakat menyatakan
hal yang sama, bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Sragen
dalam menunaikan kewajiban zakat masih rendah, meskipun kewajiban
dalam penunaian zakat sudah diatur dalam Peraturan Bupati Sragen
Nomor 25 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupaten
Sragen.
c. Sumber Daya Manusia di BAZ Kabupaten Sragen
Setelah melakukan pengamatan kegiatan di kantor sekretariat BAZ
Kabupaten Sragen, penulis berpendapat bahwa waktu dan perhatian
Pengurus BAZ Kabupaten Sragen untuk mengurus BAZ Kabupaten
Sragen sangat terbatas. Bahwa ketidakmaksimalan kinerja Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen disebabkan oleh tenaga, waktu dan perhatian mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
yang sudah habis tercurahkan untuk mengerjakan tugas-tugas rutin di
kantor mereka masing-masing.
Salah satu faktor penghambat dari kinerja Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen adalah adanya rangkap jabatan Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen. Sebagian besar Pengurus BAZ Kabupaten Sragen
merangkap jabatan baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi
Pemerintah maupun sebagai tokoh masyarakat.
Kondisi seperti ini bisa menimbulkan dampak yang kurang baik
terhadap kinerja dari Pengurus BAZ Kabupaten Sragen sehingga
pengelolaan zakat kurang efektif antara kerja sebagai Pengurus BAZ juga
sebagai pegawai pada Instansi Pemerintah maupun sebagai tokoh
masyarakat.
3. Upaya Yang Dilakukan BAZ Kabupaten Sragen Dalam Mengatasi Hambatan
a. Dibuat peraturan daerah
Menurut penulis, dengan dibuatnya Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Zakat sebagai salah satu upaya agar BAZ Kabupaten Sragen
dapat mengatasi problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat akan berjalan efektif karena
Peraturan Daerah tersebut sifatnya mengikat, sedangkan pengelolaan zakat
yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupatan Sragen sifatnya tidak mengikat,
bahkan hanya berupa himbauan. Selain itu, langkah yang perlu dilakukan
oleh seluruh jajaran Pengurus BAZ Kabupaten Sragen adalah evaluasi
yang lebih intensif dari internal lembaga maupun dari eksternal lembaga
terkait lainnya terhadap kinerja BAZ Kabupaten Sragen. Dengan
melakukan pengelolaan zakat secara amanah, profesional dan tercatat,
menurut hemat penulis dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Sragen terhadap pengelolaan dana zakat dan infaq, khususnya yang
dikelola oleh BAZ Kabupaten Sragen.
b. Sosialisasi terhadap masyarakat
Menurut penulis, sosialisasi merupakan faktor utama dari
keberhasilan pelaksanaan terhadap suatu kegiatan atau kebijakan yang
dibuat oleh Pemerintah. Dimana dalam hal ini, perlu adanya sosialisasi
yang lebih optimal terhadap kewajiban penunaian zakat oleh masyarakat
Kabupaten Sragen yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan pada Peraturan Bupati Nomor
25 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupatan Sragen,
sosialisasi yang dilakukan baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
maupun lembaga yang berwenang dalam mengelola zakat yakni BAZ.
c. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pengurus BAZ dengan
program-program yang menyentuh kepentingan umat, sehingga umat tahu
persis zakatnya bermanfaat
Sejauh ini terobosan-terobosan yang telah dilakukan oleh Pengurus
BAZ Kabupaten Sragen dengan program-program yang menyentuh
kepentingan umat adalah dengan cara memberikan modal usaha dan
pelatihan kepada mustahiq untuk usaha kecil seperti gerobak.
Menurut penulis, terobosan yang dilakukan oleh Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen yang menyentuh kepentingan umat harus lebih dalam
yaitu program pemberian pelatihan kewirausahaan yang berbasis Islam
yaitu mustahiq disuruh untuk membuka unit usaha dengan diberikan
modal yang cukup kemudian dibimbing oleh Pengurus BAZ Kabupaten
Sragen dalam menjalankan unit usaha tersebut, setelah mustahiq mampu
menjalankan sendiri unit usahanya dan mampu mendapatkan keuntungan
yang cukup untuk menghidupi keluarganya, barulah BAZ Kabupaten
Sragen melepas mustahiq tersebut. Setelah mustahiq tersebut berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dengan usahanya, maka mustahiq yang sudah berhasil tersebut harus
membimbing mustahiq-mustahiq yang lain. Dengan cara ini, mustahiq-
mustahiq yang baru dapat lebih termotivasi untuk menjadi muzakki karena
mereka mempunyai panutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai implementasi Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dalam hal pengumpulan dan pemanfaatan zakat (studi di BAZ
Kabupaten Sragen), maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa mekanisme pengelolaan zakat dalam hal pengumpulan dan
pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sragen sudah
dilaksanakan. Bentuk dari pelaksanaannya adalah dengan melakukan
pengumpulan dan pemanfaatan dana zakat dan infaq terhadap sebagian
masyarakat Kabupaten Sragen. Mekanisme pengelolaan zakat dalam hal
pengumpulan dan pemanfaatan zakat di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
Sragen sudah sesuai menurut Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat.
2. Bahwa problematika yang menghambat pelaksanaan Undang-undang RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam hal Pengumpulan
dan Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman masyarakat yang masih belum optimal tentang wajibnya zakat
dan menghitung zakat
Masyarakat disini termasuk dari jajaran Pegawai Negeri Sipil
(PNS), TNI, dan POLRI serta dari satuan kerja lainnya yang berada di
wilayah Kabupaten Sragen. Sebagian besar masyarakat Sragen masih
belum paham tentang wajibnya zakat dan cara menghitung zakat.
Di dalam pasal 2 Peraturan Bupati Sragen Nomor 25 Tahun 2010
tentang Pedoman Pengelolaan Zakat Kabupaten Sragen menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bahwa setiap warga Sragen yang beragama Islam dan mampu atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Menunaikan zakat tidak hanya zakat fitrah saja, tetapi masih ada zakat mal
yang wajib ditunaikan bagi setiap muslim yang mampu yang besarnya
sebesar 2,5% dari penghasilan.
b. Rendahnya kesadaran berzakat bagi sebagian masyarakat
Masyarakat disini termasuk dari jajaran Pegawai Negeri Sipil
(PNS), TNI, dan POLRI serta dari satuan kerja lainnya yang berada di
wilayah Kabupaten Sragen. Urgensi meningkatkan pengumpulan dana
zakat dan infaq dari sekitar 3% yang digali dari seluruh masyarakat
Kabupaten Sragen perlu ditindaklanjuti oleh BAZ Kabupaten Sragen.
Selain itu potensi dari 13.000 muzakki perlu segera dikaji dan digarap
secara lebih serius untuk menaikkan kepercayaan muzakki yang baru
mencapai 15% yang telah menunaikan zakat dan infaq.
c. Sumber Daya Manusia di BAZ Kabupaten Sragen
Salah satu faktor penghambat dari kinerja Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen adalah adanya rangkap jabatan Pengurus BAZ
Kabupaten Sragen. Sebagian besar Pengurus BAZ Kabupaten Sragen
merangkap jabatan baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi
Pemerintah maupun sebagai tokoh masyarakat.
Kondisi seperti ini bisa menimbulkan dampak yang kurang baik
terhadap kinerja dari pengurus BAZ Kabupaten Sragen sehingga
pengelolaan zakat kurang efektif antara kerja sebagai Pengurus BAZ juga
sebagai pegawai pada Instansi Pemerintah maupun sebagai tokoh
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3. Upaya yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sragen dalam mengatasi
problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dalam hal Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat adalah
sebagai berikut:
a. Dibuat peraturan daerah
Dengan dibuatnya peraturan daerah tentang wajibnya menunaikan
zakat bisa mengikat masyarakat Sragen. Akan tetapi, dalam aplikasinya
belum tentu bisa memaksa masyarakat Sragen untuk membayar zakat.
Akan tetapi, yang paling penting adalah bagaimana memberikan
penyadaran dan pemahaman kepada masyarakat Sragen tentang penting
dan wajibnya zakat.
b. Sosialisasi terhadap masyarakat
BAZ Kabupaten Sragen telah melakukan sosialisasi pengelolaan
zakat terhadap masyarakat Sragen dengan cara membentuk Unit
Pengumpul Zakat (UPZ), Buletin, Facebook, Website dan Jaringan Radio
serta Baliho.
c. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pengurus BAZ dengan
program-program yang menyentuh kepentingan umat, sehingga umat tahu
persis zakatnya bermanfaat
Selama ini pengelolaan zakat hanya bersifat normatif, jarang
dipikir bagaimana zakat itu bisa merubah orang yang berhak menerima
zakat (mustahiq) menjadi orang yang wajib menunaikan zakat (muzakki).
Akan tetapi, BAZ Kabupaten Sragen dudah melakukan upaya agar zakat
itu dapat merubah mustahiq menjadi muzakki dengan cara memberikan
modal usaha dan memberikan pelatihan untuk usaha kecil seperi gerobak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Saran
Berdasarkan dari simpulan yang telah dituliskan diatas, maka saran yang
dapat diberikan penulis sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, yakni:
1. Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat perlu
direvisi, dengan alasan sebagai berikut:
a. Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
tidak mewajibkan muzakki untuk menunaikan zakatnya. Hal ini terlihat
dari tidak adanya sanksi dalam Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat terhadap muzakki yang tidak menunaikan
zakatnya, yang ada hanyalah sanksi terhadap pengelola zakat karena
kelalaiannya.
b. Organisasi pengelola zakat tidak mempunyai kewenangan untuk
mengambil sebagian harta muzakki untuk menunaikan zakatnya. Hal ini
disebabkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat tidak mengaturnya.
2. Penulis mempunyai solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan
Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam
hal Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat di BAZ Kabupaten Sragen yaitu
dengan cara melakukan perubahan terhadap susunan kepengurusan Badan
Pelaksana BAZ Kabupaten Sragen. Selama ini Pengurus Badan Pelaksana
BAZ Kabupaten Sragen banyak yang rangkap jabatan baik sebagai pegawai di
Instansi Pemerintah maupun sebagai Pengurus Badan Pelaksana di Kabupaten
Sragen. Saran penulis, alangkah baiknya agar Pengurus Badan Pelaksana BAZ
Kabupaten Sragen tidak rangkap jabatan, dengan tujuan supaya kinerja BAZ
Kabupaten Sragen lebih optimal dalam mengumpulkan dan memanfaatkan
zakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Upaya yang perlu dilakukan oleh BAZ Kabupaten Sragen dalam mengatasi
problematika pelaksanaan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dalam hal Pengumpulan dan Pemanfaatan Zakat, menurut
penulis adalah dengan lebih transparan, profesional dan amanah dalam
mengelola zakat agar masyarakat Sragen dapat lebih percaya terhadap kinerja
Pengurus BAZ Kabupaten Sragen dalam mengelola zakat.